perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN SENAM BODY LANGUAGE TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA KELOMPOK IBU-IBU PEMULA DI KARANGASEM TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh:
AGIK AGDILA K. 4608088
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA NOVEMBER 2012 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN SENAM BODY LANGUAGE TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA KELOMPOK IBU-IBU PEMULA DI KARANGASEM TAHUN 2012
Oleh: AGIK AGDILA K. 4608088
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA NOVEMBER 2012 commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta,
commit to user
iv
November 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO $ $ $ $
Ä $sXVlN p heS0 B AoM f 4 S : \ t v
IK0f UM
dO‘ ý ‘‘³†
iLAA RH A G DAN KESE _
A L RA H GA DAN KESE
201
o_ vember
LAA RH GA DAN KESE
201
_AU H N 012
r o }cSetiÿ _ v
ur 201 IK0f UM
i s_
_sVNXlpg6
_ ltiD - • •ÿ
ÿ
_OT O
i v
_sNVlX pg6 ‘ÄnameAD úôô¼ LAA RH GA DAN KESE
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk : 1.
Allah SWT
2.
Ibu, Bapak dan Adik-adikku tersayang
3.
Keluarga besarku
4.
Momo, Copiii , dan Begooku terkasih
5.
Seseorang
yang
telah
persiapkan untukku. 6.
Penjas Angkatan’08
7.
Pembaca yang budiman
commit to user
vii
Tuhan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Agik Agdila. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN SENAM BODY LANGUAGE TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA IBU-IBU PEMULA DI KARANGASEM TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. November 2012. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui perbedaan pengaruh latihan antara Senam Aerobik Low Impact dan Body Language terhadap penurunan berat badan. (2) Mengetahui latihan mana yang lebih baik antara Senam Aerobik Low Impact dan Body Language terhadap penurunan berat badan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan penelitian Pretest Posttest Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu di Karangasem dalam rentang usia 40-45 tahun sebanyak 204 ibu-ibu .Sedangkan sample penelitian sebanyak 20 ibu-ibu dengan teknik pengambilan sampel Proporsional Random Sampling. Sampel tersebut dibagi menjadi 2 kelompok , kelompok 1 diberi perlakuan Senam Aerobik Low Impact dan Kelompok 2 diberi perlakuan Senam Body Language. Teknik Pengumpulan data diperoleh melalui pengukuran turunnya berat badan dengan alat timbangan badan digital. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis statistik, menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan latihan Senam Aerobik Low Impact dan Body Language dapat menurunkan berat badan. Latihan Senam Aerobik Low Impact menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan latihan Senam Body Language pada penurunan berat badan. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara Latihan Senam Aerobik Low Impact dan Body Language terhadap penurunan berat badan (thitung 7,3804 > t tabel 2,262). (2) Latihan Senam Aerobik Low Impact memiliki penurunan yang lebih tinggi di banding dengan Latihan Senam Body Language ( Senam Aerobik Low Impact = 3,941% > Senam Body Language 1,478% ) Kata Kunci: Senam Aerobik Low Impact, Senam Body Language, Penurunan berat badan
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Agik Agdila, THE DIFFERENCE OF LOW IMPACT AND BODY LANGUAGE GYMNASTICS EXERCISE TO DECREASED BEGINNING WOMAN’S WEIGHT IN KARANGASEM, YEAR 2012. Skripsi, Teachership Faculty and Education Science of Sebelas Maret Univercity, Surakarta. November 2012. The aim of this experiment are 1) Knowing the difference influence of low impact and body language gymnasties exercise to decrease body’s weight. 2) Knowing which one exercise to decrease body’s weight better between exercise and body language low impact gymnastics. The method of this experiment is pretest posttest design. The populations are 205 womans in Karangasem aged 40 up to 45 years. The sample of this experiment are 20 womans with proporsional random sampling. In order 2 groups for BL exercises. Data collecting by measure this decrease of body’s weight with digital body’s weight implements. Data’s analysize by statistic analysize with t-test in signification standart 5%. The result of this experiment is low impact aerobict and body language exercise can decrease body’s weight but in case low impact aerobict is better than body language exercise to decrease body’s weight. This experiment produce results: 1) There are significant influence between low impact and body language gymnastics to decrease body’s weight. (tcount >, 3:04> ttabel 2,262). 2) Low impact aerobict have a higher influence to decreasing body’s weight than body language exercise (Low Impact = 3,941% > BL 1,478%). Key Words: low impact gymnasties, body language gymnasties, decrease body’s weight
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN SENAM BODY LANGUAGE TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA KELOMPOK IBUIBU PEMULA DI KARANGASEM TAHUN 2012”. Skripsi ini disusun untuk untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada : 1.
Prof.Dr.H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin untuk menyusun skripsi.
2.
Bapak Drs.Mulyono, MM selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.
3.
Bapak Waluyo,S.Pd, M.Or selaku ketua Program Studi Penjaskesrek FKIP UNS yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
4.
Drs. Heru Suranto, M.Pd dan Waluyo S.Pd, M.Or, selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, mendukug dan memberikan semangat kepada penulis sehingga dapat melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi tanpa kesulitan yang berarti.
5.
Drs. Sunardi M.Pd, selaku penasehat akademik yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan selama penulis menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
Bapak dan ibu dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah tulus memberikan ilmu dan motivasi tersendiri kepada penulis.
7.
Kepala Desa Karangasem yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian di Gedung Kelurahan Baru Karangasem yang berada di Jl. Tanjung XI RT 01/0V No 47 Surakarta 57145.
8.
Ibu-Ibu Pemula di Karangasem yang telah berpartisipasi mengikuti penelitian Senam Aerobik Low Impact dan Body Language.
9.
Ibu dan Bapak yang telah memberikan dukungan yang tidak ternilai kepada penulis baik moral maupun materiil
10. Teman-teman seperjuangan Mas Bambang, Alet Atina, Rossy, Ida, Windi, Yuli, Gepenk, Mas Yuli, Mbak Sari, dan Zanuar yang telah saling memberikan motivasi kepada penulis. 11. Begooku yang dengan tulus senantiasa memberikan doa kepada penulis. 12. Teman-teman Penjas’08 atas kebersamaan dan dukungannya. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu selama penyelesaian laporan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Namun demikian, karya sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta,
November 2012
Penulis,
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
v
MOTTO ......................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................
vii
ABSTRAK ..................................................................................................
viii
ABSTRACT ................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ................................................................................
x
DAFTAR ISI
.........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ...................................................................
4
D. Rumusan Masalah .......................................................................
4
E. Tujuan Penelitian .........................................................................
5
F. Manfaat Penelitian .......................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 1.
2.
6
Berat Badan ..........................................................................
6
a. Pengertian Berat Badan ...................................................
6
b. Faktor yang Mempengaruhi Naik Turunnya berat badan
8
c. Cara Menilai Berat Badan ...............................................
11
d. Cara Menurunkan Berat Badan .......................................
12
Olahraga ............................................................................... user a. Olahraga Secaracommit Umumto ...................................................
14
xii
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Pengertian Olahraga.........................................................
14
c. Manfaat Olahraga ............................................................
15
d. Olahraga
dan
Manfaatnya
Untuk
Menurunkan
Presentase Lemak Tubuh .................................................
16
e. Olahraga yang Efektif untuk Menurunkan Berat Badan .
18
Hakikat Senam Aerobik .......................................................
20
a. Pengertian Senam Aerobik ..............................................
20
b. Manfaat Senam Aerobik ..................................................
21
c. Macam-macam Senam Aerobik .....................................
22
3.1. Hakikat Senam Aerobik Low Impact ........................
23
a. Intensitas Latihan ...................................................
23
b. Manfaat Senam Aerobik Low Impact ....................
27
c. Sistematika Penyajian Senam Aerobik Low Impact
27
3.2. Hakikat Senam Body Language ..................................
29
a. Batasan Intensitas ...................................................
30
a) Manfaat Senam Body Language ............................
31
b) Sistematika Penyajian Senam Body Language. .....
31
4.
Karakteristik Ibu-ibu Pemula di Karangasem ......................
32
5.
Hakikat Latihan ....................................................................
33
B. Kerangka Pemikiran ............ .......................................................
36
C. Pengajuan Hipotesa ................................. ..................................
37
3.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
38
1.
Tempat Penelitian .................................................................
38
2.
Waktu Penelitian ..................................................................
38
B. Populasi dan sampel ....................................................................
38
1.
Populasi ................................................................................
38
2.
Sampel ..................................................................................
38
C. Teknik Pengumpulan data ...........................................................
39
D. Rancangan Penelitian .................................................................. commit to user E. Treatment .....................................................................................
39
xiii
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Teknik Analisis Data ...................................................................
41
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ............................................................................
43
B. Uji Pasyarat Analisis ..................................................................
44
1.
Uji Normalitas ....................................................................
44
2.
Uji Homogenitas...................................................................
45
C. Hasil Analisis Data .....................................................................
46
1.
Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1 (Senam Aerobik Low Impact) .............................................
2.
46
Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2 (Senam Aerobik Body Language) .......................................
46
3.
Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan ...........................
46
4.
Uji Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan ..............................
47
5.
Uji Perbedaan Persentase Penurunan Berat Badan ..............
47
D. Pengujian Hipotesis ....................................................................
49
E. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................
50
E. BAB V SIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan .....................................................................................
52
B. Implikasi .....................................................................................
52
C. Saran-saran ..................................................................................
53
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
54
LAMPIRAN
57
.........................................................................................
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Mathcing by Subyek Design .............................................
39
2. Skema Matched Subjek Ordinal Pairing ..........................
40
3. Histogram Perbedaan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 1 dan 2 ....................................................
44
4. Pre-test Kelompok Senam Aerobik Low Impact .............
87
5. Pre-test Kelompok Senam Body Language .....................
87
6. Latihan Senam Aerobik Low Impact ...............................
88
7. Latihan Senam Body Language .......................................
88
8. Post-test Kelompok Senam Aerobik Low Impact ............
89
9. Post-test Kelompok Senam Body Language ....................
89
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Perbandingan Kematian untuk Beberapa Penyakit ..........
7
2. Data Berat Badan Sebelum Treatment Pada Kelompok 1 dan kelompok 2 .............................................................
43
3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ...........................
44
4. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data ..........................
45
5. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1 ......................................................................
46
6. Ringkasan hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2 .......................................................................
46
7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2 Sebelum diberi perlakuan ............................
47
8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan antara kelompok 1 dan Kelompok 2 Setelah diberi perlakuan ..............................
47
9. Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Penurunan Berat Badan antara kelompok 1 dan kelompok 2 .............................................................
commit to user
xvi
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Badan Sehat Menurut Tinggi Badan Orang dewasa .........
57
2. Petunjuk Pelaksanaan Test Penurunan Berat Badan ........
59
3. Jadwal Program Latihan Senam Aerobik Low Impact ....
60
4. Jadwal Program Latihan Senam Body Language ............
62
5. Gerakan dan Rangkaian Senam Aerobik Low Impact ...... dan Body Language .........................................................
64
6. Daftar Nama Sampel ........................................................
66
7. Daftar Hasil Test Awal Berat Badan ................................
67
8. Data Test Akhir Berat Badan ...........................................
68
9. Data Hasil tes awal berdasarkan urutan ranking ..............
69
10. Pemasangan Subjek Penelitian .........................................
70
11. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 1 .....................................................................
71
12. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 2 .....................................................................
72
13. Uji Normalitas data pada Kelompok 1 .............................
73
14. Uji Normalitas data pada Kelompok 2 .............................
74
15. Tabel Kerja Nilai Homogenitas Hasil Tes Awal Pada Kelompok 1 dan 2 ...........................................................
75
16. Menghitung nilai Homogenitas tes awal kelompok 1 dan 2 ..................................................................................
76
17. Tabel Kerja nilai perbedaan antara hasil tes awal pada Kelompok 1 dan 2 ............................................................
77
18. Perhitungan Nilai Perbedaan Antara Hasil Tes Awal pada Kelompok 1 dan 2 ............................................................
78
19. Tabel Kerja nilai perbedan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 ..............................................
89
20. Perhitungan Nilai perbedaan hasil tes awal dan tes akhir . commit to user
80
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21. Tabel kerja menghiung nilai perbedaan hasil tes awal dan tes akhir pada kelompk 2...........................................
81
22. Perhitungan nilai perbedaan hasil tes awal dan te akhir pada kelompok 2 ...............................................................
82
23. Tabel kerja perhitungn nilai perbedaan hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 dan 2 ......................................
83
24. Perhitungan nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 dan 2 ............................................
84
25. Menghitung nilai penurunan berat badan dalam persen kelompok 1 dan 2 ............................................................
85
26. Dokumentasi Penelitian ....................................................
86
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia. Olahraga dapat digunakan dan diarahkan untuk berbagai tujuan, setiap negara di dunia termasuk Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani warga negaranya. Terlebih lagi di negara maju dimana segala sesuatunya menggunakan alat bantu mesin yang lebih praktis. Pada masa sekarang banyak manusia dituntut untuk selalu cepat bergerak di dalam hidup baik itu dalam pekerjaan ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tuntutan yang seperti ini dan juga didukung dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat membuat manusia menjadi kurang bergerak dalam berbagai macam aktivitas mulai dari mobil, escalator, lift, dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja sangat berbahaya jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama, karena dengan kurangnya bergerak akan mengakibatkan energi yang masuk tubuh tidak digunakan dan disimpan sebagai cadangan lemak dalam tubuh. Emma S.Wirakusumah (1997) menyatakan: “Cadangan lemak yang terlalu menumpuk menyebabkan seseorang menjadi kelebihan berat badan dan bahkan menjadi kegemukan” (hlm. 27). Bangun menyatakan bahwa: “Kegemukan bukan semata-mata masalah menurunnya daya tarik dan penampilan tetapi lebih dari itu. Kegemukan adalah suatu kelainan atau suatu penyakit. Mengapa? Karena kegemukan akan menurunkan jangka waktu hidup seseorang, tinggi kemungkinan timbulnya suatu penyakit seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, stroke, diabetes melitus, batu empedu, kanker, asam urat tinggi dan sebagainya. Karena itu kegemukan adalah suatu masalah yang penting, yang telah banyak mendapat perhatian dari para ahli dan kalangan masyarakat. Seseorang yang menderita kegemukan akan berisiko lebih besar mengidap berbagai penyakit” (hlm.15). Pada tahun terakhir ini masyarakat mulai sadar akan bahaya kegemukan dan adanya kecenderungan (trend) mode yang mengagungkan tubuh langsing commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 menyebabkan banyak orang berlomba-lomba mencari upaya bagaimana menurunkan berat badan dengan cepat dan mudah sehingga timbul berbagai tawaran yang menjanjikan penurunan berat badan dengan cara mulai dari tablet, cream, diet instan, pembakar lemak dan sebagainya yang diiklankan dengan gencar serta menjanjikan penurunan berat badan yang relatif singkat. Oleh karena itu banyak orang tertarik untuk mengikuti dan membeli produk atau program yang ditawarkan tersebut tanpa perhitungan yang matang tentang biaya dan efek sampingnya. Dari statistik wanita yang tidak pernah berolahraga pada umur 30-an lemaknya kurang lebih 33% dan pada umur 60 tahun lemaknya menjadi 42% dengan bertambahnya lemak maka payudara akan menurun, pinggul menjadi lebih tebal, pinggang menjadi lebih besar juga paha serta pantatnya menjadi bertambah besar. Demikian juga yang terjadi kepada kelompok ibu-ibu pemula di Karangasem yang rata-rata berumur 40-45 tahun lebih banyak disibukkan oleh pekerjaan rumah dari pagi sampai sore dan waktu malam harinya digunakan untuk beristirahat sehingga tidak pernah meluangkan waktu untuk berolahraga. Mereka lebih cenderung memilih jalan pintas seperti yang dijelaskan di atas tanpa memperhatikan kesehatannya. Disamping itu mereka juga tidak mementingkan bentuk tubuh yang proporsional. Banyak cara untuk mengatasi hal tersebut salah satunya adalah menurunkan berat badan dengan pengaturan pola makan dan berolahraga. Bentuk aktifitas fisik yang sudah dikenal oleh masyarakat dan yang sesuai untuk kelompok ibu-ibu pemula di Karangasem adalah Senam Aerobik Low Impact dan Senam Body Language. Lyrine (2003) menyatakan: “Sebuah program latihan aerobik adalah salah satu jalan terbaik untuk mengurangi berat badan, mengembangkan kesehatan otot dan meningkatkan kualitas hidup” (hlm. 3) Senam Aerobik adalah suatu kegiatan fisik yang membutuhkan tambahan oksigen untuk tubuh dengan membutuhkan waktu yang lama, sedangkan istilah to userjasmani yang melibatkan sejumlah aerobik adalah suatu latihan tubuhcommit atau latihan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 unsur oksigen dalam melaksanakan aktifitas tubuh, yang gerakannya dipilih dan diciptakan sesuai kebutuhan,disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis serta diharapkan mempunyai aspek yang baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh. Pendapat mengenai definisi Senam Aerobik Low Impact menurut Lynne Brick merupakan Latihan senam yang dilakukan dengan hentakan ringan dimana salah satu kakinya masih bertumpu di lantai. Adapun Kelebihan dari Senam aerobik Low Impact adalah sangat mudah dilakukan karena tidak ada lompatan-lompatan dan salah satu selalu berada dilantai. Senam Aerobik Low Impact juga mempunyai kekurangan antara lain adalah Low Impact tidaklah bebas sama sekali dari kemungkinan mengalami cidera. Hal ini terjadi karena mereka melakukan gerakan tangan yang berlebihan, untuk memberikan kompensasi pada gerakan kaki yang hanya sedikit, dan dapat pula terjadi cedera pada bahu. Selain itu mencapai tingkat intensitasnya diperlukan kerja keras karena oksigen yang dikeluarkan juga rendah tingkatannya dan juga pasti pembakaran lemak juga rendah. Senam Body Language merupakan senam aerobik yang gerakannya seringkali ditambahkan dengan menahan kontraksi otot. Daerah sekitar pinggul dan perut adalah bagian yang paling sering dikontraksikan. Dengan melakukan kontraksi pada bagian-bagian pinggul dan perut, maka akan meningkatkan kekuatan otot perut, bokong hingga otot-otot dasar rongga panggul. Kelebihan dari Senam Body Language adalah gerakan yang dilakukan sangat sederhana serta tidak ada rangkaian gerakan yang mempersulit untuk bergerak, gerakannya hanya kontraksi otot. Kelemahan Senam Body Language adalah dalam gerakannya cenderung monoton, pada gerakan kontraksi perut dan pinggul terlalu cepat sehingga pengaturan nafas terganggu. Jika dalam melakukan gerakan senam Body Language salah akan berdampak cedera pada pinggang. Dengan adanya kelebihan dan kekurangan diatas keduanya mempunyai commit tobelum user diketahuinya efektifitas terhadap karakteristik yang berbeda-beda sehingga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 penurunan berat badan. Untuk mengetahui dan menjawab permasalahan antara Senam Aerobik Low Impact dan Senam Body Language mana yang lebih cocok untuk kelompok ibu-ibu pemula di Karangasem dalam menurunkan berat badan, maka hal ini perlu diteliti.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1.
Dampak perkembangan teknologi.
2.
Masalah kegemukan
3.
Masalah berat badan
4.
Penurunan berat badan dengan jalan pintas .
5.
Ibu-ibu pemula di karangasem
6.
Latihan senam aerobik low impact dan senam body language.
C. Pembatasan Masalah Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari permasalahan. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Masalah berat badan
2.
Ibu-ibu pemula di karangasem
3.
Latihan senam aerobik Low Impact dan senam body language
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Manakah yang lebih tinggi pengaruhnya antara Senam Aerobik Low Impact dan dan Senam Body Language terhadap penurunan berat badan pada ibu-ibu pemula di Karangasem Tahun 2012. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui manakah yang lebih efektif untuk menurunkan berat badan antara latihan Senam Aerobik Low Impact dan Senam Body Language bagi kelompok ibu-ibu pemula di Karangasem Tahun 2012
F. Manfaat Penelitian Untuk menentukan jenis latihan senam yang sesuai antara Senam Aerobik Low Impact dan Senam Body Language bagi kelompok ibu-ibu pemula di Karangasem Tahun 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1.
Berat Badan a.
Pengertian Berat Badan Dengan berkembangnya teknologi dan era globalisasi, semua menjadi serba elektrik dan serba praktis. Pola hidup setiap orang dalam melakukan aktifitas menginginkan sesuatu yang serba mudah, efektif dan efisien. Efektifitas waktu dan gerak benar-benar diterapkan. Energi yang dikeluarkan diupayakan sekecil-kecilnya, sebaliknya diharapkan tercapai produktifitas yang setinggi-tingginya. Berdirinya restoran atau rumah-rumah makan yang menyiapkan makanan serba lengkap dan makanan siap saji dalam berbagai kemasan yang menggiurkan menyebabkan selera makan meningkat. Belum lagi bermacam-macam jenis makanan etnis yang melanda dunia seperti masakan barat yang sarat kalori dan lemak yang tinggi. Keadaan dan pola hidup seperti itu menyebabkan banyak makanan yang masuk sehingga energi yang masuk tubuh tidak digunakan dan disimpan sebagai cadangan lemak dalam tubuh. Cadangan lemak yang terlalu menumpuk menyebabkan seseorang kelebihan berat badan bahkan menjadi kegemukan Jika keadaan yang seperti itu tidak ditindaklanjuti akan mengakibatkan kegemukan yang membahayakan kesehatan tubuh. Adapun resiko kegemukan
yang dikemukakan dalam beberapa
penelitian. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gemuk tidak selamanya berarti sehat, bahkan kemungkinan sakit pada orang gemuk lebih banyak daripada orang kurus. Khususnya bila seseorang menderita kegemukan atau sering disebut obesitas. Beberapa penelitian yang commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa untuk negara industri yang maju, kegemukan adalah penyebab utama dari penyakit. Kegemukan menambah risiko untuk mendapatkan penyakit jantung, diabetes, naiknya kolesterol, naiknya trigliserida, hipertensi, batu empedu. Kegemukan menambah resiko penyakit kanker prostat dua setengah kali lipat dan kanker dubur tiga kali lipat lebih banyak dari orang biasa. Menurut Dr. Jonathan Kuntaraf(1992): “Penelitian di Jepang baru-baru ini juga menunjukkan, kegemukan beresiko penyakit kanker payudara. 3,8 lebih besar daripada orang normal, bahkan disebutkan, seseorang yang mempunyai berat badan 25 kg lebih dari normal mempunyai kemungkinan untuk mendapat kanker endometrium pada uterus 10 kali lipat lebih besar. (hlm. 73) Tabel 2.1 Perbandingan Kematian untuk Beberapa Penyakit. Penyebab
20% > BB normal
40% > BB normal
A
A
B
B
Jantung
118
128
169
175
Stroke
110
116
164
191
Kanker
100
105
105
124
Diabetes
250
210
500
300
Pencernaan
125
168
220
340
Semua Sebab
120
121
150
162
Keterangan : A= Bulid Study of 1979 B= American Cancer Society Study Berbagai Upaya Menurunkan Berat Badan Berat Badan menurut Cipto Surono dalam Mabella (2000), “Berat Badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam
keadaan
berpakaian
minimal
apapun”.(Hlm.10) commit to user
tanpa
perlengkapan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 Pengertian berat badan berat yang diunduh 29 Maret 2012 Definisi blogspot menyebutkan bahwa berat badan diukur dengan alat ukur berat badan dengan suatu satuan kilogram. Dengan mengetahui berat badan seseorang maka kita akan dapat memperkirakan tingkat kesehatan seseorang. Menurut Emma S. Wirakusumah (1997) : “Kelebihan berat badan (overweight) merupakan suatu keadaan terjadinya penimbunan lemak secara berlebih, yang menyebabkan kenaikan berat badan. Seseorang mengalami kelebihan berat badan 10-20% diatas berat badan ideal. Seseorang dikatakan mempunyai ukuran ideal apabila bentuk tubuhnya tidak terlalu kurus maupun terlalu gemuk dan terlihat serasi antara berat dan tinggi badan. Agar tubuh sesorang ideal, lemak didalam tubuhnya harus dalam keadaan normal. Lemak memang harus ada di dalam tubuh, tetapi jangan sampai terlalu berlebihan” (hlm. 4). b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Naik Turunnya Berat Badan. 1). Banyak makan ketika menghadapi stres atau depresi Menurut Dr. Hilde Bruch (1991) stres atau depresi merupakan
faktor
psikologis
(emosional),
faktor
tersebut
berhubungan erat dengan rasa lapar dan nafsu makan. Sejumlah hormon akan disekresi sebagai tanggapan dari keadaan psikologis sehingga terjadi peningkatan metabolisme energi untuk dipecah dan digunakan untuk aktifitas fisik. 2). Perilaku yang salah a) Kebiasaan Kebiasaan makan dalam keluarga misalnya makan yang berlebih, frekuensi makan yang sering, kelebihan snack dan makan diluar waktu makan. , b) Cara memilih makan yang salah. Hal ini terjadi terutama disebabkan semakin banyaknya dijual makanan cepat saji yang mengandung kalori tinggi. c) Menggoreng dancommit memasak dengan santan. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Minyak dan santan adalah lemak yang mengandung ikatan jenuh sehingga sukar untuk dipecah menjadi bahan bakar. d) Kebiasaan ngemil Ngemil berarti makan diluar waktu makan. Bila tidak dibatasi, kalori yang masuk akan sangat tinggi karena biasanya makanan yang dipakai ngemil berupa nyamikan yang biasanya digoreng atau terdiri dari kue-kue yang manis dan gurih. e) Melupakan makan pagi Kerena terburu-buru dan dianggap tidak praktis, orang biasanya akan melewatkan makan paginya. Tidak disadari bahwa hal tersebut mengakibatkannya cepat lapar. f)
Makan tergesa-gesa Makan
tergesa-gesa
termasuk
kurang
mengunyah
akan
membawa efek yang kurang menguntungkan bagi pencernaan dan mengakibatkan cepat merasa lapar kembali. g) Makan secara berlebihan Bila sudah kenyang jangan sekali-kali mengumbar nafsu makan dengan cara menambah porsi makanan. h) Frekuensi makan yang tidak teratur Kesibukan yang sangat padat cenderung mengakibatkan seseorang tidak mempunyai waktu makan tertentu. Bila jarak antara dua waktu makan terlalu panjang ada kecenderungan untuk makan lebih lahap dan melebihi batas. i)
Kurang menggunakan energi Pekerjaan yang dilakukan sehari-hari dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang. Gaya hidup yang kurang menggunakan aktifitas fisik akan berpengaruh terhadap kondisi tubuh seseorang. Aktifitas fisik tersebut diperlukan untuk membakar kalori dari dalam tubuh.
3) Menurut Emma S. Wirakusumah (1997) Faktor-Faktor lain : a) Bakat gemuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 Faktor keturunan dapat mempengaruhi terjadinya kegemukan. Dari penelitian gizi Amerika Serikat, dilaporkan bahwa anakanak dari orang tua normal mempunyai 10% peluang menjadi gemuk. Peluang itu akan meningkat menjadi 40-50% bila salah satu oarang tuanya menderita obesitas. Faktor genetik ini akan membuat seseorang mudah menjadi gemuk terutama bila dipengaruhi oleh lingkungan. b) Enzim Seseorang mempunyai faktor keturunan yang cenderung membangun lemak tubuh lebih banyak dibandingkan orang lain. Bawaan sifat metabolisme ini menunjukkan adanya gen bawaan pada kode untuk enzim seperti Adipose Tissue Lipoprotein Lipase yang lebih aktif. Enzim ini memiliki peranan penting dalam proses mempercepat penambahan berat badan karena enzim ini bertugas untuk mengontrol kecepatan trigliserida dalam darah yang dipecah-pecah menjadi asam-asam lemak dan disalurkan ke sel-sel tubuh untuk disimpan. c) Hormon Pada wanita yang mengalami masa monopouse dapat terjadi penurunan
fungsi
hormon
tiroid.
Kemampuan
untuk
menggunakan energi akan berkurang dengan menurunkan fungsi hormon
ini.
Hal
tersebut
terlihat
dengan
menurunnya
metabolisme tubuh sehingga menaikkan berat badan. d) Metabolisme Kecepatan metabolisme basal masing-masing orang tidak sama. Ada orang yang memiliki metabolisme basal tinggi, namun ada pula yang rendah, energi yang dikonsumsi lebih lambat untuk dipecah menjadi glikogen sehingga akan lebih banyak lemak yang
disimpan
dalam
tubuh.
Penderita
obesitas
yang
mempunyai metabolisme basal rendah, apabila tidak melakukan to user olahraga dan commit diet yang benar mempunyai kecenderungan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 bertambah gemuk, karena semakin membesarnya otot akan menyebabkannya mudah lapar. e) Pengaruh obat-obatan. Beberapa faktor yang menyebabkan kelebihan berat badan atau bahkan kegemukan adalah makan melebihi porsi yang diperlukan oleh tubuh, penggunakan energi yang rendah atau kombinasi keduanya. (hlm. 19) 1.
Cara Menilai Berat Badan Emma
S.
Wirakusumah
(1997)
banyak
definisi
untuk
menyatakan berat badan ideal, kelebihan berat badan, dan kegemukan. Standar atau baku untuk menentukannya ternyata banyak ragamnya. Beberapa cara yang dapat dipakai antara lain: 1)
Standart Brocca Brocca membuat definisi berat badan ideal sebagai berikut
(TB-100) – 10% (TB-100)
TB = Tinggi Badan Perhitungan brocca lebih cocok diterapkan untuk remaja dan usia dewasa muda. Bila diterapkan pada orang-ornag yang lebih tua sering kurang sesuai karena banyak faktor lain yang perlu diperhatikan selain tinggi dan berat badan saja. Kegiatan fisik seseorang juga akan mempengaruhi komposisi tubuh. Seseorang yang mempunyai kebiasaan berolahraga secara teratur akan mempunyai komposisi otot yang lebih banyak dibandingkan dengan seseorang yang tidak berolahraga. (hlm.7) 2)
Baku Hardvard Emma S. Wirakusumah (1997) menuliskan bahwa: “Baku Hardvard merupakan standart yang telah dibuat berdasarkan perhitungan-perhitungan teliti sehingga diperoleh hasil serangkaian angka-angka berat badan commit to user kategori kurus sehat, ideal maupun gemuk sehat dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
3)
selang angka tertentu. Seseorang yang ingin melihat berat badan idealnya tinggal mencocokkan dengan baku/standar yang ada” (hlm. 10). Terlampir Pada Tabel.2.2 Indeks Massa Tubuh (IMT) Emma S. Wirakusumah (1997) menyatakan bahwa: “Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index) merupakan penentuan berat badan yang sehat yang sekarang banyak juga dipakai dan berlaku untuk orang dewasa yang berumur diatas 18 tahun” (hlm.12). Perhitungannya sebagai berikut :
Indeks Massa Tubuh (IMT) = Berat Badan / Tinggi Badan (m)
2.
Cara Menurunkan Berat Badan Mengkonsumsi ramuan, pil atau suplemen diet cara ini terlihat paling mudah dalam menurunkan berat badan. Tapi para ahli mengungkapkan pil, suplemen atau ramuan diet kebanyakan hanya diisi oleh kafein dan bahan diuretik yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan serta elektrolit. Selain itu obat yang dijual bebas ini mungkin tidak sesuai untuk semua orang dan berisiko bagi kesehatan. Berikut merupakan cara-cara penurunan berat badan yang berbahaya: 1.
Memuntahkan makanan yang masuk. Para ahli menuturkan isi lambung bersifat asam, jika orang sering muntah maka bisa menyebabkan erosi dan iritasi pada lapisan kerongkongan, mulut, gigi dan gusi yang bisa mengembangkan kanker, serta memicu ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
2.
Melewatkan waktu makan atau sengaja menahan lapar. Ketika ingin menurunkan berat badan maka yang terpikir pertama kali adalah mengurangi asupan kalori, tapi bukan berarti harus melewatkan waktu makan dan sengaja menahan lapar.
3.
Membersihkan usus untuk detoksifikasi Metode ini menurunkan berat badan dengan menghilangkan air dan tinja, tapi tidak untuk lemak.
Para
ahli commit mengatakan to user tubuh
memiliki
mekanisme
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 detoksifikasi sendiri yang jauh lebih efisien, dan metode ini bisa mengacaukan sistem tubuh. 4.
Olahraga secara berlebihan Berolahraga secara ekstrem bisa menyebabkan elektrolit
peradangan,
serta
risiko
mempengaruhi
cedera,
secara
ketidakseimbangan
psikologis.
Para
ahli
menyarankan olahraga rutin 3 hari seminggu melalui cardio intens dengan latihan beban atau olahraga 30 menit sebanyak 5 kali seminggu jika hanya cardio intens saja. Penurunan Berat Badan yang Baik Dapat Dilakukan Dengan Berbagai Cara: 1) Pengaturan makanan atau diet 2) Modifikasi perilaku 3) Penggunaan produk-produk pelangsing 4) Akupuntur 5) Pembedahan 6)
Aktifitas Fisik / Latihan jasmani. Emma S. Wirakusumah (1997) “Pada dasarnya berat badan secara alami dapat diturunkan antara lain dengan (1) Membatasi atau mengurangi pemasukan energi melalui makanan yang masuk ke dalam tubuh, (2) meningkatkan pengeluaran energi dari tubuh dengan jalan meningkatkan aktifitas fisik atau (3) mengkombinasian keduanya. Cara tersebut sangat sederhana dan tampaknya mudah dilakukan. Akan tetapi pada kenyataanya tidak sederhana apa yang dibayangkan karena dibutuhkan motivasi dan pengendalian diri yang kuat. Oleh karena itu, para penderita kegemukan banyak mencari peluang bagaimana menurunkan berat badan secara mudah dan cepat”. (hlm.36)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 2.
Olahraga a.
Olahraga Secara Umum Heru Suranto (2006): “Seperti telah diketahui bersama, bahwa sekarang ini olahraga telah meresap ke dalam kehidupan masyarakat luas. Hal ini sebenarnya telah terjadi sejak dulu dari zaman ke zaman. Olahraga bukan hanya milik kalangan tertentu saja, namun kegiatan olahraga telah menembus ke berbagai tingkatan usia maupun ke berbagai tingkatan kehidupan sosial dalam masyarakat di berbagai negara”(hlm.1). Dengan demikian olahraga akan berhubungan atau berkaitan dengan banyak hal dalam kehidupan masyarakat. Hal ini berarti bahwa, olahraga mempunyai arti sosial yang sangat luas di dalam kehidupan masyarakat. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran seseorang. Olahraga juga merupakan salah satu metode penting untuk mereduksi stress. Olahraga juga merupakan suatu perilaku aktif yang menggiatkan metabolisme dan mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk memproduksi sistem kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit serta stress. Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan tersetruktur dengan baik.
b. Pengertian Olahraga Pengertian Olahraga Menurut Suryanto Rukmono, S. Si Olahraga adalah suatu kegiatan untuk melatih tubuh kita agar badan terasa sehat dan kuat, baik secara jasmani maupun rohani. Hans Tandra Olahraga adalah gerakan tubuh yang berirama dan teratur
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan
kebugaran.
www.carapedia.com Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, penerbit Gitamedia Press, kata olahraga merupakan kata kerja yang diartikan gerak badan agar sehat. Sedang menurut para pakar olahraga, adalah sebuah aktivitas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 manusia yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan (sejahtera jasmani dan sejahtera rohani) manusia itu sendiri. Olahraga mempunyai banyak manfaat yang luas salah satunya. bagi yang ingin menurunkan berat abdan demi kesehatannya, olahraga merupakan suatu keharusan. Menurunkan berat badan dengan jalan diet saja dan tidak memperhatikan kesehatannya. Karena 20-50 dari turunnya berat badan berasal dari hilangnya jaringan otot.
c.
Manfaat Olahraga Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan memerlukan suatu tingkat yang cukup baik dari keempat komponen kebugaran dasar : -
Kebugaran jantung, paru, peredaran darah
-
Lemak tubuh
-
Kelenturan sendi Menurut Dr. Bortz 1983 dalam Journal of American Medical
Association “Tidak ada obat yang sekarang atau masa depan akan dipakai, yang menjanjikan dengan pasti akan memberikan dan mempertahankan kesehatan lebih baik dari kebiasaan hidup yang senantiasa berolahraga”. Berolahraga
hingga
sekarang
ini
sudah
cukup
untuk
memberikan kehidupan yang sehat dan nyaman bila anda telah mengikutinya. Pertumbuhan fisik biologik yang cepat pada masa anak-anak terhenti pada usia 17 tahun (wanita) dan usia 20 tahun (pria). Capaian kualitas fisik puncak pada periode usia 20-30 tahun yang lazim dalam ilmu kedokteran olahraga disebut sebagai The Golden age. Setelah 30 tahun terjadi penurunan fungsi fisik secara bertahap seringkali tidak terasakan, misalnya penurunan kapasitas aerobik (Oxygen consumption = Vo2 max). Dengan bertambahnya usia di atas 30 tahun akan terjadi commit to user massa otot dan pengurangan penambahan lemak tubuh, penurunan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 parenkim/ jaringan organ tubuh. Demikian pula dengan Vo2 Max secara otomatis akan menurun secara bertahap yang juga menunjukkan terjadinya kemunduran dalam kebugaran dan kesehatan jasmaninya. Penurunan kapasitas fisik (=Vo2 Max) akan dialami semua orang baik terhadap mereka yang berolahraga secara rutin maupun mereka yang tidak aktif berolahraga. Namun banyak hasil penelitian yang menemukan bahwa Vo2 Max pada kelompok atlit selalu lebih tinggi daripada orang yang jarang berolahraga. Karena ternyata penurunan Vo2 Max lebih kecil atau lebih lambat pada orang yang aktif berolahraga secara teratur yaitu hanya 0, 4% per tahun dibandingkan dengan populasi umum yang rata-rata mengalami penurunan 1%. Sebagai contoh seorang yang berusia 80 tahun: 1). Bila melakukan olahraga dengan teratur, terjadi penurunan kapasitas fisik sebesar (80-30) x 1%, sehingga sekarang kemampuannya tinggal 100%-50% = 50% 2). Bila ia biasa berolahraga secara teratur sampai lanjut usia, maka penurunan tersebut hanya 0, 4 % per tahun, sehingga kapasitas fisiknya pada usia 80 tahun masih sebesar 100 % - (80-30) x 0, 4% 80% (Harsuki 2005 : 247)
d. Olahraga dan Manfaatnya Untuk Menurunkan Presentase Lemak Tubuh. Olahraga merupakan keperluan dalam kehidupan kita, bagi yang ingin menurunkan berat badannya demi kesehatan, olahraga merupakan suatu keharusan. Menurunkan berat badan dengan jalan diet saja, kurang baik bagi kesehatan kita, karena 20-50% dari turunnya berat badan berasal dari hilangnya jaringan otot. Dari hasil penelitian, olahraga mempunyai 9 keuntungan untuk mengurangi lemak di dalam tubuh. 1) Latihan olahraga mempunyai penyerapan sari makanan. Bila aktif melakukan olahraga, makanan lebih cepat melalui commit to useryang aktif sama sekali. Contoh usus bila dibandingkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 makanan melalui usus orang normal biasanya dalam waktu 24 jam. Pada orang-orang yang terlalu gemuk (obesitas) memakan waktu 48 jam. Atlet yang sangat terlatih menyelesaikan pencernaan tersebut dalam waktu 4-6 jam. Makin lama makan berada didalam usus kita, semakin
besar
kemungkinan
untuk
berhenti
disitu,
yang
menyebabkan gangguan pencernaan dan mempertinggi risiko kanker pada usus besar. 2) Latihan Olahraga menekan nafsu makan Dari hasil penelitian bila aktifitas fisik rendah, masukan kalori akan bertambah, menyebabkan tubuh kurang bergerak, makin banyak pula asupan makanan yang masuk. Latihan olahraga juga mengeluarkan lemak ke dalam aliran darah, dimana dapat menstabilkan kadar gula darah. Karena penurunan kadar gula darah membuat rasa lapar. Dengan memelihara kadar gula darah, latihan olahraga dapat menolong kita menghindari rasa lapar. 3) Latihan Olahraga menambah kecepatan metabolisme. Dari penelitian ternyata olahraga aerobik dapat menaikkan kecepatan metabolisme sebanyak 25% selama 15 jam setelah berlatih olahraga. 4) Latihan Olahraga menjaga otot-otot Latihan olahraga menjaga otot-otot yang ada dan juga membangun jaringan otot-otot. Latihan olahraga dapat membuat perbandingan antara otot dan lemak yang lebih bagus dan dapat menjamin penurunan barat badan yang sehat. 5) Latihan Olahraga menambah oksigen Latihan olahraga menambah kemampuan badan untuk menggunakan lebih banyak oksigen, yang sangat penting artinya bagi kesehatan kita pada umumnya. Hal ini terutama bagi yang melakukan diet sangat menguntungkan karena semakin banyak oksigen makin banyak pula pengeluaran lemak dari simpanannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 6) Latihan Olahraga memperbaiki harga diri dan disiplin. Menekuni suatu program latihan merupakan suatu prestasi besar, menambah harga diri, merasa segar dan dapat mengontrol diri. Keadaan
kejiwaan
semacam
ini
ada
hubungannya
dengan
terbentuknya endorphin, yang mengatur rasa sakit, dan suasana hati. Dengan
melakukan
latihan
olahraga
peredaran
darah
akan
bertambah, dan jumlah glukosa yang berada di otak bertambah. 7) Latihan Olahraga mengurangi depresi dan kecemasan Latihan olahraga dapat menjadi obat penenang alamiah, melawan stres dan menghilangkan depresi dan kecemasan. Disamping itu dapat pula mengurangi denyut jantung dan menurunkan tekanan darah dan memacu kemampuan mental. 8) Latihan Olahraga menambah pengeluaran kalori. Gerakan-gerakan memerlukan energi. Makin banyak kita bergerak makin banyak pula energi yang kita perlukan, dalam bentuk kalori sehingga lebih cepat mengurangi berat badan. 9) Latihan Olahraga perlu untuk memelihara berat badan. Sadoso Sumosardjuno (1989)
e.
“Dari kenyataan tidak lebih 5% dari mereka memlihara berat badannya lebih dari 2 tahun. Tetapi bila latihan olahraga diteruskan, bagi yang ingin menurunkan berat badan merupakan pola hidup berolahraga setelah verat badannya dapat turun, akan dapat terpelihara berat badannya”. (hlm.95-98) Olahraga yang Efektif Untuk Menurunkan Berat Badan 1) Aerobik Olahraga ini juga efektif mengurangi berat badan karena mampu membakar banyak kalori berlebih sekaligus memperindah bentuk pinggul dan paha. Orang dengan berat badan 68 kg bisa membakar sekitar 357 kalori lewat latihan aerobik selama satu jam. Namun hasilnya bisa berbeda, tergantung seberapa tinggi aktivitas yang Anda lakukan saat aerobik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
2) Lari Orang dengan berat badan 68 kg bisa membakar 893 kalori per-jam dengan berlari delapan menit per mil. Sementara berlari selama 10 menit per mil bisa membakar sekitar 731 kalori. Namun olahraga lari belum tentu cocok untuk setiap orang, terutama mereka yang punya masalah disorientasi dan sensitif terhadap aktivitas olahraga keras. 3) Bersepeda Orang dengan berat 68 kg bisa membakar kalori antara 560 sampai 850 per jam, dengan bersepeda sekitar 15 sampai 18 mil per jam. Bersepeda adalah olahraga menurunkan berat badan yang hampir bisa dilakukan semua orang karena kecil kemungkinannya menyebabkan cidera pada otot. 4) Berenang Juga salah satu olahraga yang efektif membakar kalori, dan kecil kemungkinannya menyebabkan cidera pada engsel. Olahraga air ini juga sangat baik untuk keseluruhan tubuh karena membuat hampir seluruh otot tubuh bekerja saat berenang. Orang dengan berat 70 kg bisa membakar kalori antara 497 dan 523, tergantung gaya renang dan kecepatan 5) Racquetball Sisi ke sisi berjalan terlibat dalam ini adalah latihan cardio besar, dan juga akan membantu untuk nada paha dan kaki. membakar kalori 800/jam 6) Elliptical Burner Http://allwomenstalk.com yang diunduh pada tanggal 1 April 2012 menyebutkan bahwa elliptical burner adalah kardio brilian, dan juga
membantu
mengencangkan
untuk
membangun
otot
perut. Bisa membakar commit to user
yang kalori
kuat,
serta
600/jam.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 http://allwomenstalk. com/10-top-exercises-to-lose-weight/ diunduh Minggu, 1 April 2012, pukul 13. 21 WIB Bentuk aktifitas fisik untuk menurunkan berat badan yang sudah dikenal disamping relatif murah, menyenangkan dan terjangkau oleh masyarakat khususnya para ibu-ibu di daerah-daerah maupun diperkotaan adalah Senam Aerobik dan Senam Body Language
3.
Hakikat Senam Aerobik a.
Pengertian Senam Aerobik Sebelum kita mengetahui apa itu senam aerobik Low impact ada baiknya kita tahu lebih dulu apa itu senam. Para pakar senam sepakat, bahwa ciri yang harus ada pada suatu gerakan sehingga gerakan itu dapat disebut sebagai senam adalah : a.
Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja, gerakan-gerakannya selalu harus berguna untuk mencapai tujuan tertentu (misalnya: membentuk sikap tubuh, memperbaiki gerak, meningkatkan taraf kesegaran, sebagai sarana rehabilitasi),
b.
gerakan-gerakannya harus tersusun dan sistematik,
c.
dilakukan secara teratur dan berulang-ulang. Beranjak dari ciri-cirinya dapatlah dikatakan suatu gerakan itu
senam atau bukan. Berawal dari ciri-ciri itu pula dapat disusun batasan senam, yang kalimatnya tentu pakar yang satu dengan pakar yang lain berbeda. Antara lain batasan itu dapat berbunyi : Menurut Hidayat (1970) Senam adalah latihan jasmani yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematis dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis. (Hlm.2) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Senam adalah Gerak badan dengan gerakan tertentu, gimnastik: olahraga sedang digemari ibuibu pada saat ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 Setelah mengetahui apa itu senam barulah kita mengetahui apa itu aerobik. Aerobik atau latihan aerobik adalah latihan yang menuntut oksigen tanpa menimbulkan hutang oksigen yang tidak terbayar, disebut juga sebagai general endurance. Senam Aerobik adalah Serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas dan durasi tertentu. Senam Aerobik juga merupakan penggabungan antara gerakan senam dengan perpaduan musik sebagai irama. Artinya saat melakukan senam aerobik harus selalu sesuai dengan irama musik yang mengiringi sehingga akan membuat suatu gerakan yang terlihat indah dan sangat senang bila melakukannya. b. Manfaat Senam Aerobik. Orang
yang
melakukan
senam
secara
teratur
akan
mendapatkan kesegaran jasmani yang baik. Menurut Dewi Motik Pramono manfaat sena aerobik adalah: 1.
Dapat membakar lemak yang berlebihan ditubuh, menguatkan daya tahan jantung dan paru-paru, memperbaiki penampilan karena setiap gerakan yang dibuat untuk menguatkan, mengencangkan dan membentuk otot beberapa bagian tubuh tertentu antara lain pinggul, paha, pinggang, perut, dada, punggung, lengan, kaki, dll.
2.
Jika berlatih dengan intensitas tinggi dapat merupakan suatu program penurunan berat badan.
3.
Jika berlatih dengan ringan terutama bagi yang bertubuh langsing atau kurus maka akan meningkatkan nafsu makan. Dan jika berlatih dengan berat akan menekan rasa lapar, karena darah banyak beredar didaerah otot yang aktif dan bukan di daerah perut.
4.
Mencegah penyakit menyerang tubuh, karena sistem tubuh dalam keadaan baik, serta bisa menghilangkan kebiasaan buruk misalnya merokok.
5.
Meningkatkan kelenturan, keseimbangan, koordinasi, kontrol tubuh, commit to user irama dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan olahraga lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Di dalam senam aerobik ada yang namanya intensitas, dan cara menentukan intensitas senam aerobik adalah : Untuk menentukan intensitas senam aerobik pada dasarnya sama dengan menentukan intensitas latihan pada olahraga lain. intensitas latikan ditandai dengan tercapainya tingkat denyut nadi yang diharapkan meningkat. Secara umum, intensitas latihan yang ditentukan tercapainya denyut nadi sekitar 60-80% dari denyut nadi maksimal. c.
Macam-macam Senam Aerobik : 1.)
High Impact aerobik (Aerobik Benturan Keras) Sadoso Sumosardjuno, (1996) menyetakan: “High impact aerobik merupakan senam aerobik dengan gerakan cepat dan gerakan tari sedikit yang didesain untuk dapat bergerak dengan cepat dan menyenangkan. Pada jenis senam aerobik ini selalu diusahakan agar denyut jantung kita tinggi yang bertujuan meningkatkan power dan meningkatkan kardiovascular bagi pelakunya”. (hlm.61)
2.)
Mix Impact Jenis latihan ini adalah perpaduan antara low dan high yang diperlakukan secara sistematis dan harmonis serta ritmis untuk meningkatkan endurance atau daya tahan secara keseluruhan sekaligus menugkatkan power bagi pelakunya. Bila dilakukan dalam waktu dan dosis yang tegas teratur, terukur latihan ini sangat cocok bagi pemula dan advance (Panduan Senam Diknas, 2001 : 10)
3.)
Low Impact ( Benturan Ringan) Pengertian latihan low impact aerobic adalah latihan yang dilakukan dengan iringan musik yang sedang iramanya dengan rangkaian gerakan yang dipandu tanpa latihan yang menggunakan lompatan-lompatan. Tujuan latihan ini adalah meningkatkan endurance atau daya tahan / stamina bagi pelakunya. Latihan ini sangat cocok untuk pemula dan semua usia. Manfaat utama adalah meningkatkan kerjacommit jantungtodan general endurance user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 Dari jenis senam aerobik di atas, ada batasan intensitas yang harus diperhatikan menurut Ibid (1990), yaitu : Low impact. Memiliki beat per menit (BPM) antara 135-158. Cocok untuk pemula, manula, dan mereka yang sedang dalam proses penyembuhan. Mix impact. BPM antara 140-160, dan cocok untuk usia 20 sampai 30 tahun. High impact. BPM antara 160-170. Cocok untuk mereka yang terlatih dengan baik, para pelatih senam, atlet maupun prajurit militer.(hlm.50) 1.1. Hakikat Senam Aerobik Low Impact Setelah kita mengetahui apa itu senam, aerobik, dan senam aerobik, barulah kita dapat mengetahui apa itu senam aerobik Low Impact. Pendapat mengenai Senam Aerobik Low Impact yang dikemukakan oleh Lynne Brick bahwa melakukan senam aerobik low impact adalah latihan senam aerobik yang dilakukan dengan hentakan irama dimana salah satu kakinya masih bertumpu di lantai. Berikut ini adalah contoh dan penjelasan mengenai gerakan aerobik low impact yaitu mengangkat lutut: dilakukan sebuah gerakan dengan dua hitungan dimana lutut mengangkat pada hitungan pertama, dan kaki turun ke lantai pada hitungan kedua. Gerakan-gerakan variasi termasuk menendang kedepan dari lutut menendang kebelakang dari pangkal paha. a. Intensitas Latihan Dalam berolahraga ada porsi tertentu agar tubuh tetap bugar. Porsi olahraga yang baik dengan memenuhi FITT yakni Frequency, Intensity, Time and Type. Frekuensi olahraga senam apapun dilakukan 3-5 kali seminggu dengan durasi 20-60 menit. Intensitas atau beban sekitar 60%-80% dari HR (denyut nadi maksimal). Caranya 220 dikurangi usia. Angka 220 adalah angka absolut. Misalnya usia Anda 20 tahun, maka 220 dikurangi usia hasilnya 200. Berolahragalah 60% dari angka itu. Selain itu, commit to user perhatikan tipe. Maksudnya, jenis aktivitas yang melibatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 kelompok otot-otot besar (berjalan, lari, berenang, bersepeda, senam). Dalam gerakan senam, ada gerakan otot. Yakni isometrik, isotonik dan isokinetik. Pada gerakan isometrik ada kontraksi otot tapi tidak ada gerakan, sedangkan isotonik ada pemanjangan otot sehingga timbul gerakan. Sedangkan isokinetik menggunakan alat khusus, jadi menggerakkan sendi yang telah diatur sesuai alat yang dipakai. Contoh gerakan isometrik dan isotonik adalah senam, apakah itu, BL, body conditioning, taebo dan sebagainya. Untuk mengetahui jumlah denyut nadi dalam satu menit, maka dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pertama menggunakan alat yang bernama pulse meter. Alat ini umumnya hanya terdapat di laboratorium olahraga dan tersedia secara terbatas. Dengan cara memasukkan jari telunjuk selama 1 menit, maka secara otomatis hasil penghitungan denyut nadi akan dapat diketahui. Cara kedua yaitu dengan cara menghitung denyut nadi dengan cara meraba titik denyut nadi pada pergelangan tangan atau pada panggal leher menggunakan jari telunjuk dan jari tengah. Cara ini disebut sebagai palpasi atau menghitung denyut nadi secara manual. Cara ini jauh lebih sukar dibandingkan dengan penggunaan pulse meter karena dibutuhkan kepekaan dan ketepatan yang tinggi dalam mendeteksi dan menghitung denyut nadi, namun dengan bantuan dan bimbingan para ahli, maka menghitung dengan cara palpasi akan menjadi mudah dan menyenangkan. Dalam menghitung denyut nadi selama 1 menit, terdapat beberapa cara menghitung antara lain : 1. Hitung denyut nadi selama 60 detik penuh 2. Hitung denyut nadi selama 30 detik. Hasilnya dikalikan 2. 3. Hitung denyut nadi selama 15 detik. Hasilnya dikalikan 4. 4. Hitung denyut nadi selama 10 detik. Hasilnya dikalikan 6. commit 5. Hitung denyut nadi selamato6user detik. Hasilnya dikalikan 10.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 -
Lama/ Tempo Latihan Lama latihan berbanding terbalik dengan intensitas latihan.
Intensitas latihan yang berat memerlukan waktu yang lebih pendek dibandingkan dengan intensitas latihan yang ringan. Semakin berat latihan maka semakin singkat tempo latihan, semakin ringan intensitas latihan maka semakin lama tempo latihan. Suatu latihan akan bermanfaat dengan baik bila dilakukan dengan tempo yang tepat. Latihan dengan tempo yang terlampau lama atau terlalu pendek akan memberikan hasil yang kurang efektif. Dalam senam aerobik, total waktu latihan yang baik umumnya antara 30 – 60 menit dalam satu sesi latihan. -
Frekuensi Latihan Frekuensi latihan adalah berapa kali latihan intensif yang
dilakukan oleh seseorang. Latihan dapat dikatakan intensif apabila memenuhi dua kaidah di atas yaitu memenuhi takaran intensitas dan tempo latihan yang baik. Frekuensi latihan untuk senam aerobik disarankan 3-5 kali dalam satu minggu. Hal ini dianggap cukup. Apabila frekuensi latihan kurang dari 3 kali maka tidak memenuhi takaran latihan, sedangkan apabila lebih dari 4 kali maka dikhawatirkan tubuh tidak cukup beristirahat dan melakukan adaptasi kembali ke keadaan normal sehingga dapat menimbulkan sakit/ over training. (Galih Rosy) -
Fase Kondisikan Kebugaran Bagi pemula, dengan kondisi tubuh yang belum baik bisa
memulai dengan berlari-lari kecil atau berjalan tiga kali seminggu dengan pencapaian target denyut nadi sekitar 60% dari denyut nadi maksimal, selama 15-20 menit. Latihan ini terus dilanjutkan sampai tidak lagi merasa kelelahan atau pegal di otot. Jika rasa lelah dan pegal otot tidak terasa lagi, maka itu berarti latihan sudah bisa ditingkatkan menjadi commit20-25 to user tiga kali seminggu selama menit atau pencapaian denyut nadi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 target 70% dari denyut nadi maksimal. "Jika dapat mempertahankan keadaan ini tanpa terasa lelah selama 25 menit sampai 30 menit, itu berarti siap memasuki fase berikutnya,"terangnya. Fase kedua disebut fase pengkondisian (Conditioning Phase)
yang
bertujuan
untuk
memperbaiki
kebugaran
kardiorespiratori, misalnya dengan berlari di treadmill. Orang harus memulai dari pencapaian pada fase persiapan dengan menaikkan secara bertahap lamanya waktu berolahraga, yaitu satu atau dua menit setiap minggu sampai tercapai waktu 20-30 menit berlari. Pada fase ketiga yang disebut dengan maintenance phase merupakan level tertinggi dari fase kedua. Biasanya orang tidak perlu lagi meningkatkan latihan lebih lanjut. "Pada fase ini kita hanya perlu mempertahankan kondisi kebugaran yang sudah ada. Dengan berolahraga 45 sampai 60 menit, termasuk pemanasan dan pendinginan, dengan intensitas sebanyak dua kali seminggu sudah cukup untuk mempertahankan kebugaran." Dalam beberapa dasawarsa ini banyak dijumpai jenis-jenis dan macam-macam senam aerobik, mulai dari gerakan sampai dengan alat penunjang yang digunakan. Lalu jika melakukan senam aerobik low impact harus memperhatikan macamnya mulai dari yang rendah (low), sedang (medium), sampai yang tinggi (high) ataupun gabungan ketiganya (mix). Tapi didalam masyarakat banyak yang menganggap bahwa senam aerobik masih sulit dilakukan atau sukar diikuti. Dari penelitian didapatkan bahwa untuk dapat memelihara kapasitas aerobik dan memperoleh kebugaran serta penurunan berat badan, maka latihan aerobik sebaiknya dilakukan dengan frekuensi latihan 3-5 kali per minggu dengan durasi 20-30 menit (Wilnmore & Costill, 1994). Ahli lain , Giam & teh(1992) mengatakan bahwa ”Durasi latihan
15-30 menit sudah dinilai cukup apabila lathan commit dan to user dilakukan terus menerus diakhiri 3-5 menit pendinginan”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 Menurut Arthur (1974) City Patrilasni et al. (1997) diunduh pada tanggal 19 April 2012 latihan fisik baru dapat memberikan hasil apabila latihan dilakukan minimal 4-6 minggu, dan akan hilang pengaruhnya setelah 4-6 minggu latihan dihentikan. b. Manfaat Senam Aerobik Low Impact Senam aerobik sama baiknya dengan jogging dalam hal mengurangi berat badan. Senam aerobik dengan intensitas cepat dapat membakar kurang lebih 100 kalori pada pada orang-orang yang berukuran tubuh normal. Hal ini tentu saja lebih baik daripada hanya melakukan diet untuk menurunkan berat badan. Kebanyakan orang yang berlebihan berat badan, biasanya mempunyai kelebihan lemak dalam tubuhnya. Jadi bagi orang yang berlebihan berat badan yang penting adalah mengurangi lemaknya, bukan hanya asal berkurang berat badannya. Sadoso Sumosardjuno (1989) “Keuntungan melakukan latihan-latihan olahraga pada program penurunan berat badan adalah dapat mengurangi lemak tetapi membentuk jaringan otot. Dan hasilnya akan tampak lebih bagus pada berat badan yang diinginkan” (hlm.70). Yang lebih penting lagi adalah lebih banyak kalori yang dibagar pada waktu istirahat. Senam aerobik membentuk massa otot . Massa otot dalam tubuh menjadi lebih banyak dan kecepatan metabolisme menjadi lebih besar daripada lemak.Ini berarti terusmenerus
membakar
kalori
lebih
banyak.
Kalau
meninjau
metabolisme dalam satu jam. c. Sistematika Penyajian Senam Aerobik Low Impact Sistematika dalam penyajian senam aerobik low impact adalah sebagai berikut: 1) Pemanasan (5) menit Gerakan dimulai perlahan-lahan yang lambat laun meningkatkan denyut nadi dan peredaran darah, serta melenturkan otot-otot commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 diseluruh tubuh dan tubuh siap untuk melakukan latihan selanjutnya. 2) Kelenturan dan peregangan otot (5) menit Meliputi
latihan
peregangan,
dan
melenturkan
otot-otot
diseluruh tubuh tanpa gerakan yang memantulkan atau menyentak (aerobik low impact). 3) Latihan inti (15-20 menit) Berupa pola gerak, dan langkah-langkah kombinasi denga gerak dan tari yang dirancang dengan diiringi musik. Gerakan secara kontinue. Selama latihan inti penting untuk menghitung denyut nadi latihan (DNL). 4) Kalistenik (senam lantai) 15-20 menit Gerakan untuk mengencangkan otot misalnya gerakan-gerakan mengangkat kaki, latihan-latihan untuk badan bagian atas misalnya push-up, latihan-latihan untuk otot perut dan lain-lain 5) Cool down I dan II masing-masing 5-10 menit. Cool down I dilakukan sebelum kalistenik, merupakan gerakan yang ritmis pula, seperti misalnya jalan untuk membantu kembalinya darah dari kaki ke jantung dan otak. Cool down II mengakhiri latihan-latihan tadi, dengan melakukan latihanlatihan peregangan perlahan-lahan yang enak untuk menjaga kelenturan badan kita. Kegiatan tahap akhir dari senam aerobik low impact ini harus melakukan gerakan-gerakan yang menurunkan frekuensi denyut nadi untuk kembali mendekati denyut nadi yang normal. Pelaksanaan gerakan pendinginan ini harus merupakan penurunan secara bertahap dari gerakan dengan intensitas tinggi ke gerakan yang berintensitas rendah. Ditinjau dari segi faal tubuh, perubahan gerakan yang bertahap tadi berguna untuk menghindari penumpukan asam laktat yang menyebabkan kelelahan dan rasa pegal pada otot di commit to demikian user tempat tertentu. Dengan proses pendinginan ini
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 dimaksudkan untuk mengurangi penumpukan dari asam laktat yang merupakan sisa pembakaran dalam otot.
1.2. Hakikat Senam Body Language Senam Body Language merupakan istilah dan tren baru dalam dunia persenaman. Senam ini muncul sekitar 3-4 tahun lalu. Jika diperhatikan dengan seksama maka Body Language ini, bukanlah gerakan-gerakan senam yang baru. Body Language merupakan gabungan dari beberapa jenis senam yang sudah ada, antara lain senam pembentukan, senam nifas, dasar jazz, dan ballet. Body Language itu mengutamakan gerakan-gerakan untuk kelenturan dan pembentukan otot tubuh. Bila senam ini dilakukan dengan benar dan tepat, dapat menghasilkan bentuk tubuh yang indah dengan kelenturan yang baik, di samping untuk menjaga stamina. Body Language mengajarkan juga cara pernapasan baik yaitu mengombinasikan gerakan-gerakan senam dengan cara pernapasan yang benar. Hasilnya, stamina dan kesehatan tubuh yang baik. Selain itu, senam ini baik untuk wanita terutama mereka yang mempunyai problem dengan bentuk tubuh yaitu obesitas ataupun tidak proporsional, seperti bentuk bagian-bagian tubuh yang tidak serasi satu sama lain. Menurut Hapsari Adi Ningrum body language adalah salah satu cara yang lumayan praktis, menyehatkan, tanpa embel-embel efek samping yaitu berolahraga. Senam menjadi salah satu cara yang ampuh untuk menjaga kebugaran tubuh. Ada cukup banyak jenis senam kebugaran yang dapat menjadi alternatif pilihan, salah satunya adalah body language (BL). Sesuai dengan artinya yakni bahasa tubuh maka manfaat BL adalah senam untuk pembentukan tubuh. Body Language cocok untuk wanita segala usia, tua dan muda. Olahraga ini banyak manfaatnya karena dalam setiap gerakan bila dilakukan secara teratur dapat membentuk tubuh menjadi indah. Di samping itu juga dapat commit to user mencegah penyakit. Apalagi penyakit-penyakit yang timbul seiring
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 dengan menuanya usia seperti jantung, menguatkan otot-otot badan dan wajah, dan manfaat lain yang membuat seseorang jadi kelihatan lebih segar, ramping dan seksi. Adapun menurut Lady Elen “Senam body language merupakan senam yang gerakannya dengan menahan kontraksi otot”. Daerah sekitar pinggul dan perut adalah bagian yang paling sering dikontraksikan. Dengan melakukan kontraksi pada bagian-bagian pinggul dan perut, maka akan meningkatkan kekuatan otot perut, bokong hingga otot-otot dasar rongga panggul. Gerakan senam yang dilakukan saat Body Language ini memberikan dampak menyeluruh bagi bentuk tubuh seperti lengan, dada, perut, paha, panggul payudara serta bagian tubuh lainnya. Tentu saja selain manfaat dasarnya untuk kebugaran tubuh. Senam BL tidak hanya untuk mereka yang kelebihan berat badan, melainkan mereka yang mengalami problem yakni berat badan yang sukar naik alias kurus dapat mengikuti senam ini. Teknis dasar latihan, tetapi pengaturan dilakukan terhadap waktu serta periode latihan. a. Batasan Intensitas Dari penelitian didapatkan bahwa untuk dapat memelihara kapasitas aerobik dan memperoleh kebugaran serta penurunan berat badan, maka latihan aerobik sebaiknya dilakukan dengan frekuensi latihan 3-5 kali per minggu dengan durasi 20-30 menit (Wilnmore & Costill, 1994). Ahli lain , Giam & teh (1992) mengatakan bahwa durasi latihan
15-30 menit sudah dinilai cukup apabila lathan
dilakukan terus menerus dan dihului 3-5 menit pendinginan. Latihan fisik menurut Arthur (1974) dan City Patrilasni (1997) baru dapat memberikan hasil apabila latihan dilakukan minimal 4-6 minggu ,dan akan hilang pengaruhnya setelah 4-6 minggu latihan dihentikan. Menurut LadyElen jika seseorang yang mengalami berat commituntuk to user badan berlebih dianjurkan melakukan senam Body Language
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 minimal tiga kali seminggu dan setiap kali latihan selama satu jam. Gerakan senam Body Language adalah seperti menahan buang air kecil, dengan cara mengkontraksikan otot-otot di dalam perut dan panggul. b. Manfaat Senam Body Language 1.) Menjaga kesehatan Body Language (BL) baik sekali untuk melatih organ kewanitaan. Selain itu, BL juga efektif untuk melangsingkan dan mengencangkan tubuh, serta melancarkan haid yang semula terganggu. Namun pada dasarnya senam dilakukan untuk menjaga kesehatan. 2.) Menjaga Keharmonisan Keluarga Bentuk tubuh sering diidentikkan dengan keindahan sosok wanita yang menjadi tujuan utama senam. Senam body language merupakan hal penting bagi seorang wanita, apalagi bila untuk menjaga keindahan tubuhnya. Bila dia sudah menikah dan punya anak, maka menganggap urusan tubuh sudah tak menjadi fokus lagi. Mayoritas tubuh menjadi tidak karuan seperti terlalu gemuk atau sebaliknya menjadi kurus ceking. c. Sistematika Penyajian Senam Aerobik Body Language Sistematika dalam penyajian senam aerobik body language adalah sebagai berikut: 1) Pemanasan (5) menit Gerakan dimulai perlahan-lahan yang lambat laun meningkatkan denyut nadi dan peredaran darah, serta melenturkan otot-otot diseluruh tubuh dan tubuh siap untuk melakukan latihan selanjutnya. 2) Kelenturan dan peregangan otot (5) menit Meliputi latihan peregangan, dan melenturkan otot-otot diseluruh tubuh tanpa gerakan yang memantulkan atau menyentak commit 3) Latihan inti (15-20 menit)to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 Berupa pola gerak yang gerakannya dengan menahan kontraksi otot”. Daerah sekitar pinggul dan perut adalah bagian yang paling sering dikontraksikan. Dengan melakukan kontraksi pada bagianbagian pinggul dan perut, maka akan meningkatkan kekuatan otot perut, bokong hingga otot-otot dasar rongga panggul dengan diiringi musik. Gerakan secara kontinu. 4) Cool down (5-10 menit). Melakukan latihan-latihan peregangan perlahan-lahan yang enak untuk menjaga kelenturan badan. Bila olahraga Body language ini dilakukan secara teratur - 3 kali seminggu untuk pemula dan sesering kita mau, badan kita akan terbentuk indah dan terlihat sebagus yang kita inginkan dan akan kelihatan sekali apabila dilakukan secara benar dan teratur
2.
Karakteristik Ibu-Ibu Pemula di Karangasem Kelompok ibu-ibu pemula di Karangasem yang rata-rata berumur 40-45 tahun lebih banyak disibukkan oleh pekerjaan rumah dari pagi sampai sore dan waktu malam harinya digunakan untuk istirahat sehingga tidak pernah meluangkan waktu untuk berolahraga. Mereka lebih cenderung memilih jalan pintas seperti meminum obat-obat pelangsing, sedot lemak, diet yang tidak sehat dan lain sebagainya tanpa memperhatikan kesehatannya. Dengan tidak pernah melakukan olahraga fleksibelitas gerak akan menjadi turun didukung dengan umurnya yang sudah mencapai usia premenopause yakni berumur 40-an keatas. Disamping itu mereka juga tidak mementingkan bentuk tubuh yang proporsional. Sehingga mengganggu segala aktivitas sehari-harinya. Selain itu juga jarang sekali meluangkan waktu untuk merefresh pikiran. Dengan melihat kharakteristik ibu-ibu pemula di Karangasem diatas untuk melakukan gerakan kontraksi otot akan sangat kesulitan dan berdampak pegal-pegal di tubuh karena blm pernah melakukan olahraga sehingga perlu commitbulan to user latihan-latihan selama beberapa untuk melenturkan otot-otot dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 fleksibelitas geraknya. Selain itu ibu-ibu tersebut akan jenuh dengan gerakan hanya kontraksi otot. Sehingga mereka cenderung pada gerakan yang lebih sederhana, mudah, menarik dan menyenangkan dengan iringan musik yang enak untuk dinikmati. Kharakteristik kelompok ibu-ibu di Karangasem yang rata-rata berumur 40-45 untuk melakukan gerakan kontraksi otot sangat sukar mereka cenderung pada gerakan yang lebih sederhana, mudah, menarik dan menyenangkan dengan iringan musik yang enak untuk dinikmati. Menurut Febri Inawati copyright@2001 by Digilib, diunduh 9 April 2012 menyatakan bahwa “Penuaan merupakan proses normal yang berlangsung terus sepanjang hidup ditandai oleh perubahan anatomi, faali dan biokimiawi sel-sel tubuh, hal ini bertambah jelas pada wanita umur 40 tahun ke atas. Usia premenopause harus senantiasa menjaga kesegaran jasmani salah satunya dengan senam aerobik, karena pada usia 40 tahun keatas mulai berkurang fleksibilitas gerakannya”. Olahraga yang dilakukan yaitu yang terprogram, terukur, dan teratur sehingga mampu melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan nyaman. Frekuensi latihan senam aerobic yang baik yaitu dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali dalam seminggu dengan teratur.
3.
Hakikat Latihan Menurut Sugiyanto (1993), ada dua macam kemampuan fisik yang berkembang melalui latihan, meliputi : 1.
Kualitas Daya Fisik, Kualitas Daya Fisik diperoleh dengan peningkatan kondisi fisik, sedangkan Kualitas Keterampilan Gerak diperoleh dengan belajar gerak
2.
Kualitas Keterampilan Gerak. Ada pula yang dikenal sebagai efek latihan sebagai perkembangan
kualitas daya fisik akibat latihan. Adapun yang dimaksud dengan efek latihan adalah : 1.
Alat-alat pernapasan bertambah kuat untuk memungkinkan aliran udara to user yang cepat ke dalam dan commit ke luar paru-paru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 2.
Kerja jantung bertambah kuat dan efisien untuk dapat pada tiap denyutan memompakan lebih banyak darah yang mengandung oksigen.
3.
Tegangan (tonus) otot-otot di seluruh tubuh ditingkatkan, sehingga menjadi lebih kuat. (Hasnan, 1975:19) Akan tetapi latihan yang bagaimana yang bisa meningkatkan kualitas
daya fisik itu, Hamidsyah Noer (1996) dalam bukunya ”Kepelatihan Dasar” mendefinisikan bahwa “Latihan adalah suatu proses sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinu dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan untuk mencapai tujuannya”. (hlm 9) Disisi lain Harsono juga mengungkapkan tentang training. Ia mengatakan bahwa; Training adalah suatu proses yang sistematis dari pada berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah latihan atau pekerjaannya. Berdasarkan pendapat-pendapat ahli tersebut maka jelaslah bahwa latihan olahraga dilaksanakan dengan teratur dan bertahap akan memberikan hasil-hasil positif. Dalam setiap latihan, prinsip-prinsip latihan haruslah diterapkan, tentang prinsip latihan yang harus diterapkan dalam penentuan program, yaitu sebagai berikut: a.
Overload, maksudnya dalam latihan pembebanan harus melebihi ambang rangsang terhadap fungsi fisiologis yang dilatih.
b.
Konsistensi, keajegan untuk melakukan latihan dalam waktu yang cukup lama untuk mencapai kondisi fisik yang baik diperlukan latihan setidaknya 2-3 kali perminggu.
c.
Spesifikasi, latihan harus mirip atau menyerupai gerakan-gerakan yang sesuai dengan tujuannya.
d.
Progresif, maksudnya setiap latihan dimana pembebanan yang biberikan harus ditingkatkan berangsur-angsur disesuaikan dengan kemajuan dan kemampuan orang yang melakukannya
e.
Individualitas, latihan harus dibuat yang cocok bagi individu yang bersangkutan sesuai dengan tujuan commit to latihan. user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 Sajoto (1988) menyatakan “Dalam latihan ada yang namanya frekuensi latihan. Frekuensi latihan adalah beberapa kali seseorang melakukan latihan yang cukup intensif dalam 1 minggu. Jumlahnya tergantung dari jenis olahraganya, 3 sampai 5 kali seminggu cukup untuk daya tahan”.(hlm.139) Frekuensi dalam latihan ini lebih berperan penting dalam pencapaian suatu hasil yang maksimal, karena jika kita tidak mengacu pada frekuensi latihan kita maka hasil yang akan dicapai tidak akan efektif. Dan masa adaptasi latihan atau lama latihan yang diperlukan selama 8 sampai 15 minggu sudah dapat menggambarkan peningkatan kapasitas yang berarti. Takaran Latihan senam yang benar agar dapat meningkatkan hasil sebagai berikut : Frekuensi latihan dilakukan 1 minggu 3 kali, total waktu latihan yang baik umumnya 60 menit dalam satu sesi latihan. Selama satu setengah bulan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 B. Kerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas dapat diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut. 1.
Senam Aerobik Low Impact a.
Kelebihan Gerakan senam aerobik low impact sangat sederhana tidak ada rangkaian yang rumit dan salah satu kaki selalu berada di lantai. Selain itu irama musiknya bisa dinikmati secara nyaman sehingga menumbuhkan semangat dengan riang gembira.
b.
Kelemahan Senam aerobik low impact juga mempunyai kekurangan antara lain adalah aerobik low impact tidaklah bebas sama sekali dari kemungkinan mengalami cidera. Hal ini terjadi karena mereka melakukan gerakan tangan yang berlebihan, untuk memberikan kompensasi pada gerakan kaki yang hanya sedikit, dan dapat pula terjadi cedera pada bahu.
2.
Senam Body Language a.
Kelebihan Gerakan yang dilakukan sangat sederhana serta tidak ada rangkaian gerakan yang mempersulit untuk bergerak, gerakannya hanya kontraksi otot pinggul dan perut.
b.
Kelemahan Gerakannya cenderung monoton, gerakan senam body language hanya kontraksi perut dan pinggul, jika terlalu cepat pengaturan nafas akan terganggu. Dalam melakukan gerakan senam Body Language salah akan berdampak cedera pada pinggang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 C. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Ada perbedaan hasil antara pengaruh latihan senam aerobik low impact dan senam body language terhadap penurunan berat badan pada kelompok ibu-ibu pemula di Karangasem tahun 2012. 2. Latihan Senam Aerobik Low Impact lebih tinggi pengaruhnya terhadap penurunan berat badan pada kelompok ibu-ibu pemula di Karangasem tahun 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Gedung Kelurahan Baru Karangasem yang berada di Jl. Tanjung XI RT 01/0V No 47 Surakarta 57145
2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan Juni 2012 sampai dengan pertengahan Juli 2012 dengan 3 (tiga) kali pertemuan dalam 1 minggu selama 6 minggu.
B. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu dalam rentang usia 40-50 tahun di Kelurahan Karangasem Kecamatan Laweyan Surakarta dengan jumlah 204 orang.
2.
Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2002) menyatakan bahwa: “Subjek kurang dari 100,lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupaka penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau lebih” (hlm.139) Sampel diambil secara random dari populasi yang berjumlah 204 ibu-ibu pemula di Karangasem kemudian dibagi menjadi 2 kelompok dengan cara ordinal pairing masing-masing kelompok berjumlah 10 orang dan 5 reserve.
C. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pengukuran berat badan. dengan alat timbangan berat badan Digital. Petunjuk pelaksanaan tes terlampir. commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 D. Rancangan Penelitian Sigit, (2011) menyatakan “Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Tujuan penelitian eksperimen adalah meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan tersebut dengan cara memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan yang berbeda”.(hlm.33). Adapun rancangan penelitian yaitu “Mathcing by Subyek Design”.
Kel I S
Treatmen A
Pretest Post Test Kel II
Treatmen B
Gambar 3.1. Mathcing by Subyek Design Keterangan gambar : S
: Subjek
Pretest
: Hasil tes awal berat badan untuk membagi menjadi 2 kelompok
Kel I
: Kelompok I
Kel II
: Kelompok II
Treatment A
: Latihan senam Aerobik Low Impact
Treatment B
: Latihan senam Body Language
Posttest
: Tes akhir pengukuran berat badan
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada hasil tes awal berat badan dilengkapi dengan data pendukung berupa umur dan pola makan dengan ,menggunakan angket. Setelah hasil tes awal diranking, kemudian subjek yang memiliki berat badan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok I dan kelompok II. Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang sama. Apabila pada akhirnya terdapat commit to user perbedaan, maka hal itu disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing sebagai berikut : 1
2
4
3
5
6
8
7 10
9
Gambar 3.2. Pembagian Kelompok dengan cara ordinal pairing
Treatment latihan senam aerobik low impact dan body language akan dilakukan : 1.
Latihan senam aerobik low impact dan body language dilakukan selama 6 minggu Menurut Arthur (1974) ,
2.
Frekuensi latihan tiga kali latihan per minggu.
3.
Intensitas latihan untuk Umur 40 tahun denyut nadi berkisar 130 – 157 pada zona latihan dan Umur 45,denyut nadi berkisar 126 – 152 pada zona latihan.
4.
Healthy and Woman: Peningkatan beban latihan bagi pemula, dengan kondisi tubuh yang belum baik bisa memulai dengan senam dengan pencapaian target denyut nadi sekitar 60% dari denyut nadi maksimal, selama 15-20 menit. Setelah tiga kali latihan dan tidak lagi merasa kelelahan Latihan sudah
bisa ditingkatkan menjadi 20-25 menit pencapaian target 70% dari denyut nadi maksimal. Dilanjutkan peningkatan beban latihan dengan 25 menit sampai 30 menit, Pada fase ini hanya perlu mempertahankan kondisi kebugaran yang sudah ada. Dengan berolahraga 45 sampai 60 menit, termasuk pemanasan dan pendinginan, dengan intensitas sebanyak tiga kali seminggu sudah cukup untuk mempertahankan kebugaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 E. Teknik Analisis Data Data penelitian dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah dari masingmasing uji prasyarat analisis sebagai berikut :
2.
Uji Normalitas Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors dari Sudjana (2002). Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut: a) Pengamatan x1, x2, ….. xn dijadikan bilangna baku z1, z2, …. zn dengan menggunakan rumus : zi =
Xi - X S
Keterangan : Xi
= dari variabel masing-masing sampel
X
= Rata-rata
S
= simpangan baku
b) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z≤zi). c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, …. zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi). Maka S(zi) =
banyaknya z1 , z 2 , …. z n yang sama £ zi n
d) Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya. e) Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini Lo. (hlm.46)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 3.
Uji Homogenitas Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang lebih bsar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (2004) rumusnya adalah : Fdbvb :dbvk =
SD 2 bs SD 2 kt
Keterangan Fdbvb:dbvk = Derajat kebebasan ke1 dan ke2
SD2 bs = Standart deviasi ke1 SD2kt 4.
= Standart deviasi ke2 (hlm. 312
Uji Perbedaan Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari Sutrisno Hadi (1995 : 457) sebagai berikut : Md
t=
åd
2
N(N - 1)
Keterangan : t
= Nilai uji perbedaan
Md
= Mean perbedaan dari pasangan
Sd2
= Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan
N
= Jumlah pasangan Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut : Md =
åD N
Keterangan : D
= Perbedaan masing-masing subjek
N
= Jumlah pasangan
Menghitung presentase rata-rata penurunan berat badan tiap kelompok. Mean different ´ 100% Mean pretest commit to user Mean different = BB tes awal – akhir Prosentase peningkatan =
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Tujuan penelitian dapat tercapai dengan pengambilan data pada sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari tes awal secara keseluruhan , kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok dan dilakukan tes akhir. Sebelum tes akhir pada masing-masing kelompok diberikan perlakuan yang berbeda.Kelompok satu diberikan latihan senam aerobict low impact , kelompok 2 diberikan latihan senam Body Language. Data hasil penelitian tersebut dianalisis dengan statistik , seperti terlihat pada lampiran. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam bentuk table sebagai berikut : Tabel 4.1.Data Berat Badan Sebelum Treatment Pada Kelompok 1 dan kelompok 2 dengan N=20. Kelompok
1
2
Berat
Nilai
Nilai
Mean
SD
Badan
tertinggi
terendah
Awal
68
48,4
62,16
5,64608
Akhir
65,2
46,7
59,71
5,43005
Awal
67,6
49
62,23
5,48716
Akhir
65,1
48,5
61,31
5,28760
Dari hasil perhitungan yang diperoleh kedua kelompok adalah kelompok 1 untuk tes awal mean sebesar 62,16, SD sebesar 64608, nilai minimal berat badan sebesar 48,4 dan maksimal 68, sedangkan tes akhir mean sebesar 59,71, SD sebesar 5,43005 , nilai minimal sebesar 46,7 dan maksimal sebesar 65,2. Untuk Kelompok 2 tes awal mean 62,23, SD sebesar 5,48716, nilai minimal sebesar 49 dan maksimal sebesar 67,6 , sedangkan tes akhir mean sebesar 61,31, SD sebesar commit to65,1. user 5,28760 , niali minimal 48,5 dan maksimal 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
Gambar 4.1. Histogram Perbedaan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 1 dan 2
B. Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis digunakan sebelum dilakukan uji hipotesis. Uji prasyarat analisis meliputi uji sebagai berikut: 1.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data tersebar normal. Hasil uji normalitas data yang dilakukan tehadap hasil tes awal dan tes akhir pada senam low impact dan body language adalah sebagai berikut: Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kelompok N
M
SD
1
10
62,16
2
10
62,23
Lhitung
Ltabel
Keterangan
5,64608 0,1635
0,258
Normal
5,48716 0,0977
0,258
Normal
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan diperoleh Lhitung pada tes awal kelompok 1 dan tes awal kelompok 2 lebih kecil dari Ltabel dengan taraf commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 signifikansi 5%. Oleh karena itu , dapat disimpulkan bahwa data tes awal kelompok 1 dan tes awal kelompok 2 berdistribusi normal. 2.
Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari homogen. Jika kedua senam memiliki kesamaan varians, maka apabila nantinya kedua senam memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara tes awal dan tes akhir senam law impact dan body language adalah sebagai berikut: Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data. Kelompok
N
SD2
1
10
28,2904
2
10
27,0981
Fhitung
F t5%
Keterangan
0,958
3,02
Homogen
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan, diperoleh nilai Fhitung dari tes awal lebih kecil dari f tabel dengan taraf signifikansi 5%. Karena Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki varians yang homogen. C. Hasil Analisis Data
1.
Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1 (Senam Aerobik Low Impact) Setelah masing-masing kelompok mendapat perlakuan, untuk memberikan perubahan perlu diadakan perhitungan statistik dengan menggunakan rumus t-tes . Adapun hasil penghitungan t-tes untuk tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 sebesar 20,197 lebih besar dari ttabel 2,262 . Yang bearti menolak hipotesis nol (Ho). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara tes awal dan akhir kelompok 1. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1.
2.
Kelompok
N
M
Md
thitung
ttabel
Keterangan
Awal
10
62,16
2,45
20,197
2,262
Ada Perbedaan
Akhir
10
59,71
Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2 (Senam Aerobik Body Language) Hasil penghitungan t-tes untuk tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 sebesar 5,014 lebih besar dari ttabel sebesar 2,262 yang bearti menolak hipotesis nol (Ho) . Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara tes awal dan tes akhir pada latihan kelompok 2. Tabel 4.5. Ringkasan hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2.
3.
Kelompok
N
M
Md
thitung
ttabel
Keterangan
Awal
10
62,23
0,92
5,014
2,262
Ada Perbedaan
Akhir
10
61,31
Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan Sebelum
diberi
perlakuan
kelompok
yang
dibentuk
diuji
perbedaannya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mnegetahui ketetapan anggota pada kedua kelompok tersebut. Sesudah diberi perlakuan berangkat dari keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 Tabel 4.6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2 Sebelum diberi perlakuan . Kelompok
N
Mean
thitung
ttabel
Keterangan
1
10
62,16
0,648
2,262
Tidak Ada
2
10
62,23
Perbedaan
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan thitung antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 0,648 dan ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan n-10 sebesar 2,262 .Karena thitung < ttabel , maka dapat disimpulkan bahwa nilai berat badan kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. 4.
Uji Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan Setelah diberi perlakuan yaitu kelompok 1 senam Aerobik Low Impact dan Kelompok 2 Senam Body Language kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini hasilnya sebagai berikut. Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan antara kelompok 1 dan Kelompok 2 Setelah diberi perlakuan Kelompok
N
Mean
thitung
ttabel
Keterangan
1
10
59,71
7,380
2,262
Ada Perbedaan
2
10
61,31
Berdasarkan Hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik ttes antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai thitung sebesar 7,380 dan ttabel dengan taraf signifikansi5% dan n=10 sebesar 2,262 .Karena thitung > ttabel maka dapat disimpulkan nilai berat badan kelompok 1 dan kelompok 2 setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan.
5.
Uji Perbedaan Persentase Penurunan Berat Badan Kelompok mana yang memiliki persentase penurunan yang lebih baik dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan persentase penurunan masing-,masing kelompok . commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Adapun nilai perbedaan penurunan berat badan kelompok 1 dan kelompok 2 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Meandifferent X 100% Meanpretest Penurunan Berat Badan pada kelompok 1 dengan latihan Senam Aerobik Low Impact dapat dihitung sebagai berikut : Mean Tes Awal
= 62,16
Mean Tes Akhir
= 59,71
Mean Different
= 2,45
Presentase Penurunan
= Meandifferent X 100% Meanpretest = 2,45 X 100% = 3,941 % 62,16
Jadi pada kelompok 1 dengan Latihan senam Aerobik Low Impact mengalami penurunan sebesar 3,941% Penurunan Berat Badan pada kelompok 2 dengan latihan Senam Body Language dapat dihitung sebagai berikut : Mean tes awal
= 62,23
Mean tes akhir
= 61,31
Mean different
= 0,92
Presentase Penurunan
= MeandifferentX 100% Meanpretest = 0,92
X 100%
= 1,478 %
62,23 Jadi pada kelompok 2 dengan latihan Senam Body Language mengalami penurunan sebesar 1,478%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Penurunan Berat Badan antara kelompok 1 dan kelompok 2. Kelompok N
Mean
Mean
Mean
Presentase
Tes Awal
Tes Akhir
Different
Penurunan
1
10 62,16
59,71
2,45
3,941%
2
10 62,23
61,31
0,92
1,478%
Berdasarkan hasil perhitungan presentase penurunan berat badan, diketahui bahwa kelompok 1 memiliki penurunan sebesar 3,941% sedangkan kelompok 2 memiliki penurunan sebesar 1,478%. Dengan demikian dapat disimpulkan kelompok 1 memiliki presentase penurunan yang lebih tinggi daripada kelompok 2.
D. Pengujian Hipotesis
1.
Perbedaan Pengaruh Latihan Senam Aerobik Low Impact dan Senam Body Language Terhadap Penurunan Berat Badan Ibu-Ibu Pemula di Karangasem Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil thitung sebesar 7,3804 sedangkan t tabel pada taraf signifikansi 5%
sebesar 2,262,
berdasarkan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa , terdapat perbedaan yang signifikan antara tes akhir kelompok 1 (Latihan senam aerobik low impact) dan kelompok 2.kedua metode latihan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda . Latihan Senam Aerobik Low Impact memiliki gerakan yang mudah dilakukan oleh ibu-ibu pemula dengan salah satu kaki selalu berada dilantai. Sedangkan Latihan Senam Body Language adalah gerakan kontraksi otot yang sebagian besar ibu-ibu pemula tidak bisa melakukan gerakan kontraksi otot secara benar sehingga bisa menurunkan berat badan namun hasilnya tidak efektif. Dengan demikian dinyatakan bahwa hipotesis kerja yang menyatakan adanya perbedaan pengaruh diterima, atau hipotesis nolyang commit to user menyatakan tidak adanya perbedaan ditolak.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 2.
Latihan Senam Aerobik Low Impact Lebih Baik Pengaruhnya Terhadap Penurunan Berat Badan Berdasarkan perhitungan presentase penurunan berat badan diketahui bahwa kelompok 1 (Senam Aerobik Low Impact ) memiliki nilai 3,9414 % , sedangkan kelompok 2 (Senam Body Language) memiliki penurunan berat badan sebesar 1,4784%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki presentase penurunan yang lebih besar daripada kelompok 2.
E. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini memberikan interpretasi lebih lanjut, terutama
mnegenai
hasil
analisis
data
yang
telah
dikemukakan
sebelumnya.Pembahasannya sebatas dalam pengertian evaluasi dan tidak atau belum kearah verifikasi suatu teori, karena itu pembahasannya lebih cenderung deskriptif empiris. Perbedaan ini dikarenakan dari kedua latihan senam tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Pada senam Body Language Latihan senam dengan gerakan kontraksi otot. Sebagian besar ibu-ibu pada kelompok Body Langage tidak bisa melakukan gerakan kontraksi otot dengan baik. Dengan demikian penurunan berat badan menjadi tidak efektif. Hal ini membuat ibu-ibu pada kelompok Body Language lebih cepat bosan, jenuh dan malas sehingga tidak ada keinginan dan motivasi untuk menurunkan berat badan . Sedangkan pada latihan senam aerobik low impact adalah latihan senam yang salah satu kaki selalu berada dibawah dengan rangkaian senam yang sederhana dan mudah untuk dilakukan pada ibu-ibu yang masih pemula. Kemudian didukung dengan irama musik yang menarik hal ini membuat ibu-ibu pada kelompok low impact tersebut menjadi semangat dan melakukannya dengan sungguh-sungguh dengan demikian penurunan berat badan menjadi efektif. Penurunan berat badan pada ibu-ibu pemula dengan latihan senam aerobik low impact lebih baik daripada hasil latihan dengan senam Body Language. Hal ini dikarenakancommit latihanto user senam aerobik low impact mudah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 dilakukan oleh ibu-ibu pemula di Karangasem, 2012 sehingga penurunan berat badan lebih efektif dibandingkan pada kelompok Body Language. Selain itu ketahanan fisik pun lebih cepat meningkat dibandingkan pada kelompok Body Language.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan SPSS maka dapat disimpulkan hasil sebagai berikut: 1.
Terdapat perbedaan pengaruh yang meyakinkan antara senam aerobik low impact dan Body Language terhadap penurunan berat badan pada ibu-ibu pemula di Karangasem tahun 2012
2.
Latihan senam aerobik low impact dapat menurunkan berat badan yang lebih banyak dibandingkan dengan latihan senam Body Language pada ibu-ibu pemula di Karangasem Tahun 2012.
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Latihan senam aerobik low impact memiliki peningkatan yang lebih efektif untuk penurunan berat badan pada kelompok ibu-ibu pemula di Karangasem Tahun 2012. Senam Body Language mempunyai gerakan yang sulit bagi ibu-ibu pemula yakni gerakan kontraksi otot, senam tersebut bisa menurunkan berat badan tetapi tidak efektif sehingga ibu-ibu bisa belajar senam body language dengan gerakan yang benar. Implikasi secara teoritik dari hasil penelitian ini adalah setiap jenis latihan aerobik memiliki efektifitas yang berbeda dalam menurunkan berat badan pada ibu-ibu pemula. Oleh karena itu dalam memberikan program latihan yang bertujuan untuk menurunkan berat badan harus menggunakan latihan yang tepat. Hasil dari penelitian ini juga dapat menjadikan sebagai dasar untuk memilih model latihan senam yang tepat, khususnya bagi ibu-ibu pemula pemula yang ingin menurunkan berat badan .
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 C. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian di atas dan kesimpulan maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1.
Ibu-ibu disarankan pada senam aerobik low impact untuk penurunan berat badan secara efektif.
2.
Ibu-ibu bisa berlatih senam body language secara benar .
3.
Ibu-ibu rutin mengikuti senam secara teratur sehingga senam yang dilakukan dapat menurunkan berat badan.
4.
Peneliti hendaknya mengetahui karakteristik sampel sehingga dapat menggunakan latihan senam yang tepat untuk penurunan berat badan.
5.
Peneliti selanjutnya sebaiknya membandingkan senam yang lain dan pada responden yang di tempat lain agar dapat mendukung hasil penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
Cara menurunkan berat http://www.duniamedic.com
badan.
Diperoleh
19
Maret
dari
Borts. 1083. Journal of American Medical Association, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Brick Lynne. Bugar dengan Senam Aerobik, Terjemahan anna Agustina. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Carapedia.com hidupsehat.blogspot.com Diunduh Kamis, 29 Maret 2012, pukul 21:34 WIB
Copyright@2001 by Digilib Fakultas Kedokteran UMY Febri Inawati
Definisi Olahraga. Diperoleh 29 Maret 2012 dari http://carapedia .com
Harsono. (1986). Ilmu Choaching. Jakarta: PIO KONI Pusat
Harsuki. (2005). Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Kuntaraf Jonathan. (1992). Olahraga Sebagai Kesehatan,Bandung : Indonesia Publishing House
Latihan
Aerobik Diperoleh 4 Maret 2012 dari hhtp:// decungkringo. wordpress.com/2012/04/14/latihan_aerobik/
Mulyono Biyakto. 2010. Tes dan Pengukuran Pendidikan Jasmani/Olahraga. Surakarta. UNS Press
Orakas Suroso. (2001). Senam Sex.Semarang: C.V Morodadi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 Olahraga secara umum Diperoleh 29 Maret olahraga_secara_umum.google.co.id.
2012
dari
http://www.
Riduwan. 2009. Dasar-dasar Statistika.Bandung: Alfabeta
S. Wirakusumah Emma. (1997). Cara Aman dan Efektif Menurunkan Berat Badan , Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Senam Aerobik Diperoleh 19 Maret 2012 dari dari hhtp://www. scribd. com/doc/23737496/senam-aerobik-2
Sudbyo Endang, (1988). Latar Belakang Manfaat dan Penyajian Aerobik Dance Sebagai Bagian dari General Gymnastic, Makalah HUT PKO VIII: Jakarta
Sugiyyanto. (1993). Belajar Gerak Bahan Penataran Pelatih Tingkat Dasar. Jakarta: Kantor Menpora
Heru Suranto.(2006). Psikologi Olahraga.Surakarta: UNS Press
Said H. (1975). Erobika. Jakarta: Grafindo Persada
Sajito M (1988 ).Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Santosa Sigit. (2011). Penelitian Pendidikan.Surakarta: UNS Press
Sambas Ali. 2009. Analisis, Korelasi, Regresi dan Jalur.Bandung: CV Pustaka Setia
Sumosardjuno Sadoso. (1989). Sehat dan Bugar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama _______(1993).Kesehatan Dalam Olahraga.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka _______(1989).Olahraga Kesehatan dari A sampai dengan Z. Jakarta: Pustakarini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Surjanto Rukmono. Pengertian Olahraga. Diperoleh 29 Maret 2012 dari http://hidupsehat blogspotCarepedia
Top exercises diperoleh 1 april 2012 dari http://allwomenstalk. com
Universitas Sebelas Maret 2012. Pedoman Penulisan Skripsi, Surakarta.
Hadi Sutrisno. (1995). Metodologi Desearch 4 . Yogyakarta: Andi offset
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 LAMPIRAN Lampiran 1
Tabel Berat Badan Sehat Menurut Tinggi Badan Orang dewasa. Tinggi Badan
Berat Badan (kg) Pria
Berat Sehat (kg)
Wanita
(cm) Gemuk
Ideal
Kurus
Gemuk
Ideal
Kurus
140
_
_
_
49, 9
40, 1
35, 9
141
_
_
_
45, 4
40, 9
36, 3
142
_
_
_
45, 4
41, 3
36, 7
143
_
_
_
46, 4
41, 8
37, 1
144
_
_
_
47, 0
42, 3
37, 6
145
52, 0
46, 8
41, 6
47, 5
42, 8
38, 0
146
52, 1
47, 2
42, 0
48, 0
43, 2
38, 4
147
52, 7
47, 6
42, 3
48, 6
43, 7
38, 9
148
53, 4
48, 2
42, 8
49, 2
44, 3
39, 4
149
53, 9
48, 6
43, 2
49, 8
44, 8
39, 8
150
54, 5
49, 1
43, 6
51, 4
45, 4
40, 3
151
55, 0
49, 5
44, 0
51, 0
45, 9
40, 8
152
55, 6
50, 0
44, 5
51, 5
46, 4
41, 2
153
56, 1
50, 4
44, 9
52, 0
46, 8
41, 6
154
56, 6
50, 9
45, 3
52, 5
47, 3
42, 0
155
57, 2
51, 5
54, 8
53, 1
47, 8
42, 5
156
57, 9
52, 1
46, 9
53, 7
48, 3
43, 0
157
58, 6
52, 7
47, 4
54, 3
48, 9
43, 4
158
59, 3
53, 4
47, 9
54, 9
49, 4
43, 9
159
59, 9
63, 9
48, 4
55, 5
50, 0
44, 4
160
60, 5
54, 5
49, 0
56, 2
50, 6
45, 5
161
61, 1 commit 55, 0to user 49, 4
56, 9
51, 2
45, 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 162
61, 7
55, 5
49, 8
57, 6
51, 8
46, 1
163
62, 3
56, 1
50, 3
58, 3
52, 5
46, 6
164
62, 9
56, 6
50, 8
58, 9
53, 0
47, 1
165
63, 5
57, 2
51, 2
59, 5
53, 0
47, 6
166
64, 0
57, 6
51, 7
60, 1
54, 1
48, 1
167
64, 6
58, 1
52, 2
60, 7
54, 6
48, 6
168
65, 2
58, 7
52, 7
61, 4
55, 3
49, 1
169
65, 9
59, 3
53, 3
62, 1
55, 9
49, 7
170
66, 6
55, 9
53, 8
-
-
-
171
67, 3
60, 6
54, 4
-
-
-
172
68, 0
61, 2
55, 0
-
-
-
173
68, 7
61, 8
55, 5
-
-
-
174
69, 4
62, 5
56, 1
-
-
-
175
70, 1
63, 1
56, 1
-
-
-
Dihitung dari baku Harvard gemuk =100% ideal =90% kurus =80% ( Khumaidi, M. : 1984)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 Lampiran 2 PETUNJUK PELAKSANAAN TES PENURUNAN BERAT BADAN
Perlengkapan dan Peralatan. 1.
Timbangan Berat Badan digital
2.
Buku dan Alat Tulis
3.
Daftar nama ibu-ibu dan presensi latihan .
4.
Tape dan kaset
Pelaksanaan : 1.
Satu orang pengawas hasil timbangan berat tubuh
2.
Satu orang pencatat hasil timbangan berat tubuh
3.
Satu orang pengawas pelaksanaan senam aerobik low impact dan senam body language.
4.
1 orang instruktur senam aerobik low impact dan senam body language dengan 2 orang sebagai instruktur cadangan.
5.
Ibu-ibu melakukan treatment senam aerobik low impact dan body language .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 Lampiran 3 Program Latihan Senam Aerobik Low Impact Minggu Ke
I
II
III
IV
Hari Senin, Rabu, Jumat
Senin, Rabu, Jumat
Materi Senam
Rangkaian 1
Rangkaian 1 dan 2
Senin, Rabu, Jumat
Rangkaian
Senin, Rabu, Jumat
Rangkaian
1, 2 dan 3
1 , 2 dan 3
Set
Waktu
Keterangan
Pencapaian target 1
15-20
60% dari denyut nadi maksimal.
Pencapaian target 1
20-25
70% dari denyut nadi maksimal.
2
25-30
2
25-30
Peningkatan beban latihan.
Mempertahankan kondisi kebugaran.
Setelah tubuh sudah beradaptasi
V
Senin, Rabu, Jumat
beban latihan
Rangkaian 1, 2, 3, dan
3
45-60
4
ditingkatkan menjadi 30-60 menit untuk memberikan hasil yang efektif
VI
Senin, Rabu, Jumat
Mempertahan
Rangkaian commit to user 1, 2, 3, dan 4
3
45-60
latihan untuk memberikan hasil yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 Keterangan : 1. Sebelum melakukan latihan Senam Aerobik Low Impact , ibu-ibu menghitung denyut nadi sebelum latihan selama 10 detik. 2. Setelah melakukan latihan, ibu-ibu menghitung denyut nadi setelah latihan. 3. Untuk menentukan program latihan (beban latihan) didasarkan pada hasil uji coba senam aerobik low impact.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 Lampiran 4 Program Latihan Senam Body Language Minggu Ke
Hari
Selasa I
Kamis Sabtu
Selasa II
Kamis Sabtu
Selasa III
Kamis Sabtu
Selasa IV
Kamis Sabtu
Materi Senam
Gerakan 1-6
Set
Waktu
Keterangan
Pencapaian target 60% 1
15-20
dari denyut nadi maksimal.
Gerakan 1-6
Pencapaian target 70% 1
20-25
dari denyut nadi maksimal.
Gerakan 1-6
Gerakan 1-6
2
25-30
2
25-30
Peningkatan beban latihan.
Mempertahankan kondisi kebugaran.
Setelah tubuh sudah Selasa V
Kamis Sabtu
beradaptasi beban latihan Gerakan 1-6
3
45-60
ditingkatkan menjadi 3060 menit untuk memberikan hasil yang efektif
Selasa VI
Kamis Sabtu
Gerakan 1-6
Mempertahan latihan 3
commit to user
45-60
untuk memberikan hasil yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
Keterangan : 1. Sebelum melakukan latihan Senam Aerobik Body Language , ibu-ibu menghitung denyut nadi sebelum latihan selama 10 detik. 2. Setelah melakukan latihan, ibu-ibu menghitung denyut nadi setelah latihan 3. Untuk menentukan program latihan (beban latihan) didasarkan pada hasil uji coba senam body language.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 Lampiran 5 Gerakan dan Rangkaian Senam Aerobik Low Impact dan Body Language. a. Gerakan senam low impact : 1. Gerakan 1: gerakan double step (langkah ganda) dengan single step (langkah tunggal). 2. Gerakan 2 : gerakan single step (langkah tunggal) dengan double step (langkah ganda). 3. Gerakan 3 : gerakan v step dengan gerakan toe touch. 4. Gerakan 4 : gerakan langkah silang dengan gerakan v step. 5. Gerakan 5 : gerakan langkah silang dengan gerakan jalan ditempat. 6. Gerakan 6 : gerakan v step dengan gerakan knee up. 7. Gerakan 7 : gerakan toe touch dengan gerakan heel touch. 8. Gerakan 8 : gerakan langkah silang dengan gerakan toe touch. 9. Gerakan 9 :gerakan langkah silang dengan gerakan single step (langkah tunggal). 10. Gerakan 10 : gerakan jalan ditempat dengan gerakan heel touch. 11. Gerakan 11 : gerakan jalan ditempat dengan gerakan knee up. 12. Gerakan 12 : gerakan toe touch dengan gerakan knee up. b. Rangkaian Senam Aerobik Low Impact Rangkaian 1 : Terdiri dari gerakan nomor 4, 2 dan 7 Rangkaian 2 : Terdiri dari gerakan nomor 8, 10 dan 3 Rangkaian 3 : Terdiri dari gerakan nomor 9, 12 dan 5 Rangkaian 4 : Terdiri dari gerakan nomor 1 , 4 dan 6 c. Keterangan : Setiap gerakan memiliki variasi ayunan lengan meliputi : arm curl, butterfly, pull chest, push chest, arm extension, arm pumping, pull up/down, dll. d. Gerakan senam body language: 1. Gerakan 1 : Kedua kaki selebar bahu, tangan kanan bergerak dengan commit to user ayunan dari samping badan ke atas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 2. Gerakan 2 : Kedua kaki selebar bahu, tangan kiri bergerak degan ayunan dari samping kanan ke atas. 3. Gerakan 3 : Double step kedua tangan di pinggang degan gerakan membungkukkan punggung. 4. Gerakan 4 : Kedua kaki rapat dengan gerakan mengecilkan perut. 5. Gerakan 5 : Tou touch dengan gerakan pinggul. 6. Gerakan 6. :Knee-up dengan ayunan lengan dari atas ke bawah. e. Keterangan : 1) Setiap gerakan memiliki variasi ayunan lengan meliputi : tepuk, arm curl, butterfly, pull chest, push chest, arm extension, arm pumping, pull up/down, dll. 2) 6 Gerakan Senam Body Language dilakukan dengan cara bervariasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 Lampiran 6
Daftar Nama Sampel No
Nama
1
Feri
2
Srirahayu
3
Karjo
4
Magda
5
Sugeng
6
Ike
7
Tandur
8
Siti
9
Margaret
10
Sri
11
Eni
12
Watik
13
Sartini
14
Yuli
15
Martadi
16
Kartini
17
Ika
18
Nurrohmah
19
Fatonah
20
Lami
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 Lampiran 7
Data Hasil Tes Awal Berat Badan No
Nama
Berat Badan (Kg)
1
Feri
68
2
Sri Rahayu
66,4
3
Karjo
66,3
4
Magda
65
5
Sugeng
64,1
6
Ike
63,3
7
Tandur
8
Siti
59,9
9
Margaret
59,2
10
Sri
48,4
11
Eni
67,6
12
Watik
66,9
13
Sartini
66
14
Yuli
15
Martadi
64
16
Kartini
63,5
17
Ika
61
18
Nurrohmah
60
19
Fatonah
59
20
Lami
49
61
65,3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 Lampiran 8
Data Tes Akhir Berat Badan
No
Nama
Berat Badan (Kg)
1
Feri
65,2
2
Srirahayu
64,1
3
Karjo
63,8
4
Magda
62,3
5
Sugeng
61,9
6
Ike
60,8
7
Tandur
58,5
8
Siti
56,8
9
Margaret
10
Sri
46,7
11
Eni
65,1
12
Watik
66
13
Sartini
65,4
14
Yuli
64,8
15
Martadi
63,2
16
Kartini
62,8
17
Ika
18
Nurrohmah
59,2
19
Fatonah
58,1
20
Lami
48,5
57
60
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 Lampiran 9 Data Hasil tes awal berat badan ibu-ibu pemula di Karangasem Tahun 2012 berdasarkan urutan rangking.
No
Nama
Berat Badan
Peringkat
Pretest 1
Feri
68
1
2
Eni
67,6
2
3
Watik
66,9
3
4
Srirahayu
66,4
4
5
Karjo
66,3
5
6
Sartini
66
6
7
Yuli
65,3
7
8
Magda
65
8
9
Sugeng
64,1
9
10
Martadi
64
10
11
Kartini
63,5
11
12
Ike
63,3
12
13
Tandur
61
13
14
Ika
61
14
15
Nurrohmah
60
15
16
Siti
59,9
16
17
Margaret
59,2
17
18
Fatonah
59
18
19
Lami
49
19
20
Sri
48,4
20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 Lampiran 10
Pemasangan subyek penelitian berdasarkan hasil tes awal berat badan
No
Kelompok 1
Kelompok 2
1
Nama Feri
Hasil Rangking Nama 68 1 Eni
Hasil 67,6
Rangking 2
2
Srirahayu
66,4
4
Watik
66,9
3
3
Karjo
66,3
5
Sartini
66
6
4
Magda
65
8
Yuli
65,3
7
5
Sugeng
64,1
9
Martadi
64
10
6
Ike
63,3
12
Kartini
63,5
11
7
Tandur
61
13
Ika
61
14
8
Siti
59,9
16
Nurrohmah
60
15
9
Margaret
59,2
17
Fatonah
59
18
10
Sri
48,4
20
Lami
49
19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 Lampiran 11
Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir berat badan pada kelompok 1 (kelompok latihan Senam Aerobik Low Impact) No
Nama
Tes
Tes Akhir
Penurunan
Awal 1
Feri
68
65,2
2,8
2
Srirahayu
66,4
64,1
2,3
3
Karjo
66,3
63,8
2,5
4
Magda
65
62,3
2,7
5
Sugeng
64,1
61,9
2,2
6
Ike
63,3
60,8
2,5
7
Tandur
61
58,5
2,5
8
Siti
59,9
56,8
3,1
9
Margaret
59,2
57
2,2
10
Sri
48,4
46,7
1,7
Jumlah
621,6
597,1
24,5
Mean
62,16
59,71
2,45
SD
5,64608
5,43005
commit to user