SIKAP MAHASISWA TERHADAP PEMBERITAAN KEKERASAN WARTAWAN INDONESIA (Studi Korelasional Tentang Hubungan antara Sikap Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan dan Pemberitaan Kekerasan Terhadap Wartawan Indonesia di Metro TV) Efira Novia Kamil Abstrak Skripsi ini berjudul Sikap Mahasiswa Terhadap Pemberitaan Kekerasan Wartawan Indonesia (Studi Korelasional tentang Hubungan antara Sikap Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan dan Pemberitaan Kekerasan Terhadap Wartawan Indonesia di Metro TV). tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Sikap Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan dan Pemberitaan Kekerasan Terhadap Wartawan Indonesia di Metro TV. Teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah Komunikasi Massa, Jurnalistik & Pers, Sikap dan Teori S-O-R. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan Penelitian Kepustakaan (Library Research). Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalalah dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 24 soal bersifat tertutup dan 2 soal bersifat terbuka. Sementara teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis dengan menggunakan rumus Spearman (Spearman’s Rho Rank – Order Correlation). Kata Kunci: Sikap, Pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia, Teori S-O-R
PENDAHULUAN Pada zaman era reformasi saat ini, skala kekerasaan terhadap pers atau wartawan dinilai semakin meluas, penyebab terjadinya kekerasan terhadap wartawan, karena tulisan wartawan menyentuh beberapa isu, yakni korupsi, pembalakan liar (illegal logging ) dan pemilihan umum kepala daerah (pilkada). Ketiga isu inilah yang saat ini menjadi faktor dominan pemicu kekerasan terhadap wartawan. Meskipun saat ini pemerintah menjamin kemerdekaan pers, tetapi kemerdekaan pers ternyata belum aman. Menurut catatan Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Indonesia, setidaknya terjadi 56 kasus kekerasan pada jurnalis selama periode Desember 2011 - Desember 2012. Ini belum termasuk 12 kasus kekerasan yang terjadi di propinsi Papua. Pada 2011 AJI mencatat 49 kasus kekerasan, sementara pada 2010 terjadi 51 kasus kekerasan. Prediksi AJI Indonesia pada akhir 2011 terbukti, bahwa kasus kekerasan terhadap jurnalis meningkat signifikan menjelang 2013. Dari 56 kasus kekerasan pada 2012, 18 berupa serangan fisik, 15 kasus ancaman, 10 perusakan dan perampasan alat, 7 kasus pengusiran dan pelarangan meliput, 3 demonstrasi disertai pengerahan massa, 2 sensor dan 1 kasus protessan web terjadi (www.ajiindonesia.or.id.) Harus diakui, sebagian masyarakat belum puas terhadap kualitas pers kita, karena ada beberapa wartawan yang tidak memiliki etika pada saat meliput berita. Kadang pula sebagian masyarakat, atau sebut saja segelintir oknum merasa terganggu privacy dan kehidupannya.
1
Dalam kehidupan pers yang sehat dan profesional, telah disediakan mekanisme sendiri yaitu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers yang dengan jelas tertulis dalam pasal 8 yaitu: “Dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum”. Pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia tentu memberikan pengaruh terhadap pandangan, pendapat, sikap masyarakat yang menyaksikan pemberitaan tersebut, khususnya kepada mahasiswa yang dinilai memiliki pemikiran kritis dalam memandang suatu peristiwa. Sikap merupakan kecenderungan bertindak dalam menghadapi objek, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap tersebut bisa berupa benda, orang, tempat, situasi atau peristiwa. Maka dari itu, peneliti ingin meneliti bagaimana sikap mahasiswa terhadap tayangan pemberitaan kekerasan terhadap wartawan, apakah mahasiswa dapat menerima pemberitaan secara positif atau negatif setelah menyaksikan pemberitaan tersebut. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIK-P) dipilih sebagai objek penelitian karena STIK-P merupakan sekolah tinggi pertama di Sumatera Utara yang fokus, untuk melahirkan sarjana yang berkualitas dibidang ilmu komunikasi. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan peneliti, beberapa mahasiswa STIK-P peduli terhadap pemberitaan kekerasan yang terjadi pada wartawan, yaitu dengan ikut serta dalam unjuk rasa yang dilakukan oleh para wartawan Medan. Suatu informasi atau pemberitaan dapat menambah pengetahuan mahasiswa STIK-P tentang kondisi dan situasi yang terjadi, ditambah dengan sebagian besar mahasiswa STIK-P nantinya akan berada di ruang lingkup jurnalistik dan memiliki kesamaan profesi, pasti mereka memiliki pandangan dan sikap yang berbeda terhadap pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan dan Pemberitaan Kekerasan Terhadap Wartawan Indonesia di Metro TV. KERANGKA TEORI Sikap Menurut Jalaluddin Rakhmat (2007: 39) ada 5 pengertian sikap, yaitu: 1. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. 2. Sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari. 3. Sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. 4. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. 5. Sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah. Dalam proses sikap terdapat 3(tiga) komponen, yaitu: 1. Komponen Kognitif yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. 2
2. Komponen Afektif yaitu yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. 3. Komponen Konatif yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya. Teori S-O-R Penelitian ini didukung oleh teori S-O-R (stimulus-organism-response) yang semula berasal dari psikologi. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Adapun unsur model ini adalah (Effendy, 2007: 254): a. Pesan (Stimulus, S) b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Response, R) Menurut Effendy (Effendy, 2007: 255), perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu itu sendiri. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin juga ditolak. Komunikasi akan berlangsung apabila ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah saat dimana komunikan mengerti akan pesan tersebut. Kemampuan komunikan inilah yang akan melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerima pesan tersebut, maka akan terbentuk sikap terhadap pesan yang disampaikan. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, yaitu mengenai persepsi nasabah terhadap kualitas komunikasi telemarketer maka dapat ditentukan bahwa: Pesan (Stimulus): Pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia di Metro TV. Komunikan (Organism): Mahasiswa STIK-P. Efek (Response): Sikap yang timbul melalui pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia di Metro TV, di kalangan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P). Jurnalistik dan Pers Dalam buku “Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik” (Mondry, 2008: 17). Kata jurnalistik berasal dari kata: diurnalis (Latin), journal (Inggris) atau du jour (Perancis), yang berarti informasi atau peristiwa yang terjadi sehari-hari. Secara umum jurnalistik merupakan kegiatan menyiapkan, menulis, mengedit serta memberitakan suatu pemberitaan melalui media massa. Bersamaan dengan munculnya mesin cetak, muncullah istilah press (Inggris) atau pers (Belanda), yang sebenarnya berarti menekan (pressing), karena mesin cetak menekan kertas untuk memunculkan tulisan. Akibatnya, terdapat dua istilah yang kini muncul di masyarakat dan sering diartikan sama, yaitu jurnalis (wartawan) dan pers. Sepintas arti kedua kata itu memang sama. Jurnalis merupakan orang pers yang tugasnya mencari informasi guna menjadi bahan berita. Berita merupakan laporan peristiwa yang memiliki nilai berita aktual, faktual, penting, dan menarik yang disebarkan melalui media massa (Mondry, 2008: 133). Adapun kualitas dasar untuk digolongkan sebagai berita adalah sebagai berikut: 1. Bersifat Baru (Actual), yaitu memberi pemahaman pada penerima pesan tentang informasi yang tidak diketahui sebelumnya. 2. Nyata (Factual), yaitu informasi tentang sesuatu yang sebenarnya terjadi. Gabungan dari kejadian nyata, pendapat dan pernyataan narasumber. 3. Menarik (Interesting). 3
4. Penting (Important), yaitu menyangkut kepentingan orang banyak. Pemberitaan atau reportase adalah laporan lengkap ataupun interpretatif (telah disajikan sebagaimana dianggap penting oleh redaksi pemberitaan) ataupun berupa pemberitaan penyelidikan (investigative reporting) yang merupakan pengkajian fakta-fakta lengkap dengan latar belakang, trend/kecenderungan, yang mungkin terjadi di masa mendatang. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang khusus dalam penjelasan antara dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada seberapa erat hubungannya dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh – tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek – objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2005: 99). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) angkatan 2009, 2010 dan 2011 yang masih aktif. Berdasarkan data arsip tata usaha STIK-P diperoleh sebanyak 80 mahasiswa yang akan dijadikan responden. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dengan menggunakan caracara tertentu. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Mengingat jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka peneliti mengambil keseluruhan populasi sebagai sampel penelitian (total sampling,). Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 80 orang. Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu mengambil keseluruhan populasi sebagai sampel. Karena jumlah populasi adalah di bawah 100 orang. Teknik Analisis Data 1. Analisis Tabel Tunggal Analisis tabel tunggal merupkan analisis yang dilakukan dengan membagibagikan variabel ke dalam beberapa kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisis ini langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu jumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori (Singarimbun, 2008: 266). 2. Analisis Tabel Silang Analisis tabel silang merupakan teknik yang digunakan guna menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lain, kemudian dapat diketahui nilai positif atau negative pada variabel tersebut (Singarimbun, 2008: 273). 3. Uji Hipotesis 4
Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam rumus Spearman (Spearman’s Rho Rank – Order Correlation) data dari variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai yang terbesar (Kriyantono, 2006:174) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis tabel tunggal, tabel silang dan uji hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat dilihat terdapat hubungan yang cukup berarti antara sikap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan dan pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia di Metro TV. Bila dikaitkan dengan teori S-O-R, pemberitaan mengenai kekerasan terhadap wartawan dapat memberikan stimulus atau rangsangan kepada responden dengan mengetahui, memahami, peduli dan perhatian sehingga dapat mengubah sikap responden tersebut menjadi prihatin dan mendukung profesi wartawan. Perubahan sikap yang ditunjukkan responden dapat terjadi karena adanya solidaritas sosial yang didasari pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh emosional seperti kecintaan beberapa mahasiswa terhadap profesi wartawan. Dalam penelitian ini setengah dari responden yaitu 40 responden (50%) yang cenderung berjenis kelamin laki-laki sering menonton pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan di Metro TV. hal ini menunjukan bahwa para responden wanita lebih menyukai pemberitaan yang ringan dan tingginya kemauan responden dalam menonton pemberitaan disebabkan oleh kepedulian responden terhadap profesi wartawan karena sebagian besar mahasiswa STIK-P mencintai profesi wartawan, dan beberapa mahasiswa ada yang menjadi wartawan freelance dan nantinya akan terjun ke dunia jurnalistik. Dalam penelitian ini juga dapat dilihat bahwa rata-rata mahasiswa STIK-P yaitu 38 responden (47,5%) menaruh perhatian terhadap pemberitaan kekerasan yang terjadi pada wartawan Indonesia yang ditayangkan di MetroTV. para responden merasa prihatin terhadap pemberitaan tersebut karena seharusnya wartawan atau jurnalis itu dilindungi dan diberi kebebasan untuk mencari berita sesuai dengan etika dan kode etik jurnalistik (KEJ), walaupun ada pihak yang tidak menyukai cara beberapa wartawan dalam mengambil berita, seharusnya para wartawan tersebut dihukum sesuai dengan undang-undang pers yang berlaku bukan dihukum dengan kekerasan fisik. Profesi wartawan adalah profesi yang mulia yaitu pencari kebenaran jadi seharusnya mereka juga diperlakukan dengan mulia. Untuk melihat sejauhmana hubungan antara pengaruh emosional responden terhadap pemberitaan dengan responden mendukung informasi yang disampaikan dalam pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan oleh MetroTV. Berdasarkan analisis tabel silang tersebut diperoleh gambaran bahwa rata-rata responden yaitu sebanyak 46 orang menyatakan bahwa pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia mampu mempengaruhi emosional para responden dan dari 46 responden tersebut 38 orang diantaranya menyatakan bahwa mereka mendukung informasi yang disampaikan dalam pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan oleh MetroTV. Para responden berharap agar pemerintah peduli terhadap pemberitaan ini dan segera menyelesaikan kasus ini sehingga nantinya tidak ada lagi kekerasan yang terjadi pada wartawan Indonesia. Setelah menganalisis, maka selanjutnya dilakukan penelitian uji hipotesis dengan menggunakan Koefisien Spearman Rho, yaitu menjelaskan hubungan antara variabel X (pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia) dan variabel Y (sikap mahasiswa). Dalam penelitian ini diharapkan dapat dilihat hubungan antara pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia di MetroTV dan sikap mahasiswa STIK-P.. Berdasarkan
5
perhitungan yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan rumus Spearman Rho Rank maka diperoleh nilai rho = 0,668. Jika dilihat dalam skala Guilford, angka 0,668 berada pada skala 0,40 – 0,70 hal ini menunjukan Hubungan yang cukup berarti. Yang berarti bahwa pemberitaan mengenai kekerasan wartawan mampu mempengaruhi sebagian besar sikap dari mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan. Signifikansi atau nilai penerimaan hasil korelasi Koefisien Spearman Rho dapat diuji dengan menyusun hipotesis sebagai berikut : Ha : Terdapat hubungan antara Sikap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan dan pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia di Metro TV. Ho : Tidak Terdapat hubungan antara Sikap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan dan pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia di Metro TV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan rumus Spearman (Spearman’s Rho Rank – Order Correlation) melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara sikap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan dan pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia di Metro TV. 2. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bagaimana hubungan pemberitaan kekerasan pada wartawan Indonesia yang ditayangkan di Metro TV dapat mempengaruhi sikap mahasiswa STIK-P karena adanya kepercayaan yang sama terhadap jurnalistik dan profesi wartawan. 3. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) tertarik menonton dan mengikuti pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan di Metro TV. Alasan mengapa mahasiswa STIK-P tertarik menonton dan mengikuti pemberitaan tersebut dikarenakan mereka peduli terhadap wartawan dan beberapa diantara mereka mencintai profesi wartawan jadi membuat mereka ingin mengetahui dan mengikuti pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia dan berharap agar kasus kekerasan terhadap wartawan Indonesia segera terselesaikan. Dengan menonton pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia pengetahuan mereka juga bertambah tentang undang-undang pers, kode etik jurnalistik , yang paling penting mereka mengetahui etika pada saat meliput suatu peristiwa apalagi peristiwa yang terjadi di daerah konflik. 4. Hasil penelitian menyatakan bahwa mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) menyukai pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia ditayangkan oleh Metro TV dan mereka juga setuju pemberitaan tersebut ditayangkan atau disiarkan oleh Metro TV. Perubahan sikap yang mahasiswa STIK-P tunjukkan adalah dengan mendukung wartawan untuk memberikan mereka ruang dan kebebasan pada saat meliput berita. Beberapa responden juga menyadari bahwa untuk menjadi seorang wartawan itu tidak gampang seperti yang mereka pikirkan sebelumnya, seorang wartawan harus memiliki etika yang baik, tegas dan tidak gentar dalam mencari kebenaran dan informasi yang mereka berikan kepada khalayak harus sesuai dengan kode etik jurnalistik (KEJ), pemberitaan kekerasan terhadap wartawan 6
Indonesia di Metro TV membuat beberapa para responden yang nantinya ingin menjadi jurnalis harus memiliki etika yang baik, tegas dan berani. Saran 1. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden, mereka berharap agar para pelaku kekerasan harus dihukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku karena pers atau wartawan dilindungi dalam mencari dan memperluas suatu informasi atau berita. 2. Peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, terutama bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya, diharapkan agar peneliti lebih memperbanyak referensi dari buku, literatur dan jurnal, sehingga teori dan informasi yang diperoleh dapat lebih menyempurnakan hasil dari penelitian. 3. Peneliti ingin memberikan saran kepada pihak Metro TV sebagai sebuah sarana informasi yang bergerak dibidang jurnalistik sebaiknya lebih peduli terhadap pemberitaan kekerasan yang terjadi pada wartawan dan memberikan informasi terbaru dari kelanjutan kasus kekerasan terhadap wartawan Indonesia sampai kasus tersebut selesai, karena pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia, mampu menarik perhatian para khalayak.
7
Daftar Referensi Bungin, Burhan. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Effendy, Onong Uchjana. (2007). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Kriyantono, Rakhmat. (2010). Tekhnik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana. Mondry, M.Sos. (2008). Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia. Rakhmat, Jalaluddin. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Singarimbun, Masri & Effendi, Sofian. (2008). Metode Penelitian Survai. Jakarta: Pustaka LP3S. Sumber Lain: Arsip tata usaha Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Internet: http://ajiindonesia.or.id/read/article/press-release/168/catatan-akhir-tahun-2012-ajiindonesia.html (diakses pada tanggal 23 Januari 2013)
8