STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DISBUDPAR DALAM MEMPROMOSIKAN KOTA SURAKARTA SEBAGAI KOTA BUDAYA DAN PARIWISATA (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Pemasaran Disbudpar Dalam Mempromosikan Kota Surakarta Sebagai Kota Budaya dan Pariwisata)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana S-1 komunikasi
Disusun Oleh: Tari Riyadi L 100 080 070
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
HALAMAN PERSETUJUAN
Naskah Publikasi ini Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Naskah Publikasi ini Untuk Dipublikasikan
Naskah Publikasi program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hari
: Jum’at
Tanggal
: 27 Desember 2013
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila teryata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi yang diberikan.
Surakarta, 27 Desember 2013
Tari Riyadi L 100 080 070
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DISBUDPAR DALAM MEMPROMOSIKAN KOTA SURAKARTA SEBAGAI KOTA BUDAYA DAN PARIWISATA (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Pemasaran Disbudpar Dalam Mempromosikan Kota Surakarta Sebagai Kota Budaya dan Pariwisata)
Tari Riyadi L 100 080 070 Email:
[email protected] PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Abstrak Kegiatan komunikasi pemasaran yang dijalankan oleh Disbudpar kota Surakarta yakni untuk mempromosikan kota Solo ke kota-kota lain. Penelitian ini dimaksudkan guna untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran Disbudpar sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah wisatawan kota Solo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penentuan informan dengan menggunakan Snow ball Sampling.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan Disbudpar yaitu dengan melakukan branding terhadap kota Solo dari sisi budayanya. Selain itu Disbudpar juga melakukan road show ke kota-kota lain untuk mempromosikan kota Solo dan melakukan bauran promosi sebagai sarana untuk menarik calon wisatawan. Misalnya dengan menggunakan media iklan seperti radio, televisi, brosur, spanduk, koran, majalah, imternet dll. Disbudpar memberikan strategi agar kota Solo dapat bersaing dan tidak kalah dengan kota-kota lain dengan mengutamakan kota Solo dari sisi budayanya. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga dan meningkatkat jumlah wisatawan kota Solo.
Kata kunci: Strategi komunikasi, melakukan branding, dan meningkatkan jumlah wisatawan.
yaitu untuk memperkenalkan kota Surakarta
Pendahuluan Kota
Surakarta
tempat
di dalam maupun luar negri bahwa kota
wisata yang layak untuk dikunjungi baik
Surakarta memilki tempat wisata dan budaya
wisatawan domestik maupun internasional.
yang layak dan patut untuk dikunjungi. Oleh
Dalam
maupun
karena itu Disbudpar juga tempat para
wisatawan asing yang ingin berwisata di kota
wisatawan untuk mencari informasi maupun
Surakarta
di
sebaliknya Disbudpar memberi informasi
karenakan oleh kurangnya pemandu wisata
kepada wisatawan yang datang ke kota
bagi wisatawan asing maupun manca negara
Surakarta untuk mengetahui tempat-tempat
yang ingin datang ke kota Surakarta.
wisata yang ada di kota Surakarta. Informasi
Kurangnya pemandu wisata asing menjadi
mengenai lokasi-lokasi wisata yang bagus
salah satu kelemahan bagi Disbudpar untuk
dan tempat-tempat yang bersejarah budaya
memandu wisatawan asing yang ingin
kota Surakarta semua informasi dapat di
mendatangi tempat-tempat wisata yang ada
akses melalui Disbudpar kota Surakarta
di kota Surakarta. Oleh karena itu minimnya
(http://surakarta.go.id/).
pemandu wisata asing Disbudpar
Rumusan Masalah
hal
Surakarta
ini
memiliki
pengunjung
mengalami
merencanakan
penurunan
untuk
kota
mencari
Penelitian
ini
dimaksudkan
untuk
pemandu-pemandu bagi wisatawan asing
mengetahui “bagaimana strategi komunikasi
untuk dapat menarik minat para wisatawan
pemasaran yang dilakukan oleh Disbudpar
manca negara datang ke kota Surakarta.
dalam
Dengan adanya pemandu wisatawan asing
sebagai
maka para wisatawan asing dapat pelayanan
pariwisata ?”
dari pemandu wisata yang ada.
Tinjauan Pustaka
Dengan Surakarta
adanya
sesuai
Disbudpar
dengan
kota
fungsinya
mempromosikan salah
satu
kota
kota
1. Pengertian Komunikasi
Surakarta
budaya
dan
Komunikasi atau dalam bahasa
orang
lain
bersedia
menerima
suatu
inggris communication berasal dari kata
paham atau keyakinan, melakukan suatu
Latin communicatio, dan bersumber dari kata
perbuatan
communisyang berarti sama. Sama disini
lain-lain (Uchjana. 2000: 9).
maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua
orang
terlibat
dalam
komunikasi,
misalnya dalam bentuk percakapan, maka
2.
atau
Pengertian
kegiatan,
Komunikasi
dan
Pemasaran
Terpadu (IMC) Komunikasi pemasaran terpadu (IMC)
komunikasi akan terjadi atau berlangsung
definisi
selama ada kesamaan makna mengenai apa
pengembangan dan impementasi berbagai
yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang
bentuk
dipergunakan dalam percakapan itu belum
kepada pelanggan dan calon pelanggan
tentu
secara
menimbulkan
kesamaan
makna,
secara
luas
program
adalah
komunikasi
berkelanjutan.
proses
persuasif
Tujuan
IMC
dengan lain perkataan, mengenai bahasanya
mempengaruhi atau memberi efek langsung
saja belum tentu mengerti makna yang
kepada perilaku khalayak sasaran yang
dibawakan
dimilikinya.
oleh
bahasa
itu.
Bahwa
IMC
sumber
komunikatif apabila kedua-duanya, selain
pelanggan atau calon pelanggan dengan
mengerti bahasa yang dipergunakan, juga
produk atau jasa dari suatu merek atau
mengerti
yang
perusahaan, adalah jalur yang potensial
dipercakapkan. Komunikasi itu minimal
untuk menyampaikan pesan di masa datang.
harus mengandung kesamaan makna antara
Lebih jauh lagi, IMC menggunakan semua
dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal
bentuk komunikasi yang relevan serta yang
karena kegiatan komunikasi tidak hanya
dapat diterima oleh pelanggan dan calon
informatif, yakni agar orang lain mengerti
pelanggan,
kemudian
berbalik
dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar
perusahaan
untuk
menentukan
dari
bahan
dapat
seluruh
percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan
makna
yang
menganggap
menghubungkan
kepada dan
mendefinisikan bentuk dan metode yang
tanggung jawab manajemen untuk melayani
perlu
program
kepentingan umum, membantu manajemen
komunikasi yang persuasif (Shimp. 2003:
untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan
24).
perubahan secara efektif, melayani sebagai
dikembangkan
bagi
sistem peringatan dini untuk membantu
3. Periklanan (Advertising) Menurut
M.
Suyanto
(2006:
1),
mencegah
kecenderungan
negatif,
dan
menjelaskan periklanan merupakan salah
menggunakan penelitian yang sehat dan etika
satu tahap dalam pemasaran. Produk barang
komunikasi
atau jasa, baik penamaanya, pengemasannya,
(Butterick. 2012: 7).
penetapan harga, dan distribusinya tercermin
5. Pengertian Pariwisata
dalam
kegiatan
periklanan.
sebagai
Pemasaran
Tanpa
alat
utamanya
pariwisata
menurut
E.Guyer Freuler merumuskan pengertian periklanan, berbagai produk tidak akan dapat
pariwisata dalam artian modern adalah
mengalir secara ke para distributor atau
merupakan fenomena dari jaman sekarang
penjual, apalagi ke tangan konsumen.
yang
4. Hubungan Masyarakat (Public Relations)
atas
kebutuhan
akan
kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang
Rex Harlow, akademis Amerika Serikat,
didasarkan
sadar
terhadap
dan
menumbuhkan
keindahan
alam
(cinta)
dan
pada
telah mengklaim mendefinisikan PR adalah
khususnya disebabkan oleh bertambahnya
fungsi
pergaulan
manajemen
yang
unik
yang
membantu membangun dan memelihara jalur
berbagai
bangsa
dan
kelas
masyarakat manusia sebagai hasil daripada daripada perkembangan perniagaan, industri,
komunikasi, memunculkan pemahaman kerja sama antara organisasi dan publiknya,
perdagangan serta penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan (Yoeti. 1996: 115).
melibatkan manajemen permasalahan dan isu, membantu manajemen untuk terus
Metode Penelitian Penelitian
menginformasikan tanggap terhadap opini
penelitian
publik, mendefinisikan dan menekankan
dibangdingakan
ini
menggunakan
kualitatif.
Menurut
dengan
metode Denzin,
metode
lain
(kuantitatif),
dilihat
dari
pengamatan
Teknik
penarikan
sampel
yang
berperan serta, (wawancara) sejarah hidup
digunakan dalam penelitian ini adalah snow
dan metode historis (analisis dokumen)
ball sampling (penarikan sampel seperti bola
unggul dalam arti bahwa metode-metode
salju). Peneliti kualitatif yang menggunakan
tersebut memungkinkan peneliti memadukan
penarikan
simbol dan interaksi, mengambil peran pihak
memilih sampel sesuai tujuannya. Peneliti
yang diamati, memasuki dunia sosial subyek
juga tidak menetapkan berapa banyak sampel
penelitian dan mengkaitkan simbol-simbol
sebelum penelitian dilakukan. Pemilihan
dengan dunia sosial tersebut, merekam
sampel teknik snow ball, pada awalnya
berbagai situasi perilaku, mengungkapkan
sedikit terus menggelinding sampai pada
perubahan dan proses, dan membuat konsep-
batas
konsep yang lebih terarah.
informasinya sudah cukup, maka peneliti
Secara
umum
tertentu.
model
Jika
ini
peneliti
biasanya
merasa
kualitatif,
bisa menghentikan penelitiannya. Dari situ
perspektif
baru dapat diketahui berapa sampel yang
interaksionis simbolik bersifatinduktif. Kita
telah dipilih sebagai informan penetian.
berangkat dari kasus-kasus bersifat khusus
Dengan demikian, banyaknya sampel baru
berdasarkan pengalaman nyata (ucapan atau
diketahui
perilaku subyek penelitian atau situasi
dilakukan. Hal ini berbeda dengan penelitian
lapangan penelitian) untuk kemudian kita
kuantitatif di mana jumlah sampel telah
rumuskan menjadi model, konsep, teori,
diketahui secara pasti sebelum penelitian
prinsip, proposisi atau definisi yang bersifat
dilakukan (Tohirin. 2012: 68-69).
penelitian
penelitian
sampel
berdasarkan
umum (Mulyana. 2002: 156). Adapun dilakukan
tempat di
Dinas
penelitian Kebudayaan
setelah
Dalam yang dan
Pariwisata Kota Surakarta yang terletak di Jl. Brigjen Slamet Riyadi No. 275, Surakarta.
penelitian
menganalisis
data
selesai
peneliti
menggunakan cara seperti, mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pembahasan A. Budaya dan Pariwisata Kota Solo
Tempat dimana para wisatawan domestik
Budaya yang ada di kota Solo salah
maupun internasioanal mencari informasi
satunya seperti keraton Surakarta merupakan
mengenai budaya dan pariwisata yang ada di
salah satu budaya yang ada di kota Surakarta
kota Surakarta.
sejak dulu. Sebagai salah satu budaya yang ada di kota Surakarta keraton Surakarta juga
menyimpan berbagai macam benda-benda
Telah disebutkan bahwa komunikasi
bersejarah peninggalan jaman dulu. Oleh
pemasaran merupakan pertukaran informasi
karena
dua arah antara pihak-pihak yang terlibat di
itu
keraton
Surakarta
juga
mempunyai museum yang dijadikan tempat
dalam
untuk menyimpan benda bersejarah tersebut,
dipandang
seperti
persuasi satu arah yang dibuat untuk
tombak,
keris,
kereta
kencana,
wayang kulit dan lain-lain. B. Nilai
Kepuasan
dan
kepada
Loyalitas
Sedangkan
promosi
sebagai arus informasi atau
mengarahkan
seseorang
tindakan
atau
yang
organisasi menciptakan
pertukaran dalam pemasaran. Jadi promosi
Wisatawan Disbudpar
pemasaran.
selalu
merupakan salah satu aspek yang penting
kepada setiap
dalam menejemen pemasaran dan sering
wisatawan maupun dengan masyarakat untuk
dikatakan sebagai proses berlanjut. Ini
menciptakan rasa puas dan nyaman terhadap
disebabkan
wisatawan. Seiring dengan hal tersebut
menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya
Disbudpar
dari perusahaan (Swastha. 2000: 237).
menjaga
kota
Surakarta
hubungan baik
selalu
terus
ingin
berupaya
karena
dengan baik dalam mempromosikan koa B. Strategi
promosi
Disbudpar
Solo ini. Dengan adanya pemasaran/promosi
Mempromosikan Kota Solo
yang dilakukan oleh pihak Disbudpar dalam
1. Melakukan analisis SWOT
hal
mempromosikan
kota
Solo
ke
Sebelum
Dalam
melakukan
strategi
masyarakat luas maupun ke kota-kota lain
komunikasi
bahhwa Solo juga memiliki budaya dan
terlebih dulu dilakukan analisis SWOT,
tempat wisata yang layak untuk dikunjungi.
diantaranya adalah sebagai berikut:
Maka yeng terjadi meningkatnya jumlah
-
pemasaran
dapat
terpadu/promosi
Strength
wisatawan yang datang ke kota Solo seiring
Kota
dengan pemasaran/promosi yang dilakukan
memiliki banyak tempat wisata dan budaya-
oleh pihak Disbudpar dalam meningkatkan
budayanya. Maka hal tersebut menjadi salah
minat masyarakat maupun jumlah wisatawan
satu
baik wisatawan domestik maupun wisatawan
meningkatkat
internasional.
domestik maupun wisatawan internasional.
1. Komunikasi Pemasaran dan Promosi
-
Surakarta
kekuatan
Weakness
merupakan
kota jumlah
kota
Surakarta wisatawan
yang
dalam baik
-
Kurangnya pemandu wisata yang menguasai
punya minat kuat dan kemampuan untuk
bahasa asing merupakan satu kelemahan
membeli produk. Mereka yang diabaikan
Disbudpar dalam mempromosikan ke turis
pemasar karena faktor reputasi kreditnya
asing yang ingin berwisata ke kota Surakarta.
atau mungkin dirasa tidak menguntungkan,
Opportunity
disebut disqualified prospect. Perusahaan
Dengan
-
adanya
pemandu
wisata
yang
berupaya mengubah banyak prospeknya
memiliki kemampuan dalam bahasa asing
menjadi pelanggan coba-coba (first-time
yang luas merupakan salah satu peluan
customer) dan kemudian mendorong agar
Disbudpar kota Surakarta untuk menarik
pelanggan coba-coba yang puas dengan
minat para wisatawan iternasional untuk
produk mereka menjadi pelanggan berulang
datang ke kota Surakarta.
(repeat customer) (Sulaksana. 2003: 9-10).
Treats
Strategi Disbudpar dalam melakukan
Banyaknya wisatawan asing yang ingin
promosi adalah dengan cara melakukan
datang ke kota Surakarta tetapi kurangnya
branding terlebih dahulu sebelum kemudian
pemandu wisata bagi
memperkenalkan produk tersebut yaitu kota
merupakan
salah
satu
wisatawan asing ancaman
bagi
Solo. Melakukan branding adalah upaya
Disbudpar bahwa wisatawan asing tidak mau
yang dirasa Disbudpar sangan efektif dan
lagi berwisata di kota Surakarta dengan
tepat dalam mempromosikan kota Solo
alasan karena minimnya pemandu wisata
mengingat
bagi wisatawan asing.
dibandingkan dengan kota-kota lain. Tetapi
2. Strategi Disbudpar Dalam Melakukan
Solo
belum
apa-apa
seiring dengan hal tersebut kota Solo tentunya juga memiliki budaya yang tidak
Pemasaran/Promosi Dalam upaya menarik pelanggan baru dan mengikat
kota
pelanggan
pemasar
Oleh sebab itu budaya kota Solo adalah salah
sebaiknya memahami proses perkembangan
satu modal dasar maupun modal awal bagi
pelanggan. Proses ini diawali oleh upaya
Disbudpar untuk memromosikan kota Solo
pemasar untuk menentukan suspect, yaitu
ke kota-kota lain melalui cara branding. Jadi
semua orang yang mungkin memebeli
Disbudpar melakukan branding terhadap
produk atau jasa mereka. Dari penelitian
kota Solo sebelum kota Solo dikenal oleh
terhadap
menetapkan
masyarakat luas maupun dikenal oleh koa-
prospek, yaitu orang-orang yang mungkin
kota lain bahwa kota Solo memliki budaya
suspect,
lama,
dimiliki oleh kota-kota maupun daerah lain.
pemasar
yang tidak dimiliki oleh kota lain sehingga menjadikan orang ingin datang ke kota Solo.
Berikut
ringkasan
hasil-hasil
penelitian yang didapat tentang strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
3. Iklan Disbudpar dalam melakukan promosi kota Solo juga menggunakan media iklan untuk mempromosikan kota Solo sebagai
Disbudpar dalam mempromosikan kota Solo, kesimpulan sebagi berikut: 1. Disbudpar
kota
Surakarta
mempunyai
kota budaya dan pariwisata. Diantaranya
strategi khusus untuk meningkatkan jumlah
menggunakan
maupun
pengunjung atau wisatawan kota Solo.
media cetak. Media elektronik misalkan
Disamping itu Disbudpar kota Solo juga
dengan radio, televisi, internet dll. Media
memanfaatkan media baik media elektronik
selain itu ada media cetak meliputi majalah,
maupun
koran, spanduk, pamflet, brosur dll. Melalui
memaksimalkan dalam mempromosikan kota
saluran-saluran media tersebut kemudian
Solo. Selain hal intu Disbudpar juga
Disbudpar memaksilkannya untuk salah satu
melakukan road show ke kota-ota lain untuk
jalan dalam mempromosikan kota Solo
promosi kota Solo dan melakukan direc
sebagai kota budaya dan pariwisata.
marketing.
4. Humas
bahwa kota Solo sebagai kota budaya maka
media
elektonik
Selain itu Disbudpar juga melakukan dan selalu berkoordinasi serta berkomunikasi dengan masyarakat kota Solo untuk selalu
media
cetak
untuk
lebih
Dengan visi misi kota Solo
Disbudpar mempromosikan kota Solo bahwa kota Solo dikenal sebagai kota budaya. 2. Upaya
Disbudpar
dalam
dan menjaga kota Solo. Dengan tujuan untuk
mempromosikan/memasarkan
menjaga
maka
dengan cara datang dan mempromosikannya
Disbudpar juga menjaga hubungan yang baik
ke kota-kota lain. Selain itu kota Solo juga
dengan masyarakat agar mau menjaga
memiliki
kelestarian budaya dan pariwisata yang ada
dijadikan sebagai pengetahuan terutama bagi
di kota Solo. Bila hal tersebut dilakukan
anak-anak sekolah yang melakukan wisata
maka aset-aset budaya maupun kelestarian
ke kota Solo.
keindahan
kota
Solo
pariwisata yang ada di kota Solo akan terjaga dengan baik. Penutup
wisata
edukasi
kota
yang
Solo
dapat
3. Dalam menjalankan strategi Disbudpar juga mempunyai pemerintah
dukungan kota
kebijakan-kebijakan
sepenuhnya
Surakarta dari
dari
maupun pimpinan.
Dukungan
maupun
kebijakan
dari
pemerintah sangat diperlukan Disbudpar
penunjang dalam penelitian yang nantinya akan dilakukan oleh peneliti.
dalam meningkatkan potensi kota Solo. 4. Disamping itu Disbudpar kota Solo dalam
Referensi
melakukan promosi kota Solo juga menemu
Buku:
hambatan. Seperti anggaran dana yang
Azwar, Saifuddin. 2010. Metode
sedikit,
investasi
menghambat
dampaknya
dapat
Penelitian. Yogyakarta:
promosi
yang
Pustaka Pelajar.
jalanya
dilakukan
oleh
Disbudpar
dalam
Butterick, Keith. 2012. Pengantar
mempromosikan kota Solo ke masyarakat
Public Relations Teori dan
maupu kota-kota lain.
Praktik. Jakarta: PT Raja
Berdasarkan hasil temuan, maka dapat dikemukakan saran sebagai Disbudpar langkah
perlu
maupun
khususnya wisatawan
mengabil
upaya
dalam dan
berikut:
yang
Danandjaja. 2011. Peranan Humas
langkahdiambil
mempertahankan
meningkatkan
Grafindo Persada.
jumlah
Dalam Peusahaan. Edisi Pertama.Yogyakarta: Graha Ilmu. Effendy, Onong Uchjana, 2000. Ilmu
wisatawan kota Solo. Serta kota Solo agar
Komunikasi Teori dan Praktek.
lebih dikenal lagi oleh masyarakat maupun
Bandung: PT Remaja
kota-kota lain.
Rosdakarya.
Lebih
memanfaatkan
dari
Effendy, Onong Uchjana, 2002.
pimpinan maupun kebijakan yang diberikan
Dinamika Komunikasi.
oleh pemerintah
Bandung: PT Remaja
kota
kebijakan
Surakarta dalam
mempromosikan kota Solo yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah wisatawan kota
Rosdakarya. Jefkins, Frank. 2006. Periklanan:
Solo. Bagi peneliti yang ingin meneliti yang
Volume:3. PT Gelora Aksara
ingin membuat penelitian sejenis. Peneliti
Pratama.
perlu mempersiapkan langkah awal untuk
Mulyana, Deddy. 2002. Metodologi
mempersiapkan dengan maksimal seluruh
Penelitian Kualitatif.
refrensi baik melalui buku, catatan maupun
Bandung: PT
refrensi yang lainnya. Sebagai salah satu
Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 1992. Metode Penelitian
Yoeti, H. Oka A. 1996. Pengantar
Naturalistik Kualitattif.
Ilmu Pariwisata. Bandung:
Bandung: Tarsito.
Angkasa.
Rozak, Mahfudz, Setyo. 2009. Dasar-
Sumber Data:
Dasar Advertising.
Disbudpar Surakarta
Yogyakarta: Teras.
Internet:
Suryabrata, Sumadi. 1988. Metodologi
(http://surakarta.go.id/)
Penelitian. Jakarta: CV
(http://travel.okezone.com/read/2012/10/31/4
Rajawali.
07/711681/kaya-wisata-budaya-turis-asing-
Swastha, Basu. 2000. Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty. Sulaksana, Uyung. 2003. Integrated Marketing Communications. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Shimp, Terence A. 2003. Periklanan dan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jilid I Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Tohirin, M. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
makin-betah-di-solo)