STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT AGUNG PODOMORO LAND TBK. DALAM MEMPERTAHANKAN CORPORATE IMAGE
Anidya Januarisha Mia Angeline, S.Kom M.M Jurusan Marketing Communication Bina Nusantara University Jl. K.H Syahdan No 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480, Indonesia
[email protected]
Abstract The purpose of research to find out the PR strategy used in maintaining the corporate image of Agung Podomoro Land, to determine the obstacles found in maintaining Agung Podomoro corporate image, and how to overcome them. The research method used is descriptive qualitative method, which describe and explain the problems studied in the form of the sentence is not in the form of numbers. Data collected through interviews, observation, and documentation based on the reality on the ground. The results of research Agung Podomoro Land using PENCILS strategy. PR only use strategies Publications, Events, News, Lobbying and Negotiating, and also Social Responsibility in maintaining corporate image. Barriers found in maintaining corporate image Agung Podomoro is facing reporters character varying, negative news circulating in the absence of coordination, as well as coordinating the media at the time held a press conference. The conclusion is PR Agung Podomoro considered to be optimal in running a public relations strategy to improve the corporate image, although only 5 of the 7 strategies implemented effectively, namely: Publications, Events, News, Lobbying and Negotiating, and Social Responsibility. (AJ) Keywords: Agung Podomoro Land, Corporate Image, Public Relations Strategy. Abstrak Tujuan penelitian untuk mengetahui strategi PR yang digunakan dalam mempertahankan corporate image Agung Podomoro Land, untuk mengetahui hambatan yang ditemukan dalam mempertahankan corporate image Agung Podomoro Land, dan bagaimana cara mengatasinya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yakni menggambarkan dan menjelaskan permasalahan yang diteliti dalam bentuk kalimat bukan dalam bentuk angka-angka. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi berdasarkan kenyataan di lapangan. Hasil penelitian yang diperoleh
adalah Agung Podomoro Land menggunakan strategi PR yaitu strategi PENCILS. PR hanya menggunakan strategi Publications, Event, News, Lobbying and Negotiating, dan juga Social Responsibility dalam mempertahankan corporate image. Hambatan yang ditemukan dalam mempertahankan corporate image Agung Podomoro Land adalah menghadapi karakter wartawan yang berbeda-beda, berita-berita negatif yang beredar tanpa adanya koordinasi, serta mengkoordinir media pada saat mengadakan press conference. Kesimpulan adalah PR Agung Podomoro Land dinilai sudah optimal dalam menjalankan strategi PR untuk mempertahankan corporate image, walaupun hanya 5 dari 7 strategi yang dijalankan secara efektif yaitu: Publications, Event, News, Lobbying and Negotiating, dan juga Social Responsibility. (AJ) Kata Kunci: Agung Podomoro Land, Corporate Image, Strategi Public Relations.
PENDAHULUAN Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra (image) yang baik disemua aspek yang terkait atau berhubungan dengan organisasi atau perusahaan tersebut. Kotler (2013) memberikan definisi citra sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek. Sedangkan Huddleston dalam Alma (2008) memberikan definisi citra dengan mengatakan sebagai berikut: ”Image is a set beliefs the personal associate with an image as acquired trough experience”. Artinya: citra adalah serangkaian kepercayaan yang dihubungkan dengan sebuah gambaran yang dimiliki atau didapat dari pengalaman. Bersarkan dua definisi dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bawah citra atau image merupakan hasil evaluasi dari diri seseorang berdasarkan pengertian dan pemahaman terhadap rangsangan yang telah diolah, diorganisasikan dan disimpan dalam benak konsumen. Perusahaan tentunya membutuhkan tanggapan tentang pemasaran yang berbeda-beda untuk membangun, mempertahankan, atau meningkatkan image nya agar menjadi lebih baik lagi, salah satunya dengan menggunakan strategi public relations. Citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya saja. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya, sukses ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, komitmen mengadakan riset, sebagainya (Jefkins dalam Soemirat dan Ardianto, 2007). Sedangkan menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Molan (2013), “citra perusahaan digambarkan sebagai kesan keseluruhan yang dibuat dalam pikiran masyarakat tentang suatu organisasi”. Sebagai salah satu perusahaan property developer terpercaya dan terdepan di Indonesia, PT Agung Podomoro Land Tbk. dituntut untuk selalu meningkatkan kualitasnya, salah satunya dengan cara mempertahankan corporate image yang kini menjadi salah satu hal penting bagi perusaahaan. PT Agung Podomoro Land Tbk. merupakan perusahaan pelopor pembangunan kawasan pemukiman dengan konsep real estat. Perusahaan ini bergerak dalam bidang real estat dan properti seperti hunian (perumahan, apartemen, townhouse), komersial (mall, ruko), perkantoran, dan superblock yang dibangun di seputar kawasan bisnis yang menjanjikan. Agung Podomoro pertama kali didirikan oleh Anton Haliman pada tahun 1969 dengan proyek pertamanya yang dibangun di kawasan Simprug, Jakarta
Utara. Pada proyek pertamanya, perusahaan ini belum menggunakan konsep real estat. Baru pada proyek selanjutnya di tahun yang sama pada pembagunan kawasan pemukiman di wilayah Sunter, Jakarta Utara. Perusahaan ini menggunakan konsep hunian yang saat ini banyak diadopsi dan dimodifikasi oleh pengembang lain. Beberapa project highlights Agung Podomoro Land antara lain: Kuningan City, Central Park, Senayan City, Vimalla Hills, Podomoro City dan lain-lain. Dalam penelitian ini corporate image Agung Podomoro Land sudah terbilang bagus. Walaupun di dalam proses mempertahankan corporate image Agung Podomoro Land pastinya terdapat beberapa hambatan yang dialami. Hal ini terbukti dengan penghargaan yang diperoleh Agung Podomoro Land. Pada tahun 2015 ini Agung Podomoro Land menduduki peringkat no. 1 dari 10 pengembang properti terbaik di Indonesia versi BCI Asia dan juga Properti Data. Salah satu contoh penghargaan yang didapat adalah “Indonesia Most Admired Companies” yang dianugerahi oleh Warta Ekonomi pada tahun 2013, 2014, dan 2015. Penghargaan tersebut dinilai berdasarkan corporate image, financial image, human resource image, dan product/service image. Hal tersebut menunjukkan perusahaan–perusahaan yang masuk dalam 10 besar berhasil dalam menanamkan citra yang sangat baik, tidak hanya pada orang-orang yang bekerja di sektor masing-masing, tapi juga di luar sektor industrinya.
Gambar 1.1 Sertifikat Agung Podomoro Land (Sumber: dokumentasi perusahaan)
Untuk mengkomunikasikan fenomena serta pesan tentang Agung Podomoro Land ini diperlukan sosok public relations. Public relations atau yang biasa disebut dengan hubungan masyarakat adalah bidang yang berkaitan dengan mengelola citra dan reputasi seseorang ataupun sebuah perusahaan di mata publik. Sesuai dengan tugas marketing public relations Agung Podomoro Land yaitu meningkatkan image Agung Podomoro Land melalui media secara berkesinambungan. Seperti yang
diungkapkan oleh Kriyantono (2009) salah satu tugas seorang PR adalah membangun citra korporat. Public relations tidak lain merupakan fungsi manajemen yang bertindak menjadi perpanjangan tangan perusahaan untuk berkomunikasi dengan publik internal maupun publik eksternal (Wilcox and Cameron, 2009). Keberadaan public relations dalam sebuah perusahaan dapat menjadi jembatan penghubung antara perusahaan dengan publiknya. Perkembangan public relations bermaksud bahwa tiap-tiap organisasi dalam masyarakat perlu mengatur hubungannya dengan berbagai lapisan masyarakat, agar tercapai hubungan yang serasi dan harmonis. Berdasarkan paparan masalah diatas, penelitian akan dilakukan dengan mengangkat judul “ Strategi Public Relations PT Agung Podomoro Land Tbk. Dalam Mempertahankan Corporate Image”. Tujuan penelitian ini antara lain: 1) Untuk mengetahui strategi public relations yang digunakan PT Agung Podomoro Land Tbk. dalam mempertahankan corporate image. 2) Untuk mengetahui hambatan yang ditemui public relations PT Agung Podomoro Land Tbk. 3) Untuk mengetahui bagaimana solusi yang dijalankan oleh public relations PT Agung Podomoro Land Tbk. untuk mengatasi hambatan dalam mempertahankan corporate image.
Landasan Konseptual Public Relations Dalam buku Public Relations Strategies and Tactics (Wilcox & Cameron, 2009) mengatakan bahwa: “public relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom there are or maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive corporation and more efficient fulfillment of their common interests”.
Yang kurang lebih memiliki arti public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas. Strategi Public Relations Dalam buku “ Crisis Public Relations : Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan “, Nova (2009) menyatakan bahwa strategi Public Relations terdiri dari : 1. Publications Setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Dalam
hal ini, tugas public relations adalah menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan pihak pers atau wartawan dengan tujuan menguntungkan citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya. 2. Event Merencanakan sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan juga dapat mempengaruhi opini publik. 3. News Berupaya untuk menciptakan berita melalui press release, news letter, bulletin, dan lain-lain. Untuk itulah seorang public relations harus mempunyai kemampuan menulis untuk menciptakan publisitas yang baik. 4. Community Involvement Keterlibatan komunitas berguna untuk menjaga dan membina hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. 5. Inform of Image Untuk memberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan baik berupa citra positif. 6. Lobbying and Negotiating Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang public relations. Tujuan lobi adalah untuk mencapai kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. 7. Social Responsibility Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas public relations menjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Kegiatan sosial ini dianggap sebagai salah satu aktivitas yang berdampak besar bagi perusahaan seperti kegiatan peduli banjir atau peduli anak yatim. Corporate Image Corporate image atau citra perusahaan merupakan kesan, gambaran, pandangan, atau impresi psikologis publik terhadap berbagai kegiatan perusahaan yang dinilai berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka di mana kesan tersebut bisa bernilai baik atau buruk (Ruslan, 2010).
Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulaitatif. Moleong (2006), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dimiliki oleh subjek penelitian. Misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Sugiyono (2012) “metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antara variabel satu dengan yang lain.” Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam. (Arikunto, 2010).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: 1. Wawancara Semi-Terstruktur Estenberg dalam Sugiyono (2012) mengungkapkan, wawancara semi struktur (semistructure interview) sudah termasuk dalam kategori in-depth interview yang pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan pihak yang diajak wawancara diminta pendapatnya. Berikut adalah daftar narasumber dalam penelitian ini: Narasumber Internal: 1. Ignatia Sabrina sebagai Marketing Public Relations. 2. Rake Radjasa sebagai Marketing Public Relations & Customer Relations Manager. 3. Donnie Pribadi sebagai Assistant Manager Publications and Advertising. 2. Observasi Non Partisipan Observasi partisipan adalah dimana periset ikut terjun langsung dalam kegiatan yang sedang diamati tersebut. Sementara observasi non-partisipan adalah periset tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut (Kriyantono, 2009). Observasi non partisipan dilakukan bersamaan dengan praktek kerja lapangan selama 3 bulan mulai dari Februari sampai dengan Mei 2015. 3. Dokumentasi Sugiyono (2012) dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi dapat berupa gambar, foto, sketsa, catatan harian, sejarah, biografi, peraturan, serta kebijakan. Seluruh dokumentasi yang terlampir dalam penelitian ini berasal dari dokumentasi Agung Podomoro Land. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Miles & Huberman dengan menggunakan 3 (tiga) tahapan, yaitu (Emzir, 2010) : 1. Reduksi Data (data reduction), adalah merangkum, memilih hal – hal pokok, memfokuskan pada hal – hal penting, dan mencari tema dan polanya. 2. Paparan Data (data display), adalah data penelitian disajikan dalam bentuk uraian yang didukung dengan matriks jaringan kerja untuk lebih meningkatkan pemahaman kasus dan sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis sajian data. 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion drawing / verifying) dari hasil analisis data yang disajikan dalam bentuk desriptif. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan membercheck. Triangulasi sumber merupakan teknik ini menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai sumber perolahan data, dengan demikian triangulasi sumber berarti membandingkan informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda (Gunawan, 2013).
Menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data, tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (Sugiyono, 2012).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dan data yang diperoleh di dalam penelitan ini, pembahasan akan dimulai dengan peran media massa, strategi media relations, bentuk – bentuk kegiatan media relations, hambatan dalam menjalankan media relations dan corporate identity Telkom. A. Strategi Public Relations 1. Publications Public relations PT Agung Podomoro Land Tbk melakukan kegiatan publikasi dengan menyebarluaskan informasi melalui berbagai media baik cetak, radio, maupun media sosial seperti Instagram, Facebook, Path, dan juga Twitter tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan yang pantas diketahui oleh publik. Seperti melalui flyer, artikel, brosur, dll. Dalam hal ini menjaga hubungan yang baik dengan wartawan atau media sangatlah penting. Dalam strategi ini PR selalu mengadakan berbagai macam kegiatan untuk menjaga hubungan baik perusahaan dengan wartawan atau media. Beberapa diantaranya seperti kegiatan media gathering dan media visit. Kegiatan media gathering terakhir diadakan oleh PR pada tanggal 29 Mei 2015 sekaligus dengan kegiatan press conference dalam acara peluncuran produk terbaru dari Podomoro City Deli, Medan. Maksud dan tujuan dari acara ini adalah untuk menjalin hubungan baik dengan rekan media, menginformasikan tentang peluncuran Premium Office Tower, menginformasikan tentang acara Loyal Customer Gathering. Acara tersebut dihadiri oleh belasan wartawan atau media, diantaranya adalah: Jakarta Post, Bisnis Indonesia, Koran Sindo, Rakyat Merdeka Online, Property & Bank, Beritasatu.com, Property-in, Tempo, Tabloid Rumah, Investor Daily, dan beberapa majalah properti dan juga bisnis lainnya. Sedangkan untuk kegiatan media visit, Agung Podomoro Land sudah beberapa kali mengunjungi berbagai macam media seperti Property and Bank, Historia, Kompas, dll. Media tersebut diundang dan dikunjungi oleh Agung Podomoro Land karena media tersebut adalah media yang memiliki hubungan baik dengan Agung Podomoro Land. Baik dalam bentuk pemberitaan, iklan, dan juga kedekatan dengan redaksi media-media tersebut. Selain itu, antara mediamedia tersebut dengan Agung Podomoro Land juga sudah terjalin hubungan yang baik antara kedua belah pihak. 2. Event Public relations yang juga bekerja sama dengan tim promosi, membuat sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan proyek-proyek dari Agung Podomoro Land (APL). Event tersebut diberi nama “couplefie competition”, yang merupakan kompetisi selfie bersama pasangan bertemakan edisi valentine dengan background proyek-proyek yang dibuat oleh Agung Podomoro Land seperti Central Park, Senayan City, Vimala Hills, dll. Event tersebut dimulai pada tanggal 10 Januari 2015 sampai dengan 10 Februari 2015. Berdasarkan hasil wawancara, PR menyebutkan acara tersebut guna meningkatkan brand image dan brand awareness kepada masyarakat agar mengenal proyek-proyek daripada Agung Podomoro Land dan mengexplore keindahan bangunan Agung Podomoro Land.
Acara ini ditujukan kepada generasi muda karena generasi muda merupakan calon-calon pembeli proyek-proyek APL di masa yang akan datang. Acara ini adalah event pertama yang diadakan oleh PR yang juga bekerjasama dengan tim promosi. Untuk mensukseskan acara ini proses pertama yang dilakukan oleh PR dan juga tim promosi adalah planning, yaitu menerjemahkan ide menjadi sebuah konsep, kemudian pembentukan tim dan pembagian tugas, membuat budgeting, rundown, perijinan tempat, dll. Kemudian tahap yang kedua adalah produksi. Keberhasilan sebuah event diukur melalui kesiapan acara, digelar sesuai rundown, respon audience, dan sesuai dengan target yang ditetapkan. Tahap yang terakhir adalah paska produksi. Dimana dalam tahap ini seluruh panitia tanggung jawab atas hasil pekerjaannya. Seperti evaluasi event, penyusunan laporan, dll. Berikut adalah foto para pemenang dari couplefie competition 3. News Berdasarkan hasil wawancara, Ignatia Sabrina mengatakan ia harus aktif dalam membuat press release dan juga press conference dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan ataupun masalah yang sedang dihadapi Agung Podomoro Land. Kegiatan press conference terakhir diadakan oleh PR pada tanggal 29 Mei 2015 yang bertempat di Pullman Hotel Central Park dalam rangka acara peluncuran Premium Office Tower dan menginformasikan tentang acara Loyal Customer Gathering. Acara ini diliput oleh beberapa media, beberapa diantaranya yaitu: Harian Kompas, Kontan, The Jakarta Post, Vibiznews.com. Inilah.com, dll. Sabrina menjelaskan bahwa sebelum melakukan kegiatan press conference ia harus mengetahui terlebih dahulu karakter media yang dituju. Dalam kegiatan press conference tersebut ia akan memberikan informasi baru, misalnya seperti mengabarkan terjadinya perubahan struktur organisasi, launching, atau grand opening proyek-proyek baru dari Agung Podomoro Land, event yang akan dilakukan, dll. Kemudian mengklarifikasi, misalnya memberi informasi hal yang benar atas suatu pemberitaan yang di nilai tidak benar dan merugikan Agung Podomoro Land, termasuk yang belum beredar di media resmi tetapi sudah diperbincangkan lewat media sosial. Narasumber juga mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan peluang besar bagi APL untuk meningkatkan corporate image nya, misalnya memberikan informasi tentang kegiatan atau aktivitas perusahaan, lembaga dalam kegiatan sosial sehingga diketahui oleh publik dan positif di mata publik. Sedangkan dalam membuat dan melakukan kegiatan press release, PR juga harus mengidentifikasi terlebih dahulu sasaran dan juga medianya, kemudian isi press release harus jelas dan menarik, format press release, cara menyampaikannya, menghindari hal-hal terlarang seperti mengulur-ulur waktu, membeda-bedakan wartawan, menjawab pertanyaan dengan “no comment”, dll. Ignatia Sabrina juga mengakatakan bahwa yang sulit dalam melakukan kedua kegiatan ini adalah mengkordinir teman-teman media, dan memastikan bahwa mereka benar-benar hadir. 4. Community Involvement Berdarkan hasil pertanyaan yang telah diajukan dalam wawancara pertama, PR tidak menyebutkan adanya strategi community involvement dalam meningkatkan corporate image Agung Podomoro Land. Pada wawancara kedua, narasumber mengatakan ia lupa menyebutkan strategi tersebut. Strategi ini sudah dilakukan oleh Agung Podomoro Land, tetapi tidak khusus dalam meningkatkan
corporate image. Salah satu kegiatannya yaitu mengadakan kegiatan pengajian bersama masyarakat sekitar yang berada dekat dengang projects Agung Podomoro Land. Kegiatan ini terakhir dilakukan oleh salah satu proyek APL yaitu Pluit City pada 2 (dua) tahun yang lalu. 5. Inform of Image Strategi ini tidak disebutkan dalam proses wawancara oleh narasumber, akan tetapi dalam proses observasi ditemukan bahwa Agung Podomoro Land telah melakukan strategi Inform of Image. Berdasarkan hasil wawancara, narasumber menyebutkan bahwa strategi ini memang pernah dilakukan namun tidak dijalankan secara efektif karena strategi tersebut bukan merupakan fokus strategi yang dilakukan oleh PR Agung Podomoro Land dalam meningkatkan corporate image. 6. Lobbying and Negotiating Berdasarkan hasil wawancara, narasumber mengatakan bahwa salah satu pendekatan yang dilakukan guna memperoleh kesepakatan atau dukungan dari lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan yaitu melalui pemda. Setiap perusahaan yang akan mendirikan bangunan harus terlebih dahulu mendapatkan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) dari pemerintah daerah untuk memperoleh IMB tersebut, maka yang pertama harus dilakukan adalah mengajukan permohonan secara tertulis kepada bupati dan juga kita harus melengkapi persyaratan yang ada seperti aspek tata guna tanah, bukti penguasaan tanah, izin lingkungan, dll. Setelah memenuhi kelengkapan tersebut, maka kepala dinas akan memberikan keputusan untuk menerima atau menolak permohonan yang telah diajukan. Jika diterima, tahap selanjutnya adalah membayar retribusi. Setelah membayar retribusi yang ditetapkan, dinas akan menerbitkan izin pendahuluan yang dapat digunakan untuk melaksanakan pembagunan sambil menunggu terbitnya IMB tersebut. 7. Social Responsibility Sebagai seorang public relations, Ignatia Sabrina memiliki tanggung jawab dalam aktifitas sosial. Yaitu dengan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Public relations yang juga bekerja sama dengan YAPL (Yayasan Agung Podomoro Land) telah melakukan beberapa kegiatankegiatan sosial. Diantaranya seperti: mobil pintar YAPL, peduli banjir Tanjung Duren, donor darah, liburan ceria bersama anak yatim piatu, green waste area, dll. Strategi ini dianggap paling efektif dalam meningkatkan brand image PT Agung Podomoro Land Tbk. Kegaiatan social responsibility terakhir dilakukan pada tanggal 14 Juni 2015 dalam kegiatan khitanan massal yang berkerja sama dengan Green Permata ini ditujukan untuk masyarakat Ulujami, Pesanggrahan. Sebanyak 26 anak dari keluarga kurang mampu mengikuti kegiatan yang diadakan di kantor lurah Ulujami ini. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara bakti sosial dalam rangka memperingati HUT ke-488 Kota Jakarta. Acara ini juga diliput oleh beberapa media, salah satunya oleh Pos Kota. B. Corporate Image Menurut ketiga narasumber, corporate image PT Agung Podomoro Land Tbk. sudah dapat dikatakan sebagai salah satu developer property yang terkenal, terdepan, dan juga terpercaya di Indonesia dan bahkan asia dengan adanya penghargaan yang
diberikan kepada PT Agung Podomoro Land Tbk dalam “The BCI Asia Top 10 Awards” Category Top 10 Developers pada tahun 2013 dan 2014. Selain itu pada saat Agung Podomoro Land mengeluarkan produk-produk barunya selalu saja menjadi incaran loyal customer dari pada Agung Podomoro Land. Hal ini adalah salah satu bukti nyata kekuatan corporate image APL sebagai jaminan investasi baik dan produk yang dibangun dengan tepat waktu. Seperti yang diungkapkan oleh Siswanto Sutojo dalam Ardianto (2013:63) salah satu manfaat dari citra perusahaan yang positif yaitu daya saing jangka menengah, menjadi pelindung selama mengalami krisis, menjadi daya tarik eksekutif handal, meningkatkan efektivitas pemasaran, dan menghemat biaya operasional. Berbeda dengan para pesaingnya, Agung Podomoro Land dikenal dengan membangun hunian di tengah kota. Sesuai dengan tagline yang mereka miliki yaitu “Back to the City”. Selain itu Agung Podomoro Land juga dikenal sebagai developer yang lebih menitik beratkan kepada kenyamanan tinggal, tentunya dari pelanggan dan juga value yang didapat dari penjualan kembali atau secondary, serta dibagian trade centre pun menitik beratkan kepada kenyamanan serta keberuntungan dalam berusaha atau membuka usaha. Sedangkan dari segi promosi, Agung Podomoro Land tidak melakukan penjualan yang hard selling tetapi Agung Podomoro Land melakukannya secara elegant dan soft selling. Contohnya, program TV tidak boleh tayang ulang melebihi 3 kali. APL akan membuat program baru lagi bila sudah melebihi 3 kali tayang. Ini adalah salah satu cara APL menjaga image nya untuk tetap membedakan dengan program-program tv corporate lain. Menurut narasumber, sejauh ini corporate image Agung Podomoro Land sudah seperti yang mereka harapkan. Namun untuk jangka waktu kedepan, mereka mengharapkan agar Agung Podomoro Land dapat lebih dikenal dan diterima oleh masyarakat, dan tidak hanya terbenam dalam benak pencari produk-produk dari pada Agung Podomoro Land saat ini, tetapi juga kepada generasi muda calon-calon pembeli produk-produk APL di masa yang akan datang sebagai salah satu calon konsumen yang menjanjikan. C. Hambatan Dalam menjalankan strategi PR untuk mempertahankan corporate image PT Agung Podomoro Land Tbk. ditemukan beberapa hambatan, yaitu perbedaan karakter dari segi wartawan atau media sehingga cara pendekatannya pun tidaklah mudah. Kemudian dalam melaksanakan kegiatan press conference, narasumber menyebutkan terdapat adanya hambatan yaitu mengkordinir teman-teman media, dan memastikan bahwa mereka benar-benar hadir. Selain itu, banyaknya informasi yang beredar di kalangan masyarakat media maupun non media tanpa adanya koordinasi terlebih dahulu dengan pihak Agung Podomoro Land. Contohnya, kontroversi yang terjadi pada salah satu proyek Agung Podomoro Land yaitu mengenai perizinan pembuatan pulau di bilangan Pluit, Jakarta Utara. Saat ini Agung Podomoro Land ingin image nya tidak hanya terlihat seperti jualan saja, Agung Podomoro Land juga ingin mencoba merambah ke CSR. Tetapi karena image Agung Podomoro Land sudah melekat dengan marketing, jadi untuk membentuk image social responsibility menjadi tugas yang sangat besar, banyak, dan menantang untuk PR maupun Agung Podomoro Land sendiri.
D. Solusi Untuk mengatasi hambatan-hambatan diatas, PR Agung Podomoro Land dituntut untuk selalu membina hubungan baik dengan para wartawan atau media. Dalam hambatan tersebut PR Agung Podomoro Land harus lebih meningkatkan hubungan yang lebih baik lagi dengan rekan-rekan media, seperti adanya sikap saling meghargai antara kedua belah pihak, sikap saling toleransi antara kedua belah pihak, dan juga adanya kepercayaan akan peran untuk kepentingan bersama. Kemudian pihak Agung Podomoro Land juga harus selalu siaga menyiapkan kemungkinan-kemungkinan berita yang terbit secara liar atau negatif dengan cara mengklarifikasi melalui media. Salah satu contohnya seperti klarifikasi yang dilakukan melalui media online oleh Pihak Agung Podomoro Land mengenai perizinan pembuatan pulau di bilangan Jakarta Utara. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan beberapa hal yang telah disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu: 1. Dalam menjalankan strategi PR dalam mempertahankan corporate image PT Agung Podomoro Land Tbk., hal terpenting bagi PR adalah PR harus menjaga hubungan baiknya atau menjaga hubungan baik perusahaan dengan media atau para wartawan dengan selalu mengadakan kegiatan media visit atau media gathering setiap bulannya guna menjalin hubungan baik dengan rekan-rekan media. Sebagai PR ia harus aktif dalam membuat press release dan juga press conference untuk setiap kegiatan atau acara yang akan dilakukan oleh perusahaan atau masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan. PR yang juga bekerjasama dengan tim promosi saling membantu dalam menjalankan strategi event, dan untuk menjalankan strategi social responsibility PR bekerjasama dengan tim Yayasan Agung Podomoro Land. Strategi PR PT Agung Podomoro Land Tbk. dalam mempertahankan corporate image dinilai sudah optimal dijalankan. Walaupun dari ke 7 strategi PENCILS yang ada PR Agung Podomoro Land hanya hanya menggunakan 5 strategi secara efektif, yaitu: Publications, Event, News, Lobbying and Negotiating, dan Social Responsibility. Dari ke 5 strategi PR yang digunakan yang paling efektif dalam meningkatkan corporate image Agung Podomoro Land adalah strategi Social Responsibility. Narasumber tidak menyebutkan strategi Community Involvement dan juga Inform of Image karena kedua strategi tersebut bukan menjadi hal yang khusus dalam meningkatkan corporate image Agung Podomoro Land. 2. Dalam penelitian ini ditemukan beberapa hambatan yang dihadapi oleh PR dalam mempertahankan corporate image PT Agung Podomoro Land Tbk. Hambatan tersebut antara lain dari karakter para wartawan atau media yang berbeda-beda sehingga cara pendekatannya tidak mudah sehingga terkadang terjadi banyaknya informasi yang beredar tanpa adanya koordinasi dengan pihak Agung Podomoro Land. Selain itu, juga ditemukan hambatan dalam melakukan kegiatan press conference dan juga press release, yaitu memastikan bahwa media yang diundang benar-benar hadir dalam acara yang akan diadakan oleh Agung Podomoro Land. 3. Berdasarkan hasil wawancara, untuk mengatasi hambatan-hamabatan tersebut maka hal utama yang harus dilakukan adalah PR harus selalu menjaga hubungan baiknya ataupun perusahaan dengan media dan juga harus selalu
siap siaga dalam menghadapi berita-berita negatif yang beredar secara liar untuk diklarififikasi. Saran Saran Akademis 1. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pengumpulan data secara survey dimana kuesioner disebarkan ke pihak internal atau eksternal perusahaan untuk mengetahui keberhasilan strategi PR Agung Podomoro Land dalam meningkatkan corporate image. 2. Penelitian selanjutnya mengenai strategi PR dapat diarahkan pada diskusi yang lebih luas terlepas dari corporate image. Saran Praktis 1. Public relations PT Agung Podomoro Land Tbk. seharusnya dapat lebih mengembangkan lagi strategi PR yang lain seperti Community Involvement, dan juga Inform of Image untuk meningkatkan brand image nya agar lebih optimal. 2. Public relations harus meningkatkan dan memperbanyak lagi kegiatan yang dilakukan dengan lebih menarik dan berguna bagi masyarakat yang dapat menarik perhatian besar. 3. Perusahaan sebaiknya melakukan evaluasi secara rutin terhadap strategi PR yang dilakukan dalam meningkatkan corporate image Agung Podomoro Land.
REFERENSI Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Buchari, Alma. (2008). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Emzir. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers. Gunawan, Imam. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Kotler, P., & Keller, K. L. (2013). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Kriyantono, R. (2009). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Grup. Moleong, Lexy. (2006). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nova, F. (2009). Crisis Public Relations. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ruslan, R. (2010). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Soemirat, Soleh & Ardianto, Elvinaro. (2007). Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Rosdakarya. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Wilcox, Dennis L., Cameron, Glen T. (2009). Public Relations Strategies and Tactics. New York: Pearson. RIWAYAT PENULIS Anidya Januarisha lahir di Jakarta pada tanggal 21 Januari 1994. Penulis menamatkan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Marketing Communication – Public Relations pada tahun 2015.