Millennium Challenge Account-Indonesia Mengentaskan Kemiskinan Melalui Pertumbuhan Ekonomi
PROYEK KESEHATAN DAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI STANTING (PKGBM)
Millennium Challenge Account – Indonesia (MCA-Indonesia) adalah lembawa wali amanat yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia sebagai pelaksana Hibah Compact dari Millennium Challenge Corporation (MCC). Lembaga ini selama 5 tahun (2013-2018), telah mendukung Kemitraan Strategis Amerika Serikat dengan Indonesia dalam upaya mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi. Proyek utama yang ditangani adalah: (1) Kemakmuran Hijau, (2) Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Stanting, dan (3) Modernisasi Pengadaan. Stunting di Indonesia : Meskipun Indonesia telah memiliki banyak keberhasilan dalam memerangi kemiskinan dengan mengurangi angka kemiskinan penduduknya, sepertiga dari anak-anak Indonesia memiliki tinggi dibawah rata-rata atau mengalami pelambatan pertumbuhan, yang didefinisikan oleh UNICEF sebagai "minus dua di bawah standar deviasi dari ketinggian rata-rata untuk umur penduduk yang direferensikan." saat ini, Indonesia menempati urutan nomor lima di antara negara-negara dengan jumlah terbesar, yang memiliki populasi anak yang mengalami stanting di bawah usia lima tahun, dengan lebih dari 50% tinggal di empat provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara. Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis masyarakat untuk Mengurangi Stanting : Pemerintah Indonesia, dengan dukungan dari MCC, akan melakukan inisiatif baru untuk memberantas stunting pada anak di bawah usia dua tahun. Inisiatif baru adalah Proyek Kesehatan dan Gizi dan Gizi berbasis masyarakat untuk Mengurangi Stunting Project. Tujuan proyek ini adalah untuk mencegah bayi berat lahir rendah; untuk mencegah pengerdilan masa kanakkanak; untuk mencegah kekurangan gizi anak-anak dan ibu-ibu di daerah proyek; dan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui penghematan biaya, peningkatan produktivitas, pertumbuhan, dan tabungan jangka panjang yang terus meningkat. Proyek ini memiliki tiga kegiatan utama sebagaimana didefinisikan berikut :
A. Kegiatan Proyek Masyarakat sebagai Sisi Permintaan Kegiatan ini menyalurkan hibah untuk masyarakat dan bantuan teknis partisipatif ke masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah menumbuhkan permintaan masyarakat secara berkelanjutan terhadap layanan kesehatan dan gizi. Bentuk kegiatannya antara lain ialah menyediakan fasilitator masyarakat, perencanaan partisipatif, dan hibah untuk masyarakat. Peran pendampingan bertujuan menguatkan dan 1
meningkatkan kapasitas masyarakat dan aparat pemerintah dalam mengelola pembangunan secara mandiri di wilayahnya. Fasilitator dapat bersinergi dan bergerak bersama-sama dengan instansi terkait, yakni Dinas Pendidikan dan Kesehatan, dalam memfasilitasi proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan agar bisa mencapai hasil yang bermutu baik. Adapun hibah diwujudkan melalui Bantuan Langsung Masyarakat bagi kecamatan lokasi proyek. Dana yang dialokasikan ke desa-desa untuk membiayai kegiatan hasil perencanaan partisipatif tersebut adalah stimulan bagi masyarakat agar tujuan proyek tercapai. Untuk kegiatan ini, PKGBM bekerja sama dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Generasi Sehat dan Cerdas (PNPM Generasi).
B. Kegiatan Sisi Suplai Tujuan kegiatan ini adalah memperkuat kapasitas penyedia jasa layanan kesehatan agar mampu memberi pelayanan lebih baik di bidang kesehatan dan gizi. Kegiatan ini terdiri dari: 1. Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan pekerja dan kader kesehatan untuk menyediakan konseling yang baik dalam pemberian makan bayi dan anak. Di tiap desa, diharapkan setidaknya dua kader dan satu bidan menjalani pelatihan. PMBA terdiri dari Pelatihan untuk Pelatih/Training of Trainers (Fasilitator) dan Pelatihan untuk Konselor. ToT dilaksanakan dalam 7 hari di kelas dan 7 hari praktik (on the job training), sedangkan Pelatihan untuk Konselor dilakukan selama 3 hari. 2. Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan. Pelatihan ini bertujuan menigkatkan kemampuan staf Puskesmas dalam mendeteksi malnutrisi pada balita dan melakukan intervensi dini terhadapnya. Dua staf dari Puskesmas di lokasi sasaran menjalani pelatihan selama 6 hari. 3. Higiene dan Sanitasi. Target kegiatan ini ialah meningkatkan jumlah rumah tangga yang menggunakan dan memiliki jamban sehat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang bertujuan mengubah perilaku masyarakat untuk menggunakan dan memiliki jamban sehat. STBM terdiri dari tiga komponen, yakni lingkungan yang mendukung (enabling environment) untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen pemangku kepentingan, terutama dalam mencapai pemicuan sanitasi; penciptaan permintaan melalui pemicuan masyarakat; dan penguatan pasokan fasilitas sanitasi untuk memastikan ketersediaan fasilitas sanitasi yang sehat dan terjangkau. 4. Pembagian Gizi Mikro. Proyek akan menyediakan gizi mikro dalam bentuk Asam Folat Besi untuk perempuan hamil, dan tepung gizi mikro (Taburia) untuk anak berusia 6-23 bulan. Tujuan utama kegiatan ini ialah meningkatkan asupan gizi yang cukup, terutama bagi perempuan hamil dan anak 6-23 bulan. Spesifikasi teknis gizi mikro ini sesuai dengan standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. 5. Pembagian Alat Pengukuran Antropometrik. Kegiatan ini menyediakan alat antropometrik yang terdiri dari timbangan, pengukur panjang/tinggi badan anak, dan pita ukur MUAC untuk mengukur lingkar lengan atas perempuan hamil dan anak. 6. Kemitraan Pemerintah dan Swasta (KPS). KPS adalah bentuk perjanjian jangka panjang antara pemerintah dan sektor swasta. Perjanjian ini menggabungkan 2
keahlian dan aset kedua belah pihak, yang bekerja sama untuk menyediakan jasa bagi masyarakat. KPS dirancang untuk mempromosikan tujuan PKGBM, khususnya di sisi pasokan (supply side) dengan memanfaatkan sumber daya sektor swasta untuk mengembangkan solusi berbasis pasar bagi upaya mengatasi kebutuhan sanitasi dan air bersih masyarakat, sebagai komponen penting dalam mencegah kegagalan pertumbuhan dan meningkatkan kesehatan dan gizi ibu dan anak. PKGBM MCA-Indonesia melalui kegiatan KPS menyediakan hibah untuk proyek (Kemitraan Sanitasi Masyarakat) yang akan mengatasi masalah dan mengambil kesempatan dalam bidang sanitasi, air bersih, dan higiene di tingkat masyarakat; dan memicu peran serta lebih besar dari sektor swasta untuk berinvestasi dan menjalin kemitraan pemerintah dan swasta untuk mendorong solusi yang berkelanjutan dan dapat ditiru (replicable) yang meningkatkan akses, keterjangkauan dan/kesadaran tentang sanitasi dan higiene. Ragam bentuk kegiatan serta syarat hibah akan diumumkan melalui Panggilan untuk Proposal.
C. Kegiatan Komunikasi, Pengelolaan, dan Evaluasi Tujuan kegiatan ini ialah meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pemangku kepentingan tentang penyebab, tanda-tanda, dampak jangka panjang, dan pencegahan stunting. Kegiatan ini bertujuan pula untuk memperoleh komitmen dari para pemangku kepentingan untuk mengatasi stunting, serta mendorong perubahan perilaku masyarakat di bidang kesehatan dan gizi. Kampanye nasional akan dilakukan selama 39 bulan dalam empat tahap, yakni penelitian formatif, pengembangan desain dan kerangka pemantauan dan evaluasi, pelaksanaan kampanye, serta penyusunan dan distribusi pembelajaran. Kegiatan kampanye dilakukan oleh perusahaan yang dikontrak MCA-Indonesia.
Lokasi Proyek PKGBM Tiga kegiatan PKGBM bernilai total US$ 129.5 juta. Proyek ini menargetkan masa depan yang lebih baik dan tak ternilai harganya bagi sekitar 2,9 juta anak Indonesia. Proyek ini dilaksanakan di 5.400 desa di 499 kecamatan yang tersebar di 64 kabupaten dan 11 provinsi. Dari 11 provinsi ini, 8 provinsi adalah lokasi PNPM Generasi, dan tiga provinsi yang baru adalah Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Ketiga provinsi baru ini terpilih karena termasuk dalam 10 provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi. Kabupaten lokasi proyek di ketiga provinsi baru itu dipilih berdasarkan dua kriteria, yaitu: • •
Mempunyai fasilitas kesehatan dan pendidikan terendah berdasar data Indeks Potensi Desa. Angka stunting yang tinggi.
Adapun kecamatan lokasi proyek dipilih secara acak pada setiap kabupaten secara proporsional (proportional random sampling).
3
Tabel 1. Daftar Lokasi Proyek PKGBM Provinsi
Sumatera Selatan Jawa Barat Jawa Timur NTB NTT Maluku Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Barat Jumlah
Kabupaten
Kecamatan
5 7 5 7 9 4 9 8 3 4 3 64
30 84 50 64 78 24 54 46 25 22 22 499
Prevalensi pendek anak balita per provinsi (Estimasi dalam persen)* 31,69 31.65 31.11 39.57 48.01 36.80 38.77 36.86 28.33 37.07 45.98 -
* Sumber: Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Tabel 2. Lokasi PKGBM berdasarkan Pembagian Wilayah Wilayah 1
Wilayah 2
Wilayah 3
Sumatera Selatan
Sulawesi Utara
Jawa Timur
1. 2. 3. 4.
Banyu Asin Empat Lawang Musi Banyu Asin Ogan komering Ulu Selatan 5. Ogan komering Ilir
Jawa Barat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sukabumi Cianjur Garut Kuningan Sumedang Subang Bandung Barat
Kalimantan Barat 1. Bengkayang 2. Kapuas hulu 3. Ketapang
1. Kepulauan Sangihe 2. Kepulauan Talaud 3. Minahasa utara
Gorontalo 1. Boalemo 2. Pohuwato 3. Gorontalo Utara
Sulawesi Barat 1. Mamuju 2. Polewali Mandar 3. Majene
1. 2. 3. 4. 5.
Trenggalek Malang Nganjuk Magetan Pamekasan
Nusa Tenggara Barat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Lombok Barat Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Sumbawa Barat Lombok Utara Dompu Bima
Nusa Tenggara Timur 1. Timor Tengah Utara 2. Belu 3. Flores Timur 4
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kubu Raya Landak Melawi Sekadau Sintang Kayong Utara
Kalimantan Tengah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Barito Utara Gunung Mas Kapuas Katingan Lamandau Murung Raya Pulang Pisau Seruyan
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Manggarai Sumba Timur Lembata Rote Ndao Manggari Timur Kupang
Maluku 1. Maluku Tengah 2. Maluku Tenggara 3. Maluku Tenggara Barat
5