RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / semester Pertemuan ke Alokasi waktu
: : : : :
SMA NEGERI 1 BATANGHARI SOSIOLOGI X/1 1, 2, 3, 4 6 x 45 menit
Standar kompetensi
:
Kompetensi dasar
:
Indikator
:
Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat Menjelaskan fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan individu dalam masyarakat Menjelaskan sejarah perkembangan sosiologi Mendeskripsikan objek, fungsi, tujuan dan manfaat mempelajari sosiologi serta ciri dan hakikat sosiologi Mendeskripsikan perspektif dan akar-akar sejarah teori sosiologi
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan sejarah perkembangan sosiologi 2. Siswa dapat mendeskripsikan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan 3. Siswa dapat mendeskripsikan perspektif dan akar-akar sejarah teori sosiologi B. Materi Pokok / Pembelajaran Sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan dalam masyarakat (sejarah perkembangan, definisi, ciri, hakikat, objek, fungsi, tujuan dan manfaat mempelajari sosiologi). C. Metode Pembelajaran Studi pustaka, ceramah, tugas mandiri dan tanya jawab D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 1. Kegiatan Awal (10’) Memulai kegiatan belajar dengan membaca absen untuk mengecek kehadiran siswa Membuka wawasan siswa tentang ilmu pengetahuan yang sudah mereka pelajari Menginformasikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan kali ini 2. Kegiatan Inti (70’) Mengkaji literatur untuk menemukan tahap-tahap perkembangan ilmu sosiologi, yaitu: Abad pencerahan, merupakan abad berkembangnya ilmu pengetahuan yang ditandai dengan berbagai macam penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat yang sebelumnya dianggap sebagai nasib yang tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Abad revolusi (abad 17). Ada tiga revolusi besar yang terjadi sepanjang abad ke 18 yang mengakibatkan perubahan besar di seluruh dunia terutama di Eropa. Revolusi tersebut adalah Revolusi Amerika, Revolusi Industri dan Revolusi Prancis o Revolusi Amerika, ditandai dengan didirikannya negara republik di Amerika Utara dengan sistem pemerintahan demokratis. Revolusi Amerika menggugah kesadaran akan pentingnya hak azazi manusia o Revolusi Industri, ditandai dengan terjadinya perubahan besar dalam cara memproduksi dari tenaga manusia ke tenaga mesin. Revolusi industri berpengaruh terhadap munculnya kalangan baru dalam masyarakat yaitu para pemilik modal yang disebut kaum kapitalis (borjuis) dan para pekerja pabrik yang disebut kaum buruh (proletar) o Revolusi Perancis, menguatkan tersebarnya semangat liberalisme di segala bidang kehidupan. Di bidang sosial semangat liberalisme muncul dalam kesadaran akan hak asasi manusia sedangkan dalam bidang politik semangat liberalisme tampak dari penerapan hukum atau undang-undang. Perubahan besar dalam masyarakat. Abad Revolusi mengakibatkan terjadinya perubahan besar dalam masyarakat. Gejolak abad revolusi itu menggugah para ilmuan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis dengan penjelasan yang rasional. Artinya: RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
1
o Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib melainkan dapat diketahui sebab akibatnya. o Harus dicari metode ilmiah sebagai alat bantu untuk menjelaskan perubahan itu. o Dengan metode ilmiah yang tepat perubahan dalam masyarakat dapat diantisipasi sebelumnya. Kelahiran sosiologi, Sosiologi lahir di Eropa. Istilah sosiologi diperkenalkan oleh Auguste Comte dalam bukunya filsafat positif sebagai pendekatan khusus untuk mempelajari masyarakat. Comte merintis upaya penelitian terhadap masyarakat yang selama berabad-abad dianggap mustahil. Kelahiran sosiologi juga ditandai dengan tampilnya ilmuan besar di bidang sosiologi seperti Pitirim Sorokin, Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, George Simmel dan Max Weber yang semunya berasal dari Eropa. Pendekatan yang ditawarkan oleh para ilmuan sosial di abad 19 cenderung makro. Bagi mereka perubahan suatu masyarakat dapat diprediksi dari karakteristik masyarakat itu secara keseluruhan. Lahirnya sosiologi modern. Sosiologi berkembang di Amerika karena gejolak sosial yang terjadi di sana. Gejolak sosial tersebut ditandai dengan berdatangannya imigran dalam jumlah yang besar ke Amerika yang mengakibatkan pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru yang lengkap dengan gejolak kehidupan kota besar. Perubahan tersebut menggugah para ilmuan sosial untuk menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi sosial ketika itu. Pendekatan sosiologi modern cendrung mikro, artinya perubahan masyarakat disimpulkan dari berbagai fakta sosial. Mengkaji definisi ilmu pengetahuan Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir, berkehendak dan merasa. Dengan pikirannya manusia mendapatkan (ilmu) pengetahun; dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kesenangan. Apakah sosiologi benar-benar merupakan ilmu pengetahuan?. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin mengetahuinya. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunana panca indranya yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (superstitions), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformations). Tidak semua pengetahuan merupakan suatu ilmu. Hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang merupakan ilmu pengetahun. Sistematika berarti urutan-urutan yang tertentu unsur-unsur yang merupakan suatu kebulatan sehingga dengan adanya sistematika tersebut akan jelas tergambar garis besar ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk lebih mengetahui dan mendalami segala segi kehidupan. Pada hakikatnya ilmu pengetahuan timbul karena hasrat ingin tahu dalam diri manusia. Hasrat ingin tahu tadi timbul karena banyak sekali aspek kehidupan yang masih gelap bagi manusia dan manusia ingin mengatahui kebenaran dari kegelapan tersebut. 3. Kegiatan Akhir (10’) Memberi postest kepada siswa secara lisan untuk menggugah ingatan siswa terahadap materi pelajaran Menyimpulkan materi yang telah dipelajar Pertemuan 2 1. Kegiatan Awal (10’) Memulai kegiatan belajar dengan membaca absen untuk mengecek kehadiran siswa Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pelajaran yang lalu untuk mengulang kembali materi yang telah diajarkan Menginformasikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan kali ini 2. Kegiatan Inti (70’) Mengkaji literatur untuk menemukan definisi sosiologi menurut para ahli, yaitu: o Auguste Comte o Max Weber o Emile Durkheim Mendeskripsikan objek sosiologi menurut Ritzer Mengkaji pokok bahasan sosiologi menurut: o Auguste Comte o Max Weber o Emile Durkheim Mengkaji fungsi dan manfaat mempelajari sosiologi Mengkaji ciri sosiologi, yaitu: o Empiris, artinya diperoleh berdasarkan pada observasi terhadap fakta dan akal sehat. o Teoritis, artinya selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil pengamatan RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
2
o Komulatif, artinya disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada o Non etis, artinya pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruknya tetapi bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam Mengkaji hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yaitu: o keduanya adalah ilmu sosial o bersifat kategoris mempelajari apa yang terjadi bukan apa yang seharusnya terjadi o tergolong ke dalam ilmu murni, ilmu pengetahuan murni adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk membentu dan mengembangkan ilmju pengetahuan secara abstrak hanya untuk mempertinggi mutunya tanpa mengutamakan segi penerapannya. Sedangkan ilmu pengetahuan terapan adalah ilmu yang bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu tersebut dalam masyarakat. o ilmu pengetahuan yang abstrak bukan konkret o bertujuan menghasilkan pengertian dan pola umum manusia dan masyarakat o ilmu pengetahuan umum mempelajari gejala umum pada umat manusia 3. Kegiatan Akhir (10’) Memberikan pertanyaan postes tentang materi yang telah dipelajari Menunjuk beberapa orang siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran pada pertemuan ini Pertemuan 3 1. Kegiatan Awal (10’) Memulai kegiatan belajar dengan membaca absen untuk mengecek kehadiran siswa Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pelajaran yang lalu yaitu tentang definisi, objek, ciri dan hakikat sosiologi untuk mengulang kembali materi yang telah diajarkan Menginformasikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan kali ini 2. Kegiatan Inti (70’) Perspektif evolusionis Perspektif evolusionis adalah perspektif teoritis yang paling awal dalam sosiologi. Didasarkan pada karya Auguste Comte (1798-1857) dan Herbert Spencer (1820-1903), perspektif ini memberikan keterangan tentang bagaimana masyarakat berkembang dan tumbuh. Dengan perspektif evolusionis dapat dicari pola perubahan dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat yang berbeda, untuk mengetahui apakah ada urutan umum yang dapat ditemukan. Perspektif interaksionis Para ahli interaksi simbolik memusatkan perhatiannya tehadap interaksi antara individu dan kelompok. Mereka menemukan bahwa orang-orang berinteraksi terutama dengan menggnakan simbol-simbol yang mencakup tanda, isyarat dan yang paling penting melalui kata-kata secara tertulis dan lisan. Manusia tidak bereaksi terhadap dunia sekitar secara langsung, mereka bereaksi terhadap makna yang mereka hubungkan dengan benda-benda dan kejadian-kejadian sekitar mereka. Bila seorang laki-laki mendekat dan mengulurkan tangan kanannya, kita mengartikannya sebagai suatu salam persahabatan; bila mendekat dengan tangan mengepal, maka situasinya berlainan. Perspektif interaksionisme simbolis memusatkan perhatiannya pada arti-arti apa yang ditemukan orang pada perilaku orang lain, bagaimana arti ini diturunkan dan bagaimana orang lain menanggapinya. Perspektif Fungsionalis Dalam perspektif ini, suatu masyarakat dilihat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerjasama secara terorganisasi yang bekerja dalam suatu cara yang agak teratur menurut seperangkat peraturan dan nilai yang dianut oleh sebagian besar masyarakat tersebut. Masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang stabil dengan suatu kecenderungan ke arah keseimbangan. Corak perilaku timbul karena secara fungsional bermanfaat. Di daerah perbatasan Amerika dimana terdapat beberapa penginapan dan hanya sedikit orang yang mampu menyewanya, tumbuhlah suatu pola sikap yang penuh keramah-tamahan. Keluarga-keluarga yang tengah bepergian pada waktu malam, merupakan tamu-tamu yang disambut hangat oleh setiap penduduk. Mereka yang sedang bepergian itu membawa berita-berita dan pelipur kebosanan, tuan rumah menyediakan makanan dan penginapan. Dengan bertambah mantapnya daerah perbatasan, pola keramahtamahan tidak lagi penting dan menurun. Jadi pola perilaku timbul untuk memenuhi kebutuhan dan hilang bila kebutuhan berubah. Perubahan sosial mengganggu keseimbangan masyarakat yang stabil, namun tidak lama kemudian terjadi keseimbangan baru. Sebagai contoh dalam sebagian besar masyarakat, keluarga-keluraga besar sangat didambakan. Tingkat kematian tinggi dan keluarga besar membantu untuk meyakinkan adanya beberapa yang selamat. Khususnya di Amerika, suatu benua yang sangat laus. Yang belum memiliki cukup tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan, secara fungsional keluarga besar bermanfaat. RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
3
Keluarga-keluarga itu menyediakan tenaga kerja, persaudaraan dan jaminan masa tua dan merupakan hal yang baik, baik bagi perorangan maupun untuk masyarakat. Kini dengan padatnya penduduk dunia, dengan tingkat kematian yang rendah keluarga besar tidak lagi menjadi tujuan. Dengan kata lain, keluarga besar menjadi gangguan fungsional dan mengancam kesejahteraan masyarakat. Jadi, suatu nilai atau kejadian pada suatu waktu atau tempat dapat menjadi fungsional atau disfungsional pada saat dan tempat yang berbeda. Perspektif konflik bilamana, para fungsionalis melihat keadaan normal masyarakat sebagai suatu keseimbangan yang mantap, maka para teoretisi konflik melihat masyarakat sebagai berada dalam konflik yang terus menerus di antara kelompok dan kelas. Para teoretisi konflik modern melihat perjuangan meraih kekuasaan dan penghasilan sebagai suatu proses yang berkesinambungan yang menimbulkan konflik. Para teoretisi konflik memandang suatu masyarakat sebagai terikat bersama karena kekuatan dari kelomok atau kelas yang dominan. Mereka mengklaim bahwa “nilai-nilai bersama” yang dilihat oleh para fungsionalis sebagai suatu ikatan pemersatu tidaklah benar-benar suatu konsensus yang benar; sebaliknya konsensus tersebut adalah ciptaan kelompok atau kelas yang dominan untuk melaksanakan nilai-nilai serta peraturan mereka terhadap semua orang. Menurut para teoretisi konflik, para fungsionalis gagal mengajukan pertanyaan “secara fungsional bermanfaat untuk siapa?”. Para teoretisi konflik menuduh para fungsionalis berkecenderungan konservatif, dalam arti para fungsionalis berasumsi bahwa “keseimbangan yang serasi” bermanfaat bagi setiap orang sedangkan hal itu menguntungkan beberapa orang dan merugikan sebagian lainnya. Para teoretisi konflik memandang keseimbangan suatu masyrakat yang serasi sebagai suatu khayalan dari mereka yang tidak berhasil mengatahui bagaimana kelompok yang dominan telah membungkam mereka yang dieksploitasi. 3. Kegiatan Akhir (10’) Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan Meminta beberapa orang siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran. Pertemuan 4 1. Kegiatan Awal (10’) Memulai kegiatan belajar dengan membaca absen untuk mengecek kehadiran siswa Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pelajaran yang lalu untuk mengulang kembali materi yang telah diajarkan Menginformasikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan kali ini 2. Kegiatan Inti (70’) Mengkaji literatur untuk menemukan akar-akar sejarah teori sosiologi, yaitu: Politik ekonomi Laissez-Faire ala Skotlandia-Inggris dan Utilitarianisme Inggris. Teori-teori ini sangat bersifat individualistik dan memandang manusia itu pada dasarnya bersifat rasional, selalu menghitung dan mengendalikan pilihan yang dapat memperbesar kesenangan pribadi atau keuntungan pribadi, dan mengurangi penderitaan atau menekan biaya. Positivisme Prancis sesudah revolusi. Kata positivisme menunjuk pada pendekatan terhadap pengetahuan empiris. Menurut pendekatan ini, semua yang kita tahu akhirnya berasal dari pengalaman inderawi atau data empiris. Hal ini memperlihatkan suatu perubahan dari pandangan tradisional yang menerima tradisi sebagai suatu sumber pengetahuan yang lebih mendasar daripada data yang diperoleh lewat indera manusia. Pertumbuhan sosiologi di Perancis mencerminkan keyakinan bahwa masyarakat atau kehidupan sosial merupakan bagian dari alam dan dikendalikan oleh hukum-hukum alam yang dapat ditemukan dengan dengan menerapkan teknik ilmiah yang sama dalam penelitian seperti yang digunakan dalam ilmu pengetahuan lainnya. Historisisme Jerman. Berlawanan dengan positivisme Prancis, tradisi historisi Jerman menekankan perbedaan antara ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial. Hukum alam menentukan peristiwa-peristiwa dalam dunia fisik, tetapi dunia manusia adalah dunia kebebasan dan pilihan-pilihan yang bersifat sukarela, tidak seperti hukum-hukum fisik atau hukum alam yang deterministik. Untuk mengerti atau menjelaskan perilaku manusia, dituntut lebih dari hanya sekedar menggambarkan pernyataan-pernyataan yang ada di kulit luar. Sebaliknya, perlu mendalami artinya yang berarti sadar akan orientasi subyektif dan maksud-maksud individu yang terlibat di dalamnya. Untuk mengerti dinamika suatu masyarakat, perlu bagi seorang penganalisa sosial untuk mendalami kebudayaan dari dalam, mengalami sendiri pandangan hidupnya yang khusus, ideal dan nilai-nilai serta artinya.
RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
4
Pemahaman terhadap arti-arti subyektif atau pandangan hidup budaya tidak dieperlukan untuk mengerti dan menjelaskan gerak-gerak benda fisik, tetapi sangat penting untuk mengerti perilaku manusia. Pragmatisme Amerika dan psikologi sosial. Suatu sifat yang khas dalam mentalitas Amerika adalah bahwa mereka tidak tahan akan ide-ide yang sangat spekulatif, yang tidak mempunyai nilai praktisnya. Sebaliknya ide-ide dan kepintaran manusia sangat erat kaitannya degan tindakan. Ide-ide dikembangkan atau dipelajari dalam membuat keputusan-keputusan untuk mengatasi masalah-masalah hidup yang nyata. Sifat khas yang lain dari mentalitas Amerika yang mempengaruhi sosiologi Amerika adalah tekanan yang kuat pada individualisme. Karena tekanan pada individualisme ini, tidak mengherankan kalau sumbangan khusus dari para pelopor Amerika dalam sosiologi berupa satu pandangan tingkatan mikro mengenai kenyataan sosial. Pertemuan 5 1. Kegiatan Awal (10’) Memberikan kesempatan kepada siswa membaca materi pelajaran pada pertemuan yang lalu Memberikan beberapa pertanyaan untuk mengulang materi yang telah diajarkan 2. Kegiatan Inti (70’) Mengkaji materi sosiologi sebagai metode Observasi ilmiah - Teknik dasar metode ilmiah. Ilmu pengetahuan didasarkan pada bukti yang dapat diuji. Yang dimaksud dengan bukti adalah pengamatan faktual yang dapat dilihat, ditimbang, dihitung dan diperiksa ketelitiannya oleh para pengamat lainnya. Observasi ilmiah tidaklah sama dengan “melihat sesuatu”. Kita semua selalumelihat sesuatu sepanjang hidup kita, tetapi ini tidak menjadikan kita pengamat ilmiah. Sama halnya dengan menangkap lalat sepanjang hidup tidaklah menjadikan kita ahli serangga. Dimana letak perbedaan observasi ilmiah dari sekedar “melihat sesuatu”? a. Observasi ilmiah harus cermat. Para pengamat ilmiah berusaha meyakinkan bahwa apa yang digambarkan adalah sebagaimana adanya dan tidak tergesa-gesa dalam menarik kesimpulan. Seorang pengarang ceritera roman boleh saja berfantasi, demikian pula seorang politikus tidak dilarang melebih-lebihkan sesuatu, tetapi seorang ilmuwan haruslah berusaha agar benar-benar cermat. b. Observasi ilmiah haruslah tepat. Bila kecermatan mengacu pada kebenaran suatu pernyataan, maka ketepatan mengacu pada derajat atau pengukuran. Seorang ahli ilmu pengetahuan yang mengatakan “Saya telah mewawancarai banyak orang dan kebanyakan dari mereka merasakan bahwa keadaan sangat buruk” tidak akan menyatakan bahwa apa yang dikatakannya itu adalah hasil penelitian ilmiah. Karena penulisan ilmiah harus tepat, maka para ilmuwan akan menghindarkan penulisan seperti karya sastra yang indah dan berlebih-lebihan. Bait karya sastra yang berbunyi “Setiap saat seorang manusia mati, setiap saat seorang bayi lahir” adalah karya sastra bukan karya ilmiah. Bila ditulis dengan ketepatan ilmiah mungkin akan terbaca “Dalam tahun 1980, rata-rata setiap 0.596 detik 1 orang meninggal; setiap 0,2448 detik seorang bayi dilahirkan”. c. Observasi ilmiah harus dicatat. Ingatan manusia tidak lepas dari kesalahan. Bila seorang guru mengatakan “dalam pelajaran ini, biasanya wanita tidak sebaik pria”, pernyataannya pastilah kita anggap janggal, sebab sulit mempercayai suatu kesimpulan yang didasarkan pada data yang tidak tercatat, kecuali bila ia mengatakannya berdasarkan perhitungan skor rata-rata sekian ratus siswa dari berbagai kelas, ia menemukan bahwa angka rata-rata pria lebih baik dari angka rata-rata wanita. d. Observasi ilmiah harus objektif. Obyektifitas berarti kesanggupan melihat dan menerima fakta sebagaimana adanya, bukan sebagaimana diharapkan terjadi. Ini berarti sebatas kemampuan manusia memungkinkan. Observasi tidak dipengaruhi oleh kepercayaan, harapan serta nilai-nilai dari pengamat sendiri Mengkaji Metode penelitian ilmiah Metode ilmiah mencakup banyak hal. Ilmuwan harus mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang latar belakang suatu masalah dan kemudian merumuskan suatu hipotesis. Hipotesis merupakan suatu pernyataan teoretis yang telah dipertimbangkan dengan sangat hati-hati yang berusaha menghubungkan semua fakta yang telah diketahui satu sama lain dengan cara yang logis. Hipotesis tersebut kemudian diuji melalui penelitian ilmiah. Ada berbagai langkah dalam penelitian ilmiah yaitu: 1. Merumuskan masalah. Kita membutuhkan suatu masalah yang bermanfaat untuk diteliti dan yang dapat diselidiki melalui metode ilmiah 2. Meninjau kepustakaan. 3. Merumuskan hipotesis 4. Merencanakan desain penelitian RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
5
5. Mengumpulkan data sesuai disain yang telah dibuat 6. Menganalisis data. Membuat klasifikasi, tabel dan memperbandingkan data, melaksanakan berbagai pengujian dan perhitungan yang diperlukan. 7. Menarik kesimpulan. Mengkaji metode sosiologi. Soerjono Soekanto mengemukakan pada dasarnya terdapat dua jenis metode atau teknik yang dipergunakan dalam sosiologi, yaitu : a. Metode Kualitatif mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka-angka atau ukuran-ukuran yang matematis. b. Metode Kuantitatif Mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka sehingga gejalagejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan statistik. 3. Kegiatan Akhir (10’) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan Menunjuk beberapa orang siswa untuk memberikan kesimpulan materi yang telah diajarkan E. Alat, bahan dan sumber belajar Wikipedia ensiklopedi, Sosiologi suatu pengantar (Soerjono Seokanto), Sosiologi (Paul B Horton dan Charles L Hunt) Sumber dari artikel, internet dan bahan lain yang relevan F. Penilaian a. Jenis tagihan : soal esai 1. Jelaskan tahap-tahap perkembangan ilmu sosiologi! 2. Jelaskan peran Auguste Comte dalam kelahiran ilmu sosiologi! 3. Jelaskan pengertian sosiologi secara etimologi! 4. Buatlah satu definisi sosilogi menurut pendapat anda! 5. Apa yang menjadi fokus kajian dalam sosiologi b. Bentuk instrumen : uraian Muara Bulian, 21 Juli 2009 Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Nuriwan Bhakti, S.Pd NIP. 131773625
Hefri Asra Omika, S.Sos NIP. 430030211
RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / semester Pertemuan ke Alokasi waktu
: : : : :
SMA NEGERI 1 BATANGHARI SOSIOLOGI X/1 6, 7, 8, 9 8 x 45 menit
Standar kompetensi
:
Kompetensi dasar
:
Indikator
:
Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat Menjelaskan fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan individu dalam masyarakat Mendeskripsikan pengertian dan karakteristik masyarakat Mendeskripsikan pengertian masalah sosial Mendeskripsikan klasifikasi dan penyebab masalah sosial Mendeskripsikan beberapa masalah sosial yang menonjol
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendefinisikan masyarakat 2. Siswa dapat mengidentifikasi masalah sosial dalam masyarakat B. Materi Pokok / Pembelajaran Sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan dalam masyarakat. (Masyarakat sebagai sistem sosial, sosiologi sebagai metode dan masalah sosial) C. Metode Pembelajaran Studi pustaka, ceramah, tugas mandiri dan diskusi kelompok D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 6 1. Kegiatan Awal (10’) Mengajak siswa mengingat kejadian-kejadian yang pernah mereka alami dalam kehidupan masyarakat Menampilkan gambar-gambar yang menunjukkan eksistensi masyarakat 2. Kegiatan Inti (70’) Menugaskan siswa mecari literatur tentang masyarakat Pengertian masyarakat menurut Ralph Linton. Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Menurut Selo Soemardjan. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Unsur-unsur masyarakat menurut Soerjono Soekanto, yaitu: a. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Secara teoritis minimal tediri dari dua orang yang hidup bersama b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan manusia tidak sama dengan kumpulan bendabenda mati seperti kursi, meja dan sebagainya. Karena dengan berkumpulnya manusia maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti; mereka juga mempunyai keinginan-keinginan untuk menyampaikan kesan atau perasaannya. Sebagai akibat dari hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan timbullah peraturanperaturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut. c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan. d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan. Suatu masyarakat sebenarnya merupakan sistem adaptif, karena masyarakat merupakan wadah untuk memenuhi pelbagai kepentingan dan tentunya juga untuk dapat bertahan. Namun, disamping itu, masyarakat sendiri juga mempunyai pelbagai kebutuhan yang harus dipenuhi agar masyarakat itu dapat hidup terus. RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
7
3. Kegiatan Akhir (10’) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan Mengajukan beberapa pertanyaan penutup kepada siswa untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Menunjuk beberapa orang siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran Pertemuan 7 1. Kegiatan Awal (10’) Mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi pelajaran yang lalu untuk memberikan penguatan terhadap materi yang telah diajarkan Mengajak siswa mengingat masalah-masalah sosial yang pernah mereka ketahui baik itu melalui media masa, media elektronik atau yang pernah mereka saksikan secara langsung. 2. Kegiatan Inti (70’) Mengkaji definisi dan klasifikasi masalah sosial Batasan dan pengertian masalah sosial Tidak semua gejala dalam masyarakat berlangsung secara normal sebagaimana dikehendaki masyarakat bersangkutan. Hal itu disebabkan karena unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecawaan. Gejala-gejala abnormal tersebut dinamakan masalah-masalah sosial. Masalah sosial berbeda dengan problema lainnya di dalam masyarakat karena masalah-masalah sosial tersebut berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga kemasyarakatan. Masalah tersebut bersifat sosial karena bersangkut paut dengan hubungan antarmanusia. Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Oleh sebab itu masalah sosial tidak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan dianggap buruk. Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau, menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan warga kelompok sosial tersebut sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat. Apabila antara unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok. Suatu kebudayaan mungkin berubah sedemikian rupa bila para anggota masyarakat merasa bahwa kebutuhan-kebutuhan tak dapat dipenuhi oleh kebudayaannya. Kebutuhan tersebut mungkin berupa kebutuhan biologis ataupun sosial. Secara biologis manusia mempunyai dua kebutuhan yang fundamental, yaitu kebutuhan pada makanan dan hidup. Disamping itu manusia juga mempunyai kebutuhan sosial seperti kedudukan sosial, peranan sosial dan sebagainya. Apabila individu tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, hidupnya akan tertekan. Klasifikasi masalah sosial dan sebab-sebabnya Setiap masyarakat mempunyai norma yang bersangkut paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental serta penyesuaian diri individu atau kelompok sosial. Penyimpanganpenyimpangan terhadap norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal yang merupakan masalah sosial. Sesuai dengan sumber-sumbernya masalah sosial dapat diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu: 1. Ekonomis, seperti kemiskinan, pengangguran dan sebagainya 2. Biologis, seperti penyakit menular 3. Psikologis, seperti penyakit syaraf, bunuh diri, dan seterusnya 4. Kebudayaan, seperti perceraian, kejahatan, kenakalan remaja dan sebagainya Ukuran-ukuran sosiologis terhadap masalah sosial 1. Kriteria utama Pokok masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai sosial dengan kondisi nyata kehidupan. Artinya, adanya kepincangan-kepincangan antara angapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup. 2. Sumber-sumber sosial masalah sosial Sumber masalah sosial tidaklah semata-mata bersifat sosial. Akan tetapi kepincangan-kepincangan yang disebabkan oleh gempa bumi, angin ribut, gunung meletus, banjir dan segala sesuatu yang RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
8
disebabkan oleh alam juga merupakan masalah sosial. Misalnya, kemiskinan mungkin terjadi karena kegagalan penen disebakan karena alam yang tidak menguntungkan manusia. Yang pokok adalah bahwa akibat gejala-gejala tersebut, baik gejala sosial maupun gejala bukan sosial menyebabkan masalah sosial. 3. Pihak-pihak yang menetapkan masalah sosial Dalam masyarakat, merupakan gejala yang wajar jika sekelompok warga masyarakat menjadi pemimpin masyarakat tersebut. Golongan kecil tersebut mempunyai kekuasaan dan wewenang yang lebih besar dari orang-orang lain untuk membuat serta menentukan kebijaksanaan sosial. 4. Manifest social problems dan laten social problems Manifest sosial problems merupakan masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan-kepincangan dalam masyarakat, yang dikarenakan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Masyarakat pada umumnya tidak menyukai tindakan yang menyimpang. Sedangkan latent social probels juga menyangkut hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat, tetapi tidak diakui demikian halnya. Dalam hal ini sosiologi bertujuan untuk membuak mata agar mereka memperhitungkan akibat segala tindakannya. 5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial Suatu kejadian yang merupakan masalah sosial belum tentu mendapat perhatian yang sepenuhnya dari masyarakat. Sebaliknya, suatu kejadian yang mendapat sorotan masyarakat belum tentu merupakan masalah sosial. Tingginya angka pelanggaran lalu lintas mungkin tidak terlalu diperhatikan masyarakat. Alam tetapi, suatu kecelakaan kereta api yang meminta korban banyak lebih mendapat sorotan masyarakat. 3. Kegiatan Akhir (10’) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan Menunjuk beberapa orang siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran Pertemuan 8 1. Kegiatan Awal (10’) Mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi masalah sosial yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya Menampilkan gambar-gambar yang berhubungan dengan masalah sosial 2. Kegiatan Inti (70’) Membagi siwa menjadi 8 kelompok, tiap-tiap kelompok mendapatkan kasus yang berbeda-beda. Kelompok 1 mendiskusikan masalah Kemiskinan Kemiskinan diartikan sebagai suat keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Dengan berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan diterapkannya taraf hidup tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat, kemiskinan muncul sebagai masalah sosial. Pada waktu itu individu sadar akan kedudukan ekonomisnya sehingga mereka mampu mengatakan apakah dirinya kaya atau miskin. Pada masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya, mungkin kemiskinan bukan merupakan masalah sosial karena mereka menganggap bahwa semuanya telah ditakdirkan sehingga tidak ada usaha-usaha untuk mengatasinya. Mereka tidak akan terlalu memerhatikan keadaan tersebut, kecuali apabila mereka betul-betul menderita karenanya. Pada masyarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu masalah sosial karena sikap yang membenci kemiskinan. Seseorang bukan merasa miskin karena kurang makan, pakaian atau perumahan, tetapi, karena harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada. Hal ini terlihat di kota-kota besar Indoensia, seperti Jakarta; seseorang dianggap miskin karena tidak memiliki radio, televisi atau mobil sehingga lama kelamaan benda-benda sekunder tersebut dijadikan ukuran bagi keadaan sosial ekonomi seseorang, yaitu apakah dia miskin atau kaya. Persoalan menjadi lain bagi mereka yang turut dalam arus urbanisasi, tetapi gagal mencari pekerjaan. Bagi mereka pokok persoalankemiskinan disebabkan tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer sehingga timbul tuna karya, tuna susila dan lain sebagianya. Secara sosiologis, sebab timbulnya masalah tersebut adalah karena salah satu lembaga kemasyarakat tidak berfungsi dengan baik, yaitu lembaga kemasyarakata di bidang ekonomi.
RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
9
Kelompok 2 mendiskusikan masalah disorganisasi keluarga Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban-kewajibannya yang sesuai dengan peranan sosialnya. Secara sosiologis, bentukbentuk disorganisasi keluarga antara lain adalah: a. Unit keluarga yang tidak lengkap karena hubungan di luar perkawinan walaupun dalam hal ini secara yuridis dan formal belum terbentuk suatu keluarga, bentuk ini dapat digolongkan sebagai disorganisasi keluarga sebab ayah (biologis) gagal dalam mengisi peranan sosialnya dan demikian juga halnya dengan keluarga pihak ayah maupun keluarga pihak ibu. b. Disorganisasi keluarga karena putusnya perkawinan sebab perceraian, perpisahan tempat tidur dan seterusnya. c. Adanya kekurangan dalam keluarga tersebut, yaitu dalam hal komunikasi antara anggotaanggotanya. d. Krisis keluarga, karena salah satu yang bertindak sebagai kepala keluarga, di luar kemampuannya sendiri meninggalkan rumah, mungkin karena meninggal dunia, dihukum atau karena peperangan. e. Krisis keluarga yang disebabkan oleh karena faktor intern, misalnya karena terganggu keseimbangan jiwa salah seorang anggota keluarga. Di zaman modern ini, disorganisasi keluarga mungkin terjadi karena tidak adanya keseimbangan dari perubahan-perubahan unsur-unsur warisan sosial. Keluarga, menurut pola masyarakat yang agraris menghadapi persoalan-persoalan dalam menyongsong modernisasi khususnya industrialisasi. Ikatan keluarga dalam masyarakat agraris didasarkan atas dasar faktor kasih sayang dan faktor ekonomis dalam arti keluarga tersebut merupakan suatu unit yang memproduksi sendiri kebutuhan-kebutuhan primernya. Dengan dimulainya industrialisasi pada suatu masyarakat agraris, peranan keluarga berubah. Biasanya ayah yang wajib mencari penghasilan. Seorang ibu, apabila penghasilan ayah tidak mencukupi, turut pula mencari penghasilan tambahan. Hal yang jelas adalah bahwa pola pendidikan anak-anak mengalami perubahan. Sebagian dari pendidikan anak-anak benar-benar diserahkan kepada lembaga-lembaga pendidikan di luar rumah seperti di sekolah. Pada hakikatnya, disorganisasi keluarga pada masyarakat yang sedang dalam keadaan transisi menuju masyarakat yang sedang dalam keadaan transisi menuju masyarakat yang modern dan kompleks disebabkan karena keterlambatan untuk menyesuaikan diri dengan situasi sosial ekonomi yang baru. Kelompok 3 membahas tentang Masalah generasi muda dalam masyarakat modern Masalah generasi muda pada umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan, yakni keinginan untuk melawan dan sikapyang apatis. Sikap melawan mungkin disertai dengan suatu rasa takut bahwa masyarakat akan hancur karena perbuatan-perbuatan menyimpang. Sementara sikap apatis biasanya disertai dengan rasa kecewa terhadap masyarakat. Apabila seseorang mencapai usia remaja, secara fisik dia telah matang, tetapi untuk dapat dikatakan dewasa dalam arti sosial masih dperlukan faktor-faktor lainnya. Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode itu, seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak, untuk menuju ke tahap selanjutnya yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Pada waktu itu remaja memerlukan bimbingan, terutama dari orang tuanya. Di kota-kota besar Indoensia, misalnya di Jakarta, acapkali generasi muda mengalami kekosongan lantaran kebuthan akan bimbingan langsung dari orang tua tidak ada atau kurang. Hal ini disebabkan karena keluarga mengalami disorganisasi. Pada keluarga-keluarga yang secara ekonomis kurang mamu, keadaan tersebut disebabkan karena orang tua harus mencari nafkah sehingga tak ada waktu sama sekali untuk mengasuh anak-anaknya. Sementara itu, pada keluarga yang mampu, persoalannya adalah karena orang uta terlau sibuk dengan urusa-urusan di luar rumah dalam rangka mengembangkan prestise. Masalah-masalah yang dihadapi generasi muda antara lain sebagai berikut: a. Persoalan nilai yang kurang ditanamkan oleh orang tua, terutama yang menjadi warga lapisan atas dalam masyarakat. Anak-anak dari orang-orang yang menduduki lapisan atas biasanya menjadi pusat sorotan dan sumber bagi imitasi untuk anak-anak yang berasal dari lapisan yang lebih rendah. b. Timbulnya organisasi-organisasi pemuda (juga pemudi) informal yang tingkah lakunya tidak disukai oleh masyarakat pada umumnya. c. Timbulnya usaha-usaha generasi muda yang bertujuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat yang disesuaikan dengan nilai-nilai kaum muda.
RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
10
Kelompok 4 membahas masalah peperangan Masalah peperangan berbeda dengan masalah sosial lainnya karena menyangkut beberapa masyarakat sekaligus sehingga memerlukan kerja sama internasional yang hingga kini belum berkembang dengan baik. Perkembangan teknologi yang semakin memodernisasikan cara-cara berperang dan menyebabkan pula kerusakan-kerusakan yang lebih hebat ketimbang masa-masa lampau. Keadaan dewasa ini yang sering disebut “perang dingin” merupakan suatu bentuk akomodasi. Akomodasi mungkin menghasilkan kerja sama seperti yang tertuan dalam bentuk organisasi-organisasi internasional , seperi Perserikatan Bangsa-bangsa. Di lain pihak, keadaan akomodasi juga menyebabkan kerja sama antara satu golongan agar sanggup mempertahankan diri terhadap golongan lain yang dianggap lawan. Maka, timbullah apa yang disebut Blok Barat, Blok Timur dan sebagainya. Masingmasing, di dalam rangka perang dingin, membentuk organisasi-organisasi pertahanan seperti NATO, SEATO, Pakta Warsawa dan selanjutnya, yang merupakan betuk-bentuk kerjasama yang merupakan benih bagi terjadinya peperangan. Peperangan mengakibatkan disorngasisasi dalam pelbagai aspek kemasyarakatan, baik bagi negara yang keluar sebagai pemenang, apalagi bagi negara yang takluk sebagai si kalah. Apalagi peperangan pada dewasa ini biasanya merupakan perang total, yaitu di mana tidak hanya angkata bersenjata yang tersangkut, tetapi seluruh lapsian masyarakat. Kelompok 5 membahas tentang pelacuran Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatanperbuatan seksual dengan mendapat upah. Pelacuran mempunyai pengaruh yang besar terhadap moral. Sebab terjadinya pelacuran haruslah dilihat dari faktor endogen dan eksogen. Diantara faktor-faktor endogen dapat disebutkan nafsu kelamin yan besar, sifat malas, dan keinginan yang besar untuk hidup mewah. Diantara faktor eksogen yang utama adalah faktor ekonomis, urbanisasi yang tak teratur dan seterusnya. Sebab utama yang sebenarnya adalah konflik mental, situasi hidup yang tidak menguntungkan dan pola kepribadian yang kurang dewasa, ditambah dengan intelegensi yang rendah tarafnya. Kelompok 6 membahas tentang alkoholisme Umumnya orang awam berpendapat bahwa alkohol merupakan suatu stimulan, padahal sesungguhnya alkohol merupakan racun protoplasmik yang mempunyai efek depresan pada sistem saraf. Akibatnya, seorang pemabuk semakin kurang kemampuannya untuk mengendalikan diri, baik secara fisik, psikologis maupun sosial. Namun, perlu dicatat bahwa ketergantungan pada alkohol merupakan suatu proses tersendiri yang memakan waktu. Suatu aspek sosial yang secara sosiologis sangat penting adalah pengaruh orang mabuk terhadap kehidupan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan reaksi keluarga terhadap kepala rumah tangga yang pemabuk. Proses ini berlangsung secara bertahap. Sebagai berikut: 1) Pada waktu suami mulai minum-minum agak diluar batas, istri mulai menderita tekanan-tekanan batiniah, hubungan antara suami dengan istri mulai terganggu keserasiannya. 2) Pada tahap kedua, frekuensi minum-minum meningkat. Hubungan antara suami dengan istri akan semakin tegang 3) Pada tahap ketiga istri dan anggota keluarga lainnya sudah mencari jalan sendiri untuk menanggulangi gangguan individual. 4) Pada tahap keempat istri mengambil alih peranan kepala keluarga 5) Pada tahap kelima ada kemungkinan bahwa istri sepenuhnya mengendalikan keluarga. 6) Pada tahap keenam istri dan anak-anak mengorganisasi keluarga tanpa mengikut sertakan suami. Setelah berdiskusi selama kurang lebih 20 menit diberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Pada pertemuan kali ini kesempatan presentasi diberikan kepada kelompok satu dan dua. 3. Kegiatan Akhir (10’) Masing-masing kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusi mereka memberikan kesimpulan. Memberikan pertanyaan tentang materi yang telah dipresentasikan untuk menambah pemahaman siswa. Pertemuan 9 1. Kegiatan Awal (10’) Mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi pelajaran yang lalu Memberikan kesempatan kepada siswa unuk mempersiapkan lanjutan diskusi kelompok
RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
11
2. Kegiatan Inti (70’) Melanjutan presentasi kelompok yaitu kelompok 3 yang membahas masalah generasi muda Melanjutkan presentasi kelompok yaitu kelompok 4 dengan topik perang Melanjutkan presentasi kelompok yaitu kelomok 5 dengan topik pelacuran Melanjutkan presentasi kelompok yaitu kelompok 6 dengan topik alkoholisme 3. Kegiatan Akhir (10’) Menunjuk beberapa orang siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi Memberikan penguatan terhadap materi yang telah dibahas melalui diskusi kelompok E. Alat, bahan dan sumber belajar Wikipedia ensiklopedi, Sosiologi suatu pengantar (Soerjono Seokanto), Sosiologi (Paul B Horton dan Charles L Hunt) Sumber dari artikel, internet dan bahan lain yang relevan F. Penilaian Penilaian Performance Diskusi kelompok tentang masalah sosial Aspek yang dinilai: Kecakapan akademis Kecakapan sosial Pedoman penskoran: No.
Aspek Yang Dinilai
Kriteria
1.
1. Kecakapan akademis Penguasaan materi
Skor 5, jika penguasaan materi sangat baik Skor 4, jika penguasaan materi baik Skor 3, jika penguasaan materi sedang Skor 2, jika penguasaan materi kurang Skor 1, jika penguasaan materi sangat kurang Skor 5, jika mampu mengembangkan konsep dengan sangat baik Skor 4, jika mampu mengembangkan konsep dengan baik Skor 3, jika cukup pengembangan konsepnya Skor 2, jika kurang pengembangan konsepnya Skor 1, jika sangat kurang pengembangan konsepnya Skor 5, jika kerjasamanya dalam kelompok sangat baik Skor 4, jika kerjasamanya dalam kelompok baik Skor 3, jika kerjasamanya dalam kelompok cukup Skor 2, jika kerjasamanya dalam kelompok kurang Skor 1, jika kerjasamanya dalam kelompok sangat kurang Skor 5, jika dapat bertanya dan menjawab dengan sangat baik pada saat diskusi kelas Skor 4, jika dapat bertanya dan menjawab dengan baik pada saat diskusi kelas Skor 3, jika dapat bertanya dan menjawab dengan baik pada saat diskusi kelas Skor 2, jika kemampuan kurang dalam bertanya dan menjawab pada saat diskusi kelas Skor 1, jika kemampuan sangat kurang dalam bertanya dan menjawab pada saat diskusi kelas Skor 5, jika tenggung jawab dalam kelompok sangat baik Skor 4, jika tenggung jawab dalam kelompok baik Skor 3, jika tenggung jawab dalam kelompok cukup Skor 2, jika tenggung jawab dalam kelompok kurang Skor 1, jika tenggung jawab dalam kelompok sangat kurang
2.
Pengembangan konsep
Kecakapan sosial Kerjasama dalam kelompok
Hubungan dengan kelompok lain
Tanggung jawab
RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
12
FORMAT PENILAIAN DISKUSI KELAS TENTANG MASALAH SOSIAL Aspek Yang Dinilai
No. Nama Siswa
Kecakapan Akademis Penguasaan Konsep
Pengembangan Konsep
Kecakapan Sosial Kerjasama dalam Kelompok
Hubungan dengan Kelompok lain
Tanggung Jawab
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Muara Bulian, 21 Juli 2009 Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Nuriwan Bhakti, S.Pd NIP. 131773625
Hefri Asra Omika, S.Sos NIP. 430030211
RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / semester Pertemuan ke Alokasi waktu
: : : : :
SMA NEGERI 1 BATANGHARI SOSIOLOGI X/1 10, 11, 12 6 x 45 menit
Standar kompetensi
:
Kompetensi dasar Indikator
: :
Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat Mendeskripsikan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat Menjelaskan pengertian nilai sosial Menjelaskan ciri-ciri nilai sosial Mengidentifikasi peran nilai sosial Menjelaskan pengertian norma sosial Menjelaskan tingkatan norma sosial Mengidentifikasi macam-macam norma sosial
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian, ciri-ciri dan peran nilai sosial 2. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian, tingkatan dan macam-macam norma sosial B. Materi Pokok / Pembelajaran Nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat. C. Metode Pembelajaran Ceramah dan tanyajawab D. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 10 1. Kegiatan Awal (10’) Memberikan contoh barang-barang, sikap, perbuatan yang dihargai masyarakat Mengubungkan materi yang lalu yaitu masalah sosial dengan materi yang akan diajarkan dengan mendeskripsikan proses munculnya masalah sosial yang disebabkan oleh adanya ukuran berupa nilai sosial yang dianut masyarakat 2. Kegiatan Inti (70’) Mengkaji literatur untuk menemukan pengertian nilai sosial Nilai (value) mengacu pada pertimbangan terhadap suatu tindakan, benda, cara untuk mengambil keputusan. Nilai sosial merupakan sikap-sikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan dasar untuk merumuskan apa yang benar dan apa yang penting. Mengkaji literatur untuk menemukan latar belakang lahirnya nilai sosial Nilai sosial lahir dari adanya kebutuhan manusia yaitu kebutuhan primer dan sekunder. Mengkaji literatur untuk menemukan ciri-ciri nilai sosial a. Tercipta dari proses interaksi b. Ditransformasikan melalui proses belajar yang meliputi sosialisasi, akulturasi dan difusi. c. Berupa ukuran atau peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial. d. Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia e. Masing-masing nilai mempunyai efek yang berbeda-beda bagi tindakan manusia. f. Dapat mempengaruhi kepribadian individu. Mengklasifikasikan nilai sosial o Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia atau benda-benda nyata yang dapat dimanfatkan sebagai kebutuhan fisik manusia. o Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia agar dapat melakukan aktivitas atau kegiatan hidupnya. o Nilai rohani, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kebutuhan rohani (spiritual). Nilai rohani dibedakan menjadi: nilai kebenaran dan nilai empiris bersumber dari proses berfikir RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
14
nilai keindahan bersumber dari unsur rasa (perasaan dan estetika) nilai moral nilai yang berkenaan dengan kebaikan dan keburukan, bersumber dari kehendak atau kemauan (karsa dan etika) nilai religius berisi keyakinan/kepercayaan manusia terhadap Tuhan. Mengidentifikasi peran nilai sosial dalam kehidupan sosial, yaitu: 1. Alat untuk menentukan harga sosial, kelas sosial seseorang. 2. Mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai yang ada. 3. Memotivasi manusia untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkan. 4. Alat solidaritas atau mendorong masyarakat untuk bekerjasama. 5. Pengawas, pembatas, pendorong dan penekan individu untuk selalu berbuat baik 3. Kegiatan Akhir (10’) Mengajukan pertanyaan untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Menunjuk beberapa orang siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran Pertemuan 11 1. Kegiatan Awal (10’) Mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi nilai sosial yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya Mengubungkan materi yang lalu yaitu nilai sosial dengan materi yang akan yaitu norma sosial diajarkan dengan mendeskripsikan proses munculnya norma yang disebabkan oleh adanya nilai sosial 2. Kegiatan Inti (70’) Mengkaji literatur untuk menemukan pengertian norma sosial Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Norma disebut pula peraturan sosial menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalan masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk sejak lama. Mengkaji literatur untuk menemukan tingkatan norma sosial 1. Cara (Usage) suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus menerus. 2. Kebiasaan (Fokways) suatu bentuk pebuatan berulang-ulang yang sama yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan–tujuan jelas dan dianggap baik dan benar. 3. Tata Kelakuan (Mores) sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Fungsi mores : a. Memberikan batasan perilaku individu b. Mendorong seseorang agar sanggup menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan tata kelakuan yang berlaku. c. Membentuk solidaritas antara masyarakat dan memberikan perlindungan terhadap keutuhan masyarakat. 4. Adat Istiadat (Custom) Kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyrakat yang memilikinya. Mengidentifikasi macam-macam norma sosial yang berlaku dalam kehidupan sosial 3. Kegiatan Akhir (10’) Mengajukan pertanyaan untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Menunjuk beberapa orang siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran Pertemuan 12 1. Kegiatan Awal (10’) Memberikan pengarahan kepada siswa bahwa pada pertemuan kali ini akan ditayangkan film yang menceritakan tentang kehidupan sosial yang sarat dengan nilai dan norma sosial. Untuk itu masingmasing siswa harus menyaksikan dengan cermat karena akan diberikan tugas yang berhubungan dengan materi nilai dan norma sosial Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dan masing-masing kelompok ditugaskan membuat ringkasan dari film yang akan ditayangkan
RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
15
2. Kegiatan Inti (70’) Menyaksikan film “Doa yang mengancam” Mengkaji makna yang terkandung di balik film tersebut 3. Kegiatan Akhir (10’) Meminta masing-masing kelompok mengumpulkan hasil ringkasan yang mereka buat Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan bagi siswa yang merasa kurang jelas dengan makna dari film yang ditayangkan E. Alat, bahan dan sumber belajar Wikipedia ensiklopedi, Sosiologi suatu pengantar (Soerjono Seokanto), Sosiologi (Paul B Horton dan Charles L Hunt) Sumber dari artikel, internet dan bahan lain yang relevan F. Penilaian a. Jenis tagihan : tugas individu a. Bentuk instrumen : resume 1) Buatlah kesimpulan tentang pengertian nilai sosial, ciri-ciri nilai sosial serta fungsi nilai sosial dalam kehidupan 2) Buatlah kesimpulan tentang pengertian, jenis-jenis, fungsi dan peran norma sosial Muara Bulian, 21 Juli 2009 Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Nuriwan Bhakti, S.Pd NIP. 131773625
Hefri Asra Omika, S.Sos NIP. 430030211
RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / semester Pertemuan ke Alokasi waktu
: : : : :
SMA NEGERI 1 BATANGHARI SOSIOLOGI X/1 13, 14, 15 8 x 45 menit
Standar kompetensi
:
Kompetensi dasar
:
Indikator
:
Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat Mendiskripsikan proses interaksi sosial sebagai dasar pengembangan pola keteraturan dan dinamika kehidupan sosial Menjelaskan pengertian tindakan sosial Menganalisis jenis-jenis tindakan sosial Mendeskripsikan pengertian interaksi sosial Mengidentifikasi faktor-faktor pendorong interaksi sosial Mengidentifikasi syarat-syarat terjadinya interaksi sosial Menjelaskan proses asosiatif Menjelaskan proses disosiatif
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendeskripsikan definisi dan jenis-jenis tindakan sosial 2. Siswa dapat mendeskripsikan definisi, faktor-faktor pendorong dan syarat-syarat interaksi sosial 3. Siswa dapat mendeskripsikan proses asosiatif dan disosiatif
B. Materi Pokok / Pembelajaran Interaksi sosial dan dinamika sosial (Tindakan sosial dan interaksi sosial) C. Metode Pembelajaran Tutor sebaya, ceramah, studi pustaka, dan tanyajawab D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 13 1. Kegiatan Awal (10’) Memberikan contoh tindakan yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari Membuka wawasan siswa dengan menyajikan berita yang bersumber dari artikel untuk memulai materi tindakan sosial 2. Kegiatan Inti (70’) Mengkaji literatur untuk menemukan pengertian tindakan sosial Tindakan sosial adalah tindakan yang memiliki arti subyektif bagi individu dan diarahkan pada orang lain Mengkaji literatur untuk menemukan tipe-tipe tindakan sosial Rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan Weber dalam klasifikasinya mengenai tipe-tipe tindakan sosial. Pembedaan pokok yang diberikan adalah antara tindakan rasional dan yang nonrasional. Singkatnya, tindakan rasional berhubungan dengan pertimbangan yang sadar dan piliha bahwa tindakan itu dinyatakan. Adapun tipe-tipe tindakan sosial adalah sebagai berikut 1) Rasionalitas instrumental Tingkatan rasionalitas yang paling tinggi ini meliputi pertimbangan dan pilihan yang sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Individu memiliki macam-macam tujuan yang mungkin diinginkannya, dan atas dasar suatu kriterium menetukan satu pilihan di antara tujuan-tujuan yang saling bersaingan ini. Individu itu lalu menilai alat yang mungkin dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan yang dipilih tadi. Hal ini mungkin mencakup pengumpulan informasi, mencatat kemungkinan-kemungkinan serta hambatanhambatan yang terdapat dalam lingkungan dan moncoba meramalkan konsekuensi-konsekuensi RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
17
yang mungkin dari beberapa alternatif tindakan itu. Akhirnya suatu pilihan dibuat atas alat yang dipergunakan yang kiranya mencerminkan pertimbangan individu atas efisiensi dan efiktifitasnya. Sesudah tindakan itu dilaksanakan, orang itu dapat menentukan secara obyektif sesuatu yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai. Contoh tindakan ekonomi dan tindakan dalam organisasi birokratis. 2) Rasionalitas berorientasi nilai Sifat rasionalitas yang berorientasi nilai yang penting adalah bahwa alat-alat hanya merupakan obyek pertimbangan dan perhitungan yang sadar; tujuan-tujuannya sudah ada dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. Individu tidak dapat memperhitungkan secara obyektif mengenai tujuan-tujuan mana yang yang harus dipilih. Individu mempertimbangkan alat untuk mencapai nilai-nilai tersebut tetapi nilai-nilai itu sendiri sudah ada. Contoh tindakan religius. 3) Tindakan tradisional Tindakan tradisoional merupakan tipe tindakan yang bersifat nonrasional. Kalau seorang individu memperlihatkan perilaku karena kebiasaan, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan, perilaku seperti itu digolongkan sebagai tindakan tradisional. Individu itu akan membenarkan atau menjelaskan tindakan itu, kalau diminta dengan hanya mengatakan bahwa dia selalu bertindak dengan cara seperti itu atau perilaku seperti itu merupakan kebiasaan baginya. Satu-satunya pembenaran yang perlu adalah bahwa, “inilah cara yang sudah dilaksanakan oleh nenek moyang kaimi dan demikian pula nenek moyang mereka sebelumnya; ini adalah cara yang sudah begini dan selalu begini terus”. 4) Tindakan afektif Tindakan ini ditandai oleh dominasi perasan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. Seseorang yang sedang mengalami perasaan meluap-luap seperti cinta, kemarahan, ketakutan atau kegembiraan dan secara spontan mengungkapkan perasaan itu tanpa rekleksi, berarti sedang memperlihatkan tindakan afektif. Tindakan itu benar-benar tidak rasional karena berkurangnya pertimbangan logis, ideologi atau kriteria rasionalitas lainnya. 3. Kegiatan Akhir (10’) Mengajukan pertanyaan untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Menunjuk beberapa orang siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran Pertemuan 14 1. Kegiatan Awal (10’) Memberikan contoh interaksi sosial yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari Membuka wawasan siswa dengan menyajikan berita yang bersumber dari artikel untuk memulai materi interaksi sosial 2. Kegiatan Inti (70’) Mengkaji literatur untuk menemukan pengertian interaksi sosial: Interaksi sosial merupakan semua tindakan yang berciri resiprosikal (timbal balik) atau melibatkan dua belah pihak. Interaksi sosial erat kaitannya dengan naluri manusia untuk selalu hidup bersama dengan orang lain dan ingin bersatu dengan lingkungan sosialnya. Naluri ini dinamakan gregariousness Mengkaji literatur untuk menemukan faktor-faktor pendorong interaksi sosial dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, yaitu: o Imitasi tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku atau penampilan fisik seseorang. o Sugesti pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain. o Identifikasik kecendrungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan idolanya. Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti yang pengaruhnya telah amat kuat. o Simpati proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami perasaan pihak lain atau bekerjasama dengannya Mengkaji literatur untuk menemukan syarat terjadinya interaksi sosial, yaitu: Kotak sosial (sifat, bentuk dan cara) Kata kontak berasal dari con atau cum yang artinya bersama-sama dan kata tango yang artinya menyentuh. Jadi secara harfiah kontak berarti saling menyentuh. Dalam sosiologi, kata kontak tidak hanya berarti saling menyentuh secara fisik belaka. Kontak dapat saja terjadi tanpa saling menyentuh. RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
18
Dilihat dari wujudnya kontak sosial dibedakan menjadi: 1. Kontak antarindividu, contoh: kontak antara anak dengan orang tuanya. 2. Kontak antarkelompok, contoh: kontak antara dua kesebelasan di lapangan 3. Kontak antara individu dan satu kelompok, contoh: kontak antara seorang pembicara dan peserta dalam suatu seminar. Dilihat dari langsung tidaknya kontak itu terjadi, kontak sosial dibedakan menjadi berikut: 1. Kontak primer, yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung. Contoh tatap muka, berjabat tangan. 2. Kontak sekunder, yaitu kontak sosial yang memerlukan pihak ketiga sebagai media untuk melakukan hubungan timbal balik. Contoh Yanto meminta tolong kepada Joko untuk mengajak Erna bergabung dalam kelompok diskusi yang dipimpinnya. Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik sedikitnya dibutuhkan komponen-komponen sebagai berikut: 1. Pengirim atau komunikator (sender) 2. Penerima atau komunikan (receiver) 3. Pesan (message) 4. Umpan balik (feedback) 3. Kegiatan Akhir (10’) Mengajukan pertanyaan untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Menunjuk beberapa orang siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran Pertemuan 15 1. Kegiatan Awal (10’) Memberikan contoh interaksi sosial yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari Membuka wawasan siswa dengan menyajikan berita yang bersumber dari artikel untuk memulai materi interaksi sosial 2. Kegiatan Inti (70’) Mengkaji literatur untuk menemukan proses-proses yang asosiatif a. Kerja Sama (Cooperation) Kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk dan pola-pola kerjasama dapat dijumpai pada semua kelompok manusia. Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengedalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut. Ada 5 bentuk kerjasama, yaitu sebagai berikut: 1. Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong 2. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih 3. Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan. 4. Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif. 5. Joint venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan dan seterusnya b. Akomodasi (accomodation) 1. Pengertian Akomodasi merupakan usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan untuk mencapai kestabilan. 2. Tujuan akomodasi a) Untuk mengurangi pertentangan antara oang perorangan atau kelompok manusia b) Mencegah meledaknya suatu pertentangan RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
19
c) Untuk memungkinkan terjadinya kerjasama antaa kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah d) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah 3. Bentuk-bentuk akomodasi a) Coercion adalah suatu bentuk akomodsasiyang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan. Conothnya pada negara totaliter penguasa melakukan coercion terhadap rakyatnya. b) Compromise adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Sikap dasar untuk melaksanakan compromise adalah bahwa salah satu pihak bersedia untuk mersakan dan memahami keadaan pihak lainnya dan begitupula sebaliknya. c) Arbitration adalah suatu cara menyelesaikan perselisihan dengan meminta pihak ketiga untuk memberikan keputusan dan mau tidak mauh keputusan dari pihak ketiga harus diterima oleh pihak yang berkonflik. d) Mediation hapir sama dengan arbitration hanya saja kedudukan pihak ketiga hanya sebagai penasehat belaka. Dia tidak mempunyai wewenang untuk memberikeputusan penyelesaian perselisihan tersebut. e) Conciliation adalah usaha untuk mempertemukan pihak yang berselisih melalui musyawarah demi tercapainya suatu persetujuan bersama. f) Toleration merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya. Kadang-kadang toleration timbul secara tidak sadar untuk menghindarkan diri dari suatu perselisihan. g) Stalemate merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangan. h) Ajudication yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan. Mengkaji literatur untuk menemukan proses disosiatif a. Persaingan (competition) Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimmana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum. Ada beberapa bentuk persaingan, yaitu sebagai berikut: 1) Persaingan ekonomi → timbul karena terbatasnya persediaan bila dibandingkan dengan jumlah konsumen. Persaingan merupakan suatu usaha untuk memilih produsen-produsen yang baik. 2) Persaingan kebudayaan → terjadi ketika bertemunya dua kebudayaan yang berbeda dalam suatu persaingan, seperti yang terjadi ketika para pedagang Barat berdagang di pelabuhan-pelabuhan Jepang. 3) Persaingan kedudukan dan peranan → terjadi karena di dalam diri seseorang terdapat keinginakeinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan yang terpandang. Persaingan dalam batas-batas tertentu mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut: 1) Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif 2) Sebaga jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing 3) Sebagai alat untuk mengadakan seleksi 4) Sebagai alat menyaring individu yang fungsional b. Kontravensi (contravention) Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi terutama ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang. Dalam bentuknya yang murni, kontravensi merupakan sikap mental yang terembunyi terhadap orang lain atau unsurunsur kebudayaan tertentu. Sikap tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker ada lima, yaitu: 1) Yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keeengganan, menghalang-halangi, dan mengacaukan rencana pihak lawan. 2) Yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di depan umum. 3) Yang intensif mencakup penghasutan, penyebaran desas-desus dan seterusnya. 4) Yang rahasia, umpamanya perbuatan khianat, mengumumkan rahasia pihak lain dan seterusnya. 5) Yang taktis, misalnya mengejutkan lawan, membingunkan pihak lain dan sebagainya. RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
20
c. Pertentangan (conflict) Pertentangan merupakan suatu proses sosial dimana individu atau keompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan/atau kekerasan. Sebab dari pertentangan antara lain: 1) Perbedaan antar individu, seperti perbedaan pendirian dan perasaan. 2) Perbedaan kebudayaan. Seseorang secara sadar ataupun tidak sedikit banyaknya terpengaruh oleh pola-pola mikrian dan pola pendirian dari budaya kelompoknya. Keadaan tersebut dapat pula menyebabkan terjadnya pertentangan antar kelompok manusia. 3) Perbedaan kepentingan. Sepeti majikan dan buruh, mungkin bertentangan karena yang satu menginginkan upah kerja yang renda, sedangkan buruh menginginkan sebaliknya. 4) Perubahan sosial. Perubahan sosial yang berlangsung cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. 3. Kegiatan Akhir (10’) Mengajukan pertanyaan untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Menunjuk beberapa orang siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran E. Alat, bahan dan sumber belajar Wikipedia ensiklopedi, Sosiologi suatu pengantar (Soerjono Seokanto), Sosiologi (Paul B Horton dan Charles L Hunt) Sumber dari artikel, internet dan bahan lain yang relevan F. Penilaian a. Jenis tagihan : tugas kelompok b. Bentuk instrumen : resume Buatlah kesimpulan dari diskusi kelompok tentang: pengertian tindakan sosial jenis-jenis tindakan sosial pengertian interaksi sosial faktor-faktor pendorong interaksi sosial syarat-syarat terjadinya interaksi sosial bentuk-bentuk interaksi sosial proses asosiatif proses disosiatif Muara Bulian, 21 Juli 2009
Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Nuriwan Bhakti, S.Pd NIP. 131773625
Hefri Asra Omika, S.Sos NIP. 430030211
RPP SOSIOLOGI TP 2009/2010
21