STRATEGI DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PADA BMT AMAL MULIA SALATIGA TUGAS AKHIR
Disusun oleh : MUHAMMAD WIDODO NIM 20112039
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
STRATEGI DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PADA BMT AMAL MULIA SLATIGA TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat gun memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi DIII PerbankanSyariah (A.md, E.Sy)
Disusun oleh : MUHAMMAD WIDODO NIM 20112039
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
ii
iii
iv
MOTTO
“ Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar” (QS Ali „Imran ayat 104)
Siap tidak siap kamu harus selalu siap dalam keadaan apapun
v
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini saya persembahkan : 1. Untuk Allah SWT Terimakasih berkat rahmat dan hidayah Nya akhirnya Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. 2. Untuk baginda Rasul Muhammad SAW, yang saya nantikan syafaatnya di akhirat. 3. Untuk kedua orang tua saya Bapak Subardi (Alm) dan Ibu Sufiatun yang senantiasa dan tidak lelah mendoakan dan memberikan semangat untuk saya. 4. Untuk kakak saya Siti Markamah yang telah mendoakan dan memberikan semangat untuk saya. 5. Untuk Bapak Marwanto Daud dan Ibu I’anatul Khasanah yang membantu pendidikan serta memberikan semangat untuk saya. 6. Untuk teman dan saudara saya di Panti Asuhan Muhammadiyah Tuntang yang telah mendoakan dan banyak membantu saya. 7. Seluruh keluarga dan teman-teman sekalian untuk harapan dan doa kalian. 8. Teman-teman sahabat dahsyat D III perbankan syariah angkatan 2012 atas bantuannya dalam menyelesaikan karya ini. 9. Sivitas akademisi pada almamater tercinta IAIN Salatiga.
vi
ABSTRAK Widodo, Muhammad. 2015. Strategi Dalam Menghadapi Persaingan Antar Lembaga Keuangan Syariah Pada Bmt Amal Mulia Cabang Salatiga. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Jurusan D III Perbankan Syariah.IAIN Salatiga. Dosen Pembimbing: Dr. Anton Bawono, M.Si. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang diambil oleh BMT Amal Mulia Salatiga ketika menghadapi persaingan dengan lembaga keuangan syariah yang lain. Kemudian mengetahui kendala yang timbul dalam menghadapi persaingan. Selain itu bertujuan untuk mengetahui faktor yang menimbulkan persaingan antar lembaga keuangan syariah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara wawancara terhadap general manager, observasi secara langsung terhadap objek tertentu yang menjadi fokus penelitian dan mengetahui suasana kerja BMT Amal Mulia, dan dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah menggunakan strategi pemasaran 4P, yaitu: price (harga), product (produk), place (tempat), promotion (promosi). Kemudian dengan meningkatkan pelayanan internal serta menjadikan pesaing sebagai peluang. Kata Kunci: Strategi, Persaingan, Lembaga Keuangan Syariah
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Karena limpahan rahmat, taufik serta hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tanpa halangan apapun. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa kita ikuti teladannya. Maksud dari penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan mencapai derajat ahli madya (A.Md) pada progam studi Diploma III Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Penulis juga menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini sulit untuk dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Dalam penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Ahmad Mifdlol M., Lc., M.S.I., selaku pembimbing akademik D III Perbankan Syariah. 3. Bapak Dr.Anton Bawono,SE, M.SI., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dengan penuh perhatian dan kesabaran selama menyusun maupun penulisan Tugas Akhir ini. 4. Bapak dan Ibu dosen perbankan syariah terima kasih atas ilmu yang tiada batasnya. viii
5. Bapak dan Ibu tercinta yang tanpa hentinya mengalirkan doa untuk kesempatan dan keberhasilan penulis serta memberikan semangat baik spiritual, moril, dan materil. 6. Bapak Mustafa Al Amin selaku general manajer BMT Amal Mulia yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penlitian ini. 7. Seluruh karyawan di BMT Amal Mulia yang telah membantu dalam perizinan serta wawancara penulis tugas akhir ini. 8. Keluarga besar D III Perabankan Syariah khususnya angkatan 2012, terima kasih atas semua dukungannya dan buat angkatan 2013 dan 2014 tetap semangat. 9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan yang telah mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis hanya mampu menghaturkan ucapan terimakasih yang tulus dan ikhlas dari hati sanubari yang paling dalam, serta iringan doa semoga Allah memberikan rahmat dan keselamatan bagi kita semua, Amin.
ix
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran selalu penulis harapkan. Semoga dengan disusunnya Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 13 September 2015
Muhammad Widodo 201-12-039
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSAH ................................................ iii HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN .................................... iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi ABSTRAK ........................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR………………………………………………………... xiv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5 C. Tujuan dan Kegunaan ......................................................................... 5 1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 2. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 5 D. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 6 E. Metode Penelitian ............................................................................... 9 1. Jenis Penelitian.............................................................................. 9 2. Jenis-Jenis Data……………………………………...……… 9
xi
3. Metode Pengumpulan Data……………………….………...10 4. Metode Analisis Data .................................................................. 10 F. Penegasan Istilah .............................................................................. 11 G. Sistematik Penulisan ........................................................................ 12 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 13 A. STRATEGI DALAM BISNIS KEUANGAN ................................. 13 1. Pengertin Strategi ........................................................................ 13 2. Tipe-Tipe Strategi ....................................................................... 14 B. PERSAINGAN USAHA .................................................................. 15 1. Pengertian Persaingan ................................................................. 15 2. Tujuan Yang Mendorong Persaingan Usaha .............................. 16 C. LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH ............................................ 17 1. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah ..................................... 17 2. Dasar Hukum Lembaga Keuangan Syariah……….…………17 3. Macam-Macam Lembaga Keuangan Syariah ............................. 20 D. FAKTOR DAN KENDALA ……………………………………26 BAB III LAPORAN OBJEK ............................................................................ 27 A. Gambaran Umum BMT Amal Mulia ............................................... 27 B. Visi dan Misi BMT Amal Mulia ...................................................... 28 C. Identitas BMT Amal Mulia……………………………….........29 D. Struktur Organisasi BMT Amal Mulia ............................................ 30 E. Tugas dan Wewenang Tiap Bagian .................................................. 34
xii
E. Produk dan Jasa BMT Amal Mulia .................................................. 42 1. Produk Penghimpun Dana .......................................................... 42 2. Produk Layanan………………………………………………44 3. Produk Pembiayaan .................................................................... 44 BAB IV ANALISIS DATA .............................................................................. 50 1. Strategi yang digunakan di BMT Amal Mulia Salatiga dalam menghadapi persaingan .............................................................. 50 2. Kendala yang timbul dalam menghadapi persaingan ................. 57 3. Faktor yang menimbulkan persaingan antar Lembaga Keuangan Syariah ........................................................................................ 59 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 60 A. Kesimpulan ...................................................................................... 60 B. Saran ................................................................................................ 61 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Susunan Organisasi Koperasi BMT Amal Mulia………………31 Gambar 3.2 Struktur Organisai Pengelola Koperasi BMT Amal Mulia...…...32 Gambar 3.3 Skema Pembiayaan Mudharabah.………………………………45 Gambar 3.4 Skema Pembiayaan Murabahah (MBA)..……………………,,, 46 Gambar 3.5 Skema Pembiayaan Bai‟ Bitsaman Ajil (BBA)…….…………...46 Gambar 3.6 Skema Pembiayaan Musyarakah………..………………………47 Gambar 3.7 Skema Pembiayaan Ijarah………………………………………48
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah atau sistem ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan penumpukan harta (http://id.wikipedia.org/wiki/pengertianekonomisyari’ah). Ekonomi Islam di masa modern ini sudah sangat berkembang pesat di dunia perekonomian dunia, khususnya di indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya lembaga keuangan syariah yang berdiri di Indonesia. Selain itu ekonomi Islam juga sangat berperan penting dalam kelangsungan ekonomi di Indonesia. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi pada kurun waktu tahun 1997–1998 yang menyebabkan perekonomian nasional mengalami perubahan yang sangat besar. Dalam kurun waktu dua tahun itu banyak lembaga keuangan mengalami keterpurukan yang mengakibatkan banyak lembaga keuangan atau bank mengalami kebangkrutan dan akhirnya gulung tikar. Akan tetapi hal itu tidak berpengaruh kepada lembaga keuangan yang berbasis syariah, karena dalam perbankan syariah tidak memacu pada suku bunga melainkan dengan sistem bagi hasil. Oleh sebab itu baik bank syariah atau Baitul Mall Wa Tamwil (BMT) yang 1
2
semua kegiatannya berdasarkan ekonomi syariah masih tetap eksis dan konsisten sampai era moderen ini. Dalam perkembangan sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan syariah terbagi menjadi 2, yaitu lembaga syariah perbankan dan lembaga syariah non perbankan. Salah satu lembaga syariah non perbankan adalah BMT (Baitul Maal Wat Tamwil). BMT sebenarnya merupakan gabungan dari dua lembaga yang menjadi satu, yaitu Baitul Maal dan lembaga Baitut Tamwil. Keduanya memiliki pripsip yang berbeda meskipun memiliki hubungan yang sangat erat. Prinsip BMT sebagai Baitul maal yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana zakat, infaq, dan shodaqah-nya saja tanpa ada sesuatu kekuatan untuk melakukan pengambilan atau pemungutan secara langsung kepada merekamereka yang yang sudah memenuhi kewajibannya tersebut, dan seandainya aktif pun hanya bersifat seolah-olah meminta dan menghimbau, yang kemudian setelah itu Baitul Maal menyalurkannya kepada mereka yang berhak untuk menerimanya. Dari prinsip dasar di atas dapat kita ungkapkan bahwa produk inti dari Baitul Maal terdiri atas: a) Poduk Penghimpun Dana Dalam produk penghimpun dana ini, sebagaimana yang telah diungkapkan di atas, Baitul Maal menerima dan mencari dana berupa zakat, infaq, dan shadaqah. Meskipun selain sumber dana tersebut, Baitul Maal juga menerima dana berupa sumbangan, hibah, ataupun wakaf serta dana-dana yang sifatnya sosial.
3
b) Produk Penyaluran Dana Penyaluran dana-dana yang bersumberkan dari dana-dana Baitul Maal harus bersifat spesifik, terutama dana yang bersumber dari zakat, karena dana zakat ini sarana penyalurannya sudah ditetapkan secara tegas dalam al–quran, yaitu kepada 8 (delapan) ashnaf antara lain : faqir, miskin, amilin, muallaf, fisabilillah, ghorimin, hamba sahaya, dan musafir. Sedangkan dana diluar zakat dapat digunakan untuk pengembangan usaha orang-orang miskin, pembangunan lembaga pendidikan, masjid maupun biaya-biaya operasional kegiatan sosial lainnya (Yunus,2009:33-34). Pada prinsip Baitut Tamwil tidak jauh berbada dengan prinsip-prinsip yang digunakan oleh bank Islam, ada 3(tiga) prinsip yang dapat dilaksanakan oleh BMT (dalam fungsinya sebagai Baitut Tamwil), yaitu : Prinsip bagi hasil, Prinsip jual beli dengan mark-up (keuntungan), dan Prinsip non profit ( Yunus, 2009: 35). Masa sekarang banyak BMT sudah sangat familiar dimata para masyarakat kita. Hal itu terjadi karena BMT merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang paling sederhana dan didirikan sembagai lembaga ekonomi rakyat kecil. Walaupun BMT sangat familiar dikalangan masyarakat kita, akan tetapi ada tantangan bagi setiap BMT. Dengan banyaknya BMT yang ada, tentunya banyak persaingan antar BMT. Selain dari sektor BMT sendiri persaingan juga muncul dari lembaga keuangan syariah lain, seperti : BPRS ( Bank Perkreditan Rakyat Syriah), PS (Perbankan Syariah) dan lembaga keuangan lainnya. Persaingan merupakan hal yang lumrah dalam segala kegiatan yang berkenaan dengan
4
ekonomi, baik lembaga keuangan atau bisnis yang lain. Selain itu persaingan adalah tantangan yang setiap saat dan pasti ada. Dalam persaingan yang terjadi antar lembaga keuangan ini, banyak dari mereka memutar otak dan melakukan berbagai hal agar lembaga keuangannya tetap eksis dan bisa maju. Persaingan itu bisa terjadi di beberapa hal, seperti : pengembangan lembaga, pemasaran dan lain-lain. Akan tetapi tak jarang pula yang sampai rela menjatuhkan lawannya dengan hal yang tidak baik.padahal ajaran Islam sudah menjelaskan, kita boleh saling berlomba untuk meraih kesuksesan. Kesuksesan yang didapat haruslah didapat dengan cara yang baik dan sukses dalam hal kebaikan. Yaitu “fastabiqul khoirot” belomba-lombalah dalam kebaikan. Dari pengertian di atas sudah wajib bagi lembaga keuangan yang berbasis syariah dalam bersaing harus berpedoman pada ekonomi syariah, ajaran Al-Quran dan hadist. Selain itu, lembaga keuangan syariah harus mempunyai strategi dan manejemen yang baik dalam menghadapi persaingan. Keberhasilan lembaga keuangan dalam menghadapi persaingan dapat dilihat dari suatu lembaga tersebut dalam merumuskan manajemen strategi yang dilakukan. Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk membahas strategi apa yang digunakan BMT AMAL MULIA dalam menghadapi persaingan. Maka penulis dalam pembutan tugas akhir ini memberikan judul “STRATEGI DALAM MENGHADAPI
PERSAINGAN
ANTAR
LEMBAGA
SYARIAH PADA BMT AMAL MULIA CABANG SALATIGA”.
KEUANGAN
5
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang maslah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini, penulis merumuskan: 1. Bagaimana strategi yang digunakan BMT Amal Mulia Cabang Salatiga untuk menghadapi persaingan ? 2. Apa kendala yang timbul dalam menghadapi persaingan ? 3. Apa faktor yang menimbulkan persaingan antar lembaga keuangan syariah ?
C. Tujuan Dan Keguaan 1. Tujuan a. Untuk mengetahui faktor yang menimbulkan persaingan antar lembaga keuangan syariah. b. Untuk mengetahui kendala yang timbul dalam menghadapi persaingan. c. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang digunakan untuk menghadapi persaingan antar lembaga keuangan syariah pada BMT Amal Mulia Salatiga. 2. Kegunaan a. Bagi penulis Menambah pengetahuan serta wawasan mengenai lembaga keuangan syariah dan merupakan sumber ilmu bagi penulis, kemudian juga digunakan untuk tolak ukur keberhasilan lembaga keuangan syariah.
6
b. Bagi pihak BMT Memberikan penilaian serta masukan kepada pihak BMT Amal Mulia agar dalam meghadapi problema lembaga keuangan syariah, khususnya dalam menghadapi persaingan dengan lembaga keuangan syariah yang lain. Sehingga kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi. c. Bagi pihak IAIN Salatiga Penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan tambahan reverensi . d. Bagi para pembaca Diharapkan dapat menambah wawasan dan tentunya sumber ilmu bagi para pembaca. Sehingga dapat mengetahui strategi yang digunakan dalam menghadapi persaingan antar lembaga keuangan syariah. D. Penelitian Terdahulu Choirunnisak (2012): Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pemasaran Produk Tabungan Pada BMI Cabang Pembantu Magelang, Tugas Akhir, Salatiga : Fakultas Syariah, STAIN Salatiga, 2012. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan BMI Cabang Pembantu Magelang dalam memasarkan produk-produknya serta untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan BMI Cabang Pembantu Magelang berdasarkan analisis SWOT. Rumusan masalah yang yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah strategi yang dilakukan BMI Cabang Pembantu Magelang dan strategi pemasaran yang dilakukan BMI Cabang Magelang berdasarkan analisis SWOT. Metode yang digunakan adalah metode
7
penelitian kualitatif sebagai dasar dalam melakukan penulisan. Penelitian kualitatif adalah penelitiian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan dengan pendekatan induktif. Dari hasil penelitian didapat bahwa strategi pemasaran khususnya pemasaran produk tabungan yang diterapkan BMI Cabang Pembantu Magelang meliputi strategi, yaitu : strategi jemput bola, membngun jaringan, memberikan service excellent, dan memberikan fasilitas yang memuaskan untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasan nasabah, sehingga nasabah yang ada tidak lari dari bank. Rochan (2012):
Tugas Akhir, Salatiga : Fakultas Syariah, STAIN
Salatiga, 2012. Umat Islam sebagai mayoritas rakyat Indonesia mengiginkan adanya sistem ekonomi yang bebas bunga, salah satu dari jawaban keinginan tersebut melalui peran lembaga syariah seperti Bank Syariah Mandiri. Bank SyariahMandiri berdiri belum begitu lama, oleh karena itu masih menggunakan penerapan mendasar demi perkembangan Bank. Dalam upaya meningkatkan target pembiayaan, Bank SyariahMandiri menerapkan Strategi analisis SWOT. Analisis SWOT adalah kegiatan menganalisa factor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bank, dari faktor internal (SDM, keadaan keuangan, serta struktural manajemen) maupun faktor eksternal (persaingan dari lembaga keuangan lain). Dari hasil penelitian sebagai berikut : penerapan strategi 1) Peningkatan pelayanan terhadap nasabah. 2) Memberikan pelayanan sesuai dengan standar Bank Syariah secara global. 3) Merekrut tenaga-tenaga professional yang siap untuk bekerja keras dan mampu untuk menjual produk pembiayaan yang dimiliki Bank Syariah Mandiri. 4) Memberikan pelatihan
8
terhadap SDM mengenai bagaimana kinerja yang didinginkan oleh lembaga yang bertujuan untuk menjadikan SDM yang dimiliki lebih baik dalam memasarkan produk pembiayaannya. 5) Sering melakukan meeting untuk sharing sesama karyawan Bank Syariah Mandiri yang bertujuan untuk mengutarakan kesulitankesulitan yang dihadapi marketing atau apa saja yang berhubungan dengan pembiayaan yang nantinya akan lebih membantu dalam pencapaian target pembiyaan. Hasil dari penerapan Strategi Analisis SWOT sebagai berikut: 1) Mengalami peningkatan yang signifikan dalam pencapaian pembiayaannya dari periode juni 2011 sampai periode juni 2012. 2) Bank Syariah Mandiri semakin berkembang dan mampu bersaing dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya Pada skripsi ANALISIS SWOT PRODUK E-BANKING PADA PT BANK CENTRAL ASIA, TBK. Oleh Sianturi (2007) memiliki hasil penelitian, bahwa tingkat efektif atau tidaknya strategi yang dilakukan perusahaan melalui ebanking dan mengetahui alternatif strategi yang dapat digunakan bank melalui analisis SWOT untuk peningkatan pengguna e-banking. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah riset yang dilakukan untuk memperoleh data dengan mengambil data publikasi yang dikeluarkan oleh bank BCA maupun oleh Bank Indonesia serta melakukan studi pustaka (Library Study) yang dilakukan dengan cara mempelajari dan membaca buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan sebagai dasar untuk menganalisis. Data yang digunakan adalah data internal Bank BCA seperti produk dan jasa yang ada, laporan keuangan dan hal internal lain yang berhubungan serta data eksternal bank seperti keadaan perbankan nasional, pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi dan produk e-
9
banking pesaing utama bank BCA, selanjutnya data-data tadi dimasukkan ke dalam tabel IFAS dan EFAS yaitu faktor-faktor strategis internal dan eksternal bank. Setelah melakukan analisis EFAS dan IFAS kita dapat meringkasnya kedalam SFAS, dilanjutkan dalam analisis matriks internal eksternal untuk mempertajam analisis strategi, terakhir dapat kita lakukan analisis SWOT dari penggabungan kedua tabel EFAS dan IFAS. Sehingga menghasilkan alternatifalternatif yang sesuai. Hasil dari penulisan Tugas Akhir ini adalah strategi yang sudah dilakukan BCA akan layanan e-banking sudah optimal dan alternatif strategi berdasarkan analisis SWOT yaitu menambah rentang produk dan fitur ebanking, mempertahankan ekuitas merek dengan memepertahankan biaya transaksi yang murah, mempertahankan citra perusahaan yang baik dengan mensponsori kegiatan-kegiatan sosial, cepat dan tanggap atas keluhan dan kritik nasabah, menambah jaringan bank ke dalam dan luar negeri. E. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam tulisan ini yaitu metode diskriptif. Metode diskriptif digunakan dalam meneliti kasus, kelompok manusia, suatu kondisi objek, sitem pemikiran atau kilas peristiwa pada masa sekarang, gambaran atau lukisan secara sistematis dan fakta yang terjadi. Sehingga pembaca dapat memahami objek yang diteliti. 2. Jenis–jenis data a. Data primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber.
10
b. Data sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui bukubuku, laporan dan sumber yang lain yang berkenaan dengan lembaga keuangan syariah. 3. Metode pengumpulan data Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis melakuakan beberapa teknik, yaitu : a. Observasi ( pengamatan ) Yaitu pengamatan secara langsung terhadap BMT yang akan diteliti, agar mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian. b. Interview ( wawancara) Yaitu teknik pengumpulan data yang mengunakan tanya jawab kepada pihak BMT, baik kepada manager atau karyawan. c. Library study (studi kepustakaan) Yaitu mengumpulkan data dengan mencari serta membaca bukubuku dan mediamasa yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Sehingga dapat mengetahui teori yang ada. 4. Metode analisis data Analisis data yang digunakan antara lain : Diskriptif analitik yaitu data yang ada bukan angka.
11
F. Penegasan Istilah 1. Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah dalam ekonomi suatu rakyat yang dilhami oleh nilainilai Islam
(http://id.wikipedia.org/wiki/pengertianekonomisyari’ah).
2. Lembaga keuangan adalah lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk asset keuangan lain, misalnya kredit, surat-surat berharga, giro, dan aktiva produktif lainnya (Prabowo, 2006: 79). 3. BMT terdiri dari dua istilah, baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha mengumpulkan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq, dan shodaqoh. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial (Prabowo,2006: 17). 4. Persaingan menurut Deaux, Dane, & Wrightsman (1993), persaingan adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi. 5. Strategi yaitu visi yang diarahkan pada “apa” yang harus dicapai oleh organisasi itu, bukan “bagaimana” organisasi tersebut sampai disana (W.Zimmerman, 1980 : 15).
12
G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan merupakan bab pembuka yang berisi dari beberapa sub, yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori membahas tentang telaah pustaka yang berisi landasan teoritis dan terhadap masalah dan ditinjau terhadap hasil karya lain sebelumnya dilakukan. Kerangka teoritik yang membahas tentang konsep-konsep teoritik yang muncul dalam telaah pustaka dalam rangka menjelaskan masalahmasalah yang dipilih. Bab III Laporan Obyek Penelitian membahas tentang gambaran umum, yang berisi sejarah berdirinya BMT Amal Mulia, visi dan misi BMT Amal Mulia, tujuan dan fungsi BMT Amal Mulia. Dan juga meliputi data-data diskriptif yang berisi usaha-usaha yang dilakukan BMT Amal Mulia, produk-produk, struktur organisasi, badan hukum, lokasi dan permodalan. Kemudian strategi yang digunakan BMT Amal Mulia dalam menghadapi persaingan antar lembaga keuangan syariah yang ada. Bab IV Analisis Data menjelaskan tentang bagaimana BMT Amal Mulia melakukan strategi dalam menghadapi persaingan antar lembaga keuangan syariah agar tetap eksis. Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.
13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi dalam Bisnis Keuangan 1. Pengertian Strategi Didalam buku yang ditulih oleh Rangkuti, menurut Chandker pada tahun 1962 mengatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya (Rangkuti, 2005: 4). Strategi merupakan visi yang diarahkan pada “apa” yang harus dicapai oleh organisasi, bukan “bagaimana” organisasi tersebut sampai disana (W. Zimmerman, 1980: 15). Learned, Christensen, Andrews, dan Guth pada tahun 1965 menyebutkan strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada (Rangkuti, 2005: 3). Chaffe (1985) mengatakan strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh tindakan yang dilakukan perusahaan.
13
14
Dan yang terakhir yaitu Hamel dan Prahalad (1995) mengatakan strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hamper selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan (Rangkuti, 2005: 3). Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi adalah alat yang digunakan perusahaan untuk mencapai kesuksesan. Serta untuk menentukan langkah-langkah perusahaan kedepannya. 2. Tipe-Tipe Strategi a. Stretegi Manajemen Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisasi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya (Rangkuti, 2005: 7). b. Strategi Investasi Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi bertahan,
15
strategi pembangunan kembali suatu devisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya (Rangkuti, 2005: 7). c. Strategi Bisnis Strategi bisnis ini sering juga disebut strtategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strtegi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan (Rangkuti, 2005: 7). B. Persaingan Usaha 1. Pengertian Persaingan Persaingan berasal dari bahasa inggris yaitu competition yang artinya persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing, pertandingan, kompetisi. Sedangkan dalam kamus manajemen , persaingan adalah usaha-usaha dari pihak atau lebih perusahaan yang masing-masing bergiat “memperoleh pesanan” dengan menawarkan harga yang paling menguntungkan. Persaingan ini dapat terdiri atas beberapa bentuk pemotongan harga, promosi, variasi dan kualitas, kemasan, desain dan segmentasi pasar (Maribun, 2003: 276).
Dalam kamus manajemen persaingan bisnis terdiri dari: a.
Persaingan sehat (halthy competition), persaingan antara perusahaan-perusahaan atau pelaku bisnis yang diyakinitidak
16
akan menurutiatau melakukan tindakan yang tidak layak dan cenderung mengedepankan etika-etika bisnis. b.
Persaingan gorok leher (cut throat competition), persaingan ini merupakan bentuk persaingan yang tidak sehat atau fair, dimana terjadi perebutan pasar antara beberapa pihak yang melakukan usaha yang mengarah pada menghalalakan segala cara untuk menjatuhkan lawan, sehingga salah satu tersingkir dari pasar dan salah satunya menjual barang dibawah harga yang berlaku di pasar.
2. Tujuan yang mendorong Persaingan Usaha Persaingan merupakan kondisi real yang dihadapi setiap orang di masa sekarang. Kompetisi dan persaingan tersebut bila dihadapi dengan secara positif atau negatife, tergantung pada sikap dan mental persersi kita dalam memaknai persaingan tersebut. Hampir tiada hal yang tanpa persaingan, seperti halnya kompetisi dalam berprestasi, dunia usahabahkan dalam proses belajar. Persaingan merupakan semacam upaya untuk menduduki posisi yang lebih tinggi di dalam dunia usaha. Bila jumlah pesaing cukup banayak dan seimbang, persaingan akan tinggisekali karena masingmasing perusahaan memiliki sumber daya yang relatife sama. Bila jumlah pesaing sama tetapi terdapat perbedaan sumber daya, maka terlihat sekali mana yang akan menjadi market leader, dan perusahaan mana yang merupakan pengikut (Jusuf, 2008: 260).
17
C. Lembaga Keuangan Syariah 1. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah Lembaga keuangan syariah yaitu suatu lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan mendapat izin operasional sembagai lembaga keuangan syariah (Susanto, 2008: 71). 2. Dasar Hukum Lembaga Keuangan Syariah Lembaga keuangan dewasa ini menjadi instrumen penting dihampir seluruh sistem ekonomi duina. Bunga yang telah menjadi kewajaran bahkan menjadi cirri khas perekonomian modern. Bunga yang telah menjadi daya tarik tersendiri bagi bagi masyarakat ekonomiuntuk dinikmati dan dimanfaatkan dalam proses pengaturan keuangan dan kegiatan bisnis. Lembaga keuangan sebagai perantara, dibuat sedemikian rupa untuk mengolah bunga supaya dapat merangsang investasi. Kejadian ini telah menjadi cirri dan alat dari kehidupan bisnis dan keuangan dalam rangka menggiatkan perdagangan, industry dan aktivitas ekonomi lainnya diseluruh dunia. Di Indonesia, yang dimana sebagian besar warganya adalah Islam. Dengan begitu maka diharapkan munculnya lembaga keuangan yang isalmi yaitu mengembangkan Sistem Lembaga keuangan Syariah secara lebih baik lagi. Pada dasanya, Lembaga Keuangan Syariah merupakan sistem yang sesuai dengan ajaran Islam tentang larangan riba dan gharar (Lubis, 2004: 33).
18
Selanjutnya pada kenyataannya di Indonesia sudah banyak sekali berdiri lembaga-lembaga keuangan syariah. Dan dalam setiap kegiatannya tentunya Lembaga Keuangan Syariah mempeunyai hukum yang harus dipatuhi semua lembaga yang berdasarkan syariah, yaitu: a. Dasar Hukum Lembaga Keuangan Syariah Menurut Ketentuan Islam Setiap lembaga keuangan syariah, mempunyai fisafah dasar mencari keridhoan Allah untuk memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, setiap kegiatan lembag keuangan yang dikhawatirkan menyimpang dari tuntunan agama harus dihindari (Lubis, 2004: 35). Di dalam al-Qur’an tidak menyebutkan lembaga keuangan secara khusus. Namun penekanan tentang konsep organisasi sebagaimana organisasi keuangan telah terdapat dalam al-Qur’an. Konsep dasar kerjasa muamalah dengan berbagai cabang-cabang kegiatannta mendapat perhatian cukup banyak dalam al-Qur’an. Dalam system politik misalnya dijumpai istilah qoum untuk menunjukkan adanya interaksi kelompok sosial satu dengan yang lainnya (Lubis, 2004: 35). Pedoman lembaga keuangan syariah dalam beroperasi adalah alQuran surat al-Baqarah ayat 275 tentang system menjauhkan diri dari unsure riba dan menerapkan system bagi hasil dan perdagangan. Yaitu artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,
19
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS. Al-Baqarah: 275).
b. Dasar Hukum Lembaga Keuangan Menurut Ketentuan Hukum Positif di Indonesia Lembaga keuangan di Indonesia dapat dikatagorikan kedalam dua kelompok, yaitu formal dan informal. Lembaga yang bersifat formal ada yang berbentuk bank dan ada juga yang berbentuk non bank. Sedangkan lembaga keuangan bersifat informal biasanya berbentuk lembaga swadaya, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), serta sebagai institusi
yang pengelolaannya ditangani
secara langsung oleh
masyarakat. Perkembangan industry perbankan dan keuangan syariah dalam satu dasawarsa belakangan ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, seperti perbankan syariah, asuransi syariah, pasar odal syariah, pegadaian syariah, BMT. Demikian pula di sector riil, seperti Hotel Syariah, Multi Levek Marketing Syariah. Perkembangan perbankan menurut data Bank Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Jika sebelum tahun 1999, jumlah bank syariah sangat terbatas dimana hanya ada satu bank syariah, yaitu Bank Muamalat Indonesia dengan beberapa kantor cabang. Sampai tahun 2006 sudah ada 21 bank syariah dengan jumlah pelayanan kantor
20
mencapai 611. Kemudian jumlah Lembaga Keuangan Syariah telah melibihi dari 3.800 buah yang tersebar di seluruh Indonesia (Sudarsono, 2004: 67). Dengan demikian di Indonesia sangat menyambut baik dengan hadirnya lembaga keuangan syariah. Dan banyak dari masyarakat tertarik untuk bergabung dengan lembaga keuangan syariah. 3. Macam-Macam Lembaga Keuangan Syariah A. Bank Umum Syariah a. Pengertian bank umum syariah Yaitu bank yang dalam kegiatan usahanya berdasarkan prinsipprinsip syariah ( Susanto, 2008: 17). b. Kegiatan usaha bank umum syariah Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No: 6/24/PBI/2004, pasal 36 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah menetapkan bahwa Bank wajib menerapkan prinsip syariah kehati-hatian dalam melakukan kegiatan usahanya yang meliputi : a. Melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi, antara lain: (1) giro berdasarkan wadi‟ah, (2) tabungan berdasarkan prinsip wadi‟ah atau mudharabah, atau (3) deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah.
21
b. Melakukan penyaluran dana melalui: (1) prinsip jual beli berdasarkan akad antara lain: (a) murabahah, (b) istishna, (c) salam. (2) prinsip bagi hasil berdasarkan akad antara lain: (a) mudharabah, (b) musyarakah. (3) prinsip sewa menyewa berdasarkan akad antara lain: (a) ijarah, (b) ijarah muntahiya bittamlik. (4) prinsip pinjam meminjam berdsarkan akad qardh. c. Melakukan pemberian jasa pelayanan perbankan berdasarkan akad antara lain: (1) wakalah, (2) hiwalah, (3) kafalah, (4) rahn. Dan membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata ( ubderlying transaction) berdasarkan prinsip syariah. d. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia. e. Menerbitkan surat berharga berdasarkan prinsip syariah. Penjelasan: keberadaan surat berharga berfungsi sebagai alat bukti kepemilikan asset. Surat berharga diterbitkan oleh perusahaan yang membutuhkan modal untuk ditawarkan ke publik. Dengan menjual surat berharga yang telah diterbitkan, perusahaan berharap akan mendapatkan tambahan modal untuk memperlancar jalannya usaha. Dalam islam mengambil manfaat atau keuntungan melalui jual beli surat berharga merupakan representasi dari utang (dayn) hukumnya haram. Namun dalam hal tertentu pengecualian, terutama bagi penjualan surat berharga
22
yang merupakan representasi dari kepemilikan „ayn hukumnya halal. f. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan/atau nasabah berdasarkan prinsip syariah. g. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga berdasarkan prinsip syariah. h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat berharga berdasarkan prinsip wadi‟ah dan amanah. i. Melakukan kegiatan penitipan termasuk penata usahaannya untuk kepentingan pihak lain berdasarkan prinsip wadi‟ah yang amanah. j. Memberikan fasilitas letter of credit (L/C) berdasarkan prinsip syariah. Penjelasan: secara definitive, yang dimaksud dengan pembiayaan Letter of Credit (L/C) adalah pembiyaan yang diberikan dalam rangka memfasilitasi impor atau ekspor nasabah. k. Memberikan fasilitas garansi bank berdasarkna prinsip syariah. Penjelasan: garansi bank adalah jaminan yang diberikan bank berdasarkan prinsip syariah kepada nasabah sebagai pihak terjaminapabila dalam jangka waktu dan syarat tertentu tidak mampu memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga yang akan menerima jaminan.
23
l. Melakukan kegiatan usaha kartu debet, charge card berdasarkan prinsip syariah. m. Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan akad wakalah. Penjelasan:
bank
menerima
amanat
dari
perusahaan
untukmengadministrasikan, mendaftarkan, dan atau pengalihan surat-surat berharga yang dimiliki suatu perusahaan. Dalam hal ini
bank
juga
dapat
menerima
amanat
untuk
mengadministrasikan penerbitan saham atau surat berharga lainnya dan sekaligus mencatat ketaatan yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan syarat penerbitan surat tersebut. n. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan Bank sepanjang disetujui oleh Bank Indonesia dan mendapatkan fatwa Dewan Syariah Nasional. B. Bank Perkreditan Rakyat Syariah 1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Syariah Menurut
Undang-undang
Perbankan
No.10
tahun
1998,
pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan berdasarkan
kegiatan prinsip
usahanya
syariah
yang
secara dalam
konvensional
atau
kegiatannya
tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan demikian BPR syariah dapat diartikan sebagai lembaga keuanga BPR yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah ( Susanto, 2008: 179).
24
2. Kegiatan Usaha BPRS Berdasarkan ketentuan (pasal 13) Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan, ruang lingkup kegiatan BPRS meliputi: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. Memberikan kredit. c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain. C. Baitul Maal wa Tanwil (BMT) 1. Pengertian BMT merupakan kependekan dari Baitul Maal wa Tanwil atau dapat juga ditulis dengan baitul maal wa baitul tanwil. Secara harfiah baitul maal berarti rumah dana dan baitul tanwil berarti rumah usaha. Baitul Maal dikembangkan berdasarkan sejarah perkembngannya, yakni dari masa nabi sampai abad pertengahan perkembangan islam. Dimana baitul maal berfungsi untuk mengumpulkan sekaligus mentasyarufkan dana sosial. Sedangkan baitul tanwil merupakan lembaga bisnis yang bermotil laba. Dari
25
pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial ( Ridwan, 2004: 126). 2. Tujuan dan Produk Didirikannya BMT bertujuan untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (Ridwan, 2004: 128). Adapun mengenai produk inti dari BMT (sebagai fungsi Baitut Tamwil) adalah sebagai Penghimpun dana dan Penyalur dana. a. Produk Penghimpun Dana Yang dimaksud penghimpun dana disini, berupa jenis-jenis simpanan yang dihimpun oleh BMT sebaga isumber dana yang kelak akan disalurkan kepada usaha-usaha produktif. Jenis simpanan tersebut adalah a) Al – Wadi‟ah b) Al- Mudharabah c) Amanah b. Produk Penyalur Dana Produk penyaluran dana dalam hal ini merupakan bentuk pola pembiayaan yang merupakan kegiatan BMT dengan harapan dapat memberikan penghasilan. Pola pembiayaan tersebut adalah ( Yunus, 2009: 36) : a) Pembiayaan Mudharabah b) Pembiayaan Musyarakah
26
c) Pembiayaan Murabahah d) Pembiayaan Bai‟ Bitsaman Ajil e) Pembiayaan al-Qordhul Hasan
D. Kendala Dan Faktor Dalam Menghadapi Persaingan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 667) mendefinisikan pengertian kendala adalah halangan rintangan dengan keadaan yang membatasi, menghalangi atau mencegah pencapaian sasaran. Sedangkan persaingan adalah usaha-usaha dari pihak atau lebih perusahaan yang masing-masing bergiat “memperoleh pesanan” dengan menawarkan harga yang paling menguntungkan (Maribun, 2003: 276). Jadi, berdasakan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kendala dalam menghadapi persaingan adalah halangan rintangan dengan keadaan yang membatasi, menghalangi atau mencegah pencapain sasaran dalam menghadapi persaingan. Sedangkan pengertian faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu (KBBI Online: diakses 28 September 2015). Faktor dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri atau dari dalam perusahann itu sendiri. 2. Faktor external, yaitu faktor yang berasal dari luar perusahaan. Seperti lingkungan, pasar, dan lain sebagainya.
27
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Sejarah BMT Amal Mulia Berdirinya BMT awalnya melalui program P3T (Penanggulangan Pengangguran Pekerja Terampil) pada bidan LEP (Lembaga Ekonomi Produktif) yang diselenggarakan kerjasama antara Depnaker Kabupaten Semarang dengan fasilitor PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) Dati II Kabupaten Semarang. Proses pendirian di awal dengan sosialisai Koperasi Syari’ah oleh Dati II Kabupaten Semarang pada acara pengajian IPHI Kecamatan Suruh yang diselengarakan di rumah Bapak H. Syahri Morangan Desa Suruh, sosialisasi perdanaan Kecamataan Suruh ini bersifat informatif. Bersamaan dengan calon pengelola yang sudah terseleksi melalui P3T, selanjutnya mengikuti pelatihan tentang manajemen operasional Koperasi Syari’ah se-Jawa Tengah di Asrama Haji Donohudan Solo yang diselengarakan oleh PINBUK Dati I Provinsi Jawa Tengah. Pelatihan tersebut diadakan selama dua minggu dan dilanjutkan dengan job on training di koperasi syari’ah Assa’adah Gedangan Sraten Salatiga selama tiga hari. Setelah pelatihan purna dan job on training selesai kemudian diadakan pertemuan ulang pada pertengahan bulan agustus tahun 1998 di kediaman Bapak H. Badarudin yang dihadiri oleh beberapa orang yang merupakan tim formatur
yang mengagendakan segara dibentuk susunan 27
28
pengurus sementara kemudian ditindaklanjuti pertemuan di Gedung ArRohmah Suruh yang di hadiri oleh calon pendiri. Tepat pada acara itu disahkan susunan pengurus BMT Amal Mulia Suruh serta disepakati ketentuan simpanan pokok per anggota Rp 200.000 dan simpanan wajib per anggota pendiri sebesar Rp 2.000 setiap bulan. Akhirnya pada hari Selasa Pon tanggal 20 Oktober 1998 telah diresmikan BMT Amal Mulia Suruh oleh bapak Camat Suruh yang diwakili oleh MPP kecamatan suruh Bapak Suparno Andes di Kantor BMT Amal Mulia Suruh yang berlokasi di Jl. Sumberejo Suruh No. 57 yang dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, pengurus anggota pendiri, dan tamu undangan lainnya. Kemudian BMT Amal Mulia membuka Kantor Cabang Jl. Raya Wonosegoro-Karanggede, Trayaon Kebonan, Kec. Karanggede, Kab. Boyolali Provinsi Jawa Tengah, Telp /faks (0289)610714 diresmikan pada tanggal 5 Mei 2011. BMT Amal Mulia untuk cabang Salatiga diresmikan tahun 2013.
B. Visi dan Misi BMT Amal Mulia 1. Visi : Berperan aktif dalam memberdayakan dan mengembangkan ekonomi umat 2. Misi : a. Meningkatkan kualitas sosial ekonomi terutama pedagang dan pengusaha kecil serta masyarakat umum kelas menengah kebawah.
29
b. Menghimpun dan mendistribusikan dana umat berdasarkan syariat Islam. c. Memberi semangat usaha masyarakat dalam rangka mencapai kesejahteraan hidup.
C. Identitas BMT Amal Mulia Nama Koperasi
: Koperasi BMT Amal mulia
No Badan Hukum
: 069/BH/KDK.II.I/IV/1999
Perubahan
: 01/PAD/I/2011 tanggal 12 Januari 2011
HO No.
: 503/15/2010
NPWP No.
: 02.253.369.9.505.000
SIUP No.
: 503/005/PB/II/2005
TDP No.
: 1111726500228
Ijin simpan pinjam Kabupaten Semarang
: 009/SISPK/KD.UKM/XII/2009
Jawa Tengah
: 01/SISPK/XIV/I/2011
Kantor Pusat Alamat
: Jl. Raya Suruh-Salatiga, Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Telp. (0298)317100 Kode pos 50776.
30
Kantor Cabang Karanggede Alamat
: Jl. Raya Wonosegoro-Karanggede, Trayon, Kebanonan,
Kecamatan
Karanggede,
Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kantor Cabang Salatiga Alamat
: Jl. Wahid Hasyim No.16 D Sidorejo Lor, Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Telp. (0298)322969 Kode Pos 50714.
D. Struktur Organisasi Suatu kegiatan usaha agar berjalan sesuai dengan tujuan suatu lembaga atau perusahaan, maka diperlukan adanya struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi yang ditentukan dengan baik juga harus didukung moral karyawan untuk membantu kerja yang royal dan harmonis. Dalam menentukan bentuk struktur organisasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan pertumbuhan lembaga atau perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan secara efektif dan efisien. Adapun bagian-bagian dalam struktur organisasi koperasi BMT Amal Mulia Suruh, yaitu sebagai berikut :
31
Susunan Organisasi Koperasi BMT Amal Mulia
RAT
PENGURUS
PENGAWAS
GENERAL MANAGER
MANAGER
STAF
MANAGER
STAF
MANAGER
STAF
Gambar : 3.1 Susunan Organisasi Koperasi BMT Amal Mulia
PENGAWAS SYARIAH
32
Struktur Organisai Pengelola Koperasi BMT Amal Mulia
General Manajer Mustofa Al Amin, S. Ag Pengurus Pengawas
DewanPengawas Syariah (DPS)
Manajer Cabang
Manajer Cabang
Isti’anah,SE
Iwan Susiyanto,SE
Pembiayaan
Pembiayaan
Siti Sa’idah,Amd
Nur Faizah. Amd.
Marketing:
Marketing:
1. Edi Yulianto 2. Slamet Bagyo 3. Shihabudin, SE 4. Sri Susilowati, Amd
1. Wahyu Adi.P, S.Kom 2. Puji Haryono, S.pd
Manajer Cabang Amir Mahfud
Pembiayaan Hamdan Majid, Amd
Marketing : 1. Anny Puji R, Amd
Kasir/Teller Fatmawati, Amd
Kasir/Teller
Kasir/Teller
Kiptiyah, BA
Restina Hardani, SE
Customer Service Linta Aftukha Royana, SE
Gambar : 3.2 Struktur Organisai Pengelola Koperasi BMT Amal Mulia
33
Struktur Organisasi ini terdiri atas Pengurus, Pengawas, dan Pengelola. a) Pengurus a. Ketua
: H. Hartoyo Spd
Anggota 1
: Siti Sa’idah, Amd
b. Anggota 2
: H. Budoyo Akbar
b) Pengawas a. Ketua
: Ahmad Hasim, SE
b. Anggota 1
: Ikhwanul muslim, S.Ag
c. Anggota 2
: Drs. Wazir
c) Pengawas syariah a. Ketua
: KH. Fatkhul djawad zuhdi
b. Anggota 1
: KH. Muhasin
c. Anggota 2
: H. Suyitno mustofa
d) Pengelola a. Manajer Umum
: Mustofa Al Amin, S. Ag
b. Manajer Cabang
: Isti’anah, SE Iwan Susiyanto, SE Amir Mahmud
c. Kasir/ Teller
: Restiana Hardanik, SE Kiptiyah, BA Fatmawati, Amd
d. Pembiayaan
: Nur Faizah, Amd
34
Siti Sa’idah, Amd e. Marketing
: Edi Yulianto Slamet Bagyo Shihabudin, SE Hamdan Majid, Amd Any Puji Rahayu, Amd Sri Susiliwati,Amd Wahyu Adi Prasetyo, S.Kom Puji Hartoyo, S.Pd
f. Customer Service
: Linta Aftukha Royana, SE
g. Penjaga
: Sukarli Afid Eka Ardana Wahyudi Sugiyanto Sahid Akbar
E. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing–masing Bagian 1. Ketua Tugas : a. Menyelenggarakan RAT. b. Menyusun dan merumuskan kebijakan umum untuk mendapat persetujuan rapat anggota.
35
c. Mengevaluasi kegiatan BMT. d. Mensosialisasikan BMT. e. Menyelenggarakan rapat untuk : 1. Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja BMT. 2. Bersama pengelola menentukan dan membuat kebijakan dan strategi BMT. 3. Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan lembaga lain. Wewenang : a. Mengangkat dan memberhentikan Manajer BMT. b. Menyetujui atau menolak mengenai : 1. Pembiayaan yang nilainya di atas wewenang manajer. 2. Kebijakan baru BMT dengan pertimbangan dari pengurus lain. 3. Kerjasama dengan pihak lain (Investor Asing) yang diusukan pengurus lain. 4. Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan manajer. 5. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang ditunjuk jika berhalangan. 6. Dengan manajer memilih dan memutuskan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditugaskan untuk mengaudit laporan pengelola.
36
2. Sekretaris Tugas : a. Mengagendakan acara pada kegiatan : 1. Rapat Pengurus. 2. Rapat Anggota. 3. Pertemuan pengurus dengan pengelola. 4. Kunjungan pengurus ke Instansi atau Lembaga lain. b. Menyusun konsep surat–surat ke luar (ekstern) dan ke dalam (intern) dari pengurus. c. Menerima dan melayani tamu yang berhubungan dengan ketua pengurus BMT. d. Menyampaikan amanat dari ketua dalam pertemuan apabila ketua berhalangan hadir. e. Menyerap dan menyampaikan aspirasi anggota koperasi. f. Menerima masukan (saran dan kritik) yang diajukan oleh para pengelola kepada pengurus. g. Menyusun konsep kebijakan pengurus atas BMT. Wewenang : a. Memberi pertimbangan kepada ketua mengenai masalah legalitas hukum dan protokoler. b. Meminta laporan bulanan, kwartil, semester, dan tahunan yang belum diaudit yang diajukan manajer.
37
c. Menerima masukan dan aspirasi dari anggota yang lain yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi BMT.
3. Bendahara Tugas : a. Menelaah anggaran yang diajukan oleh manajer yang nantinya akan dibahas dalam RAT. b. Menyusun anggaran kompensasi dan keperluan lain yang dibutuhkan pengurus. c. Bersama manajer memberikan konsep kebijakan bagi hasil yang diperoleh pemegang investasi. d. Meringkas laporan keuangan yang sudah diaudit. Wewenang : a. Memberikan pendapat kepada ketua mengenai aspek keuangan terhadap
usulan
pembukuan
cabang,
kerjasama
(misalnya
pembentukan afiliasi) atau unit usaha baru. b. Meminta manajer untuk mengoreksi anggaran yang diajukan. c. Meminta manajer untuk menjelaskan dampak keuangan yang ada dari aktivitas yang akan diajukan pengelola. d. Meminta akuntan publik untuk memberikan masukan aspek keuangan BMT.
38
4. Badan Pengawas Tugas : a. Menelaah peraturan lembaga yang berlaku apakah sesuai dengan aturan hukum dan syari’ah, peraturan lain yang berlaku, akhlak serta tak ada benturan kepentingan maupun unsur–unsur yang melanggar kepatuhan. b. Menelaah
masalah
perilaku
manajemen
dan
karyawan
yang
menyangkut : 1. Benturan kepentingan. 2. Melanggar kepatuhan. 3. Manipulasi. 4. Apakah sesuai dengan syari’ah. c. Menilai kebijakan akuntansi dan penerapannya. d. Menilai keserasian antara kebijakan akuntansi apakah sesuai dengan syari’ah. Wewenang : a. Memberikan solusi dan diajukan kepada pengurus sebagai saran dan masukan kepada pengelola dan jajaran manajemen. b. Merekomendasi akuntan publik kepada pengurus. c. Merumuskan konsep good wealth corporate governance.
39
5. Manajer Tugas : a. Menyusun rencana operasional baitul maal wa tamwil dalam setahun yang mencakup : 1. Rencana anggaran dan pemasaran. 2. Target funding, lending, konfirmasi dan bagi hasil lainnya. 3. Target asset. 4. Target cash flow. 5. Pengembangan wilayah potensial. b. Rencana pengembangan produk, promosi dan distribusi (berdasarkan pemetaan segmen dan potensi pasar) c. Rencana organisasi sales force (gugusan marketer). d. Mengusulkan rencana operasional kepada pengurus untuk dibahas dan disahkan oleh pengurus pada RAT. e. Memimpin rapat koordinasi dan evaluasi bulanan yang diadakan pada pekan terakhir dengan agenda : 1. Pembacaan laporan tertulis dari koordinator mengenai laporan akuntansi dan keuangan, umum dan rumah tangga. 2. Pengambilan
keputusan
untuk
perencanaan
perbaikan
dan
mengatasi masalah yang ada. 3. Memberikan
tanda
tangan
pembiayaan yang diajukan.
sebagai
validasi
pada
berkas
40
Wewenang : a. Menyetujui pembiayaan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan. c. Mengusulkan promosi, mutasi, dan pemberhentian produk berdasarkan masukan dan pertimbangan.
6. Kabag Pembukuan Tugas : a. Melaporkan laporan keuangan bulanan pada pertemuan. b. Membuat analisa rentabilitas, solvabilitas, dan profitabilitas yang dibahas pada pertemuan bulanan. c. Memberikan masukan-masukan yang berkaitan dengan kebijakan yang berkaitan dengan akuntansi dan keuangan. d. Mengatur manajemen arus kas dengan memantau arus kas masuk dan keluar, mengatur jadwal pembayaran utang, kebijakan uang minimal, perhitungan funding yang harus dicapai untuk menutup penarikan dari konsumen/ nasabah. e. Mengadakan pertemuan intern khusus untuk para teller, guna menyampaikan kebijakan akuntansi. Wewenang : a. Mengusulkan pembenahan dan desain sistem informasi akuntansi apabila sudah tidak sesuai dengan kebutuhan. b. Menolak usulan pengajuan anggaran yang tidak jelas.
41
c. Membuat kebijakan mengenai prosedur penyampaian informasi akuntansi. d. Mengendalikan pelaksanaan anggaran.
7. Kepala Kantor Kas Tugas : a. Melaporkan posisi kas di tangan (on hand/ brankas) dan di bank terakhir. b. Mengeluarkan uang yang telah disetujui oleh kabag pembukuan dan manajer. c. Menghitung setoran uang dari para teller. d. Menyimpan uang dalam brankas atau menyetor ke bank. e. Mengelola kas kecil. Wewenang : a. Mengusulkan masukan untuk kebijakan keuangan kepada kabag pembukuan. b. Mengusulkan penanganan keamanan keuangan perusahaan.
8. Kabag Pemasaran Tugas : a. Menyusun draft rencana operasional yang mencakup : 1. Rencana Anggaran Pemasaran. 2. Rencana pemasaran : target funding, lending, dan konfirmasi
42
3. Pengembangan wilayah operasional. 4. Rencana
pengembangan
produk,
promosi,
dan
distribusi
(berdasarkan pemetaan segmen dan potensi pasar). b. Mengembangkan database pelanggan jasa keuangan BMT untuk menyusun profil dari nasabah dan pengembangan pemasaran. c. Mengembangkan strategi pemasaran. d. Melaksanakan
survey
berdasarkan
wewenang
dan/
atau
atas
persetujuan. Wewenang : a) Mengusulkan pola insentif kepada manajer. b) Menyetujui pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
F. Produk–produk Koperasi BMT Amal Mulia
A. Produk Pendanaan 1. SI RELA (Simpanan Sukarela Lancar) Merupakan bentuk simpanan mudharabah biasa, yaitu simpanan pihak ketiga yang disimpan di BMT atas dasar akad wadi‟ah (titipan) dan BMT berkewajiban memelihara dana tersebut yang boleh para penyimpan sewaktu–waktu dapat ditarik. Syarat–syaratnya adalah sebagai berikut : a. Foto copy kartu identitas (KTP/SIM/PASPOR)
43
b. Setoran awal minimal Rp. 10.000,- selanjutnya minimal Rp 5000,menandatangani nisbah bagi hasil. c. Nasabah bagi hasil adalah 35% nasabah:65% BMT
2. SI SUKA (Simpanan Sukarela Berjangka) Merupakan bentuk simpanan berupa deposito yang penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan BMT, jangka waktu jatuh temponya adalah sebagai berikut : a. Tiga (3) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 40% untuk penabung dan 60% untuk BMT. b. Enam (6) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 45% untuk penabung dan 55% untuk BMT. c. Dua belas (12) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 50% untuk penabung dan 50% untuk BMT.
3. SI SUQUR (Simpanan Suka Rela Qurban) Merupakan bentuk simpanan berkala mudharabah yaitu simpanan dari pihak ketiga dengan harapan BMT dapat memutarkan uang tersebut kepada debitur. Nasabah menyimpan uang untuk jangka waktu tertentu dan penarikannya sesuai denganperjanjian yang telah desepakati. Simpanan ini dikhusukan untuk mewujudkan ibadah qurban. Penyetoran dapat dilakukan setiap hari tetapi tabungan hanya
44
dapat diambil pada saat akan melaksanakan ibadah Qurban atau bulan dzulhijjah setiap tahunnya.
B. Produk Layanan Selain produk yang tersebut diatas,koperasi BMT Amal Mulia cabang Salatiga juga mempunyai produk baru yaitu berupa produk layanan bertujuan untuk lebih mempermudah nasabah koperasi BMT Amal Mulia cabang Salatiga yang meliputi : a. Pembayaran listrik dengan biaya Rp. 1.600,b. Pembayaran rekening telepon dengan biaya Rp. 2000,c. Talangan Haji dan Umroh d. Arisan sepeda motor e. Transfer uang dalam dan Luar Negeri (online) Untuk pelayanan arisan sepeda motor, acara arisannya dilakukan dikantor pusat yaitu kantor suruh, dan dilaksanakan dihari sabtu, 2 kali setiap bulan.
C. Produk Pembiayaan 1. Pembiayaan Mudharabah Merupakan pembiayaan yang dilakukkan untuk membiayai modal yang diperlukan nasabah dengan bagi hasil yang telah disepakati bersama dan pengembalian sesuai jangka waktu yang telah disepakati.
45
Skema Pembiayaan Mudharabah PERJANJIAN BAGI HASIL NASABAH
BMT
KEAHLIAN
MODAL USAHA
NISBAH X%
Bagi Hasil
NISBAH Y%
PENGAMBILAN MODAL
MODAL
Gambar : 3.3 Skema Pembiayaan Mudharabah
2. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan yang diberikan untuk pembelian barang yang diperlukan nasabah, dan nasabah akan membayar secara tangguh pada waktu yang telah ditentukan sebesar harga barang ditambah bagi hasil yang diberikan kepada BMT.
46
MBA
BMT Penyedia Barang
Nasabah Pembeli TUNAI & MARK UP
BARANG
Pembeli
Penyerahan
Gambar : 3.4 Skema Pembiayaan Murabahah (MBA)
3. Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil Pembiayaan yang diberikan untuk pembelian yang diperlukan nasabah, dan nasabah akan membayar secara angsur sebesar harga pokok ditambah kelebihan yang telah disepakati (mark up).
BBA
Nasabah Pembeli
BMT Penyedia Barang ANGSURAN & MARK UP BARANG
Pembeli
Penyerahan
Gambar : 3.5 Skema Pembiayaan Bai‟ Bitsaman Ajil (BBA)
47
4. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan yang dilakukan untuk investasi atau modal kerja dengan kondisi berbagai model dan pengelolaan antara BMT dengan anggota, dengan pembagian keuntungan sesuatu nisbah yang telah disepakati.
NASABAH
BMT
USAHA
KEUNTUNGAN
BAGI HASIL KEUNTUNGAN SESUAI PORSI KONTRIBUSI MODAL (NISBAH) Gambar : 3.6 Skema Pembiayaan Musyarakah
5. Pembiayaan Ijarah Pembiayaan yang diberikan untuk pembiayaan sewa barang, rumah atau bangunan dan jasa yang diperlukan nasabah, dan nasabah membayar harga pokok sewa barang tersebut dengan kelebihan yang disepakati (mark up).
48
PENJUAL
NASABAH
OBJEK SEWA
KEUNTUNGAN
Gambar : 3.7 Skema Pembiayaan Ijarah Syarat-syarat Pengajuan Pembiayaan : a. Copy KTP Suami/ Istri yang masih berlaku 2 lembar b. Copy Kartu Keluarga 2 lembar c. Copy SIUP (Surat Ijin Usaha dan Perdagangan), TDP, NPWP, SKTU, Laporan Keuangan 2 bulan terakhir, Copy akta badan hokum, susunan kepengurusan untuk badan usaha d. Nasabah harus menjadi calon anggota dengan membuka rekening tabungan SIRELA e. Copy jaminan yang dibiayai f. Bertempat di wilayah Suruh dan sekitarnya g. Bersedia di survey h. Surat Permohonan (dari BMT) i. Surat persetujuan dari Istri/ Suami (dari BMT)
49
j. Surat pernyataan dari penjamin di atas materai sesuai dengan ketentuan (untuk yang belum menikah) k. Surat kesanggupan potong gaji dari atasan langsung disertai dengan slip gaji terakhir
50
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam menghadapi persaingan tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana strategi yang digunakan oleh suatu proses atau badan usaha. Strategi itu tentunya ditujukan dalam beberapa aspek supaya tetap bisa bersaing dengan kompetitor yang lain. Strategi yang bagus dan cocok untuk diterapkan didalam suatu lembaga atau organisasi harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Bukan hanya sekedar menentukan dan hanya difikirkan satu orang saja, tetapi juga harus merupakan pemikiran bersama dengan melihat situasi, menyangkut liku-liku pasar agar membuahkan hasil yang efektif untuk perkembangan serta kemajuan lembaga. Dengan adanya kegitan tersebut, penulis mencona membahas masalah mengenai strategi yang digunakan untuk menghadapi persaingan antar lembaga keuangan syariah, guna mencapai tujuan BMT Amal Mulia. Sesuai hasil tersebut, penulis akan mencoba membandingkan penelitian yang dilakukan pada BMT Amal Mulia cabang salatiga dengan teori yang diperoleh di perkuliahan.
A. Strategi yang digunakan di BMT Amal Mulia cabang Salatiga dalam menghadapi persaingan Strategi yang diterapkan pada BMT BMT Amal Mulia cabang Salatiga menggunakan beberapa pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
50
51
Meliputi strategi pemasaran dan pelayanan internal. Dari strategi pemasaran dapat di analisa dan diimplementasikan dari 4P, yaitu place (tempat), product (produk), price (harga) dan promotion (promosi), yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Place (tempat) Pemilihan tempat atau lokasi yang tepat akan berdampak pada penjualan terutama perusahaan yang bergerak dibidang keuangan. Sehingga BMT Amal Mulia cabang Salatiga memilih lokasi yang cukup strategis di daerah Salatiga, tepatnya yaitu di Jl. Wahid Hasyim No. 16 D Sidorejo Lor, Sidorejo, kota Salatiga. Lokasi ini tepat berada di pinggir jalan utama Solo-Semarang dan di sekelilingnya ada sekolah-sekolah serta tempat kegiatan usaha. Jadi secara tidak langsung dapat menjadi nilai tambah bagi BMT. Selain dari pemilihan lokasi yang tepat, BMT Amal Mulia cabang Salatiga juga memiliki gedung yang simpel tapi bisa memanjakan para nasabah. Sehingga diharapkan nasabah dapat merasa nyama dengan situasi kantor. 2. Product (produk) Produk yang ditawarkan BMT tentunya berbeda dengan lembaga keuangan lainnya. Hali ini didasari dengan berpedoman bahwa semua produk yang ada di BMT Amal Mulia cabang Salatiga harus sesuai dengan syariah Islam. Baik dari segi penghimpun dana atau penyaluran
52
dana, akan tetapi tetap dengan strategi yang bertujuan untuk memudahkan serta membuat para nasabah tertarik. Produk-produk yang ditawarkan menggunakan singkatan dan kata yang menarik serta mudah diingat serta menjadi daya tarik tersendiri, seperti contoh: a. SI RELA (Simpanan Sukarela Lancar) Yaitu bentuk simpanan mudharabah biasa, yaitu simpanan pihak ketiga yang disimpan di BMT atas dasar akad wadi‟ah (titipan) dan BMT berkewajiban memelihara dana tersebut yang boleh para penyimpan sewaktu dapat menariknya. b. SI SUKA (Simpanan Sukarela Berjangka) Yaitu bentuk simpanan berupa deposito yang penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan BMT. c. SI SUQUR (Simpanan Sukarela Qurban) Yaitu bentuk simpanan berkala mudharabah dari pihak ketiga untuk jangka waktu tertentu dan penarikannya disesuaikan dengan perjanjian. Simpanan ini dikhususkan untuk mewujudkan ibadah Qurban. 3. Price (harga) Dalam menentukan harga jual baik yang berupa akad maupun saldo minimal setoran awal, BMT Amal Mulia menerapkan bebrapa strategi, yaitu dengan harga murah dan terjangkau oleh masyarakat.
53
Sehingga golongan masyarakat mikro tidak kesusahan dan dapat dengan mudah berpartisipasi dengan lembaga keuangan. Sebagai contoh produk simpanan sukarela lancar yang hanya dengan setoran awal Rp. 10.000 selanjutnya minimal cuma Rp. 5.000. 4. Promotion (promosi) Dari segi promosi atau memasarkan produknya kepada masyarakat, BMT Amal Mulia cabang Salatiga menggunakan strategi promosi langsung dan secara tidak langsung. Kalau secara langsung yaitu dengan personal selling (penjualan pribadi), sedangkan secara tidak langsung yaitu dengan cara pemasangan spanduk, kerjasama dengan instansi dan menjadi sponsor pada acara tertentu. Selain itu untuk memperluas jangkauan tak jarang pula melakukan promosi dengan menyebarkan brosur serta selebaran keberbagai pasar. Hal itu dimaksutkan agar para pelaku pasar biar lebih tahu dan mengenal BMT Amal Mulia cabang Salatiga. Selain menggunakan strategi itu BMT Amal Mulia juga menggunakan strategi lainnya, yaitu dengan memperbaiki pelayan internal dan menjadikan pesaing sebagai peluang. 1. Memperbaiki pelayanan internal Pelayan yang diusung oleh BMT Amal Mulia yaitu pelayanan yang menggunakan hati, sopan dan sesuai dengan aturan yang ada. Untuk mewujudkannya, BMT Amal Mulia melakukan perbaikan kualitas SDM yang sudah ada dengan cara:
54
a. Membuat program MKU (Menuju Keluarga Utama) Dalam program ini seluruh karyawan diwajibkan untuk melakukan
hal-hal
yang
bertujuan
untuk
mempertebal
keimanan, seperti: 1. Mengaji Bisa mengaji merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap karyawan atau pegawai yang bekerja di BMT Amal Mulia. Hal ini dikarenakan ketika dia bisa mengaji tentunya ibadah yang lain
juga akan mudah
melaksanakan. Untuk kegiatan mengaji ini BMT Amal Mulia menganjurkan setiap hari melaksanakan, baik itu setelah solat fardhu atau waktu senggang lainnya. Kemudian untuk seberapa banyak ayat yang harus dibaca, itu tidak terlalu ditentukan. Jadi terserah para karyawan, mau satu lembar, satu halaman atau satu juz juga boleh. Akan tetapi tetap ada batas minimal yaitu satu ruku‟. 2. Solat wajib tepat waktu Kegiatan solat wajib tepat waktu merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk melatih para karyawan supaya mengerti berharganya kedisiplinan. Karena dengan tidak menundanunda solat pastinya waktu tidak terbuang sia-sia dan efektifitas kerja akan menjadi semakin bagus. Tentunya sebagai seorang karyawan lembaga keuangan Islam, solat
55
wajib ini sudah menjadi sutau kebutuhan masing-masing individu dan bukan lgy menjadi paksaan. 3. Mengerjakan solat sunnah Solat sunnah yang dicantumkan dalam program MKU (Menuju Keluarga Utama) BMT Amal Mulia terfokus pada solat sunnah tahajud dan dhuha. Hal ini dimaksudkan agar dengan dua solat sunnah ini bisa menjadikan sisi religious para karyawan semakin meningkat dan bagus lagi. Solat Tahajud merupakan solat yang dimana merupakan solat yang tepat untuk kita meminta sesuatu kepada Allah. Karena diwaktu sepertiga malam inilah merupakan waktu dimana do’a manusia
cepat
terkabul.
Begitu juga
keutamaan solat dhuha tidak jauh berbeda dengan solat tahajud. Oleh sebab itu BMT Amal Mulia berharap dengan solat ini bisa menjadikan para karyawan dekat dengan Allah. 4. Beramal atau shodaqoh Kegiatan yang terakhir ini merupakan pelengkap atau penyempurna dari kegiatan yang di atas tadi. Karena dengan kita beramal, pastinya kita bisa mengurangi beban para saudara kita yang kurang beruntung. Kemudian dengan kegitan ini pula diharapkan karyawan sadar bahwa sebagian rizeki yang mereka miliki adalah hak orang lain.
56
Untuk besaran serta jumlahnya tergantung para individu. Akan tetapi apabila zakat 2,5% dari penghasilan. b. Mengadakan meeting seminggu sekali Guna mengevaluasi kinerja para karyawannya BMT Amal Mulia mengadakan rapat seminggu sekali untuk melihat bagaimana kinerja mereka. Hal ini dimaksudkan agar seluruh karyawan dapat melakukan pekerjaannnya sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga dapat membantu kemajuan BMT Amal Mulia cabang Salatiga. 2. Menjadikan pesaing menjadi peluang Persaingan dalam suatu bisnis atau usaha itu wajar terjadi. Banyak yang takut dan merasa dirugikan dengan adanya pesaing. Akan tetapi hal ini tidak berlaku bagi BMT Amal Mulia. Hal ini dikarenakan BMT Amal Mulia menganggap pesaing adalah sebuah peluang untuk terus maju. BMT Amal Mulia beranggapan dengan adanya pesaing tentunya hal itu menjadikan kita harus lebih baik lagi dalam bekerja dan jangan sampai kita tertinggal, kalau bisa lebih baik dari mereka dalam hal produk, pelayanan atau kinerja kita. Dengan begitu tentunya nasabah bisa membandingkan BMT Amal Mulia dengan lembaga keuangan lainnya. Sehingga nasabah bisa memilih lembaga keuangan mana yang cocok untuk
57
mereka. Yaitu dengan melihat fitur-fitur yang ditawarkan oleh berbagai lembaga keuangan.
B. Kendala yang timbul dalam menghadapi persaingan di BMT Amal Mulia cabang Salatiga Perkembangan BMT Amal Mulia cabang Salatiga dalam melakukan usahanya memiliki beberapa kendala yang dihadapi, yaitu: 1. Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) yang kompeten Diakui pihak BMT Amal Mulia cabang Salatiga bahwa para karyawan yang dimiliki belum sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: a. Tidak semua karyawan faham tentang keuangan syariah Pada saat perekrutan pegawai kadang latar belakang tidak dijadikan tolak ukur dan acuan. Padahal seharusnya BMT yang pada dasarnya
adalah
lembaga
keuangan
syariah
tentunya
harus
mengedepankan nilai Islam dalam segala kegiatannya. Sehingga para pegawai yang diterima adalah orang yang tahu serta mumpuni dalam keungan syariah. b. Tingkat pendididkan yang masih beragam Pegawai yang dimiliki BMT Amal mulia cabang Salatiga masih belum seluruhnya lulusan perkuliahan. Bahkan ada yang lulusan SMA. Hal ini didasari umur BMT yang sudah lama dan pada perekrutan pegawai pada waktu itu belum melihat tingkat pendidikan.
58
2. Permodalan yang belum sesuai dengan yang diharapkan Aspek permodalan merupakan kendala yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha BMT Amal Mulia cabang Salatiga. Karena ketika modal yang dimiliki itu banyak maka tentunya lembaga keuangan bisa mengolahnya dan dapat menyalurkannya kepada masyarakat. BMT Amal Mulia sejatinya bukan BMT yang kecil lagi. Dalam perkembangannya, BMT Amal Mulia sudah memliki 3 cabang, yaitu di Salatiga, Karanggede dan pusatnya di Suruh. Sehingga sebenarnya modal yang dimiliki sudah lumayan besar, akan tetapi hal itu nasih dirasa kurang mengingat persingan antar lembaga keuangan begitu hebat. 3. Kurangnya minat masyarakat terhadap BMT Sebagian besar masyarakat kita masih ragu terhadap kinerja BMT. Banyak dari kalangan masyarakat beranggapan bahwa BMT Cuma untuk golongan menengah kebawah. Padahal sebenarnya pemikiran seperti itu salah dan tidak benar. BMT yang pada dasarnya adalah lembaga keuangan mikro tentunya juga siap ketika di amanahi untuk mengelola dana yang dianggap cukup besar. Selain itu hal yang membuat takut masyarakat terhadap BMT, yaitu dikarenakan BMT masih berada di bawah naungan koperasi dan tidak ada lembaga penjamin simpanannya (LPS). Karena ditakutkan bila BMT bangkrut uang para nasabah hilang dan tidak akan bisa kembali.
59
C. Faktor yang menimbulkan persaingan antar lembaga keuangan syariah Banyak hal dan faktor yang bisa menimbulkan persaingan antar lembaga keuangan satu dengan yang lain. Salah satu faktor yang menimbulkan persaingan di BMT Amal Mulia cabang Salatiga yaitu perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi yang terjadi di Indonesia sudah sangat pesat sekali. Hal ini bisa didasari dengan banyaknya lembaga keungan yang berdiri, baik yang konvensional atau syariah. Dengan begitu tentunya semua lembaga keuangan yang ada pasti ingin lembaganya yang menjadi nomer satu dan menjadi pilihan masyarakat. Tak terkecuali BMT yang bergerak di bidang ekonomi mikro yang kita tahu sudah banyak sekali di Indonesia. Jadi persaingan antar satu dengan lainnya sangat terlihat dan begitu besar.
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan ekonomi merupakan
faktor utama yang menyebabkan
persaingan antar lembaga keuangan terjadi. Ini dikarenakan dengan adanya perkembangan ekonomi yang cepat maka banyak didrikan berbagai lembaga keuangan. Sehingga persaingan tidak terhindarkan. 2. Dilihat dari kendala-kendala yang timbul di BMT Amal Mulia cabang Salatiga, yang paling mempengaruhi adalah mengenai sumber daya manusia (SDM). Karena SDM yang dimiliki belum sesuai
dengan harapan dan
keinginan dari pihak lembaga keuangan. 3. Dari segi strategi, pemasaran dan pelayanan internal yang sangat diperhatikan. Didalam pemasaran BMT Amal Mulia mengusung strategi 4P, yaitu: place (tempat), price (harga), product (produk), promotion (promosi). Kemudin dari segi pelayanan internal, hal yang sangat diprioritaskan adalah peningkatan mutu karyawan dalam melayani nasabah. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan dengan hati, sopan dan sesuai dengan prosedur aturan yang ada.
60
61
B. Saran Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini kepada pihak BMT Amal Mulia Salatiga dan peneliti selanjutnya adalah, sebagai berikut: 1. Perlunya penyetaraan pendidikan untuk para pegawai yang akan direkrut. Dan untuk yang sudah menjadi pegawai diharapkan untuk melanjutkan study agar sama tingkat pendidikannya. 2. Secara bertahap melakukan perbaikan kualitas pelayanan dan produk, sehingga nasabah semakin percaya terhadap peran dan manfaat BMT Amal Mulia serta mempertahankan citra sembagai lembaga keuangan yang berdasarkan dan menjunjung nilai-nilai Islam. 3. Dari hasil analisa, strategi 4p merupakan strategi pemasaran yang bagus. Oleh sebab itu perlu ditingkatkan dan memotivasi para karyawan agar bekerja lebih baik lagi, sehingga diharapkan ada peningkatan minat anggota atau nasabah terhadap BMT. Dengan meningkatnya anggota atau nasabah tentunya permodalan yang dimiliki akan semakin bagus dan menjanjikan untuk perkembangan BMT Amal Mulia kedepannya. 4. Tentu dalam penelitian ini masih banyak kekurangan. Diantaranya dari segi penulisan serta pembahasan yang masih kurang, Seperti poin-poin dalam isi penelitian ini hanya terpaku pada internal lembaga saja. Oleh sebab itu untuk peneliti selanjutnya juga membahas dari eksternal lembaga, baik strategi, faktor dan kendalanya.
62
5. Kemudian dalam penelitian ini tempat yang yang diteliti masih di BMT saja, jadi untuk peneliti selanjutnya diharapkan bisa meneliti di lembaga keuangan syariah lainnya yang lebih besar seperti perbankan syariah. 6. Penulis selanjutnya diharapkan dalam melakukan penelitian selanjutnya dalam menetukan tema jangan hanya persaingan antar lembaga keuangan syariah, tetapi bisa dengan lembaga keuangan konvensional juga.
63
DAFTAR PUSTAKA Choirunnisak. 2012. Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pemasaran Produk Tabungan Pada BMI Cabang Pembantu Magelang. Tugas Akhir. Salatiga: Fakultas Syariah, STAIN Salatiga. Depertemen Agama Republik Indonesia. 1997. Al-Qur;an dan Terjemahannya. Jakarta. Depag RI. Jusuf, Jopie. 2008. Analisis Kredit untuk Accont Officer. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. K. Lubis, Suhrawardi. 2004. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika. Maribun, B. N. 2003. Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ridwan, Muhammad. 2005. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press. Rochan, Muh. 2012. Penerapan Alaisis SWOT Dalam Upaya Meningkatkan Target Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri. Tugas Akhir. Salatiga: Fakultas Syariah, STAIN Salatiga. Sudarsono, Heri dan Hendi Yogi Prabowo. 2006. Itilah-Istilah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: UII Press. Sudarsono, Heri. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonosia. Susanto, Baharudin. 2008. Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta: UII Press.
64
Tregoe, Benjamin dan John W. Zimmerman. 1980. Strategi Manajemen. Jakarta: Erlangga. Yunus, Jamal Lulail. 2009. Manajemen Bank Syariah Mikro. Malang: UINMalang Pess. (http://id.Wikipedia.Org/wiki/pengertianekonomisyariah) diakses 9 Desember 2014. (http.//skripsimahasiswa.blogspot.com/2007/11/penelitian-kualitatif metodekualitatif.html) diakses 9 Desember 2014.
65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
66
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Muhammad Widodo
Tempat Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 29 Januari 1994 Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum Kawin
Alamat
: Ketanggen, Rt. 01/06, Kec. Susukan, KabSemarang
PENDIDIDKAN
MI DARUL FALLAH KETANGGEN
SMP MUHAMMADIYAH AMBARAWA LULUS TAHUN 2009
SMA MUHAMMADIYAH SALATIGA
LULUS TAHUN 2006
LULUS TAHUN 2012
Salatiga, 13 September 2015
Muhammad Widodo 201-12-039
67
68
69
70
71
72
73
74