F1.13 Penggunaan material Ringan Dalam Rancangan Bangun Motor Bensin Penggerak PUNA Dengan Metode Reverse Engineering
Ir.Agustanhakri, M.Eng
Pusat Teknologi Material – BPPT 2012
LATAR BELAKANG
Kondisi yang menjadi latar belakang kegiatan litbangyasa • Penggunaan komponen impor dalam kerekayasaan alutsista sangat rentang terhambat bahkan terhenti hanya sampai prototipe, karena pada saat akan produksi massal, komponen impor tidak dapat diperoleh. • Kerekayasaan di bidang teknologi pesawat udara nir awak yang dilakukan oleh BPPT dan sudah sangat jauh ke depan perlu mendapat dukungan teknologi engine dalam negeri yang memadai Kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan yang perlu dipenuhi • Teknologi desain • Pemilihan material • Teknlologi manufaktur Kebutuhan metode – peralatan teknologi yang perlu dipenuhi • Kegiatan penguasaan teknologi material dan rancang bangun motor bensin ringan bertujuan untuk menghasilkan penggerak PUNA dengan daya 20-25 hp. • Signifikansi kegiatan adalah menggantikan mesin PUNA yang selama ini masih tergantung dari impor. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN
• Penggunaan pesawat udara nir awak saat ini sudah menjadi keharusan untuk mendukung bidang pertahanan dan keamanan. • Beberapa industry yang telah mencoba memproduksi engine ringan masih menghadapi kendala dari sisi teknologi dan pembiayaan risetnya. • Untuk itu dipandang perlu dukungan riset dari lembaga riset pemerintah untuk mewujudkan suatu teknologi menyeluruh mulai dari desain sampai proses manufaktur pembuatan engine ringan untuk pesawat udara nir awak.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI
Ruang Lingkup Kegiatan • Evaluasi dan perbaikan proses manufaktur untuk pembuatan komponen utama serta assembling komponen untuk menghasilkan satu prototip engine. Fokus Kegiatan • Fokus kegiatan mencakup optimasi desain engine, optimasi desain manufaktur, manufaktur komponen dan assembling, serta pengujian engine PUNA Desain Penelitian • Kegiatan untuk mencapai target yang telah ditetapkan adalah mengoptimalkan desain engine, pemilihan material, dan desain manufaktur engine sehingga dapat direalisasikan dalam pembuatan komponen yang selanjutnya dilakukan assembling menjadi prototype engine PUNA Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
METODOLOGI
Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan • Tahapan kegiatan kerekayasaan material ringan untuk engine PUNA yang direncanakan pada tahun anggaran 2012 adalah: koordinasi, studi, evaluasi desain/komponen, evaluasi manufaktur, manufaktur ulang komponen utama, evaluasi perbaikan desain/manufaktur, pengadaan komponen donor, serta perakitan dan uji fungsional engine PUNA Perkembangan dan Hasil Kegiatan • Dihasilkan rancangan material ringan untuk engine. • Dihasilkan detail desain engine dengan metoda reverse engineering • Dihasilkan desain manufaktur engine • Dihasilkan prototipe engine Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
SINERGI KOORDINASI
Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan • Lingkup koordinasi yang dilakukan meliputi koordinasi dengan Narasumber, mitra industri, lembaga pengujian, serta calon pengguna, yang dilakukan melalu pertemuan-pertemuan Nama lembaga yang diajak koordinasi • ITB dan POLBAN sebagai narasumber. • PT. Putra Bungsu Makmur (Industri pengecoran), • PT Yusamasu Tech Indonesia dan CV Rejeki Abadi Machinery (Industri pemesinan) • BTMP-BPPT (lembaga pengujian) • Program PUNA-BPPT, Air modeling club (calon pengguna) Strategi pelaksanaan koordinasi • Melakukan pertemuan-pertemuan melalui kunjungan dan mengundang ke PTMBPPT Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan • Memberikan masukan yang sangat berarti mulai dari optimasi desain sampai pembuatan komponen. 5 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan • Pemanfaatan hsil litbang yang utama dapat dicapai setelah produksi engine dapat dilakukan, tetapi masih membutuhkan riset lanjutan berupa uji kinerja dan keandalan. • Tetapi teknologi desain, pemilihan material, desain proses manufaktur memberikan manfaat lebih baik pada para peneliti/ perekayasa maupun kepada mitra industry Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan • Pemanfaatan secara langsung terhadap hasil kegiatan ini, dapat dilaksanakan setelah dilakukan pengujian kinerja dan keandalan yang diharapkan dapat dilaksanakan melalui dukungan riset dari Kementerian RISTEK Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan • Belum ada data Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan • Teknologi pemilihan material dan desain manufaktur memberikan pengetahuan /pengalaman lebih bagi industri mitra. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
Rancangan Pengembangan ke depan • Melakukan pengujian dan optimasi terhadap prototipe yang dihasilkan, yakni uji kinerja, uji keandalan, uji produksi, serta uji operasional. Strategi Pengembangan ke depan • Exit strategi yang direncanakan dari kegiatan ini adalah industrialisasi hasil riset dengan produk yang komersial, tetapi pada tahap sekarang ini baru diperoleh prototype untuk melalui pengujian dan masih dibutuhkan pengembangan kedepan. • Untuk itu telah diusulkan insentif SINas dengan tujuan yang diusulkan adalah untuk melakukan uji kinerja dan keandalan terhadap prototipe yg dihasilkan Tahapan Pengembangan ke depan • Uji kinerja dan keandalan • Uji produksi dan pemakaian • Produksi engine Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
FOTO KEGIATAN
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
8
logo lembaga
TERIMA KASIH Ir. Agustanhakri, M.Eng Ir. Joni Sah, M.Eng Ir. Jarot Raharjo, MSc Giri Wahyu Alam, ST Ade Utami Hapsari, ST