USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
Seuramoe PRIORITAS
Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik
Edisi 1 / Agustus - Oktober / 2012
Informasi dan Inovasi Wagub Hadiri Peluncuran USAID PRIORITAS Wagub hadiri peluncuran program tingkat nasional bersama Mendikbud dan Duta Besar Amerika di Jakarta
3
Terpadunya Koordinasi Stakeholder Pendidikan di Aceh
UTAMAKAN MUTU PEMBELAJARAN
Peran TKPPA dirasakan cukup penting oleh para pemangku kepentingan bidang pendidikan di Aceh …
4 Kotak Ajaib dari Min Rukoh Kotak ini memiliki kekuatan angka yang tersimpan di dalam laci ajaibnya. Kotak sederhana ini ternyata mampu menghipnotis...
5
Ke Mana Arah Pendidikan Aceh…. Bagaimana capaian pendidikan Aceh saat ini dan apa yang harus menjadi perhatian pemerintah sejalan dengan RPJMA 2013-2017 ?
6
LPTK Siap Bekerjasama dengan USAID PRIORITAS Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar Raniry menyatakan kesiapan lembanganya bekerjasama dengan USAID PRIORITAS 7 Keterangan gambar dari kiri, Menara depan Mesjid Raya Baiturrahman, Pelajar SDN Sibreh Aceh Besar, Training manajemen sekolah dan Madrasah, Pelajar MIN Rukoh belajar di lingkungan madrasah.
Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf :
GEMPA dan tsunami yang melanda Aceh 8 tahun silam telah menghadirkan berbagai negara ke Aceh yang secara bahu membahu memulai dan menyelesaikan tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh. Pembangunan tersebut kian terasa dengan ditandatanganinya perjanjian Helsinki yang telah membawa kedamaian Aceh setelah sekian lama terkungkung oleh konflik. Dampak tersebut telah pula membawa pengaruh yang sangat besar bagi bidang pendidikan di Aceh, terutama dengan dibangun kembali dan diperbaikinya fasilitas sekolah dan madrasah. Hal tersebut tidak terlepas dari peran dan dukungan semua pihak yang mempunyai keinginan secara bersama untuk membangun pendidikan Aceh. Ketersediaan gedung dan fasilitas yang sudah dianggap layak tersebut mengugah hati Wakil Gubernur Aceh, Bapak Muzakir Manaf, untuk memfokuskan pembangunan pendidikan pada bidang mutu, terutama meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. “Mulai tahun ini kita fokus pada mutu pembelajaran di sekolah, baik untuk murid maupun guru!”ungkap Mualem, sapaan akrab Muzakir Manaf. Hal tersebut bukanlah tanpa alasan. Hasil pemaparan Bappeda Aceh tentang rancangan RPJM Aceh tahun 2012 sektor pendidikan menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan kualitas sumber daya manusia di Aceh masih rendah. Salah satunya dapat dilihat dari peringkat lulusan pendidikan menengah yang memasuki perguruan tinggi tahun 2011yang menunjukkan Aceh berada pada peringkat 31 untuk kelompok IPA dan bersambung \ 2 peringkat 25 untuk kelompok IPS dari 34 Provinsi di ke halaman Indonesia. News letter SEURAMOE PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIO RITAS di Provinsi Aceh sebagai media penyebarluasan informasi dan inovasi serta praktik baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami : www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. USAID PRIORITAS : Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and St udents
SE
SEURAMOE PRIORITAS
Edisi 1/Agustus-Oktober/2012 Edisi : 1/2012
Keterangan Gambar (dari kiri): Direktur USAID INDONESIA, Andrew Sisson ; Duta Besar Amerika Serikat, Scot Marciel; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Mohammad Nuh, DEA; Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf; Sekretaris Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat, Indroyono Soesilo; Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. Nur Syam, M.Si. Sambungan halaman
1
Bukan hanya itu, Hasil uji kompetensi guru tahun 2012 menunjukkan bahwa provinsi Aceh menempati urutan yang ke 28 dan tentu saja ini menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah Aceh dalam menyusun RPJM hingga 2017. “Jangan kita selalu berpikir membangun fisik. Ada hal yang utama yang menjadi tanggung jawab kita saat ini, yaitu mutu pendidikan yang lebih baik untuk masa depan anak- anak Aceh,” tegas wakil Gubernur. Harapan Mualem perlu didukung oleh semua pemangku kepentingan pendidikan di Aceh terutama Dinas Pendidikan dalam menyusun program dan anggaran yang memihak kepada peningkatan mutu sekolah.
Apa yang akan Dilakukan USAID PRIORITAS pada Tingkat Pemerintahan Daerah ? USAID PRIORITAS akan bekerja dengan Pemerintah Aceh dan Kabupaten/kota mitra untuk : Mendukung pemanfaatan data dan informasi untuk perencanaan, penganggaran, dan pengembangan kebijakan. Meningkatkan hubungan antar sekolah, kabupaten/kota, provinsi, LPTK, dan pemerintah pusat Meningkatkan peran masyarakat dalam mengelola pendidikan.
MIN Rukoh Banda Aceh memperoleh kesempatan menampilkan Inovasi pembelajaran dan hasil karya siswanya pada peluncuran program USAID PRIORITAS di Jakarta. Madrasah yang menjadi salahsatu mitra program USAID DBE tersebut membuktikan praktik terbaik yang telah dilakukan pada madrasah tersebut yang langsung dikawal oleh 2 orang siswa, guru dan komite madrasah. Berikut petikan gambar aktivitas pameran praktik pendidikan yang terbaik dan kegiatan peluncuran program di Jakarta : 1. Pojok pameran MIN Rukoh Banda Aceh, 2. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. M. Nuh dan Duta Besar Amerika Serikat, Bapak Scot Marciel memperhatikan anggaran Madrasah secara transparan, 3. Duta Besar Amerika Serikat mengabadikan gambar di stand MIN Rukoh bersama siswa, guru dan komite, 4. Wakil Gubernur Aceh, Bapak Muzakir Manaf didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Bapak Bakhtiar memperhatikan inovasi pembelajaran yang dikembangkan oleh madrasah tersebut, 5. Foto bersama Direktur USAID Indonesia, Bapak Andrew Sisson, 6. Rumoh Aceh sebagai salah satu pajangan hasil karya siswa. 7. Wakil Gubernur Aceh, Bapak Muzakir Manaf memperhatikan Rencana Kerja Madrasah (RKM), 8. Penyerahan Kerangka Acuan Kerja sama antara USAID Indonesia dan Pemerintah Aceh.
5
6
1
2
4
3
7
8 2
2
SEURAMOE PRIORITAS
Edisi 1/Agustus-Oktober/2012 Edisi 1 / 2012
USAID DAN PEMERINTAH ACEH SEPAKAT MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI ACEH Pemerintah Aceh yang diwakili oleh Wakil Gubernur, Muzakir Manaf, dan Direktur USAID Indonesia, Andrew Sisson, pada tanggal 3 Oktober 2012 di auditorium Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, telah menandatangani Kerangka Acuan Kerjasama untuk program peningkatan mutu pendidikan “USAID PRIORITAS” selama 5 tahun di Aceh. Program kerja sama yang didukung oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) tersebut mengalokasikan dana hibah sebesar US$83,7 juta yang akan memberikan manfaat kepada lebih dari 300.000 siswa di 10 provinsi di Indonesia. Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, Opportunities for Reaching Indonesia's Teacher, Administrators, and Students (PRIORITAS) akan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas mengajar dan belajar di 1,400 sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan madrasah di 110 kabupaten/kota. Di Provinsi Aceh, USAID PRIORITAS akan melanjutkan upaya penyebarluasan (diseminasi) praktik pendidikan yang baik yang telah dikembangkan oleh USAID – Decentralized Basic Education (DBE) di Kota Banda Aceh, Kab. Aceh Besar, Kab. Pidie, Kab. Bireuen dan Kab. Aceh Tengah serta menambah dua kabupaten “PRIORITAS” yaitu Kab. Aceh Jaya dan Kab. Bener Meriah. Pada tahun kedua pelaksanaan program ini, akan memilih 6 kabupaten/kota lainnya di Aceh. Selain pada tingkat kabupaten/kota, USAID PRIORITAS juga akan bekerja sama dengan Universitas
Syiah Kuala dan IAIN Ar Raniry untuk meningkatkan kapasitas dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan calon guru. Dalam sambutannya, Duta Besar Amerika Serikat, Scot Marciel menjelaskan bahwa program pendidikan ini merupakan bagian penting dari kemitraan komprehensif antara Amerika Serikat dan Indonesia untuk memberikan pendidikan kelas dunia bagi para siswa, “Program ini merupakan komitmen yang ditandatangani oleh Presiden Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010 untuk meningkatkan kerja sama dan mempererat hubungan antara kedua negara,” jelas Marciel. Sementara itu, Dirjen pendidikan Islam Kemenag, Prof Dr Nur Syam M.Si
Apa Kegiatan Utama USAID PRIORITAS pada Tingkat Sekolah A4 2 (# / 1 (. 1 (3 2 ®≤®µ ©¨ ≤¨ π±®∫ ®¥ ®´ ¨ µÆ®µ +¨ ¥ ©®Æ®/ ¨ µ´ ∞´∞≤®µ ´ ®µ 3 ¨ µ®Æ®* ¨ ∑¨ µ´ ∞´∞≤®µ (LPTK), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), dan lembaga-lembaga pelatihan atau penjamin mutu lainnya, yang relevan untuk meningkatkan kualitas manajemen dan pembelajaran disekolah-sekolah daerah mitra. Kegiatan utamanya : 1. mengembangkan kemampuan fasilitator daerah untuk melatih pengawas, kepala sekolah, dan guru dalam hal metode pembelajaran, manajemen, dan tata kelola. 2. Meningkatkan kemampuan pengawas, kepala sekolah, guru, dan komite sekolah melalui kunjungan sekolah, pelatihan, kegiatan gugus sekolah, dan pendampingan di sekolah oleh fasilitator daerah. Pendekatan yang digunakan USAID PRIORITAS adalah “pengembangan sekolah secara menyeluruh” yang berarti bahwa semua warga sekolah akan terlibat (guru, kepala sekolah, masyarakat dan siswa) dan semua aspek pengembangan sekolah akan ditangani, termasuk praktik-praktik pendidikan yang baik dalam pembelajaran, manajemen sekolah, dan partisipasi masyarakat.
berharap dengan adanya USAID PRIORITAS dapat meningkatkan mutu madrasah dengan lebih cepat. Sedangkan Sekretaris Kemenko Kesra, Indroyono Soesilo yang membacakan sambutan Menko Kesra menyampaikan harapan Menko Kesra dengan hadirnya USAID PRIORITAS dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, “Kami berharap, PRIORITAS dapat memberikan kontribusi dan pendidikan karakter kepada siswa, guru, kepala sekolah dan aparat pendidikan terkait sesuai dengan kearifan lokal dan budaya Indonesia yang berlandaskan Pancasila,” harap Menko Kesra. Pada sesi akhir, Mendikbud Prof Dr Mohammad Nuh, DEA menegaskan bahwa kerjasama ini untuk menjangkau bagi mereka yang belum terjangkau, “karena pendidikan adalah hak dari setiap anak!” tegas Medikbud. Mendikbud menyatakan bahwa penggunaan nama atau singkatan “Prioritas” dirasakan amatlah tepat, karena bukan hanya singkatannya saja “ini sebenarnya program yang memang menjadi prioritas Kemendikbud,” tegas Mohammad Nuh, dan berharap dukungan semua pemangku kepentingan pendidikan di daerah. “Mengapa harus kerja sama di dunia pendidikan, karena sifat alami dunia pendidikan itu adalah kerjasama dan melibatkan beberapa unsur untuk bekejasama, mulai dari guru, kerjasama antar murid, tenaga kependidikan, orang tua, masyarakat, dan seterusnya,” jelas Nuh.
3
SE
Edisi 1/Agustus-Oktober/2012 Edisi : 1/2012
SEURAMOE PRIORITAS
Liputan Koordinasi Antar Lembaga
TERPADUNYA KOORDINASI STAKEHOLDER PENDIDIKAN DI ACEH TKPPA atau Tim Koordinasi Pembangunan Pendidikan Aceh bersama seluruh stakeholder pendidikan tingkat provinsi dan lembaga donor pendidikan di Aceh kembali mengadakan pertemuan rutin koordinasi antar lembaga donor dan stakeholder pendidikan pada tanggal 16 Oktober 2012 lalu di Pendopo Gubernur yang dihadiri langsung oleh Gubernur Aceh Bapak Dr. Zaini Abdullah.
4 Pilar
dan dana kesejahteraan guru) relatif besar, dan 3) Belanja pendidikan dari sumber APBA (TDBH Migas dan Pembangunan Otsus) usulan Kab/Kota untuk modal Pendidikan Aceh sekolah pembelajaran sangat kecil dibanding dengan infrastruktur (termasuk pembuatan pagar sekolah). 1. Pemerataan dan perluasan
Beberapa rekomendasi strategi ditawarkan diantaranya penghentian rekrukmen guru, alih fungsi guru, distribusi guru, secara bertahap menghentikan dana kesejahteraan Pada sesi pertama, Ketua guru bagi pendidik yang telah TKPPA Bapak Said Mustafa (Asisten mendapat tunjangan sertifikasi dan 2 Gubernur Aceh) menjelaskan mengeluarkan pergub tentang sejarah terbentuknya TKPPA serta penggunaan dana pendidikan berasal tugas pokok dan fungsi TKPPA dari TDBH Migas dan Otsus. Hal ini dalam mengkoordinasikan memungkinkan bagi TKPPA karena stakeholder dan lembaga donor tahun ini saja TKPPA telah berhasil pendidikan di Aceh. Menurut Said mendorong untuk dikeluarkannya Mustafa, TKPPA dibentuk kebijakan Gubernur Aceh tentang berdasarkan keputusan Gubernur percepatan penerapan Standar Aceh Nomor 420.50/15/2010 Pelayanan Minimal (SPM) di daerah dengan tujuan utamanya berdasarkan Surat Gubernur Aceh mengintegrasikan program No. 420/6347 tanggal 16 Maret 2012 pembangunan pendidikan yang serta Surat Gubernur Aceh No. berbasis pada Renstra Pendidikan 065/18614 tanggal 28 Juni 2012 Aceh dan selaku lembaga tentang percepatan pelaksanaan koordinasi pembangunan penerapan dan pencapaian standar pendidikan di Aceh. pelayanan minimal di daerah dan regulasi lainnya seperti TKPPA sendiri memiliki 5 dikeluarkannya pergub tentang bidang utama yaitu bidang petunjuk teknis equity strategy, peningkatan mutu pendidikan, pergub tentang pendidikan inklusi dan bidang perluasan dan pemerataan pergub tentang PAUD. kesempatan belajar, bidang Dilain pihak, peran dan fungsi perencanaan dan keuangan, bidang monitoring, evaluasi, penelitian dan TKPPA sangat dirasakan oleh pelaporan serta bidang koordinasi lembaga-lembaga donor di Aceh. TKPPA memungkinkan antar lembaga pembangunan pendidikan untuk saling Antar lembaga donor kabupaten/kota. pula dapat saling berbagi informasi Dalam pertemuan yang mengenai praktik baik yang telah difasilitasi oleh SEDIA AusAID ini dilakukan oleh masing-masing donor didapati 3 Isu utama khususnya di daerah kerja mereka. pada bidang pembiayaan Pada kesempatan akhir, Gubernur pendidikan, yaitu: 1) Belanja pendidikan dalam APBK (APBD Tk Aceh menginstruksikan 6 hal yang II) sebahagian besar terserap untuk harus dilaksanakan oleh TKPPA yaitu: gaji pendidik, 2) Belanja pendidikan 1) dengan dukungan Gubernur, TKPPA tetap menjalankan tugasnya dari sumber APBA (APBD Tk I) untuk memajukan pendidikan di Aceh untuk gaji pendidik (guru kontrak,
kesempatan belajar; 2. Kualitas, relevansi dan efisiensi; 3. Tata kelola dan akuntabilitas; dan 4. Pengembangan sistem pendidikan berbasis nilai Islami.
2) TKPPA dapat membuat suatu seminar pendidikan yang boleh mengumpulkan banyak masukan dan ide-ide dari masyarakat, banyak masukan dan ide-ide dari masyarakat, 3) TKPPA diharapkan dapat menyusun strategi penerapan pendidikan yang Islami, 4) TKPPA dapat menyusun strategi untuk peningkatan mutu pendidikan di Aceh, 5) Bappeda melakukan koordinasi dan meneliti program dari kabupaten/kota agar sesuai dengan RPJM Pendidikan dan Renstra Pendidikan Aceh, dan 6) Membuat suatu kajian mengenai pola binaan dan pengembangan guru sesuai dengan kondisi ril saat ini.
Suasana pertemuan TKPPA (Pemangku kepentingan pendidikan tingka provinsi dan lembaga donor) dengan Gubernur Aceh di Pendopo Gubernuran Aceh
4
SEURAMOE PRIORITAS
Edisi 1/Agustus-Oktober/2012 Edisi 1 / 2012
Inovasi Pembelajaran
Tidak seperti biasanya murid kelas 2 hari ini berkumpul dan bermain dengan serius di dalam kelas. Mereka dengan asyiknya memainkan biji-biji kuningan yang berwarna emas terbuat dari plastik sambil menyebut angkaangka dan bersorak melampiaskan kegembiraannya.
K egiatan Utama USAID PRIORITAS pada LPTK USAID PRIORITAS akan bermitra dengan LPTK (Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar Raniry) untuk meningkatkan kapasitas dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi guru pra dan dalam jabatan, serta membantu kabupaten/kota untuk meningkatkan kualitas tata kelola dan manajemen pendidikan. Kegiatan utamanya :
Pelatihan staf pendidik LPTKdalam memanfaatkan bahan-bahan pelatihan yang dikembangkan oleh program USAID PRIORITAS untuk mendukung program pendidikan guru yang berkualitas baik pra maupun dalam jabatan.
Mendukung pengembangan kurikulum pendidikan/pelatihan guru pra dan dalam jabatan serta ketersediaan bahan, sumber, dan fasilitas pendidikan/pelatihan guru.
Membangun kemitraan dengan LPTK dan sekolah untuk menyediakan pengalaman praktik mengajar yang baik bagi mahasiswa calon guru.
Mendukung LPTK untuk mengembangkan perannya dalam menyediakan pelatihan guru dalam jabatan bagi kabupaten/kota
Rasa penasaran pun timbul dan kami mendekati kelompok tersebut ternyata di hadapan mereka terdapat sebuah kotak sederhana yang terbuat dari kayu dan tripleks dengan biji-biji kuningan dan lubang-lubang kecil di atas sebuah laci yang secara ajaib menyimpan angka-angka dari 1 hingga 100. “Apa ini?”, ternyata anak-anak menampakkan kedekatan mereka dengan kota tersebut, secara serempak menjawab “Kotak Ajaib Mengenal Angka!” Kotak Ajaib ini memang populer bagi siswa kelas awal MIN Rukoh Banda Aceh. Kotak tersebut merupakan alat peraga inovatif karya guru pada madrasah tersebut terutama untuk mata pelajaran matematika. Mengapa harus berbentuk kotak dan laci? Ibu Sofiana guru yang mendisain alat tersebut, menjelaskan bahwa akan lebih mudah mempraktikkan pembelajaran dengan benda-benda yang biasa dilihat oleh anak-anak, “inikan berbentuk laci, laci adalah benda yang sangat sering dilihat dan digunakan oleh anak-anak, sedangkan sebagai daya tariknya adalah biji-biji kuningan ini,” jelas Ibu Sofiana guru Metematika di madrasah tersebut. Kotak kuningan atau kotak ajaib ini sendiri mempunyai beberapa fungsi yang dikhususkan untuk kelas awal. Pertama, alat ini berfungsi untuk memperkenalkan pada siswa angka dari 1 hingga 100, misalnya dengan mengambil atau menyusun kembali biji kuningan satu buah dan menunjukkan kartu angka bilangan 1. Kedua, untuk perbandingan lebih banyak, lebih sedikit atau sama dengan hanya dengan mengunakan biji-biji kuningan, misalnya mengambil atau menyusun kembali tujuh biji kuningan lebih banyak dibandingkan dengan
mengambil atau menyusun tiga biji kuningan dan seterusnya. Ketiga, alat ini berfungsi memperkenalkan penjumlahan dan pengurangan, misalnya mengambil atau menyusun 4 biji kuningan ditambah mengambil atau menyusun 4 biji kuningan maka dijumlahkan kesemua biji kuningan sembari mencari kartu angka yang tersedia pada laci kotak ajaib. Mengunakan 100 biji kuningan pun menjadi alasan yang berarti, menurut ibu Sofiana digunakan 100 biji kuningan dan 100 angka agar dapat digunakan untuk kelas awal, “jika kita hanya mengunakan 50 biji kuningan dan 50 angka, maka murid di kelas 2 tidak dapat mengunakkan lagi alat peraga ini,” jelas Ibu Sofiana. Dengan deretan biji kuningan yang berjumlah 100 buah itu memang memperindah tampilan Kotak Ajaib. Bagaimana respon siswa? Semua siswa awalnya penasaran untuk memegang alat peraga ini dan rasa ingin tahu mereka sangat besar untuk menggunakannya, tetapi sayang alat peraga ini hanya satu-satunya dimiliki oleh madrasah tersebut. “terkadang kami harus berebutan jika ingin bermain angkaangka,” keluh Kautsari salah seorang siswi Min Rukoh. Diakui alat peraga ini, selain sederhana dan mudah digunakan, kotak ini juga telah membuktikan tingkat pemahaman siswa kelas awal terhadap penjumlahan dan pengurangan, perbandingan antara benda yang banyak dan yang lebih sedikit lebih cepat dan mudah dipahami oleh siswanya. sehingga tidaklah mengherankan bila madrasah yang telah menjadi mitra USAID DBE sejak tahun 2006 ini memperoleh Juara 3 tingkat nasional dan menerima penghargaan dari Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI untuk inovasi pembelajaran. “Kotak Ajaib” yang telah mampu memberikan pemahaman Mapel Matematika kepada kelas awal secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Metode dasar penggunaan alat peraga ini adalah mengambil atau menyusun kembali lubang bijibiji kuningan dan mencocokkannya dengan kartu angka pada laci kotak ajaib.
5
SE
SEURAMOE PRIORITAS KEMANA ARAH PENDIDIKAN ACEH DALAM RPJMA 2013 - 2017 ? Oleh : Anas M. Adam*
PEMERINTAH ACEH sedang menyusun Rencana Pembangunan Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2013-1017. RPJMA merupakan suatu dokumen perencanaan yang akan dijadikan dasar arah dan kebijakan pembangunan Aceh selama lima tahun ke depan. Penyusunan RPJM tentu harus berlandaskan capaian hasil pada periode sebelumnya, sehingga program pendidikan akan berkesinabungan dan akan dapat menyelesaikan berbagai masalah dalam bidang pendidikan. Ada dua pokok masalah yang perlu di cermati yaitu: Pertama bagaimana capaian pendidikan Aceh saat ini dan apa yang harus menjadi perhatian Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota dimasa yang akan datang ? Karena apapun hasil yang dicapai dalam pembangunan pendidikan saat ini adalah merupakan hasil keseluruhan dari berbagai komponen yang ada di Aceh, yaitu pemerintah, orang tua dan masyarakat. Capaian hasil ini juga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan RPJMA dan RPJMK Urusan pendidikan merupakan salah satu urusan wajib Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota, dengan demikian urusan pendidikan harus menjadi salah satu prioritas dalam RPJMA dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten/Kota (RPJMK). Untuk Aceh dan Kabupaten/Kota urusan pendidikan merupakan salah satu prioritas sebagaimana telah diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh. 20 % APBA dan APBK termasuk dana Otsus harus dialokasikan untuk pendidikan. RPJMA dan RPJMK periode ini sangat stretegis karena periode Gubernur 2012-2017 juga diikuti dengan periode 20 Bupati/Walikota se Aceh. Setelah pelantikan Gubernur, diikuti dengan pelantikan 20 Bupati/Walikota, bahkan juga akan diikuti dengan 3 Kabupaten/Kota lainnya. Dengan demikian diharapkan RPJMK akan searah dengan RPJMA. Hasil pembangunan khususnya aspek akses pendidikan di Aceh sudah sangat baik, ini terlihat dari angka partisipasi pendidikan SMA/MA/SMK di Aceh tahun 2011 yang telah mencapai 84,11 % dan sudah melampaui target nasional 2014 yang ditargetkan 79 %, APK SLTP Aceh yang sudah mencapai 102,82 % dan APM 72,81 %. Demikian juga dengan APK SD/MI mencapai 113,27 %, APM SD/MI yang telah mencapai 94.67 % Sisa masalah yang terjadi adalah pada angka partisipasi kasar TK/Ra yang baru mencapai 27,63 % dari target yang direncanakan 45 %. . Di samping masalah angka partisipasi TK/RA, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan pada akses yaitu: (1) Perhatian kepada keluarga miskin untuk pendidikan menengah
Edisi 1/Agustus-Oktober/2012 Edisi : 1/2012
masih sulit, (2) Akses untuk anak berkebutuhan khusus dan layanan khusus masih sangat kurang. Masih banyak Kabupaten/Kota yang belum mempunyai SLB, belum mempunyai program pendidikan inklusi, belum mempunyai dana khusus untuk SLB, belum mempunyai program khusus untuk daerah terpencil dan terpencar (3) Akses dan mutu SMK memerlukan perhatian khusus oleh kabupaten/kota, karena target perbandingan antara murid SMA:SMK 60 : 40, baru tercapai 87 : 13, padahal SMK menjadi harapan untuk memperoleh tenaga skill yang dapat mengisi berbagai lapangan kerja. Capaian hasil belajar siswa, bila diukur dari kelulusan ujian nasional sudah sangat menggembirakan, kelulusan Tahun 2011 SMP/MTs mnecapai 99,38 %, SMA/MA IPA mencapai 99,76 dengan rangking nilai 22 dari 34 Provinsi dan SMA/MA IPA mencapai 98,89 % dengan rangking 21 dari 34 Provinsi. Namun bila kita bandingkan dengan daya saing lulusan terjadi kontradiksi. Rangking nilai yang diperoleh SMA/MA/SMK yang mengikuti SMPTN diberbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia pada tahun 2011 untuk IPA menduduki rangking 31, (di bawah Papua) IPS lebih baik yaitu rangking 25. Di samping terjadi kontradiksi antara nilai Ujian Nasional, ternyata ada hubungan antara prestasi dan daya saing lulusan SLTA Aceh dengan kemampuan guru di Aceh. Ternyata hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) guru di Aceh. Guru TK mencapai nilai nilai rata-rata : 36,26 ranking 32, guru SD nilai rata-rata : 35,95 rangking 32, guru SMA rangking 31, dan guru SMK rangking 29 dari 34 Provinsi. Dengan data ini menggambarkan bahwa ada hubungan antara kemampuan guru dengan hasil belajar siswa. Karena rata-rata kemampuan guru berkisar rangking 30, maka hasil belajar siswa juga berkisar pada wilayah tersebut. UUPA mengamanatkan bahwa 20 % APBA/APBK harus diperuntukkan untuk pendidikan. Hampir semua Kabupaten/Kota dalam tahun terakhir menempatkan dana melebihi 20 % dari APBK untuk pendidikan. Namun kalau dirinci lebih lanjut yang menjadi dan patut diperhatikan adalah semua daerah menghabiskan sebahagian besar dana untuk gaji guru. Rata-rata kabupaten/kota menggunakan 67 % anggaran pendidikan untuk gaji guru, malah ada kabupaten/kota yang menghabiskan dana pendidikan melebihi dari 85 % untuk gaji guru, sebaliknya sangat minim untuk peningkatan kualitas. Untuk mendukung upaya peningkatan kualitas dan daya saing pendidikan maka ada beberapa kebijakan yang harus ditempuh, diantaranya: Pemerintah Aceh mewajibkan alokasi dana untuk in-service dalam rangka peningkatan mutu guru dari APBA dan APBK, meningkatkan kulifikasi guru, memperlengkapi laboratorium, buku dan perpustakaan sekolah, menata kembali kurikulum yang sesuai dengan perkembangan IPTEK, dan pengembangan sekolah model yang dapat menjadi contoh dan model bagi sekolah lain.
Sesuai pula dengan permasalahan yang dihadapi saat ini, maka pengembangan dan peningkatan mutu SMK harus menjadi prioritas. Dibalik itu mengingat jumlah guru sangat banyak, tentu sangat sulit bila dilaksanakan pelatihan dengan model reguler sebagaimana telah dilaksanakan selama ini, untuk itu Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) harus diberdayakan untuk dapat mempercepat upaya peningkatan kulitas guru. Sebelum bertugas, guru dididik oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) seperti FKIP dan Fakultas Tarbiyah, dengan demikian maka mutu guru juga dipengaruhi oleh proses pre-service, untuk itu peningkatan mutu proses pendidikan calon guru di LPTK harus ditingkatkan. Aceh telah mulai menerapkan kurikulum khusus sesuai dengan kekhususan daerah, sedangkan kurikulum LPTK masih menerapkan standar nasional, sudah saatnya LPTK menyesuaikan kurikulumnya sesuai dengan kebutuhan pendidikan di Aceh. Supaya mutu proses belajar mahasiswa lebih bermutu, maka proses pendidikan dengan membuka kelas jauh sudah sepantasnya ditutup. Apalagi dari segi jumlah calon guru sudah sangat berlebih, lulusan LPTK saat ini masih cukup untuk mengisi kebutuhan 20 tahun mendatang. Semoga pendidikan Aceh dimasa mendatang akan lebih Islami, bermutu, dan berdaya saing. Bidang akses pendidikan yang harus menjadi perhatian khusus Pemerintah Aceh ke depan adalah melengkapi sarana dan prasaran pendidikan kejuruan, dan pendidikan untuk anak keluarga miskin dan daerah terpencil/terpencar. Kabupaten dan Kota pemekaran atau Kabupaten induk yang telah dimekarkan banyak yang tidak mempunyai SLB, sehingga tidak dapat mengembangkan program inklusi untuk anak yang berkebutuhan khusus karena tidak mempunyai sekolah pembina, pembangunan sekolah dan penyediaan guru untuk anak berkebutuhan khusus seperti SLB, pendidikan inklusi menjadi mutlak dilaksanakan. Anas M. Adam adalah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh
Prioritas pembangunan sektor pendidikan akan lebih difokuskan pada peningkatan mutu pendidikan dan daya saing lulusan serta pemberian beasiswa untuk S1, S2 dan S3 di dalam dan luar negeri. (Pokja Pembangunan Keistimewaan Aceh dan SDM, Bappeda Aceh dalam menyusun RPJMA 2012-2017 Visi dan Misi Gubernur/Wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017 )
6
Edisi 1/Agustus-Oktober/2012 Edisi 1 / 2012
SEURAMOE PRIORITAS
Rektor IAIN Ar Raniry, Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA, dan jajarannya melakukan pertemuan dengan USAID PRIORITAS di gedung rektorat
Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof.Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, didampingi oleh Dekan dan Pembantu Dekan FKIP dalam pertemuan dengan USAID PRIORITAS di Unsyiah.
LPTK SIAP BEKERJA SAMA DENGAN USAID PRIORITAS Dua Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) yaitu Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry Banda Aceh menyatakan kesiapannya bekersama dengan USAID PRIORITAS untuk meningkatkan kapasitas dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi guru pra dan dalam jabatan serta membantu kabupaten/kota di Aceh untuk meningkatkan kualitas tata kelola dan manajemen pendidikan. Rektor Unsyiah, Prof.Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, didampingi oleh Pembantu Dekan FKIP bidang kerja sama, Dr. Wildan Abdullah, dan Pembantu Dekan FKIP bidang administrasi dan keuangan, Dra. Sulastri, M. Pd, dalam pertemuan dengan USAID PRIORITAS menyatakan dukungan beliau untuk pelaksanaan program PRIORITAS dalam rangka memperkuat program yang telah dilaksanakan oleh USAID DBE. Menurutnya, program-program yang akan dilaksanakan PRIORITAS akan mampu memperkuat fungsi FKIP sebagai pelaksana praservice dan in-service dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya guru pada masa yang akan datang. Rektor Unsyiah dan juga pihak FKIP menyatakan akan komit mendukung program PRIORITAS. Wujud komitmennya antara lain Unsyiah bersedia menyediakan sumber daya manusia untuk mendukung program PRIORITAS, menyetujui dilakukan integrasi antara praktik pengalaman lapangan (PPL) calon guru dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN), setuju menetapkan lab school level SD dan SMP, mendukung pembentukan pusat/center untuk melatih guru sesuai dengan kebutuhannya, dan bersedia mengalokasikan dana sharing dalam bentuk inkind atau dana sesuai kemampuan Unsyiah. Di tempat terpisah, Rektor IAIN Ar Raniry, Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA, yang didampingi oleh Pembantu Rektor 4, Prof. Dr. Syahrizal Abbas, MA, dan Dekan Fakultas Tarbiyah, Dr. Muhibbudthawari, MA beserta staff menyatakan komitmennya untuk mendorong/menugaskan dosen Tarbiyah mengikuti semua program USAID PRIORITAS
hingga berdampak pada pelayanan PBM mahasiswa dan guru dalam jabatan. Rektor juga mendukung pengintegrasian PPL mahasiswa dengan program Kuliah Pengembangan Masyarakat (KPM istilah lain dari KKN). Untuk mendukung program pusat/center untuk pengembangan guru dan sekolah, IAIN telah menyediakan sebuah ruangan yang di dalamnya sudah dilengkapi dengan berbagai perangkat pembelajaran dan fasilitas yang dihibah oleh USAID DBE. Ruang lingkup kerja USAID PRIORITAS dengan LPTK diantarannya meliputi: • Peningkatan kapasitas staf pengajar melalui Training Pedagogy. • Melibatkan staf Pendidik LPTK dalam pelatihan fasilitator daerah dan pelatihan sekolah mitra di daerah. • Membantu pengembangan kurikulum LPTK. • Melatih sekolah lab dan sekolah mitra LPTK. • Membantu LPTK dalam proses pelaksanaan PPL. • Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) bersama guru. • Membantu (pemberian grant) mendirikan “center/pusat” untuk pengembangan guru dan sekolah di universitas mitra. Komitmen lainnya yang diharapkan dari LPTK adalah: • Menyiapkan sumber daya manusia untuk mendukung pelaksanaan program • Cost sharing (dana pendamping) untuk halhal yang tidak bisa dibayar oleh program seperti uang transport peserta pelatihan, uang saku peserta pelatihan. • Bersedia menyebarluaskan keterampilan dan praktik yang baik kepada LPTK lain di dalam konsorsium, dan • Bersedia mengelola “center” pengembangan guru dan sekolah secara berkelanjutan. Dengan komitmen awal yang cukup berkesan ini, diharapkan sebagai lembaga yang berperan dalam menyediakan dan mengembangkan tenaga guru di Aceh, kedua lembaga ini dapat bekerja sama dengan USAID PRIORITAS dalam mengembangkan metodemetode pembelajaran kepada para dosen dan mahasiswa demi mutu pendidikan Aceh yang lebih baik dimasa datang. USAID PRIORITAS menerima segala bentuk tulisan, dan informasi sebagai upaya penyebarluasan praktik baik dalam bidang pendidikan. Kontak Person Communication Specialist : 08136000 0032 (Teuku Meldi) atau melalui email: tkesuma@prioritas .or.id
Koordinator Provinsi Aceh didampingi TTI Spesialist untuk program USAID PRIORITAS Ridwan Ibrahim dan Ismail, berbincang dengan Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah
FOKUS DAN CAPAIAN USAID PRIORITAS Fokus program ini adalah untuk peningkatan : Kelas Awal SD/MI: terutama dalam kemampuan Membaca dan Matematika. Pendidikan Sains (IPA). Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pendidikan. Pengelolaan pendidikan inklusi dan kesetaraan: transisi dari SD/MI ke SMP/MTs, anak-anak berkebutuhan khusus, perlindungan anak, jender, dan budaya sehat. Capaian yang diharapkan dari USAID PRIORITAS adalah : LPTK bekerjasama lebih dekat dengan kabupaten/kota dan sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Guru mampu menggunakan metode pembelajaran yang lebih bervariasi dan lebih tepat. Siswa belajar secara aktif dan partisipatif dalam lingkungan belajar yang kondusif dan sehat. Siswa menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam Membaca, Matematika dan IPA di SD/MI dan SMP/MTs Sekolah dikelola secara partisipatif dan transparan. Pengalokasian sumber daya manusia dan keuangan yang lebih tepat untuk mendukung layanan pendidikan. Adanya koordinasi yang lebih kuat antara kebijakan dan perencanaan antar sekolah, kabupaten/kota, provinsi, LPTK, dan pemerintah pusat.
7
USAID PRIORITAS ?
3 KOMPONEN USAID PRIORITAS
USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia. USAID PRIORITAS adalah bagian dari kesepakatan antara Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Republik Indonesia. Program ini bekerja di 60 daerah mitra di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2014, daerah mitra akan diperluas ke Provinsi Papua dan dua provinsi lain yang akan ditentukan. USAID PRIORITAS akan bekerjasama dengan 18 LPTK (Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) untuk meningkatkan kapasitas dalam hal peningkatan kualitas program pelatihan/pendidikan guru baik pra maupun dalam jabatan. Bekerjasama dengan lebih dari 1.400 SD/MI dan SMP/MTs di 60 daerah mitra untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang menjangkau 20.000 guru dan lebih dari 300.000 siswa. Program ini juga bekerjasama dengan lebih dari 100 kabupaten/kota, termasuk 50 kabupaten/kota yang sebelumnya terlibat dalam USAID DBE, untuk mendukung diseminasi praktik yang baik, yang menjangkau sekitar 4000 sekolah, 30.000 guru, tenaga kependidikan, masyarakat dan 825.000 siswa.
Meningkatkan kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah Meningkatkan tata kelola dan manajemen pendidikan di sekolah dan kabupaten/kota Meningkatkan dukungan koordinasi di dalam dan antar sekolah, lembaga pendidikan/pelatihan guru dan pemerintah di semua jenjang
Di Aceh, Program ini akan mendukung diseminasi program USAID DBE di Kota Banda Aceh, Kab. Aceh Besar, Kab. Pidie, Kab. Bireuen dan Kab. Aceh Tengah, serta 2 kabupaten baru yaitu Kab. Bener Meriah dan Kab. Aceh Jaya. Adapun 2 LPTK yang menjadi mitra program ini yaitu Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar Raniry
Edisi 1/Agustus-Oktober/2012
SERAMOE PRIORITAS ACEH SUMUT
PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN PROGRAM
PAPUA
USAID PRIORITAS Didasarkan pada praktik pendidikan yang baik dalam pengembangan pendidikan di Indonesia, yang meliputi: Membangun dan memperkuat kapasitas penyedia layanan setempat (LPTK, pengawas sekolah, fasilitator pelatihan, dll) untuk memfasilitasi pelaksanaan dan penyebarluasan praktik pendidikan yang baik. Memastikan bahwa semua program dan kegiatan mendukung pelaksanaan kebijakan pemerintah. Mengunakan pendekatan “pengembangan sekolah secara menyeluruh” dan mengintegrasikan pengembangan pembelajaran, manajemen dan tata kelola. Membangun kemitraan dengan pemerintah daerah dan masyarakat. Meningkatkan kapasitas dan cara kerja sistem yang ada, seperti pengawas, kepala sekolah, kelompok pengembangan professional (KKG, MGMP, KKKS, KKPS), dan institusi pendidikan/pelatihan guru. Menggunakan perangkat data yang ada (seperti Dapodik) dan instrument/alat untuk membantu menganalisis data dalam pengembangan kebijakan Berkoordinasi dan berbagi sumber daya dengan mitra pembangunan dan program lainnya.
BANTEN
JABAR
JATIM
SULSEL NTT
JATENG NTB
Aceh Besar Pidie Bireuen
Banda Aceh
Bener Meriah Aceh Jaya Aceh Tengah
Daerah mitra USAID PRIORITAS Perluasan Provinsi mitra USAID PRIORITAS tahun kedua dan ketiga Daerah mitra USAID DBE yang dikembangkan USAID PRIORITAS Daerah mitra USAID PRIORITAS tahun pertama
“Sebagai orang tua saya percaya bahwa yang terpenting
adalah kita dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak kita semua” (Scot Marciel, Duta Besar Amerika Serikat)
8