TUGAS DIKLAT CALON PEJABAT FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN ( PTP) MATERI
Stpeserta didikr Layanan Pembelajaran
Fasilitator :
Hairun Nissa TUGAS KB 3 dan KB 4 : Jenis-Jenis Layanan dan Hambatan Pembelajaran
OLEH :
RAFNIS, M.Kom NIP. 198006072002121001 HP : 085263672665
UNIVERSITAS ANDLAS 2014
KB 3 & 4 . Jenis-Jenis Layanan dan Hambatan Pembelajaran Deskripsi Tugas Jika Peserta didik seorang guru: Amatilah proses pembelajaran tematik yang terjadi di kelas. Buatlah peta kesulitan atau hambatan belajar yang dialami setiap peserta didik. Susunlah jenis kesulitan yang ada berdasarkan kategorinya, apakah kesulitan berasal dari faktor internal atau faktor eksternal. Jika Peserta didik bukan seorang guru: Berikanlah masing-masing 5 contoh hambatan internal dan hambatan eksternal dalam proses pembelajaran. Jawaban Jika Peserta didik seorang guru: Peta kesulitan atau hambatan belajar yang dialami setiap peserta didik berdasarkan kategorinya :. a. Faktor internal Yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi : -
Faktor fisologi (yang bersifat jasmani) seperti sakit atau tidak fit.
-
Faktor psikiologis (yang bersifat rohani) seperti tingkat kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.
b. Faktor eksternal Yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa yang meliputi : -
Faktor non sosial seperti keluarga, keadaan ekonomi, alat pelajaran, kondisi gedung, kurikulum, waktu sekolah dan disiplin kerja, orang tua.
-
Faktor sosial seperti media massa, teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas dalam masyarakat.
Jika Peserta didik bukan seorang guru: Hambatan internal dan hambatan eksternal dalam proses pembelajaran Jika Peserta didik bukan seorang guru:: a)
Hambatan Internal Hambatan internal adalah faktor-faktor yang menyebabkan belajar adalah sesuatu yang berat yang berasal dari dalam pembelajar.
Contoh hambatan internal dala proses pembelajaran 1. Kondisi psikologis saat peserta didik belajar. Saat Peserta didik belajar, seharusnya Peserta didik berada dalam keadaan yang rileks dan siap menerima materi pelajaran. Kondisi ini diibaratkan sebuah gelas kosong siap diisi air. Gelas kosong tersebut tentunya dalam keadaan tidak terbalik. Jika gelas kosong dalam keadaan terbalik, maka air yang dikucurkan tidak pernah akan masuk ke dalam gelas. Kondisi gelas yang benar diibaratkan konsidi psikologis Peserta didik yang siap belajar, siap menerima kucuran ilmu. Sedangkan kondisi gelas yang terbalik itu diibaratkan kondisi ketika Peserta didik tidak siap belajar, dan Peserta didik tidak akan mendapatkan ilmu ketika Peserta didik paksakan belajar. 2. Kejenuhan belajar. Jenuh dalam belajar berarti belajar dalam waktu tertentu tetapi tidak mendatangkan hasil. Peserta didik membaca, tetapi Peserta didik tidak memahami apa yang Peserta didik baca. Peserta didik mendengar, tetapi pendengaran Peserta didik hanya sebatas mendengar saja, tidak merekam, masuk kiri keluar kanan. Singkatnya, ketika Peserta didik dalam keadaan jenuh, akan sangat sulit untuk mencapai kondisi konsentrasi, artinya tidak ada kerjasama yang baik antara indra yang terlibat dalam belajar dengan otak. Beberapa kiat yang dapat untuk menghilangkan kejenuhan dapat dilakukan, yaitu :
melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan mimuman yang bergizi dengan takaran yang lebih.
penjadwalan ulang kegiatan rutin Peserta didik.
pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar.
3. Tidak menyenangi subjek yang sedang dipelajari. Ketika Peserta didik hendak mempelajari sesuatu, maka perasaan senang dululah yang terlebih dahulu Peserta didik munculkan terhadap subjek yang akan dipelajari. Ketika muncul rasa tidak senang dalam diri Peserta didik untuk mempelajari sesuatu, maka secara tidak sadar Peserta didik telah menggerakkan otak Peserta didik untuk menolak segala sesuatu yang berkaitan dengan subjek yang akan Peserta didik pelajari.
4. Tidak mengetahui manfaat yang sedang dipelajari. Peserta didik harus mencari tahu apa manfaat mempelajari suatu materi pelajaran untuk diri Peserta didik. Tanyakan pada diri Peserta didik pertanyaan-pertanyaan berikut. Apa yang akan saya dapatkan jika saya mempelajari ini? Apakah pengetahuan yang saya dapatkan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari? Buat sebanyak mungkin kemungkinan jawaban, semakin banyak jawaban yang Peserta didik buat, maka akan semakin membangkitkan motivasi dalam diri Peserta didik. 5. Tingkat Intelektualitas. Faktor ini sebenarnya tidak mutlak menjadi hambat belajar. Semua manusia dilahirkan dengan membawa sebuah senjata berfikir yang sangat dasyat, otak. Tingkat intelektualitas bisa ditingkatkan dengan berbagai macam cara. Tinggal niatnya saja. Satu hal yang harus Peserta didik ingat, bahwa dengan rajin, maka hambatan yang satu ini dapat dengan mudah untuk dienyahkan.
b)
Hambatan Eksternal Hambatan Eksternal adalah Gangguan-gangguan yang berasal dari luar individu si pembelajar dalam proses belajar disebut. Hambatan-hambatan ini sebisa mungkin dihindarkan atau setidaknya diminimalisir, sehingga proses belajar dalam berjalan dengan baik. Contoh hambatan internal dala proses pembelajaran 1.
Faktor lingkungan Berupa lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Karakter Peserta didik akan dibentuk oleh lingkungan, bukan oleh faktor genetis. Walaupun berperan, faktor genetis, persentasinya cukup kecil untuk membentuk karakter Peserta didik. Faktor lingkungan yang mempengaruhi belajar Peserta didik adalah lingkungan itu sendiri dan teman-teman Peserta didik. Lingkungan yang selalu bersih, tentunya berbeda dengan lingkungan yang kumuh. Peserta didik akan nyaman dimana? Tentunya akan lebih nyaman jika berada di lingkungan yang bersih. Ini akan mempengaruhi kondisi psikologis Peserta didik ketika melakukan sesuatu, termasuk belajar. Teman-teman Peserta didik turut andil dalam membentuk karakter Peserta didik.
Lingkungan sekolah yang kurang baik juga akan mengakibatkan belajar menjadi sesuatu yang berat. Lingkungan sekolah yang dekat dengan pasar, terminal atau fasilitas umum lainnya yang banyak mengundang massa akan mengganggu kegiatan belajar. Selain itu kondisi bangunan yang rusak, akan membagi konsentrasi Peserta didik ketika belajar. Faktor kualitas alat peraga –laboratorium– setidaknya untuk beberapa mata pelajaran adalah hal yang sangat penting.
2.
Guru yang kurang baik. Perlu dijelaskan disini, bahwa guru yang baik adalah bukan guru yang jenius. Peserta didik mungkin pernah mendapatkan seorang guru yang katanya terlalu pintar, sehingga ketika Peserta didik mengikuti pelajarannya yang terjadi adalah bingung, karena sang guru hanya berbicara dengan papan tulis. Bukan seperti itu guru yang baik. Guru yang baik justru guru yang dapat mentransferkan ilmu yang dimilikikan kepada Peserta didik sebagai anak didiknya. Mentransferkan ilmu yang dimaksud adalah beliau mempunyai kemampuan untuk membuat anak didiknya menjadi paham terhadap subjek yang sedang dipelajari.
3.
Tidak ada bahan (materi) yang memadai. Bahan atau materi yang akan dipelajari mutlak harus tersedia. Bahan atau materi bisa didapatkan dari berbagai sumber, misalnya buku, media masa, halaman web ataupun dari pakar yang berkompeten dalam subjek yang akan Peserta didik pelajari. Ketiadaan sumber materi akan menghambat proses belajar Peserta didik.
4.
Tingkat kesukaran subjek yang dipelajari. Tingkat kesukaran subjek yang Peserta didik pelajari ternyata adalah hal relatif. Maksudnya, jika menurut Peserta didik hal itu adalah sesuatu yang sulit, rumit, memusingkan, maka menurut teman Peserta didik mungkin itu adalah sesuatu yang mudah dan sederhana. Jika suatu materi pelajaran yang menurut Peserta didik sulit, tentunya hal ini Peserta didik simpulkan setelah Peserta didik mati-matian mempelajarinya, maka segera lakukan diskusi dengan teman, guru atau siapapun yang bisa Peserta didik ajak diskusi guna memecahkan kebuntuan yang ada.
5.
Faktor ekonomi. Banyak peserta didik yang terhimpit beban ekonomi yang kian mencekik, dengan terpaksa mengorbankan belajar untuk membantu orang tua. Banyak kita saksikan, mereka yang kekurangan dalam hal ekonomi mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi. Ini seharusnya menjadi pelajaran bagi.