Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan perlu didukung data dan informasi lingkungan hidup yang akurat, lengkap dan berkesinambungan. Informasi tersebut harus menggambarkan keadaan lingkungan hidup, tekanan yang terjadi terhadap lingkungan hidup dan permasalahan yang timbul, sehingga pemerintah dapat menentukan kebijakan yang akan diambil dalam menanggulangi permasalah tersebut. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) ini merupakan sarana yang penting untuk mengkomunikasikan keadaan lingkungan hidup dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keadaan lingkungan serta membantu pengambil keputusan menentukan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki pengelolaan lingkungan. Penyusunan Laporan SLHD ini merupakan hasil pengkajian keadaan lingkungan hidup guna memberikan gambaran atas dampak kegiatan manusia dan alam yang terjadi terhadap lingkungan hidup di Kabupaten Ketapang. Laporan SLHD ini selain sebagai acuan bagi penyelenggaraan pembangunan di daerah juga bermanfaat bagi masyarakat secara umum, bagi pelaku usaha, peneliti dan pemerhati lingkungan hidup di Kabupaten Ketapang. Format penyusunan laporan SLHD ini mengikuti sistematika yang terlampir pada Lampiran II C Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009 dengan dilakukan penyesuaian karakteristik daerah Kabupaten Ketapang. Atas diterbitkannya Laporan SLHD ini, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan data dan informasi dalam penyusunan Laporan SLHD ini. Semoga Laporan SLHD ini dapat menjadi bahan masukan yang baik bagi semua pihak yang memerlukannya.
Ketapang,
Oktober 2013
BUPATI KETAPANG
Drs. HENRIKUS, M.Si
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
i
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------------
i
DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------
ii
DAFTAR TABEL
iii
----------------------------------------------------------------------
DAFTAR GAMBAR
-------------------------------------------------------------------
v
DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------------
vi
BAB I
KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. B. C. D. E. F. G.
Lahan dan Hutan ---------------------------------------------------------Keanekaragaman Hayati-------------------------------------------------Air -----------------------------------------------------------------------Udara --------------------------------------------------------------------Laut, Pesisir dan Pantai ------------------------------------------------Iklim ---------------------------------------------------------------------Kebencanaan ------------------------------------------------------------
1 11 17 35 38 47 48
BAB II TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN A. B. C. D. E. F. G. H. I. J.
Kependudukan ----------------------------------------------------------Pemukiman -------------------------------------------------------------Kesehatan ---------------------------------------------------------------Pertanian ----------------------------------------------------------------Industri ------------------------------------------------------------------Pertambangan -----------------------------------------------------------Energi -------------------------------------------------------------------Transportasi -------------------------------------------------------------Pariwisata ---------------------------------------------------------------Limbah B3 ----------------------------------------------------------------
53 57 59 67 78 81 87 88 91 95
BAB III UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN A. B. C. D. E.
Rehabilitasi Lingkungan ------------------------------------------------Amdal -------------------------------------------------------------------Penegakan Hukum ------------------------------------------------------Peran serta Masyarakat ------------------------------------------------Kelembagaan ------------------------------------------------------------
BAB IV REKOMENDASI
98 101 102 103 104
------------------------------------------------------------
105
DAFTAR PUSTAKA -------------------------------------------------------------------
108
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
ii
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1.
Luas Areal Berhutan di Kabupaten Ketapang --------------------------
2
Tabel 1.2.
Luas Kerusakan Lahan Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang --------
3
Tabel 1.3.
Operasi Pengamanan Hutan dan Tindak Lanjut Pengamanan -------Di Kabupaten Ketapang Kurun Waktu 2006 – 2010
4
Tabel 1.4.
Jumlah Titik Api dan Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Ketapang Tahun 2012
6
Tabel 1.5.
Produksi Kayu Bulat Menurut Asal Kayu di Kabupaten Ketapang Tahun 2010-2011
7
Tabel 1.6.
Realisasi Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu ------Tahun 2007 – 2013
8
Tabel 1.7.
Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu -------Tahun 2014 – 2016
10
Tabel 1.8.
Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu -------Tahun 2012 – 2026
10
Tabel 1.9.
Sungai Utama di Kabupaten Ketapang ---------------------------------
19
Tabel 1.10. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Laur Tahun 2012 --------------
22
Tabel 1.11. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pawan Tahun 2012 ------------
23
Tabel 1.12. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Keriau Tahun 2012 ------------
25
Tabel 1.13. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kendawangan Tahun 2012 ---
27
Tabel 1.14. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pesaguan Tahun 2012 --------
28
Tabel 1.15. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Jelai Tahun 2012 --------------
30
Tabel 1.16. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Matan Tahun 2012 ------------
31
Tabel 1.17. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kualan Tahun 2012 -----------
33
Tabel 1.18. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Tayap Tahun 2012 ------------
34
Tabel 1.19. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien -------------------------------
37
Tabel 1.20. Banyaknya Pulau di Kabupaten Ketapang Menurut Kecamatan ------
39
Tabel 1.21. Jenis Vegetasi Mangrove Hasil Identifikasi di Kabupaten Ketapang --
41
Tabel 1.22. Curah Hujan dan Hari Hujan di Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman Ketapang Tahun 2012
47
Tabel 1.23. Prediksi Kebencanaan di Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang ------
49
Tabel 2.1.
Jumlah Penduduk Kabupaten Ketapang Menurut Kecamatan Tahun 2012 53
Tabel 2.2.
Jumlah Penduduk Kabupaten Ketapang Menurut Kelompok Umur --Tahun 2012
54
Tabel 2.3.
Rumah Tangga Kabupaten Ketapang Menurut Jenis Atap -------------
57
Tabel 2.4.
Rumah Tangga Kabupaten Ketapang Menurut Sumber Air Minum ----
58
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
iii
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tabel 2.5.
Kelompok Umur Kasus Kerjadian HIV – AIDS --------------------------
65
Tabel 2.6.
Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah Kabupaten Ketapang Tahun 2012
69
Tabel 2.7.
Pemanfaatan Lahan Sawah Kabupaten Ketapang Tahun 2012 -------
70
Tabel 2.8.
Luas Panen, Hasil Panen dan Produksi Tanaman Pangan ------------Kabupaten Ketapang Tahun 2012
71
Tabel 2.9.
Luas Panen, Hasil Panen dan Produksi Tanaman Hortikultura -------Kabupaten Ketapang Tahun 2012
72
Tabel 2.10. Jumlah Populasi Tenak Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang Tahun 2012 73 Tabel 2.11. Daftar Perusahaan Perkebunan Yang Sudah Memiliki IUP Kabupaten Ketapang Hingga Tahun 2013
74
Tabel 2.12. Hasil Penilaian PROPER Tahun 2012 dan 2013 Kabupaten Ketapang
80
Tabel 2.13. Sebaran Potensi Bahan Tambang dan Galian di Kabupaten Ketapang
81
Tabel 2.14. Lokasi Kegiatan Pertambangan Tanpa Izin Kabupaten Ketapang ----Hingga Tahun 2013
85
Tabel 2.15. Jumlah Pelanggan dan Produksi Listrik Tahun 2012 -------------------
87
Tabel 2.16. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Status Jalan (Km)------
89
Tabel 2.17. Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Status Jalan (Km) ----------------
89
Tabel 2.18. Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan Di -----------Kabupaten Ketapang Tahun 2010, 2011 dan 2012
90
Tabel 2.19. Sarana Pelabuhan Laut, Sungai dan Udara Di Kabupaten Ketapang
90
Tabel 2.20. Lokasi Obyek Wisata di Kabupaten Ketapang --------------------------
92
Tabel 2.21. Nama-Nama Hotel dan Penginapan di Kabupaten Ketapang ---------Hingga Tahun 2013
92
Tabel 2.22. Jumlah Kunjungan Wisatawan Macanegara dan Nusatara ------------Tahun 2010 - 2012
94
Tabel 2.23. Izin Pengelolaan Limbah B3----------------------------------------------
96
Tabel 3.1.
Kegiatan Usaha Yang Wajib Dokumen UKL dan UPL dan Telah ----------Memperoleh Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
101
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
iv
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1.1. Peta Kawasan Hutan dan Perairan Kabupaten Ketapang--------------
5
Gambar 1.2. Sebaran Hotspot di Kabupaten Ketapang Tahun 2012 ----------------
7
Gambar 1.3. Beberapa Jenis Keanekaragaman Flora di Kabupaten Ketapang -----
12
Gambar 1.4. Beberapa Jenis Keanekaragaman Fauna di Kabupaten Ketapang ----
15
Gambar 1.5. Zonasi Mangrove di Indonesia -----------------------------------------
40
Gambar 1.6. Jenis-Jenis Mangrove Yang Dapat Ditemui di Kabupaten Ketapang -
42
Gambar 1.7. Jenis-Jenis Terumbu Karang Yang Terdapat di Pulau Bawal, --------Pulau Cempedak dan Pulau Sawi
46
Gambar 1.8. Peta Prakiraan Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Ketapang ----
52
Gambar 2.1. Grafik Jumlah Kasus HIV – AIDS Kurun Waktu 2006 - 2012 ---------
64
Gambar 2.2. Grafik Kasus HIV – AIDS Pada Laki-Laki dan Perempuan -------------
64
Gambar 2.3. Peta Sebaran Izin Pertambangan di Kabupaten Ketapang -----------Hingga Tahun 2013
83
Gambar 2.4. Aktvitas Pertambangan Bauksit ----------------------------------------
84
Gambar 2.5. Aktvitas Pertambangan Emas Rakyat ----------------------------------
84
Gambar 2.6. Peta Sebaran Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI)----------------di Kabupaten Ketapang Hingga Tahun 2013
86
Gambar 2.7. Diagram Alir Penanganan Limbah B3 ----------------------------------
97
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
v
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Daftar Perusahaan Perkebunan Yang Perkebunan (IUP) Hingga Tahun 2013
Sudah
Memiliki
Izin
Usaha
Lampiran 2.
Data Pemegang Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) Di Kabupaten Ketapang
Lampiran 3.
Data Perusahaan Yang Memiliki Dokumen Lingkungan (AMDAL/UKL-UPL) Di Kabupaten Ketapang
Lampiran 4.
Sebaran kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan KABUPATEN KETAPANG Tahun 2007 – 2013
Lampiran 5.
Daftar Luas Kawasan Hutan dan Perairan Kabupaten Ketapang
Lampiran 6.
Data Potensi Perikanan Budidaya Kabupaten Ketapang Tahun 2013
Lampiran 7.
Potensi Kelautan Dan Perikanan Tahun 2013
Lampiran 8.
Hasil Identifikasi Jenis - Jenis Mangrove
Lampiran 9.
Hasil Identifikasi Fauna Reptil dan Mamalia
Lampiran 10. Hasil Identifikasi Jenis - Jenis Aves
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
vi
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
BAB I
Kabupaten
KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA
Ketapang
merupakan
salah
satu
kabupaten
yang
berada
di
Provinsi Kalimantan Barat, terletak di antara garis 0º 19’26,52” - 3º 04’ 16,59” Lintang Selatan dan 109º 47’ 36,55” - 111º 21’ 37,36” Bujur Timur. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 31.588 km². Posisi geografis wilayahnya terletak di bagian Selatan Provinsi Kalimantan Barat sehingga cukup strategis sebagai pintu gerbang perdagangan keluar-masuk barang dari maupun ke daerah-daerah lain, terutama dari kota-kota besar di Pulau Jawa. Kabupaten Ketapang memiliki Luas Wilayah 31.588 Km2 atau kurang lebih 21,52 % dari luas wilayah Kalimantan Barat dan merupakan kabupaten terluas di Kalimantan Barat. Selama tahun 2013, kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Ketapang
masih
banyak
mengalami
tekanan.
Kondisi
lingkungan
hidup
Kabupaten Ketapang Tahun 2013 selengkapnya diuraikan pada pokok bahasan sebagai berikut.
A. Lahan dan Hutan Di
Provinsi Kalimantan
Barat
secara umum, termasuk
di
Kabupaten
Ketapang, penunjukan kawasan hutan pada awalnya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 757/Kpts/Um/10/1982 tanggal 12 Oktober 1982 tentang Rencana Pengukuhan dan Penatagunaan Hutan (RPPH) atau Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK). Terbitnya Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kalimantan Barat pada tahun 1995 membawa konsekuensi dilakukannya pemaduserasian antara TGHK dengan RTRWP yang kemudian ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 259/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus 2000 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Provinsi Kalimantan Barat. Penataan batas kawasan hutan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka memberikan kepastian hukum atas status, letak, batas, dan luas
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
1
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
kawasan hutan. Kegiatan penataan batas kawasan hutan meliputi proyeksi batas,
pemancangan
patok
batas,
pengumuman,
inventarisasi
dan
penyelesaian hak-hak pihak ketiga, pemasangan pal batas, pengukuran dan pemetaan, serta pembuatan Berita Acara Tata Batas. Kawasan-kawasan hutan yang telah dilaksanakan penataan batas tersebut meliputi kawasan Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi (HP), serta Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK). Areal berhutan di Kabupaten Ketapang memiliki luas 1.223.606 hektar atau sekitar 40,99% dari luas wilayah kabupaten. Areal berhutan tersebut terdiri dari Hutan Kering Primer, Hutan Kering Sekunder, Hutan Rawa Primer, Hutan Rawa Sekunder, Hutan Mangrove Primer, Hutan Mangrove Sekunder dan Hutan Tanaman. Untuk mengetahui luas lahan berhutan di Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Luas Areal Berhutan di Kabupaten Ketapang
Penutupan Lahan Hutan Kering Primer
Luas Dalam Luar Kawasan Kawasan 228.026 132
Hutan Kering Sekunder
660.051
Hutan Rawa Primer
Jumlah (Ha)
70.761
Persen (%)
228.158
7,64
730.812
24,48
-
-
-
197.202
64.385
261.588
-
-
-
Hutan Mangrove Sekunder
245
2.802
3.048
Hutan Tanaman
-
-
-
821.196
940.346
1.761.543
59,01
Total Luas 1.906.722 1.078.427 Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013.
2.985.149
100,00
Hutan Rawa Sekunder Hutan Mangrove Primer
Non Hutan
Sedangkan
secara
khusus
untuk
luas
kawasan
hutan
dan
8,76 0,10 -
perairan
Kabupaten Ketapang memiliki luas 3.021.419,57 hektar, dengan rincian menurut fungsinya sebagai berikut : (1). Taman Nasional
:
21.643,81 Hektar
(2). Cagar Alam
:
142.868,03 Hektar
(3). Hutan Lindung
:
275.876,44 Hektar
(4). Hutan Lindung Gambut
:
21.268,02 Hektar
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
2
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
(5). Hutan Produksi Terbatas
:
688.204,39 Hektar
(6). Hutan Produksi Tetap
:
616.858,15 Hektar
(7). Hutan Produksi Konversi
:
153.305,46 Hektar
(8). Hutan Kota
:
93,20 Hektar
(9). Kawasan Konservasi Bernilai Tinggi :
1.528,40 Hektar
(10). Areal Penggunaan Lain
: 1.084.409,21 Hektar
(11). Sungai dan Danau
:
15.364,67 Hektar
Kondisi lahan dan hutan yang terdapat di Kabupaten Ketapang sangat dipengaruhi oleh kebakaran hutan dan lahan serta alih fungsi lahan dan hutan.
Sedangkan khusus untuk kondisi hutan di Kabupaten Ketapang
sangat dipengaruhi oleh aktivitas penebangan liar (illegal logging) dan perambahan hutan.
Untuk
mengetahui luas kerusakan lahan di
tiap
kecamatan Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Luas Kerusakan Lahan Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang Kecamatan
Luas (Ha)
Kendawangan
243.760
Manis Mata
18.403
Marau
5.500
Singkup
8.911
Air Upas
8.200
Jelai Hulu
25.000
Tumbang Titi
15.500
Pemahan
-
Sungai Melayu Rayak Matan Hilir Selatan Benua Kayong Matan Hilir Utara Delta Pawan
598 42.300 9.850 -
Muara Pawan
8.500
Nanga Tayap
45.000
Sandai
15.300
Hulu Sungai
75.000
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
3
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Kecamatan
Luas (Ha)
Sungai Laur
27.500
Simpang Hulu
98.000
Simpang Dua
57.522
Total Luas
704.844
Sumber : Kabupaten Ketapang Dalam Angka 2012.
Pembalakan Liar (Illegal Logging) Pembalakan liar atau penebangan liar (illegal logging) adalah kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat. Kurun waktu 2006 hingga 2010, kegiatan operasi pengamanan hutan menemukan kayu yang ditenggarai hasil penembangan secara liar yang tidak dilengkapi dengan dokumen yang dipersyaratkan. Temuan kayu tersebut kemudian disita dan kemudian dilakukan pelelangan. Untuk mengetahui
Operasi Pengamanan Hutan dan
Tindak Lanjut Pengamanan Di Kabupaten Ketapang Kurun Waktu 2006 – 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.3. Tabel 1.3. Operasi Pengamanan Hutan dan Tindak Lanjut Pengamanan Di Kabupaten Ketapang Kurun Waktu 2006 – 2010 Tahun 2006
2007
2008
2009
2010
Barang Bukti (M³)
Hasil Lelang (Rp)
KO
3.784,8985
KB
11,03
KO
2.755,7600
KB
-
KO
2.201,4926
KB
-
KO
1.187,9926
KB
-
KO
200,8606
KB
-
4.647.444.000,00
2.228.530.480,00
1.854.450.000,00
1.484.800.000,00
163.000.000,00
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
4
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Gambar 2.1. Peta Kawasan Hutan dan Perairan Kabupaten Ketapang
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
5
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Kebakaran Hutan dan Lahan Setiap tahun terutama pada saat musim kemarau sebagian besar wilayah Kabupaten Ketapang seringkali timbul kabut asap yang berasal dari kegiatan pembakaran lahan atau kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan lahan sangat sulit dihentikan, oleh karena itu upaya yang dilakukan adalah tindakan pencegahan yang diarahkan untuk mengurangi jumlah titik api, sehingga tidak berdampak pada kualitas lingkungan di Kabupaten Ketapang. Data jumlah titik api (hot spot) dan Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Ketapang disajikan pada Tabel 1.4. Tabel 1.4. Jumlah Titik Api dan Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Ketapang Tahun 2012 No
Bulan
Jumlah Titik Api
1
Januari
47
2
Februari
37
3
Maret
27
4
April
19
5
Mei
19
6
Juni
81
7
Juli
85
8
Agustus
685
9
September
879
10
Oktober
33
11
November
3
12
Desember
3
Total Hotspot Tahun 2012
1896
Sumber : Brigdalkarhut Manggala Agni Daops Ketapang, Tahun 2012.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
6
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Gambar 1.2. Sebaran Hotspot di Kabupaten Ketapang Tahun 2012
Produksi Kayu Produksi kayu Kabupaten Ketapang dihasilkan dari 4 (empat) sumber kayu legal antara lain berasal dari Hak Pengusahaan Hutan (HPH), Non HPH, Hak Pemungutan Hasil Hutan (HPHH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI). Realisasi pemanenan kayu terbesar kurun waktu 2010 dan 2011 berasal dari HTI, kemudian diikuti HPH, HPHH dan Non HPH. Untuk mengetahui produksi kayu yang dihasilkan dari Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 1.5. Tabel 1.5. Produksi Kayu Bulat Menurut Asal Kayu di Kabupaten Ketapang Tahun 2010 - 2011 Asal Kayu Hak Pengusahaan Hutan (HPH)
Tahun 2010 Target Realisasi
Tahun 2011 Target Realisasi
134.512,15
74.349,28
133.609,68
99.971,33
-
-
12.031,60
3.981,92
Hak Pemungutan Hasil Hutan
14.722,00
9.835,00
3.835,00
7.788,34
Hutan Tanaman
379.769,31
183.272,14
2.085.191,24
196.259,01
Non HPH
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
7
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tahun 2010 Target Realisasi
Asal Kayu
Tahun 2011 Target Realisasi
Industri Jumlah
529.003,46
267.484,30
2.234.667,52
308.000,60
Sumber : Kabupaten Ketapang Dalam Angka 2012.
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Rehabilitasi hutan dan lahan bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan dan
meningkatkan
produktivitas
dan
fungsi
hutan
peranannya
dan
dalam
lahan
sehingga
mendukung
daya
sistem
dukung,
penyangga
kehidupan tetap terjaga. Program rehabilitasi hutan dan lahan Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang telah memiliki rencana jangka panjang hingga Tahun 2026. Perencanaan program yang disusun per 5 tahun, Tahun 2007 – 2011, Tahun 2012 – 2016, Tahun 2017 – 2021 dan tahun 2022 – 2026. Sasaran program tersebut mulai dari Kawasan Hutan Lindung, Hutan Produksi, Hutan
Lindung
APL dan
Kawasan
Budidaya di
APL (Areal
Penggunaan Lain). Realiasasi kegiatan program rehabilitasi hutan dan lahan kurun waktu 2007 – 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.6. Rencana program program rehabilitasi hutan dan lahan kurun waktu 2014 – 2017 dapat dilihat pada Tabel 1.7. sedangkan perencanaan sasaran program rehabilitasi hutan dan lahan kurun waktu 2012 – 2026 dapat dilihat pada Tabel 1.8. Tabel 1.6. Realisasi Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu Tahun 2007 – 2013 Tahun 2007
Kecamatan
Luas (Ha)
Nanga Tayap
1.100
Sungai Melayu Raya
300
Tumbang Titi
300
Sandai
25
Benua Kayong
100 Total
2008
Manis Mata
1.825 55
Nanga Tayap
154
Marau
835
Matan Hilir Selatan
505
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
8
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tahun
Kecamatan
Luas (Ha)
Sungai Laur
70 Total
2009
Hulu Sungai
610
Simpang Hulu
250
Simpang Dua
685
Jelai Hulu
60
Kendawangan
150 Total
2010
239
Tumbang Titi
40
18
Nanga Tayap
18
Jelai Hulu
18
Marau
20
Kendawangan
3,3
Benua Kayong
3,3 80,6
Marau
475,51
Nanga Tayap
431,10
Simpang Dua
7,32
Hulu Sungai
298,62
Sungai Laur
31.84
Matan Hilir Selatan
481,29
Kendawangan
1.611,04
Matan Hilir Utara
294,36 Total
2013
279
Sungai Laur
Total 2012
1.755
Nanga Tayap
Total 2011
1.619
Matan Hilir Selatan
4.833,53 94,24
Marau
1996,69
Nanga Tayap
1.011,03
Matan Hilir Utara
1.203,58
Simpang Dua
192,25
Sungai Laur
3,73
Tumbang Titi
22,65 Total
4.476,91
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
9
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tabel 1.7. Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu Tahun 2014 – 2016 Jumlah Lokasi (UTP)
Kawasan
Luas (Ha)
Tahun 2014 HL
69
HP
-
Lindung APL
4.811,65 -
18
Budidaya APL
4.199,56
Total
-
87
8.931,22
HL
39
2.799,31
HP
4
Lindung APL
24
2.100,62
Budidaya APL
13
2.373,32
80
7.587,74
Tahun 2015
Total
334,50
Tahun 2016 HL
-
-
HP
4
142,02
Lindung APL
12
3.158,42
Budidaya APL
13
4.516,93
29
7.817,36
Total
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013. Keterangan : UTP : Unit Terkecil Pengelolaan
Tabel 1.8. Sasaran Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kurun Waktu Tahun 2012 – 2026 Jumlah Lokasi (UTP)
Kawasan
Luas (Ha)
Tahun 2012 - 2016 HL
170
HP
74
4.568,44
Lindung APL
74
11.540,73
Budidaya APL
28
6.943,00
Total
346
10.694,60
33.746,77
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
10
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Jumlah Lokasi (UTP)
Kawasan
Luas (Ha)
Tahun 2017 - 2021 HL
-
HP
145
15.935,01
Lindung APL
41
3.857,92
Budidaya APL
11
1.098,15
Total
197
20.891,07
Tahun 2022 - 2026 HL
-
-
HP
-
-
Lindung APL
-
-
Budidaya APL Total
85
16.319,78
85
16.319,78
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang, 2013.
B. Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati merupakan bagian dari komponen yang secara ekologis berperan sebagai penentu keseimbangan ekosistem yang penting bagi kehidupan, terutama dalam penyediaan jasa lainnya. Dengan demikian keanekaragaman
hayati
merupakan
salah
satu
penopang
utama
kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia. Keanekaragaman hayati adalah keadaan beragamnya ekosistem, jenis variabilitas genetika binatang, tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup. Setiap individu organisme mengandung ribuan gen dengan kombinasi yang unik, sementara jenis atau spesies terdiri dari banyak organisme. Ekosistem merupakan kumpulan dari banyak spesies yang berinteraksi satu sama lainnya dan dengan lingkungan fisik. Atas dasar itu pelestarian keanekaragaman hayati menjadi penting demi termanfaatkannya keanekaragaman hayati secara benar dan berkelanjutan. Kenyataan sekarang pelestarian keanekaragaman hayati masih belum terlaksana dengan baik, mengingat ancaman yang dihadapi sangat rumit dan sangat sulit diatasi. Kabupaten Ketapang sebagai bagian dari Indonesia juga memiliki kekayaan alam berupa keanekaragaman hayati
baik flora maupun fauna yang
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
11
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
tersimpan dalam hutan hujan tropika basah dan ekosistem lainnya. Potensi dan keanekaragaman jenis pada dasarnya sangat banyak, akan tetapi hingga saat ini belum terpetakan dan terdokumentasi secara baik dan rinci. Untuk keanekaragaman hayati tumbuhan, secara umum Kalimantan memiliki flora yang terkaya di Kepulauan Sunda, baik jumlah kekayaan maupun keragaman jenisnya. Lebih dari 3.000 jenis pohon, termasuk 267 jenis Dipterocarpaceae, yang merupakan kelompok pohon kayu perdagangan terpenting di kawasan Asia Tenggara; 58% jenis Dipterocarpaceae ini merupakan jenis endemik. Kalimantan memiliki 2.500-300 jenis anggrek dan 1.000 jenis Pakis, dan merupakan pusat distribusi karnivora kantung semar (Nepenthes). Tingkat endemisme flora cukup tinggi, yaitu sekitar 34% dari seluruh tumbuhan, tetapi hanya 59 marga di pulau ini unik (dari 1.500 marga seluruhnya). Beberapa jenis anggrek dan kantung semar di Kabupaten Ketapang masih dijumpai diantaranya anggrek alam seperti Phalaenopsis sp, Paphiopedilum sp, Cymbidium sp, Bulbophylum sp, Grammatophylum sp, Dimorphorchis sp yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman anggrek yang merupakan family Orchidaceae yang merupakan family terbesar dari tanaman berbunga yang meliputi 850 genus dan 20.000 species, diantaranya 2500 – 3000 jenis anggrek terdapat di hutan Kalimantan (Chairani dkk, 2005).
Gambar 1.3. Beberapa Jenis Keanekaragaman Flora di Kabupaten Ketapang
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
12
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Fauna Kalimantan menggambarkan
sejarah geologi dan
hubungannya
dengan daratan purba. Pulau ini kaya akan fauna yang berasal dari Asia, misalnya, keluarga rusa, sapi liar, babi, kucing, monyet dan kera, tupai, dan banyak keluarga burung Asia. Banyak fauna Kalimantan yang serupa dengan fauna daratan Asia dan pulau-pulau Sunda lainnya, tetapi keserupaan dengan Sulawesi dan pulau-pulau di sebelah timur hanya sedikit, karena komposisi faunanya agak berbeda.
Babi Hutan (Sus Barbatus)
Kelelawar (Pteropus vampyrus)
Kancil (Tragulus napu)
Landak (Hystrik brachyura)
Trenggiling (Manis javanicus)
Tupai (Rattus spp)
Biawak (Varanus borneensis)
Ular Phiton (Phyton raticulatus)
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
13
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Burung Kacer (Copsychus saularis)
Burung Punai (Treron veman)
Burung Tiung (Gracula religiosa)
Kukang (Nycticebus coucang)
Bunglon (Calotes jubatus)
Belibis (Thalia delbata)
But-But (Centropus sinensis)
Burung Madu (Anthreptes sirigalensis)
Camar Laut (Larus sp)
Burung Gereja (Passer montanus)
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
14
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Kadal (Mabouya multifasciata)
Burung Kedidi (Egretta sacra)
Layang-Layang (Hurindo rustica)
Raja Udang (Alcedinidae sp)
Gambar 1.4. Beberapa Jenis Keanekaragaman Fauna di Kabupaten Ketapang
Secara umum fauna Kabupaten Ketapang yang paling banyak dikenal adalah spesies orang utan.
WWF 2009, menyebutkan bahwa Kabupaten Ketapang
memiliki 2 (dua) Sub Spesies orang utan yaitu Pongo Pygmaeus Wurmbi dan Pongo Pygmaus Pygmaeus. Data beberapa jenis fauna yang dilindungi di Kabupaten Ketapang dapat dijumpai di dalam Kawasan konservasi yang ada di Kabupaten Ketapang, diantaranya : 1) CAGAR ALAM MUARA KENDAWANGAN, cagar alam dengan Luas : 149,049 Ha yang terletak di Kecamatan Kendawangan Kabupaten Ketapang (Penunjukan kawasan : Tahun 1982).
Cagar Alam Muara
Kendawangan memiliki tipe ekosistem hutan pantai, rawa air tawar dan tipe hutan dataran rendah. Jenis tumbuhan yang terdapat di dalam kawasan diantaranya Cemara Laut (Casuarina equistifolia) dan Ketapang (Terminalia
catapa),
Bakau-bakauan
(Rhizophora
spp),
Api-apian
(Avisenia spp) dan Brugueira spp, bentangur(Callophyllum spp), Pulai (Alstonia spp)
dan
Jelutung
(Dyera
cosfulata), Ramin
(Gonytylus
bancanus), Pohon Gelam (Mellaleuca leucadendron) dan Kawi (Shorea belangeran) dan Medang (Litsea sp). tempat
bertelurnya
Penyu
Pada ekosistem pantai menjadi
Belimbing
(Dermochellelys
coriaceae),
beraneka ragam burung pantai dan Kura Gading (Orlitia borneensis). Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
15
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Pada tipe hutan rawa air tawar menjadi habitat Bekantan (Nasalis larvatus) dan beberapa jenis Primata lainnya. Jenis fauna yang dijumpai di kawasan ini antara lain : Penyu Sisik (Eretmmochelys imbricata), Penyu
Hijau
(Celonia
mydas),
Penyu
Belimbing
(Dermochellys
coreaceae), Tuntong (Batagurbaska) dan Kura-kura Galling (Orlitia bornensis),
Bekantan
(Nasalis
larvatus)
dan
Orang
Utan
(Pongo
pygmaeus), Kera Ekor panjang (Macaca pascicularis), Rusa Sambar (Cervus unicolor), Pelanduk Kerangas (Tragulus javanicus), Pecuk Ular (Anthinga melanogaster), Cikalang Besar (Fregata minor), Cangak Merah (Ardea purpurea), Kuntul Cina (Egreta eulophotes), Cangak Laut (Ardea sumatrana), Kuntul Kerbau (Bubulcus ibis), Kuntul Karang (Egreta sarca), Bangau Hutan Rawa (Ciconia storms), Bangau Tongtong (Lepfoptilos javanicus). 2) TAMAN NASIONAL GUNUNG PALUNG, taman nasional dengan Luas : 90.000 Ha yang terletak di Kabupaten Ketapang (Penunjukan kawasan : Tahun 1990).
Taman Nasional Gunung Palung merupakan kawasan
Taman Nasional pertama di Kabupaten Ketapang. Secara geografis berada pada 1o 00' - 1o 20' Lintang Selatan dan 109o 00' - 110o 25' Bujur Timur.
Kekhasan
dari
Taman
Nasional
Gunung
Palung
adalah
keanekaragaman ekosistem hutan yang ada didalamnya, mulai dari ekosistem pantai hingga ekosistem puncak pegunungan. Sehingga kawasan tersebut digolongkan sebagai salah satu kawasan yang memiliki vegetasi terlengkap di dunia.
Jenis fauna yang menjadi primadona
kawasan ini adalah dari golongan Primata, terutama jenis Orangutan. Selain itu terdapat pula beranekaragam jenis burung dan Mamalia besar. Potensi lainnya yang dimiliki oleh Taman Nasional Gunung Palung adalah panorama alam dan peninggalan budaya masyarakat sekitar kawasan, sehingga memungkinkan untuk dijadikan objek kunjungan bagi para wisatawan disamping berfungsi untuk kawasan pelestarian, pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Taman Nasional
Gunung Palung memiliki ekosistem terlengkap, mulai dari ekosistem pantai, hutan payau (Mangrove), rawa air tawar, rawa gambut, alluvial dataran rendah berpasir, dataran rendah berbatu, dataran tinggi dan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
16
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
puncak pegunungan (hutan lumut). Didalam tipe-tipe habitat tersebut terdapat beranekaragam jenis tumbuhan dan satwa liar. Sebagian besar habitat didominasi oleh jenis-jenis dari family Dipterocarpaceae seperti Meranti
(Shorea
spp),
Kruing
(Dipterocapus
spp)
dan
Kapur
(Dryobalanops spp). Jenis-jenis lainnya juga terdapat berbagai pohon penghasil buah-buahan yang menjadi sumber makanan berbagai satwa, diantaranya jenis Durian (Durio carinatus), Rambutan hutan (Nephelium sp), Pluntan (Arthocarpus sp) dan berbagai jenis Ara (Ficus spp). Jenis fauna yang dapat dengan mudah dijumpai di dalam kawasan adalah dari golongan Primata seperti Kera (Macaca fascicularis), Owa (Hylobathes agilis), Kelasi (Hylobathes frontata) dan Orangutan (Pongo pygmaeus). Khusus untuk keberadaan Orangutan di Taman Nasional Gunung Palung, telah dilakukan beberapa penelitian oleh Universitas Harvard Amerika Serikat di Stasiun Peneliti Cabang Panti. Jenis mamalia darat lainnya, terdapat jenis Beruang Madu, Rusa, Babi hutan dan berbagai jenis burung.
C. Air Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya terpenting bagi kehidupan manusia dalam melakukan berbagai kegiatan yang dilakukannya, termasuk kegiatan pembangunan. Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah meningkatkan kebutuhan sumber daya air. Di lain pihak,
ketersediaan sumber daya air
semakin
terbatas, hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor seperti pencemaran, penggundulan hutan, kegiatan perubahan
pertanian fungsi
yang daerah
mengabaikan tangkapan
air.
kelestarian Di
lingkungan,
banyak
daerah
dan
terjadi
kecenderungan penurunan kuantitas dan kualitas air. Walaupun ketersediaan air dari waktu ke waktu relatif tetap karena mengikuti daur hidrologi, keadaan dan kualitasnya yang kurang memenuhi syarat menyebabkan pemakaian dan pemanfaatannya menjadi terbatas. Dalam rangka memenuhi kebutuhan air untuk berbagai kebutuhan, kelestarian sumber daya air perlu dijaga. Prinsip dasar yang berkaitan dengan pemanfaatan air yang efisien juga harus mempertimbangkan aspek daya dukung dan konservasi sumber daya air.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
17
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Melihat kepentingan dan ketergantungan masyarakat akan keberadaan sungai tersebut peranannya sangat tinggi, namun disisi lain perhatian terhadap kualitas dan kuantitas sungai beserta anak-anak sungainya kurang mendapat perhatian dalam pemanfaatannya. Akibatnya dapat menurunkan kualitas dan kuantitas air sungai tersebut yang pada gilirannya akan menurunkan nilai dan
fungsi strategisnya,
dan
pada
akhirnya akan
menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Selain itu dalam pemanfaatannya, masyarakat sering melupakan untuk menjaga kelestarian fungsi badan air sungai, bahkan menjadikan sungai beserta anak sungainya sebagai ”tong sampah” atau terminal akhir dari pembuangan limbah domestik dan limbah industri. Disamping itu, berbagai kegiatan lainnya secara tidak langsung juga mempengaruhi kualitas air sungai, seperti terjadinya penggundulan hutan, hilangnya tempat-tempat perlindungan air tanah serta daerah tangkapan air dan kegiatan pertanian yang menggunakan pestisida dan zat-zat kimia lain ke dalam sungai serta kegiatan lain yang juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas air sungai. Wilayah Kabupaten Ketapang dialiri 10 sungai utama dan anak sungai, menyebabkan angkutan sungai dapat menjangkau ke tempat-tempat yang relatif jauh dari pusat kota. Karena itu pula angkutan sungai sangat penting peranannya untuk menjamin kelancaran kegiatan ekonomi masyarakat. Secara umum manfaat sungai bagi masyarakat di Kabupaten Ketapang antara lain adalah: 1. Sebagai sumber bahan baku air minum 2. Sebagai sumber air bersih bagi keperluan rumah tangga dan industri 3. Sebagai sumber protein hayati (perikanan) dan irigasi pertanian, pertambangan serta perkebunan 4. Sebagai tempat rekreasi 5. Sebagai sarana transportasi baik oleh penduduk maupun industri. Transoprtasi sungai bagi masyarakat pedesaan disamping sebagai alternatif, juga merupakan transportasi utama pada daerah tertentu (pedalaman).
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
18
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tabel 1.9. Sungai Utama di Kabupaten Ketapang SWS Pawan
Nama Sungai S. Pawan
Panjang Sungai (Km)
Luas DPS (km²)
Lebar Sungai (m)
13.400
228,50
110
3.090
103,00
60
840
51,50
40
2.860
138,00
130
358
35,50
45
3.380
130,00
120
630
23,70
50
1.900
95,00
55
980
25,00
40
5.840
231,00
120
S. Semandang S. Tulak S. Pesaguan S. Tenger S. Kendawangan S. Simbar S. Air Hitam Besar S. Air Hitam Kecil S. Jelai
Sumber : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum, 2010.
Pencemaran Air Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup menyatakan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, hara, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan idup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Di dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air didefinisikan bahwa Pencemaran air adalah masuknya
atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, hara dan
atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehinga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Dari definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
19
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Indikator bahwa air lingkungan telah tercemar adalah ditandai dengan adanya perubahan atau tanda-tanda yang dapat diamati melalui : (1) Adanya perubahan suhu air, (2) Adanya perubahan nilai pH atau konsentrasi ion, (3) Adanya perubahan warna, rasa air, (4) Timbulnya endapan, koloid, bahan
terlarut,
(5)
Adanya
mikroorganisme,
dan
(6)
Meningkatnya
radioaktivitas air lingkungan. Metode pemantauan kualitas air yang telah ada dapat digunakan untuk menentukan kualitas air, apakah air bersifat tidak tercemar, tercemar ringan, tercemar sedang atau tercemar berat. Diantaranya adalah metode fisik kimia, di mana metode ini merupakan penentuan kualitas air yang didasarkan pada Dissolved Oxygent (DO), Biologycal Oxygent Demand (BOD), Chemical Oxygent Demand (COD) dan sebagainya. Selanjutnya pemantauan kualitas lingkungan dapat menggunakan indeks diversitas dengan menggunakan kumpulan data makroinvertebrata bentos. Masuknya bahan pencemar ke dalam air permukaan merubah struktur komunitas yang hidup di dalamnya. Indikator atau tanda bahwa air pada lingkungan telah tercemar menurut Anonim (2008) terdiri dari tiga jenis, yaitu sumber pencemar yang berasal dari sumber fisik, sumber kimia dan sumber biologis. Sumber fisik berasal dari kegiatan rumah tangga, pasar jalan dan lain-lain yang biasanya membuang sampah di sembarang tempat. Sumber kimia berasal dari kegiatan-kegiatan yang membuang limbah industrinya yang mengandung bahan-bahan kimia tanpa pengolahan lebih lanjut, atau sudah diolah tetapi buangannya tidak sesuai dengan Baku Mutu Air Limbah yang ditetapkan Pemerintah. Sedangkan sumber biologis berasal dari adanya kehidupan mikroba (jasad renik, mikroorganisme) seperti bakteri, fungi dan algae. Adanya kehidupan mikroba tersebut di dalam air, banyak menimbulkan kerugian, walaupun juga banyak mempunyai manfaat dan keuntungan. Sungai merupakan badan air mengalir (flowing water atau lentik). Lebih kurang 69% air sungai ini berasal dari ratusan air tanah (base flow) dan sisanya berasal dari hujan yang mengalir sebagai aliran permukaan (surface run off). Kondisi kritis sungai dapat dinilai dari parameter kuantitas (debit) alirannya dan kualitas airnya.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
20
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Dampak dari polutan pada sungai sangat tergantung dari sifat alamiah polutan dan karakteristik dari sungai itu sendiri. Beberapa yang termasuk karakteristik sungai antara lain volume dan kecepatan air yang mengalir pada sungai, kedalaman sungai dan jenis dasar sungai. Secara teoritis transport dan polutan dalam lingkungan perairan dikontrol oleh pergerakan massa (advection) dan pencampuran atau difusi. Ketika massa bahan kimia dibuang ke sungai, pusat massa dari bahan kimia tersebut akan mengalir dengan kecepatan rata-rata aliran sungai. Bahan kimia yang mengalir akan tersebar dalam badan sungai, akibat difusi turbulen dan kecepatan yang tidak seragam sepanjang sungai. Kecepatan aliran air pada sungai biasanya bernilai maksimum di dekat pusat sungai dan di bawah permukaan, sedangkan air di dekat dasar dan di tepi sungai diperlambat oleh adanya friksi sehingga pencampuran akan semakin besar. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Laur Sungai Laur merupakan salah satu cabang sungai Pawan, sungai ini melintasi Kecamatan Sungai Laur dan Kecamatan Sandai, muara sungai Laur terletak di Desa Penjawaan Kecamatan Sandai. Di daerah aliran sungai laur terdapat kegiatan perkebunan kelapa sawit antara lain PT. Prakarsa Tani Sejati (PTS) dan PT. Swadaya Mukti Prakarsa (SMP). Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Laur selain kegiatan perkebunan kelapa sawit (yang berada di sekitar Desa Sungai Air Putih), antara lain adalah aktivitas dermaga, pemukiman penduduk. Keberadaan Sungai Laur selain untuk sarana transportasi sungai, juga berfungsi sebagai aktivitas kehidupan sehari-hari bagi masyarakat yang berada di sepanjang sungai Laur (mencuci, memasak, sanitasi). Pada daerah hulu Sungai Laur terdapat aktivitas kegiatan penambangan illegal (penambangan emas) Daerah Hulu dari Sungai Laur.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
21
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tabel 1.10. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Laur Tahun 2012 No
Parameter Uji
Hasil Uji
Kelas Air
Satuan SL-1
SL-2
SL-3
SL-4
SL-5
SL-6
TK-1
TK-2
I
II
°C
29,9
30
30
30
30
30
25,3
25,4
±3
±3
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
14,6
14,6
14,7
14,7
14,7
11,4
87,0
63
3
TSS
mg/L
-
-
-
-
-
-
7,62
8
4
pH
-
6,63
6,55
6,47
6,5
6,39
6,27
5,94
6,11
5
DO
mg/L
-
-
-
-
-
-
8,04
8,08
6
4
/00
0
0
0
0
0
0
-
-
-
-
µS/cm
31,8
31,7
31,8
31,9
25
-
-
-
-
0
1000 1000 50
50
6–9 6–9
6
Salinitas
7
DHL
8
Turbiditas
NTU
-
-
-
-
-
-
18,5
18,2
-
-
9
BOD
mg/L
0,8
0,6
0,7
1,3
0,5
0,4
4,20
2,96
2
3
10 COD
mg/L
26
32
37
35
30
51
11,7
14,6
10
25
11 Arsenic (As)
mg/L
-
-
-
-
-
-
1
1
12 Merkuri (Hg)
mg/L
-
-
-
-
-
-
13 Kadmium (Cd)
mg/L
<0,0051 <0,0051 <0,0051 <0,0051 <0,0051 <0,0051
0,002
0,003
0,01
0,01
14 Timbal (Pb)
mg/L
<0,0051 <0,0051 <0,0051 <0,0051 <0,0051 <0,0051
0,023
0,024
0,03
0,03
15 Tembaga (Cu)
mg/L
<0,0048 <0,0048 <0,0048 <0,0048 <0,0048 <0,0048
0,012
0,004
0,02
0,02
16 Seng (Zn)
mg/L
<0,0053
0,01
17 Besi
mg/L
0,79
0,81
0,81
18 Mangan
mg/L
-
-
mg/L
< 0,02
20 Nitrit Sebagai N
mg/L
21 Fenol
mg/L
19
Amoniak (NH3-N)
32
<0,0053 <0,0053
<0,0005 <0,0005 0,0002
<0,0002 0,001 0,002
0,0072
<0,0053
0,022
0,008
0,05
0,05
0,83
0,84
0,73
1,54
1,10
0,3
-
-
-
-
-
0,028
0,016
0,1
-
0,02
0,05
<0,02
<0,02
<0,02
0,019
0,035
0,5
-
0,06
0,06
< 0,01
< 0,01
< 0,01
< 0,01
0,006
0,006
0,06
0,06
0,18
0,18
0,84
1,02
<0,1
4,87
<0,001
<0,001
1
1
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013. Keterangan Kode Sampel TK-1 SL-2 SL-4 SL-6
: : : :
Sungai Sungai Sungai Sungai
Laur Laur Laur Laur
(Kuala Laur/Jembatan Laur) (Kuala Laur) (Kampung Penyengkuang) (Kampung Penyengkuang)
SL-1 SL-3 SL-5 TK-2
: : : :
Sungai Sungai Sungai Sungai
Laur Laur Laur Laur
(Kuala Laur) (Kuala Laur) (Kampung Penyengkuang) (Desa Spiso)
Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Laur dapat diketahui bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas, kecuali besi (Fe), COD dan fenol di beberapa titik pengambilan sampel yang melebihi ambang batas yang ditetapkan. Kadar besi (Fe) di seluruh titik pengambilan sampel berada di atas ambang batas walaupun selisih antara kadar yang terdeteksi dengan kadar ambang batas tidak terlalu besar. Besi (Fe)
merupakan unsur kimia yang
digolongkan
dalam logam berat.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
22
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tingginya unsur-unsur kimia tersebut pada titik-titik pengambilan sampel air Sungai laur sangat dipengaruhi oleh kondisi alamiah dan kondisi non alamiah. Adapun Kondisi alamiah dapat berasal dari keadaan alam dimana keberadaan logam di alam juga dapat berpotensi untuk mempengaruhi lingkungan.
Sedangkan
kondisi
non
alamiah
dapat
bersumber
dari
kegiatan/aktivitas dari individu, kelompok yang berada di sepanjang sungai yang dapat mencemari lingkungan. Hal yang perlu diperhatikan adalah keruhnya air sungai laur di beberapa titik pengambilan sampel diakibatkan adanya aktivitas penambangan emas ilegal di dalam badan sungai dan anak sungai yang dilakukan oleh masyarakat setempat dan pendatang yang pada saat pengambilan sampel air masih ditemukan. Sedangkan Kadar COD dan fenol dapat disebabkan adanya faktor alamiah dan non alamiah. Faktor alamiah dapat berasal dari alam akibat adanya pelapukan tumbuhan dan sejenisnya. Sedangkan faktor nonalamiah dapat disebabkan adanya akivitas masyarakat disekitar sungai yang berasal dari adanya aktivitas masyarakat seperti pembukaaan lahan untuk perkebunan dan pertanian. Sungai Pawan Sungai Pawan merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Kabupaten Ketapang, dimana sungai ini melintasi Kecamatan Delta Pawan, Benua Kayong, Muara Pawan, Nanga Tayap, Sandai dan Hulu Sungai. Aktivitas yang berada di daerah aliran sungai Pawan antara lain Perkebunan Kepala Sawit (PT. Agrolestari Mandiri, PT. Sepanjang Inti Surya Mulia, PT. SMA, PT. GY Plantation), Logpond PT. Suka Jaya Makmur (Alas Kusuma), pemukiman penduduk dan pertanian penduduk. Tabel 1.11. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pawan Tahun 2012 No
Parameter Uji
Satuan
Hasil Uji
Kelas Air
S. PW-1
S.PW-2
I
II
°C
25,6
25,5
±3
±3
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
70
53
1000
1000
3
TSS
mg/L
29,5
32,2
50
50
4
pH
-
6,13
6,33
6–9
6–9
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
23
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No
Parameter Uji
5
DO
6
Salinitas
7
DHL
8 9
Satuan mg/L
Hasil Uji
Kelas Air
S. PW-1
S.PW-2
I
II
7,20
7,48
6
4
/00
-
-
-
-
µS/cm
-
-
-
-
Turbiditas
NTU
37,6
17,9
-
-
BOD
mg/L
2
2,72
2
3
10 COD
mg/L
23
16,4
10
25
11 Arsenic (As)
mg/L
<0,0005
<0,0005
1
1
12 Merkuri (Hg)
mg/L
<0,0002
<0,0002
0,001
0,002
13 Kadmium (Cd)
mg/L
<0,001
<0,001
0,01
0,01
14 Timbal (Pb)
mg/L
0,005
0,008
0,03
0,03
15 Tembaga (Cu)
mg/L
0,006
0,007
0,02
0,02
16 Seng (Zn)
mg/L
0,032
<0,001
0,05
0,05
17 Besi
mg/L
1,56
1,32
0,3
-
18 Mangan
mg/L
0,028
0,029
0,1
-
19 Amoniak (NH3-N)
mg/L
<0,001
0,017
0,5
-
20 Nitrit Sebagai N
mg/L
0,006
0,006
0,06
0,06
21 Fenol
mg/L
<0,001
0,016
1
1
0
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013. Keterangan Kode Sampel S.PW-01 : Intake PDAM
S.PW-02 : Tanjungpura
Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai pawan dapat diketahui bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas, kecuali besi (Fe), COD dan fenol di beberapa titik pengambilan sampel yang melebihi ambang batas yang ditetapkan. Kadar COD dan fenol dapat disebabkan adanya faktor alamiah dan non alamiah. Faktor alamiah dapat berasal dari alam akibat adanya pelapukan tumbuhan dan sejenisnya. Sedangkan faktor nonalamiah dapat disebabkan adanya akivitas masyarakat disekitar sungai yang berasal dari adanya aktivitas masyarakat seperti pembukaaan lahan untuk perkebunan dan pertanian. Sedangkan Kadar besi (Fe) di seluruh titik pengambilan sampel berada di atas ambang batas walaupun selisih antara kadar yang terdeteksi dengan kadar ambang batas tidak terlalu besar. Besi (Fe) merupakan unsur kimia yang digolongkan dalam logam berat. Tingginya unsur-unsur kimia tersebut pada titik-titik pengambilan sampel air Sungai laur sangat dipengaruhi oleh kondisi alamiah dan kondisi non alamiah. Adapun Kondisi alamiah dapat berasal dari keadaan alam dimana keberadaan logam di alam juga dapat
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
24
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
berpotensi
untuk
mempengaruhi
lingkungan.
Sedangkan
kondisi
non
alamiah dapat bersumber dari kegiatan/aktivitas dari individu, kelompok yang berada di sepanjang sungai yang dapat mencemari lingkungan. Sungai Keriau (Pawan Hulu) Sungai
Keriau
merupakan
hulunya
Sungai
Pawan
yang
terletak
di
Kecamatan Hulu Sungai. Pada daerah sekitar sungai Keriau masih terdapat hutan sekunder dan khususnya daerah sempadan sungai sudah banyak ditanami pohon karet oleh masyarakat setempat. Aktivitas yang berada di daerah aliran sungai Keriau antara lain : pemukiman dan perkebunan masyarakat. Pada
beberapa
lokasi
di
Sungai
Keriau
masih
terdapat
kegiatan
penambangan emas di dalam aliran sungai Keriau, dengan bentuk ponton terapung.
Menurut
informasi
masyarakat
setempat
(masyarakat
Menyumbung, Sandai dan sekitarnya) pada daerah hulu sungai Keriau masih beroperasi
kegiatan
penambangan
emas
ilegal
yang
dikelola
oleh
masyarakat lokal maupun pendatang. Tabel 1.12. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Keriau Tahun 2012 Hasil Uji No
Parameter Uji
1
Temperatur (T)
2
pH
3
DHL
4
TDS
Kelas Air
Satuan HS -1
HS -2
HS -3
HS -4
HS -5
HS -6
HS -7
HS -8
I
II
°C
27
27
27
27
26
26
26
26
±3
±3
-
-
-
-
-
-
-
µS/cm
40,0
33,7
84,7
87,5
28,4
27,5
19,49
18,5
mg/L
18,5
15,6
40,0
41,4
13
12,6
8,8
8,4
/00
0
0
0
0
0
0
0
0
-
-
0
-
6–9 6–9 -
-
1000 1000
5
Salinity
6
BOD
mg/L
2,0
1,2
1,1
2,9
2,4
1,3
3,4
2,5
2
3
7
COD
NTU
20
24
23
26
23
21
41
33
10
25
8
TC
mg/L
5,4
4,6
5,6
5,0
5,3
5,6
7,8
6,3
-
-
9
IC
mg/L
1,6
1,3
1,0
1,4
2,3
1,3
1,2
1,3
-
-
10 TOC
mg/L
3,8
3,3
4,2
3,6
3,
4,3
6,6
5,0
-
-
11 Besi (Fe)
mg/L
0,10
0,05
-
0,007
0,0082
0,01
0,01
13 Tembaga (Cu)
mg/L
<0,00 48 <0,00 51
0,02
mg/L
< 0,0048 < 0,0051
0,02
14 Timbal (Pb)
< 0,0051 < 0,0048 < 0,0051
< 0,0096 < 0,0048 < 0,0051 < 0,0053
0,03
< 0,0051 < 0,0048 < 0,0051
< 0,0096 < 0,0051 < 0,0048 < 0,0051
0,02
mg/L
< 0,0096 < 0,0051 < 0,0048 < 0,0051
0,04
12 Cadmium (Cd)
< 0,0096 < 0,0051 < 0,0048 < 0,0051
0,03
0,03
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
25
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Hasil Uji No
Parameter Uji
Kelas Air
Satuan HS -1
HS -2
HS -3
HS -4
HS -5
HS -6
HS -7
HS -8
I
II
mg/L
< 0,0053
< 0,0053
< 0,0053
< 0,0053
< 0,0053
< 0,0053
< 0,0053
<0,00 53
0,05
0,05
mg/L
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
17 Nitrit Sebagai N
mg/L
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
18 Fenol
mg/L
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
15 Seng (Zn) 16
Amoniak (NH3-N)
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013. Keterangan Kode Sampel HS-1 HS-3 HS-5 HS-7
: : : :
Sungai Keriau (Desa Senduruhan) Sungai Biak (Desa Randau Jungkal) Sungai Keriau (Desa Demit) Jembatan Muara Cekak (Sungai Cekak)
HS-2 HS-4 HS-6 HS-8
: : : :
Sungai Keriau (Desa Menyumbung) Sungai Keriau (Desa Randau Jungkal) Sungai Keriau (Desa Patai Patah) Exs. PT. Trika Sari (Desa Muara Cekak)
Hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Keriau menunjukkan bahwa sungai tersebut dalam keadaan tercemar ringan hal ini terutama dapat dilihat dari beberapa parameter yang berada diatas baku mutu, walaupun tidak disemua tititk pemantuan, seperti kadar COD dan besi di sebagian titik pengambilan sampel yang sudah melebihi ambang batas. Pemantauan yang dilakukan pada musim penghujan dimana debit dan volume air juga meningkat yang disebabkan tingginya curah hujan. Mengingat sungai keriau merupakan hulunya sungai pawan yang mana melintasi 7 Kecamatan di Kabupaten Ketapang dan digunakan sebagai bahan baku untuk Perusahaan Air Minum Daerah di Kota Ketapang, maka perlu adanya tindak lanjut untuk memantau dan mencegah semakin tercemarnya sungai ini. Sungai Kendawangan Sungai Kendawangan yang merupakan tumpuan aktivitas masyarakat yang berada pinggiran sungai dan masuk dalam 2 (dua) wilayah Kecamatan. Wilayah yang masuk dalam 2 Kecamatan yaitu Wilayah Kecamatan Marau dan Kecamatan Kendawangan. Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Kendawangan, yaitu kegiatan perkebunan kelapa sawit (Golden Hope Group, Sinar Mas Group), aktivitas dermaga (pelabuhan CPO Golden Hope, pelabuhan bongkar muat kegiatan penambangan bauksit PT. Harita Prima Abadi Mineral), penambangan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
26
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
bauksit (PT. Harita Prima Abadi Mineral), penambangan bijih besi (PT. Putra Alam Lestari dan PT. Kendawangan Putra Lestari), penambangan pasir zirkon, pemukiman penduduk. Keberadaan Sungai Kendawangan selain untuk sarana transportasi sungai, juga berfungsi sebagai aktivitas kehidupan sehari-hari bagi masyarakat yang berada di sepanjang sungai Kendawangan (mencuci, memasak, sanitasi). Daerah hulu dari Sungai Kendawangan berada di Kecamatan Marau. Tabel 1.13. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kendawangan Tahun 2012 Hasil Uji No Parameter Uji
Kelas Air
Satuan S.KDW -1 S.KDW -2 S.KDW -3 S.KDW -4 S.KDW -5 S.KDW -6 S.KDW-7
1
Temperatur
2
S.KDW-8
I
II
°C
29
29
29
29
29
29
25,5
25,4
±3
±3
TDS
mg/L
46
1582
4
17
4
28
13.140
71
1000
1000
3
TSS
mg/L
-
-
-
-
-
-
25,6
26,3
50
50
4
pH
-
7,95
6,37
6,24
6,89
7,61
8,09
6,58
6,46
6–9
6–9
5
DO
mg/L
-
-
-
-
-
-
6,68
5,96
6
4
6
Salinitas
/00
3,7
1,6
4,1
17,2
3,9
0
-
-
-
-
7
DHL
µS/cm
69,3
3,09
7,5
28
7,15
44,5
-
-
-
-
8
Turbiditas
NTU
-
-
-
-
-
-
19,8
13,9
-
-
9
BOD
mg/L
0,3
0,2
0,4
0,7
1,2
0,7
4,76
3,24
2
3
10 COD
mg/L
4
62
8
69
53
23
71,3
56
10
25
11 Arsenic (As)
mg/L
-
-
-
-
-
-
<0,0005
<0,0005
1
1
12 Merkuri (Hg)
mg/L
-
-
-
-
-
-
0,0002
0,0003
0,001 0,002
13 Kadmium (Cd)
mg/L
<0,0051
<0,0051
<0,0051
<0,0051
<0,0051
<0,0051
0,010
<0,001
0,01
0,01
14 Timbal (Pb)
mg/L
< 0,0048
< 0,0048
< 0,0048
< 0,0048
< 0,0048
< 0,0048
0,096
0,009
0,03
0,03
15 Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,0051
< 0,0051
< 0,0051
< 0,0051
< 0,0051
< 0,0051
0,025
0,002
0,02
0,02
16 Seng (Zn)
mg/L
0,08
0,04
0,04
0,02
0,03
002
0,078
0,008
0,05
0,05
17 Besi
mg/L
0,04
<0,0096
<0,0096
<0,0096
<0,0096
<0,0096
0,146
0,748
0,3
-
18 Mangan
mg/L
-
-
-
-
-
-
0,014
0,028
0,1
-
19 Amoniak (NH3-N)
mg/L
< 0,01
0,5
< 0,01
< 0,01
0,08
0,1
0,025
0,019
0,5
-
20 Nitr it Sebagai N
mg/L
0,03
0,07
0,03
<0,03
<0,03
<0,03
0,213
0,009
0,06
0,06
21 Fenol
mg/L
<0,1
0,4
0,1
<0,1
<0,1
2
<0,001
<0,001
1
1
0
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013. Keterangan Kode Sampel S.KDW-1 S.KDW-3 S.KDW-5 S.KDW-7
: : : :
Muara Sungai Membuluh Sebelum Muara Sungai Membuluh Dermaga PT. PAL Jembatan Kelampai
S.KDW S.KDW S.KDW S.KDW
-2 -4 -6 -8
: : : :
Sungai Membuluh Pelabuhan PT. HPAM Kendawangan Pelabuhan PT. HPAM Air Upas Dermaga Desa Bakung
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
27
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Dari
hasil
uji
laboratorium
pada
sampel
air
Sungai
Kendawangan
menunjukkan adanya beberapa parameter yang melebihi ambang batas yang ditetapkan, yaitu kadar COD, besi dan fenol di sebagian titik pengambilan sampel. Tercemarnya sungai ini diperkirakan akibat banyaknya aktivitas perusahaan pertambangan di daerah aliran sungai Kendawangan dan perkebunan kelapa sawit. Salinitas yang tinggi di beberapa titik pengamatan terutama di daerah yang dekat muara sungai menunjukkan bahwa sungai ini mempunyai debit air yang tidak besar sehingga air laut masuk ke badan sungai. Sungai Pesaguan Sungai Pesaguan berada di wilayah administrasi Kecamatan Tumbang Titi, Kecamatan Matan Hilir Selatan dan Sungai Melayu Rayak. Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Pesaguan adalah perkebunan dan ladang (Karet) yang dikelola oleh masyarakat sekitar, perkebunan kelapa sawit yang
dikelola
oleh
perusahaan
(Poliplant
Group),
dan
kegiatan
penambangan (emas, zirkon, maupun timah). Untuk masyarakat yang berada di
daerah
muara Sungai
Pesaguan
aktivitas yang
dilakukan
masyarakat. Daerah sekitar Sungai Pesaguan, sebagian besar kebun karet, semak belukar, dan hutan skunder. Untuk aktivitas kegiatan perkebunan masih pada tahap pembersihan lahan (land clearing). Tabel 1.14. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Pesaguan Tahun 2012 Hasil Uji No
Parameter Uji
Satuan
Kelas Air
S. PSG-1
S.PSG-2
I
II
°C
26,9
26,8
±3
±3
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
1.200
65
1000
1000
3
TSS
mg/L
33
39,2
50
50
4
pH
-
5,34
6,58
6–9
6–9
5
DO
mg/L
6,76
7,96
6
4
/00
-
-
-
-
µS/cm
-
-
-
-
0
6
Salinitas
7
DHL
8
Turbiditas
NTU
100
46
-
-
9
BOD
mg/L
1,24
1,28
2
3
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
28
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Hasil Uji No
Parameter Uji
Satuan
Kelas Air
S. PSG-1
S.PSG-2
I
II
10 COD
mg/L
49,8
7,29
10
25
11 Arsenic (As)
mg/L
<0,0005
<0,0005
1
1
12 Merkuri (Hg)
mg/L
<0,0002
0,0002
0,001
0,002
13 Kadmium (Cd)
mg/L
0,001
<0,001
0,01
0,01
14 Timbal (Pb)
mg/L
0,017
<0,002
0,03
0,03
15 Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
<0,001
0,02
0,02
16 Seng (Zn)
mg/L
0,013
0,061
0,05
0,05
17 Besi
mg/L
1,29
<0,001
0,3
-
18 Mangan
mg/L
0,027
0,011
0,1
-
mg/L
0,024
0,040
0,5
-
20 Nitrit Sebagai N
mg/L
0,045
0,010
0,06
0,06
21 Fenol
mg/L
<0,001
<0,001
1
1
19
Amoniak (NH3-N)
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013. Keterangan Kode Sampel S.PSG-01 : Jembatan Pesaguan
S.PSG-02 : Sungai Tapah
Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Pesaguan adanya parameter yang melebihi ambang batas sesuai dengan yang dipersyaratkan, yaitu kadar COD dan besi di seluruh titik pengambilan sampel dan kadar fenol dibeberapa titik pengambilan sampel. Kadar fenol yang cukup tinggi dalam air sungai Pesaguan diduga berasal dari kegiatan masyarakat di tepian sungai yang menggunakannya untuk kegiatan perkebunan dan pembukaan lahan. Selain itu pelapukan tumbuhan disekitar sungai juga turut berkontribusi pada peningkatan kadar fenol pada aliran sungai. Sungai Jelai Sungai Jelai yang merupakan tumpuan aktivitas masyarakat yang berada pinggiran sungai dan masuk dalam 2 (dua) wilayah Kecamatan. Wilayah yang masuk dalam 2 Kecamatan yaitu Wilayah Kecamatan Jelai Hulu dan Kecamatan Manis Mata. Sungai Jelai berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Tengah, Hulu Sungai Jelai berada di Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan hilir Sungai Jelai berada di Kuala Jelai/Natai Kuini. Daerah
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
29
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Sungai Jelai yang berbatasan dengan Kalimantan Tengah yaitu Kabupaten Sukamara dan wilayah terdekat yang masuk di Kabupaten Ketapang adalah Sukaramai, yang bersebelahan langsung dengan Sukamara. Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Jelai di wilayah Kecamatan Manis Mata adalah kegiatan perkebunan kelapa sawit (PT. Harapan Sawit Lestari, PT. Harapan Hibrida Kalbar, PT. UAI), aktivitas dermaga (pelabuhan CPO PT. Harapan Sawit Lestari yang berada di daerah Jambi. Untuk kegiatan yang berada di wilayah Kecamatan Jelai Hulu yaitu Perkebunan Kelapa Sawit (PT. Fangiono, di daerah Pangkalan Suka). Tabel 1.15. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Jelai Tahun 2012 Hasil Uji No
Parameter Uji
Satuan
Kelas Air
SJ-01
SJ-02
I
II
°C
27,4
27,5
±3
±3
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
14
14
1000
1000
3
TSS
mg/L
3,25
7,57
50
50
4
pH
-
6,14
5,85
6–9
6–9
5
DO
mg/L
7,41
7,21
6
4
/00
-
-
-
-
µS/cm
-
-
-
-
0
6
Salinitas
7
DHL
8
Turbiditas
NTU
3,74
6,92
-
-
9
BOD
mg/L
1,92
1,46
2
3
10 COD
mg/L
5,94
3,92
10
25
11 Arsenic (As)
mg/L
<0,0005
<0,0005
1
1
12 Merkuri (Hg)
mg/L
<0,0002
<0,0002
0,001
0,002
13 Kadmium (Cd)
mg/L
<0,001
<0,001
0,01
0,01
14 Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
0,011
0,03
0,03
15 Tembaga (Cu)
mg/L
0,002
<0,001
0,02
0,02
16 Seng (Zn)
mg/L
<0,001
<0,001
0,05
0,05
17 Besi
mg/L
0,364
0,725
0,3
-
18 Mangan
mg/L
<0,001
0,019
0,1
-
19 Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,146
0,031
0,5
-
20 Nitrit Sebagai N
mg/L
<0,001
0,001
0,06
0,06
21 Fenol
mg/L
0,019
0,024
1
1
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013. Keterangan Kode Sampel SJ-01 : Jembatan Lama Tanjung
SJ -02 : Jembatan gantung Riam Danau
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
30
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Jelai menunjukkan bahwa kadar besi di seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi ambang batas. Walaupun untuk parameter besi hanya dipersyaratkan
untuk baku
mutu kelas I, yaitu untuk peruntukan air baku pengolahan air minum. Sungai Matan Sungai Matan yang bermuara di Kabupaten Kayong Utara (Kecamatan Simpang Hilir), merupakan sungai yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Palong. Daerah Hulu Sungai Matan di berada di Desa Legong (Kecamatan Simpang Hulu). Salah satu anak sungai Matan yang mengalir ke Sungai Matan adalah Sungai Banjur (Hulu sungai Banjur berada di dalam kawasan Hutan Lindung). Aktivitas yang berada di Sekitar Sungai Matan adalah perkebunan kelapa sawit (yang dikelola perusahaan), pemukiman penduduk, perkebunan lokal yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Tabel 1.16. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Matan Tahun 2012 Hasil Uji No
Parameter Uji
1
Temperatur (T)
2
pH
3
DHL
4
TDS
Kelas Air
Satuan S.MT-1
S.MT-2
S.MT-3
S.MT-4
S.MT-5
S.MT-6
S.MT-7
S.MT-8
I
II
°C
27
27
26
27
26
26
25
25
±3
±3
-
6,64
6,45
6,80
6,48
6,44
6,76
6,41
6,62
6–9
6–9
µS/cm
20,8
21,5
18,1
19,3
19
19,4
20,6
29
-
-
mg/L
9,4
9,7
8,1
8,7
8,6
8,7
9,3
13,4
1000
1000
/00
0
0
0
0
0
0
0
0
-
-
0
5
Salinity
6
BOD
mg/L
1,5
1,1
1,2
0,8
0,3
0,8
0,6
0,7
2
3
7
COD
NTU
24
6
9
1
8
12
22
4
10
25
8
TC
mg/L
5,8
4,7
4,9
4,1
4
2,8
5,4
3,3
-
-
9
IC
mg/L
2,4
2,2
2,2
2
2,2
1,5
1,2
1,6
-
-
10 TOC
mg/L
3,4
2,5
2,7
2,1
1,8
1,3
4,2
1,7
-
-
11 Besi (Fe)
mg/L
1,1
0,75
0,9
0,6
0,03
-
12 Cadmium (Cd)
mg/L
13 Tembaga (Cu)
mg/L
14 Timbal (Pb)
mg/L
< 0,0051 < 0,0048 < 0,0051
15 Seng (Zn)
mg/L mg/L
16
Amoniak (NH3-N)
0,6
0,7
0,5
< 0,0051 < 0,0048 < 0,0051
< 0,0096 < 0,0051 < 0,0048 < 0,0051
< 0,0051 < 0,0048 < 0,0051
< 0,0051 < 0,0048 < 0,0051
< 0,0048 < 0,0051 < 0,0053
0,007
0,0082
0,01
0,01
< 0,0048 < 0,0051
<0,004 8 <0,005 1
0,02
0,02
0,03
0,03
0,01
0,02
0,01
0,02
0,02
0,01
0,08
0,05
0,05
0,05
< 0,02
< 0,02
< 0,02
< 0,02
< 0,02
< 0,02
< 0,02
< 0,02
0,5
-
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
31
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Hasil Uji No
Parameter Uji
Kelas Air
Satuan S.MT-1
S.MT-2
S.MT-3
S.MT-4
S.MT-5
S.MT-6
S.MT-7
S.MT-8
I
II
17 Nitrit Sebagai N
mg/L
0,10
0,07
< 0,01
< 0,01
< 0,01
< 0,01
0,03
< 0,01
0,06
0,06
18 Fenol
mg/L
1,92
0,96
0,5
0,82
0,7
0,7
< 0,1
1,28
1
1
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013. Keterangan Kode Sampel S.MT-1 S.MT-2 S.MT-3 S.MT-4 S.MT-5 S.MT-6 S.MT-7 S.MT-8
: : : : : : : :
Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai
Gerai (Jembatan Batang Gerai) Banjur (Desa Semandang Kanan) Simpang Dua (Desa Semandang Kanan) Banjur (Selantak) Banjur (Bukang) Karab (Bukang) Banjur (Desa Mekar Raya) Banjur (Jembatan Desa Mekar Raya)
Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Matan dapat diketahui bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas, kecuali kadar besi di seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi ambang batas dan kadar fenol dibeberapa titik yaitu S.MT-1 dan S.MT-8 juga melebihi ambang batas yang ditetapkan. Adanya kadar besi ini disebabkan logam besi merupakan komponen mayor jenis logam yang terdapat dialam dalam jumlah yang cukup besar sehingga keberadaannya mudah ditemukan baik diperairan atau didaratan. Melihat dari hasil uji laboratorium tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kualitas air Matan masih cukup baik. Sungai Kualan Sungai
Kualan
yang
merupakan
sumber
aktivitas
sehari-hari
bagi
masyarakat sekitar Ibu kota Kecamatan Simpang Hulu (Balai Bekuak) dan masyarakat sepanjang Sungai Kualan antara lain untuk aktivitas kehidupan sehari-hari seperti mandi, cuci, maupun kebutuhan air bersih. Berdasarkan informasi masyarakat yang berada di Balai Berkuak, di Sungai Kualan terdapat kegiatan penambangan emas tanpa izin yang berada di daerah hulu Sungai Kualan dan berdampak pada pencemaran air.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
32
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tabel 1.17. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kualan Tahun 2012 Hasil Uji No
Parameter Uji
Kelas Air
Satuan S.H-1
S.H-2
S.H-3
S.H-4
S.H-5
S.H-6
S.H-7
S.H-8
I
II
°C
26
26
26
27
26
27
27
27
±3
±3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
Temperatur (T)
2
pH
3
DHL
µS/cm
6,19
382
619
769
905
264
365
343
-
-
4
TDS
mg/L
300
184
300
375
443
126,7
175,9
165,2
1000
1000
/00
0,3
0,2
0,3
0,4
0,4
0,1
0,2
0,2
-
-
0
6–9 6–9
5
Salinity
6
BOD
mg/L
2,1
2,1
1,3
1,9
2,0
1,5
2,5
2,3
2
3
7
COD
NTU
19
20
19
27
20
44
35
24
10
25
8
TC
mg/L
6.4
5.7
6.2
5.4
5.6
4.4
5.2
4.2
-
-
9
IC
mg/L
1,4
1,6
1,5
1,7
1,9
2,0
1,6
2,1
-
-
10 TOC
mg/L
5,0
4,1
4,7
3,7
3,6
2,5
3,6
2,1
-
-
11 Besi (Fe)
mg/L
0,93
0,23
0,82
1,4
0,89
1,13
0,82
0,03
-
12 Cadmium (Cd)
mg/L
0,02
mg/L
0,03
0,03
15 Seng (Zn)
mg/L
< 0,0051 < 0,0048 < 0,0051 < 0,0053
0,02
14 Timbal (Pb)
< 0,0051 < 0,0048 < 0,0051 < 0,0053
0,01
mg/L
< 0,0051 < 0,0048 < 0,0051 < 0,0053
0,01
13 Tembaga (Cu)
<0,00 51 <0,00 48 <0,00 51 <0,00 53
0,05
0,05
mg/L
-
-
-
17 Nitrit Sebagai N
mg/L
< 0,01
< 0,01
18 Fenol
mg/L
-
-
16
Amoniak (NH3-N)
< 0,0051 < 0,0048 < 0,0051 < 0,0053
<0,00 96 < 0,0048 < 0,0051 < 0,0053 < 0,0053
< 0,0048 < 0,0051 < 0,0053
0,008 2 <0,00 48 <0,00 51 <0,00 53
-
-
-
-
-
0,5
-
< 0,01
< 0,01
< 0,01
< 0,01
< 0,01
< 0,01
0,06
0,06
-
-
-
-
-
-
1
1
0,007
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013. Keterangan Kode Sampel S.H-1 S.H-3 S.H-5 S.H-7
: : : :
Sungai Sungai Sungai Sungai
Kualan Kualan Kualan Kualan
S.H-2 S.H-4 S.H-6 S.H-8
: : : :
Sungai Sungai Sungai Sungai
Kualan Kualan Kualan Kualan
Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai kualan dapat diketahui bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas, kecuali kadar besi di hampir seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi ambang batas dan kadar COD dibeberapa titik yaitu S.H-7 dan S.H-8 juga melebihi ambang batas yang ditetapkan. Adanya kadar besi ini disebabkan logam besi merupakan komponen mayor jenis logam yang terdapat dialam dalam jumlah yang cukup besar sehingga keberadaannya mudah ditemukan baik diperairan atau didaratan. Sedangkan kadar fenol dapat disebabkan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
33
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
adanya aktivitas masyarakat disekitar sungai seperti perkebunan dan pertanian. Sungai Tayap Kecamatan Nanga Tayap merupakan salah satu kecamatan yang
paling
banyak memiliki aktivitas perusahaan di dalam kawasannya. Aktivitas perusahaan yang berada di wilayah Kecamatan Nanga Tayap antara lain kegiatan Pemantaan Hasil Hutan Alam (PT. Sukajaya Makmur), Pemanfaatan Hasil Hutan Tanaman (PT. Wana Hijau Pesaguan), Perkebunan Kelapa Sawit (PT. Agrolestari Mandiri, PT. Sepanjang Inti Surya Mulia, PT. Sawit Makmur Abadi, BGA Group, PT. GY Plantation, dll), Kegiatan Pertambangan Bauksit (PT. Harita Prima Abadi Mineral) dan kegiatan lainnya. Selain aktivitas perusahaan-perusahaan tersebut, pada anak-anak sungai Kayong dan Sungai Tayap yang merupakan sungai terbesar di Kec. Nanga Tayap sdelai sungai Pawan, banyak terdapat kegiatan penambangan emas tanpa ijin (PETI) dan penambangan pasir, antara lain terdapat di sungai Segagap dan Sungai Demit.
Tabel 1.18. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Tayap Tahun 2012 Hasil Uji No
Parameter Uji
1
Temperatur (T)
2
pH
3
DHL
4
TDS
Kelas Air
Satuan S.TY-1
S.TY-2
S.TY-3
S.TY-4
S.TY-5
S.TY-6
I
II
°C
28
28
30
27
29
30
±3
±3
-
7,26
6,05
6,65
6,48
7,26
6,08
6–9
6–9
µS/cm
17,55
26,7
24,9
19,3
25,4
21,9
-
-
mg/L
8
12
11
11,5
12
10
1000
1000
/00
0
0
0
0
0
0
-
-
0
5
Salinity
6
BOD
mg/L
1,3
1,7
0,4
0,4
0,6
0,3
2
3
7
COD
NTU
20
49
23
14
64
4
10
25
8
TC
mg/L
5,6
13,7
6,1
5,6
5,3
8,5
-
-
9
IC
mg/L
2
2,5
2,6
2,7
2,4
2,2
-
-
10 TOC
mg/L
3,6
11,2
3,5
2,9
2,9
6,3
-
-
11 Besi (Fe)
mg/L
0,76
2,04
0,87
0,7
0,7
1
0,03
-
12 Cadmium (Cd)
mg/L
0,009
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
13 Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,0051 < 0,0048
< 0,0048
< 0,0048
< 0,0048
< 0,0048
< 0,0051
0,02
0,02
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
34
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Hasil Uji No
Parameter Uji
Kelas Air
Satuan S.TY-1
S.TY-2
S.TY-3
S.TY-4
S.TY-5
S.TY-6
I
II
14 Timbal (Pb)
mg/L
< 0,0051
< 0,0051
< 0,0051
< 0,0051
< 0,0051
< 0,0053
0,03
0,03
15 Seng (Zn)
mg/L
0,019
0,029
0,31
0,20
039
0,34
0,05
0,05
mg/L
< 0,02
0,13
< 0,02
< 0,02
< 0,02
0,02
0,5
-
17 Nitrit Sebagai N
mg/L
0,03
< 0,01
< 0,01
< 0,01
< 0,01
< 0,01
0,06
0,06
18 Fenol
mg/L
< 0,1
0,2
< 0,1
0,61
0,42
0,51
1
1
16
Amoniak (NH3-N)
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013. Keterangan Kode Sampel S.TY-1 S.TY-2 S.TY-3 S.TY-4 S.TY-5 S.TY-6
: : : : : :
Sungai Engkadin Sungai Segagap Jembatan Nanga Tayap Sungai Demit, Tepi Jalan Desa Sekembar Sungai Demit, Jembatan Desa Betenung Muara Sungai Kayung
Dari hasil uji laboratorium pada sampel air Sungai Nanga Tayap dapat diketahui bahwa sebagian besar parameter masih di bawah ambang batas, kecuali kadar besi di seluruh titik pengambilan sampel yang sudah melebihi ambang batas. Sedangkan kadar COD dan fenol dibeberapa titik juga melebihi ambang batas yang ditetapkan. Kadar COD pada titik S.TY-2 dan S.TY-5 dan kadar fenol pada titik S.TY-3 s.d S.TY-6. Adanya kadar besi ini disebabkan logam besi merupakan komponen mayor jenis logam yang terdapat dialam dalam jumlah yang cukup besar sehingga keberadaannya mudah ditemukan baik diperairan atau didaratan. Adapun kadar COD dan fenol dapat disebabkan oleh banyaknya aktivitas perusahaan pertambangan di daerah aliran sungai Nanga Tayap dan perkebunan kelapa sawit. Serta adanya pemukiman masyarakat disekitar sungai yang secara tidak langsung juga dapat memberikan kontribusi.
D. Udara Udara yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau, tidak bewarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih sudah sulit diperoleh, terutama di perkotaan yang telah terdapat aktivitas usaha dan kepadatan lalu lintasnya. Udara yang telah tercemar dapat merusak
lingkungan
dan
kehidupan
manusia.
Terjadinya
kerusakan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
35
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
lingkungan berarti berkurangnya daya dukung alam yang selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup manusia. Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan mengaggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Udara merupakan campuran beberapa gas yang perbandingannya tidak tetap,
tergantung
pada
suhu udara, tekanan udara dan
lingkungan
sekitarnya. Udara adalah juga atmosfir yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di muka bumi. Dalam udara terdapat Oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida (CO2) untuk proses fotosintesis dan Ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. Susunan atau komposisi udara bersih dan kering, antara lain : Nitrogen (N2) : 78,09 % Oksigen (O2) : 21,94 % Argon (Ar) : 0,93 % Kabondioksida (CO2) : 0,032 % Kualitas udara ambient diwilayah Kabupaten Ketapang masih tergolong alami dan belum mengalami pencemaran dari suatu usaha atau kegiatan. Beberapa
parameter kualitas udara ambient
penting
yang
dilakukan
pengukuran antara lain : SO2 (Sulfur Dioksida), NO2 (Nitrogen Dioksida), CO (Carbon Monoksida), Timbal (Pb), Hidrokarbon (HC) dan Debu (TSP/PM-10) sebagaimana yang diprasyaratkan dan tertera di dalam lampiran Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Sedangkan tingkat kebisingan telah menjadi peningkatan pada jam-jam tertentu, karena disebabkan oleh mobilisasi kendaraan roda dua dan roda empat. Hasil pengukuran selanjutnya dibandingkan dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Kebisingan.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
36
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tabel 1.19. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien No
Parameter
Satuan
U1
U2
Baku Mutu Udara Ambien
1.
Sulfur Dioksida (SO2)
µg/m³
1,94
0,2
365
2.
Carbon Monoksida (CO)
µg/m³
5,33
2,75
10.000
3.
Nitrogen Oksid (NOx)
µg/m³
0,4
0,3
150
4.
Hidrogen Sulfide (H2S)
µg/m³
0,00
0,00
0,02
5.
Amonia (NH3)
µg/m³
0,00
0,00
0,5
6.
Partikrel Debu (SPM)
µg/m³
6,258
1,476
230
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kesehatan Dinkes Provinsi Kalimantan Barat Pontianak, 2013. Keterangan Kode Sampel : UI dan U2 diambil di JL. D.I Panjaitan
Kualitas Udara 1. Sulfur Dioksida (SO2) Gas SO2 dapat berasal kegiatan pembakaran mesin yang menggunakan bahan bakar fosil seperti kendaraan bermotor sebesar 3,7%, industri sebesar 69,4%, dan proses dekomposisi bahan-bahan organik oleh bakteri serta sumber lainnya (10%). Gas SO2 merupakan gas tidak berwarna, bila terjadi kontak dengan udara akan teroksidasi menjadi sulfur trioksida (kadang-kadang ditulis sebagai SOx ) yang larut dalam lembab udara membentuk asam sulfat penyebab hujan asam. Sama halnya dengan gas NOx , menghirup udara yang mengandung gas SO2 dalam kadar tertentu mengakibatkan sakit tenggorokan, batuk, sulit bernafas, bronkhitis dan pelumpuhan pernafasan, sedangkan efek pada tumbuhan merupakan Phytotoxic (keracunan pada tumbuhan) yang menyebabkan munculnya kuningan
di
pinggir
noda-noda berwarna putih hingga kekuning-
atau
pada
urat
daun
sehingga
menurunkan
produktifitas tanaman karena terganggunya proses fotosintesa. 2. Karbon Monoksida (CO) Gas CO merupakan hasil pembakaran mesin yang tidak sempurna yang menggunakan bahan bakar fosil. Sumber utama gas CO saat ini ialah kendaraan bermotor dan industri. Gas CO merupakan gas racun, yang dapat
terserap
oleh
darah
melalui
pernafasan
membentuk
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
37
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
carboxyhemoglobin
(COHb)
yang
relatif
stabil
dan
menghalangi
penyerapan oksigen oleh darah sehingga penderita mengalami anoxia, yaitu kekurangan oksigen dalam darah. Gejala keracunan CO adalah pusing, koma, dan dapat mengakibatkan kematian bila konsentrasi mencapai 750 mg/L. 3. Nitrogen Dioksida (NO2) Gas NO dapat berasal dari pembakaran mesin yang menggunakan bahan bakar fosil. Sumber lainnya adalah dari proses dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri terhadap kandungan bahan-bahan organik yang mengandung unsur Nitrogen sehingga menghasilkan Nitrat dan Nitrit di dalam tanah kemudian dilepas ke udara. Sumber utama gas NO2 saat ini adalah dari aktivitas transportasi yaitu sebanyak 43% disusul industri 32% dan proses alam 5%. 4. Partikel Debu (SPM) Partikel debu merupakan bahan padat yang melayang-layang di udara dengan ukuran butir antara 0,002-500 mikron. Partikel debu dengan ukuran 2,5 – 10 mikrometer dinamakan partikel dengan SPM10. Partikel yang termasuk kedalam PM10 antara lain abu, debu dari pabrik, jalan dan debu yang berasal dari penggalian tanah dan batu. Sedangkan untuk partikel dengan ukuran < 2,5 mikrometer dinamakan PM2,5 antara lain logam berat, hasil pembakaran hutan dan proses industri logam. Sumber utama partikulat ini dari proses pembakaran diantaranya dari partikulat hasil proses pengembunan, abu atau partikel-partikel bahan bakar yang tidak terbakar dan jelaga dari bahan bakar yang terbakar sebagian. Partikel debu di udara dapat menyebabkan gangguan pernafasan seperti fibrosis dan abstraksi paru-paru. Sedangkan pengaruh terhadap tumbuhan yaitu menghambat sinar matahari sehingga dapat mempengaruhi proses fotosintesis.
E. Laut, Pesisir dan Pantai Wilayah pesisir dan laut Kabupaten Ketapang memiliki sumberdaya yang kaya, yang belum tergali secara optimal pemanfaatannya. Dengan garis pantai yang cukup panjang membentang dari utara sampai ke selatan. Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
38
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Dengan 42 pulau-pulau kecil di mana 3 di antaranya berpenghuni dan 39 pulau yang tidak berpenghuni. Banyaknya pulau-pulau kecil di perairan Kabupaten Ketapang memberikan indikasi bahwa perairan di wilayah ini menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna laut. Terdiri atas berbagai kawasan yang menyimpan berbagai kekayaan alam hayati dan non hayati yang
sangat
potensial
dikembangkan bagi
kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat. Pada kawasan perairan umum (termasuk daerah rawa pasang surut) potensi yang telah dimanfaatkan baru sebesar 3.660 ton/tahun. Sedangkan perairan laut potensi yang telah dimanfaatkan baru sebesar 22.437,7 ton/tahun. Jadi masih terbentang peluang pemanfaatan potensi di wilayah perairan umum dan laut di Kabupaten Ketapang ini. Tabel 1.20. Banyaknya Pulau di Kabupaten Ketapang Menurut Kecamatan No
Kecamatan
Berpenghuni
Tak Berpenghuni
Jumlah
1
Kendawangan
3
33
36
2
Delta Pawan
-
4
4
3
Matan Hilir Utara
-
5
5
Jumlah
3
42
45
Sumber : Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir Ketapang Tahun 2012.
Mangrove Ekosistem
mangrove adalah salah satu tipe ekosistem hutan yang
ditemukan di sepanjang pantai atau muara – muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Daerah yang sangat ideal tumbuhnya hutan mangrove adalah daerah muara sungai besar dan daerah delta yang sangat kaya dengan endapan lumpur dan pasir campur lumpur. Mangrove memiliki fungsi ekologis, ekonomi dan sosial yang bermanfaat bagi manusia. Secara sederhana zonasi ekosistem mangrove dapat dibagi ke dalam daerah-daerah sebagai berikut: • Daerah yang paling dekat dengan laut, dengan substrat agak berpasir, sering ditumbuhi oleh api-api (Avicennia sp). Pada zona ini biasa
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
39
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
berasosiasi bogem/perepat (Sonneratia sp.) yang dominan tumbuh pada lumpur dalam yang kaya akan bahan organik. • Lebih ke darat, ekosistem mangrove umumnya didominasi oleh bakau (Rhizophora sp). Dijumpai juga tancang (Bruguiera sp.) dan nyirih/siri (Xylocarpus sp). • Zona berikutnya didominasi oleh tancang (Bruguiera sp.). • Zona transisi antara ekosistem mangrove dengan hutan dataran rendah, biasa ditumbuhi oleh nipah (Nypa fruticans), dan beberapa spesies palem lainnya.
Gambar 1.5. Zonasi Mangrove di Indonesia
Secara ekologis mangrove berfungsi sebagai daerah pemijahan (spawning grounds) dan daerah pembesaran (nursery grounds) berbagai jenis ikan, udang, kerang-kerangan dan species lainnya. Selain itu serasah mangrove (berupa daun,ranting dan biomassa lainnya yang jatuh ke perairan menjadi sumber pakan biota perairan dan unsur hara yang sangat menentukan produktifitas perikanan perairan laut laut didepannya. Lebih jauh, hutan mangrove juga merupakan habitat (rumah) bagi berbagai jebis burung, reptilia,
mamalia
dan
jenis-jenis
kehidupan
lainnya,
sehingga
hutan
mangrove menyediakan keanekaragaman hayati (biodiversity) dan plasma nutfah (genetic pool) yang tinggi serta berfungsi sebagai sistem penunjang kehidupan. Jika mangroves tidak ada, maka produksi laut dan pantai akan berkurang secara nyata.Dengan sistem perakaran dan canopy yang rapat serta kokoh, hutan mangrove juga berfungsi sebagai pelindung daratan dari
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
40
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
gempuran gelombang, tsunami, angin topan, perembesan air laut dan gayagaya kelautan yang ganas lainnya. Secara ekonomi, hutan mangrove adalah salah satu sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) yang selama ini terlupakan. Padahal
sumberdaya alam mangrove merupakan sumber daya alam yang
dengan
mudah
pemanfaatan,
dapat
yang
merecovery
sangat
diri
setelah
dilakukan
potensial untuk menunjang
aktivitas
pembangunan
daerah. Bagian hutan mangrove yang dapat diimanfaatkan adalah kayunya (untuk bahan bangunan, arang (charcoal), dan bahan baku kertas ) dan non kayu (lebah madu, jasa lingkungan / ekotourisme dan perikanan ). Secara sosial, hutan mangrove juga merupakan tempat mencari nafkah masyarakat nelayan, penghasil oksigen, membuka lapangan kerja, dan yang tidak boleh dilupakan adalah multiplier efek dari seluruh kegiataan yang ada di dalamnya. Bedasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi Tim Fakultas Kehutanan IPB pada tahun 1999 total ekosistem mangrove potensial di Kabupaten Ketapang seluas 109.673,61 Ha (daerah pesisir Kabupaten Ketapang saat ini 2009, terdiri atas Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara). Dari total luas tersebut, 23.540,49 hektar merupakan kawasan hutan dan selebihnya 65.345,55 hektar terdapat di luar kawasan hutan. Tabel 1.21. Jenis Vegetasi Mangrove Hasil Identifikasi di Kabupaten Ketapang No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Family
1
Jeruju
Acanthus ilicifolius
Acanthaceae
2
Piai
Acrosthicum speciosum
Pteridaceae
3
Tanjang
Bruguiera cylindrica
Rhizophoraceae
4
Tumuk
Bruguiera gymnorrhiza
Rhizophoraceae
5
Tumuk busung
Bruguiera sexangula
Rhizophoraceae
6
Buta-buta
Excoecaria agallocha
Euphorbiaceae
7
Buah akar*
Ficus sp1
Moraceae
8
Teruntum
Lumnitzera littorea
Combretaceae
9
Nipah
Nypa fruticans
Arecaceae
10
Bakau
Rhizophora apiculata
Rhizophoraceae
11
Nyirih
Xylocarpus granatum
Meliaceae
12 Nyirih batu Xylocarpus moluccensis Sumber : Hasil Identifikasi di Lapangan, 2013.
Meliaceae
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
41
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Jeruju (Acanthus ilicifolius)
Piai (Acrosthicum speciosum)
Tumuk (Bruguiera gymnorrhiza)
Buta – Buta (Excoecaria agallocha)
Buah Akar (Ficus sp1)
Nipah (Nypa fruticans)
Nyirih (Xylocarpus granatum)
Nyirih Batu (Xylocarpus moluccensis)
Gambar 1.6. Jenis-Jenis Mangrove Yang Dapat Ditemui di Kabupaten Ketapang
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
42
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Terumbu Karang Ekosistem
terumbu
karang
merupakan
masyarakat
organisme
yang
didominasi oleh hewan penyengat berbentuk polyp dimana berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya berasosiasi di dalamnya. Biota terpenting dalam suatu ekosistem terumbu karang adalah karang batu (stony coral), tergolong scelactenia dimana kerangkanya terbuat dari kapur yang dihasilkan oleh polyp karang itu sendiri serta bantuan dari alga berkapur dan organisme lain yang menghasilkan kapur. Sebagai ekosistem yang khas di daerah tropik, ekosistem terumbu
karang
memiliki produktifitas yang
sangat
tinggi
sehingga keanekaragaman biota yang berasosiasi cukup besar. Ekosistim terumbu karang ini umumnya terdapat pada perairan yang relatif dangkal dan jernih serta suhu yang hangat dan memiliki kadar karbonat yang tinggi. Binatang karang hidup dengan baik pada perairan tropis dan sub tropis serta jernih karena cahaya matahari harus dapat menembus hingga dasar perairan. Sinar matahari diperlukan untuk proses fotosintesis, sedangkan kadar kapur yang tinggi diperlukan untuk membentuk kerangka hewan penyusun karang dan biota lainnya. Terumbu karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit kalsium karbonat di laut yang dihasilkan terutama oleh hewan karang. Karang adalah
hewan
tak
bertulang
belakang
yang
termasuk
dalam
Filum
Coelenterata (hewan berrongga) atau Cnidaria. Karang (coral) merupakan individu yang hidup di dasar perairan dan berupa bentukan bahan kapur (CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut. Sedangkan organisme-organisme yang dominan hidup di terumbu karang adalah binatang-binatang karang yang mempunyai kerangka kapur dan alga yang banyak
diantaranya
mengandung
kapur
seperti
organism
dari
Ordo
scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa. Berdasarkan geomorfologisnya ekosistem karang dibagi menjadi 3 (tiga) tipe, yaitu : 1. Terumbu karang tepi (fringing reef), yaitu terumbu karang yang terdapat di sepanjang pantai dan dalamnya tidak lebih dari 40 meter. Terumbu ini tumbuh ke permukaan dan ke arah laut terbuka.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
43
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
2. Terumbu karang penghalang (barrier reef), yaitu terumbu karang yang dipisahkan dari daratan atau berada jauh dari pantai yang dipisahkan oleh goba (lagoon) dengan kedalaman 40–70 meter. Umumnya terumbu karang ini memanjang menyusuri pantai. 3. Terumbu karang cicin/melingkar (atoll reff), yaitu terumbu karang yang melingkar atau berbentuk oval yang melingkari goba atau terumbu petak. Terumbu karang merupakan ekosistem air dangkal tropis yang tumbuh subur pada suhu 25ºC s/d 29 ºC, karena hewan penyusun terumbu karang memerlukan cahaya yang cukup dan kedalaman air < 30 meter untuk tumbuh dengan baik. Terumbu karang merupakan ekosistem beraragam, menunjang kehidupan kehidupan lainnya dari jenis tumbuhan dan hewan. Terumbu karang yang terdapat di Pulau Bawal, Pulau Cempedak dan Pulau Sawi pada umumnya terumbu karang pinggiran dan masih dalam kondisi baik. Produktivitas terumbu karang ini tinggi terutama karena aliran air yang membawa zat hara, pendaurulangan secara biologis yang effisien dan kemampuan yang tinggi untuk menyimpan zat hara. Fungsi utama terumbu karang sangat penting dalam melindungi pantai dari pukulan ombak merupakan habitat bagi berbagai jenis biota laut untuk berlindung, berpijah, beruaya dan tempat mencari makanan. Sebaran terumbu karang di Kabupaten Ketapang dapat ditemui di Pulau Bawal, Pulau Cempedak dan Pulau Sawi. Kondisi karang dan terumbu karang di Kabupaten Ketapang secara umum mempunyai daerah penutupan yang masih bagus sampai sedang.
Dibeberapa tempat banyak karang-karang
yang rusak dan hancur akibat terkena bom yang dipakai oleh nelayan untuk mendapatkan ikan. Pada umumnya karang-karang yang rusak tersebut terletak agak jauh dengan pemukiman penduduk. Ekosistem terumbu karang di perairan Kendawangan tersebar dipesisir dan pulau-pulau kecilnya. Tipe terumbu karang tersebut umumnya terdapat pada kedalaman 1 – 5 m. Dilokasi ini pertumbuhan karang cukup baik. Kualitas tutupan karang mencapai 55,63% dan masih tergolong sangat baik. Genus karang yang mendominasi adalah Acropora (21,03%) dengan bentuk Acropora meja (16,63%) dan Acropora sp (4,4%). Sedangkan jenis karang batu dari non acropora adalah 34,60% yang terdiri dari karang masif
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
44
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
21,93%, karang menjalar 7,50%, karang sub masif 5,03% dan karang bentuk daun 0,13%. Pada Pulau Gelam dapat ditemui spesies karang antara lain Montifera spp, Porintes spp, Merulina spp, Acropora spp, Favites spp, Favia spp, Euphyllia spp, Goniastrea spp, dan Symphillia spp. Di Pulau Cempedak, terumbu karang terdapat di bagian utara dan barat sedangkan pada bagian selatan hanya berupa gosong yang cukup luas. Pada bagian timur merupakan hamparan padang lamun. Terumbu karang di Pulau ini terdapat pada kedalaman 1 – 3 m, dan pada kedalaman >3 m sangat sedikit ditemui terumbu karang. Prosesntase tutupan karang hidup di Pulau Cempedak mencapai 44,57% dan didominasi oleh karang berbentuk daun (foliose) 23,43%, karang masif 8,80%, karang bercabang 6,57%, karang menjalar 4,07% dan karang berbentuk menjalar 1,40%. Kemudian didaerah ini juga banyak terdapat sponges dengan tutupan 16,73%. Kualifikasi karang di pulau ini termasuk kategori sedang. Beberapa karang batu yang hidup dan teridentifikasi adalah Stylophora pistillata, Turbinaria spp, Porites spp, Favites spp, Montasrea spp, Goniastrea spp dan Plathygyra spp.
Acropora spp
Pectina spp
Acropora spp
Acropora spp
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
45
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Soft Coral
Acropora spp
Gambar 1.7. Jenis-Jenis Terumbu Karang Yang Terdapat di Pulau Bawal, Pulau Cempedak dan Pulau Sawi
Lamun Lamun merupakan salah satu produsen yang paling tinggi produktivitasnya jika dibandingkan dengan karang, mangrove serta ekosistem lainnya di perairan pesisir dan laut dangkal.
Lamun adalah tumbuhan air berbunga
yang hidup dan tumbuh terbenam di lingkungan laut, memilki rimpang (rhizome), berakar yang berkembang biak dengan generative dan vegetative yang hidup disubtrat lumpur, pasir dan karang. Umumnya disekitar ekositem Lamun biasanya ditumbuhi hewan herbivora seperti ikan Baronang dan Penyu. Secara umum informasi data yang akurat mengenai kondisi dan luasan ekosistem Lamun di Kabupaten Ketapang relatif masih terbatas. Beberapa jenis lamun yang dapat ditemui diperairan Ketapang antara lain Jenis Thallasia hempreci dan
Enchalus acroide. Catatan terakhir Tahun 2006 di
Kabupaten Ketapang memiliki ekosistem Lamun seluas 2.500 Ha. Program Rehabilitasi Kawasan Pesisir Berkaitan dengan terjadinya penurunan kualitas lingkungan di wilayah pesisir dan laut, kurun waktu 2 tahun terakhir Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Ketapang memiliki program reahbilitasi kawasan pesisir antara lain :
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
46
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
1. Pembangunan rumah ikan /apartemen ikan di Dusun Pulau Cempedak Kecamatan Kendawangan sebanyak 250 modul di Tahun 2012. 2. Pembangunan rumah ikan /apartemen ikan di Desa Pagar Entimun di Kecamatan Matan Hilir Sealatan, sebanyak 250 modul di Tahun 2013. 3. Pemasangan Turap Beton di Kecamatan Matan Hilir Sealatan Tahun 2012 4. Pembangunan SPDN (stasiun pengisian BBM untuk Nelayan) di Kecamatan Matan Hilir Sealatan Tahun 2012. 5. Pemasangan rabat beton di Desa Sukabaru Kecamatan Benua kayong Tahun 2013. 6. Pemasangan rabat beton di Desa Satong Kecamatan Matan Hilir Utara Tahun 2013. 7. Perencanaan pembangunan Kawasan Konservasi Laut di Pulau Cempedak Kecamatran Kendawangan.
F. Iklim Kabupaten Ketapang memiliki iklim tropis dengan temperatur harian berkisar antara 26,8 ºC - 30.5 ºC. Kondisi curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Ketapang sangat bervariasi. Pada tahun 2012, curah hujan bulanan tertinggi yang tercatat di Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman adalah pada bulan Desember mencapai 633,5 mm, sedangkan terendah terjadi pada bulan September mencapai 11,2 mm. Demikian juga banyaknya hari hujan tertinggi dan terendah terjadi di Stasiun Meteorologi Rahadi Usman yaitu tertinggi pada bulan Desember sebanyak 28 hari dan terendah terjadi
pada
bulan
September yang
tercatat
selama
2
hari. Untuk
mengetahui parameter iklim yang terdiri dari curah hujan, hari hujan, temperatur dan kelembaban dapat dilihat pada Tabel 1.22. Tabel 1.22. Curah Hujan dan Hari Hujan di Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman Ketapang Tahun 2012
Bulan
Curah Hujan (mm)
Hari Hujan (Hari)
Temperatur (Rata-Rata) °C
Kelembaban (Rata-Rata) %
Januari
177,3
17
27,4
82,0
Februari
503,7
23
30,5
85,0
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
47
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Bulan Maret
Curah Hujan (mm)
Hari Hujan (Hari)
Temperatur (Rata-Rata) °C
Kelembaban (Rata-Rata) %
65,6
13
27,4
83,0
289,3
17
27,5
81,0
72,4
11
28,2
81,0
123,6
5
27,8
81,0
58,3
10
26,8
82,0
146,0
6
26,9
81,0
11,2
2
27,2
81,0
Oktober
256,1
20
27,3
84,0
Nopember
308,2
25
27,5
84,0
Desember
633,5
28
27,0
87,0
Rata-Rata 2012
220,4
14,8
27,6
82,7
Rata-Rata 2011
245,6
11,8
27,2
82,3
Rata-Rata 2010
292,9
21,0
27,5
85,0
April Mei Juni Juli Agustus September
Sumber : Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman Ketapang, Tahun 2013.
G. Kebencanaan Berdasarkan data dan informasi yang tersedia bencana alam di Kabupaten Ketapang masih dodominasi oleh bencana karena kondisi lingkungan. Bencana Alam yang didefinisikan bencana yang terjadi secara alamiah atau bencana yang diakibatkan faktor alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi maupun tsunami tidak dijumpai di Kabupaten Ketapang.
Bencana
alam yang terjadi di Kabupaten Ketapang sebatas bencana yang terkait dengan anomali cuaca yaitu Angin Puting Beliung/ Angin Ribut. Sedangkan bencana akibat kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor dan kebakaran hutan dan lahan sering terjadi di Kabupaten Ketapang pada beberapa tahun terakhir. Untuk mengetahui prediksi kebencanaan di tiap kecamatan Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 1.23.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
48
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tabel 1.23. Prediksi Kebencanaan di Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang No 1
Kecamatan Kendawangan
Prediksi Bencana Ü Abrasi pantai dan sungai Ü Angin puting beliung Ü Banjir Ü Kekeringan Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap
2
Manis Mata
Ü Ü Ü Ü
Tanah longsor Abrasi sungai Banjir dan kekeringan Angin puting beliung
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap 3
Marau
Ü Tanah longsor Ü Abrasi sungai Ü Banjir dan kekeringan Ü Angin puting beliung Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap
4
Singkup
Ü Abrasi sungai Ü Kekeringan Ü Angin puting beliung Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap
5
Air Upas
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Abrasi sungai Ü Kekeringan Ü Angin puting beliung
6
Jelai Hulu
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Abrasi sungai Ü Banjir Ü Tanah longsor Ü Kekeringan Ü Angin puting beliung
7
Tumbang Titi
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Abrasi sungai Ü Kekeringan Ü Banjir Ü Tanah longsor Ü Angin puting beliung
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
49
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No 8
Kecamatan Pemahan
Prediksi Bencana Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Kekeringan Ü Banjir Ü Tanah longsor Ü Angin puting beliung
9
Sungai Melayu Rayak
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Kekeringan Ü Banjir Ü Angin puting beliung
10
Matan Hilir Selatan
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Kekeringan Ü Abrasi sungai dan pantai Ü Banjir Ü Angin puting beliung
11
Benua Kayong
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Kekeringan Ü Abrasi sungai dan pantai Ü Banjir Ü Angin puting beliung
12
Matan Hilir Utara
13
Delta Pawan
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Kekeringan Ü Abrasi sungai dan pantai Ü Banjir Ü Angin puting beliung Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Kekeringan Ü Abrasi sungai dan pantai Ü Banjir Ü Angin puting beliung
14
Muara Pawan
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Ü Ü Ü
15
Nanga Tayap
Kekeringan Abrasi sungai dan pantai Banjir Angin puting beliung
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Kekeringan Ü Abrasi sungai dan pantai
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
50
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No
Kecamatan
Prediksi Bencana Ü Banjir Ü Angin puting beliung
16
Sandai
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Kekeringan Ü Abrasi sungai Ü Banjir Ü Angin puting beliung
17
Hulu Sungai
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Kekeringan Ü Abrasi sungai Ü Banjir Ü Angin puting beliung
18
Sungai Laur
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Kekeringan Ü Abrasi sungai Ü Banjir Ü Angin puting beliung
19
Simpang Hulu
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Kekeringan Ü Banjir Ü Angin puting beliung
20
Simpang Dua
Ü Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap Ü Kekeringan Ü Abrasi sungai Ü Banjir Ü Angin puting beliung
Sumber : Kajian Mitigasi Bencana Kabupaten Ketapang, 2011.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
51
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Gambar 1.8. Peta Prakiraan Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Ketapang
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
52
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
BAB II
TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN
A. Kependudukan Dalam Kabupaten Ketapang Dalam Angka Tahun 2013 disebutkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Ketapang hingga Tahun 2012 berjumlah 448.779 jiwa, dimana 232.824 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 215.955 jiwa adalah perempuan. Persebaran penduduk Kabupaten Ketapang tidak merata antar wilayah kecamatan, desa/kelurahan. Kecamatan dengan tingkat penduduk terpadat terdapat di Kecamatan Delta Pawan Yaitu dengan kepadatan 1.033 jiwa per Km2, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Hulu Sungai dengan kepadatan 3 jiwa per Km2. Jumlah pertumbuhan penduduk Kabupaten Ketapang Tahun 2012 dapat di lihat dalam Table 2.1. Tabel. 2.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Ketapang Menurut Kecamatan Tahun 2012
Kecamatan
Luas Wilayah (km²)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kepadatan (km²)
Kendawangan
5.859
33.756
6
Manis Mata
2.912
26.269
9
Marau
1.160
12.550
11
Singkup
227
6.443
28
Air Upas
793
17.397
22
Jelai Hulu
1.358
16.194
12
Tumbang Titi
1.198
24.246
20
Pemahan
326
4.696
14
Sungai Melayu Rayak
122
12.221
100
1.813
31.602
17
Benua Kayong
349
37.069
106
Matan Hilir Utara
720
15.363
21
74
76.433
1.033
611
13.602
22
Matan Hilir Selatan
Delta Pawan Muara Pawan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
53
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Kecamatan
Luas Wilayah (km²)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kepadatan (km²)
Nanga Tayap
1.728
28.521
17
Sandai
1.779
25.760
14
Hulu Sungai
4.685
11.963
3
Sungai Laur
1.651
17.572
11
Simpang Hulu
3.175
29.320
9
Simpang Dua
1.048
7.802
7
Jumlah/total Tahun 2012
31.588
448.779
14
Jumlah/total Tahun 2011
31.588
437.613
14
Jumlah/total Tahun 2010
31.588
427.460
14
Sumber : BPS Kabupaten Ketapang Dalam Angka 2013.
Berdasarkan Kabupaten Ketapang Dalam Angka Tahun 2013, penduduk Kabupaten Ketapang berumur lima belas (>15) tahun ke atas merupakan penduduk usia kerja, di mana pada usia ini merupakan sumber tenaga kerja produktif yang dapat dimanfaatkan sebagai penggerak roda pembangunan. Lapangan usaha yang paling dominan
adalah sektor pertanian yaitu
menyerap sekitar 60 persen dari total angkatan kerja yang bekerja. Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Ketapang pada Tahun 2012
sebanyak
± 269.267 jiwa.
Tabel. 2.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Ketapang Menurut Kelompok Umur Tahun 2012 Kelompok Umur
Laki-Laki
Perempuan
Total
0-4
23.854
22.314
46.168
5-9
26.380
24.914
51.294
10 - 14
23.497
21.837
45.334
15 - 19
20.207
19.599
39.806
20 - 24
19.671
19.499
39.170
25 - 29
22.601
21.726
44.327
30 - 34
20.781
19.185
39.966
35 - 39
18.775
17.170
35.945
40 - 44
16.236
14.345
30.581
45 - 49
12.986
11.062
24.048
50 - 54
9.807
8.061
17.868
55 - 59
6.470
5.225
11.695
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
54
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Kelompok Umur
Laki-Laki
Perempuan
Total
60 - 64
4.583
4.143
8.726
65 - 69
3.160
2.802
5.962
70 - 74
1.857
1.919
3.776
75 +
1.959
2.154
4.113
Jumlah / Total
232.824
215.955
448.779
Sumber : BPS Kabupaten Ketapang Dalam Angka 2013
Permasalahan kependudukan yang selalu dihadapi oleh negara maju maupun berkembang adalah masalah over populasi, angka kelahiran dan kematian bayi
yang
masih
tinggi,
urbanisasi,
pengangguran,
ketidakmerataan
penyebaran penduduk yang semakin kompleks akan mengimbas kepada segmen terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu kelestarian lingkungan hidup. Persoalan kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup adalah dua hal yang saling terkait antara satu dengan lainnya. Terjadinya kerusakan lingkungan dapat berdampak kepada kehidupan manusia secara makro. Masalah kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup merupakan dua permasalahan yang kini sedang dihadapi bangsa Indonesia, khususnya maupun negara-negara lainnya di dunia umumnya. Brown (1992:265-280), menyatakan bahwa masalah lingkungan hidup dan kependudukan yaitu masalah pencemaran lingkungan fisik, desertifikasi, deforestasi, overs eksploitasi
terhadap
sumber-sumber
alam,
serta
berbagai
fenomena
degradasi ekologis semakin hari semakin menujukkan peningkatan yang signifikan. Dilihat dari perspektif ekologis bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat dapat berdampak kepada meningkatnya kepadatan penduduk, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan mutu lingkungan secara menyeluruh. Menurut Soemarwoto (1991:230-250) bahwa secara rinci dampak kepadatan penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap kelestarian lingkungan adalah sebagai berikut: 1) Meningkatnya limbah rumah tangga sering disebut dengan limbah domestik. Dengan naiknya kepadatan penduduk berarti jumlah orang persatuan luas bertambah. Karena itu jumlah produksi limbah persatuan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
55
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
luas juga bertambah. Dapat juga dikatakan di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah. 2) Pertumbuhan penduduk yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang melahirkan industri dan sistem transport modern. Industri dan transport menghasilkan berturut-turut limbah industri
dan
limbah
transport.
Di
daerah
industri
juga
terdapat
kepadatan penduduk yang tinggi dan transport yang ramai. Di daerah ini terdapat produksi limbah domsetik, limbah industri dan limbah transport. 3) Akibat
pertambahan
penduduk
juga
mengakibatkan
peningkatan
kebutuhan pangan. Kenaikan kebutuhan pangan dapat dipenuhi dengan intensifikasi lahan pertanian, antara lain dengan mengunakan pupuk pestisida,
yang
notebene
merupakan
sumber
pencemaran.
Untuk
masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian, maka seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan akan lahan pertanian juga akan meningkat. Sehingga ekploitasi hutan untuk membuka lahan pertanian baru banyak dilakukan. Akibatnya daya dukung lingkungan menjadi menurun. Bagi mereka para peladang berpindah,
dengan
meningkatnya
pertumbuhan
penduduk
yang
sedemikian cepat, berarti menyebabkan tekanan penduduk terhadap lahan juga meningkat. Akibatnya proses pemulihan lahan mengalami percepatan. Yang tadinya memakan waktu 25 tahun, tetapi dengan semakin meningkatnya tekanan penduduk terhadap lahan maka bisa berkurang menjadi 5 tahun. Saat dimana lahan yang baru ditinggalkan belum pulih kesuburannya. 4) Makin besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber daya. Untuk penduduk agraris, meningkatnya kebutuhan sumber daya ini terutama lahan dan air. Dengan berkembangnya teknologi dan ekonomi, kebutuhan akan sumber daya lain juga meningkat, yaitu bahan bakar dan bahan mentah untuk industri. Dengan makin meningkatnya kebutuhan sumber daya itu, terjadilah penyusutan
sumber daya.
Penyusutan sumber daya berkaitan erat dengan pencemaran. Makin besar pencemaran sumber daya, laju penyusunan makin besar dan pada umumnya makin besar pula pencemaran.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
56
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Untuk menghadapi semakin menurunnya kualitas lingkungan sebagai akibat pertumbuhan penduduk seperti tersebut diatas, diperlukan adanya upaya kedepan secara bijak guna tetap mempertahan kelestarian dan kualitas lingkungan yaitu dengan mencegah adanya praktek bad governance dan menumbuhkan sikap good governance. Sikap good governance adalah sikap bersama antara pemerintah dan masyarakat yang benar-benar peduli terhadap keseimbangan antara pertumbuhan penduduk berikut segala dimensinya dengan kelestarian lingkungan.
B. Pemukiman Untuk menggambarkan keadaan lingkungan permukiman di Kabupaten Ketapang, berikut ini disajikan indikator-indikator persentase rumah sehat, tempat-tempat umum sehat, serta sarana sanitasi dasar seperti air bersih. Rumah Sehat Rumah sehat dinilai dengan menggunakan indikator komposit 8 – 10 indikator tunggal PHBS yaitu : Pertolongan Persalinan nakes, Aktif secara fisik, Jamban sehat, lantai rumah bukan tanah, ASI eksklusif, Konsumsi sayur dan Buah, Akses air bersih, Tidak merokok, JPK dan Luas hunian > 9 m2 per orang (Depkes RI, 2005). Suatu rumah tangga dikatakan sehat jika memenuhi semua indkator PHBS (8-10 indikator). Tabel 2.3. Rumah Tangga Kabupaten Ketapang Menurut Jenis Atap No
Jenis Atap
Persentase (%)
1
Beton
0,00
2
Genteng
9,18
3
Sirap
19,98
4
Seng
59,13
5
Asbes
6,46
6
Ijuk/Rumbia
3,30
7
Lainnya
1,97
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dalam Kabupaten Ketapang Dalam Angka, 2013
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
57
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tempat-Tempat Umum Sehat Tempat-tempat
Umum
dan
Tempat
Pengelolaan
Makanan
(TUPM)
merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang sehingga dikhawatirkan dapat menjadi sumber penyebaran penyakit. Yang termasuk TUPM antara lain adalah hotel, restoran, pasar dan lain-lain. Adapun TUPM yang dapat dikategorikan sehat adalah TUPM yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah, ventilasi yang baik serta luas yang sesuai dengan banyaknya pengunjung.
Akses Air Minum sumber air minum yang digunakan di rumah tangga di Kabupaten Ketapang dibedakan menurut air kemasan bermerk, air isi ulang, leding meteran, leding eceran, sumur bor/pompa, sumur terlindung, sumur tak terlindung, mata air terlindung, mata air tak terlindung, air sungai, dan air hujan. Dari hasil survey sosial ekonomi nasional (susenas) dapat diketahui sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Ketapang masih didominasi dengan keluarga yang memanfaatkan sumur tak terlindung, sumur terlindung dan air sungai sebagai sumber air minumnya. Tabel 2.4. Rumah Tangga Kabupaten Ketapang Menurut Sumber Air Minum No
Sumber Air Minum
Persentase (%)
1
Air kemasan bermerk
1,12
2
Air isi ulang
11,47
3
Leding meteran
4,36
4
Leding eceran
0,25
5
Sumur bor/pompa
2,83
6
Sumur terlindung
19,90
7
Sumur tak terlindung
25,78
8
Mata air terlindung
3,59
9
Mata air tak terlindung
11,62
10
Air sungai
13,03
11
Air hujan
6,05
12
Lainnya
0,00
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dalam Kabupaten Ketapang Dalam Angka, 2013
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
58
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Apabila ditinjau dari segi kepemilikan sarana, maka seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Ketapang dapat dikatakan telah memiliki sarana air bersih yang cukup memadai. Akan tetapi dari segi kualitas dan kuantitas air, masih belum dapat dipastikan apakah masyarakat telah mengkonsumsi air yang memenuhi standar kesehatan. Hal ini disebabkan oleh karena wilayah Kabupaten Ketapang meskipun banyak sumber air, tetapi sumber air tersebut belum dapat diolah maksimal sebagai air bersih, apalagi jika musim kemarau tiba, dimana dengan adanya interupsi air laut ke Sungai Pawan, menyebabkan air menjadi asin, sehingga air bersih yang didistribusikan ke masayarakat oleh PDAM pun menjadi payau, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Hal lainnya adalah masih banyaknya masyarakat memanfaatkan air hujan sebagi sumber air bersih. Hal tersebut kemungkinan pula berdampak terhadap derajat kesehatan masayarakat, oleh karenanya perlu diuji kelayakan kualitas airnya untuk dikonsumsi.
C. Kesehatan Untuk menggambarkan keadaan kesahatan masyarakat dan kesehatan lingkungan
di
Kabupaten
Ketapang
dipergunakan
beberapa
indikator
berdasarkan data-data yang tertuang dalam Profil Kesehatan Kabupaten Ketapang Tahun 2012. Mortalitas 1) Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal : adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Dan eksogen atau kematian post neo-natal : adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
59
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Ketapang untuk tahun 2012 berdasarkan data profil kesehatan kabupaten yang masuk di Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang, terlihat bahwa kasus kematian bayi adalah sebesar 10 kasus dimana kelahiran hidupnya berjumlah 8.712 sehingga dengan demikan jika dihitung angka kematian bayinya hanya sebesar 0,01 per seribu kelahiran hidup. Angka
Kematian
Bayi
menggambarkan
keadaan
sosial
ekonomi
masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian
Bayi
untuk
pengembangan
perencanaan
berbeda
antara
kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neonatal
disebabkan
oleh
faktor
endogen
yang
berhubungan
dengan
kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal
adalah
yang
bersangkutan
dengan
program
pelayanan
kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi (tablet Fe) dan suntikan anti tetanus. Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, terutama
serta pada
program-program anak-anak,
pencegahan
program
penerangan
penyakit tentang
menular gizi
dan
pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Depkes 2007, kematian bayi baru lahir (neonatus) merupakan
penyumbang
kematian
terbesar
pada
tingginya
angka
kematian balita (AKB). Setiap tahun sekitar 20 bayi per 1.000 kelahiran hidup terenggut nyawanya dalam rentang waktu 0-12
hari pasca
kelahirannya.
2) Angka Kematian Ibu (AKI) Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan
atau tempat persalinan, yakni
kematian yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain (Budi, Utomo. 1985).
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
60
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Di
Kabupaten
Ketapang
untuk
tahun
2012,
Angka
Kematian
ibu
berdasarkan data profil kesehatan kabupaten tahun 2012, kasus kematian ibu maternal adalah sebanyak 206 kasus. Sehingga jika dihitung angka kematian ibu maternal dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 8.506, maka kematian ibu maternal di Kabupaten Ketapang adalah sebesar 2,36 per 100.000 kelahiran hidup. Informasi mengenai tingginya Angka Kematian Ibu bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program
peningkatan
jumlah
kelahiran
yang
dibantu
oleh
tenaga
kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
3) Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak berusia 0-5 tahun (59 Bulan) selama satu tahun tertentu per 1.000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi). AKABA menggambarkan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. AKABA Kabupaten Ketapang berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) berturut-turut mulai tahun 1994 adalah 93 per 1.000 Balita, turun menjadi 88,2 per 1.000 Balita pada tahun 1997, turun menjadi 63 per 1.000 Balita pada tahun 2003 dan turun menjadi 59 per 1.000 balita pada tahun 2007. Angka ini masih lebih tinggi dari ratarata angka kematian balita secara nasional yaitu 51 per 1.000 Balita. Jika dibandingkan dengan target yang akan dicapai pada tahun 2012 yaitu sebasar 11 per 1.000 kelahiran hidup, maka AKABA Kabupaten Ketapang sudah hampir mancapai target. Namun jika dibandingkan dengan target pada 2015 sesuai dengan Millenium Development Goals (MDGs) yaitu sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup, maka AKABA Kabupaten Ketapang sangat rendah. Dengan demikian, meskipun terjadi penurunan angka
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
61
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
kematian balita di Kabupaten Ketapang dan hasil yang dicapai cukup menggembirakan,
namun
masih
perlu
ditingkatkan
kegiatan
yang
menunjang penurunan angka kematian Balita.
4) Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo) Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan umur harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui
Puskesmas,
meningkatnya
daya
beli
masyarakat
akan
meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. Angka Umur Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam
meningkatkan
kesejahteraan
penduduk
pada
umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Umur Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah, harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan dan program sosial lainnya, termasuk kesehatan
lingkungan,
kecukupan
gizi
dan
kalori
serta
program
pemberantasan kemiskinan. Dilihat dari tahun ke tahun, Umur Harapan Hidup di Kabupaten Ketapang terjadi peningkatan. Umur Harapan Hidup tahun 2012 berdasarkan Data Kabupaten Ketapang dalam Angka tahun 2013 yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten
Ketapang
yaitu
67.87
tahun,
sedikit
lebih
tinggi
jika
dibandingkan tahun sebelumnya 2011 dimana umur harapan hidup 67,66 Tahun. Sedangkan berdsasarkan Indeks pembangunan manusian (IPM) Umur Harapan Hidup di Kabupaten Ketapang 69,05 tahun. Meningkatnya Umur Harapan Hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan
masyarakat
serta
turut
berpengaruh
terhadap
Index
Pembangunan Manusia (IPM).
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
62
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Morbiditas 1) Malaria Penyakit Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Ketapang Tahun 2012 terdapat 9 kasus Malaria per.1000 penduduk, sedangkan jika dibandingkan dengan target pada Indonesia sehat 2012 sebesar 5 per 1.000 penduduk, maka angka kesakitan malaria di Kabupaten Ketapang masih tergolong tinggi. Tingginya angka kesakitan dan kematian malaria disebabkan berbagai faktor diantaranya adalah perubahan lingkungan, vektor penular, sosial budaya masyarakat, resistensi obat dan pelayanan kesehatan.
2) TB Paru Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC terutama menyerang paru-paru sebagai tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga menyerang kulit, kelenjar limfe, tulang, dan selaput otak. TBC menular melalui droplet infeksius yang terinhalasi oleh orang sehat. Pada sedikit kasus, TBC juga ditularkan melalui susu. Pada keadaan yang terakhir ini, bakteri yang berperan adalah Mycobacterium bovis. Berdasarkan Hasil rekapitulasi profil kesehatan kabupaten tahun 2012 tercatat TB Paru dengan BTA Positif (+) sebanyak 493 kasus per 100.000. Jika melihat hasil yang dicapai, maka angka kesembuhan penderita TB Paru BTA + di Kabupaten Ketapang sudah mencapai target Indikator Indonesia Sehat 2012 yaitu sebesar 85%.
3) HIV/AIDS Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukan kenaikan, meskipun berbagai upaya pencegahan terus dilakukan. Penyebab meningkatnya HIV dan AIDS lebih banyak dikarenakan adanya heteroseksual atau bergontaganti pasangan, homoseksual, jarum suntik atau IDU, dan ibu yang sedang hamil yang mengidap HIV dan AIDS yang mengakibatkan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
63
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
terjadinya penularan terhadap bayi yang dikandungnya,” Jumlah kasus baru AIDS di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang mencatat sampai Desember 2012 menunjukkan grafik peningkatan yang sangat cepat sejak awal tahun
2006,
dan
tren
ini
masih
terus terjadi
dimana
tercatat
sejumlah 19 orang pasien HIV baru dari Januari – Desember 2012, atau menjadi 147 orang
secara kumulatif (Komisi Penanggulangan Aids,
2013). 25
21 17
20
13
15 9
8
10 5
19
16
3
9
7
9
8 4
3
0 2006
2007
2008
2009 HIV
2010
2011
2012
AIDS
Gambar 2.1. Grafik Jumlah Kasus HIV – AIDS Kurun Waktu 2006 - 2012
Dari kejadian kasus tersebut, terlihat adanya perimbangan kasus antara laki-laki dan perempuan, yang menunjukan faktor resiko antara laki-laki dan perempuan mempunyai potensi yang sama besar.
58 46 HIV
29
AIDS
13
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Gambar 2.2. Grafik Kasus HIV – AIDS Pada Laki-Laki dan Perempuan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
64
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Karakteristik kasus HIV-AIDS jika dilihat dari faktor usia, didominasi oleh usia remaja. Dari data Kasus yang ada untuk Jumlah Penderita AIDS yang telah meninggal dari tahun 2006 sampai dengan 2011 yaitu sebanyak 37 orang. Tabel 2.5. Kelompok Umur Kasus Kerjadian HIV – AIDS KELOMPOK UMUR
LAKI-LAKI HIV AIDS
PEREMPUAN HIV AIDS
TOTAL
<4
1
0
0
1
2
5-14
2
2
1
0
5
15-19
1
1
12
1
15
20-24
6
10
7
2
25
25-49
52
31
21
9
113
>50
4
5
1
0
10
Sumber : Komisi Penaggulangan Aids, 2013.
4) DBD Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak dengan manivestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan shock dan kematian. Penyakit DBD ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan mungkin juga Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia kecuali di ketinggian lebih 1.000 meter diatas permukaan laut. Masa inkubasi penyakit ini diperkirakan lebih kurang 7 hari. Penyakit DBD dapat menyerang semua golongan umur. Sampai saat ini penyakit DBD lebih banyak menyerang anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan kenaikan proporsi penderita Demam Berdarah Dengue pada orang dewasa (Faziah, 2004). Kasus DBD di
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
65
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Kabupaten Ketapang Tahun 2012 terjadi 105 kasus DBD per 100.000 penduduk.
Status Gizi 1) Gizi Buruk Status Gizi merupakan suatu indikator yang sangat penting untuk menilai status indikator derajat Kesehatan Masyarakat. Di dalam Indikator Indonesia Sehat 2012, status gizi merupakan salah satu indikator yang menggambarkan derajat kesehatan masyarakat. Gizi buruk adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Anak balita sehat
atau kurang
gizi secara sederhana dapat
diketahui
dengan
membandingkan antara berat badan menurut umurnya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk. Gizi buruk yang disertai dengan tanda-tanda klinis disebut marasmus atau kwashiorkor. Sementara itu, pengertian di masyarakat tentang ”Busung Lapar” adalah tidak tepat. Sebutan ”Busung Lapar” yang sebenarnya adalah keadaan yang terjadi akibat kekurangan pangan dalam kurun waktu tertentu pada satu wilayah, kurangnya
asupan
zat
gizi yang
sehingga mengakibatkan
diperlukan,
yang
pada
akhirnya
berdampak pada kondisi status gizi menjadi kurang atau buruk dan keadaan ini terjadi pada semua golongan umur. Tanda-tanda klinis pada ”Busung
Lapar”
pada
umumnya
sama
dengan
tanda-tanda
pada
marasmus dan kwashiorkor. Anak kurang gizi pada tingkat ringan dan atau sedang tidak selalu diikuti dengan gejala sakit. Dia seperti anak-anak lain, masih bermain dan sebagainya, tetapi bila diamati dengan seksama badannya mulai kurus. Berdasarkan hasil rekapitulasi kasus gizi buruk yang terdapat dalam profil kesehatan Kabupaten Ketapang Tahun 2012, terdapat sebanyak 0,67%
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
66
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
kasus gizi buruk dan sekitar 1,85 % gizi kurang dari 93% bayi baru lahir ditimbang.
2) Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup
bulan
(prematur)
disamping
itu
juga
disebabkan
dismaturitas, artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Berat Badan Lahir Rendah (< 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan nenonatal. Barker dkk dalam Hardiansyah dkk (2000) mengungkapkan bahwa BBLR mempunyai dampak yang kompleks sampai usia dewasa antara lain meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, gangguan metabolik dan kekebalan tubuh serta katahanan fisik yang resultantenya adalah beban ekonomi individu
dan
masyarakat.
Di
Kabupaten
Ketapang,
berdasarkan
rekapitulasi data profil kesehatan Tahun 2012 terdapat 1,56 % bayi BBLR.
D. Pertanian Kabupaten Ketapang sangat berkepentingan dan memiliki komitmen yang tinggi
dibidang pembangunan
pangan
dan
hortikultura,
pertanian khususnya dibidang
peternakan dan
tanaman
perkebunan karena
sektor
pertanian secara umum masih menjadi tulang punggung pembangunan perekonomian
Kalimantan
Barat.
Kesadaran
terhadap
peran
tersebut
menyebabkan sebagian besar masyarakat Kalbar masih tetap memelihara kegiatan
pertanian
mereka
meskipun
sektor
industri
sudah
mulai
berkembang di Kalbar. Perubahan spesifik dari penggunaan lahan untuk pertanian ke pemanfaatan bagi
nonpertanian yang
kemudian dikenal dengan istilah alih fungsi
(konversi lahan), setiap tahunnya terus meningkat. Khusus untuk Kabupaten Ketapang, fenomena ini tentunya dapat mendatangkan permasalahan yang serius dikemudian hari, jika tidak diantisipasi secara serius. Implikasi, alih fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali dapat mengancam kapasitas
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
67
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
penyediaan pangan dan bahkan dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerugian sosial. Dalam beberapa hal alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan lainnya bersifat dilematis. Pertambahan penduduk dan pertumbuhan kegiatan ekonomi yang pesat di beberapa wilayah memerlukan jumlah lahan non pertanian
yang
mencukupi.
Namun
demikian,
pertambahan
jumlah
penduduk juga memerlukan supply bahan pangan yang lebih besar, yang berarti lahan pertanian juga lebih luas, sementara total luas lahan yang ada berjumlah tetap. Sebagai akibatnya telah terjadi persaingan yang ketat dalam pemanfaatan lahan yang berakibat pada meningkatnya nilai lahan (land rent) maka penggunaan lahan untuk pertanian akan selalu dikalahkan oleh peruntukan lain seperti industri dan perumahan. Di sisi internal sektor pertanian, berbagai karakteristik dari usahatani sendiri belum sepenuhnya mendukung ke arah pelaksanaan pelestarian lahan pertanian yang ada. Sempitnya rata-rata luas lahan yang diusahakan petani karena proses fragmentasi yang disebabkan sistem waris pecah-bagi makin memarjinalkan kegiatan usahatani. Sempitnya lahan berakibat pada tidak tercukupinya hasil kegiatan usaha pertanian untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi mencukupi mendorong penerapan teknologi baru untuk peningkatan produktivitas. Yang terjadi kemudian bukan modernisasi (penerapan teknologi yang up to date) tapi penjualan lahan pertanian untuk penggunaan
lainnya
(alih
fungsi
lahan
pertanian).
Hal
lain
yang
memperparah adalah dengan adanya desentralisasi maka daerah berlombalomba untuk meningkatkan pertumbuhan untuk pendapatan daerah yang lebih
besar.
Yang
terjadi
kemudian
adalah
daerah
mengutamakan
pengembangan sarana dan prasarana fisik yang juga berakibat pada penggunaan lahan sawah secara langsung atau peningkatan nilai lahan karena penawaran yang lebih baik. Potensi Sumberdaya Lahan Pertanian Kabupaten Ketapang memiliki potensi lahan pertanian seluas 1.335.680 Hektar, yang terbagi peruntukkan lahan sawah seluas 83.536 hektar dan bukan sawah seluas 1.252.144 hektar. Lahan pertanian memiliki luas 36% dari total luas Kabupaten Ketapang, sedangkan luas lahan sawah memiliki Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
68
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
luas 6,67% dari total luas lahan pertanian yang tersedia. Untuk mengetahui luas peruntukkan lahan pertanian setiap kecamatan di Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah Kabupaten Ketapang Tahun 2012 No
Kecamatan
Luas Wilayah (Ha)
Luas Sawah (Ha)
Lahan Bukan Sawah (Ha)
1
Kendawangan
585.910
25.985
353.491
2
Manis Mata
291.220
2.486
199.081
3
Marau
116.010
4.519
81.512
4
Singkup
22.690
1.115
8.695
5
Air Upas
79.280
652
65.016
6
Jelai Hulu
135.850
702
32.516
7
Tumbang Titi
119.780
2.361
35.646
8
Pemahan
32.600
520
32.080
9
S. Melayu R
12.200
1.638
10.562
10
M.H. Selatan
181.310
10.266
89.570
11
Benua Kayong
34.900
4.365
26.953
12
M.H. Utara
72.040
7.530
31.231
13
Delta Pawan
7.400
779
5.426
14
Muara Pawan
61.060
4.694
9.925
15
Nanga Tayap
172.810
6.328
31.925
16
Sandai
177.880
1.899
7.530
17
Hulu Sungai
468.540
760
5.855
18
Sungai Laur
165.070
1.509
34.844
19
Simpang Hulu
317.470
4.845
159.947
20
Simpang Dua
104.790
583
42.378
1.335.680
83.536
1.252.144
Total Luas
Sumber :Dinas Pertanian dan Peternakan, Tahun 2012.
Dari total luas lahan sawah yang diusahakan, dapat dibedakan menjadi sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah pasang surut dan lebak. Sawah tadah
hujan
memiliki
luasan
terbesar
yang
mencapai
81%
dalam
pemanfaatan lahan sawah, yang kemudian diikuti sawah irigasi 8,0%, pasang surut 6,3% dan lebak 4,7%.
Rincian luasan penggunaan lahan
sawah per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
69
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tabel 2.7. Pemanfaatan Lahan Sawah Kabupaten Ketapang Tahun 2012 Tadah Hujan (Ha)
Pasang Surut (Ha)
-
25.985
-
-
25.985
Manis Mata
303
958
1.162
63
2.486
3
Marau
535
1.025
1.758
1.201
4.519
4
Singkup
1.115
-
-
-
1.115
5
Air Upas
-
652
-
-
652
6
Jelai Hulu
135
502
65
-
702
7
Tumbang Titi
755
1.606
-
-
2.361
8
Pemahan
425
345
320
74
1.638
9
S. Melayu R
175
819
-
-
994
10
M.H. Selatan
-
10.266
-
-
10,266
11
Benua Kayong
-
3.685
680
-
4.356
12
M.H. Utara
205
7.325
-
-
7.530
13
Delta Pawan
-
-
779
-
779
14
Muara Pawan
-
3.851
468
375
4.694
15
Nanga Tayap
1.641
2.450
-
2.237
6.328
16
Sandai
453
1.446
-
-
1.899
17
Hulu Sungai
-
760
-
-
760
18
Sungai Laur
-
1.509
-
-
1.509
19
Simpang Hulu
1.243
3.602
-
-
4.845
20
Simpang Dua
-
583
-
-
583
6.985
67.369
5.232
3.950
83.536
No
Kecamatan
1
Kendawangan
2
Total Luas
Irigasi (Ha)
Lebak (Ha)
Jumlah (Ha)
Sumber :Dinas Pertanian dan Peternakan, Tahun 2012.
Potensi Tanaman Pangan dan Hortikultura Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ketapang Tahun 2012, produksi padi sebesar 81.098 ton dari luas panen seluas 27.973 hektar, produksi jagung 900 ton pipilan kering dari luas panen 454 hektar dan produksi kedelai sebesar 18 ton biji kering dari luas panen 16 hektar. Berdasarkan luas panen, total produksi panen per hektar masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan rata-rata produksi nasional. Banyak faktor
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
70
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
yang menyebabkan produksi belum maksimum antara lain faktor iklim, cuaca, serangan hama dan penyakit dan daya dukung lahan (sifat fisik dan kesuburan tanah). Upaya yang telah dilakukan oleh dinas Dinas Pertanian dan
Peternakan
produksi
Kabupaten
antara
lain
Ketapang
melalui
untuk
kegiatan
meningkatkan
ekstensifikasi
dan
kapasitas
intensifikasi
pertanian. Ekstensifikasi melalui kegiatan perluasan areal tanam, sedangkan intensifikasi melalui kegiatan pengolahan tanah, gerakan tanam serentak, gerakan pemupukan berimbang, gerakan penerapan teknologi, gerakan pengendalian organism peganggu tanaman dan gerakan panen serta pasca panen
diikuiti
dengan
pembangunan
dan
peningkatan
infrastruktur
pertanian. Tabel 2.8. Luas Panen, Hasil Panen dan Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Ketapang Tahun 2012 Komoditas
Produksi (Ton)
Tanam (Ha)
Panen (Ton)
Produktivitas
Padi - Padi Sawah
23.778
20.772
32,01
66.488
- Padi Ladang
7.092
7.201
20,29
14.610
Jagung
1.215
454
19,82
900
Kedelai
48
16
11,48
18
Kacang Tanah
44
51
11,26
57
-
-
-
-
Ubi Kayu
716
839
149,38
12.533
Ubi Jalar
179
196
71,71
1.406
Kacang Hijau
Sumber :Dinas Pertanian dan Peternakan, Tahun 2012.
Selain tanaman pangan, komoditas hortikultura juga memiliki prospek dikembangkan
di
Kabupaten
Ketapang.
Komoditas
hortikultura
dapat
dikelompokkan menjadi 2, kelompok tanaman buah-buahan dan kelompok sayuran.
Untuk
mengetahui
luas
lahan
pengembangan
komoditas
hortikultura di Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
71
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tabel 2.9. Luas Panen, Hasil Panen dan Produksi Tanaman Hortikultura Kabupaten Ketapang Tahun 2012 Luas Panen (Ton)
Produktivitas (Kw/Ha)
Produksi (Ton)
259
144,48
3.742
Jambu biji
34
39,50
1.343
Jambu air
94
19,24
1.809
Jeruk siam
89
59,52
530
Jeruk besar
16
444,94
712
Mangga
212
54,77
1.161
Manggis
21
26,48
56
224
89,10
1.996
Nenas
2
1.671,50
534
Papaya
11
446,55
491
Pisang
190
954,21
18.130
Rambutan
367
60,47
2.219
Semangka
82
10,04
82
12
52,42
63
166
20,40
339
Lobak
24
100,33
241
Cabe besar
46
5,67
26
Cabe rawit
521
4,83
251
53
3,87
21
Terung
475
9,73
462
Buncis
61
17,61
107
568
20,58
1.169
Labu siam
18
3,44
6
Kangkung
391
18,57
726
Bayam
206
28,66
590
Kacang Panjang
587
13,33
782
Komoditas Buah - Buahan Durian
Nangka & Cempedak
Sayur – Sayuran Bawang daun Petsai/sawi
Tomat
Ketimun
Sumber :Dinas Pertanian dan Peternakan, Tahun 2012.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
72
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Potensi Peternakan Seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani untuk kesehatan dan kecerdasan maka kebutuhan permintaan daging hewani terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dinas pertanian dan peternakan memiliki program untuk peningkatan produksi hewan ternak. Untuk mengetahui jumlah populasi ternak dan sebaran tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.10. Tabel 2.10. Jumlah Populasi Tenak Tiap Kecamatan Kabupaten Ketapang Tahun 2012 Jumlah Populasi Ternak Kecamatan
Pedaging
Ayam Petelur
1.478
6.596
20.000
48.535
5.985
37
12.694
7.726
-
137.052
7.666
-
59
3.856
2.163
-
2.158
2.784
-
83
2.475
2.058
-
1.789
3.428
718
-
37
3.166
6.572
-
54.183
860
Jelai Hulu
9.149
-
5.159
24
9.630
-
1.963
12.147
Tumbang Titi
1.684
782
967
474
11.550
-
3.894
1.850
998
-
170
15.156
5.264
-
1.146
2.534
1.366
-
68
586
11.691
-
10.754
3.670
M.H. Selatan
343
-
162
685
9.410
-
1.459
1.896
Benua Kayong
760
-
1.346
17.858
4.506
-
7.872
590
M.H. Utara
2.374
-
192
132
7.106
-
9.900
2.818
Delta Pawan
2.348
11
518
62
10.076
-
4.190
3.876
Muara Pawan
8.301
799
716
36
8.814
35.000
7.888
2.592
Nanga Tayap
162
929
16
5.184
2.214
5.000
5.303
5.362
Sandai
178
-
90
697
1.219
-
1.122
1.220
Hulu Sungai
319
-
43
2.103
1.375
-
11.571
718
Sungai Laur
102
-
173
1.178
1.027
-
4.364
488
Simpang Hulu
59
-
16
10.765
967
-
17.484
5.254
Simpang Dua
87
-
12
11.027
1.292
-
18.537
3.296
Jumlah 31.926 2.522 10.489 89.636 111.255 Sumber :Dinas Pertanian dan Peternakan, Tahun 2012.
60.000
351.166
71.512
Kerbau
Kambing
1.539
-
625
444
-
Marau
318
Singkup
713
Air Upas
Kendawangan Manis Mata
Pemahan S. Melayu R
Sapi
Babi
Buras
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Itik
73
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Potensi Komoditi Perkebunan Sesuai
dengan
potensi
sumber
daya
alam
yang
dimiliki
khususnya
Kabupaten Ketapang, pembangunan sub sektor perkebunan terus meningkat pesat di daerah ini. Didasari atas potensi sumber daya lahan dan keunggulan komperatif komoditasnya, beberapa tahun belakangan ini komoditas kelapa sawit telah merupakan salah satu komoditas andalan dari sub sektor perkebunan. Komoditas ini merupakan komoditas ekspor yang menjadi sangat penting dalam menghasilkan devisa bagi Indonesia. Selain itu, komoditas ini juga penting bagi pemenuhan kebutuhan akan minyak nabati dalam negeri dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan minyak nabati berkolesterol rendah. Besarnya potensi lahan di Kabupaten Ketapang yang belum digarap secara maksimal untuk pengembangan subsektor perkebunan ini akan mendukung program pemerintah untuk meningkatkan cadangan devisa non migas dari sub sektor perkebunan. Selain komoditas perkebunan tanaman kelapa sawit, tanaman karet telah menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat selama ini di Kabupaten ketapang melalui tanaman kebun karet rakyat. Untuk mengetahui perkembangan perizinan perkebunan kelapa sawit dan karet melalui perusahaan perkebunan swasta nasional, dapat dilihat pada Tabel 2.11. Tabel 2.11. Daftar Perusahaan Perkebunan Yang Sudah Memiliki IUP Hingga Tahun 2013 Nama Perusahaan PT. Harapan Hibrida Kalbar
Luas (Ha) 4.200
Lokasi/Kecamatan Manis Mata
PT. Kayong Agro Lestari
18.754
Matan Hilir Utara
PT. Mitra Karya Sentosa
15.665
Simpang Dua
PT. Mustika Agung Sentosa
20.000
Simpang Hulu
PT. Cipta Usaha Sejati
20.500
Simpang Dua
PT. Umekah Sari Pratama
16.000
Jelai Hulu, Manis Mata
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
74
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Nama Perusahaan
Luas (Ha)
Lokasi/Kecamatan
PT. Fangiona Agro Plantation
16.000
Jelai Hulu
PT. Limpa Sejahtera
19.000
Matan Hilir Selatan
PT. Mulia Bakti Kahuripan
16.500
Sungai Laur
PT. Maya Agro Investama
12.948
Air Upas, Manis Mata
PT. Karya Makmur Langgeng
17.800
Simpang Dua
2.100
Nanga Tayap
PT. Penggelawaran Jaya Rubber PT. Arrtu Plantation
17.300
Matan Hilir Selatan, Tumbang Titi
PT. Sinar Karya Mandiri
9.668
Muara Pawan
PT. Batu Mas Sejahtera
14.588
Sandai, Sungai Laur
PT. Andes Sawit Mas
12.515
Marau, Jelai Hulu
PT. Sawit Makmur Sejahtera
13.100
Sandai, Hulu Sungai
PT. Pendamar Sawit Mandiri
870
Matan Hilir Selatan
PT. Pranaindah Gemilang
4.600
Matan Hilir Selatan
PT. Agri Plus
6.100
Marau, Jelai Hulu
PT. Lanang Agro Bersatu
13.452
Sandai
PT. AgraJaya Bhaktitama
11.065
Sandai, Hulu Sungai, Sungai Laur
PT. Anugerah Palm Indonesia PT. Mitra Saudara Lestari PT. Mentari Pratama
7.375
Manis Mata
11.784
Manis Mata
3.954
Tumbang Titi
PT. Kencana Graha Permai
10.000
Marau, Jelai Hulu
PT. Bangun Nusa Mandiri
18.138
Marau, Jelai Hulu
PT. Ayu Sawit Lestari
5.242
Manis Mata, Air Upas
PT. Harapan Sawit Lestari
2.944
Manis Mata
PT. Cahaya Nusa Gemilang
3.312
Marau
PT. Aditya Agroindo
17.374
Simpang Hulu
PT. Gunajaya Ketapang Sentosa
10.500
Kendawangan
PT. Gunajaya Karya Gemilang
12.600
Kendawangan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
75
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Nama Perusahaan
Luas (Ha)
Lokasi/Kecamatan
PT. Karya Bhakti Agro Sejahtera
3.550
Kendawangan, Marau
PT. Berkat Nabati Sejahtera
8.830
Kendawangan
PT. Sukses Karya Sawit
9.580
Kendawangan
PT. Agro Sejahtera Manunggal
7.250
Kendawangan
PT. Usaha Agro Indonesia
9.728
Kendawangan, Manis Mata
PT. Bumi Sawit Sejahtera
10.000
Kendawangan
PT. Kalimantan Prima Agro Mandiri
20.000
Kendawangan, Manis Mata
PT. Andes Sawit Lestari
14.729
Kendawangan
PT. Andes Agro Investama
12.125
Kendawangan
PT. Mandiri Kapital Jaya
4.372
Kendawangan, Air Upas, Singkup
PT.Gunajaya Harapan Lestari
1.750
Kendawangan
PT. Arrtu Energie Resources
PT. Arrtu Borneo Perkebunan
15.690
Nanga Tayap, MHS, MP, B. Kayong, M. Rayak
6.947
Nanga Tayap, Pemahan, S. Melayu Raya
PT. Sepanjang Inti Surya Mulia
19.800
Nanga Tayap, Sandai
PT. Sawit Mitra Abadi
15.800
Nanga Tayap, Sandai
PT. GY Plantation Indonesia
2.821
Nanga Tayap
PT. Agro Lestari Mandiri
17.890
Nanga Tayap
PT. Citra Sawit Cemerlang
19.400
Nanga Tayap, Sandai
PT. Lestari Abadi Perkasa
5.478
Nanga Tayap, Tumbang Titi, Pemahan
PT. Sandai Makmur Sawit
9.460
Nanga Tayap, Sandai
PT. Permata Sawit Mandiri PT. Pertiwi Lenggara Agromas
15.500 9.250
Nanga Tayap Marau
PT. Arrtu Agro Nusantara
11.950
-
PT. Pranaindah Gemilang
7.565
Matan Hilir Selatan
PT. Anugerah Palm Indonesia
5.964
Manis Mata
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
76
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Nama Perusahaan
Luas (Ha)
PT. Ladang Sawit Mas
6.450
Lokasi/Kecamatan Nanga Tayap
PT. Putra Sari Lestari
17.700
Kendawangan, Matan Hilir Selatan
PT. Lestari Gemilang Inti Sawit
11.765
Nanga Tayap
PT. Agro Manunggal Sawitindo
10.400
Pemahan
PT. Prakarsda Tani Sejati
1.258
PT. Karya Makmur Langgeng
16.700
Total Luas IUP
Sandai, Sungai Laur Simpang Dua
720.305
Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Ketapang, 2013.
Peningkatan kegiatan agroindustri selain meningkatkan produksi pertanian juga
juga
dapat
menyebabkan
dampak
yang
merugikan.
Erosi
dan
kerusakan tanah terjadi akibat budidaya pertanian yang melampaui daya dukung tanah. Penggunaan bahan-bahan agrokimia yang berlebihan dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kelestarian lahan. Cara-cara budi daya pertanian yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi lahan menyebabkan kualitas lahan menurun sejalan dengan hilangnya lapisan tanah subur akibat erosi dan pencucian hara. Kerusakan tanah
dan
lingkungan makin
meningkat
manakala terjadi
perluasan areal pertanian untuk pengembangan komoditas ekonomis dengan membuka lahan-lahan baru yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kelas kesesuaian lahan. Kondisi ini makin diperparah bila pembukaan lahan dilakukan dengan pembakaran, sehingga terjadi pencemaran udara dan peningkatan
konsentrasi
CO2
di
atmosfir.
Penggunaan
bahan-bahan
agrokimia, seperti pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari tanah, air, tanaman, dan sungai atau badan air. Pupuk nitrogen (N) yang digunakan dalam budidaya pertanian mengalami berbagai perubahan di dalam tanah, seperti dalam bentuk ammonium (NH4), nitrat (NO3), dan/atau nitrit (NO2). Sebagian dari N pupuk (NH3/N2 dan N2O) menguap ke udara (volatilisasi), sebagian lagi hilang melalui pencucian atau erosi.
Di
daerah
tropis, 40-60%
N-urea hilang
dalam bentuk
NH3.
Penggunaan pupuk N dosis tinggi, seperti pada budi daya sayuran, dapat Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
77
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
mencemari lingkungan, karena sebagian besar N dari pupuk hanyut terbawa aliran permukaan dan erosi. Pencemaran dari residu pestisida sangat membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan, sehingga pelu adanya pengendalian dan pembatasan dari penggunaan
pestisida
tersebut
serta
mengurangi
pencemaran
yang
diakibatkan oleh residu pestisida. Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap input bahan kimiawi dalam proses produksi pertanian dapat ditempuh melalui gerakan pertanian organik. Gerakan ini melakukan pembatasan penggunaan
pestisida
sintetik
yang
mengarah
pada
pemasyarakatan
teknologi bersih (clean technology) yaitu pembatasan penggunaan pestisida sintetik untuk penanganan produk-produk pertanian terutama komoditi andalan untuk eksport.
Gerakan ini mulai memasyarakat terutama di
negara-negara maju yang masyarakatnya alergi dengan produk bahan kimia. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menciptakan produk pertanian yang bersih, meliputi : 1. Penggunaan varietas unggul tahan hama penyakit dan tekanan / hambatan lingkungan, 2. Penerapan teknik budidaya yang mampu mengendalikan OPT dan penggunaan pupuk organik, 3. Peramalan terhadap serangan hama penyakit, 4. Pengendalian OPT secara biologis, 5. Memacu penggunaan pestisida botani.
E. Industri Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga resparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Pada tahun 2021 di Kabupaten Ketapang terdapat 597 unit usaha industri kecil dan menengah formal, jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan tahun 2011. Industri kecil dan menengah formal di Kabupaten Ketapang mampu menyerap 4.167 orang tenaga kerja yang didominasi oleh pekerja Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
78
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
laki-laki. Total nilai investasi industri kecil dan menengah formal tahun 2012 adalah sebesar 34,55 miliar rupiah, jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan nilai investasi tahun 2010. Daerah perkotaan seperti Kecamatan Delta Pawan dan Benua Kayong menjadi lokasi utama industri kecil dan menengah formal. Pada tahun 2012 terdapat 14 unit industri besar yang berstatus aktif di Kabupaten Ketapang dan menyerap 756 pekerja. Perkembangan industri akan menghasilkan dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak positif dari kegiatan industri adalah semakin banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan industri. Hal ini dapat memperluas
lahan
pekerjaan
bagi
masyarakat
dan
meningkatkan
perekonomian daerah. Selain dampak positif kegiatan industri akan diikuti dengan dampak negatif limbah industri terhadap lingkungan hidup manusia. Limbah industri yang toksik akan memperburuk kondisi lingkungan dan akan meningkatkan penyakit pada manusia dan kerusakan pada komponen lingkungan lainnya. Untuk meminimalisasi dampak negatif dari limbah industri diperlukan penanganan yang baik dan serius oleh Pemerintah Daerah maupun pelaku industri industri. Pemerintah harus mengawasi pembuangan limbah industri dengan sungguh-sungguh. Pelaku industri harus melakukan cara-cara pencegahan pencemaran lingkungan dengan melaksanakan teknologi bersih, memasang alat pencegahan pencemaran, melakukan proses daur ulang dan yang
terpenting
harus
melakukan
pengolahan
limbah
industri
guna
menghilangkan bahan pencemaran atau paling tidak meminimalkan bahan pencemaran hingga batas yang diperbolehkan. Di
samping itu perlu
dilakukan penelitian atau kajian-kajian lebih banyak lagi mengenai dampak limbah industri yang spesifik (sesuai jenis industrinya) terhadap lingkungan serta mencari metoda
atau teknologi tepat
guna
untuk
pencegahan
masalahnya. Di Kabupaten Ketapang pengawasan terhadap limbah industri dilakukan oleh institusi yang membidangi lingkungan hidup. Salah satu institusi tersebut adalah Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. Pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang adalah dengan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
79
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
memeriksa tempat kegiatan usaha/ industri serta limbah yang sudah diolah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Berdasarkan hasil pengawasan terhadap kegiatan usaha/industri, ditemukan banyak kegiatan usaha yang masih belum memproses izin penyimpanan sementara limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Selain itu juga ditemukan kegiatan usaha/industri yang belum mengelola sampah dengan baik. Selain pengawasan, sejak Tahun 2012 Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
juga
mengadakan
Kegiatan
Program
Peningkatan
Kinerja
Perusahaan (PROPER) yang bekerjsama sama dengan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi Kalimantan Barat serta Menteri Negara Lingkungan
Hidup.
pemerintah,
PROPER
untuk
perusahaan
sesuai
merupakan
meningkatkan dengan
yang
salah
kinerja telah
satu
bentuk
pengelolaan
ditetapkan
kebijakan lingkungan
dalam
peraturan
perundang-undangan. Pada saat ini pelaksaan PROPER difokuskan kepada perusahaan yang memenuhi kriteria antara lain adalah perusahaan yang berdampak besar terhadap lingkungan hidup, perusahaan yang berorientasi ekspor dan/atau produknya bersinggungan langsung dengan masyarakat serta perusahaan publik. Hasil penilaian PROPER Tahun 2012 dan 2013 yang dilakukan oleh Kantor
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Ketapang
adalah
seperti
yang
ditampilkan dalam Tabel 2.12. Tabel 2.12. Hasil Penilaian PROPER Tahun 2012 dan 2013 Kabupaten Ketapang No
Nama Perusahaan
Jenis Kegiatan
Hasil Penilaian
Tahun 2012 1
PT. Harapan Sawit Lestari
Perkebunan Kelapa Sawit
Merah
2
PT. Polyplant Sejahtera
Perkebunan Kelapa Sawit
Merah
3
PT. Karya Utama Tambang Jaya
Tambang Bauksit
Merah
Tahun 2013* 1
PT. Harapan Sawit Lestari
Perkebunan Kelapa Sawit
Merah
2
PT. Polyplant Sejahtera
Perkebunan Kelapa Sawit
Merah
3
PT. Karya Utama Tambang Jaya
Tambang Bauksit
Merah
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
80
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No 4
Jenis Kegiatan
Hasil Penilaian
Perkebunan Kelapa Sawit
Merah
Nama Perusahaan PT. Agro Lestari Mandiri
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, 2013. Catatan : * Penilaian Pada Tahun 2013 Masih Bersifat Sementara Merah
: Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang‐undangan dan dalam tahapan melaksanakan sanksi administrasi.
F. Pertambangan Potensi pertambangan dan bahan galian di Kabupaten Ketapang cukup besar, antara lain berupa air raksa, antimony, biji besi, bauksit, emas, timah hitam, timah putih, pasir zircon, barit, kaolin, pasir kuarsa, talk, andesit, basal, granit, gambut, batu bara, kecubung dan air terjun. Pontensi tambang di Kabupaten Ketapang ada yang telah dilakukan kegiatan penambangan dan sebagian besar diantaranya belum dilakukan penambangan. Potensi sebaran bahan tambang dan galian tersebut per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.13. Tabel 2.13. Sebaran Potensi Bahan Tambang dan Galian di Kabupaten Ketapang Jenis Bahan Galian
Potensi (Kecamatan)
Air Raksa (Hg)
Matan Hilir Utara
Antimoni (Sb)
Kendawangan
Biji Besi (Fe)
Jelai Hulu, Manis Mata, Marau, Sungai Laur, Simpang Hulu, Singkup Kendawangan, Marau, Sandai, Simpang Hulu, Manis Mata, Sungai Laur, Singkup, Jelai Hulu Kendawangan, Sandai, Manis Mata, Marau, Sungai Laur, Simpang Hulu, Singkup, Jelai Hulu Kendawangan, Jelai Hulu, Manis Mata, Marau, Sandai, Sungai Laur Jelai Hulu, Nanga Tayap
Bauksit (AL2O3) Emas (Au)
Timah Hitam (Pb) Timah Putih (Sn) Pasir Zircon (Titanium) Barit Kaolin
Pasir Kuarsa Talk
Sungai Melayu Rayak, Matan Hilir Selatan, Kendawangan Kendawangan Matan Hilir Selatan, Tumbang Titi, Sandai, Kendawangan, Singkup, Marau, Jelai Hulu, Simpang Hulu Kendawangan, Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan Sandai
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
81
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Jenis Bahan Galian
Potensi (Kecamatan)
Andesit
Kendawangan, Tumbang Titi, Sungai Laur
Basal
Kendawangan
Granit
Kendawangan, Marau, Tumbang Titi, Simpang Hulu, Sandai Kendawangan, Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan Kendawangan, Marau, Sungai Laur, Manis Mata Manis Mata, Marau, Jelai Hulu, Matan Hilir Utara Sungai Laur, Nanga Tayap, Tumbang Titi
Gambut Batu Bara Kecubung Air Terjun
Sumber : Kabupaten Ketapang Dalam Angka Tahun 2013.
Hingga tahun 2013 perusahaan yang mengantongi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang sebanyak 141 perizinan. Untuk mengetahui perusahaan yang memperoleh IUP dapat dilihat pada bagian lampiran. Perkembangan kegiatan pertambangan akan menghasilkan dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak positif dari kegiatan pertambangan adalah semakin banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan pertambangan. Hal ini dapat memperluas lahan pekerjaan bagi masyarakat dan meningkatkan perekonomian daerah. Selain dampak positif kegiatan pertambangan akan diikuti dengan dampak negatif Kegiatan pertambangan dapat
menyebabkan
pencemaran
akibat
digunakannya
zat-zat
kimia
berbahaya dan beracun (B3) sewaktu pemisahan bijih tambang. Kerusakan tanah, erosi, sedimentasi, banjir, dan kekeringan juga sering terjadi akibat kegiatan ini. Pertambangan sering mengubah atau menghilangkan bentuk permukaan bumi (landscape). Kegiatan pertambangan yang dilakukan secara
terbuka
(opened
mining)
membuka
vegetasi/pohon-pohonan,
menggali tanah di bawahnya, dan meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali menggunakan alat-alat berat seperti buldoser dan backhoe. Para pengelola pertambangan umumnya meninggalkan areal bekas tambang tanpa melakukan rehabilitasi dan/atau reklamasi lahan, sehingga tidak sejalan dengan komitmennya dalam pengendalian dampak lingkungan.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
82
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Gambar 2.3. Peta Sebaran Izin Pertambangan di Kabupaten Ketapang Hingga Tahun 2013
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
83
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Gambar 2.4. Aktvitas Pertambangan Bauksit
Tekanan terhadap lingkungan dari sektor pertambangan juga dikontribusian dari aktifitas pertambangan tanpa izin (PETI) atau pertambangan emas rakyat.
Kegiatan penambangan emas rakyat menyebar di 11 kecamatan
yang ada di Kabupaten Ketapang. Kondisi ini masih terus berlangsung hingga saat ini, dengan lokasi yang berbeda dimana lokasi lama yang tidak lagi menghasilkan ditinggal dan terus mencari lokasi potensial baru. Dampak yang ditimbulkan akibat PETI ini tidak hanya menyebabkan kerusakan lahan/ alam diareal penambangan itu sendiri tetapi juga dapat mengakibatkan
pencemaran
lingkungan
sebagai
akibat
dari
teknik
penambangan yang tidak akrab lingkungan. Akibat kegiatan PETI ini yang paling dirasakan oleh sebagian masyarakat adalah pencemaran pada Daerah Aliran Sungai oleh lumpur dari penambangan liar tersebut, seperti terjadinya pencemaran pada Sungai Kualan, Sungai Laur dan Sungai Pawan.
Gambar 2.5. Aktvitas Pertambangan Emas Rakyat
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
84
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Untuk mengetahui sebaran kegiatan pertambangan tanpa izin di setiap kecamatan di Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 2.14. Tabel 2.14. Lokasi Kegiatan Pertambangan Tanpa Izin Kabupaten Ketapang Hingga Tahun 2013 Kecamatan
Nama Lokasi
Jumlah Lokasi
Simpang Hulu
Sungai Kualan
Sandai
9 titik
Sungai Laur
Desa Serinding, Desa Muara Jekak, Desa Sandai Kanan, Desa Penjawaan Dusun Sungai Nibung, Aliran Sungai Laur
Hulu Sungai
Dusun Sepanggang
1 titik
Matan Hilir Selatan
Kemuning, Pondok Natal, Kepulu, Inhutani, Padang Bunga, Padang Tikar Pemuatan Batu, Jungkal, Batu Menangis
Tumbang Titi Kendawangan
11 titik
2 titik
14 titik 6 titik 9 titik
Jelai Hulu
Bagan Rakit, Batu Titi, Air Hitam, Pembedilan, Bagan Rakit, Natal Kuini, Danau Buntar, Bangkal Serai Kekura, Air Dua
Singkup
Pantai Ketikal
2 titik
Benua Kayong
Negeri Baru
2 titik
Muara Pawan
Aliran Sungai Pawan
1 titik
2 titik
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ketapang, 2013.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
85
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Gambar 2.6. Peta Sebaran Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Ketapang Hingga Tahun 2013
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
86
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
G. Energi Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga maupun industri, baik untuk penerangan dan atau penunjang berbagai peralatan elektronik dan mesin-mesin. Tingkat konsumsi listrik per kapita dapat menunjukkan sejauh mana tingkat
kesejahteraan masyarakat. Produksi
tenaga listrik dewasa ini terus meningkat sejalan dengan peningkatan permintaan dan konsumsi. Kebutuhan masyarakat Kabupaten Ketapang terhadap energi listrik setiap tahun terus meningkat seiring dengan perkembangan perekonomian di Kabupaten Ketapang. Peningkatan konsumen terlihat dari jumlah pelanggan yang terus meningkat selama 3 tahun terakhir. Hingga akhir tahun 2012 jumlah pelanggan listrik PLN sebanyak 56.407 pelanggan, dengan total produksi listrik sebesar 154.144.936 Kwh. Kecamatan Delta Pawan memiliki pelanggan listrik PLN terbanyak di Kabupaten Ketapang, sedangkan masih terdapat beberapa kecamatan di Kabupaten Ketapang yang belum mendapatkan pelayanan listrik PLN seperti Kecamatan Simpang Dua dan Kecamatan Hulu Sungai. Sumber listrik di Kabupaten Ketapang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Disinyair pembangkit listrik terpasang relatif kurang untuk memenuhi peningkatan setiap tahunnya kebutuhan energi listrik bagi masyarakat, sehingga mendesak diperlukan terobosan baru guna mencari sumber energi listrik alternatif, yang biaya produksinya lebih murah jika dihasilkan dari PLTD. Tabel 2.15. Jumlah Pelanggan dan Produksi Listrik Tahun 2012 Bulan
Pelanggan
Produksi (KWH)
Januari
50.878
16.268.170
Februari
51.252
11.434.072
Maret
51.591
12.585.516
April
52.228
12.167.084
Mei
53.483
13.226.066
Juni
54.108
12.651.176
Juli
54.433
13.003.660
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
87
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Bulan
Pelanggan
Produksi (KWH)
Agustus
54.745
13.222.399
September
54.836
13.109.938
Oktober
55.395
13.344.525
November
55.876
12.986.642
Desember
61.840
14.145.678
Tahun 2012
56.407
154.144.936
Tahun 2011
62.452
133.894.769
Tahun 2010
55.452
118.831.326
Sumber data : Kabupaten Ketapang Dalam Angka Tahun 2013.
H. Transportasi Sektor transportasi merupakan salah satu lingkungan.
sumber tekanan terhadap
Transportasi adalah pengguna energi terbesar ketiga di
Indonesia setelah rumah tangga dan industri.
Setiap pergerakan alat
transportasi akan meningkatkan konsumsi bahan bakar yang berdampak pada meningkatnya emisi gas buang kendaraan bermotor yang dihasilkan. Pada tahun 2011, panjang jalan di Kabupaten Ketapang dilihat menurut jenis permukaannya terdapat sekitar 41,1 persen jalan kerikil, jalan dengan permukaan tanah sekitar 25,7 persen, jalan aspal sekitar 24,6 persen dan sisanya sekitar 8,5 persen tidak dirinci . Berdasarkan status pemeliharaan dan pengelolaan jalan, dikelompokkan menjadi 3 jenis, jalan negara, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Mobilitas masyarakat Ketapang yang semakin meningkat harus diimbangi dengan sarana transportasi yang memadai. Sarana transportasi darat masih menjadi pilihan utama masyarakat Ketapang pada umumnya. Hal tersebut terlihat dari banyaknya jumlah angkutan darat, yaitu terdapat angkutan roda dua dan angkutan roda empat. Transportasi lokal lainnya yang cukup populer di Kabupaten Ketapang adalah angkutan sungai dengan motor air dan speedboat. Peningkatan volume sarana transportasi sangat dipengaruhi oleh semakin meningkatnya kondisi jalan. Perkembangan sarana jalan di Kabupaten Ketapang
akan
terus
dilakukan
peningkatan
setiap
tahunnya.
Data
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
88
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
perkembangan panjang jalan dan permukaannya sejak tahun 2009 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.16 dan Tabel 2.17. Tabel 2.16. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Status Jalan (Km) Jenis Permukaan Diaspal
Status Jalan (Km) Negara Provinsi Kabupaten 153,68 263,15 751,25
Kerikil
51,00
-
614,41
Tanah
-
213,65
72,36
Tidak Dirinci
-
-
36,71
Tahun 2012
204,68
476,80
1.474,74
Tahun 2011
204,68
476,50
1.474,57
Tahun 2010 219,39 440,66 Sumber : Kabupaten Ketapang Dalam Angka, 2013.
1.474,57
Tabel 2.17. Panjang Jalan Menurut Kondisi dan Status Jalan (Km) Status Jalan (Km) Negara Provinsi Kabupaten 153,68 263,15 751,25
Status Baik Sedang
51,00
213,35
614,41
Rusak
-
-
72,36
Rusak Berat
-
-
36,71
Tahun 2012
204,68
476,50
1.474,74
Tahun 2011
204,68
476,50
1.474,57
Tahun 2010 219,39 440,66 Sumber : Kabupaten Ketapang Dalam Angka, 2013.
1.474,57
Perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Ketapang selama kurun waktu dua tahun terakhir (2011 – 2012) ada yang mengalami peningkatan (mobil penumpang dan mobil barang) dan juga ada yang mengalami penurunan (sepeda motor, bus dan kendaraan khsusus). Hingga Tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Ketapang memiliki 4 (empat) terminal penumpang, 2 (dua) diantaranya berfungsi dan 2 (dua) lainnya tidak berfungsi. Terminal yang berfungsi Terminal Giri Kusuma di Desa Payak Kumang Kecamatan Delta Pawan Kota Ketapang dan Terminal Nanga Tayap Kecamatan
Nanga
Tayap,
sedangkan
yang
tidak
berfungsi
Terminal
Kendawangan Kecamatan Kendawangan dan Terminal Sandai Kecamatan Sandai. Uraian Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan Di Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
89
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Kabupaten Ketapang Tahun 2010, 2011 dan 2012 secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.18. Tabel 2.18. Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan Di Kabupaten Ketapang Tahun 2010, 2011 dan 2012 No.
Jenis Kendaraan
1.
Sepeda Motor
2.
Mobil Penumpang
3.
Mobil Bus
4.
Mobil Barang
5
Kendaraan Khusus
Tahun 2011
2010
2012
19.769
30.031
26.061
194
227
328
4
10
9
33
634
734
9
7
2
Sumber Data: Data Ranmor Per Samsat Polda Kalbar Tahun 2010, 2011 dan 2012
Arus penumpang yang datang melalui pelabuhan ketapang setiap tahunnya mengalami kenaikan ± 3 persen. Perkembangan transportasi udara di Kabupaten Ketapang juga menunjukkan tren kenaikan selama empat tahun terakhir. Tabel 2.19. Sarana Pelabuhan Laut, Sungai dan Udara Di Kabupaten Ketapang No
1 2 1 2 3 4
5 6 7 8
Nama Pelabuhan Laut Suka Bangun Bangka Belitung Sungai UPTD ASDP GM Saunan Kec. Delta Pawan UPTD ASDP Satong kec. MHU UPTD ASDP Sandai kec. Sandai UPTD ASDP Kendawangan kec. Kendawangan PPI Sukabangun Kec. Delta Pawan TPI Rangga Sentap Kec. Delta Pawan TPI Pesaguan Kec. Matan Hilir Selatan TPI Kendawangan Kec. Kendawangan
Jenis Kegiatan
Peran dan Fungsi
Pelabuhan Laut Pelabuhan Laut
Antar Pulau Antar Pulau
Pelabuhan Penyeberangan
ASDP
Pelabuhan Penyeberangan
ASDP
Pelabuhan Penyeberangan
ASDP
Pelabuhan Penyeberangan
ASDP
Pelabuhan Perikanan
Pangkalan Pendaratan Ikan Tempat Pendaratan Ikan Tempat Pendaratan Ikan Tempat Pendaratan Ikan
Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Perikanan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
90
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No 9 10 11
1
Nama Pelabuhan TPI Suka Baru Kec. Muara Kayong TPI Satong Kec. Matan Hilir Utara TPI Muara Pawan Kec. Muara Pawan Udara Rahadi Usman Ketapang
Jenis Kegiatan Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Perikanan
Peran dan Fungsi Tempat Pendaratan Ikan Tempat Pendaratan Ikan Tempat Pendaratan Ikan
Pelabuhan Udara
Penerbangan Domestik 2 Bandara Perintis Manis Pelabuhan Udara (Rencana Mata Operasional 2014) Sumber Data : Dinas Perhubungan dan Koimpfo serta Dinas Perikanan Kelautan Kabupaten Ketapang, 2013.
I. Pariwisata Selain transportasi sektor yang berkontribusi menimbulkan permasalah lingkungan adalah pariwisata. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa yang dimaksud dengan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk di dalamnya pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan yang dimasud dengan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Obyek pariwisata yang dikembangkan di Kabupaten Ketapang, didominasi wisata alam (ekowisata) baik pantai maupun keindahan alam lainnya.
Selain wisata alam, obyek
wisata yang banyak dikembangkan di Kabupaten Ketapang adalah wisata budaya termasuk wisata sejarahnya.
Secara lengkap obyek wisata di
Kabupaten Ketapang dapat dilihat pada Tabel 2.20. Kegiatan kepariwisataan yang meliputi pengusahaan obyek dan daya tarik wisata
serta
usaha-usaha
pendukung
terkait
lainnya,
berpotensi
menimbulkan pencemaran lingkungan baik akibat limbah padat maupun limbah
cair.
Hotel
sebagai
salah
satu
sarana
akomodasi
penunjang
pariwisata daerah merupakan salah satu sektor penting penyumbang pencemaran lingkungan baik limbah padat dan limbah cair. Informasi terkait jasa penginapan sebagai pendukung sektor pariwisata dan kunjungan tamu dapat dilihat pada Tabel 2.21. dan Tabel 2.22. Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
91
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tabel 2.20. Lokasi Obyek Wisata di Kabupaten Ketapang Jenis Obyek Wisata
Kecamatan
1. Keraton Ketapang
Sejarah
Delta Pawan
1. Gua Maria Junjung Buih
Religius
Tumbang Titi
1. Pantai Tanjung Batu 2. Pantai Pagar Mentimun 3. Danau Perendaman
Alam Alam Alam
Matan Hilir Selatan
1. Pantai Air Mata Permai 2. Pantai Tanjung Belandang
Alam Alam Alam
Muara Pawan
1. Pantai Sisik 2. Tanjung Gangse
Alam Alam
Kendawangan
3. Pulau Sawi
Bahari
1. Inam Kalima
Alam
Sungai Melayu Rayak
Alam Alam Alam Sejarah
Benua Kayong
Nama Obyek Wisata
3. Pulau Hutan Mangrove
1. 2. 3. 4.
Pantai Celincing Pantai Sungai Kinjil Pantai Sungai Jawi Keraton GM. Sunan
5. Keramat Sembilan
Budaya
1. Gua Maria 2. Wisata Bahari
Religius Alam
Matan Hilir Utara
3. Pulau Cempedak
Alam
1. Hutan Lindung 2. Sungai Beliung
Alam Alam
Nanga Tayap
1. Wisata Alam Hutan
Alam
Simpang Dua
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Ketapang, Tahun 2013. Tabel 2.21. Nama-Nama Hotel dan Penginapan di Kabupaten Ketapang Hingga Tahun 2013 No
Nama Hotel/Penginapan
Kecamatan Kendawangan 1 Penginapan Batang 2 Penginapan Gerhana 3 Penginapan Wijaya Kecamatan Manis Mata 1 Losmen Bahagia 2 Losmen Barokah
Kelas/Bintang
-
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
92
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No
Nama Hotel/Penginapan
3 Losmen Yulisa 4 Hotel Sederhana 5 Losmen Very 6 Amesa Ratu Kecamatan Marau 1 Penginapan Prima Kecamatan Air Upas 1 Penginapan Bintang Usaha 2 Losmen Permata Kecamatan Jelai Hulu 1 Penginapan Haka Pasti Tanjung 2 Penginapan Y Fakansi Kecamatan Tumbang Titi 1 Hotel Flamboyan 2 Losmen Kadariyah 3 Losmen Berkat Kecamatan Delta Pawan 1 Aston City Hotel 2 Hotel Perdana 3 Hotel Murni 4 Hotel Putra Tanjung 5 Hotel Aorta 6 Hotel Patra Ista 7 Hotel Augusta 8 Hotel Anda 9 Hotel Perdana 10 Hotel Flamboyan 11 Hotel Bersaudara 12 Wisma PGRI 13 Penginapan Merpati I 14 Penginapan Merpati II 15 Penginapan Jasa Ibu 16 Penginapan Mutiara 17 Penginapan Bina Usaha 18 Penginapan Graha Basuki Rahmat 19 Losmen Idola 20 Losmen Patra 21 Losmen Pawan 22 Losmen Yunior 23 Mess Pemda Lama Kecamatan Nanga Tayap 1 Penginapan Mitra Kayung 2 Penginapan Ujung Pandang 3 Penginapan Putra Jelita 4 Penginapan Cermai Kecamatan Sandai 1 Penginapan Kamayo 2 Penginapan Rahayu 3 Penginapan Srikandi
Kelas/Bintang Bintang 3 -
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
93
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No
Nama Hotel/Penginapan
Kelas/Bintang
4 Penginapan Krio Darma 5 Penginapan Impian Kecamatan Simpang Hulu 1 Hotel Bekuak Kecamatan Simpang Dua 1 Penginapan See Rose 2 Penginapan Sinar Dawak Kecamatan Sungai Laur 1 Penginapan Gayung Bersambut 2 Penginapan Tiga Bersaudara 3 Losmen Keruat Kecamatan Sungai Melayu Rayak 1 Penginapan Kepiting Emas Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Ketapang, Tahun 2013.
Tabel 2.22. Jumlah Kunjungan Wisatawan Macanegara dan Nusatara Tahun 2010 dan 2011 Bulan Januari
Tahun 2010 Wisnus Wisman
Tahun 2011 Wisman Wisman
Tahun 2012 Wisman Wisman
1.023
0
939
7
939
7
890
4
899
11
899
11
1.066
2
988
19
988
19
April
530
3
989
20
1.017
3
Mei
747
6
990
21
877
34
Juni
834
2
991
22
699
5
Juli
756
22
992
23
826
7
Agustus
470
2
993
24
912
1
September
721
22
944
13
944
13
Oktober
852
22
1.076
24
1.076
24
November
500
32
894
24
894
24
Desember
524
15
1.042
7
1.042
7
Jumlah
8.913
132
11.737
215
11.113
155
Februari Maret
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Ketapang, Tahun 2013.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
94
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
J. Limbah B3 Bahan Berbahaya Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/ atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/ atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/ atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Sedangkan limbah Bahan Berbahaya Beracun (limbah B3) adalah sisa usaha dan/ atau kegiatan yang mengandung B3. Penjelasan tentang Limbah B3 telah tertuang di dalam izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan
hidup
sebagaimana
yang
terdapat
di
dalam
Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, bagian penjelasan atas Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Pasal 48 ayat 2, antara lain menyebutkan jenis-jenis izin perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup
antara lain :
izin
pembuangan limbah cair, izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke tanah, izin penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun, izin pengumpulan limbah bahan berbahaya dan beracun, izin pengangkutan limbah bahan berbahaya dan beracun, izin pemanfaatan limbah bahan berbahaya dan beracun, izin pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun, izin penimbunan limbah bahan berbahaya dan beracun,
izin
pembuangan air limbah ke laut, izin dumping, izin reinjeksi ke dalam formasi, dan/atau izin venting. Data B3 dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kabupaten Ketapang relatif tidak tersedia. Data yang berhasil dihimpun hanya sebagian kecil, khususnya data tentang jenis limbah B3 yang dihasilkan dari berbagai kegiatan antara lain : oli bekas, filter oli bekas, aki bekas, majun terkontaminasi dan jarum suntik. mengajukan tempat
Beberapa perusahaan yang telah
penyimpanan sementara limbah B3 (TPS LB3) dapat
dilihat pada Tabel 2.23.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
95
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tabel 2.23. Izin Pengelolaan Limbah B3 No 1
Nama Perusahaan PT. Harapan Sawit Lestari
Kegiatan Utama Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Manis Mata
2
PT. Sumber Alam Sarana Kalbar
Migas/Jober-tangki BBM Kecamatan Delta Pawan
3
PT. Poliplant Sejahtera
Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Manis Mata
4
PT. Limpah Sejahtera
Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Sungai Melayu Rayak
5
PT. Agro Lestari Mandiri
Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Nanga Tayap
6
PT. Karya Utama Tambangjaya
Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Simpang Hulu
7
PT. Sandika Nata Palma
Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Marau
8
PT. Asia Tani Persada
9
PT. Maya Agro Investama
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri Kecamatan Simpang Hulu Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Manis Mata
Jenis Izin LB3 Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3) Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3) Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3) Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3) Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3) Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3) Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3) Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3)
Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3) 10 PT. Ayu Sawit Perkebunan Kelapa Tempat Lestari Sawit Kecamatan Penyimpanan Manis Mata Sementara Limbah B3 (TPS LB3) Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, 2013.
Sumber Limbah Bengkel, Klinik dan Lab
Bengkel, Tangki BBM
Bengkel, Balai Pengobatan, Operasional Kebun -
Bengkel, Balai Pengobatan, Operasional Kebun Bengkel, Lab
Bengkel, Operasional Kebun -
-
-
Pengelolaan limbah B3 di Kabupaten Ketapang sebagian besar dilakukan di luar Kabupaten Ketapang dikarenakan pihak ketiga pengelola limbah B3 di Kabupaten Ketapang hingga saat ini belum ada, kecuali untuk limbah medis yang dilakukan penghancuran melalui incenerator rumah sakit yang ada.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
96
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Limbah B3 yang dihasilkan dalam rangkaian proses produksi atau sisa dari proses dari berbagai kegiatan usaha di Kabupaten Ketapang dikelola melalui berbagai cara, antara lain : a. Dikirim ke pihak ketiga berizin, b. Dikirimkan kembali ke pihak suplier, c. Dimanfaatkan kembali sebagai pelumas internal (khusus untuk oli bekas), d. Dikirim untuk dimusnahkan dengan incerenator (khusus limbah medik), e. Di simpan sementara pada gudang limbah B3.
Oli bekas, filter oli bekas, aki bekas
Pengumpul Yang Memilki Izin Pengelolaan Limbah B3
Majun terkontaminasi, jarum suntik
Pihak Yang Memiliki Incenerator
Limbah B3
Gambar 2.7. Diagram Alir Penanganan Limbah B3
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
97
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
BAB III
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
A. REHABILITASI LINGKUNGAN 1. Lahan dan Tata Ruang Berkurangnya memenuhi
lahan
kebutuhan
bervegetasi
disebabkan
pemukiman,
oleh
perkantoran,
alih
fungsi
untuk
industri/usaha
dan
jaringan jalan akibat dari pertambahan penduduk dan investasi yang signifikan
dan
kebutuhan
pembangunan
yang
meningkat
pesat.
Implementasi tata ruang yang tegas dengan pengawasan dan pengendalian yang ketat menjadi kunci dari keberhasilan mencegah hilangnya lahan bervegetasi secara tidak proporsional.
Pengawasan dan pengendalian
dapat dimulai sejak dari proses perizinan seperti izin usaha dan izin mendirikan bangunan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang untuk mengatasi permasalahan lahan dan tata ruang adalah: 1. Revitalisasi Kebijakan : penyusunan Masterplan RTH, Revisi RTRW
(kebijakan pemanfaatan ruang kabupaten), penyusunan perda yang relevan (seperti fasos dan fasum, dll) dan adanya ketegasan di lapangan mengenai aplikasi kebijakan tersebut. 2. Mempertahankan RTH Publik yang ada serta penambahan RTH Publik. 3. Requirement yang tegas pada Kawasan Perumahan dan Bangunan
dengan total 10% dari luas perumahan untuk fasos fasum dengan lebih memperbesar ruang terbuka hijau dengan fungsi sosial (di luar jalur hijau). 4. Penanaman pohon di lahan kritis di dalam dan diluar kawasan hutan.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
98
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
2. Air Kebijakan Ketapang
tentang secara
pengelolaan umum
sumberdaya
mengikuti
perairan
kebijakan yang
di
Kabupaten
dikeluarkan
oleh
pemerintah pusat dan pemerintah propinsi, misalnya dalam penetapan baku mutu limbah cair atau tentang pembuangan limbah cair ke badan sungai. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya memperbaiki dan menjaga kualitas air permukaan adalah : 1) Kegiatan pengendalian pencemaran air terutama untuk mengurangi pencemaran yang bersumber dan limbah domestik (terutama oleh bakteri Escerichia coli ). 2) Perlindungan sumber mata air. 3) Peningkatan penghijauan bantaran sungai dan lahan kritis. 4) Pengembangan MCK di daerah tertentu bagi masyarakat yang masih memanfaatkan air bersih langsung dari badan sungai. 5) Pencegahan pemanfaatan sungai dari pembuangan air limbah rumah tangga maupun limbah lainnya yang dapat merusak kualitas air sungai.
3. Perbaikan Kualitas Udara Kebijakan dan upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Ketapang dalam rangka untuk mengatasi masalah pencemaran udara antara lain adalah : 1) Mengembangkan
kegiatan
pemantauan
kualitas
udara
yang
berkesinambungan. 2) Melakukan uji emisi bagi kendaraan angkutan umum perkotaan.
4. Pencemaran Limbah Industri Untuk mengatasi permasalah pencemaran air yang diakibatkan oleh limbah industri, maka beberapa kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan antara lain :
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
99
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
1) Melakukan inventarisasi dan pengelompokan semua kegiatan/ usaha yang berpotensi menghasilkan air limbah berdasarkan jenis kegiatan/ usaha ataupun karakteristik limbah yang dihasilkan. 2) Melaksanakan berpotensi
pemantauan/pengawasan
menghasilkan
limbah
semua
pencemar
industri
(polutan)
yang dengan
melakukan pengambilan sampel air limbah untuk kemudian dianalisis di laboratorium secara berkala. 3) Peningkatan sumber daya manusia (SDM) pelaku usaha/ kegiatan
5. Limbah Domestik Untuk
mengatasi permasalahan limbah domestik, beberapa kegiatan
pengelolaan yang dilakukan antara lain : 1) Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan air limbah domestik seperti: sarana penyedot tinja (mobil tanki tinja), MCK umum, dll. 2) Kegiatan sosialisasi/penyuluhan kepada masyarakat mengenai tata cara mengelola air limbah domestik secara baik dan benar.
6. Sampah Untuk mengatasi permasalahan sampah terutama sampah diperkotaan, beberapa kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan antara lain : 1) Kemitraan antara Pemerintah dan Swasta (KPS) dalam pengelolaan sampah. 2) Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan sampah seperti: § Sarana pewadahan (tong sampah, TPS, Kontainer dll.). § Sarana pengumpulan (gerobak sampah) § Sarana pengangkutan (truk sampah) § Sarana pengolahan akhir (TPA) § Sarana komposting
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
100
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
3) Peningkatan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui kegiatan sosialisasi/ penyuluhan cara pengelolaan sampah yang baik dan benar melalui teknologi tepat guna dan ramah lingkungan.
B. AMDAL 1. Pelaksanaan pembuatan dokumen lingkungan Setiap kegiatan atau usaha yang berada di wilayah Kabupaten Ketapang yang diperkirakan menimbulkan dampak lingkungan diwajibkan menyusun dokumen
lingkungan
hidup
berupa
dokumen
AMDAL
atau
UKL-UPL
berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor B-5362/Dep.I-1/LH/07/2010 tentang daftar Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL. Untuk pelaksanaan penilaian AMDAL mengingat Kabupaten Ketapang belum memiliki Tim Komisi Penilai Dokumen AMDAL, Pelaksanaan penilaian AMDAL di wilayah Kabupaten Ketapang berlangsung di Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Kalimantan Barat. Sedangkan untuk penilaian dokumen UKL-UPL di wilayah Kabupaten Ketapang berlangsung di Kantor Lingkungan Hidup. Hingga tahun 2012 telah disahkan 69 dokumen UKL-UPL dari berbagai kegiatan usaha mulai sejak Tahun 2005 - 2012. Tabel 3.1. Kegiatan Usaha Yang Wajib Dokumen UKL dan UPL dan Telah Memperoleh Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
Tahun
Jumlah Kegiatan Usaha/Kegiatan
2005
3
2007
8
2008
1
2009
23
2010
14
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
101
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tahun
Jumlah Kegiatan Usaha/Kegiatan
2011
16
2012
4
Jumlah
69
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang, 2013.
2. Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Pada tahun 2013 terus berlangsung pemantauan/monitoring pelaksanaan pengelolaan
lingkungan
pada
beberapa
kegiatan/usaha.
Pemantauan
lingkungan merupakan tindak lanjut dari rekomendasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang tertuang di dalam dokumen dokumen AMDAL atau UKL-UPL.
C. PENEGAKAN HUKUM Sosialisasi peraturan dan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup kepada masyarakat terus dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang agar pemahaman dan kesadaran masyarakat serta pelaku usaha akan pentingnya melestarikan lingkungan hidup semakin tinggi. penegakan
hukum di bidang
Upaya
lingkungan juga terus dilakukan secara
konsisten dan konsekuen. Dalam hal ini, berbagai kasus sengketa lingkungan yang terjadi di masyarakat dengan pihak pengusaha ditindaklanjuti dengan pemeriksaan secara intensif di lapangan, dan apabila dikuatkan dengan bukti-bukti, maka akan diproses lebih lanjut. Bagi pelaku usaha yang terbukti bersalah, maka izin operasinya akan dipertimbangkan kembali. Beberapa program untuk meningkatkan aspek penegakan hukum lingkungan adalah sebagai berikut: 1. Mendukung kebijakan nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup dengan menerbitkan peraturan daerah yang khusus mengatur mengenai pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Ketapang. 2. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan dari setiap kebijakan yang dilaksanakan.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
102
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
3. Mengintegrasikan instrumen kebijakan pengelolaan lingkungan hidup pada setiap kegiatan pembangunan di berbagai sektor. 4. Mewajibkan setiap kegiatan/ usaha yang memberikan dampak terhadap lingkungan hidup untuk terlebih dahulu membuat kajian lingkungan seperti AMDAL, UKL-UPL, SPPL dan SOP sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Setiap kegiatan/ usaha yang telah memiliki AMDAL, UKL-UPL, SPPL dan SOP diwajibkan untuk melaporkan semua kegiatan pengelolaan dan pemantauan yang telah dilakukannya sesuai waktu yang telah ditetapkan ke Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. 6. Sosialisasi semua produk hukum yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup kepada masyarakat dan pelaku usaha secara rutin setiap tahun.
D. PERAN SERTA MASYARAKAT Beberapa program kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan dalam rangka
untuk
memperbaiki
lingkungan
yang
melibatkan
partisipasi
masyarakat antara alain adalah : 1) Penanganan Sampah Berbasis Masyarakat. 2) Kegiatan penghijauan. 3) Kampanye lingkungan hidup. 4) Penggerakan massa untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 5) Sosialisasi sekolah berbudaya lingkungan (green school).
Beberapa program untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan maupun pengawasan lingkungan adalah sebagai: 1. Memasukan pendidikan lingkungan pada kurikulum sekolah dasar sampai dengan Perguran Tinggi.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
103
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
2. Sosialisasi semua produk kebijakan ataupun program lingkungan hidup kepada seluruh lapisan masyarakat dengan cara sosialisasi langsung (temu warga) dan pemasangan iklan. 3. Bekerjasama dengan berbagai stakeholders (Perguruan Tinggi, LSM, Praktisi
Lingkungan)
untuk
melakukan
penyuluhan
dan
pembinaan
masyarakat tentang pengelolaan lingkungan hidup. 4. Melakukan pembinaan masyarakat tentang tata cara melakukan ekploitasi sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
E. KELEMBAGAAN Jumlah sumberdaya manusia Kantor Lingkungan Hidup sebanyak 27 orang yang terdiri dari 17 orang staff dan selebihnya 10 orang tenaga honorer. Secara rinci sumberdaya manusia Kantor Lingkungan Hidup sebagai berikut : Staff -
Pendidikan S2
: 1 Orang
-
Pendidikan S1 Teknik Lingkungan
: 2 Orang
-
Pendidikan S1 Kehutanan/Pertanian : 2 Orang
-
Pendidikan S1 MIPA/Kimia
: 1 Orang
-
Pendidikan S1 Hukum
: 2 Orang
-
Pendidikan S1 Ekonomi
: 2 Orang
-
D3 Administrasi
: 1 Orang
-
SMA
: 8 Orang
Honorer -
Pendidikan S1 Analis Laboratorium : 3 Orang
-
SMA
: 7 Orang
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
104
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
BAB IV
REKOMENDASI
Berdasarkan melihat kondisi lingkungan hidup dan kecenderungannya serta tekanan terhadap kondisi lingkungan tersebut hingga pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, rekomendasi pengelolaan lingkungan antara lain lain : 1. Lahan dan Tata Ruang Upaya-upaya yang dilakukan dapat untuk mengatasi permasalahan lahan dan tata ruang adalah : 1. Penyusunan Masterplan Ruang Terbuka Hijau (RTH) setelah Revisi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ketapang di sahkan dan telah di Perdakan. 2. Inventarisasi
dan
penataan
ulang
perizinan
yang
berkaitan
pemanfaatan sumberdaya lahan dan merubah landskap lahan (seperti izin perkebunan, pertambangan, HTI, HPH dan lain sebagainya). 3. Melakukan
penanaman
perbaikan lahan kritis dan pohon
termasuk
marginal dengan kegiatan
komitmen
setiap
pemegang
izin
pertambangan yang telah operasional dalam aplikasi reklamasi lahan bekas tambang. 4. Rehabilitasi
hutan mangrove untuk mengatasi abrasi pantai dan
mempertahankan panjang garis pantai. 5. Perluasan hutan kota sebagai koleksi plasma nutfah/ keanekaragaman
hayati (flora dan fauna teresterial) yang terdapat di Kabupaten Ketapang.
2. Perbaikan Kualitas Air Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan, memperbaiki dan menjaga kualitas air antara lain : 1) Adanya kebijakan dalam bentuk Perda atau Keputusan Bupati upaya perlindungan sumber-sumber mata air dan bahan baku air untuk pemenuhan air bersih. Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
105
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
2) Rehabilitasi bantaran sungai dan lahan kritis untuk menekan erosi dan sedimentasi badan perairan. 3) Pembangunan MCK umum di daerah tertentu bagi masyarakat yang masih memanfaatkan air bersih langsung dari badan sungai. 4) Sosialisasi secara langsung dan tidak langsung (iklan media cetak dan elektronik, leaflet, dll) dimasyarakat untuk menginformasikan dan mengatasi pencemaran air. 5) Pengawasan terhadap industri yang berpotensi menghasilkan cemaran air limbah dengan tersedianya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang standar serta berfungsi dengan baik.
3. Perbaikan Kualitas Udara Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan, memperbaiki kualitas udara antara lain : 1) Kegiatan pemantauan kualitas udara yang berkesinambungan setiap tahun. 2) Melakukan uji emisi bagi kendaraan angkutan umum perkotaan secara rutin setiap tahun. 3) Melakukan pengawasan dan pengujian emisi industri yang berpotensi menghasilkan gas-gas polutan. 4) Penanaman
pohon
yang
berfungsi
sebagai
penyerap
polutan
disepanjang jalan utama terutama di wilayah perkotaan.
4. Penanganan Limbah Domestik Upaya-upaya yang
dilakukan dalam mengatasi permasalahan limbah
domestik, antara lain : 1) Penyediaan sarana penyedot tinja (mobil tanki tinja), MCK umum, dll. 2) Kemitraan kerjasama operasi antara Pemerintah Kabupaten Ketapang dan Swasta (KSO) dalam penanganan dan pengelolaan sampah. 3) Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan sampah seperti: § Penyediaan sarana tong sampah, TPS, Kontainer, dll.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
106
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
§ Penyediaan sarana pengumpulan sampah seperti gerobak sampah, yang dapat dilakukan swakelola oleh masyarakat § Peningkatan jumlah sarana pengangkutan sampah/truk sampah § Penyediaan sarana pengolahan akhir (TPA) dan dilengkapi sanitasi lingkungan untuk mengatasi bau, leacheat, vektor penyakit dan lain sebagainya. § Penyediaan sarana komposting sampah, baik yang dapat dilakukan swakelola oleh masyarakat dan dilokasi TPA.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
107
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
DAFTAR PUSTAKA Asdak, C. 2012. Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Gadjah Mada University Press. Badan Pusat Statistik Kabupaten Ketapang. 2013. Kabupaten Ketapang Dalam Angka 2013. Ketapang. Bappeda Kabupaten Ketapang. 2012. Kajian Strategis Pengembangan Sumberdaya Pesisir dan Laut Kabupaten Ketapang. Ketapang. Dinas Perkebunan Kabupaten Ketapang. 2012. Analisis Dampak Sosial Kebun Kelapa Sawit di Kecamatan Nanga Tayap dan Kendawangan Kabupaten Ketapang. Ketapang. Dinas Kehutanan Kabupaten Ketapang. 2012. Buku Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kabupaten Ketapang Tahun 2012 – 2016. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Ketapang. 2011. Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Kabupaten Ketapang Tahun 2011. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Ketapang. 2012. Identifikasi Potensi PulauPulau Kecil di Kawasan Pesisir Kabupaten Ketapang Tahun 2012. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit : Kanisus. Kodoatie. R.J; Suharyanto; S. Sangkawati; S. Edhison. 2000. Pengelolaan Sumber Daya Air Dalam Otonomi Daerah. Penerbit Andi. Yogyakarta. Mitchell. B; B. Setiawan dan D.H. Rahmi. 2000. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Notodarmojo. 2005. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Penerbit Institut Teknologi Bandung. Bandung. Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Tahun 2012. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ketapang. Profil Dinas Kesehatan Tahun 2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang. Suharno dan Asmadi. 2012. Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah. Gosyen Publishing. Yogyakarta. Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
108
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
LAMPIRAN 1 DAFTAR PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG SUDAH MEMILIKI IZIN USAHA PERKEBUNAN (IUP) HINGGA TAHUN 2013 NAMA PERUSAHAAN
LUAS (HA)
LOKASI / KECAMAT AN
IUP Kebun Kelapa Sawit PT. Harapan Hibrida Kalbar
4.200
Manis Mata
PT. Kayong Agro Lestari
18.754
Matan Hilir Utara
PT. Mitra Karya Sentosa
15.665
Simpang Dua
PT. Mustika Agung Sentosa
20.000
Simpang Hulu
PT. Cipta Usaha Sejati
20.500
Simpang Dua
PT. Umekah Sari Pratama
16.000
Jelai Hulu, Manis Mata
PT. Fangiona Agro Plantation
16.000
Jelai Hulu
PT. Limpa Sejahtera
19.000
Matan Hilir Selatan
PT. Mulia Bakti Kahuripan
16.500
Sungai Laur
PT. Maya Agro Investama
12.948
Air Upas, Manis Mata
PT. Karya Makmur Langgeng
17.800
Simpang Dua
PT. Arrtu Plantation
17.300
Matan Hilir Selatan, Tumbang Titi
PT. Sinar Karya Mandiri
9.668
Muara Pawan
PT. Batu Mas Sejahtera
14.588
Sandai, Sungai Laur
PT. Andes Sawit Mas
12.515
Marau, Jelai Hulu
PT. Sawit Makmur Sejahtera
13.100
Sandai, Hulu Sungai
PT. Pendamar Sawit Mandiri
870
Matan Hilir Selatan
PT. Pranaindah Gemilang
4.600
Matan Hilir Selatan
PT. Agri Plus
6.100
Marau, Jelai Hulu
PT. Lanang Agro Bersatu
13.452
Sandai
PT. AgraJaya Bhaktitama
11.065
Sandai, Hulu Sungai, Sungai Laur
PT. Anugerah Palm Indonesia
7.375
Manis Mata
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
NAMA PERUSAHAAN PT. Mitra Saudara Lestari PT. Mentari Pratama
LUAS (HA) 11.784 3.954
LOKASI / KECAMAT AN Manis Mata Tumbang Titi
PT. Kencana Graha Permai
10.000
Marau, Jelai Hulu
PT. Bangun Nusa Mandiri
18.138
Marau, Jelai Hulu
PT. Ayu Sawit Lestari
5.242
Manis Mata, Air Upas
PT. Harapan Sawit Lestari
2.944
Manis Mata
PT. Cahaya Nusa Gemilang
3.312
Marau
PT. Aditya Agroindo
17.374
Simpang Hulu
PT. Gunajaya Ketapang Sentosa
10.500
Kendawangan
PT. Gunajaya Karya Gemilang
12.600
Kendawangan
PT. Karya Bhakti Agro Sejahtera
3.550
Kendawangan, Marau
PT. Berkat Nabati Sejahtera
8.830
Kendawangan
PT. Sukses Karya Sawit
9.580
Kendawangan
PT. Agro Sejahtera Manunggal
7.250
Kendawangan
PT. Usaha Agro Indonesia
9.728
Kendawangan, Manis Mata
PT. Bumi Sawit Sejahtera
10.000
Kendawangan
PT. Kalimantan Prima Agro Mandiri
20.000
Kendawangan, Manis Mata
PT. Andes Sawit Lestari
14.729
Kendawangan
PT. Andes Agro Investama
12.125
Kendawangan
PT. Mandiri Kapital Jaya
4.372
Kendawangan, Air Upas, Singkup
PT.Gunajaya Harapan Lestari
1.750
Kendawangan
PT. Arrtu Energie Resources
15.690
PT. Arrtu Borneo Perkebunan
6.947
PT. Sepanjang Inti Surya Mulia
19.800
Nanga Tayap, MHS, MP, B. Kayong, M. Rayak Nanga Tayap, Pemahan, S. Melayu Raya Nanga Tayap, Sandai
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
NAMA PERUSAHAAN PT. Sawit Mitra Abadi PT. GY Plantation Indonesia
LUAS (HA) 15.800
LOKASI / KECAMAT AN Nanga Tayap, Sandai
2.821
Nanga Tayap
PT. Agro Lestari Mandiri
17.890
Nanga Tayap
PT. Citra Sawit Cemerlang
19.400
Nanga Tayap, Sandai
PT. Lestari Abadi Perkasa
5.478
Nanga Tayap, Tumbang Titi, Pemahan
PT. Sandai Makmur Sawit
9.460
Nanga Tayap, Sandai
PT. Permata Sawit Mandiri
15.500
PT. Pertiwi Lenggara Agromas
9.250
Nanga Tayap Marau
PT. Arrtu Agro Nusantara
11.950
PT. Pranaindah Gemilang
7.565
Matan Hilir Selatan
PT. Anugerah Palm Indonesia
5.964
Manis Mata
PT. Ladang Sawit Mas
6.450
Nanga Tayap
PT. Putra Sari Lestari
17.700
Kendawangan, Matan Hilir Selatan
PT. Lestari Gemilang Inti Sawit
11.765
Nanga Tayap
PT. Agro Manunggal Sawitindo
10.400
Pemahan
PT. Prakarsda Tani Sejati PT. Karya Makmur Langgeng Total Luas IUP Kebun Kelapa Sawit
1.258 16.700
-
Sandai, Sungai Laur Simpang Dua
718.205
IUP Kebun Karet PT. Penggelawaran Jaya Rubber
2.100
Total Luas IUP Kebun Karet
2,100
Nanga Tayap
SUMBER : DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN KETAPANG, 2013.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
LAMPIRAN 2 DATA PEMEGANG IZIN USAHA PERTAMBANGAN ( IUP ) DI KABUPATEN KETAPANG NO
NAMA PERUSAHAAN
LUASAN IUP ( Ha )
KOMODITAS
LOKASI
TAHAPAN IUP
IZIN USAHA PERTAMABANGAN EKSPLORASI 1
PUTRA ALAM LESTARI, PT
3,500
Bauksit
Kec. Matan Hilir Selatan
Eksplorasi
2
BUKIT BELAWAN TUJUH, PT
8,960
Emas DMP
Kec. Tumbang Titi dan Pemahan
Eksplorasi
3
BUKIT BELAWAN TUJUH, PT
6,096
Emas DMP
Blok Semayuk Kec. Pamahan dan Nanga Tayap
Eksplorasi
4
LAHAN MAKMUR SEJAHTERA, PT
1,689
Bauksit
Kec. Nanga Tayap
Eksplorasi
5
BUKIT BELAWAN TUJUH, PT
3,155
Emas DMP
Blok Muara Landau Kec. Tumbang Titi, Sei Melayu Rayak
Eksplorasi
6
LAHAN MAKMUR SEJAHTERA, PT
2,853
Bauksit
Kec. Nanga Tayap
Eksplorasi
7
LAHAN MAKMUR SEJAHTERA, PT
16,180
Timah
Kec. Nanga Tayap dan Tumbang Titi
Eksplorasi
8
BUKIT BETUNG SEJAHTERA, PT
22,570
Bauksit
Kec. Marau, Jelai Hulu, Manis Mata
Eksplorasi
9
ELANG MATAN AMAN SENTOSA, PT
6,525
Bauksit
Blok Bangkal Serai Kec. Kendawangan
Eksplorasi
10
ELANG MATAN AMAN SENTOSA, PT
34,550
Timah
Blok Bangkal Serai Kec. Kendawangan
Eksplorasi
11
ELANG MATAN AMAN SENTOSA, PT
34,550
Bauksit
Blok Bangkal Serai Kec. Kendawangan
Eksplorasi
12
ELANG MATAN AMAN SENTOSA, PT
6,525
Timah
Blok Bangkal Serai Kec. Kendawangan
Eksplorasi
13
LANANG BERSATU, PT
5,698
Galena
Kec. Marau, Jelai Hulu
Eksplorasi
14
LANANG BERSATU, PT
9,202
Galena
Kec. Marau, Jelai Hulu
Eksplorasi
15
LANANG BERSATU, PT
2,959
Bauksit
Kec. Marau, Jelai Hulu
Eksplorasi
16
BUDHI DHARMA INTI TAMBANG, PT
37,400
Bauksit
Kec. Nanga Tayap & Pemahan
Eksplorasi
17
SINAR KALIMANTAN INTI TAMBANG, PT
10,710
Bauksit
Kec. Air Upas & Singkup
Eksplorasi
18
CITA MINERAL INVESTINDO, PT
7,620
Bauksit
Kec. Tumbang Titi dan Marau
Eksplorasi
19
SINAR MAHAKAM UTAMA MINING, PT
17,570
Bauksit
Kec. Pemahan & Tumbang Titi
Eksplorasi
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
NO
NAMA PERUSAHAAN
LUASAN IUP ( Ha )
KOMODITAS
LOKASI
TAHAPAN IUP
20
KARYA GEMILANG KALIMANTAN MINERAL, PT
16,930
Bijih Besi
Kec. Jelai Hulu, Tumbang Titi
Eksplorasi
21
GUNAJAYA SEJAHTERA MINERAL, PT
4,064
Bijih Besi
Kec. Tumbang Titi, Jelai Hulu
Eksplorasi
22
MULTI BUMI MINERAL, PT
17,210
Bijih Besi
Kec. Tumbang Titi, Jelai Hulu
Eksplorasi
23
KALIMANTAN KILAUAN MINERAL, PT
5,948
Bijih Besi
Blok Jelai Hulu Kec. Jelai Hulu
Eksplorasi
24
BUDHI INTI KARYA TAMBANG, PT
4,000
Bijih Besi
Kec. Jelai Hulu
Eksplorasi
25
CAHAYA KALIMANTAN SEJAHTERA, PT
8,465
Bijih Besi
Kec. Jelai Hulu
Eksplorasi
26
GUNAKARYA INTI TAMBANG, PT
5,701
Bijih Besi
Blok Jelai Hulu Kec. Jelai Hulu
Eksplorasi
27
CITA MINERAL INVESTINDO, PT
9,450
Bauksit
Kec. Tumbang Titi
Eksplorasi
28
KARYA WIJAYA ANEKA MINERAL, PT
3,682
Bijih Besi
Kec. Jelai Hulu
Eksplorasi
29
KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT
7,990
Bauksit
Kec. Matan Hilir Selatan
Eksplorasi
30
KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT
4,691
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Eksplorasi
31
MINERAL JAYA UTAMA, PT
21,380
Bauksit
Kec. Nanga Tayap
Eksplorasi
32
TIGA DAYA UTAMA, PT
4,180
Timah
Kec. Matan Hilir Selatan
Eksplorasi
33
TIGA DAYA UTAMA, PT
2,958
Timah
Kec. Sei Melayu Raya
Eksplorasi
34
BUKIT BELAWAN TUJUH, PT
13,740
Emas
Kec. Matan Hilir Selatan, Sei Melayu, B. Kayong, Pemahan
Eksplorasi
35
BUKIT BELAWAN TUJUH, PT
15,280
Emas
Kec. Tumbang Titi, Jelai Hulu dan Pemahan
Eksplorasi
36
GEMA NUSA ABADI MINERAL, PT
12,310
Bijih Besi
Kec. Jelai Hulu & Tumbang Titi
Eksplorasi
37
HARITA PRIMA ABADI MINERAL, PT
626.4
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Eksplorasi
38
RESTU IBU SEJAHTERA, PT
2,361
Bijih Besi
Kec. Jelai Hulu
Eksplorasi
39
LAMAN MINANG, PT
10,890
Bauksit
Kec. Matan Hilir Utara
Eksplorasi
40
SINAR KARYA MANDIRI LESTARI, PT
20,300
Bijih Besi
Kec. Hulu Sungai
Eksplorasi
41
MULTI BUMI MINERAL, PT
18,830
Bijih Besi
Kec. Marau
Eksplorasi
42
ALAS KUSUMA, PT
67,430
Emas
Kec. Hulu Sungai
Eksplorasi
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
NO 43
NAMA PERUSAHAAN KALIMANTAN BERKAH INTI TAMBANG, PT
LUASAN IUP ( Ha )
KOMODITAS
13,720
Bauksit
LOKASI
TAHAPAN IUP
Kec. Air Upas & Singkup
Eksplorasi
44
KARYA GEMILANG KALIMANTAN MINERAL, PT
12,300
Bijih Besi
Kec. Jelai Hulu
Eksplorasi
45
KARYA PERTIWI UTAMA TAMBANG, PT
5,007
Bijih Besi
Kec. Tumbang Titi, Jelai Hulu
Eksplorasi
46
CAHAYA KALIMANTAN SEJAHTERA, PT
3,418
Bijih Besi
Kec. Tumbang Titi
Eksplorasi
47
CITA MINERAL INVESTINDO, PT
44,860
Bauksit
Kec. Sandai & Sungai Laur, Blok Randau
Eksplorasi
48
KARYA UTAMA TAMBANGJAYA, PT
1,142
Bauksit
Kec. Simpang Hulu
Eksplorasi
49
KARYA UTAMA TAMBANGJAYA, PT
4,312
Bauksit
Kec. Simpang Hulu
Eksplorasi
50
KARYA UTAMA TAMBANGJAYA, PT
7,711
Bauksit
Kec. Simpang Hulu
Eksplorasi
51
BORNEO TAMBANG MAKMUR, PT
845
Bijih Besi
Kec. Hulu Sungai & Nanga Tayap
Eksplorasi
52
SINAR KARYA MANDIRI LESTARI, PT
623.4
Bijih Besi
Kec. Hulu Sungai
Eksplorasi
53
BORNEO TAMBANG MAKMUR, PT
3,641
Bijih Besi
Kec. Hulu Sungai & Nanga Tayap
Eksplorasi
54
BORNEO TAMBANG MAKMUR, PT
11,870
Bijih Besi
Kec. Hulu Sungai
Eksplorasi
55
KETAPANG PUTRA MANDIRI, PT
12,010
Timah
Kec. Matan Hilir Selatan
Eksplorasi
56
KETAPANG PUTRA MANDIRI, PT
22,470
Timah
Kec. Tumbang Titi, MHS, Sei Melayu
Eksplorasi
57
BATU ALAM PANGSUMA, PT
3,601
Timah
Kec. Matan Hilir Selatan
Eksplorasi
58
MINERAL PERSADA INDONESIA, PT
5,146
Bijih Besi
Blok Riam Kec. Jelai Hulu & Kec. Marau
Eksplorasi
59
KETAPANG PUTRA MANDIRI, PT
20,730
Timah
Kec. Marau, MHS, Singkup, Kendawangan
Eksplorasi
60
GEMA NUSA ABADI MINERAL, PT
1,079
Bijih Besi
Kec. Jelai Hulu
Eksplorasi
61
SERINDING SUMBER MAKMUR, PT
10,640
Emas DMP
Kec. Sandai
Eksplorasi
62
PT. AIR HITAM RESOURCES
352.5
Zircon
Blok Bagan Rakit Kec. Kendawangan
Eksplorasi
63
PT. AIR HITAM RESOURCES
1,862
Zircon
Kec. Kendawangan
Eksplorasi
64
PT. SUMBER KALBAR LESTARI
448
Zircon
Kec. Kendawangan
Eksplorasi
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
LUASAN IUP ( Ha )
KOMODITAS
2,100
Zircon
Kec. Kendawangan
Eksplorasi
PT. KAYONG SEJAHTERA LESTARI
195
Pasir
Kec. Muara Pawan & Benua Kayong
Eksplorasi
67
PT. KAYONG SEJAHTERA LESTARI
80
Pasir
Kec. Muara Pawan
Eksplorasi
68
PT. KARYA ALAM MINERAL
2,248
Pasir
Kec. Delta Pawan & Muara Pawan
Eksplorasi
69
PT. KARYA ALAM MINERAL
1,580
Pasir
Kec. Delta Pawan & Benua Pawan
Eksplorasi
70
PILAR ANGSANA, CV
1,865
Zircon
Kec. Matan Hilir Selatan
Eksplorasi
NO
NAMA PERUSAHAAN
65
PT. SUMBER KALBAR LESTARI
66
LOKASI
TAHAPAN IUP
IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI 1
HARITA UTAMA ABADI MINERAL, PT
7,833
Bauksit
Kec. Marau - Air Upas
Operasi Produksi
2
HARITA UTAMA ABADI MINERAL, PT
5,153
Bauksit
Kec. Marau - Air Upas
Operasi Produksi
3
LIGAT AKSES, CV
197
Timah
Kec. MH. Selatan
Operasi Produksi
4
KARYA WIJAYA ANEKA MINERAL, PT
2,060
Bijih Besi
Kec. Jelai Hulu
Operasi Produksi
5
KARYA WIJAYA ANEKA MINERAL, PT
2,055
Bijih Besi
Kec. Marau dan Kendawangan
Operasi Produksi
6
HARITA UTAMA ABADI MINERAL, PT
193
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
7
JOPPA CENTRAL JAYA, PT
195.8
Timah
Kec. Tumbang Titi
Operasi Produksi
8
KARYA UTAMA TAMBANGJAYA, PT
4,440
Bauksit
Sekucing Labai Kec. Simpang Hulu
Operasi Produksi
9
SUMBER KALBAR LESTARI, PT
196.7
Timah
Kec. Tumbang Titi
Operasi Produksi
10
HARITA UTAMA ABADI MINERAL, PT
2,382
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
11
RESTU IBU SEJAHTERA, PT
197
Bijih Besi
Kec. Jelai Hulu
Operasi Produksi
12
GEMA NUSA ABADI MINERAL, PT
200
Bijih Besi
Kec. Jelai Hulu
Operasi Produksi
13
BIUTAK JAYA BERSAMA, PT
192.5
Timah
Kec. Tumbang Titi
Operasi Produksi
14
ALAM PERDANA ZIRCON, PT
195.8
Timah
Kec. Tumbang Titi
Operasi Produksi
15
LABAI PERTIWI TAMBANG, PT
16,700
Bauksit
Kec. Simpang Hulu
Operasi Produksi
16
CITA MINERAL INVESTINDO, PT
24,900
Bauksit
Kec. Simpang Dua
Operasi Produksi
17
CAHAYA MANDIRI LESTARI, PT
170
Timah
Kec. Matan Hilir Selatan
Operasi Produksi
18
HARITA PRIMA ABADI MINERAL, PT
24,090
Bauksit
Kec. Marau - Air Upas
Operasi Produksi
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
NO
NAMA PERUSAHAAN
LUASAN IUP ( Ha )
KOMODITAS
LOKASI
TAHAPAN IUP
19
KARYA UTAMA TAMBANGJAYA, PT
4,438
Bauksit
Sekucing Labai Kec. Simpang Hulu
Operasi Produksi
20
LANANG BERSATU, PT
1,072
Galena
Blok Batu Perak Kec. Marau
Operasi Produksi
21
CITA MINERAL INVESTINDO, PT
24,910
Bauksit
Kec. Simpang Hulu, Simpang Dua
Operasi Produksi
22
KARYA UTAMA TAMBANGJAYA, PT
8,705
Bauksit
Kec. Simpang Hulu
Operasi Produksi
23
PUTRA ALAM LESTARI, PT
2,230
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
24
KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT
8,750
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
25
PUTRA ALAM LESTARI, PT
4,383
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
26
PUTRA ALAM LESTARI, PT
1,493
Bijih Besi
Kec. Kendawangan, Matan Hilir Selatan
Operasi Produksi
27
PUTRA ALAM LESTARI, PT
6,705
Bauksit
Kec. Kendawangan, Matan Hilir Selatan
Operasi Produksi
28
PUTRA ALAM LESTARI, PT
2,880
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
29
PUTRA ALAM LESTARI, PT
8,271
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
30
PUTRA ALAM LESTARI, PT
946.7
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
31
KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT
846
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
32
KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT
3,426
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
33
PUTRA ALAM LESTARI, PT
608
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
34
PUTRA ALAM LESTARI, PT
1,030
Bijih Besi
Blok Kelampai Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
35
PUTRA ALAM LESTARI, PT
667
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
36
JOPPA CENTRAL JAYA, PT
182
Timah
Kec. Tumbang Titi & Matan Hilir Selatan
Operasi Produksi
37
KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT
196.6
Barit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
38
PUTRA ALAM LESTARI, PT
3,743
Bijih Besi
Kec. Kendawangan & Matan Hilir Selatan
Operasi Produksi
39
KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT
5,117
Bijih Besi
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
40
PUTRA ALAM LESTARI, PT
1,879
Bauksit
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
NO
NAMA PERUSAHAAN
LUASAN IUP ( Ha )
KOMODITAS
41
KENDAWANGAN PUTRA LESTARI, PT
2,166
Bijih Besi
42
BIUTAK JAYA BERSAMA, PT
4,974
Timah
43
PASIR MAS PUTIH, PT
6,855
44
PASIR MAS PUTIH, PT
45
LOKASI
TAHAPAN IUP
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
Kec. Matan Hilir Selatan & Tumbang Titi
Operasi Produksi
Bijih Besi
Kec. Matan Hilir Selatan, Marau & Tumbang Titi
Operasi Produksi
2,023
Bijih Besi
Kec. Marau
Operasi Produksi
LAMAN MINING, PT
13,460
Bauksit
Kec. Matan Hilir Utara dan Nanga Tayap
Operasi Produksi
46
SANDAI INTI JAYA TAMBANG, PT
19,280
Bauksit
Kec. Sandai & Sungai Laur
Operasi Produksi
47
KETAPANG KARYA UTAMA, PT
15,630
Bauksit
Kec. Nanga Tayap
Operasi Produksi
48
KETAPANG KARYA UTAMA, PT
5,071
Bauksit
Kec. Nanga tayap
Operasi Produksi
49
SANDAI KARYA UTAMA, PT
24,540
Bauksit
Kec. Sandai & Nanga Tayap
Operasi Produksi
50
BUMI PALONG, PT
891.5
Timah
Kec. Matan Hilir Selatan
Operasi Produksi
51
BUMI LIPUTAN TEKNIK, PT
6,855
Timah
Kec. Matan Hilir Selatan, Marau & Tumbang Titi
Operasi Produksi
52
BUMI LIPUTAN TEKNIK, PT
2,023
Timah
Kec. Marau
Operasi Produksi
53
SULTAN RAFLI MANDIRI, PT
99.90
Emas
Kec. Tumbang Titi
Operasi Produksi
54
PT. SUMBER KALBAR LESTARI
197.7
Zircon
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
55
CV. FIRDA JAYATAMA MINING
49.6
Zircon
Kec. MH. Selatan
Operasi Produksi
56
PT. ALAM PERDANA ZIRCON
1,800
Zircon
Kec. Tumbang Titi
Operasi Produksi
57
PT. GADJAH MADA PALAPA UTAMA
196.2
Zircon
Desa Bangkal Serai Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
58
PT. GADJAH MADA PALAPA UTAMA
196.2
Kaolin
Desa Bangkal Serai Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
59
CV. CHINDO DUTA UTAMA
194.6
Kuarsa
Desa Bangkal Serai Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
60
CV. CHINDO DUTA UTAMA
194.6
Kaolin
Desa Bangkal Serai Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
NO
NAMA PERUSAHAAN
LUASAN IUP ( Ha )
KOMODITAS
196.2
Zircon
Kec. Kendawangan Blok Air Hitam
Operasi Produksi
170
Zircon
Kec. Matan Hilir Selatan
Operasi Produksi
191.7
Zircon
Kec. Matan Hilir Selatan
Operasi Produksi
LOKASI
TAHAPAN IUP
61
PT. ALAM PERDANA ZIRCON
62
PT. CAHAYA MANDIRI LESTARI
63
CV. PILAR ANGSANA
64
PT. JOPPA CENTRAL JAYA
182
Zircon
Kec. Tumbang Titi & Matan Hilir Selatan
Operasi Produksi
65
CV. CHINDO DUTA UTAMA
2,059
Zircon
Blok Kelampal Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
66
PT. GADJAH MADA PALAPA UTAMA
2,063
Zircon
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
67
PT. AIR HITAM RESOURCES
194
Zircon
Desa Air Hitam Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
68
CV. LIGAT AKSES
2,082
Zircon
Kec. MH. Selatan
Operasi Produksi
69
CV. REMAONG PERKASA MANDIRI
1,828
Zircon
Kec. Matan Hilir Selatan
Operasi Produksi
70
PT. ALAMANDA INDONESIA
197.4
Zircon
Desa Sungai Nanjung Kec. MHS
Operasi Produksi
71
PT. ALAMANDA INDONESIA
197.4
Zircon
Kec. Kendawangan
Operasi Produksi
SUMBER : DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN KETAPANG, 2013.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
LAMPIRAN 3. DATA PERUSAHAAN YANG MEMILIKI DOKUMEN LINGKUNGAN (AMDAL/UKL-UPL) DI KABUPATEN KETAPANG
No
Nama Perusahaan
Jenis Kegiatan
Tahun Izin/Persetujuan (AMDAL)
Nomor Izin/Persetujuan (AMDAL)
Lokasi Kegiatan
2006
SK Gubernur Nomor 789 Tahun 2006, Tanggal 30 Nopember 2006
Kec. Tumbang Titi dan Kec. Matan Hilir Selatan
Kec. Jelai Hulu
1.
PT. WAHAKERTA EKALESTARI
2.
PT. FANGIONO AGRO PLANTATION
Perkebunan
2007
SK Gubernur Nomor 889 tahun 2007, tanggal 23 Oktober 2007
3.
PT. ALAM PERDANA ZIRKON
Pertambangan
2007
SK. Bupati Ketapang No. 395 Th 2007. tgl. 5-11- 2007
Kec. Tumbang Titi dan Kec. Melayu Rayak
4.
PT. ARRTU PLANTATION
Perkebunan
2007
SK Gubernur Nomor 996 Tahun 2007, tanggal 5 Desember 2007
Kec. Matan Hilir Selatan dan Kec. Tumbang Titi
5.
PT.ADITYA AGROINDO
Perkebunan
2007
SK. Gubernur Nomor 338 Tahun 2007, Tanggal 5 Juni 2007
Kec. Simpang Hulu
6.
PT.LANANG BERSATU
Pertambangan
2007
SK Gubernur Nomor 23 Tahun 2007, Tanggal 11 Januari 2007
Kec. Marau
HTI
Deskripsi Kegiatan
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman ( IUPHHK-HT )Luas Areal : 25.082 Ha Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas Areal : 20.600 Ha ; Kapasitas 60 Ton TBS/jam) Penambangan Zircon Luas: 2.000 Ha Perkebunan dan pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas areal : 17.800 Ha kapasitas 60 Ton TBS/jam) Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit ( Luas Bruto : ± 20.000 Ha : Luas Netto : ± 16.000 Ha; Kapasitas : 60 Ton TBS/ Jam ) Penambangan Bijih GalenaSphaleriteLuas Areal : 6.779 Ha
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No
Nama Perusahaan
Jenis Kegiatan
Tahun Izin/Persetujuan (AMDAL)
Nomor Izin/Persetujuan (AMDAL)
Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
7.
CV. CHINDO DUTA UTAMA
Pertambangan
2008
SK. Bupati Ketapang No. 213 Th 2008 Tgl. 8 Mei 2008
Kec. Kendawangan
Penambangan Zirkon Luas: 2.059 Ha
8.
CV. LIGAT AKSES
Pertambangan
2008
SK. Bupati Ketapang No. 211 Th 2008 Tgl. 8 Mei 2008
Kec. Matan Hilir Selatan
Penambangan Zirkon Luas: 2.014 Ha
9.
CV. REMAONG PERKASA MANDIRI
Pertambangan
2008
SK. Bupati Ketapang No.89 Th. 2008. tgl. 19 – 2 – 2008
Kec. M.H. Selatan dan Kec.Melayu Rayak
Penambangan Zirkon Luas: 1.828 Ha
10.
PT. GAJAH MADA PALAPA UTAMA
Pertambangan
2008
SK. Bupati Ketapang No. 214 Th 2008 Tgl. 8 Mei 2008
Kec. Kendawangan
Penambangan Zirkon Luas: 2.059 Ha
11.
PT. HARITA PRIMA ABADI MINERAL
Pertambangan
2008
SK. Bupati Ketapang No. 212 Th 2008 tgl. 8 Mei 2008
Kec. Simpang Dua
Penambangan Bouksit Luas: 33.700 Ha
12.
PT. MAS PUTIH BELITUNG
Pertambangan
2008
SK. Bupati Ketapang No. 209 Th 2008 tgl. 8 Mei 2008
Kec. Jelai Hulu
Penambangan Bijih Besi Luas: 2.060 Ha
13.
PT. MAS PUTIH BELITUNG.
Pertambangan
2008
SK. Bupati Ketapang No. 210 Th 2008 tgl. 8 Mei 2008
Kec. Kendawangan
Penambangan Bijih Besi Luas: 2.055 Ha
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No
Nama Perusahaan
14.
PT. MULIA BHAKTI KAHURIPAN
15.
PT. SINAR KARYA MANDIRI
Jenis Kegiatan
Tahun Izin/Persetujuan (AMDAL)
Nomor Izin/Persetujuan (AMDAL)
Perkebunan
2008
SK. Gubernur Nomor 425 Tahun 2007, Tanggal : 11 JUNI 2008
Perkebunan
Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Kec. Laur dan Kec. Sandai
(Luas Bruto ± 20.000 Ha : Luas Netto ± 12.000 Ha Kapasitas 60 Ton TBS/jam)
2008
SK Gubernnur No. 559 Tgl. 24 Juli 2008
Kec. Muara Pawan
Perkebunan Kelapa Sawit ( Luas 26.900 Ha) dan Pabrik Pengolahan 2 unit (@ 60 Ton TBS/ jam)
Kec. Marau dan Jelai Hulu
Perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (Luas ± 6.100 Ha, Kapasitas pabrik 30 Ton TBS/jam) Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas ± 8.000 Ha, Kapasitas 45Ton TBS/Jam) Perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (Luas ± 13.400 Ha, Kapasitas pabrik 60 Ton TBS/jam)
16.
PT. AGRIPLUS
Perkebunan
2009
SK Gubernur No. 171 Tahun 2009 Tanggal 13 April 2009
17.
PT. AGRO SEJAHTERA MANUNGGAL
Perkebunan
2009
SK Gubernur No. 714 Tahun 2009 Tgl. 8 Desember 2009
Kec. Kendawangan
18.
PT. ANDES AGRO INVESTAMA
Perkebunan
2009
Nomor 637 tanggal 2 November 2009
Kec. Kendawangan dan Singkup
19.
PT. ANDES SAWIT LESTARI
2009
Nomor 638 tanggal 2 November 2009
Kec. Kendawangan dan Singkup
Perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (Luas ± 15.700 Ha, Kapasitas pabrik 60 Ton TBS/jam)
20.
PT. ANDES SAWIT MAS
2009
Nomor 547 tanggal 17 September 2009
Kec. Marau dan Jelai Hulu
Perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (Luas ± 16.100 Ha, Kapasitas pabrik 60 Ton TBS/jam)
Perkebunan
Perkebunan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No
Nama Perusahaan
Jenis Kegiatan
Tahun Izin/Persetujuan (AMDAL)
Nomor Izin/Persetujuan (AMDAL)
Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Kec. Manismata
Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas: ± 9.700 Ha; Kapasitas 60 Ton TBS/jam
Perkebunan
2009
SK Gubernur No. 632 Tahun 2009 tanggal 2 November 2009
PT. ASIA T ANI PERSADA
HTI
2009
Nomor 711 tanggal 8 Desember 2009
Kec. Simpang Hulu
IUPHHK-HTI Luas : 20.740 Ha
PT. BATU MAS SEJAHTERA
Perkebunan
2009
Nomor 285 tanggal 20 Mei 2009
Kec. Sandai dan Kec. Sungai Laur
Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit (Luas ± 16.300 Ha, Kapasitas 60 Ton TBS/Jam)
Perkebunan
2009
SK Gubernur Nomor 375/BLHD/2010 Tanggal 12 Agustus 2010
Kec. Kendawangan
Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas ± 13.500 Ha, Kapasitas 45 Ton TBS/Jam)
HTI
2009
Nomor 371 tanggal 8 Juni 2009
Kec. Kendawangan
IUPHHK-HTI seluas ± 42.450 Ha
2009
SK Gubernur Nomor 714 Tahun 2009 Tanggal 8 Desember 2009
Kec. Kendawangan
Perkebunan (luas: 11.000 ha) dan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (45 Ton TBS/jam)
2009
SK Gubernur Nomor 755 Tahun 2009 Tanggal 11 Nopember 2009
Kec. Marau
Perkebunan Kelapa Sawit (luas : 3.444,17 ha)
21.
PT. ANUGERAH PALM INDONESIA
22.
23.
24.
PT. BERKAT NABATI SEJAHTERA
25.
PT. BUANA MEGATAMA JAYA
26.
PT. BUMI SAWIT SEJAHTERA (BGA GROUP)
27.
PT. CAHAYA NUSA GEMILANG
Perkebunan
Perkebunan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No
Nama Perusahaan
28.
PT. CITRA SAWIT CEMERLANG
29.
PT. HIJAU NUSANTARA
30.
PT. KALIMANTAN PRIMA AGRO MANDIRI
Jenis Kegiatan
Tahun Izin/Persetujuan (AMDAL)
Nomor Izin/Persetujuan (AMDAL)
Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas: ± 15.119 Ha, Kapasitas 60 Ton TBS/jam)
Perkebunan
2009
Kec. Sandai, Hulu Sungai dan Kec. Nanga Tayap
HTI
2009
Kabupaten Sanggau, Sekadau dan Ketapang
IUPHHK-HTI seluas ± 88.410 Ha
Perkebunan
2009
SK Gubernur 716 Tahun 2009 Tanggal 8 Desember 2009
Kec. Kendawangan dan Kec.Manismata
Perkebunan (luas: 20.000 ha) dan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (45 Ton TBS/jam)
Kec. Marau
Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas ± 3.550 Ha, Kapasitas 30 Ton TBS/Jam) Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas ± 12.350 Ha, Kapasitas 60 Ton TBS/Jam)
31.
PT. KARYA BAKTI AGRO SEJAHTERA
Perkebunan
2009
SK Gubernur 756 Tahun 2009 Tanggal 8 Desember 2010
32.
PT. KUSUMA ALAM SARI
Perkebunan
2009
SK Gubernur Nomor 286 Tahun 2009 Tanggal 8 Juni 2009
Kec. Nanga Tayap dan Pemahan
33.
PT. MAHKOTA RIMBA UTAMA
HTI
2009
Nomor 438 tanggal 9 Juli 2009
Kec. Sungai Laur dan Simpang Dua
IUPHHK-HTI seluas 74.480 Ha
Nomor 542 tanggal 16 Tahun 2009
Kab. Ketapang (Kec Simpang Hulu & Kec. Simpang Dua) dan Kab. Kayong Utara (Kec. Simpang Hilir dan Kec. Teluk Batang)
IUPHHK-HTI seluas 136.710 Ha
34.
PT. MAYAWANA PERSADA
HTI
2009
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No
35.
Nama Perusahaan
PT. MEGA ALAM SENTOSA
Jenis Kegiatan
Tahun Izin/Persetujuan (AMDAL)
HTI
2009
Nomor Izin/Persetujuan (AMDAL)
Nomor 739 tanggal 28 Desember 2009
Lokasi Kegiatan
Kabupaten Sintang, Melawi dan Ketapang
Deskripsi Kegiatan
IUPHHK-HTI seluas 191,328 ha perkebunan (Luas Areal : 13.000 ha) dan pabrik pengolahan kelapa sawit (Kapasitas Pabrik : 60 Ton TBS/jam Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas ± 15.944 Ha, Kapasitas 60 Ton TBS/Jam)
36.
PT. MITRA SAUDARA LESTARI
Perkebunan
2009
37.
PT. PERMATA SAWIT MANDIRI
Perkebunan
2009
38.
PT. PRIMA BUMI SENTOSA
HTI
2009
Nomor 45 tanggal 16 Januari 2009
Kec. Simpang Hulu dan Simpang Dua
IUPHHK-HTI
39.
PT. SAWIT JAYA MAKMUR
Perkebunan
2009
SK Gubernur Nomor 284 tanggal 20 Mei 2009
Kec. Nanga Tayap
Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit (Luas ± 16.000 Ha, Kapasitas 60 Ton TBS/Jam)
40.
PT. WANA HIJAU PESAGUAN
HTI
2009
SK Kelayakan No 498 Tahun 2009 tanggal 1 september 2009
Kec. Nanga Tayap, Tumbang Titi, Jelai Hulu dan Hulu Sungai.
IUPHHK-HTI seluas ±104.975 Ha
41.
PT. WANA MUKTI LESTARI
HTI
2009
SK Kelayakan No 633 Tahun 2009 tanggal 6 November 2009
Kec. Hulu Sungai dan Kec. Nanga Tayap
UPHHK-HA seluas ± 46.235 Ha
Nomor 738 tanggal 28 Desember 2009
Kec. Manismata
Kec. Sandai, Hulu Sungai dan Kec. Nanga Tayap
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No
42.
43.
Nama Perusahaan
PT. ARRTU AGRO NUSANTARA
PT. ARRTU BORNEO PERKEBUNAN
44.
PT. ARRTU ENERGIE RESOURSES
45.
PT. DAYA T ANI KALBAR
46.
PT. LADANG SAWIT MAS
Jenis Kegiatan
Perkebunan
Perkebunan
Tahun Izin/Persetujuan (AMDAL)
2010
2010
Nomor Izin/Persetujuan (AMDAL)
Lokasi Kegiatan
SK Gubernur No : 396/BLHD/2010 tanggal 31 Agustus 2010
Kec. Marau, Kec. Singkup dan Kec. Air Upas
SK Gubernur No : 395/BLHD/2010 tanggal 31 Agustus 2010
Kec. Nanga Tayap, Kec. Pemahan, Kec. Sungai Melayu Rayak, Kec. Matan Hilir Selatan dan Kec. Benua Kayong
Deskripsi Kegiatan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan luas ± 13.870 Ha, Kapasitas Pabrik 45 Ton TBS/Jam. (Luasan Final yang akan dibahas hanya pada areal APL saja seluas ± 12.819 Ha) Perkebunan dan Pabrik Pengolahan luas ± 13.870 Ha, Kapasitas Pabrik 60 Ton TBS/Jam. (Luasan Final yang akan dibahas hanya pada areal APL saja seluas ± 7.905 Ha)
Perkebunan
2010
Kec. Matan Hilir Utara, Kec. Matan Hilir Selatan, Kec. Benua Kayong, Kec. Sei. Melayu Rayak dan Kec. Nanga Tayap
HTI
2010
Kec. Batu Ampar Kab. Kubu Raya dan Kec. Simpang Hulu
Kanalisasi Lahan Gambut UPHHK-HTI Luas Areal ± 56.060 Ha
Kec. Nanga Tayap
Perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit (Luas ± 8.300 Ha, Kapasitas pabrik 35 Ton TBS/jam)
Perkebunan
2010
Nomor 49/BLHD/2010 Tgl. 27 Januari 2010
Perkebunan dan Pabrik Pengolahan luas ± 16.000 Ha, Kapasitas Pabrik 60 Ton TBS/Jam.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No
Nama Perusahaan
47.
PT. LINGGA TEJA WANA
48.
PT. PERTIWI LENGGARA AGROMASA
49.
PT. SANDAI MAKMUR SAWIT
50.
PT. SAWIT MAKMUR SEJAHTERA
51.
PT. SUKSES KARYA SAWIT
52.
PT. KAYONG AGRO LESTARI
53.
PT. KARYA MAKMUR LANGGENG
Jenis Kegiatan
HTI
Perkebunan
Perkebunan
Tahun Izin/Persetujuan (AMDAL)
Nomor Izin/Persetujuan (AMDAL)
2010
2010
SK Gubernur Nomor : 376/BLHD/2010 Tanggal 12 Agustus 2010
2010
Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Kec. Sandai Kec. Hulu Sungai
Usaha pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri UPHHK-HTI Luas Areal ± 13.600 Ha
Kec. Marau dan Kec. Air Upas
Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (luas ± 11.770 Ha, Kapasitas Pabrik 60 Ton TBS/Jam)
Kec. Sandai dan Kec. Nanga Tayap
Perkebunan dan Pabrik Pengolahan luas ± 10,100 Ha, Kapasitas Pabrik 60 Ton TBS/Jam. . Perkebunan dan Pabrik Pengolahan (luas ± 14.750 Ha, Kapasitas Pabrik 60 Ton TBS/Jam) Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas ± 13.500 Ha, Kapasitas 45 Ton TBS/Jam)
2010
SK Gubernur Nomor 262/BLHD/2010 tanggal 24 Mei 2010
Kec. Sandai dan Kec. Hulu Sungai
Perkebunan
2010
SK Gubernur Nomor 374/BLHD/2010 Tanggal 12 Agustus 2010
Kec. Kendawangan
Perkebunan
2010
SK Gubernur No. 123 Tahun 2010 Tgl. 1 Maret 2010
Kec. Matan Hilir Utara
Perkebunan kelapa sawit (Luas : 20.000 Ha) Pabrik Pengolahan (30 Ton TBS/Jam)
Nomor 131/BLHD/2010 Tgl. 18 Maret 2010
Kec. Simpang Dua dan Kec. Simpang Hulu Kabupaten Ketapang
Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas ± 18.650 Ha, Kapasitas 45 Ton TBS/Jam)
Perkebunan
Perkebunan
2010
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No
Nama Perusahaan
Jenis Kegiatan
Tahun Izin/Persetujuan (AMDAL)
Nomor Izin/Persetujuan (AMDAL)
Kecamatan Matan Hilir Selatan dan Kendawangan Kabupaten Ketapang
kebun dan Pabrik Luas : ± 22.250 Ha Kapasitas : 60 Ton TBS/jam
Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
54.
PT. PUTRA SARI LESTARI
Perkebunan
2010
Nomor 132/BLHD/2010 tanngal 23 Maret 2010
55.
PT. LANANG AGRO BERSATU
Perkebunan
2010
Nomor 308/BLHD/2010 Tgl. 12 April 2010
Kecamatan Sandai Kabupaten Ketapang
Kebun dan Pabrik Luas : ± 15.000 Ha Kapasitas : 60 Ton TBS/jam
56.
PT. ASIA MUKTI LESTARI
Perkebunan
2010
No 424/BLHD/2010 Tanggal 22 Sept 2010
Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang
kebun dan Pabrik Luas : ± 7.950 Ha Kapasitas : 30 Ton TBS/jam
57.
PT. PRANAINDAH GEMILANG
Perkebunan
2010
Nomor 135/BLHD/2010 Tgl. 22 Maret 2010
Kec. Matan Hilir Selatan Kab. Ketapang
Kebun dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (± 5.100 Ha, Kapasitas 30 Ton TBS/Jam)
58.
PT. SUNGAI PUTRI AGRO SAWIT
Perkebunan
2010
Kec. Muara Pawan Kec. Matan Hilir Utara Kab. Ketapang
59.
PT. BUDIDAYA AGRO LESTARI
Perkebunan
2010
Kecamatan Air Upas dan Kecamatan Marau Kab. Ketapang
Perkebunan dan Pabrik Pengolahan luas ± 18,000 Ha, Kapasitas Pabrik 60 Ton TBS/Jam (Berdasarkan telaahan BPKH luasan final yang akan dibahas adalah 15.357 Ha dan 60 Ton TBS/Jam) Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas: ± 11.200 Ha; Kapasitas 60 Ton TBS/jam
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No
60.
61.
62.
Nama Perusahaan
PT. SANDIKA NATA PALMA
PT. MUSTIKA AGUNG SENTOSA
PT. MENTARI PRATAMA
Jenis Kegiatan
Perkebunan
Perkebunan
Perkebunan
Tahun Izin/Persetujuan (AMDAL)
Nomor Izin/Persetujuan (AMDAL)
Kecamatan Air Upas dan Kecamatan Marau Kab. Ketapang
2010
2010
Lokasi Kegiatan
SK Nomor 619/BLHD/2010 Tgl 28 Des 2010
Kec. Simpang Hulu Kab. Ketapang
2011
Kec. Tumbang Titi Kab. Ketapang
63.
PT. LESTARI ABADI PERKASA
Perkebunan
2011
Kec. Nanga Tayap (Luas: ± 13.000 Ha; Kapasitas 60 Ton TBS/jam Kec. Tumbang Titi
64.
PT. BEKATIK LESTARI
Perkebunan
2011
Kec. Tumbang Titi dan Kec. Jelai Hulu Kab. Ketapang
65.
PT.MANDIRI KAPITAL JAYA
Perkebunan
2011
Kec. Singkup, Kec. Air Upas dan Kec. Kendawangan Kab. Ketapang
Deskripsi Kegiatan Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas: ± 11.305 Ha; Kapasitas 60Ton TBS/jam Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas: ± 19.800Ha; Kapasitas 60 Ton TBS/jam Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas: ± 5.929 Ha; Kapasitas 60 Ton TBS/jam Perkebunan dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (Luas: ± 13.000 Ha; Kapasitas 60 Ton TBS/jam perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit luas Areal ± 4.500 Ha kapasitas pabrik 30 Ton TBS /Jam perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit ±4.971 Ha Kapasitas pabrik 45 Ton TBS/jam
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
No
Nama Perusahaan
Jenis Kegiatan
Tahun Izin/Persetujuan (AMDAL)
Nomor Izin/Persetujuan (AMDAL)
Lokasi Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
66.
PT. PASIR MAS PUTIH
Pertambangan
2010
Nomor 226/BLHD/2010 Tanggal 3 mei 2010
Kecamatan Marau dan Kendawangan Kabupaten Ketapang
Pertambangan Bijih Besi (Luas ± 8.878 Ha)
67.
PT. LAMAN MINING
Pertambangan
2011
No 191/BLHD/2011 Tgl 22 Maret 2011
Kec. Matan Hilir Utara Kab. Ketapang
Pertambangan Bauksit (Luas ± 32. 510 Ha)
68.
PT. GEMA NUSA ABADI MINERAL
Pertambangan
2011
Kec. Tumbang Titi & Kec. Jelai Hulu Kab. Ketapang
Pertambangan Bijih Besi (Luas ± 13.670 Ha)
69.
PT. KETAPANG MAKMUR MANDIRI
Pertambangan
2011
Kec. Tumbang Titi & Kec. Marau Kab. Ketapang
Pertambangan Timah (Luas ± 22.480 Ha)
70.
PT. KETAPANG KARYA UTAMA
Pertambangan
2011
Kec. Sandai dan Kec. Nanga Tayap Kab. Ketapang
Pertambangan Bauksit (Luas ± 22.260 Ha) Produksi/tahun (± 3.000.000 m3/tahun)
71.
PT. SANDAI INTI JAYA T AMBANG
Pertambangan
2011
Kec. Sandai dan Kec. Sungai Laur Kab. Ketapang
Pertambangan Bauksit (Luas ± 24.095 Ha) Produksi/tahun (± 3.500.000 m3/tahun)
72.
PT. MINERAL JAYA UTAMA
Pertambangan
2011
Kec. Nanga Tayap Kab. Ketapang
Pertambangan Bauksit (Luas ± 21.380 Ha)
No. SK 382/BLHD/2011 21 Juli 2011
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Jenis Kegiatan
Tahun Izin/Persetujuan (AMDAL)
PT. SANDAI KARYA UTAMA
Pertambangan
2011
Kec. Sandai dan Kec. Nanga Tayap Kab. Ketapang
Pertambangan Bauksit (Luas ± 24.393 Ha)
PT. BUMI PALONG
Pertambangan
2011
Kec. Matan Hilir Selatan Kab. Ketapang
Pertambangan Timah (Luas ± 891,5 Ha) renc. Produksi ± 539 Ton/tahun
No
Nama Perusahaan
73.
74.
Nomor Izin/Persetujuan (AMDAL)
Lokasi Kegiatan
75.
PT. BIUTAK JAYA BERSATU
Pertambangan
2011
Kec. Matan Hilir Selatan dan Kec. Tumbang Titi Kab. Ketapang
76.
PT. LANANG BERSATU
Pertambangan
2011
Kec. Marau dan Kec. Jelai Hulu kab. Ketapang
Deskripsi Kegiatan
Pertambangan Timah (Luas IUP eksplorasi ± 4. 974 Ha, Luas renc. Produksi ± 4. 974 Ha, renc. Produksi 846,55 Ton / Tahun) Pertambangan Bauksit Luas renc. Operasi produksi ± 2.959 Ha Renc. Produksi 950.000 Ton/Tahun
SUMBER ; KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KETAPANG, 2013.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
LAMPIRAN 4 SEBARAN KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN KABUPATEN KETAPANG TAHUN 2007 – 2013 Tahun 2007
Jenis Kegiatan Penanaman
Luas (Ha)
Jenis Tanaman
Jumlah (Btg)
Status Kawasan
Kecamatan
Dusun/Desa
Nanga Tayap
Dsn Cali Ds Pangkalan Telok
Reboisasi HL Gn. Tarak
100
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet
42,350 42,350 36,300
Ds Betenung
Reboisasi HL Gn. Barubayan
100
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet
42,350 42,350 36,300
Ds Sembelengan
Reboisasi HL Gn. Tarak
600
Ha
-
Karet Mahoni Sungkai Gaharu
217,800 217,800 181,500 108,900
Dalam Kawasan
Ds Tayap
Reboisasi HL Gn Batu Menangis
300
Ha
-
Karet Sungkai Mahoni Gaharu
108,900 108,900 90,750 54,450
Dalam Kawasan
Sungai Melayu Raya
Ds Sungai Melayu
Reboisasi HL Gn. Belaban Tujuh
300
Ha
-
Karet Sungkai Mahoni Gaharu
108,900 108,900 90,750 54,450
Dalam Kawasan
Tumbang Titi
Ds Sepauhan Raya Ds Mahawa
Reboisasi HL Bukit Raya
300
Ha
-
Karet Sungkai Mahoni Gaharu
108,900 108,900 90,750 54,450
Dalam Kawasan
Sandai
Ds Penjawaan
Pembuatan
25
Ha
- Sungkai
4,400
Dalam Kawasan
Luar
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tahun
2008
Kecamatan
Dusun/Desa
Jenis Kegiatan Penanaman Hutan Rakyat
Luas (Ha)
Jenis Tanaman - Karet Opas
Jumlah (Btg) 6,600
Status Kawasan Kawasan
Benua Kayong
Ds Suka Baru
Pembuatan Hutan Mangrove
100
Ha
- Bakau - Nipah - Api - Api
20,000 45,000 45,000
Luar Kawasan
Manis Mata
Ds Manis Mata
Pembuatan Hutan Rakyat
55
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet Opas
9,015 7,045 8,140
Luar Kawasan
Nanga Tayap
Ds Pangkalan Telok
Pengkayaan Reboisasi
34
Ha
- Sungkai - Gaharu - Karet
7,200 7,200 6,171
Luar Kawasan
Ds Kayong Hulu
Pembuatan Hutan Rakyat
35
Ha
- Gaharu - Karet Opas
10,780 4,620
Luar Kawasan
Ds Batu Mas
Pembuatan Hutan Rakyat
35
Ha
- Gaharu - Karet Opas
10,780 4,620
Luar Kawasan
Ds Betenung
Pembuatan Hutan Rakyat
50
Ha
- Gaharu - Karet Opas
15,400 6,600
Luar Kawasan
Ds Belaban
Reboisasi HL Bukit Raya
350
Ha
-
Karet Sungkai Mahoni Gaharu
84,700 169,400 84,700 84,700
Dalam Kawasan
Ds Belaban
Reboisasi HL Bukit Raya
350
Ha
-
Mahoni Sungkai Meranti Karet
166,168 184,981 30,000 163,350
Dalam Kawasan
Ds Runjai Jaya
Pembuatan
35
Ha
- Mahoni
Marau
6,375
Luar
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tahun
Kecamatan
Matan Hilir Selatan
Dusun/Desa
Jenis Kegiatan Penanaman Hutan Rakyat
Luas (Ha)
Jenis Tanaman - Sungkai - Karet Opas
Jumlah (Btg) 4,405 4,620
Status Kawasan Kawasan
Ds Pesaguan Kiri
Pembuatan Hutan Rakyat
50
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet Opas
6,600 6,600 8,800
Luar Kawasan
Ds Pesaguan Kanan
Pembuatan Hutan Rakyat
50
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet Opas
6,600 6,600 8,800
Luar Kawasan
Dsn Pagar Mentimun ds Sei. Nanjung
Pembuatan Hutan Rakyat
25
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet Opas
3,300 3,300 4,400
Luar Kawasan
Ds Sei. Besar
Pembuatan Hutan Rakyat
90
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet Opas
11,800 11,800 15,840
Luar Kawasan
Ds Sei. Bakau
Pembuatan Hutan Rakyat
30
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet Opas
3,960 3,960 5,280
Luar Kawasan
Ds Sei. Nanjung
Pembuatan Hutan Rakyat
30
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet Opas
3,960 3,960 5,280
Luar Kawasan
Dsn Pagar Mentimun Ds Sei. Nanjung
Reboisasi HL Gambut
200
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet
112,932 56,468 75,600
Dalam Kawasan
Ds Pematang Gadung
Pembuatan Hutan Rakyat
30
Ha
- Mahoni - Sungkai
3,960 3,960
Luar Kawasan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tahun
Kecamatan
Sungai Laur
2009
Hulu Sungai
Simpang Hulu
Dusun/Desa
Jenis Kegiatan Penanaman
Luas (Ha) -
Jenis Tanaman
Jumlah (Btg)
Status Kawasan
Karet Opas Mahoni Sungkai Karet Opas
5,280 6,375 4,405 4,620 6,375 4,405 4,620
Luar Kawasan
81,465 20,000 110,285 90,750
Dalam Kawasan
Ds Suka Ramai
Pembuatan Hutan Rakyat
35
Ha
Ds Kenyauk
Pembuatan Hutan Rakyat
35
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet Opas
Ds Senduruhan
Reboisasi Hl Gn Lawang
250
Ha
-
Ds Cinta Manis
Pembuatan Hutan Rakyat
60
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet Opas
7,920 7,920 10,560
Luar Kawasan
Ds Benua Kerio
Reboisasi HL
200
Ha
-
Mahoni Meranti Sungkai Karet
37,646 84,700 47,054 72,600
Dalam Kawasan
Ds Menyumbung
Reboisasi HL
100
Ha
-
Mahoni Meranti Sungkai Karet
18,822 42,350 23,528 36,300
Dalam Kawasan
Ds Kualan Hilir
Pembuatan Hutan Rakyat
25
Ha
- Mahoni - Sungkai
3,300 3,300
Luar Kawasan
- Karet Opas
4,400
Mahoni Meranti Sungkai Karet
Luar Kawasan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tahun
Kecamatan
Simpang Dua
Ds Semandang Kiri
Jenis Kegiatan Penanaman Penghijauan Lingkungan
Luas (Ha) 90 Ha
Jenis Tanaman - Mahoni - Sungkai - Meranti
Jumlah (Btg) 13,200 13,200 13,200
Ds Paoh Concong
Pembuatan Hutan Rakyat
90
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet Opas
16,394 11,326 11,880
Luar Kawasan
Ds Balai Pinang
Pembuatan Hutan Rakyat
45
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet Opas
8,197 5,663 5,940
Luar Kawasan
Ds Mekar Raya
Reboisasi HL Gn. Juring
100
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet
48,400 48,400 24,200
Dalam Kawasan
Dsn Tunas Kampar Ds Kampar sebomban
Pembuatan Hutan Rakyat
35
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet Opas
6,375 4,405 4,620
Luar Kawasan
Ds Kampar sebomban
Pembuatan Hutan Rakyat
50
Ha
- Sungkai - Karet Opas
15,400 6,600
Luar Kawasan
Dsn Kembara Ds Mekar Raya
Reboisasi HL Gn. Juring
250
Ha
-
Mahoni Sungkai Meranti Karet
121,500 121,000 20,000 40,000
Dalam Kawasan
Dsn Baya Ds Mekar Raya
Reboisasi HL Gn. Juring
250
Ha
-
Mahoni Sungkai Meranti Karet
121,500 121,000 20,000 40,000
Dalam Kawasan
Dusun/Desa
Status Kawasan Luar Kawasan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tahun
2010
Kecamatan
Jenis Kegiatan Penanaman
Luas (Ha) -
Jenis Tanaman
Jumlah (Btg)
Mahoni Sungkai Karet Opas Mahoni Sungkai
7,920 7,920 10,560 44,000 22,000
Status Kawasan
Jelai Hulu
Ds Kusuma Jaya
Pembuatan Hutan Rakyat
60
Ha
Kendawangan
Ds Mekar Utama
Penghijauan Lingkungan
150
Ha
Nanga Tayap
Dsn Sungai Beliung Ds Sepakat Jaya
Pembuatan Hutan Rakyat
134
Ha
- Gaharu - Sungkai - Karet Opas
19,545 19,091 14,964
Luar Kawasan
Ds Sepakat Jaya
Reboisasi HL Gn. Lembuding
105
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet
40,425 40,425 34,650
Dalam Kawasan
Ds Beringin Rayo
Reboisasi HL Gn. Barubayan
20
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet
8,470 8,470 7,260
Dalam Kawasan
Ds Sepauhan Raya
Reboisasi HL Bukit Raya
20
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet
8,470 8,470 7,260
Dalam Kawasan
Sungai Laur
Ds Sungai Daka
Reboisasi HL Gn. Jelayan
18
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet
6,435 6,435 6,929
Dalam Kawasan
Nanga Tayap
Ds Tayap
Reboisasi HL Bukit Batu Menangis
18
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet
6,435 6,435 6,929
Dalam Kawasan
Jelai Hulu
Dsn Pakit Ds Tanggerang
Reboisasi HL Bukit Raya
18
Ha
- Mahoni - Sungkai - Karet
6,434 6,435 6,930
Dalam Kawasan
Tumbang Titi
2011
Dusun/Desa
Luar Kawasan Luar Kawasan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tahun
2012
Kecamatan
Dusun/Desa
Jenis Kegiatan Penanaman
Marau
Ds Batu Payung
Reboisasi HL Bukit Raya
Kendawangan
Ds Mekar Utama
Benua Kayong
Ds Suka Baru
Pembuatan Hutan Mangrove Pembuatan Hutan Mangrove
Nanga Tayap
Ds. Pkl Telok
Reboisasi HL Gn Taraj
Ds. Tayap
Reboisasi HL Batu Menangis
Simpang Dua
Ds. Merangin
Sungai Melayu Raya
Ds. Sei Miyang
Luas (Ha) 20
Ha
3.3
Ha
3.3
Ha
75
Jenis Tanaman
Jumlah (Btg)
Status Kawasan
-
Mahoni Sungkai Karet Bakau Api - Api Bakau Api - Api
7,150 7,150 7,700 1,818 1,818 1,818 1,818
Dalam Kawasan
Ha
-
Mahoni Sengon Sungkai Karet Seedling
18.150 18.150 18.150 36.300
Dalam Kawasan
75
Ha
-
Mahoni Sengon Sungkai Karet Seedling
18.150 18.150 18.150 36.300
Dalam Kawasan
Reboisasi HL Gn. Juring
75
Ha
-
Mahoni Sengon Sungkai Karet Seedling
18.150 18.150 18.150 36.300
Dalam Kawasan
Reboisasi HL Belaban Tujuh
75
Ha
-
Mahoni Sengon Sungkai Karet Seedling
18.150 18.150 18.150 36.300
Dalam Kawasan
Luar Kawasan Luar Kawasan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tahun
Kecamatan
Dusun/Desa
Jenis Kegiatan Penanaman
Luas (Ha)
Jenis Tanaman
Jumlah (Btg)
Status Kawasan
Marau
Ds. Batu Payung
Reboisasi HL Bukit Raya
75
Ha
-
Mahoni Sengon Sungkai Karet Seedling
18.150 18.150 18.150 36.300
Dalam Kawasan
Sungai Laur
Ds. Sungai Daka
Reboisasi HL Jelayan
50
Ha
-
Mahoni Sengon Sungkai Karet Seedling
18.150 18.150 18.150 24.200
Dalam Kawasan
Hulu Sungai
Ds. Menyubung
Reboisasi HL Kebungkau
25
Ha
- Mahoni - Petai - Karet Seedling
18.150 3.000 9.100
Dalam Kawasan
Sandai
Ds. Penjawaan
Pembuatan Hutan Rakyat
25
Ha
- Gaharu - Jabon - Karet Opas
3.300 3.300 4.400
Luar Kawasan
Ds. Jago
Pembuatan Hutan Rakyat
25
Ha
- Gaharu - Jabon - Karet Opas
3.300 3.300 4.400
Luar Kawasan
Ds. Sungai Awan Kiri
Pembuatan Hutan Rakyat
25
Ha
- Gaharu - Jabon - Karet Opas
3.300 3.300 4.400
Luar Kawasan
Ds. Suka Maju
Pembuatan Hutan Rakyat
25
Ha
- Gaharu - Jabon
3.300 3.300
Luar Kawasan
Muara Pawan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tahun
Kecamatan
Jenis Kegiatan Penanaman
Luas (Ha)
Jenis Tanaman - Karet Opas
Jumlah (Btg) 4.400
Status Kawasan
Ds. Tanjung Pasar
Pembuatan Hutan Rakyat
25
Ha
- Gaharu - Jabon - Karet Opas
3.300 3.300 4.400
Luar Kawasan
Ds. Sungai Jawi
Pembuatan Hutan Mangrove
14
Ha
- Bakau - Api-Api
15.246 1.694
Luar Kawasan
Ds. Sungai Pelang
Pembuatan Hutan Mangrove
14
Ha
- Bakau - Api-Api
15.246 1.694
Luar Kawasan
Ds. Sungai Besar
Pembuatan Hutan Mangrove
14
Ha
- Bakau - Api-Api
15.246 1.694
Luar Kawasan
Ds. Sungai Bakau
Pembuatan Hutan Mangrove
14
Ha
- Bakau - Api-Api
15.246 1.694
Luar Kawasan
Jelai Hulu
Ds. Deranuk
Pembuatan Hutan Rakyat
25
Ha
- Gaharu - Jabon - Karet Opas
3.300 3.300 4.400
Luar Kawasan
Hulu Sungai
Ds. Menyubung
Reboisasi HL Kebungkau
50
Ha
- Sengon - Sungkai - Karet Seedling
16.650 16.550 22.200
Dalam Kawasan
Nanga Tayap
Ds. Tayap
Reboisasi HL Batu Menangis
50
Ha
- Sengon - Sungkai - Karet Seedling
16.650 16.550 22.200
Dalam Kawasan
Matan Hilir Selatan
2013
Dusun/Desa
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tahun
Kecamatan
Dusun/Desa
Jenis Kegiatan Penanaman
Luas (Ha)
Jenis Tanaman
Jumlah (Btg)
Status Kawasan
5.500 5.500 11.000
Luar Kawasan
Marau
Ds. Runjai Jaya
Pembuatan Hutan Rakyat
20
Ha
- Gaharu - Jabon - Karet Opas
Matan Hilir Selatan
Ds. Sungai Besar
Pembuatan Hutan Rakyat
12
Ha
- Gaharu - Petai
6.600 6.600
Luar Kawasan
Ds. Sunagi Pelang
Pembuatan Hutan Mangrove
10
Ha
- Bakau - Api-Api
21.450 11.550
Luar Kawasan
Simpang Hulu
Ds. Balai Pinang
Pembuatan Hutan Rakyat
9,1
Ha
- Gaharu - Petai - Karet Opas
4.000 2.000 4.000
Luar Kawasan
Simpang Dua
Ds. Mekar Jaya
Reboisasi HL Gn. Juring
48
Ha
- Sengon - Sungkai - Karet Seedling
15.840 15.840 21.120
Dalam Kawasan
Nanga Tayap
Ds. Pangkalan Telok
Reboisasi HL Gn. Tarak
48
Ha
- Sengon - Sungkai - Karet Seedling
15.840 15.840 21.120
Dalam Kawasan
Sandai
Ds. Sandai Kanan
Pembuatan Hutan Rakyat
9,1
Ha
- Gaharu - Jabon - Karet Opas
4.000 2.000 4.000
Luar Kawasan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tahun
Kecamatan
Dusun/Desa
Jenis Kegiatan Penanaman
Luas (Ha)
Jenis Tanaman
Jumlah (Btg)
Status Kawasan
Sungai Melayu Rayak
Ds. Sei. Miyang
Reboisasi HL Gn. Belaban Tujuh
60
Ha
- Sengon - Sungkai - Karet Seedling
19.800 19.800 26.400
Dalam Kawasan
Marau
Ds. Batu Payung
Reboisasi HL Bukit Raya
60
Ha
-
3.960 15.840 19.800 26.400
Dalam Kawasan
Meranti Sengon Sungkai Karet Seedling
SUMBER : DINAS KEHUTANAN KABUPATEN KETAPANG, 2013.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
LAMPIRAN 5 DAFTAR LUAS KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN KABUPATEN KETAPANG NAMA KAWASAN Taman Nasional - Gunung Palong
LUAS (HA)
PERSENTASE (%)
21.643,81
0,72
142.868,03
4,73
Hutan Lindung - Gunung Juring - Gunung Tarak - Gunung Kebungkau - Gunung Raya - Gunung Berubayan - Gunung Burung - Gunung Lembuding - Gunung Dangkul - Gunung Bt Daeyuh - Gunung Bt Tais - Gunung Bt Tunggal - Gunung Bt Jelayan - Gunung Bt Tetundung - Gunung Bt Batu Nyambu - Gunung Bt Belaban Tujuh - Gunung Bt Menyubung - Gunung Bt Kerai Kundang - Gunung Bt Menangis - Gunung Bt Perai - Gunung Bt Tukul - Gunung Bt Itap - Gunung Bt Pumpai - Gunung Jelayan - Gunung Mangkubawa - Gunung Konar - Gunung Temenggung - Gunung Melawi Condong - Gunung Biwa
13.360,69 23.468,66 6.932,68 14.453,84 6.611,67 85.302,25 1.168,87 1.326,91 618,18 924,82 1.846,86 864,77 4.222,57 22.533,28 2.990,88 15.971,44 42.317,44 11.281,98 9.796,88 995,65 1.452,32 1.115,12 623,49 675,04 656,21 751,89 1.046,14 2.565,92
0,44 0,78 0,23 0,48 0,22 2,82 0,04 0,04 0,02 0,03 0,06 0,03 0,14 0,75 0,10 0,53 1,40 0,37 0,32 0,03 0,05 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,08
Hutan Lindung Gambut - HL GBT Sungai Tapah - HL GBT Sungai Jelai
5.000,24 16.267,78
0,17 0,54
Hutan Produksi Terbatas - HPT Gunung Kedio - HPT S. Jelai Hulu – S. Pawan Hulu - HPT S. Pumpai DSK
15.915,35 172.143,32 500.145,72
0,53 5,70 16,55
Hutan Produksi Tetap - HP BT. Pendamaran - HP D. Manis Mata
20.659,76 162.616,88
0,68 5,38
Cagar Alam - Muara Kendawangan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
NAMA KAWASAN -
HP HP HP HP HP HP HP HP
Durian Sebatang Batu Lapis S. Lata S. Kenyabur S. Sentap – S. Kacang S. Tengar – S. Pesaguan BT. Bocor Kelampai
Hutan Produksi Konversi - HPK S. Tengar – S. Pesaguan - HPK S. Tulak - HPK S. Jelai - HPK G. Layang - HPK S. Semandang Hutan Kota - Hutan Kota Kawasan Konservasi Bernilai Tinggi - KNKT S. Tembiluk – S. Air Mata - KNKT S. Tengar – D. Buaya Areal Penggunaan Lain
Sungai / Danau Jumlah
LUAS (HA)
PERSENTASE (%)
158.791,41 19.170,85 6.276,15 10.545,41 52.163,34 169.130,89 7.178,26 10.325,20
5,26 0,63 0,21 0,35 1,73 5,60 0,24 0,34
34.906,51 30.844,35 52.226,60 17.072,07 18.255,92
1,16 1,02 1,73 0,57 0,60
93,20
0,00
504,40 1.024,00
0,02 0,03
1.084.409,21
35,89
15.354,47
0,51
3.021.419,57
100
SUMBER : DINAS KEHUTANAN KABUPATEN KETAPANG, 2013.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
LAMPIRAN 6 DATA POTENSI PERIKANAN BUDIDAYA KABUPATEN KETAPANG TAHUN 2013 Potensi (Ha) No
Kecamatan
Air Tawar
Kondisi Saat Ini (Ha)
Air Payau
Lahan
P. Umum
Lahan
Laut
Air Tawar
P. Umum
Lahan
P. Umum
Air Payau
Lahan
P. Umum
Lahan
Laut
P. Umum
Lahan
P. Umum
1
Delta Pawan
16.5
23
50
0
0
0
3
0.01
0.1
0
0
0
2
Muara Pawan
47
55
31
10
0
0
3.5
0.3
4
0
0
0
3
Matan Hilir Utara
20
14
400
10
50
0
1.5
0
24.05
0
0
0
4
Benua Kayong
16
10
65
0
0
5
6.1
0.08
4.5
0
0
0
5
Matan Hilir Selatan
13
16
385
4
0
0
0.18
0
98.5
0
0
0
6
Tumbang Titi
116
43
0
0
0
0
2.25
0
0
0
0
0
7
Pemahan
20
14
0
0
0
0
0.13
0
0
0
0
0
8
Sei. Melayu Rayak
41
5
0
0
0
0
0.9
0
0
0
0
0
9
Kendawangan
27
19
23,030
16
1,800
20
1.5
0
2600
0
0.02
0
10
Simpang Hulu
24
0
0
0
0
0
1.25
0
0
0
0
0
11
Simpang Dua
10
0
0
0
0
0
0.6
0
0
0
0
0
12
Sungai Laur
54
11
0
0
0
0
0.26
0
0
0
0
0
13
Sandai
50
40
0
0
0
0
7.2
0
0
0
0
0
14
Hulu Sungai
55
9
0
0
0
0
0.4
0
0
0
0
0
15
Nanga Tayap
85
30
0
0
0
0
4.22
0
0
0
0
0
16
Marau
47
0
0
0
0
0
0.2
0
0
0
0
0
17
Singkup
39
0
0
0
0
0
0.1
0
0
0
0
0
18
Air Upas
55
0
0
0
0
0
1.85
0
0
0
0
0
19
Jelai Hulu
83
0
0
0
0
0
0.16
0
0
0
0
0
20
Manis Mata
63
32
0
0
0
0
1.76
0
0
0
0
0
37.06
0.39
Jumlah
881.50
321.00
23,961.00
40.00
1,850.00
25.00
2,731.15
-
0.02
SUMBER : DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN KETAPANG, 2013.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
-
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
LAMPIRAN 7 POTENSI KELAUT AN DAN PERIKANAN TAHUN 2013 NO
1
URAIAN
Umum a.
2
Luas Wilayah Total
33.988,00
Km 2
-
Luas Wilayah Darat
31.588,00
Km 2
-
Luas Wilayah Laut
2.400,00
Km 2
437,613
Jiwa
433,71
Km.
b.
Jumlah Penduduk
c.
Panjang Garis Pantai
d.
Jumlah Pulau - Pulau Kecil -
Berpenghuni
-
Tidak Berpenghuni
e.
Luas Ekosistem Mangrove
f.
Luas Terumbu Karang
g.
Luas Padang Lamun
3
Bh.
38
Bh.
214,804
Ha.
205.08
Ha.
2,50
Ha.
Perikanan Tangkap a.
Produksi Perikanan Tangkap -
Perairan Laut
23,065
Ton / Th.
-
Perairan Umum
5,854
Ton / Th.
-
Ikan Awetan
13.12
Ton / Th.
b.
Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan / PPI
2
Bh.
c.
Jumlah Tempat Pelelangan Ikan / TPI
1
Bh.
d.
Unit Penangkapan Ikan
e. 3
VOLUME SATUAN
-
Tanpa Motor
727
Bh.
-
Motor Tempel
519
Bh.
-
Kapal Motor
1,203
Bh.
Jumlah Nelayan
7,557
Orang
Perikanan Budidaya a.
Produksi Perikanan Air Payau
985.33
Ton / Th.
b.
Produksi Perikanan Keramba
47.56
Ton / Th.
c.
Produksi Perikanan Kolam
55.54
Ton / Th.
d.
Luas Baku Usaha Budidaya
1,741
Ha.
e.
Jumlah Pembudidaya Ikan Jumlah Balai Benih Ikan / Unit Pembenihan Rakyat
f.
632 4
Orang Unit
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
NO
URAIAN g.
4
1
Unit
Pengawasan a.
5
Jumlah Balai Benih Udang
VOLUME SATUAN
Jumlah Pokmaswas
22
Kelompok
66
Unit
Pengolahan dan Pemasaran a.
Jumlah Unit Pengolahan
b.
Jumlah Produksi Ikan Olahan
c.
Jumlah Pemasar Ikan
d. e. f.
Jumlah Pasar Ikan / Depo
5.719,89
Ton / Th.
129
Orang
Jumlah Pengolah
68
Orang
Jumlah Pabrik Es
2
Unit
29
Unit
SUMBER : DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN KETAPANG, 2013.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
LAMPIRAN 8. HASIL IDENTIFIKASI JENIS - JENIS MANGROVE
1. Acanthus ilicifolius L.
ACANTHACEAE
Nama setempat : Jeruju hitam, daruyu, darulu. Deskripsi umum : Herba rendah, terjurai di permukaan tanah, kuat, agak berkayu, ketinggian hingga 2 meter. Cabang umumnya tegak tapi cenderung
kurus
sesuai
dengan
umurnya. Percabangan tidak banyak dan umumnya muncul dari bagian-bagian yang lebih tua. Akar udara muncul dari permukaan bawah batang horizontal. Daun : Dua sayap gagang daun yang berduri terletak pada tangkai. Permukaan daun halus, tepi daun bervariasi: zigzag/bergerigi besar-besar seperti gergaji atau agak rata dan secara gradual menyempit menuju pangkal. Unit & letak : sederhana, berlawanan. Bentuk : lanset lebar. Ujung : meruncing dan berduri tajam. Ukuran : 9-30 x 4-12 cm. Bunga : Mahkota bunga berwarna biru muda hingga ungu lembayung, kadang agak putih. Panjang tandan bunga 10-20 cm, sedangkan bunganya sendiri 5-4 cm. Bunga memiliki satu pinak daun penutup utama dan dua sekunder. Pinak daun tersebut tetap menempel seumur hidup pohon. Letak : di ujung. Formasi : bulir. Buah : Warna buah saat masih muda hijau cerah dan permukaannya licin mengkilat. Bentuk buah bulat lonjong seperti buah melinjo. Ukuran : buah panjang 2,5-3 cm, biji 10 mm. Ekologi : Biasanya pada atau dekat mangrove, sangat jarang di daratan. Memiliki kekhasan sebagai herba yang tumbuh rendah dan kuat, yang memiliki kemampuan untuk menyebar secara vegetatif karena perakarannya yang berasal dari batang horizontal, sehingga membentuk bagian yang besar dan kukuh. Bunga kemungkinan diserbuki oleh burung dan serangga. Biji tertiup angin, sampai sejauh 2 meter. Distribusi : Dari India hingga Australia tropis, Filipina dan Kepulauan Pasifik barat. Terdapat di seluruh Indonesia. Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Kelimpahan : Umum. Manfaat : Buah ditumbuk dan digunakan untuk “pembersih” darah serta mengatasi kulit terbakar. Daun mengobati reumatik. Perasan buah atau akar kadang-kadang digunakan untuk mengatasi racun gigitan ular atau terkena panah beracun. Biji konon bisa mengatasi serangan cacing dalam pencernaan. Pohon juga dapat digunakan sebagai makanan ternak.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
2. Acrostichum speciosum
PTERIDACEAE
Nama setempat : Piai lasa Deskripsi umum : Ferna tanah, membentuk
tandan
yang
kasar
dengan ketinggian hingga 1,5 m. Sisik pada akar rimpang panjangnya hingga 8 mm. Daun : Sangat mencolok, pada umumnya panjangnya kurang
dari
1 m dan memiliki pinak daun fertil berwarna karat pada bagian ujungnya, tertutup secara seragam oleh sporangia besar. Pinak daun berukuran kira-kira 28 x 10 cm. Pinak daun yang steril memiliki ujung lebih kecil dan menyempit. Jenis ini berbeda dengan A.aureum dalam hal ukuran pinak daunnya yang lebih kecil dan ujungnya meruncing, permukaan bagian bawah pinak daun yang fertil berwarna coklat tua dan ditutupi oleh sporangia, serta daun mudanya berwarna hijau-kecoklatan. Peruratan daun berbentuk jaring. Sisik luas, panjang hingga 1 cm, hanya terdapat di bagian pangkal daun. Sisik menebal di bagian tengah. Spora besar dan berbentuk tetrahedral. Ekologi : Ferna tahunan. Tumbuh pada areal mangrove yang lebih sering tergenang oleh pasang surut. Khususnya tumbuh pada gundukan lumpur yang “dibangun” oleh udang dan kepiting. Biasanya menyukai areal yang terlindung. Daun yang fertile dihasilkan pada bulan Agustus hingga April. “Kecambah” (sebenarnya “bibit spora”) berlimpah pada bulan Januari hingga April (di Jawa).. Penyebaran : Asia dan Australia tropis. Di seluruh Indonesia.
Kelimpahan : Melimpah setempat. Manfaat : Daun digunakan sebagai alas kandang ternak.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
3. Avicennia alba
AVICENNIACEAE
Nama setempat : Api-api, mangimangi putih, boak, koak, sia-sia Deskripsi umum : Belukar atau pohon
yang
tumbuh
menyebar
dengan ketinggian mencapai 25 m. Kumpulan
pohon
membentuk
sistem perakaran horizontal dan akar nafas yang rumit. Akar nafas biasanya tipis, berbentuk jari (atau seperti asparagus) yang ditutupi oleh lentisel. Kulit kayu luar berwarna keabuabuan atau gelap kecoklatan, beberapa ditumbuhi tonjolan kecil, sementara yang lain kadangkadang memiliki permukaan yang halus. Pada bagian batang yang tua, kadangkadang ditemukan serbuk tipis. Daun : Permukaan halus, bagian atas hijau mengkilat, bawahnya pucat. Unit & Letak :sederhana & berlawanan. Bentuk : lanset (seperti daun akasia) kadang elips. Ujung : meruncing. Ukuran : 16 x 5 cm. Bunga : Seperti trisula dengan gerombolan bunga (kuning) hampir di sepanjang ruas tandan. Letak : di ujung/pada tangkai bunga. Formasi : bulir (ada 10-30 bunga per tandan). Daun Mahkota : 4, kuning cerah, 3-4 mm. Kelopak Bunga : 5. Benang sari : 4. Buah : Seperti kerucut/cabe/mente. Hijau muda kekuningan. Ukuran : 4 x 2 cm. Ekologi : Merupakan jenis pionir pada habitat rawa mangrove di lokasi pantai yang terlindung, juga di bagian yang lebih asin di sepanjang pinggiran sungai yang dipengaruhi pasang surut, serta di sepanjang garis pantai. Mereka umumnya menyukai bagian muka teluk. Akarnya dilaporkan dapat membantu pengikatan sedimen dan mempercepat proses pembentukan daratan. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Genus ini kadang-kadang bersifat vivipar, dimana sebagian buah berbiak ketika masih menempel di pohon. Penyebaran : Ditemukan di seluruh Indonesia. Dari India sampai Indo Cina, melalui Malaysia dan Indonesia hingga ke Filipina, PNG dan Australia tropis. Kelimpahan : Melimpah.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Manfaat : Kayu bakar dan bahan bangunan bermutu rendah. Getah dapat digunakan untuk mencegah kehamilan. Buah dapat dimakan.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
4. Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lamk. Nama
setempat
:
RHIZOPHORACEAE
Pertut,
taheup, tenggel, putut, tumuk, tomo, kandeka, tanjang merah, tanjang, lindur, sala-sala, dau, tongke, totongkek, mutut besar, wako,
bako,
bangko,
mangimangi, sarau.
Deskripsi umum : Pohon yang selalu hijau dengan ketinggian kadang-kadang mencapai 30 m. Kulit kayu memiliki lentisel, permukaannya halus hingga kasar, berwarna abu-abu tua sampai coklat (warna berubah-ubah). Akarnya seperti papan melebar ke samping di bagian pangkal pohon, juga memiliki sejumlah akar lutut. Daun : Daun berkulit, berwarna hijau pada lapisan atas dan hijau kekuningan pada bagian bawahnya dengan bercak-bercak hitam (ada juga yang tidak). Unit & Letak : sederhana & berlawanan. Bentuk : elips sampai elips-lanset. Ujung : meruncing Ukuran : 4,5-7 x 8,5-22 cm. Bunga : Bunga bergelantungan dengan panjang tangkai bunga antara 9-25 mm. Letak : di ketiak daun, menggantung. Formasi : soliter. Daun Mahkota : 10-14; putih dan coklat jika tua, panjang 13-16 mm. Kelopak Bunga : 10-14; warna merah muda hingga merah; panjang 30-50.
Buah : Buah melingkar spiral, bundar melintang, panjang 2-2,5 cm. Hipokotil lurus, tumpul dan berwarna hijau tua keunguan. Ukuran : Hipokotil: panjang 12-30 cm dan diameter 1,5-2 cm. Ekologi : Merupakan jenis yang dominan pada hutan mangrove yang tinggi dan merupakan ciri dari perkembangan tahap akhir dari hutan pantai, serta tahap awal dalam transisi menjadi tipe vegetasi daratan. Tumbuh di areal dengan salinitas rendah dan kering, serta tanah yang memiliki aerasi yang baik. Jenis ini toleran terhadap daerah terlindung maupun yang mendapat sinar matahari langsung. Mereka juga tumbuh pada tepi daratan dari mangrove, sepanjang tambak serta sungai pasang surut dan payau. Ditemukan di tepi pantai hanya jika terjadi erosi pada lahan di hadapannya. Substratnya terdiri dari lumpur, pasir dan kadang-kadang Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
tanah gambut hitam. Kadang-kadang juga ditemukan di pinggir sungai yang kurang terpengaruh air laut, hal tersebut dimungkinkan karena buahnya terbawa arus air atau gelombang pasang. Regenerasinya seringkali hanya dalam jumlah terbatas. Bunga dan buah terdapat sepanjang tahun. Bunga relatif besar, memiliki kelopak bunga berwarna kemerahan, tergantung, dan mengundang burung untuk melakukan penyerbukan. Penyebaran : Dari Afrika Timur dan Madagaskar hingga Sri Lanka, Malaysia dan Indonesia menuju wilayah Pasifik Barat dan Australia Tropis. Kelimpahan : Umum dan tersebar luas. Manfaat : Bagian dalam hipokotil dimakan (manisan kandeka), dicampur dengan gula. Kayunya yang berwarna merah digunakan sebagai kayu bakar dan untuk membuat arang.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
5. Ceriops cf decandra
HIZOPHORACEAE
Nama setempat : Tengal, tengar, tangar, tingi, tinci, palun, parun, bido-bido, kenyonyong, luru. Deskripsi umum : Pohon atau semak kecil dengan ketinggian hingga 15 m. Kulit kayu berwarna coklat, jarang berwarna abu-abu atau
putih
halus,
kotor,
permukaan
rapuh
menggelembung
dan di
bagian
pangkal.
Daun : Daun hijau mengkilap. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elipsbulat memanjang. Ujung: membundar. Ukuran: 3-10 x 1-4,5 cm. Bunga : Bunga mengelompok, menempel dengan gagang yang pendek, tebal dan bertakik. Letak : di ketiak daun. Formasi : kelompok (2-4 bunga per kelompok). Daun Mahkota : 5; putih dan kecoklatan jika tua, panjang 2,5-4mm. Kadang berambut halus pada tepinya. Kelopak bunga : 5; warna hijau, ada lentisel dan berbintil. Benang sari : tangkai benang sari pendek, sama atau lebih pendek dari kepala sari. Buah : Hipokotil berbentuk silinder, ujungnya menggelembung tajam dan berbintil, warna hijau hingga coklat. Leher kotilodon jadi merah tua jika sudah matang/ dewasa. Ukuran : Hipokotil: panjang 15 cm dan diameter 8-12 mm. Ekologi : Tumbuh tersebar di sepanjang hutan pasang surut, akan tetapi lebih umum pada bagian daratan dari perairan pasang surut dan berbatasan dengan tambak pantai. Menyukai substrat pasir atau lumpur. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Penyebaran : Dari India hingga Indocina, Malaysia, Bangka, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, Papua New Guinea, Filipina dan Australia. Kelimpahan : Relatif jarang. Manfaat : Jenis Ceriops memiliki kayu yang paling tahan/kuat diantara jenis-jenis mangrove lainnya dan digunakan sebagai bahan bangunan, bantalan rel kereta api, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
serta pegangan berbagai perkakas bangunan. Kulit kayu merupakan sumber yang bagus untuk tanin serta bahan pewarna. Catatan : Bentuk dan ukuran daun sangat beragam bergantung kepada kadar cahaya dan air dimana suatu individu tumbuh.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
6. Excoecaria agallocha L. Nama setempat : menengan,
EUPHORBIACEAE
Buta-buta,
madengan,
kayu
wuta, sambuta, kalapinrang, mata huli, makasuta, goro-goro raci, kalibuda, betuh, warejit, bebutah. Deskripsi
umum
merangas
kecil
:
Pohon dengan
ketinggian mencapai 15 m. Kulit kayu Berwarna abu-abu, halus, tetapi memiliki bintil. Akar menjalar di sepanjang permukaan tanah, seringkali berbentuk kusut dan ditutupi oleh lentisel. Batang, dahan dan daun memiliki getah (warna putih dan lengket) yang dapat mengganggu kulit dan mata.
Daun : Hijau tua dan akan
berubah menjadi merah bata sebelum rontok, pinggiran bergerigi halus, ada 2 kelenjar pada pangkal daun. Unit & Letak : sederhana, bersilangan. Bentuk : elips. Ujung : meruncing. Ukuran : 6,5-10,5 x 3,5-5 cm. Bunga : Memiliki bunga jantan atau betina saja, tidak pernah keduanya. Bunga jantan (tanpa gagang) lebih kecil dari betina, dan menyebar di sepanjang tandan. Tandan bunga jantan berbau, tersebar, berwarna hijau dan panjangnya mencapai 11 cm. Letak : di ketiak daun. Formasi : bulir. Daun mahkota : hijau & putih. Kelopak bunga : hijau kekuningan. Benang sari : 3; kuning. Buah : Bentuk seperti bola dengan 3 tonjolan, warna hijau, permukaan seperti kulit, berisi biji berwarna coklat tua. Ukuran : diameter 5-7mm. Ekologi : Tumbuhan ini sepanjang tahun memerlukan masukan air tawar dalam jumlah besar. Umumnya ditemukan pada bagian pinggir mangrove di bagian daratan, atau kadang-kadang di atas batas air pasang. Jenis ini juga ditemukan tumbuh di sepanjang pinggiran danau asin (90% air laut) di pulau vulkanis Satonda, sebelah utara Sumbawa. Mereka umum ditemukan sebagai jenis yang tumbuh kemudian pada beberapa hutan yang telah ditebang, misalnya di Suaka Margasatwa. Karang-Gading Langkat Timur Laut, dekat Medan, Sumatera Utara. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Penyerbukan dilakukan oleh serangga, khususnya lebah. Hal ini terutama diperkirakan terjadi karena adanya serbuk sari
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
yang tebal serta kehadiran nektar yang memproduksi kelenjar pada ujung pinak daun di bawah bunga. Penyebaran : Tumbuh di sebagian besar wilayah Asia Tropis, termasuk di Indonesia, dan di Australia. Kelimpahan : Melimpah setempat. Manfaat : Akar dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi dan pembengkakan. Kayu digunakan untuk bahan ukiran. Kayu tidak bisa digunakan sebagai kayu bakar karena bau wanginya tidak sedap bagi masakan. Kayu dapat digunakan sebagai bahan pembuat kertas yang bermutu baik. Getah digunakan untuk membunuh ikan. Kayunya kadang-kadang dijual karena wanginya, akan tetapi wanginya akan hilang beberapa tahun kemudian. Catatan : Getah putihnya beracun dan dapat menyebabkan kebutaan sementara, sesuai dengan namanya, yaitu buta-buta.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
7. Nypa fruticans
ARECACEAE
Nama setempat : Nipah, tangkal daon, buyuk, lipa. Deskripsi batang
di
umum
:
Palma
permukaan,
tanpa
membentuk
rumpun. Batang terdapat di bawah tanah, kuat dan menggarpu. Tinggi dapat mencapai 4-9 m. Daun : Seperti susunan daun kelapa. Panjang tandan/gagang daun 4 - 9 m. Terdapat 100 - 120 pinak daun pada setiap tandan daun, berwarna hijau mengkilat di permukaan atas dan berserbuk di bagian bawah. Bentuk : lanset. Ujung : meruncing. Ukuran : 60-130 x 5-8 cm. Bunga : Tandan bunga biseksual tumbuh dari dekat puncak batang pada gagang sepanjang 1-2 m. Bunga betina membentuk kepala melingkar berdiameter 25-30 cm. Bunga jantan kuning cerah, terletak di bawah kepala bunganya. Buah : Buah berbentuk bulat, warna coklat, kaku dan berserat. Pada setiap buah terdapat satu biji berbentuk telur. Ukuran : diameter kepala buah: sampai 45 cm. Diameter biji: 4-5 cm. Ekologi : Tumbuh pada substrat yang halus, pada bagian tepi atas dari jalan air. Memerlukan masukan air tawar tahunan yang tinggi. Jarang terdapat di luar zona pantai. Biasanya tumbuh pada tegakan yang berkelompok. Memiliki system perakaran yang rapat dan kuat yang tersesuaikan lebih baik terhadap perubahan masukan air, dibandingkan dengan sebagian besar jenis tumbuhan mangrove lainnya. Serbuk sari lengket dan penyerbukan nampaknya dibantu oleh lalat Drosophila. Buah yang berserat serta adanya rongga udara pada biji membantu penyebaran mereka melalui air. Kadang-kadang bersifat vivipar. Distribusi : Asia Tenggara, Malaysia, seluruh Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Australia dan Pasifik Barat. Kelimpahan : Umum, sangat umum setempat. Manfaat : Sirup manis dalam jumlah yang cukup banyak dapat dibuat dari batangnya, jika bunga diambil pada saat yang tepat. Digunakan untuk memproduksi Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
alkohol dan gula. Jika dikelola dengan baik, produksi gula yang dihasilkan lebih baik dibandingkan dengan gula tebu, serta memiliki kandungan sukrosa yang lebih tinggi. Daun digunakan untuk bahan pembuatan payung, topi, tikar, keranjang dan kertas rokok. Biji dapat dimakan. Setelah diolah, serat gagang daun juga dapat dibuat tali dan bulu sikat. Catatan : Serbuk sari dari jenis ini telah ditemukan sejak jaman Cretaceous atas, 6570 juta tahun yang lalu. Nypa telah dikenal di Australia sejak awal jaman Tertiary.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
8.
Rhizophora apiculata Bl.
RHIZOPHORACEAE
Nama setempat : Bakau minyak, bakau tandok, bakau akik, bakau puteh, bakau kacang, bakau leutik, akik, bangka minyak, donggo akit, jankar,
abat,
parai,
mangi-mangi,
slengkreng, tinjang, wako.
Deskripsi umum : Pohon dengan ketinggian mencapai 30 m dengan diameter batang mencapai 50 cm. Memiliki perakaran yang khas hingga mencapai ketinggian 5 meter, dan kadang-kadang memiliki akar udara yang keluar dari cabang. Kulit kayu berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah. Daun : Berkulit, warna hijau tua dengan hijau muda pada bagian tengah dan kemerahan di bagian bawah. Gagang daun panjangnya 17-35 mm dan warnanya kemerahan. Unit & Letak : sederhana & berlawanan. Bentuk : elips menyempit. Ujung : meruncing. Ukuran : 7-19 x 3,5-8 cm. Bunga : Biseksual, kepala bunga kekuningan yang terletak pada gagang berukuran <14 mm. Letak: Di ketiak daun. Formasi : kelompok (2 bunga per kelompok). Daun mahkota : 4; kuning-putih, tidak ada rambut, panjangnya 9-11 mm. Kelopak bunga : 4; kuning kecoklatan, melengkung. Benang sari : 11-12; tak bertangkai. Buah : Buah kasar berbentuk bulat memanjang hingga seperti buah pir, warna coklat, panjang 2-3,5 cm, berisi satu biji fertil. Hipokotil silindris, berbintil, berwarna hijau jingga. Leher kotilodon berwarna merah jika sudah matang. Ukuran : Hipokotil panjang 18-38 cm dan diameter 1-2 cm. Ekologi : Tumbuh pada tanah berlumpur, halus, dalam dan tergenang pada saat pasang normal. Tidak menyukai substrat yang lebih keras yang bercampur dengan pasir. Tingkat dominasi dapat mencapai 90% dari vegetasi yang tumbuh di suatu lokasi. Menyukai perairan pasang surut yang memiliki pengaruh masukan air tawar yang kuat secara permanen. Percabangan akarnya dapat tumbuh secara abnormal karena gangguan kumbang yang menyerang ujung akar. Kepiting dapat juga menghambat pertumbuhan mereka karena mengganggu kulit akar anakan. Tumbuh lambat, tetapi perbungaan terdapat sepanjang tahun.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Penyebaran : Sri Lanka, seluruh Malaysia dan Indonesia hingga Australia Tropis dan Kepulauan Pasifik. Kelimpahan : Melimpah di Indonesia, tersebar jarang di Australia. Manfaat : Kayu dimanfaatkan untuk bahan bangunan, kayu bakar dan arang. Kulit kayu berisi hingga 30% tanin (per sen berat kering). Cabang akar dapat digunakan sebagai jangkar dengan diberati batu. Di Jawa acapkali ditanam di pinggiran tambak untuk melindungi pematang. Sering digunakan sebagai tanaman penghijauan.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
9.
Xylocarpus granatum Koen
MELIACEAE
Nama setempat : Niri, nilih, nyireh, nyiri, nyuru, jombok gading, buli, bulu putih, buli hitam, inggili, siri, nyireh bunga, nyiri udang, nyiri hutan, pohon kira-kira, jomba, banang-banang, nipa, niumiri-kara, kabau, mokmof. Deskripsi
umum
:
Pohon
dapat
mencapai ketinggian 10-20 m. Memiliki akar papan yang melebar ke samping, meliuk-liuk dan membentuk celahan-celahan. Batang seringkali berlubang, khususnya pada pohon yang lebih tua. Kulit kayu berwarna coklat muda-kekuningan, tipis dan mengelupas, sementara pada cabang yang muda, kulit kayu berkeriput. Daun : Agak tebal, susunan daun berpasangan (umumnya 2 pasang pertangkai) dan ada pula yang menyendiri. Unit & Letak : majemuk & berlawanan. Bentuk : elips bulat telur terbalik. Ujung : membundar. Ukuran : 4,5 - 17 cm x 2,5 - 9 cm. Bunga : Bunga terdiri dari dua jenis kelamin atau betina saja. Tandan bunga (panjang 2-7 cm) muncul dari dasar (ketiak) tangkai daun dan tangkai bunga panjangnya 4-8 mm. Letak : di ketiak. Formasi : gerombol acak (8-20 bunga per gerombol). Daun mahkota : 4; lonjong, tepinya bundar, putih kehijauan, panjang 5-7 mm. Kelopak bunga : 4 cuping; kuning muda, panjang 3 mm. Benang sari : berwarna putih krem dan menyatu di dalam tabung. Buah : Seperti bola (kelapa), berat bisa 1-2 kg, berkulit, warna hijau kecoklatan. Buahnya bergelantungan pada dahan yang dekat permukaan tanah dan agak tersembunyi. Di dalam buah terdapat 6-16 biji besar-besar, berkayu dan berbentuk tetrahedral. Susunan biji di dalam buah membingungkan seperti teka-teki (dalam bahasa Inggris disebut sebagai ‘puzzle fruit’). Buah akan pecah pada saat kering. Ukuran : buah: diameter 10-20 cm. Ekologi : Tumbuh di sepanjang pinggiran sungai pasang surut, pinggir daratan dari mangrove, dan lingkungan payau lainnya yang tidak terlalu asin. Seringkali tumbuh mengelompok dalam jumlah besar. Individu yang telah tua seringkali ditumbuhi oleh epifit.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Penyebaran : Di Indonesia tumbuh di Jawa, Madura, Bali, Kepulauan Karimun Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Maluku dan Sumba, Irian Jaya. Kelimpahan : Melimpah setempat, khususnya pada area bekas tebangan hutan dan gangguan lainnya. Manfaat : Kayunya hanya tersedia dalam ukuran kecil, kadang-kadang digunakan sebagai bahan pembuatan perahu. Kulit kayu dikumpulkan karena kandungan taninnya yang tinggi (>24% berat kering).
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
10. Ficus sp.
MORACEAE
Nama setempat : Buah akar, Kayu Ara
Deskripsi umum : Pohon, Perdu, tumbuhan pemanjat dan pencekik, efifit berkayu atau tumbuhan menjalar berkayu. Pepagan biasanya abu-abu pucat halus.
Daun : Ranting berlampang penumpu mirip cincin, daun tunggal
beseling atau
berhadapan, tepi daun rata bergigi atau bercuping, bertulang 3 di pangkal. Bunga : Bunga kecil di dalam buah (ara) berdaging biasanya 3 macam, daun kelopak kecil 3-5, sering berwarna merah anggur atau kelopak memangkup.
Buah : Buah ara mula-mula berwarna hijau, jika masak berubah beraneka warna dari ketiak daun cabang, batang atau pangkal batang.
Distribusi : Sekitar 200 jenis dari marga picus di laporkan dijumpai di Kalimantan. Kelimpahan : Umum, sangat umum setempat. Manfaat : Kayu tidak bernilai niaga, Picus elastica (pohon karet india) sejak dulu di ambil getahnya beberapa jenis menghasilkan buah yang dapat dimakan.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
11. Sonneratia alba
SONNERATIACEAE
Nama setempat : Pedada, perepat, pidada, bogem, bidada, posi-posi, wahat, susup,
putih,
beropak,
kedada,
muntu,
bangka, sopo,
barapak, pupat, mange-mange.
Deskripsi umum : Pohon selalu hijau, tumbuh tersebar, ketinggian kadang-kadang hingga 15 m. Kulit kayu berwarna putih tua hingga coklat, dengan celah longitudinal yang halus. Akar berbentuk kabel di bawah tanah dan muncul kepermukaan sebagai akar nafas yang berbentuk kerucut tumpul dan tingginya mencapai 25 cm. Daun : Daun berkulit, memiliki kelenjar yang tidak berkembang pada bagian pangkal gagang daun. Gagang daun panjangnya 6-15 mm. Unit & Letak : sederhana & berlawanan. Bentuk : bulat telur terbalik. Ujung : membundar. Ukuran : 5-12,5 x 3-9 cm. Bunga : Biseksual; gagang bunga tumpul panjangnya 1 cm. Letak : di ujung atau pada cabang kecil. Formasi : soliter-kelompok (1-3 bunga per kelompok). Daun mahkota : putih, mudah rontok. Kelopak bunga : 6-8; berkulit, bagian luar hijau, di dalam kemerahan. Seperti lonceng, panjangnya 2-2,5 cm. Benang sari : banyak, ujungnya putih dan pangkalnya kuning, mudah rontok. Buah : Seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga. Buah mengandung banyak biji (150-200 biji) dan tidak akan membuka pada saat telah matang. Ukuran : buah: diameter 3,5-4,5 cm.
Ekologi : Jenis pionir, tidak toleran terhadap air tawar dalam periode yang lama. Menyukai tanah yang bercampur lumpur dan pasir, kadang-kadang pada batuan dan karang. Sering ditemukan di lokasi pesisir yang terlindung dari hempasan gelombang, juga di muara dan sekitar pulau-pulau lepas pantai. Di lokasi dimana jenis tumbuhan lain telah ditebang, maka jenis ini dapat membentuk tegakan yang padat. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Bunga hidup tidak terlalu lama dan mengembang penuh di malam hari, mungkin diserbuki oleh ngengat, burung dan kelelawar pemakan buah. Di jalur pesisir yang berkarang mereka tersebar secara Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
vegetatif. Kunang-kunang sering menempel pada pohon ini dikala malam. Buah mengapung karena adanya jaringan yang mengandung air pada bijinya. Akar nafas tidak terdapat pada pohon yang tumbuh pada substrat yang keras. Penyebaran : Dari Afrika Utara dan Madagaskar hingga Asia Tenggara, seluruh Indonesia, Malaysia, Filipina, Australia Tropis, Kepulauan Pasifik barat dan Oceania Barat Daya. Kelimpahan : Umum. Melimpah setempat. Manfaat : Buahnya asam dapat dimakan. Di Sulawesi, kayu dibuat untuk perahu dan bahan bangunan, atau sebagai bahan bakar ketika tidak ada bahan bakar lain. Akar nafas digunakan oleh orang Irian untuk gabus dan pelampung.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
LAMPIRAN 9. HASIL IDENTIFIKASI FAUNA REPTIL DAN MAMALIA
Acrochordus granulatus - Ular Kadut
Ordo
: Squamata
Famili
: Acrochordidae
Nama Inggris
: Acrochordus granulatus
Nama Lokal
: Ular Kadut
Ekologi dan Habitat
: Hidup di air tawar atau air payau (daerah pertambakan) juga persawahan. Memangsa Katak, ikan kecil. Nocturnal (aktif di malam hari)
Distribusi/ sebaran
: India, Asia Tenggara, Kep. Solomon
Naja tripudians - Ular Tedung Beras
Ordo
: Squamata
Famili
: Elapidae
Nama Inggris
: The Monocled cobra
Nama Lokal
: Tedung Beras
Ekologi dan Habitat
: Dapat beradaptasi dengan berbagai habitat, dari alam untuk lingkungan anthropogenic dampak. Mereka lebih memilih habitat yang berhubungan dengan air, seperti sawah, rawa, dan mangrove, tetapi juga dapat ditemukan di padang rumput, shrublands, dan hutan. Hal ini juga terjadi pada lahan pertanian dan pemukiman manusia, termasuk kota-kota. Mereka dapat ditemukan sampai ketinggian 1.000 m (3.300 kaki) di atas permukaan laut. Paling aktif pada senja dan malam hari.
Distribusi/ sebaran
: India bagian barat sampai ke Cina, Vietnam dan Kamboja, juga terdapat di Semenanjung Melayu dan asli ke Bangladesh, Bhutan, Myanmar, Laos, Nepal, Thailand, dan Indonesia.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Takydromus sexlineatus - Ular Lidi
Ordo
: Squamata
Famili
: Lacertidae
Nama Inggris
: The Asian grass lizard, six-striped long-tailed lizard, or long-tailed grass lizard
Nama Lokal
: Ular Lidi
Ekologi dan Habitat
: Arboreal (hidup di pohon), spesies kadal, diurnal (aktif siang hari). Panjang ekor biasanya lebih dari tiga kali tubuh (moncong untuk melampiaskan) panjang dalam spesies ini. memakan serangga kecil seperti lalat
Distribusi/ sebaran
: Sejumlah negara termasuk India, Cina, Thailand, dan Indonesia.
Ahaetulla prasina - Ular Hijau
Ordo
: Squamata
Famili
: Colubridae
Nama Inggris
: The Asian vine snake or the oriental whipsnake
Nama Lokal
: Ular hijau
Ekologi dan Habitat
: Habitatnya di tepi hutan termasuk taman, daerah pemukiman berhutan dan daerah pertanian pedesaan. Hal ini paling sering ditemui ketika berjemur pada pertumbuhan sekunder sepanjang tepi hutan. Bentuk Tubuhnya sangat ramping, meskipun dewasa sepenuhnya dewasa tampil lebih kuat. Memakan vertebrata, termasuk burung bersarang kecil, kadal dan katak.
Distribusi/ sebaran
: Berkisar dari India ke Cina dan seluruh Asia Tenggara
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Elaphe flavolineata - Ular Kopi
Ordo
: Squamata
Famili
: Colubridae
Nama Inggris
: Black Copper Rat Snake or Yellow striped Snake
Nama Lokal
: Ular Kopi, Ular Sapi Hitam
Ekologi dan Habitat : Ular ini ditemukan pada habitat dataran rendah, terutama daerah yang habitatnya terganggu. Aktifitas di pagi dan siang hari, kadang di atas pohon. Makanannya mamalia kecil seperti tikus. Distribusi/ sebaran
: Sumatra, Kalimantan, Jawa
Naja bungarus - King Cobra
Ordo
: Squamata
Famili
: Elapidae
Nama Inggris
: King Cobra
Nama Lokal
: Ular Anang
Ekologi dan Habitat
: Ular anang didapati mulai dari dekat pantai hingga ketinggian sekurang-kurangnya 1.800 m dpl. Ular ini menghuni aneka habitat, mulai dari hutan dataran rendah, rawa-rawa, wilayah semak belukar, hutan pegunungan, lahan pertanian, ladang tua, perkebunan, persawahan, dan lingkungan pemukiman. Ular yang lincah dan gesit ini biasa bersembunyi di bawah lindungan semak yang padat, lubang-lubang di akar atau batang pohon, lubang tanah, di bawah tumpukan batu, atau di rekahan karang. Ular anang berburu baik pada siang maupun malam, akan tetapi jarang terlihat aktif di malam hari.
Distribusi/ sebaran
: Di Indonesia ular ini ditemukan di Sumatra, Kep. Mentawai, Kep. Riau, Bangka, Kalimantan, Jawa,, Bali, dan Sulawesi,
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Boiga dendrophila - Ular Bakau
Ordo
: Squamata
Famili
: Colubridae
Nama Inggris
: Mangrove snake
Nama Lokal
: Ular bakau, Tetak Tebu
Ekologi dan Habitat
: Memakan mamalia kecil, kadal, katak, ular, ikan. Sebagian nokturnal. Ini adalah ular berpotensi agresif. Bahkan tawanan spesimen dibesarkan bisa gugup dan bisa menyerang berulang kali. Meskipun banyak spesimen akan tenang dan memungkinkan penanganan dengan peralatan keselamatan yang tepat, mereka biasanya mudah stres dan mungkin menolak makanan untuk waktu yang lama jika terganggu. Ironisnya, ular bakau ditemukan lebih sering pada hutan hujan dataran rendah daripada hutan bakau.
Distribusi/ sebaran
: Pulau Bangka, Belitung, Kalimantan, Java, Sulawesi, Sumatra.
Python reticulatus - Ular Sanca
Ordo
: Squamata
Famili
: Pythonidae
Nama Inggris
: Reticulated python atau kerap disingkat retics.
Nama Lokal
: Ular Sanca, Ular Sawa
Ekologi dan Habitat
: Ular sanca termasuk berumur panjang, hingga lebih dari 25 tahun. Bertelur antara 10 hingga sekitar 100 butir. Hidup di hutan-hutan tropis yang lembap (Mattison, 1999). Ular ini bergantung pada ketersediaan air, sehingga kerap ditemui tidak jauh dari badan air seperti sungai, kolam dan rawa. Makanan utamanya adalah mamalia kecil, burung dan reptilia lain seperti biawak. Ular yang kecil memangsa kodok, kadal dan ikan. Ular-ular berukuran besar dilaporkan memangsa anjing, monyet, babi hutan, rusa, bahkan manusia yang ‘tersesat’ ke tempatnya menunggu mangsa. Setelah makan, terutama setelah menelan mangsa yang
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
besar, ular ini akan berpuasa beberapa hari hingga beberapa bulan hingga ia lapar kembali. Distribusi/ sebaran
: Sanca menyebar di hutan-hutan Asia Tenggara. Mulai dari Kep. Nikobar, Burma hingga ke Indochina; ke selatan melewati Semenanjung Malaya hingga ke Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi; dan ke utara hingga Filipina.
Bronchocela jubata - Bunglon
Ordo
: Sauria
Famili
: Agamidae
Nama Inggris
: Green crested lizards, Chameleons
Nama Lokal
: Bunglon, Londok
Ekologi dan Habitat
: Bunglon yang kerap ditemukan di semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun dan pekarangan. Reptil ini memangsa berbagai macam serangga yang dijumpainya: kupukupu, ngengat, capung, lalat dan lain-lain. Untuk menipu mangsanya, bunglon ini kerap berdiam diri di pucuk pepohonan atau bergoyang-goyang pelan seolah tertiup angin. Sering juga bunglon surai terlihat meniti kabel listrik dekat rumah, untuk menyeberang dari satu tempat ke tempat lain. Di saat Bunglon merasa terancam , Ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan.
Distribusi/sebaran
: Jawa, Kalimantan, Bali, Singkep, Kepulauan Salibabu, dan Filipina.
Sulawesi,
Karakelang,
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Takydromus sexlineatus - Kadal Rumput
Ordo
: Squamata
Famili
: Lacertidae
Nama Inggris
: The Asian grass lizard, six-striped long-tailed lizard, or long-tailed grass lizard
Nama Lokal
: Kadal daun
Ekologi dan Habitat
: Arboreal (hidup di pohon), spesies kadal, diurnal (aktif siang hari). Panjang ekor biasanya lebih dari tiga kali tubuh (moncong untuk melampiaskan) panjang dalam spesies ini. memakan serangga kecil seperti lalat
Distribusi/ sebaran
: Sejumlah negara termasuk India, Cina, Thailand, dan Indonesia
Mabuya multifasciata – Bengkarung
Ordo
: Squamata
Famili
: Scincidae
Nama Inggris
: East Indian Brown Mabuya, Many-lined Sun Skink atau Common Sun Skink
Nama Lokal
: Bengkarung, Kadal Kebun
Ekologi dan Habitat
: Kadal yang menyukai tempat bersemak dan berumput, baik di tempat terbuka maupun yang terlindung oleh pepohonan. Sering terlihat berjemur di pagi hari di jalan setapak yang terbuka, tepi parit, atau di pematang sawah. Di malam hari, kadal ini tidur di bawah lapisan serasah, timbunan kayu atau tumpukan batu. Bengkarung pandai memanjat pepohonan, tebing batu atau bahkan dinding tembok yang tegak namun kasar, sampai ketinggian sekitar 8-10 meter. Makanannya terdiri dari aneka serangga, cacing, kodok kecil, dan juga reptil yang lain seperti cecak dan jenis kadal lain yang bertubuh lebih kecil.
Distribusi/ sebaran
: Kadal kebun diketahui menyebar luas di Asia bagian tenggara, mulai dari India (Assam) hingga Cina selatan (Hainan, Yunnan) hingga Taiwan, Burma, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Singapura, Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Filipina, dan Papua.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Draco spp - Cecak Terbang
Ordo
: Squamata
Famili
: Agamidae
Nama Inggris
: Draco volans, or the Flying Dragon
Nama Lokal
: Cekibar, Cicak Terbang
Ekologi dan Habitat
: Cekibar kampung biasa didapati pekarangan, kebun, hutan sekunder. Kerap kali hewan ini teramati sedang berburu serangga di pepagan hingga ke cabangcabang pohon. Terkadang cekibar berpindah tempat dengan cara ‘terbang’, yakni meloncat dan melayang dari satu pohon ke lain pohon.Pada musim kawin, kerap dijumpai beberapa ekor jantan berkejaran dengan betinanya di satu pohon yang sama. Menyimpan telur di dalam tanah gembur atau humus di dekat pangkal pohon; betinanya menggali tanah dengan menggunakan moncong.
Distribusi/ sebaran
: Hewan ini menyebar mulai dari Thailand dan Semenanjung Malaya dibagian barat; Kepulauan Filipina di Utara Sumatra, Mentawai, Riau, Natuna, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga Maluku di timur.
Gekko gecko - Tokek
Ordo
: Squamata
Famili
: Gekkonidae
Nama Inggris
: Tokay gecko
Nama Lokal
: Tokek
Ekologi dan Habitat
: Hewan ini kebanyakan aktif di saat senja dan malam hari, meski suara panggilannya kadang-kadang terdengar di siang hari. Tokek tinggal di lubang pepohonan di hutan atau di rekahan batuan atau gua; namun sebagian jenisnya juga beradaptasi dengan lingkungan manusia dan bersifat komensal. Tokek memburu aneka serangga dan invertebrata lain sebagai makanannya, walaupun juga tidak segan memangsa vertebrata lain yang lebih kecil ukurannya.
Distribusi/ sebaran
: India, Nepal, Bangladesh, Asia, Philippines, Indonesia.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Durio testudinarium - Kura-kura
Ordo
: Testudinata
Famili
: -
Nama Inggris
: turtles
Ekologi dan Habitat
: Kura-kura hidup di berbagai tempat, mulai daerah gurun, padang rumput, hutan, rawa, sungai dan laut. Sebagian jenisnya hidup sepenuhnya akuatik, baik di air tawar maupun di lautan. Kura-kura ada yang bersifat pemakan tumbuhan (herbivora), pemakan daging (karnivora) atau campuran (omnivora). Kura-kura tidak memiliki gigi. Akan tetapi perkerasan tulang di moncong kura-kura sanggup memotong apa saja yang menjadi makanannya.
Distribusi/ sebaran
: Menyebar Indonesia dan dunia
Dogania subplana - Labi-Labi
Ordo
: Testudinata
Famili
: Trionychidae
Nama Inggris
: Malayan softshell turtle
Ekologi dan Habitat
: Labi labi merupakan sebangsa kura-kura (ordo: Testudinata) yang terdapat perisai di punggungnya (batok), pada umumnya perisai kura-kura sangat keras, akan tetapi berbeda dengan labi labi yang memiliki perisai/cangkang yang lunak sehingga termasuk dalam keluarga Trionychidae.
Distribusi/ sebaran
: Habitat labi labi tersebar luas di kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia, jenis ini dijumpai di Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok).
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Macaca nemestrina – Beruk
Ordo
: Primata
Famili
: Cercopithecidae
Nama Inggris
: Pig-tailed Macaque
Ekologi dan Habitat
: Hidup di hutan primer. Menyukai hutan lebat dan habitat yang tidak terganggu. Memakan buah-buahan, pucuk daun dan serangga. Berkelompok antara 15-40 ekor. Rentang hidup mencapai 26 tahun.
Distribusi/ sebaran
: Sumatera dan Kalimantan
Macaca fascicularis - Monyet Ekor Panjang
Ordo
: Primata
Famili
: Cercopithecidae
Nama Inggris
: Long-tailed Macaque, Crab-eating Macaque
Ekologi dan Habitat
: Monyet ekor panjang hidup di hutan-hutan daerah pesisir (mangrove dan pantai), sepanjang sungai, sekitar kebun, pemukiman dan perkebunan. Hidup di hutan primer, sekunder dan habitat yang terganggu. Diurnal (aktifitas di siang hari). Jantan hidup berkelompok terdiri atas 20-30 ekor dan terdaat hierarki yang ditentukan berdasarkan faktor umur, ukuran tubuh dan kemampuan bersaing. Mempunyai kemampuan belajar atau menunjukkan perilaku budaya. Makanan terdiri atas buah-buahan, serangga, katak, kepiting dan invertebrata lain dipesisir.
Distribusi/ sebaran
: Sumatera, Jawa, Kalimantan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Crocodylus porosus - Buaya Muara
Ordo
: Crocodilidea
Famili
: Crocodilidae
Nama Inggris
: saltwater crocodile
Ekologi dan Habitat : Adalah sejenis buaya yang terutama hidup di sungai-sungai dan di laut dekat muara. Moncong spesies ini cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya. Buaya muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia, jauh lebih besar dari Buaya Nil (Crocodylus niloticus) dan Alligator Amerika (Alligator mississipiensis). Panjang tubuh termasuk ekor bisa mencapai 12 meter seperti yang pernah ditemukan di Sangatta, Kalimantan Timur. Buaya Muara terkenal juga sebagai jenis buaya terganas di dunia. Distribusi/ sebaran
: Daerah penyebarannya perairan Indonesia.
dapat
ditemukan
di
seluruh
Tomistoma schlegelii-Buaya Senyulong
Ordo
: Crocodilidea
Famili
: Crocodilidae
Nama Inggris
: The false gharial, the Malayan gharial
Ekologi dan Habitat
: Habitat yang menjadi favorit buaya ini adalah lubuk-lubuk yang relatif dalam, rawa-rawa, hingga ke pedalaman. Makanan utamanya meliputi ikan, udang dan juga monyet. Perbedaan buaya ini dengan buaya lainnya adalah moncongnya yang sangat sempit dengan ukuran tubuh yang mencapai 5,6 m.
Distribusi/ sebaran
: Persebaran buaya ini meliputi Sumatera, Kalimantan, dan jawa.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Varanus borneensis - Biawak Kalimantan
Ordo
: Squamata
Famili
: Varanidae
Nama Inggris
: Monitor lizard
Ekologi dan Habitat
: Biawak umumnya menghuni tepi-tepi sungai atau saluran air, tepian danau, pantai, dan rawa-rawa termasuk rawa bakau. Di perkotaan, biawak kerap pula ditemukan hidup di gorong-gorong saluran air yang bermuara ke sungai. Biawak memangsa aneka serangga, ketam atau yuyu, berbagai jenis kodok, ikan kadal, burung, serta mamalia kecil seperti tikus dancerurut. Biawak pandai memanjat pohon. Di hutan bakau, biawak kerap mencuri telur atau memangsa anak burung. Biawak juga memakan bangkai, telur kura-kura, penyu atau buaya.
Distribusi/ sebaran
: Daerah penyebarannya jawa, madura, kalimantan dan beberapa pulau di Indonesia Timur.
Hystrix brachyura - Landak
Ordo
: Rodentia
Famili
: Hystricidae
Nama Inggris
: Common Porcupine, Malayan Porcupine
Nama Lokal
: Landak
Ekologi dan Habitat
: Aktif di malam hari. Tinggal di dalam lubang tanah sepanjang hari. Landak memakan buha-buahan yang jatuh ke atas, tuna muda dan akar. Hidup di hutan primer dan perkebunan.
Distribusi/ Sebaran
: Kamboja, China, India, Vietnam, Laos, Malaysia, Myanmar,Nepal, Singapura dan Thailand. Di Indonesia terdapat di Sumatera, dan Kalimantan.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Lutra lutra - Berang-Berang
Ordo
: Carnivora
Famili
: Mustelidae
Nama Inggris
: Eurasian Otter, Smooth Coated Otter
Nama Lokal
: Marang/ bamuruk (Kanaytn / Bekatik) Pusuh (Kuhoi/ Katingan)
Ekologi dan Habitat
: Lutra hidup di kolam dan danau, riam dan sungai. Beraktivitas di air dan tidur di darat. Berkopulasi dari Februari, Maret dan bulan Juli. Nocturnal (aktif di malam hari). Soliter (menyendiri/ tidak berkelompok). Memakan ikan, vertebrata kecil dan crustacea. Mengkonsumsi makanan 1 kg/ hari.
Distribusi/ Sebaran
: Eropa, Asia, Sumatera, Jawa dan Kalimantan
Neofelis nebulosa - Kucing Dahan
Ordo
: Carnivora
Famili
: Felidae
Nama Inggris
: Clouded Leopard
Nama Lokal
: Kucing Dahan (Kuhoi/ Katingan)
Ekologi dan Habitat
: Hidup di hutan tropis dan sub tropis dengan ketinggian hingga 2000 m dpl. Prilakunya kurang diketahui. Soliter. Nocturnal (aktif di malam hari), namun kadang aktif di siang hari. Memangsa rusa, babi, monyet dan mamalia kecil lainnya.
Distribusi/ Sebaran
: Sumatera dan Kalimantan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Lariscus insignis - Tupai
Ordo
: Rodentia
Famili
: Sciuridae
Nama Inggris
: Three-Striped Ground Squirrel
Nama Lokal
: Tupai
Ekologi dan Habitat
: Hidup di hutan primer dan sekunder. Diurnal (aktif di siang hari). Memakan buah dan serangga.
Distribusi/ Sebaran
: Sumatera, Jawa dan Kalimantan
Pteropus sp – Kalong
Ordo
: Chiroptera
Famili
: Pteropodidae
Nama Inggris
: Giant Fruit Bats atau Flying Foxes
Ekologi dan Habitat
: Kalong hanya memakan buah-buahan, bunga, nektar, dan serbuk sari; ini menjelaskan mengapa kalong terbatas penyebarannya di wilayah tropis. Kalong memiliki mata yang besar sehingga mereka dapat melihat dengan baik dalam keadaan kurang cahaya. Indra yang secara utama digunakan untuk navigasi adalah daya penciumannya yang tajam. Kalong tidak mengandalkan diri pada daya pendengaran seperti halnya kelelawar pemakan serangga yang menggunakan ekholokasi. Kalong sering mencari makanannya sampai jauh, hingga sejauh 40 mil dari tempatnya tidur.
Distribusi/ sebaran
: Kalong menyebar di Asia tropis dan subtropis (termasuk di anak benua India), Australia, Indonesia, pulau-pulau di lepas pantai timur Afrika (tetapi tidak di daratan benuanya), serta di sejumlah kepulauan di Samudra Hindia dan Pasifik.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Manis javanica -Trenggiling
Ordo
: Pholidota
Famili
: Manidae
Nama Inggris
: Sunda pangolin, Malayan pangolin
Nama Lokal
: Trenggiling
Ekologi dan Habitat
: Hewan ini memakan serangga dan terutama semut dan rayap. Trenggiling hidup di hutan hujan tropis dataran rendah. Trenggiling kadang juga dikenal sebagai anteater. Bentuk tubuhnya memanjang, dengan lidah yang dapat dijulurkan hingga sepertiga panjang tubuhnya untuk mencari semut di sarangnya. Rambutnya termodifikasi menjadi semacam sisik besar yang tersusun membentuk perisai berlapis sebagai alat perlindungan diri. Jika diganggu, trenggiling akan menggulungkan badannya seperti bola. Ia dapat pula mengebatkan ekornya, sehingga "sisik"nya dapat melukai kulit pengganggunya.
Distribusi/ Sebaran
: Asia Tenggara
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
LAMPIRAN 10. HASIL IDENTIFIKASI JENIS - JENIS AVES Ixobrychus cinnamomeus - Bambangan Merah
Ordo
: Ciconiiformes
Famili
: Ardeidae
Nama Inggris
: The Cinnamon Bittern or Chestnut Bittern
Nama Lokal
: Kuntul Kerbau
Ekologi dan Habitat
: Bersifat pemalu, hidup menyendiri. Pada siang hari, memburu mangsa pada rumpun padi atau rumput. Lebih aktif pada malam hari. Bila terganggu, melompat ke atas dan terbang rendah dengan kepakan perlahan, tetapi kuat. Bersarang pada rumpun gelagah atau rumput yang tinggi.
Distribusi/ sebaran
: Sub-benua India melalui Asia tenggara ke China timur-laut; juga di Maldiva, Sri Lanka, Kep. Andaman dan Nikobar; tersebar luas di Sunda Besar, Sulawesi, Kalimantan dan Filipina.
Centropus sinensis - Bubut Besar
Ordo
:
Cuculiformes
Famili
:
Cuculidae
Nama Inggris
: The Greater Coucal or Crow Pheasant
Nama Lokal
: Bubut Besar
Ekologi dan Habitat
: Burung ini merupakan jenis burung pemakan ulat, belalang, kumbang, hemiptera, katak, kadal yang memiliki habitat di tepi hutan, belukar sekunder, semak tepi sungai, hutan mangrove. tersebar sampai ketinggian 1.200 m dpl.
Distribusi/ sebaran
: Sumatera, Kalimantan, Nias, Mentawai, Jawa, Bali.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Tringa hypoleucos - Burung Trinil Pantai
Ordo
: Charadriiformes
Famili
: Scolopacidae
Nama Inggris
: The Common Sandpiper
Nama Lokal
: Kuntul Kerbau
Ekologi dan Habitat
: Burung ini merupakan jenis burung pemakan krustasea, serangga, invertebrata lain yang memiliki habitat di habitat luas. gosong lumpur, beting pasir, pantai, sungai, sawah, tersebar sampai ketinggian 1.500 m dpl..
Distribusi/ sebaran
: Afrika, Erasia. Asia, Asia Tenggara, Australia.
Haliastur Indus - Elang Bondol
Ordo
: Falconiformes
Famili
: Accipitridae
Nama Inggris
: The Red-backed Sea-eagle, Brahminy Kite
Nama Lokal
: Elang Bondol
Ekologi dan Habitat
: Biasanya sendirian, tetapi di daerah yang makanannya melimpah dapat membentuk kelompok sampai 35 individu. Ketika berada di sekitar sarang, sesekali memperlihatkan perilaku terbang naik dengan cepat diselingi gerakan menggantung di udara, kemudian menukik tajam dengan sayap terlipat dan dilakukan secara berulang-ulang. Terbang rendah di atas permukaan air untuk berburu makanan, tetapi terkadang juga menunggu mangsa sambil bertengger di pohon dekat perairan, dan sesekali terlihat berjalan di permukaan tanah mencari semut dan rayap. Menyerang burung camar, dara laut, burung air besar, dan burung pemangsa lain yang lebih kecil untuk mencuri makanan
Distribusi/ sebaran
: Daerah sekitar pantai di Asia Tenggara, Cina, dan Australia. Sedangkan di Indonesia dan India, masih dapat ditemukan di daerah pedalaman.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Amaurornis phoenicurus - Kareo Padi
Ordo
: Gruiformes
Famili
: Rallidae
Nama Inggris
: The White-breasted Waterhen
Nama Lokal
: Kareo Padi
Ekologi dan Habitat
: Penetap yang umum setempat dan pengunjung musim dingin pada habitat yang sesuai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.600 m di seluruh Sunda Besar. Umumnya hidup sendirian, kadang-kadang berdua atau bertiga. Mengendap-endap dalam semak yang lembab. Tinggal di pinggir danau, tepi sungai, hutan mengrove, dan sawah bila tempat itu cukup rapat untuk bersembunyi. Keluar ke tempat terbuka untuk makan, sehingga lebih terlihat daripada ayam-ayaman lainnya. Juga suka memanjat-manjat semak dan pohon kecil.
Distribusi/ sebaran
: India, Cina selatan, Asia tenggara, Filipina, Sulawesi, dan Sunda Besar dan Nusa tenggara.
Copshycus saularis - Kucica Kampung
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Muscicapidae
Nama Inggris
: Oriental Magpie-robin
Nama Lokal
: Kacer, Koci / poci /sekoci
Ekologi dan Habitat
: Dapat hidup sampai ketinggian 1500 mdpl. Dulu sangat mudah ditemukan di pekarangan, desa, hutan sekunder, hutan terbuka, dan hutan magrove. Saat terbang sangat menarik perhatian. Bertengger dengan mencolok saat berkicau dan bergaya. Sering mencari makan di atas permukaan tanah dengan terus-menerus menurunkan dan membuak ekornya sebelum menetup dan menegakkannya secara menyentak.
Distribusi/ sebaran
: Sumatera (termasuk Pulau Simeulue, Nias, Batu, Belitung, Bangka), Jawa Bagian Barat dan Kalimantan Barat.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Meiglyptes tristis - Pelatuk
Ordo
: Piciformes
Famili
: Picidae
Nama Inggris
: The Buff-rumped Woodpecker
Nama Lokal
: Caladi Batu
Ekologi dan Habitat
: Umum di Kalimantan dan Sumatera, tetapi jarang terlihat di Jawa bagian barat. Lebih menyukai habitat terbuka di pesisir. Secara diam-diam mencari makan pada tajuk pohon dan cabang kecil, di hutan primer, hutan sekunder, serta pinggir hutan. Bergabung dalam kelompok campuran dengan jenis burung lain. Telur dua butir berwarna putih yang diletakkan pada sarang di lubang pohon. Tidak ada catatan mengenai musim berbiak di Jawa.
Distribusi/ sebaran
: Sumatera, Kep. Nias, Bangka, Natuna Utara dan Kalimantan.
Lonchura Malacca - Pipit Rawa
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Estrildidae
Nama Inggris
: Scaly-breasted Munia
Nama Lokal
: Pipit, Bondol
Ekologi dan Habitat
: Bondol rawa sering tampak menggerombol dalam jumlah besar, terbang atau hinggap memakan biji rumput-rumputan. Sesuai dengan sebutannya, bondol rawa terutama menghuni paya atau padang rumput berawa, atau di hutan di sekitar persawahan. Musim kawin terutama berlangsung antara Juni – Oktober. Telur berjumlah 5–7 butir, putih, disimpan dalam sarang dari rerumputan kering berbentuk bola, yang dibangun di semak-semak atau di antara batang-batang rumput tinggi. Pemakan padi dan biji-bijian
Distribusi/ sebaran
: India, Cina, Filiphina, Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Macropygia ruficeps - Tekukur
Ordo
: Columbiformes
Famili
: Columbidae
Nama Inggris
: The Little Cuckoo-Dove
Nama Lokal
: Kathik (Yogyakarta)
Ekologi dan Habitat
: Mudah dijumpai di daerah terbuka, perkampungan, dan perkotaan. Hidup bersama manusia di sekitar desa dan sawah. Mecari makan di atas permukaan tanah. Sering duduk berpasangan di jalan yang terbuka. Bila terganggu, terbang rendah di atas tanah dengan kepakan sayap pelan yang khas.
Distribusi/ sebaran
: Tersebar luas dan umum terdapat di Asia tenggara sampai di Nusa Tenggara. Diintroduksi ke tempat lain sampai Australia dan Los Angeles (AS).
Passer montanus - Burung Gereja
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Passeridae
Nama Inggris
: Eurasian Tree Sparrow
Nama Lokal
: Gereja
Ekologi dan Habitat
: Sangat mudah dijumpai di daerah perkotaan dan pedesaan, terutama disekitar tempat penggilingan padi, sampai ketinggian 1500 mdpl. Hidup berkelompok di sekitar rumah, gudang, dan tempat-tempat lain disekitar daerah permukiman manusia. Mencari makan di tanah dan lahan pertanian, mematuki biji-biji kecil dan beras.
Distribusi/ sebaran
: Erasia, India, Cina, Asia Tenggara, dan Semenanjung Malaysia.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Halcyon pileata - Cekakak Cina
Ordo
: Coraciiformes
Famili
: Halcyonidae
Nama Inggris
: The Black-capped Kingfisher
Nama Lokal
: Pekaka Kopiah Hitam
Ekologi dan Habitat
: Berasal dari negara China atau Korea, ia akan terbang ke selatan pada musim sejuk dan menetap di sepanjang sungai, paya dan hutan-hutan bakau. Berbanding burung Pekaka spesies lain. Ia antara keluarga Pekaka yang membesar sehingga 28cm panjangnya. Paruh merahnya yang kuat dapat menangkap serangga, ikan dan katak dengan mudah dan mengorek sarang di tepi sungai.
Distribusi/ sebaran
: Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, Sulawesi dan Filipina selatan.
Ictinaetus malayensis - Elang Hitam
Ordo
: Accipitriformes
Famili
: Accipitridae
Nama Inggris
: The Black Eagle
Nama Lokal
: Elang Bondol
Ekologi dan Habitat
: Burung ini hidup memencar di dataran rendah, hutan perbukitan hingga wilayah yang bergunung-gunung pada ketinggian sekitar 1.400 m (di Jawa hingga sekitar 3.000 m) dpl. Memangsa aneka jenis mamalia kecil, kadal, burung dan terutama telur, elang hitam dikenal sebagai burung perampok sarang. Melayang indah, burung ini kerap teramati terbang berpasangan di sisi bukit atau lereng gunung yang berhutan. Dengan tangkas dan mudah elang ini terbang keluar masuk dan di sela-sela tajuk pepohonan. Cakarnya yang tajam terspesialisasi untuk menyambar dan mencengkeram mengsanya dengan efektif. Sarang berukuran besar terbuat dari ranting-ranting dan dedaunan yang tersusun tebal, diletakkan pada cabang pohon yang tinggi di hutan yang lebat. Bertelur satu atau dua butir, bulat oval, sekitar 65 x 51 mm, berwarna kuning tua bernoda coklat kemerahan. Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Distribusi/ sebaran
: Elang hitam menyebar luas mulai dari India, Sri Lanka hingga Asia Tenggara, Sunda Besar, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
Acridotheres cristatellus - Kerak Jambul
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Sturnidae
Nama Inggris
: -
Nama Lokal
: -
Ekologi dan Habitat
: Mudah dijumpai di lahan pertanian dan kota, sampai ketinggian 1.500 mdpl. Hidup dalalam kelompok kecil maupun besar. Sebagian besar mencari makan di atas tanah, lapangan rumput dan sawah.
Distribusi/ sebaran
: Jawa, Bali dan Kalimantan.
Hirundo tahitica - Layang-layang Batu
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Hirundinidae
Nama Inggris
: Pacific Swallow
Nama Lokal
: -
Ekologi dan Habitat
: Banyak terdapat di daerah terbuka terutama di atas air sampai ketinggian 1.500 m. Biasanya ditemukan dalam kelompok kecil yang terpisah-pisah. Mencari makan sendiri-sendiri dalam lingkaran atau melayang rendah di atas air. Pada musim dingin sering bergabung dengan walet, tetapi tidak berkumpul dalam kelompok besar untuk bermalam. Sarang berupa cangkir dari gumpalan lumpur, menempel di bawah langit-langit, jembatan atau bergantung di bebatuan. Sarang ini mempunyai jalan measuk berupa lubang terbuka di bagian atasnya.
Distribusi/ sebaran
: India selatan, Asia tenggara , Filipina, Semenanjung Malaysia, dan Sunda Besar, sampai P. Papua dan Tahiti. Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Arachnothera flavigaster - Pijantung Tasmak
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Nectariniidae
Nama Inggris
: The Spectacled Spiderhunter
Nama Lokal
: -
Ekologi dan Habitat
: Burung yang tidak umum di hutan terbuka Sumatra dan Kalimantan. Juga dapat ditemui di perkebunan kelapa, kebun pedesaan, dan belukar sampai pada ketinggian 1300 m. Di Kalimantan masih dapat ditemui sampai pada ketinggian 1800 m. Secara umum dapat ditemui di hutan sekunder. Sangat agresif dalam mempertahankan teretori mencari makan.
Distribusi/ sebaran
: Semenanjung Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan.
Treron vernans - Punai Gading
Ordo
: Columbiformes
Famili
: Columbidae
Nama Inggris
: The Pink-necked Green Pigeon
Nama Lokal
: Kathik (Yogyakarta)
Ekologi dan Habitat
: Umum di hutan pantai, hutan magrove, hutan sekunder, hutan rawa-rawa, perkebunan yang berpohon jarang, di sekitar pemukiman, tempat-tempat terbuka dan lembah sampai ketinggian 1200 mdpl. Sepertinya populasinya semakin kecil di tempat yang semakin tinggi dari permukaan laut.Berkumpul dalam kelompok kecil, hinggap pada pohon buah-buahan (seperti beringin dan kersen) untuk mencari makan. Saat terganggu, terbang berdua atau bertiga dengan kepakan sayap yang keras. Pada malam dan pagi hari, mengeluarkan suara mendengkur lembut yang rendah dari tempat bertengger.
Distribusi/ sebaran
: Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Cypsiurus balasiensis - Walet Palem Asia
Ordo
: Apodiformes
Famili
: Apodidae
Nama Inggris
: The Asian Palm Swift
Nama Lokal
: Walet
Ekologi dan Habitat
: Burung yang cukup umum dijumpai di habitat yang sesuai pada ketinggian sampai 1500 m. Penyebarannya ditentukan oleh keberadaan tegakan palem dengan daun berbentuk kipas seperti palem kipas Livistona, lontar Borassus, pinang Areca atau gebang Corypha, yang digunakan sebagai tempat bersarang dan beristirahat. Sarang direkatkan di bawah daun palem.
Distribusi/ sebaran
: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara.
Bubulcus ibis - Burung Kuntul Kerbau
Ordo
: Ciconiiformes
Famili
: Ardeidae
Nama Inggris
: The Cattle Egret
Nama Lokal
: Kuntul Kerbau
Ekologi dan Habitat
: Burung ini suka mencari makanan di dekat kerbau atau sapi yang merumput. Kuntul kerbau suka bergerombol, entah sewaktu berkembang biak, bertengger, atau makan. Ketika berkembang biak, mereka senang tinggal di sebuah pohon besar bersama spesies lain seperti burung cangak atau bangau.
Distribusi/ sebaran
: Ada di lima benua.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Orthotomus ruficeps - Cinenen
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Sylviidae
Nama Inggris
: Ashy Tailorbird
Nama Lokal
: Ciplukan (Kudus), Jerrwit (Melayu), Pipi dan cilang (Sumatera Barat), Soriti (Deli), Ciblek (Jawa), Cici, cinenen, Pruwayu (Sunda)
Ekologi dan Habitat
: Mengunjungi hutan terbuka, pinggir hutan, hutan mangrove, semak-semak di tepi pantai, kebun, tumbuhan sekunder, dan rumpun bambu sampai ketinggian 950 mdpl. Aktif di lantai hutan dan puncak pohon. Merupakan burung pemakan serangga kecil. Dalam penangkaran biasanya diberikan pakan alami berupa jangkrik, kroto, dan pelet.
Distribusi/ sebaran
: Palawan, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil disekitarnya.
Aceros comatus - Enggang Jambul
Ordo
: Coraciiformes
Famili
: Bucerotidae
Nama Inggris
: The White-crowned Hornbill, The White-crested Hornbill or Long-crested Hornbill
Nama Lokal
: Enggang
Ekologi dan Habitat
: Burung hutan yang terdapat di beberapa tempat di perbukitan dibawah ketinggian 900 mdpl, di 2/3 bagian utara Sumatera dan 1/2 bagian utara Kalimantan. Menghuni tajuk tengah dan tajuk bawah hutan. Memakan serangga, ular, kadal dan burung kecil, kadang juga memakan buah-buahan. Burung yang tidak mencolok, mencari makan di hutan yang rapat. Berbiak secara kooperatif, dimana betina yang dominan dapat dibantu oleh 2-7 individu burung selama perkembangbiakan dan perawatan anak.
Distribusi/ sebaran
: Burung ini tersebar pada wilayah Myanmar dan Thailand selatan, Semenanjung Malaysia, Sumatera dan Kalimantan. Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Rhipidura javanica – Kipasan
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Rhipiduridae
Nama Inggris
: Pied Fantail
Nama Lokal
: -
Ekologi dan Habitat
: Bergerak aktif di daerah hutan terbuka, termasuk hutan sekunder, pekarangan, dan hutan mangrove sampai ketinggian 1.500 mdpl. Kadang-kadang terlihat sendirian, berpasangan, atau dalam kelompok keluarga, dan juga bergabung dalam kelompok campuran. Kadang mengikuti binatang peliharaan atau monyet; menangkapi serangga yang terganggu. Memakan serangga. Sarang berbentuk cawan dari bahan tumbuh-tumbuhan yang halus bercampur dengan jaring laba-laba dan diletakkan pada dahan yang ramping atau tumbuhan merambat, biasanya tidak jauh dari permukaan tanah. Telur dua butir berwarna kuning tua dengan bintik abu-abu mengelilingi kutub yang lebar.
Distribusi/ sebaran
: Jawa, Bali dan Lombok, Kalimantan.
Lonchura fuscans - Pipit Kalimantan
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Estrildidae
Nama Inggris
: Dusky Munia
Nama Lokal
: Pipit, Bondol
Ekologi dan Habitat
: Menghuni sawah atau sepanjang sungai, pinggir hutan, semak sekunder, dan padang rumput di pedalaman sampai ketinggian 500 mdpl. Berperilaku seperti jenis-jenis burung bondol (pipit) yang lain.
Distribusi/ sebaran
: Hanya diketahui hidup di pulau Kalimantan dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Pycnonotus goiavier - Merbah Cerukcuk
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Pycnonotidae
Nama Inggris
: Yellow-vented Bulbul
Nama Lokal
: Biribba, Empuru lelang (Sumatera), (Pontianak), Trocokan (Jawa)
Ekologi dan Habitat
: Seperti umumnya merbah, makanan burung ini terutama adalah buah-buahan yang lunak. Selain itu ia juga memangsa aneka serangga, ulat dan hewan kecil lainnya seperti cacing. Merbah cerukcuk menyukai tempat-tempat terbuka, semak belukar, tepi jalan, kebun, dan hutan sekunder. Burung ini sering berkelompok, baik ketika mencari makanan maupun bertengger, dengan jenisnya sendiri maupun dengan jenis merbah yang lain, atau bahkan dengan jenis burung yang lain. Tidur berkelompok dengan jenisnya, di ranting-ranting perdu atau pohon kecil.
Distribusi/ sebaran
: Burung ini menyebar luas di Asia Tenggara, Semenanjung Malaya dan Filipina. Di Indonesia didapati di Sumatra dan pulaupulau di bagian timurnya,Kalimantan, Jawa dan Bali.
Merbah
kampung
Nectarinia sperata - Burung Madu
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Nectariniidae
Nama Inggris
: Purple-throated Sunbirb
Nama Lokal
: -
Ekologi dan Habitat
: Habitat semula jadi burung lembap tropika dan subtropika atau subtropika.
Distribusi/ sebaran
: Indonesia, Kamboja, Malaysia
ini ialah hutan tanah hutan bakau tropika dan
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Collocalia maxima - Walet Sarang Hitam
Ordo
: Apodiformes
Famili
: Apodidae
Nama Inggris
: The Black-nest Swiftlet
Nama Lokal
: Walet
Ekologi dan Habitat
: Merupakan walet yang paling umum di daerah pegunungan kapur di Kalimantan. Di Jawa tidak umum di pulau-pulau kecil dan daerah pesisir, tetapi umum di pegunungan kapur. Memakan serangga-serangga kecil yang tertangkap ketika terbang. Membuat sarang dari air ludah putih yang berbaur bulu, melekat di gua kapur (disebut “sarang hitam”). Diambil untuk dijual, tetapi tidak semahal sarang putih, karena memerlukan banyak waktu untuk menghilangkan bulu dan tempayaknya. Mengeluarkan suara berderik-derik untuk ekholokasi. Bertelur dua butir yang berbentuk memanjang berwarna putih. Bersarang secara musiman, tergantung tempat berada.
Distribusi/ sebaran
: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara.
Corvus enca - Gagak
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Corvidae
Nama Inggris
: The Slender-billed Crow
Nama Lokal
: Biribba, Empuru lelang (Sumatera), Gagak (Pontianak), Trocokan (Jawa)
Ekologi dan Habitat
: Burung ini merupakan jenis burung pemakan buah lembut, mengkudu, Ficus, pepaya, kumbang, serangga, kada yang memiliki habitat di hutan, tepi hutan, pesisir, tersebar sampai ketinggian 1.000 m dpl. Hidup berpasangan atau kelompok kecil. Umumnya pemalu. Suka bertengger di ranting pada pohon besar dan tinggi. Sarang berukuran besar tidak rapi, dari tumpukan ranting, pada puncak pohon tinggi. Telur berwarna biru berbintik hitam, jumlah 3-4 butir. Berbiak bulan November-Mei.
Distribusi/ sebaran
: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku. Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Pycnonotus aurigaster - Cucak Kutilang
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Pycnonotidae
Nama Inggris
: Sooty-headed Bulbul
Nama Lokal
: -
Ekologi dan Habitat
: Cucak kutilang kerap mengunjungi tempat-tempat terbuka, tepi jalan, kebun, pekarangan, semak belukar dan hutan sekunder, sampai dengan ketinggian sekitar 1.600 m dpl. Burung kutilang acapkali berkelompok, baik ketika mencari makanan maupun bertengger, dengan jenisnya sendiri maupun dengan jenis merbah yang lain, atau bahkan dengan jenis burung yang lain. Seperti umumnya merbah, makanan burung ini terutama adalah buah-buahan yang lunak. Cucak kutilang sering menjengkelkan petani karena kerap melubangi buah pepaya dan pisang yang telah masak di kebun. Namun sebaliknya burung ini menguntungkan petani karena juga memangsa pelbagai jenis serangga, ulat dan aneka hewan kecil lainnya yang menjadi hama tanaman.
Distribusi/ sebaran
: Tersebar di China Selatan, Asia Tenggara (kecuali Malaysia), Jawa dan Bali. Juga dapat ditemui di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Copshycus malabaricus - Kucica Hutan
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Muscicapidae
Nama Inggris
: White-rumped Shama
Nama Lokal
: Murai Batu
Ekologi dan Habitat
: Pemalu, berdiam di keribuan semak hutan yang lebat. Bernyanyi secara bergairah di pagi dan petang hari dari tenggeran rendah dengan sayap menjuntai dan ekor tegak. Berlompatan dari tanah atau terbang pendek-pendek melalui tumbuhan bawah, menyentakkan ekornya yang panjang pada waktu mendarat.
Distribusi/ sebaran
: Tersebar di seluruh pulau Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaysia, dan sebagian pulau Jawa. Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Pelargopsis capensis - Pekaka Emas
Ordo
: Coraciiformes
Famili
: Halcyonidae
Nama Inggris
: The Stork-billed Kingfisher
Nama Lokal
: Raja Udang
Ekologi dan Habitat
: Hidup berpasangan, tetapi berburu secara soliter. Mengunjungi sungai besar, hutan mangrove dan pantai. Duduk pada batang mati, memantau perairan dan terbang menukik untuk menyelam dan menyambar mangsa perairan, terutama ikan. Ketika terganggu, akan terbang sambil mengeluarkan suara tanda bahaya yang ribut.
Distribusi/ sebaran
: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Flores
Lonchura punctulata - Pipit Peking
Ordo
: Passeriformes
Famili
: Estrildidae
Nama Inggris
: Scaly-breasted Munia
Nama Lokal
: Pipit, Bondol
Ekologi dan Habitat
: Mudah dijumpai di lahan budidaya bersemak terbuka, sawah, kolam ikan, rawa-rawa, tepi jalan, dan di banyak tempat lain yang sedikit berperdu tinggi atau bekas pohon dan padang rumput. Dapat ditemukan sampai ketinggian 2300 mdpl. Pemakan padi dan biji-bijian
Distribusi/ sebaran
: India, Cina, Filiphina, Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia.
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Ketapang 2013
Collocalia fuciphaga - Walet Sarang Putih
Ordo
: Apodiformes
Famili
: Apodidae
Nama Inggris
: The Edible-nest Swiftlet
Nama Lokal
: Walet
Ekologi dan Habitat
: Sering mencari makan di hutan, pada pohon tinggi (seperti pohon beringin yang sedang berbuah) dan terdapat banyak tawon. Mandi dan minum di atas air tawar dengan cara menukik danmenceburkan diri. Berbiak di retakan batu pantai atau di dalam gua kapur. Di Jawa juga bersarang di rumah tua atau gudang yang sengaja dibuat untuk burung ini. Sarang seluruhnya terbuat dari air ludah yang telah mengeras. “Sarang putih” yang bersih tersebut sangat berharga, dikumpulkan dan dijual untuk dibuat sop sarang burung walet.
Distribusi/ sebaran
: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara.
Phodilus badius - Serak Bukit
Ordo
: Strigiformes
Famili
: Tytonidae
Nama Inggris
: The Oriental Bay Owl
Nama Lokal
: Serak Bukit, Burung Hantu
Ekologi dan Habitat
: Burung hutan yang jarang terdapat sampai ketinggian 1500 m. Kebiasaan sedikit diketahui. Burung hutan malam yang pemalu. Biasa duduk merebah pada siang hari seperti paruh-kodok. Memakan mamalia kecil, burung, kadal, ular, katak dan serangga besar. Berburu dari tempat bertengger, dan biasanya menangkap mangsa di udara. Berburu di bawah kanopi hutan, dimana sayap yang pendek dan membulat memudahkan burung ini untuk terbang cepat diantara dahan pohon.
. Distribusi/ sebaran
: Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan dan Sunda Besar (termasuk Nias).
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang