PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN CAHAYA PADA SISWA KELAS V MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh: NOVI LISTIYANA NIM 11509003
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN CAHAYA PADA SISWA KELAS V MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh: NOVI LISTIYANA NIM 11509003
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : Ayahanda (H. Slamet Cholil) dan Ibunda terkasih (Hj. sri Asih) yang telah mendukung dalam segala hal
Kepada kakak tersayang: (Mbak Umi, mbak dah, mbak han, mbak jum, mbak ar, dan mbak nurul serta serta keluarganya mas Fery tercinta)
Kepada kakak iparku yang selalu memberikan dukungan dan semangat untukku Ibu Dra. Nur Hasanah M, Pd selaku dosen pembimbing yang telah sabar membimbingku Semua rekan-rekan Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran terutama; (Pak Agus, Pak Bambang, Pak Ghufron, Pak Santoso, Pak Wawan dan Bu Patmi, Bu Eni, dan Bu Nur,serta Bu Ulis serta semua guru di MIN Kecandran) syukron katsir atas bantuannya yang telah memberikan dorongan serta semuanya saja yang tidak bisa penulis sebutkan Semua teman-teman dari PGMI angkatan 2009 Keluarga besar, Mbah H. Harjo Santoso yang telah memberiku semangat Serta calon pendampingku, terimakasih atas dukungan dan semangatnya
MOTTO
Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik sesungguhnya tuhan-mu yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk”(Q.S An-Nahl 125).
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Hanya puji dan syukur yang senantiasa penulis haturkan ke haribaan Allah swt. Segala limpahan taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat diberi kemudahan dan kelapangan hati dalam menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah saw yang telah menuntun umat manusia kepada jalan yang benar. Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Alhamdulilah, dengan rasa syukur penulis skripsi dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar mata Pelajaran IPA melalui Metode Eksperimen Pada Pokok Bahasan Cahaya pada Siswa Kelas V MIN Kecandran Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013 ini telah selesai. Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1.
Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga, beserta para staf-stafnya, yang telah menyediakan tempat serta fasilitas gedung kuliah yang nyaman dan kondusif
2. Bapak Suwardi M.Pd. selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga 3.
Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku Ketua program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
4. Yth. Pembimbing Dra. Nur Hasanah M, Pd yang telah berkenan memberikan waktunya untuk membimbing dalam penyusunan Skripsi ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. 5. Seluruh dosen dan civitas akademika yang telah membantu terselesainya skripsi ini. 6. Yth. Bapak Agus rahmad Yuwanta, S.Pd. selaku Kepala MIN Kecandran yang telah memberikan bantuan dan ijin untuk melakukan penelitian. 7. Segenap dewan guru MIN Kecandran yang telah membantu peneliti dalam pengumpulan data. 8. Siswa dan siswa MIN Kecandran yang telah membantu peneliti menyelesaikan laporan penelitian ini. 9. Ayahanda tercinta (H. Slamet Choli alm), ibunda terkasih (Hj. Sri asih). Peneliti menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu harapkan. Demikian kiranya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi wacana keilmuan baru bagi para pembaca.
Salatiga, 29 Juli 2013 Penulis
Novi Listiyana
ABSTRAK Listiyana, Novi. 2013. Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Metode Eksperimen Pada Pokok Bahasan cahaya Pada Siswa Kelas V MIN Kecandran Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur hasanah, M, Pd. Kata kunci: Prestasi belajar, Metode Eksperimen Salah satu penyebab rendahnya nilai IPA adalah kurangnya variasai pembelajaran yang digunakan oleh guru, karena murid hanya belajar di dalam kelas. Selama ini metode yang digunakan adalah metode ceramah. Masalah utama yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan Metode Eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V MIN Kecandran Salatiga tahun ajaran 2012/2013? Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V MIN Kecandran Salatiga yang berjumlah 21 siswa. Siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan Metode Eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan Metode Eksperimen. Data dalam penelitian ini diambil dengan metode observasi atau melihat perilaku guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dan metode dokumentasi berupa nilai evaluasi siswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: pembelajaran IPA pokok bahasan Cahaya melalui Metode Eksperimen dapat meningkatkan pertama aktivitas belajar siswa dalam mengajar (KBM), pada Pra siklus sebesar 23,9% dari jumlah siswa, siklus I sebesar 38,0% dari jumlah siswa, siklus II 76,1% dari jumlah siswa dan siklus III sebesar 85,7% dari jumlah siswa. yaitu pra siklus 5 siswa, siklus I sebesar 8 siswa, siklus II sebesar 16 siswa dan siklus III sebesar 19 siswa yang memenuhi KKM (70). Setelah mengadakan penelitian ini semoga siswa-siswi MIN Kecandran lebih berprestasi.
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ........................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO..................................................................................
ii
JUDUL ........................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................................
vi
MOTTO ......................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii KATA PENGANTAR .................................................................................
x
ABSTRAK ..................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ......................
5
E. Manfaat Penelitian .................................................................
7
F. Definisi Operasional ...............................................................
7
G. Metode Penelitian ...................................................................
9
1. Rancangan Penelitian ....................................................... 10 2. Subjek Penelitian ............................................................. 10 3. Langkah-langkah Penelitian ............................................. 10 4. Instrument Penelitian ........................................................ 12 5. Pengumpulan Data ........................................................... 12 6. Analisis Data .................................................................... 13 H. Sistematika Penulisan ............................................................. 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar ....................................................................... 17 1. Pengertian Prestasi Belajar ................................................. 17 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ......... 18 3. Indikator-Indikator Prestasi Belajar .................................... 23 4.
Tingkat Prestasi belajar......................................................... 25
5.
Prinsip dasar pengukuran prestasi ........................................ 25
6.
Penilaian keberhasilan....................................................... 27
B. Pengertian Cahaya ................................................................... 29 1. Pengertian Cahaya.............................................................. 29 2. Sifat-sSifat Cahaya ............................................................. 29 C. Metode Eksperimen ............................................................. … 32 1. Pengertian metode eksperimen. ...................................... … 32 2. Tujuan ............................................................................ … 33 3. Kelebihan dan kelemahan............................................... … 33 4. Langkah-langkah penerapan metode eksperimen ............ .... 35
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................... 37 B. Subyek Penelitian .................................................................... 43 C. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 43 D. Penjelasan Pelaksanaan Siklus I .............................................. 44 E. Penjelasan Pelaksanaan Siklus II ............................................ 50 F. Penjelasan Pelaksanaan Siklus III ............................................ 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus................................................................. 59 1. Pra Siklus ........................................................................... 59 2. Siklus I ............................................................................... 62 3. Siklus II .............................................................................. 64 4. Siklus III ............................................................................ 66 B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 68 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 71 B. Saran ....................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Keadaan Kepala Sekolah Dan Guru MIN Kecandran ……
39
Tabel 3.2 Data Keadaan peserta Didik MIN Kecandran...............................
40
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus ............................................................... 61 Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I .................................................................... 63 Tabel 4.3 Nilai Siswa Siklus II................................................................... 65 Tabel 4.4
Nilai Siswa Siklus III ………………............................................
67
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Alur PTK ……………………………………………………..
9
Gambar 4.5
Ketuntasan Belajar dari Pra Siklus I, Siklus II dan Siklus III ..
68
Lampiran Gambar Pelaksanaan Pembelajaran
DAFTAR LAMPIRAN
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III Lembar pre test siklus I Lembar postes siklus I Lembar pre test siklus II Lembar postes siklus II Lembar pre test siklus III Lembar postes siklus III Dokumentasi nilai hasil pengamatan belajar pra siklus Dokumentasi nilai hasil pengamatan belajar siklus I Dokumentasi nilai hasil pengamatan belajar siklus II Dokumentasi nilai hasil pengamatan belajar siklus III Lembar pengamatan guru pada siklus I Lembar pengamatan guru pada siklus II Lembar pengamatan guru pada siklus III Lembar pengamatan siswa pada siklus I Lembar pengamatan siswa pada siklus II Lembar pengamatan siswa pada siklus III Dokumentasi Lembar konsultasi skripsi Surat permohonan ijin penelitian Surat keterangan penelitian Nilai SKK mahasiswa Riwayat hidup penulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang digunakan sebagai sarana belajar-mengajar untuk mencerdaskan bangsa. Pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun, kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreatifitas peserta didik (Rusman, 2011: 3). Akan tetapi banyak guru yang cenderung tidak mempunyai kreatifitas dalam mengajar, mereka hanya ceramah di depan kelas yang dijadikan sebagai metode pembelajaran. Mereka menganggap bahwa dengan menggunakan berbagai metode-metode active learning yang dijadikan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran terlalu menyulitkan dirinya dalam mengajar karena harus mempersiapkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakannya. Sehingga kegiatan pembelajaran kurang menarik minat siswa untuk meningkatkan prestasi belajar. Hasil belajar/prestasi belajar adalah pola-pola perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (suprijono, 2011: 5). Hasil belajar dapat dilihat dari perubahan tingkah laku, daya serap yang dimiliki oleh siswa, pengetahuan, kemampuan dalam memahami dan menguasai materi. Keberhasilan belajar dapat di lihat dari kognitif, afektif dan psikomotorik, hal tersebut dapat di jadikan
sebagai tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa. Guru yang profesional sebagai faktor penentu utama dalam keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus memiliki kreatifitas yang tinggi untuk menarik motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPA di MI. Guru adalah panutan bagi peserta didik, untuk membina, membimbing, dan memberikan motivasi ke arah yang dicita-citakan, hubungan guru dan siswa harus bersifat edukatif. Interaksi edukatif atau dalam kegiatan pengajaran secara khusus dikenal dengan “Interaksi Belajar Mengajar” yang titik penekananya pada unsur motivasi (Sardiman, 2009: 4). Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar, guru harus mempunyai kemampuan dalam memilih metode dan pendekatan yang sesuai dengan materi ajar. Oleh karena itu guru harus mempunyai kreatifitas dalam mengajar di kelas untuk meningkatkan keaktifan, perhatian dan motivasi siswa untuk meningkatkan prestasi. Pada prinsipnya pembelajaran IPA di MI bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta memiliki sikap ilmiah, yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari jati diri dan alam sekitar (Sapriati, 2009: 2.3). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip (Susapti& Maslikah, 2009: 4). Guru yang profesional adalah guru yang mampu menciptakan kondisi belajar yang
menantang kreatifitas dan aktivitas siswa, memotivasi siswa dengan menggunakan pembelajaran aktif (Active Learning). Dari hasil surve yang di dapat pembelajaran IPA di MIN Kecandran Salatiga yang mencapai ketuntasan minimum pada nilai ulangan harian yang mencapai ketuntasan kriteria minimum sebanyak 5 siswa atau 23,8% dari jumlah siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 16 siswa atau 76,1% dari jumlah siswa dan nilai rata-rata kelas 51,9%. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) pada MIN Kecandran adalah 70. Dengan diterapkan metode maka dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa dalam menerima pelajaran, maka seorang guru harus bisa memilih metode yang sesuai dengan materi ajar,untuk itu maka peneliti menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mengambil pokok bahasan cahaya.Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan
hasil
percobaannya,
kemudian
hasil
pengamatan
itu
disampaikan ke kelas dan di evaluasi oleh guru (Roestiyah, 1989: 80). Dengan menggunakan metode eksperimen siswa dapat mencoba, mempraktikan sehingga mereka akan lebih bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran, sehingga diharapkan lebih meningkatkan prestasi belajar siswa. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila seorang guru mampu menggunakan berbagai metode yang dapat menarik minat siswa
dalam pembelajaran serta menjadikan siswa lebih aktif dalam beraktivitas di kelas, dengan bekal kemampuan dan keterampilan yang dimiliki guru diharapkan mampu menjadikan pembelajaran lebih aktif, inovatif, menarik dan menyenangkan bagi siswa. Sebagaimana firman Allah dalam Alqur’an surah an Nahl ayat 125
Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik sesungguhnya tuhan-mu yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk” Dengan memahami ayat diatas bahwa dalam mengajar, seorang pengajar harus bisa berlaku lembut dengan cara melakukan pendekatan terhadap siswa, kemudian guru harus mencari model atau metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan materi ajarnya. Berdasarkan uraian di atas bahwa peneliti tertarik untuk mengangkat
judul
PENINGKATAN
PRESTASI
BELAJAR
MATAPELAJARANIPA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN CAHAYA PADA SISWA KELAS V MIN KECANDRAN SALATIGA KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013
B. Rumusan Masalah Rumusam masalah dalam penelitian ini adalah: apakah metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V MIN Kecandran Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V MIN Kecandran Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Hipotesis Tindakan Menurut Suwandi Basrowi (2008: 90) hipotesis penelitian adalah jawaban sementara atas masalah yang hendak dipecahkan. Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V MIN Kecandran Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013.
E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dapat dilihat dari sifat dan sasarannya. Dilihat dari segi sifat, manfaat penelitian ada dua manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada semua guru yang ada di MIN Kecandran bahwa melalui metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajarserta memberikan kontribusi bagi pengembangan
pendidikan
pada
umumnya,
khususnya
untuk
memperkaya khasanah dunia pendidikan IPA yang didapat dalam penelitian di lapangan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru 1) Untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar pada mata pelajarn IPA 2) Untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar 3) Sebagai bahan masukan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar b. Bagi siswa 1) Untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPA 2) Untuk meningkatkan motivasi siswa bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimendapat menyenangkan dalam pembelajaran 3) Untuk meningkatkan kemampuan siswa c. Bagi sekolah 1) Untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan di sekolah 2) Untuk meningkatkan hasil prestasi di sekolah
3) Untuk memberi masukan kepada sekolah bahwa melalui metode eksperimen pembelajaran lebih menyenangkan
F. Definisi Operasional 1. Pengertian Prestasi belajar Menurut Kamus bahasa Indonesia, (2007: 895) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran lazimnya dengan melalui tes atau angka yang diberikan oleh guru. 2. Pengertian Cahaya Pengertian cahaya adalah bentuk gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap dengan mata manusia (Kusnin, 2007: 125). 3. Pengertian Metode Eksperimen Metode adalah cara, tehnik yang digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran (sriyanti, 2010: 16).Eksperimen menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah percobaan (Poerwadarminta, 2006: 313). Menurut Roestiyah eksperimen adalah salah satu cara mengajar dimana suatu siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati proses menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru (Roestiyah, 1989: 80). Jadi dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPA melalui metode eksperimenpada pokok bahasan
cahaya pada siswa kelas V MIN Kecandran, aspek-aspek yang harus diamati dalam pembelajaran IPA pokok bahasan Cahaya sebagai berikut: •
Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
•
Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA melalui metode eksperimen
•
Perhatian siswa ketika melakukan percobaan tentang cahaya Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 222) indikator-
indikatorperhatian sebagai berikut: a. Perhatian 1) Pemusatan perhatian pada pelajaran 2) Aktivitas bertanya 3) Isi pertanyaan 4) Aktivitas menjawab pertanyaan 5) Isi jawaban 6) Logika berfikir
G. Metode Penelitian Rancangan Penelitian Tindakan kelas (PTK) adalah
penelitian
tindakan bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan
tujuan
untuk
memperbaiki
atau
meningkakan
kualitas
pembelajaran (Suwandi dan Basrowi, 2008: 28). Di dalam rancangan
penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kolaboratif. Kolaboratif adalah suatu upaya bersama antara peneliti, guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk mendiagnosis berbagai permasalahan yang ada di kelas, menentukan berbagai alternatif pemecahannya, melakukan tindakan, mengevaluasi, melakukan refleksi,dan membuat kesimpulan bersama (Basrowi dan Suwandi, 2008: 35). Menurut (Arikunto, 2008: 16) secara garis besar gambaran penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut: GAMBARAN SIKLUS PENELITIAN Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
? (Arikunto, 2008: 16) 1. Rancangan penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di MIN Kecandran kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
b. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan terhitung mulai tanggal 25 Mei2013 s.d 15Juli. 2. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Madrasah Ibtida’iyah Negeri Kecandran.Dalam penelitian ini, subyek yang diteliti siswa kelas V MIN Kecandran Salatiga dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 8 laki-laki dan 13 perempuan. Penelitian tindakan ini dilaksanakan 3 siklus dengan menggunakan metode eksperimen mengambil pokok bahasan cahaya. Alasan peneliti memilih kelasV menjadi subyek penelitian karena nilai ulangan harian IPA kelas V yang belum mencapai nilai KKM. 3. Langkah-langkah Penelitian a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan persiapan materi pembelajaran IPA dengan pokok bahasan cahaya kegiatan ini meliputi: 1) Peneliti
membuat
skenario
pembelajaran
yang
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana yang dapat mendukung pelaksanaan
pembelajaran
seperti
digunakan dalam pembelajaran
membuat
media
yang
3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi siswa 4) Mempersiapkan lembar observasi kegiatan guru b. Pelaksanaan Tindakan Di
dalam tahap pelaksanaan penelitian ini, peneliti
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dirancang yaitu urutan pembelajaran dari pembukaan sampai pembelajaran selesai. c. Pengamatan/observasi Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan untuk mengamati proses pembelajaran di kelas dari awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi. Dengan maksud apakah peserta didik lebih semangat dan lebih aktif dalam berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan diterapkan metode eksperimen. d. Refleksi Pada tahap ini data yang diperolah melalui observasi dikumpulkan dan di analisis. Dari observasi tersebut, guru melakukan refleksi diri tentang kegiatan yang telah dilakukan untuk selanjutnya dari hasil refleksi itu peneliti akan mengetahui adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk siklus berikutnya.
4. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data adalah: a) Soal pre test dan post test b) Lembar Observasi untuk mengamati keaktifan siswa c) Lembar observasi untuk mengamati peneliti sebagai guru yang mengajar 5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi/Pengamatan Dengan obsevasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi di dalam kelas (Suwandi dan Basrowi, 2008: 127). Observasi/pengamatan adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat secara langsung perilaku-perilaku siswa (Sukmadinata, 2004: 219-220). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar observasi kegiatan siswa dan lembar observasi kegiatan guru. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah untuk mengumpulkan data-data baik tertulis maupun foto-foto yang diambil saat proses pembelajaran menggunakan alat kamera. c. Tes Formatif
Tes formatif yang peneliti gunakan berupa tes tertulis berkaitan dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir pelajaran. Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambarantentang daya serap anak didik terhadap pokok bahasan tersebut (Djamarah, 2000: 96). 6. Analisis Data Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa. Setalah semua data terkumpul, penulis menganalisa data tersebut dengan teknik deskriptif analitik yaitu: •
Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif (persentase hasil yang diperoleh siswa kemudian di rata-rata untuk mengetahui keberhasilan individu sesuai dengan tujuan yang dicapai).
•
Data kualitatif yang berasal dari observasi/pengamatan digunakan sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dengan ditandai semakin meningkatnya pemahaman, penguasaan materi dan prestasi belajar siswa.
H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang diajukan dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut:
1. Bagian awal Bagian awal berisi halaman sampul, lembar logo,halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, lembar persetujuan pengesahan, pernyataan keaslian tulisan,abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran 2. Bagian inti BAB I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesisi tindakan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II Berisi kajian pustaka yang mencakup pengertian pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, Indikator-indikator prestasi belajar,tingkat prestasi belajar, prinsip dasar pengukuran prestasi, penilaian keberhasilan, pengertian Cahaya, Metode Eksperimenmeliputi definisi metode Eksperimen, tujuan metode Eksperimen, kelebihan dan kelemahan metode Eksperimen, serta langkah-langkah dalam penerapan metode Eksperimen. BAB III meliputi
Berisi tentang gambaran umum MIN Kecandran yang letak geografis MIN Kecandran, sejarah berdirinya MIN
Kecandran, keadaan gedung MIN Kecandran, keadaan guru MIN Kecandran, keadaan peserta didik MIN Kecandran, visi dan misi MIN Kecandran, subyek penelitian dan karakteristik obyek penelitian. Berisi tentang deskripsi pelaksanaan siklus I meliputi rencana pelaksanaan,
pengamatan, pengumpulan data, dan refleksi.Deskripsi pelaksanaan Siklus II, deskripsi pelaksanaan Siklus III dan seterusnya. BAB IV Berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus yang membahas mengenai data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan.Dan berisi pembahasan dari hasil penelitian. BAB V Penutup berisi kesimpulan dan saran 3. Bagian Akhir Pada bagian akhiri dimuat: a. Daftar pustaka b. Lampiran-lampiran c. Daftar riwayat penulis
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Menurut kamus bahasa Indonesia, Poerwadarminta (2006: 910) Prestasi
adalah
hasil
dansebagainya.Dalam
yang
Kamus
dicapai Besar
(dilakukan,
Bahasa
dikerjakan
Indonesia,
secara
etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” (Wahyuni dan Baharudi, 2008: 13). Menurut Mulyati (2005: 5) belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihanlatihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan. Sedangkan menurut Syah (1995: 93) belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Jadi pengertian prestasi belajar menurut Suprijono (2011: 5) adalah polapola
perbuatan,
nilai-nilai,
pengertian-pengertian,
sikap-sikap,
apresiasi dan keterampilan. Berdasarkan pengertian Gagne prestasi belajar/hasil belajar berupa sebagai berikut: 1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahas, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons
secaraspesifik
terhadap
rangsangan
spesifik.
Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. 2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis faktakonsep
dan
mengembangkan
prinsip-prinsip
keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku (Suprijono, 2011: 5-6). Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),
analysis
(menguraikan,
menentukan
hubungan),
synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai).Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor
meliputi
initiatory
level,pre-routine
level,
dan
rountinized level (Sardiman, 2009: 23-24). Menurut Sukmadinata (2004: 102) hasil belajar atau achievement menrupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapankecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentasis atau terpisah melainkan komprehensif (Suprijono, 2011: 7). 2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar/hasil belajar Proses belajar melibatkan berbagai faktor, oleh sebab itu harus diperhatikan faktor-faktor yang dijadikan sebagai penentu keberhasilan dalam belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kecerdasan bukan jaminan satu-satunya dalam meraih kesuksesan. Namun keberhasilan belajar anak tidak hanya ditentukan oleh faktor yang ada di dalam dirinya, bakat-bakat, namun juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dimana dia berada. Banyak sekali anak dari kalangan atas, dia memiliki kecerdasan yang tinggi akan tetapi mengalami kegagalan dalam belajar karena tidak didukung oleh faktor keluarga. Sebaliknya anak-anak dari kalangan ekonomi rendah, kebanyakan mereka meraih kesuksesan dalam belajar karena ada faktor motivasi yang ada pada diri anak tersebut. Menurut Arikunto (1993: 21) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu: 1.
Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat diklarifikasikan menjadi dua, yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Yang dapat dikategorikan sebagai faktor biologis antara lain usia, kematangan, dan kesehatan, sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar.
2. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar diklarifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia (human) dan faktor non manusia seperti alam benda, hewan dan lingkungan fisik. Faktor-faktor yang memepengaruhi prestasi belajar/hasil belajar disampaikan oleh Suryabrata (2004), Elliot (2000) dan Woolfolk (1999) dalam Lilik Sriyanti (2011 :23) sebagai berikut:
1. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari: a. Faktor nonsosial Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat, aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana sekolah, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah dan sejenisnya. b. Faktor sosial Faktor sosialadalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah menjadi faktor yang berasal keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak). 2. Faktor internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. faktor internal terdiri dari:
a. Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari: 1) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya Keadaan Tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. keadaan Tonus jasmani secara umum, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar. sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar. 2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu Keadaan jasmani fungsi tertentu adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu. b. Faktor Psikologis Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan, dan lain sebagainya.
Berdasarkan pemaparan diatas bahwa ada faktor-faktor yang lain mempengaruhi prestasi belajar anak menurut Semiawan, (2008: 11-13) sebagai berikut: a. Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Pemenuhan kebutuhan psikologis adalah kebutuhan primer, pangan, sandang, dan perumahan serta kasih saying, perhatian, penghargaan terhadap dirinya dan peluang mengaktualisasikan dirinya. Kewajiban sekolah sebaiknya mempersiapkan anak didik dengan bekal yang mencukupi untuk menghadapi tantangan masa depan. Setiap orang tua harus bertugas dalam proses pendidikan itu dengan membantu mengembangkan potensi anak didiknya. b. Inteligensi, Emosi, dan Motivasi Prestasi belajar bukan hanya dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh factor-faktor nonkognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta berbagai pengaruh lingkungan. Bahwa anak yang memiliki inteligensi (yang diukur dengan Intelligence Quotient atau IQ)akan lebih mudah merencanakan materi yang diajarkan. Dengan demikian prestasi belajar biasanya lebih tinggi. Namun inteligensi emosional yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan orang, atau yang disebut EQ (Emotional Inteligence) juga mempengaruhi proses belajar seseorang. EQ adalah suatu ukuran yang menunjuk pada kualitas memahami perasaannya sendiri dan kemampuan ikut
mengalami
penghayatan
perasaan
orang
lain
(empati).
Keseimbangan antara inteligensi intelektual dan inteligensi emosional diperlukan antara lain untuk berkonsentrasi terhadap materi pelajaran yang dihadapi, mengatasi stress atau kecemasan dalam persoalan tertentu. Semua ini juga terkait dengan motivasi internal yaitu, kecenderungan seseorang untuk secara internal berprakarsa secara terarah, memiliki dorongan untuk maju (need for achievement = NA). motivasi ini bersumber dari keyakinan kemampuannya untuk memperoleh sukses dalam upaya mencapai sasaran yang dicanangnya. c. Pengembangna Kreativitas Setiap anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan (inherent component of ability) yang berbedabeda dan terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan individu dan pengaruh lingkungan. 3. Indikator - Indikator Prestasi belajar Indikator yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar-mengajar. Menurut Djamarah, (2000: 87) ada sejumlah indikator yang dijadikan tolok ukur keberhasilan belajar anak didik yaitu: a. Anak
didik
dipelajarinya.
menguasai
bahan
pengajaran
yang
telah
b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari bahan pengajaran c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan pengajaran relatif lebih singkat. d. Teknik dan cara belajar yang telah dikuasai dapat digunakan untuk mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa. e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri. f. Timbulnya motivasi intrinsic (dorongan dari dalam diri anak didik) untuk belajar lebih lanjut. g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi kegiatan di sekolah. h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya. i. Tumbuh kebiasaan dan keterampilan membina kerjasama dan hubungan social dengan orang lain. j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan memberikan pendapat atau komentar terhadap gagasan orang lain. Berdasarkan tolok ukur diatas dapat disampaikan bahwa yang menjadi acuan dalam menentukan tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar dari keduanya adalah daya serap siswa terhadap pelajaran.
4. Tingkat Prestasi Belajar Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan acuan tingkat keberhasilan tersebut sejalan dengan kurikulum yang berlaku saat ini sebagai berikut: a. Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai siswa b. Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (85% s.d 94%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa c. Baik/minimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s.d 84% dikuasai siswa d. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa (Usman, 1993: 8). Dengan melihat dari data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam pelajaran dan persentase keberhasilan siswa dalam mencapai TIK tersebut, dapat diketahui tingkat keberhasilan proses belajar- mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru. 5. Prinsip Dasar Pengukuran Prestasi Hasil test prestasi adalah salah satu informasi utama dalam pengambilan keputusan-keputusan pendidikan. Suatu test prestasi yang baik tentulah didasari oleh prinsip-prinsip pengukuran yang
jelas sehingga dapat menjadi alat yang positif dalam proses belajarmengajar (Azwar, 1987: 15-16). Menurut Norman E. Gronlund (1977) dalam bukunya mengenai penyusunan test prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi sebagai berikut: a. Test prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional. Prinsip ini menjadi dasar langkah pertama dalam penyusunan test prestasi, yaitu membatasi tujuan ukurnya. Identifikasi dan pembatasan tujuan ukur harus bersumber dari tujuan instruksional yang telah digariskan bagi suatu program. b. Test prestasi harus mengukur suatu sampel yang representative dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksi atau pengajaran.Yang dimaksud dengan representative dalam hal ini adalah perwujudan soal test dalam bentuk itemitem yang mewakili kesemua pertanyaan yang mungkin dibuat. c. Test prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan. d. Test prestasi harus dirancang agar cocok dengan tujuan penggunaan hasilnya. e. Test prestasi harus dibuat sereliabel mungkin dan kemudian harus ditafsirkan hasilnya dengan hati-hati.
f. Test prestasi harus digunakan untuk meningkatkan belajar para siswa (Azwar, 1987: 16-18). 6. Penilaian Keberhasilan Didalam proses belajar-mengajar pada prinsipnya ada hasil belajar yang ragamnya bermacam-macam mulai dari yang sederhana sampai yang paling kompleks. Menurut Syah (1995: 144-145) macam-macam penilaian keberhasilan sebagai berikut: a. Pre test dan post test Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test adalah kegiatan evaluasi yang
dilakukan
guru
pada
setiap
akhir
penyajian
materi.tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan,. b. Tes prasyarat Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. Contoh evaluasi penguasaan penjumlahan bilangan sebelum
memulai
pelajaran perkalian bilangan,
penjumlahan merupakan prasyarat atau dasar perkalian.
karena
c. Tes Diagnostik Tes ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. d. Tes formatif Tes ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul.Tujuannya adalah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostic yaitu untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa. e. Tes Sumatif Tes
sumatif
dilakukan
untuk
mengukur
kinerja
akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi. f. Ebta dan Ebtanas EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) dan EBTANAS (Ebtanas Belajar Tahap Akhir nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa. Akan tetapi EBTA dan EBTANAS
dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu seperti jenjang SD dan MI (Madrasah Ibtidaiyah dan seterusnya. B. Cahaya 1. Pengertian Cahaya Cahaya adalah bentuk gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap dengan mata manusia. Cahaya tidak memerlukan medium atau zat perantara untuk merambat. Menurut Kusnin (2007: 125) Cahaya dapat meerambat lurus, dipantulkan, dibiaskan, dan menembus benda bening: a. Cahaya Merambat Lurus cahaya dapat merambat lurus jika tidak ada rintangan yang menghalanginya. Cahaya dari lampu senter juga merambat lurus. Arah cahaya sesuai dengan arah lampu senter. Apabila posisi senter diubah, cahaya tetap merambat lurus. b. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar Permukaan cermin cekung melengkung ke dalam dan dapat membentuk dua jenis bayangan. Jika benda dekat dengan cermin, maka bayangannya lebih besar dari benda aslinya. Bayangan ini disebut bayangan semu. Jika benda berada jauh dari cermin maka bayangannya lebih kecil dari benda aslinya. Bayangannya juga akan terbalik antara bagian atas dan bawah bayangan ini juga dapat ditangkap oleh sebuah layar sehingga disebut bayangan nyata. Pada
kondisi ini, cermin cekung menghasilkan bayangan yang diperbesar. Cermin yang melengkung ke luar disebut cermin cembung. Cermin cembung menampilkan pandangan lebih besar daripada cermin yang lain. Akibatnya, semua benda tampak akan terlihat lebih kecil. Cermin cembung menghasilkan bayangan yang lebih dari benda aslinya. Di samping itu, cermin cembung hanya dapat membentuk bayangan tidak nyata atau maya dari sebuah benda. Cermin cembung banyak digunakan pada kaca spion kendaraan bermotor. c. Cahaya Dapat Dibiaskan Jika cahaya mengenai kaca pada sudut tertentu maka salah satu sisi cahaya akan mengenai kaca itu dahulu daripada sisi lainnya. Ini mengakibatkan cahaya yang menembus kaca bening akan dibelokkan. Pembelokan cahaya ini disebut pembiasaan. Pembiasaan terjadi jika cahaya merambat melalui zat yang tidak sama kerapatannya, misalnya dari udara ke air atau sebaliknya. Jadi, cahay bergerak di udara lebih cepat dibandingkan saat melewati air. Hal ini yang menyebabkan pensil terlihat membengkok saat dimasukkan ke dalam air. d. Cahaya Menembus Benda Bening Cahaya dapat menembus beberapa jenis benda. Ada benda yang tembus cahaya, tetapi tidak tembus pandang. Benda ini
disebut benda translusend. Contohnya kain, karung goni, karung plastik, dan kertas tipis. Benda yang tembus cahaya dan tembus pandang disebut transparan. Cahaya juga dapat menembus benda bening, contohnya lensa dan plastik bening. Kaca yang bening dan tembus cahaya dapat dibuat menjadi genting. Genting kaca bisanya dipasang di rumah-rumah sebagai celah sumber cahaya. Cahaya dapat masuk sehingga ruangan menjadi terang. e. Memiliki Warna Cahaya Matahari menyinarkan cahayanya berwarna putih. Sinar matahari terlihat berwarna putih karena terdiri dari banyak cahaya dengan berbagai macam warna.bagaimana kita dapat membuktikan sinar matahari itu dari berbagai macam sinar yang berwarna? Prisma merupakan kaca bening yang berbentuk segitiga, sinar matahari yang diarahkan melewati prisma dapat terurai menjadi sinar yang berwarna. Hal ini dapat terjadi ada pembiasan. 2. Penerapan Sifat-Sifat Cahaya a. Lensa Menurut Kusnin (2007: 130) Lensa adalah kaca bundar dengan permukaan yang melengkung. Lensa digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu cekung dan cembung. Lensa cekung memiliki bagian tepi yang lebih tebal dari bagian tengahnya. Hal ini menyebabkan lensa dapat menyebarkan cahaya. Jika benda
dilihat melalui lensa cekung maka benda tersebut akan lebih kecil. Yang lebih tipis dari bagian tengahnya. Lensa cembung akan mengumpulkan sinar yang datang melewatinya. Sinar ini akan diarahkan pada sebuah titik fokus. Pada lensa cembung, berkas sinar yang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan menuju titik api atau fokus lensa cembung. Berkas sinar yang menuju titik api lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama. b. Alat Optik Alat optik dapat membantu penglihatan. Contoh lup, kacamata, kamera, teropong, mikroskop, dan perioskop. Lup terdiri dari lensa cembung dipergunakan agar benda dapat dilihat dengan jelas dan lebih besar (Kusnin, 2007: 131). C. Metode Eksperimen 1. Pengertian Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru (Roestiyah, 1989:80). Sedangkan pengertian yang lain metode eksperimen adalah metode pengajaran dimana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui (Maunah, 2009:169). Sedangkan menurut Armai Aruf metode eksperimen adalah cara pengajaran dimana guru dan murid
bersama-sama melakukan suatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu aksi (Maunah, 2009:169). Dari beberapa pengertian di atas
dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dimana guru maupun murid melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal dan kemudian diamati proses dan hasilnya. 2. Tujuan Tujuan yang dapat diambil dari pemakaian metode eksperimen: a. Dengan metode eksperimen murid-murid dapat membuktikan sendiri hukum-hukum dan teori yang berlaku. b. Murid dapat pula dengan usahanya sendiri memasuki hukumhukum baru, terutama yang berhubungan dengan hukum alam. Dengan
metode
eksperimen
murid
memiliki
pengetahuan,
pengalaman dan pengertian yang lebih jelas. 3. Kelebihan dan Kelemahan Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan juga kelemahan seperti yang diungkapkan oleh (Dja’far, 1995:31) yaitu: a. Kelebihan metode eksperimen 1) Mendorong prinsip kerja sendiri bagi murid-murid 2) Pelajaran dapat dihayati dengan sepenuh jiwa raga, karena langsung dipraktikkan 3) Mempermudah pemusatan minat dan perhatian murid-murid yang tertuju kepada apa yang dieksperimenkan
4) Masalah-masalah yang timbul dalam hati anak langsung terjawab, karena itu mengurangi kemungkinansalah pengertian dan pengambilan kesimpulan yang keliru b. Kelemahan metode eksperimen 1) Memerlukanwaktu
lama
dan
dengan
fasilitas
perlengkapan/alat-alat pelajaran yang cukup 2) Metode ini sukar dilaksanakan apabila murid-murid tidak dimatangkan sebelumnya Memperhatikankelemahan tersebut, pemakaian metode ini dalam pelaksanaannya disarankan hal-hal sebagai berikut: 1) Sebelum metode ini kita terapkan, perlu diperhatikan nilai-nilai didaktis methodis, misalnya apakah bahan-bahan pelajaran, 2) Alat-alat serta waktu yang tersedia telah sesuai dengan tingkat kemampuan intelektual murid-murid 3) Oleh karena itu sebelum eksperimen dilaksanakan, kita hendaknya menerangkan sejelas-jelasnya landasan teori yang kita pakai. Tanpa itu maka sulit bagi anak-anak memperoleh pengalaman praktis, pembentukan sikap serta pengertianpengertian yang jelas.
D. Langkah-langkah dalam Penerapan Metode Eksperimen Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan ekspeimen, yaitu:
a. Menerangkan tujuan eksperimen. Tujuan eksperimen harus diketahui terlebih dahulu supaya mereka mengetahui masalah apa yang mereka pecahkan dalam melaksanakan eksperimen tersebut. b. Membicarakan
terlebih
dahulu
masalah
mana
yang
penting
didahulukan dan mana yang harus dikemudiakan pelaksanaanya. c. Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus menetapkan: 1) Alat-alat mana yang diperlukan 2) Langkah-langkah apa yang harus ditempuh 3) Hal-hal apa yang harus dicatat 4) Variabel-variabel mana yang harus dikontrol d. Setelah eksperimen berakhir guru harus: 1) Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut 2) Mengadakan tanya jawab tentang proses 3) Melaksanakan test untuk menguji pengertian murid
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MIN Kecandran Salatiga 1. Letak Geografis MIN Kecandran Salatiga Madrasah ibtidaiyah Negeri Salatiga terletak di Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang. 2. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran Salatiga Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran didirikan berdasarkan Garis-Garis Besar Rencana Sekolah Tahun 2007/2008 sampai dengan 2012/2013, Pada tahun 1963 terbentuk suatu kegiatan Belajar Mengajar setingkat sekolah dasar. Pada Tahun 1964 terjadi peristiwa pemberontakan G 30 S/PKI, wilayah Gamol merupakan basis PKI, demikian pula masyarakatnya terkenal dengan masyarakat abangan yang
di
dalamnya
banyak
sekali
tokoh-tokoh
PKI.
Pasca
pemberontakan G 30 S/PKI, tepatnya pada tahun 1966, bapak H. Basyir selaku Kepala Desa Kecandran mempunyai gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan berbasis agama Islam..Tahun 1970 didirikan sebuah gedung Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif (MIM), dengan menggunakan bahan bangunan kayu yang telah tersedia. Gedung MIM memiliki enam lokasi kelas, dengan jumlah siswa 180 anak. Sesuai dengan ketentuan pada saat itu maka siswa yang diterima
di MIN hanya yang berasal dari Duren, Gamol, Kecandran dan Sodong (wilayah Kecamatan Getasan).Pada tahun 1979 MIM dapat mengikuti ujian lagi. Pada saat itu jumlah siswa kelas VI yang mengikuti UAM hanya 5(lima) anak. Diantara tahun 1991 sampai 1992 pemerintah Kota Salatiga (Kodya Daerah Tingkat II Salatiga saat itu) mencanangkan program pemekaran wilayah. Tahun 1996 Dukuh Gamol resmi menjadi wilayah Kodya Dati II Salatiga. Seperti yang telah dijanjikan sebelumnya, maka Bapak Auze didukung pula oleh Bapak Mudatsir Muslim (Kasi mapenda Kabupaten Semarang) membantu secara administrative proses penegerian bagi MIM.Pada tanggal 14 Juni 1997 bertempat di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Tegalrejo, Madrasah Ma’arif resmi menyandang ststus Negeri dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran. 3. Keadaan Gedung MIN Kecandran Salatiga Gedung-gedung yang dimiliki MIN Kecandran Salatiga meliputi:9 ruang kelas untuk kelas I-VI,ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang laboratorium computer, ruang perpustakaan, ruang UKS, 1 ruang tata usaha, ruang aula, kantin, mushola dan 1 lokal WC untuk guru dan 4 lokal WC untuk siswa. 4. Keadaan Guru MIN Kecandran Salatiga Jumlah guru yang mengajar di MIN Kecandran Salatiga seluruhnya berjumlah 16 guru dan 2 karyawan. Selain bertugas secara
aktif
dalam
kegiatan
belajar
mengajar,
para
guru
juga
bertanggungjawab terhadap program ekstra kurikuler. Untuk lebih jelasnya mengenai data guru MIN Kecandran Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut: tabel 3.1 Keadaan Kepala Sekolah dan Guru MIN Kecandran Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013 No
Nama
NIP
1
Agus Rahmad S.Pd
Yuwanta 196108161985031004
2
Bambang Sudrajad, A.Md
3
L/P
Jab.
L
Kepala Sekolah
19551016979011001
L
Guru
Patmi, S,Pd
196601301999032001
P
Guru
4
Rozikin, S.Ag
196208281983031006
L
Guru
5
M.Abdul Rohim, S.PdI
198205042009011019
L
Guru
6
Taat santoso, S.Pd
198308232009121009
L
Guru
7
Abdul manaf, S.Pd
197507042009121003
L
Guru
8
Ruchani, S.PdI
98106182007101003
L
Guru
9
Nur Hidayah, S.PdI
198201052007102002
P
Guru
10
Khoiron, S.Ag
197207132007101001
L
Guru
11
Eni Farida Indriyati, S.Ag
197806022007102006
P
Guru
12
Ulish Shihah, A.Ma
198303292009012015
P
Guru
13
Ghufron, S.Pd
198107042007101002
L
Guru
14
Dra. Mukasanah
-
P
Guru
15
Zuhrotun, S.PdI
-
P
Guru
16
Aminudin Latif, S.PdI
-
L
Guru
17
Wawan Qodratullah
-
L
Karyawan
18
Ponimin
-
L
Karyawan
5. Keadaan Guru Peserta Didik MIN Kecandran Salatiga Jumlah peserta didik Min Kecandran Salatiga dari kelas I sampai kelas VI tahun pelajaran 2012/2013 seluruhnya berjumlah peserta didik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: tabel 3.2 Data Keaadaan Peserta Didik MIN Kecandran Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013 No
Kelas
P
L
Jumlah
1
I
15
10
25
2
II
19
19
38
3
III
18
13
31
4
IV
17
15
32
5
V
13
9
21
6
VI
6
7
13
Jumlah
160
6. Visi dan Misi MIN Kecandran Salatiga Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran Salatiga memiliki Visi dan Misi bertujuan untuk memajukan lembaga pendidikan di MIN Kecandran Salatiga. Visi dan Misi MIN kecandran salatiga sebagai berikut: a. Visi MIN Kecandran Salatiga Unggul dalam prestasi yang berlandaskan ian dan taqwa, berwawasan IPTEK yang berpijak pada budaya bangsa dan berakhlak mulia
b. Misi : 1) Meningkatkan penghayatan dan pengalaman terhadap agama yang dianut, juga terhadap budaya bangsa sehingga tumbuh iman dan taqwa (INTAQ) sebagai sumber kearifan bertindak dalam hidup bermasyarakat yang disertai akhlak terpuji. 2) Meningkatkan kualitas dalam proses belajar mengajarkan yang inovatif, efektif, dan efisien dalam rangka mengembangkan potensi siswa secara optimal baik akademik maupun non akademik terutama untuk meningkatkan perolehan rata-rata nilai UN dari tahun sebelumnya. 3) Meningkatkan pengetahuan ilmu dan teknologi (IPTEK) agar siswa dapat tumbuh dan berkembang guna membekali diri dalam tuntutan kehidupan yang semakin mengglobalkan dan modern . 4) Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler. 5) Meningkatkan kecintaan dalam melestarikan budaya bangsa sebagai identitas karakter bangsa yang menjunjung tinggi adat ketimuran. 6) Membudayakan budaya tertib dan disiplin pada seluruh warga madrasah. 7) Membudayakan
perilaku
yang
berakhlak
mulia
yang
dilandasikan tuntunan agama sebagai landasan bertindak dan berfikir dalam kehidupan bermasyarakat.
8) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga madrasah. 9) Meningkatkan strategi fasiltas dan media pembelajaran yang inovatif . 7. Kurikulum MIN Kecandran Salatiga Kurikulum MIN kecandran Salatiga yaitu mata pelajaran yang diajarkan adalah sebagai berikut: a. Kurikulum di MIN Kecandran Salatiga memuat berbagai jenisjenis mata pelajaran diantaranya sebagai berikut: Pendidikan Agama Islam meliputi: Fiqih, Aqidah Akhlak, Alquran Hadis, Sejarah Kebudayaan Islam. Selain itu, Ilmu Pengeahuan Alam, ilmu Pengetahuan social, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indoesia,
Bahasa
Arab,
Matematika,
Seni
Budaya
dan
Keterampilan, Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Muaan Lokal yang melipui: Baca Tulis Alquran, Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa. b. EktrakurikulerMadrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran Salatiga memiliki banyak kegiatan kependidikan diluar jam pelajaran sekolah yang meliputi kegiatan ekstrakurikuler, antara lain : pramuka, computer, dan drumband. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan diluar jam sekolah ini sangat bermanfaat bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran. Siswa sangat berantusias
dalam mengikuti kegiatan ekstra ini dan hasilnya banyak piala dan penghargaan yang diperoleh dari keterampilan para siswa. c. Program Pembiasaan di MIN Kecandran Salatiga yaitu pada setiap pagi jam (07.00 – 07.15) semua murid dan para guru selalu berkumpul di lapangan untuk membaca Asmaul Husna bersamasama dan dipimpin oleh murid-murid yang sudah mempunyai jadwal tersendiri. Sehingga mewujudkan peserta didik yang berkompetensi di bidang agama dan mampu menanamkan sikap akhlakul karimah yang baik. 8. Subyek Penelitian dan Karakteristik Obyek Penelitian Penelitian tindakan ini dilaksanakan di MIN Kecandran Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran IPA pokok bahasan cahaya.Subyek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki.Usia siswa-siswi MIN Kecandran rata-rata 10-11 tahun, latar belakang orang tua siswa yaitu sebagai wiraswasta. 9. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dimulai tanggal 25Mei 2013.Dalam penelitian ini dilaksanakan beberapa siklus, yang masing-masing dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan,
pengamatan/observasi
Gambaran pelaksanaan siklus tersebut sebagai berikut: 1) Deskripsi pelaksanaan Siklus 1
dan
refleksi.
Siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin, 27 Mei 2013 jam (11.15 – 12.15) selama 2 jam pembelajaran (70 menit) Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah: a) Perencanaan (1) Merancang dalam pembuatan RPP pada siklus 1 (2) Menyiapkan instrument yang digunakan untuk pengamatan (observasi) yang dilakukan sabagai berikut: (a) Lembar observasi untuk kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan data mengenai keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Lembar observasi untuk
mengetahui
seberapa
jauh
siswa
mampu
menguasai, menjadikan siswa lebih aktif dan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA, sehingga dapat dijadikan sebagai tolok ukur untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan. (b) Lembar observasi untuk kegiatan guru diakukan untuk mengumpulkan mengenai pengelolaan kelas oleh guru. (c) Tes formatif adalah sebagai alat untuk pengukur tingkat keberhasilan pada mata pelajaran IPA pada pokok bahasan cahaya. Alat tes yang digunakan adalah pre tes dan post tes.
b) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini, peneliti bertindak sebagai pengajar.Jadi peneliti bertindak dalam menjalankan RPP yang sudah dibuat sesuai dengan skenario yang telah direncanakan sebelumnya.Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mengambil sub pokok bahasan cahaya mengenai sifat-sifat cahaya. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi: (1) Kegiatan Awal (10 menit) •
Salam, do’a
•
Guru mengadakan Pre test
•
Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan halhal yang terkait dengan materi cahaya. Contoh siapa yang tahu tentang cahaya, siapa yang sudah pernah melihat cahaya, jika di bumi tidak ada cahaya maka apa yang akan terjadi?
•
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
atau
kompetensi dasar yang akan dicapai. •
Guru menjelaskan cakupan materi tentang sifat-sifat cahaya melalui metode ceramah, Tanya jawab, latihan dan metode eksperimen.
(2) Kegiatan inti (45 menit) EKSPLORASI •
Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok untuk melakukan percobaan di kelas untuk mengamati sifatsifat cahaya
•
Guru menjelaskan tugas yang akan dilakukan untuk masing-masing
kelompok.
Tugas
tersebut
untuk
mengamati sifat-sifat cahaya yang bersifat cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dibelokkan dan cahaya dapat dipantulkan yang telah disediakan oleh guru, sekaligus bahan yang telah disiapkan oleh peneliti. •
Guru menjelaskan bahwa pada saat melaksanakan percobaan
siswa
perlu
memiliki
karakter
bersahat/komunikatif, kerja sama, peduli social dan tanggung jawab. ELABORASI •
Siswa melakukan percobaan 1 yang terkait dengan sifat-sifat cahaya yang dapat merambat lurus
•
Siswa melakukan percobaan 2 yang terkait dengan sifat-sifat cahaya yang dapat menembus benda bening
•
Siswa melakukan percobaan 3 yang terkait dengan sifat-sifat cahaya yang dapat dibiaskan
•
Siswa melakukan percoban 4 yang terkait dengan sifatsifat cahaya yang dapat dipantulkan
•
Setiap percobaan yang dilakukan oleh siswa, guru menyuruh siswa untuk mengamatinya
•
Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi kelompok. KONFIRMASI
•
Setelah selesai berdiskusi kelompok, siswa diharapkan untuk membaca dan menuliskan kembali dari hasil yang telah diamatinya.
•
Guru memberikan penegasan jika terjadi perbedaan pendapat dari hasil diskusi.
•
Guru menyimpulkan materi sifat-sifat cahaya.
(3) Kegiatan Akhir (15 menit) •
Guru melakukan Tanya jawab kepada siswa hal-hal yang belum diketahui mengenai sifat-sifat cahaya.
•
Mengadakan post tes
•
Guru mengakhiri dengan salam
c) Observasi Setelahtahapan berikutnya
adalah
pelaksanaan tahapan
tindakan, observasi
tahapan atau
pengamatan.Pengamatan dilaksanakan secara langsung dengan menggunakan
format
observasi
yang
telah
disusun.
Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan
yang
telah
dicapai
guru
dalam
proses
pembalajaran. Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek pengamatan pada guru dan aspek pengamatan pada siswa. Aspek pengamatan pada guru meliputi: a. Persiapan guru dalam mengajar b. Keterampilan guru dalam membuka pertanyaan c. Kemampuan guru menguasai pelajaran d. Ketepatan guru menggunakan metode pembelajaran e. Melaksanakan evaluasi pembelajaran f. Menutup pelajaran Adapun aspek yang diamati pada siswa adalah sebagai berikut: a. Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran b. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran c. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran d) Tahap Refleksi Tahap akhir dari siklus I ini adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi, peneliti meganalisis dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar observasi yang ada. Hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut:
a. Faktor Pendukung Guru adalah sebagai factor pendukung utama dalam menerapkan metode eksperimen. Sumber belajar sudah ada guna untuk mendukung proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA melalui metode eksperimen sub pokok bahasan cahaya. b. Faktor Penghambat Pada siklus I ini guru masih kurang menguasai materi pelajaran, instruksi yang dilaukan oleh guru kepada siswa
ketika
melakukan
percobaan
kurang
jelas,
ketrampilan guru dalam membuka pelajaran kurang memotivasi siswa, saat mengadakan post test kurang sesuai apa yang diharapkan. c. Saran Peneliti melakukan perbaikan tindakan yang akan dilakukan disiklus II. Guru harus menguasai materi lebih dalam lagi, guru harus memberikan instruksi kepada siswa lebih jelas lagi di saat melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, guru di saat membuka pelajaran lebih memotivasi siswa dan ketika melakukan post test
Dari hasil belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa atau 38,0%. 2) Siklus II a) Perencanaan Tahap-tahap perencanaan siklus II meliputi: (1)Waktu pelaksanaan siklus II mulai hari Rabu, 29 Mei 2013 Jam (11.15 – 12.15) selama 2 jam pembelajaran (70 menit) (2)Menyusun
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
dengan metode eksperimen dengan menggunakan metode yang sesuai yaitu Tanya jawab, eksperimen dan latihan. (3)Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran (4)Membuat tujuan dan indicator yang hendak dicapai dalam pembelajaran (5)Membuat instrument penelitian yang berupa lembar observasi bagi guru, lembar pengamatan kegiatan siswa, dan tes formatif (6)Membuat lembar soal evaluasi berupa pre test dan post test untuk mengukur prestasi belajar siswa dan memberikan soal penugasan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajarn.
b) Pelaksanaan tindakan 1) Kegiatan awal (10 menit) •
Guru membuka pelajaran dengan salam
•
Berdo’a bersama-sama
•
Guru menanyakan keadaan siswa
•
Mengabsen siswa
•
Guru mengadakan Pre test
•
Setelah selesai pre test guru memulai membuka pelajaran dengan apersepsi guru menanyakan hal-hal yang terkait dengan materi cahaya. Contoh siapa yang sudah pernah melihat pelangi
•
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
•
Guru menjelaskan cakupan materi tentang cahaya
2) Kegiatan inti (45 menit) EKSPLORASI •
Guru memberikan penjelasan tentang sifat-sifat cahaya kepada siswa
•
Guru mengajukan pertanyaan “sebutkan sifat-sifat cahaya yang kamu ketahui?
•
Guru memimpin untuk melakukan Tanya jawab kepada siswa-siswi tentang sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari, contohnya ketika pensil ditaruh di dalam
gelas kelihatan patah, adanya pelangi, sebutkan bendabenda yang tembus cahaya dan benda-benda yang tidak tembus cahaya? •
Setelah selesai tanya jawab guru memberikan tugas individual kepada siswa untuk membuat model pelangi
•
Guru menjelaskan hal-hal yang harus dikerjakan oleh siswa dalam pembuatan karya atau pelangi ELABORASI
•
Guru memberikan pengarahan terhadap siswa dalam pembuatan model pelangi
•
Siswa melakukan percobaan dalam pembuatan pelangi
•
Guru memberikan waktu untuk membuat karya pelangi
•
Setelah selesai guru bersama-sama dengan siswa melakukan pengamatan terhadap model pelangi
•
Guru melakukan Tanya jawab terhadap siswa contoh berapa banyak warna pelangi? Sebutkan warna pelangi? KONFIRMASI
•
Guru memberikan penegasan jika terjadi perbedaan pendapat dalam melakukan percobaan
•
Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan
3) Kegiatan akhir (15 menit) •
Guru mengadakan post test
•
Do’o penutup
c) Observasi Pengamatan dilaksanakan secara langsung dengan menggunakan
format
observasi
yang
telah
disusun.
Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
yang
telah
dicapai
guru
dalam
proses
pembalajaran. Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek pengamatan pada guru dan aspek pengamatan pada siswa. Aspek pengamatan pada guru meliputi: a. Persiapan guru dalam mengajar b. Keterampilan guru dalam membuka pertanyaan c. Kemampuan guru menguasai pelajaran d. Ketepatan guru menggunakan metode pembelajaran e. Melaksanakan evaluasi pembelajaran f. Menutup pelajaran Adapun aspek yang diamati pada siswa adalah sebagai berikut: a. Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran b. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran c. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
d) Tahap Refleksi Tahap dari siklus II ini adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi, peneliti meganalisis dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar observasi yang ada. Hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut: a. Faktor Pendukung Guru
sudah
cukup
baik
dalam
melakukan
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen karena siswa sudah banyak yang memperhatikan, siswa sudah mulai aktif dalam bertanya serta motivasi siswa sudah mulai terlihat walaupun belum semunya. b. Faktor Penghambat Pada siklus II ini guru sudah cukup memberikan motivasi ketika membuka pelajaran walaupun belum sempurna, guru di dalam melaksanakan evaluasi belum sesuai yang diharapkan karena banyaknya waktu yang digunakan dalam evaluasi tersebut.Pada saat melakukan percobaan melalui metode eksperimen guru belum bisa menguasai kelas sehingga siswa masih ada yang ramai sendiri. c. Saran Peneliti melakukan perbaikan tindakan yang akan dilakukan disiklus II. Guru harus lebih memberikan
motivasi yang lebih di dalam melaksanakan pembelajaran IPA. Guru harus menyesuaikan waktu ketika melakukan evaluasi, guru harus mampu menguasai kelas supaya siswa lebih aktif lagi dan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Dari hasil belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa pada siklus IIsiswa yang tuntas sebanyak 16 siswa atau 76,1%. 3) Siklus III a) Tahap perencanaan siklus III meliputi: (1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada tanggal 30 Mei 2013 (2) Menyiapkan alat pembelajaran dan membuat instrument penelitian berupa lembar observasi kegiatan guru, lembar kegiatan untuk siswa dan tes formatif (3) Menentukan indikator yang hendak dicapai setelah pembelajaran (4) Mempersiapkan media dan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran (5) Membuat
skenario
pembelajaran
sebagai
pedoman
pelaksanaan tindakan kelas pelaksanaan Siklus III hampir sama dengan tahapan pada Siklus II. b) pelaksanaan tindakan
1) kegiatan awal (10 menit) •
guru mengucapkan salam
•
berdo’a bersama-sama
•
guru mengabsen siswa
•
guru menayakan keadaan siswa
•
guru mengadakan pre test
•
Guru melakukan apersepsi terhadap siswa dengan menanyakan hal-hal yang terkait dengan cahaya. Contohnya siapa yang tahu tentang cahaya, jika di bumi ini tidak ada cahaya apa yang akan terjadi?.
•
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
•
guru menyampaikan cakupan materi tentang sifat-sifat cahaya
2) Kegiatan inti (45 menit) EKSPLORASI •
Guru menunjuk siswa pada setiap kelompok untuk melakukan
pembuktian
tentang
cahaya
secara
bergantian •
Setelah selesai guru menyuruh setiap kelompok untuk mendiskusikan tentang pembuktian cahaya tersebut
•
Siswa di suruh untuk mempresentasikan hasil diskusi
•
Setelah selesai presentasi, guru memberikan soal Tanya jawab seputar tentang cahaya
•
Guru mengajukan pertanyaan kepada 2 kelompok secara berebutan
•
Setelah selesai guru memberikan penilaian terhadap tiap-tiap kelompok
•
Kelompok yang menang maka akan diberi hadiah oleh gurunya KONFIRMASI
•
Guru memberikan pujian terhadap siswa yang menang
•
Guru mengulas tentang pertanyaan yang tidak bisa di jawab
3) Kegiatan akhir (15 menit) •
Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang diajarkan
•
Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
•
Guru mengadakan post tes
•
Do’a
c) Observasi Dari siklus ini adalah tahap refleksi sama dengan siklus II. Pada siklus III ini peneliti juga menganalisis dan mengolah
nilai yangterdapat pada lembar observasi yang ada. Hasil data pengamatan dapat diperoleh data sebagai berikut: a. Faktor Pendukung Pada siklus III ini guru sudah baik dalam menerapkan metode eksperimen karena siswa sudah mampu mengikutinya. Hampir seluruh siswa berperan aktif, siswa juga begitu memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru serta motivasi siswa menjadi meningkat setelah mengetahui pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. b. Faktor Penghambat Pada siklus ketiga ini, hal yang menghambat pembelajaran sudah tidak ada. Proses pembelajaran siklus III berjalan dengan baik, siswa dapat mengerti instruksi dan penjelasan yang telah diberikan oleh guru. c. Saran Dari hasil pengamatan di siklus I, siklus II dan siklus III, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar melalui metode eksperimen pada mata pelajaran IPA sub pokok bahasan cahaya dapat berhasil maka seorang guru harus mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakannya, guru harus menggunakan metode yang sesuai dengan materi ajarnya.
Dari hasil belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa pada siklus 1 yang tuntas sebanyak 5 siswa atau 23,9% meningkat pada siklus II menjadi 8 siswa atau 76,1% serta siklus III siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa atau 85,7%.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus 1. Pra Siklus Peneliti
juga
mengadakan
pra
siklus,
pra
siklus
ini
dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2013, dimulai jam (11.15-12.15) selama 2 jam pelajaran (70 menit). Hal tersebutberttujuan untuk mengetahui bagaimana cara seorang guru MIN Kecandran dalam melakukan proses pembelajaran serta untuk mengetahui keadaan siswa yang dijadikan sebagai responden. Guru di MINmasih menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas. Guru belum menggunakan media pengajaran/alat bantu mengajar. Di MIN Kecandran guru, masih menggunakan pembelajaran klasik dengan menyampaikan materi masih menggunakan metode ceramah. Guru hanya menyuruh siswa untuk mencatat apa yang ada di papan tulis, sehingga di dalam pembelajaran banyak didominasi oleh guru sedangkan siswa yang cenderung pasif. Kemudian guru menyuruh siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada di LKS atau buku paket, setelah selesai mengerjakan hasilnya dikumpulkan. Guru tidak pernah memakai metode yang bervariasi untuk meningkatkan semangatnya siswa, untuk menarik perhatian siswa dan minat siswa. Berdasarkan pra siklus di atas bahwa guru tidak pernah memanfaatkan berbagai metode yang mereka ketahui, namun justru
mereka lebih suka dengan metode ceramah yang bersifat klasikal berpusat pada guru.Metode ceramah adalah metode yang digunakan unutk memberikan sebuah informasi kepada siswa. Guru menuliskan topic atau tema yang akan diajarkan. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang diajarkan tadi, setelah selasai guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal di lembar kerja siswa (LKS).Dengan demikian motivasi siswa masih rendah apalagi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran juga masih tergolong rendah. Guru tidak pernah memberikan variasi metode dalam pembelajaran, sehingga mengakibatkan siswa mengalami kejenuhan dan merasa bosan dalam mengikuti pelajaran karena metode yang digunakan hanya ceramah, oleh karena itu banyak siswa yang mengantuk dalam proses pembelajaran. Dari uraian di atas dapat dijadikan sebagai pembanding sebelum dan sesudah diterapkannya metode eksperimen.Dengan diterapkannya metode eksperimen dapat kita jadiakan sebagai acuan untuk pembelajaran selanjutnya.Nilai hasil belajar adalah indicator untuk menguasai sebuah materi tentang sifat-sifat cahaya, dengan demikian
siswa
dapat
menerapkan
dalam
kehidupan
sehari-
hari.dokumen nilai ini diambil pada akhir pembelajaran sebelum diadakan metode eksperimen artinya nilai ini masih murni belum diadakannya metode eksperimen lebih lanjut.Nilai patokan ketuntasan digunakan nilai ketntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas V Madrasah
Ibtida’iyah Negeri Kecandran Kecamatan Sidomukti pada mata pelajaran IPA yaitu 70. a. Data Hasil Pengamatan Hasil pengamatan pra siklus tanpa menggunakan media sebelumnya, maka hasil nilai pra siklus yang didapat terlihat pada tabel 4.1 sebagai berikut : Nilai Siswa Pra Siklus No
Nilai Siswa
Jumlah
Persentase
1.
20
-
-%
2.
30
3
14,2%
3.
40
4
19,0%
4.
50
5
23,9%
5.
60
4
19,0%
6.
70
3
14,3%
7.
80
2
9,6%
8.
90
-
-0%
9.
100
-
-0%
Jumlah
21
100%
Data diatas dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak 5 siswa atau 23,9%. Dan yang belum tuntas sebanyak 16 siswa atau 76,1% dari jumlah siswa yang ada di kelas V MIN Kecandran Salatiga Nilai rata-rata kelasnya adalah 52,8.
b. Refleksi Refleksi di dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua hasil penelitian yaitu pengamatan situasi kelas atau pembelajaran dan pembandingan atau peningkatan hasil post test dibanding nilai pre test. Berdasarkan
hasil
pengamatan
terhadap
situasi
pembelajaran sebagai berikut: a. Pada saat melakukan post test tidak sesuai yang diharapkan, karena masih banyak siswa yang bingung dalam mengisi soalnya b. Siswa
masih
cenderung
pasif,
ramai
sendiri
tidak
memperhatikannya gurunya sehingga siswa tidak bisa meguasai pelajaran dengan baik c. Siswa merasa bosan, karena guru menyampaikan materi secara monoton tidak bervariasi, sehingga perhatian siswa terhadap guru kurang. 2. Siklus I Pada siklus I dicari data menggunakan tes formatif dan lembar observasi. Dari instrumen tersebut diperoleh data tentang nilai siswa dalam pembelajaran. a. Data Hasil Pengamatan Dari instrumen soal test didapatkan nilai pada table 4.2 sebagai berikut:
Nilai Siswa Siklus I No
Nilai Siswa
Jumlah
Persentase
1.
20
-
-%
2.
30
2
9,6%
3.
40
4
19,0%
4.
50
4
19,0%
5.
60
2
9,6%
6.
70
6
28,6%
7.
80
3
14,2%
8.
90
-
-0%
9.
100
-
-0%
Jumlah
21
100%
Dari data nilai di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang telah tuntas lebih banyak dari pada sebelum diterapkannya pendekatan CTL. Dan nilai individual siswa juga lebih meningkat, dengan data nilai individual terlampir. Data diatas dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak 8 siswa atau 38,0%. Dan yang belum tuntas sebanyak 13 siswa atau 61,9% dari jumlah siswa yang ada di kelas V MIN Kecandran Salatiga Nilai rata-rata kelasnya adalah 57,1.
b. Refleksi Dengan menggunakan metode eksperimenpada siklus I metode tersebut masih kurang menarik bagi siswa, sehingga siswa tidak focus pada materi cahaya. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan-kelemahan yang didapat dalam pembelajaran sebagai berikut: 1). Pada saat pelaksanaan post test belum sesuai yang diharapkannya, karena masih banyak siswa yang tidak memperhatikannya 2). Siswa masih ramai sendiri tidak mau memperhatikan intruksi dari gurunya karena mereka belum fokus terhadap materi pembelajaran yang disampaikan 3). Guru kurang sistematis dalam menjelaskan kegiatan yang akan berlangsung, sehingga banyak murid yang belum mengerti bagaimana percobaan yang akan dilakukannya 4). Berlebihan waktu menimbulkan siswa ramai pada akhir pelajaran tidak fokus dalam pembelajaran 3. Sikus II Pada siklus II dicari data menggunakan tes formatif dan lembar observasi. Dari instrumen tersebut diperoleh data tentang nilai siswa dalam pembelajaran.
a. Data Hasil Pengamatan Dari instrumen soal test didapatkan nilai pada table 4.3 sebagai berikut: Nilai Siswa Siklus II No
Nilai Siswa
Jumlah
Persentase
1.
20
-
-%
2.
30
-
-%
3.
40
-
-%
4.
50
3
14,3%
5.
60
2
9,5%
6.
70
7
33,3%
7.
80
5
23,9%
8.
90
2
9,5%
9.
100
2
9,5%
Jumlah
21
100%
Data diatas dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak 16 siswa atau 76,1%. Dan yang belum tuntas sebanyak 5 siswa atau 23,9% dari jumlah siswa yang ada di kelas V MIN Kecandran Salatiganilai rata-rata kelasnya adalah 73,3. b. Refleksi Dari siklus II ini perhatian siswa, motivasi dan keaktifan siswa
sudah ada peningkatan. Berdasarkan pengamatan dari
lembar observasi siswa dapat ditemukan perubahan-perubahan yang cukup baik sebagai berikut: •
Siswa lebih berani bertanya dan menjawab pertanyaan
•
Siswa lebih serius dalam memahami materi pembelajaran
•
Siswa
mulai
mengerti
instruksi
dari
gurunya
dengan
menggunakan media dan alat yang sudah disediakan oleh peneliti untuk melakukan percobaan dengan menggunakan alat seperti lampu senter, lilin, cermin, air, gelas, pensil. •
Buku rujukan sudah disediakan oleh peneliti jadi siswa lebih mudah untuk memahami materi
•
Guru menekankan pada saat pembelajaran harus kerja sama, tanggung jawab, peduli sosial
•
Peneliti
menggunakan
waktu
sebaik
mungkin
untuk
memberikan pendekatan kepada siswa untuk lebih tenang dan konsentrasi dalam melaksanakan pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi nyaman. 4. Siklus III Pada siklus IIImencari data menggunakan tes formatif dan lembar observasi. Dari instrumen tersebut diperoleh data tentang nilai siswa dalam pembelajaran. a. Data Hasil Pengamatan Dari instrumen soal test didapatkan nilai pada table 4.4 sebagai berikut:
Nilai Siswa Siklus III No
Nilai Siswa
Jumlah
Persentase
1.
20
-
-%
2.
30
-
-%
3.
40
-
-%
4.
50
-
-%
5.
60
2
9,6%
6.
70
6
28,6%
7.
80
4
19,0%
8.
90
6
28,6%
9.
100
3
14,2%
Jumlah
21
100%
Dari data lembar observasi siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran lebih meningkat sebanyak 90,4%dari jumlah siswa. Siswa yang benar-benar terfokus perhatiannya sebanyak 80,9% dari jumlah siswa. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sebanyak 85,7% dari jumlah siswa siswa. Data diatas dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 70 pada siklus I sebanyak 8 siswa atau 38,0%, pada siklus II meningkat sebanyak 16 siswa atau 76,1%, pada siklus III sebanyak 19 siswa atau 85,7%. Dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa atau 9,6% dari jumlah siswa yang ada di kelas V MIN Kecandran Salatiga Nilai
rata-rata kelasnya adalah 80,4.Jadi pada siklus III mengalami peningkatan yang signifikan. b. Refleksi Dari hasil uji dari siklus I, siklus II dan siklus III nilai yang diperoleh pada siklus III lebih meningkat dari pada dari siklus II.Pada siklus III ini, peneliti telah berhasil dalam meningkatkan prestasi
belajar
Ilmu
Pengetahuan
Alam
melalui
metode
eksperimen pada pokok bahasan cahaya siswa kelas V MIN Kecandran salatiga.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah dilakukannya berbagai kegiatan mulai dari kegiatan pra penelitian sampai diberikan tindakan pada siklus I, siklus II dan siklus III diperoleh data hasil observasi dan tes hasil belajar IPA. Berikut data hasil penelitian pada siklus I, siklus II dan siklus III: Ketuntasan Siswa dari Pra Siklus – Siklus III 85.7
90 76.1
80 70 60 50 40
Siklus I
38
Siklus II Siklus III
30 20 10 0
Tuntas
Dari hasil yang telah dipaparkan diatas maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa hasil nilai kriteria ketuntasan minimum diatas
dapat dijelaskan pada siklus I meningkat menjadi 38,0% siswa yang tuntas. Pada siklus II tingkat ketuntasan siswa yaitu 76,1%. Dan pada siklus III ketuntasan siswa mencapai 85,7%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mulai dari, siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan yang signifikan pada siswa kelas V MIN Kecandran Salatiga. Prestasi belajar tersebut dipengaruhioleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor ekternal, faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri yaitu mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar, tingkat inteligensi, minat, bakat, kematangan, konsentrasi dan perhatian dan kepribadian siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang dipengaruhi dari luar antara lainnya dukungan dari lingkungan keluarga, faktor sekolah, dan lingkungan masyarakat yang mendukung dalam proses belajar-mengajar. Hal tersebut menjadikan satu tujuan di dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA melalui metode eksperimen. Prestasi belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.Maksudnya hasil pembelajaran
yang
dikategorisasikan
oleh
pakar
pendidikan
sebagaimanatersebut di atas tidak dilihat secara fragmentasi atau terpisah melainkan komprehensif (Suprijono, 2011: 70. Di lihat dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya metode eksperimen dengan
melakukan pembelajaran secara langsung dengan siswa mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri sehingga siswa mendapatkan pengalaman yang menarik dan menyenangkan oleh sebab itu, metode eksperimen lebih ditekankan kepada siswa untuk mencari informasi dari apa yang telah dipelajarinya dan guru sebagai fasilitator. Dengan
diterapkannya
metode
eksperimen
banyak
sekali
perubahan-perubahan yang terjdi pada saat proses pembelajaran seperti siswa mulai aktif dalam bertanya, siswa mulai berani menjawab pertanyaan dari guru, siswa lebih memperhatikan gurunya di saat pembelajaran berlangsung, siswa mempunyai motivasi yang lebih tinggi di bandingkan
sebelum
diterapkannya
metode
eksperimen.
Dengan
menggunakan metode eksperimen siswa lebih mempunyai pengalaman yang baru, serta mendorong siswa untuk melakukan sendiri dengan mencoba, melakukan sendiri sehingga dapat mendorong prinsip kerja sendiri bagi murid-murid.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Metode Eksperimenpada Pokok Bahasan Cahaya pada Siswa Kelas V MIN Kecandran Salatiga Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2012/2013” Yaitu: dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui Metode Eksperimen pada pokok bahasan cahaya pada siswa kelas V MIN Kecandran Salatiga Kabupaten semarang Tahun Ajaran 2012/2013 dapat disimpulkan sebagai berikut: Pembelajaran pra siklus adalah pembelajaran yang dilaksanakan sebelum dilakukannya siklus selanjutnya, disini peneliti melakukan observasi terhadap guru, bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan di kelas serta mengetahui bagaimana kondisi siswa-siswi di kelas V MIN Kecandran Salatiga.Pada saat pra siklus guru masih menggunakan metode ceramah dan siswa hanya di suruh mencatat serta di suruh mengerjakan buku LKS (lembar keerja siswa) saja.Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada pra siklus siswa yang tuntas dalam KKM 70 dengan presentase sebanyak 23,9% dari jumlah siswa atau sebanyak 5 siswa. Pembelajaran
siklus
I,
peneliti
sudah
menerapkan
metode
pembelajaran.Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, di sini guru sudah menyiapkan alat-alat yang di gunakan dalam pembelajaran.
Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok untuk melakukan percobaan tentang sifat-sifat cahaya, kemudian memberikan instruksi bagaimana langkah-langkah percobaan yang akan dilakukannya.Pada saat melakukan percobaan guru menyuruh siswa untuk mengamati dan menuliskan hasil tersebut.Setelah selesai guru menyuruh siswa untuk presentasi. Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa dan Guru melaksanakan evaluasi. Dari hasil pengamatan siklus I metode eksperimen yang diterapkan belum menarik siswa karena siswa masih ramai sendiri karena instruksi guru kurang jelas. Dari hasil pengamatan siklus I dapat disimpulkan bahwa pada siklus I dicapaidengan presentase ketuntasan di atas 70 KKM sebanyak 38,0% dari jumlah siswa atau 8 siswa. Pembelajaran pada siklus II, peneliti menerapkan metode eksperimen. Di sini guru menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran, guru memberikan tugas untuk membuat model pelangi, guru memberikan arahan bagaimana cara membuat model pelangi, siswa di suruh mengamati dan menuliskan hasil percobaan tersebut kemudian di presentasikan. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru melaksanakan evaluasi pembelajaran. Dari pengamatan siklus II, dapat disimpulkan bahwa pada siklus IIsiswa yang tuntas dalam KKM 70 dengan persentase sebanyak sebanyak76,1% dari jumlah siswa atau 16 siswa. Pembelajaran siklus III menggunakan metode eksperimen. Pada siklus III guru menyiapkan alat-alat yang digunakan seperti air, pensil, kaca, gelas, lampu senter, lilin dan lain-lain yang digunakan pada percobaan. Di sini
guru membagi kelas menjadi 2 kelompok untuk melakukan pembuktian tentang sifat-sifat cahaya. Guru menyuruh per kelompok untuk melakukan percobaan dengan alat-alat yang sudah di sediakan. Guru memberikan arahan pada saat melakukan percobaan, guru menyuruh siswa mengamati dan menuliskan hasil percobaan tersebut. Guru melakukan Tanya jawab kepada siswa. Guru melaksanakan evaluasi pembelajaran. Pada siklus III siswa lebih aktif, semangat, serta siswa lebih memperhatikan instruksi dari gurunya. Jadi hasil pengamatan siklus III dapat disimpulkan bahwa pada siklus III dicapai dengan presentase ketuntasan di atas 70 KKM sebanyak 85,7%dari jumlah siswa. Presentase didapat dari nilai siswa yang telah Memenuhi Ketuntasan KriterianMinimum (KKM) yaitu 70 untuk pelajaran IPA. Nilai individual siswa juga meningkat signifikan. B. Saran 1. Sebagai bahan masukan terhadap semua guru di MIN Kecandran bahwa dengan diterapkannya metode eksperimen pembelajaran lebi baik dan menarik bagi siswa 2. Sebagai motivasi terhadap guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas 3. Sebagai bahan masukan kepada guru untuk mencoba metode eksperimen, sehingga dapat meningkatkan profesionalisme guru
4. Sebagai guru hendaknya selalu melibatkan siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas bukan sebaliknya guru yang aktif, akan tetapi guru sebagai fasilitator
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahan, 1967. Bandung: CV gema Risalah. Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, & Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. jakarta: PT bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dja'far, Zainuddin. 1995. Didaktik Metodik. pasuruan: PT. Garoeda Buana Indah. Kusnin. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Piranti darma Kalokatama. Maunah, Binti. 2009. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Yogyakarta: Teras. Maslikah, Peni Susapti. 2009. Alamiah Dasar. Yogyakarta: Mitra Cendekia. Mulyati. 2005. Psikologi belajar. Yogyakarta: ANDI. Purwadarminta, 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta :Balai Pustaka Roestiyah. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press. Sapriati, Amalia. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sardiman. 2009. Interaksi & Motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Semiawan, Conny, 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT macanan Jaya Cemerlang. Sriyanti, Lilik. 2003. Psikologi Pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Sriyanti, lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suprijono, Agus. 2011. Cooperatif Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Suwandi & Basrowi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia. Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi pendidikan Suatu pendekatan Baru. Bandung: remaja Rosdakarya. Syaiful Bahri, Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Usman, user, & lilies Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bahan kajian PKG, MGBS, MGMP). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi pokok
: Cahaya
Pokok bahasan
: Sifat-sifat cahaya
Kelas/Semester
: V/II
Waktu
: 2 X 35 menit
Hari/tanggal
: Senin, 27 Mei 2013
A. Standar Kompetensi Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian cahaya 2. Menyebutkan sifat-sifat cahaya 3. Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya yang mengenai benda (bening, berwarna dan gelap) 4. Menyebutkan contoh sifat-sifat cahaya yang mengenai benda (bening, berwarna dan gelap) 5.
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin
D. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan pengertian cahaya
2. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya 3. Dengan penjelasan dan tanya jawab siswa dapat mengidentifikasi sifatsifat cahaya yang merambat lurus dan cahaya yang mengenai benda (bening, berwarna dan gelap) 4. Dengan pengarahan guru, siswa dapat menyebutkan contoh sifat-sifat cahaya yang mengenai benda (bening, berwarna dan gelap) E. Karakter yang diharapkan 1. Kerja sama 2. Bersahabat/komunikatif 3. Peduli sosial 4. Tanggung jawab F. Materi ajar a. Pengertian Cahaya Cahaya adalah bentuk gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap dengan mata manusia. Cahaya tidak memerlukan medium atau zat perantara untuk merambat. Menurut Kusnin (2007: 125) Cahaya dapat meerambat lurus, dipantulkan, dibiaskan, dan menembus benda bening: b. Cahaya Merambat Lurus cahaya dapat merambat lurus jika tidak ada rintangan yang menghalanginya. Cahaya dari lampu senter juga merambat lurus. Arah cahaya sesuai dengan arah lampu senter. Apabila posisi senter diubah, cahaya tetap merambat lurus.
c. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar Permukaan cermin cekung melengkung ke dalam dan dapat membentuk dua jenis bayangan. Jika benda dekat dengan cermin, maka bayangannya lebih besar dari benda aslinya. Bayangan ini disebut bayangan semu. Jika benda berada jauh dari cermin maka bayangannya lebih kecil dari benda aslinya. Bayangannya juga akan terbalik antara bagian atas dan bawah bayangan ini juga dapat ditangkap oleh sebuah layar sehingga disebut bayangan nyata. Pada kondisi ini, cermin cekung menghasilkan bayangan yang diperbesar. Cermin yang melengkung ke luar disebut cermin cembung. Cermin cembung menampilkan pandangan lebih besar daripada cermin yang lain. Akibatnya, semua benda tampak akan terlihat lebih kecil. Cermin cembung menghasilkan bayangan yang lebih dari benda aslinya. Di samping itu, cermin cembung hanya dapat membentuk bayangan tidak nyata atau maya dari sebuah benda. Cermin cembung banyak digunakan pada kaca spion kendaraan bermotor. d. Cahaya Dapat Dibiaskan Jika cahaya mengenai kaca pada sudut tertentu maka salah satu sisi cahaya akan mengenai kaca itu dahulu daripada sisi lainnya. Ini mengakibatkan cahaya yang menembus kaca bening akan dibelokkan. Pembelokan cahaya ini disebut pembiasaan. Pembiasaan terjadi jika cahaya merambat melalui zat yang tidak sama kerapatannya, misalnya dari udara ke air atau sebaliknya. Jadi, cahay bergerak di udara lebih
cepat dibandingkan saat melewati air. Hal ini yang menyebabkan pensil terlihat membengkok saat dimasukkan ke dalam air. e. Cahaya Menembus Benda Bening Cahaya dapat menembus beberapa jebnis benda. Ada benda yang tembus cahaya, tetapi tidak tembus pandang. Benda ini disebut benda translusend. Contohnya kain, karung goni, karung plastik, dan kertas tipis. Benda yang tembus cahaya dan tembus pandang disebut transparan. Cahaya juga dapat menembus benda bening, contohnya lensa dan plastik bening. Kaca yang bening dan tembus cahaya dapat dibuat menjadi genting. Genting kaca bisanya dipasang di rumah-rumah sebagai celah sumber cahaya. Cahaya dapat masuk sehingga ruangan menjadi terang. f. Memiliki Warna Cahaya Matahari menyinarkan cahayanya berwarna putih. Sinar matahari terlihat berwarna putih karena terdiri dari banyak cahaya dengan berbagai macam warna.bagaimana kita dapat membuktikan sinar matahari itu dari berbagai macam sinar yang berwarna? Prisma merupakan kaca bening yang berbentuk segitiga, sinar matahari yang diarahkan melewati prisma dapat terurai menjadi sinar yang berwarna. Hal ini dapat terjadi ada pembiasan G. Pendekatan dan metode pembelajaran Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi dan metode eksperimen
H. Langkah-langkah pembelajaran 1.
Kegiatan Awal •
Salam, do’a, mengabsen siswa
•
Guru mengadakan Pre test
•
Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan hal-hal yang terkait dengan materi cahaya. Contoh siapa yang tahu tentang cahaya, siapa yang sudah pernah melihat cahaya, jika di bumi tidak ada cahaya maka apa yang akan terjadi?
•
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akandicapai.
•
Guru menjelaskan cakupan materi tentang sifat-sifat cahaya melalui metode ceramah, Tanya jawab, latiahan dan praktek langsung.
2. Kegiatan inti EKSPLORASI •
Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok untuk melakukan percobaan di kelas untuk mengamati sifat-sifat cahaya
•
Guru menjelaskan tugas yang akan dilakukan untuk masin-masing kelompok. Tugas tersebut adalah untuk mengamati sifat-sifat cahaya yang dapat merambat lurus, cahaya yang dapat menembus benda bening, cahaya yang dapat dipantulkan, cahaya yang dapat dibiaskan
•
Guru menjelaskan bahwa pada saat melaksanakan percobaan siswa perlu memiliki karakter bersahat/komunikatif, kerjasama, peduli social dan tanggung jawab
ELABORASI •
Siswa melakukan percobaan I yang terkait dengan sifat-sifat cahaya yang dapat merambat lurus
• Siswa melakukan percobaan 2 yang terkait dengan sifat-sifat cahaya yang dapat menembus benda bening • Siswa melakukan percobaan 3 yang terkait dengan sifat-sifat cahaya yang dapat dibiaskan • Siswa melakukan percobaan 4 yang terkait dengan sifat-sifat cahaya yang dapat dipantulkan • Setiap percobaan yang dilakukan oleh siswa, guru menyuruh siswa untuk mengamatinya • Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi kelompok . dalam hal ini siswa dapat melakukan kerjasama dengan baik KONFIRMASI •
Setelah selesai berdiskusi kelompok, siswa diharapkan untuk membaca dan menuliskan kembali dari hasil yang telah diamatinya.
•
Guru memberikan penegasan jika terjadi perbedaan pendapat dari hasil diskusi.
•
Guru menyimpulkan materi sifat-sifat cahaya.
3. Kegiatan Akhir •
Guru melakukan Tanya jawab kepada siswa hal-hal yang belum diketahui mengenai sifat-sifat cahaya
•
Mengadakan post tes
•
Guru mengakhiri dengan salam
I. Sumber/bahan/alat 1. Kusnin. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Piranti darma Kalokatama 2. Buku LKS untuk SD/MI kelas V semester genap 3. Tulis benda yang digunakan: kaca, plastik, air bening, kertas karton, batu, kayu, kain tebal, senter, triplek, lilin, korek api, gelas J. Evaluasi/penilaian A. Soal berbentuk essay Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar! 1. Salah satu sifat cahaya merambat... 2. Ketika pensil dimasukkan ke dalam gelas, maka akan terjadi ... 3. Lilin, listrik, dan api termasuk sumber... 4. Benda yang dapat ditembus cahaya disebut benda ... 5. Peristiwa pelangi terjadi karena... 6. Batu, kaleng, triplek, termasuk jenis benda yang ... menembus cahaya 7. Kolam yang airnya jernih akan tampak dangkal, hal ini karena termasuk peristiwa ... 8. Pemantulan ke segala arah disebut pemantulan ...
9. Bangku belajar, papan tulis, dan lantai keramik termasuk benda ... 10. Alat yang dapat memantulkan cahaya dengan teratur disebut ... Kunci Jawaban: 1. Lurus 2. Pensil akan kelihatan patah 3. Cahaya 4. Bening 5. Tetesan air hujan 6. Tidak 7. Pembiasan 8. Pemantulan baur/difusi 9. Gelap 10. Cermin Penilaian : Jumlah Betul X 10 (10 x 10) : 100
Kecandran, 27 Mei 2013 Guru
Peneliti
Bambang sudrajad NIP: 19551016979011001
Novi Listiyana 11509003 Mengetahui, Kepala sekolah
Agus Rahmad Yuwanta Spd NIP: 196108161985031004
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi pokok
: Cahaya
Pokok bahasan
: Sifat-sifat cahaya
Kelas/Semester
: V/II
Waktu
: 2 X 35 menit
Hari/tanggal
: Rabu, 29 Mei 2013
C. Standar Kompetensi Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya C. Indikator a. Menjelaskan pengertian cahaya b. Menyebutkan sifat-sifat cahaya c. Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya yang mengenai benda (bening, berwarna dan gelap) d. Menyebutkan contoh sifat-sifat cahaya yang mengenai benda (bening, berwarna dan gelap) e.
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin
D. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan pengertian cahaya
2. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya 3. Dengan penjelasan dan tanya jawab siswa dapat mengidentifikasi sifatsifat cahaya yang merambat lurus dan cahaya yang mengenai benda (bening, berwarna dan gelap) 4. Dengan pengarahan guru, siswa dapat menyebutkan contoh sifat-sifat cahaya yang mengenai benda (bening, berwarna dan gelap) E. Karakter yang diharapkan 1. Kerja sama 2. Bersahabat/komunikatif 3. Peduli sosial 4. Tanggung jawab F. Materi ajar a. Pengertian Cahaya Cahaya adalah bentuk gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap dengan mata manusia. Cahaya tidak memerlukan medium atau zat perantara untuk merambat. Menurut Kusnin (2007: 125) Cahaya dapat meerambat lurus, dipantulkan, dibiaskan, dan menembus benda bening: b. Cahaya Merambat Lurus cahaya dapat merambat lurus jika tidak ada rintangan yang menghalanginya. Cahaya dari lampu senter juga merambat lurus. Arah cahaya sesuai dengan arah lampu senter. Apabila posisi senter diubah, cahaya tetap merambat lurus.
c. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar Permukaan cermin cekung melengkung ke dalam dan dapat membentuk dua jenis bayangan. Jika benda dekat dengan cermin, maka bayangannya lebih besar dari benda aslinya. Bayangan ini disebut bayangan semu. Jika benda berada jauh dari cermin maka bayangannya lebih kecil dari benda aslinya. Bayangannya juga akan terbalik antara bagian atas dan bawah bayangan ini juga dapat ditangkap oleh sebuah layar sehingga disebut bayangan nyata. Pada kondisi ini, cermin cekung menghasilkan bayangan yang diperbesar. Cermin yang melengkung ke luar disebut cermin cembung. Cermin cembung menampilkan pandangan lebih besar daripada cermin yang lain. Akibatnya, semua benda tampak akan terlihat lebih kecil. Cermin cembung menghasilkan bayangan yang lebih dari benda aslinya. Di samping itu, cermin cembung hanya dapat membentuk bayangan tidak nyata atau maya dari sebuah benda. Cermin cembung banyak digunakan pada kaca spion kendaraan bermotor. d. Cahaya Dapat Dibiaskan Jika cahaya mengenai kaca pada sudut tertentu maka salah satu sisi cahaya akan mengenai kaca itu dahulu daripada sisi lainnya. Ini mengakibatkan cahaya yang menembus kaca bening akan dibelokkan. Pembelokan cahaya ini disebut pembiasaan.
Pembiasaan terjadi jika cahaya merambat melalui zat yang tidak sama kerapatannya, misalnya dari udara ke air atau sebaliknya. Jdi, cahay bergerak di udara lebih cepat dibandingkan saat melewati air. Hal ini yang menyebabkan pensil terlihat membengkok saat dimasukkan ke dalam air. e. Cahaya Menembus Benda Bening Cahaya dapat menembus beberapa jebnis benda. Ada benda yang tembus cahaya, tetapi tidak tembus pandang. Benda ini disebut benda translusend. Contohnya kain, karung goni, karung plastik, dan kertas tipis. Benda yang tembus cahaya dan tembus pandang disebut transparan. Cahaya juga dapat menembus benda bening, contohnya lensa dan plastik bening. Kaca yang bening dan tembus cahaya dapat dibuat menjadi genting. Genting kaca bisanya dipasang di rumah-rumah sebagai celah sumber cahaya. Cahaya dapat masuk sehingga ruangan menjadi terang. f. Memiliki Warna Cahaya Matahari menyinarkan cahayanya berwarna putih. Sinar matahari terlihat berwarna putih karena terdiri dari banyak cahaya dengan berbagai macam warna.bagaimana kita dapat membuktikan sinar matahari itu dari berbagai macam sinar yang berwarna? Prisma merupakan kaca bening yang berbentuk segitiga, sinar
matahari yang diarahkan melewati prisma dapat terurai menjadi sinar yang berwarna. Hal ini dapat terjadi ada pembiasan G. Pendekatan dan metode pembelajaran Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, metode eksperimen dan penugasan H. Langkah-langkah pembelajaran 1. Kegiatan awal (10 menit) •
Guru membuka pelajaran dengan salam
•
Berdo’a bersama-sama
•
Guru menayakan keadaan siswa
•
Mengabsen siswa
•
Guru mengadakan Pre test
•
Guru memulai membuka pelajaran dengan apersepsi dengan menanyakan hal-hal yang terkait dengan materi Cahaya. Contoh siapa yang sudah perbnah melihat pelangi
•
Guru menjelaskan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
•
Guru menjelaskan cakupan materi tentang cahaya
2. Kegiatan inti (45 menit) EKSPLORASI •
Guru memberikan penjelasan tentang sifat-sifat cahaya kepada siswa
•
Guru mengajukan pertanyaan “sebutkan sifat-sifat cahaya yang kamu ketahui?
•
Guru memimpin untuk melakukan Tanya jawab kepada siswa-siswi tentang sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari, contohnya ketika pensil ditaruh di dalam gelas kelihatan patah, adanya pelangi, sebutkan benda-benda yang tembus cahaya dan benda-benda yang tidak tembus cahaya?
•
Setelah selesai tanya jawab guru memberikan tugas individual kepada siswa untuk membuat model pelangi
•
Guru menjelaskan hal-hal yang harus dikerjakan oleh siswa dalam pembuatan karya atau pelangi ELABORASI
•
Guru memeberikan pengarahan trhadap siswa dalam pembuatan model pelangi
•
Siswa melakukan percobaan dalam pembuatan pelangi
•
Guru memberikan waktu untuk membuat karya pelangi
•
Setelah selesai guru bersama-sama dengan siswa melakukan pengamatan terhadap model pelangi
•
Guru melakukan Tanya jawab terhadap siswa contoh berapa banyak warna pelangi? Sebutkan warna pelangi? KONFIRMASI
•
Guru memberikan penegasan jika terjadi perbedaan pendapat dalam melakukan percobaan
•
Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan
3. Kegiatan akhir (15 menit) •
Guru mengadakan post test
•
Do’o penutup
I. Sumber/bahan/alat a. Kusnin. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Piranti darma Kalokatama b. Buku LKS untuk SD/MI kelas V semester genap c. Tulis benda yang digunakan: Kertas karton, Spidol, Pensil, Penggaris, bolpoin J. Evaluasi/penilaian A. Soal berbentuk pilihan ganda 1. Di bawah ini yang termasuk benda tembus cahaya yaitu … a. Kertas
c. air jernih
b. Tripleks
d. kayu
2. Peristiwa yang menunjukkan adanya disperse cahaya yaitu … a. Elang dapat melihat ikan di dalam air b. Bayangan pada cermin c. Pensil dalam air terlihat patah d. Pelangi 3. Pembiasan cahaya dapat terjadi pada … a. Air keruh
c. air jernih
b. Ubin kasar
d. kaca film
4. Berikut termasuk benda gelap, kecuali … a. Genting kaca b. Bangku belajar c. Papan tulis d. Lantai keramik
5. Kita dapat melihat benda di balik kaca jendela, karena … a. Kaca jendela tipis b. Kaca jendela mengkilap c. Cahaya dapat melewati kaca d. Benda memancarkan cahaya B. Soal berbentuk essay Isilah titik dibawah ini dengan benar! 6. Sebutkan spectrum pada pelangi? 7. Sebutkan sifat-sifat cahaya? 8. Apa yang dimaksud bayangan semu? 9. Apa yang dimaksud bayangan nyata? 10. Sebutkan benda tembus cahaya dan benda tidak tembus cahaya? Kunci jawaban: A. 1. C 2. D 3. C 4. A 5. C B. 1.
Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu
2. Cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan melalui cermin, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat menembus benda bening dan cahaya memiliki berbagai warna 3. Jika benda dekat dengan cermin, maka bayangannya lebih besar dari benda aslinya 4. Bayangannya juga terbalik antara bagian atas dan bawah 5. Benda tembus cahaya contohnya genting kaca sedangkan benda yang tidak tembus cahaya triplek
Penilaian:` A. Pilihan Ganda Betul X 1 = 5 X 1 = 5 B. Isian Benar X 2 = 5 X 2 = 10 Penilaian = jumlah skor + 5 X 5 = 100 Salatiga, 29 Mei 2013 Guru
Peneliti
Bambang sudrajad NIP: 19551016979011001
Novi Listiyana 11509003 Mengetahui, Kepala sekolah
Agus Rahmad Yuwanta Spd NIP: 196108161985031004
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS III Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi pokok
: Cahaya
Pokok bahasan
: Sifat-sifat cahaya
Kelas/Semester
: V/II
Waktu
: 2 X 35 menit
Hari/tanggal
: Kamis, 30 Mei 2013
A. Standar Kompetensi Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya C. Indikator a. Menjelaskan pengertian cahaya b. Menyebutkan sifat-sifat cahaya c. Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya yang mengenai benda (bening, berwarna dan gelap) d. Menyebutkan contoh sifat-sifat cahaya yang mengenai benda (bening, berwarna dan gelap) e.
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin
D. Tujuan Pembelajaran a. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan pengertian cahaya
b. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya c. Dengan penjelasan dan tanya jawab siswa dapat mengidentifikasi sifatsifat cahaya yang merambat lurus dan cahaya yang mengenai benda (bening, berwarna dan gelap) d. Dengan pengarahan guru, siswa dapat menyebutkan contoh sifat-sifat cahaya yang mengenai benda (bening, berwarna dan gelap) E. Karakter yang diharapkan a. Kerja sama b. Bersahabat/komunikatif c. Peduli sosial d. Tanggung jawab F. Materi ajar a. Pengertian Cahaya Cahaya adalah bentuk gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap dengan mata manusia. Cahaya tidak memerlukan medium atau zat perantara untuk merambat. Menurut Kusnin (2007: 125) Cahaya dapat meerambat lurus, dipantulkan, dibiaskan, dan menembus benda bening: b. Cahaya Merambat Lurus cahaya dapat merambat lurus jika tidak ada rintangan yang menghalanginya. Cahaya dari lampu senter juga merambat lurus. Arah cahaya sesuai dengan arah lampu senter. Apabila posisi senter diubah, cahaya tetap merambat lurus.
c. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar Permukaan cermin cekung melengkung ke dalam dan dapat membentuk dua jenis bayangan. Jika benda dekat dengan cermin, maka bayangannya lebih besar dari benda
aslinya. Bayangan ini
disebut bayangan semu. Jika benda berada jauh dari cermin maka bayangannya lebih kecil dari benda aslinya. Bayangannya juga akan terbalik antara bagian atas dan bawah bayangan ini juga dapat ditangkap oleh sebuah layar sehingga disebut bayangan nyata. Pada kondisi ini, cermin cekung menghasilkan bayangan yang diperbesar. Cermin yang melengkung ke luar disebut cermin cembung. Cermin cembung menampilkan pandangan lebih besar daripada cermin yang lain. Akibatnya, semua benda tampak akan terlihat lebih kecil. Cermin cembung menghasilkan bayangan yang lebih dari benda aslinya. Di samping itu, cermin cembung hanya dapat membentuk bayangan tidak nyata atau maya dari sebuah benda. Cermin cembung banyak digunakan pada kaca spion kendaraan bermotor. d. Cahaya Dapat Dibiaskan Jika cahaya mengenai kaca pada sudut tertentu maka salah satu sisi cahaya akan mengenai kaca itu dahulu daripada sisi lainnya. Ini mengakibatkan cahaya yang menembus kaca bening akan dibelokkan. Pembelokan cahaya ini disebut pembiasaan. Pembiasaan terjadi jika cahaya merambat melalui zat yang tidak sama kerapatannya, misalnya dari udara ke air atau sebaliknya. Jdi, cahay bergerak di udara lebih
cepat dibandingkan saat melewati air. Hal ini yang menyebabkan pensil terlihat membengkok saat dimasukkan ke dalam air. e. Cahaya Menembus Benda Bening Cahaya dapat menembus beberapa jebnis benda. Ada benda yang tembus cahaya, tetapi tidak tembus pandang. Benda ini disebut benda translusend. Contohnya kain, karung goni, karung plastik, dan kertas tipis. Benda yang tembus cahaya dan tembus pandang disebut transparan. Cahaya juga dapat menembus benda bening, contohnya lensa dan plastik bening. Kaca yang bening dan tembus cahaya dapat dibuat menjadi genting. Genting kaca bisanya dipasang di rumah-rumah sebagai celah sumber cahaya. Cahaya dapat masuk sehingga ruangan menjadi terang. f. Memiliki Warna Cahaya Matahari menyinarkan cahayanya berwarna putih. Sinar matahari terlihat berwarna putih karena terdiri dari banyak cahaya dengan berbagai macam warna.bagaimana kita dapat membuktikan sinar matahari itu dari berbagai macam sinar yang berwarna? Prisma merupakan kaca bening yang berbentuk segitiga, sinar matahari yang diarahkan melewati prisma dapat terurai menjadi sinar yang berwarna. Hal ini dapat terjadi ada pembiasan. G. Pendekatan dan metode pembelajaran Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, eksperimen, latihan
H. Langkah-langkah pembelajaran a. Kegiatan awal (10 menit) •
Guru mengucapkan salam
•
Berdo’a bersama-sama
•
Guru mengabsen siswa
•
Guru menayakan keadaan siswa
•
Guru megadakan Pre test
•
Guru melakukan apersepsi terhadap siswa dengan menanyakan halhal yang terkait dengan cahaya. Contohnya siapa yang tahu tentang cahaya, jika di bumi ini tidak ada cahaya apa yang akan terjadi?.
•
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
• b.
Guru menyampaikan cakupan materi tentang sifat-sifat cahaya
Kegiatan inti (45 menit) EKSPLORASI •
Kemudian guru membagi siswa menjadi 2 kelompok untuk melakukan pembuktian tentang cahaya
•
Guru menerangkan apa yang harus dikerjakan oleh siswa
ELABORASI •
Guru menunjuk siswa pada setiap kelompok untuk melakukan pembuktian tentang cahaya secara bergantian
•
Setelah
selesai
guru
menyuruh
setiap
kelompok
mendiskusikan tentang pembuktian cahaya tersebut
untuk
•
Siswa di suruh untuk mempresentasikan hasil diskusi
•
Setelah selesai presentasi, guru memberikan soal Tanya jawab seputar tentang cahaya
•
Guru mengajukan pertanyaan kepada 2 kelompok secara berebutan
•
Setelah selesai guru memberikan penilaian terhadap tiap-tiap kelompok
•
Kelompok yang menang maka akan diberi hadiah oleh gurunya
KONFIRMASI •
Guru memberikan pujian terhadap siswa yang menang
•
Guru mengulas tentang pertanyaan yang tidak bisa di jawab
c. Kegiatan akhir (15 menit) •
Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang diajarkan
•
Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
•
Guru mengadakan post tes
•
Do’a
I. Sumber/bahan/alat a. Kusnin. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Piranti darma Kalokatama b. Buku LKS untuk SD/MI kelas V semester genap c. Tulis benda yang digunakan: kaca, plastik, air bening, kertas karton, batu, kayu, kain tebal, senter, triplek, lilin, korek api, gelas
J. Evaluasi/penilaian B. Soal berbentuk essay Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar! 1. Apakah yang dimaksud dengan cahaya? 2. Sebutkan sifat-sifat cahaya? 3. Sebutkan sifat-sifat cermin cembung? 4. Sebutkan sifat-sifat cermin cekung? 5. Apakah yang dimaksud dengan pembiasaan? 6. Sebutkan contoh benda yang tembus cahaya? 7. Sebutkan spectrum warna pelangi? 8. Sebutkan contoh benda yang tidak tembus cahaya? 9. Mengapa pensil ditaruh di dalam gelas kelihatan patah? 10. Apakah yang dimaksud dengan difusi? Kunci jawaban: 1. Bentuk gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap dengan mata manusia 2. Cahaya merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan melalui cermin, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat menembus benda bening dan cahaya memiliki warna 3. Maya, tegak, dan diperkecil 4. Maya, tegak, dan diperbesar 5. Pembelokan cahaya 6. Genting kaca, plastic bening 7. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu 8. Kayu, triplek 9. Karena terjadi pembiasan 10. Pemantulan ke segala arah Penilaian: Jumlah Betul X 10 (10 X 10= 100
Kecandran, 30 Mei 2013 Guru
Peneliti
Bambang sudrajad NIP: 19551016979011001
Novi Listiyana 11509003 Mengetahui, Kepala sekolah
Agus Rahmad Yuwanta Spd NIP: 196108161985031004
SOAL PRE TEST I
Nama : No
:
Isilah kolom di bawah ini dengan benar! 1. Cahaya dapat merambat … 2. Pemantulan tidak teratur disebut … 3. Bayangan semu adalah … 4. Cermin yang permukaan bidang datar dan tidak melengkung disebut … 5. Kertas, karton, triplek, kayu disebut benda …
SOAL PRE TEST II
Nama : No
:
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar! 1. Cahaya yang dapat menembus air yang jernih karena air yang jernih termasuk benda ... 2. Cahaya matahari bagi tumbuhan dapat membantu proses ... 3. Jika sinar matahari menembus air hujan akan diuraikan menjadi ... warna 4. Benda yang tidak dapat mengeluarkan cahaya disebut benda ... 5. Sumber cahaya yang paling utama bagi bumi adalah ...
SOAL PRE TEST III
Nama : No
:
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar! 1. Terurainya matahari disebabkan … 2. Benda yang berfungsi sebagai media terjadinya pelangi adalah … 3. Kaca bening dan gelas bening termasuk benda … 4. Cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung kea rah luar disebut … 5. Contoh benda sumber cahaya adalah …
POST TEST I
Nama
:
No: Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar! 1. Salah satu sifat cahaya merambat... 2. Ketika pensil dimasukkan ke dalam gelas, maka akan terjadi ... 3. Lilin, listrik, dan api termasuk sumber... 4. Benda yang dapat ditembus cahaya disebut benda ... 5. Peristiwa pelangi terjadi karena... 6. Batu, kaleng, triplek, termasuk jenis benda yang ... menembus cahaya 7. Kolam yang airnya jernih akan tampak dangkal, hal ini karena termasuk peristiwa ... 8. Pemantulan ke segala arah disebut pemantulan ... 9. Bangku belajar, papan tulis, dan lantai keramik termasuk benda ... 10. Alat yang dapat memantulkan cahaya dengan teratur disebut ...
POST TEST II Nama
:
No
:
A. Soal berbentuk pilihan ganda 1. Di bawah ini yang termasuk benda tembus cahaya yaitu … a. Kertas b. Tripleks c.
Kayu
d. Air jernih 2. Peristiwa yang menunjukkan adanya disperse cahaya yaitu … a. Elang dapat melihat ikan di dalam air b. Bayangan pada cermin c. Pensil dalam air terlihat patah d. Pelangi 3. Pembiasan cahaya dapat terjadi pada … a. Air keruh b. Ubin kasar c. Air Jernih d. kaca film 4. Berikut termasuk benda gelap, kecuali … a. Genting kaca b. Bangku belajar c. Papan tulis d. Lantai keramik 5. Kita dapat melihat benda di balik kaca jendela, karena … a. Kaca jendela tipis b. Kaca jendela mengkilap c. Cahaya dapat melewati kaca d. Benda memancarkan cahaya
B. Soal berbentuk essay Isilah titik dibawah ini dengan benar!
6. Sebutkan spectrum pada pelangi? 7. Sebutkan sifat-sifat cahaya? 8. Apa yang dimaksud bayangan semu? 9. Apa yang dimaksud bayangan nyata? 10. Sebutkan benda tembus cahaya dan benda tidak tembus cahaya?
POST TEST III
Nama : No
:
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar! 1. Apakah yang dimaksud dengan cahaya? 2. Sebutkan sifat-sifat cahaya? 3. Sebutkan sifat-sifat cermin cembung? 4. Sebutkan sifat-sifat cermin cekung? 5. Apakah yang dimaksud dengan pembiasaan? 6. Sebutkan contoh benda yang tembus cahaya? 7. Sebutkan spectrum warna pelangi? 8. Sebutkan contoh benda yang tidak tembus cahaya? 9. Mengapa pensil ditaruh di dalam gelas kelihatan patah? 10. Apakah yang dimaksud dengan difusi?
DOKUMENTASI NILAI HASIL BELAJAR PRA SIKLUS No
Nama siswa
Nilai
1.
Agus Mahardika
30
2.
Arina Manasikana
30
3.
Dumi Siftiyani
50
4.
Eko Purnomo
40
5.
Erlinda Aprinita
50
6.
Fahmi Arlin Mustofa
70
7.
Happy Arinta
60
8.
Husna Nurul Azizah
80
9.
Irfan Saputro
30
10.
Isna Lailatul Qodriyah
80
11.
Khoirul Ihwan
50
12.
Nurul Tri Asfiani
60
13.
Oky Hermawan
40
14.
Refa Diky Novaldi
40
15.
Rifqi Sadhana Q
50
16.
Rizki Hermawan
50
17.
Sulistyorini
40
18.
Tasya Septiyana
60
19.
Uswatun Khasanah
60
20.
Vivi Ayu Saputri
30
21.
Zahritul Muna
30
DOKUMENTASI NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS I No
Nama siswa
Nilai
1.
Agus Mahardika
30
2.
Arina Manasikana
40
3.
Dumi Siftiyani
50
4.
Eko Purnomo
50
5.
Erlinda Aprinita
60
6.
Fahmi Arlin Mustofa
70
7.
Happy Arinta
60
8.
Husna Nurul Azizah
80
9.
Irfan Saputro
40
10.
Isna Lailatul Qodriyah
80
11.
Khoirul Ihwan
30
12.
Nurul Tri Asfiani
70
13.
Oky Hermawan
50
14.
Refa Diky Novaldi
40
15.
Rifqi Sadhana Q
40
16.
Rizki Hermawan
50
17.
Sulistyorini
70
18.
Tasya Septiyana
70
19.
Uswatun Khasanah
70
20.
Vivi Ayu Saputri
70
21.
Zahritul Muna
80
DOKUMENTASI NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS II No
Nama siswa
Nilai
1.
Agus Mahardika
50
2.
Arina Manasikana
50
3.
Dumi Siftiyani
60
4.
Eko Purnomo
50
5.
Erlinda Aprinita
70
6.
Fahmi Arlin Mustofa
70
7.
Happy Arinta
70
8.
Husna Nurul Azizah
100
9.
Irfan Saputro
60
10.
Isna Lailatul Qodriyah
70
11.
Khoirul Ihwan
80
12.
Nurul Tri Asfiani
80
13.
Oky Hermawan
70
14.
Refa Diky Novaldi
70
15.
Rifqi Sadhana Q
70
16.
Rizki Hermawan
80
17.
Sulistyorini
80
18.
Tasya Septiyana
90
19.
Uswatun Khasanah
100
20.
Vivi Ayu Saputri
90
21.
Zahritul Muna
100
DOKUMENTASI NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS III No
Nama siswa
Nilai
1.
Agus Mahardika
70
2.
Arina Manasikana
60
3.
Dumi Siftiyani
80
4.
Eko Purnomo
60
5.
Erlinda Aprinita
80
6.
Fahmi Arlin Mustofa
70
7.
Happy Arinta
90
8.
Husna Nurul Azizah
70
9.
Irfan Saputro
90
10.
Isna Lailatul Qodriyah
100
11.
Khoirul Ihwan
90
12.
Nurul Tri Asfiani
80
13.
Oky Hermawan
70
14.
Refa Diky Novaldi
100
15.
Rifqi Sadhana Q
60
16.
Rizki Hermawan
70
17.
Sulistyorini
100
18.
Tasya Septiyana
90
19.
Uswatun Khasanah
90
20.
Vivi Ayu Saputri
80
21.
Zahritul Muna
90
Lembar pengamatan terhadap guru pada siklus 1
No
Keterampilan / kemampuan guru
Skala penilaian K
B
1
Persiapan guru dalam mengajar
2
Keterampilan guru dalam membuka pelajaran
3
Kemampuan guru menguasai pelajaran
4
Ketepatan guru menggunakan metode pembelajaran
5
Melaksanakan evaluasi pembelajaran
6
Menutup pelajaran
Keterangan:
C
K: Kurang C: Cukup B: Baik Salatiga, 27 Mei 2013 Pengamat
Bambang Sudrajad, A Md NIP : 195510161979011001
Lembar pengamatan terhadap guru pada siklus II
No
Keterampilan / kemampuan guru
Skala penilaian K
C
B
1
Persiapan guru dalam mengajar
2
Keterampilan guru dalam membuka pelajaran
3
Kemampuan guru menguasai pelajaran
4
Ketepatan guru menggunakan metode pembelajaran
5
Melaksanakan evaluasi pembelajaran
6
Menutup pelajaran
Keterangan: K: Kurang C: Cukup B: Baik Salatiga, 29 Mei 2013 Pengamat
Bambang Sudrajad, A Md NIP : 195510161979011001
Lembar pengamatan terhadap guru pada siklus III
No
Keterampilan / kemampuan guru
Skala penilaian K
C
B
1
Persiapan guru dalam mengajar
2
Keterampilan guru dalam membuka pelajaran
3
Kemampuan guru menguasai pelajaran
4
Ketepatan guru menggunakan metode pembelajaran
5
Melaksanakan evaluasi pembelajaran
6
Menutup pelajaran
Keterangan: K: Kurang C: Cukup B: Baik Salatiga, 30 Mei 2013 Pengamat
Bambang Sudrajad, A Md NIP : 195510161979011001
Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Aspek yang diamati No
Nama
Motivasi siswa K
C
B
Keaktifan siwa K
∨
C
B
Perhatian siswa K
∨
∨
∨
∨
C
B
1.
Agus Mahardika
2.
Arina Manasikana
3.
Dumi Siftiyani
4.
Eko Purnomo
5.
Erlinda Aprinita
6.
Fahmi Arlin Mustofa
∨
∨
∨
7.
Happy Arinta
∨
∨
∨
8.
Husna Nurul Azizah
∨
∨
∨
9.
Irfan Saputro
10.
Isna Lailatul Qodriyah
11.
Khoirul Ihwan
12.
Nurul Tri Asfiani
13.
Oky Hermawan
14.
Refa Diky Novaldi
15.
Rifqi Sadhana Q
∨
∨
∨
16.
Rizki Hermawan
∨
∨
∨
17.
Sulistyorini
∨
18.
Tasya Septiyana
∨
19.
Uswatun Khasanah
20.
Vivi Ayu Saputri
21.
Zahritul Muna
Keterangan:
K: Kurang C: Cukup B: Baik
∨ ∨
∨
∨
∨ ∨
∨ ∨
∨
∨ ∨ ∨
∨
∨
∨
∨
∨
∨
∨
∨
∨
∨
∨ ∨
∨ ∨
∨
∨
∨
∨
∨ ∨
∨ ∨
∨
∨
∨ ∨
∨
∨ ∨
Lembar Pengamatan Siswa Siklus II Aspek yang diamati No
Nama
Motivasi siswa
Keaktifan siwa
Perhatian siswa
K
K
B
K
∨
∨ ∨
C
B
C
∨
C
B
1.
Agus Mahardika
2.
Arina Manasikana
∨
∨
3.
Dumi Siftiyani
∨
∨
4.
Eko Purnomo
5.
Erlinda Aprinita
∨
∨
∨
6.
Fahmi Arlin Mustofa
∨
∨
∨
7.
Happy Arinta
8.
Husna Nurul Azizah
9.
Irfan Saputro
10.
Isna Lailatul Qodriyah
∨
∨
11.
Khoirul Ihwan
∨
∨
12.
Nurul Tri Asfiani
∨
13.
Oky Hermawan
14.
Refa Diky Novaldi
∨
∨
∨
15.
Rifqi Sadhana Q
∨
∨
∨
16.
Rizki Hermawan
17.
Sulistyorini
18.
Tasya Septiyana
19.
Uswatun Khasanah
∨
∨
∨
20.
Vivi Ayu Saputri
∨
∨
∨
21.
Zahritul Muna
∨
∨
∨
Keterangan:
K: Kurang C: Cukup B: Baik
∨
∨
∨
∨
∨
∨ ∨
∨
∨ ∨
∨
∨
∨ ∨ ∨ ∨
∨
∨
∨
∨
∨
∨
∨ ∨
∨
∨ ∨
∨ ∨
Lembar Pengamatan Siswa Siklus III Aspek yang diamati No
Nama
Motivasi siswa
Keaktifan siwa
Perhatian siswa
K
K
K
C
B
C
∨
B
C
B
∨
∨
∨
∨
1.
Agus Mahardika
2.
Arina Manasikana
3.
Dumi Siftiyani
∨
∨
4.
Eko Purnomo
∨
∨
∨
5.
Erlinda Aprinita
∨
∨
∨
6.
Fahmi Arlin Mustofa
∨
∨
∨
7.
Happy Arinta
∨
∨
∨
8.
Husna Nurul Azizah
∨
∨
∨
9.
Irfan Saputro
10.
Isna Lailatul Qodriyah
∨
11.
Khoirul Ihwan
∨
12.
Nurul Tri Asfiani
∨
13.
Oky Hermawan
∨
14.
Refa Diky Novaldi
∨
∨
∨
15.
Rifqi Sadhana Q
∨
∨
∨
16.
Rizki Hermawan
∨
∨
∨
17.
Sulistyorini
∨
∨
18.
Tasya Septiyana
∨
∨
∨
19.
Uswatun Khasanah
∨
∨
∨
20.
Vivi Ayu Saputri
∨
∨
∨
21.
Zahritul Muna
∨
∨
∨
Keterangan:
K: Kurang C: Cukup B: Baik
∨
∨
∨
∨
∨
∨
∨
∨
∨ ∨
∨
∨ ∨
∨
DOKUMENTASI FOTO
Suasana siswa mengerjakan Pre Test
Suasana kelas yang tenang disaat pembelajaran berlangsung
Siswa sedang melakukan pembuktian bahwa cahaya dapat merambat lurus
Siswa dan guru melakukan pembuktian bahwa cahaya dapat menembus benda bening
Siswa memutar cakram warna untuk membuktikan bahwa matahari mempunya iberbagai warna
Siswa dan guru membuktikan bahwa cahaya dapat dibiaskan
Suasana siswa-siswi saat mengerjakan Post Test
Siswa membuktikan bahwa cahaya dapat dipantulkan melalui cermin
DAFTAR NILAI SKK Nama : NOVI LISTIYANA NIM :11509003 Jurusan/Progdi : Tarbiyah/ PGMI Dosen PA : Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag No NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN 1
OPSPEK Stain Salatiga 2009
2
Pelatihan Emotional Spiritual Intelligence Quotient (ESIQ) Mahasiswa baru STAIN
KETERANGAN
SKOR
18-20 Agustus 2009
Peserta
3
21 Agustus 2009
Peserta
3
25-29 Agustus 2009
Peserta
3
2 Juni 2010
Peserta
6
08-11 Oktober 2010
Peserta
3
30 Januari 2011
Peserta
2
19 Maret 2011
Peserta
3
Salatiga 3
UPT Perpustakaan STAIN Salatiga
4
Seminar Nasional Pendidikan “Aktualisasi nilai-Nilai Pendidikan Dalam Upaya Membentuk Karakter Dan Budaya Bangsa”
5
Pendidikan dan Latihan Calon Penegak Pandega Ke-20 (PLCPP XX) “Pembentukan Karakter Kader Yang Berkualitas, Berdedikasi Dan Berintegritas Tinggi Demi meningkatkan Kepramukaan”
6
Bedah Novel “Bumi Cinta” Bersama Ust. Habiburrahman El Shirazy, Lc (FS SKI)
7
Has Attended At Seminar “Heal The World With
Voluntary Service” Held By (CEC) 8
Seminar Regional Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga “Berani
21 Mei 2011
Peserta
4
20 Juni 2011
Peserta
6
11 Oktober 2011
Peserta
3
24 November 2011
Peserta
3
11 Desember 2011
Peserta
6
Peserta
3
Kaya berani Taqwa” 9
Seminar Nasional Pendidikan “Realisasi Pendidikan Karakter Bangsa Dalam kurikulum Pendidikan Nasional”
10
Pelatihan Karya Tulis Ilmiah (PKTI) “Karya Tulis Ilmiah Sebagai Salah satu Langkah membangun Budaya Ilmiah mahasiswa
11
Dalam Rangkaian acara Daurah Mar’ Atus Shalihah (DMS) “LET” S BE AN INSPIRING WOMEN”
12
Workshop Nasional 2 Hari “Bisa Ngomong Inggris, Kuasai 500 Kosakata, Kuasai Grammar” Yang Diselenggarakan Oleh He Institute Dan K-Rima Institute
13
Praktikum Pelatihan TOEFL
21 Januari - 4 Februari 2012
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini penulis cantumkan riwayat hidup sebagai berikut: Nama
: NOVI LISTIYANA
NIM
: 11509003
TTL
: Semarang, 13 November 1989
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: BoroLor RT 022/ RW 04, Kec. Suruh, Kab.
Semarang Riwayat Pendidikan : 1. SDN Kedungringin II, lulus tahun 2001 2. SMPN Wonosegoro, lulus tahun 2004 3. SMAN 1 suruh, lulus tahun 2007 4. Masih menyelesaikan pendidikan S1 Tarbiyah PGMI STAIN Salatiga. Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Suruh, 29 juli 2013 Penulis
Novi Listiyana NIM. 11509003