PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG PEMBAGIAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Oleh: SITI RATNASARI NIM 11510041
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG PEMBAGIAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Oleh: SITI RATNASARI NIM 11510041
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014 iii
iv
v
vi
MOTTO
Artinya: “Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (Q.S. Al-An’am : 160) “Segala kebaikanmu akan memudahkanmu” Maka berbuat baiklah sampai kapanpun dan dimanapun kamu berpijak. Sampai kamu tiada. Meskipun terkadang balasannya tidak sesuai yang diharapkan maka tetap teguhkanlah kebaikanmu. Berusahalah membuat orang disekelilingmu untuk tertawa. Tetapi ingat! Untuk membuat mereka tertawa maka kamu juga harus tertawa. Karena hanya kayu yang terbakar yang bisa membuat kayu lainya menjadi terbakar pula.
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1. Kedua orang tua saya, Bapak Suradi dan Ibu Rukinah. 2. Kepada adik saya Hasan Mahmud, meskipun sudah tiada. 3. Kepada semua keluarga dari nenek saya, Mbah Tapiyem (Mbah Kasti). 4. Dosen Pembimbing Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd terimakasih telah membimbing skripsi ini sampai selesai. 5. Almamater Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 6. MI Ma’arif Mangunsari Salatiga terutama wali kelas IIIB dan semua siswa kelas IIIB yang telah membantu penelitian ini dalam rangka penyelesaian skripsi. 7. Teman-teman PGMI angkatan 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan terutama PGMI kelas B. 8. Teman- teman kontrakan (Fitri Nur’aini, Wahyu Istiqomah, Ummi Harlita, Hermiya Arita A, Dwi Vitrotul I, Dwi Astuti, Mbak Unik Widiastuti, Santhy Widiastuti) 9. Teman-teman AcreValie ( Xholivilla, Kaka Elvina, Anisa Paripih) 10. Teman-teman KKN ( Alfi, Aufa, Ifa, Wulan, Ikhsan, Sapar dan Hanif) dan Ibu Rum, Pak Yanto, David dan masyarakat Dowakan Jumoyo yang telah memberikan do’anya. 11. Teman-Teman kos Bu Bowo ( Ika Fitriana, Ayu, Hariroh, Lia, Mb. Septi, Mb. Ari, Mb. Fiska, Mb. Tiwi, Reni dll. 12. Gibran Mahesa Putra yang telah viiimemberi semangat.
viii
KATA PENGANTAR
Atas nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Karena dengan segala limpahan taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis diberi kemudahan dan kelapangan hati dalam menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW. Keluarga, sahabat dan pengikut setianya. Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN Salatiga, beserta staf-stafnya, yang telah menyediakan tempat serta fasilitas gedung kuliah yang nyaman dan kondusif.
2.
Ibu Peni Susapti M.Si selaku Ketua program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
3.
Bapak Suwardi M.Pd. selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
4.
Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah tulus, ikhlas dan menyempatkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan akademika yang telah membantu terselesainya skripsi ini. 6. Bapak (Suradi) dan Ibu tercinta (Rukinah), teman-teman kontrakan (Fitri, Isti, Hermiya, Lita, Dwi Vitrotul, Dwi Astuti) beserta teman-teman Acrevalie.
ix
x
ABSTRAK Ratnasari, Siti. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Menghitung Pembagian Melalui Metode Jarimatika pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas III MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. Kata kunci: Hasil Belajar, Jarimatika dan Matematika. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok atau mata pelajaran wajib yang ada di jenjang pendidikan dasar. Namun kenyataannya sampai sekarang masih ada siswa yang kurang berminat terhadap matematika, hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang belum mencapai titik optimal. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah untuk membantu anak dalam kegiatan sehari-hari terutama dalam berhitung. Berdasarkan hasil pengamatan pada siswa kelas IIIB MI Ma’arif Mangunsari Salatiga mengenai materi berhitung terutama materi pembagian masih sangat rendah. Banyak siswa yang kurang memahami konsep dan cara berhitung dengan benar. Maka dari itu rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah metode jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi pembagian untuk kelas III MI Ma’arif Mangunsari Salatiga?. Sedangkan tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar menghitung pembagian melalui metode jarimatika untuk kelas III MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti mencoba membantu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IIIB MI Ma’arif Mangunsari dalam materi menghitung pembagian dengan metode jarimatika. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Instrumen penelitian menggunakan tes, pedoman observasi dan pengamatan. Data diperoleh dari subyek penelitian siswa sebanyak 30 orang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran matematika tentang materi pembagian dengan menggunakan metode jarimatika diperoleh bahwa dengan metode jarimatika dapat meningkatkan hasil nelajar berhitung pembagian kelas III MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. Hasil tes siswa pada siklus I setelah menggunakan jarimatika ketuntasan yang tadinya sebesar 27% (8 siswa) menjadi 53% (16 siswa). Hasil tes siklus II setelah menggunakan jarimatika ketuntasan yang tadinya 37% (11 siswa) menjadi 70% (21 siswa). Sedangkan hasil tes siklus III setelah menggunakan jarimatika ketuntasan yang tadinya sebesar 43% (13 siswa) menjadi 87% (26 siswa). Hal ini berarti setiap siklus mengalami peningkatan hasil belajar. Siklus I mengalami peningkatan 28% (8 siswa), siklus II mengalami peningkatan 33% (10 siswa) dan siklus III mengalami peningkatan 43% (13 siswa).
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ..........................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO ...................................................................................
ii
JUDUL ...........................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iv PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
ix
ABSTRAK .....................................................................................................
xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
xviii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………...
1
B. Rumusan Masalah …………………………………………. 6
BAB II
C. Tujuan Penelitian …………………………………………..
6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan …………..
6
E. Kegunaan Penelitian ………………………………………
8
F. Definisi Operasional ……………………………………….
9
G. Metode Penelitian …………………………………………. 1. Rancangan Penelitian …………………………………. 2. Subjek Penelitian ……………………………………... 3. Langkah-langkah ……………………………………… 4. Instrumen Penelitian …………………………………... 5. Pengumpulan Data ……………………………............. 6. Analisis Data …………………………………………..
11 11 13 13 16 17 19
H. Sistematika Penulisan ...........................................................
20
KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ......................................................................... 22 1. Ciri-ciri Belajar ............................................................... 22 xii
2. 3. 4. 5. 6. 7.
BAB III
BAB IV
Bentuk-bentuk Belajar .................................................... Tipe Belajar .................................................................... Prinsip-prinsip Belajar .................................................... Faktor-faktor Belajar ...................................................... Klasifikasi Hasil Belajar ................................................. Penilaian Hasil Belajar ...................................................
26 31 32 33 35 36
B. Metode Jarimatika ................................................................ 1. Pengertian ....................................................................... 2. Sejarah Jarimatika ........................................................... 3. Kelebihan dan Kekurangan ............................................ 4. Langkah-langkah Jarimatika ........................................... 5. Penerapan Metode Jarimatika dalam Menghitung Pembagian ......................................................................
37 37 38 40 41
C. Matematika Kelas III MI .................................................... 1. Ciri-ciri Matematika ......................................................... 2. Fungsi Matematika ........................................................... 3. Tujuan Pembelajaran Matematika ................................... 4. Ruang Lingkup ................................................................. 5. Prinsip Belajar Matematika permulaan ............................ 6. Pengertian Menghitung .................................................... 7. Materi Pembagian ............................................................
46 48 49 49 50 50 51 52
43
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ....................................... B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ........................................... 1. Perencanaan ..................................................................... 2. Pelaksanaan ...................................................................... 3. Pengamatan ...................................................................... 4. Refleksi ............................................................................
54 54 54 55 58 59
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .......................................... 1. Perencanaan ..................................................................... 2. Pelaksanaan ...................................................................... 3. Pengamatan ...................................................................... 4. Refleksi
59 59 60 63 63
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III .......................................... 1. Perencanaan ..................................................................... 2. Pelaksanaan ...................................................................... 3. Pengamatan ...................................................................... 4. Refleksi ............................................................................
63 63 65 67 67
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus ............................................................ 68 1. Pra Siklus ........................................................................ 68 2. Siklus I ............................................................................ 69
xiii
3. Siklus II ........................................................................... 74 4. Siklus III ......................................................................... 80 B. Pembahasan .......................................................................... 84 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................
87
B. Saran .....................................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiv
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 1.1
Indikator Keberhasilan
Tabel 1.2
Tingkat Keberhasilan Siswa Sesuai Kriteria
20
Tabel 2.1
Formasi Jari Pembagian Dua Angka
42
Tabel 4.1
Hasil Tes Formatif Pra Siklus
68
Tabel 4.2
Hasil
Pengamatan
7
Guru
pada
Pembelajaran
70
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Siklus I Tabel 4.3
Hasil
Pengamatan
Siswa
pada
Pembelajaran
71
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara Individu Siklus I Tabel 4.4
Hasil
Pengamatan
Siswa
pada
Pembelajaran
72
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara Klasikal Siklus I Tabel 4.5
Daftar Nilai Matematika Siswa Siklus I
Tabel 4.6
Hasil
Pengamatan
Guru
pada
73 Pembelajaran
75
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Siklus II Tabel 4.7
Hasil
Pengamatan
Siswa
pada
Pembelajaran
76
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara Individu Siklus II Tabel 4.8
Hasil
Pengamatan
Siswa
pada
Pembelajaran
77
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara Klasikal Siklus II Tabel 4.9
Daftar Nilai Matematika Siswa Siklus II
Tabel 4.10
Hasil
Pengamatan
Guru
pada
78 Pembelajaran
80
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika siklus III Tabel 4. 11
Hasil
Pengamatan
Siswa
xv
pada
Pembelajaran
81
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara Individu Siklus III Tabel 4.12
Hasil
Pengamatan
Siswa
pada
Pembelajaran
82
Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara Klasikal Siklus III Tabel 4.13
Daftar Nilai Matematika Siswa Siklus III
83
Tabel 4.14
Data Peningkatan Jumlah Siswa yang mencapai
86
KKM Per Siklus
xvi
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 1.1
Siklus PTK menurut Kamis dan McTaggart
15
Gambar 2.1
Formasi Tangan Kanan 1 – 9
43
Gambar 2.2
Formasi Tangan Kiri 10 – 90
43
Gambar 3.1
Aplikasi penggunaan barang-barang sekitar untuk memahami konsep pembagian.
57
Gambar 3.2
Jari Tangan Kanan Melambangkan Satuan
61
Gambar 3.3
Jari Tangan Kiri Melambangkan Puluhan
62
Gambar 3.4
Jari Tangan Kanan untuk Melambangkan Satuan
66
Gambar 3.5
Jari Tangan Kiri Melambangkan Puluhan
66
Gambar 4.1
Diagram Ketuntasan Nilai Matematika Siswa Kelas IIIB
69
Gambar 4.2
Diagram Ketuntasan Nilai Matematika Per Siklus
86
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
2.
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
3.
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III
4.
Lembar daftar nilai pra siklus
5.
Lembar pre test dan post test siklus I
6.
Lembar pre test dan post test siklus II
7.
Lembar pre test dan post test siklus III
8.
Lembar Pengamatan Guru Siklus I
9.
Lembar Pengamatan Guru Siklus II
10.
Lembar Pengamatan Guru Siklus III
11.
Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
12.
Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
13.
Lembar Pengamatan Siswa Siklus III
14.
Lembar Soal Siklus I
15.
Lembar Soal Siklus II
16.
Lembar Soal Siklus III
17.
Lembar Hasil Wawancara Guru/ Wali Kelas
18.
Lembar Catatan Lapangan Siswa Siklus I
19.
Lembar Catatan Lapangan Siswa Siklus II
20.
Lembar Catatan Lapangan Siswa Siklus III
21.
Dokumentasi
22.
Lembar Konsultasi Skripsi
23.
Surat Permohonan Ijin Penelitian
24.
Surat Keterangan Penelitian
25.
Nilai SKK Mahasiswa
26.
Riwayat Hidup Penulis
xviii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG PEMBAGIAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Oleh: SITI RATNASARI NIM 11510041
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014 0
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ilmu memiliki peran yang mulia dan tinggi di dalam kehidupan manusia, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat AlMujaadilah ayat 11.
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujaadilah ayat 11) Ayat di atas memerintahkan manusia untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu, Allah akan meninggikan derajatnya. Ilmu dalam hal ini tentunya bukan hanya ilmu agama saja melainkan ilmu pengetahuan lainnya yang sesuai dengan perkembangan zaman. Matematika adalah salah itu ilmu yang dipelajari sesuai dengan perkembangan zaman.
1
Matematika berasal dari kata Yunani “Mathein” atau “mathenein”, yang artinya mempelajari. Menurut Johnson dan Myklebust matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan
kuantitatif
dan
keruangan
sedangkan
fungsi
teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran (Sam’s, 2010:11) Berbicara matematika tidak akan lepas dari ilmu berhitung atau disebut aritmatika. Berhitung terdapat di semua cabang matematika seperti geometri, statistika, aljabar dan lain sebagainya. Berhitung juga terdapat di mata pelajaran lain seperti fisika, kimia, biologi bahkan juga ada di ilmu pengetahuan social yaitu mata pelajaran ekonomi. Berhitung digunakan dalam
kehidupan
sehari-hari
misalnya
ketika
menghitung
uang,
menghitung banyaknya penduduk, menghitung hewan ternak, menghitung waktu. Kegiatan berhitung juga terdapat dalam
ayat Al-Qur’an yaitu
mengenai menghitung waktu.
Artinya: dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan (waktu). dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas. (QS. Al-Israa’ ayat 12).
2
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan dunia
ini berdasarkan tata tertib, hikmah, ukuran, dan aturan yang sangat terperinci. Siang dan malam, masing-masing muncul tepat pada waktunya dan berdasarkan jadwal yang teratur. Berhitung dapat dikatakan sangatlah penting untuk manusia baik digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mengingat arti pentingnya berhitung, maka berhitung diajarkan secara formal sejak siswa berada di pendidikan tingkat dasar. Menurut Saleh (2009: 49) Operasi hitung adalah jantung dari matematika. Operasi hitung inilah yang membuat perhitungan antar bilangan bisa terjadi. Untuk tingkat dasar, ada lima operasi hitung yang harus diketahui, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan. Kegiatan berhitung ini biasanya ada dalam pelajaran metematika. Sudah sering kita mendengar bahwa matematika kerapkali menjadi monster yang menakutkan bagi anak. Anak tidak suka belajar matematika. Bahkan mendengar kata matematika saja, dibenaknya sudah tergambar sesuatu yang menyeramkan dan menakutkan. Ada beberapa alasan yang sering disampaikan berkaitan dengan ketakutan anak terhadap matematika, yaitu: (1) teoritis dan abstrak, (2) banyak rumus, (3) isinya Cuma hitunghitungan, (4) pengaruh persepsi umum, (5) guru yang killer, (6) tuntutan orang tua, (7) persaingan dengan teman, (8) matematika hanya untuk anak
3
pandai, Sriyanto (2007: 18). Anak yang cara pandangnya negatif terhadap matematika biasanya juga akan bersikap negatif terhadap matematika. Permasalahan pun muncul seperti yang sudah peneliti alami ketika melakukan wawancara dan pengamatan di kelas III MI Ma’arif Mangunsari Salatiga, banyak siswa yang mengalami kesulitan ketika menghitung pembagian disebabkan mereka belum mengetahui konsep dasar berhitung pembagian dan guru tidak pernah menggunakan metode berhitung selain bersusun panjang. Hal ini membuat cara pandang anak menjadi tidak tertarik dengan matematika dan ini akan berimbas kepada hasil belajar siswa. Oleh karena itu, agar anak bisa belajar matematika dengan baik, maka seorang pendidik harus mengubah cara pandang anak, kemudian membuat anak menjadi tertarik terhadap matematika. Melihat kondisi yang telah dikemukakan, peneliti berfikir untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menghitung pembagian. Upaya yang dilakukan peneliti adalah menggunakan metode dan alat peraga. Banyak alat peraga yang tersedia, mulai dari yang rumit sampai yang sederhana, mulai dari yang mahal sampai
yang murah. Semua
tergantung dari kreativitas guru sebagai seorang pendidik dalam memilih dan menggunakan alat peraga yang diperlukan ketika akan melakukan kegiatan pembelajaran. Hal terpenting dari sebuah alat peraga yaitu mudah dan bisa membantu guru untuk menanamkan konsep yang bermakna kepada siswa. Kita tidak perlu memandang sebuah alat peraga dari harga yang mahal atau murah tetapi lebih memandang kepada manfaat dari alat
4
peraga itu sendiri. Alat peraga yang mahal belum tentu baik untuk kegiatan pembelajaran tetapi alat peraga yang murah bukan berarti tidak baik untuk pembelajaran pula. Terkadang alat peraga yang murah justru memiliki efek yang luar biasa terhadap proses kegiatan pembelajaran. Salah satu alat peraga yang paling sederhana yang bisa digunakan dalam pelajaran matematika yaitu jari tangan. Melalui jari tangan kita bisa melakukan operasi hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan lain-lain. Asalkan kita mengetahui dasar dan metode berhitung dengan jari tangan tersebut, operasi hitung akan mudah untuk kita kuasai. Selain itu, kita harus memahami sifat-sifat dari operasi bilangan dan mempunyai keterampilan dasar menghitung. Guru sebagai seorang pendidik dalam mengenalkan dan meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa, maka dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satu metode yang dapat digunakan yaitu jarimatika. Kali ini penulis tidak akan membahas semua metode berhitung dengan jari. Penulis hanya akan membahas salah satu metode menghitung pembagian dengan jari tangan kita. Materi menghitung pembagian diberikan kepada siswa ketika berada dibangku kelas II, III dan kelas IV. Tetapi penulis ingin menerapkan metode jarimatika ini pada siswa kelas III, dimana taraf berfikirnya masih bersifat konkrit. Berpikir konkrit pada prinsipnya hanya pada jenjang pendidikan dasar permulaan dan setelah itu akan beralih ke taraf berpikir abstrak hal ini disebabkan karena lingkungan hidup yang
5
semakin luas (Simanjuntak dkk, 1993: 55). Sebelum menggunakan metode jarimatika seorang guru harus memberi pemahaman kepada siswa mengenai pembagian itu sendiri. Pembagian dari angka 20 kebawah mungkin masih mudah untuk dihitung tetapi lebih dari 20, siswa akan mengalami kesulitan. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk meningkatkat hasil belajar siswa dalam menghitung pembagian. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah Apakah metode jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar
matematika
materi pembagian untuk kelas III MI Ma’arif
Mangunsari Salatiga? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar menghitung pembagian melalui metode jarimatika untuk kelas III MI Ma’arif Mangunsari Salatiga. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Hipotesis dilihat dari katanya memang berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010: 110).
6
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau kajian teori dan masih harus diuji kebenarannya (Riduwan, 2010: 9). Maka dari itu hipotesis penelitian yang akan dilaksanakan adalah: “Penggunaan metode jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar menghitung pembagian untuk mata pelajaran matematika kelas IIIB MI Ma’arif Mangunsari Salatiga.” Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat peneliti tunjukkan sebagai berikut: Tabel 1.1 Indikator Keberhasilan Indikator Keberhasilan Peningkatan
hasil
Sub Indikator Keberhasilan
belajar -
Siswa mampu menyelesaikan soal-
dalam pelajaran matematika
soal
materi menghitung pembagian
pembagian dengan menggunakan
menggunakan
metode jarimatika.
jarimatika.
metode -
matematika
Setelah
pada
menggunakan
materi
metode
jarimatika, siswa kelas IIIB di MI Mangunsari Salatiga yang berjumlah 30
siswa
mampu
mengalami
ketuntasan
belajar
dalam
pelajaran
matematika
mata materi
pembagian sebesar 80% (24 siswa).
7
E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat secara: 1. Manfaat Teoritis Secara umum
hasil
penelitian ini
diharapkan mampu
memberikan terobosan baru pada pelajaran matematika terutama untuk menyampaikan materi pembagian dengan menggunakan metode jarimatika. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru 1) Memberikan pertimbangan dan motivasi bagi guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dalam proses pembelajaran. 2) Memberikan informasi bagi para pengajar dalam menggunakan jarimatika untuk pelajaran matematika materi pembagian. 3) Meringankan beban guru dalam mengajarkan kepada siswa mengenai pembagian. b. Bagi siswa 1) Untuk
dijadikan
salah
satu
meningkatkan
kemampuan
menghitung pembagian. 2) Untuk dijadikan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga bisa mencapai hasil yang optimal. 3) Untuk dijadikan pandangan bahwa matematika itu mudah dan menyenangkan.
8
c. Bagi peneliti 1) Memberikan pemahaman dan pengetahuan dalam penggunaan metode jarimatika untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai pembagian. 2) Memberikan
pemahaman
mengenai
metode
yang
menyenangkan untuk ditularkan kepada siswa mengenai cara menghitung pembagian. d. Bagi sekolah Memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mencapai tujuan sekolah. F. DEFINISI OPERASIONAL 1. Pengertian Peningkatan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb). Peningkatan dalam pembelajaran yang dimaksud disini adalah kenaikan dalam kegiatan pembelajaran yang sebelumnya masih rendah bisa berubah menjadi lebih tinggi setelah melalui proses dan usaha tertentu. 2. Pengertian Hasil Belajar Menurut Oemar Hamalik, secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkunganya (Sams, 2010: 31). Belajar merupakan proses
9
untuk mendapatkan hal yang baru dengan melalui berbagai pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudahh mengikuti proses belajar (Sam’s, 2010: 33). Hasil belajar merupakan akibat yang diperoleh berdasarkan sesuatu yang telah dipelajarinya dan memiliki manfaat terhadap diri si pebelajar. 3. Pengertian Menghitung Pembagian a. Pengertian Menghitung Kata “menghitung” berasal dari kata dasar “hitung” yang artinya
membilang
(menjumlahkan,
mengurangi,
membagi,
memperbanyak, dsb). Sedangkan menghitung yaitu mencari berapa jumlahnya (sisanya, pendapatanya, dsb dengan bilangan-bilangan, seperti menjumlahkan, mengurangi). b. Pembagian Pembagian adalah pengurangan berulang. Menghitung pembagian yang dimaksud disini adalah melakukan kegiatan membagi bilangan dengan cara pengurangan secra berulang. 4. Pengertian Metode Jarimatika Metode berasal dari bahasa Yunani “methodos”: yang artinya cara atau jalan yang ditempuh. Sedangkan menurut Kamus Besar
10
Bahasa Indonesia metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 910). Maka dalam hal ini metode adalah suatu cara yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jarimatika (jari dan aritmatika) adalah metode berhitung dengan menggunakan jari tangan. Meski hanya menggunakan jari-jari tangan, tetapi dengan metode jarimatika mampu melakukan operasi bilangan KaBaTaKu (Kali, Bagi, Tambah, Kurang) sampai dengan ribuan atau mungkin lebih. Metode jarimatika adalah cara yang digunakan untuk mengajarkan kegiatan hitung menghitung dengan menggunakan jari tangan. G. METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan (action
11
research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Hakikat PTK menurut pendapat beberapa ahli dalam bukunya Kusumah dan Dwitagama (2010: 8) adalah sebagai berikut: a. Menurut Carr dan Kemmis Hakikat PTK menurut Carr dan Kemmis (1986) adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri (self reflective) yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi social untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran: 1) Praktik-praktik social atau pendidikan yang dilakukan sendiri. 2) Pengertian mengenai praktik-praktik tersebut. 3) Situasi-situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan. b. Menurut Mcniff McNiff (1992) memandang hakikat PTK adalah sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh
masyarakat/kelompok
sasaran
dengan
memanfaatkan
interaksi, partisipasi, dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok sasaran. c. Prinsip Dasar PTK Prinsip dasar PTK adalah: 1) Berkelanjutan. PTK merupakan upaya yang berkelanjutan secara sikluistis.
12
2) Integral. PTK merupakan bagian integral dari konteks yang diteliti. 3) Ilmiah. Diagnosis masalah berdasar pada kejadian nyata. 4) Motivasi dari dalam. Motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam. 5) Lingkup masalah tidak dibatasi pada masalah pembelajaran di dalam dan luar ruang kelas, Kusumah dan Dwigatama (2010: 11). 2. Subyek Penelitian a. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada di kelas IIIB MI Ma’arif Mangunsari Salatiga yaitu berjumlah 30 anak pada tahun 2014, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. b. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan tahun 2014 yaitu pada tanggal 19 November sampai selesai. 3. Langkah-langkah Penelitian Model penelitian yang digunakan adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya (Arikunto, 2010: 131) yang didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah. Yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
13
a. Perencanaan (Planning) Tahap ini peneliti mengadakan observasi awal dan melakukan
wawancara
dengan
guru
berkaitan
dengan
permasalahan yang dialami siswa dalam pelajaran matematika. Setelah mengetahui permasalahannya kemudian mencari solusinya yaitu dengan menggunakan metode jarimatika. Secara garis besar kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Menyiapkan materi sesuai kurikulum yang dijadikan sebagai bahan penelitian. 2) Membuat perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 3) Menyiapkan perangkat pembelajaran metode jarimatika. 4) Menyiapkan lembar observasi. 5) Menyiapkan lembar pengamatan terhadap siswa 6) Menyiapkan alat evaluasi metode jarimatika berupa pre-test dan post-test. 7) Menyiapkan lembar pedoman wawancara siswa dan guru. b. Pelaksanaan (Acting) Tahap ini
guru dan siswa melaksanakan kegiatan
pembelajaran menghitung pembagian dengan metode jarimatika sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Lebih tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk desainnya Kemmis & McTaggart.
14
Gambar 1.1 Siklus PTK menurut Kemmis & McTaggart, (Arikunto, 2010: 137).
Siklus I
Planing Refleksi Acting Observasi
Planing
Siklus II Refleksi
Acting Observasi
?
Siklus III
Model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu pengertian siklus adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Gambar di atas, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat komponen
15
yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan sesungguhnya,
jumlah
siklus
sangat
bergantung
kepada
permasalahan yang perlu diselesaikan (Kusumah dan Dwigatama 2010: 21). c. Pengamatan (Observing) Tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan, hasil dan respon dari siswa ketika menggunakan metode jarimatika tersebut. Demi menjaga keabsahan data yang akan diperoleh dalam melakukan metode jarimatika tersebut peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan dokumentasi terhadap kegiatan pembelajaran. d. Refleksi (Reflecting) Tahap
ini
data
yang
diperoleh
melalui
observasi
dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan presentase. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dampak menggunakan metode jarimatika dalam kegiatan pembelajaran berhasil atau gagal. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
Jika tujuan pembelajaran yang diinginkan belum
terwujud maka tindakan pada siklus berikutnya harus berbeda. Siklus akan dilanjutkan sampai masalah terpecahkan. 4. Instrumen Penelitian Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah:
16
a. Lembar observasi, digunakan untuk mencatat hal-hal yang telah didapat berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan dirasa oleh peneliti ketika kegiatan pembelajaran. b. Soal tes/evaluasi teks/soal, digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk mengukur hasil pembelajaran. c. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan dalam proses pembelajaran melalui metode jarimatika. d. Pedoman wawancara, digunakan untuk mengetahui, mendapatkan keterangan yang relevan mengenai data yang diperlukan. 5. Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau menjaring data penelitian (Suwartono, 2014: 41). Cara peneliti mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode sebagai berikut: a. Observasi Observasi dalam pengertian psikolog, disebut pula pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. (Arikunto, 2010: 199). Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan diterapkannya metode jarimatika.
17
Observasi ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. b. Soal Tes/ Evaluasi Test Tes formatif yang peneliti gunakan berupa tes tertulis berkaitan dengan materi ajar yaitu berupa pre-test dan post-test. Teknik ini bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar. Siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan apabila telah memperoleh minimal 80 % dari target pembelajaran. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah cara untuk mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen yang berupa catatan, transkrip nilai, kamera, dokumen hasil kerja siswa, presensi siswa, dan dokumen lain yang mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman siswa yang implementasinya pada perolehan nilai sebagai hasil belajar. d. Interview/ Wawancara Wawancara ini dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui pendapat mereka tentang penggunaan metode jarimatika dalam kegiatan pembelajaran. Wawancara juga dilakukan terhadap guru
18
mata pelajaran untuk meminta pendapat beliau tentang metode jarimatika terutama untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. 6. Analisis data "Proses penyusunan, pengaturan, pengolahan data agar dapat digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut pengolahan dan analisis data", (Sudjana, 1988: 76). Setelah mengumpulkan
semua data yang diperoleh maka
penulis menyusun, mengelompokkan dan menyeleksi data yang ada hubunganya dengan penelitian ini. Hal ini adalah jawaban dari hipotesis yang telah dirumuskan. Benar atau tidaknya hipotesis dapat dibuktikan dengan data yang diperoleh ketika dilapangan. Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan dilakukan analisis dengan: a. Ketuntasan masing-masing siswa dengan rumus sebagai berikut: 𝑃=
𝑓 𝑁
× 100%
Keterangan: P = Presentase F = Frekuensi yang dicari presentasinya N = Jumlah siswa (Djamarah, 2011: 222) b. Ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut: 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 ×100% 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑖𝑤𝑎
19
Rumus
tersebut
digunakan
untuk
mengukur
kompetensi
siswa secara klasikal. Tabel 1.2 Tingkat Keberhasilan Siswa Sesuai Kriteria Tingkat keberhasilan
Kriteria
≥80% 60 – 79%
Sangat baik Baik
40 – 59% 20 – 39% <20%
Cukup Kurang Sangat kurang
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, peneliti menganggap bahwa penggunaan teknik jarimatika dikatakan berhasil dalam meningkatkan kemampuan berhitung apabila ketuntasan belajar minimal 80% dan bisa dikategorikan dengan nilai baik. H. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, maka disusun sistematika sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian penjelasan definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
20
BAB II: Kajian Pustaka Berisi peningkatan hasil belajar, definisi menghitung pembagian, pembelajaran matematika, metode jarimatika, langkah-langkah jarimatika, penerapan metode jarimatika pada materi pembagian. BAB III: Pelaksanaan dan Penelitian Berisi gambaran situasi umum SD Negeri Urut Sewu Kecamatan Ampel, Kabupaten Semarang, subjek penelitian dan karakteristik objek penelitian serta deskripsi persiklus. BAB IV: Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi deskripsi kondisi awal, hasil penelitian tiap siklus, analisis data dan pembahasan. BAB V: Penutup Berisi kesimpulan dan saran.
21
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar Belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas (Winkel, 1987: 36). Menurut Lyle E. Bourne, JR., Bruce R. Ekstrand dalam bukunya Mustaqim (2001: 33) “Learning as a relatively permanent change in behavior traceable to experience and practice”. (Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan latihan). Sedangkan menurut Guilford “Learning is any change in behavior resulting from stimulation” (belajar adalah perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari rangsangan). (Mustaqim, 2001: 34) Secara umum dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku, pengetahuan-pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman. 1. Ciri-ciri Belajar Djamarah (2011: 15-17) menyatakan, jika hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar. a. Perubahan yang Terjadi Secara Sadar
22
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan ini atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
Misalnya ia
menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi, perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk kategori perubahan dalam pengertian belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu. b. Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam individu berlangsung terus menerus dan tidak statis.
Suatu
perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak bisa menulis menjadi dapat menulis. Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis dengan kapur, dan sebagainya. Disamping itu, dengan kecakapan menulis yang telah dimilikinya ia dapat memperoleh kecakapankecakapan lain. Misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatancatatan, mengerjakan soal-soal, dan sebagainya.
23
c. Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif Ketika melakukan perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya, perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. d. Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara Perubahan yang bersifat sementara (Temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti keringat, keluar air mata, menangis, dan sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.
24
e. Perubahan dalam Belajar Bertujuan dan Terarah Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian, perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya. f. Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Misalnya, jika
seseorang anak telah belajar naik sepeda, maka perubahan yang paling tampak adalah dalam keterampilan naik sepeda itu. Akan tetapi, ia telah mengalami perubahan-perubahan lainnya seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenisjenis sepeda, pengetahuan tentang alat-alat sepeda, cita-cita untuk memiliki sepeda yang lebih bagus, kebiasaan membersihkan sepeda, dan sebagainya.
Jadi, aspek perubahan yang satu
berhubungan erat dengan aspek lainnya.
25
2. Bentuk-bentuk Belajar Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai bentukbentuk belajar, diantaranya adalah: a. Menurut A. De Block A De Block menyusun sistematika bentuk-bentuk belajar berpegang
pada
pembagian
aspek-aspek
kepribadian
yang
lazimnya digunakan dalam ilmu psikologi, yaitu aspek kognitif yang mencakup pengetahuan dan kemahiran-kemahiran intelektual, aspek dinamik-afektif yang mencakup perasaan, minat, motivasi, sikap dan nilai-nilai, aspek sensorik-psikomotorik yang meliputi pengamatan dan gerakan-gerakan motorik. Adapun sistematika bentuk belajar adalah sebagai berikut: 1) Bentuk-bentuk belajar menurut fungsi psikis a) Belajar dinamik : belajar mengehendaki sesuatu secara wajar, sehingga orang tidak menyerah pada sembarang menghendaki dan juga tidak menghendaki sembarang hal. b) Belajar afektif : belajar menghayati nilai dari obyek-obyek yang dihadapi melalui alam perasaan, entah obyek itu berapa orang, benda atau kejadian/peristiwa. c) Belajar kognitif : belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili obyek-obyek yang dihadapi, entah obyek itu orang, benda atau kejadian/peristiwa.
26
d) Belajar sensi-motorik : belajar menghadapi dan menangani obyek-obyek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri. 2) Bentuk-bentuk belajar menurut materi yang dipelajari a) Belajar teoritis : bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. b) Belajar teknis : bertujuan mengembangkan ketrampilanketrampilan, dalam menangani dan memegang bendabenda serta menyusun bagian-bagian materi menjadi suatu keseluruhan. c) Belajar sosial : bertjuan mengekang dorongan dan kecenderungan spontan, demi kehidupan bersama dan member kelonggaran kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. d) Belajar estetis
:
bertujuan membentuk
kemampuan
menciptakan dan menghayati keindahan di berbagai bidang kesenian.
27
3) Bentuk-bentuk belajar yang tidak sebegitu disadari a) Belajar insidental : mempelajari sesuatu dengan tujuan tertentu tetapi disamping itu juga belajar hal lain yang sebenarnya tidak menjadi sasaran. b) Belajar dengan mencoba-coba c) Belajar tersembunyi: mempelajari sesuatu tanpa ada intense/maksud untuk belajar hal itu, namun tidak adanya maksud hanya terdapat pada pihak orang yang belajar. b. Menurut C. van Parreren C. van Parreren menaruh banyak perhatian pada variasi dalam bentuk atau jenis belajar. Adapun sistematika bentuk-bentuk belajar yang dikembangkan oleh C. van Parreren adalah sebagai berikut: 1) Membentuk
otomatisme:
ciri
khas
dari
hasil
belajar/kemampuan yang diperoleh terletak dalam otomatisasi sejumlah rangkaian gerak-gerik yang terkoordinir satu sama lain, seperti dalam berenang atau menjahit dengan mesin. 2) Belajar insidental: belajar sesuatu tanpa mempunyai intensi atau maksud untuk mempelajari hal itu, khususnya yang bersifat pengetahuan mengenai fakta atau data. 3) Menghafal: menanamkan suatu materi dalam ingatan sehingga nantinya dapat diproduksikan kembali secara harfiah.
28
4) Belajar pengetahuan: mulai mengetahui berbagai macam data mengenai kejadian, keadaan, benda-benda dan orang. 5) Belajar arti kata-kata: mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan. 6) Belajar konsep (pengertian): mengadakan abstraksi yaitu dalam obyek-obyek yang meliputi benda, kejadian dan orang hanya ditinjau aspek-aspek tertentu saja. 7) Belajar memecahkan problem melalui pengamatan: dihadapkan pada suatu problem yang harus dipecahkan dengan berbuat sesuatu. 8) Belajar berpikir: dihadapkan pada suatu problem yang harus dipecahkan, namun tanpa melalui pengamatan dan reorganisai dalam pengamatan. 9) Belajar untuk belajar: bentuk belajar ini jauh lebih luas karena mencakup semua bentuk belajar diatas. 10) Belajar dinamik: bersifat sangat kompleks karena menyangkut lahirnya sumber-sumber energy psikis, yang seolah-olah merupakan bahan bakar, yang member dorongan kepada orang untuk melakukan berbagai aktivitas, diantaranya kegiatan belajar.
29
c. Menurut Robert M. Gagne Bentuk atau jenis belajar berjumlah jauh lebih dari satu saja. Robert M. Gagne memjabarkanya dalam sistematika “Lima Jenis Belajar”, yaitu sebagai berikut: 1) Informasi verbal (verbal information): pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan dan tertulis. 2) Kemahiran intelektual (intellectual skill): kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambing/symbol (huruf, angka, kata, gambar). 3) Pengaturan kegiatan kognitif (cognitive strategy): suatu kemahiran yang berbeda sifat dengan kemahiran-kemahiran intelektual diatas, maka diberi nama tersendiri supaya tidak dicampur-adukkan dengan konsep dan kaidah. 4) Ketrampilan motorik (motor skill): mampu melakukan suatu rangkaian gerak gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu. 5) Sikap (attitude): orang yang bersikap tertentu, cenderung menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu, berguna/berharga baginya atau tidak.
30
3. Tipe Belajar a. Tipe belajar menurut Robert M. Gagne Gagne membagi menggolongkan tipe belajar menjadi delapan yang bias disebut sebagai Sistematika “Delapan Tipe Belajar”. 1) Tipe I, belajar signal yaitu sesuatu (B) menjadi tanda bagi hal yang lain, yang biasanya menimbulkan reaksi tertentu (A). lama kelamaan, B akan menimbulkan reaksi yang mula-mula hanya diberikan terhadap A, meskipun A sudah tidak ada. 2) Tipe II, belajar membuat suatu gerakan, demi memperoleh sesuatu yang memberikan kepuasan. Gerakan ini melibatkan kejasmanian maka disebut “gerakan motorik” yang dilakukan dengan kehendak sendiri. 3) Tipe III, belajar membuat suatu seri gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya terbentuk suatu rangkaian gerakan dalam urutan tertentu. Melakukan aktivitas jasmani dengan kehendak sendiri tetapi rangkaian kegiatan meliputi lebih banyak aktivitas bergerak dan bersifat lebih kompleks. 4) Tipe IV, belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian, dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Belajar merangkaikan kata-kata dalam setiap baris dan kemudian merangkaikan baris-baris itu. Dalam belajar merangkaikan
31
sejumlah kata dalam urutan yang tepat, anak harus menguasai masing-masing bagian atau baris lebih dahulu. 5) Tipe V, belajar diskriminasi yang jamak. Hasil dari cara belajar ini ialah kemampuan untuk membeda-bedakan antara obyekobyek yang terdapat dalam lingkungan fisik yang berbadan. 6) Tipe VI, belajar konsep. Cara belajar ini menghasilkan konsep. 7) Tipe IV, belajar kaidah. Cara belajar ini menghasilkan suatu kaidah yang terdiri atas penggabungan beberapa konsep. Pengungkapan hubungan atau relasi tetap diantara konsepkonsep itu biasanya dituangkan dalam bentuk suatu kalimat. 8) Tipe VIII, belajar memecahan problem. Cara belajar ini menghasilkan suatu prinsip yang dapat dipergunakan dalam pemecahan suatu problem. 4. Prinsip-prinsip belajar Prinsip-prinsip belajar menurut Mustaqim (2001: 69) adalah sebagai berikut: a. Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu. b. Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan ulangan. c. Belajar lebih berhasil jika memperi sukses yang menyenangkan. d. Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan aktivitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya.
32
e. Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dipahami, bukan sekedar menghafal fakta. f. Proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain. g. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam di si pelajar. h. Ulangan dan latihan perlu, akan tetapi harus didahului oleh pemahaman. 5. Faktor-faktor Belajar Menurut uraian H.C. Witherington dan Lee J. Cronbach Bapemsi, faktor-faktor serta kondisi yang mendorong perbuatan belajar bisa diringkas sebagai berikut: a. Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman dasar). b. Penguasaan alat-alat intelektual. Kecakapan-kecakapan intelektual sebenarnya berfungsi sejak awal kehidupan. Biasanya digunakan oleh individu ketika mengahadapi tuntuntan-tuntutan lingkungan seperti bahasa bilangan, membaca, menulis,
pengertian-pengertian
kwantitatif
tingkat
tinggi,
mengarang, bahasa asing dan logika. Tak perlu ditanyakan lagi, alat-alat ini sangat membantu dalam belajar. c. Latihan-latihan yang terpencar.
33
Belajar akan lebih efektif
apabila periode latihan disusun
terpencar, belajar 6 jam sehari akan lebih baik dipendekken menjadi 3 hari, tiap hari 2 jam. d. Penggunaan unit-unit yang berarti. Belajar dikehendaki adanya pola sambutan, pola ini harus mengandung arti dan dapat pula berarti dalam kehidupan seharihari. e. Latihan yang aktif. Sesorang tidak bias belajar berenang, menulis, berbicara bahasa asing, menari dan sejenisnya, hanya dengan melihat orang lain melakukan hal-hal tersebut. Tetapi individu hanya bisa belajar sesuatu dengan mengerjakan/ melakukan sendiri atau berpikir sendiri. f. Kebaikan bentuk sistem. g. Efek penghargaan (reward) dan hukuman. h. Tidakan-tindakan pedagogis. i. Kapasitas dasar. Menurut Slameto (1988: 60 – 74), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu: 1. Faktor Intern a. Faktor jasmaniah: faktor kesehatan dan cacat tubuh. b. Faktor psikologis : intrligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
34
c. Faktor kelelahan. 2. Faktor Ekstern a. Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana
rumah,
keadaan
ekonomi
keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. b. Faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standard pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. c. Faktor masyarakat: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Gagne
dan
Briggs
mendefinisikan
hasil
belajar
sebagai
kemampuan yang diperoleh seseorang sesudahh mengikuti proses belajar (Sam’s, 2010: 33). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. (Sudjana, 2005 : 22 ) Hasil belajar merupakan akibat yang
diperoleh berdasarkan
sesuatu yang telah dipelajarinya dan memiliki manfaat terhadap diri si pebelajar. 6. Klasifikasi Hasil Belajar Menurut Benyamin Bloom (Sudjana, 2005 : 22) Klasifikasi hasil belajar dapat dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotor.
35
a) Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. b) Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c) Ranah Psikomotor Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Adaenam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks,
keterampilan
gerakandasar,
kemampuan
perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. 7. Penilaian Hasil Belajar Penilaian merupakan proses sistematis untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu pembelajaran, apakah telah berhasil dan efisisien (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004: 178). Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, seorang guru dapat memberikan keputusan terhadap prestasi peserta didiknya. Penilaian yang dilakukan dalam hal ini lebih berfokus pada penilaian berbasis kelas ( Classroom based assessment). Tujuan penilaian adalah
36
untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik maupun antar peserta didik, sehingga memuat angka dan deskripsi dengan bobot yang proposional. B. Metode Jarimatika 1. Pengertian Metode berasal dari bahasa Yunani “methodos”: yang artinya cara atau jalan yang ditempuh. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 910). Maka dalam hal ini metode adalah suatu cara yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian metode dalam hal perhitungan merupakan suatu cara, solusi, maupun alat bantu guna menemukan jawaban secara cepat dan akurat. (Prasetyono, 2009 : 147) Septi Peni Wulandani (2008: 2 ) Jarimatika adalah cara berhitung (operasi kalibagi- tambah-kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan. Jarimatika adalah sebuah cara sederhana dan menyenangkan, mengajarkan berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah.
37
2. Sejarah Jarimatika Sesungguhnya, metode berhitung dengan jari (finger counting) sudah dikembangkan sejak ribuan tahun yang lalu, bahkan jauh sebelum teknik penulisan ditemukan. Metode ini sudah dipraktikkan pada perhitungan, meskipun dalam bentuk sederhana. Dahulu orangorang menggunakan jari tangnan untuk menghitung benda-benda yang dimilikinya, dan hitungan bilangan pun masih dalam jumlah terbatas, yakni 1, 2, dan 3. Beberapa orang memakai dasar angka 2 pada perhitungan 1, 2, 2-1, 2-2, 2-2-1. Ada juga yang memanfaatkan dasar perhitungan angka 3, yaiu 1, 2, 3, 3-1, 3-2, 3-3, 3-3-1, dan seterusnya. Awalnya, orang-orang mencukupi kebutuhan hidupnya dengan menjadi pemburu hewan ataupun pengembara. Seiring perubahan waktu, mereka mulai menetap disuatu tempat dan bercocok tanam disana. Saat itu, metode perhitungan mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Mereka menggunakan jari tangan dan kaki sebagai alat hitung, sehingga terhimpunlah angka 1 – 20 sesuai jumlah jari tangan dan kaki. Ternyata, perhitungan dengan angka 1 – 20 mempunyai keterbatasan. Perhitungan tersebut tidak bias mengatasi permasalahan pencatatan hari dan musim, menghitung jumlah bahan makanan dan benih yang harus disimpan, serta pembayaran pajak. Saat itu para pedagang dan musafir menggunakan keikil sebagai alat bantu hitung.
38
Boleh jadi penggunaan kerikil
dapat
mengatasi
keterbatasan
perhitungan dengan angka-angka tertentu. Beberapa peradapan kuno mengembangkan alat bantu hitung yang berbeda-beda, misalnya abakus (Romawi), sempoa (Cina), suapan/soroban (Jepang), dan quipu (Inca). Kini kita mengenal alat bantu hitung yang disebut kalkulator, yang merupakan hasil pengembangan
teknologi
perhitungan
dengan
jari
tangan.
Sesungguhnya sistem operasi bilangan dengan jari tangan menjadi dasar operasi bilangan modern yang dinamakan aritmetika. Sebenarnya banyak alat bantu hitung yang bisa digunakan, seperti chisanbop, kabukistar, kalkulator jari, wedamatika dan hensis. Semua bertujuan mempermudah dalam perhitungan. Semua metode tersebut dinilai penting saat siswa menyelesaikan soal ujian yang tidak diperbolehkan menggunakan alat bantu hitung, misalnya kalkulator. Metode ini juga diperlukan ketika kita ingin berhitung secara cepat dan akurat. Meskipun beragam metode perhitungan memiliki dasar yang sama dan sederhana, tetapi metode-metode itu sangat berguna bagi peningkatan mental, menumbuhkan rasa percaya diri, dan sebagai dasar kemampuan berhitung. Menghitung dengan jari
(finger counting) adalah seni dan
metode perhitungan dasar menggunakan jari tangan. Penggunaan jari tangan sebagai alat hitung di Indonesia sendiri dicetuskan oleh Drs. Hendra, Bc., seorang mahasiswa APD (STO) Bandung, pada tahun
39
1960.
Selanjutnya, ada juga metode perhitungan yang semakin
terkenal di kalangan masyarakat, yaitu jarimatika, yang dipopulerkan oleh Septi Weni Wulandani. Jarimatika (jari kalkulator atau kalibataku) yang diperkenalkan oleh Drs. Hendra Bc maupun Septi Weni Wulandani memiliki satu kesamaan dengan chisanpop, terutama dalam operasi perkalian dan pembagian. Disini yang membedakan keduanya adalah perwakilan jari saat menunjukkan nilai (bilangan) tertentu. Chisanbop, bilangan 1, 2, 3, dan seterusnya dimulai dari jari telunjuk. Sementara itu pada jarimatika, penunjukan nilai (bilangan) dimulai dari jari kelingking. (Prasetyono, 2009 : 117) 3. Kelebihan dan Kekurangan a. Kelebihan jarimatika: 1) Memberikan
visualisasi
mempermudah peserta didik
proses
berhitung.
Cara
ini
baik di kelas rendah maupun
kelas atas untuk menyerap dan mengingat ilmu cara menghitung. 2) Menggembirakan anak saat digunakan. Menggerakkan jari membuat anak tidak mudah mengantuk karena mereka merasa belajar sambil bermain jari tangan. 3) Tidak memberatkan memori otak anak. Karena tidak perlu menghafal.
40
4) Cara
penyampaiannya
menyenangkan
dengan
adanya
penyeimbangan dan pengoptimalan antara otak kanan dan otak kiri. 5) Alatnya gratis, selalu dibawa dan tidak dapat disita (Wulandani, 2008:1) b. Kelemahan jarimatika: 1) Karena jumlah jari tangan terbatas maka operasi metematika yang bisa di selesaikan juga terbatas 2) Tidak semua pembagian dapat diselesaikan dengan jarimatika. 3) Jarimatika dalam menghitung pembagian tidak bisa dilakukan jika bilangan yang dibagi maupun bilangan pembaginya kelipatan 5 (lima). 4) Dibutuhkan kesabaran yang tinggi dalam mempelajarinya. 5) Dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai level tertinggi. 4. Langkah-langkah jarimatika Langkah-langkah jarimatika yang digunakan ini mengacu pada bukunya Trivia Astuti. Jarimatika dalam pembagian, tangan kanan berfungsi sebagai bilangan pembagi sedangkan tangan kiri berfungsi sebagai hasil bagi. Jika ada bilangan yang tidak bisa dihitung dengan menggunakan jarimatika sebaiknya dihitung dengan menggunakan cara bersusun. 1) Pembagian dua angka Formasi jari pada pembagian dua angka:
41
Tabel 2.1 Formasi Jari Pembagian Dua Angka Simbol Tangan Kanan
Angka 1 atau 6
2 atau 7
3 atau 8
4 atau 9
5 atau 10
42
Symbol Tangan Kiri
2) Pembagian tiga angka a) Formasi tangan kanan menunjukkan satuan dari 1 – 9 Gambar 2.1 Formasi Tangan Kanan 1 – 9
b) Formasi tangan kiri menunjukkan puluhan dari 10 – 90 Gambar 2.2 Formasi Tangan Kiri 10 – 90
5. Penerapan Metode Jarimatika dalam Menghitung Pembagian a. Pembagian dua angka Cara untuk menyelesaikan operasi pembagian dua angka, yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Tangan kanan ada pada posisi bilangan pembagi.
43
2) Ambil satuan dari bilangan yang dibagi. Contoh bilangan yang dibagi adalah 46, ambil satuannya yaitu 6. Satuan dibagi dengan bilangan yang tertutup pada jari kanan. Jika tidak bias dibagi, maka jumlahkan satuan dengan 10 terlebih dahulu. 3) Untuk memperoleh
hasilnya dengan cara menutupkan jari
sebanyak hasil pembagian pada tangan kiri. Menutup jari dimuali dari jempol. Contoh Soal: 24 : 6 = … ? Penyelesaian 1) Langkah 1 : tangan kanan menunjukkan angka 6 Jumlah jari yang ditutup 4
2) Langkah 2 : bilangan yang dibagi adalah 24, ambil satuannya yaitu 4. Satuan dibagi dengan bilangan yang tertutup yaitu 4. 4:4=1 3) Langkah 3 : hasil diperoleh dengan menutupkan jari sebanyak hasil pembagian pada tangan kiri. Menutup jari dimulai dari jempol.
44
Tutup satu jari pada tangan kiri.
Formasi jari = 4 Jadi. 24 : 6 = 4 b. Pembagian tiga angka Operasi pembagian tiga angka adalah sebagai berikut: 1) Pembagian dimulai dari ratusan, jika tidak bisa maka harus mundur satu angka. Bagi ratusan dengan bilangan pembagi. Hasil pada pembagian ratusan disimpan sebagai puluhan. 2) Cek hasil pembagian. 3) Jumlahkan sisa dengan satuan, lalu bagi dengan bilangan pembagi. 4) Jumlahkan dengan hasil 5) pembagian pertama. Contoh Soal : 180 : 3 = … ? Penyelesaian 180 Satuan Puluhan Ratusan 45
1) Langkah 1: bagi ratusan dengan bilangan pembagi. Bilangan yang dibagi terlebih dahulu adalah 18. 18 : 3 = 6 Simpan hasilnya sebagai puluhan di tangan kiri.
60
2) Langkah 2 : cek hasil bagi pembagian. 3 x 6 = 18 18 – 18 = 0 3) Langkah 3 : cek hasil pembagian. Jumlahkan sisa dengan satuan lalu bagi dengan 3. (0+0):3=0 Jadi hasilnya adalah 60. C. Matematika Kelas III MI Hollands (1983: 81) “Matematika adalah suatu sistem yang rumit tetapi tersusun sangat baik yang mempunyai banyak cabang. Pada suatu tingkat rendah ada ilmu hitung, aljabar, dan ilmu ukur, tetapi setiap ini telah diperluas pada tingkat yang lebih tinggi dan banyak cabang baru yang bertambah. Ilmu ukur segitiga, topologi, mekanika, dinamika, statistika, peluang, analisis dan logika, dan masih ada lagi. Masih ada banyak ketentuan yang mungkin dari matematika, tetapi tidak ada diantaranya dapat menerangkan
46
dengan tepat seperti suatu pokok yang kompleks. Misalnya: Matematika adalah pelajaran pola dan hubungan-hubungan dan alat yang mewakili dan yang menghubungkan mereka”. Menurut Direktorat Kelembagaan Agama Islam (2004: 173) Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Kata “matematika” berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”, juga mathematikos yang diartikan sebagai “suka belajar”. Nah, jika menilik secara harafiah sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak suka atau takut dengan matematika. Karena kalau kita tidak suka metematika itu berarti kita tidak suka belajar! Kalau kita selama ini masih menganggap matematika itu sulit, mungkin sebenarnya kita belum mengenal apa itu matematika. (Sriyanto, 2007: 12) Pendekatan dan strategi pembelajaran hendaknya mengikuti kaidah pedagogik secara umum, yaitu pembelajaran diawali dari konkrit ke abstrak, dari sederhana ke kompleks, dan dari mudah ke sulit dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Belajar akan bermakna bagi
47
peserta didik apabila mereka aktif dengan berbagai cara untuk mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuannya. Maka suatu rumus, konsep atau prinsip dalam matematika, seyogyanya ditemukan kembali oleh peserta didik di bawah bimbingan guru (guided reinvention). Pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk menemukan kembali, membuat mereka terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu. Secara khusus, pendekatan pemecahan masalah merupakan focus dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, pembelajaran harus diawali dengan mengajukan permasalahan sehari-hari yang sering ditemukan peserta didik. Masalah tak harus tertutup ataupun mempunyai solusi tunggal, tetapi dapat terbuka atau dicoba diselesaikan dengan berbagai cara. 1. Ciri-ciri Matematika Sriyanto (2007) mengemukakan ciri-ciri matematika adalah sebagai berikut: a. Memiliki obyek yang abstrak Matematika tidak mempelajari obyek-obyek yang secara langsung dapat ditangkap oleh indera manusia. Substansi matematika adalah benda-benda piker yang bersifat abstrak. Walaupun pada awalnya matematika lahir dari hasil pengamatan empiris terhadap benda-benda konkrit (geometri), namun dalam perkembangannya matematika lebih memasuki dunianya yang abstrak.
48
b. Memiliki pola pikir deduktif Matematika
dikembangkan
melalui
deduksi
dari
seperangkat anggapan-anggapan yang tidak dipersoalkan lagi nilai kebenarannya dan dianggap saja benar. 2. Fungsi Matematika Menurut Direktorat Kelembagaan Agama Islam (2004: 173) Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan, pengukuran, geometri, dan pengelolaan data. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel. 3. Tujuan Pembelajaran Matematika a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. b. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
49
d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan. 4. Ruang lingkup Ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika ini adalah bilangan, pengukuran dan geometri, dan pengelolaan data. Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas dan volume dalam pemecahan masalah. Pengelolaan data ditekankan pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan, dan mengolah data. 5. Prinsip Belajar Matematika Permulaan Pengerjaan (operasi) hitung dalam matematika akan selalu menggunakan tanda-tanda pemisah (notasi) dari kelas satu sampai ke sekolah lanjutan. Oleh karena itu anak/ peserta didik harus diupayakan untuk memahami himpunan dengan sebaik-baiknya. Pemakaian himpunan dapat dimulai dari pengerjaan-pengerjaan benda konkrit yang mengarah atau beralih ke pengerjaan dengan pengertian abstrak. Prinsipnya pengerjaan (operasi) hitung pada jenjang permulaan atau sekolah dasar meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pemangkatan dan penarikan akar. Sebelum operasi hitung dilakukan anak/peserta didik harus mengalami
50
lebih dulu apa itu lambing bilangan dan nama bilangan ( Simanjuntak dkk, 1993: 95). Penelitian pada kelas III ini mengenai menghitung pembagian, penjabarannya adalah sebagai berikut: 6. Pengertian Menghitung Menghitung adalah melakukan kegiatan operasi hitung yaitu menjumlah, mengurangi, mengalikan atau membagikan. Konsep matematika menurut Raharjo dkk (2009: 10) pembagian adalah “a : b = ... artinya adalah ada sekumpulan benda sebanyak a dibagi rata (sama banyak) dalam b kelompok”. Maka cara membaginya dilakukan dengan pengambilan berulang sebanyak bsampai habis dengan setiap kali pengambilan dibagi rata ke semua kelompok. Banyaknya pengambilan ditunjukkan dengan hasil yang didapat masing-masing kelompok. Hasil bagi adalah banyaknya pengambilan/banyaknya anggota yang dimuat oleh masing-masing kelompok. Pembagian adalah suatu operasi pada bilangan-bilangan yang dapat ditafsirkan dalam berbagai cara. a. Pembagian atau pengelompokan. Banyaknya kelompok dari suatu ukuran yang ditentukan sudah diketemukan. Contoh: 24 : 3. Banyaknya tiga-tiga dalam 24 adalah 8. Ini setara dengan pengurangan berturut dari 3 dan menemukan, berapa kali ini dapat dilakukan.
51
b. Memecah atau membagi. Bilangan atau besaran yang dibagi (saham) dibagi sama ke dalam bilngan yang ditentukan. Contoh: 24 : 3. 24 dibagi dalam tiga bagian yang sama menghasilkan 24 : 3 = 8. c. Perbandingan.
Perbandingan
dibuat
antara
dua
besaran.
Membandingkan panjang dari 20 cm dan 30 cm diperoleh suatu perbandingan dari 20/30 atau 2/3. Ini dibaca dengan suatu perbandingan dari 2 dengan 3. d. Kebalikan dari perkalian. Misalnya 20 : 5 adalah setara dengan menemukan, dengan berapa 5 harus dikalikan untuk memperoleh 20. Ini dapat dituliskan 5 x … = 20 atau 5x = 20. Maka kita menemukan harga dari … dan x, yang memuat persamaanpersamaan benar. (Hollands, 1983 : 103) 7. Materi Pembagian a. Menyelesaikan Pembagian dengan cara Bersusun Panjang dan Bersusun Pendek
52
1) Cara Bersusun Panjang Perhatikan contoh berikut:
2) Cara Bersusun Pendek
53
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus Tahap pra siklus merupakan tahap pengumpulan data pada saat sebelum dilaksanakan penelitian. Peneliti mengumpulkan data dan informasi dengan cara melakukan dialog dengan guru kelas IIIB MI Ma’arif Mangunsari Salatiga serta observasi terhadap pembelajaran matematika sebelum menggunakan metode yang telah ditetapkan. Data yang didapatkan dalam pra siklus ini menjadi acuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa kelas IIIB dalam materi menghitung pembagian. B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Dalam tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut: a. Waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama yaitu dilaksanakan pada tanggal 21 November 2014 b. Menyiapkan RPP Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan digunakan pada siklus I. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus ini adalah: Standar Kompetensi
: Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
54
Kompetesi Dasar
:
-
Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
-
Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
-
Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka
Indikator Kompetensi
:
Mengetahui bilangan pembagi, bilangan yang dibagi dan hasil bagi.
Mengingat fakta dasar pembagian.
Melakukan pembagian dua angka dengan satu angka dibawah 100.
c. Penyiapan Perangkat Perangkat yang disiapkan dalam siklus I meliputi absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal. Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan disusun dalam melakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran. Lembar penilaian disusun untuk mengetahui hasil nilai siswa. Lembar soal disusun untuk mengetahui kemampuan siswa. 2. Pelaksanaan Tindakan kelas siklus I berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah berhitung pembagian bilangan dua angka
55
dengan satu angka di bawah 100.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan metode jarimatika. Berikut adalah langkah kegiatan tindakan kelas siklus I. a. Kegiatan Awal 1) Salam 2) Doa bersama 3) Absensi 4) Apersepsi 5) Guru mengingatkan pembagian dengan konsep dasar. 6) Siswa mengerjakan Pre Tes b. Kegiatan Inti 1) Sebelum mempelajari jarimatika, siswa terlebih dahulu perlu mengenal konsep dasar pembagian. Tahap ini, diperkenalkan terlebih dahulu konsep Pembagian sebagai Pengurangan beruntun dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan menggunakan kelereng untuk mengajarkan operasi pembagian, misalnya 12/4. Langkah pertama adalah ambil dua belas kelereng, dan meminta siswa untuk membilangnya. Kemudian ambil 4 (empat) kelereng dan letakkan di tempat yang berbeda sampai kedua belas kelereng tersebut habis (12 – 4 – 4 – 4 = 0). Jika hal ini telah selesai, maka hitunglah jumlah tempat yang terisi 4 (empat) kelereng tersebut, yaitu sebanyak 3 (tiga) tempat. Akhirnya siswa dijelaskan bahwa jumlah tempat yang terisi
56
kelereng tersebut adalah jawaban dari soal pembagian 12/4, yang sama dengan 3. Gambar 3.1 Aplikasi penggunaan barang-barang sekitar untuk memahami konsep pembagian.
= 12 kelereng 12 kelereng dibagi ( : ) menjadi 4 dibutuhkan berapa kotak agar bisa terbagi sama rata.?
Kotak 1
kotak 2
kotak 3
2) Sebelum mempelajari jarimatika, siswa terlebih dahulu melakukan yel-yel jarimatika sebagai berikut “jari dan jempol tangan digoyang” “jari dan jempol kaki digoyang” “jari dan jempol kepala di goyang” “Jari dan jempol pensil di genggam” “jarimatika… oke deh…” 3) Kenalkan lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika. Awali dengan tangan kanan yang menunjukan sebagai bilangan pembagi 1 – 10 dan tangan kiri menunjukan sebagai hasil bagi 1 – 10.
57
4) Ajak siswa untuk mendemonstrasikan formasi jari tangan yang menunjukan angka-angka itu. 5) Melakukan operasi pembagian menggunakan tangan kanan dan tangan kiri. Contoh: 12 : 4 = 3 6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahami 7) Siswa mengerjakan Post Tes c. Kegiatan Akhir 1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran 2) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran. 3) Guru mengucapakan salam. 3. Pengamatan Tahap observing ini, peneliti mengamati jalannya proses belajar mengajar. Aspek yang diamati antara lain: pemahaman siswa terhadap angka lambang bilangan, pengenalan siswa terhadap konsep operasi hitung, pengenalan siswa terhadap lambang bilangan dalam jarimatika, dan siswa dapat menggunakan jarimatika dalam menghitung penjumlahan dan pengurangan.
58
4. Refleksi Refleksi siklus I yaitu didapatkan beberapa hal yang menghambat seperti siswa belum fokus
dalam pembelajaran, siswa belum bisa mengikuti
pembelajaran matematika melalui metode jarimatika dengan baik, kemampuan siswa untuk memahami materi dan metode jarimatika juga belum maksimal, sehingga guru harus mengulang-ulang materi. Tetapi setidaknya siswa sudah mengetahui konsep dasar menghitung pembagian, dan beberapa siswa sudah mengetahui fungsi jari tangan kanan sebagai bilangan pembagi dan jari tangan kiri sebagai hasil bagi. Berdasarkan pada hasil evaluasi pada siklus I ini hanya ada 16 siswa yang mengalami ketuntasan belajar, maka dari itu perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya. C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan (Planing) Dalam tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut: a. Waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus kedua yaitu dilaksanakan pada tanggal 20 November 2014 b. Menyiapkan RPP Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan digunakan pada siklus II. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus ini adalah:
59
Standar Kompetensi
: Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
Kompetesi Dasar
:
-
Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
-
Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
-
Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka
Indikator Kompetensi
:
Mengetahui bilangan pembagi, bilangan yang dibagi dan hasil bagi.
Mengingat fakta dasar pembagian.
Menghitung pembagian dua angka dengan satu angka dibawah 100.
c. Penyiapan Perangkat Perangkat yang disiapkan dalam siklus II meliputi absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal. Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan disusun dalam melakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan kelas siklus II berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah berhitung cepat pembagian bilangan dua angka dengan satu angka dibawah 500.
60
Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan metode jarimatika. Berikut adalah langkah kegiatan tindakan kelas siklus II. a. Kegiatan Awal 1) Salam 2) Doa bersama 3) Absensi 4) Apersepsi 5) Guru mengingatkan pembagian dengan konsep dasar. 6) Siswa mengerjakan Pre Tes b. Kegiatan Inti 1) Siswa diminta untuk melakukan yel-yel jarimatika. 2) Sebelum
mempelajari
jarimatika,
guru
terlebih
dahulu
mengingatkan pelajaran yang telah diajarkan. Kenalkan kembali lambang-lambang yang digunakan dalam jarimatika
Tangan kanan digunakan untuk menunjukkan satuan dari 1 – 9 Gambar 3.2 Jari Tangan Kanan untuk Melambangkan Satuan
61
Kemudian tangan kiri yang menunjukan puluhan 10-90 Gambar 3.3 Jari Tangan Kiri Melambangkan Puluhan
3) Ajak anak untuk bergembira, dengan mendemonstrasikan formasi tangan yang menunjukan angka-angka itu. 4) Melakukan operasi pembagian Operasi Pembagian 180 : 6 = 30 Dibaca seratus delapan puluh dibagi enam hasilnya adalah tiga puluh. 5) Guru meminta siswa berlatih dengan secara kelompok. 6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahami 7) Siswa mengerjakan Post Tes a. Kegiatan Akhir 1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
62
2) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran. 3) Guru mengucapakan salam. 3. Pengamatan Pada tahap observing peneliti mengamati jalannya proses belajar mengajar. Aspek yang diamati antara lain: pemahaman siswa terhadap angka lambang bilangan, pengenalan siswa terhadap konsep operasi hitung pembagian. 4. Refleksi Refleksi siklus II yaitu didapatkan beberapa hal yang menghambat seperti masih ada beberapa siswa yang belum fokus
dalam
pembelajaran, materi pada siklus kedua lebih sulit dibandingkan dengan materi pada siklus I. Tetapi setidaknya sudah banyak siswa yang bisa menghitung pembagian dengan jarimatika, siswa bisa bertanya kepada temanya yang sudah bisa menghitung dengan jarimatika. Berdasarkan pada hasil evaluasi pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan yaitu ada 21 siswa yang mengalami ketuntasan belajar, maka dari itu perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya. D. Deskripsi Siklus III 1. Perencanaan Dalam tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
63
a) Waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus ketiga yaitu dilaksanakan pada tanggal b) Menyiapkan RPP Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan digunakan pada siklus III. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus ini adalah: Standar Kompetensi
: Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
Kompetesi Dasar
:
-
Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
-
Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
-
Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka
Indikator Kompetensi
:
Mengetahui bilangan pembagi, bilangan yang dibagi dan hasil bagi.
Mengingat fakta dasar pembagian.
Melakukan pembagian tiga angka dengan satu angka dibawah 1000.
c) Penyiapan Perangkat Perangkat yang disiapkan dalam siklus III meliputi absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal. Absensi digunakan
64
untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan disusun dalam melakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan kelas siklus III berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah berhitung pembagian. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan metode jarimatika. Berikut adalah langkah kegiatan tindakan kelas siklus III. a. Kegiatan Awal 1) Salam 2) Doa bersama 3) Absensi 4) Apersepsi 5) Guru mengingatkan penjumlahan dengan konsep dasar. 6) Siswa mengerjakan Pre Tes b. Kegiatan Inti 1) Sebelum
mempelajari
jarimatika,
guru
terlebih
dahulu
mengingatkan pelajaran yang telah diajarkan. Kenalkan lambang-lambang yang digunakan didalam jarimatika.
65
Tangan kanan digunakan untuk menunjukkan satuan dari 1 – 9 Gambar 3.4 Jari Tangan Kanan untuk Melambangkan Satuan
Kemudian tangan kiri yang menunjukan puluhan 10-90 Gambar 3.5 Jari Tangan Kiri Melambangkan Puluhan
2) Ajak anak untuk bergembira, dengan mendemonstrasikan formasi tangan yang menunjukan angka-angka itu. 3) Melakukan operasi pembagian tiga angka dengan satu angka. 4) Berlatih mengerjakan soal dengan teman sebangku.
66
5) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahami 6) Siswa mengerjakan Post Tes c. Kegiatan Akhir 1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran 2. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran. 3. Guru mengucapakan salam. 3. Pengamatan Tahap observing ini, peneliti mengamati jalannya proses belajar mengajar. Aspek yang diamati antara lain: pemahaman siswa terhadap angka lambang bilangan, pengenalan siswa terhadap konsep operasi hitung, pengenalan siswa terhadap lambang bilangan dalam jarimatika, dan siswa dapat menggunakan jarimatika dalam menghitung pembagian. 4. Refleksi Refleksi siklus III yaitu didapatkan satu konsep metode pembelajaran yang baru untuk pembelajaran matematika melalui metode jarimatika pada materi pembagian. Siklus III ini, semua siswa aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil dari evaluasipun menunjukkan peningkatan yang nyata. Jumlah siswa yang tuntas sudah mencapai target yang ditetapkan.
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus 1.
Hasil Penelitian Pra Siklus Tahap pra siklus merupakan tahap pengumpulan data pada saat sebelum dilaksanakan penelitian. Peneliti mengumpulkan data dan informasi dengan cara melakukan dialog dengan guru kelas IIIB serta observasi terhadap pembelajaran matematika pra siklus, maka dapat diketahui jumlah siswa yang sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yaitu 70 sebanyak 8 siswa (27%). Hal tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Hasil Tes Formatif Pra Siklus No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
68
Nilai 70 80 70 60 50 50 40 50 60 40 50 80 30 60 60 50 60 30
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Keterangan :
S T U V W X Y Z AA BB CC DD
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
60 40 50 50 60 80 70 80 60 80 50 40
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal Tuntas : 8 siswa (27 %) Tidak Tuntas : 22 siswa (73 %) Berdasarkan data tersebut di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan individu masih rendah, hanya 8 siswa atau 27 % yang sudah tuntas sedangkan sisanya masih mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Matematika Siswa Kelas IIIB
2.
Hasil Penelitian Siklus I Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
pada
siklus
I
dilaksanakan pada tanggal 19 November 2014 di kelas IIIB dengan jumlah 30 siswa. Berikut ini adalah hasil penelititian pada siklus I.
69
a. Lembar Pengamatan Guru Ketika pembelajaran peneliti mengamati kemampuan guru dalam beberapa aspek, (lihat data pada lampiran ke- 8). Berikut adalah hasil pengamatan yang diperoleh. Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Siklus I No. 1 2 3
4
5
Kemampuan guru dalam mengajar Persiapan guru dalam mengajar
Rendah F % -
Sedang F % 2 10%
Tinggi F 3
15%
Kemampuan guru dalam menguasai kelas Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan apersepsi mengenai jarimatika Ketepatan guru menggunakan metode jarimatika dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam menutup pelajaran Jumlah
1
5%
2
10%
-
-
-
-
1
5%
3
15%
-
-
2
10%
2
10%
-
-
3
15%
1
5%
1
5%
10
50%
8
45%
%
Keterangan : F : frekuensi Berdasarkan
hasil
pengamatan
guru
dalam
proses
pembelajaran dapat dikategorikan sedang yaitu 50% guru dapat menggunakan metode jarimatika pada pembelajaran matematika kelas III. Hal ini karena masih beradaptasi terhadap metode baru dan masih kurang dalam evaluasi pembelajaran dan masih banyak siswa yang kurang fokus ketika mempraktekkan berhitung dengan jari-jari tangan. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya.
70
b. Lembar Pengamatan Siswa Proses pembelajaran juga terdapat lembar pengamatan siswa untuk mengukur aspek-aspek keberhasilan dalam belajar. (Data pada Lampiran ke-11) Berikut presentase hasil pengamatan siswa kelas III MI Ma’arif Mangunsari Salatiga pada pembelajaran matematika dengan menggunakan metode jarimatika. Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara Individu Siklus I No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Nama Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y
Kategori Sedang
Rendah F 1 1 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 -
% 25% 25% 50% 100% 100% 100% 100% 100% 75% 100% 100% 50% 75% 100% 100% 100% 100% 100% 50% -
71
F 3 3 2 4 4 2 1 2 2 3
% 75% 75% 50% 100% 100% 50% 25% 50% 50% 75%
Tinggi F 4 1 4 2 1
% 100% 25% 100% 50% 25%
26. 27. 28. 29. 30.
Z AA BB CC DD Jumlah Rata-rata
50% 100% 100% 1800% 50%
2 4 4 72 2
2 1 29 1
50% 25% 725% 25%
2 1 4 19 1
50% 25% 100% 475% 25%
Keterangan : F : frekuensi Secara individu yang masuk kategori rendah yaitu 50%, sedangkan yang masuk dalam kategori sedang sebanyak 25% dan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 25%. Hal ini menunjukan bahwa belum dapat menggunakan metode jarimatika pada operasi pembagian. Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara Klasikal Siklus I No. 1 2 3
4
Aspek yang Diamati Memahami angka lambangbilangan Mengenal konsep operasi hitung Mengenal lambang bilangan dalam jarimatika Dapat menggunakan jarimatika dalam menghitung Rata-rata
Rendah F % 18 60%
Sedang F % 7 23%
Tinggi F % 5 17%
20
67%
6
20%
4
13%
16
53%
11
37%
3
10%
14
47%
9
30%
7
23%
57%
27%
16%
Keterangan: F : frekuensi Berdasarkan
lembar
pengamatan siswa menunjukan
bahwa siswa masih rendah dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan metode jarimatika. Terbukti secara klasikal
72
57% siswa masih dalam kategori rendah, 27% siswa dalam kategori sedang dan 16% siswa dalam kategori tinggi. c. Lembar Hasil Tes Tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran pada siklus ini ada dua yaitu pre-test dan post test. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yaitu 70. Berdasarkan hasil pre test dan post test diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.5 Daftar Nilai Matematika Siswa Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Nama
Nilai Pre-test 50 90 80 60 50 50 40 50 70 40 50 80 30 60 50 50 60 30 30 20 50 50 60 80 70
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y
73
Postest 90 100 70 60 60 60 50 40 80 60 90 100 50 80 60 80 50 60 40 50 60 60 80 80 100
26. 27. 28. 29. 30.
Z AA BB CC DD Jumlah Nilai Rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Peningkatan yang terjadi
80 100 60 90 90 90 30 70 40 80 1650 2140 55 71,3 8 siswa/ 27% 16 siswa/53% 8 siswa/ 28%
Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perbandingan nilai pre test dan post test menunjukan peningkatan yang belum begitu memuaskan. Dari nilai pre test hanya 8 siswa yang mencapai nilai KKM yang ditetapkan, dan nilai post test mengalami peningkatan 28% yaitu terdapat 16 siswa yang mencapai nilai KKM. Penerapan metode jarimatika pada mata pelajaran matematika siklus I belum mencapai target yang diinginkan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. a. Siswa belum fokus dalam pembelajaran. b. Siswa belum bisa mengikuti pembelajaran matematika melalui metode jarimatika dengan baik. c. Kemampuan siswa untuk memahami materi dan metode jarimatika juga belum maksimal, sehingga guru harus mengulang-ulang materi. 3. Hasil Penelitian Siklus II Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III dilaksanakan pada tanggal 20 November 2014 di kelas IIIB dengan jumlah 28 siswa. 74
a. Lembar Pengamatan Guru Ketika pembelajaran berlangsung peneliti mengamati kemampuan guru dalam beberapa aspek. (lihat data pada lampiran ke- 9). Berikut adalah hasil pengamatan yang diperoleh. Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Siklus II No. 1
2 3
4
5
Kemampuan guru dalam mengajar Persiapan guru dalam mengajar Kemampuan guru dalam menguasai kelas Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan apersepsi mengenai jarimatika Ketepatan guru menggunakan metode jarimatika dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam menutup pelajaran Jumlah
Rendah f % -
Sedang F % 2 10%
Tinggi 3
15%
-
-
3
15%
-
-
2
10%
-
-
2
10%
-
-
4
20%
-
-
-
-
2
10%
2
10%
2
10%
11
55%
7
35%
%
F
Keterangan: F : frekuensi Berdasarkan
hasil
pengamatan
guru
dalam
proses
pembelajaran dapat dikategorikan sedang yaitu 55% guru dapat menggunakan metode jarimatika pada pembelajaran matematika kelas III. Hal ini karena materi dan teknik jarimatika sedikit berbeda dengan siklus I. Selain itu juga banyak siswa yang masih belum fokus ketika mempraktekkan berhitung dengan jari-jari
75
tangan. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya. d. Lembar Pengamatan Siswa Proses pembelajaran juga terdapat lembar pengamatan siswa untuk mengukur aspek-aspek keberhasilan dalam belajar. (Data pada Lampiran ke-12) Berikut presentase hasil pengamatan siswa kelas III MI Ma’arif Mangunsari Salatiga pada pembelajaran matematika dengan menggunakan metode jarimatika. Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara Individu Siklus II No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nama Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U
Rendah
%
F 1 1 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4
25% 25% 50% 100% 100% 100% 100% 100% 75% 100% 100% 50% 75% 100% 100% 100% 100%
76
Kategori Sedang F % 3 75% 3 75% 2 50% 4 100% 4 100% 2 50% 1 25% -
Tinggi F 4 1 4 -
% 100% 25% 100% -
22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
V W X Y Z AA BB CC DD Jumlah Rata-rata
K Keterangan: F : frekuensi
4 2 2 4 4 72 2
100% 50% 50% 100% 100% 1800% 50%
2 2 3 2 1 29 1
50% 50% 75% 50% 25% 725% 25%
50% 25% 50% 25% 100% 475% 25%
2 1 2 1 4 19 1
Secara individu yang masuk kategori rendah yaitu 50%, sedangkan yang masuk dalam kategori sedang sebanyak 25% dan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 25%. Hal ini menunjukan bahwa belum dapat menggunakan metode jarimatika pada operasi pembagian. Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara Klasikal Siklus II No.
Aspek yang Diamati
1
Memahami angka lambangbilangan Mengenal konsep operasi hitung Mengenal lambang bilangan dalam jarimatika Dapat menggunakan jarimatika dalam menghitung Rata-rata
2 3
4
Keterangan: F : frekuensi
77
Rendah F % 4 14%
Sedang F % 18 60%
Tinggi F % 8 26%
12
40%
11
37%
7
23%
11
37%
11
37%
8
26%
16
53%
11
37%
3
10%
36%
43%
21%
Berdasarkan
lembar
pengamatan siswa menunjukan
bahwa siswa masih sedang dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan metode jarimatika. Terbukti secara klasikal 43% siswa masih dalam kategori sedang, 36% siswa dalam kategori rendah dan 21% siswa dalam kategori tinggi. e. Lembar Hasil Tes Tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran pada siklus ini ada dua yaitu pre-test dan post test. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yaitu 70. Berdasarkan hasil pre test dan post test diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.9 Daftar Nilai Matematika Siswa Siklus II No.
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S
Nilai
78
Pre-test
Postest
70 80 60 70 70 30 50 30 60 30 50 80 30 60 20 70 30 20 20
100 100 80 80 70 70 70 70 80 70 80 90 60 80 50 60 60 50 60
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
T U V W X Y Z AA BB CC DD Jumlah Nilai Rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Peningkatan yang terjadi
20 60 40 60 40 60 20 70 70 70 50 90 80 90 50 70 80 100 70 80 70 80 1520 2210 50,7 73,7 11 siswa/37% 21 siswa/70% 10 siswa/ 33%
Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perbandingan nilai pre test dan post test menunjukan peningkatan yang cukup tinggi tetapi belum mencapai target yang diinginkan. Berdasarkan nilai pre test hanya 11 siswa
yang mencapai nilai KKM yang
ditetapkan, dan nilai post test mengalami peningkatan 33% yaitu terdapat 21 siswa yang mencapai nilai KKM. Penerapan metode jarimatika pada mata pelajaran matematika siklus II belum mencapai target yang diinginkan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. a. Masih ada siswa yang belum fokus dalam pembelajaran. b. Siswa belum bisa mengikuti pembelajaran matematika melalui metode jarimatika dengan baik. c. Kemampuan siswa untuk memahami materi dan metode jarimatika juga belum maksimal, sehingga guru harus mengulang-ulang materi.
79
d. Materi pada siklus kedua lebih sulit dibandingkan dengan materi pada siklus I. 4. Hasil Penelitian Siklus III Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III dilaksanakan pada tanggal 21 November 2014 di kelas IIIB dengan jumlah 30 siswa. a. Lembar Pengamatan Guru Ketika pembelajaran peneliti mengamati kemampuan guru dalam beberapa aspek. (lihat data pada lampiran ke -10). Berikut adalah hasil pengamatan yang diperoleh. Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Jarimatika siklus III No. 1
2 3
4
5
Kemampuan guru dalam mengajar Persiapan guru dalam mengajar
Rendah F % -
Sedang F % 1 5%
Tinggi F % 4 20%
Kemampuan guru dalam menguasai kelas Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan apersepsi mengenai jarimatika Ketepatan guru menggunakan metode jarimatika dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam menutup pelajaran Jumlah
-
-
-
-
3
15%
-
-
1
5%
3
15%
-
-
-
-
4
20%
-
-
1
5%
3
15%
0
0
3
15%
17
85%
Keterangan: F : frekuensi
80
Berdasarkan
hasil
pengamatan
guru
dalam
proses
pembelajaran dapat dikategorikan tinggi yaitu 85% guru dapat menggunakan metode jarimatika pada pembelajaran matematika kelas III. b. Lembar Pengamatan Siswa Proses pembelajaran juga terdapat lembar pengamatan siswa untuk mengukur aspek-aspek keberhasilan dalam belajar. (Data pada Lampiran ke-13) Berikut presentase hasil pengamatan siswa kelas III MI Ma’arif Mangunsari Salatiga pada pembelajaran matematika dengan menggunakan metode jarimatika. Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara Individu Siklus III No.
Nama Siswa
Kategori Jumlah Rendah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
A B C D E F G H I J K L M N O P Q
F 1 1 2 1 1
% 25% 50% 25% 25%
81
Sedang F 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 2 2 3 3
% 75% 100% 75% 75% 100% 75% 100% 50% 75% 75% 50% 50% 75% 75%
Tinggi F 4 4 4 1 1 1 2 1 2 -
% 100% 100% 100% 25% 25% 25% 50% 25% 50% -
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
R S T U V W X Y Z AA BB CC DD Jumlah Rata-rata
1 2 2 11 1
25% 50% 50% 250% 25%
3 2 2 4 4 4 1 2 2 2 1 69 2
75% 50% 50% 100% 100% 100% 25% 50% 50% 50% 25% 1725% 50%
3 2 3 2 4 2 3 39 1
75% 50% 100% 50% 100% 50% 75% 1000% 25%
Keterangan : F : frekuensi Secara individu yang masuk kategori rendah yaitu 25%, sedangkan yang masuk dalam kategori sedang sebanyak 50% dan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 50%. Hal ini menunjukan bahwa sudah dapat menggunakan metode jarimatika pada operasi pembagian. Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Jarimatika Secara Klasikal Siklus III No. 1 2 3
4
Aspek yang Diamati Memahami angka lambangbilangan Mengenal konsep operasi hitung Mengenal lambang bilangan dalam jarimatika Dapat menggunakan jarimatika dalam menghitung Rata-rata
Keterangan: F : frekuensi
82
Rendah F % -
Sedang F % 19 63%
Tinggi F % 11 37%
-
-
21
70%
9
30%
3
10%
13
43%
14
47%
8
27%
16
53%
6
20%
9%
57%
34%
Berdasarkan
lembar
pengamatan tersebut menunjukan
bahwa siswa sudah cukup bisa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan metode jarimatika. Terbukti secara klasikal 9% siswa masih dalam kategori rendah, 57% siswa dalam kategori sedang dan 34% siswa dalam kategori tinggi. c. Lembar Hasil Tes Tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran pada siklus ini ada dua yaitu pre-test dan post test. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yaitu 70. Berdasarkan hasil pre test dan post test diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.13 Daftar Nilai Matematika Siswa Siklus III No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Nama
Nilai Pre-test 90 80 80 80 70 60 60 60 70 70 80 60 50 80 40 60 60 50 60
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S
83
Postest 100 100 90 80 80 80 70 80 90 80 80 100 60 90 70 70 70 60 60
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
T U V W X Y Z AA BB CC DD Jumlah Nilai Rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Peningkatan yang terjadi
50 50 60 70 60 70 60 80 90 90 80 90 90 100 60 90 80 100 60 70 60 90 2010 2410 67 80,3 13 siswa/43% 26 siswa/87% 13 siswa/ 43%
Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perbandingan nilai pre test dan post test menunjukan peningkatan yang sangat memuaskan. Berdasarkan nilai pre test 13 siswa yang mencapai nilai KKM yang ditetapkan, dan nilai post test mengalami peningkatan 43% yaitu terdapat 26 siswa yang mencapai nilai KKM. Maka pada siklus ini telah mencapai target yaitu 87% siswa telah mencapai KKM yang ditetapkan, dengan rata-rata kelas 80,3. B. Pembahasan 1. Siklus I Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus I ini dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan. Hasil pre-test menunjukkan bahwa siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 8 siswa atau 27% dengan rata-rata kelas 55. Sedangkan hasil post test menunjukkan bahwa siswa yang dapat mencapai KKM
84
sebanyak 16 siswa atau 53% dengan rata-rata kelas 71,3. Maka dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah siswa yang dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 8 siswa atau 28%. Namun demikian, masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 14 siswa atau 47%. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran pada siklus selanjutnya. 2. Siklus II Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus II ini dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan. Hasil pre test menunjukkan bahwa siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 11 siswa atau 37%, dengan rata-rata kelas 50,7. Sedangkan hasil post test menunjukkan bahwa siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 21 siswa atau 70% dengan rata-rata kelas 73,7. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah siswa yang dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 10 siswa atau 33%. Namun demikian, masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau 30%. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran pada siklus selanjutnya. 3. Siklus III Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus III ini dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan. Hasil pre test menunjukkan bahwa siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 13 siswa atau 43%, dengan rata-rata kelas 67. Sedangkan
85
hasil post test menunjukkan bahwa siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 26 siswa atau 87% dengan rata-rata kelas 80,3. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah siswa yang dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 13 siswa atau 43%. Namun demikian, masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 13%. Maka telah tercapai target yang diinginkan yaitu 80% siswa dapat mencapai nilai KKM. 4. Data peningkatan Hasil Belajar Siswa yang Mencapai KKM per siklus Data ini diperoleh dari hasil belajar siswa pada siklus I, II dan III. Tabel 4.14 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per Siklus Kegiatan Siklus I Siklus II Siklus III
Pre test 8 siswa/27% 11 siswa/37% 13siswa/43%
Postest 16 siswa/53% 21 siswa/70% 26 siswa/87%
Peningkatan 8 siswa/28% 10 siswa/33% 13siswa/43%
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Matematika Persiklus 100%
50% 0% siklus I
siklus II
siklus III
siklus I
siklus II
siklus III
Pretest
27%
37%
43%
Postest
53%
70%
87%
86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode jarimatika terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IIIB MI Ma’arif Mangunsari Salatiga pada mata pelajaran matematika materi menghitung pembagian. Hal
tersebut
ditandai
dengan
ketercapaian indikator
keberhasilan penelitian tindakan kelas yang telah ditetapkan. Siklus I, dari 30 siswa ada 16 siswa yang tuntas (53%). Siklus II, dari 30 siswa ada 21 siswa yang tuntas (70%). Sedangkan siklus III dari 30 siswa ada 26 siswa yang tuntas (87%). B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran diantaranya: 1. Bagi Siswa Siswa harus lebih memperhatikan dan giat berlatih berhitung dengan jarimatika di luar jam mata pelajaran tanpa meninggalkan konsep-konsep dasar berhitung. 2. Bagi Guru Setelah diterapkan metode jarimatika pada kelas IIIB dalam menghitung pembagian maka guru dapat menggunakan metode
87
jarimatika ini untuk mengajar operasi hitung dasar lainya seperti perkalian, menghitung bilangan kuadrat, pengurangan maupun penjumlahan. 3. Bagi Sekolah Hendaknya sekolah memberikan sarana untuk meningkatkan keterampilan menghitung menggunakan jarimatika yaitu berupa bukubuku penunjang untuk membantu siswa dalam berhitung.
88
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, Trivia. 2013. Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika. Jakarta: Lingkar Media. Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya Juz 1 – Juz 30. Jakarta: Pustaka Amani. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Agama RI. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta. Holland, Roy. 1983. Kamus Matematika. Jakarta: Erlangga. Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwigatama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas Edisi Kedua. Jakarta: Indeks. Marsudi Raharjo dkk. 2009. Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian Dan Pembagian Bilangan Cacah Di SD. Jakarta: Depdiknas. Mustaqim. 2001. Psikologi Pendidikan. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Prasetyono, Dwi Sunar. 2009. Panduan Lengkap Jarimatika. Jogjakarta: Diva Press. Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Rusyan Tabrani, dkk. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya Offset. Saleh, Andri. 2009. Kamus Visual Matematika. Jakarta: PT. Multazam Media Utama. Sams, Rosma Hartini. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Teras. Simanjuntak, Linawati dkk. 1993. Metode Mengajar Matematika . Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
89
Sriyanto. 2007. Strategi Sukses Menguasai Matematika. Yogyakarta: Indonesia Cerdas. Sudjana, Nana. 1988. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru. ______. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Suwartono dan Hum. 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia. Wulandani, Septi Peni. 2008. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta: Kawan Pustaka.
90
91
Lampiran ke - 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Madrasah
: MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III B/I
Alokasi Waktu
:2 × 35 menit
A. Standar Kompetensi Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka B. Kompetensi Dasar Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. C. Indikator Pencapaian Kompetensi - Mengetahui bilangan pembagi, bilangan yang dibagi dan hasil bagi. - Mengingat fakta dasar pembagian. - Melakukan pembagian dua angka dengan satu angka dibawah 100. D. Tujuan Pembelajaran 1.
Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui bilangan pembagi.
2.
Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui bilangan yang dibagi.
3.
Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui hasil bagi.
4.
Setelah mendengar penjelasan guru, siswa diharapkan mampu mengingat fakta dasar pembagian.
5.
Setelah berlatih mengerjakan soal-soal, siswa dapat berhitung cepat dalam pembagian di bawah 100.
E. Karakteristik siswa yang diharapkan 1. Percaya diri 2. Tanggung jawab 3. Kreatif 4. Disiplin F. Materi Ajar Pembagian Dua Angka dengan Satu Angka = 12 kelereng 12 kelereng dibagi ( : ) menjadi 4 dibutuhkan berapa kotak agar bisa terbagi sama rata.?
Kotak 1
G. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Jarimatika 4. Penugasan
kotak 2
kotak 3
H. Kegiatan Pembelajaran d. Kegiatan Awal 7) Salam 8) Absensi 9) Apersepsi 10) Guru menjelaskan pembagian dengan konsep dasar. Yaitu dengan memberikan contoh soal dan pengerjaannya. Contoh : 16 : 4 = 16 – 4 – 4 – 4 – 4 = 0 Berarti pegurangannya sampai empat kali maka. 16 : 4 hasilnya adalah 4 11) Siswa mengerjakan Pre Tes e. Kegiatan Inti 8) Sebelum mempelajari jarimatika, siswa terlebih dahulu melakukan yel-yel jarimatika sebagai berikut “jari dan jempol tangan digoyang” “jari dan jempol kaki digoyang” “jari dan jempol kepala di goyang” “Jari dan jempol pensil di genggam” “jarimatika… oke deh…” 9) Guru mengenalkan lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika. Awali dengan tangan kanan yang menunjukan sebagai bilangan pembagi 1 – 9, dan tangan kiri menunjukan hasil bagi 1 – 9.
10) Ajak siswa untuk mendemonstrasikan formasi jari tangan yang menunjukan angka-angka itu. 11) Melakukan operasi pembagian. 12) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahami 13) Siswa mengerjakan Post Tes f. Kegiatan Akhir 4) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran 5) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran. 6) Guru mengucapakan salam. I. Sumber Belajar - Buku Paket Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah kelas 3, Tri dayat dkk. halaman 29-30. - Buku Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, Trivia Astuti halaman 100-101. J. Evaluasi
Teknik
: tes tertulis
Bentuk soal
: instrument
Kerjakan soal dibawah ini! I.
Soal Pre Test Kerjakan soal di bawah ini! 1. 36 : 6 = … 2. 54 : 9 = … 3. 56 : 7 = …
4. 18 : 3 = … 5. 63 : 9 = … 6. 49 : 7 = … 7. 24 : 6 = … 8. 27 : 9 = … 9. 32 : 4 = … 10. 56 : 8 = … II.
Soal Post Test Kerjakan soal di bawah ini! 1. 81 : 9 = …
6. 36 : 9 = …
2. 63 : 7 = …
7. 48 : 6 = …
3. 42 : 7 = …
8. 72 : 8 = …
4. 24 : 3 = …
9. 63 : 9 = …
5. 28 : 4 = …
10. 42 : 6 = …
KUNCI JAWABAN I.
II.
Pre Test 1. 36 : 6 = 6
6. 49 : 7 = 7
2. 54 : 9 = 6
7. 24 : 6 = 4
3. 56 : 7 = 8
8. 27 : 9 = 3
4. 18 : 3 = 6
9. 32 : 4 = 8
5. 63 : 9 = 7
10. 56 : 8 = 7
Post Test 1. 81 : 9 = 9 a. Tangan kanan menunjukkan angka 9 (jari telunjuk, tengah, manis, dan jari kelingking dibuka)
b. Bilangan yang dibagi adalah 81, satuan yang diambil adalah 1. Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang ditutup yaitu 1. 1 : 1 = 1. c. Tutup satu jari pada tangan kiri (jari jempol ditutup). 2. 63 : 7 = 9 a. Tangan kanan menunjukkan angka 7 (jari telunjuk dan jari tengah dibuka). b. Bilangan yang dibagi adalah 63, ambil satuannya yaitu 3. Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang tertutup yaitu 3. 3:3 =1 c. Tutup satu jari pada tangan kiri (jari jempol ditutup). 3. 42 : 7 = 6 a. Tangan kanan menunjukkan angka 7 (jari telunjuk dan jari tengah dibuka). b. Bilangan yang dibagi adalah 42, ambil satuannya yaitu 2. Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang tertutup yaitu 3. Karena 2 tidak bisa dibagi dengan 3 maka tambahkan 10, jadinya 10 + 2 = 12 kemudian 12 : 3 = 4. c. Tutup empat jari pada tangan kiri (jari jempol, telunjuk, tengah dan jari manis ditutup). 4. 24 : 3 = 8 a. Tangan kanan menunjukkan angka 3 (jari telunjuk, jari tengah dan jari manis dibuka)
b. Bilangan yang dibagi adalah 24, ambil satuannya yaitu 4. Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang tertutup yaitu 2. 4 : 2 = 2. c. Tutup dua jari pada tangan kiri ( jari jempol, dan telunjuk ditutup). 5. 28 : 4 = 7 a. Tangan kanan menunjukkan angka 4 (jari telunjuk, tengah, manis, dan jari kelingking dibuka) b. Bilangan yang dibagi adalah 28, satuan yang diambil adalah 8. Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang ditutup yaitu 1. 8 : 1 = 8. c. Tutup tiga jari pada tangan kiri. (jari jempol, telunjuk dan jari tengah ditutup). 6. 36 : 9 = 4 a. Tangan kanan menunjukkan angka 9 (jari telunjuk, tengah, manis, dan jari kelingking dibuka) b. Bilangan yang dibagi adalah 36, satuan yang diambil adalah 6. Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang ditutup yaitu 1. 6 : 1 = 6. c. Tutup satu jari pada tangan kiri (jari jempol ditutup). 7. 48 : 6 = 8 a. Tangan kanan menunjukkan angka 6 (jari telunjuk dibuka). b. Bilangan yang dibagi adalah 48, ambil satuannya yaitu 8. Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang tertutup yaitu 4. 8 : 4 = 2.
c. Tutup dua jari pada tangan kiri (jari jempol dan jari telunjuk ditutup). 8. 72 : 8 = 9 a. Tangan kanan menunjukkan angka 8 (jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis dibuka). b. Bilangan yang dibagi adalah 72, ambil satuannya yaitu 2. Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang tertutup yaitu 2. 2:2 =1 c. Tutup satu jari pada tangan kiri (jari jempol ditutup). 9. 63 : 9 = 7 a. Tangan kanan menunjukkan angka 9 (jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari kelingking dibuka). b. Bilangan yang dibagi adalah 63, ambil satuannya yaitu 3. Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang tertutup yaitu 1. 3:1 =3 c. Tutup tiga jari pada tangan kiri (jari jempol, telunjuk dan jari tengah ditutup). 10. 42 : 6 = 7 a. Tangan kanan menunjukkan angka 6 (jari telunjuk dibuka). b. Bilangan yang dibagi adalah 42, ambil satuannya yaitu 2. Satuan dibagi dengan jumlah jari kanan yang tertutup yaitu 4. Karena 2 tidak bisa dibagi dengan 4 maka tambahkan 10, jadinya 10 + 2 = 12 kemudian 12:4 = 3. c. Tutup tiga jari pada tangan kiri (jari jempol, telunjuk dan tengah ditutup).
Lampiran ke - 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus II Madrasah
: MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III B/I
Alokasi Waktu
:2 × 35 menit
A. Standar Kompetensi Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka B. Kompetensi Dasar - Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka C. Indikator Pencapaian Kompetensi - Mengetahui bilangan pembagi, bilangan yang dibagi dan hasil bagi. - Mengingat fakta dasar pembagian. - Melakukan pembagian tiga angka dengan satu angka dibawah 500. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui bilangan pembagi. 2. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui bilangan yang dibagi. 3. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui hasil bagi.
4. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa diharapkan mampu mengingat fakta dasar pembagian. 5. Setelah berlatih mengerjakan soal-soal, siswa dapat berhitung cepat dalam pembagian di bawah 500. E. Karakteristik siswa yang diharapkan 1. Percaya diri 2. Tanggung jawab 3. Kreatif 4. Disiplin F. Materi Ajar Pembagian Tiga Angka dengan Satu Angka Seorang pedagang apel sedang menata dagangannya. Setelah dihitung, apel yang ada sebanyak 180 buah. Pedagang itu kemudian membagi apel tersebut dan memasukannya ke dalam 3 keranjang. Tiap keranjang berisi sama banyak. Berapa isi tiap keranjang? Cerita di atas dapat diselesaikan dengan cara membagi 180 dengan 3, maka 180 : 3 = 60. Jadi, tiap keranjang berisi 60 buah apel. Berikut ini akan dijelaskan beberapa cara menghitung pembagian. 1. Menyelesaikan Pembagian dengan cara Bersusun Panjang dan Bersusun Pendek a. Cara Bersusun Panjang Perhatikan contoh berikut:
b. Cara Bersusun Pendek
G. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Demonstrasi 4. Jarimatika 5. Penugasan H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Salam b. Absensi c. Apersepsi
d. Guru mengingatkan pembagian dengan konsep dasar. e. Siswa mengerjakan Pre Tes 2. Kegiatan Inti a. Sebelum mempelajari jarimatika, siswa terlebih dahulu melakukan yel-yel jarimatika sebagai berikut “jari dan jempol tangan digoyang” “jari dan jempol kaki digoyang” “jari dan jempol kepala di goyang” “Jari dan jempol pensil di genggam” “jarimatika… oke deh…” b. Guru mengenalkan lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika. Awali dengan tangan kanan yang menunjukan sebagai bilangan pembagi 1 – 9, dan tangan kiri menunjukan hasil bagi 10 – 90. c. Ajak siswa untuk mendemonstrasikan formasi jari tangan yang menunjukan angka-angka itu. d. Melakukan operasi pembagian. e. Guru
meminta
siswa
mengerjakan
contoh
soal
secara
berkelompok. f. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahami. g. Siswa mengerjakan Post Tes 3. Kegiatan Akhir 1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
2) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran. 3) Guru mengucapakan salam. I. Sumber Belajar - Buku Paket Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah kelas 3, Tri dayat dkk. halaman . - Buku Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, Trivia Astuti halaman 97. J. Evaluasi
Teknik
: tes tertulis
Bentuk soal
: instrument
Kerjakan soal dibawah ini! I.
Soal Pre Test Kerjakan soal di bawah ini! 1. 365 : 5 = … 2. 198 : 9 = … 3. 336 : 6 = … 4. 292 : 4 = … 5. 165 : 3 = … 6. 168 : 8 = … 7. 246 : 6 = … 8. 256 : 4 = … 9. 104 : 4 = … 10. 147 : 7 = …
II.
Soal Post Test Kerjakan soal di bawah ini! 1. 276 : 3 = … 2. 426 : 6 = … 3. 328 : 4 = … 4. 264 : 4 = … 5. 279 : 9 = … 6. 288 : 9= … 7. 496 : 8 = … 8. 366 : 6 = … 9. 192 : 3 = … 10. 497 : 7 = …
KUNCI JAWABAN I.
Pre Test 1. 365 : 5 = 73 2. 198 : 9 = 22 3. 336 : 6 = 56 4. 292 : 4 = 73 5. 165 : 3 = 55 6. 168 : 8 = 21 7. 246 : 6 = 41 8. 256 : 4 = 64 9. 104 : 4 = 26 10. 147 : 7 = 21
Lampiran ke - 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus III Madrasah
: MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III B/I
Alokasi Waktu
:2 × 35 menit
A. Standar Kompetensi Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka. B. Kompetensi Dasar - Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. C. Indikator Pencapaian Kompetensi - Mengetahui bilangan pembagi, bilangan yang dibagi dan hasil bagi. - Mengingat fakta dasar pembagian. - Melakukan pembagian tiga angka dibawah 1000 dengan satu angka. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui bilangan pembagi. 2. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui bilangan yang dibagi. 3. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengetahui hasil bagi.
4. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa diharapkan mampu mengingat fakta dasar pembagian. 5. Setelah berlatih mengerjakan soal-soal, siswa dapat berhitung cepat dalam pembagian di bawah 500. E. Karakteristik siswa yang diharapkan 1. Percaya diri 2. Tanggung jawab 3. Kreatif 4. Disiplin F. Materi Ajar Pembagian Tiga Angka dengan Satu Angka Seorang pedagang apel sedang menata dagangannya. Setelah dihitung, apel yang ada sebanyak 180 buah. Pedagang itu kemudian membagi apel tersebut dan memasukannya ke dalam 3 keranjang. Tiap keranjang berisi sama banyak. Berapa isi tiap keranjang? Cerita di atas dapat diselesaikan dengan cara membagi 180 dengan 3, maka 180 : 3 = 60. Jadi, tiap keranjang berisi 60 buah apel. Berikut ini akan dijelaskan beberapa cara menghitung pembagian. 1. Menyelesaikan Pembagian dengan cara Bersusun Panjang dan Bersusun Pendek a. Cara Bersusun Panjang Perhatikan contoh berikut:
b. Cara Bersusun Pendek
G. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Demonstrasi 4. Jarimatika 5. Penugasan H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Salam b. Absensi
c. Apersepsi d. Guru mengingatkan pembagian dengan konsep dasar. e. Siswa mengerjakan Pre Tes 2. Kegiatan Inti a. Sebelum mempelajari jarimatika, siswa terlebih dahulu melakukan yel-yel jarimatika sebagai berikut: “jari dan jempol tangan digoyang” “jari dan jempol kaki digoyang” “jari dan jempol kepala di goyang” “Jari dan jempol pensil di genggam” “jarimatika… oke deh…” b. Guru mengenalkan lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika. Awali dengan tangan kanan yang menunjukan sebagai bilangan pembagi 1 – 9, dan tangan kiri menunjukan hasil bagi 10 – 90. c. Ajak siswa untuk mendemonstrasikan formasi jari tangan yang menunjukan angka-angka tersebut. d. Melakukan operasi pembagian. e. Guru
meminta
siswa
mengerjakan
contoh
soal
secara
berkelompok. f. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahami. g. Siswa mengerjakan Post Tes 3. Kegiatan Akhir a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
b. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran. c. Guru mengucapakan salam. I. Sumber Belajar - Buku Paket Matematika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah kelas 3, Tri dayat dkk. halaman . - Buku Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika, Trivia Astuti halaman 97. J. Evaluasi
Teknik
: tes tertulis
Bentuk soal
: instrument
Kerjakan soal dibawah ini! I.
Soal Pre Test Kerjakan soal di bawah ini!
II.
1. 552 : 4 = …
6. 516 : 4 = …
2. 729 : 9 = …
7. 672 : 4 = …
3. 696 : 6 = …
8. 812 : 7 = …
4. 728 : 8 = …
9. 749 : 7 = …
5. 666 : 9 = …
10. 702 : 6 = …
Soal Post Test Kerjakan soal di bawah ini! 1. 669 : 3 = … 2. 993 : 3 = … 3. 812 : 7 = … 4. 702 : 6 = …
5. 564 : 4 = … 6. 549 : 9 = … 7. 696 : 3 = … 8. 568 : 8 = … 9. 604 : 4 = … 10. 844 : 4 = … KUNCI JAWABAN I.
Pre Test 1. 552 : 4 = 138 2. 729 : 9 = 81 3. 696 : 6 =116 4. 728 : 8 = 91 5. 666 : 9 = 74 6. 516 : 4 = 129 7. 672 : 4 = 168 8. 812 : 7 = 116 9. 749 : 7 = 107 10. 702 : 6 = 117
II.
Post Test 1. 669 : 3 = 223 2. 993 : 3 = 331 3. 812 : 7 = 116 4. 702 : 6 = 117 5. 564 : 4 = 141 6. 549 : 9 = 61
Lampiran ke - 4 DAFTAR NILAI PRA- SIKLUS
No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD
Nilai 70 80 70 60 50 50 40 50 60 40 50 80 30 60 60 50 60 30 60 40 50 50 60 80 70 80 60 80 50 40
Lampiran ke - 5 DAFTAR NILAI SIKLUS 1
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD
Nilai Pre-test 50 90 80 60 50 50 40 50 70 40 50 80 30 60 50 50 60 30 30 20 50 50 60 80 70 80 60 90 30 40
Rata-rata Pos-test 90 100 70 60 60 60 50 40 80 60 90 100 50 80 60 80 50 60 40 50 60 60 80 80 100 100 90 90 70 80
70 95 75 60 55 55 45 45 75 50 70 90 40 70 55 65 55 45 35 35 55 55 70 80 85 85 75 90 50 60
Lampiran ke - 6 DAFTAR NILAI SIKLUS 2
No.
Nama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD
Nilai Pre-test 70 80 60 70 70 30 50 30 60 30 50 80 30 60 20 70 30 20 20 20 40 40 20 70 50 80 50 80 70 70
Rata-rata Pos-test 100 100 80 80 70 70 70 70 80 70 80 90 60 80 50 60 60 50 60 60 60 60 70 70 90 90 70 100 80 80
85 90 70 75 70 50 65 50 70 50 65 85 45 70 35 65 45 35 40 40 55 55 45 70 70 85 65 90 75 75
Lampiran ke - 7 DAFTAR NILAI SIKLUS 3 No.
Nama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD
Nilai Pre-test 90 80 80 80 70 60 60 60 70 70 80 60 50 80 40 60 60 50 60 50 60 60 60 90 80 90 60 80 60 60
Rata-rata Post test 100 100 90 80 80 80 70 80 90 80 80 100 60 90 70 70 70 60 60 50 70 70 80 90 90 100 90 100 70 90
95 90 85 80 75 70 65 70 80 75 80 80 55 70 55 65 65 55 60 50 65 65 70 90 85 95 75 90 65 75
Lampiran ke – 8 Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Siklus I
No. 1
Nama Madrasah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : III/ I Hari/ Tanggal : Rabu, 19 November 2014 Keterampilan/ kemampuan guru dalam mengajar Skor 1 2 Persiapan guru dalam mengajar a. b. c. d. e.
2
Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajran Menyiapkan silabus Menyiapkan absensi Menyiapkan lembar observasi Penguasaan terhadap materi pembagian dengan metode jarimatika
V V V V V V V
Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan apersepsi mengenai jarimatika a. b. c. d.
4
V
Kemampuan guru dalam menguasai kelas a. Siswa memperhatikan ketika pembelajran matematika b. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya c. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
3
V V V
Salam pembuka Memotivasi siswa Menarik perhatian siswa Mendeskripsikan awal pelajaran dengan kehidupan sehari-hari
V
Ketepatan guru menggunakan metode jarimatika dalam pembelajaran a. Guru paham mengenai penggunaan metode jarimatika dalam pembelajaran matematika b. Guru mampu menggunakan jarimatika operasi pembagian dalam pembelajaran matematika c. Guru mampu mendemonstrasikan formasi jari tangan pada jarimatika. d. Guru dapat membedakan penggunaan jarimatika dalam pembelajaran matematika
5
3
V V V V
Kemampuan guru dalam menutup pelajaran a. b. c. d.
Kesimpulan pembelajaran Melakukan evaluasi terhadap penguasaan materi Memberikan tidak lanjut Salam penutup
Jumlah Keterangan: 1 : rendah 2 : sedang 3 : tinggi
V V V V 1
9
9
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
No.
Kemampuan guru dalam mengajar
1
Persiapan guru dalam mengajar
2
Kemampuan guru dalam menguasai kelas Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan apersepsi mengenai jarimatika Ketepatan guru menggunakan metode jarimatika dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam menutup pelajaran Jumlah
3
4
5
Keterangan: F : frekuensi
Rendah F % -
F 2
Sedang % 10%
F 3
Tinggi
1
5%
2
10%
-
-
-
1
5%
3
15%
-
-
2
10%
2
10%
-
-
3
15%
1
5%
1
5%
10
50%
8
45%
% 15% -
Lampiran ke – 9 Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Siklus II
No. 1
Nama Madrasah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : III/ I Hari/ Tanggal : Kamis, 20 November 2014 Keterampilan/ kemampuan guru dalam mengajar Skor 1 2 Persiapan guru dalam mengajar f. g. h. i. j.
2
Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajran Menyiapkan silabus Menyiapkan absensi Menyiapkan lembar observasi Penguasaan terhadap materi pembagian dengan metode jarimatika
V V V V V
Kemampuan guru dalam menguasai kelas d. Siswa memperhatikan ketika pembelajran matematika e. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya f. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
3
Salam pembuka Memotivasi siswa Menarik perhatian siswa Mendeskripsikan awal pelajaran dengan kehidupan sehari-hari
V V V V
Ketepatan guru menggunakan metode jarimatika dalam pembelajaran e. Guru paham mengenai penggunaan metode jarimatika dalam pembelajaran matematika f. Guru mampu menggunakan jarimatika operasi pembagian dalam pembelajaran matematika g. Guru mampu mendemonstrasikan formasi jari tangan pada jarimatika. h. Guru dapat membedakan penggunaan jarimatika dalam pembelajaran matematika
5
V V V
Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan apersepsi mengenai jarimatika e. f. g. h.
4
3
V V V V
Kemampuan guru dalam menutup pelajaran e. f. g. h.
Kesimpulan pembelajaran Melakukan evaluasi terhadap penguasaan materi Memberikan tidak lanjut Salam penutup
Jumlah Keterangan: 1 : rendah 2 : sedang 3 : tinggi
V V V V
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
No.
Kemampuan guru dalam mengajar
1
Persiapan guru dalam mengajar
2
Kemampuan guru dalam menguasai kelas Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan apersepsi mengenai jarimatika Ketepatan guru menggunakan metode jarimatika dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam menutup pelajaran Jumlah
3
4
5
Keterangan : F : frekuensi
Rendah F % -
2
Sedang % 10%
3
% 15%
-
-
3
15%
-
-
2
10%
-
-
2
10%
-
-
4
20%
-
-
-
-
2
10%
2
10%
2
10%
11
55%
7
35%
F
Tinggi F
Lampiran ke – 10 Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Siklus III
1
Nama Madrasah : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : III/ I Hari/ Tanggal : Jum’at, 21 November 2014 Keterampilan/ kemampuan guru dalam mengajar Skor 1 2 3 Persiapan guru dalam mengajar k. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajran V l. Menyiapkan silabus V m. Menyiapkan absensi V n. Menyiapkan lembar observasi V o. Penguasaan terhadap materi pembagian dengan metode V jarimatika
2
Kemampuan guru dalam menguasai kelas
No.
g. Siswa memperhatikan ketika pembelajaran matematika h. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya i. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
3
Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan apersepsi mengenai jarimatika i. j. k. l.
4
V V V V V V
Salam pembuka Memotivasi siswa Menarik perhatian siswa Mendeskripsikan awal pelajaran dengan kehidupan sehari-hari
V
Ketepatan guru menggunakan metode jarimatika dalam pembelajaran i.
Guru paham mengenai penggunaan metode jarimatika dalam pembelajaran matematika j. Guru mampu mendemonstrasikan formasi jari tangan pada jarimatika. k. Guru mampu menggunakan jarimatika operasi pembagian dalam pembelajaran matematika l. Guru dapat membedakan penggunaan jarimatika dalam pembelajaran matematika
5
V V V V
Kemampuan guru dalam menutup pelajaran i. j. k. l.
Kesimpulan pembelajaran Melakukan evaluasi terhadap penguasaan materi Memberikan tidak lanjut Salam penutup
Jumlah Keterangan: 1 : rendah 2 : sedang 3 : tinggi
V
0
3
V V V 17
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Guru Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
No. 1 2
Kemampuan guru dalam mengajar Persiapan guru dalam mengajar
Kemampuan guru dalam menguasai kelas 3 Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan apersepsi mengenai jarimatika 4 Ketepatan guru menggunakan metode jarimatika dalam pembelajaran 5 Kemampuan guru dalam menutup pelajaran Jumlah Keterangan : F : frekuensi
Rendah F % -
1
Sedang % 5%
4
% 20%
-
-
-
-
3
15%
-
-
1
5%
3
15%
-
-
-
-
4
20%
-
-
1
5%
3
15%
0
3
15%
17
85%
0
F
Tinggi F
Lampiran ke – 11 Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika Siklus I : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga : Matematika : III / I : Rabu, 19 November 2014
Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Hari / Tanggal
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa
Ahmad Ramadhan N Ahmad Dava W Arifin Najwa A Denis Darmawan Farhan Pratama Fredie Surya Susila Galuh Surya T Gibran Ahmad A Isniatun Khasanah Isna Auladina S Indris Septiani R M. Habibul Khaliq Muna Salma M M. Khuzni Anwar F M. Raditya Agra M. Ibnu Syaputra Nisrina Cahya N Nita Erlina Netanya Destia Putri Naisya Arimbi Najmudin Al-Thof Rafika Zaki Ningrum Regad Dwi L Rehandika Bakti N Ryan Dwi Syaputra Salma Azzahra Vina Nikmatussania Velistya Bunga R.P Zahra Oktaviana Renata Amelia Jumlah
Memaham i bilangan pembagi, bilangan yang dibagi dan hasil bagi 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18 7 5
Aspek yang Diamati Mengenal Mengenalla konsep mbang operasi bilangan hitung dalam jarimatika
1 √
2
3
2 : sedang
2 √
√ √ √ √ √ √ √
1
√ √ √ √ √ √ √
√ √
√
√ √
√ √
√ √
√
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√ √
√
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
6
4
3 : tinggi
√ √ √ √ √ √
√
16
√ √ 11
3
14
√ √ 9
JML
3 √
√
√ √
2 √
√
√
√ √ 20
3
√ √ √ √ √ √
Keterangan: 1: rendah
1
Dapat menggunak an jarimatika dalam menghitung
7
7 12 7 6 4 4 4 4 8 4 6 12 4 8 4 6 5 4 4 4 4 4 6 10 9 10 7 12 6 6 191
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika Secara Individu Siklus I No.
Nama Siswa
Kategori Jumlah
31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD Jumlah Rata-rata
F 1 1 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 72 2
Keterangan: 0,0 – 1,99
: Sangat Rendah
2,0 – 3, 39
: Rendah
4,0 –5,99 6, 0 –7,99
: Sedang : Kuat
8,0 – 10,0
: Sangat Kuat
Rendah % 25% 25% 50% 100% 100% 100% 100% 100% 75% 100% 100% 50% 75% 100% 100% 100% 100% 100% 50% 50% 100% 100% 1800% 50%
Sedang F % 3 75% 3 75% 2 50% 4 100% 4 100% 2 50% 1 25% 2 50% 2 50% 3 75% 2 50% 1 25% 29 725% 1 25%
F 4 1 4 2 1 2 1 4 19 1
Tinggi % 100% 25% 100% 50% 25% 50% 25% 100% 475% 25%
Rumus: 𝑃
𝐹 × 100% 𝑁 191 30
x100 = 6,37
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika Secara Klasikal Siklus I No.
Aspek yang Diamati
1
Memahami angka lambangbilangan Mengenal konsep operasi hitung Mengenal lambang bilangan dalam jarimatika Dapat menggunakan jarimatika dalam menghitung Rata-rata
2 3 4
Rendah F % 18 60%
Sedang F % 7 23%
Tinggi F % 5 17%
20
67%
6
20%
4
13%
16
53%
11
37%
3
10%
14
47%
9
30%
7
23%
Lampiran ke - 12
Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika Siklus II : MI Ma’arif Mangunsari Salatiga : Matematika : III / I : Kamis, 20 November 2014
Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Hari / Tanggal
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa
Ahmad Ramadhan N Ahmad Dava W Arifin Najwa A Denis Darmawan Farhan Pratama Fredie Surya Susila Galuh Surya T Gibran Ahmad A Isniatun Khasanah Isna Auladina S Indris Septiani R M. Habibul Khaliq Muna Salma M M. Khuzni Anwar F M. Raditya Agra M. Ibnu Syaputra Nisrina Cahya N Nita Erlina Netanya Destia Putri Naisya Arimbi Najmudin Al-Thof Rafika Zaki Ningrum Regad Dwi L Rehandika Bakti N Ryan Dwi Syaputra Salma Azzahra Vina Nikmatussania Velistya Bunga R.P Zahra Oktaviana Renata Amelia Jumlah Keterangan: 1: rendah
Memahami bilangan pembagi, bilangan yang dibagi dan hasil bagi 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4 18 8 2 : sedang
Aspek yang Diamati Mengenal Mengenalla konsep mbang operasi bilangan hitung dalam jarimatika
1
2 √
3
1
2
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √
√ √
√ √
11
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √
√
√
√
√ √ √ √ 7
3 : tinggi
11
11
√ √ √ √ 8
√
16
√ √ 11
Jum lh
3
√ √
√ √
2 √
√ √ √ √
√ √
√
1
√ √
√ √
√
12
3 √ √
Dapat menggunak an jarimatika dalam menghitung
3
10 12 8 8 7 6 5 5 8 6 6 11 4 6 4 6 4 4 5 5 6 6 8 10 9 12 8 12 11 11 223
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika Secara Individu Siklus I No .
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa
Kategori Jumlah
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD Jumlah Rata-rata
Keterangan: 0,0 – 1,99
: Sangat Rendah
2,0 – 3, 39
: Rendah
4,0 –5,99 6, 0 –7,99
: Sedang : Kuat
8,0 – 10,0
: Sangat Kuat
Rendah F % 1 25%
Sedang F % 2 50% 4 100% 4 100% 3 75%
Tinggi F % 2 50% 4 100% -
3 3 2 2 4 2 4 2 4 4 3 3 2 2 41 1
1 1 4 2 2 1 2 2 1 1 2 2 4 2 3 4 1 1 49 2
3 2 1 4 4 3 3 26 1
75% 75% 50% 50% 100% 50% 100% 50% 100% 100% 75% 75% 50% 50% 1025% 25%
25% 25% 100% 50% 50% 25% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 100% 50% 75% 100% 25% 25% 1275% 50%
Rumus: 𝑃
𝐹 × 100% 𝑁
223 30
𝑥 100 = 7,43
75%
50% 25% 100% 100% 75% 75%
650% 25%
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika Secara Klasikal Penelitian Siklus I No.
Aspek yang Diamati
1
Memahami angka lambangbilangan Mengenal konsep operasi hitung Mengenal lambang bilangan dalam jarimatika Dapat menggunakan jarimatika dalam menghitung Rata-rata
2 3 4
Keterangan: F: frekuensi
Rendah F % 4 14%
Sedang F % 18 60%
Tinggi F % 8 26%
12
40%
11
37%
7
23%
11
37%
11
37%
8
26%
16
53%
11
37%
3
10%
Lampiran ke - 13 Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika Siklus III Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Hari / Tanggal
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
: MI Ma’arif Mangunsari Salatiga : Matematika : III / I : Jum’at, 21 November 2014
Aspek yang Diamati Memahami Mengenal Mengenalla bilangan konsep mbang pembagi, operasi bilangan bilangan yang hitung dalam dibagi dan jarimatika hasil bagi 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Ahmad Ramadhan N √ √ √ Ahmad Dava W √ √ √ Arifin Najwa A √ √ √ Denis Darmawan √ √ √ Farhan Pratama √ √ √ Fredie Surya Susila √ √ √ Galuh Surya T √ √ √ Gibran Ahmad A √ √ √ Isniatun Khasanah √ √ √ Isna Auladina S √ √ √ Indris Septiani R √ √ √ M. Habibul Khaliq √ √ √ Muna Salma M √ √ √ M. Khuzni Anwar F √ √ √ M. Raditya Agra √ √ √ M. Ibnu Syaputra √ √ √ Nisrina Cahya N √ √ √ Nita Erlina √ √ √ Netanya Destia Putri √ √ √ Naisya Arimbi √ √ √ Najmudin Al-Thof √ √ √ Rafika Zaki Ningrum √ √ √ Regad Dwi L √ √ √ Rehandika Bakti N √ √ √ Ryan Dwi Syaputra √ √ √ Salma Azzahra √ √ √ Vina Nikmatussania √ √ √ Velistya Bunga R.P √ √ √ Zahra Oktaviana √ √ √ Renata Amelia √ √ √ Jumlah 19 11 21 9 3 13 14 Nama Siswa
Keterangan: 1: rendah
2 : sedang
3 : tinggi
Dapat menggunakan jarimatika dalam menghitung 1
2
3 √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8
√ √ 16
6
Jumlh
12 12 12 9 8 9 7 8 9 8 10 9 7 9 6 7 7 7 6 6 8 8 8 11 10 12 10 12 10 11 268
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika Secara Individu Siklus I No .
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa
Kategori Jumla h
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD Jumlah Rata-rata
Keterangan: 0,0 – 1,99
: Sangat Rendah
2,0 – 3, 39
: Rendah
4,0 –5,99
: Sedang
6, 0 –7,99
: Kuat
8,0 – 10,0
: Sangat Kuat
Rendah F % 1 1 25% 2 50% 1 25% 1 25% 1 25% 2 50% 2 50% 11 250% 1 25%
F 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 4 4 4 1 2 2 2 1 69 2
Sedang % 75% 100% 75% 75% 100% 75% 100% 50% 75% 75% 50% 50% 75% 75% 75% 50% 50% 100% 100% 100% 25% 50% 50% 50% 25% 1725% 50%
Tinggi F % 4 100% 4 100% 4 100% 25% 1 25% 1 1 25% 50% 2 25% 1 50% 2 75% 3 50% 2 100% 3 50% 2 100% 4 50% 2 75% 3 39 1000% 1 25%
Rumus: 𝐹 𝑃 × 100% 𝑁
268 30
𝑥100 = 8,9
Hasil Presentase Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika Secara Klasikal Siklus I No.
Aspek yang Diamati
1
Memahami angka lambangbilangan Mengenal konsep operasi hitung Mengenal lambang bilangan dalam jarimatika Dapat menggunakan jarimatika dalam menghitung
2 3 4
Rendah F % -
Sedang F % 19 63%
Tinggi F % 11 37%
3
21 13
70% 43%
9 14
30% 47%
16
53%
6
20%
8
10 % 27 %
Lampiran ke – 14 Soal Siklus I Soal Pre-test. Kerjakan soal di bawah ini dengan benar !
1. 36 : 6 = … 2. 54 : 9 = … 3. 56 : 7 = … 4. 18 : 3 = … 5. 63 : 9 = … 6. 49 : 7 = … 7. 24 : 6 = … 8. 27 : 9 = … 9. 32 : 4 = … 10. 56 : 8 = … Soal Postest Kerjakan soal di bawah ini dengan benar ! 1. 81 : 9 = … 2. 63 : 7 = … 3. 42 : 7 = … 4. 24 : 3 = … 5. 28 : 4 = … 6. 36 : 9 = … 7. 48 : 6 = … 8. 72 : 8 = … 9. 63 : 9 = … 10. 42 : 6 = …
Lampiran ke – 15 Soal Siklus II Soal Pre-test Kerjakan soal di bawah ini dengan benar !
1. 365 : 5 = … 2. 198 : 9 = … 3. 336 : 6 = … 4. 292 : 4 = … 5. 165 : 3 = … 6. 168 : 8 = … 7. 246 : 6 = … 8. 256 : 4 = … 9. 104 : 4 = … 10. 147 : 7 = … Soal Postest Kerjakan soal di bawah ini dengan benar ! 1. 286 : 3 = … 2. 426 : 6 = … 3. 328 : 4 = … 4. 264 : 4 = … 5. 279 : 9 = … 6. 288 : 9= … 7. 496 : 8 = … 8. 366 : 6 = … 9. 192 : 3 = … 10. 497 : 7 = …
Lampiran ke – 16 Soal Siklus III Soal Pre-test Kerjakan soal di bawah ini dengan benar !
1. 552 : 4 = … 2. 729 : 9 = … 3. 696 : 6 = … 4. 728 : 8 = … 5. 666 : 9 = … 6. 516 : 4 = … 7. 672 : 4 = … 8. 812 : 7 = … 9. 749 : 7 = … 10. 702 : 6 = … Soal Postest Kerjakan soal di bawah ini dengan benar ! 1. 669 : 3 = … 2. 993 : 3 = … 3. 812 : 7 = … 4. 702 : 6 = … 5. 564 : 4 = … 6. 549 : 9 = … 7. 696 : 3 = … 8. 568 : 8 = … 9. 604 : 4 = … 10. 844 : 4 = …
Lampiran ke - 17 Hasil Wawancara Wali Kelas IIIB (Pra Tindakan) Hari/ Tanggal : 15 November 2014 Subjek
: Bapak Syafi’I Abthohi, S. Pd. I
Tempat
: Kantor Guru
Situasi
: Wawancara berlangsung pada waktu istirahat
1.
Pertanyaan
: Metode dan strategi apa yang biasa digunakan dalam melaksanakan pembelajaran matematika khususnya dalam pembelajaran berhitung?
Jawaban
: Biasanya menggunakan metode bumbung susun/ poro gapit seperti biasanya.
2.
Pertanyaan
: Permasalahan pembelajaran
apa
yang
matematika
sering khususnya
muncul
dalam
dalam
materi
berhitung? Jawaban
: Biasanya anak di kelas IIIB ini cenderung rame, gojek sendiri, tidak fokus dan ada beberapa siswa yang dalam menerima materi pelajaran itu agak kurang, sekitar 6 siswa.
3.
Pertanyaan
: Bagaimana kemampuan berhitung siswa selama ini?
Jawaban
: Masih sangat rendah, ya mungkin karena mereka tidak fokus. Pokoknya dibutuhkan kesabaran, ketelitian dalam mengajar siswa disini.
4.
Pertanyaan
: Bagaimana menurut Bapak jika nanti dilakukan penelitian tentang menghitung pembagian dengan menggunakan jarimatika?
Jawaban
: Iya gak apa-apa, tidak masalah. Siapa tau itu bisa meningkatkan hasil belajar siswa saya. Apalagi dalam menghitung pembagian masih banyak siswa yang belum mengerti.
Lampiran ke - 18 Catatan Lapangan Mengenai Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika Siklus I Hari/ tanggal
: 19 November 2014
Kelas/ semester
: III/ 1
Materi
: Pembagian di bawah 100.
Siswa yang hadir : 30 anak
Keadaan kelas ketika penelitian tindakan Guru memulai pelajaran dengan salam, kemudian guru melakukan apersepsi. Setelah itu guru menjelaskan konsep dasar pembagian dengan menggunakan benda-benda seperti kelereng atau permen, baru kemudian siswa diminta untuk mengerjakan pre-test. Setelah pre-test selesai siswa diminta untuk melakukan yel-yel jarimatika. Hal ini membuat anak menjadi bergembira dan bersemangat. Guru menjelaskan apa jarimatika itu, dan memperagakan formasi jari untuk menghitung pembagian, siswa juga diminta untuk memperagakannya. Banyak siswa yang belum paham dan belum hafal dengan formasi jarimatika tersebut. Ada juga yang agak kesulitan dalam melipat jari tangan. Hal ini mungkin dikarenakan belum terbiasa melakukannya. Peneliti memberi kesempatan siswa untuk bertanya bila ada hal yang kurang mereka pahami. Kemudian guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar evaluasi sebagai tolak ukur pengetahuan siswa dalam kegiatan pembelajaran hari ini.
Lampiran ke - 19 Catatan Lapangan Mengenai Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika Siklus II Hari/ tanggal
: 20 November 2014
Kelas/ semester
: III/ 1
Materi
: Pembagian tiga angka dengan satu angka di bawah 500.
Siswa yang hadir : 30 anak
Keadaan kelas ketika penelitian tindakan Guru memulai pelajaran dengan salam, kemudian melakukan apersepsi. Setelah itu guru menjelaskan cara mengerjakan pembagian tiga dengan satu angka di bawah 500 dengan cara bersusun pendek dan bersusun panjang. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan pre-test. Ketika mengerakan pre-test masih banyak anak yang kebingungan untuk mengerjakan. Setelah pre-test selesai, siswa diminta untuk melakukan yel-yel jarimatika.
Guru menjelaskan bahwa jarimatika yang kedua ini berbeda
dengan jarimatika yang kemarin. Guru memperagakan formasi jarimatika kemudian siswa diminta untuk mengikutinya. Sebagian siswa masih banyak yang belum hafal dengan formasi jarimatika. Kemudian guru membagi kelas menadi lima kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Setelah selesai memperagakan formasi jarimatika, kemudian guru memberikan contoh soal di papan tulis. Lalu memberi contoh kepada siswa cara menghitungnya dengan jarimatika. Masih banyak yang bingung dalam
melakukannya tetapi juga ada yang sudah bisa melakukannya meskipun hanya sedikit. Kemudian guru memberikan contoh di papan tulis untuk dikerjakan oleh siswa. Setelah siswa sudah mulai paham maka guru memberikan lembar evaluasi sebagai acuan penilaian terhadap pembelajaran hari ini.
Lampiran ke - 20 Catatan Lapangan Mengenai Pembelajaran Matematika melalui Metode Jarimatika Siklus III Hari/ tanggal
: 21 November 2014
Kelas/ semester
: III/ 1
Materi
: Pembagian tiga angka dengan satu angka di bawah 1000.
Siswa yang hadir : 30 anak
Keadaan kelas ketika penelitian tindakan Guru memulai pelajaran dengan salam, kemudian guru melakukan apersepsi. Setelah itu guru menjelaskan cara menghitung pembagian dengan bersusun seperti pada siklus sebelumnya, baru kemudian siswa diminta untuk mengerjakan pre-test. Setelah pre-test selesai siswa diminta untuk melakukan yel-yel jarimatika. Hal ini membuat anak menjadi bergembira dan bersemangat. Guru memperagakan formasi jari untuk menghitung pembagian tiga angka dengan satu angka, kemudian siswa diminta untuk mengikutinya. Banyak siswa yang paham dan hafal dengan formasi jarimatika tersebut. Hanya ada beberapa siswa yang masih agak kesulitan. Peneliti memberikan beberapa contoh soal
di papan tulis untuk
dikerjakan siswa. Peneliti memberi kesempatan siswa untuk bertanya bila ada hal yang kurang mereka pahami. Kemudian guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar evaluasi sebagai tolak ukur pengetahuan siswa dalam kegiatan pembelajaran hari ini.
Lembar Dokumentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Jarimatika
Kegiatan sebelum pelajaran dimulai (shalat Dhuha)
Siswa ketika berdo’a
Siswa sedang mengerjakan pre-test
Siswa sedang melakukan yel-yel jarimatika
Guru dan siswa mendemonstrasikan menghitung dengan jarimatika
Siswa maju menghitung pembagian dengan jarimatika
Siswa mengerjakan postest
Guru mengawasi kegiatan pembelajaran
Guru menerangkan materi
Siswa bertanya mengenai menghitung pembagian
Seluruh siswa shalat dhuha di lapangan sekolah sebelum pembelajaran dimulai
Kondisi siswa ketika pembelajaran
DAFTAR NILAI SKK Nama : Siti Ratnasari
PA
NIM
: 11510041
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PGMI
No. 1.
Nama Kegiatan Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) STAIN Salatiga Tahun 2010 UPT Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga National Workshop of Entrepreneurship And Basic Cooperation 2010 Seminar Nasional Pendidikan “Realisasi Pendidikan Karakter Bangsa dalam Kurikulum Pendidikan Nasional” Grand Opening Nisa’ “Hypnotherapy” (Concentrate Your Mind, Get Your Achievement) Seminar Nasional Kristologi & Tabligh Akbar dengan Tema “Membangun Pemahaman Agama Menuju Khoirul Ummah” Seminar Nasional Pendidikan dengan Tema “Pendidikan Multikultural Sebagai Pilar Karakter Bangsa” Seminar Nasional Mahasiswa tema Urgensi Media Dalam Pergulatan Politik Pra Youth Leadhership Training dengan Tema “Surat Cinta Pembasmi Galau” Pendidikan Dasar Perkoperasian (PDP)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
: Drs. Abdul Syukur. M.Si
Pelaksanaan 25-27 Agustus 2010
Keterangan Peserta
Nilai 3
20–25 September 2010
Peserta
3
19 Desember 2010
Peserta
6
20 Juni 2011
Peserta
6
24 September 2011
Peserta
3
20 Mei 2012
Peserta
6
29 Mei 2012
Peserta
6
29 September 2012
Peserta
6
3 Oktober 2012
Peserta
3
12-14 Februari 2013
Peserta
5
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Seminar Pencegahan Bahaya NAPZA ( Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif), HIV/AIDS Mewaspadai Pergaulan Bebas Untuk Membentuk Remaja yang Tangguh & Launching PIK SAHAJASA STAIN Salatiga Seminar Nasional Entrepreneurship “Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur Generasi Muda” Seminar Nasional & Dialog Publik dengan Tema: Penyesuaian Harga BBM Bersubsidi Seminara Nasional dengan Tema “Mengawal Pengendalian BBM Bersubsidi, Kebijakan BLSM yang Tepat Sasaran Serta Pengendalian Inflasi dalam Negeri Sebagai Dampak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi” Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Mahasiswa V Tingkat Mahasiswa, SMA Se-Derajat dan Pondok Pesantren se-Salatiga dan sekitarnya dengan Tema “MTQ Wahana Apresiasi untuk Mencetak Insan Qur’ani” Penerimaan Anggota Baru (PAB) JQH 2013 dengan Tema: Kristalisasi Nilai Qur’an Menuju Insan yang Penuh Hikmah. Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS) yang Bertema “Level Basic 1 atau Pendidikan Tingkat 1” Seminar Nasional yang Bertema "Optimalisasi Sumber Daya Insani Terhadap Lembaga Keuangan Syariah” Seminar Nasional Bahasa Arab ITTAQO “Implementasi Kurikulum 2013 pada mapel Bahasa Arab tingkat dasar, dan tingkat menengah dalam upaya menjawab tantangan pengajaran Bahasa Arab”
29 April 2013
Peserta
4
27 Mei 2013
Peserta
6
27 Juni 2013
Peserta
6
8 Juli 2013
Peserta
6
23 Oktober 2013
Peserta
5
23-24 November 2013
Panitia
3
13 Oktober 2014
Peserta
3
14 Oktober 2014
Peserta
6
4 November 2014
Peserta
6