PENGARUH CASH RATIO , RETURN ON ASSETS (ROA) DAN BOPO TERHADAP RETURN SAHAM (Survey pada Emiten Sektor Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014)
Hilmi Alawiyah 123403195
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi return saham Emiten Sektor Perbankan Tahun 2014. Yaitu melalui cash ratio, return on assets (ROA) dan Biaya Operasioanl terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kausalitas. Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Cash Ratio, Return On Assets (ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Return Saham. Untuk pengujian secara simultan dapat disimpulkan bahwa Cash Ratio, Return On Assets (ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada Emiten Sektor PerbankanTahun 2014. Kata Kunci: Cash Ratio, Return On Assets (ROA), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Return Saham
ABSTRACT This research aims to know and to analyse the factors influencing stock return in Banking Sector Issuers 2014.Through Cash Ratio, Return On Assets (ROA) and Operating Expenses to Operating Income (BOPO). Causality method is used as the method of this research. The analytical method used is path analysis. Based on the results showed Cash Ratio, Return On Assets (ROA) and Operating Expenses to Operating Income (BOPO) is not significant on Stock Return. For simultaneous testing can be concluded that the Cash Ratio, Return On Assets (ROA) and Operating Expenses to Operating Income (BOPO) are significant on Stock Return on Banking Sector 2014. Keyword: Cash Ratio, Return On Assets (ROA), Operating Expenses to Operating Income (BOPO), Stock Return
PENDAHULUAN Guna memenuhi kebutuhan akan modalnya, Bank-bank di Indonesia menjual saham biasa-nya dengan melakukan Initial Public Offering (IPO) atau GoPublic di pasar modal. Hal ini adalah salah satu cara yang dilakukan perbankan untuk memenuhi kebutuhan modalnya. Definisi pasar modal menurut Arshinta (2007:23) adalah suatu sarana untuk mengerahkan dana yang bersumber dari pemodal baik kalangan investor individual maupun institusional yang digunakan oleh perusahaan untuk tujuan produktif. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh hasil (return) yang diharapkan, serta menciptakan peluang bagi perusahaan (emiten) untuk memuaskan keinginan para investor melalui kebijakan dividen dan stabilitas harga sekuritas yang relatif normal (Sunariyah, 2010:5). Pasar modal di Indonesia sendiri akhir-akhir ini tumbuh dengan pesat, sehingga pasar modal menjadi salah satu pilihan dari berbagai perusahaan khususnya perbankan dalam mencari kebutuhan modalnya. Dalam pasar modal terdapat beberapa fenomena yang terjadi salah satunya overreaction hypothesis (reaksi berlebihan). Maksud dari fenomena reaksi berlebihan atau overreaction ini adalah bahwa para investor tidak semuanya
terdiri dari orang-orang yang rasional dan juga tidak emosional (Tri Suryani, 2005). Jika sebagian besar dari para investor bereaksi berlebihan terhadap suatu atau beberapa informasi, terlebih lagi jika informasi tersebut adalah informasi buruk, maka para investor akan secara emosional segera menilai saham terlalu rendah. Selanjutnya saham-saham tersebut akan dijual dengan harga yang rendah. Peristiwa yang dianggap dramatis dan tidak terduga oleh para investor dapat menyebabkan para investor melakukan rekasi secara berlebihan (overreaction). Reaksi berlebihan ini ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham yang dapat dilihat dengan menggunakan return dari saham yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return yang diterima oleh para investor. Return ini akan menjadi terbalik pada fenomena reaksi berlebihan. Saham-saham yang biasanya diminati yang mempunyai return tinggi, akan menjadi kurang diminati. Sebaliknya saham-saham yang biasanya kurang diminati yang mempunyai return rendah, akan menjadi banyak diminati oleh para investor. Untuk memperoleh gambaran tentang laporan keuangan tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, perlu mengadakan analisa terhadap data finansial dari perusahaan yang bersangkutan, data finansial tersebut tercermin dalam laporan keuangan. Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (Rahardjo 2007:104). Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah cash ratio. Cash ratio merupakan perbndingan antara alat-alat likuid yang dikuasai bank dengan kewajiban yang harus segera dibayar (Ade Arthesa,2006:45). menurut Riyanto (2010) rumus untuk menghitung cash ratio adalah sebagai berikut : Cash Ratio = Rasio
profitabilitas
Kas + Efek × 100% Hutang Lancar
menunjukkan
keberhasilan
perusahaan
dalam
menghasilkan keuntungan, yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu serta memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan
operasinya. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on assets (ROA). Menurut Eduardus Tandelilin (2010: 386), return on assets dapat dihitung dengan formula: Return On Assets =
Laba Setelah Pajak Total Assets
×100%
Rasio efisiensi digunakan untuk mengukur seberapa efisien korporasi dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini semuanya mempergunakan perbandingan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam beberapa aktiva. Rasio efisiensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional). BOPO dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: BOPO =
Biaya (Beban) Operasional Pendapatan Operasional
× 100%.
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui cash ratio, return on assets (ROA), BOPO dan return saham pada emiten sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh cash ratio, return on assets (ROA) dan BOPO secara parsial terhadap return saham pada emiten sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh cash ratio, return on assets (ROA) dan BOPO secara simultan terhadap return saham pada emiten sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausalitas dengan pendekatan survey, metode kausalitas yaitu metode penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya sebab akibat antar variabel. Dalam metode ini umumnya sebab akibat tersebut sudah dapat di prediksi peneliti, sehingga peneliti dapat menyatakan klasifikasi variabel penyebab, variabel antara,
dan variabel terikat (Sanusi, 2011:13). Sedangkan survey adalah sebuah penelitian dengan mengambil sebagian anggota populasi penelitian. Operasionalisasi Variabel Sesuai dengan judul penelitian, yaitu pengaruh Cash Ratio, Return on Asset (ROA) dan BOPO terhadap Return Saham, maka terdapat 4 variabel yang akan diukur, yaitu : 1. Variabel Independen/ Variabel Bebas (X). Dalam penelitian ini variabel independen (X ) adalah Cash Ratio, variabel independen (X ) adalah Return On Assets (ROA), dan variabel independen (X ) adalah BOPO. 2. Variabel Dependen/ Variabel Terikat (Y). Dalam penelitian ini variabel dependen (Y) adalah Return Saham. Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diambil dari buku-buku literatur, sumber data dan informasi lainnya yang ada hubungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan masalah yang diteliti, melalui laporan terdahulu. Sedangkan teknik sampling menggunakan non probability sampling dengan pendekatan purposive sampling (sampling bersyarat/bertujuan) dengan syarat yang ditentukan sebagai berikut : 1. Perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014. 2. Perusahaan perbankan yang tergabung secara berturut-turut dalam kurun waktu 10 tahun. 3. Perusahaan perbankan yang menyediakan data yang digunakan sebagai variabel penelitian. Yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 21 perusahaan. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis statistik. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Pengumpulan data dapat menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.
Untuk lebih mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Analisis jalur (Path Analysis) merupakan pengembangan statistik regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus analisis jalur. Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono: 2009). Pengujian Hipotesis Uji hipotesis merupakan metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data. Pengujian hipotesis menurut Riduwan Dan Engkos (2008: 224) langkahlangkahnya sebagai berikut: 1. Pengujian hipotesis operasional a. Pengujian secara parsial (individual)
Pengujian koefisien jalur ρYX1 Ho : ρYX1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh cash ratio terhadap return saham Ha : ρYX1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh cash ratio terhadap return saham
Pengujian koefisien jalur ρYX2 Ho : ρYX2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh return on assets terhadap return saham Ha : ρYX2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh return on assets terhadap return saham
Pengujian koefisien jalur ρYX3 Ho : ρYX3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh BOPO terhadap return saham Ha : ρYX3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh BOPO terhadap return saham
b. Pengujian secara simultan (simultan) Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut : Ho1 ρYX1 = ρYX2 = ρYX3 = 0
Ho1 : ρYX1
=
ρYX2
=
ρYX3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh cash ratio,
return on assets dan BOPO terhadap return saham
Ha1 : ρYX1 = ρYX2 = ρYX3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh cash ratio, return on assets dan BOPO terhadap return saham.
2. Penetapan tingkat signifikansi Taraf signifikan (α) ditetapkan sebesar 5%, ini berarti kemungkinan kebenaran hasil
penarikan
kesimpulan
mempunyai profitabilitas
95%
korelasi,
kemelesetan hanya 5%. Taraf signifikan ini adalah tingkat yang umum digunakan dalam hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. 3. Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian seperti tahapan diatas maka akan dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak.
PEMABAHASAN Berdasarkan penelitian melalui emiten sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014, penulis akan menguraikan mengenai variabel yang diteliti, yaitu Cash Ratio (X1), Return on Assets (X2), BOPO (X3) dan Return Saham (X4) pada emiten sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 sebagai berikut : Tabel 1 Cash Ratio Pada Emiten Sektor Perbankan Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 No Kode Saham Nama Emiten Cash Ratio (%) 1 BABP Bank MNC Internasional Tbk 26,73 2 BBCA Bank Central Asia Tbk 12,70 3 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 10,15 4 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 7,45 5 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 27,10 6 BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk 30,12 7 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 17,98 8 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 16,26 9 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk 20,20 10 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 20,28 11 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 21,21 12 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 6,30 13 BNII Bank Mybank Indonesia Tbk 7,46 14 BNLI Bank Permata Tbk 2,51
15 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 25,20 16 BVIC Bank Victoria International Tbk 41,25 17 INPC Bank Artha Graha International Tbk 14,98 18 MAYA Bank Mayapada International Tbk 19,29 19 MEGA Bank Mega Tbk 44,88 20 NISP Bank OCBC NISP Tbk 23,72 21 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 23,23 Sumber: Pojok Bursa Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi (data di olah) Berdasarkan hasil penelitian cash ratio diatas, diperoleh bahwa perbankan yang memiliki nilai cash ratio tertinggi sebesar 447,88% terdapat pada Bank Mega Tbk, dan nilai cash ratio terendah sebesar 2,51% terdapat pada Bank Permata Tbk. Dengan adanya ketersediaan kas dan surat berharga yang dimiliki perusahaan mampu menutupi hutang lancar atau dapat dikatakan bahwa Emiten Sektor Perbankan dilihat dari hasil diatas cukup memadai. Tabel 2 ROA Pada Emiten Sektor Perbankan Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 No Kode Saham Nama Emiten ROA (%) 1 BABP Bank MNC Internasional Tbk -0,58 2 BBCA Bank Central Asia Tbk 2,99 3 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2,60 4 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 1,02 5 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 3,02 6 BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk -5,22 7 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 1,37 8 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk -1,32 9 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk 0,58 10 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 1,13 11 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 1,01 12 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 1,01 13 BNII Bank Mybank Indonesia Tbk 0,50 14 BNLI Bank Permata Tbk 0,86 15 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 2,04 16 BVIC Bank Victoria International Tbk 0,49 17 INPC Bank Artha Graha International Tbk 0,47 18 MAYA Bank Mayapada International Tbk 1,20 19 MEGA Bank Mega Tbk 0,90 20 NISP Bank OCBC NISP Tbk 1,29 21 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 1,50 Sumber: Pojok Bursa Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi (data di olah)
Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 3 (Tiga) perbankan yang tidak profitable diantaranya adalah Bank MNC Internasional Tbk, Bank J Trust Indonesia Tbk dan Bank Pundi Indonesia Tbk. Sedangkan perbankan yang memiliki profitable tinggi dilihat dari tingkat ROA sebanyak 4 (empat) perbankan diantaranya adalah Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Bank Central Asia Tbk, Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan Bank of India Indonesia Tbk. Bank yang mempunyai tingkat ROA tinggi mampu menghasilkan laba bagi perusahaan serta dapat mengelola aset dengan baik. Tingkat ROA paling tinggi adalah Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yaitu sebesar 3,02 %. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk efektif dalam penggunaan aktiva untuk menghasikan keuntungan. Tabel 3 BOPO Pada Emiten Sektor Perbankan Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 No
Kode Saham
Nama Emiten
BOPO (%)
1 BABP Bank MNC Internasional Tbk 108,66 2 BBCA Bank Central Asia Tbk 66,03 3 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 61,42 4 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 88,37 5 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 59,63 6 BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk 139,35 7 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 86,69 8 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 101,40 9 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk 88,89 10 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 63,21 11 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 87,32 12 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 73,90 13 BNII Bank Mybank Indonesia Tbk 93,71 14 BNLI Bank Permata Tbk 94,75 15 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 68,88 16 BVIC Bank Victoria International Tbk 95,22 17 INPC Bank Artha Graha International Tbk 91,80 18 MAYA Bank Mayapada International Tbk 84,20 19 MEGA Bank Mega Tbk 91,25 20 NISP Bank OCBC NISP Tbk 76,90 21 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 78,14 Sumber: Pojok Bursa Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi (data di olah)
Berdasarkan hasil penelitian tabel 3 diatas, tingkat BOPO paling tinggi pada Emiten Sektor Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 yaitu Bank J Trust Indonesia Tbk sebesar 139,35% (tidak sehat) dan yang paling rendah yaitu Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar 59,63% (sangat sehat). Bank yang nilai rasio BOPO nya rendah menunjukkan bahwa bank tersebut beroperasi dengan efisien sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi brmasalah semakin kecil. Tabel 4 Return Saham Pada Emiten Sektor Perbankan Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 No Kode Saham Nama Emiten Return Saham (%) 1 BABP Bank MNC Internasional Tbk -0,3 2 BBCA Bank Central Asia Tbk 0,37 3 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 0,54 4 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0,56 5 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 0,61 6 BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk 0 7 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 0,20 8 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk -0,05 9 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk 0,03 10 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 0,37 11 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 6,37 12 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk -0,09 13 BNII Bank Mybank Indonesia Tbk -0,32 14 BNLI Bank Permata Tbk 0,19 15 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 0,69 16 BVIC Bank Victoria International Tbk -0,04 17 INPC Bank Artha Graha International Tbk -0,13 18 MAYA Bank Mayapada International Tbk -0,32 19 MEGA Bank Mega Tbk -0,02 20 NISP Bank OCBC NISP Tbk 0,11 21 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 0,77 Sumber: Pojok Bursa Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi (data di olah) Berdasarkan hasil penelitian diatas, dari data tersebut yang memiliki return saham tertinggi adalah Bank Bumi Arta Tbk yaitu sebesar 6,37%, yang menunjukkan bahwa Bank Bumi Arta Tbk mempunyai tingkat kepercayaan tinggi dari investor yang menanamkan dananya untuk melakukan investasi dibandingkan dengan bank lainnya. Sedangkan yang memiliki return saham terendah adalah Bank MyBank Indonesia Tbk dan Bank Mayapada Internasional Tbk yaiyu sebesar -0,32% yang berrti kurangnya kepercayaan investor di Bank MyBank dan
Bank Mayapada Internasional Tbk untuk menanamkan dananya, sehingga berakibat mengalami kerugian.
Pengaruh Cash Ratio Secara Parsial Terhadap Return Saham Emiten Sektor Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16.0 (terlampir) untuk analisis jalur, dapat dilihat dari analisa SPSS nilai thitung= 0,159 sedangkan nilai ttabel t ½ α df (n-k-1) = 2,110. Dengan melihat hasil sig 0,876 > α 0,05 maka dapat diartikan Ho diterima dan Ha ditolak dengan kata lain secara parsial cash ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham, disebabkan karena semakin tinggi cash ratio maka akan menghasilkan penurunan terhadap return saham perusahaan tersebut.
Pengaruh ROA Secara Parsial Terhadap Return Saham Emiten Sektor Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16.0 (terlampir) untuk analisis jalur, dapat dilihat dari analisa SPSS nilai thitung= 0,394 sedangkan nilai ttabel t ½ α df (n-k-1) = 2,110. Dengan melihat hasil sig 0,698 > α 0,05, maka dapat diartikan Ha diterima dan Ho ditolak dengan kata lain secara parsial return on assets berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham.
Pengaruh BOPO Secara Parsial Terhadap Return Saham Emiten Sektor Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16.0 (terlampir) untuk analisis jalur, dapat dilihat dari analisa SPSS nilai thitung= 0,146 sedangkan nilai ttabel t ½ α df (n-k-1) = 2,110. Dengan melihat hasil sig 0,886 > α 0,05 maka dapat diartikan Ho diterima dan Ha ditolak dengan kata lain secara parsial BOPO berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham.
Pengaruh Cash Ratio, ROA dan BOPO Secara Simultan Terhadap Return Saham Emiten Sektor Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16.0 uji F (terlampir) untuk analisis jalur, diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,145 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,931. Dan F tabel sebesar 3,20. Dengan melihat hasil sig 0,931 > 0,05 maka dapat diartikan Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel cash ratio, return on assets dan BOPO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel return saham.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, mengenai pengaruh Cash Ratio, Return On Assets dan BOPO terhadap Return Saham pada sektor perbankan tahun 2014, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil perhitungan rasio keuangan yang terdiri dari cash ratio, ROA, BOPO dan return saham pada tahun 2014 dengan sampel 21 yang ada pada emiten sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sangat bervariatif. Tingkat Cash Ratio pada sektor perbankan yang diteliti cukup memadai karena dapat memenuhi hutang lancar. Cash ratio tertinggi diperoleh oleh Bank Mega Tbk, sedang yang terendah ada pada Bank Permata Tbk. Untuk ROA pada sektor perbankan yang diteliti rata- rata profitable, ROA tertinggi diperoleh oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan predikat (sangat sehat), sedang return on assets yang tidak profitable ada pada Bank MNC Internasional Tbk ,Bank J Trust Indonesia Tbk, dan Bank Pundi Indonesia Tbk . sedangkan tingkat BOPO paling tinggi pada sampel sektor perbankan yang diteliti adalah Bank J Trust Indonesia Tbk dengan predikat (tidak sehat). Dan yang paling rendah adalah Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan predikat (sangat sehat). Sedangkan untuk tingkat Return Saham yang tertinggi adalah Bank Bumi Arta Tbk, dan yang terendah adalah Bank Mybank Indonesia Tbk.
2.
Pengaruh cash ratio, return on assets (ROA) dan BOPO secara parsial terhadap return saham Berdasarkan dari hasil penelitian dengan menggunakan SPSS, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut: a. Cash Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada emiten sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. b. ROA secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada emiten sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. c. BOPO secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada emiten sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 3. Pengaruh cash ratio, ROA dan BOPO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham pada emiten sektor perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Saran Berdasarkan simpulan mengenai pengaruh Cash Ratio, ROA dan BOPO terhadap Return Saham pada sektor perbankan tahun 2014, maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Berdasarkan simpulan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan dari Cash Ratio, ROA dan BOPO terhadap Return Saham. dengan demikian beberapa hal yang perlu ditingkatkan oleh pihak bank, diantaranya: a. Suatu perusahaan harus mampu menjaga likuiditas agar dapat memenuhi hutang jangka pendeknya. Apabila suatu perusahaan dapat memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya
menunjukkan
bahwa
perusahaan tersebut sehat sehingga akan lebih menarik minat para investor untuk berinvestasi. b. Diharapkan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan agar mampu bersaing dalam memperoleh kepercayaan investor sehingga dapat memudahkan untuk memperoleh modal dari luar perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan, salah satunya dapat tercermin dari semakin
besarnya nilai ROA, maka semakin baik suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, sehingga perusahaan perlu meningkatkan nilai ROA untuk mendapatkan kepercayaan dari para investor. 2. Bagi peneliti selanjutnya Dari hasil penelitian diketahui bahwa secara simultan semua variabel berpengaruh signifikan. Sehingga saran yang dapat diberikan adalah apabila akan melakukan penelitian pada objek yang sama diharapkan variabel yang diteliti adalah variabel selain dari Cash Ratio, ROA dan BOPO. DAFTAR PUSTAKA Abdul, Halim.2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat. Ade Arthesa dan Edia Handiman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: PT Indeks. Anggawati, Devy Putri. 2013. Pengaruh Rasio Camel Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan di Indonesia Stock Exchange (IDX). Universitas Pembangunan Nasional. Almila dan Herdingtyas. 2005. Analisa Rasio Camel terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 20002002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan . Volume 7 Nomor 2, STIE Perbanas, Surabaya, hal 12. Astiti, Chadina Ari. Sinarwati, Ni kadek. Darmawan, Nyoman Ari Surya. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di BEI. Universitas Pendidikan Ganesha. Asworo, Hendri Tri Widi. “BEI Targetkan Jumlah Investor Capai 700.000 Tahun Depan”. 28 Oktober 2015. Market.bisnis.com. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab Edisi Dua, Jakarta: Salemba Empat.
Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor Jakarta. Farah Margaretha, (2007), Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Gideon, Arthur. “Investor Asing Borong Saham, IHSG Menguat ke 4.807,61”. 30 Maret 2016. Bisnis.liputan6.com. Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hansen and Mowen. 2001. Manajemen Biaya, Buku II, Terjemahan benyamin Molan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Hasibuan, Malayu. 2008. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Grafindo. Hery, 2014. Pengendalian Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Kencana, Jakarta. Husnan. 2002. Dasar dasar Manajemen Keuangan. Edisi ke tiga. Yogyakarta: AMP YKPN. Irawati .2005.Manajemen Keuangan.Bandung : Penerbit Pustaka. Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga .Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2012. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kenacana Prenada Media Grup. Malintan, Rio. 2010. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, PER dan Return on Assets Terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2005-2010. Universitas Brawijaya.
Mudrikah, Umi. 2013. Pengaruh EPS, ROA dan ROE Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesi. Universitas Yogyakarta. Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: Liberty. Moechdie & Ramelan. 2012. Gerbang Pintar Pasar Modal, Edisi 1, PT Capital Bridge Advisor, Jakarta. Nirwana SK, Sitepu. 2001. Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Unit Pelayanan Statistika FPMIPA, Universitas Padjajaran.
Prihantini, Ratna. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR Terhadap Return Sahan ( (Studi Kasus Saham Industri Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003 – 2006). Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Pujianto, Peter. “Perkembangan Pasar Modal Indonesia 2014”. 2 Mei 2014. equityindonesia.blogspot.co.id. Puspita, Vera. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return saham Pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Universitas Lampung. Rahman, Apriansyah. 2010. Pengaruh Cash Ratio, Loan Deposit Rratio dan Capital Assets Ratio Terhadap Profitabilitas Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di BEI. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Rahardjo. 2007. Keuangan dan Akuntansi Untuk Manajer Non Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Restiyana. 2011. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM Terhadap Profitabilitas Perbankan Pada Bank Umum di Indonesia. Universitas Diponegoro.
Riduwan, Drs. M.B.A dan DR. Engkos Achmad Kuncoro, SE, MM. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung : Alfabeta. Riyadi, Slamet, Drs, MSi. 2006. Banking Assets and Liability Management. Penerbit FE UI Edisi 3. Jakarta. Riyanto, Bambang. 2010. Dasar Dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. S, Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Empat. Yogyakarta: PT Liberty. Sanusi. 2011. Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta. Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat, Jakarta.
Sudana. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh, Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta. Sunariyah. 2010. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Enam. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN. Suryani, Tri. 2005. Over Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. SNAVIII Solo. Susilowati, Yeye. 2013. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas
Terhadap
Return
Saham
Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Stikubank. Syamsuddin. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, Edisi Satu. Yogyakarta: Kanisius. Weygandt. 2007. Accounting Principle Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Z. Dunil, 2004, Kamus Istilah Perbankan Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. www.bi.go.id www.idx.co.id www.sahamok.com