I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelulusan siswa dalam Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/sederajat tahun pelajaran 2012/2013 mencapai lebih dari 99%, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menyampaikan bahwa 99,48% peserta UN SMA dinyatakan lulus sedangkan untuk SMK tercatat 99,95%. Hasil Ujian Nasional tahun pelajaran 2012/2013 ini tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya dengan tingkat kelulusan siswa SMA 99,50% dan tingkat kelulusan siswa SMK 99,72%. Mendikbud mengatakan, naik turunnya persentase kelulusan ini masih wajar dan dengan tingkat kelulusan siswa dalam UN ini menjadi indikator bahwa kualitas pendidikan di Indonesia sangat baik (Kemdikbud, 2013: 1).
Hasil UN yang tinggi ternyata bertolak belakang dengan hasil pengukuran oleh United Nation Development Programme (UNDP). Data yang dikeluarkan UNDP tentang peringkat Negara-negara dunia berdasarkan daya saing kualitas sumber daya manusia tahun 2007. Dari 177 negara yang diteliti, Indonesia menduduki peringkat hampir terakhir yaitu di posisi 107. Artinya kualitas daya saing sumber daya manusia Indonesia sangat rendah di pasar internasional (Andriani dalam Kustejo, 2008: 1).
2
Data terbaru UNDP pada tahun 2013 (HDI Report 2013) tidak menunjukkan perubahan besar, dari 187 negara yang diteliti, Indonesia menduduki peringkat tengah yaitu di posisi 121. Lebih lanjut Andriani (dalam Kustejo 2008: 1) menjelaskan bahwa data UNDP ini sekaligus menunjukkan potret hasil pendidikan Indonesia masih dalam kategori berkualitas minim. Dengan adanya data-data tersebut menunjukkan bahwa adanya masalah dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Hal yang sama juga terjadi di SMAN 1 Bukit Kemuning, dari hasil wawancara dengan guru biologi diketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada tahun ajaran 2013/2014 masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70 dan presentase nilai siswa yang mencapai KKM hanya sekitar 58%. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya nilai tersebut, dari hasil observasi dan hasil diskusi dengan guru biologi di SMAN 1 Bukit Kemuning diketahui bahwa bahan ajar yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran hanya menggunakan buku cetak/teks di perpustakaan. Buku cetak cenderung kurang menarik karena bahasanya yang kurang komunikatif, sehingga siswa merasa bosan saat membaca dan cenderung kurang memahami materi yang dibaca. Selain itu, penggunaan bahan ajar berupa buku cetak membuat siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal serupa diutarakan oleh Fitria (2009: 5) bahwa siswa yang selalu bergantung pada guru, kurangnya sumber belajar yang membuat siswa tidak mengetahui lebih dahulu materi yang akan dibahas, serta rendahnya minat baca pada buku-buku yang berhalaman tebal menjadi penyebab kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan
3
pembelajaran, sehingga berdampak pada lemahnya penguasaan materi siswa khususnya pada mata pelajaran biologi.
Dari permasalahan tersebut, salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca dan penguasaan materi siswa adalah dengan penggunaan bahan ajar dalam bentuk brosur. Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (KBBI, 2008: 166). Brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD yang harus dikuasai oleh siswa. Brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu KD saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya (Depdiknas, 2008: 16). Menurut hasil penelitian Ardianto (2013: 1), menunjukkan bahwa penggunaan bahan ajar brosur melalui model pembelajaran koperatif tipe STAD meningkatkan penguasaan materi siswa, ini terlihat pada kelas eksperimen rata-rata nilai N-gain sebesar 58,88. Aspek penguasaan materi memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu pada aspek aplikasi (C3) yaitu 0,88. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa yaitu 80,77% memiliki kriteria tinggi. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan bahan ajar brosur karena dapat membantu siswa lebih aktif
4
dalam diskusi kelompok dan gambar dalam brosur tersebut menarik perhatian siswa untuk membacanya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Brosur Terhadap Penguasaan Materi Oleh Siswa Pada Materi Pokok Kingdom Plantae (Studi Eksperimental Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)”
5
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan bahan ajar brosur berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Kingdom Plantae? 2. Apakah penggunaan bahan ajar brosur berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa? 3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap bahan ajar brosur?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai peneliti untuk mengetahui: 1. Pengaruh penggunaan bahan ajar brosur terhadap peningkatan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Kingdom Plantae. 2. Pengaruh penggunaan bahan ajar brosur terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa. 3. Tanggapan siswa terhadap bahan ajar brosur.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan, pengalaman dan bekal berharga bagi peneliti sebagai calon guru biologi yang profesional, terutama dalam pembuatan bahan ajar yang menarik dan bermakna.
6
2. Bagi guru, dapat memberikan informasi mengenai bahan ajar brosur, sehingga dapat dijadikan alternatif penggunaan bahan ajar yang menarik dalam proses pembelajaran. 3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang menarik dan bermakna sehingga diharapkan mampu meningkatkan minat baca dan penguasaan materi siswa pada materi pokok Kingdom Plantae.
E. Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini agar tidak terlalu luas dan menyimpang dari tujuan awal diadakannya penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut. 1. Bahan ajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu bentuk bahan ajar cetak berbentuk brosur. Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu materi pokok yang disusun secara singkat namun lengkap dan dicetak dalam beberapa halaman tanpa dijilid. 2. Penguasaan materi merupakan hasil belajar dari ranah kognitif, yang dilihat dari hasil pretest, postest dan N-gain siswa pada materi Kingdom Plantae. 3. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi kelas X semester Genap tentang Kingdom Plantae pada KD “Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan perannya bagi kelangsungan hidup di bumi”.
7
4. Aktivitas belajar siswa yang diamati selama proses pembelajaran dalam penelitian ini meliputi: 1) Mengajukan Pertanyaan, 2) Memberikan ide/ pendapat 3) Berkomunikasi dalam kelompok 4) Bekerja-sama dalam menyelesaikan tugas kelompok 5) Menjawab pertanyaan. 5. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1. sebagai kelas eksperimen dan X IPA 2 sebagai kelas kontrol, semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMAN 1 Bukit Kemuning, Lampung Utara. 6. Model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS). Ada tiga langkah utama yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model TPS yaitu Think (berpikir secara individual), Pair (berpasangan dengan teman semeja), Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau teman sekelas).
F. Kerangka Pikir Masalah utama yang sering dihadapi pada pendidikan di sekolah adalah lemahnya penguasaan materi oleh siswa, termasuk pada mata pelajaran biologi. Penyebab utama masalah tersebut antara lain, kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran, ketergantungan siswa pada guru, kurangnya sumber belajar yang membuat siswa tidak mengetahui lebih dahulu materi yang akan dibahas, serta rendahnya minat baca pada buku-buku yang berhalaman tebal.
Salah satu solusi agar mampu meningkatkan minat baca siswa adalah dengan menggunakan bahan ajar cetak yang menarik, brosur salah satu
8
contohnya. Brosur dimanfaatkan sebagai bahan ajar dengan menyajikan materi yang diturunkan dari KD secara singkat, lengkap, dan mudah dipahami oleh siswa.
Brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya praktis yang hanya terdiri atas beberapa halaman dengan ilustrasi gambar dan desain tulisan yang semakin menambah minat peserta didik untuk menggunakannya. Selain itu, brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem sehingga dapat dijadikan sumber informasi fakta dan pengetahuan verbal siswa. Dengan demikian, brosur diharapkan menjadi bahan ajar yang memuat materi ajar secara lengkap dan runtut sehingga dapat menunjang pemahaman siswa dari ranah kognitif dan mempengaruhi peningkatan penguasaan materi siswa.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan bahan ajar brosur dan variabel terikat adalah penguasaan materi pada materi pokok Kingdom Plantae. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan pada gambar dibawah ini: Y1 X Y2 Keterangan:
X= Variabel bebas dengan menggunakan bahan ajar brosur; X Y1= Aktivitas belajar siswa pada materi pokok Kingdom Plantae Y2= Penguasaan materi siswa pada materi pokok Kingdom Plantae. Gambar 1 Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
9
G. Hipotesis Perumusan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H0: Penggunaan bahan ajar brosur tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Kingdom Plantae. H1: Penggunaan bahan ajar brosur berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Kingdom Plantae.