Saingi GO-JEK, Grab Hadirkan Layanan GrabBike dan GrabExpress di Bali
Pada tanggal 22 Oktober 2016 yang lalu, Grab mengumumkan kalau layanan ojek on demandGrabBike dan pengantaran barang GrabExpress yang mereka miliki kini telah tersedia di Pulau Bali. Kedua layanan tersebut saat ini telah bisa digunakan oleh para pengguna di daerah Denpasar dan Badung. Ekspansi ini merupakan yang pertama kali dilakukan untuk layanan GrabBike dan GrabExpress, setelah sebelumnya hanya tersedia di Jakarta, Depok, Tangerang Selatan, dan Kota Bekasi. Peluncuran layanan GrabBike dan GrabExpress tersebut akan melengkapi layanan GrabCar yang juga telah hadir di pulau dewata tersebut sejak tahun 2015 silam.
Menurut Mediko Azwar, Marketing Director Grab Indonesia, Denpasar dan Badung dipilih karena Grab melihat adanya peluang besar berkat pertumbuhan dan potensi pariwisata di lokasi tersebut. Informasi ekspansi ini sendiri hadir sebulan setelah Grab mengumumkan pendanaan terbaru sebesar Rp9,8 triliun yang dipimpin oleh Softbank. Sayangnya, kehadiran dua layanan Grab tersebut di Bali terkesan terlambat karena GO-JEKtelah lebih dahulu menghadirkan layanan serupa, sekitar 1,5 tahun yang lalu. Untuk bisa menggaet banyak pengguna di daerah yang selama ini dikuasai oleh GO-JEK tersebut, Grab pun menghadirkan potongan harga sebesar Rp5.000 untuk setiap perjalanan dengan GrabBike hingga tanggal 5 November 2016. Selama tahun 2016, Grab sendiri mencatat pertumbuhan 3 kali lipat untuk layanan GrabBike bila dibandingkan tahun 2015 silam. Angka ini berhasil diraih meski mereka telah mengurangi subsidi hingga 50 persen.
4 Hal yang Harus Dipahami Startup Sebelum Melakukan Ekspansi Bisnis
Tech in Asia dan Bank Mandiri telah menyelenggarakan acara meetup di co-working space SUB Co, Surabaya, pada Rabu malam kemarin (19 Oktober 2016). Acara yang menghadirkan perwakilan dari tiga perusahaan modal ventura, yaitu Fenox VC, Kejora Ventures, dan Mandiri Capital Indonesia, diisi dengan diskusi tentang pengembangan sebuah startup hingga ke ranah global. Diskusi berlangsung hangat ketika para narasumber memberikan pandangan masing-masing tentang ekspansi startup dari kacamata perusahaan modal ventura. Berbagai insight maupun pengetahuan menarik terkuak selama sesi berlangsung, dan tentunya sangat bermanfaat bagi para pelaku startup di tanah air yang berminat mengembangkan usahanya lebih jauh.
Ekspansi bisnis adalah cara, bukan tujuan
Menurut Eri Reksoprodjo, Partner dari Kejora Ventures, ekspansi bisnis merupakan hal yang diidam-idamkan oleh sebagian besar founder sebuah startup. Namun, hal tersebut bukanlah hal paling utama dalam menjalankan bisnis startup. “Ekspansi ke wilayah regional dan bahkan global hanyalah salah satu cara untuk mengembangkan bisnis. Yang terpenting adalah growth atau pertumbuhan dari bisnis itu sendiri, bagaimanapun caranya,” ungkap Eri. Fokus semua bisnis, termasuk sebuah startup, adalah bagaimana mengembangkan usaha yang dijalankan untuk meningkatkan penghasilan serta laba. Ekspansi hanyalah salah satu cara untuk meraih laba lebih tinggi dan bukan menjadi tujuan utama dalam menjalankan bisnis. Pendapat Eri diamini oleh Retno Dewati, Investment Analyst dari Fenox VC. Menurutnya, suatu startup sejak awal sudah seharusnya mendesain suatu produk yang dapat terus
dikembangkan alias scalable. “Dengan mendesain produk yang scalable, sebuah startup bisa melakukan ekspansi dengan lebih mudah. Baiknya sebuah produk tidak hanya berguna untuk mengatasi permasalahan lokal saja, tapi juga dapat diaplikasikan di berbagai kota atau negara lain,” ujar Retno.
Tergantung model bisnis
Ada kalanya sebuah startup harus memiliki kantor perwakilan di berbagai wilayah saat melakukan ekspansi bisnis, seperti di Jakarta yang saat ini masih menjadi pusat ekonomi Indonesia. Namun, tidak masalah juga bila seluruh kegiatan operasional suatu startup berpusat di satu lokasi saja. “Semua tergantung model bisnis,” kata Retno. Retno mencontohkan, IDN Media yang merupakan startup media dengan kantor pusat di Surabaya juga memiliki perwakilan di Jakarta. Hal itu perlu dilakukan karena, walau sebuah berita dapat ditulis dari Surabaya, keberadaan kantor perwakilan di Jakarta penting untuk melakukan bisnis dengan berbagai agensi
serta senantiasa up-to-date dengan berbagai berita yang sering bermula di ibu kota. Melakukan bisnis murni dari satu kota pun tidak masalah. Retno mencontohkan startup lain dari Surabaya, yaitu Alkemis Games. Model bisnis distribusi game melalui internet yang dilakukan Alkemis Games saat ini membuatnya mampu menjangkau seluruh pengguna dan melakukan ekspansi bisnis hanya dari Surabaya.
Produk, tim, dan potensi pasar yang tepat
Baik Eri dan Retno setuju bahwa bahwa sebelum memikirkan ekspansi bisnis, sebuah startup perlu mempertimbangkan konsep 3P saat mendirikan sebuah startup, yaitu right product, right people, dan right potential market. Maksud dari konsep itu adalah sebuah startup harus jeli melihat permasalahan yang ada di sekitar, dan menangkap peluang dengan menghadirkan sebuah produk yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Produk tersebut tentunya perlu
dikembangkan oleh tim yang berkompeten, serta memiliki pasar yang siap untuk digarap. Pendapat serupa juga diucapkan oleh Bisma Manda Samsu selaku Head of Finance, Treasury, and Operations Mandiri Capital Indonesia (MCI). Bank Mandiri selaku perusahaan induk dari MCI telah berkomitmen untuk membantu pengembangan bisnis dari para pelaku wirausaha nasional dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan. Menurut Bisma, Bank Mandiri saat ini memiliki beberapa startup teknologi yang bernaung di bawah naungan program mereka. Para startup mendapatkan bimbingan dan dukungan dari Bank Mandiri agar mampu mengembangkan produk andalan melalui tim yang solid dan menyasar target pasar yang tepat.
Memecahkan permasalahan lokal juga tak kalah penting
Bisma mengungkapkan bahwa startup lokal sebenarnya memiliki
satu kelebihan penting yang tidak dimiliki perusahaan pendatang, yaitu pemahaman terhadap situasi dan permasalahan di sekitar. “Para putra daerah sebenarnya paham betul dengan kondisi serta regulasi lokal, sehingga bisa menciptakan produk paling pas untuk memecahkan permasalahan yang ada.” Dari berbagai startup yang ada di bawah naungan Bank Mandiri, Bisma memberikan satu contoh yang sangat menarik. Salah satu startup binaan Bank Mandiri di Yogyakarta, yaitu OXX Technologies, meluncurkan aplikasi pemesanan taksi bernama Taxies. Taxies pada awalnya sulit berkembang karena menerapkan model bisnis yang bersaing dengan aplikasi ride-sharing lain seperti Uber. Melihat kesulitan mengembangkan bisnis saat bersaing dengan startup berkantong tebal, OXX Technologies dibantu Bank Mandiri mengubah model bisnisnya menjadi mitra perusahaan taksi lokal. “Para operator taksi di Yogyakarta kini dapat menggunakan Taxies untuk memperoleh pelanggan. Konsumen pun dapat memesan taksi dengan lebih nyaman dan aman melalui aplikasi. Berkat perubahan model bisnis tersebut, kini Taxies berkembang dengan pesat daripada sebelumnya,” tutur Bisma.
Keputusan mengubah bisnis menjadi mitra operator taksi lokal dirasa tepat. Kota Yogyakarta memiliki kebijakan proteksi armada taksi lokal yang cukup ketat, sehingga perusahaan taksi berskala nasional seperti Blue Bird tidak dapat beroperasi di sana. Apalagi OXX Technologies telah mendapatkan dukungan dari pemerintah serta Organda setempat sehingga dapat menjalankan bisnis dengan tenang. Mematuhi regulasi dan merangkul para pemangku kepentingan juga menjadi poin penting dari Eri dalam melakukan ekspansi bisnis. Dengan melakukan kedua hal tersebut, niscaya ekspansi bisnis startup bisa berjalan lebih mulus. “Kami mengajak seorang ketua asosiasi perusahaan logistik di Indonesia untuk menjadi co-founder dari salah satu startup di bidang logistik milik kami. Dengan merangkul pihak-pihak yang berkepentingan, maka lancar,” ujar Eri.
pengembangan
bisnis
bisa
berjalan
Pemerintah Buru Pajak Artis di Media Sosial
Aparat pajak Tanah Air bakal memburu para selebritas media sosial yang mendapat pemasukan dari aktivitasnya di dunia maya. Selama ini, transaksi para selebritas di media sosial, seperti Instagram, Twitter, YouTube, dan media daring lain, lolos dari kewajiban membayar pajak. “Semua itu termasuk wajib pajak, tanpa terkecuali,” ujar Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi, akhir pekan lalu. Menurut dia, para selebritas media sosial harus membayar pajak jika memiliki penghasilan lebih dari Rp 4,5 juta per bulan atau Rp 54 juta per tahun. “Kalau penghasilannya setiap bulan Rp 5 juta, pajak yang ditarik Rp 500 ribu saja,” tuturnya.
Direktorat Pajak memperkirakan ada potensi Rp 15 triliun yang bisa didapatkan dari para artis dadakan di media sosial tersebut. Untuk memaksimalkan penerimaan pajak ini, Direktorat akan mengecek para pengiklan di media sosial. Menurut Ken, seharusnya para pengiklan bisa memotong pajak langsung sebelum memberikan imbalan kepada artis yang memberikan rekomendasi produk tersebut kepada pengikutnya. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Khusus Jakarta Muhammad Haniv optimistis bisa menarik pajak dari para artis media sosial dan pengiklan dunia maya lantaran mendapat sokongan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dalam waktu dekat, Kementerian Keuangan akan menerbitkan peraturan Menteri Keuangan yang mengatur penarikan pajak ini. “Intinya, tetap self-assessment (penilaian sendiri), sekarang masih proses pemanggilan mereka untuk pekan depan,” ujarnya. Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis Yustinus Prastowo menyatakan kesadaran para artis media sosial membayar pajak masih rendah. “Masalah mereka itu malas melapor atau kesulitan menghitung,” ucapnya. Video blogger atawa biasa disebut vlogger, Natasha Farani, tak khawatir soal rencana pemerintah itu. Menurut dia, selama ini pendapatannya langsung dipotong agensi iklan atau pemegang merek saat melakukan kerja sama. Natasha selama ini dikenal sebagai salah satu artis YouTube Indonesia. Videonya di YouTube tentang tutorial memakai jilbab telah ditonton 29,4 juta kali dan memiliki pengikut setia 150 ribu orang. Natasha berharap Direktorat Pajak tidak memotong pajak yang besar. “Agar tidak menghambat perkembangan industri kreatif seperti ini,” tuturnya.
Limit Saldo E-Money Naik Jadi Rp 10 Juta
Bank Indonesia (BI) segera menaikkan limit maksimal uang elektronik (e-money) dari Rp 5 juta menjadi Rp 10 juta. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran (DKSP) BI Eni V. Panggabean mengungkapkan, kenaikan limit tersebut hanya berlaku untuk e-money registered atau yang memiliki nama dan data pemilik. Untuk yang unregistered, limit maksimal tetap Rp 1 juta. ’’Aturannya masih menunggu surat edaran yang akan kita keluarkan dalam bulan ini. Nanti surat edarannya juga mengatur mengenai top up,’’ ujarnya dalam BI Bincang Media (BBM) di Jakarta. Eni menjelaskan, aturan kenaikan saldo e-money memang tidak dimasukkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 18/17/PBI/2016
tentang Uang Elektronik yang baru saja terbit. Sebab, bank sentral ingin fleksibel jika sewaktu-waktu perlu mengubah ketentuan uang elektronik. Penentuan saldo uang elektronik tersebut, tutur dia, selalu disesuaikan daya beli masyarakat dan indikator perekonomian seperti laju inflasi. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan, ketentuan saldo uang elektronik dapat berubah pada kemudian hari. ’’Jadi, jika nanti ada perkembangan ekonomi, ketentuan ini masih bisa menyesuaikan,’’ katanya. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengungkapkan, alasan keamanan menjadi salah satu pertimbangan kenaikan limit maksimal itu. Keamanan dari e-money jenis registered memang cukup terjamin karena berbasis server yang memanfaatkan teknologi di ponsel pintar dan USSD (unstructured supplementary service data atau layanan berbasis SMS). Limit e-money yang mencapai Rp 10 juta juga dinilai akan meningkatkan penggunaan uang nontunai dalam transaksi masyarakat sehari-hari. ’’Tetapi, kalau unregistered itu, tetap hanya Rp 1 juta,’’ jelasnya. ”Yang
biasa
untuk
bayar
tol,
komuter,
itu
tergolong
unregistered. Yang registered adalah e-cash (Mandiri), Sakuku (BCA). Itu didaftarkan dengan menggunakan nama sehingga kalau itu hilang, kita bisa block dan bisa minta kartu baru. Uangnya tidak hilang karena saldonya untuk yang registered tersebut disimpan di server,’’ ucapnya. Ke depan, tidak tertutup kemungkinan, batas saldo dalam emoney juga dapat dinaikkan kembali. ”Intinya, kalau kartu yang registered itu hilang, bisa dilakukan recover. Saldo tidak hilang. Kalau unregistered yang seperti uang tunai, jika hilang, ya hilang,’’ ungkapnya.
Facebook Tantang Situs ECommerce di Indonesia lewat Fitur Shop
Meski berawal sebagai sebuah platform media sosial, kini Facebook telah menjelma sebagai sebuah mesin bisnis raksasa. Setelah berhasil menjadi media iklan yang populer, Facebook pun mencoba untuk masuk ke bisnis e-commerce. Pada tanggal 3 Agustus 2016 kemarin, VentureBeat melaporkan kalau Facebook telah membuat fitur baru bernama Shop. Dengan fitur tersebut, seorang pemilik bisnis yang mempunyai Facebook Pages bisa memasang foto dan informasi dari barang yang mereka jual, beserta harganya.
Fitur ini telah diluncurkan di beberapa negara, yaitu Thailand, Brazil, Vietnam, Malaysia, Meksiko, Filipina, India, Argentina, Taiwan, serta Indonesia. Sayangnya, sistem pembayaran di dalamnya masih belum baik. Untuk membeli produk yang dipajang di sebuah Shop, kamu harus menghubungi sang penjual terlebih dahulu lewat Facebook Messenger. Pada bulan Juni 2016 yang lalu, Facebook memberikan konfirmasi kalau mereka tengah melakukan uji coba sistem pembayaran online di Thailand. Bila uji coba tersebut sukses, kemungkinan besar sistem pembayaran itu akan langsung diterapkan di fitur Shop ini. Di Indonesia sendiri, sebenarnya sudah ada banyak pengguna Facebook yang menggunakan platform media sosial tersebut untuk menjual barang. Kehadiran fitur Shop ini tentu akan membuat barang yang mereka jual punya informasi yang lebih jelas, dan lebih mudah ditemukan oleh calon pembeli.
Khusus untuk pemilik bisnis dengan usaha berupa layanan seperti pijat atau jasa pembersih rumah, Facebook juga akan membuat fitur serupa yang bernama Service. Fitur Service ini rencananya akan mereka hadirkan dalam beberapa minggu ke depan. Dengan 1,71 miliar pengguna aktif bulanan, Facebook jelas mempunyai potensi untuk menjadi sebuah e-commerce yang besar. Setelah kehadiran fitur Shop ini di Indonesia, tentu para pelaku e-commerce di tanah air harus memikirkan strategi yang lain untuk bisa terus menarik perhatian pengguna. Kehadiran fitur Service juga startup jasa on-demand yang air. Menarik untuk ditunggu Facebook ini, dan bagaimana bereaksi terhadapnya.
bisa menghadirkan persaingan bagi kini banyak bermunculan di tanah bagaimana perkembangan fitur baru e-commerce dan startup tanah air
Techno of The Week: Membangun Startup
Tips
“Kredibilitas atau kepercayaan harus dipegang seorang Founder artinya ia tidak plin plan, lalu ada self awareness agar seseorang tahu kelebihan dan kelemahan dirinya. Terakhir, sifat arogan namun tetap rendah diri, biasa kita sebut paradoks,” sebut Irene. Ketiga karakter ini diperlukan agar seseorang yang mau mengembangkan startup tidak gampang menyerah di tengah jalan jika terjadi masalah di kemudian hari. Selain karakter, visi dan misi dari sebuah perusahaan rintisan mutlak diperlukan agar tahu tujuan yang ingin dicapai. Selain karakter dari para pendiri, sifat ‘pandai melihat peluang’ juga harus dimiliki sebelum memulai startup. Pasalnya, hakikat sebuah startup di Indonesia harus menjadi problem solving. Terakhir, Anda dapat mengikuti beragam pelatihan yang dapat
memberikan berbagai pemahaman mengenai dunia startup. Di Indonesia sendiri terdapat ‘Gerakan 1000 Startup’ yang diinisiasi oleh Kominfo dan ‘BEK-UP’ yang digagas oleh Berkraf. Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Hari Sungkari, mengatakan, startup digital harus menyediakan layanan yang berguna bagi masyarakat. “Untuk Indonesia, startup digital tidak cocok di media sosial. Startup di Indonesia harus menjadi solusi bagi setiap masalah sosial,” ujar Hari. Pendapat senada juga dikemukakan oleh pengamat media sosial Enda Nasution. Dalam pandangannya, Startup digital harus dapat menjadi jawaban dari pemasalahan di Indonesia. “Di Indonesia, banyak masalah yang belum digali, misalnya perikanan dan pertanian. Hal-hal itu dapat menjadi peluang bagi pegiat startup,” jelasnya. Salah satu contoh nyata keberhasilan startup digital sebagai problem solving adalah aplikasi ojek online yang memudahkan masyarakat dalam bepergian.
e-Wallet Segera Dilegalkan
JAKARTA — Bank Indonesia segera menuntaskan aturan mengenai sistem pembayaran nontunai melalui dompet elektronik atau ewallet. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas mengatakan ewallet perlu diatur mengingat sistem pembayaran online ini menggunakan transaksi kartu lain, seperti debit, kredit, atau uang elektronik. Dengan demikian, peraturan ini diperlukan untuk melindungi konsumen atas penggunaan transaksi tersebut. “BI mau mengatur itu karena dari situ bisa banyak masuk uang, kadang e-wallet itu di belakangnya dari kartu debit kita, emoney juga bisa,” katanya di Jakarta, pekan lalu. E-wallet merupakan sistem pembayaran alternatif yang digunakan untuk transaksi jual beli secara online di situs perdagangan elektronik (e-commerce). Melalui metode ini, konsumen dapat melakukan pembayaran hanya melalui ponsel dengan proses verifikasi ke akun atau rekening tabungan pengguna. Saat ini, penggunaan e-wallet semakin masif seiring dengan perkembangan e-commerce. Di perbankan, produk e-wallet sudah semakin gencar, seperti e-pay milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Mandiri Click Pay milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., DOKU Wallet milik PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan lainnya. Selain itu, ada pula GO-PAY pada aplikasi ojek online Go-Jek
yang menggandeng sejumlah bank untuk up melalui fitur pembayaran tersebut.
kepentingan
top
Saat ini, ada tiga bank yang sudah bekerja sama dengan GO-PAY, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Central Asia Tbk. Top up GO-PAY sendiri dapat dilakukan melalui sejumlah layanan perbankan, seperti ATM, internet banking, mobile banking, atau SMS Banking. Lebih lanjut Ronald menjelaskan, nantinya peraturan yang dibuat untuk e-wallet terdiri dari berbagai hal yang terkait dengan keamanan dan kenyamanan bertransaksi. Misalnya, keamanan produk agar terhindar dari pembobolan, jumlah maksimal nominal yang bisa disimpan dalam produk ewallet, proses pembukaan akun, dan sebagainya. “Nanti kita tunggu saja lebih lengkapnya, lihat drafnya,” ujarnya. Selain membuat aturan tersebut, kata Ronald, bank sentral menginginkan penggunaan e-wallet ini dapat terintegrasi untuk seluruh jenis pembayaran online. Menurutnya, ke depan konsumen hanya dapat memiliki satu dompet elektronik yang bisa digunakan untuk proses jual beli di seluruh merchant online. “Kan repot kalau masuk merchant yang ini baru berlaku ewallet yang ini, terus pindah merchant e-wallet-nya beda lagi. Sebaiknya satu saja dompetnya bisa digunakan ke mana saja,” kata Ronald. Proses integrasi e-wallet tersebut, lanjutnya, masih dalam pemikiran jangka panjang. Adapun, sinergi e-wallet itu sejalan dengan National Payment Gateway (NPG) yang diusung Bank Indonesia. Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kartika Wirjoatmodjo pernah mengatakan, perseroan mendorong
pengembangan bisnis perdagangan berbagai channel electronic banking.
online
melalui
“Ke depan akan tambah fitur baru, Mandiri click pay. Link ke account internet banking Bank Mandiri. Lalu kita juga punya e-cash. Yang paling baru itu go pay, ada wallet online,” ujarnya. Aturan Fintech Selain itu, BI akan mempercepat pembahasan aturan perkembangan teknologi keuangan atau financial technology (Fintech) seiring dengan pesatnya perkembangan industri tersebut. Direktur Program Elektronifikasi dan Inklusi Keuangan BI Pungky P. Wibowo mengatakan sturan tersebut akan mewadahi perusahaan fintech. “Peraturannnya akan segera kami keluarkan. Soon,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (3/5). Direktur Riset Kenta Institute Eric Sugandi juga mengatakan regulasi mengenai fintech perlu secepatnya dibuat. Pasalnya, meski relatif baru, bisnis ini bisa berkembang cepat jika sudah diberi lampu hijau berupa regulasi yang jelas. Regulasi tersebut nantinya bukan hanya untuk fintech companies tapi juga untuk melindungi nasabah. Meski demikian Eric menilai saat ini fintech belum merupakan ancaman yang berarti bagi industri perbankan. Alasannya, selain memang belum ada aturan jelas dari BI dan OJK, baru sekelompok kecil nasabah perbankan yang punya pemahaman yang baik dan yang bisa menggunakan inovasi teknologi. “Yang bisa memanfaatkan terutama kalangan urban kelas menengah atas generasi yang relatif muda,” kata Eric. Di samping itu selalu ada risiko operasional yang berkait dengan teknologi. Sehingga jika perusahaan fintech tersebut masih start up, Eric mengatakan belum tentu perusahaan
tersebut bisa memitigasi risiko jika masalah terjadi. Beberapa waktu lalu Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan bank dan fintech tak perlu bersaing karena bisa berkolaborasi. Partnership antara bank dengan fintech diharapkan dapat mendorong kinerja masing-masing, termasuk performa bank agar lebih efisien, inklusif, dan meningkatkan daya saing. “Selama ini fintech, kalau pun dia peer to peer landing, itu masih kecil banget. Tetapi nanti bisa besar. Sebetulnya belum jadi ancaman bagi bank, tetapi akan menambah nilai kalau kemudian dibangun partnership dengan bank,” kata Muliaman.
Tips Membangun Pelanggan untuk Bisnis
Loyalitas Kesuksesan
Tips Bagaimana Membangun Loyalitas Pelanggan – Parameter kesuksesan bisnis bukan hanya terletak pada bagaimana meraih keuntungan yang besar dengan menjaring pelanggan sebanyakbanyaknya. Namun lebih dari itu semua, bahwa kepuasan pelanggan juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebab mereka adalah asset potensial untuk perkembangan sebuah bisnis. Kesan posisif dari pelanggan berupa kepuasan produk, jasa dan layanan yang diberikan, merupakan hal penting guna menjaga bisnis Anda. Mereka akan mudah bertransaksi kembali di lain waktu dan semakin loyal terhadap setiap penawaran yang diberikan. Dampak terbesarnya adalah testimoni kepuasan yang mereka rasakan berbuah viral di tengah-tengah masyarakat. Kemudian menjadi senjata yang berguna untuk kesuksesan bisnis.
Maka bisnis memiliki dua arah yang harus diperhatikan seksama. Arah pertama yakni sebelum tranksaksi terjadi. Dimana layanan marketing menawarkan informasi terkait produk kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya, sehingga akhirnya pelanggan percaya dan mau membelinya. Arah kedua adalah sesudah transaksi. Dimana layanan yang diberikan fokus pada kenyamanan pelanggan setelah mereka membeli produk yang ditawarkan sebelumnya. Sehingga tercipta pelanggan yang loyalis terhadap sebuah bisnis. Selengkapnya, Anda dapat menyimak ulasan bagaimana cara membangun loyalitas pelanggan yang tepat bagi kesuksesan bisnis Anda.
Tips Bagaimana Pelanggan
Membangun
Loyalitas
1. Tetap Melakukan Komunikasi Secara Personal Komunikasi dapat mempererat hubungan menjadi lebih hangat dan dekat. Untuk itu, gunakan media apapun untuk tetap menjalin komunikasi dengan pelanggan. Komunikasi bisa dilakukan melalui online seperti email, inbox di media sosial, kontak BBM dan lainnya. Anda dapat pula memanfaatkan hari libur untuk sekedar ‘say hello’ kepada mereka dengan mengunjungi secara langsung. Misalnya berkunjung di rumah, bersua di tempat usahanya atau melakukan hobi secara bersama. Kehangatan seperti ini akan memberikan kesan positif bagi pelanggan pada pribadi dan bisnis Anda.
2. Mudahkan Pelanggan Untuk Mengetahui Bisnis Anda Jalin hubungan bisnis dengan melakukan kontak personal akan
membuat pelanggan lebih dihargai. Sampaikan informasi mengenai produk terkait yang pernah mereka beli sebelumnya, menawarkan promo produk, memberitahukan adanya produk terbaru dan terlaris baik melalui newsletter atau kontak secara langsung. 3. Mempererat Komunikasi Melalui Acara Spesial Hari-hari spesial biasanya mudah memberi kesan yang berarti. Anda dapat memanfaatkannya untuk menjalin kedekatan dengan pelanggan. Seperti mengirim kartu ucapan ulang tahun, kirim kartu hari raya, mengucapkan selamat atas kelahiran, ikut mendatangi undangan pernikahannya jika memang diundang, atau bahkan bisa pula member hadiah spesial tertentu lainnya.
4. Memperbaiki Layanan Pelanggan Tidak dapat dipungkiri, bahwa pelayanan juga faktor utama pertumbuhan sebuah bisnis. Dalam rangka menjaga loyalitas pelanggan, Anda dapat menyediakan costumer care untuk layanan after sales bagi pelanggan yang pernah bertransaksi. Layanan ini dapat dimanfaatkan untuk menanggapi setiap kesulitan dan keluhan yang dirasakan oleh pelanggan. Prinsip respon cepat dan tanggap tetap diutamakan demi menjaga bisnis yang lebih baik.
5. Berikan Keunggulan Dibanding Bisnis Lain Dalam bisnis apapun, unsur keunggulan produk, jasa dan layanan yang ditawarkan akan cepat mendapatkan tempat bagi pelanggan. Mereka cenderung lebih memilih bisnis yang memiliki keistimewaan sendiri dibandingkan dengan bisnis lain yang serupa. Keunggulan yang dapat dimunculkan dapat berupa volume lebih banyak, harga murah dan selalu berdiskon, rasa lebih enak, kemasan menarik, fitur lebih lengkap, layanan gratis ongkos kirim dan sebagainya.
6. Selalu Berinovasi Berawal dari kecenderungan manusia yang tidak mudah puas akan kebutuhan yang ada, maka tuntutan hadirnya produk dan layanan yang terus update makin diminati. Update tersebut dapat berupa inovasi terkait produk, layanan maupun cara berkomunikasi dengan pelanggan.
7. Menciptakan Varian Baru Strategi pengembangan produk juga bisa dilakukan dengan cara menghadirkan varian baru pada produk yang sudah ada. Hal ini sebagai upaya untuk mengantisipasi kebosanan pelanggan pada suatu produk. Strategi seperti ini berhasil dilakukan oleh perusahaan besar guna mempertahankan pelanggan. Dampaknya, banyak pelanggan yang selalu menanti-nanti varian terbaru pada sebuah brand produk tertentu. Anda bisa melihat bagaimana bisnis smartphone dapat terus berkembang akibat dari munculnya varian-varian baru yang lebih fresh dari sebelumnya.
8. Lakukan Program-promosi Secara Berkala Bagaimana cara membangun loyalitas konsumen lainnya adalah dengan cara membuat program promosi secara berkala, seperti setiap tahun sekali, setiap perayaan hari raya, atau dapat pula setiap ada event tertentu. Diskon, paket pembelian, voucher pembelian, penukaran poin dan sebagainya dapat dilakukan untuk mempertahankan pelanggan dalam menjaga bisnis terus berjalan.
9. Menawarkan Program Menarik Bagi Pelanggan Anda bisa membuat program khusus sebagai member. Kemudian berikan insentif yang menarik setiap mereka melakukan pembelian. Misalnya potongan harga bagi pembeli yang memiliki kartu member, atau pemberian poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah tertentu atau bonus bagi setiap member yang melakukan transaksi dalam jumlah besar.
10. Menciptakan Peluang Yang Saling Menguntungkan Salah satu cara efektif agar tetap terjalin komunikasi dan transaksi dengan pelanggan adalah dengan mengajak mereka menjadi reseller. Tawarkan peluang bisnis ini kepada pelanggan setia Anda. Sampaikanlah maksud, tujuan dan keuntungan yang didapatkan. Strategi yang sangat menarik sekali untuk diterapkan. Sebab melalui cara ini, kemungkinan besar, mereka akan selalu melakukan pembelian secara berulang-ulang sesuai penjualan yang mereka lakukan. Jangan lupa pula, berikan reward bagi pelanggan yang berhasil memasarkan produk dalam jumlah tertentu.
Pada kenyataannya, setiap bisnis memang tidak bisa dilepaskan dari pelanggan. Sebab dari merekalah hadirnya keuntungan. Sehingga, wajib hukumnya bagi bisnis apapun untuk tetap memperhatikan dan mempertahankannya guna menjaga bisnis tetap berjalan dengan baik. Terlebih lagi, merekalah sebenarnya yang membuat bisnis Anda makin berkembang, dan terus berkembang hingga meraih kesuksesan.
Resiko Bisnis dan Usaha Yang Harus Siap di Hadapi Resiko Binsis dan Usaha – Apapun yang kita lakukan pasti memiliki resiko, kegiatan apapun baik itu ringan maupun berat pasti memiliki sebuah resiko. Resiko sendiri memiliki pengertian suatu akibat, bahaya atau konsekuensi yang dapat terjadi di akibatkan sebuah proses atau kejadian yang akan datang. Resiko dapat di artikan juga sebagai ketidakpastian dimana ketika hal tersebut terjadi bisa menimbulkan suatu kerugian baik dari segi materi maupun bagi orang itu sendiri. Salah satu kegiatan yang memiliki banyak resiko ialah berbisnis dan usaha, karena kegiatan bisnis bertujuan memperoleh keuntungan yang mana awalnya membutuhkan suatu modal berupa uang. Tentu saja resiko terbesar dari berbisnis adalah kerugian berupa uang. Namun sebagai seorang pembisnis dan wirasuaha, kita harus optimis bisa mengatasi semua resiko yang ada, paling tidak kita harus meminimalisir resiko yang ada agar nantinya bisnis yang di jalankan berjalan sesuai dengan rencana dan berbuah kesuksesan.
Maka dari itu sebagai seoarang wirausaha kita harus mengetahui apa saja resiko yang nantinya di hadapi oleh pembisnis itu sendiri. Selain itu kita harus mengetahui bagaimana cara menanggulangi resiko yang ada agar nantinya ketika suatu masalah itu datang kita bisa mengatasinya dengan baik. Dan yang paling penting dalam berbisnis, kita harus menyiapkan mental yang kuat dan sikap yang tidak mudah menyerah, hal tersebut tentu saja di butuhkan ketika terjadi suatu masalah. Nah, bagi anda para pembisnis khususnya yang masih pemula atau bagi anda yang masih calon wirausaha dan ingin mengetahui apa saja resiko dalam berbisnis bisa langsung membaca beberapa resiko bisnis di bawah ini.
Resiko Bisnis dan Usaha Yang Harus Siap di Hadapi 1. Kerugian Kerugian merupakan hal yang paling di takutkan oleh siapa saja terutama oleh pembisnis. Skala kerugian sendiri cukup bermacam-macam, bisa skala yang kecil dengan kerugian yang tidak begitu berdampak namun ada pula kerugian tingkat menengah sampai skala besar sehingga sangat berdampak terhadap bisnis yang di jalankan. Bahkan apabila kerugian tersebut tidak bisa di kendalikan akan mengakibatkan kebangkrutan. Kami disini bukannya menakut-nakuti anda, karena memang kerugian pada dasarnya merupakan kebalikan dari keuntungan yang menjadi salah satu resiko bisnis yang paling dihindari.
Dimana tujuan kita mendirikan usaha adalah mencari keuntungan, dan yang paling di hindari adalah kerugian. Maka dari itu kerugian merupakan hal yang patut di hindari sebisa mungkin. Biasanya kerugian terjadi di karenakan banyak faktor, mulai dari pengambilan keputusan yang tidak tepat, menajemen yang kurang baik, pengalaman yang kurang dan juga bisa di sebabkan karena faktor ekternal seperti bencana alam, bahan baku yang sulit, minat konsumen yang menurut dan masih banyak lagi. Namun perlu anda ketahui juga, tidak semua pembisnis yang mengalami kerugian berakhir dengan kebangkrutan, masih banyak di luar sana yang mengalami kerugian hebat sampai hampir bangkrut namun bisa bangkit dan bahkan bisa terus berkembang dan mendapatkan penghasilan yang berlipat. Mungkin hal tersebut terjadi karena pembisnis tersebut tidak putus asa dan mencari solusi yang tepat agar bisnisnya kembali lagi.
2. Persaingan Yang Ketat Hidup di tahun 2015 seterusnya ini berbeda dengan hidup di tahun 2000 kebawah. Apabila di tahun tersebut persaingan bisnis sangat longgar dan sangat mudah mencari konsumen, maka saat ini sebaliknya. Dimana sekarang ini persaingan di dalam dunia usaha sangatlah ketat dan banyak pembisnis yang berebut pasar baik dengan cara yang sehat maupun dengan cara yang tidak sehat. Maka dari itu sebaiknya persaingan tidak perlu terlalu di pikirkan, yang penting kita harus fokus dalam memproduksi atau memberikan jasa kepada konsumen kita. Intinya semakin baik kualitas yang kita berikan maka semakin setia juga konsumen kita terhadap produk atau layanan yang kita berikan.
3. Kondisi Pasar Yang Tidak Stabil Saat ini kondisi pasar sangat sulit stabil, ini di karenakan perekonomian negara kita yang juga tidak stabil. Belum lagi di picu oleh ekonomi global yang mengalami tekanan akhir-akhir ini. Tak heran memang apabila kondisi pasar menjadi tidak stabil, seperti contohnya harga bahan baku, dimana harga bahan baku berubah sewaktu-waktu yang bisa membingungkan kita sebagai pembisnis. Ketika harga bahan baku naik, kita tidak bisa begitu saja menaikkan produk yang kita jual, karena hal tersebut bisa mengakibatkan konsumen kabur. Namun apabila
harga tetap kita tentu mengalami kerugian. Maka solusinya bisa dengan cara mengurangi kuota produksi.
4. Butuh Kerja Keras dan Tidak Mudah Menyerah Kerja Keras dan Tidak Mudah Menyerah merupakan bekal utama seorang wirausaha. Dan hal ini termasuk resiko usaha, dimana apabila kita tidak mau bekerja keras maka dapat di pastikan usaha yang kita jalankan tidak akan berjalan lancar dan ujungujungnya seperti pada poin pertama tadi yakni kerugian. Selain itu menjadi pembisnis itu harus fokus, jujur, tepat, ulet, rajin, tekun, berpikir cerdas dan yang tidak kalah penting ikhlas dalam menjalankan usaha.