118
4 Citra pariwisata Bali yang sudah "go international", membantu dan menjadi pemicu untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara ke daerah~daerah tujuan pariwisata barn di Bali.
S Partisipasi masyarakat. Keberbasilan pembangunan daerah sangat bergantung pada dukungan dan partisipasi masyarakat. Panisipasi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan di daerah
Bali. demilcian
juga dj Kabupaten
Jembrana cukup besar. Selama kunm waktu S tabun (1998·2002) sumber dana penerimaan pembangunan desa..desa di Kabupaten Jembrana berasal dari swadaya masyarakat (30%), PAD (9%), bantuan pemerintah (56%), dan dana lainnya (5%). 6 Penyederitanaan
prosedur investasi dibidang kepariwisataan. Hal ini
merupakan implementasi dati peliJDpahan wewenang Dinas PariwiSBta
Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten, khususnya yang terkait
dengan
invest8Si sarana dan akomodasi tmtuk hotel melati. Penyederhanaan ini dibarapkan dapat mendukung dan memp«eepat pengembangan invest8Si di Kabupaten Jembrana. 7 Sentra pengembangan kakao Bali dan lokasi pengembangan agribisnis
KIMBUN kakao Bali. Jembrana merupakan daerah sentra pengembangan
kakao di Bali selain Kecamatan Selemadeg, Tabanan. Kakao akan menjadi komoditi lokal yang menunjang pengembangan kawasan wisata agroindustri yang berbasis kakao. KIMBUN kakao bertujuan untuk mengembangkan komodiri kakao secara terpadu dan daJam suatu kawasan yang utuh muJai dan subsistem hulu, usaha tani, pengolahan, pemasanm dan penunjang. Kegiatan
KIMBUN akan menjadi sinergis dengan pengembangan kawasan wisata agroindustri.
Kelemaban (WuklleSfn). Faktor-faktor internal yang dapat diidentifikasi sebagai kelemahan yang dimiliki daerah otonom Kabupaten Jembrana dalam pengembangan kawasan wisata agroindustri adalah :
1 Pendapatan asJi daerah (PAD) Kabupaten Jembrana retatlf kecil dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Bali.
Kondisi ini berpengaruh terl1adap
kemampuan daerah untuk membiayai kegiatan pembangunan tennasuk kegiatan pembangunan subsektor perkebman dan pariwisata
119
2 Swnberdaya man usia pariwisala yang pro fesional masih kurang dan belum
merata di daerah tujuan wisata. Persentase rata-rata tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Jembrana selama kurun waktu S talmn (1998-2002) adalah 27% belwn pemah sekolah, 13% belwn tamat SO, 38% tarnat SO, 12%
tamat SLTP, 8% tamat SLTA. dan hanya 2% tarnat akademiluniversitas. 3 Ketersediaan sarana infrastrul'tur yang menunjang kepariwisataan masih kurang dan belum merata pada daerah-daerah tujuan wisata.
4 Promosi untuk obyek-obyek wisata yang ada masih kurang. Promosi sebagai kegiatan untuk menginfonnasikan, memperkenalkan dan memasarkan potensi
dan produk obyek wisata haruslah meodapatkan
pam yang
cukup. Promosi
merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang penting dilaksanakan
untuk merulapatkan keuntungan. 5 Kerusakan linglrungan. Permasalahan (issu) lingkunganmenjadi faktor dominan daIam pembangunan berkelanjutan. Pembangunan sarana dan
prasarana fisik kepariwisataan yang tidak terkendali dapat merusak fungsi linglrungan. Penetapan kawasan. rencana tata ruang wilayah dan rencana detail tata ruang merupakan pedoman yang harus diikuti untuk mengurangi
kerusakan lingkungan. 6 Produk pengolahan perkebunan di Kabupaten Jembrana
masm sangst teroatas,
menggunakan teknologi pengolahan sederhana dan belum herkembangnya industri pengolahan komoditi perkebunan lanjutan yang dapat mendukung pengemhangan kawasan wisata agroindustri. 7 Nilai tambah komoditi perkebunan masih retatif kecil pada petani. Aktivitas pengusahaan komoditi kakao sejauh ini lebih ditekankan pada aspek budidaya,
sementara niw tambah lebm banyak terjadi pads segmen industri pengolahan. Reorientasi pengernbangan komoditi kakao secara menyeluruh diperlukan baik
pada tingkat hul~ budidaya. pengolahan, dan pemasaran. Peluang (Opponuniths). Faktor-faktor ek.sternal yang dapat diidentifikasi
sebagai peluang yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan kawasan wisata agroindustri bagi daera1I otonom Kabupaten Jembrana adalah : 1 Daya tarik obyek wisata di Kabupaten Jembrana yang sudah operasional
(terkenal), sesuai dengan SK Bupati Jembrana No. 16 Tabun 2001 tentang Penetapan Obyek-obyek. Wisata Keberadaan obyek wisata ini dapat menjadi
120
excursion route wisatawan bagi pengembangan obyek wisata bam sehillgga akan memberikan peluang untuk saling menguatkan di antara obyek wisata yang ada. 2 Daya tarik Bali sebagai destinasi wisata donia. Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang: sudah dikenal duma internasional. Julukan yang diberikan karena kepopulerannya seperti : The is/and of Gods, The Island of
Paradise, The Island a/Thousand Temple dan The Last Paradise on Earth. 3 Pelaksanaan undang-undang otonomi daerah~ memberikan kewenangan dan
peJuang bagi daerah untuk berkreativitas mengembangkan wilayah sesuai dengan potensi wilayah dan aspirasi masyarakatnya. Peningkatan peran serta masyarakat akan mewujudkan kemandirian daerah. 4 Penctapan kawasan wisata (Penia Bali Nomor 4 Tabun 1999) dan Rencana Tilta Ruang Wilayah Kabupaten.
Berdasarkan Perda tersebut. Jembrana
memiliki dua kawasan. yaitu : Kawasan Pariwisata Candikusuma dan
Perancak. Penetapan kawasan wisata sangat berperan dalam pengaturan fungSi laban untuk kepentingan kepariwisataan sehingga tidak berbeoturan dengan kepentingan lainnya.
Reocana Tara
Ruang
Wilayah
Kabupaten yang
ditiodaklanjuti dengan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan memberikan jaminan kepada investor untuk menanamkan investasi di Kabupaten Jembrana tennasuk untuk subsektor pertcebunan dan pariwisata.
S Stabilitas keamanan domestik. Kondisi keamanan yang koodusif sangar diperlukan untuk mendukung keberhasilan pariwisata. Stabilitas keamanan memberikan rasa nyaman untuk berkreativitas kepada seluruh komponen wisata
6 Pengaruh era gtobalisasi dan kemajuan teknologi infonnasi. Arus infonnasi pada era globalisasi memberikan peluang lebih cepat dan terbuka dalam upaya promosi produk wisata dan perkebunan. Pengaruh globalisisi dapat menjadi ancaman atau tantangan yang mengakibatkan persaingan menjadi lebih ketal. 7 Pelaksanaan kegiatan yang berskala na;ional dan internasional di Bali. Kegiatan-kegiatan berskala nasional rnaupun intemasional yang dilaksanakan di Bali relatif sering. akan rnemberikan peluang lebih besar untuk peningkatan
pernbangunan kepariwisataan dalam hal penyediaan sarana dan prasarana serta peningkatan kunjungan wisatawan.
121
Ancaman (Threats).
Faktor-faktor ekstemal yang dapat diidentifikasi
sebagai ancaman yang berpengaruh dalam pengembangan kawasan wisata agroindustri bagi daerah otonom Kabupaten Jembrana adalah : 1 Kesenjangan pendapatan dan kecemburuan sosial. Pengembangan wilayah
melalui pembangunan kawasan wisata agroindustri sudah seharusnya dapat meningkatkan
pendapatan
masyarakat
lobi
di
sekitar
kawasan.
Pengembangan kegiatan harus melibatkan peran serta masyarakat tokal mulai dari
perencanaan.
pembangunan,
pengelolaan
dan
kepemilikannya.
Perencanaan yang kurang baik dan tanpa melibatkan masyarakat lokal
berkecendrungan menimbulkan kesenjangan pendapatan dan kecemburuan sosial yang dapat memicu instabilitas ekonomi.
2 Mobilitas penduduk. Munculnya obyek wisata bam akan menciptakan kesempatan kerja.
Pemanfaatan tenaga loka) meojadi prioritas utama
sepanjang rnemenuhi keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan. 8ila hal ini tidak mendapat peIDatian maka penduduk loka! akan tergusur oleh pendatang. Mobilitas penduduk yang tidak terlcendali dapat mengak.ibatkan pergeseran. pola kehidupan dan perilaku masyarakat yang akan berpengaruh terhadap keberJanjutan obyek
wisata.
Perilaku
masyarakat
lokal sesungguhnya
merupakan sumber daya tarik bagi kawaS8n atan obyek wisata itu sendiri.
3 Trovel warning dan issu-issu negatif Kebijakan beberapa negara yang mengelU81"kan travel warning terhadap suatu negara yang memiliki daerah tujuan wisata akan menjadi ancaman bagi keberlanjuran obyek-obyek wisata yang ada pads daerah tersebut. Issu-issu negatif seperti terorisme dan penyakit (kholera. SARS) juga dapat menurunkan jwnlah kwtjungan wisatawan. 4 Kompetisi dan egoisme daerah otonom. Pemberlakuan Undang-Undang
Otonomi Daerah hila tidak. dicennati dengan baik dapat mendorong egoisme kedaerahan. karena setiap daerah otonom memiliki kewenangan yang luas
untuk mengambil keputusan melalui perda dan mengeksploitasi sumberdaya yang dimiliki. Pengelolaan kawasan wisata mungkin melibatkan beberapa daerah otonom karena pemanfaatan sumberdaya secara bersama-sama sehiogga memerlukan pengelolaan yang baik agar terjadi kompetisi yang sehat. 5 Persaingan pariwisata nusantara dan dunia pada em globalisisasi semakin ketat. Produk-produk wisata yang bedmalitas harus di:pertahankan dan diciptakan
122
agar memuaskan wisatawan. Persaingan menjadi Iebih ketat dengan adanya aros infonnasi global yang semakin terbuka dan pesat sesuai dengan kemajuan teknoiogi informasi. 6 Pengaruh
kebudayaan asing.
Masuknya kebudayaan asing dalam era
globalisasi perlu diantisipasi agar tidak mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat lokal. Pergeseran nilai-nilai kebudayaan yang mengubah atau
mengalahkan budaya daerah akan menjadi petaka karena budaya daerah menjadi produk unggulan pariwisata itu sendiri.
Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal Evaluasi Faktor Internal
Matriks Evaluasi Faktor Intema1 (EFI)
digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama
dalam pengembangan kawasan wisata agroindustri di Kabupaten Jembrana (Tabel 20).
Kepentingan
relatif setiap
faktor
dalam
menunjang
keberbasilan
pengembangan kawasan wisata agroindustri ditunjukkan o1eh bobot setiap faktoc. Faktor citra pariwisata Bali yang sudah "go international" memberikan pengaruh
terbesar (bobot 0.1013) dalam pengembangan kawasan wisata agroindustri. Citra pariwisata Bali menjadi pendorong atau kekuatan. karena memang sampai saat ini citra pariwisata Bali masih baik dan Bali menjadi salah satu tujuan wisata dunia. Faktor yang memiliki bobot terendah adalah faktor pendapatan daerah Kabupaten lembrana yang relatif kecil (hobot 0.0361), tennasuk sebagai faktor kelemahan. Kabupaten Jembrana sebagai salah satu kabupaten di Bali mempunyai PAD relatif kecil dibandingkan dengan kabupaten lainnya, walaupun demikian bobot faktor yang rendah ini mengindikasikan bahwa pengaruh mktor tidak terlalu dominan.
Peringkat (raling) diberikan pads setiap faktor untuk memmjukkan apakah faktor tersebut mewakili kelemahan (lc.ecil/utama) atau kekuatan (kecil/utama). Peringkat diberikan berdasaIkan pada keadaan Kabupateo Jembrana saat ini Kekuatan utama yang dimiliki Kabupaten Jembrana dalam mengembanglcan kawasan wisata agroindustri adalah sumberdaya pengembangan pariwisata daerah (keWlikan alam, flora dan fauna, peninggalan purbakala dan sejarah serta seni dan budaya), dan atraksi dan tata perdesaan daerah (rata-rata rating 3.8571). Kedua faktor tersebut dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam pengem.bangan
123
kawasan wisata. Faktor yang menjadi kelemahan utama adalah kurangnya sumberdaya manusia pariwisata yang profesional dan belum merata di daerah tujuan wisata (rata-rata rating 1.000). Tota) nilai faktor internal sebesar 2.5937 (sedikit lebih besar d.ari nilai rata-rata 2.5) menunjukkan bahwa posisi internal
Kabupaten Jembrana dalam pengembangan kawasan wisata agroindustri masih relatifkuat.
Evaluasi Faktor Eksternal.
Matriks evaluasi faktor ekstemal (EFE)
digunakan untuk. mengidentifikasi dan mengetahui sejauh mana daerah mampu memanfaatkan peluang dan mengbindari atau mengatasi ancam.an yang ada pada Iingkungan ekstemal (Tabel 21). Faktor stabilitas keamaoao menjadi faktor terpeoting (bobot 0.1136). Wisatawan melalrukan petjalanan wisata bertujuan untuk mendapatkan pengalaman dan kesenangan, sebingga keamaoan wilayah
menjadi salah satu prasyarat untuk: memenuhi tujuan wisata. Faktor mobilitas penduduk dan pengaruh kebudayaan asing memberikan pengaruh paling rendah (bobot 0.0586). Mobilitas penduduk akan menjadi reaksi
spontan dan wajar teIjadi karena tercipta kesempatan keIja dan berusaha. dalam. pengembangan kawasan wisata agroindustri. Pemberdayaan penduduk lokal di sekitar kawasan diperlukan untuk menghindari kecemburuan sosial. Fak10r pengaruh kebudayaan asing akan teIjadi secara langsung karena pengaruh global tetapi dapat diatasi atau diktmmgi dengan memperlcuat nilai-nilai kebudayaan lokal dan temp menyerap pengaruh positif kebudayaan asing yang ada untuk meningkatkan kualitas kebudayaan daerah. Peluang yang dapat dimanfilatkan adalab daya tarik Bali sebagai destinasi wisata d\D1ia
(1ll~lllta rating
3.2857). Kunjungan wisatawan (mancanegara dan
nusantara) ke Bali dapat dimanfaatkan dengan adanya penataan dan penambahan obyek-obyek wisata barn, seperti pengem.bangan kawasan wisata agfoindustri di Kabupaten Jembrana sehingga akan meningkatkan waktukunjungan dan pengeluaran wisatawan. Ancaman yang mesti diatasi atau dihindari adalah travel warning dan ism negatif seperti terorisme, kholera, SARS, dan penyakit Jainnya
yang sejenis (rata-rata rating 1.8571 ). Penjagaan keamanan wilayah dan peningkatan sanitasi disegala bidang dapat dilalrukan untuk mengantisipasi ancaman tersebut.
124
Total nilai faktor eksternal sebesar 2.6616 (sedikit 1ebih besar dari rata -rata 2.5)
menunjukkan bahwa Kabupaten Jembrana secara umum memiliki
kemampuan yang cukup baik dalam merespon peluang dan meminimalkan pengaruh negatif potensial dari ancaman ekstemal Formulasi Strategi. Altematif strategi diperoleb dengan memadukan faktor-faktor internal (kelruatan dan kelemahan) dan ekstema1 (peluang dan ancaman) dalam model integrasi agroindustri dan pariwisata di Kabupaten Jembrana (Tabel 24). Empat set altematif stnrtegi dapat dihasilkan. yaitu strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T. Strategi
s-o.
Strategi yang menggun.ka n kekuatan untuk memanfaatkan
peluang. Beberapa strategi S-O yang dapat dirumuskan adalah : 1 pengembangan 1cawasan wisata agroindustri berbasis komoditi kakao (SI,2,3.4,7
0 1,2,4,5,7) 2 Meningkatkan daya saing produk wisata melalui manajemen modtm dan spesifikasilkeunikan lokasi (S I .2,3,4,6 0l.2.6) 3 Membangun pusat koperasi usaha perkebunao kakao dengan basis subak: abian untuk menunjang kawasan wisata agroindustri (S7 0 4 ) Strategi
W-O.
Strategi
yang
meminimaJlcan
kelemahan
untuk
memanfaatkan peluang. Beberapa strategi W-O yang dapat dirumuskan adalah: I Penentuan komoditi unggulan perkebunan wilayah yang sesuai dengan
agroekosistem dan biofisik wilayah (W 1.6.,03.4.6) 2 Pengembangan agroindustri hulu-hilir berbasis komoditi unggulan wilayah untuk. meningkatkan nilai tambah (W 1.6.703,4.6)
3 Meningkatkan promosi produk pariwisata dan perlcebunao mela1ui jalur langsunglaltematif dengan dukungan diplomasi pemkab dan pemprov (W4,6 0),6,7)
Strategi S-T. Strategi yang menggunakan kekuatan untuk. meogatasi ancaman. Beberapa strategi S-T yang dapat dinnnuskan adalah : I Menjalin kemitraan antara pekebun-investor untuk pengembangan investasi membangun kawasan wisata agroindustri (SS,6 01,2)
125
2 Sinergi dan keterpaduan kebijakan pemkab dalam pengembangan kawasan wisata agroindustri dengan melibatkan Disbun, Disparbud, investor, kelompok tani, dan pemkab lain (S\,V,5.7 T l.2A)
3 Kerjasama antar daerah otonom dalam pengembangan wilayah dan
pemanfaatan surnberdaya alam yang Sating terk:ait (S;,6.7 T 4,;)
Strategi W-T. Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Beberapa strategi W -T yang dapat dirumuskan adalah : 1 Menjalin kerjasama operasional dengan pelaku pariwisata dan bidang terkait
untuk memasukkan obyek wisata dalam agendaljalur pariwisata Bali (W4 T4,5) 2 Penataan (meodayagunakan, melestarikan dan meningkatkan) dan penyediaan kawasan wisata dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal ikut
da1am pembangunan, pengembangan, pengelolaan dan kepemil~ (W3.5 T (.2) 3 Pembinaan dan peningkatan sumberdaya manusia (tenaga kerja dan masyarakat) dibidang pariwisata (W2 T45.6)
Peogambilan Keputusan Setiap set a1tematif strategi pada pnnslpnya, dinilai pakar dengan memberikan nilai daya tank. Nilai daya tarik ditetapkan dengan memeriksa setiap faktor ek:stemal dan internal, satu per satu. Apabila faktor tersebut mempengaruhi altematif strategi yang akan dibuat maka nilsi daya tarik hams diberikan pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi yang lain, dengan mempertimbangkan faletor kritis tertentu.
Sebaliknya,
menunjukkan bahwa faktor kritis yang bersangkutan tidak mempunyai pengaruh pada altematif strategi yang dibuat, malea nilai daya tarik tidak perlu diberikan pada a1ternatifstrategi dalam set tersebut (David 2002). Hasil penilaian untuk menentukan prioritas strategi integrasi agroindustri
dan pariwisata di Kabupaten Jembrana (Tabel 33) menghasiIkan strategi kombinasi antara faktor kekuatan dan peluang (S-O). yaitu : "Pengembangan kawasan wisata agroindustri berbasis komoditi kakao" mendapat prioritas pertama atau menjadi strategi yang paling menarik diantara altematif strategi lainoya (nilai 5.9 dari nilai maksimum 8). Strategi ini menjadi menarik karena menggunakan hampir
sehaub
faktor
kekuatan
sumberdaya
pariwisata
dan
pertanian
(perlcebunan) yang dimiliki Kabupaten Jembrana. Sumberdaya pariwisata yang
126
dimiliki berupa keunikan alam. flora dan fauna, peninggalan purbakala dan sejarah,
seni dan budaya; atraksi dan tata perdesaan;
kelembagaan dan
keramahtamahan masyarakat; dan citra pariwisata Bali. Faktor kekuatan sektor pertanian hempa potensi agro-perkebunan komoditi kakao. Jembrana ditetapkan sebagai sentra pengembangan kakao 'dan lokasi agribisnis
KIMBUN kakao Bali.
Strategi ini juga memanfaatkan peluang daya tarik: obyek wisata yang telah ada, daya tarik Bali, stabilitas keamanan, kegiatan yang berskala nasional dan intemasional, dan telah ditetapkalUlya kawasan wisata sebingga tata ruang jelas. Tabel 33 Prioritas a1tematif strategi integrasi agroindustri dan pariwisata di Kabupaten Jembrana
Alternatif Strategi
Prioritas
Nilai
I
1 Pengembangan kawasan wisata agroindustri berbasis komoditi 5.95 I kakao (S-011 ; , Meningkatkan daya saing produk wisata melalui manajemen I 5.77 ! 2 modem dan spesifikasil1ceunikan lokasi (S-02) Pembinaan dan peningkatan sumberdaya manusia (tenaga kelja 5.70 3 dan masyarakat) dibidang pariwisata (W-T)) I Penataan (mendayagunakan, me1estarikan dan meningkatkan) dan penyediaan kawasan wisata dengan memberikan kesempatan 5.47 I 4 kepada masyarakat lokal ikut dalam pembangunan, I pengembangan, pengelolaan dan kepemilikian kawasan (W-T2) I Kerjasama antar daerah otonom dalam pengembangan wilayah 5 I 5.39 dan. ~anfaatan sumberdaya alarn yang saling terkait (S- T 1) Pengembangan agroindustri hulu-hilir berbasis komoditi unggulan 6 wi I ayah untuk meningkatkan nilai tarnbah (W-02) i 5.36 Sinergi dan keterpaduan kebijakan pemkab dalam pengembangan I ~ 5.19 7 kawasan wisata agroindustri dengan melibatkan Disbun, _______J?isp~ud, in\'~~!~elompok tani, Pemkab lain (S-T2) .._~ __ ._:_ _ .. _.i Menjalin kemitraan antara pekebun-investor untuk pengembangan i I 8 4.91 investasi membangun kawasan wisata agroindustri (S-Td , Menjalin kerjasama operasional dengan pelaku pariwisata dan I 9 bidang terkait untuk memasukkan obyek wisata dalam 4.78 i I agendalja!ur pariwisata Bali (W-T 1) Membangun pusat koperasi usaha perkebunan kakao dengan basis 4.67 10 pengembangan subak abian untuk menunjang kawasan wisata agroindustri (S-O]) Penc:ntuan komoditi unggulan perkebunan wilayah yang sesuai II 4.66 dengan agroekosistem dan biofisik wilayah (W-OI) Meningkatkan promosi produk pariwisata dan perk:ebunan melalui 12 4.25 jalur langsung/a1ternatif dengan dukungan diplomasi pemkab dan pemprov (W -0) 1
I
!
!
I
Strategi tersebut sesuai dengan potensi Kabupaten Jembrana, yaitu adanya agro--perkebunan y8llg belwn dimanfaatkan secara optimal dan swnberdaya pariwisata serta peluang pengembangan pariwisata dengan memanfaatkan
127
kepopuleran nama "Bali".
Penerapa.n strategi tersebut diharapkan mampu
menciptakan nilai tambah pada sektor perkebunan dan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Strategi berikutnya yang memilild nilai daya tarik tinggi adalah strategi
untuk meningkatkan daya saing produk wisata melalui manajemen modem dan spesifikasi I keunikan lokasi . Strategi ini juga mengguoakan kelruatan mirip
seperti strategi sebelUllUlya (S'()
dan memanfaatkan peluang pengaruh
globalisasi dan kemajuan teknologi informasi selain daya tarik obyek wisata yang telah ada dan daya tarik Bali. Strategi ini menghendaki bahwa pengembangan dan
penataan kawasan wisata hams menyajikan lrualitas produk dengan spesifikasi I keunikan lokasi dan dikelola secara profesional.
Perencanaan Kawasan Pemiliban Komoditi Unggulao Pengembangan kawasan wisata agroindustri memasukkan agroindustri sebagai salah satu obyek wisata. Agroindustri dibangun berbasis komoditi unggulan kawasan. Komoditi unggulan adalah komoditi yang diusahakan berdasarlcan keunggulan komparatif dan kompetitif. yang ditopang oleh pemanfaatan teknologi sesuai dengan agroekosistem untuk meningkatkan nilai tambah dan mempunyai multiplier effect terhadap beJkembangnya sektor lain (Badan Agribisnis Deptan 1997). Komoditi unggu1an diharapkan dapat menjadi faktor penting dalam pembangunan ekonomi wilayah. Pengembangan ekonomi wilayah akan lebih kuat dan berkelanjutan karena berbasiskan sumberdaya tokal dan memanfaatkan kondisi terbaik wilayah. Penentuan komoditi unggulan lcawasan wisata agroindustri di Kabupaten Jembrana didasarkan pads sejumlah kriteria, yain. : 1 Daya tarik komoditi terhadap wisatawan. Komoditi unggulan kawasan, selain sebagai bahan baku agroindustri harus dapat memberikan daya tarik bagi wisatawan. Ketertarikan wisatawan karena keunikanlkelangkaan komoditi. nilai edukasi komoditi, atau budidaya tanaman yang menarik. 2 Prospek pemasaran komoditi, menentukan tingkat pennintaan komoditi dan keberlanjutan sistem usaha taninya. Komoditi yang memplUlyai prospek pasar baik mengindikasikan jumlah komoditi akan terserap pasar lebih banyak
128
Komoditi yang unggul dari segi pasokan tetapi tidak mempunyai prospek pasar hanya akan menjadi komoditi potensial. Komoditi unggul seharusnya memiliki sistem produksi dan prospek pasar yang baik. 3 Nilai ekonomi komoditi, menjadi salah satu daya tarik bagi petani untuk memproduksinya. Komoditi dengan nilai ekonomi tinggi, apabila diikuti dengan kebutuhan teknologi produksi sederhana dan biaya produksi relatif lebih rendah, berkecendrungan akan lebih disukai petani. 4 Ketersediaan teknologi budidaya yang mema.dai. Sumber daya manusia petanipekebun secara umum dan khususnya di Kabupaten Jembrana, Bali rata-rata pendidikannya relatif rendah. Petani memerlukan teimologi sededuma dan mudah diapUkasikan. Komoditi-kornoditi yang dapat diproduksi dengan jenis temologi tersebut berkecendrungan akan dipilih lebih banyak petani 5 Fleksibelitas modal usaha tani kornoditi. Kriteria ini berkaiatJm dengan skala usaha tani komoditi. Fleksibelitas tinggi berarti modal yang diperlukan untuk usaba tani tidak terlalu bergantung pada skala usaba tam. Jadi tidak diperlukan sejwnlah modal tertentu Wltuk mengusahakan lromoditi tersebut unruk mencapai kelayakannya. Hal ini akan mempermudah bagi setiap petani jika dibandingkan dengan mengusahakan komoditi yang memedukan sejumlah modal untuk skala usaha minimal agar dicapai kelayakan usahanya.
6 Dampak nilai tambah komoditi terbadap masyarakat. Kriteria ini menjadi sangat penling karena upaya pemanfilatan komoditi unggulan haruslah memberikan manfaat dampak positif optimal bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya petani. Nilai tambah akan terwujud sempuma apabila didukung prospek pemasaran yang baik . 7 Kesesuaian agroekosistem dan biofisik wilayah. Biofisik. wilayah akan memberikan karakteristik wilayah., sehingga berbeda dengan wilayah lainnya dan membenruk sumberdaya alamlekonomi dengan karakteristik tmenm pula. Pemilihan komoditi unggulan yang memenuhi kriteria agroekosistem dan biofisik wilayah diharapkan dapat menjamin kesinambungan produksi dengan karakteristik yang unggul.
8 Potensi pengembangan komoditi. Kriteria ini menunjukkan kemungkinan pengembangan produksi komoditi dimasa mendatang. Potensi pengembangan
129
yang tinggi mengakibatkall
\'olwne produksi semakin meningkat dan
kontinyuitas pasokan komoditi lebih terjamin. Pemilihan komoditi unggulan menggunakan met ode PHA. Kriteria dampak nilai tambah komoditi terhadap masyarakat mendapatkan boJxrt tertinggi, berarti komoditi unggulan adalah komoditi yang mempunyai nilai tambah dan berdampak positif terhadap peoingkatan kesejahteraan petani. Kriteria berilrntnya yang berbobot tinggi adalah daya tarik komoditi terhadap wisatawan, berarti komoditi unggulan kawasan haruslah dapat meoingkatkan daya tarik kunjungan wisatawan sehiogga keberlanjutan usaha wisata teIjamin (Gambar 37).
OJIJ) '.',-'- - - - - - - - - - f I I I ! ! . _ - - - - - - - I
0.160 0,140
Day I
Tn
l'rC'Spct !';sr
); i~ fl:('Il,::-~
Tcknolagi F!cks,
\!ooll
Nilai
Agod;~
T~
Slim!
I'oICIlSi Pap!.
Nilcria
Gambar 37 Bobot kriteria pemilihan komoditi unggulan kawasan:Komoditi yang dimasukkan dalam model adalah kelapa, kopi, kakao cengkeh dan panili (Gambar 38). Kelapa unggul dalam ketersediaan teknologi budidaya, fleksibelitas modal, agroekosistem dan biofisik wilayah. Kakao unggul dalam kriteria daya tarik, prospek pasar dan patensi pengembangan. Panili unggul dalam kriteria nilai ekonomi dan nilai tambah. Secara keseluruhan, kakao mendapatkan bobot atau prioritas tertinggi untuk dikembangkan dalam kawasan wisata agroindustri berdasarkan atas kriteria yang ditetapkan (Gambar 39). Kakao merupakan salah san! komoditi unggulan yang dikembangkan di daerah Bali. Daerah sentra pengembangan kakao sebagian besar terletak di Kabupaten lembrana yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Melaya, Mendoyo dan Pekutatan. Sampai dengan tahW12003, patensi areal pengembangan perkebunan rakyat komoditi kakao sebanyak 4 154 ha, telah terealisasi seluas
130 2 979 ha, sehingga sisa potensi pengembangan masih seluas 1 175 ha (Disbwl
Bali 2004). Daerah sentra pengembangan kakao Bali selain Jembman, ada di Kecamatan Selemadeg, Kabnpaten Tabanan. Panili juga mendapatkan bobot tinggi setelah kakao. Panili sering dijuluki "si emas hijau" memang memplmyai nilai ekonomi. prospek paw dan oilai tambah relatif tinggi dibandingkan komoditi lainnya. Jika dilihat dati daya tank,
ketersediaan teknologi budidaya dan tleksibelitas modal di Kabupaten Jembrana sangat rendah, demikian juga j umlah produksinya. , - - - - - - - ---_.--- - - - - - - - - - - - - - - - - - , o. ~
, - - - - ---
.- - -__- - - - - - - - - - - - - - - - - i
+----------._---------------1 0.-100 + - - - - - - - -__- - - - - - - - - - - - - I I _ _ _ _ _ _ - - i
(U~O
0_350 + _ - - - - - - -__- - - . _ - - - _ _ t l - - - - - - I t - - - f ~0-~+----~----------~-----t~__---I1------1
1
____--ISi------__t~ts____.._--II__-I
0.150 l -__- -_____- - -
1 III 0 .200
o.)}o 0.100
0.o" OJlOO
Do!-'. Totik
i
P'o.pc\
sa.;
P....
n"""""
TeL ooIoti
Reli. Modol ",-.a.; T _ h
..nuri.
Apocl....
p",...,;
oiJI....
rOll@ItRI1I.
I
i
L_.
Gambar 38 Perbandiogan relatifkomoditi untuk setiap kriteria komoditi unggulan.
Fokus
Kriteri.
Pemilihan Komoditi Unggulan
!
AIt.ma,;f, [KiiJ ~ ~ [c::-J 0_182
~ ~
0.161
Gambar 39 Hasil pemilihan komoditi unggulan kawasan di Kabupaten Jembrana dengan metode PHA.
131
Pengembangan Produk Agroindustri Kakao terpilih sebagai komoditi Wlggulan dalam pengembangan kawasan wisata agroindustri di Kabupaten Jembrana. Hal ini san gat sesuai karena Kabupaten Jembrana merupakan sentra pengembangan kakao dan menjadi salah satu lokasi proyek pengembangan KI.MBUN kakao Bali.
Altematif produk
berbasis komoditi unggulan kakao akan dikembangkan untuk: mendukung kawasan wisata agroindustri. Beberapa altematif produk agroindustri berbasis kakao yang direkomendasikan adalah biji kakao kering
fermentasi. bubuk kakao,
pasta kakao, lemak kakao, dan pektin.
PeniJaian produk agroindustri yang dikembangkan daIam kawasan wisata agroindustri dan dibangun agroindustrinya menggunakan beberapa kritens. yaitu : 1 Tingkat kemudahan pemenuhan bahan baku. Setiap agroindustri membutuhkan
spesifikasi bahan baku tettentu baik dari segi kuantitas. Irualitas maupun ketepatan pengadaannya. Kriteria ini memberikan peni\ajan apakah produk agroindustti yang akan diproduksi membutuhkan persyaratan bahan baku yang cukup ketat atau longgar. Semakin mudah pemenuhan kebutuhan baban baku yang diperlukan maka semakin tinggi penilaian yang diberikan 2 Daya scrap pasar terltadap produk agroindustri yang dihasilkan. Nilai tambah yang diciptakan agroindustri akan dapat dimanfaatkan atau terealisasi bila produk agroindustri yang dihasilkan dapat diserap pasar. Kriteria ini menentukan tingkat permintaan terhadap produk agroindustri. Semakin tinggi daya serap pasar terltadap produk suatu agroindustri maka semakin prospektif agroindustri tersebut. 3 Ketersediaan teknologi pengolahan yang memadai. Kriteria digunakan untuk menilai apakah Wltuk memproduksi produk agroindustri tersebut sudab tersedia
teknologi yang aplikatif dan sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia yang ada. Kriteria ini berkaitan dengan skala produksi dan aspek lingkungan. 4 Ketersediaan sumberdaya manusia yang diburuhkan. Sumberdaya manusia merupakan salah satu modal yang dibutuhkan dalam pengembangan agroindustri.
Pembangunan
agroindustri
yang
dapat
memanfaatkan
swnberdaya manusia lokal lebih banyak, akan lebm baik. tentunya dengan mempertimbangkan tingkat keahlian yang diperlukan.
132
5 Penyerapan tenaga keJja. Pembangtman agroindustri merupakan salah satu sarana untuk menciptakan kesempatan kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang dapat diserap akan semakin bail. Kriteria ini sebagai salah satu indikator
untuk melihat penyerapan tenaga keIja dari altematif produk agroindustri .
berbasis kakao yang akan dibangun dalam kawasan wisata agroindustri. 6 Nilai tambah produk. Agroindustri adalah industti yang mengolah bahan basil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah. Semakin tinggi nilai tambah yang dapat diciptakan maka kecendrungannya prioritas produk terpilih untuk dikembangkan semakin besar. 7 Ketericaitan terbadap produk agroindustri lain. Kriteria ini menunjukkan
tingkat ketel'kaitan agroindustri yang akan dibangun dengan agroindustri
lainnya. Semakin panjang rantai keterkaitan agroindustri suatu komoditi maka berkeceodrungan meningkatkan nilai tambah dan penyerapan tenaga kesja. Keterkaitan merupakan hal logis dan berkoosekueosi menciptakan multiplier
effect terhadap kegiatan-kegiatan tersebut. 8 Dukungan terhadap pelestarian lingkungan. Kriteria ini di~makan untuk menilai apakah produk agroindustri berbasis kakao yang dibangun cukup
ramah lingkungan. Limbah atau hasiJ samping agroindustri hams diupayakan seminimal mungkin dan tidak mencemari lingkungan. Penilaian Iebih tinggi
diberikan terhadap produk agroindustri yang aktivitasnya tidak mencemari lingkungan. Berdasarkan penilaian pakar. kriteria pemilihan produk agroindustri. yaitu tingkat kemudahan pemenuhan bahan baku dan dukungan terhadap pelestarian lingkungan mendapatkan hobot sangaltinggi dan mteria lainnya berbohot t;nggi.
Produk biji kakao kering fermentasi menjadi prioritas ulama dengan niJai tingg; dan produk lainnya (bubuk. Iemak. pasta, dan pektin) dengan nilai medium. Kondisi saat ini di Kabupaten Jembrana., pekebun mengolah biji kakao basah menjadi biji kakao kering dengan berbagai variasi dan kadar air biji antara 7-20%. Kebanyakan kakao diolah tanpa fenneotasi. seperti yang dilakukan
pekebun di UPP Pekutatan (100% tanpa fermentasi). Pengolahan kakao fennentasi dilakukan di UPP Melaya (60%) dan Mendoyo (40%). Peluang memperoleb nilai tambah bagi petani sangat terbuka terutama unruk segmen pasar biji kakao fermentasi (Disbun Bali 2003).
133 Dalam pengembangan kawasan wisata agroindustri direkomendasikan untuk membangun unit pengolahan biji kakao terpusat sebagai percontohan dan obyek wisata yang dikelola otoritas kawasan, dan unit-unit pengolahan yang dikelola Koperasi Subak Abian bila kapasitas produksi kakao sudah berlebih. Unit pengolahan kakao terpusat bertujuan untuk efisiensi Investasi dan mendapatkan produk seragam dan berkualitas sehingga diperoleh nilai tambah optimal. Apabila unit-unit pengolahan biji kakao kering fennentasi sudah beroperasi mantap,
seJanjutnya diharapkan dapat beroperasi agroindustri hilimya seperti bubuk, lemak. pasta kakao, dan pektin untuk mendapatkan nilai tambah berikutnya. Hal ini dilakukan. seiring dengan upaya peningkatan sumber daya manusia dalam bidang pengolahan kakao.
Pemiliban dan Perencsnaan Jenis Atraksi Wisata Alternatif jenis atraksi wisata yang disajikan dalam kawasan wisata
agroindustri di Kabupaten Jembrana didasarkan pada aktivitas wisata yang relevan dengan sumberdaya wisata utama, yaitu wisata agro dan wisata budaya. Wisata budaya dimasukkan karena budaya menjadi karakteristik pariwisata Bali. Penyajian jenis atraksi tainnya bertujuan unruk menambah keragaman jenis atraksi wisata yang ditawarkan. Pemilihan jenis atraksi wisata datam pengembangan kawasan wisata agroindustri didasarkan pada sejumJah kriteria. Kriteria keunikan dan keasJian atraksilproduk wisata mendapatkan bobot tioggi (Gambar 40). Atraksilproduk wisata yang unik dan asli menjadi sesuatu yang sangat bemitai bagi wisatawan. Wisatawan mau membayar dengan biaya relatif mahal apabi1a atraksi tersebut menjadi menarik. Hal ini ditunjukkan dengan kriteria kebutuhan biaya paket wisata tidak menjadi kriteria dominan. Kriteria biaya atraksi memperoJeh bobot paling rendah diantara kriteria·kriteria lainnya.
134
-- - -_.. - - - - - --- _._.-
.-
. :.• --:Dl"JOIr--" - - -.- -- ---
.. o
.... 015' o
0.10 I
0.05
Keu_
Klalla" t
~·,a;jall
~
~i
~
Billy.
I(rillril
Gambar 40 Sobot mtma pemiliban jenis atraksi wisata.
Kelompok atraksi wisata yang dapat ditawarkan pada kawasan wisata agroindustri
berbasis kakao di Kabupaten Jembrana terdiri aras atraksi wisata
budidaya dan pengolahan Kakao. wisata wnum, wisata kekhasan daerah Jembrana, wisata petualangan, dan wisata pelengkap alau hiburan (Tabel 34). Jenis-jenis atraksi yang mendapat prioritas utama pads setiap kelompok adalah aOOsi ritual keagamaan selama budidaya dan agroindustri lanjut (wisata budidaya dan pengolahan). atraksi ritual keagamaan dan keindahan alam (wisata umum), atraksi jegog dan
makepWlg (wisata
kekhasan daerah), hildngltracking (wisata
petualangan). dan atraksi lomba sampan/dayung tradisional dan makanan khas Jernbrana (wisata pelengkap atan hiburan). Jegog dan makepung menjadi andalan utama produk pariwisata Kabupaten Jembrana saat ini. Wisata kekhasan daerah mendapatkan nilai nrta-rata tertinggi, diikuti kelomlX'k wisata umum, jika dilihat berdasaJkan kelompok wisata secara keseluruhan. Setiap jenis att'aksi yang terpilih untuk setiap kelompok selaJu rnenyertakan unsur budaya, yang menjadi ciri khas pariwisata Bah. Penyajian jenis atraksi. wisata luar Bali dalam kawasan wisata. (akibat pengaruh globalisasi), hendaknya tetap dikemas sebagai atraksi pelengkap dan jangan dijadikan atraksi utama yang dapat menghilangkan karakter pariwisata Bali. Perencanaan dan penataan
kawasan
wisata
di
Bali,
apapun
bentuknya,
haruslah
mempertahankan karakter utama pariwisata Bali yang dijiwai budaya Bali.
tetap
135
Penyediaan berbagai atraksi wisata (Tabel 33) dapat dilakukan oleh pihak pengelola kawasan atau masyarakat petani-kebun di sekitar kawasan. Misalnya, atraksi budidaya perkebunan kakao dan wisata umum dapat disediakan oleh masyarakat sekitar kawasan, demikian juga untuk wisata petualangan., jalumya dapat menggunakan
areal perkebunan rakyat. Hal ini dapat menghemat investasi
dan lebih memberdayakan masyarakat dengan tanpa mengurangi makna atraksi. Keterlibatan masyarakat dapat meningkatkan loyalitas temadap kepemilikan kawasan sehingga tercipta sinergi yang saling mengunnmgkan kedua belah pihak.
Rangkaian atraksi wisata yang disajikan dalam kawasan wisata agroindustri berbasis ka.kao di Kabupaten Jembrana direncanakan dalam 5 zona, yaitu : 1 Zona budidaya, wisatawan dapat menikmati paket budidaya kakao, mulai dari pemeliharaan kebun sampai pemetik.an buah kakao (panen). Wisatawan dapat
melihat hamparan perkebunan, keindahan buah kakao merah yang siap dipetik. dan tertibat pada beberapa aktivitas, seperti pemeliharaan tanaman dan petik buah kakao. Wisatawan dapat mengikuti hiking tracking dan cycling di areal
perkebunan kakao. Perkebunan kakao kawasan monokuitur, tetapi kebun kakao
petani twnpang sari, sehingga dapat mengurangi kebosanan, ada nuansa lain dan tidak dominan kakao. 2 Zona Agroindustri, wisatawan dapat melihat proses pengeringan kakao dan ikut
terlibat dalam beberapa tahapan proses. seperti pengupasan buah, pembalikan kakao
saar fermentasi, pengadukan saar pengeringan, dan sortasi hasil.
3 Zona Budaya, wisatawan dapat menikmati budaya kekhasan daerah seperti jegog dan makepung yang merupakan primadona produk wisata Kabupaten Jembrana. Zona budaya juga menampilkan pameran dan museum yang menyajikan sejarah perkakaoan, budidaya sampai pengolahan (dari biji kering
sampai bentuk pangan) dalam miniaturisasi, bentuk-bentuk. pangan berbahan coklat, dan peralatan tIadisional budidaya sampai fasilitaslperalatan pabrik pengolahan agroindustri kakao modem. Keberadaan museum Wltuk. menamb'ah pengetahuan wisalawan tentang komoditi kakao. 4 Zona Perairan, sebagai wisata pelengkap/hiburan. Wisatawan dapat melihat
ikan dalam kolam. memancing, dan rekreasi perairan (terutama anak-anak, seperti sepeda air).
136 5 Zona Pelayanan, wisatawan dapar menginap dengan menikmati pemandangan. keindahan alarn., dan kesegaran dalam areal perkebunan kakao. 6 Selama atraksi berlangsung stall setelah selesai atraksi, wisatawan di~iikan beberapa makanan/produk atau soevenir berbahan baku coklat. Tabel 34 Penyediaan altematif atraksi wisata dalam kawasan wisata agroindustri di Kabupaten Jembrana No.
Kelompok
1
Budidaytt dan pengolahan komoditi perk.ebunan kakao
Altematif Atraksi
I (AdvenlUre)
Pembibitan kakao Pemeliharaan tanaman ..J Panen/J)'etlletikan buah kakao v Fermentasi buah kakao "\i Agroindustri lanjut (bubuk., pasta, .,,1 lemak, pektin) f. Ritual keagamaan selama budidiya i per-kebunan -t--. a Tata perdesaan (rumah tr8disional I Bali) ! b. Perilakul1c.ehidupan sosial masvarnkat desa c. Ritual UJlacar8 adat/agama "1/' d. Keindahan alam ..... a Jegog b. Makepunll. c. Kendanl!. barung d. Preret (terompet) e. Gembeng (sejenis Okokan di Tabanan) f. Deddog (ketunlzan) g. Bumbung geb\'ok .a. Hiking T'Er;:~.!!$ b. Cycling r--" "
I
c.Otfroad
,.
2
Umum
3
Kekhasan
Daerah Jembrana
I ,I 4
5
Petualangan
PeJengkap/ Hiburan
Masyarakat
v
a b. c. d. e.
, ,
-~---~
I
PeJ1yedia Kawasan
" " " " "
,
a Memancing
'\
b. Lomba sampan/dayung tradisional c. Makanan khas Jembrana d. S0I4venir
-V
..J
:-l :i
I I ! !
i ,
I I
i i
~
""'l 1! 1
"--".
v
i , i
! i
, I
I I :
..J
I
~
:{ i
:{ :{
Perencaoaan Zona Kawasan Pembagian zonasi dalam kawasan wisata agroindustri yang direncanakan berdasark.an sumberdaya wilayah aan tujuan pengembangan kawasan. Zonasi kawasan terdiri atas zona budidaya, agroindustri, budaya, konservasi. perairan, sirkulasi, dan zona pelayanan (Lampiran 35). Zona Budidaya. Zona budidaya dialokasikan sebagai daerah kebun percontohan dan obyek wisata untuk komoditi kakao. Kegiatan yang dapat
137
dilakukan berhubungan dengan pembibitan, pemeliharaan, pemanenan, dan atraksi wisata hiking/tracking dan cycling di sela-sela areal tanaman perkebunan.
Zona Agroindustri. Zona ini dialokasikan untuk daerah pengolahan hasil komoditi kakao perkebunan kawasan dan masyarakat serta sebagai obyek wisata. Kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan pasca panen komoditi kakao, seperti pengupasan buah kakao, fennentasi, pengeringan. dan sortasi biji kakao.
Zona Buday.. Zona budaya dlalokasikan sebagai tempst rekreasi bagi peserta perorangan atau keJompok.
Kegiatan yang direncanakan adalah
pementasan kekhasan budaya daerah Kabup"aten Jembrana., seperti jegog dan makepung.
Zona Konservasi. Zona konservasi difungsikan untuk mengkooservasi daerah-daerah kritis seperti lereng yang curam dan rawan erosi. Pads zona ini tidak dilakukan aktivitas bagi pengunjung.
Zona Perairao. Zona perairan dialokasikan untuk pelaksanaan rekreasi perairan seperti sepeda air dan memancing. Atraksi ini sebagai atraksi pelengkap atau hiburan dalam rangka penganekaragaman atraksi yang ditawarkan dalam kawasan wisata.
Zona Sirkulasi. Zona sirkulasi dialokasikan sebagai jalur-jaIur penghubung antar zona dan antar fasilitas di dalam kawasan wisata agroindustri. Kegiatan
pengunjWlg di dalam zona ini adalah berjalan kaki atau mengendarai kendaraan untuk menuju zona/obyek wisata ke zonaiobyek wisata Jainnya.
Zona PeiayanaD. Zona pelayanan dialokasikan sebagai zona untuk melayani kebutuhan pengunjung. Kegistan yang dilakukan pada zona ini seperti membeh tiket,
berkomunikasi.
beribadah,
berbelanja (jajanan,
souvenir),
pertemuan, parkir kendaraan. dan menginap. Hubungan antar zona fungsional menurut Hill (1995) dapat dlgambarlc.an dengan tabel keterkaitan untuk memudabkan dalam perencanaan detail. Tingkat hubungan antar zona dibedakan menjadi tiga, yaitu : hubungan langsung lebili disukai (direcllink preferred}, hubungan tidak langsung dapat diterima (indirect link acceptable). dan tidak diperlukan hubungan langsung (no direCllink needed). Dalam implementasi, zona-zona yang mempunyai tingkat hubungan langsung haruslah saling berdekatan (Gambar 41 ).