FORMALISASI SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGUNGSI (SATLINMAS PBP) 2009 KELURAHAN PENJARINGAN, KECAMATAN PENJARINGAN KOTAMADYA JAKARTA UTARA DKI JAKARTA
KATA PENGANTAR Lurah dan Ketua SATLINMAS PBP PENJARINGAN Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmatnya kepada kita, sehingga telah terbentuknya organisasi sosial kemasyarakatan di wilayah Kelurahan Penjaringan, yaitu Satuan Perlindungan Masyarakat Penanggulangan Bencana dan Pengungsian (Satlinmas PBP Kelurahan Penjaringan). Organisasi ini berfungsi khusus menanggulangi bencana di wilayah Kelurahan Penjaringan, yang terdiri dari unsur‐unsur masyarakat, seperti perwakilan organisasi kepemudaan, organisasi kewanitaan, Dewan Kelurahan, dan pemerintah Penjaringan. Dengan semboyan, “dari masyarakat untuk masyarakat” maka tugas kami yang juga merupakan perwakilan pemerintah DKI Jakarta terasa terbantu dan teringankan. Sebagai Lurah Penjaringan dan ketua dari Satlinmas PBP Penjaringan, saya menyampaikan banyak terima kasih sedalam‐dalamnya kepada semua pihak, terutama kepada para ketua RW, Dewan Kelurahan, Ibu‐ibu PKK, organisasi kepemudaan, tokoh‐tokoh masyarakat dan unsur masyarakat lainnya, yang telah banyak membantu dan berkontribusi sehingga terbentuknya organisasi ini. Terima kasih secara khusus juga saya sampaikan kepada Action contre la Faim (ACF), sebagai lebaga pendamping yang terus menerus memberikan dukungan kepada masyarakat Penjaringan, dalam hal ini terutama sekali Satlinmas PBP Penjaringan, baik berupa dukungan moril, immaterial, maupun material. Dukungan dalam hal peningkatan kapasitas organisasi maupun individu dari anggota Satlinmas PBP Penjaringan merupakan hal penting guna menyiapkan organisasi ini menghadapi bencana yang akan datang. Pada akhirnya, saya selaku Ketua Satlinmas PBP Penjaringan, berharap dengan adanay profil Satlinmas PBP Penjaringan ini dapat memudahkan masyarakat Penjaringan untuk mengenal lebih baik organisasi yang dibentuk dari dan untuk masyarakat sendiri, terutama yang berlokasi di Penjaringan.
i
KATA PENGANTAR Community Organizer Penjaringan Sejak awal ketika kami memulai pendampingan kami di Kelurahan Penjaringan, ada modal sosial yang kuat dalam masyarakat Penjaringan yang mungkin kurang dimiliki oleh masyarakat kelurahan lain, yaitu banyakanya tokoh local champion atau community leader yang memberikan perhatian terhadap perbaikan kehidupan masyarakatnya. Namun perhatian tersebut baru berupa riak‐riak yang belum terumuskan dengan baik. Disamping itu, kondisi kelurahan yang belum mendukung akan berkembangnya aspirasi tersebut. Sesuai dengan mandat yang diberikan, ACF berkeinginan melihat masyarakat Penjaringan dapat mengatasi masalah yang mereka hadapi, seperti banjir, minimal mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh dampak banjir tersebut. Untuk menguranginya, salah satu jalan yang paling efektif adalah dengan membentuk kesepakatan bersama dalam sebuah organisasi. Walaupun selama ini kami sudah mencoba memfasilitasi berbagai kegiatan dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam menanggulangi banjir, namun rasanya tidaklah se‐efektif ketika sebuah organisasi seperti Satlinmas PBP direvitalisasi kembali. Ada kesamaan semangat dan perjuangan diantara anggota Satlinmas PBP dan unsur masyarakat lainnya yang mendukung. Oleh karena itu, kami akan terus mendukung Satlinmas PBP dan masyarakat Penjaringan pada umumnya sampai batas waktu ketika kami di Kelurahan Penjaringan berakhir.
ii
KATA PENGANTAR Action Contre la Faim
Pengarusutamaan pengurangan risiko bencaana telah menjadi isu utama dalam pembangunan Indonesia semenjak ditetapkan UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Terbitnya UU No.24 Tahun 2007 merupakan gerbang terciptanya iklim meningkatkan kesiapsiagaan di masyarakat dan struktur pemerintahan yang bertanggung jawab di kawasan rawan bencana. Seperti kita ketahui dan alami bersama, dalam sejarah banjir pasang di Kelurahan Penjaringan sangatlah intensif terjadi. Bahkan dalam tiap bulan di pertengahan bulan atau bulan purnama banjir pasang mengancam wilayah kelurahan Penjaringan. Tingginya intensitas ancaman banjir ROB tersebut tentu saja dibutuhkan kegiatan atau aksi di masyarakat bekerjasama dengan lembaga pemerintahan setempat untuk melakukan program‐program kesiapsiagaan untuk mengurangi risiko bencana yang ada. Berangkat dari persoalan yang dihadapi bersama di lingkungan Kelurahan Penjaringan maka peran serta kelembagaan yang memiliki sistem manajemen dan koordinasi yang baik dalam pengurangan risiko bencana mutlak perlu ditingkatkan kapasitas dan peran aktifnya. Kita bersyukur bahwa dalam proses ini Kelurahan Penjaringan telah memiliki lembaga SATLINMAS PBP yang sudah terbentuk strukturnya. Komitmen yang kuat dari SATLINMAS PBP dalam mengarusutamakan PRB juga tercermin dari upaya penyusunan Prosedur Tetap dalam penanggulangan Bencana dan Pengungsi. Hasilnya adalah dokumen Formalisasi SATLINMAS PBP Penjaringan yang harapannya dapat diterbitkan dan dilegalkan melalui Surat Keputusan (SK) Kelurahan serta dapat dipraktekkan dalam kehidupan sosial sehari‐hari. Atas semua hasil kinerja dan proses yang telah dilakukan bersama‐sama antara kita semua, besar harapan kami ACF untuk kedepannya SATLINMAS PBP dan Komunitas dapat bersama‐sama melakukan aktifitas pengurangan risiko bencana di wilayah Penjaringan.
iii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR LURAH DAN KETUA SATLINMAS PBP PENJARINGAN ................................................ i KATA PENGANTAR COMMUNITY ORGANIZER PENJARINGAN ............................................................... ii KATA PENGANTAR ACTION CONTRE LA FAIM (ACF)............................................................................. iii DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iv BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1 BAB I.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................................................ 1 BAB I.2. TUJUAN........................................................................................................................................ 2 BAB I.3. HASIL............................................................................................................................................ 2 BAB I.4. PELAKSANAAN FORMALISASI SATLINMAS .................................................................................. 3 BAB II. MATERI FORMALISASI SATLINMAS PBP .................................................................................... 5 BAB II.1. PROSES FORMALISASI................................................................................................................. 5 BAB II.2. DEFINISI ...................................................................................................................................... 7 BAB II.3. VISI DAN MISI.............................................................................................................................. 7 BAB II.4. STRUKTUR ORGANISASI.............................................................................................................. 8 BAB II.5. TUGAS DAN FUNGSI ................................................................................................................... 8 BAB III. PENUTUP............................................................................................................................... 13 LAMPIRAN A. STRUKTUR ORGANISASI SATLINMAS PBP PENJARINGAN.............................................. 14 LAMPIRAN B. PETA ADMINISTRATIF KELURAHAN PENJARINGAN ....................................................... 15 LAMPIRAN C. PETA RISIKO BANJIR PENJARINGAN.............................................................................. 16 LAMPIRAN D. PETA RISIKO KEBAKARAN PENJARINGAN ..................................................................... 17 LAMPIRAN E. PETA RISIKO DBD PENJARINGAN .................................................................................. 18 LAMPIRAN F. PROFIL PENGURUS SATLINMAS PENJARINGAN ............................................................. 19 LAMPIRAN G. PROSEDUR KERJA SATLINMAS PENJARINGAN .............................................................. 21 LAMPIRAN H. PROSEDUR TETAP EWS ................................................................................................ 23 LAMPIRAN I. SK GUBERNUR NO. 96 TAHUN 2002............................................................................... 24 LAMPIRAN J. UU NO. 24 TAHUN 2007 – TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA............................. 53 LAMPIRAN K. SK.KELURAHAN PENJARINGAN‐PEMBENTUKAN SATLINMAS PBP ................................. 80 LAMPIRAN L. ANALISIS KARAKTER ANCAMAN DAN PENILAIAN RISIKO OLEH KOMUNITAS ................. 83 LAMPIRAN M. RENCANA AKSI KOMUNITAS PENJARINGAN ................................................................ 86
iv
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Wilayah Penjaringan merupakan daerah yang berada di wilayah pesisir kota Jakarta. Akses jalan menuju berbagai wilayah atau kawasan di sekitar Kelurahan Penjaringan mudah dijangkau karena infrastrukturnya sudah baik, dan moda transportasi banyak tersedia. Beberapa pasar tradisional berada di wilayah ini, seperti Pasar Tanah Pasir, Ikan, dan Muara Baru. Pergerakan perekonomian di wilayah ini ditopang dengan adanya beberapa pabrik, pelabuhan, serta tempat pelelangan ikan. Keberadaan tempat tersebut telah menarik kedatangan penduduk ke wilayah ini. Luas wilayah total Kelurahan Penjaringan adalah 395ha. Secara administratif Kelurahan Penjaringan termasuk di dalam wilayah Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Secara geografis terletak di pinggir pantai (Laut Jawa) dengan ketinggian tanahnya di bawah permukaan air laut. Kelurahan Penjaringan dilalui Sungai Krukut di sebelah timur dan Kali Muara di sebelah barat yang merupakan terusan dari Banjir Kanal Barat. Kelurahan ini berbatasan langsung sebelah barat dengan Jalan Jembatan III, Kelurahan Kapuk dan Pejagalan Muara, sebelah timur Pelabuhan Sunda Kelapa, Kelurahan Ancol dan sebelah selatan Jalan Bandengan Utara, Tol Ciplu, Kelurahan Pekojan dan Roa Malaka dan sebelah utara Jalan Tol. P. Sudiyatmo, Jalan Pluit Sel Raya, Kelurahan Pluit dan Pantai (Laut Jawa) (Lampiran 1.1). Kelurahan Penjaringan memiliki 17 RW dan total 240 Rukun Tetangga (RT), serta memiliki Dewan Kelurahan sebagai representatif warga dalam struktur legislatif kelurahan. Disebabkan ketinggian tanah yang lebih rendah dari muka air laut, Penjaringan tergolong wilayah yang rawan terhadap ancaman banjir, terutama banjir pasang atau lebih dikenal dengan istilah rob. Jumlah keluarga yang tinggal di daerah rawan bencana adalah sebanyak 671 kk, yang umumnya berdomisili di wilayah RW 01, 02, 03, 04, 05 dan 017. Dalam sebulan minimal terjadi dua kali banjir rob, yang biasanya berlangsung pada pertengahan bulan. Saat ini, setelah pembangunan tanggul sepanjang garis pantai utara Penjaringan oleh pemerintah DKI Jakarta, terutama di wilayah Muara Baru dan Luar Batang, banjir yang melanda dapat 1
diminimalisir. Wilayah rawan banjir di kelurahan ini adalah 20.3ha atau sekitar 5.13% dari luas keseluruhan Kelurahan Penjaringan. Banjir merupakan ancaman yang menyebabkan kerugian dan kerusakan yang terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, selain ancaman kebakaran. Kebakaran tergolong sering terjadi dibandingkan dengan kelurahan lainnya di Jakarta. Dalam setahun terakhir terjadi 32 kali kebakaran. Hal tersebut dikarenakan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi di wilayah ini.
I.2. Tujuan Tujuan diadakannya formalisasi SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan adalah: 1. Menetapkan struktur fungsional SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan dan perannya dengan memperhatikan sumber daya manusia yang ada. 2. Melegitimasi masyarakat dalam melakukan kerja‐kerja penanggulangan bencana. 3. Menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan kerja SATLINMAS PBP 4. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tanggung jawab bersama terhadap lingkungan tempat tinggalnya.
I.3. Hasil Hasil dari proses formalisasi SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan adalah: 1. Draft struktur organisasi SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan 2. Draft deskripsi kerja SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan 3. Draft SOP Sistem Peringatan Dini dan Tanggap Darurat (jejaring informasi bencana SATLINMAS PBP Penjaringan)
2
Gambar 1.2. Skema jejaring informasi bencana SATLINMAS Penjaringan
I.4. Pelaksanaan Formalisasi SATLINMAS Rekomendasi yang dihasilkan dalam lokakarya Perencanaan Strategis adalah diperlukannya pertemuan kembali untuk membahas dan membenahi struktur SATLINMAS PBP Penjaringan serta sumber daya manusianya. Pertemuan tersebut dilakukan dengan penekanan pada penjelasan tugas dan partisipasi kaum muda sebagai garda depan dalam menghadapi bencana, terutama pada bagian evakuasi. Dua puluh Sembilan pemuda mendapatkan pelatihan SAR selama dua hari oleh Jakarta Rescue dan dikerahkan dalam kegiatan simulasi bencana dengan merujuk pada deskripsi kerja, SOP sistem peringatan dini serta SOP tanggap darurat. Kegiatan simulasi bencana melibatkan semua anggota SATLINMAS PBP Penjaringan. Dengan kesiapan yang ada maka kebutuhan legitimasi atas SATLINMAS PBP Penjaringan menjadi suatu hal yang sangat penting. Oleh karena itu, diadakanlah lokakarya Formalisasi SATLINMAS PBP Penjaringan. Proses formalisasi SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu tanggal 5‐6 Mei 2009 di Jawa Barat. Agenda utama dalam pertemuan formalisasi ini adalah sebagai berikut: 1. Merevisi draft SOP Peringatan Dini dan SOP tanggap darurat 3
2. Merevisi struktur organisasi SATLINMAS dan formatur anggota 3. Merevisi tugas dan fungsi masing‐masing unit di SATLINMAS 4. Agenda tambahan yaitu emergency stock list, meng‐update peta risiko/risk map, dan evaluasi pasca banjir/ post flood evaluation Proses formalisasi SATLINMAS Kelurahan Penjaringan dihadiri oleh: 1. Pelaksana Harian SATLINMAS 2. Sekretaris SATLINMAS 3. Koordinator masing‐masing unit di SATLINMAS 4. Beberapa anggota yang aktif di SATLINMAS
4
BAB II MATERI FORMALISASI SATLINMAS PBP II.1. Proses Formalisasi Lokakarya formalisasi SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan berlangsung selama dua hari, pada tanggal 5‐6 Mei 2009, di Wisma Bahari, Jawa Barat. Formalisasi tersebut membahas tiga hal penting, yaitu struktur organisasi SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan, deskripsi kerja SATLINMAS Penjaringan dan pemuktahiran data dan informasi Standar Operasional Prosedur (SOP) dari SATLINMAS PBP Penjaringan yang meliputi SOP Sistem Peringatan Dini dan SOP Tanggap Darurat. Proses formalisasi dimulai dengan keikutsertaan sekitar 30 anggota dari SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan yang mewakili semua unsur yang ada di tubuh SATLINMAS Penjaringan, baik dari unsur pemerintahan lokal maupun masyarakat. Proses diskusi berlangsung demokratif, khususnya dalam hal pembahasan sruktur organisasi, ada yang berpendapat struktur organisasi harus kembali ke titahnya sesuai dengan SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 96 tahun 2002, tetapi pada akhirnya para anggota SATLINMAS yang hadir menyepakati beberapa perubahan pada struktur organisasi, hal tersebut untuk mengakomodasi partisipasi masyarakat dan menyesuaikan kebutuhan dari organisasi itu sendiri. Formalisasi SATLINMAS PBP telah melalui beberapa tahapan yang bertujuan untuk memperkuat keberadaan SATLINMAS PBP itu sendiri. Tahapan ini terdiri dari serangkaian lokakarya sebagai berikut: 1. Lokakarya SATLINMAS PBP 2. Lokakarya Perencanaan Strategis SATLINMAS PBP 3. Formalisasi SATLINMAS PBP Lokakarya SATLINMAS PBP telah dilaksanakan pada tahun 2008 dan memunculkan struktur SATLINMAS PBP yang baru. Struktur ini merupakan penyederhanaan dari struktur SATLINMAS PBP yang ada pada SK Gubernur Propinsi DKI Jakarta. Struktur baru tersebut diputuskan melalui Surat Keputusan Lurah Penjaringan. 5
Pelaksanaan SK Lurah Penjaringan di atas belum berjalan dengan baik karena tidak semua orang yang ada dalam struktur SATLINMAS PBP paham akan tugas dan fungsinya. Untuk itu diadakanlah Lokakarya Perencanaan Strategis SATLINMAS PBP Penjaringan. Pembahasan lokakarya ini meliputi definisi organisasi, tugas dan fungsi SATLINMAS PBP. Terjadi perubahan pada struktur SATLINMAS PBP Penjaringan karena dilakukan penyesuaian dengan kebutuhan dari bentuk SATLINMAS PBP yang diharapkan dan komitmen setiap orang yang berada dalam struktur SATLINMAS PBP Penjaringan. Dalam Lokakarya ini juga dilakukan analisa kekuatan dan kelemahan SATLINMAS PBP Penjaringan, sebagai berikut: Kekuatan
Analisa Keberadaan SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan Kelemahan Tantangan Pemangku Kepentingan
‐ Teknologi informasi sudah lancar
‐ Komunikasi tidak lancar ‐ Belum ada gambaran kerja/tugas dan tanggung jawab ‐ Tidak anggaran dana ‐ Tidak punya misi/visi ‐ Tidak punya program kerja
‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Banjir rob Kebakaran Penyakit DBD Flu Burung Cikungunya
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
PMI DepSos DAMKAR POL/TNI KESEHATAN TIM SAR Petugas Pintu Air Petugas Kebersihan Dinas PU PLN Telkom PDAM LSM Ormas Perusahaan Pengusaha Dermawan Partai politik BMKG SD/SMP/UN Media massa Dinas Perhubungan
6
II.2. Definisi Di Kelurahan Penjaringan organisasi SATLINMAS sudah dibentuk sejak tahun 2006 dan dikukuhkan dengan SK Lurah Penjaringan. Organisasi SATLINMAS ini diketuai oleh Lurah dan di dukung dengan struktur organisasi yang masih mengacu kepada definisi kelembagaan penanggulangan bencana di DKI Jakarta, sesuai dengan: 1. Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 96 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (SK Gubernur DKI Jakarta 96/2002). 2. Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1230 Tahun 2002 tentang Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Propinsi DKI Jakarta (SK Gubernur DKI Jakarta 1230/2002). Tetapi, pasca lokakarya formalisasi SATLINMAS pada bulan Mei 2009, struktur organisasi SATLINMAS PBP Penjaringan mengalami penyesuaian secara proporsional, hal tersebut disebabkan karena peran serta masyarakat yang mulai aktif berpartisipasi dalam penanggulangan bencana di wilayah Kelurahan Penjaringan.
II.3. Visi dan Misi •
Visi SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan Penanggulangan bencana secara terpadu di Kelurahan Penjaringan.
•
Misi SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan
a) Penyelamatan masyarakat dari bencana b) Mengurangi resiko bencana c) Peduli terhadap warga dan lingkungan d) Mengelola bencana e) Menyelamatkan pengungsi
7
II.4. Struktur Organisasi Mengacu pada hasil workshop formalisasi struktur SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan pada 5 s.d. 6 Mei 2009, dan berdasarkan SK Gubernur Nomor 96 tahun 2002, kelembagaan SATLINMAS di Kelurahan Penjaringan memiliki komponen sebagai berikut: •
Ketua
•
Wakil Ketua I
: Babinsa
•
Wakil Ketua II
: Babinkamtibmas
•
Pelaksana Harian
: Sekretaris Kelurahan
•
Sekretaris
: Kaur Trantib dan Linmas
•
Seksi:
: Lurah
1. Bendahara 2. Koordinator Operasional 3. PAM dan Pengendalian Massa 4. Logistik dan Dapur Umum 5. Deteksi Dini dan Informasi 6. Penggalangan Potensi Wilayah 7. Evakuasi dan Damkar 8. P3 dan Rehabilitasi 9. Koordinator‐koordinator Wilayah Berikut adalah gambaran chart organisasi SATLINMAS PBP Penjaringan: II.5. Tugas dan Fungsi Di bawah ini merupakan tugas dan fungsi dari masing‐masing divisi dalam lembaga SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan. Deskripsi kerja ini lebih dititikberatkan pada peran serta masyarakat dalam SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan dalam organisasi. 1. Ketua Harian 1. Mengkoordinasikan semua unit SATLINMAS 2. Menjadi penghubung antara SATLINMAS, kelurahan/Lurah dan pihak luar 3. Mengambil keputusan dalam keadaan darurat 8
4. Menyelenggarakan rapat bulanan SATLINMAS 5. Membuat laporan dibantu oleh bendahara dan sekretaris 2. Sekretaris Bendahara 1. Membuat notulensi rapat 2. Membantu ketua SATLINMAS membuat laporan 3. Pengarsipan dan dokumentasi 3. Bendahara 1. Memegang petty cash 2. Membuat laporan keuangan tiap bulanan 3. Mengatur pemasukan dan pengeluaran atas persetujuan ketua 4. Koordinator Operasional 1. Mengkoordinasikan semua unit satuan tugas SATLINMAS 2. Melaporkan kondisi lapangan setiap saat kepada ketua harian 5. Deteksi Dini & Informasi 1. Menginformasikan banjir 2. Menginformasikan proses evakuasi 3. Mengidentifikasi dan menganalisa bencana 4. Mendata jumlah korban 5. Mendata kebutuhan logistik 6. Mendata tempat pengungsian 7. Mendata kerugian bencana 8. Memetakan wilayah bencana (database) 9. Memetakan daerah aman 10. Memetakan jalur dan tempat evakuasi 11. Memetakan lokasi dapur umum, posko kesehatan, posko keamanan 12. Mendata jumlah korban dan pengungsi 13. Mendata warga yang perlu dievakuasi dahulu 14. Membuat rencana kegiatan 15. Membuat laporan kegiatan 6. Evakuasi & Damkar 1. Koordinasi dengan unit lain 9
2. Koordinasi dengan P3K & Rehabilitasi 3. Koordinasi dengan TNI/Polri/PMI/Jakarta Rescue 4. Evakuasi dan penyelamatan korban 5. Menyiapkan peralatan unit evakuasi 6. Membuat jalur evakuasi 7. Mengkoordinir relawan luar 8. Membuat buku panduan evakuasi 9. Sosialisasi ketahanan pangan 10. Koordinasi dengan dinas pemadam kebakaran 11. Koordinasi dengan PLN 12. Koordinasi dengan tim balakar tingkat RW 13. Rencana kegiatan 7. P3 & Rehabilitasi 1. Pengobatan/pertolongan pertama 2. Merujuk korban ke rumah sakit 3. Koordinasi dengan instansi terkait/kesehatan 4. Merencanakan kegiatan 5. Laporan kegiatan 6. Koordinasi dengan Puskesmas 7. Obat‐obatan, tenaga medis, perlengkapan medis dan ambulans 8. Penyediaan stok obat‐obatan 8. PAM & Pengendalian Massa 1. Koordinasi dengan instansi terkait 2. Pengamanan 3. Korban 4. Tempat pengungsian 5. Logistik 6. Tim penanggulangan banjir 7. Sukarelawan 8. Media 9. Dokumentasi 10
10. Mendata jumlah pengungsi 11. Menyediakan tempat pengungsian dan fasilitasnya 12. Membagikan makanan dan minuman 13. Membuat data kebutuhan pengungsi 14. Mengidentifikasi kondisi pengungsi 15. Merencanakan kegiatan 16. Membuat laporan
9. Logistik & Dapur Umum 1. Menyediakan peralatan dapur umum 2. Berkoordinasi dengan unit logistik dan pengungsian 3. Menyelenggarakan dapur umum 4. Membuat rencana kegiatan 5. Membuat laporan 6. Koordinasi dengan unit lain 7. Menyediakan sarana dan prasarana masing‐masing unit 8. Mendata sarana dan prasarana yang dimiliki 9. Mengecek kondisi sarana dan prasarana 10. Merawat sarana dan prasarana 11. Mendata kebutuhan sarana prasarana 12. Menyusun rencana kegiatan 13. Laporan 14. Dokumentasi sarana dan prasarana 15. Mengontrol masuk keluar barang 16. RW menunjuk petugas pendata barang di RW 17. Pendataan stok barang 18. Pendataan keluar‐masuk barang 19. Menyusun kebutuhan logistik 20. Pemeliharaan barang 21. Distribusi logistik 22. Menyusun dan mengompilasi laporan bulanan setiap unit 11
10. Penggalangan Potensi Wilayah 1. Mendata jumlah kebutuhan SATLINMAS 2. Mendata calon donator perusahan dan perorangan 3. Membangun hubungan personal dengan perusahaan 4. Membuat proposal 5. Mencari dana 6. Membuat laporan hasil penggalangan dana 7. Laporan transparansi penggunaan dana (satu bulan rapat )
12
BAB III PENUTUP Demikianlah sekilas mengenai SATLINMAS Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Kelurahan Penjaringan. Dengan adanya informasi ini diharapkan keberadaan organisasi yang khusus didirikan untuk mengatasi bencana di wilayah Kelurahan Penjaringan ini dapat diapresiasikan secara positif baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
13
Lampiran A
Struktur organisasi SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan Ketua Wakil Ketua I Wakil Ketua II Pelaksana Harian
SEKRETARIS
BENDAHARA KOORDINATOR OPERATIONAL ADM & HUMAS
PAM & PENGENDALIAN MASSA
LOGISTIK & DAPUR UMUM
KOORDINATOR RW 01, 02, 03, 04, 05
DETEKSI DINI & INFORMASI
KOORDINATOR RW 17
PENGGALANGAN POTENSI WILAYAH
KOORDINATOR RW 07, 08, 09
KOORDINATOR RW 06, 10, 11, 12
LOGISTIK & PERLENGKAPAN
EVAKUASI & DAMKAR
PERSONIL & PEMBERDAYAAN
P3K & REHABILITASI
KOORDINATOR RW 13, 14, 15,
14
Lampiran B. Peta Administratif Penjaringan 9326000 mU
PETA ADMINISTRASI KELURAHAN PENJARINGAN SKALA 1 : 17.500 0
0.5
1 Km
Dirjen Perikanan Perum Prasarana Perkn. Samudra
UTARA
LAUT JAWA
Pasar Grosir Ikan 9325000
Kawasan Industri
LEGENDA Batas RW Jalan Tol Jalan
Pusat Pemasaran Ikan
Saluran Air Waduk / Laut
RW 17
BBPMHP
Wilayah Kelurahan
9324000
Kawasan Industri
Muara Ba ru
WADUK PLUIT
9323000
KEL. PLUIT RW 03 Sekolah
RW 02 Luar Batang Ruko Pluit Mall RW 01
Pluit Selatan Pluit Raya
li K Ka
Wisma ADR Rumah Sakit Atmajaya Rumah Sakit Pluit Kantor Lurah Kantor Camat Penjaringan
ru k
ut
RW 07
Pasar Museum Bahari Mitra Bahari Old Tower Menara Mitra Bahari
RW 08
Ged. Galangan
Tanah Pasir Ruko 36 Taman Indah
Tol Jembatan Tiga
Kertajaya
Griya Permai
RW 16 PLN
698000
RW 09
Raja Kuring
RW 05 RW 10 anjang P . d G l To RW 13 RW 14 KEL. ROA MALAKA
RW 11 RW 06 RW 12 Rawa Bebek
KEL. PEJAGALAN
RW 04 9322000
Kawasan Industri
KEL. ANCOL
KEL. PEKOJAN
RW 15 699000
700000 mT
15
Lampiran C. Peta Risiko Banjir ROB Penjaringan
16
Lampiran D. Peta Risiko DBD Penjaringan
17
Lampiran E. Peta Risiko Kebakaran Penjaringan
18
Lampiran F. PROFIL PENGURUS Profil anggota SATLINMAS PBP Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara FOTO
NAMA DAN JABATAN
Ali Mudhasir
(Ketua umum)
LATAR BELAKANG
NO KONTAK
Lurah Penjaringan.
081318023111
Sekretaris Kelurahan
08129002436
Masyarakat
081584040911
Dewan kelurahan
085214533331
Harthoni (Pelaksana Harian) Kuswondo (Sekretaris)
Irfan (Koordinator Operasional)
Edi Suwanto (PAM & Pengendalian Massa)
19
Ida Yolanda
PKK
081808467928
Masyarakat
085268675671
Ketua Dewan Kelurahan
0813‐81112327
Dewan Kelurahan
0813‐80612197 021‐99255190
Masyarakat
(Logistik & Dapur Umum) Darwis (Deteksi Dini & Informasi) Rizal Tanjung (Penggalangan Potensi Wilayah)
Zurkarnaen (Evakuasi & Damkar)
Irna (P3K & Rehabilitasi)
20
LAMPIRAN G. PROSEDUR KERJA SATLINMAS PENJARINGAN PROSEDUR KERJA: PENDATAAN DAERAH RAWAN BENCANA, PENERIMAAN BANTUAN, PENYALURAN BANTUAN, REHABILITASI REKONSTRUKSI, DAN KOMUNIKASI
I. PROSEDUR KERJA PENDATAAN DAERAH RAWAN BENCANA, diatur sebagai berikut
A. Unit Pelaksana SATLINMAS PBP, bertugas
:
:
1. Mendata daerah rawan bencana (mengisi di Form PBP‐1) 2. Membuat Peta daerah rawan bencana (Peta dari satkorlak menjadi referensi) 3. Memberitahukan dan menginformasikan resiko bahaya bencana ke masyarakat 4. Melakukan persiapan pelaksanaan dini kerja 5. Mengirim dan mendistribusikan peta rawan bencana ke SATLAK PBP
II. PROSEDUR KERJA PENERIMAAN BANTUAN, diatur sebagai berikut :
A. Unit Pelaksana SATLINMAS PBP, bertugas
:
1. Menerima bantuan uang atau barang dari masyarakat/Pemda lain/Pemerintah Pusat/Luar Negeri/Unit Pemda/Gubernur dll 2. Menyiapkan tempat penyimpanan 3. Melakukan penyimpanan 4. Mendirikan posko bantuan 5. Mencatat dan mengadministrasikan bantuan (dapat menggunakan Form PBP‐3‐B) 6. Mencari sumber bantuan lain secara proaktif III. PROSEDUR KERJA PENYALURAN BANTUAN, diatur sebagai berikut :
A. Unit Pelaksana SATLINMAS PBP, bertugas
:
1. Mengecek keadaan dan persediaan (uang/barang) 2. Merencanakan dan menyusun skala prioritas penyaluran bantuan 3. Menerima penyaluran bantuan dari SATGAS PBP, Satkorlak PBP 4. Menyalurkan bantuan kepada korban melalui Posko/RT/RW 5. Mencatat dan mempertanggungjawabkan bantuan (mengisi di Form PBP‐3‐B) 6. Mengusahakan dana atau sumber lain, apabila persediaan bantuan tidak mencukupi 21
IV. PROSEDUR KERJA REHABILITASI, diatur sebagai berikut: A. Unit Pelaksana SATLINMAS PBP, bertugas
:
1. Mendata korban, prasarana (Jalan, jembatan, saluran, dll), sarana (bagian sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, olahraga dan fasilitas umum), (dapat menggunakan Form PBP4) 2. Menyampaikan data permohonan rehabilitasi kepada SATLAK PBP dengan tembusan SATGAS PBP V. PROSEDUR KERJA REKONSTRUKSI, diatur sebagai berikut :
A. Unit Pelaksana SATLINMAS PBP : SATLINMAS PBP tidak memiliki kewenangan dalam prosedur kerja untuk kegiatan rekonstruksi. Kegiatan ini langsung ditangani oleh SATLAK dan SATKORLAK PBP tingkat propinsi
VI. PROSEDUR KERJA KOMUNIKASI, diatur sebagai berikut:
A. Unit Pelaksana SATLINMAS PBP, bertugas
:
1. Meminta dan atau menerima informasi dari petugas lapangan/fungsional dan masyarakat melalui : Alkom (HT/RIG), telepon, faximile, caraka, email, internet, dll 2. Mengecek kebenaran berita yang diterima 3. Memberitahukan kepada masyarakat, Posko, RW dan RT 4. Melaporkan kepada SATGAS PBP, SATLAK PBP, dan Satkorlak PBP
22
LAMPIRAN H. Prosedur Tetap Sistem Peringatan Dini
23
LAMPIRAN I. SK. GUBERNUR NO. 96 TAHUN 2002
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
LAMPIRAN J. UU. NO.24 TAHUN 2007 – TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
Lampiran K. SK Lurah Penjaringan Tentang Pembentukan Satlinmas Penjaringan
80
81
82
Lampiran L. Analisis Karakter Ancaman dan Penilaian Risiko Oleh Komunitas 1. KARAKTER ANCAMAN JENIS ANCAMAN : BANJIR PASANG LAUT (ROB) Sifat
Laut pasang karena ada bulan‐bulan tertentu atau bulan purnama
Jenis / Bentuk
Gelombang besar dilaut yang mengakibatkan tanggul jebol atau luber dari tanggul
Tenaga
Gelombang, dorongan air, tanggul bisa jebol
Tanda Peringatan
Ada infomasi dari masyarakat pesisir, dari pengurus RT. Dapat info dari BMG, diumumkan di masjid
Sela waktu
Selang 4 jam dari pemberitahuan
Kecepatan Hadir
1/2 sampai 1 jam
Frekuensi
Satu minggu dua kali hadir air banjir rob
Perioda
Durasi
Jam 9 pagi jam 10 nya penuh air, jam 7 malam jam 10 malam air tinggi, jam 03.00 air surut
Intensitas
Di lokasi perempatan jam 10, air 0,5 m Lewat dari jam 10 air mencapai 1 meter
Posisi
100 m dari tanggul RT 007, 5 meter dari tanggul RT 020 (wilayah paling dekat laut)
RT 007 RT 018 RT 020 RT 019 RT 016
JENIS ANCAMAN : BANJIR GENANGAN (DARI SUNGAI) Jenis / Bentuk Asal Tenaga Tanda Peringatan Sela waktu Kecepatan Hadir Frekuensi Perioda Durasi Intensitas Posisi
Keterangan Tersumbatnya saluran air oleh sampah Air menimbulkan kerusakan jalan Sampah yang menumpuk di permukaan air Sekitar 5 jam setelah tanda peringatan 18 km per jam 4 sampai dengan 8 kali setiap musim hujan Setiap musim hujan dan rob Mencapai 1 hari 1 malam Banjir genangan dapat mencapai 0.5 meter sampai dengan 1 meter atau mencapai 6 atau mencapai 6 sampai 7 RT atu 1 hektar Sekitar 5 meter dari permukiman penduduk terhadap lokasi genangan air
83
Induk
JENIS ANCAMAN : KEBAKARAN Jenis / Bentuk
Keterangan
Asal
Kompor minyak atau gas meledak, arus pendek
Tenaga
Menghanguskan setiap bangunan, material, api
Tanda Peringatan
Asap, teriakan masyarakat, bau hangus
Sela waktu
5 sd 10 menit dari terlihatnya api
Kecepatan Hadir
30 menit menghanguskan 10 rumah
Frekuensi
2 kali per tahun
Perioda
Musim kemarau atau panas, musim kebakaran
Durasi
2 sampai 3 jam
Intensitas
Rusaknya bangunan, hilangnya harta benda karena dicuri atau terbakar
Mencakup 3 sampai 4 RT Posisi
Di dalam ruangan (rumah)
Di pinggir jalan (pabrik)
2. PENILAIAN RISIKO ANCAMAN : BANJIR PASANG LAUT (ROB) Risiko yang dihadapi
Kerentanan
Terbawa arus yang bisa menyebabkan luka atau meninggal
Karna anak / lanjut usia / orang cacat
Kemampuan yang sudah ada Karena cepat ada pertolongan
Harta benda : surat penting hilang, basah, atau rusak, peralatan elektronik TV rusak
Tidak ada persiapan. Banjir mendadak. Kejadian malam hari disaat orang tidur
Karena ada informasi. Naruh barang di lantai 2
Pekerjaan: yang bekerja terlambat yang sekolah terhambat sehingga tidak masuk sekolah. Yang berdagang tidak bisa jualan
Tempat untuk berjualan hanyut
Transportasi lebih aman naik sampan
Air : tidak ada air bersih karena tercemar air laut
Rembes air asin. Karena air sumbe utama kehidupan, posisinya ada di bawah pipa bocor Wabah penyakit
Dikirim air gratis Belum dari mobil penyambungan pipa baru
Risiko tinggi
Gotong royong untuk membersihkan saluran air
Risiko tinggi
Lingkungan tercemar sampah limbah
Kemampuan yang belum ada Belum bisa berenang dan belum ada pelatihan Karena waktu itu rumahnya belum ditingkat Jalanan rusak
Alat kurang lengkap
Tingkat risiko Risiko tinggi
Barang‐ barang rusak
Risiko sedang
84
ANCAMAN : BANJIR GENANGAN Risiko yang dihadapi Nyawa/balit a/lansia
Kehilangan pekerjaan Kehilangan harta benda
Kerentanan Kekurangan air bersih, karena kemampuan berbeda, dan belum bisa berlari cepat Karena terputusnya jalan Tidak ada ganti rugi atau asuransi
Air bersih
Kehilangan sumber air bersih
Penyakit
Karena timbulnya genangan air yang menyebabkan malaria, diare, gatal‐gatal
kemampuan yang sudah ada Perahu karet, tim SAR, PMI, ACF
kemampuan yang belum ada
Perahu karet, angkutan bantuan Memindahkan ke tempat yang lebih tinggi Mengandalkan bantuan dari luar
Kemampuan untuk menolong, kurang siaga Kalau banjir tinggi tidak ada alat bantu untuk menuju tempat kerja Kurangnya persiapan, belum tersedianya saluran air atau hydrant ke pemukiman warga Kurang kesadaran masyarakat
Tanda bahaya atau peringatan
Himbauan jumantik, penyemprotan nyamuk
ANCAMAN : KEBAKARAN Risiko yang dihadapi kerentanan / kelemahan
kemampuan yang sudah ada
Tingkat risiko
Tuna netra bisa terjebak saat terjadi kebakaran
Tidak bisa melihat
Ada
Tinggi
Surat penting yang terbakar
Tempat yang mudah terbakar (almari kayu)
Tinggi
Barang berharga yang mudah terbakar
Karena bahannya mudah terbakar
Bisa disimpan lebih rapi dan di tempat aman Belum
Pakaian
Bahan yang memang mudah terbakar
Menyimpan di tempat yang lebih aman Penyelamatan dari tempat yang sulit ke tempat yang aman
Rendah
Bahan makanan beras gula Letaknya sulit dijangkau yang terbakar
Tinggi Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Api menjalar dengan sangat cepat
Rapatnya setiap bangunan Dengan cara estafet dan banyaknya jalan mematikan api sempit dan gang dengan air sumur
Tinggi
Rusaknya lingkungan paska kebakaran
Datangnya penyakit
Tinggi
Bersama‐sama membersihkan
tingkat risiko Tinggi
85
Lampiran M. Rencana Aksi Komunitas (RAK) untuk Pengurangan Risiko 1. Ancaman : Banjir ROB Sebelum
Saat
Sesudah
Membersihkan saluran air/got dan sampah setiap hari minggu Evakuasi ke tempat yang lebih tinggi, misalnya : rumah tingkat, masjid kelurahan
Saat banjir mengamankan barang‐barang Membersihkan sisa‐sisa banjir. yang lebih aman Misalnya : lumpur, sampah, dll Menggunakan sampan/perahu karet untuk menyelamatkan barang/nyawa orang banyak. Terutama anak‐anak dan lansia
Bajir roob turun kembali lagi ke rumah masing‐masing
Getek, dari bambu, gambus untuk perahu‐perahuan
Saat banjir ada pengurus wilayah RT/RW menginformasikan ketinggian air laut
Kita bergotong royong membersihkan sisa banjir
Persediaan air bersihm pasokan makanan diperbanyak
Membuat posko keshatan yang dikelola oleh komunitasnya sendiri
Kita menyimpan sisa‐sisa obat yang masih tersisa
Persiapan obat‐obatan terutama untuk anak/orang dewasa
Bisa melihat sampah/banyaknya lumpur bisa dikontrol
Warga dan pengurus wilayah RT/RW berkoordinasi masalah bak kontrol
Rencana setiap rumah yang ada di atas got dibuatkan bak kontrol
Caranya
Caranya
Kebutuhan
Melakukan gotong royong
Bagi yang rumahnya tidak bertingkat membuat panggung‐panggungan
Membuat proposal untuk mengajukan alat‐alat kerja. Seperti : cangkul, sapu, ember, kain pel, karung, gerobak sampah
Membuat kentongan dari bambu untuk di saat banjir datang warga harus membunyikan kentongannya
86
2. ANCAMAN : BANJIR GENANGAN Waktu
Sebelum
Jenis Kegiatan
Latar Belakang
Tujuan
Pelaku
Mendirikan tanggul
Mencegah datangnya banjir genangan
Lapisan Bersama‐sama masyarakat, (gotong‐royong) warga, dan juga komunitas
Pelatihan dasar untuk menanggulangi genangan banjir Mendirikan program kebersihan di lingkungan warga Membuang sampah pada tempatnya Menyelamatkan diri (evakuasi)
Untuk melancarkan saluran air agar tidak terjadinya genangan air
Untuk menyelamatkan diri dari genangan banjir
Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
Tim SAR, PMI, ACF, dan juga komunitas
Bermusyawarah antar RT, RW, dan warga
Karena banyak sampah yang menumpuk sesudah banjir genangan
Untuk kebersihan lingkungan
Komunitas, warga, perangkat masyarakat
Kerja bakti warga dan komunitas
Untuk menghindari wabah penyakit
Saat Berlari di tempat yang lebih tinggi Membersihkan sampah dari genangan banjir
Sesudah
Cara Melakukan
3. ANCAMAN : KEBAKARAN Waktu Sebelum
Jenis Kegiatan
Latar Belakang
Pelaku
Cara Melakukan
Kebutuhan
Simulasi pelatihan kebakaran
Karena Lapisan keterlambatan masyarakat/komunitas datangnya pemadam dan petugas pemadam kebakaran
Koordinasi kepada masyarakat seperti RT/RW dan dinas/pemadam kebakaran
Air, selang, hydrant, pompa air, ember, dll
Mengadakan kegiatan siskamling
Mencegah hal‐hal yang tidak diinginkan/kejadian kebakaran
Mengadakan ronda keliling wilayah
Senter, kentongan, pentungan, sirene, hydrant
Memperingati masyarakat umum untuk mawas diri terhadap ancaman kebakaran
Karena masih banyak Segenap lapisan masyarakat yang masyarakat & warga belum mengerti
Rapat, teori, praktek, penyuluhan
Ruangan, pelatih organisasi konsumsi
Lapisan masyarakat & jajaran pengurus RT/RW
87
Saat
Gotong royong memadmkan api, menghubungi petugas kebakaran
Sesudah
Agar tidak menyebar, agar tidak terjadi jatuhnya korban
Masyarakat, kemanan dan petugas pemadam, serta komunitas yang ada
Kerjasama kepada petguas pemadam dan aparat setempat dan koordinasi kepada warga
Air, selang, mesin pompa, ember, tempat evakuasi barang
membersihkan Mencegah Pihak kelurahan serta puing‐puing sisa penumpukan/banyak RT/RW setempat, kebakaran sampah dan bau masyarakat dan dinas kebersihan
Gotong royong masyarakat dan dinas kebersihan
Cangkul, sapu, tempat sampah, sekop, gerobak sampah
Pendataan korban pasca kebakaran
Agar dapat mengetahui data korban kebakaran
Pihak kelurahan serta RT/RW setempat, masyarakat dan dinas kebersihan
Pihak RT dan perwakilan masyarakat
Pendataan penduduk
Posko pengungsian
Penampungan korban kebakaran
Dinas kesehatan (PMI) serta masyarakat dan komunitas setempat
Koordinasi dengan RT/RW setempat dan warga sekitar organiasai terkait dan pihak penyalur bantuan
Tenda pengungsi, dapur umum, obat‐obatan, bahan makanan, air bersih, pakaian, vitamin, dan tenaga medis
88