PROSSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
ISBN: 978-602-17273-0-0
“MEMBANGUN KARAKTER GURU DAN DOSEN UNTUK MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERKARAKTER ”
PERAN PRAKTIKUM DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN KARAKTER MAHASISWA CALON GURU FISIKA PADA MATA KULIAH KEAHLIAN PROGRAM STUDI (Study kasus pada Perkuliahan Elektronika dan Listrik Magnet) Nyoto Suseno Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Metro Email:
[email protected] Alamat: Jl. Ki Hajar Dewantara No. 116 Metro Abstract: The focus of this research is expressed the role of experiment activities to improve the student’s ability for physics lesson. Method of collecting data used documentation, observation and interview. The steps of qualitative data analizing are tabulation, coding, description and interpretation. To analyze to quantitative data are compiut of the average and error. The result of the research found that coqnitive, affective (character value) and psychomotoric ability of the students are able to be improved by the experiment activities. The research proved that the materials combined by experiment are able to be learned in the same time. Keywords: experiment activity, ability, character, pre-service teacher of physics, study of physics.
field
Pendahuluan Program studi pendidikan fisika adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan program penyiapan calon guru fisika. Kurukulum setiap LPTK program studi pendidikan fisika menyajikan Mata Kuliah Keahlian Program Studi (MKKPS) yang secara subtansial sama, tatepi dalam hal jumlah sks dan nama matakuliah bisa berbeda. Hasil survei di beberapa LPTK prodi pendidikan fisika menemukan adanya dua tipe pelaksanaan praktikum dalam mendukung MKKPS, yaitu praktikum sebagai matakuliah tersendiri (terpisah dari perkuliahan teori) dan praktikum sebagai bagian dari suatu matakuliah. Kedua bentuk kurikulum tersebut dalam pelaksanaannya memiliki kelemahan, yakni: pada program praktikum yang melekat pada suatu matakuliah, waktu pelaksanaan praktikum tidak selaras dengan skedul perkuliahan, sehingga peran praktikum dalam mendukung pemahaman mahasiswa dalam perkuliahan kurang bermakna. Hasil survei terhadap keberadaan laboratorium IPA fisika SMP dan SMA di Lampung, menemukan bahwa lebih dari 80% sekolah telah memiliki laboratorium IPA fisika cukup lengkap. Akan tetapi dari seluruh sekolah yang telah memiliki laboratorium IPA fisika tersebut, hanya 21% yang telah dikelola dan digunakan dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran. Penyebabnya adalah sebagian besar guru beranggapan bahwa target belajar adalah hasil ujian pada ranah kognitif, sehingga pembelajaran berbasis praktikum tidak relevan, dan kemampuan SDM (pendidik dan tenaga kepandidikan) dalam pengelolaan dan penggunaan
132
PROSSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
ISBN: 978-602-17273-0-0
“MEMBANGUN KARAKTER GURU DAN DOSEN UNTUK MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERKARAKTER ”
alat laboratorium kurang. Secara umum dapat dikemukakan bahwa peran penggunaan alat praktikum dalam mendukung pembelajaran fisika yang dilakukan oleh guru sangat kurang. Rustaman (2010) mengemukakan empat alasan pentingnya kegiatan praktikum IPA, yaitu: (1) praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, (2) praktikum dapat mengembangkan
keterampilan
dasar
melakukan
eksperimen
seperti
mengamati,
mengestimasi, mengukur, dan memanipulasi peralatan laboratorium; (3) praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup; (4) praktikum menunjang materi pelajaran dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan teori, dan membuktikan teori. Kahnle, dkk (2012) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis laboratorium dapat mengubah pandangan siswa tentang pelajaran fisika, mereka lebih dapat memahami materi fisika dan memahami proses sains. Wiyanto (2008) mengemukakan bahwa upaya membekali mahasiswa calon guru fisika dalam merancang dan melaksanakan kegiatan laboratorium fisika berbasis inkuiri penting untuk dilakukan. Pembelajaran berbasis praktikum cenderung relevan dengan pembelajaran berbasis inkuiri. Menurut Auls & Shore (2008) langkah logis dalam proses inkuiri meliputi: menganalisis fenomena, merumuskan masalah, mengamati, membuat hipotesis, menguji hipotesis dan mengumpulkan data, melakukan interpretasi dan menjawab pertanyaan, serta menyampaikan hasil dan implikasinya. Tujuan akhir dari inkuiri adalah penemuan sendiri melalui sifat ingin tahu, penyelesaian masalah, berpikir dan melakukan sesuatu yang bermakna bagi dirinya. Rawe (NSTA & AETS, 1998) mengemukakan bahwa tujuan inkuiri adalah mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pembelajaran berbasis inkuiri dalam implementasinya memiliki dua makna, yaitu: 1) pembelajaran inkuiri berarti mengajarkan hakekat dan proses penemuan ilmiah sebagai hasil belajar, dan 2) pembelajaran inkuiri berarti siswa belajar konsep sains dengan menggunakan metode didaktik. Namun demikian, Rustaman (2010) menemukan bahwa kebiasaan guru sukar diubah agar sebagaimana seharusnya, karena itu perlu upaya keras untuk menginkuirikan pembelajaran sains di kalangan pendidik oleh semua pihak yang terkait dalam pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diupayakan untuk membekali mahasiswa calon guru fisika dalam berinkuiri melalui kegiatan praktikum untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor mahasiswa calon guru fisika, sehingga karakter bagi mahasiswa calon guru fisika terbentuk. Metode Penelitian Objek penelitian ini adalah peran praktikum pada suatu matakuliah keahlian program studi fisika, yang dalam hal ini dilakukan pada matakuliah listrik-magnet dan elektronika. Penelitian dilaksanakan berdasarkan data studi pendahuluan, lalu dilakukan perencanaan 133
PROSSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
ISBN: 978-602-17273-0-0
“MEMBANGUN KARAKTER GURU DAN DOSEN UNTUK MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERKARAKTER ”
dengan fokus penerapan perkuliahan berbasis praktikum pada matakuliah keahlian program studi. Tahun pelajaran 2009-2010 semester genap treatment perkuliahan berbasis praktikum dilaksanakan pada matakuliah listrik-magnet 1, dan pada tahun 2010-2011 dilaksanakan pada matakuliah elektronika. Penelitian diawali dengan survei dan observasi pada pelaksanaan praktikum fisika di beberapa LPTK penyelenggara program studi pendidikan fisika. Selain itu juga dilakukan studi pendahuluan di beberapa sekolah untuk mengungkap keberadaan laboratorium dan penggunaannya dalam pembelajaran di SMP dan SMA. Desain perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program perkuliahan menggunakan model pelaksanaan lesson study yang meliputi plan, do, dan see (Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti, 2009). Berdasarkan hasil studi pendahuluan dilakukan perencanaan (plan) pelaksanaan praktikum yang dipadukan dengan perkuliahan. Selanjutnya dilakukan tindakan dan observasi (do) pada pelaksanaan perkuliahan, dan terakhir dilakukan refleksi (see) untuk melihat kelemahan dan sekaligus melakukan perbaikan pada perencanaan perkuliahan berikutnya. Pengambilan data dilakukan melalui dokumentasi, observasi, dan dilengkapi dengan wawancara. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: perangkat pembelajaran, rekaman video dan dokumen lain yang mendukung. Observasi dilakukan terhadap aktivitas dosen dan mahasiswa dalam perkuliahan yang didalamnya ada kegiatan praktikum, dan terakhir dilakukan wawancara untuk melengkapi data sekaligus sebagai langkah triangulasi untuk memperoleh data yang akurat. Pengolahan data dilakukan secara kualitatif-deskriptif untuk memperoleh gambaran tentang peran praktikum dalam MKKPS. Prosedur analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama, memeriksa dan memilih data yang berkaitan dengan masalah yang dikaji. Tahap kedua, data atau informasi yang penting dikelompokkan sesuai dengan aspek dan permasalahannya. Tahap ketiga, melakukan trankipsi dan tabulasi data berdasarkan klasifikasinya, agar tampak golongan, sifat, jenis dan frekuensinya, sehingga mudah dalam pembacaan dan pengkategorian. Tahap keempat, membaca seluruh data dan melakukan analisis awal dengan cara mengkode data, kemudian menguraikan dan menghubungkan berbagai jenis data dan informasi untuk membuat deskripsi, lalu melakukan analisis lanjutan untuk merumuskan tema yang sesuai dengan fokus penelitian dengan cara menghubungkan beberapa deskripsi yang berkaitan dan mengeliminasi data yang tidak terkait dengan fokus penelitian. Tahap kelima, membuat interpretasi hasil analisis data berkaitan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dikaji. Hasil dan Pembahasan Hasil studi pendahuluan terhadap pelaksanaan praktikum sebagai pendukung perkuliahan di LPTK menemukan bahwa pelaksanaan praktikum dilaksanakan di laboratorium 134
PROSSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
ISBN: 978-602-17273-0-0
“MEMBANGUN KARAKTER GURU DAN DOSEN UNTUK MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERKARAKTER ”
dan terpisah dengan pelaksanaan perkuliahan. Hasil studi pendahuluan menemukan bahwa pelaksanaan praktikum tidak selaras dengan materi perkuliahan dan bahkan tampak seolaholah kegiatan praktikum tidak terkait dengan perkuliahan. Kebermaknaan pelaksanaan praktikum dalam mendukung perkuliahan di beberapa LPTK secara umum sangat kurang. Hasil data angket dan wawancara mendapatkan rekomendasi bahwa sebaiknya kegiatan praktikum dipadukan dengan kegiatan perkuliahan, atau minimal kegiatan praktikum selaras dengan materi perkuliahan. Berdasarkan uraian di atas, maka praktikum hendaknya dilaksanakan terpadu atau minimal seiring dengan materi perkuliahan. Karena itu pada penelitian ini dirancang suatu strategi perkuliahan dengan melaksakan praktikum yang dipadukan dalam perkuliahan. Strategi perkuliahan yang memadukan kegiatan praktikum dalam perkuliahan MKKPS dilaksanakan pada dua matakuliah yakni matakuliah listrik magnet 1 dan elektronika pada tahun yang berbeda. Semester genap tahun pelajaran 2009/2010 dilaksanakan pada matakuliah listrik magnit 1 melalui program lesson study dan semester genap tahun pelajaran 2010/2011 dilaksanakan pada matakuliah elektronika, juga melalui program lesson study. Hasil observasi dan catatan lapangan pada perkuliahan listrik-magnet 1, memberikan masukan yang cukup berharga dalam pelaksanaan refleksi dan perbaikan perencanaan perkuliahan selanjutnya. Hasil catatan lapangan dan
rekomendasi dari hasil refleksi
diungkapkan pada Tabel 1. Tabel 1. Catatan lapangan dan hasil refleksi pada perkuliahan listrik magnet 1
Catatan Lapangan - Motivasi mahasiswa masih kurang merata, karena itu penting untuk mengenal nama mahasiswa. - Sumber informasi masih minim dan abstrak - Kemampuan matematika mahasiswa lemah. - Tugas perlu dirancang agar setiap mahasiswa melakukan pekerjaannya sungguh-sungguh dan meliputi materi hari ini dan yang akan datang, sehingga mahasiswa siap dalam mengikuti perkuliahan. - Keberanian bertanya dan mengemukakan pendapat mahasiswa masih kurang - Kesimpulan kurang penguatan
Rekomendasi dari hasil refleksi - Perlu penomoran atau denah tempat duduk agar mahasiswa mudah dikenal dan dimotivasi. - Tugas pendahuluan diberikan sebelum perkuliahan - Gunakan analogi untuk memvisualisasi konsep yang abstrak - Metode diskusi kelompok (5 mahasiswa/ kelompok) perlu dioptimalkan - Tugas tindak lanjut berupa kajian terhadap berbagai alat alat listrik rumah tangga atau alat yang digunakan di masyarakat - Kesimpulan perlu dipertegas
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada perkuliahan listrik-magnet 1, maka dilakukan perbaikan rencana perkuliahan pada open lesson 2 dengan menambahkan analogi untuk memvisualisasikan materi yang abstrak, mengoptimalkan metode diskusi kelompok, serta merencanakan untuk memberi penomoran terhadap mahasiswa, serta memberikan tugas tindak lanjut dengan subtansi tugas mencari contoh penerapan konsep fisika (listrik magnet) dalam kehidupan sehari-hari. Hasil observasi dan catatan lapangan terhadap pelaksanaan perkuliahan elektronika yang dipadukan dengan praktikum pada kegiatan open lesson memberikan hasil yang 135
PROSSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
ISBN: 978-602-17273-0-0
“MEMBANGUN KARAKTER GURU DAN DOSEN UNTUK MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERKARAKTER ”
disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil refleksi pada perkuliahan elektronika, maka dilakukan perbaikan rencana perkuliahan pada open lesson 2 dengan memperkecil kelompok, memberikan tugas pendahuluan yang dapat mendukung persiapan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan berbasis praktikum, pengelolaan kelas dan kontrol waktu perlu dioptimalkan. Tabel 2. Catatan lapangan dan hasil refleksi pada perkuliahan elektronika Catatan Lapangan - Kelompok terlalu besar (8 mahasiswa tiap kolompok), sehingga sebagian mahasiswa kurang berperan dalam diskusi kelompok. - Kemampuan awal dan kesiapan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan tampak kurang, sehingga proses perkuliahan memerlukan waktu yang panjang. - Materi cukup abstrak bagi mahasiswa - Kerjasama dalam kelompok cukup kooperatif, serius dalam mempelajari fenomena dan mencari alternatif jawaban, namun perlu alokasi waktu yang lama. - Proses inkuiri berjalan baik, terutama dengan diskusi kelompok dan adanya alat praktikum, tampak pada lembar kerja mahasiswa (LKM), mahasiswa menuliskan: fenomena yang diamati, merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, melakukan analisis dan interpretasi, serta menyampaikan hasil.
Rekomendasi dari hasil refleksi - Kelompok diperkecil (4 mahasiwa tiap kelompok) - Perlu diberikan tugas pendahuluan berkaitan dengan kegiatan praktikum yang mendukung kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran berbasis praktikum. - Perlu meningkatkan pengelolaan kelas dan pengelolaan waktu dengan baik - Penggunaan alat praktikum dan kerja kelompok perlu dipertahankan dan dioptimalkan. - Perlu diberikan tugas tindak lanjut yang mengkaitkan materi perkuliahan dengan kehidupan sehari-hari, agar perkuliahan lebih kontekstual.
Data hasil observasi terhadap pelaksanaan perkuliahan listrik magnet maupun elektronika yang praktikumnya dipadukan dengan perkuliahan juga menunjukkan hal yang positif. Hasil catatan lapangan dan kegiatan refleksi pelaksanaan perkuliahan terungkap bahwa: mahasiswa aktif bekerja dan berdiskusi, frekuensi pertanyaan mahasiswa menjadi banyak, mahasiswa menemukan ketidak sesuaian hasil dengan teori. Kelemahan dan kekurangan dalam kegiatan praktikum yang dipadukan dengan perkuliahan antara lain: waktu yang diperlukan terlalu lama, karena mahasiswa tidak segera menemukan hasil sesuai tujuan perkuliahan, kelas cukup gaduh, ada kecenderungan sebagian mahasiswa aktif mendominasi kelas dalam berdiskusi, dosen harus bekerja keras dalam mengelola kelas dan mengatur waktu. Berdasarkan wawancara juga ditemukan perlunya visualisasi dari fenomena yang dikaji, perlu pendekatan kontekstual, dan perlu adanya tugas-tugas tambahan yang dapat menghubungkan materi perkuliahan dan praktikum dengan kehidupan sehari-hari. Data hasil observasi, dokumentasi dan wawancara serta kaitannya dengan karakter mahasiswa calon guru fisika dalam program perkuliahan listrik magnet dan elektronika yang pelaksanaan praktikumnya dipadukan dengan kegiatan perkuliahan dikemukakan pada Tabel 3.
136
PROSSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
ISBN: 978-602-17273-0-0
“MEMBANGUN KARAKTER GURU DAN DOSEN UNTUK MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERKARAKTER ”
Tabel 3. Data hasil observasi, dokumentasi dan wawancara berkaitan dengan nilai karakter mahasiswa No. 1.
2.
Hasil Observasi & Refleksi Aktif dalam berdiskusi dan giat bekerja sama dalam kelompok pada kegiatan praktikum
Hasil Dokumentasi
Hasil Wawancara
Semua mengumpulkan tugas pendahuluan (mandiri), mengisi LKM (kelompok) dan mengerjakan tugas rumah (mandiri)
Mengerjakan tugas pendahuluan dan tugas rumah tepat waktu melalui membaca berbagai sumber Mengerjakan LKM dalam kegiatan praktikum saat perkuliahan secara berkelompok Perbedaan hasil praktikum dengan teori awalnya cukup membingungkan, tetapi ahirnya diketemukan penyebabnya
Banyak bertanya berkaitan dengan kekurang sesuaian antara hasil praktikum dengan teori yang dipelajari Terjadi diskusi yang cukup seru, namun teratur dan sesuai etika diskusi
Pada hasil LKM terdapat perbedaan hasil praktikum dengan hasil perhitungan, namun dikemukakan alasan adanya perbedaan tersebut Dokumen catatan notulen cukup banyak pertanyaan dengan jumlah penanya dan subtansi yang berbeda, serta diperoleh kesimpulan
4.
Aktif membuat catatan dan mencari informasi dari buku, LKM maupun alat praktikum
Mahasiswa memiliki catatan, memiliki buku, dan LKM terisi
5.
Memerlukan alokasi waktu yang cukup lama (180 menit)
Jadwal perkuliahan hanya 150 menit.
3.
Kegiatan diskusi cukup baik dalam perkuliahan dan diskusi cukup adil, serta mengungkap banyak hal serta menghasilkan kesimpulan Membuat catatan sendiri terhadap apa yang dianggap penting.
Waktunya cukup lama tetapi tidak terasa karena rasa ingin tahu yang tinggi
Karakter yang terbentuk Disiplin, kerja keras, tanggung jawab, gemar membaca
Jujur, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, komunikatif/ bersahabat Toleransi, kreatif, demikratis, komunikatif/ bersahabat Mandiri, tanggung jawab, gemar membaca, menghargai prestasi Menghargai waktu
Salah satu efek dari treatment memadukan praktikum dalam perkuliahan dapat dilihat dengan cara membandingkan hasil belajar antara perkuliahan yang praktikumnya terpisah dengan perkuliahan yang pelaksanaan praktikumnya dipadu dalam perkuliahan. Data dokumen hasil penguasaan materi ranah kognitif dan kemampuan praktikum (ranah psikomotor) dalam tiga tahun pelajaran disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Dokumen hasil belajar elektronika dan listrik magnet tiga tahun terakhir
Tahun/Pembelajaran 2009/2010 2010/2011 2011/2012 Listrik Listrik Listrik Elektronika Elektronika Elektronika Kemampuan magnet Magnet Magnet (praktikum (praktikum (praktikum mahasiswa (praktikum (praktikum (prktikum terpisah terpadu terpisah terpadu terpisah terpisah dengan dengan dengan dengan dengan dengan perkuliahan) perkuliahan) perkuliahan) perkuliahan) perkuliahan) perkuliahan) Ranah 66,3 79,0 78 71,7 66,8 71,8 Kognitif Ranah 62,0 75,7 71,5 71,4 56,8 70,5 psikomotor 137
PROSSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
ISBN: 978-602-17273-0-0
“MEMBANGUN KARAKTER GURU DAN DOSEN UNTUK MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERKARAKTER ”
Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat disajikan grafik hasil belajar listrik magnet 1 ranah
Skor
kognitif dan psikomotor sebagai berikut: 80 78 76 74 72 70 68 66
Kognitif Psikomotor Tahun 2010 (Praktikum terpadu dengan perkuliahan)
Tahun 2011 (Praktikum terpisah dengan perkuliahan)
Tahun 2012(praktikum terpisah dengan perkuliahan
Gambar 1. Hasil balajar listrik magnet pada ranah kognitif dan psikomotor Hasil belajar matakuliah elektronika pada ranah kognitif dan psikomotor pada tiga tahun
Skor
terakhir disajikan pada grafik berikut: 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Kognitif Psikomotor Tahun 2010 (Praktikum terpisah dengan perkuliahan)
Tahun 2011 (Praktikum terpadu dengan perkuliahan)
Tahun 2012(praktikum terpisah dengan perkuliahan
Gambar 2. Grafik hasil belajar elektronika ranah kognitif dan psikomotor Gambar 1 memperlihatkan bahwa hasil belajar listrik magnet ranah kognitif dan psikomotor pada Tahun 2010 lebih baik dibanding tahun 2011 dan 2012. Sedangkan Gambar 2 memperlihatkan bahwa hasil belajar elektronika ranah kognitif maupun psikomotor pada tahun 2011 lebih baik dibanding hasil belajar tahun 2010 dan 2012. Pada tahun 2010 tersebut pada matakuliah listrik magnet dilakukan kegiatan lesson study dengan strategi perkuliahan yang dipadukan dengan kegiatan praktikum, kemudian pada tahun 2011 kegiatan lesson studi dilaksanakan pada matakuliah elektronika dengan strategi yang sama, yaitu memadukan kegiatan praktikum dalam perkuliahan. Berdasarkan kedua data tersebut dapat dikemukakan bahwa kegiatan perkuliahan yang dipadukan dengan kegiatan praktikum dapat menghasilkan kemampuan kognitif maupun psikomotor yang lebih baik dibandingkan dengan kegiatan praktikum dipisah dengan perkuliahan. Hal ini dapat dipahami karena dalam pelaksanaan praktikum yang 138
PROSSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
ISBN: 978-602-17273-0-0
“MEMBANGUN KARAKTER GURU DAN DOSEN UNTUK MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERKARAKTER ”
dipadukan dengan perkuliahan, tentu faktor kesesuaian materi dan keselarasan waktu antara kegiatan praktikum dengan materi perkuliahan lebih terjamin. Sehingga hasil kegiatan praktikum akan sangat bermakna dalam mengkonstruksi pemahaman konsep yang dimiliki oleh mahasiswa calon guru. Berbeda dengan kegiatan praktikum yang terpisah dengan perkuliahan, meskipun diupayakan kesesuaian materi dan keselarasan waktu praktikum dengan
perkuliahan,
tentu
terdapat
jeda
waktu
yang
dapat
mengganggu
atau
memperlambat proses berpikir mahasiswa dalam menghubungkan temuan data praktikum
dengan konsep fisika yang dipelajarinya. Kesimpulan dan Saran Pengembangan
kemampuan
dan
karakter
mahasiswa
calon
guru
dapat
dikembangkan melalui kegiatan praktikum yang dipadukan dalam perkuliahan. Dalam istilah lain dapat dikemukakan bahwa melalui kegiatan perkuliahan menggunakan metode praktikum dapat mengembangkan hasil belajar berupa sikap, psikomotor dan kognitif. Jadi kegiatan praktikum dalam perkuliahan selain dapat meningkatkan kemampuan sikap dan psikomotor, juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan praktikum juga cukup relevan dalam mengembangkan kemampuan kognitif. Ucapan Terimakasih Terimakasih penulis sampaikan kepada Direktorat Belmawa Ditjen Dikti Depdikbud dan Universitas Muhammadiyah Metro, yang telah membiayai pelaksanaan Lesson Study sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA Aulls, M. W. & Shore, B. M. 2008. Inquiry in Education: The Conceptual Foundations for Research as a Curricular Imperative. Volume 1. New York: Lawrences Erlbaum Associates. Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti. 2009. Program Perluasan Lesson Study untuk Penguatan LPTK (Lesson Study Dissemination Program for Strengthening Teacher Education in Indonesia-LEDIPSTI). Jakarta: Depdiknas. Kohnle, A., Brown, C.T.A., Rae, C.F., and Sinclair, B.D. 2012. “Problem-Based Labs and Group Projects in an Introductory University Physics Course”. Physics Education. 47 (4), 476 – 481. NRC. 1996. National Science Education Standars. Washington, D.C.: National Academy Press. NSTA & AETS. 1998. Standards for Science Teacher preparation. NSTA in collaboration with the Association for the Education of Theachers in Science. Rustaman, N. Y. 2010. Pengembangan Pembelajaran Sains Berbasis Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah. Bandung: FMIPA UPI. 2011 – 247. Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang: UNNES PRESS. 139