PENGARUH EPS, ROA, DER DAN CR TERHADAP RETURN SAHAM
Abstract: The purpose of investors in investing is to get the maximum return. Stock return can be influenced by the company's financial performance projected in the company's financial statements. This study used financial ratios as a factor affecting stock returns. This study aims to determine the effect of Earning Per Share, Return On Assets, Debt To Equity Ratio and Current Ratio to stock returns. The sample used in this research is 29 manufacturing companies of consumer goods industry sector listed on Indonesia Stock Exchange period 2013-2015 with purposive sampling method. The research method used is multiple linear regression tested using Statistical Package For The Social Science (SPSS) v22.0. The results showed that simultaneously or together there is a significant influence between Earning Per Share, Return On Asset, Debt To Equity Ratio and Current Ratio to Stock Return. While the partial test results of the variable Earning Per Share, Return On Asset and Current Ratio have a significant effect on stock return while the Debt To Equity Ratio variable has no significant effect on stock return. Keywords: EPS, ROA, DER, CR, Return Saham Abstrak: Tujuan investor dalam berinvestasi adalah untuk mendapatkan hasil maksimal. Return saham dapat dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang diproyeksikan dalam laporan keuangan perusahaan. Penelitian ini menggunakan rasio keuangan sebagai faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share, Return On Assets, Debt To Equity Ratio dan Current Ratio terhadap return saham. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 29 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015 dengan metode purposive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier berganda yang diuji dengan menggunakan Paket Statistik Ilmu Sosial (SPSS) v22.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama - sama terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning Per Share, Return On Asset, Debt To Equity Ratio dan Current Ratio terhadap Return Saham. Sedangkan hasil uji parsial dari variabel Earning Per Share, Return On Asset dan Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan variabel Debt To Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Kata Kunci: EPS, ROA, DER, CR, Return Saham
1.
PENDAHULUAN Pasar modal memiliki peranan yang penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan fungsi sebagai sarana pendanaan usaha atau bagi perusahaan sebagai sarana untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor), dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Pasar modal juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Situs BEI, 2016). Saat ini jumlah investor yang berinvestasi di pasar modal terus mengalami peningkatan. Bersumber dari http://www.topsaham.com (23 Agustus 2016) memaparkan bahwa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor lewat Single Investor Identification (SID) telah mencapai 494 ribu per 22 Agustus 2016, angka investor tersebut mengalami kenaikan tiap bulannya dan diprediksi sampai akhir tahun akan terus meningkat mencapai 550 ribu lebih investor. Bersumber dari situs BEI http://yuknabungsaham.idx.co.id (2016) PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pun saat ini sedang gencar mengkampanyekan program ‘Yuk Nabung Saham’ yang merupakan program yang mengajak masyarakat sebagai calon investor untuk berinvestasi di pasar modal dengan membeli saham secara rutin dan berkala. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap investasi di pasar modal. Konsep menabung dalam program Yuk Nabung Saham mengacu pada paradigma masyarakat Indonesia yang masih berpegang pada budaya menabung (saving society). Program ini dijalankan sejak 12 November 2015, dilansir dari http://finance.detik.com/ kampanye 'Yuk Nabung Saham' rupanya cukup efektif menarik masyarakat awam berinvestasi di pasar modal. Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia, Nicky Hogan, menyebut dalam kurun waktu sebulan sejak diluncurkan progam ini, setidaknya sudah ada 7.000 lebih investor baru, kebanyakan berasal dari kalangan mahasiswa. Kampanye ini diharapkan dapat terus meningkatkan jumlah investor di Indonesia (Idris, 2016). Melihat prospek perkembangan investasi saham di Indonesia seperti yang telah dijelaskan diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang return saham pada salah satu sektor di Bursa Efek Indonesia karena return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi di pasar modal. Return merupakan imbal hasil atau keuntungan yang diperoleh dari investasi. Semakin
besar return yang dihasilkan atau diperoleh dari suatu investasi, akan semakin besar pula daya tarik tersebut bagi investor (Halim, 2015). Investor yang berinvestasi di pasar modal memerlukan pertimbangan yang matang untuk mengambil keputusan investasi. Oleh karena itu investor perlu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi return saham agar dapat memilih akan menginvestasikan dananya atau membeli saham pada perusahaan mana agar dapat memperoleh return yang diharapkan dan menguntungkan, umumnya investor akan melihat prospek maupun kondisi atau kinerja perusahaan. Para pengguna laporan keuangan, memperoleh informasi mengenai kinerja perusahaan dengan melakukan analisis pada laporan keuangan perusahaan. Menurut Fahmi (2015), laporan keuangan suatu perusahaan merupakan gambaran yang menjelaskan tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Di sinilah bagian yang paling banyak dan paling diteliti oleh investor untuk mengetahui sehat atau tidaknya kondisi suatu perusahaan. Penelitian ini memakai analisis laporan keuangan sebagai evaluasi kinerja keuangan dengan menggunakan beberapa rasio keuangan yang akan diteliti atas pengaruhnya terhadap return saham yang didapat investor. Menurut Kasmir (2015), rasio keuangan merupakan perbandingan angka-angka dalam laporan keuangan dengan membagi suatu angka dengan angka lainnya antara satu komponen dengan komponen lain dalam laporan keuangan. Rasio-rasio tersebut diantaranya adalah rasio nilai pasar yang dalam penelitian ini diproksikan oleh Earning per Share (EPS), profitabilitas yang diproksikan oleh Return on Asset (ROA), rasio solvabilitas atau leverage yang diproksikan oleh Debt to Equity Ratio (DER) dan rasio likuiditas yang diproksikan oleh Current Ratio (CR). Dengan mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap return saham, investor dapat memilih strategi untuk memilih perusahaan yang memiliki kinerja dan prospek yang bagus sebagai tempat menanamkan modalnya. Penelitian ini ingin mengungkap sejauh mana perilaku investor dalam memanfaatkan informasi dalam laporan keuangan perusahaan sebagai dasar keputusan perdagangan sekuritas di pasar modal dengan mengetahui pengaruh variabel-variabel diatas terhadap return saham dengan menggunakan pengamatan tingkat return saham selama 15 hari yaitu 7 hari sebelum tanggal publikasi laporan keuangan dan 7 hari setelah tanggal publikasi laporan keuangan tahunan yang telah diaudit agar mendapat hasil analisa yang menggambarkan kondisi pasar di sekitar tanggal publikasi laporan keuangan perusahaan.
Pada dasarnya tujuan investor dalam berinvestasi adalah mendapat return yang maksimal. Return saham dapat dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang diproyeksikan dalam laporan keuangan perusahaan. Untuk menganalisis laporan keuangan dalam penelitian ini digunakan rasio keuangan sebagai faktor yang mempengaruhi return saham. Berdasarkan fenomena yang ada dan ketidakkonsistensian hasil penelitian terdahulu permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah Apakah Earning per Share (EPS), Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap return saham?
2.
KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kerangka pemikiran ini disusun dengan bertujuan agar memudahkan dalam memperoleh
pemahaman arah penelitian yang dilakukan, guna memperoleh bukti mengenai pengaruh pengaruh Earning Per Share, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Current Ratio terhadap Return saham. 2.1.
PENGARUH EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM Earning per share atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan
yang diberikan kepada pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi, 2015), dihitung dengan membandingkan antara earning after tax dengan jumlah lembar saham yang beredar. EPS merupakan rasio keuangan yang dipakai para investor yang berfungsi menganalisis kemampuan dari perusahaan untuk mendapatkan laba dari saham yang dipilih (Hanafi dalam Gunadi dan Kesuma, 2015). Sehingga perubahan EPS tersebut akan memberikan pengaruh pada return saham. Pada umumnya manajemen, pemegang saham dan calon pemegang saham sangat tertarik dengan EPS, karena EPS menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh setiap pemegang saham biasa. Kenaikan EPS menandakan bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan. Dengan EPS yang tinggi maka menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik. Perusahaan yang selalu memiliki EPS yang meningkat setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik di masa depan dan akan memberikan keyakinan pada investor dalam memberikan tingkat return yang optimal. Dengan demikian akan menarik minat para investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Peningkatan EPS menandakan perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor untuk
menambah jumlah modal yang ditanam pada perusahaan. Hal ini menambah tingkat kepercayaan investor kepada perusahaan. Kepercayaan investor kepada emiten selalu dibarengi dengan permintaan akan saham emiten. Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual saham, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan. Maka dalam hal ini apabila permintaan saham naik karena EPS meningkat maka harga saham pun meningkat, return saham juga akan meningkat. Penelitian yang dilakukan Gunadi dan Kesuma (2015) yang menunjukkan bahwa EPS berpengaruh terhadap return saham. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Putu Atim Purwaningrat dan I Gusti Ngurah Agung Suaryana (2015) serta penelitian yang dilakukan oleh Nurrahmah Apriyani, Wiwiek Rindayati, Ranti Wiliasih yang menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif dapat mempengaruhi return saham. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara teoritis EPS berpengaruh terhadap return Saham. H1 : Earning Per Share berpengaruh positif terhadap return saham. 2.2.
PENGARUH RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada
tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu (Hanafi, 2014). Laba adalah indikator utama yang menunjukkan usaha dan kinerja perusahaan sehingga akan memberikan sinyal kepada investor mengenai return saham perusahaan (Marpaung dan Hadianto dalam Raningsih dan putra, 2015). Return on Asset digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Dengan demikian ROA yang semakin besar menunjukkan bahwa perusahaan mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan yang berimbas bagi keuntungan pemegang saham. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin meningkat ROA akan meningkatkan return saham. Hal ini sesuai dengan penelitian Parwati dan Sudiartha (2016), Ariyanti (2016) dan penelitian Raningsih dan Putra (2015) yang membuktikan bahwa ROA berpengaruh yang positif terhadap return saham.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Sari Octavera, Siska Lusia Putri, Mohammad Abdilla (2016), Ni Putu Trisna Windika Pratiwi dan I Wayan Putra (2015), R.R. Ayu Dika Parwati dan Gede Mertha Sudiartha (2016), Ni Kadek Raningsih dan I Made Pande Dwiana Putra (2015), Ni Luh Lina Mariani, Fridayana Yudiaatmaja, dan Ni Nyoman Yulianthini (2015), Dwian Wahyu Prabawa dan Fitri Lukiastuti (2015) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap return saham. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara teoritis Return On Asset berpengaruh terhadap Return Saham. H2 : Return On Asset berpengaruh positif terhadap return saham. 2.3.
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN SAHAM Debt to Equity Ratio menunjukkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Debt to
Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage dalam menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) menandakan struktur permodalan lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang terhadap ekuitas sehingga mencerminkan resiko perusahaan yang relatif tinggi. Semakin besar debt to equity ratio, menunjukkan semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak luar, baik berupa pokok maupun bunga pinjaman. Utang perusahaan yang tinggi akan menyebabkan perusahaan tersebut mendapat penilaian yang buruk dari investor. Penilaian yang buruk akan menyebabkan reaksi negatif dari pasar karena investor kurang berminat melakukan pembelian saham maka harga saham mengalami penurunan dan return yang diterima investor juga menurun. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Septina dan Wahyuati (2016) menunjukkan bahwa DER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh R.R. Ayu Dika Parwati dan Gede Mertha Sudiartha (2016), Ni Putu Trisna Windika Pratiwi dan I Wayan Putra (2015), Ni Luh Lina Mariani, Fridayana Yudiaatmaja, dan Ni Nyoman Yulianthini (2016), Sari Octavera, Siska Lusia Putri, Mohammad Abdilla (2016) menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap return saham. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara teoritis Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Return Saham. H3 : Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap return saham.
2.4.
PENGARUH CURRENT RATIO TERHADAP RETURN SAHAM Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan jangka
pendeknya. Pada penelitian ini, pengukuran tingkat likuiditas diproksikan dengan current ratio, yaitu dengan membandingkan aset lancar dan hutang lancar yang dimiliki perusahaan. Semakin baik persentase current ratio mencerminkan semakin likuid perusahaan tersebut sehingga kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi, hal ini akan mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan dimata kreditur (Sartono dalam Candradewi, 2016). Semakin tinggi angka rasio likuiditas akan semakin baik bagi investor, perusahan yang diminati investor adalah perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas cukup tinggi. Dengan demikian apabila Current Ratio perusahaan tinggi maka pasar akan merespon dengan positif sehingga harga saham akan naik diiukuti dengan kenaikan return saham. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh R.R. Ayu Dika Parwati dan Gede Mertha Sudiartha2 (2016), Yuliana Siti Saputri dan Hendri Soekotjo (2016), Ni Kadek Raningsih dan I Made Pande Dwiana Putra (2015), Candradewi (2016), dan Farda Eka Septiana dan Aniek Wahyuati (2016) bahwa Current ratio berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara teoritis Current Ratio berpengaruh terhadap Return Saham. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesisnya adalah: H4 : Current ratio berpengaruh positif terhadap return saham.
3.
METODE PENELITIAN Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian eksplanatif. Karena
menurut Silalahi (2015) penelitian eksplanatif untuk menjelaskan hubungan antar dua variabel atau lebih yang tujuan utamanya adalah menjelaskan alasan terjadinya suatu peristiwa dan untuk membentuk, memperdalam, mengembangkan and menguji teori. Tipe penelitian eksplanatif fokus mengeksplanasi hubungan antara variabel yang dipelajari atau hubungan kausal, yaitu hubungan sebab akibat antara dua variabel lebih yang berusaha menetapkan bahwa nilai dalam variabel independen memiliki satu efek signifikan terhadap variabel dependen.
3.1.
POPULASI DAN SAMPEL Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi
(Consumer Goods) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013 sampai 2015. Total keseluruhan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 samapai 2015 berjumlah 37 perusahaan. Perusahaan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memiiki kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian (2013-2015) 2. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang harga sahamnya tersedia untuk periode tahun penelitian yaitu 2013-2015 yang diperoleh dari www.finance.yahoo.com 3. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang data laporan keuangannya lengkap untuk periode penelitian yaitu 2013-2015 yang diperoleh dari situs BEI. 4. Perusahaan yang mengalami peristiwa pengumuman dividen, stock split, saham bonus, right issue, merger dan akuisisi di sekitar tanggal publikasi laporan keuangan. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel didapat 32 perusahaan tetapi karena dalam penelitian ini digunakan outlier untuk memenuhi uji normalitas (dapat dilihat di bab 4) maka jumlah perusahaan sampel dalam penelitian ini menjadi 29 perusahaan.
3.2.
MODEL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda ditunjukkan untuk mengukur
pengaruh Earning Per Share, Return On Asset, Debt to Equity Ratio dan Current Ratio terhadap Return saham. Model regresi linear berganda dari penelitian ini adalah:
Y = α + β1EPS + β2ROA + β3DER + β4CR + € Keterangan : Y
= Return saham
α
= Koefisien Konstanta
β1 - β4 = Koefisien regresi variabel independen EPS = Earning Per Share ROA = Return On Asset DER = Debt to Equity Ratio CR
= Current Ratio
€
= Standar Eror
Dari model regresi linier diatas sapat dibuat diagram jalur penelitian seperti gambar 1 berikut: Variabel Bebas
Variabel Terikat
€ Earning Per Share (EPS)
Return On Asset (ROA) Return Saham (Y) Debt to Equity Ratio (DER)
Current Ratio (CR)
Sumber : Data diolah penulis Gambar 1 Diagram Jalur Penelitian
3.3.
OPERASIONALISASI VARIABEL
3.3.1. VARIABEL DEPENDEN (Y) Dalam penelitian ini pengukuran return saham yang digunakan adalah average abnormal return dengan tahapan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi tanggal publikasi laporan tahunan.
2. Menentukan periode estimasi, yaitu periode waktu yang digunakan untuk mengestimasi expected return (T-7 s/d T+7). 3. Menghitung actual return yang terjadi selama periode pengamatan (T-7 s/d T+7). 4. Menghitung expected return pada periode pengamatan (T-7 s/d T+7). 5. Perhitungan abnormal return (T-7 s/d T+7). 6. Setelah diperoleh abnormal return saham untuk masing-masing perusahaan, selanjutnya dihitung average abnormal return Berikut adalah rumus perhitungan return yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: Tabel 1 Tahapan Rumus Perhitungan Return No.
Keterangan
Persamaan/Rumus R it =
1.
Actual Return
2.
Ekspetasi Return
3.
Abnormal Return
Pit − Pit−1 Pit−1
E(R it ) = R m =
IHSG𝑡 − 𝐼𝐻𝑆𝐺t−1 IHSGit−1
ARit = Rit – ERit
Average Abnormal Return 4.
(Sebagai indikator Return saham atau variabel dependen)
AAR it =
ƩAR 𝑖𝑡 𝑛
Sumber: Jogiyanto (2013:236, 610, 622) 3.3.2. VARIABEL INDEPENDEN (X) Berikut adalah rumus perhitungan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: Tabel 2 Tahapan Rumus Perhitungan
Variabel
Indikator
𝐸𝑃𝑆 = Earning Per Laba Bersih Share (yang diatribusikan kepada pemegang saham biasa) (EPS)
Return On Asset (ROA)
Debt To Equity Ratio (DER)
Current Ratio (CR)
Skala
Sumber
Rasio
Rodoni dan Ali (2014: 27)
Rasio
Fahmi (2015: 137)
Rasio
Kasmir (2015: 158)
Rasio
Hanafi (2015: 37)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Earning After Tax 𝑅𝑂𝐴/𝑅𝑂𝐼 = Total Asset 𝐷𝐸𝑅 =
Total Utang (Liabilities) Ekuitas (Equity)
𝐶𝑅 =
Aset Lancar Utang Lancar
Sumber: Jogiyanto (2013: 622) Rodoni dan Ali (2014: 27), Fahmi (2015:137), Kasmir (2015:158), Hanafi (2015: 37)
4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Tabel 3: Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Output SPSS v22
Dari output SPSS Uji Kolmogorov-Smirnov diketahui nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.217 > 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa data residual berdistribusi normal dan memenuhi uji normalitas. Selain digunakan uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan juga uji normalitas dengan melihat metode Normal Probability Plots.
Sumber : Output SPSS Versi 22 Gambar 2: Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal Probability Berdasarkan output diatas dapat diketahui bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka data residual berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Tabel 4: Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Output SPSS 22
Dari output pada tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai tolerance untuk semua variabel independen lebih dari 0.1 dan nilai VIF untuk semuma variabel independen kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Dalam penelitian ini digunakan dua metode untuk uji heteroskedastisitas yaitu dengan uji Spearman’s rho dab dengan melihat grafik Scatterplot.
Sumber: Output SPSS 22 Gambar 3: Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot Berdasarkan output pada tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas atau tidak membentuk pola di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Tabel 5: Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Spearman’srho
Sumber: Output SPSS 22
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel EPS sebesar 0.982, variabel ROA sebesar 0.483, variabel DER sebesar 0.808 dan variabel CR sebesar 0.591. Karena nilai signifikansi semua variabel independen lebih dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Tabel 6: Hasil Uji Durbin-Watson
Sumber: Output SPSS 22
Gambar 4: Kurva Durbin Watson Dari tabel 6 terlihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,917; nilai dL dan dU dengan n=73 dan k=4 masing-masing sebesar 1,5071 dan 1,7375 (dapat dilihat dalam tabel). Dengan membandingkan nilai Durbin-Watson hasil pengujian dan nilai tabel terlihat bahwa dU (1,7375) < DW (1,917) < 4-dU (2,2625),
berdasarkan kurva DW keputusan jatuh di daerah tidak terjadi
autokorelasi maka dapat bahwa tidak ada autokorelasi. 4.2.
Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 7: Hasil Regresi Linier Berganda
Sumber: Output SPSS v.22
Berdasarkan output SPSS pada tabel 7 dapat dibuat persamaan sebagai berikut: Y = α + β1 EPS + β2 ROA + β3 DER + β4 CR + e Return Saham = -0.086 + 0.099 EPS - 0.174 ROA + 0.044 DER + 1.216 CR + e
Gambar 5: Koefisien Diagram Penelitian
4.3.
Analisis Koefisien Determinasi (R2) Tabel 8: Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Output SPSS v.22 Berdasarkan tabel model summary tersebut dapat diketahui koefisien determinasi atau Adjusted R Squre menunjukkan nilai 0.157 artinya sebesar 15.7% dari Return saham ditentukan oleh variabel Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Current
Ratio (CR). Sedangkan sisanya sebesar 84.3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
4.4.
Uji Kelayakan Model (Uji F) Tabel 9: Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)
Sumber: Output SPSS v.22 Berdasarkan output Uji F pada tabel 4.14 didapat hasil sebagai berikut : a. Fhitung 4,344 > Ftabel 2.507 b. Sig. 0,004 < 0,05 Jadi, hasil uji F menunjukkan bahwa berarti model regresi layak digunkan dalam penelitian dan secara simultan terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel Earning Per Share, Return On Asset, Debt to Equity Ratio dan Current Ratio terhadap Return saham.
4.5.
Uji t (Uji Parsial) Tabel 10: Hasil Uji t (Uji Secara Parsial)
Sumber:Output SPSS v.22 Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa t hitung EPS sebesar 2,840 dengan nilai signifikansi sebesar 0.006, variabel ROA memiliki t hitung sebesar -2,208 dengan nilai signfikansi sebesar 0.031, variabel DER memiliki t hitung sebesar 0.888 dengan nilai signifikansi sebesar 0.377,
variabel CR memiliki t hitung sebesar 3,563 dengan nilai signifikansi sebesar 0.001. Nilai t tabel dapat diketahui dengan melihat T tabel dengan nilai dF dilihat dari n – k – 1 yang berarti 73 data – 4 variabel – 1 = 68. Maka t tabel yang diperoleh 1,995. Berdasarkan output di atas, dapat dijelaskan dan disimpulkan sebagai berikut: 1. Earning Per Share Nilai t hitung > t tabel (2,840 > 1,995) dengan nilai signifikansi 0.006 < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham. Arah hubungan adalah positif yang artinya berbanding lurus, apabila nilai EPS meningkat maka return saham akan mengalami peningkatan. 2. Return on Asset Nilai -t hitung < -t tabel (-2,208 < -1,995) dengan nilai signifikansi 0.034 < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham. Arah hubungan adalah negatif yang artinya berbanding terbalik, apabila nilai ROA meningkat maka return saham akan mengalami penurunan. 3. Debt to Equity Ratio Nilai t hitung > t tabel (0.888 < 1,995) dengan nilai signifikansi 0.377 > 0.05, maka H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap return saham. 4. Current Ratio Nilai t hitung > t tabel (3,563 > 1,995) dengan nilai signifikansi 0.001 < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa CR berpengaruh signifikan terhadap return saham. Arah hubungan adalah positif yang artinya berbanding lurus, apabila nilai Current Ratio meningkat maka return saham akan mengalami peningkatan.
4.6.
Interpretasi Hasil Penelitian
4.6.1. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa EPS secara parsial berpengaruh terhadap return saham dengan arah positif. Artinya besar kecilnya nilai EPS mempengaruhi return saham, semakin
meningkat nilai EPS maka semakin meningkat pula return saham. Hal ini dapat dibuktikan dengan grafik dibawah ini:
Su
Sumber: Data laporan keuangan yang telah diolah Gambar 6: Rata-rata EPS dan Rata-rata Return Saham Oleh karena kenaikan rasio Earning Per Share selama tahun 2013 sampai 2015 artinya para investor selalu memperhatikan akan pertumbuhan laba per saham perusahaan sehingga dapat mempengaruhi naik turunnya harga saham yang berpengaruh terhadap return saham membuat nilai return saham semakin naik pula selama tahun 2013 sampai 2015. Laba per lembar saham atau Earnings Per Share adalah bagian laba yang menjadi hak untuk setiap saham perusahaan, maka rasio ini biasanya digunakan untuk melihat bagaimana perubahan profitabilitas mempengaruhi investasi, kenaikan EPS menandakan bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan. Dengan EPS yang tinggi maka menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik. Perusahaan yang memiliki EPS yang meningkat setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik di masa depan dan akan memberikan keyakinan pada investor dalam memberikan tingkat return yang optimal.
4.6.2. Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Return saham Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa ROA secara parsial berpengaruh terhadap return saham dengan arah negatif. Artinya besar kecilnya nilai ROA mempengaruhi return saham, semakin menurun nilai ROA maka semakin meningkat return saham begitu pula sebaliknya. Hal ini dapat dibuktikan dengan grafik dibawah ini:
Sumber: Data laporan keuangan yang telah diolah Gambar 7 : Rata-rata ROA dan Rata-rata Return Saham Return on Asset merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Return On Asset diukur dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aset. Secara teori ROA yang tinggi artinya perusahaan berkemampuan baik menghasilkan laba. Namun perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini mempunyai pengaruh ROA dengan arah negatif terhadap return saham, hal ini dapat disebabkan karena penggunaan aset yang tidak efektif atau karena faktor lain. Dalam hal ini investor mungkin tidak mempertimbangkan ROA sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi karena walaupun nilai ROA mengalami penurunan tetapi pasar tetap merespon positif sehingga harga saham tidak mengalami penurunan sehingga rata-rata return saham tahun 2013 sampai 2015 tetap mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena kemungkinan investor lebih memperhatikan pertumbuhan laba dan total aset sebagai komponen ROA daripada nilai ROA itu sendiri.
4.6.3. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return saham Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return saham. Artinya besar kecilnya nilai DER tidak mempengaruhi return saham. Hal ini dapat dibuktikan dengan grafik dibawah ini:
Sumber: Data laporan keuangan yang telah diolah Gambar 8: Rata-rata DER dan Rata-rata Return saham Hal ini mengindikasikan bahwa nilai Debt to Equity Ratio tidak menjadi acuan bagi para investor untuk mengambil keputusan investasi sehingga tidak mempengaruhi return saham. Hal ini dapat terlihat dari data rata-rata DER dan rata-rata return saham perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini bahwa meskipun nilai DER mengalami penurunan dan peningkatan setiap tahunnya tetapi nilai return saham tetap mengalami peningkatan karena tidak ada pengaruh dari variabel Debt to Equity Ratio ini.
4.6.4. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return saham Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa Current Ratio secara parsial berpengaruh terhadap return saham dengan arah positif. Artinya besar kecilnya nilai CR mempengaruhi return saham, semakin meningkat nilai CR maka semakin meningkat pula return saham. Hal ini dapat dibuktikan dengan grafik dibawah ini:
Sumber: Data laporan keuangan yang telah diolah Gambar 9: Rata-rata Current Ratio dan Rata-rata Return Saham Current Ratio menggambarkan tingkat kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi hutang lancarnya. Sehingga semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar current ratio mencerminkan semakin likuid perusahaan tersebut, sehingga kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi. Dengan kata lain, perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sudah melakukan manajemen modal kerja dengan cukup baik sehingga Current ratio dari tahun 2013 sampai 2015 menunjukan tren naik. Artinya investor menggunakan Current Ratio sebagai input dalam pengambilan keputusan investasi yang dalam hal ini dapat dilihat bahwa kenaikan CR selama tiga tahun direspon positif oleh pasar sehingga return saham pun mengalami kenaikan selama 2013 sampai 2015.
5.
PENUTUP
5.1
Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Earning per Share, Return on
Asset, Debt to equity Ratio dan Current ratio terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2013-2015. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Earning per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. 2. Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. 3. Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. 4. Current Ratio (CR) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.
5.2
Implikasi Manajerial Implikasi manajerial yang mungkin berguna bagi emiten dan investor sebagai berikut:
1. Implikasi manajerial untuk investor yaitu agar penelitian ini dapat digunakan sebagai input dalam melakukan pengambilan keputusan investasi bagi investor untuk memperkecil risiko dalam investasi saham, investor dapat menggunakan rasio-rasio keuangan perusahaan sebagai analisis untuk mengetahui kondisi perusahaan dari laporan keuangan perusahaan sebagai salah satu masukan atau pertimbangan dalam mendorong keputusan investasi. Berdasarkan penelitian ini, sebaiknya investor memonitor kenaikan atau penurunan rasio Earning Per Share (EPS), Return on Asset (ROA), dan Current Ratio (CR), karena penelitian ini telah membuktikan bahwa rasiorasio tersebut memiliki pengaruh terhadap return saham. 2. Implikasi manajerial bagi emiten yaitu agar penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi emiten sebagai pertimbangan dalam melakukan perbaikan atau peningkatan kinerja perusahaan, perusahaan lebih memperhatikan manajemen modal kerja, penjualan, produksi yang efisien, penggunaan aset-aset secara efektif, perusahaan selalu memperhatikan dan memaksimalkan rasio-rasio keuangan perusahaan karena umumnya investor melihat prospek perusahaan melalui laporan keuangan serta meningkatkan kinerja keuangan sebagai sinyal positif bagi para investor melalui publikasikan laporan yang dapat dipercaya agar dapat menarik investor.
5.3
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai keterbatasan sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen atau variabel bebas yaitu Earning per Share, Return on Asset, Debt to Equity Ratio dan Current ratio sedangkan masih ada banyak variabel dan faktor lain yang dapat mempengaruhi return saham. 2. Pengamatan hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi sedangkan masih terdapat sektor lain dapat menjadi bahan penelitian. 3. Periode pengamatan dalam penelitian ini hanya dalam tiga tahun (2013-2015). 4. Periode pengamatan abnormal return hanya dilakukan selama 15 hari di sekitar tanggal publikasi laporan keuangan perusahaan.
5.4
Saran
1. Saran Akademis Saran untuk peneliti selanjutnya sehubungan dengan angka koefisien determinasi yang tidak terlalu besar dalam penelitian ini (15.7%) yang artinya variabel bebas dalam penelitian ini hanya dapat menjelaskan 15.7% pengaruh terhadap variabel terikat yaitu return saham sehingga masih sangat banyak variabel maupun faktor lain yang dapat mempengaruhi return saham, dan masalah-masalah yang diuraikan pada point pembahasan, maka diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan variabelvariabel lain yang mungkin ikut mempengaruhi return saham. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi return saham selain variabel bebas dalam penelitian ini seperti Total Asset Turnover (TATO), Price Earning Ratio (PER), Ukuran Perusahaan (Size), Return On Equity (ROE) dan variabel-variabel lain yang belum disebutkan. Penggunaan sampel yang lebih luas lagi sehingga hasil penelitian lebih representatif. Dan menambah periode pengamatan serta jumlah hari pengamatan abnormal return agar
hasil penelitian lebih representatif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya dalam bidang ilmu akuntansi, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return saham. 2. Saran Praktis a. Sebaiknya perusahaan senantiasa meningkatakan penjualan dan memproduksi barang dengan efisien dan efektif yang pada akhirnya akan meningkatkan laba dan meningkatkan profitabilitas dengan cara mengelola aset dengan efektif agar dapat meningkatkan laba perusahaan sehingga rasio keuangan seperti dalam penelitian ini yaitu Earning Per Share dan Return on Asset memiliki peningkatan sebagai tanda bahwa kinerja perusahaan meningkat. Perusahaan juga seharusnya mempertimbangkan keputusan pendanaan yang akan diambil, juga perusahaan harus senantiasa melakukan manajemen modal kerja yang baik agar rasio keuangan perusahaan yang menjadi penilaian dari investor dalam pengambilan keputusan investasinya yaitu Debt to Equity Ratio dan Current Ratio memiliki penilaian yang baik karena dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata investor. b. Investor dapat menggunakan rasio-rasio keuangan perusahaan sebagai analisis untuk mengetahui kondisi perusahaan dari laporan keuangan perusahaan sebagai masukan atau pertimbangan dalam mendorong keputusan investasi. Berdasarkan penelitian ini, sebaiknya investor memonitor kenaikan atau penurunan rasio Earning Per Share (EPS), Return on Asset (ROA), dan Current Ratio (CR), karena penelitian ini telah membuktikan bahwa rasio-rasio tersebut memiliki pengaruh terhadap return saham.
DAFTAR PUSTAKA Bursa Efek Indonesia. 2016. Mengenal Pasar Modal, Pengantar Pasar Modal. www.idx.co.id. Bursa Efek Indonesia. 2015. Yuk Nabung Saham. http://yuknabungsaham.idx.co.id/. Fahmi, Irham. 2015a. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta. ______. 2015b. Manajemen Investasi Edisi 2: Teori dan Soal Jawab. Jakarta: Salemba empat. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit – Undip. Halim, Abdul. 2015. Analisis Investasi dan Aplikasinya. Jakarta: Salemba Empat. Hanafi, M. Nahmud. 2015. Manajemen Keuangan Edisi 1. Yogyakarta: BPFE. Hartono, Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan (Integrated and Comprehensive Edition). Jakarta: PT Grasindo. Idris, Muhammad – detikFinance. Hasil Kampanye 'Yuk Nabung Saham': 7.000 Investor Baru. http://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-3097776/hasil-kampanye-yuknabung-saham-7000-investor-baru. Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pres. Komar. 2016. BEI Catat Kenaikan Jumlah Investor Saham. http://www.topsaham.com/index.php/opini/item/955-bei-catat-kenaikan-jumlahinvestor-saham. Rodoni, Ahmad dan Herni Ali, HT. 2014. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Mitra Wacana Media. Parwati, R.R. Ayu Dika dan Gede Mertha Sudiartha, 2016, Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas Dan Penilaian Pasar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur, E-Jurnal Manajemen Unud Vol. 5, No.1, 385 – 413. Purwanti, Sri, Endang Masitoh W. dan Yuli Chomsatu, 2015, Pengaruh Laba Akuntansi Dan Arus Kas Terhadap Return Saham Perusahaan Yang Listing Di BEI, Jurnal Akuntansi Dan Pajak Vol. 16, NO. 01, 113. Yahoo Finance. http://finance.yahoo.com.