FORMALISASI SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGUNGSI (SATLINMAS PBP) 2009 KELURAHAN KAMPUNG MELAYU, KECAMATAN JATINEGARA KOTAMADYA JAKARTA TIMUR DKI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Ketua SATLINMAS PBP Kampung Melayu Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur
i
KATA PENGANTAR Pemerintah Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur Bencana banjir yang setiap tahunnya melanda Kota Jakarta khususnya Kelurahan Kampung Melayu tidak akan pernah luput dari bencana banjir selama manusia tidak mau peduli terhadap lingkungan sekitarnya terutama masalah sampah dan penyempitan kali/sungai Ciliwung yang semakin hari semakin menyedihkan. Dapat kita bayangkan apabila sungai Ciliwung semakin dangkal dan penyempitan aliran sungai sehingga permukaan sunga lebih tinggi daripada daratan pasti bencana banjir akan selalu menghantui kita semua. Untuk itu, mari kita peduli terhadap lingkungan sekitar kita dan bekerja lebih giat lagi dalam mengatasi bencana banjir di lingkungan kita, tentunya kita harus bekerja sama dengan pihak – pihak terkait terutama LSM ACF yang sudah sekian lama membantu kita dan mau diaja kerjasama untuk meringankan beban warga masyarakat Kelurahan Kampung Melayu. Kami sebagai Pihak Pemerintah Kelurahan Kampung Melayu mengucapkan terima kasih kepada pihak ACF yang selama ini membantu kita, baik bantuan moril maupun materiil dan mau peduli terhadap warga Kelurahan Kampung Melayu sehingga dapat terbentuknya suatu Organisasi Masyarakat Satuan Perlindungan Masyarakat Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (SATLINMAS PBP) Kelurahan Kampung Melayu. Atas perhatian, bantuan, dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
ii
KATA PENGANTAR Community Organizer Kampung Melayu Hampir lima tahun pendekatan dan pengorganisiran ini dilakukan, dan setelah melalui proses panjang akhirnya Satlinmas PBP Kampung Melayu bisa dikuatkan. Satlinmas PBP yang diharapkan oleh masayrakat adalah Satlinmas PBP yang anggotanya terdiri dari masyarakat itu sendiri sehingga mereka bisa berpartisipasi untuk wilayahnya sendiri terutama dala penanganan bencana dan segala kegiatan di lingkungannya. Melalui restrukturisasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka terjadi perubahan bentuk dan wajah Satlinmas. Dengan berbagai dukungan dari masyarakat maupun dari pemerintah lokal dalam hal ini pihak kelurahan, Satlinmas PBP bisa diformalisasikan. Proses formalisasi Satlinmas PBP sendiri berlangsung hampir dua tahun. Selama perjalanan tersebut pergantian pengurus sering terjadi sehingga membuat Satlinmas tertatih‐tatih dalam perjalanannya baik di kegiatannya maupun di dalam organisasinya sendiri. Tidak berfungsinya orang‐ orang yang menjabat pada posisi penting membuat organisasi ini tidak berjalan dengan baik, padahal anggotanya begitu menantikan pemimpin‐pemimpin berkualitas yang bisa menjadi pengayom, pelindung, dan pembimbing mereka dalam setiap kegiatan Satlinmas. Semoga dengan diformalisasikannya Satlinmas PBP Kampung Melayu akan menjadi semangat untuk semua anggota Satlinmas PBP dalam menjalankan tugasnya untuk mengabdi kepada masyarakat dan lingkungannya. Harapan yang paling besar adalah Satlinmas PBP bisa berjalan dengan baik, secara organisasional maupun struktural. Menerapkan semua ilmu yang sudah didapatkan oleh anggota Satlinmas, baik yang difasilitasi oleh ACF maupun yang tidak difasilitasi oleh ACF. Terima kasih kepada ACF yang telah memberikan kesempatan kepada Saya untuk mendampingi Kampung Melayu dalam melaksanakan program Pengurangan Risiko Bencana, ini adalah pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga bagi Saya. Terima kasih juga kepada warga masyarakat Kampung Melayu terutama Satlinmas PBP yang sudah mendukung segala proses kegiatan Pengurangan Risiko Bencana.
iii
KATA PENGANTAR Program Pengurangan Risiko Bencana Action Contre la Faim – Indonesia Mission Pengarusutamaan pengurangan risiko bencana telah menjadi isu utama dalam pembangunan Indonesia paska ditetapkan UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Terbitnya kebijakan tersebut menjadi gerbang terciptanya iklim meningkatkan kesiapsiagaan di masyarakat dan struktur pemerintahan yang bertanggung jawab di kawasan rawan bencana. Wilayah pemukiman Kampung Melayu memiliki kepadatan penduduk yang sangat padat. Padatnya wilayah pemukiman di kawasan limpasan banjir Sungai Ciliwung merupakan kerentanan yang perlu di cermati. Sejarah telah membuktikan, dalam tiap tahun di musim penghujan kawasan Kampung Melayu menghadapi ancaman banjir genangan. Pengalaman tersebut tentunya membawa kita semua sebagai warga negara dan bagian dari masyarakat hendaknya bereaksi untuk bersiapsiaga menghadapi banjir tersebut, khususnya komunitas Kampung Melayu dan Pemerintahan setempat. Terbentuknya formalisasi SATLINMAS PBP merupakan langkah kongkrit yang telah dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Kampung Melayu dalam pengarusutamaan pengurangan risiko bencana. Harapan kami, ACF, tatanan yang sudah terbentuk dapat berperan aktif dan berkontribusi dalam mengurangi risiko banjir di kawasan Kelurahan Kampung Melayu. Dokumen formalisasi ini akan menjadi acuan dasar organisasi SATLINMAS PBP dalam menjalankan mandat pengurangan risiko bencana di Kampung Melayu. Selain itu dokumen ini hendaklah bersifat dinamis, dapat direvisi sesuai dengan kebutuhan aktual masyarakat Kampung Melayu dalam pengarusutamaan pengurangan risiko bencana pada level komunitas.
iv
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KETUA SATLINMAS PBP KAMPUNG MELAYU ........................................................... i KATA PENGANTAR PEMERINTAHAN KELURAHAN KAMPUNG MELAYU ................................................ ii KATA PENGANTAR Community Organizer KAMPUNG MELAYU ........................................................... iii KATA PENGANTAR ACTION CONTRE LA FAIM (ACF)............................................................................. iv DAFTAR ISI........................................................................................................................................... v BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1 BAB I.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................................................ 1 BAB I.2. TUJUAN........................................................................................................................................ 3 BAB I.3. KELUARAN ................................................................................................................................... 3 BAB I.4. PELAKSANAAN FORMALISASI ...................................................................................................... 3 BAB II. MATERI FORMALISASI SATLINMAS PBP .................................................................................... 5 BAB II.1. PROSES FORMALISASI................................................................................................................. 5 BAB II.2. DEFINISI ORGANISASI ................................................................................................................. 7 BAB II.3. VISI DAN MISI.............................................................................................................................. 7 BAB II.4. TUGAS DAN FUNGSI ................................................................................................................... 8 BAB III. PENUTUP............................................................................................................................... 13 LAMPIRAN 1. BAGAN STRUKTUR SATLINMAS PBP KAMPUNG MELAYU.............................................. 14 LAMPIRAN 2. PROFIL PENGURUS SATLINMAS PBP KAMPUNG MELAYU ............................................. 15 LAMPIRAN 3. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TANGGAP DARURAT............................................ 26 LAMPIRAN 4. PROSEDUR TETAP SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR KAMPUNG MELAYU ................... 36 LAMPIRAN 5. DAFTAR PERLENGKAPAN DARURAT SATLINMAS PBP KAMPUNG MELAYU.................... 48 LAMPIRAN 6. PETA ADMINISTRASI KAMPUNG MELAYU..................................................................... 49 LAMPIRAN 7. PETA RISIKO BANJIR KAMPUNG MELAYU ..................................................................... 50 LAMPIRAN 8. PETA RISIKO KEBAKARAN KAMPUNG MELAYU ............................................................. 51 LAMPIRAN 9. PETA RISIKO DBD KAMPUNG MELAYU.......................................................................... 52 LAMPIRAN 10. SK. GUBERNUR NO. 96 TAHUN 2002 ........................................................................... 53 LAMPIRAN 11. UU. NO.24 TAHUN 2007 – TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA .......................... 82 LAMPIRAN 12. SK.KELURAHAN KAMPUNG MELAYU‐PEMBENTUKAN SATLINMAS PBP..................... 109 LAMPIRAN 13. KARAKTER ANCAMAN DAN PENILAIAN RISIKO OLEH KOMUNITAS............................ 114 LAMPIRAN 14. RENCANA AKSI KOMUNITAS KAMPUNG MELAYU ..................................................... 129 v
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pengenalan Wilayah Kampung Melayu Kelurahan Kampung Melayu terletak di Kecamatan Jatinegara, Kotamadya Jakarta Timur, Propinsi DKI Jakarta dan termasuk wilayah berpenduduk padat dengan estimasi kepadatan 47.000 orang/km2. Luas wilayah Kampung Melayu 47.83 hektar dengan ketinggian 7 sampai 18 mdpl (meter diatas permukaan laut). Memiliki populasi 12.829 KK dan jumlah penduduk 23.788 jiwa. Kampung Melayu memiliki 8 RW dan 112 RT. Kelurahan Kampung Melayu dilalui oleh sungai Ciliwung dan merupakan wilayah rawan banjir dengan ketinggian genangan bisa mencapai 6 meter. Sungai Ciliwung dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, antara lain: MCK, tempat pembuangan sampah, dan beberapa juga menggunakan air sungai untuk keperluan memasak. Letak Kelurahan Kampung Melayu sangat strategis karena berdekatan dengan satu terminal bus yaitu terminal bus Kampung Melayu, dan tiga stasiun kereta api yaitu stasiun kereta api Jatinegara yang melayani rute antar kota di Pulau Jawa, stasiun kereta api Manggarai, dan Tebet yang melayani rute Jakarta dan sekitarnya. Selain kereta api dan bis, akses transjakarta dan kendaraan umum lainnya cukup mudah. Letaknya yang strategis ini mengakibatkan penduduk wilayah ini tetap bertahan untuk tinggal meskipun sering kebanjiran. Kelurahan Kampung Melayu terdiri dari delapan rukun warga (RW), dengan gambaran sebagai berikut: •
RW 01: Penduduk tidak sepadat daerah lain, pemukiman lebih tertata rapi, dekat dengan terminal bis. Dampak banjir pada RW 01 tidak separah RW lainnya, sehingga bisa dijadikan tempat evakuasi. Daerah ini rawan penggusuran.
•
RW 02 dan 03: Area ini disebut juga Kampung Pulo. Kampung Pulo dekat dengan sungai Ciliwung dan topografinya sangat rendah sehingga merupakan area dengan dampak banjir paling parah, apalagi mengingat area ini sangat kumuh dan berpenduduk sangat padat. Selain karena banjir kiriman dan banjir tahunan, sanitasi dan penanganan sampah yang buruk adalah salah satu hal yang memperparah keadaan area ini. Hal lainnya yang menjadi masalah serius adalah narkoba. 1
•
RW 04, 05 dan 06: Area ini disebut juga Kebon Pala. Semua wilayah di Kebon Pala memiliki topografi yang lebih tinggi dibanding dengan RW lainnya di Kampung Melayu, hanya beberapa RT saja yang rawan banjir. Daerah ini adalah daerah bisnis dimana terdapat pertokoan dan pasar. Kantor Kelurahan, Puskesmas, dan kantor Dewan Kelurahan berada di wilayah ini. Jalanan diwilayah Kebon Pala cukup lebar sehingga bisa dimasuki mobil. Di daerah ini terdapat perumahan mewah, tetapi juga terdapat daerah‐daerah kumuh yang rawan banjir. Di samping banjir, masalah serius lainnya di daerah ini adalah maraknya perjudian.
•
RW 07 dan 08: Area ini disebut juga Tanah Rendah. Sebagaimana namanya, Tanah Rendah memiliki topografi tanah yang rendah dan sangat dekat dengan sungai Ciliwung. Tanah Rendah merupakan area yang rawan banjir, kumuh dan berpenduduk padat, sebagian besar penduduknya adalah perempuan yang rentan.
SATLINMAS PBP Kampung Melayu Satuan Perlindungan Masyarakat Penanganan Banjir dan Pengungsi (SATLINMAS PBP) dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta No. 96 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Berdasarkan Bab V SK Gubernur Propinsi DKI Jakarta tersebut, Satlinmas PBP adalah unsur pelaksana penanggulangan bencana pada tingkat kelurahan. Unsur pelaksana ini merupakan gabungan antara masyarakat dan pemerintah sehingga penanggulangan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi juga melibatkan partisipasi masyarakat. Sebagai wilayah yang rawan bencana banjir, keberadaan SATLINMAS PBP di Kelurahan Kampung Melayu perlu dimaksimalkan fungsinya dengan melibatkan partisipasi masyarakat. SATLINMAS PBP Kampung Melayu saat ini belum berjalan dengan optimal dikarenakan beberapa hal sebagai berikut: •
Pemahaman yang keliru mengenai SATLIMAS PBP
•
Penanggulangan banjir di Kampung Melayu selama ini terfokus pada pemerintah dan ketua‐ ketua RW
•
Masyarakat Kampung Melayu belum dilibatkan dengan maksimal
2
Untuk mendapatkan pemahaman yang tepat dan kejelasan peran dalam mengoptimalkan SATLINMAS PBP di Kelurahan Kampung Melayu maka diperlukan formalisasi
SATLINMAS
PBP
Kelurahan Kampung Melayu. I.2. TUJUAN Tujuan diadakannya formalisasi SATLINMAS PBP Kelurahan Kampung Melayu adalah: •
Menentapkan struktur fungsional SATLINMAS PBP Kelurahan Kampung Melayu dan perannya dengan memperhatikan sumber daya manusia yang ada
•
Melegitimasi masyarakat dalam melakukan kerja‐kerja penanggulangan bencana
•
Menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan kerja SATLINMAS PBP
•
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tanggung jawab bersama terhadap lingkungan tempat tinggalnya
I.3. KELUARAN Keluaran yang diharapkan dari proses formalisasi SATLINMAS PBP Kampung Melayu adalah: •
Draft struktur yang lebih rinci
•
Tugas dan fungsi yang jelas dan rinci pada tiap tingkatnya
•
Draft SK lurah
•
Draft SOP Peringatan Dini dan Tanggap Darurat
•
Rekomendasi peningkatan kesadaran dan partisipatif masyarakat
I.4. PELAKSANAAN FORMALISASI Waktu
: Kamis dan Jumat 30 April dan 1 Mei 2009
Tempat
: Sari Idaman Cipinang Jaya
Agenda formalisasi
:
‐
Merevisi draft SOP Peringatan Dini dan SOP Tanggap darurat
‐
Merevisi Struktur Organisasi Satlinmas dan orang‐orang yang duduk di dalam struktur
‐
Merevisi Tugas dan Fungsi masing‐masing unit di Satlinmas
‐
Agenda tambahan yaitu daftar stok darurat, pembaharuan peta risiko, dan evaluasi pasca banjir 3
Peserta
:
‐
Ketua harian Satlinmas
‐
Sekretaris dan bendahara Satlinmas
‐
Koordinator masing‐masing unit di Satlinmas
‐
Beberapa anggota yang aktif di Satlinmas
4
BAB II MATERI FORMALISASI SATLINMAS PBP II.1. PROSES FORMALISASI Penjelasan Proses Formalisasi SATLINMAS PBP Formalisasi SATLINMAS PBP telah melalui beberapa tahapan yang bertujuan untuk memperkuat keberadaan SATLINMAS PBP itu sendiri. Tahapan ini terdiri dari serangkaian lokakarya, sebagai berikut: 1. Lokakarya SATLINMAS PBP 2. Lokakarya Perencanaan Strategis SATLINMAS PBP 3. Formalisasi SATLINMAS PBP Lokakarya SATLINMAS PBP telah dilaksanakan pada tahun 2008 dan memunculkan struktur SATLINMAS PBP yang baru. Struktur ini merupakan penyederhanaan dari struktur SATLINMAS PBP yang ada pada SK Gubernur Propinsi DKI Jakarta. Struktur baru tersebut diputuskan melalui Surat Keputusan Lurah Kampung Melayu. Pelaksanaan SK Lurah Kampung Melayu di atas belum berjalan dengan baik karena tidak semua orang yang ada dalam struktur SATLINMAS PBP paham akan tugas dan fungsinya. Untuk itu diadakanlah Lokakarya Perencanaan Strategis SATLINMAS PBP Kampung Melayu. Pembahasan lokakarya ini meliputi definisi organisasi, tugas, dan fungsi SATLINMAS PBP. Perubahan pada struktur SATLINMAS PBP Kampung Melayu ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dari bentuk SATLINMAS PBP yang diharapkan dan komitmen setiap orang yang berada dalam struktur SATLINMAS PBP Kampung Melayu. Dalam Lokakarya ini juga dilakukan analisa kekuatan dan kelemahan SATLINMAS PBP Kampung Melayu, Berikut hasilnya : 5
Analisa Keberadaan SATLINMAS PBP Kampung Melayu Kekuatan
Kelemahan
‐ Teknologi informasi ‐ Komunikasi tidak sudah lancar lancar ‐ Belum ada gambaran kerja/tugas dan tanggung jawab ‐ Tidak anggaran dana ‐ Tidak punya misi/visi ‐ Tidak punya program kerja
Tantangan
Pemangku Kepentingan
‐
Banjir
‐
Kebakaran
‐
Penyakit DBD
‐
Flu Burung
‐
Cikungunya
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
PMI DepSos DAMKAR POL/TNI KESEHATAN TIM SAR Petugas Pintu Air Petugas Kebersihan Dinas PU PLN Telkom PDAM LSM Ormas Perusahaan Pengusaha Dermawan Partai politik BMG SD/SMP/UN Media Dinas Perhubungan
Rekomendasi yang dihasilkan dalam Lokakarya Perencanaan Strategis adalah diperlukan pertemuan kembali untuk membahas dan membenahi struktur SATLINMAS PBP Kampung Melayu serta sumber daya manusianya. Pertemuan tersebut dilakukan dengan penekanan pada penjelasan tugas dan pelibatan kaum muda sebagai garda depan dalam menghadapi bencana, terutama pada bagian evakuasi. Dua puluh sembilan pemuda mendapatkan pelatihan SAR selama dua hari oleh Jakarta Rescue dan dikerahkan dalam simulasi bencana dengan merujuk pada penjelasan tugas, SOP Sistem Peringatan Dini, dan SOP Tanggap Darurat. Kegiatan simulasi bencana melibatkan semua anggota SATLINMAS PBP Kampung Melayu.
6
Dengan kesiapan yang ada maka kebutuhan legitimasi keberadaan SATLINMAS PBP Kampung Melayu menjadi satu hal yang sangat penting. Oleh karenanya diadakanlah lokakarya formalisasi SATLINMAS PBP dengan topik bahasan: ‐
Pembahasan struktur SATLINMAS PBP Kampung Melayu dengan memperhatikan bentuk, garis koordinasi, garis instruksi, dan sumber daya manusia didalamnya
‐
Pemutakhiran SOP Sistem Peringatan DIni
‐
Pemutakhiran SOP Tanggap Darurat
‐
Penjelasan tugas dan fungsi tiap unit di satlinmas
‐
Daftar manajemen stok
‐
Pemutakhiran peta bahaya
‐
Evaluasi pasca banjir
Diharapkan pembahasan tersebut mendapatkan legitimasi berupa keputusan lurah Kampung Melayu. II.2. DEFINISI ORGANISASI SATLINMAS PBP Kampung Melayu adalah organisasi penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di Kelurahan Kampung Melayu yang melibatkan pemerintah dan masyarakat untuk melaksanakan dan berkoordinasi dalam menjalankan organisasi. II.3. VISI DAN MISI Visi Penanggulangan bencana secara terpadu di kelurahan Kampung Melayu Misi a. Penyelamatan masyarakat dari bencana b. Meminimalisir resiko bencana c. Peduli terhadap warga dan lingkungan d. Mengelola bencana e. Menyelamatkan pengungsi 7
II.4. TUGAS DAN FUNGSI Struktur (skema struktur terlampir) A. Ketua B. Sekretaris C. Bendahara D. Penginderaan Dini E. Evakuasi F. PPK G. Pengungsi H. Dapur Umum I.
Caraka/Humas
J.
Logistik
K. Pencari Dana L. Perencanaan dan Pembinaan M. PAM Tugas dan Fungsi A.
Ketua Harian 1. Mengkoordinasikan semua unit SATLINMAS PBP 2. Menjadi penghubung antara SATLINMAS PB, kelurahan/Lurah dan pihak luar 3. Mengambil keputusan dalam keadaan darurat 4. Menyelenggarakan rapat bulanan SATLINMAS PBP 5. Membuat laporan di bantu bendahara dan sekretaris (Laporan 1 bulan sekali untuk dibawa ke regular meeting)
B.
Sekretaris 1. Membuat notulensi rapat 6. Membantu ketua SATLINMAS PBP membuat laporan 2. Pengarsipan dan dokumentasi 8
C.
Bendahara 1. Memegang dana kas 2. Membuat laporan keuangan bulanan 3. Mengatur pemasukan dan pengeluaran atas persetujuan ketua
D. Penginderaan Dini 1. Menginformasikan banjir 2. Menginformasikan proses evakuasi 3. Mengidentifikasi dan menganalisa bencana a.
Mendata jumlah korban
b.
Mendata kebutuhan logistik
c.
Mendata tempat pengungsian
d.
Mendata kerugian bencana
4. Memetakan wilayah bencana (database) 5. Mendata warga yang perlu dievakuasi dahulu 6. Membuat rencana kegiatan 7. Membuat laporan kegiatan dan laporan diserahkan kepada ketua dan sekretaris E. Evakuasi 1. Melakukan koordinasi dengan unit lain 2. Menyiapkan peralatan unit evakuasi 3. Membuat jalur evakuasi 4. Mengkoordinir relawan luar 5. Membuat buku panduan evakuasi 6. Membuat Rencana kegiatan bulanan 7. Membuat laporan kegiatan dan diserahkan kepada ketua dan sekretaris F. PPK 1. Pengobatan/pertolongan pertama 2. Merujuk korban ke rumah sakit 9
3. Koordinasi dengan instansi terkait/kesehatan 4. Merencanakan kegiatan bulanan 5. Membuat laporan kegiatan dan diserahkan kepada ketua dan sekretaris G. Pengungsi 1. Mendata jumlah pengungsi 2. Menyediakan tempat pengungsian dan fasilitasnya 3. Membagikan makanan dan minuman 4. Membuat data kebutuhan pengungsi 5. Mengidentifikasi kondisi pengungsi 6. Merencanakan kegiatan bulanan 7. Membuat laporan kegiatan dan diserahkan kepada ketua dan sekretaris H. Dapur Umum 1. Menyediakan peralatan dapur umum 2. Berkoordinasi dengan unit logistik dan pengungsian 3. Menyelenggarakan dapur umum disetiap penangana bencana 4. Membuat rencana kegiatan bulanan 5. Membuat laporan kegiatan dan diserahkan ke ketua dan sekretaris I.
Caraka/Humas 1. Memberikan informasi ke masyarakat bahaya banjir sebelum, saat, sesudah banjir 2. Menjalin kerjasama dengan instansi terkait 3. Memelihara komunikasi antar unit 4. Mewakili Satlinmas untuk hubungan dengan instansi lain (Juru bicara) 5. Jubir : Ketua Harian 6. Membuat rencana kegiatan 7. Membuat laporan kegiatan dan diserahkan kepada ketua dan sekretaris 8. Dokumentasi seluruh kegiatan 9. Menyampaikan surat maupun undangan 10
J.
Logistik 1. Koordinasi dengan unit lain 2. Menyediakan sarana dan prasarana masing‐masing unit 3. Mendata sarana dan prasarana yang dimiliki 4. Mengecek kondisi sarana dan prasarana 5. Merawat sarana dan prasarana 6. Mendata kebutuhan sarana prasarana 7. Menyusun rencana kegiatan 8. Membuat laporan kegiatan dan diserahkan kepada ketua dan sekretaris 9. Dokumentasi sarana dan prasarana 10. Mengontrol masuk keluar barang 11. RW menunjuk petugas pendata barang di RW
K. Pencari Dana 1. Mendata jumlah kebutuhan SATLINMAS PBP 2. Mendata calon donator perusahan dan perorangan 3. Membangun hubungan personal dengan perusahaan 4. Membuat proposal 5. Mencari dana 6. Membuat laporan hasil penggalangan dana 7. Laporan penggunaan dana (satu bulan rapat) L. Perencanaan dan Pembinaan 1. Mengidentifikasi kebutuhan kegiatan tiap unit 2. Membuat anggaran kegiatan 3. Membuat program kegiatan selama 1 tahun 4. Meningkatkan kualitas SDM satlinmas 5. Membuat laporan kegiatan 11
M. PAM 1. Koordinasi dengan instansi terkait 2. Pengamanan •
Korban
•
Tempat pengungsian
•
Logistik
•
Tim penanggulangan banjir
•
Sukarelawan
•
Media
3. Rencana kegiatan 4. Membuat laporan dan menyerahkan ke ketua dan sekretaris 5. Mendokumentasikan Pembina hanya memberi nasehat dan pembinaan serta perlindungan kepada Satlinmas. Ketua Harian I hanya berhubungan dengan pemerintahan dan kelurahan. Sedangkan untuk kegiatan sehari‐ hari maupun rapat bulanan Ketua Harian II yang memimpin kegiatan Satlinmas. Sekretaris dan bendahara membantu ketua dalam pelaksanaan kegiatan. Setiap unit ada koordinatornya dan mereka yang berkoordinasi dengan unit lain, ketua, sekretaris, dan bendahara. Setiap kegiatan masing‐masing unit harus membuat laporan dan melaporkan di setiap rapat bulanan.
12
BAB III PENUTUP Demikianlah proses formalisasi SATLINMAS PBP Kampung Melayu. Beberapa data pendukung tertera pada halaman lampiran. Terima kasih.
13
14 LAMPIRAN 1. Bagan Organisasi SATLINMAS PBP
1. Lurah
Kampung Melayu
2. Bimaspol
Garis Koordinasi Garis Instruksi
3. Babinsa
: :
PEMBINA
KETUA HARIAN
1. Wakil Lurah
2. Harris ( Ketua RW 01)
BENDAHARA
SEKRETARIS
1. Tamzis BA
1. Sekretaris Lurah
2. Alwi
2. Hafidz
3. Yusnia
3. Sunjaya
PENCARI DANA
PPK
1. Likha 2.
Endang Mulyana
3. Etty
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bahrudin Hendrik Rachmawati Sirajuddin Fansisco Nuraini
EVAKUASI 1. 2. 3. 4. 5. 6.
M. Alfan Simon Hasanuddin Idrus A. Baihaki Andri Lesmana
PENGINDERAAN DINI
7. Mulyadi 8. Nur Rohman 9. Ade 10. Tommy
1. 2. 3. 4. 5.
PAM
Ade Ali Sodikin Agus Mustofa Ketua RW 01 – 08 Ketua RT
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sutrisno 7. Yanuar hadi Jumiran 8. Rusli Zainal Abidin 9. Lutti Saitudin 10. Edy S. Firmansyah Ali Tamim
CARAKA/HUMAS 1. 2. 3. 4.
Awang Sanwani Haryanto Anis Jayadi
PENGUNGSI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Eddy Pattinama Idris Selamet Udin Husin Rudi Endang
LOGISTIK 1. 2. 3. 4.
A. Rosyid Agustine Aida Widiastuti
PERENCANAAN DAN PEMBINAAN 1. 2. 3. 4. 5.
Ahmad Payumi Hassan Basri M. Nur Sutihat Nurul Hidayat
DAPUR UMUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ummamah 8. Darsih Apong 9. Devi Yana Haris Neny 10. Siti Astrid. A Reza Nurhayati Marzuki Yusmiaty
LAMPIRAN 2. PROFIL PENGURUS PROFIL ANGGOTA SATLINMAS PBP KAMPUNG MELAYU KECAMATAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR
FOTO
NAMA DAN JABATAN
LATAR BELAKANG
ALAMAT DAN NO KONTAK
Zainal Abidin Ssos
Lurah Kampung Melayu
08121836707
Pembina I
Anton Wibisono
Bimaspol
Pembina II
Kampung Melayu
Sunarto
Babinsa
Pembina III
Kampung Melayu
H. Nazimudin SE
Wakil Lurah
Ketua Harian I
Kampung Melayu
085759816506
15
Harris Ketua RW 01
081382816965
Ketua Harian II
Suganda
Sekretaris I
Sekretaris Lurah
021‐32636660
Hafidz
Anggota FKP Pubers dan
021‐99072987
Sekretaris II
Karang Taruna
RT 08 RW 02 Kampung
Pulo
Sunjaya
Sekretaris III
Anggota IRKP
021‐94365469 RW 04 Kebon Pala
Tamzis BA
Bendahara I
Ketua RW 08
08161429918 RW 08 Tanah Rendah
H. Alwi Nawawi
Ketua RW 06
081318623767
Bendahara II
16
Yusnia
Anggota FKP Pubers dan
RT 08 RW 02 Kampung
Bendahara III
Karang Taruna
Pulo
Likha
Sekretaris PKK
08158081706
Koordinator Pencari
Kelurahan, Posyandu,
RW 08 Tanah Rendah
Dana
dan Jumantik
Endang Mulyana
Pencari Dana
Etty Anggota PKK Kelurahan
RW 05 Kebon Pala
Pencari Dana
Bahrudin
Koordinator PPK
Ketua RT RW 02
08128727260 08179106570 021‐85903382
Rahmawati
PPK
Anggota Jakarta Rescue
RT 11 RW 03 Kampung Pulo
17
Hendrik Anggota IRKP dan
081386031481
PPK
RW 04 Kebon Pala
Jakarta Rescue
Sirajuddin Anggota IRKP dan PPK
RW 04 Kebon Pala
Jakarta Resque
Fransisco Anggota IRKP dan
021‐99126627
PPK
RW 04 Kebon Pala
Nuraini Anggota Jakarta Rescue
PPK
M Alfan
Koordinator Evakuasi
Jakarta Rescue
Anggota Hipperpala
RW 03 Kampung Pulo
08159891585 RW 02 Kampung Pulo
Simon
Anggota IRKP 081383394804
Evakuasi
dan Jakarta Rescue
RW 04 Kebon Pala
18
Hasanudin
RW 03 Kampung Pulo
Evakuasi
Idrus Evakuasi
A Baihaki
Evakuasi
Andri Lesmana
Anggota IRKP
021‐97340308
Evakuasi
dan Jakarta Rescue
RW 04 Kebon Pala
Mulyadi
Evakuasi
Nur Rohman
RW 04 Kebon Pala
Evakuasi
Tommy
RW 03 Kampung Pulo
19
Ade
Staff RW 02
081218273182
Evakuasi
Ade Koordinator
RW 02 Kampung Pulo
Peringatan Dini
Ali Sodikin
Staff RW 01
RW 01
Peringatan Dini
Agus Mustofa
Anggota Hipperpala,
021‐91512190
Peringatan Dini
Kertakayu, FKP Pubers
021‐8584460 Jl Jatinegara Barat I RT 03 RW 02 No 24 Kampung Pulo
Sutrisno
Koordinator PAM
Ketua RW 04
081386985780 RW 04 Kebon Pala
Jumiran
Zainal Abidin
PAM
PAM
20
Saifudin
PAM
Firmansyah
PAM
Ali Tamim S Sos Karang Taruna,
021‐85908478
PAM
Angkatan Muda Kabah,
Jl Jatnegara Barat Kebon
dan Gerakan Pemuda
Pala II RT 14 RW 04 No 23
Kabah
Yanuar Hadi
PAM
Rusli
PAM
Lutfi
PAM
Edy S
PAM
Awang Sanwani
Koordinator Humas
Haryanto
Ketua RW 02
08128478088 RW 02 Kampung Pulo
IRKP
RW 04 Kebon Pala
Caraka/Humas
Anis
21
Caraka/Humas
M Yuli Jayadi
Caraka/Humas
Eddy Pattinama
Koordinator Pengungsi
Idris
Linmas/Banpol
Formapel
081574743773 RW 06 Kampung Melayu
FKP Pubers
RT 08 RW 02 Kampung
Pengungsi
Selamet Pengungsi
Udin Pengungsi
Husein Pengungsi
Rudi Pengungsi
Endang Pengungsi
A Rosyid
Koordinator Logistik
Pulo
22
Agustine PKK Kelurahan
021‐91264102
Logistik
RW 05 Kebon Pala
Aida PKK Kelurahan
081905933719
Logistik
RW 06 Kampung Melayu
Widiastuti Ketua RT 09 RW 01
Logistik
Ahmad Payumi
Koordinator
Staff RW 07
RW 07 Tanah Rendah
RW 08 Tanah Rendah
Perencanaan dan Pembinaan
Hasan Basri Perencaan dan Pembinaan
M Nur Perencanaan dan Pembinaan
Sutihat Perencanaan dan Pembinaan
Nurul Hidayat Perencanaan dan Pembinaan
23
Ummamah
Koordinator Dapur
Jl Jatinegara Barat I No 15
Umum
BRT 09 RW 2 Kampung
021‐91021317
Pulo
Apong Hamidah PKK Kelurahan
085213051052
Dapur Umum
RW 05 Kebon Pala
Neny
RT 08 RW 02 Kampung
Dapur Umum
Pulo
Reza
081384434327
Dapur Umum
RT 09 RW 02 Kampung Pulo
Nurhayati
RT 09 RW 08 Kampung
Dapur Umum
Pulo
Marzuki Ketua RT 12 RW 02
Kampung Pulo
Dapur Umum
24
Yusmiati
RT 11 RW 03 Kampung
Dapur Umum
Pulo
Darsih
Dapur Umum
Devi Yana Haris
RT 09 RW 03 Kampung
Dapur Umum
Pulo
Siti Astrid Agustina
Dapur Umum
PKK Kelurahan
RW 07 Tanah Rendah
25
LAMPIRAN 3. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PROSEDUR TETAP TANGGAP DARURAT BANJIR KELURAHAN KAMPUNG MELAYU Disusun oleh : Warga Kelurahan Kampung Melayu Difasilitasi oleh : Action Contre la Faim Dimusyawarahkan pada: Workshop Penyusunan Prosedur Tetap Tanggap Darurat Bahaya Banjir Kelurahan Kampung Melayu di Hotel Alia‐Matraman, 18 Januari 2008 DRAFT Prosedur Tetap Tanggap Darurat Banjir Kelurahan Kampung Melayu Kec. Jatinegara Jakarta Timur 26
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kampung Melayu, sebagai daerah yang berada di tepi Kali Ciliwung memiliki sejarah panjang terkait dengan bencana banjir yang melanda setiap tahun, khususnya pada musim penghujan. Bahkan di saat siklus banjir 5 tahunan, banjir datang dengan skala lebih besar. Hal tersebut tentu saja menimbulkan dampak yang merugikan bagi masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal di area yang rentan terhadap kedatangan banjir. Saat banjir datang, menjadi pengungsi untuk beberapa waktu seakan telah menjadi kegiatan rutin bagi masyarakat Kampung Melayu. Selain karena letak yang kurang menguntungkan secara geografis, tepat di bantaran Kali Ciliwung, hal ini diperparah oleh kondisi pengelolaan sungai yang kurang memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan. Buktinya, Kali Ciliwung seakan menjadi tempat sampah terpanjang di Jakarta. Namun, di luar kondisi penyebabnya, yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah meningkatkan kemampuan untuk mengurangi dampak serta kerugian, setiap banjir datang melanda. Salah satunya adalah dengan menyusun suatu komitmen bersama mengenai tindakan bersama yang dilakukan oleh setiap unsur masyarakat. Ini akan dituangkan dalam sebuah Prosedur Tetap Penanganan Banjir yang disusun bersama dan disepakati oleh masyarakat Kampung Melayu, dan disahkan oleh pihak Lurah Kampung Melayu. I.1.1. Dasar Hukum 1. UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana 2. Prosedur Tetap Penanganan Bencana Provinsi DKI I.2. Maksud & Tujuan 1. Protap ini bermaksud memberikan pedoman yang disepakati bersama untuk cara keseragaman bertindak, keterpaduan, dan saling dukung dalam penanganan bencana banjir serta penanganan pengungsian 2. Agar penanganaan bencana banjir bisa berjalan efektif dan maksimal sehingga dapat mengurangi resiko kerugian baik lahir maupun batin dari para korban banjir 27
I.3. Ruang Lingkup Ruang lingkup wilayah dari prosedur tetap ini adalah seluruh wilayah administratif Kelurahan Kampung Melayu. I.4. Para Pihak 1. Internal 1. Kelurahan/Lurah 2. SATLINMAS 3. Dewan Kelurahan 4. RW 5. RT 6. PKK 7. Posyandu 8. FK Pubbers 9. Puskesmas 10. Organisasi Pemuda 11. Hiperpala 12. Sekolah Santa Maria 13. Pihak Lain Terkait 2. Eksternal 1. Petugas Pintu Air 2. Satlak Jakarta Timur 3. PMI Cabang Jakarta Timur 4. Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur 5. Suku Dinas Kebakaran Jakarta Timur 6. TNI/Polri 7. Suku Dinas Bintal Kesos Jakarta Timur 8. Sudin Yankes dan Sudin Kesmas Jakarta Timur 9. Pihak lain Terkait
28
BAB II PROSEDUR KERJA II.1. Prosedur Kerja SEBELUM Banjir 1. Mengikuti Prosedur Tetap Sistem Peringatan Dini yang sudah disusun dan dikoordinasikan oleh pihak Kelurahan/Satlinmas Kampung Melayu. SKEMA ALUR KERJA SEBELUM BANJIR
Sistem
INFO SIAGA BANJIR
‐Kontak Tim SAR ‐Persiapan Alat dll ‐Persiapan personil ‐Sirene ‐RT ‐SMS ‐Mushola
Keputusan
KELURAHAN/
Evakuasi/Tidak
Perintah Evakuasi
RW ‐dll
‐Tim SAR ‐Satlinmas ‐Kel. Pemuda
‐RT RAWAN ‐WARGA
EVAKUASI
II.1.1. Persiapan Sebelum Banjir •
Lokasi RAWAN BANJIR 1. RW 01 : RT 09, RT 12,RT 13,RT10, RT 11,RT 7
2. RW 02 : RT 01 s/d RT 16 3. RW 03 : RT 01 s/d RT 16 4. RW 04 : RT 01 s/d RT 10 5. RW 05 : RT 06,RT 09, RT 10,RT 11 6. RW 06 : ‐ 7. RW 07 : RT 01, RT 06, RT 09, RT 14, RT 15, RT 16, RT 17 29
8. RW 08 : RT 04, RT 05, RT 06, RT 09, RT 10, RT 12, RT 13, RT 14, RT 15 Data kelompok rentan ( ibu hamil, anak‐anak, manula, orang sakit dan cacat ada di masing‐masing RT/RW ) •
Lokasi AMAN BANJIR 1. RW 02 : 1 RT dari 17 RT yaitu RT 17 2. RW 04 : 3 RT dari 13 RT yaitu RT 11, RT 12 dan RT 13 3. RW 05 : RT 01, RT 02, RT, 04, RT 05, RT 07 dan RT 08 4. RW 06 : RT 01, s/d RT 12 5. RW 07 : RT 02, RT 03, RT 04, RT 05, RT 07, RT 08, RT 11, RT 12 dan RT 13 6. RW 08 : RT 01, RT 02, RT 03, RT07, RT 08
•
JALUR EVAKUASI 1. RW 01 melalui Gang Anwar menuju Aula RS Hermina, Halaman Kantor DPU, dan Bioskop Nusantara 2. RW 02 melalui Gang II menuju Aula RS Hermina, Halaman Kantor DPU, dan Bioskop Nusantara 3. RW 03 melalui Gang II menuju Aula RS Hermina, Halaman Kantor DPU, dan Bioskop Nusantara 4. RW 05 melalui bioskop Nusantara menuju bioskop Nusantara 5. RW 07 melalui Pasar Kebon Pala menuju Kantor Kelurahan Kampung Melayu 6. RW 08 melalui MHT RW 05 menuju Kantor Kelurahan Kampung Melayu Untuk semua RW yang terkena banjir sebagian warganya yang tinggal di pinggir kali, jalur evakuasinya melalui menyebrang ke bukit duri baru ke posko utama bekas Bioskop Nusantara
•
LOKASI PENGUNGSIAN 1. Posko Utama bekas Bioskop Nusantara 2. Posko Darurat di Santa Maria ( selama 2 hari) 3. Posko halaman kantor DPU 4. Posko RS Hermina 30
5. Masjid At Tawabin ( RW 02 & RW 03 ) 6. Masjid Jami Itihadul Ikhwan ( RW 08 ) 7. Lantai 2 Pos RW 07 ( RW 07 ) 8. Madrasah Baitul Khoir 9. SD 01/02 Kampung Melayu 10. SMP N 26 Kebon Pala 11. Halaman PT Buana Wira Indonesia 12. Lapangan Jendral Utama 13. Puskesmas Kampung Melayu 14. Gereja Koinonia II.1.2. PERLENGKAPAN •
SATLINMAS/Kelurahan a. Pelampung
: 15 unit
b. Ban Dalam
: 20 unit
c. Tenda
: 7 unit
d. Tali Tambang
: 2 roll @ 100 m
e. Generator
: 1 unit
f. HT
: Tiap RW 1 Unit
: Tiap RW 1 Unit
g. Megaphone •
FKP PUBERS ( RW 03 & RW 03 ) a. Perahu Karet
: 4 unit
b. Pelampung
: 12 unit
c. Ban Dalam
: 4 unit
d. Tenda Ganti
: 2 unit
e. Tenda Bazar
: 2 unit
f. Perlengkapan Dapur Umum
: 1 set
•
PKK a. Perlengkapan Dapur Umum
: 1 set ( di kelurahan ) 31
•
SATLINMAS a. Perahu Karet
: 1 Unit
Ditambah dengan perlengkapan individu yang dimiliki oleh masing‐masing penduduk II.2. PROSEDUR KERJA SAAT BANJIR II.2.1. Peran setiap pihak saat terjadi banjir 1. Internal • Kelurahan o Memerintahkan evakuasi, menghubungi pihak luar untuk permintaan bantuan, membuka posko utama di bekas bioskop Nusantara, dan mengkoordinasikan penerimaan bantuan. • Satlinmas o Menyediakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan evakuasi warga bersama relawan setempat, menyiapkan lokasi pengungsian dan dapur umum • RW/RT o Menyampaikan perintah evakuasi dan semua informasi ke warganya masing‐ masing sesuai kebutuhan • PKK o Menyiapkan
perlengkapan
dan
kebutuhan
dapur
umum,
serta
mengkoordinasikan pelaksanaan dapur umum • Puskesmas o Siaga 24 jam • Santa Maria o Menyediakan tempat pengungsian darurat paling lama selama 2 hari Catatan: Proses evakuasi warga dengan oleh tetap mendahulukan kelompok rentan ( orang hamil, cacat, anak‐anak, dan manula ) 2. Eksternal 32
• Tim SAR Satlak Jakarta Timur o Membantu evakuasi • PMI Cabang Jakarta Timur o Evakuasi & logistik • Pintu Air o
Memberikan informasi ke Satlinmas/Kelurahan
• Pihak Lain o
Memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan
• Aparat Keamanan, Bimaspol, Babinsa, TNI, dan Polri o
Memberi bantuan keamanan
II.3. PROSEDUR KERJA SETELAH BANJIR II.3.1. Penanganan pasca banjir 1. Kelurahan/Satlinmas • Mendata pengungsi, logistik, korban menghubungi media dan bantuan medis • Memberikan informasi kepada warga terkait dengan bantuan dan distribusinya • Menjadi penghubung kepada pihak luar 2. RW, RT, dan Kelompok Pemuda • Membantu Satlinmas mendistribusikan bantuan kepada masyarakat • Kebersihan lingkungan pasca banjir 3. Puskesmas • Pengobatan pasca banjir • Fogging/penyemprotan 4. PKK • Terlibat dalam pembersihan lingkungan dan bakti sosial II.3.2. Keamanan 1. Keamanan lokasi pengungsian di koordinir oleh : Satpol PP, Kepolisian, dan Satlinmas 2. Keamanan lokasi yang ditinggalkan berkoordinasi dengan RT dan RW setempat
33
BAB III SARANA PENDUKUNG III.1. Jaringan Komunikasi • HT • Handphone • Pengeras suara masjid • Sirene • Sensor Air • Megaphone III.2. Kontak Penting • PMI Jakarta Timur • Sudin Bintal Kesos • Penjaga Pintu Air • Satlak Jakarta Timur • Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) • SAR • Rumah Sakit Hermina • LSM • Telkom • Dinas Pekerjaan Umum • Dll III.3. Organisasi Tanggap Darurat • Satlinmas Kelurahan Kampung Melayu • Satpol PP • Hiperpala • PKK
34
BAB IV PENUTUP Demikianlah Prosedur Tetap Penanganan Banjir ini disusun secara bersama‐sama, dengan harapan akan menjadi panduan bagi seluruh pihak yang ada di Kelurahan Kampung Melayu untuk melakukan perannya masing‐masing dalam rangka proses tanggap darurat terhadap bencana banjir. Semoga bermanfaat. Disahkan : Jakarta,_____________2009 ( Satlinmas)
( Perwakilan Dekel )
( Perwakilan RT )
( Perwakilan Kel. Pemuda )
( Perwakilan PKK)
Mengetahui
( Perwakilan RW)
( Lurah Kampung Melayu )
35
LAMPIRAN 4. PROSEDUR TETAP SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR KAMPUNG MELAYU PROSEDUR TETAP SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR KELURAHAN KAMPUNG MELAYU
Disusun oleh : Warga Kelurahan Kampung Melayu Difasilitasi oleh : Action Contre la Faim Dimusyawarahkan pada: Workshop Penyusunan Prosedur Tetap Sistem Peringatan Dini Bahaya Banjir Kelurahan Kampung Melayu di Hotel Alia‐Matraman, 4 Februari 2008 36
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bencana banjir setiap tahun tepatnya pada musim penghujan selalu melanda Propinsi DKI Jakarta pada umumnya dan khususnya wilayah Kelurahan Kampung Melayu pada khususnya. Bencana ini telah menelan korban jiwa dan kerugian harta benda yang cukup besar. Ada beberapa penyebab terjadinya banjir di Kampung Melayu, antara lain : letak atau kondisi topografis Kampung Melayu yang merupakan daerah rendah dan memiliki wilayah cekungan di daerah tertentu terutama yang berbatasan dengan sungai. Seperti diketahui bahwa wilayah Kelurahan Kampung Melayu dilewati Sungai Ciliwung yang terletak di sebelah barat yang juga merupakan batas wilayah Kelurahan Kampung Melayu dengan Kelurahan Bukit Duri.
Selain kondisi topografis juga masalah lingkungan seperti sampah yang menyumbat sungai
maupun selokan dan pemukiman yang tumbuh liar di sepanjang bantaran sungai yang seharusnya selebar kurang lebih 15 meter harus dibebaskan menjadi wilayah sempadan sungai. Di samping masalah lingkungan juga masalah kondisi cuaca yaitu curah hujan yang sangat tinggi dan terus‐menerus terjadi selama beberapa hari yang menyebabkan kelembaban air di wilayah Jakarta pada umumnya menjadi jenuh. Curah hujan yang tinggi tersebut membuat beberapa pintu air sungai di hulu maupun di hilir menjadi naik permukaan airnya. Permukaan air pada beberapa pintu air di hulu naik sebelum terjadi banjir di wilayah hilir.
Pemerintah melalui SATKORLAK PBP Propinsi DKI Jakarta telah memanfaatkan informasi pintu
air sebagai salah satu informasi peringatan dini banjir disamping ramalan cuaca dari BMG. Informasi ketinggian pintu air dan ramalan cuaca menjadi Sistem Peringatan Dini yang ada di SATKORLAK. 37
Gambar 1.1. Sistem Peringatan Dini Banjir di Propinsi DKI Jakara.
Pada penerapannya, sistem ini perlu pembenahan terutama pada aliran informasi. Sistem Peringatan Dini mempunyai prinsip kecepatan dan keakuratan informasi. Jika oleh suatu sebab kelambatan penyampaian informasi ini tidak sampai ke pengguna atau penerima terakhir yaitu masyarakat, maka masyarakat tidak siap siaga mengantisipasi datangnya ancaman bahaya banjir. Jika hal ini terjadi maka korban tidak terelakkan. Oleh karena itu pentingnya kecepatan aliran informasi penting untuk dibenahi. Sedangkan keakuratan informasi sebenarnya terletak pada hasil pengukuran yang dilakukan oleh stasiun pengamatan di pintu air. Action Contre la Faim (ACF) telah memfasilitasi Kelurahan Kampung Melayu dalam membangun Sistem Peringatan Dini di tingkat kelurahan dengan beberapa kegiatan diantaranya melalui Pembuatan 38
Model Sistem Peringatan Dini yang merupakan kajian yang dibuat berdasarkan data‐data pengukuran baik itu dari ketinggian muka air, curah hujan harian, maupun ketinggian pasang‐surut. Dari sistem modeling diperoleh beberapa kesimpulan yang dapat dijadikan masukan untuk penentuan tingkat siaga dan wilayah yang terpengaruh oleh tingkat siaga. Selain itu juga dalam fasilitasi langsung dengan masyarakat telah dilakukan kegiatan workshop dan kunjugan ke beberapa pintu air terkait. Dari kegiatan‐kegiatan di atas diharapkan dapat membuat suatu panduan berupa Prosedur Tetap yang dapat dipakai untuk kegiatan antisipasi datangnya bahaya banjir atau Prosedur Tetap (ProTap) Sistem Peringatan Dini (EWS). ProTap EWS ini nantinya akan menjadi bagian Protap Penangulangan Banjir yang akan difasilitasi juga oleh ACF. Protap merupakan dokumen resmi berisikan suatu tindakan‐tindakan atau langkah‐langkah sistematis yang disepakati bersama antara instansi atau kelompok‐kelompok terkait mengenai tanggung jawab masing‐masing dalam suatu kegiatan yang terpadu. Jadi ruang lingkup ProTap EWS berisikan tentang langkah‐langkah dalam hal penyebaran informasi peringatan dini dan juga respon setelah informasi tersebut diperoleh. I.2. Tujuan 1. Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bahaya banjir dengan membenahi sistem peringatan dini yang ada 2. Membuat suatu pedoman atau langkah‐langkah sistematis dalam mengantisipasi datangnya bahaya banjir 3. Menentukan srategi dalam pengambilan keputusan kegiatan peringatan dini banjir I.3. Sasaran 1. Menentukan Tingkat Siaga Bahaya Banjir berdasarkan referensi yang ada maupun kondisi di lapangan. 2. Menentukan alur atau rantai informasi EWS pada tingkat Kelurahan 3. Menentukan media komunikasi serta penyebaran alatnya 4. Menentukan koordinasi tindakan respon yang diambil masing‐masing instansi terkait atau kelompok terkait setelah informasi peringatan diperoleh
39
BAB II PROSEDUR TETAP SISTEM PERINGATAN DINI II.1. Dasar Operasional Berisikan langkah‐langkah atau tindakan masing‐masing pihak dari waktu ke waktu secara berurutan dari awal data atau informasi diperoleh sampai informasi diterima terakhir oleh masyarakat berserta respon atau tindakan‐tindakan yang diambil oleh masing‐masing pihak dan koordinasinya. 1. Berdasarkan informasi ketinggian muka air pada pintu air di bawah ini maka diperoleh tingkat siaga: Tingkat Siaga pada beberapa pintu air untuk Sungai Ciliwung Kampung Melayu
Tingkat Siaga PA Katulampa
PA Depok
PA Manggarai
IV (Normal)
< 170 cm
< 200 cm
< 750 pp
III
170 – 240 cm
270 – 350 cm
850 – 625 pp
II
240 – 310 cm
350 cm
900 – 700 pp
I
> 310 cm
> 350 cm
> 900 pp
Sumber : Satkorlak PBP DKI Jakarta dengan perubahan
Kampung Melayu
Tingkat Siaga
PA Katulampa
PA Depok
PA Manggarai
IV (Normal)
< 80 cm
< 145 cm
< 680 pp
III
80 – 170 cm
145 – 225 cm
680 – 750 pp
II
170 – 220 cm
275 ‐ 300 cm
750 – 875 pp
I
> 300 cm
> 350 cm
> 950 pp
Sumber : Perkiraan masyarakat Kampung Melayu berdasarkan
2. Berdasarkan cuaca relatif Cuaca relatif adalah pengamatan langsung yang dapat ditentukan oleh pengamat baik di Hulu maupun di Hilir (Kampung Melayu). Cuaca relatif ini sangat berpengaruh terhadap total volume 40
air yang ada di daratan. Volume air yang ada di daratan dapat direpresentatifkan pada ketinggian pintu air ditambah volume air dari atas (air hujan). Tingkat Siaga
Hulu (PA Katulampa)
Hilir (PA Depok + PA Manggarai)
Normal (IV)
Cerah ‐ Berawan
Cerah – Berawan
III
Gerimis – Hujan Sedang
Gerimis – Hujan Sedang
II
Hujan Sedang – Agak Lebat
Hujan Sedang – Agak Lebat
I
Hujan Lebat
Hujan Lebat
Sumber : Asumsi 3. Status Gabungan: Tingkat siaga gabungan adalah tingkat siaga yang diambil berdasarkan 2 informasi di atas (ketinggian pintu air dan cuaca relatif). Dengan asumsi bahwa faktor ketinggian pintu air memiliki pengaruh 2x dari kondisi cuaca. Misalkan jika pintu air pada siaga 2 namun cuaca hulu hujan lebat (siaga 1) tapi hilir cerah berawan, maka dapat dihitung status gabungannya : Status Gabungan
= (Status Pintu Air Terbalik x 4) + (Status Cuaca Hulu) + Hilir 6 = (3 x 4) + 4 + 1 6 = 13 6 = 2,13
= Dibulatkan menjadi 2 (jadi siaga gabungan adalah Siaga 2)
II.2. Pihak‐Pihak yang terlibat 1. Eksternal
Adalah pihak‐pihak atau instansi diluar dari warga Kelurahan Kampung Melayu, antara lain: 1. Petugas Pintu Air Katulampa 2. Petugas Pintu Air Depok 3. Petugas Pintu Air Manggarai 41
4. Satlak Jakarta Timur (POSKO) 5. Satkorlak 2. Internal Adalah pihak‐pihak atau kelompok‐kelompok yang ada di dalam masyarakat Kelurahan Kampung Melayu, antara lain: 1. Lurah 2. Satlinmas 3. RW 4. RT 5. Siskomas (Sistem Komunikasi Masyarakat) 6. Tulip II.3. Alur Rantai Sistem Peringatan Dini Pada workshop Sistem Peringatan Dini yang diadakan sebelumnya yang difasilitasi oleh ACF maka diperoleh hasil berupa identifikasi elemen‐elemen dalan Sistem Peringatan Dini dan Rantai Peringatan yang berupa jaring‐jaring rantai informasi peringatan dini di tingkat Kelurahan Kampung Melayu.
42
Pintu Air
Bimaspol dan
Satlinmas
Lurah
Ketua RW
PMI
Ketua RT
Mesjid
Ormas
Karang Taruna
Relawan
Keterangan :
M a s y a r a k a t Media telepon/HP Media lain (HT dan lain‐lain) Pengeras suara (TOA, megaphone, dll) Validasi oleh masyarakat
Gambar 2.1. Jaring‐jaring rantai informasi peringatan dini di Kelurahan Kampung Melayu
43
II.4.Media Komunikasi Media komunikasi telah diidentifikasi dalam workshop sistem peringatan dini sebelumnya, antara lain: 1. Telepon 2. Handphone 3. Handy Talkie 4. Sirine 5. Megaphone 6. Signboard 7. Sensor Air II.5. Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Berisikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing‐masing pihak yang terlibat di atas. 1. Lurah • Sebagai penanggung jawab terhadap informasi yang masuk dari petugas pintu air 2. Satlinmas • Menyebarkan informasi ke RW dan pihak kecamatan 3. RW • Bertugas meneruskan informasi dari satlinmas ke RT dan masyarakat/warga • Mencatat informasi ketinggian air di pintu air dan kondisi cuaca di signboard • Membunyikan sirine sesuai dengan tingkat siaganya 4. RT • Membantu bertugas menyebarluaskan informasi peringatan dini ke masyarakat II.6. Tahap Operasional Siaga 1. Pada saat kondisi normal atau siaga IV 44
• Satlinmas o Selalu memonitor informasi di pintu air dan cuaca lokal minimal 1x sehari • RW o Mencatat di signboard informasi yang diterima dari satlinmas 2. Pada saat kondisi siaga III • Satlinmas o Selalu memonitor informasi di pintu air dan cuaca lokal minimal 2x sehari • RW o Mencatat di signboard informasi yang diterima dari Satlinmas 3. Pada saat kondisi siaga II • Satlinmas o Selalu memonitor informasi di pintu air dan cuaca lokal minimal tiap jam sekali • RW o Mencatat di signboard informasi yang diterima dari Satlinmas dan membunyikan sirine dan pengeras suara masjid o Sirine berbunyi: OOOoooOOOoooOOOooo (pengulangan panjang) 4. Pada saat kondisi siaga I • Satlinmas o Selalu memonitor informasi di pintu air dan cuaca lokal minimal 30 menit sekali • RW o Mencatat di signboard informasi yang diterima dari Satlinmas dan membunyikan sirine dan pengeras suara masjid o Sirine berbunyi: OoOoOoOoOoOoOo (pengulangan pendek) Keterlibatan semua unsur internal di atas disesuaikan dengan tugas dan wewenang masing‐masing. 45
BAB III PENUTUP Demikianlah Prosedur Tetap Sistem Peringatan Dini ini disusun secara bersama‐sama, dengan harapan akan menjadi panduan bagi seluruh pihak yang ada di Kelurahan Kampung Melayu untuk melakukan perannya masing‐masing dalam rangka proses tanggap darurat terhadap bencana banjir. Semoga bermanfaat. Disahkan ; Jakarta,…..Mei 2009 ( Satlinmas)
( Perwakilan Dekel )
( Perwakilan RT )
( Perwakilan PKK)
( Perwakilan RW) ( Perwakilan Kel. Pemuda ) Mengetahui ( Lurah Kampung Melayu )
46
LAMPIRAN 5. DAFTAR PERLENGKAPAN DARURAT SATLINMAS PBP KAMPUNG MELAYU
No
Barang Yang
Barang Yang Belum ada
1
Velbed/pallet
Pelampung
20
15
Lampu senter besar
Pallet size 1x1 m
50
Tenda besar
5
Tempat Nasi besar
Tali tambang, tiap
5
RW punya
roll
5
Kompor gas besar
6
1
2
3
sudah ada Perahu karet, masih bagus Pelampung, rusak 10, layak 5
Jml
Prioritas Barang yang
Jml
Akan dibeli
Lampu emergency, energi listrik/battery
Jml
10
Baskom besar
Selang standar kran 0,5 inci
20
2
Bak air yang ada tutupnya
Terpal
20
Rice cooker besar
2
Kompor gas kecil
Tempat nasi besar
3
7
Rice cooker kecil
2
Termos nasi besar
Panci sedang
5
8
Wajan besar
5
Tikar/terpal
9
Generator
1
Selang air
Sepatu boot
10
14
Kursi roda
P3K kecil
2
8
Panci tanggung 36 cm
Teko air besar
2
1
Lampu emergency
Bak air besar dan tutup
2
224
Sepatu boot
Tandu
9
1
Jas hujan
Dayung kayu 1 set (4 buah)
1
16
Senter jumbo
5 10
4
10
11 12 13 14 15
HT, tiap RW dan staf kel Megaphone, tiap RW 1 P3K, kotak kecil Ban dalam, tiap RT 2 Tandu Tiang pancang dan tambang
2
Kompor gas dua tungku dan tabung 3 kg
16
Sirine
2
jan hujan
17
Alat sensor air
2
Food stock
18
Papan pengumuman
6
19
Pompa air tiap RW
10
20
Mesin Fogging
3
48
1
LAMPIRAN 6. PETA ADMINISTRASI KAMPUNG MELAYU
49
LAMPIRAN 7. PETA RISIKO BANJIR
50
LAMPIRAN 8. PETA RISIKO KEBAKARAN KAMPUNG MELAYU
51
LAMPIRAN 9. PETA RISIKO DBD KAMPUNG MELAYU
52
LAMPIRAN 10. SK. GUBERNUR NO. 96 TAHUN 2002
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
LAMPIRAN 11. UU. NO.24 TAHUN 2007 – TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
LAMPIRAN 12. SK.KELURAHAN KAMPUNG MELAYU‐PEMBENTUKAN SATLINMAS PBP
109
110
111
112
113
114
LAMPIRAN 13. KARAKTER ANCAMAN DAN PENILAIAN RISIKO OLEH KOMUNITAS
ANALISIS KARAKTER ANCAMAN Kelurahan : Kampung Melayu, RW 01 Ancaman : Banjir 1
Jenis/Bentuk
Alam + Manusia : Banjir Genangan saat musim penghujan dan buang sampah sembarangan, membangun rumah untuk pemukiman yang tidak teratur
2
Asal
Curah Hujan Tinggi, tempat tinggal di bantaran sungai sehingga sungai menyempit
3
Tenaga
Kekuatan air yang sangat deras
4
Tanda Peringatan
Cuaca buruk (mendung berat), Binatang di bawah tanah kelaur, warna air berubah, sampah yang hanyut di sungai lebih banyak dari biasanya
5
Sela Waktu
1 – 2 jam setelah tanda‐tanda
6
Kecepatan Hadir
6 – 9 jam air tiba di Gg. Anwar / RS. Hermina kalau ada informasi dari Pintu air Katu Lampa
7
Frekwensi
Tidak menentu tergantung curah hujan saat musim penghujan
8
Perioda
Setiap Musim Penghujan
9
Durasi
1 jam ‐ 1 bulan paling lama
10 Intensitas
Anak Kecil tenggelam, Setinggi leher orang dewasa di RT 012/01. Tinggi air di Pintu air Katu Lampa 100 cm, depok 245 cm dan Manggarai 700 cm.
11 Posisi
2 m – 30 m
114
ANALISIS KARAKTER ANCAMAN Kelurahan : Kampung Melayu, RW 02 Ancaman : Banjir 1
Jenis/Bentuk
Banjir genangan
2
Asal
Kiriman dari Bogor
3
Tenaga
Air, lumpur, sampah
4
Tanda Peringatan
Hujan terus menerus di bogor
5
Sela Waktu
8 jam dari hujan lebat dibogor air baru sampai ke jakarta
6
Kecepatan Hadir
Tidak menentu
7
Frekwensi
Tidak dapat diprediksi
8
Perioda
Biasanya pada bulan September ‐ Pebruari
9
Durasi
1jam – 1 bulan air menggenangi pemukiman
10 Intensitas
Banyak lumpur, got mampet, becek, banyak nyamuk
11 Posisi
Diatas kali dan bantaran kali (0‐30 m)
115
ANALISIS KARAKTER ANCAMAN Kelurahan : Kampung Melayu, RW 03 Ancaman : Banjir 1
Jenis/Bentuk
Manusia dan Alam (banjir genangan)
2
Asal
Curah Hujan yang tinggi di bogor – depok, peyempitan sungai akibat pembangunan pemukiman
3
Tenaga
Kecepatan arus air
4
Tanda Peringatan
Bunyui serine, Pengumuman RT/RW, Mesjid dan Mushola
5
Sela Waktu
8 jam setelah pemberitaan dari pintu air Katulampa
6
Kecepatan Hadir
8 jam / 60 km
7
Frekwensi
Tidak menentu, tergantung curah hujan
8
Perioda
Setiap tahun, terutama Desember ‐ Januari
9
Durasi
1jam – 1 bulan air menggenangi pemukiman
10 Intensitas
Tinggi air 7 m, rumah terendam hamper seluruh wilayah kelurahan kampung melayu
11 Posisi
Sepanajng Bantaran Kali (0 – 30 m), di RW 02 ‐ 03
116
ANALISIS KARAKTER ANCAMAN Kelurahan : Kampung Melayu, RW 04 & RW 05 Ancaman : Banjir 1
Jenis/Bentuk
Banjir Genangan
2
Asal
Curah hujan tinggi di Bogor, kurang darah resapan air karena banyak bangunan pemukiman dan gedung‐gedung, masih membuang sampah di kali
3
Tenaga
Arus air yang deras, Lumpur, batang pohon yang terbawa arus
4
Tanda Peringatan
Banyak kecoa dari selokan keluar, informasi dari pintu air katulampa, informasi dari kelurahan
5
Sela Waktu
5 ‐ 6 jam air tiba di pemukiman
6
Kecepatan Hadir
18 km/jam
7
Frekwensi
4 ‐5 kali/bulan selama musim hujan
8
Perioda
Selama Musim Hujan
9
Durasi
1 – 2 minggu paling cepat, paling lambat 1 bulan
10 Intensitas
Menghanyutkan rumah dan harta benda, merusak lingkungan, penyakit gatal‐gatal,
11 Posisi
Sepanjang bantaran kali
117
ANALISIS KARAKTER ANCAMAN Kelurahan : Kampung Melayu, RW 06 Ancaman : Banjir 1
Jenis/Bentuk
Banjir Genangan
2
Asal
Curah hujan tinggi dan buang sampah di kali
3
Tenaga
Air,
4
Tanda Peringatan
Hujan terus menerus, air mulai naik dari normal, air kali menjadi keruh, bunyi sirene
5
Sela Waktu
‐
6
Kecepatan Hadir
‐
7
Frekwensi
5 tahun sekali baru terkena banjir
8
Perioda
Musim hujan
9
Durasi
‐
10 Intensitas
Akses jalan terputus, wabah penyakit muncul, listrik mati, kerugian materi
11 Posisi
‐
118
ANALISIS KARAKTER ANCAMAN Kelurahan : Kampung Melayu, RW 07 Ancaman : Banjir 1
Jenis/Bentuk
Banjir genangan tahunan
2
Asal
Curah hujan tinggi, erosi dan kiriman dari bogor
3
Tenaga
Air,
4
Tanda Peringatan
Curah hujan tinggi, air kali berubah warna
5
Sela Waktu
1 – 7 Hari
6
Kecepatan Hadir
5 jam
7
Frekwensi
5 kali/ 1 tahun
8
Perioda
Setahun sekali tiap musim hujan
9
Durasi
3 hari
10 Intensitas
Menghanhyutkan barang‐barang, anak‐anak tenggelam, menghancurkan bangunan rumah,
11 Posisi
Sepanjang bantaran kali
119
ANALISIS KARAKTER ANCAMAN Kelurahan : Kampung Melayu, RW 08 Ancaman : Banjir 1
Jenis/Bentuk
Banjir Genangan akibat curah hujan tinggi dan sampah menumpuk di kali
2
Asal
Kiriman dari bogor, curah hujan tinggi, sungai menyempit, sampah
3
Tenaga
Arus air yang kencang
4
Tanda Peringatan
Air kali menjadi coklat/keruh, banyak sampah mengalir di sungai, banyak binatang seperti kecoa, cacing dan yuyu,
5
Sela Waktu
4 – 6 jam dari katulampa sampai manggarai
6
Kecepatan Hadir
‐
7
Frekwensi
Tiap musim hujan
8
Perioda
Dalam musim hujan
9
Durasi
Tidak menentu
10 Intensitas
Tinggi air 100 cm, depok 230 cm, manggarai 750 cm
11 Posisi
Sepanjang bantaran kali
120
ANALISIS KERENTANAN Ancaman Banjir, RW : 01 ELEMEN
LOKASI
ELEMEN TINGKAT RISIKO
BERISIKO
BERISIKO
Balita
Bantaran sungai
tinggi
KONDISI SEHINGGA BERISIKO
Tempat tinggal non permanen, tinggi dan arus air menenggelamkan anak‐anak
Lansia
Bantaran sungai
tinggi
Tempat tinggal non permanen, lemah, pengetahuan kurang
Ibu Hamil
Bantaran sungai
tinggi
Sulit bergerak cepat saat banjir datang,
Orang Sakit
Bantaran sungai
tinggi
Tidak mampu menyelamatkan diri saat banjir
Dokumen
Di rumah, gedung, tinggi bangunan
Mudah rusak apabila basah
sekitar
bantaran sungai Aktivitas
Di areal terkena tinggi
Tidak bisa melakukan aktifitas ekonomi,
ekonomi
banjir
kebanyakan pedagang
terganggu
121
ANALISIS KERENTANAN Ancaman Banjir, RW : 02 ELEMEN
LOKASI
ELEMEN TINGKAT RISIKO
BERISIKO
BERISIKO
Anak‐
Bantaran sungai
tinggi
anak/Balita Lansia
KONDISI SEHINGGA BERISIKO
Tempat tinggal non permanen, tinggi dan arus air menenggelamkan anak‐anak
Bantaran sungai
tinggi
Tempat tinggal non permanen, lemah, pengetahuan kurang
Ibu Hamil
Bantaran sungai
tinggi
Sulit bergerak cepat saat banjir datang,
Orang Cacat
Bantaran sungai
tinggi
Tidak mampu menyelamatkan diri saat banjir
Rumah
Bantaran Sungai
Tinggi
Berada persis di pinggir kali, tidak ada bangunan tanggul sehingga mengikis tanah dipinggir kali
Sumur
Rumah
sekitar tinggi
Bantaran sungai Aktivitas ekonomi
Bantaran sungai
Air masuk kedalam sumur sehingga tercemar
tinggi
Tidak bisa melakukan aktifitas ekonomi, kebanyakan pedagang
terganggu
122
ANALISIS KERENTANAN Ancaman Banjir, RW : 03 ELEMEN
LOKASI
ELEMEN TINGKAT RISIKO
KONDISI SEHINGGA BERISIKO
BERISIKO
BERISIKO
Anak‐
Bantaran sungai
tinggi
Tidak bisa berenang, dapat tenggelam
Manula
Bantaran sungai
tinggi
Fisik sangat lemah terhadap air
Ibu Hamil
Bantaran sungai
tinggi
Sulit bergerak cepat saat banjir datang,
anak/Balita
ada kemungkinan melahrkan dalam air Penyandang
Bantaran sungai
tinggi
cacat
banjir, fisik lemah dan kurangnya mental
Pinggiran kali
Pinggir sungai
Jalan
Daerah
tinggi
bantaran Sedang
sungai Pedagang
Tidak mampu menyelamatkan diri saat
Bantaran sungai
Mudah terkikis arus sungai Sempit, sulit untuk digunakan sebagi jalur evakuasi
tinggi
Barang dagangan hanyut, terendam air atau rusak
Sumber Air
Bantaran Sungai
Tinggi
Terendam air banjir, lumpur dan bau
Tumbuhan
Bantaran sungai
Sedang
Tidak subur karena tercemar
123
ANALISIS KERENTANAN Ancaman Banjir, RW : 05 ELEMEN
LOKASI
ELEMEN TINGKAT RISIKO
KONDISI SEHINGGA BERISIKO
BERISIKO
BERISIKO
Anak‐
Bantaran sungai
tinggi
Tidak bisa berenang
Manula
Bantaran sungai
tinggi
Terjebak banjir dan sakit
Ibu Hamil
Bantaran sungai
tinggi
Sulit bergerak cepat saat banjir datang,
Penyandang
Bantaran sungai
tinggi
Tidak mampu menyelamatkan diri saat
anak/Balita
cacat Sumur
banjir, Tidak bisa berenang Rumah
sekitar tinggi
Bantaran sungai Kemiskinan
Bantaran sungai
Air masuk kedalam sumur sehingga tercemar lumpur dan bau
tinggi
Banyaknya
pengangguran,
kurang
pengetahuan Social
Bantaran sungai
Tinggi
Hilangnya tenggang rasa dan rasa kebersamaan
124
ANALISIS KERENTANAN Ancaman Banjir, RW : 06 ELEMEN
LOKASI
BERISIKO
BERISIKO
Balita
Sekitar
ELEMEN TINGKAT RISIKO
Bantaran Rendah
sungai
KONDISI SEHINGGA BERISIKO
Tidak mampu menahan Kekuatan arus air yang tinggi sehingga mudah terseret arus saat banjir
Lansia
Bantaran Sekitar
sungai Rendah Bantaran
sungai Ibu Hamil
Sekitar
Tidak mampu menahan Kekuatan arus air yang tinggi sehingga mudah terseret arus saat banjir
Bantaran Rendah
sungai
Tidak mampu menahan Kekuatan arus air yang tinggi sehingga mudah terseret arus saat banjir
Rumah
Sekitar sungai
Bantaran Rendah
Bangunan non permanen, terdapat listrik yang bisa menimbulkan arus pendek saat banjir, berisiko setrum
125
ANALISIS KERENTANAN Ancaman Banjir, RW : 07 ELEMEN
LOKASI
BERISIKO
BERISIKO
Balita
Sekitar
ELEMEN TINGKAT RISIKO
Bantaran Tinggi
sungai
KONDISI SEHINGGA BERISIKO
Tidak mampu menahan Kekuatan arus air yang tinggi sehingga mudah terseret arus saat banjir
Lansia
Sekitar
Bantaran Tinggi
sungai
Tidak mampu menahan Kekuatan arus air yang tinggi sehingga mudah terseret arus saat banjir
Ibu Hamil
Sekitar
Bantaran Tinggi
sungai
Tidak mampu menahan Kekuatan arus air yang tinggi sehingga mudah terseret arus saat banjir
Rumah
Sekitar
Bantaran Tinggi
sungai
Bangunan non permanen, terdapat listrik yang bisa menimbulkan arus pendek saat banjir, berisiko setrum dan hanyut
Masyarakat
Sekitar
Bantaran Tinggi
sungai Aktivitas
Bantaran sungai
Kurang air bersih, bisa muncul wabah penyakit
Tinggi
Ekonomi
Lumpuh, modal tidak bergulir, barang dagangan hancur, basah, rusak dan hanyut
Selokan
Bantaran sungai
Tinggi
Mampet, saluran tidak lancar, bau, tersumbat sampah dan lumpur banjir
126
Pengkajian Tingkat Risiko Jenis Ancaman : Banjir Kelurahan : Kampung Melayu Tingkat Risiko Kemampuan Risiko yang dihadapi Kelemahan Kemampuan Sehingga berisiko yang ada untuk yang belum ada untuk mengurangi mengurangi risiko risiko 1. Diklat 1. Pelatihan 1. Tidak ada 1. Tidak bisa kepasar mengenai kebencanaan kepedulian karena jalan bencana masih belum masyarakat tergenang air menyeluruh sekitar untuk 2. Adanya 2. Rumah hancur membantu organisasi 2. Belum adanya terkena arus deras korban SATLINMAS MCK yang 3. Muncul Penyakit 2. Fasilitas MCK memadai 3. Gotong akibat air kotor kurang Royong 3. Belum ada alat memadai 4. Terganggu mencari transportasi 4. Persiapan uang untuk 3. Malas Dapur Umum penyelamatan mengungsi 5. Jalan di perumahan korban sehingga 5. Pengobatan warga rusak, retak‐ terjebak gratis untuk retak 4. Kurangnya stok warga 4. Tidak bisa makanan dan 6. Jalan utama rusak berenang, obat‐obatan 6. Pelampung khususnya anak‐ saat banjir 7. Pohon tumbang dan tali anak TINGGI tambang 5. Fasilitas 8. Atap rumah rusak 5. Manula tidak evakuasi warga terinjak‐injak 7. Tim SAR bisa jalan 6. Belum ada 9. Lingkungan rusak 8. Kurangnya 6. Mendirikan kerjasama kesadaran 10. Sumur kotor rumah sesame warga kebersihan dibantaran 11. Balita dan anak‐anak 7. Kurangnya sungai 9. Menghimpun sakit, kedinginan anggota masyarakat 7. Cacat fisik tanggap untuk 12. Rusak MCK darurat mengungsi 8. Kurangnya 13. Tidak bisa sekolah pada saat kesadaran 8. Persedian air banjir belum warga untuk bersih belum 14. Rumah hanyut besar siap siaga banjir ada 15. Perabot rumah 9. Saluran air 9. Peralatan tangga hanyut mampet karena kesehatan sampah dan 16. Terhambat 127
perekonomian masyarakat 17. Tumbuhan bamboo pinggir sungai rusak 18. Penyakit gatal‐gatal, DBD, ISPA, Muntaber 19. Tenggelam 20. Meninggal karena sakit paska banjir 21. Sampah menumpuk di lingkungan pemukiman 22. Hilang mata pencaharian 23. Rusaknya jaringan listrik di pemukiman 24. Lingkungan penuh lumpur 25. Saluran air rusak dan tersumbat
kurang
lumpur 10. Buang sampah ke kali 11. Lingkunagn kurang bersih 12. Kruangnya informasi banjir 13. Kemiskinan 14. Kurangnya pengetahuan mengenai ancaman banjir 15. Tidak ada tempat pengelolaan sampah warga 16. Pondasi rumah tidak kuat, rumah tidak permanen
10. Belum adanya kerjasama yang kompak 11. Tidak mau membersihka n sampah dan lumpur 12. Tempat pengungsian belum memadai
TINGGI
13. Kurangnya peralatan kerja bakti 14. Mitigasi fisik
26. Sumur rusak, terkontaminasi air banjir
128
LAMPIRAN 14. RENCANA AKSI PENGURANGAN RISIKO BENCANA KOMUNITAS KELURAHAN KAMPUNG MELAYU JENIS ANCAMAN : BANJIR
SAAT
SEBELUM
WAKTU
KEGIATAN Membangun sistem Informasi Penyiapan kebutuhan PPPK
LATAR BELAKANG Agar warga siap siaga bencana banjir mengobati warga yang terluka fisik agar warga teratasi Persiapan Logistik kebutuhannya agar warga siap siaga Penyuluhan ke warga berbenah diri menambah pengetahuan manajemen dan Pendidikan dan Pelatihan mengurangi beban bencana banjir para pengungsi Persiapan lokasi agar nyaman dan teratasi pengungsi Dapur Umum
TUJUAN
CARA PELAKSANAAN kebersamaan/terorganisir kebersamaan/terorganisir kebersamaan/terorganisir
untuk mengurangi korban dalam bencana banjir
membantu ibu hamil, lansia, balita, cacat, orang sakit mempermudah fasilitas warga
membantu ibu hamil, lansia, balita, cacat, orang sakit Banyaknya sampah dan Agar lingkungan bersih kembali Adanya kekompakan lumpur setelah banjir dalam bekerja bakti
kebersamaan/terorganisir
SESUDAH
tidak ada penyakit/diare atau gatal, ISPA, Kebersihan tetap terjaga
KEBUTUHAN HT, Megaphone, tenda, pelampung dll. … … …
kebersamaan/terorganisir
Masyarakat &Satlinmas
…
kebersamaan/terorganisir
Masyarakat &Satlinmas
…
pada saat banjir besar atau banjir siaga 1, 2, 3
Balai Pengobatan
menyiapkan alat‐alat untuk kerja bakti ______????
PELAKU Masyarakat &Satlinmas Masyarakat &Satlinmas Masyarakat &Satlinmas Masyarakat &Satlinmas
perahu karet,ban, Satlinmas, Staf RT, pelampung, tenda, RW, tim SAR, PMI PPPK, Tambang, lokasi pengungsian
Semua lapisan mesin penyemprot masyarakat/warga lumpur/disel, BBM dan satlinmas Pacul, gerobak sampah, Semua lapisan sapu lidi, karbol, obat‐ masyarakat/warga obatan, sarung tangan, dan satlinmas sepatu boat, konsumsi
gotong royong
…
129