PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA PADA SISWA KELAS V MI AL-HUDA MUNGGANGSARI 2 KEC. KALIANGKRIK KAB. MAGELANG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh ISTINGANATUN NAFI’AH NIM 115-12-044
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA PADA SISWA KELAS V MI AL-HUDA MUNGGANGSARI 02 KEC. KALIANGKRIK KAB. MAGELANG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh ISTINGANATUN NAFI’AH NIM 115-12-044
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016 i
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri” (QS Al Isra’ ,7)
“sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah, 6)
vi
PERSEMBAHAN
1. Orang tua tercinta, bapak Sugiyanto dan ibu Sri Astutiah terimakasih atas do’a, perjuangan dan dukungan kalian. 2. Adikku Mubarokatul Auliya, terus semangat belajar dan banggakan orang tua. 3. Keluarga yang telah mendukungku dan memberi motivasi. 4. My best, habib, ulil, kafi, dania, awalina, bunga, mb nucha, mb asiah, mb ida gendut, el, yang biasanya gila-gilaan bareng. 5. My sister another parent, teman satu atap yang biasanya saling merepotkan dan direpotkan, mbok ida afwa sama si ika. 6. Teman-teman
semua
terimakasih
dukungannya.
vii
atas
motivasi
dan
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang tak hentihentinya melimpahkan rahmat , taufiq, serta hidayahnya, yang telah memberikan kekuatan, perlindungan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan pada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran. Adapun judul skripsi ini adalah “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-sifat Bangun Datar Melalui Pembelajaran Berbasis Budaya pada Siswa Kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang Tahun Ajaran 2015/2016”. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi sebagaian prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan perhatian, bantuan, bimbingan, motivasi dan arahan serta nasehat kepada penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga 3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI IAIN Salatiga 4. Bapak Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehinga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. viii
5. Dosen dan karyawan IAIN Salatiga 6. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan do’a, motivasi serta dukungan kepada penulis 7. Kepala Madrasah dan segenap guru MI Al-Huda Munggangsari 2 yang telah memberikan ijin dan membantu peneliti melaksanakan penelitian 8. Siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian 9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu Semoga amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT dan mudahmudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.
Salatiga, 15 Agustus 2016 Penulis,
ix
ABSTRAK Nafi’ah, Istinganatun. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-sifat Bangun Datar Melalui Pembelajaran Berbasis Budaya pada Siswa Kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec. Kaliangkrik Kab. Magelang Tahun Ajaran 20015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd Kata kunci: Hasil Belajar, Matematika, dan Pembelajaran Berbasis Budaya Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 pada materi sifat-sifat bangun datar. Berdasarkan pengamatan awal diketahui nilai rata-rata siswa kelas V 53,5 dengan KKM 60. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa yaitu pembelajaran matematika belum dikemas dengan baik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui pembelajaran berbasis budaya dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 02 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun ajaran 2015/2016? Apakah melalui pembelajaran berbasis budaya dapat mencapai target KKM kelas untuk mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 02 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun ajaran 2015/2016? Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari dengan jumlah 20 siswa dan guru yang mengampu mata pelajaran matematika kelas V. Data hasil penelitian diperoleh dari lembar observasi, tes formatif dan dokumentasi pada pembelajaran sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran berbasis budaya dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec. Kaliangkrik Kab. Magelang tahun ajaran 2015/2016. Dari siklus I 55 menjadi 63,5 pada siklus II terjadi kenaikan 8,5, dari siklus II 63,5 menjadi 70,025 pada siklus III terjadi kenaikan 6,525. Dan melalui pembelajaran berbasis budaya dapat memenuhi target pencapaian KKM pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar. Target KKM kelas yakni presentase ≥85% tercapai pada siklus III dengan presentase ketuntasan sebanyak 90%. x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. i LEMBAR BERLOGO .......................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. v MOTTO................................................................................................................. vi PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 6 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................................... 7 E. Manfaat Penelitian..................................................................................... 8 F. Definisi Operasional .................................................................................. 9 xi
G. Metode Penelitian ...................................................................................... 11 H. Analisis Data ............................................................................................. 17 I. Sistematika Penulisan ................................................................................ 18 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar .............................................................................................. 20 1. Cirri-ciri Belajar ................................................................................... 21 2. Prinsip Umum Belajar .......................................................................... 22 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................................. 23 B. Pembelajaran Matematika ......................................................................... 25 1. Pengertian Matematika ......................................................................... 25 2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika ..................................... 26 3. Karakteristik Umum Matematika ......................................................... 27 4. Nilai-nilai dalam Matematika ............................................................... 29 5. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika .......................................... 30 C. Pembelajaran Berbasis Budaya ................................................................. 31 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Budaya .......................................... 31 2. Landasan Pembelajaran Berbasis Budaya ............................................ 34 3. Pembelajaran Matematika dan Kaitannya dengan Budaya .................. 36 4. Integrasi Budaya dalam Pembelajaran Matematika ............................. 38 D. Bngun Datar dan Sifat-sifatnya ................................................................. 40 1. Pengertian Bangun Datar ...................................................................... 40 xii
2. Sifat-sifat Bangun Datar ....................................................................... 40 E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ........................................................ 46 1. Pengertian KKM ................................................................................... 46 2. KKM Nasional, Kelas, dan Individu .................................................... 46 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ....................................................................................... 50 B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 51 1. Pra Siklus .............................................................................................. 51 2. Siklus I .................................................................................................. 52 3. Siklus II................................................................................................. 57 4. Siklus III ............................................................................................... 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 67 1. Standar Pencapaian KKM .................................................................... 67 2. Deskripsi Pra Siklus.............................................................................. 68 3. Deskripsi Data Siklus I ......................................................................... 70 4. Deskripsi Data Siklus II ........................................................................ 74 5. Deskripsi Data Siklus III ...................................................................... 78 B. Pembahasan .............................................................................................. 82 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................ 86 xiii
B. Saran .......................................................................................................... 86 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 88 LAMPIRAN .......................................................................................................... 91
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Nama Siswa Kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 ................. 14 Table 3.1 Daftar Subjek Penelitian ....................................................................... 51 Table 3.2 Nilai Pra Siklus ..................................................................................... 52 Table 4.1 Nilai Pra Siklus ..................................................................................... 71 Table 4.2 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I .................. 73 Tabel 4.3 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus I ................... 73 Tabel 4.4 Hasil Tes Formatif Siklus I ................................................................... 74 Table 4.5 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus II ................ 77 Tabel 4.6 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus II .................. 78 Table 4.7 Hasil Tes Formatif Siklus II .................................................................. 78 Tabel 4.8 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus III ............... 81 Table 4.9 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus III ................ 81 Table 4.10 Hasil Tes Formatif Siklus III .............................................................. 82 Tabel 4.11 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III .................................................................................... 85 Tabel 4.12 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ........................... 86
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian ................................................................... 14 Gambar 2.1 Segitiga Sama Kaki ........................................................................... 42 Gambar 2.2 Segitiga Sama Sisi ............................................................................. 42 Gambar 2.3 Segitiga Siku-siku ............................................................................. 43 Gambar 2.4 Lingkaran .......................................................................................... 43 Gambar 2.5 Jajargenjang ....................................................................................... 44 Gambar 2.6 Trapesium Sama Kaki ....................................................................... 44 Gambar 2.7 Trapesium Siku-siku ......................................................................... 45 Gambar 2.8 Persegi ............................................................................................... 45 Gambar 2.9 Persegi Panjang ................................................................................. 46 Gambar 3.10 Belah Ketupat .................................................................................. 46 Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa ...................................................... 87
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .......................... 94 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ........................ 104 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ....................... 112 Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I .................................................. 122 Lampiran 5 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ................................................. 124 Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III ................................................ 126 Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus I .................................................... 128 Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru Siklus II .................................................. 130 Lampiran 9 Lembar Pengamatan Guru Siklus III ................................................. 132 Lampiran 10 Foto Kegiatan .................................................................................. 134 Lampiran 11 Lembar Konsultasi Skripsi .............................................................. 136 Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 137 Lampiran 13 SK KKM .......................................................................................... 138 Lampiran 14 Profil Madrasah ............................................................................... 139 Lampiran 15 Nilai SKK Mahasiswa ..................................................................... 141 Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup Penulis ......................................................... 146
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai oleh setiap manusia. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Matematika sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari untuk menumbuhkan sikap dan mengembangkan daya pikir sistematis, kritis, analisis, logis dan kreatif. Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2010: 1), adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Belajar matematika merupakan tentang konsep-konsep dan struktur abstrak yang terdapat dalam matematika serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur matematika. Belajar matematika harus melalui proses yang bertahan dari konsep yang sederhana ke konsep yang lebih kompleks. Setiap konsep matematika dapat dipahami dengan baik jika pertama-tama disajikan dalam bentuk konkrit. Pembelajaran matematika harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang rata-rata masih berusia antara 6-12 tahun. Menurut Piaget anak usia
sekitar ini masih berpikir pada tahap operasi konkrit artinya siswa siswa SD/MI belum berpikir formal. Secara umum pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan diantaranya memahami konsep matematika menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memecahkan masalah, mengkomunikasikan gagasan dengan simbol dan memiliki sikap menghargai. Berdasarkan tujuan tersebut, pembelajaran matematika tidak hanya sebagai pembelajaran yang menekankan pada
pengetahuan
saja,
tetapi
sebagai
pembelajaran
yang
mampu
mengembangkan pemahaman, keterampilan dan kemampuan analisis agar siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan matematika. Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika, seorang guru harus mempunyai kompetensi profesional, yaitu seorang guru harus mampu mengolah materi
dan mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan
menyenangkan, sehingga siswa lebih antusias dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi dalam implementasinya pembelajaran matematika hanya menekankan pada aspek pengetahuan dimana bahan pelajaran berupa informasi yang tidak menumbuhkan cara berfikir kritis siswa.. Bagi siswa kegiatan belajar di sekolah menjadi tidak menarik dan membosankan. Di kelas pun siswa terlihat jenuh dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Siswa lebih senang melihat jam dan menghitung waktu untuk beristirahat dan bisa bebas 2
bermain
dihalaman
bersama
teman-temannya
daripada
sekedar
duduk
mendengarkan ceramah dari gurunya. Edy
Tandiling
(2013:2)
mengutarakan
bahwa
dalam
kegiatan
pembelajaran, khususnya matematika di sekolah tujuan guru adalah pembentukan skema baru dalam diri siswa. Pembentukan skema baru ini hendaknya dimulai dari skema yang telah ada pada diri siswa. Oleh sebab itu akan sangat tepat jika dalam mengajarkan matematika formal (matematika sekolah), guru sebaiknya memulai dengan matematika kongkrit yang dekat dengan kehidupan siswa. Setelah dilakukan observasi di MI Al-Huda Munggangsari 2 Kaliangkrik Kab. Magelang melalui diskusi dengan guru kelas V maka ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran matematika, diantaranya kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan oleh guru sehingga untuk mempelajari materi berikutnya siswa mengalami banyak kesulitan. Hal tersebut dibuktikan dengan data nilai ulangan harian yang kurang memuaskan pada mata pelajaran matematika menunjukan dari 20 siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kaliangkrik Kab. Magelang dengan nilai standar KKM kelas 60 hanya 45 % (9 siswa) yang memenuhi standar KKM, sedangkan 55% (11 siswa) belum memenuhi standar KKM. Berdasarkan diskusi yang dilakukan oleh peneliti dan guru kelas V MI AlHuda Munggangsari 2 Kaliangkrik Kab. Magelang ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi siswa mendapat nilai dibawah standar KKM, seperti siswa 3
kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung, sibuk bermain sendiri, mengobrol dengan teman sebangku, dan keadaan kelas yang kurang kondusif sehingga menyebabkan siswa kurang memahami materi yang diajarkan guru. Selain faktor tersebut faktor lain yang mempengaruhi siswa mendapatkan nilai dibawah standar KKM adalah kurangnya krestifitas guru dalam mengemas kegiatan belajar dan pembelajaran sehingga siswa kurang tertarik, cepat bosan, dan siswa cenderung pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kreatifitas guru dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan antusias siswa mengikuti pembelajaran agar hasil belajar siswa meningkat. Sebagaimana hadits berikut;
ّ ِ َس ُروا َوب ش ُر ْوا َو ََل ّ ِ َس ُروا َو ََل تُع ّ ِ َعن انس بن ملك عن النبى ملسو هيلع هللا ىلص قل ي )تُنَ ِفّ ُروا (اخرجه البخرى في كتاب العم Artinya:
Dari Annas bin Malik berkata Rasulullah bersabda: “Permudahkanlah (manusia dalam urusan agama) dan jangan mempersukar mereka, dan berilah kabar gembira dan jangan mereka dibuat lari.” (HR. Bukhari)
Hadits diatas menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah dan sekaligus menyenangkan agar siswa tidak terkekang secara psikologis dan merasa bosan terhadap suasana dikelas. Serta apa yang diajarkan oleh gurunya, dan suatu pembelajaran harus menggunakan metode yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan kondisi siswa.
4
Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa, maka penulis berdiskusi dengan guru kelas mengenai strategi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Penggunaan strategi yang tepat dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui diskusi yang dilakukan penulis dengan guru kelas, maka penulis memutuskan untuk menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya sebagai solusi yang tepat untuk memecahkan masalah pembelajaran matematika pada siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kaliangkrik Kab. Magelang. Pembelajaran berbasis budaya ini bukanlah sesuatu yang baru, namun dewasa ini sedang marak berkembang di banyak negara. Teori yang mendasari strategi ini bukan sama sekali teori baru, namun strategi ini dihadirkan untuk membawa nuansa baru dalam proses pembelajaran. Dalam Pembelajaran Berbasis Budaya, lingkungan belajar akan berubah menjadi lingkungan yang menyenangkan bagi guru dan siswa, yang memungkinkan siswa berpartisipasi aktif sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal. Pembelajaran
Berbasis
Budaya
bukan
sekedar
mentransfer
atau
menyampaikan budaya atau perwujudan budaya tetapi menggunakan budaya untuk menjadikan siswa mampu menciptakan makna, menembus batas imajinasi, dan kreatifitas untuk mencapai pemahaman yang mendalam tentang mata pelajaran yang dipelajari.
5
Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul : “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFATSIFAT BANGUN DATAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA PADA SISWA KELAS V MI AL-HUDA MUNGGANGSARI 2 KEC.KALIANGKRIK KAB.MAGELANG TAHUN AJARAN 2015/2016.”
B. Rumusan Masalah Berdasar
latar
belakang
permasalahan
tersebut
di
atas,
dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah melalui pembelajaran berbasis budaya dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MI AlHuda Munggangsari 2 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun ajaran 2015/2016? 2. Apakah melalui pembelajaran berbasis budaya dapat mencapai target KKM kelas untuk mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun ajaran 2015/2016?
6
C. Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran berbasis budaya dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun ajaran 2015/2016?
2.
Untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran berbasis budaya dapat mencapai target KKM kelas untuk mata pelajaran matematika materi sifatsifat bangun datar pada siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun ajaran 2015/2016?
D. Hipotesis tindakan dan Indikator Keberhasilan Hipotesis tindakan merupakan alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk dilakukan dalam rangka memecahkan masalah yang diteliti (Basrowi dan Suwandi, 2008:170). Dalam penelitian ini, rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut : ``Penggunaan pembelajaran berbasis budaya dapat meningkatkan hasil belalajar Matematika pada materi sifat-sifat bangun datar
serta dapat meningkatkan
pencapaian KKM siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun ajaran 2015/2016. `` Peneliti menetapkan indikator yang ingin dicapai pada siklus tindakan terakhir sebagai berikut: 7
1. Siswa menunjukkan peningkatan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya. 2. Optimalisasi ketuntasan belajar dengan adanya pencapaian target KKM kelas untuk materi sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis budaya. 2. Manfaat praktis Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut: a. Bagi siswa 1) Agar siswa dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal matematika terutama pada materi sifat-sifat bangun datar. 2) Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan kemampuan menyelesaikan soal matematika pada materi sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya.
8
b. Bagi guru dan peneliti 1) Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas. 2) Dengan pelaksanaan penelitian ini, guru dapat meningkatkan pencapaian target KKM yang sudah ditentukan. 3) Guru mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat. 4) Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada materi sifat-sifat bangun datar. 5) Hasil penelitian ini dapat digunkan sebagai langkah awal untuk penelitian selanjutnya. c. Bagi Sekolah 1) Sebagai masukan bagi guru SD / MI dalam mengajarkan matematika pada materi sifat-sifat bangun datar. 2) Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika melalui pembelajaran berbasis budaya.
9
F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi perbedaan antara penafsiran dengan maksud utama penulisan dalam penggunaan kata pada judul maka akan dijelaskan dalam definisi oprasional sebagai berikut : 1. Peningkatan Hasil belajar Peningkatan merupakan suatu proses, cara, meningkatkan suatu usaha. Secara sederhana, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Susanto (2013:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Peningkatan hasil belajar adalah sejumlah kompetensi yang diperoleh seseorang setelah menjalani proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. 2. Matematika Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Susanto, 2013:185).
10
3. Pembelajaran berbasis budaya Pembelajaran lingkungan
berbasis
belajar
dan
budaya
merupakan
perancangan
strategi
pengalaman
penciptaan
belajar
yang
mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran (Daryanto dan Rahardjo, 2012:163). Dalam pembelajaran berbasis budaya, budaya menjadi sebuah media bagi siswa untuk mentransformasikan hasil observasi mereka kedalam bentuk dan prinsip yang kreatif tentang alam.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa Penelitia Tindakan Kelas (PTK) yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang taun 2015/2016. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang telah diselidiki. Prosedur pelaksanaan PTK ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. a. Perencanaan
11
Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah dan pemecahan masalah. Hartiny (2010: 74) mengemukakan ada 4 kegiatan dalam tahap perencanaan, yaitu: 1) Menentukan target kompetensi 2) Membuat desain pembelajaran yaitu membuat skenario pembelajaran (RPP, media/ alat pembelajaran) 3) Mendesain alat tes 4) Menyiapkan instrumen. a) Lembar pengamatan siswa dalam pembelajaran sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya. b) Lembar pengamatan aktifitas guru dalam pembelajaran sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya. b. Pelaksanaan Tindakan ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pada tahap ini dilakukan proses belajar, apersepsi, pretes, pembelajaran dan evaluasi. Pada tahap apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran serta manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaannya, guru akan menerapkan pembelajaran berbasis budaya, kemudian divariasikan dengan menggunakan metode tanya jawab 12
dan ceramah, sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. c. Pengamatan Peneliti mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dengan sasaran yang diamati yaitu keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Peneliti juga mengamati guru yang sedang melakukan kegiatan pembelajaran. d. Refleksi Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dalam tahap ini, secepatnya dilakukan analisis dan pemaknaan dengan maksud untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sehingga dapat disajikan landasan untuk melakukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Untuk lebih jelasnya tahap-tahapan tersebut dapat digambarkan dalam model hubungan antar tahapan dalam siklus sebagai berikut:
13
Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian
(Arikunto, dkk, 2006: 16) 2. Subjek penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas V MI AlHuda Munggangsari 2 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun 2016, dengan jumlah 20 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Tabel 1.1 Daftar Nama Siswa Kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 No 1. 2. 3. 4.
Nama Abid Ridwanillah Anas Syaiful G. Andi Andrian Hasyim 14
Jenis KelaminL/P L L L L
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Anisa Aristanti Cuhibul Hakiki Dinawati Fina Lestari Hani I’in Ariani Lailatul Maghfiroh Lisna Mu’arifah Mufasishin Muhammad Amar R. Rahayu Slamet Tabah Slamet Trianai Yusuf Zumrotus
P L P P P P P P P L L P L P L P
3. Instrument Penelitian Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah: a. Lembar observasi, alat yang digunakan dalam kegiatan mengamati yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi berisi indicator yang didesain berdasarkan fokus penelitian. Mencatat juga proses pembelajaran untuk mendapatkan data tentang aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. b. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi. 15
4. Pengumpulan Data a. Tes formatif Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan prestasi siswa. Siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan materi apabila telah mencapai nilai minimal 60 dari target yang ditentukan. b. Observasi Observasi adalah tindakan atau proses pengambilan informasi, atau data melalui media pengamatan (Sukardi, 2012:50). Observasi ini dilakukan terhadap peserta didik dan guru selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran berbasis budaya. c. Dokumentasi Informasi dari sumber dokumen sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu dokumen resmi dan catatan pribadi. Yang termasuk dokumen resmi, yaitu undang-undang dan peraturan pemerintah yang relevan, keputusan presiden, keputusan menteri, laporan atau catatan pertemuan sekolah, silabus dan skema kerja, tes evaluasi yang digunakan serta hasilnya, dan tulisan petemuan antara guru sekolah. Dokumentasi tidak resmi diantaranya memo pimpinan sekolah, catatan harian guru, kartu kerja, lembar kerja, bab-bab yang berisi materi pembelajaran yang dianjurkan
16
guru maupun yang berasal dari buku-buku teks, dan sampel dari pekerjaan siswa (sukardi, 2012:47).
H. Analisis Data Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan menggolongkan data untuk menjawab permasalahan, tema apa yang dapat ditemukan pada data-data ini dan seberapa jauh data ini dapat menyokong tema tersebut (Basrowi dan Suwandi, 2008:131). Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data dilakukuan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang terekam dalam catatan lapangan dan format pengamatan lainnya. Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama dengan kolaborator sebagai pijakan untuk menentukan progam aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar secara kognitif, ketuntasan klasikal belajar siswa, dan rata-rata kelas. Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk presentase angka. Data yang harus dihitung adalah nilai rata-rata kelas dan hasil ketuntasan klasikal belajar siswa.
17
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
= Keterangan : = nilai rata-rata = jumlah semua nilai kelas = Jumlah siswa (Daryanto, 2011: 191) b. Ketuntasan klasikal Presentase ketuntasan belajar siswa yang peneliti harapkan adalah ≥ 85% dari jumlah total siswa satu kelas. Untuk mengukur presentase kompetensi siswa secara klasikal dapat digunakan rumus sebagai berikut (Daryanto, 2011:192):
I. Sistematika Penulisan Dalam skripsi ini terdiri dari beberapa bab yang saling berkaitan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Bab I : merupakan bab pendahuluan yang menguraikan gambaran singkat dari penelitian ini, bab I ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
18
Bab II : akan diuraikan mengenai kajian pustaka yang meliputi Hasil Belajar (ciri-ciri belajar, prinsip-prinsip belajar dan faktor-faktor yangmempengaruhi belajar), Matematika (pengertian, fungsi dan tujuan, ruang lingkup), dan pembelajaran berbasis budaya. Bab III : pada bab ini akan diuraikan mengenai pelaksanaan penelitian deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III. Bab IV : pada bab ini akan diuraikan analisa penulis mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi standar pencapaian KKM dan deskripsi per siklus dengan pembahasan. BAB V : merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan pembahasan penelitian dan saran penulis.
19
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar Sebelum membahas tentang hasil belajar terlebih dahulu akan dipaparkan mengenai pengertian belajar. Kata belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat umum didengar, namun dalam pembahasan belajar ini masing-masing ahli memiliki pemahaman dan definisi yang berbeda-beda. Berikut beberapa definisi belajar menurut para ahli (Suprijono, 2009:2) : Belajar menurut Gagne,
adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang
dicapai seseorang melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Belajar menurut Travers, adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Belajar menurut Cronbach, learning is shown by a chance in behavior as a result of experience. Dalam pengertian yang umun, belajar merupakan suatu aktifitas atau suatu proses
untuk
memperoleh
pengetahuan,
meningkatkan
keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengkokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge) (Suyono dan Hariyanto, 2014: 9). 20
Berdasarkan pengertian tentang konsep belajar di atas, dapat dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut Syah dalam Sriyanti (2011:18) perubahan sebagai hasil belajar itu memiliki tiga ciri, yaitu: perubahan intensional, perubahan itu positif dan aktif, dan perubahan itu efektif dan fungsional. Perubahan intensional adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu dilakukan dengan sengaja dan disadari. Perubahan itu positif dan aktif maksudnya adalah perubahan itu baik, bermanfaat dan sesuai yang diharapkan oleh individu serta perubahan yang terjadi dalam diri individu merupakan hasil usahanya. Perubahan bersifat efektif artinya perubahan itu berhasil guna, sedangkan perubahan bersifat fungsional artinya perubahan itu relative permanen dan siap dibutuhkan setiap saat. 1. Ciri-ciri belajar Baharuddin dan Wahyuni (2008: 15) menyatakan beberapa ciri-ciri dari belajar: a. Belajar di tandai dengan
adanya perubahan tingkah laku (change
behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat di amati dari tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi
21
terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar; b. Perubahan perilaku relative permanen. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup; c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat di amati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial. d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman; e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan susatu yang memperkuat itu akan
memberikan semangat atau dorongan untuk
mengubah tingkah laku. 2. Prinsip Umun Belajar Sukmadinata
dalam
Suyono
dan
Hariyanto
(2014:
128-129)
menyampaikan prinsip umum belajar (sedikit dikembangkan) sebagai berikut: a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan. Belajar dan perkembangan merupakan dua hal yang berbeda tetapi erat hubungannya. Dalam perkembangan
dituntut
belajar,
perkembangan individu yang pesat. b. Belajar berlangsung seumur hidup.
22
sedangkan
melalui
belajarterjadi
c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara aktif. d. Belajar mencakup semua aspek kehidupan. e. Kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempat dan waktu. f. Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru. Berlangsung dalam situasi formal, nonformal, dan informal. g. Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi. h. Perubahan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang amat kompleks. i. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan. j. Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan bimbingan dari orang lain. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Proses belajar melibatkan berbagai factor yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh factor eksternal dan internal. Masingmasing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Sriyanti, 2011: 23-25): a. Faktor eksternal Factor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial. 23
1) Faktor nonsosial Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat. Aspek fisik tersebut bias berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah dan sejenisnya. 2) Faktor sosial Faktor social adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat social, bias dipilah menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak denga orang tua, keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan antar personil sekolah dan sebagainya. b. Faktor internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.
24
1) Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. 2) Faktor psikologis Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan, dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap proses dari hasil belajar. Demikian juga motivasi, minat dan bakat banyak memberikan warna terhadap aktifitas belajar. Bakat dan minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar, tetapi anak yang kurang berbakat bukan berarti akan gagal dalam belajar, hanya yang bersangkutan perlu waktu yang lebih banyak dan kerja lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik. Demikian halnya dengan kondisi kepribadian, ada siswa yang mempunyai daya juang tinggi, optimis, penuh semangat, sementara ada siswa yang berkepribadian mudah putus asa. Kondisi-kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil belajar.
25
B. Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Matematika Matematika dalam sudut pandang Andi Hakim Nasution dalam Fathani (2009: 21) bahwa istilah matematika berasal dari kata Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari, kata ini memiliki hubungan yang erat dengan kata sanskerta, medha atau widya yang memiliki arti kepandaian, ketahuan, atau intelegensia. Dalam bahasa Belanda, matematika disebut dengan kata wiskunde yang berarti ilmu tentang belajar. Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2010: 1), adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi dalam Heruman (1010: 1), yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif. Matematika secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari struktur, perubahan, dan ruang. Dalam pandangan formalis, matematika adalah
pemeriksaan
aksioma
yang
menegaskan
struktur
abstrak
menggunakan logika simbolik dan notasi matematika. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan sebagai
26
ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. 2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan, pengurangan, geometri , dan pengelolaan data. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dalam PPPPTK Matematika Kemendikbud (2011): matematika diajarkan di sekolah membawa misi yang sangat penting, yaitu mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasioanal. Secara umum tujuan pendidikan matematika di sekolah dapat digolongkan menjadi: a. Tujuan bersifat formal, menekanka kepada menata penalaran dan membentuk kepribadian peserta didik. b. Tujuan yang bersifat material, menekankan kepada kemampuan memecahkan masalah dan menerapkan matematika. Secara lebih rinci, tujuan pembelajaran matematika dipaparkan pada buku standar kompetensi mata pelajaran matematika sebagai berikut: a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. 27
b. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. d. Mengembangkan
kemampuan
menyampaikan
informasi
atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan. 3. Karakteristik Umum Matematika Ada beberapa karakteristik umum matematika yang telah disepakati bersama, antara lain (Sumardyono, 2004: 30-46): a. Memiliki objek kajian yang abstrak Matematika memiliki objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun tidak setiap yang abstrak adalah matematika. Ada empat objek kajian matematika, yaitu: 1) Fakta, adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika yang biasa diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu. 2) Konsep,
adalah
ide
abstrak
yang
dapat
digunakan
untuk
menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan.
28
3) Operasi atau relasi, adalah pengerjaan hitung, pengertian aljabar, dan pengerjaan matematika lainnya. Sementara relasi adalah hubungan antara dua atau lebih elemen. 4) Prinsip, adalah objek matematika yang terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi. b. Bertumpu pada kesepakatan Simbol-simbol
dan
istilah-istilah
dalam
matematika
merupakan
kesepakatan atau konvensi yang penting. Dengan simbol dan istilah yang telah disepakati dalam matematika, maka pembahasan selanjutnya akan menjadi mudah dilakukan dan dikomunikasikan. c. Berpola pikir deduktif Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus. d. Konsisten dalam sistemnya Dalam matematika, terdapat berbagai macam system yang dibentuk dari beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Ada system-sistem yang berkaitan, ada pula system-sistem yang dipandang lepas satu dengan lainnya. Di dalam masing-masing system berlaku konsistensi. Suatu teorema maupun definisi harus menggunakan istilah atau konsep
29
yang telah diterapkan. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam hal nilai kebenarannya. e. Memiliki simbol yang kosong arti Simbol matematika akan bermakna sesuatu bila kita mengaitkannya dengan konteks tertentu. f. Memerhatikan semesta pembicaraan Semesta pembicaraan bisa sempit bisa pula luas. Bila kita berbicara tentang geometris, maka simbolnya menunjukan suatu transformasi, bila kita berbicara tentang bilangan, simbol tersebut menunjukkan bilangan pula. Benar salahnya suatu penyelesaian soal juga ditentukan oleh semesta pembicaraan yang digunakan. 4. Nilai-nilai dalam Matematika Dalam matematika terkandung berbagai nilai luhur yang dapat dilakukan oleh siapapun yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, antara lain (Ismunamto, dkk, 2011:20-21): a. Nilai praktis Meluhat kehidupan seseorang kadang tampak sesuatu yang tidak seimbang terhadap keberadaannya. Misalnya ada seseorang yang sekolahnya hanya lulus SD, namun ia bias memiliki banyak tempat bisnis dan hidup kaya. Namun demikian siapa saja yang tidak dapat menggunakan matematika sulit untuk hidup secara berkecukupan. 30
b. Nilai disiplin Matematika adalah ilmu yang sifatnya tepat dan pasti. Dengan demikian karakter orang yang mempelajari matematika dengan sendirinya akan terbawa oleh ketepatan dan kepastian yang pada akhirnya sifat disiplin akan melekat pada orang tersebut. c. Nilai budaya Manusia adalah makhluk yang berbudaya. Oleh karena itu, manusia selalu berusaha untuk melakukan sesuatu yang berguna demi pemenuhan kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan dan untuk memudahkan pemecahan masalah, manusia menciptakan matematika. Jadi, matematika merupakan hasil budaya manusia yang selalu berkembang sesuai keadaan zaman. 5. Ruang lingkup Pembelajaran Matematika Adapun ruang lingkup pelajaran matematika yaitu bilangan, geometri, dan pengukuran, serta pengolahan data. Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah dan menaksir hasil operasi hitung. Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi pengelolaan data dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas, volume, dalam pemecahan masalah. Pengelolaan data ditekankan pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan dan membaca data. 31
C. Pembelajaran Berbasis Budaya 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Budaya Karakter bangsa tidak bisa terlepas dari nilai-nilai budaya. Nilai-nilai budaya pastinya tidak terlepas dari budaya itu sendiri. Budaya didefinisikan sebagai seluruh aspek kehidupan manusia dalam masyarakat, yang diperoleh dengan cara belajar, termasuk pikiran dan tingkah laku (Marvins dalam Wahyuni dkk, 2013: 2). Budaya menurut Tylor dalam Tilaar (2002: 39) adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, serta kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat, artinya keduanya menekankan pada hal yang sama, yaitu nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan. Proses kebudayaan dan pendidikan hanya dapat terjadi didalam hubungan antar manusia dalam masyarakat. Keluhuran dan kehalusan budi manusia adalah hasil dari proses pendidikan dan kebudayaan, yaitu dengan menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan, sehingga terciptalah manusia yang beradap dan berbudaya. Pembelajaran lingkungan
belajar
berbasis dan
budaya
merupakan
perencanaan 32
strategi
pengalaman
penciptaan
belajar
yang
mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis budaya dilandaskan pada pengakuan terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental bagi pendidikan sebagai ekspresi dari komunikasi suatu gagasan dan perkembangan pengetahuan. Dalam pembelajaran berbasis budaya, budaya menjadi sebuah media bagi siswa untuk mentransformasikan hasil observasi mereka ke dalam bentuk dan prinsip yang kreatif tentang alam. Dengan demikian, proses pembelajaran
berbasis
budaya
bukan
sekedar
mentransfer
atau
menyampaikan budaya atau perwujudan budaya tetapi menggunakan budaya untuk menjadikan siswa mampu menciptakan makna, menembus batas imajinasi, dan kreativitas untuk mencapai pemahaman yang mendalam tentang mata pelajaran yang dipelajari (Daryanto & Rahardjo, 2012: 163164). Pembelajaran berbasis budaya, dapat dibedakan dalam tiga macam, yaitu belajar tentang budaya, belajar dengan budaya, dan belajar melalui budaya (Goldberg dalam Sardjiyo dan Pannen, 2005: 88). a. Belajar tentang budaya, menempatkan budaya sebagai bidang ilmu. Proses belajar tentang budaya sudah cukup dikenal selama ini, misalnya mata pelajaran kesenian dan kerajinan tangan, seni dan sastra, melukis, seni drama tari, dll. Budaya dipelajari dalam satu mata pelajaran khusus.
33
b. Belajar dengan budaya, terjadi pada saat seni dan budaya diperkenalkan kepada siswa sebagai cara untuk mempelajari suatu mata pelajaran tertentu. Budaya dengan budaya meliputi pemanfaatan beragam bentuk perwujudan budaya. Budaya dan perwujudannya menjadi media pembelajaran dalam proses belajar. c. Belajar melalui budaya, merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan budaya. Belajar melalui budaya merupakan multiple representation of learning assessment atau bentuk penilaian pemahaman dalam beragam bentuk. Wujud budaya itu dapat berupa wujud idiil (adat tata kelakuan) yang abstrak yang terletak di alam pikiran masyarakat. Wujud kedua adalah system social mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Sifatnya konkrit, bias diobservasi. Wujud ketiga adalah kebudayaan fisik yang bersifat paing konkrit dan berupa benda yang dapat diraba dan dilihat. Bentuk budaya yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran berbasis budaya antara lain (Sutarno, 2006: unit 7-8) : a. Cerita daerah, misalnya tangkuban perahu, rara mendut, malin kundang, dan lain-lain. b. Tarian-tarian, misalnya tari saman, tari perang suku dayak, dan lain-lain. 34
c. Tembang/ lagu daerah, misalnya cublak-cublak suweng, lir-ilir, slukusluku bathok, dan lain-lain. d. Permainan, misalnya dakon, jamuran, bentik, dan lain-lain. e. Seni pertunjukan, misalnya wayang, ketoprak, reog, dan lain-lain. f. Kebiasaan/ tradisi setempat, misalnya tahlilan, nyadran, sedekah bumi, dan lain-lain g. Benda-benda yang mengandung unsur budaya, misalnya keris, candi/ peninggalan sejarah, batik, dan lain-lain. 2. Landasan Pembelajaran Berbasis Budaya Teori belajar yang mendukung diterapkannya pembelajaran berbasis budaya
adalah teori kontruktivisme yang dikembangkan oleh Vygotsky
bahwa siswa mengkontruksikan pengetahuan yang dimiliki atau penciptaan sebuah makna yang dijadikan sebagai hasil dari pemikiran dan berinteraksi dala konteks social. Teori kontruktivisme juga dikembangkan oleh Piaget, yang mendiskripsikan bahwa setiap siswa menciptakan makna atau pengertian baru, berdasarkan melakukan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui dan dipercayai, dengan fenomena, ide atau informasi yang dipelajari (Udin S. Winataputra, dkk 2012: 4.18). Ciri-ciri pembelajaran kontruktivisme adalah (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 116-117):
35
a. Tidak terpaku pada proses mempelajari sebagaimana tercantum dalam
kurikulum, tetapi memungkinkan proses pembelajaran berfokus pada ide atau gagasan yang bersifat umum berdasarkan konteks kehidupan siswa. b. Proses belajar merupakan milik siswa sehingga siswa sangat diberi
keleluasaan untuk menuruti minat dan rasa ingin tahunya, untuk membuat keterkaitan antar konsep/ide, untuk merefolmulasikan ide dan gagasan, serta untuk mencapai suatu kesimpulan yang unik. c. Mempercayai adanya beragam perspektif yang berbeda-beda, dan
kebenaran merupakan suatu hasil interpretasi makna (meaning making). Selanjutnya Apabila seorang guru mengintegrasikan ketiga hal tersebut dalam proses belajar, guru akan mampu untuk menciptakan pembelajaran berbasis budaya yang konstruktivis. Di mana guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menciptakan makna dan mencapai pemahaman atas pengetahuan yang diperoleh. Udin
S.
Winataputra,
dkk
(2012:
4.21-4.23)
memfokuskan
pembelajaran berbasis budaya adalah sebagai berikut: a. Strategi atau cara agar siswa dapat melihat keterhubungan antar
konsep/prinsip dalam bidang ilmunya, dengan budaya, dalam konteks yang baru, dan dalam konteks komunitas budayanya. 36
b. Strategi atau cara agar siswa memperoleh pemahaman terpadu tentang
bidang ilmu dan budaya sebagai landasan untuk berpikir kritis menyelesaikan beragam permasalahan dalam konteks komunitas budaya, serta mengambil keputusan yang sahih berdasarkan kaidah keilmuan. c. Strategi atau cara agar semua siswa dapat berpartisipasi aktif, senang,
dan bangga untuk belajar bidang ilmu dalam pembelajaran berbasis budaya. d. Strategi atau cara agar siswa dapat menciptakan makna berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman awal yang dimiliki, melalui beragam interaksi aktif dengan siswa lain, guru, tokoh, dan juga dengan materi atau contoh konkret. e. Strategi atau cara agar siswa dapat memperoleh pemahaman bahwa ada
kaidah keilmuan dalam kehidupan sehari-hari siswa dan konteks komunitas budayanya, juga ada budaya dalam konteks bidang ilmu, dan bahwa kaidah keilmuan adalah bagian dari budaya mereka. f.
Strategi atau cara agar siswa dapat memperoleh pemahaman yang terintegrasi dan keterampilan ilmiah dalam mempersiapkan segala sesuatu di sekelilingnya, termasuk dalam budaya dan ragam perwujudan budaya.
37
3. Pembelajaran Matematika dan Kaitannya dengan Budaya Banyak
jalan
membandingkan,
untuk
memperoleh
mengklasifikasikan,
pengetahuan, mengukur,
dengan
cara
menjelaskan,
menggeneralisasikan, membuat inferensi dan mengevaluasi. Hal ini juga dilakukan dalam mempelajari matematika. Demikian halnya dengan kehidupan sehari-hari yang merupakan usaha dari membandingkan, mengklasifikasikan, mengukur, menjelaskan, menggeneralisasikan, membuat inferensi dan mengevaluasi praktek budaya dan kehidupan. Jelaslah matematika secara kontekstual juga memberikan respon terhadap budaya dan kehidupan sosial. Kaum social contructivis memandang bahwa matematika merupakan karya cipta manusia melalui kurun waktu tertentu. Semua perbedaan pengetahuan yang dihasilkan merupakan kreatifitas manusia yang saling terkait dengan hakekat dan sejarahnya. Akibatnya, matematika dipandang sebagai suatu ilmu pengetahuan yang terkait dengan budaya dan nilai penciptanya dalam konteks budayanya. Pengetahuan matematika serat dengan nilai-nilai kemanusiaan dan budaya. Bishop dalam Tandililing (2013: 2), matematika merupakan suatu bentuk budaya. Matematika sebagai bentuk budaya sesungguhnya telah terintegrasi pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dimanapun berada. Selanjutnya Pixten dalam Tandililing (2013: 2) menyatakan bahwa pada 38
hakikatnya matematika merupakan teknologi simbolis yang tumbuh pada keterampilan atau aktivitas lingkungan yang bersifat budaya. Dengan demikian matematika seseorang dipengaruhi oleh latar budayanya, karena apa yang mereka lihat berdasarkan apa yang mereka lihat dan rasakan. Pendidikan matematika sesungguhnya telah menyatu dengan kehidupan masyarakat. Para pakar etnomatematika berpendapat bahwa pada dasarnya perkembangan matematika sampai kapanpun tidak terlepas dari budaya dan nilai yang telah ada pada masyarakat. Menurut Sam dan Ernest dalam Suyitno (2012) pendidikan matematika memuat nilai yang dapat dikelompokkan atas tiga kategori, yaitu nilai epistimologis, nilai social budaya, dan nilai personal. Nilai epistimologis adalah nilai yang termuat bersama ujian dan tugas-tugas, karakteristik matematika, aspek proses belajar mengajar matematika (ketelitian, rasional, sistematis, logis, kritis). Nilai social budaya adalah nilai yang mendukung masyarakat dan yang sangat memperhatikan tugas individual
kepada
masyarakat
yang
dikaitkan
dengan
pendidikan
matematika. Nilai personal adalah nilai sikap individu sebagai pembelajar dan pribadi seperti keyakinan diri, kesabaran, dan kreatifitas. 4. Integrasi Budaya dalam Pembelajaran Matematika Agar siswa merasa bahwa materi yang dipelajarinya dalam matematika merupakan bagian dari dirinya yang tidak datang secara tiba39
tiba, maka pembelajaran matematika harus dimulai dengan permasalahan yang kontekstual. Memasukkan materi tentang kebudayaan ke dalam pembelajaran matematika merupakan bagian dari upaya tersebut. Pengintegrasian budaya dalam pembelajaran matematika berfokus pada penciptaan suasana belajar yang dinamis, yang mengakui keberadaan siswa dengan segala latar belakang, pengalaman, dan pengetahuan awalnya, yang member kesempatan kepada siswa untuk bebas bertanya, berbuat salah, bereksplorasi, dan membuat kesimpulan tentang beragam hal dalam kehidupan. Dalam hal ini, peran guru menjadi berubah, bukan menjadi satusatunya pemberi informasi yang mendominasi kegiatan pembelajaran, tetapi menjadi perancang dan pemandu proses pembelajaran sebagai proses penciptaan makna oleh siswa dan juga guru secara bersama. Dalam pembelajaran matematika yang diintegrasikan dengan budaya, guru berfokus untuk dapat menjadi pemandu siswa, negosiator makna yang handal, dan pembimbing siswa dalam eksplorasi, analisis, dan pengambilan kesimpulan. Guru merancang proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menarik, sehingga guru tidak hanya berceramah dan siswa hanya mendengarkan tetapi merancang strategi secara kreatif agar dapat mengetahui beragam kemampuan dan keterampilan yang dicapai siswa dalam
proses
belajar.
Untuk
40
mempelajari
matematika
dengan
memperkenalkan budaya, dapat dilakukan dengan mengantarkan materi matematika yang dimulai dari materi tentang budaya (Rohaeti, 2011: 141) Pembelajaran geometri dapat mengembangkan nilai budaya cinta tanah air dan semangat kebangsaan, peserta didik diperkenalkan berbagai produk budaya warisan leluhur menampakkan kreativitas seni yang mengandung unsur matematika. Contohnya pada motif batik yang mengandung bentukan geometri dua dimensi, ornament ukiran maupun bentuk arsitektur pada rumah adat yang mengandung bentukan geometri tiga dimensi. Permainan
tradisional
anak-anak
juga
dapat
menjadi
media
pembelajaran penyalur nilai budaya, mengingat semakin majunya dunia teknologi yang menyebabkan kecenderungan anak untuk bermain dengan permainan yang lebih modern dan melupakan permainan tradisional yang tak kalah menariknya.
D. Bangun Datar dan Sifat-sifatnya 1. Pengertian Bangun Datar Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun datar tersebut. Misalnya: bidang yang dibatasi oleh 3 ruas garis, disebut bangun 41
segitiga, bidang yang dibatasi oleh 4 ruas garis, disebut bangun segiempat, bidang yang dibatasi oleh 5 ruas garis, disebut bangun segilima. Jumlah ruas garis serta model yang dimiliki oleh sebuah bangun merupakan salah satu sifat bangun datar tersebut. Jadi, sifat suatu bangun datar ditentukan oleh jumlah ruas garis, model garis, besar sudut, dan lain-lain. 2. Sifat-sifat Bangun Datar a. Sifat-sifat Segitiga 1) Sifat-sifat Segitiga Sama Kaki
Gambar 2.1 Segitiga Sama Kaki
a) Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC b) Dua ruas garis kaki sama panjang, AC dan BC. c) Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi. d) Memiliki tiga buah sudut lancip. e) Semua sudutnya sama besar. 2) Sifat-sifat Segitiga Sama Sisi
Gambar 2.2 Segitiga Sama Sisi 42
a) Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC b) Ketiga (semua) ruas garis sama panjang. c) Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi. d) Memiliki tiga buah sudut sama besar (60o). 3) Sifat-sifat Segitiga Siku-siku
Gambar 2.3 Segitiga Siku-siku
a) Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC b) Memiliki garis tegak lurus pada alas (tinggi) c) Memiliki ukuran, alas, dan tinggi. d) Memiliki dua buah sudut lancip e) Memiliki satu buah sudut siku-siku (90o) b. Sifat-sifat Lingkaran
Gambar 2.4 lingkaran
1) Terdiri dari hanya satu sisi. 2) Simetri putar dan simetri lipatnya tak terhingga. 3) Tidak mempunyai titik sudut. 43
c. Sifat-sifat Jajar Genjang
Gambar 2.5 jajar genjang
1) Memiliki empat sisi dan empat titik sudut 2) Memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama panjang 3) Memiliki dua buah sudut tumpul dan dua buah sudut lancip 4) Sudut yang berhadapan sama besar 5) Diagonal yang dimiliki tidak sama panjang 6) Tidak memiliki simetri lipat 7) Memiliki simetri putar tingkat dua d. Sifat-sifat Trapesium 1) Sifat-sifat Trapesium Sama Kaki
Gambar 2.6 Trapesium sama kaki
a)
Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
b) Sudut-sudut diantara sisi sejajar besarnya 180° c)
Mempunyai 1 simetri lipat
d) Memiliki sepasang sisi yang sejajar tetapi tidak sama panjang
44
2) Sifat-sifat Trapesium Siku-siku
Gambar 2.7 Trapesium Siku-siku
a)
Memiliki 4 ruas garis
b) Memiliki 2 sudut siku-siku c)
Memiliki 1 sudut lancip
d) Memiliki 1 sudut tumpul e. Sifat-sifat Persegi
Gambar 2.8 Persegi
1) Mempunyai 4 titik sudut. 2) Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰. 3) Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang. 4) Mempunyai 4 simetri lipat. 5) Mempunyai 4 simetri putar.
45
f. Sifat-sifat Persegi Panjang
Gambar 2.9 Persegi Panjang
1) Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. 2) Sisi-sisi persegi panjang saling tegak lurus 3) Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰. 4) Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang 5) Mempunyai 2 simetri lipat. 6) Mempunyai 2 simetri putar g. Sifat-sifat Belah Ketupat
Gambar 2.10 Belah Ketupat
1) Mempunyai 2 simetri lipat. 2) Mempunyai 2 simeteri putar. 3) Mempunyai 4 titik sudut. 4) Sudut yang berhadapan besarnya sama. 5) Sisinya tidak tegak lurus. 6) Mempunyai 2 diagonal yang berbeda panjangnya.
46
Dalam pembelajaran sifat-sifat bangun datar, seringkali guru langsung memberikan drill informasi tentang suatu bentuk bangun datar. Hal ini menjadikan pembelajaran kurang efektif. Berbeda halnya ketika siswa mengalami langsung proses mengidentifikasi berbagai bentuk bangun datar dan menganalisis sifat bangun tersebut melalui pengamatan. Pengamatan dapat dilakukan siswa melalui media gambar yang berupa motif batik geometri 2 dimensi, bangunan candi, arsitektur bangunan adat, dan lain-lain. Selain pembelajaran lebih efektif, pembelajaran juga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep bangun datar.
E. Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) 1. Pengertian KKM Menurut Permendiknas No 20 Tahun 2007, Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. 2. KKM Nasional, Kelas, dan Individu a. KKM Nasional KKM nasional disebut dengan KKM ideal. KKM nasional adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan secara nasional. (Permendiknas N0 20 Tahun 2007)
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah
ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0%-100%. 47
Kriteria ketuntasan ideal untuk masing-masing indikator adalah 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pendidikan. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. (BSNP, 2006:10). Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kriteria ketuntasan minimal nasional adalah 75%.
KKM nasioanal dijadikan
patokan dalam penentuan KKM di setiap satuan pendidikan.
Setiap
satuan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan KKM agar dapat mencapai KKM nasional sebesar 75%. b. KKM Kelas KKM kelas adalah kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai dalam suatu kelas. Di MI Al-Huda Munggangsari 2 KKM kelas adalah 85%, jadi siswa yang tuntas dalam SK/KD harus minimal 85% dari jumlah siswa. Subjek penelitian berjumlah 20 siswa, 85% dari 20 siswa adalah 17 siswa . Jadi siswa yang harus tuntas dalam SK/KD pelajaran tersebut dalam satu kelas harus mencapai minimal 17 orang siswa. c. KKM Individu
48
Kriteria ketuntasan minimal individu adalah kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai oleh individu siswa. KKM individu mata pelajaran Matematika yang harus dicapai siswa sebesar 60% atau 60. Dalam setiap melakukan penilaian siswa minimal nilai yang harus dicapai adalah 60, kalau mendapat nilai dibawah 60 maka siswa tersebut dianggap tidak tuntas. Sedangkan siswa yang mendapat nilai 60 atau lebih besar dari 75, siswa tersebut dianggap tuntas. d. Fungsi KKM 1) Sebagai acuan bagi guru untuk menilai kompetensi peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar (KD) suatu mata pelajaran atau standar nompetensi (SK). 2) Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran. 3) Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK/KD. 4) Sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran. 5) Sebagai kontrak pedagogik antara pendidik, peserta didik, dan masyarakat (khususnya orang tua dan wali murid). e. Penentuan KKM Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelomppok kerja guru yang disahkan oleh kepala sekolah/madrasah, selanjutnya disampaiakan kepada pihak yang bersangkutan seperti: peserta didik, orang tua, dan 49
dinas pendidikan setalah itudicantumkan dalam hasil belajar atau rapor. Penentuan KKM berpedoman pada empat kriteria (Trianto, 2009: 241242): 1) Tingkat esensial (kepentingan), 2) Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan), mengacu kepada tingkat kesulitan kompetensi dasar yang bersangkutan. 3) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa, merupakan tingkat penalaran dan daya piker peserta didik. 4) Kemampuan sumber daya pendukung, meliputi kelengkapan mengajar seperti buku, ruang belajar, laboratorium, dan lain-lain. Dengan demikian, setiap sekolah dan setiap mata pelajaran memiliki KKM yang dapat berbeda dengan sekolah lain.
50
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian Siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang tahun 2016 berjumlah 20 siswa terdiri dari 10 siswa lakilaki dan 10 siswa perempuan. Data keadaan siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang tahun 2016 adalah sebagai berikut: Table 3.1Data Subjek Penelitian No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Nama Abid Ridwanillah Anas Syaiful G. Andi Andrian Hasyim Anisa Aristanti Cuhibul Hakiki Dinawati Fina Lestari Hani I’in Ariani Lailatul Maghfiroh Lisna Mu’arifah Mufasishin Muhammad Amar R. Rahayu Slamet Tabah Slamet 51
Jenis KelaminL/P L L L L P L P P P P P P P L L P L
18. 19. 20.
Trianai Yusuf Zumrotus
P L P
Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Waktu penelitian sebagai berikut: 1) Siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2016 2) Siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2016 3) Siklus III dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2016
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Pra Siklus Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai ulangan harian mata pelajaran matematika untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang tahun 2016. Berikut ini hasil nilai ulangan harian sebelum menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. Table 3.2 Nilai Pra Siklus No 1. 2. 3. 4.
Nama Abid Ridwanillah Anas Syaiful G. Andi Andrian Hasyim 52
Nilai 60 50 30 50
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Anisa Aristanti Cuhibul Hakiki Dinawati Fina Lestari Hani I’in Ariani Lailatul Maghfiroh Lisna Mu’arifah Mufasishin Muhammad Amar R. Rahayu Slamet Tabah Slamet Trianai Yusuf Zumrotus Rata-rata
60 40 70 80 30 50 50 70 60 40 50 70 50 70 60 80 56
2. Siklus I a. Perencanaan Tindakan Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti adalah sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Matematika yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. Adapun materi yang dibahas adalah sifat-sifat bangun datar.
53
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media pembelajaran dan reward untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. 3) Menyiapkan materi ajar tentang sifat-sifat bangun datar. 4) menyiapkan instrument penelitian yang berupa: a) Lembar observasi kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan data tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Data observasi dimaksudkan untuk mengetahui minat dan perhatian siswa b) Lembar observasi kegiatan guru, yaitu untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan kelas oleh guru. c) Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan konsep pada mata pelajaran matematika. 5) Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk melaksanakan proses pembelajaran menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. 2) Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan do’a. 3) Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa.
54
4) Guru member motivasi kepada siswa sebelum masuk ke dalam materi pembelajaran. 5) Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran dengan budaya yang ada di Indonesia. 6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 7) Guru menjelaskan tentang budaya yang berkaitan dengan sifat-sifat bengun datar dan dilanjutkan menjelaskan sifat-sifat bangun datar. 8) Siswa mengamati gambar budaya berupa batik dengan motif geometri. 9) Siswa menyebutkan bangun datar yang ada pada gambar batik motif geometri. 10)
Siswa mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar yang ada pada gambar batik motif geometri.
11)
Siswa menggambar bangun datar yang mendasari motif batik geometri di buku masing-masing.
12)
Salah satu siswa maju untuk menggambar bangun datar di papan tulis.
13)
Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan jika ada kesalahan dan memberikan penguatan dari apa yang dipelajari hari ini.
14)
Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang berkaitan dengan materi secara individu.
15)
Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi. 55
16)
Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.
17)
Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang.
18)
Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah bersama dan mengucapkan salam.
c. Observasi Peneliti disini juga bertindak sebagai observer untuk melakukan pengamatan terhadap proses jalannya pembelajaran pada materi sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya, yang mencakup: 1) Mengamati aktifitas siswa, situasi, dan kondisi kelas saat pembelajaran materi
bangun
datar
melalui
pembelajaran
berbasis
budaya
berlangsung. Menurut hasil pengamatan aktifitas siswa pada siklus I dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir sudah baik, namun masih ada banyak siswa yang kebingungan saat menggunakan pembelajaran berbasis budaya karena siswa masih beradaptasi. Pada siklus ini kebanyakan siswa masih pasif dan sering berbicara sendiri saat guru menerangkan. Ada sebagian siswa yang belum paham tentang hubungan budaya dengan materi bangun datar. Siswa juga kurang fokus karena keadaan kelas yang kurang kondusif. Selain itu, masih banyak siswa yang belum berani mengeluarkan pendapat dan malu bertanya baik sama teman maupun sama gurunya.
56
2) Mengamati aktifitas guru saat proses pembelajaran materi bangun datar
dengan
menggunakan
pembelajaran
berbasis
budaya
berlangsung. Menurut hasil pengamatan pada siklus ini guru masih beradaptasi dengan pembelajaran yang menggunakan budaya. Aktifitas guru dari kegiatan awal sampai akhir sudah cukup baik. Guru sudah bias mengkondisikan siswa pada kegiatan awal, namun pada kegiatan inti banyak siswa yang ramai sendiri. Guru masih terlibat penuh
dalam
kegiatan
pembelajaran.
Selain
itu
penggunaan
pembelajaran berbasis budaya melebihi waktu yang ditetapkan yaitu lebih dari 2x 35 menit sehingga perlu penambahan waktu. d. Refleksi Penelitian dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti. Hasil penelitian atau data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan untuk mengetahui sejauh mana perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah dilakukan penelitian. Setelah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan pada siklus I, maka yang dilakukan selanjutnya adalah refleksi. Dari hasil pelaksanaan tindakan kelas yang sudah dilakukan, terdapat kelemahan yakni:
57
1) Siswa dan guru masih beradaptasi dengan pembelajaran yang baru sehingga masih kebingungan dalam pelaksanaanya. 2) Masih banyak siswa yang ramai sendiri dan kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran. 3) Keadaan kelas kurang kondusif. 4) Masih banyak siswa yang pasif ketika bertanya jawab dengan guru. 5) Keberanian siswa dalam mengajukan pendapat dan bertanya masih kurang. 6) Pembelajaran kurang bias mengoptimalkan waktu karena melebihi batas waktu yang ditentukan. Perbaikan yang harus dilakukan pada siklus berikutnya yaitu: peneliti harus menjelaskan kembali mengenai pembelajaran berbasis budaya agar guru dan siswa bias lebih faham. Guru harus lebih tegas dalam menasehati siswa agar tidak ramai sendiri dan mengkondisikan kelas agar pembelajaran berlangsung secara optimal. Selain itu, pertanyaan guru harus semenarik mungkin agar siswa bisa aktif dalam pembelajaran. Guru meminta siswa untuk tidak takut dan tidak malumalu untuk menanyakan materi yang belum jelas. Adanya
permasalahan-permasalahan
dan
belum
tercapainya
indikator yang telah ditetapkan maka penulis akan melakukan tindakan siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I. 58
3. Siklus II a. Perencanaan Tindakan Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari pengamatan pada siklus I, maka siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Rencana pelaksanaan siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Matematika yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. Adapun materi yang dibahas adalah sifat-sifat bangun datar. 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media pembelajaran dan reward untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. 3) Menyiapkan materi ajar tentang sifat-sifat bangun datar. 4) menyiapkan instrument penelitian yang berupa: a) Lembar observasi kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan data tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Data observasi dimaksudkan untuk mengetahui minat dan perhatian siswa. b) Lembar observasi kegiatan guru, yaitu untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan kelas oleh guru. c) Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan konsep pada mata pelajaran matematika. 59
5) Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk melaksanakan proses pembelajaran menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. 2) Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan do’a. 3) Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa. 4) Guru member motivasi kepada siswa sebelum masuk ke dalam materi pembelajaran. 5) Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran dengan budaya yang ada di Indonesia. 6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 7) Guru menyampaikan materi pokok yang dipelajari secara umum. 8) Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan gambar rumah adat di Indonesia. 9) Guru membagi siswa kedalam kelompok, setiap kelompok 4 siswa. 10)
Guru membagikan gambar rumah adat kemudian siswa mengamati bangun datar apa saja yang terdapat pada rumah adat
60
11)
Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk menuliskan ciri-ciri bangun datar yang terdapat pada rumah adat pada selembar kertas.
12)
Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk menggambar ulang bangun datar yang terdapat pada rumah adat pada selembar kertas.
13)
Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk membacakan hasil diskusi mereka mengenai cirri-ciri bangun datar yang terdapat pada rumah adat.
14)
Guru memberkan kesempatan kepada kelompok yang lain untuk maju ke depan dan menggambarkan bangun datar yang mereka temukan pada rumah adat di papan tulis.
15)
Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan jika ada kesalahan dan memberikan penguatan dari apa yang dipelajari hari ini.
16)
Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang berkaitan dengan materi secara individu.
17)
Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi.
18)
Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.
19)
Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah bersama dan mengucapkan salam.
61
c. Observasi Peneliti disini juga bertindak sebagai observer untuk melakukan pengamatan terhadap proses jalannya pembelajaran pada materi sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya, yang mencakup: 1) Mengamati aktifitas siswa, situasi, dan kondisi kelas saat pembelajaran materi
bangun
datar
melalui
pembelajaran
berbasis
budaya
berlangsung. Menurut hasil pengamatan pada siklus II aktifitas siswa meningkat dibandingkan pada siklus sebelumnya. Siswa lebih berperan aktif dalam melakukan tanya jawab dengan guru meskipun masih ada beberapa siswa yang berbicara sendiri. Saat siswa dilibatkan dalam penggunaan media masih malu-malu dan saling tunjuk untuk maju ke depan menjelaskan sifat bangun datar kepada temannya. 2) Mengamati aktifitas guru saat proses pembelajaran materi bangun datar
dengan
menggunakan
pembelajaran
berbasis
budaya
berlangsung. Menurut hasil pengamatan pada siklus ini aktifitas guru juga mengalami peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya. Guru sudah mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai langkahlangkah. Pelaksanaan pembelajaran sudah hamper selesai dalam waktu 2 x 35 menit.
62
d. Refleksi Penelitian dikatakan berhasil apabila ada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I. hasil yang diperoleh pada siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata yang diperoleh pada siklus ini mencapai 63,5 dan presentase ketuntasannya pun meningkat. Namun masih ada kelemahan, yaitu: 1) Masih ditemukan beberapa siswa yang ramai sendiri dan tidak memperhatikan pada saat pembelajaran. 2) Siswa saling tunju saat guru melibatkan siswa dalam penggunaan media. 3) Pada tahap menguji hasil masih ada siswa yang kesulitan dalam menjawab soal. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, perbaikan yang harus dilakukan adalah: 1) Peningkatan pengelolaan kelas. 2) Memotivasi siswa agar siswa bias lebih percaya diri. 3) Memberikan pendampingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan. Adanya
permasalahan-permasalahan
dan
belum
tercapainya
indikator keberhasilan yang ditetapkan maka penulis melakukan tindakan siklus III untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus II.
63
4. Siklus III a. Perencanaan Tindakan Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari pengamatan pada siklus II, maka siklus III merupakan perbaikan dari siklus II. Rencana pelaksanaan siklus III yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Matematika yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. Adapun materi yang dibahas adalah sifat-sifat bangun datar. 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media pembelajaran dan reward untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. 3) Menyiapkan materi ajar tentang sifat-sifat bangun datar. 4) menyiapkan instrument penelitian yang berupa: a) Lembar observasi kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan data tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Data observasi dimaksudkan untuk mengetahui minat dan perhatian siswa b) Lembar observasi kegiatan guru, yaitu untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan kelas oleh guru. c) Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan konsep pada mata pelajaran matematika. 64
5) Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk melaksanakan proses pembelajaran menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. 2) Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan do’a. 3) Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa. 4) Guru member motivasi kepada siswa sebelum masuk ke dalam materi pembelajaran. 5) Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran dengan budaya yang ada di Indonesia. 6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 7) Guru menyampaikan materi pokok yang dipelajari secara umum. 8) Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan gambar stupa candi Borobudur. 9) Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil setiap kelompok 2 siswa. 10)
Guru membagikan gambar stupa candi Borobudur kemudian siswa mengamati bangun datar apa saja yang terdapat pada stupa.
65
11)
Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk menuliskan ciri-ciri bangun datar yang terdapat pada stupa pada selembar kertas.
12)
Guru member tugas kepada setiap kelompok untuk menggambar ulang bangun datar yang terdapat pada stupa pada selembar kertas.
13)
Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk membacakan hasil diskusi mereka mengenai cirri-ciri bangun datar yang terdapat pada stupa.
14)
Guru memberkan kesempatan kepada kelompok yang lain untuk maju ke depan dan menggambarkan bangun datar yang mereka temukan pada stupa di papan tulis.
15)
Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan jika ada kesalahan dan memberikan penguatan dari apa yang dipelajari hari ini.
16)
Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang berkaitan dengan materi secara individu.
17)
Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi.
18)
Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.
19)
Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah bersama dan mengucapkan salam.
66
c. Observasi Peneliti disini juga bertindak sebagai observer untuk melakukan pengamatan terhadap proses jalannya pembelajaran pada materi bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya, yang mencakup: 1) Mengamati aktifitas siswa, situasi, dan kondisi kelas saat pembelajaran materi sifat- sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya berlangsung. Pada siklus ini pembelajaran berjalan dengan baik. Siswa sangat senang dengan pembelajaran matematika melalui Pembelajaran Berbasis
Budaya.
disampaikan.
Siswa
Siswa
lebih
sangat
fokus
terhadap
antusias dalam
materi
mengikuti
yang proses
pembelajaran. Siswa aktif mengajukan maupun menjawab pertanyaan. Suasana kelas lebih kondusif. 2) Mengamati aktifitas guru saat pembelajaran materi sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya berlangsung. Aktifitas guru pada siklus ini juga sangat baik. Guru dapat mengkondisikan siswa dari kegiatan awal sampai akhir. Pelaksanaan pembelajaran pun tidak melebihi waktu 2x 35 menit. Walaupun dalam siklus III ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang diterapkan namun masih ada dua siswa yang nilainya belum memenuhi standar kelulusan.
67
Hasil belajar siswa pada siklus III mengalami peningkatan yang lebih baik disbanding siklus II. Pembelajaran pada siklus ini telah mencapai tujuan yang diharapkan yakni, keaktifan siswa, pembelajaran yang menyenangkan, siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran dan peningkatan hasil belajar. Selain itu nilai yang diperoleh siswa telah mencapai KKM dan siswa telah mencapai criteria ketuntasan klasikal 85% dari jumlah siswa. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan yang telah dilakukan telah mencapai hasil yang maksimal, untuk itu penelitian ini dirasa telah cukup. Berdasarkan hasil dari siklus III ini dapat diketahui bahwa pembelajaran berbasis budaya yang dilaksanakan dapat mencapai hasil yang optimal. Hasil belajar siswa meningkat dan siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran.
68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Standar Pencapain KKM Salah satu prinsip penilaian adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada MI Al-Huda Munggangsari 2 Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang menetapkan KKM individu mata pelajaran matematika dengan nilai minimal 60. Sedangkan KKM pada standar nasional/ideal mengikuti persentase tingkat nasional yang dinyatakan dengan angka maksimal 100. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik. 69
2. Deskripsi Pra Siklus Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti juga melakukan pra siklus yang dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2016. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi serta bagaimana cara seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran, untuk mengetahui keadaan siswa yang dijadikan obyek penelitian serta untuk mengetahui hasil ulangan harian siswa mata pelajaran matematika sebelum menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. Pada penelitian kali ini, peneliti melaksanakan penelitian menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya. Pembelajaran Berbasis Budaya bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan di Indonesia, namun Pembelajaran Berbasis Budaya merupakan hal baru dalam pembelajaran di MI Al-Huda Munggangsari 2 Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Dalam penentuan ketuntasan terhadap hasil ulangan harian siswa, penelitian mengacu pada pencapaian target KKM individu .Di bawah ini adalah hasil nilai ulangan harian mata pelajaran Matematika siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kecamatan
Kaliangkrik
Kabupaten
Magelang
menggunakan Pembelajaran Berbasis Budaya.
70
tahun
2016
sebelum
Table 4.1 Nilai Pra Siklus No
Nama
Nilai
60 50 30 40 60 40 70 70 30 50 50 60 60 40 50 60 50 70 50 70 1070 Jumlah 53,5 Rata-rata KKM Individu= 60; KKM Nasional= 75 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Abid Ridwanillah Anas Syaiful G. Andi Andrian Hasyim Anisa Aristanti Cuhibul Hakiki Dinawati Fina Lestari Hani I’in Ariani Lailatul Maghfiroh Lisna Mu’arifah Mufasishin Muhammad Amar R. Rahayu Slamet Tabah Slamet Trianai Yusuf Zumrotus
Nilai rata-rata siswa
=
=
=
71
KKM Individu Nasional √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 0 45% 0%
Presentase ketuntasan belajar siswa pada pra siklus dapat dihitung dengan rumus:
%
Dari table di atas menunjukkan bahwa nilai ulangan harian (pra siklus) menunjukkan bahwa dari 20 siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang tahun 2016 dengan nilai KKM individu minimal 60 hanya 45 % (9 siswa) yang tuntas, sedangkan 55% (11 siswa) belum tuntas. 3. Deskripsi Data Siklus I a. Data Hasil Pengamatan Proses pelaksanaan pembelajaran sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya dapat diperkuat melalui rekapitulasi hasil pengamatan siswa, hasil pengamatan guru dan tes formatif. Hasil pengamatan siswa dan guru dijadikan sebagai tambahan informasi bahwa penggunaan pembelajaran berbasis budaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menggali pengetahuan siswa. Hasil rekapitulasi data tersebit dapat dilihat sebagai berikut:
72
Tabel 4.2 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I No 1. 2. 3.
Tahap
0 0 0 0
Kegiatan awal Kegiatan inti Kegiatan akhir
1 1 2 0
Skor 2 1 3 1
3 0 1 1
4 1 1 0
Jumlah Rata-rata Skala kategori penskoran: Skor maksimal =4 Skor minimal =0
Jumlah 7 15 5 27 2,25
Kategori rata-rata : 0,0-0,8 = sangat kurang 0,9-1,6 = kurang 1,7-2,4 = cukup 2,5-3,2 = baik 3,3-4,0 = sangat baik
Rekapitulasi data pengamatan siswa (intrumen di lampiran) di atas dapat diketahui bahwa pengamatan terhadap aktifitas siswa pada materi sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya siklus I diperoleh skor rata-rata 2,25 pada kategori cukup. Hasil pengamatan aktifitas guru (instrument di lampiran) dapat dilihat sebagai berikut: Table 4.3 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus 1 No 1. 2. 3.
Tahap
0 Kegiatan awal 0 Kegiatan inti 0 Kegiatan akhir 0 Jumlah Rata-rata
73
1 2 2 0
Skor 2 0 2 0
3 1 2 2
4 0 2 1
Jumlah 5 20 10 35 2,5
Skala kategori penskoran: Skor maksimal =4 Skor minimal =0
Kategori rata-rata : 0,0-0,8 = sangat kurang 0,9-1,6 = kurang 1,7-2,4 = cukup 2,5-3,2 = baik 3,3-4,0 = sangat baik
Aktifitas guru pada rekapitulasi dapat diperoleh skor 2,5 pada kategori baik. Pada siklus ini guru masih beradaptasi dengan pembelajaran berbasis budaya. Data untuk hasil tes formatif siswa dapa dilihat sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil tes formatif pada siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
KKM Individu Nasional
Nama
Nilai
Abid Ridwanillah Anas Syaiful G. Andi Andrian Hasyim Anisa Aristanti Cuhibul Hakiki Dinawati Fina Lestari Hani I’in Ariani Lailatul Maghfiroh Lisna Mu’arifah Mufasishin Muhammad Amar R. Rahayu Slamet Tabah Slamet
70
√
-
50
-
-
0
-
-
60
√
-
70
√
-
50
-
-
80
√
√
80
√
√
0
-
-
70
√
-
70
√
-
0
-
-
70
√
-
40
-
-
50
-
-
70
√
-
60
√
-
74
18.
Trianai 70 √ 19. Yusuf 60 √ 20. Zumrotus 80 √ Jumlah 1100 13 65% Rata-rata 55 KKM Individu= 60; KKM Nasional= 75 Nilai rata-rata siswa
√ 3 15%
=
= = Perolehan rata-rata siswa pada siklus I baru mencapai 55 dengan siswa yang tuntas sebanyak 13 anak, sehingga presentase ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 dapat dihitung dengan rumus:
Jadi perolehan ketuntasan belajar pada siklus I adalah 65% dari jumlah siswa. b. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I ini, dari 20 siswa ternyata banyak siswa yang tidak tuntas pada standar KKM individu dan standar KKM nasional/ ideal, pada standar individu siswa yang tuntas 75
hanya 13 siswa (65 %) sedagkan pada standar KKM nasional/ ideal siswa tuntas hanya 3 siswa (15 %). Dan berdasarkan jumlah siswa diperoleh jumlah rata-rata kelasnya adalah 5,5. Hasil belajar siswa masih rendah dan masih ada 3 siswa yang mendapat nilai terendah yaitu 0, hal tersebut disebabkan karena siswa tidak memperhatikan pembelajaran malah berbicara sendiri, siswa masih belum berani mengeluarkan pendapat dan bertanya tentang materi yang belum dipahami, keadaan kelas kurang kondusif dan siswa cenderung pasif. Perbaikan yang harus dilakukan pada siklus berikutnya yaitu guru harus lebih tegas dalam menasehati siswa agar tidak ramai sendiri dan mengkondisikan kelas agar pembelajaran berlangsung secara optimal. Selain itu, pertanyaan guru harus semenarik mungkin agar siswa bisa aktif dalam pembelajaran. Guru meminta siswa untuk tidak takut dan tidak malu-malu untuk menanyakan
materi yang belum
jelas.
Memberikan latihan soal tambahan kepada siswa yang mendapat nilai terendah. 4. Deskripsi Data Siklus II a. Data Hasil Pengamatan Proses pelaksanaan pembelajaran sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya dapat diperkuat melalui rekapitulasi hasil 76
pengamatan siswa, hasil pengamatan guru dan tes formatif. Hasil pengamatan siswa dan guru dijadikan sebagai tambahan informasi bahwa penggunaan pembelajaran berbasis budaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menggali pengetahuan siswa. Hasil rekapitulasi data tersebit dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.5 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus II No 1. 2. 3.
Tahap
0 0 0 0
Kegiatan awal Kegiatan inti Kegiatan akhir
1 0 0 0
Skor 2 1 3 0
3 1 3 2
Jumlah Rata-rata Skala kategori penskoran: Skor maksimal =4 Skor minimal =0
4 1 1 0
Jumlah 9 19 6 34 2,84
Kategori rata-rata : 0,0-0,8 = sangat kurang 0,9-1,6 = kurang 1,7-2,4 = cukup 2,5-3,2 = baik 3,3-4,0 = sangat baik
Rekapiitulasi data pengamatan siswa (intrumen di lampiran) di atas dapat diketahui bahwa pengamatan terhadap aktifitas siswa pada materi sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya siklus II diperoleh skor rata-rata 2,84 pada kategori baik. Hasil pengamatan aktifitas guru (instrument di lampiran) dapat dilihat sebagai berikut:
77
Table 4.6 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus II No 1. 2. 3.
Tahap
0 Kegiatan awal 0 Kegiatan inti 0 Kegiatan akhir 0 Jumlah Rata-rata
Skala kategori penskoran: Skor maksimal =4 Skor minimal =0
1 0 0 0
Skor 2 1 2 0
3 2 4 2
Jumlah
4 0 2 1
8 24 10 42 3
Kategori rata-rata: 0,0-0,8 = sangat kurang 0,9-1,6 = kurang 1,7-2,4 = cukup 2,5-3,2 = baik 3,3-4,0 = sangat baik
Aktifitas guru pada rekapitulasi dapat diperoleh rata-rata skor 3 pada kategori baik. Data untuk hasil tes formatif siswa dapa dilihat sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil tes formatif pada siklus II No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama
Nilai
Abid Ridwanillah Anas Syaiful G. Andi Andrian Hasyim Anisa Aristanti Cuhibul Hakiki Dinawati Fina Lestari Hani I’in Ariani 78
KKM Individu Nasional
70
√
-
50
-
-
40
-
-
70
√
-
70
√
-
80
√
√
80
√
√
70
√
-
40
-
-
80
√
√
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Lailatul Maghfiroh Lisna Mu’arifah Mufasishin Muhammad Amar R. Rahayu Slamet Tabah Slamet Trianai Yusuf Zumrotus Jumlah
60
√
-
70
√
-
80
√
√
50
-
-
0
-
-
70
√
-
60
√
-
80
√
√
70
√
-
80
√
√
1270
15
7
75% Rata-rata 63,5 KKM Individu= 60; KKM Nasional= 75
Nilai rata-rata siswa
35%
=
= = Perolehan rata-rata pada siklus II mencapai 63,5 dengan siswa yang tuntas sebanyak 15 anak. Perolehan presentase ketuntasan belajar dari penelitian siklus II dapat dihitung dengan rumus:
%
Jadi perolehan ketuntasan belajar pada siklus II adalah 75% dari jumlah siswa. 79
b. Refleksi Pada siklus II siswa sudah mulai mengerti apa yang diajarkan dan di instruksikan oleh guru dibandingkan pada siklus I. Dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti dari 20 siswa 15 siswa (75%) tuntas dan 5 siswa (25%) tidak tuntas . Sedangkan pada penilain standar KKM nasional/ideal belum mencapai target yang diharapkan, tetapi sudah cukup baik dalam pencapaian standar nasional, yaitu 7 siswa (35%) tuntas lebih baik dari siklus I yaitu hanya 3 siswa. Berarti ada peningkatan kemampuan siswa dalam hasil belajar. Terjadinya peningkatan hasil belajar belum dikatakan memuaskan karena masih ada satu siswa yang mendapat nilai terendah dikarenakan siswa tersebut tidak masuk sekolah. Saran untuk guru yaitu memberikan soal latihan susulan kepada siswa yang mendapat nilai terendah. Meskipun sudah 50% lebih siswa yang tuntas dalam mengerjakan tes formatif pada siklus II akan tetapi nilai yang diperoleh belum cukup memuaskan sehingga perlu diadakan siklus III. 5. Deskripsi Data Siklus III a. Data Hasil Pengamatan Berikut adalah data yang diperoleh dalam pengamatan aktifitas siswa pada siklus III: 80
Tabel 4.8 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus III No 1. 2. 3.
Tahap
0 0 0 0
Kegiatan awal Kegiatan inti Kegiatan akhir
1 0 0 0
Skor 2 0 0 0
3 1 4 1
4 2 3 1
Jumlah 11 24 7 42 3,5
Jumlah Rata-rata Skala kategori penskoran: Skor maksimal =4 Skor minimal =0
Kategori rata-rata : 0,0-0,8 = sangat kurang 0,9-1,6 = kurang 1,7-2,4 = cukup 2,5-3,2 = baik 3,3-4,0 = sangat baik
Rekapiitulasi data pengamatan siswa (intrumen di lampiran) di atas dapat diketahui bahwa pengamatan terhadap aktifitas siswa pada materi sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya siklus III diperoleh skor rata-rata 3,5 pada kategori sangat baik. Hasil pengamatan aktifitas guru (instrument di lampiran) dapat dilihat sebagai berikut: Table 4.9 Rekapitulasi Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus III No 1. 2. 3.
Tahap Kegiatan awal Kegiatan inti Kegiatan akhir
0 0 0 0 Jumlah Rata-rata
81
1 0 0 0
Skor 2 3 0 2 0 4 1
4 1 4 2
Jumlah 10 28 11 49 3,5
Skala kategori penskoran: Skor maksimal =4 Skor minimal =0
Kategori rata-rata : 0,0-0,8 = sangat kurang 0,9-1,6 = kurang 1,7-2,4 = cukup 2,5-3,2 = baik 3,3-4,0 = sangat baik
Aktifitas guru pada rekapitulasi dapat diperoleh skor 3,5 pada kategori sangat baik. Data untuk hasil tes formatif siswa dapa dilihat sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil tes formatif pada siklus III No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
KKM Individu Nasional
Nama
Nilai
Abid Ridwanillah Anas Syaiful G. 00 Andi Andrian Hasyim Anisa Aristanti Cuhibul Hakiki Dinawati Fina Lestari Hani I’in Ariani Lailatul Maghfiroh Lisna Mu’arifah Mufasishin Muhammad Amar R. Rahayu Slamet Tabah Slamet Trianai Yusuf
70
√
-
0
-
-
0,5
-
-
90
√
√
90
√
√
80
√
√
90
√
√
90
√
√
60
√
-
90
√
√
90
√
√
90
√
√
90
√
√
70
√
-
70
√
-
90
√
√
70
√
-
90
√
√
70
√
-
82
20.
Zumrotus Jumlah
80
√
√
1400,5
18
12
90% Rata-rata 70,025 KKM Individu= 60; KKM Nasional= 70
Nilai rata-rata siswa
60%
=
= = Perolehan nilai rata-rata siswa pada siklus III mengalami peningkatan rata-rata yang diperoleh adalah 70,025 dengan siswa yang tuntas sebanyak 18 anak, sehingga presentase ketuntasan belajar dari penelitian siklus III dapat dihitung:
%
Jadi perolehan presentase ketuntasan belajar pada siklus III adalah 90% dari jumlah siswa. Presentase ketuntasan pada setiap siklus mengalami peningkatan.
83
Pada siklus III hampir semua siswa fokus dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, hal ini dikarenakan guru mempersiapkan pembelajaran secra maksimal. Selain itu pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus III sudah tidak asing lagi bagi siswa. Hal itu dapat dilihat dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yang mengamati minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti dari 20 siswa 18 siswa (90%) tuntas dan 2 siswa (10%) tidak tuntas. Bahkan pada standar tingkat nasional sudah mencapai lebih dari 50%, yaitu bisa dilihat dari 20 siswa terdapat
12 siswa (60%) tuntas. Berarti ada
peningkatan kemampuan siswa terhadap hasil belajar dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran berbasis budaya. Serta standar keberhasilan pembelajaran manakala dari total siswa 20 minimal 85% telah mencapai KKM individu, maka hasil pada siklus III ini ada 18 siswa (90%) tuntas. Hal itu menunjukkan bahwa PTK yang mengangkat judul
upanya peningkatan hasil belajar matematika materi sifat-sifat
bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya pada siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 02 Kec.Kaliangkrik Kab.Magelang tahun ajaran 2015/2016 telah tuntas. Tingkat keberhasilan tersebut dapat dilihat dari tercapainya target KKM kelas, 90%> 85%.
84
B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pada pelajaran matematika sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil tes formatif di setiap siklusnya dan juga meningkatnya jumlah siswa yang mencapai KKM. Hasil belajar siswa yang meningkat pada setiap siklusnya dapat dibuktikan dengan rekapitulasi data sebagai berikut: Tabel 4.11 Rekapitulasi perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus I,II, dan III No
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Abid Ridwanillah Anas Syaiful G. Andi Andrian Hasyim Anisa Aristanti Cuhibul Hakiki Dinawati Fina Lestari Hani I’in Ariani Lailatul Maghfiroh Lisna Mu’arifah Mufasishin Muhammad Amar R. Rahayu Slamet Tabah Slamet
Nilai Pra Siklus 60 50 30 40 60 40 70 70 30 50 50 60 60 40 50 60 50 85
Nilai Siklus I 70 50 0 60 70 50 80 80 0 70 70 0 70 40 50 70 60
Nilai Nilai Siklus II Siklus III 70 70 50 00 0 40 0,5 70 90 70 90 80 90 80 90 70 90 40 60 80 90 60 90 70 90 80 90 50 70 0 70 70 90 60 70
18. 19. 20.
Trianai Yusuf Zumrotus Jumlah Rata-rata Ketuntasan klasikal
70 50 70 1070 53,5 45%
70 60 80 1100 55 65%
80 70 80 1270 63,5 75%
90 70 90 1400,5 70,025 90%
Dari tabel rekapitulasi di atas, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus ke siklus. Dari data pra siklus didapati nilai ratarata 53,5. Siklus I nilai evaluasi menunjukkan rata-rata nilai siswa 55, siklus II rata-rata nilai siswa 63,5, dan Siklus III rata-rata nilai siswa 70,025. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan rata-rata nilai siswa sebesar 8,5, dari siklus II ke siklus III peningkatan rata-rata nilai siswa sebesar 6,525. Peningkatan
ketuntasan
yang
diperoleh
kelas
V
MI
Al-Huda
Munggangsari 2 dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4.12 Perbandingan Presentase Ketuntasan Belajar Siswa
No
Pelaksanaan Penelitian
1. 2. 3. 4.
Pra siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah
Rata-rata kelas
%
1070 1100 1270 1400,5
53,5 55 63,5 70,025
45% 65% 75% 90%
Ketuntasan Belum Tuntas tuntas 9 11 12 8 15 5 18 2
Dari tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram di bawah ini:
86
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa
Presentase ketuntasan pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Siklus I presentase ketuntasan baru mencapai 65% dengan siswa yang mencapai target KKM sebanyak 13 anak. Siklus II presentase ketuntasan meningkat menjadi 75% dengan siswa yang mencapai target KKM sebanyak 15 anak. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebanyak 10%. Target pencapaian KKM kelas pada siklus III didapati 90% berarti telah melampaui KKM kelas minimal (85%). Terjadi peningkatan presentase ketuntasan dari siklus II ke siklus III sebanyak 15%, sehingga presentase ketuntasan dari siklus I sampai siklus III sebesar 25%. Karena indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti sudah tercapai maka tidak perlu diadakan penelitian lagi. Penelitian menggunakan pembelajaran berbasis budaya pada materi sifat-sifat
87
bangun datar dapat dikatakan berhasil dengan baik karena presentase melebihi indikator yang telah ditentukan. Melihat data-data yang diperoleh sudah menunjukkan bahwa melalui pembelajaran berbasis budaya berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2.
88
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MI Al-Huda Munggangsari 2 dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembelajaran berbasis budaya dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kaliangkrik Kab. Magelang tahun ajaran 2015/2016. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus ke siklus. Siklus I nilai evaluasi menunjukkan rata-rata nilai siswa 55, siklus II rata-rata nilai siswa 63,5, dan Siklus III ratarata nilai siswa 70,025. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan rata-rata nilai siswa sebesar 8,5, dari siklus II ke siklus III peningkatan rata-rata nilai siswa sebesar 6,525. 2. Model pembelajaran berbasis budaya dapat memenuhi target pencapaian KKM kelas pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar. Hal ini dapat dibuktikan dengan pencapaian KKM kelas pada siklus III sebesar 90% berarti telah melampaui KKM kelas minimal (85%). B. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
89
1. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya perlu menjelaskan kepada guru dan siswa tentang pembelajaran berbasis budaya ini secara mendalam agar guru dan siswa tidak kebingungan. 2. Bagi siswa Siswa seharusnya lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar melalui pembelajaran berbasis budaya. Untuk siswa yang belum mendapat nilai maksimal harus lebih giat dan rajin belajar. 3. Bagi guru Guru harus mampu melakukan inovasi pembelajaran, harus lebih kreatif dan inovatif agar siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak cepat bosan. Untuk membantu siswa yang belum memenuhi KKM, guru sebaiknya memberikan soal latihan tambahan dan membimbing siswa tersebut sampai benar-benar paham. 4. Bagi pihak sekolah Kepala sekolah dan komite sekolah harus mampu memberikan dukungan kepada guru dalam rangka mengembangkan inovasi pembelajaran agar mutu pembelajaran matematika di MI dapat meningkat.
90
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BNSP Basrowi & Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia. Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media Daryanto, Muljo Rahardjo.2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media. Fathani, Abdul Halim. 2009. Matematika: Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ismunamto. 2011. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: PT Lentera Abadi. Permendiknas no. 20 tahun 2007 Sam’s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Sukses Off Set
91
Sardjiyo, Paulina Pannen. 2005. Pembelajaran Berbasis Budaya: Model Inovasi Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jurnal Pendidikan. 6 (2): 83-98 Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Sukardi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara Sumardyono.
2004.
Karakteristik
Matematika
dan
Implikasinya
Terhadap
Pembelajaran Matematika. Paket Pembinaan Penataran. Yogyakarta: PPPG Matematika Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogjakarta: Pustaka Pelajar Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Sutarno. 2007. Pendidikan Multikultural. Jakarta: Ditjen Dikti Suyono & Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tandililing, Edy. 2013 . Pengembangan Pembelajaran Matematika Sekolah Dengan Pendekatan Etnomatematika Berbasis Budaya Lokal Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Di Sekolah. Prosiding, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta: FMIPA UNY. 92
Rohaeti, Euis Eti. 2011. Transformasi Budaya Melalui Pembelajaran Matematika di Sekolah. Jurnal Pengajaran MIPA. 16 (1): 139-147. Udin S. Wintaputra, dkk. (2012). Pembaruan dalam Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Wahyuni, Astri dkk. 2013. Peran Etnomatematika dalam Membangun Karakter Bangsa.
Prosiding.
Seminar
Nasional
Matematika. FMIPA UNY.
93
Matematika
dan
Pendidikan
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah/ Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 02 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: V/ 2
Materi Pokok
: Sifat-sifat Bangun Datar
Alokasi Waktu
: 2 X 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
B. Kompetensi Dasar 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
C. Indikator 6.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun segitiga 6.1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat lingkaran 6.1.3 Menggambar bangun segitiga 6.1.4 Menggambar bangun lingkaran menggunakan jangka
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun segitiga 2. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat lingkaran 94
3. Siswa dapat menggambar bangun segitiga dengan baik dan benar 4. Siswa dapat menggambar lingkaran menggunakan jangka dengan baik dan benar
E. Materi Pembelajaran Sifat-sifat bangun datar Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun datar tersebut. Misalnya: Bidang yang dibatasi oleh 3 ruas garis, disebut bangun segitiga. Bidang yang dibatasi oleh 4 ruas garis, disebut bangun segiempat Bidang yang dibatasi oleh 5 ruas garis, disebut bangun segilima Jumlah ruas garis serta model yang dimiliki oleh sebuah bangun merupakan salah satu sifat bangun datar tersebut. Jadi, sifat suatu bangun datar ditentukan oleh jumlah ruas garis, model garis, besar sudut, dan lain-lain. Matematika tidak bisa dipisahkan dari budaya Indonesia. Dan budaya Indonesia sangatlah banyak. Salah satu budaya Indonesia yang mengandung undsur matematika adalah batik terutama batik dengan motif geometris. Motif batik geometris adalah ragam hias yang menggunakan unsur geometris sebagai bentuk dasarnya. Contoh motif batik geometris yaitu tumpal dan ceplok. Motif Tumpal adalah motif hias yang mempunyai bentuk dasar segitiga. Motif hias jenis ini biasa digunakan untuk hiasan pinggir. Motif ceplok adalah motif yang di dalamnya terdapat gambar berbentuk lingkaran, roset, binatang, dan variasinya, yang terletak dalam bidang-bidang geometris seperti segi empat dan lingkaran.
95
Gambar 1.1 motif tumpal dengan pola dasar segitiga
Gambar 1.2 motif ceplok dengan pola dasar lingkaran 96
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun segitiga dan lingkaran Sifat-sifat bangun segitiga. 1. Sifat-Sifat Segitiga Sama Kaki Amatilah bangun di samping, coba kamu jelaskan! Bangun ini bernama ... Bangun ini dibatasi oleh ... ruas garis. Bangun ini mempunyai ... buah sudut. Sudut pada bangun ini merupakan sudut .... Bangun segitiga sama kaki memiliki sifat-sifat sebagai berikut. a. Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC b. Dua ruas garis kaki sama panjang, AC dan BC. c. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi. d. Memiliki tiga buah sudut lancip. e. Semua sudutnya sama besar.
2. Sifat-Sifat Segitiga Sama Sisi Amatilah bangun di samping, coba kamu jelaskan! Bangun ini bernama ... Bangun ini dibatasi oleh ... ruas garis. Bangun ini mempunyai ... buah sudut. Sudut pada bangun ini merupakan sudut ... Bangun segitiga sama sisi memiliki sifat-sifat sebagai berikut. a. Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC b. Ketiga (semua) ruas garis sama panjang. c. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi. d. Memiliki tiga buah sudut sama besar (60o).
97
3. Sifat-Sifat Segitiga Siku-siku Amatilah bangun di samping, coba kamu jelaskan! Bangun ini bernama ... Bangun ini dibatasi oleh ... ruas garis Bangun ini mempunyai ... buah sudut Sudut pada bangun ini merupakan sudut ... Bangun segitiga siku-siku memiliki sifat sebagai berikut. a. Memiliki 3 ruas garis: AB - AC dan BC b. Memiliki garis tegak lurus pada alas (tinggi) c. Memiliki ukuran, alas, dan tinggi. d. Memiliki dua buah sudut lancip e. Memiliki satu buah sudut siku-siku (90o)
sifat-sifat lingkaran a. Terdiri dari hanya satu sisi. b. Simetri putar dan simetri lipatnya tak terhingga. c. Tidak mempunyai titik sudut.
F. Metode dan Pendekatan Pembelajaran Metode
: Ceramah, Tanya jawab, Diskusi
Strategi
: Pembelajaran Berbasis Budaya
G. Media dan Sumber Belajar Media
: motif batik geometris
Sumber belajar
:
BP. Saepudin, Aep, Babudin, dkk. 2009. Gemar Belajar Matematika untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
98
http://batikdan.blogspot.co.id/2011/08/motif-batik.html (diakses 10 mei 2016 pukul 07.12 WIB)
H. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit)
Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa bersama.
Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar.
Guru bertanya jawab dengan siswa tentang ragam budaya indonesia
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan inti (50 menit) Eksplorasi
Guru menyampaikan materi pokok yang dipelajari secara umum.
Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan benda-benda disekitar yang menyerupai bangun datar.
Elaborasi
Guru memberikan gambar motif batik tumpal dan ceplok kepada peserta didik.
Peserta didik mengamati bangun apa yang mendasari motif batik tumpal dan ceplok
Guru mendampingi dan memberikan arahan kepada peserta didik saat mengamati.
Siswa menyebutkan sifat-sifat bangun datar yang telah mereka temukan dalam motif batik
Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menggambar bangun yang mendasari motif batik
99
Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menggambar lingkaran menggunakan jangka.
Konfirmasi
Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan jika ada kesalahan dan memberikan penguatan dari apa yang dipelajari hari ini.
Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang berkaitan dengan materi secara individu.
Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi.
3. Penutup (10 menit)
Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.
Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang.
Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah bersama dan mengucapkan salam.
I. Penilaian Indikator Pencapaian
1. Siswa
Bentuk
Contoh
Penilaian
Instrumen
instrumen
Lembar
Terlampir
mampu Tes
menyebutkan
sisfat-sifat tertulis
bangun segitiga 2. Siswa
(individu) mampu
menyebutkan
sifat-sifat
lingkaran 3. Siswa mampu menggambar bangun segitiga 4. Siswa mampu menggambar lingkaran
Teknik
menggunakan
jangka
100
kerja siswa
Catatan:
Nilai=
× 100
Magelang , 14 Mei 2016
101
Soal Latihan
Nama/ kelas:
1. Amatilah motif batik di atas, coba kamu jelaskan! Bangun yang mendasari motif batik di atas bernama ... Bangun tersebut dibatasi oleh ... ruas garis Bangun tersebut mempunyai ... buah sudut Sudut pada bangun ini merupakan sudut ...
2. Amatilah motif batik di atas, coba kamu jelaskan! Bangun yang mendasari motif batik di atas bernama ... Bangun tersebut mempunyai…sisi Bangun tersebut mempunyai ... buah sudut 3. Gambarlah 2 buah segitiga yang berbeda ukuran! 4. Gambarlah lingkaran menggunakan jangka dengan diameter 3 cm! 5. Apa pengertian bangun datar? 102
Kunci jawaban 1. a. segitiga b. 3 c. 3 d. lancip 2. a. lingkaran b. 1 c. 0 3.
4. Lingkaran
5. Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis
103
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah/ Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 02 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: V/ 2
Materi Pokok
: Sifat-sifat Bangun Datar
Alokasi Waktu
: 2 X 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
B. Kompetensi Dasar 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
C. Indikator 6.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun trapesium 6.1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun jajar genjang 6.1.3 Menggambar bangun trapesium 6.1.4 Menggambar bangun jajar genjang
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun trapesium 2. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun jajar genjang 3. Siswa dapat menggambar bangun trapesium dengan baik dan benar 104
4. Siswa dapat menggambar bangun jajar genjang dengan baik dan benar
E. Materi Pembelajaran Sifat-sifat bangun datar trapesium dan jajar genjang Indonesia mempunyai beragam budaya, salah satu budaya Indonesia adalah rumah adat. Disetiap provinsi di Indonesia mempunyai rumah adat sendiri-sendiri. Contoh, provinsi jawa tengah rumah adatnya joglo, provinsi jambi rumah adatnya panjang, dan provinsi aceh rumah adatnya krong bade. Rumah adat tersebut mengandung unsur matematika materi bangun datar. Dalam rumah adat joglo terdapat unsur bangun datar trapesium, dirumah adat panjang dan krong bade terdapat unsur bangun datar jajar genjang. Lihat gambar di bawah ini!
Rumah adat joglo
rumah adat panjang
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun trapesium dan jajar genjang. Sifat-sifat Jajar Genjang
Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
Memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama panjang
Memiliki dua buah sudut tumpul dan dua buah sudut lancip 105
Sudut yang berhadapan sama besar
Diagonal yang dimiliki tidak sama panjang
Tidak memiliki simetri lipat
Memiliki simetri putar tingkat dua
Sifat-sifat Trapesium
Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
Memiliki sepasang sisi yang sejajar tetapi tidak sama panjang
Sudut-sudut diantara sisi sejajar besarnya 180°
F. Metode dan Pendekatan Pembelajaran Metode
: Ceramah, Tanya jawab, Diskusi
Strategi
: Pembelajaran Berbasis Budaya
G. Media dan Sumber Belajar Media
: gambar rumah adat di Indonesia
Sumber belajar
:
BP. Saepudin, Aep, Babudin, dkk. 2009. Gemar Belajar Matematika untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
http://tasik-cyber.blogspot.co.id/2014/08/gambar-dan-nama-rumah-adatdari-33-provinsi-di-indonesia.html
H. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit)
Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa bersama.
Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. 106
Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar.
Apersepsi
Guru mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya
Guru menunjukkan beberapa gambar rumah adat di indonesia
Guru menanyakan kepada siswa bangun datar apa saja yang terdapat pada gambar rumah adat.
Motivasi
Guru menggali rasa ingin tahu siswa tentang gambar-gambar rumah adat Indonesia dan macam bangun datar yang terdapat pada stupa tersebut dengan memberikan reward kepada siswa yang berhasil tercepat menyebutkan bangun datar yang terdapat pada rumah adat.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Kegiatan inti (50 menit) Eksplorasi
Guru menyampaikan materi pokok yang dipelajari secara umum.
Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan gambar rumah adat di Indonesia.
Elaborasi
Guru membagi siswa kedalam kelompok, setiap kelompok 4 siswa.
Guru membagikan gambar rumah adat
kemudian siswa mengamati
bangun datar apa saja yang terdapat pada rumah adat
Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk menuliskan ciri-ciri bangun datar yang terdapat pada rumah adat pada selembar kertas.
Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk menggambar ulang bangun datar yang terdapat pada rumah adat pada selembar kertas.
107
Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk membacakan hasil diskusi mereka mengenai cirri-ciri bangun datar yang terdapat pada rumah adat.
Guru memberkan kesempatan kepada kelompok yang lain untuk maju ke depan dan menggambarkan bangun datar yang mereka temukan pada rumah adat di papan tulis.
Konfirmasi
Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan jika ada kesalahan dan memberikan penguatan dari apa yang dipelajari hari ini.
Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang berkaitan dengan materi secara individu.
Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi.
3. Penutup (10 menit)
Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.
Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang.
Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah bersama dan mengucapkan salam.
I. Penilaian Indikator Pencapaian
5. Siswa menyebutkan sifat
Teknik
Bentuk
Contoh
Penilaian
Instrumen
instrumen
mampu Tes tertulis Lembar sisfat- (individu) bangun
trapesium 6. Siswa menyebutkan
mampu sifat108
siswa
kerja Terlampir
sifat
bangun
jajar
genjang 7. Siswa
mampu
menggambar bangun trapesium 8. Siswa
mampu
menggambar bangun jajar genjang
Catatan: Nilai=
× 100 Magelang , 19 Mei 2016
109
Soal Latihan Nama
:
Kelas/ no absen
:
Kerjakanlah soal di bawah ini dengan teliti! 1. Trapesium adalah bangun datar yang memiliki…..sisi sejajar yang tidak sama panjang. 2. Bangun dibawah ini mempunyai sudut sebanyak….
3. Sebutkan dua macam sudut yang terdapat pada bangun trapesium…. 4. Perhatikan gambar di samping! b. Bangun disamping disebut bangun…. c. Jajar genjang mempunyai…sisi d. Sisi yang sama panjang adalah sisi…dengan sisi…. Dan sisi…dengan sisi… e. Memiliki 2 buah sudut…dan 2 buah sudut…. f. Bangun tersebut tidak memiliki simetri….. 5. Gambarlah trapesium siku-siku, trapesium sama kaki dan jajar genjang!
110
Kunci jawaban: 1. 2, 2. 4 sudut 3. Sudut tumpul dan sudut lancip 4. a. jajar genjang b. 4 c. PQ, RS dan QS, PR d. lancip dan tumpul e. simetri lipat 5.
111
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah/ Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 02 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: V/ 2
Materi Pokok
: Sifat-sifat Bangun Datar
Alokasi Waktu
: 2 X 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
B. Kompetensi Dasar 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
C. Indikator 6.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun persegi 6.1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun persegi panjang 6.1.3 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun belah ketupat 6.1.4 Menggambar bangun persegi 6.1.5 Menggambar bangun persegi panjang 6.1.6
Menggambar bangun belah ketupat
112
D. Tujuan Pembelajaran 5. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun persegi 6. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun persegi panjang 7. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun belah ketupat 8. Siswa dapat menggambar bangun persegi dengan baik dan benar 9. Siswa dapat menggambar bangun persegi panjang dengan baik dan benar 10. Siswa dapat menggambar bangun belah ketupat dengan baik dan benar
E. Materi Pembelajaran Sifat-sifat bangun datar persegi, persegi panjang, dan belah ketupat Bentuk-bentuk bangun datar dapat ditemukan pada bangunan candi Borobudur. Candi Borobudur merupakan candi Budha, terletak di desa Borobudur
kabupaten
Magelang,
Jawa
Tengah, dibangun
oleh
Raja
Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Nama Borobudur merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur. Bara dari bahasa Sansekerta berarti kompleks candi atau biara. Sedangkan Budur berasal dari kata Beduhur yang berarti di atas, dengan demikian Borobudur berarti Biara di atas bukit.
Pada candi Borobudur terdapat banyak stupa. Perhatikan gambar di bawah ini!
113
Gambar tersebut merupakan stupa berlubang dengan lubang berbentuk persegi dan belah ketupat. Bagian stupa yang berlubang dinamakan anda. Pada bagian stupa juga ada yang berbentuk persegi panjang, yaitu pada bagian harmika yang sebenarnya memiliki 2 bentuk yaitu segi delapan dan segi empat namun ketika dilihat dari samping berbentuk persegi panjang.
114
Mengidentifikasi cirri-ciri persegi, persegi panjang, dan belah ketupat PERSEGI Sifat: Mempunyai 4 titik sudut. Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰. Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang. Mempunyai 4 simetri lipat. Mempunyai 4 simetri putar. PERSEGI PANJANG Sifat Sifat: Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. Sisi-sisi persegi panjang saling tegak lurus Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰. Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang Mempunyai 2 simetri lipat. Mempunyai 2 simetri putar BELAH KETUPAT Sifat- Sifat: Mempunyai 2 simetri lipat. Mempunyai 2 simeteri putar. Mempunyai 4 titik sudut. Sudut yang berhadapan besarnya sama. Sisinya tidak tegak lurus. Mempunyai 2 diagonal yang berbeda panjangnya.
F. Metode dan Pendekatan Pembelajaran Metode
: Ceramah, Tanya jawab, Diskusi
Strategi
: Pembelajaran Berbasis Budaya 115
G. Media dan Sumber Belajar Media
: gambar stupa candi borobudur
Sumber belajar :
BP. Saepudin, Aep, Babudin, dkk. 2009. Gemar Belajar Matematika untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
http://myridemyadventure.blogspot.co.id/2015/08/candiborobudur.html
H. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit)
Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa bersama.
Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar.
Apersepsi
Guru mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya
Guru menunjukkan beberapa gambar stupa yang ada di candi Borobudur.
Guru menanyakan kepada siswa bangun datar apa saja yang terdapat pada gambar tersebut
Motivasi
Guru menggali rasa ingin tahu siswa tentang gambar-gambar stupa di candi Borobudur dan macam bangun datar yang terdapat pada stupa tersebut dengan memberikan reward kepada siswa yang berhasil tercepat menyebutkan bangun datar yang terdapat pada stupa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
116
2. Kegiatan inti (50 menit) Eksplorasi
Guru menyampaikan materi pokok yang dipelajari secara umum.
Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan gambar stupa candi Borobudur.
Elaborasi
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil setiap kelompok 2 siswa.
Guru membagikan gambar stupa candi Borobudur kemudian siswa mengamati bangun datar apa saja yang terdapat pada stupa.
Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk menuliskan ciri-ciri bangun datar yang terdapat pada stupa pada selembar kertas.
Guru member tugas kepada setiap kelompok untuk menggambar ulang bangun datar yang terdapat pada stupa pada selembar kertas.
Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk membacakan hasil diskusi mereka mengenai cirri-ciri bangun datar yang terdapat pada stupa.
Guru memberkan kesempatan kepada kelompok yang lain untuk maju ke depan dan menggambarkan bangun datar yang mereka temukan pada stupa di papan tulis.
Konfirmasi
Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan jika ada kesalahan dan memberikan penguatan dari apa yang dipelajari hari ini.
Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang berkaitan dengan materi secara individu.
Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi.
3. Penutup (10 menit)
Guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran. 117
Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang.
Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah bersama dan mengucapkan salam.
I. Penilaian Indikator Pencapaian
9. Siswa
Teknik
Bentuk
Contoh
Penilaian
Instrumen
instrumen
mampu Tes tertulis Lembar
menyebutkan
sisfat- (individu)
sifat bangun persegi 10. Siswa
mampu
menyebutkan
sifat-
sifat bangun persegi panjang 11. Siswa
mampu
menyebutkan
sifat-
sifat belah ketupat 12. Siswa
mampu
menggambar bangun persegi 13. Siswa
mampu
menggambar bangun persegi panjang 14. Siswa menggambar
mampu belah
ketupat
118
siswa
kerja Terlampir
Catatan: Nilai=
× 100
Magelang ,21 Mei 2016
119
Soal Latihan Nama
:
Kelas/ no absen
:
Kerjakanlah soal di bawah ini dengan teliti!
1. Perhatikan gambar di samping! a. Bangun di samping adalah bangun… b. Bangun di samping mempunyai….sisi yang sama panjang dan …..sudut c. Bangun di samping mempunyai….simetri lipat dan…..simetri putar. d. Sudut yang terdapat pada gambar di samping adalah sudut….
2. Perhatikan gambar di samping! a. Bangun di samping adalah bangun…. b. Bangun di samping mempunyai…...diagonal yang sama panjang. c. Bangun dis samping…...simetri lipat dan …..simetri putar d. Bangun di samping mempunyai…..pasang sisi yang sejajar.
3. Perhatikan gambar di samping! a. Bangun di samping adalah bangun… b. Bangun disamping mempunyai…..sudut. c. Sudut yang sama panjang adalah sudut…dengan sudut…. Dan sudut… dengan sudut…. d. Bangun di samping mempunyai….sisi e. Bangun disamping mempunyai…simetri lipat dan ….simetri putar. 4. Gambarlah bangun persegi PQRS, persegi panjang KLMN dan belah ketupat LMNO!
120
Kunci Jawaban: 2. a. persegi ABCD b. 4, 4 c. 4, 4 d. siku-siku
3. a. persegi panjang KLMN b. 2 c. 2, 2 d. 2
4. a. belah ketupat RSTU b. 4 c. R dengan T, dan S dengan U d. 4 e. 4, 4
5.
121
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Budaya di MI Al-Huda Munggangsari 2 Pelaksanaan Penelitian Siklus I
No 1 .
2 .
3 .
Nama Madrasah
: MI Al-Huda Munggangsari 2
Mata Pelajaran
:Matematika
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
: Sabtu, 14 Mei 2016
Fase
Kemampuan Siswa
a. Siswa tidak ramai Kegiatan awal b. Siswa membaca do’a pembelajaran c. Siswa antusias ketika guru memberikan apersepsi Kegiatan inti a. Memperhatikan penjelasan guru b. Menjawab pertanyaan dari guru c. Mengamati media yang diberikan guru d. Bekerja sama dengan teman sebangku e. Menyebutkan hasil pengamatan f. Bertanya tentang hal-hal yang belum jelas g. Mengerjakan lembar evaluasi a. Menyimpulkan pembelajaran Kegiatan bersama guru akhir b. Motivasi siswa ketika diberi penguatan oleh guru Jumlah Rata-rata
Rumus rata-rata=
122
0
Skor 1 2 3 √
4 √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 27 2,25
Skala kategori penskoran:
Kategori rata-rata
:
Skor maksimal
=4
0,0-0,8 = sangat kurang
Skor minimal
=0
0,9-1,6 = kurang 1,7-2,4 = cukup 2,5-3,2 = baik 3,3-4,0 = sangat baik
Magelang, 14 Mei 2016 Observer
Istinganatun Nafiah NIM: 115-12-044
123
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Budaya di MI Al-Huda Munggangsari 2 Pelaksanaan Penelitian Siklus II
No 1.
2.
3.
Nama Madrasah
: MI Al-Huda Munggangsari 2
Mata Pelajaran
:Matematika
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
: Kamis, 19 Mei 2016
Fase
Kemampuan Siswa
a. Siswa tidak ramai Kegiatan awal b. Siswa membaca do’a pembelajaran c. Siswa antusias ketika guru memberikan apersepsi Kegiatan inti a. Memperhatikan penjelasan guru b. Menjawab pertanyaan dari guru c. Mengamati media yang diberikan guru d. Bekerja sama dengan teman sebangku e. Menyebutkan hasil pengamatan f. Bertanya tentang hal-hal yang belum jelas g. Mengerjakan lembar evaluasi a. Menyimpulkan pembelajaran Kegiatan bersama guru akhir b. Motivasi siswa ketika diberi penguatan oleh guru Jumlah Rata-rata
Rumus rata-rata= 124
0
1
Skor 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 34 2,84
Skala kategori penskoran:
Kategori rata-rata
:
Skor maksimal
=4
0,0-0,8 = sangat kurang
Skor minimal
=0
0,9-1,6 = kurang 1,7-2,4 = cukup 2,5-3,2 = baik 3,3-4,0 = sangat baik
Magelang, 19 Mei 2016 Observer
Istinganatun Nafiah NIM: 115-12-044
125
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Budaya di MI Al-Huda Munggangsari 2 Pelaksanaan Penelitian Siklus III
No 1.
2.
3.
Nama Madrasah
: MI Al-Huda Munggangsari 2
Mata Pelajaran
:Matematika
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
: Sabtu, 21 Mei 2016
Fase
Kemampuan Siswa
a. Siswa tidak ramai Kegiatan awal b. Siswa membaca do’a pembelajaran c. Siswa antusias ketika guru memberikan apersepsi Kegiatan inti a. Memperhatikan penjelasan guru b. Menjawab pertanyaan dari guru c. Mengamati media yang diberikan guru d. Bekerja sama dengan teman sebangku e. Menyebutkan hasil pengamatan f. Bertanya tentang hal-hal yang belum jelas g. Mengerjakan lembar evaluasi a. Menyimpulkan pembelajaran Kegiatan bersama guru akhir b. Motivasi siswa ketika diberi penguatan oleh guru Jumlah Rata-rata
Rumus rata-rata= 126
0
1
Skor 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 42 3,5
Skala kategori penskoran:
Kategori rata-rata
:
Skor maksimal
=4
0,0-0,8 = sangat kurang
Skor minimal
=0
0,9-1,6 = kurang 1,7-2,4 = cukup 2,5-3,2 = baik 3,3-4,0 = sangat baik
Magelang, 21 Mei 2016 Observer
Istinganatun Nafiah NIM: 115-12-044
127
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Budaya di MI Al-Huda Munggangsari 2 Pelaksanaan Penelitian Siklus I Nama Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 2 Mata Pelajaran :Matematika Kelas/ Semester : V/ II Hari/ Tanggal : Sabtu, 14 Mei 2016 Skor No
Fase
Kemampuan Siswa 0
1.
2.
a. Mengkondisikan siswa agar fokus Kegiatan dalam pembelajaran awal pembelajaran b. Mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari c. Menjelaskan tujuan pembelajaran Kegiatan inti
a. Pemanfaatan media b. Melakukan tanya jawab dengan siswa c. Menjelaskan tentang budaya Indonesia yang berkaitan dengan materi d. Membrikan intruksi kepada siswa untuk mengamati media e. Mampu mengarahkan siswa pada saat mengamati media f. mampu memantau siswa dan membantu siswa ketika ada kesulitan g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya h. Memberikan evaluasi kepada siswa
128
1
2
3
4
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3.
Kegiatan akhir
√
a. Menyimpulkan materi
√
b. Memberikan umpan balik dan komentar mengenai proses pembelajaran c. Memberikan motivasi kepada siswa agar selalu giat belajar Jumlah
√ 35
Rata-rata
2,5
Rumus rata-rata=
Skala kategori penskoran:
Kategori rata-rata
:
Skor maksimal
=4
0,0-0,8 = sangat kurang
Skor minimal
=0
0,9-1,6 = kurang 1,7-2,4 = cukup 2,5-3,2 = baik 3,3-4,0 = sangat baik
Magelang, 14 Mei 2016 Observer
Istinganatun Nafiah NIM: 115-12-044 129
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Budaya di MI Al-Huda Munggangsari 2 Pelaksanaan Penelitian Siklus II Nama Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 2 Mata Pelajaran :Matematika Kelas/ Semester : V/ II Hari/ Tanggal : Kamis, 19 Mei 2016 Skor No
Fase
Kemampuan Siswa 0
1.
2.
1
2
√
Kegiatan inti a. Pemanfaatan media
√
130
4
√
a. Mengkondisikan siswa agar fokus Kegiatan dalam pembelajaran awal pembelajaran b. Mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari c. Menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Melakukan tanya jawab dengan siswa c. Menjelaskan tentang budaya Indonesia yang berkaitan dengan materi d. Membrikan intruksi kepada siswa untuk mengamati media e. Mampu mengarahkan siswa pada saat mengamati media f. mampu memantau siswa dan membantu siswa ketika ada kesulitan g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya h. Memberikan evaluasi kepada siswa
3
√
√ √ √ √ √ √ √
3.
Kegiatan akhir
√
a.
Menyimpulkan materi
b.
Memberikan umpan balik dan komentar mengenai proses pembelajaran Memberikan motivasi kepada siswa agar selalu giat belajar Jumlah
c.
√ √ 42
Rata-rata
3
Rumus rata-rata=
Skala kategori penskoran:
Kategori rata-rata
:
Skor maksimal
=4
0,0-0,8 = sangat kurang
Skor minimal
=0
0,9-1,6 = kurang 1,7-2,4 = cukup 2,5-3,2 = baik 3,3-4,0 = sangat baik
Magelang, 19 Mei 2016 Observer
Istinganatun Nafiah NIM: 115-12-044
131
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Budaya di MI Al-Huda Munggangsari 2 Pelaksanaan Penelitian Siklus III Nama Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 2 Mata Pelajaran :Matematika Kelas/ Semester : V/ II Hari/ Tanggal : Sabtu, 21 Mei 2016 Skor No
Fase
Kemampuan Siswa 0
1.
2.
1
2
3
a. Mengkondisikan siswa agar fokus Kegiatan dalam pembelajaran awal pembelajaran b. Mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari c. Menjelaskan tujuan pembelajaran
√
Kegiatan inti a. Pemanfaatan media
√
b. Melakukan tanya jawab dengan siswa c. Menjelaskan tentang budaya Indonesia yang berkaitan dengan materi d. Membrikan intruksi kepada siswa untuk mengamati media e. Mampu mengarahkan siswa pada saat mengamati media f. mampu memantau siswa dan membantu siswa ketika ada kesulitan g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya h. Memberikan evaluasi kepada siswa
132
4
√ √
√ √ √ √ √ √ √
3.
Kegiatan akhir
a. Menyimpulkan materi
√
b. Memberikan umpan balik dan komentar mengenai proses pembelajaran c. Memberikan motivasi kepada siswa agar selalu giat belajar Jumlah
√ √ 49
Rata-rata
3,5
Rumus rata-rata=
Skala kategori penskoran:
Kategori rata-rata
:
Skor maksimal
=4
0,0-0,8 = sangat kurang
Skor minimal
=0
0,9-1,6 = kurang 1,7-2,4 = cukup 2,5-3,2 = baik 3,3-4,0 = sangat baik
Magelang, 21 Mei 2016 Observer
Istinganatun Nafiah NIM: 115-12-044
133
Lampiran 10 FOTO KEGIATAN
134
135
Lampiran 11
136
Lampiran 12
137
Lampiran 13
138
Lampiran 14 PROFIL MADRASAH A. Identitas Madrasah Nama Madrasah : MI Al-Huda Munggangsari 2 Alamat : Dsn. Kwayuhan, Ds. Munggangsari Kecamatan/ Sub Rayon : 13 Kaliangkrik Kabupaten/ Rayon : 08 Magelang Propinsi : 03 Jawa Tengah NSM : 111233080185 NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional): 60711218 NSB : 112030813187 Nama Yayasan : Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jenjang Akreditasi :C No Akreditasi : Kw.11.4/4/PP.03.2/623.08.12/2010 Tahun Akreditasi : 2010 Tahun Didirikan : 01 Januari 1970 Standar Tanah : Hak Milik Luas Tanah/ Bangunan : 347 M2/ 253 M2 B. Visi dan Misi 1. Visi Terwujudnya peserta didik yang cerdas, religious dan peduli 2. Misi a. Melaksanakan pembelajaran professional dan bermakna dengan pendekatan PAIKEM yang dapat menumbuh kembangkan potensi peserta didik secara maksimal dengan landasan cerdas, religious dan peduli. b. Melaksanakan program bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki agar menjadi insane yang cerdas, religious dan peduli. c. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama islam serta mengembangkan pembiasaan yang cerdas, religious dan peduli. d. Menumbuhkan dan mengembangkan pembiasaan cerdas, religious dan peduli di lingkungan madrasah. 139
e. Melaksanakan pengelolaan madrasah dengan managemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga madrasah dan kelompok kepentingan dengan landasan nilai cerdas, religious dan peduli. f. Melaksanakan pembelajaran ekstrakurikuler melalui kegiatan unit pengembangan bakat dan minat secara efektif sesuai bakat dan minat sehingga setiap siswa memiliki keunggulan dalam berbagai lomba non akademik dengan landasan nilai cerdas, religious dan peduli. g. Melaksanakan pembelajaran yang ramah lingkungan melalui kegiatan yang mengarah pada upaya pencegahan terhadap terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan serta upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup secara integrative di dalam kegiatan intra dan ekstra kurikuler dengan landasan nilai cerdas, religious dan peduli. h. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan kepedulian social warga madrasah dengan landasan nilai cerdas, religious dan peduli. C. Jumlah Siswa Lima Tahun Terakhir No 1 2 3 4 5
Tahun 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016
Kelas 1 25 22 25 23 21
D. Data Guru No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8
Farid Abdillah, S.Pd.I Ratnawati, S.Pd.I M. Ngalimun S.Pd Dwi Kurnianingsih, S.Pd.I Khoirul Umam Siti Khofsoh Yunani Akhmad Saifudin, S.Pd.I
2 27 24 22 25 19
3 27 25 24 19 20
Jumlah
4 19 23 25 22 16
5 31 19 23 29 20
Tgl Lahir
Pendidikan
11-06-1988 17-03-1978 13-04-1988 28-06-1985 17-01-1992 09-05-1988 16-06-1986 29-01-1989
S1 S1 S1 S1 SMA S1 S1 S1
140
6 23 20 19 19 26
TM T 2006 2003 2010 2005 2012 2008 2011 2010
152 143 138 137 122
Keterangan Kepala Madrasah Waka.Ur. Kurikulum Sekretaris Bendahara Waka. Ur. Humas Waka. Ur. Sarpras Perpustakaan Waka. Kesiswaan
Lampiran 15 DAFTAR NILAI SURAT KETERANGAN KEGIATAN Nama : Istinganatun Nafi’ah
Jurusan
: PGMI
NIM
Dosen PA
: Eni Titikusumawati, M.Pd
: 115-12-044
No
Nama Kegiatan
pelaksanaan
Sebagai
Nilai
1
OPAK STAIN SALATIGA 2012 “Progresifitas
5-7
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
2
Kaum Muda, Kunci Perubahan Indonesia”.
September 2012
2
Orientasi Mahasiswa Tarbiyah “Mewujudkan Gerakan
Mahasiswa
Tarbiyah
Sebagai
Tonggak Kebangkitan Pendidikan Indonesia” 3
Orientasi
Dasar
Keislaman
(ODK)
“Membangun Karakter Keislaman Bertaraf Internasional di Era Globalisasi Bahasa” 4
2012 10 September 2012 11
2012 “Explore Your Entrepreneurship Talent”
September
Achicvment Motivation Training dengan AMT “Bangun Karakter Raih Prestasi”
6
Septembar
Seminar Entrepreneurship dan Perkopresian
Mapala Mitapasa dan KSEI STAIN Salatiga 5
8-9
2012 12 Septenber 2012
Library User Education (Pendidikan Pemakai
13
Perpustakaan) UPT PERPUSTAKAAN STAIN
September
Salatiga
2012
141
7
Pra Youth Leadership Training “Surat Cinta Pembasmi
Galau”
KAMMI
Komisariat
3 Oktober
Peserta
2
Peserta
8
Peserta
2
2 Mei 2013
Peserta
2
30 Juni 2013
Peserta
2
30 Juni 2013
Panitia
3
20-23
Peserta
2
2012
Salatiga 8
Dialog
Publik
“Kemanakah
dan
Silaturahim
Arah
Kebijakan
Nasional 10 November BBM?
2012
Mendorong Subsidi BBM Untuk Rakyat” 9
Tabligh Akbar “Tafsir Tematik dalam Upaya
1 Desember
Manjawab Persoalan Israel dan Palestina
2012
Landasan QS. Al-Fath: 26-27” Jam’iyyatul Qurro’ Wal Huffadz (JQH) STAIN Salatiga 10
Seminar Pendidikan “Menimbang Mutu dan Kualitas
Pendidikan
di
Indonesia”
HMJ
Tarbiyah STAIN Salatiga 11
“Pesantren Sebagai Wadah Perkembangan Karakter Pemuda Islam yang Berakhlaqul Karimah dan Bernalar Ilmiah” Akhirussanah Ma’had STAIN Salatiga
12
“Pesantren Sebagai Wadah Perkembangan Karakter Pemuda Islam yang Berakhlaqul Karimah dan Bernalar Ilmiah” Akhirussanah Ma’had STAIN Salatiga
13
“PLCPP Membuka Cakrawala Dunia Serta Membangun
Kredibilitas
Bangsa”
Racana
Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi STAIN Salatiga 142
September 2013
14
Public Hearing III “Optimalisasi Kinerja
20 Oktober
Lembaga untuk Mewujudkan Kampus yang
2013
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
8
Peserta
2
Peserta
2
-
2
Peserta
2
Amanah” Senat Mahasiswa 2013 15
“GPP Menumbuhkan Pemimpin Muda yang Berkarakter Menuju Pandega
Berkualitas”
29-30 Maret 2014
Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi STAIN Salatiga 16
“Amalan Ramadhan Racana (ARR)” Racana
11-15 Juli
Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi STAIN
2014
Salatiga 17
“Seminar Nasional Enterpreneurship” Gerakan 16 November Pramuka Racana Kusuma Dilaga – Woro
2014
Srikandhi STAIN Salatiga 18
“Gladi Wira Brigsus Ke-21 (GWB XXI)
7-10
Brigade Khusus Naga Sandhi STAIN Salatiga”
November
Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga –
2014
Woro Srikandhi 19
“Pembrivetan dan Pelantikan Brigade Khusus
29-30
Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi
November
STAIN Salatiga” 20
2014
Surat Keputusan “Penetapan Nomor Registrasi
2 Desember
Brigsus” Brigade Khusus Racana Kusuma
2014
Dilaga – Woro Srikandhi STAIN Salatiga 21
“Ngabuburit dan Dialog Lintas Agama Salatiga
143
30 Juni 2015
Bhineka Tunggal Ika” SEMA IAIN Salatiga 22
Seminar Nasional “Pemuda, Peradaban Islam,
2 September
dan Kemandirian” KARIMA Learning &
2015
Peserta
8
Peserta
2
Pesera
8
Peserta
8
Peserta
8
8 Mei 2016
Peserta
2
2 Juni 2016
Peserta
8
Training center 23
IAIN
Salatiga
Kebangsaan
Bersholawat
“Menyemai
dan
Orasi
6 November
Nilai-nilai
Islam
2015
Indonesia untuk Memperkokoh NKRI dalam Mewujudkan Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur” DEMA IAIN Salatiga 24
Seminar Nasional “Pendidikan Karakter untuk 17 November Melahirkan Pemimpi Masa Depan” HMJ
2015
PGMI IAIN Salatiga 25
“Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
21-26
Dasar (KMD)” Gerakan Pramuka Kwartir
November
Cabang Kota Salatiga di IAIN Salatiga 26
Seminar
Nasional
“Penguatan
Wawasan
Kebangsaan dan Nasionalisme” DEMA IAIN
2015 28 April 2016
Salatiga 27
Nusantara Mengaji “Serentak se-Indonesia untuk Keselamatan dan Kesejahteraan Bangsa” JQH Al-Furqon dan DEMA IAIN Salatiga
28
Seminar
Nasional
“Indonesia
Budayaku
Indonesia Warisanku (Salatiga Kota Pustaka) HMJ PGMI IAIN Salatiga
144
29
Dialog Nasional “Peningkatan Konsep Hablum
19 Juni 2016
Peserta
8
Minannas Melalui Ramadhan” DEMA IAIN Salatiga JUMLAH
Salatiga, 09 Agustus 2016
145
109
Lampiran 16 BIOGRAFI PENULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Istinganatun Nafi’ah
NIM
: 115-12-044
Tempat/Tanggal Lahir
: Magelang, 14 Juni 1994
Agama
: Islam
Alamat
: Dsn. Garon Ds. Mangunrejo Kec. Tegalrejo Kab. Magelang
PENDIDIKAN SD
: SD Negeri Mangunrejo Tegalrejo Magelang Tahun 2006
SMP
: SMP Negeri 1 Tegalrejo Magelang Tahun 2009
SMA
: SMK Syubbanul Wathon Tegalrejo Magelang 2012
Melanjutkan : Masuk IAIN Salatiga Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Tahun 2012 Demikian daftar riwayat hidup singkat ini dibuat dengan sesungguhnya, dan agar dapat dipergunakan seperlunya. Salatiga, 15 Agustus 2016 Yang Menyatakan,
Istinganatun Nafi’ah 146