STANDARISASI KELAYAKAN BISNIS HOSE STORE
Siti Angginami Sadida Pane PT XYZ,
[email protected]
ABSTRAK
TUJUAN PENELITIAN, ialah menstandarisasi aspek-aspek yang berkaitan dengan kelayakan bisnis Hose Store. METODE PENELITIAN menggunakan aspek-aspek studi kelayakan, yaitu aspek keuangan, aspek pasar dan pemasaran, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek hukum, dan aspek lingkungan industri. ANALISIS yang digunakan menggunakan analisis skenario pesimis, moderat, dan optimis, untuk aspek keuangan, dengan menilai NPV, PP, PI, dan IRR. Aspek lain dianalisis berdasarkan datadata point Hose Store sebelumnya. SIMPULAN skenario menunjukkan hasil NPV berkisar Rp - 106.000.000 – Rp 64.132.000, IRR berkisar 6,35% – 11,9%, PI berkisar 0,76 – 1,48, PP berkisar 27 bulan – 12 bulan (A).
Kata Kunci: Feasibility study, scenario analysis, standarisasi.
PENDAHULUAN Hose Store sendiri adalah tempat penjualan produk X yang berbentuk container dan didirikan di areal pertambangan, dan bersifat mobile, dimana setiap satu cabang Hose Store melayani satu konsumen, dalam hal ini konsumen dari Hose Store adalah perusahaan pertambangan. Sejak tahun 2005, 35 cabang Hose Store telah tersebar di seluruh Indonesia, PT XYZ selaku distributor produk X
di Indonesia telah menutup 8 cabang dalam kurun waktu 4 tahun belakangan, sehingga saat ini hanya ada 27 cabang yang masih berproduksi. Setelah dilakukan analisis, diketahui bahwa tiap tahunnya sekitar 1-2 cabang Hose Store ditutup, hal ini dikarenakan profit yang diperoleh tidak menguntungkan perusahaan, dan dapat diketahui dari data tersebut bahwa sejauh ini PT XYZ belum memiliki standarisasi yang baik dalam hal pembukaan cabang Hose Store. Kajian studi kelayakan bisnis perlu dilakukan PT XYZ untuk menghindari kerugian besar dalam segala aspek, karena dalam studi kelayakan bisnis, aspek-aspek yang sangat mempengaruhi suatu bisnis layak atau tidak dilihat dari aspek pasar, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek lingkungan, aspek ekonomi dan sosial, serta aspek keuangan. Berdasarkan penelitian Syafril (2009) yang berjudul Kelayakan Finansial Pembangunan Cold Storage di Desa Senaken Kabupaten Paser. Jurnal EPP. Vol. 6 No. 1. 2009 1-8, didapatkan hasil pembangunan cold storage di Kabupaten Paser layak dan prospektif untuk dilaksanakan, selama proyek berlangsung hingga akhir umur dari operasionalisasi, pengelola memperoleh keuntungan yang maksimal, ditunjukkan oleh nilai dari 4 kriteria investasi. Dan berdasarkan penelitian Kushartanto (2012) yang berjudul Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Tambang Mineral Mangaan (MN) pada PT.TIARA UFTAR MANDIRI DI NUSA TENGGARA TIMUR, diperoleh hasil bahwa berdasarkan metode studi kelayakan bisnis yang diterapkan, baik finansial dan non finansial, usaha tersebut layak untuk dijalankan. Penelitian ini menggunakan aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek hukum, aspek lingkungan industri, dan aspek ekonomi sosial. Aspekaspek dalam penelitian ini menggunakan teori studi kelayakan bisnis Kasmir Jakfar (2013). Ruang lingkup dalam studi kelayakan bisnis ini dibatasi dengan merencanakan standarisasi kelayakan seluruh cabang Hose Store tersebut, guna untuk memudahkan perusahaan dalam pembukaan cabangcabang selanjutnya.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu merupakan studi yang
dilakukan untuk memberikan sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya, yang membantu untuk memahami karakteristik sebuah kelompok dalam situasi tertentu, memikirkan secara sistematis mengenai berbagai aspek dalam situasi tertentu, memberikan gagasan untuk penyelidikan dan penelitian lebih lanjut dan atau membuat keputusan tertentu yang sederhana (Sekaran, p158-169). Metode penelitian kuantitatif menggunakan metode regresi tren linear dengan menggunakan skenario pesimis, moderat, dan optimis. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap pihak internal perusahaan dan studi literatur.
HASIL DAN BAHASAN Berikut ini merupakan hasil dari analisis untuk setiap aspek: 1) Aspek Pasar dan Pemasaran -
Proyeksi pertumbuhan permintaan untuk 5 tahun kedepan yang terus meningkat sekitar 20% setiap tahunnya.
-
Bentuk pasar yang dimasuki oleh Hose Store adalah pasar oligopoli dimana pesaing masih sedikit dan barang masih sukar untuk ditemukan penggantinya.
2) Aspek Manajemen & Sumber Daya Manusia Terdapat bagan organisasi yang jelas pada pembukaan cabang Hose Store dengan sumber daya manusia yang direncanakan untuk mengisi posisi di cabang baru ini telah dianalisis dengan rencana penerimaan tenaga kerja yang memiliki kualifikasi yang baik dan sesuai yang dapat memperoleh kesempatan masuk serta finansial cabang yang sudah ditetapkan sebelum bisnis dijalankan. 3) Aspek Hukum Kelengkapan surat-surat mengikuti kelengkapan hukum cabang Hose Store sebelumnya. 4) Aspek Ekonomi dan Sosial Dilihat dari aspek ekonomi dan sosial, keberadaan cabang Hose Store ini dapat menjadi sumber lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat lokal tempat Hose Store tersebut
didirikan, dan dengan adanya Hose Store ini dapat meningkatkan pendapatan daerah tersebut. 5) Aspek Lingkungan Industri Persaingan yang terjadi dalam industry alat pertambangan ini dapat dikatakan tidak terlalu ketat, dikarenakan masih belum begitu banyak pesaing yang bermain di bidang ini, dikarenakan modal yang dibutuhkan cukup besar dan keahlian di bidang pertambangan juga sangat diperlukan. Saat ini posisi Hose Store diantara pesaingnya hampir sama kedudukannya, dari segi penjualan, Hose Store belum begitu unggul, namun dari segi kualitas produk, Hose Store diatas para pesaingnya. 6) Aspek Keuangan Berdasarkan 3 skenario yang coba disusun oleh penulis yaitu skenario pesimis dengan peramalan menggunakan regresi, dengan probabilitas terjadinya 95% dan WACC 9%, skenario moderat dengan mengikuti penjualan rata-rata dari tahun-tahun sebelumnya, dengan tingkat probabilitas 95% dengan WACC 9%, skenario optimis dengan peramalan regresi dengan probabilitas terjadi 95 % dan WACC 9% Diasumsikan bahwa kemungkinan setiap skenario terjadi yaitu 20% untuk skenario pesimis, 50% untuk skenario moderat dan 30% skenario optimis berdasarkan hasil wawancara dengan pihak PT XYZ.
Tabel 4.47 Keseluruhan Net Present Value
Skenario
NPV
Probabilitas
Pesimis
(-106.916.615)
20%
(-21.383.323)
Moderat
53.537.647
50%
26.768.823,5
Optimis
213.775.084
30%
64.132.525,2
NPV
69.518.025,7
Kriteria
Studi Kelayakan
Positif
Layak
Tabel 4.48 Keseluruhan Internal Rate of Return Skenario
IRR
Kriteria
Studi Kelayakan
Pesimis
6,35 %
>9 %
Tidak Layak
Moderat
9,9 %
>9 %
Layak
Optimis
11,9 %
>9 %
Layak
Sumber: Pengolahan data
Tabel 4.49 Keseluruhan Profitability Index (PI) Skenario
PI
Kriteria
Studi Kelayakan
Pesimis
0,76
>1
Tidak Layak
Moderat
1,12
>1
Layak
Optimis
1,48
>1
Layak
Sumber: Pengolahan data
Tabel 4.50 Keseluruhan Payback Periode (PP) Skenario
Payback Periode
Kriteria
Studi Kelayakan
Pesimis
27 bulan 22 hari
>5 tahun
Layak
Moderat
20 bulan 10 hari
>5 tahun
Layak
Optimis
12 bulan 10 hari
>5 tahun
Layak
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah: 1. Pada tahun 2007 terdapat 35 cabang, sedangkan pada tahun 2009 cabang mengalami penurunan sehingga tersisa 29 cabang, pada 2011 cabang berjumlah 27, hal ini menunjukkan bahwa tiap tahun rata-rata 1-2 cabang tutup karena tidak mencapai target yang diharapkan. Penjualan mengalami fluktuasi rata-rata 20% setiap bulannya, rata-rata penjualan per bulan Rp 128.513.233, penjualan minimal Rp 38.534.307, dan penjualan maksimal Rp 270.578.654
2. Investasi awal yang dibutuhkan kurang lebih Rp 450.000.000, dengan keseluruhan modal berasal dari PT XYZ, bargaining power supplier (X Coorporation) tinggi dikarenakan X Coorporation adalah pemasok tunggal. Saat ini PT XYZ sedang mempertimbangkan akan membuka 12 cabang baru. 3. Pada standar aspek pasar dan operasional, bisnis ini berdasarkan cirri-cirinya berada pada jenis pasar persaingan monopolistic, yaitu memiliki produk yang serupa tetapi tidak sama, banyak pesaing, tetapi PT XYZ “memonopoli” satu areal tambang , tetapi bargaining position PT XYZ rendah terhadap konsumen dikarenakan konsumen yang mendominasi hanya satu konsumen. Sebaiknya aspek hukum dapat memperkuat integrasi antara PT XYZ terhadap supplier dan pengelola tambang (customer) sebagai standarisasi aspek hukum. Tenaga pemasar diberikan pelatihan yang cukup tentang product knowledge, dengan cara mendekati konsumen pada hal ini yang dimaksud konsumen adalah user yaitu pekerja yang memakai produk ini, yang nantinya dapat merekomendasikan kepada decision maker, yaitu manajer pembelian, sebagai standarisasi pemasaran sekaligus SDM (tenaga pemasaran). Standar struktur organisasi tidak perlu diubah, tetapi jumlah minimal SDM 2-4 orang. Hose Leader bertugas mengkoordinir keperluan-keperluan di dalam Hose Store yang menyangkut inventory, jual beli, dan mengawasi kegiatan-kegiatan dan efektifitas penjualan. Hoseman bertugas crimping bahan baku menggunakan mesin crimp dan bertugas melakukan kegiatan pengumpulan backlog, yang harus mengikuti training per periode yang telah ditentukan oleh kantor pusat. 4. Hasil studi kelayakan menggunakan skenario pesimis, moderat, dan optimis, menghasilkan bahwa skenario pesimis rata-rata melayani 50% dari permintaan, moderat 72% dan skenario optimis 94% melayani permintaan. NPV keseluruhan Rp 69.518.025,7 yang berarti bisnis ini layak dilaksanakan. Nilai IRR berada antara 6-35% - 11,9%. PP berkisar antara 27 bulan 22 hari – 12 bulan 10 hari. Untuk nilai PI berkisar diantara 0,76 – 1,48. Secara keseluruhan tiga skenario ini umumnya layak untuk dilaksanakan.
Saran Saran-saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (juga sebagai tambahan standarisasi bagi pembukaan cabang baru): 1. Pertumbuhan penjualan minimum 2,36% 2. Kenaikan biaya per bulan maksimum 1,51% 3. Persentase pajak maksimum 41% 4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan standar kelayakan yang lebih detail pada aspek-aspek selain keuangan, tentu saja sangat tergantung pada perolehan data primer dan sekunder.
REFERENSI Ahmad, Kamaruddin. (2004). Dasar-dasar Manajemen Investasi. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Ariyanto. (2007). Manajemen Biaya Penekanan Strategis. Jakarta: Salemba Empat. Budi Santosa, Purbayu .,& Hamdani, Mulyawan. (2007). Statistika Deskriptif dalam Bidang Ekonomi dan Niaga. Jakarta: Erlangga. Fuad, M. et al. (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Garrison and Noreen. (2003). Managerial Accounting. (9th edition). New York : McGraw-Hill. Gregory Mankiw, N. (2006). Makro Ekonomi. (6th edition). Jakarta: Erlangga. Herjanto, Eddy. (2007). Manajemen Operasi. (3rd edition). Jakarta: Grasindo. Kasmir., Jakfar. (2012). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana. Nafarin, M. (2007). Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. Nugroho, Sigit. (2007). Dasar Dasar Metode Statistika. Jakarta: Grasindo. Sungkono, Chriswan. (2008). Pengantar Ilmu Penggalian Data Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Umar, Husein. (2003). Business an Introduction. (2nd Edition). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Van Horne, James C., & Wachowicz, John M. (2005). “Fundamental of Financial Management”. (12th edition). USA : Pearson Education Limited.
RIWAYAT PENULIS Siti Angginami Sadida Pane lahir di kota Jakarta, pada 6 Juni 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ekonomi Manajemen pada 2013.