PROSES KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU DI SMPN 48 (SSN) JAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
UMI SAIDAH 105018200700
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
LEMBAR PENGESAHAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU DI SMPN 48 (SSN) JAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
UMI SAIDAH 105018200700
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Nurlena Rifa’i, M. A, Ph.D
Dra. Nurdelima W, M. Pd
NIP: 195910201986032001
NIP: 150318723
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi ini berjudul: “ Efektivitas Komunikasi Kepala sekolah dengan Guru di SMPN 48 (SSN) Jakarta” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, 04 Maret 2010 di hadapan dewan penguji, karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang KIManajemen Pendidikan. Jakarta, 10 Maret 2010 Panitia Munaqasyah
Ketua Panitia(Ketua Jurusan/Program Studi)
Tanggal Tanda Tangan
Rusydi Zakaria, M.Ed, M.Phil NIP.: 19560530 197903 1004 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Drs. Muarif SAM, M.Pd NIP.: 19650717 199403 1005 Penguji I Drs. Hasyim Asy’ari, M.Pd NIP.: 150260265 Penguji II Rusydi Zakaria, M.Ed, M.Phil NIP.: 19560530 197903 1004
Mengetahui Dekan,
Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A NIP.: 19571005 198703 1003
LEMBAR PENGESAHAN
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU DI SMPN 48 (SSN) JAKARTA
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Sebagai Salah satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
UMI SAIDAH 105018200700
Di bawah Bimbingan
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.d
Dra. Nurdelima W, M. Pd
NIP:195910201986032001
NIP:150318723
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU DI SMPN 48 (SSN) JAKARTA
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
UMI SAIDAH 105018200700
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Lengkap
:UMI SAIDAH
No. Induk Mahasiswa : 105018200700 Jurusan
: KI-Manajemen Pendidikan
Alamat
: Jl. Palmerah Barat IIB No. 15 Palmerah Barat
Judul Skripsi
:Proses Komunikasi Kepala sekolah dengan Guru di SMP Negeri 48 SSN Jakarta.
Dosen Pembimbing
: Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D dan Dra. Nurdelima W, M.Pd
Dengan ini saya mengatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelas Strata Satu (SI) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skirpsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Februari 2010
UMI SAIDAH NIM.105018200700
i
ABSTRAK
UMI SAIDAH NIM 105018200700, Judul Skripsi ”Proses Komunikasi Kepala sekolah dengan Guru di SMPN 48 (SSN) Jakarta”. Komunikasi adalah penyampaian pesan kepada orang lain, komunikasi yang baik akan menghasilkan pesan yang berkualitas karena dapat ditangkap oleh si penerima, dalam hal ini informasi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan. Tujuan sekolah yang ingin dicapai akan terwujud apabila terdapat komunikasi yang baik antara kepala sekolah dengan guru, dan guru dengan guru. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berkomunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok kecil dan komunikasi publik. Skripsi ini membahas tentang Proses Komunikasi Kepala sekolah dengan Guru di SMPN 48 (SSN) Jakarta. Adapun tujuannya adalah mengetahui bagaimana proses komunikasi kepala sekolah dengan guru di SMPN 48 Jakarta yaitu, komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horizontal, komunikasi diagonal, komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Penelitian dilakukan di SMPN 48 Jakarta Adapun subjek penelitiannya adalah guru di SMPN 48 (SSN) Jakarta dengan jumlah 48 guru. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, Pengumpulan data pada penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang meliputi, angket, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka sampailah kepada kesimpulan bahwasannya “Proses Komunikasi Kepala sekolah dengan Guru di SMPN 48 (SSN) Jakarta”, termasuk dalam katagori baik. Hal ini ditunjukan dari hasil prosentase jawaban dari sebagian besar guru yaitu pada skor rata-rata yaitu 85,66% yang menunjukan baik. Hal ini berarti bahwa dari hasil penelitian yang ada, kepala sekolah di SMPN 48 (SSN) Jakarta sudah melaksanakan tanggung jawabnya di sekolah dengan baik dengan cara menyampaikan informasi kepada guru. Hal ini dilihat dengan kepala sekolah SMPN 48 Jakarta mencari dan menyampaikan seluruh informasi mengenai sekolah kepada guru, memberikan pngarahan dan bimbingan kepada guru serta menyampaikan informasi mengenai perubahan kebijakan sekolah kepada guru.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan memuji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana telah melimpahkan rahmat dan inayah serta anugerah kekuatan lahir dan batin, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Proses Komunikasi Kepala sekolah dengan Guru di SMPN 48 (SSN) JAKARTA ”, guna melengkapi akhir program Stara Satu (SI) dalam Fakultas Tarbiyah Jurusan KI- Manajemen Pendidikan pada Universitas Islam Negeri Jakarta. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga serta sahabat-sahabatnya yang senantiasa memperkuat agama islam dan ilmunya. Dalam menyusun skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis dengan penuh rendah hati mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada M.A, Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Jakarta. 2. Bapak Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil, Ketua Jurusan KI- Manajemen Pendidikan. 3. Bapak Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan. 4. Bapak Drs. Hasyim Asy’ari , M. Pd, Sekretaris Jurusan KI- Manajemen Pendidikan. 5. Ibu Nurlena Rifa’i. M.A, Ph.D dan Ibu Dra. Nurdelima W, M.Pd, Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan saran dan kritik guna menyelesaikan skripsi yang berguna bagi semua kalangan khususnya lembaga pendidikan dan terutama bagi penulis itu sendiri mendapatkan pengetahuan serta pengalaman yang baik agar kelak dapat mengamalkan ilmu dan menjadi orang yang berguna bagi agama dan bangsa. Amin… 6. Semua Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah menyumbangkan ilmu beliau kepada penulis, khususnya jurusan KI-Manajemen Pendidikan. 7. Ayahanda dan Ibunda tercinta, H. Zainuddin dan Hj. Sopiyah yang tercinta, yang tak henti-hentinya memberikan motivasi, perhatian yang amat sangat besar dan do’a nya sepanjang waktu dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 8. Serta Mas dan Mba’ you yang tersayang , Yu Hen & Masep, Yu oh&Mas Hupron, Mas Hasim & Mba Yuli, Yu Im & Mas Gum , Yu cenk & Mas Pendi Mas Jelani & iii
Mba Ida, Mas Jafar & Mba Af selalu memberikan perhatian dan kasih sayangnya serta motivasinya agar dapat menyelesaikan studi dengan baik dan bermanfaat. 9. Keponakanku yang selalu ngangenin (Salsa, Hadiq, Faza, Abing, Ais, Akbar, Yogi, Arum, Icang, Rafid, Iya, Opank, Fana-Fani, Anggun) yang selalu menanyakan kapan selesai kuliah ? 10. Buat orang yang berarti dalam hidupku yaitu Mas amar yang selau menemaniku dalam keadaan suka maupun duka dan memberikan motivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliah dan penulisan skripsi ini. 11. Kepala sekolah, guru-guru dan staf-staf SMP N 48 Jakarta Kebayoran Lama Utara, yang telah mengizinkan dan meluangkan waktunya dalam penelitian ini dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuangan KI-MP 2005 (Hajar, Opah, Dj, Ririn, dan semuanya khususnya KI-MP kelas A yang tidak bisa disebutkan satu persatu) yang selalu memberikan bantuan pengetahuan dan pengalaman mereka dan dukungan sehingga memudahkan dalam menyelesaikan skripsi dengan baik. 13. Temen-temen ku PPKT 05 (SMPN 48 Jakarta) yang tidak ketinggalan pula suka duka kita bersama selama satu semester (Irna, Lia, Agien, Fadli, Roby, Ian, Dini Bek, chyfa, Ika, Aal, Aris, Ina, Dewa, Aisyah). 14. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah ikhlas memberikan bantuan, sehingga menyusun skripsi ini dapat diselesaikan dengan tanpa mengalami rintangan yang begitu berarti.
Seiring dengan ucapan terima kasih, penulis memanjatkan do’a kehadirat Allah SWT. Semoga amal kebaikan mereka dan penulis mendapatkan pahala serta menjadi amal perbuatan yang diridhoi Allah SWT dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Amin…. Akhirnya apa yang tertuang dan terkandung dalam skirpsi ini tidak akan lepas dari kelemahan dan kekurangan, karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran konstuktif dari para pembaca budiman. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Ciputat, 25 Februari 2010
Penulis
UMI SAIDAH NIM.105018200700
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ...............................................................................i ABSTRAK ..........................................................................................................ii KATA PENGANTAR ........................................................................................iii DAFTAR ISI .......................................................................................................iv DAFTAR TABEL ..............................................................................................v DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1 B. Identifikasi Masalah .................................................................................4 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................................4 D. Manfaat Penelitian ...................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI A. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi.........................................................................6 2. Jenis-jenis Komunikasi.........................................................................9 3. Jaringan Komunikasi ............................................................................16 B. Kepala sekolah 1. Pengertian Kepala sekolah ...................................................................28 2. Peran Kepala sekolah ...........................................................................29 3. Tugas dan Tanggung jawab Kepala sekolah .......................................31 C. Guru 1.
Pengertian Guru .............................................................................32
2.
Peran dan Fungsi Guru ...................................................................34
iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian .....................................................................................36 B. Lokasi dan Waktu ....................................................................................36 C. Populasi dan Sampel ................................................................................36 D. Metode Penelitian ....................................................................................37 E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................37 F. Definisi Operasional dan Kisi-kisi ...........................................................38 G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .....................................................40 H. Interpretasi Data .......................................................................................41
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMPN 48 Jakarta ................................................43 2. Visi dan Misi SMPN 48 Jakarta .........................................................44 3. Keadaan Sarana dan Prasarana ...........................................................44 4. Keadaan Pendidik, Karyawan, dan Siswa ..........................................44 B. Deskripsi dan Analisis Data ..................................................................46 C. Interpretasi Data Hasil Penelitian ........................................................69
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................................78 B. Saran .........................................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................81 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Metode paling efektif VS paling tidak efektif untuk berkomunikasi dengan para pegawai dalam sepuluh situasi yang berbeda………………………….. 23 2. Kisi-kisi instrumen proses komunikasi kepala sekolah dengan guru ...............50 3. Keadaan Siswa SMPN 48 Jakarta....................................................................55 4. Mengikutsertakan guru dalam menyusun dan memperbaiki satuan pelajaran. ……………………………………………………………………………….57 5. Kepala sekolah mencari dan menyampaikan seluruh informasi mengenai sekolah kepada guru…………………………………………………………57 6. Kepala sekolah menerima saran dan kritik dari guru ………………………..58 7. Kepala sekolah bersikap terbuka dalam memberikan seluruh informasi ……58 8. Guru mengungkapkan keluhan dan saran kepada kepala sekolah mengenai kebijakan yang telah ditetapkan. …………………………………………….59 9. Guru memberikan informasi kepada kepala sekolah mengenai prestasi siswa dan kemajuan yang diperoleh oleh siswa ……………………………………60 10. Guru memberikan kritik dan saran kepada kepala sekolah dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah …………………………………60 11. Guru memberikan informasi yang berharga dalam pembuatan keputusan…..61 12. Guru melakukan sharing dengan rekan kerja dalam upaya memperbaiki mutu pembelajaran ……………………………………………………………...…61 13. Dewan guru saling membagi informasi untuk merancang suatu program pendidikan …………………………………………………………………...62
v
14. Dewan guru mengadakan rapat atau pertemuan untuk mendiskusikan setiap permasalah di sekolah …………………………………………………..…..63 15. Guru memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap siswa yang berprestasi rendah ………………………………………………………………………..63 16. Guru menyampaikan informasi mengenai kenakalan siswa kepada guru BP. 64 17. Guru menyampaikan perubahan prestasi siswa kepada guru BP ……….….. 65 18. Informasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar disampaikan secara lisan dan tulisan ……………………………………………………………..66 19. Kepala sekolah memberikan teguran atas kelalaian kerja guru secara lisan ...66 20. Kepala sekolah memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap guru secara lisan ………………………………………………………………………….67 21. Kepala sekolah menyampaikan informasi yang bersifat umum secara lisan.. …………………………………………………………………………….….68 22. Dalam menyampaikan arahan dan perintah kepala sekolah menyampaikan secara lisan dan tulisan ………………………………………………………68 23. Kepala sekolah menyampaikan informasi mengenai perubahan kebijakan sekolah secara lisan dan tulisan ……………………………………………...68 24. Kepala sekolah menyampaikan kemajuan kerja guru secara lisan dan tulisan ………………………………………………………………………………..69 25. Kepala sekolah memberikan promosi tentang keamanan sekolah secara lisan dan tulisan ……………………………………………..…………………….70 26. Kepala sekolah memberikan pujian kepada pegawai atas prestasi kerjanya secara lisan dan tulisan ………………………………………………………70 27. Kepala sekolah menyelesaikan perselisihan diantara pegawai secara lisan……………………………………………………………………..……71
28. Kepala sekolah menyampaikan informasi secara lisan dan tulisan agar guru segera melaksanakan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah … ………...71 29. Kepala sekolah memberikan informasi secara tulisan kepada pegawai yang memerlukan tindakan pegawai ……………………….……………………..72 30. Kepala sekolah dalam memberikan informasi kepada guru dengan jarak yang dekat …………………………………………………………………………73 31. Kepala sekolah memberikan teguran kepada guru atas kelalaian kerjanya dengan cara menyentuh ……………………………………………………...73 32. Kepala sekolah menunjukan kekecewaannya kepada guru melalui ekspresi muka …………………………………………………………………………74 33. Kepala sekolah menggunakan gerakan tubuh dalam berinteraksi dengan guru ………………………………………………………………………….…….74 34. Nilai Rata-Rata Skor Penelitian ……………………………………………..76 35. Angket………………………………………………………………………..80
LAMPIRAN
1. Angket Guru 2. Proses Pengolahan data atau Nilai Skor Angket 3. Lembar Uji Referensi 4. Surat Bimbingan Skripsi 5. Surat Permohonan Izin Penelitian 6. Surat Keterangan Penelitian 7. Profil SMPN 48 Jakarta 8. Keadaan Guru SMPN 48 Jakarta 9. Keadaan Staf dan Karyawan SMPN 48 Jakarta
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah sebagai satu institusi di dalamnya terdapat sekumpulan orangorang yang masing-masing mempunyai tujuan, mereka terhimpun ke dalam satu susunan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, mereka saling melengkapi, saling bekerja sama dan memikul tanggung jawab. 1 Sekolah sebagai tempat untuk melaksanakan proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan peserta didik. Selain sekolah tentunya guru atau pendidik juga menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan peserta didik. Sebagaimana Mar’at mengatakan bahwa: Dalam dunia pendidikan guru mempunyai peranan yang sangat dominan dalam kegiatan belajar mengajar, sebagai penanggung jawab keefektifan seluruh usaha pendidikan agar kelak siswa tumbuh menjadi orang yang bertanggung jawab danm mandiri. Tugas guru diantaranya adalah mempersiapkan pengajaran, mengorganisir pembelajaran, mempergunakan alat bantu dan melaksanakan evaluasi di dalam kegiatan pengelola interaksi belajar mengajar, guru harus memiliki 1
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Permasalahannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 150.
1
Teoretik
dan
2
kemampuan dan kompetensi dalam proses belajar mengajar. Guru membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalankan tugas-tugasnya, mereka membutuhkan kepala sekolah dalam memahami tujuan-tujuan pendidikan, tujuan kurikulum, tujuan-tujuan instruksional secara operasional, mereka mengharapkan apa dan bagaimana cara memberikan pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak yang sedang berkembang. 2 Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. 3 Kepala sekolah harus mampu membangkitkan semangat kerja yang tinggi. Ia harus mampu menciptakan suasana kerja yang tinggi. Ia harus mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, aman dan penuh semangat. Ia juga harus mampu mengembangkan staf untuk bertumbuh dalam kepemimpinannya. Ini berarti ia harus mampu membagi wewenang dalam pengambilan keputusan, sebab banyaklah tanggung jawab yang harus dilaksanakan kepala sekolah. Semua ini akan terlaksana manakala kepala sekolah memiliki kemampuan untuk mempengaruhi selain berperan sebagai pemimpin, kepala sekolah merupakan pejabat formal yang memiliki peran sebagai sebagai pendidik. Melihat peran kepala sekolah yang sangat komplek, maka peran ini harus dipegang oleh orang yang profesional. Untuk itu kepala sekolah perlu membangun komunikasi yang baik dengan guru. Kepala sekolah dengan guru perlu membangun komunikasi yang sehat dan efektif, sehingga dapat membantu perkembangan kinerja guru di sekolah, dan dengan adanya suatu keterbukaan dan pengertian maka guru akan merasa dirinya lebih akrab dan dapat dijadikan teman diskusi bagi guru. Peranan komunikasi tidak saja sebagai sarana atau alat bagi kepala sekolah menyampaikan informasi, misalnya tentang suatu kebijakan yang ada di sekolah, tetapi juga sebagai sarana dalam mewujudkan kerjasama.
2 3
Mar’at, Pemimpin dan kepemimpinan, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), h.7 http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/cgi-bin/library).
3
Komunikasi adalah suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambang-lambang, yang mengandung arti atau makna. Atau perbuatan menyampaikan suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lainnya. 4 Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dimungkiri, begitu juga halnya dalam suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik dalam suatu organisasi maka organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet dan berantakan. Selain itu ada pula faktor yang menyebabkan mengapa komunikasi tidak berjalan secara efektif, diantaranya sikap pimpinan yang kurang peduli dalam berkomunikasi. Misalnya ada anggapan pimpinan hanya cukup memberi tugas kepada guru, kecenderungan menolak kritik dan informasi yang kurang mnyenangkan bahkan kurang dapat menerima pendapat dari guru walaupun pendapat itu baik, sehingga untuk dapat memberikan pendapat, para guru cenderung bersikap pasif atau kurang terbuka. Untuk menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan kedua belah pihak yaitu guru dan kepala sekolah perlu mengembangkan sikap keterbukaan dan saling menghargai dan hal ini dapat dicapai apabila ada komunikasi yang efektif. Dengan demikian pimpinan harus menciptakan iklim komunikasi yang menyenangkan dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk menyatakan ide, saran pendapat dan perasaan mereka dalam pengambilan keputusan.
Dalam
hal
ini
kepala
sekolah
diharapkan
dapat
mengkomunikasikannya dengan baik. SMPN 48 Jakarta sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN) pada dasarnya telah memenuhi delapan standar nasional seperti standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, 4
R. Turman Sirait, Komunikasi yang Efektif, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1986), Cet. 3, h. 1
4
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa perlu untuk membahas masalah tersebut lebih lanjut sebagai penelitian dengan judul “Proses Komunikasi Kepala sekolah dengan Guru di SMPN 48 Jakarta”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini, yaitu: 1. Rendahnya proses komunikasi antara kepala sekolah dengan guru di SMPN 48 Jakarta. 2. Adanya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap proses komunikasi kepala sekolah dengan guru di SMPN 48 Jakarta. 3. Rendahnya kemampuan yang harus dimiliki kepala sekolah dalam upaya peningkatan kinerja guru melalui komunikasi. 4. Banyaknya kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam melakukan komunikasi dengan guru di SMPN 48 Jakarta. 5. Banyaknya kendala yang dihadapi guru dalam mendapatkan informasi dari kepala sekolah di SMPN 48 Jakarta.
C. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH 1. Pembatasan Masalah Mengingat cukup kompleknya permasalahan yang berhubungan dengan proses komunikasi di SMPN 48 Jakarta, maka penulis membatasi masalah pada rendahnya proses komunikasi antara kepala sekolah dengan guru di SMPN 48 Jakarta, banyaknya kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam melakukan komunikasi dengan guru di SMPN 48 Jakarta, serta banyaknya kendala yang dihadapi guru dalam mendapatkan informasi dari kepala sekolah di SMPN 48 Jakarta.
5
2. Perumusan Masalah Adapun dari pembatasan masalah di atas maka perumusan masalahnya sebagai berikut: “Bagaimana Proses Komunikasi Kepala Sekolah Dengan Guru SMPN 48 Jakarta”.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian adalah: 1. Bagi guru, dalam upaya mengembangkan konsep dirinya, berperan serta dalam penciptaan komunikasi yang harmonis dan peningkatan terhadap kinerjanya. 2. Bagi kepala sekolah, dalam upaya membantu guru untuk mengembangkan dan menciptakan suatu komunikasi yang nyaman dan kondusif untuk bekerja. 3.
Bagi peneliti, adalah sebagai penelitian di bidang pendidikan dan ilmu yang didapat dari penelitian bisa bermanfaat bagi perkembangan pemikiran dan kemajuan pendidikan bagi peneliti.
BAB II KAJIAN TEORI A. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan sarana untuk menyatukan arah dan pandangan serta pikiran antara pimpinan dan bawahan dalam hal ini kepala sekolah dan guru serta karyawan lainnya. Dengan adanya komunikasi, bawahan dapat memperoleh informasi dan petunjuk yang jelas sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan dan kesalahpahaman yang ada sehingga akhirnya akan mempengaruhi efektivitas kerja bawahannya dan dapat meningkatkan pula kinerja pengawai. Veithzal Rivai mengatakan bahwa: “komunikasi timbul karena seseorang ingin menyampaikan informasi kepada orang lain. Informasi dapat membuat seseorang punya pengertian yang sama dengan orang lain dan bisa juga berbeda, karena informasi yang dikomunikasikan itu membuat orang-orang mempunyai kesamaan dan perbedaan pengertian”. 1
1
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 357.
6
7
Menurut Onong dalam bukunya ilmu komunikasi teori dan praktek menjelaskan bahwa: Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin commicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mngenai apa yang dipercakapkan.2 Secara luas komunikasi adalah “setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain”. Secara sempit komunikasi adalah “pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerimaan dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima”. 3 Menurut Arni Muhammad dalam bukunya komunikasi organisasi, bahwa komunikasi adalah “pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku”. 4 Sementara kepemimpinan
komunikasi dan
menurut
perilaku
Veithzal
organisasi,
Rivai
bahwa
dalam
komunikasi
bukunya adalah
“pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. Komunikasi juga sebagai proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang untuk orang lain”. 5 Dari definisi komunikasi di atas dapat dijelaskan bahwa komunikasi akan timbul karena seseorang ingin menyampaikan pesan kepada orang lain, sehingga antara komunikator dan komunikan saling mengirim dan menerima pesan sehingga pesan yang di kirim dapat mengubah tingkah laku dan dapat dipahami dengan jelas.
2
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), Cet, 13, h. 9 3 A. Supratiknya, Komunikasi Antarpribadi, (Yogyakarta, Kanisius, 1995) h. 30 4 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. 6, h. 4-5 5 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi..., h. 375-376
8
Menurut Dance, seperti dikutip oleh Jalaluddin Rahmat mengartikan “komunikasi sebagai usaha menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal, ketika lambang-lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli”. 6 Berelson dan Steiner yang dikutip oleh Roudhonah mengemukakan bahwa komunikasi adalah “proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka, dan lain-lain”. 7 Everett M. Rogers membuat definisi yang dikutip oleh Hafied Cangara, adalah sebagai berikut: “komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” 8 Menurut Gode yang dikutip oleh Arifin Anwar dalam bukunya Ilmu komunikasi sebuah pengantar ringkas, mendefinisikan komunikasi adalah ”suatu proses yang membuat adanya kebersamaan bagi dua atau lebih orang yang semula dimonopoli oleh satu atau beberapa orang”.9 Perumusan ini bermaksud bahwa komunikasi yang baik atau efektif adalah komunikasi yang mampu menciptakan kebersamaan arti bagi orang-orang yang terlibat seperti halnya kepala sekolah dengan guru yang berada dalam suatu oraganisasi sekolah yang mana sangat berperan penting bagi siswa. Berdasarkan beberapa definisi tentang komunikasi oleh beberapa ahli di atas komunikasi ialah suatu kegiatan penyampaian dan pengoperan lambanglambang yang mengandung arti makna/informasi dari kepala sekolah ke guru, dari guru ke kepala sekolah dan dari guru ke guru. Komunikasi akan dapat berhasil jika timbul saling pengertian yaitu apabila kepala sekolah dengan guru dalam penyampaian informasi dapat memahaminya. Dalam hal ini kedua belah pihak tidak berarti harus menyetujui semua gagasan yang ada, tetapi 6
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1986), h.
3 7
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2007), Cet. 1, h. 21 8 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 20 9 Arifin Anwar, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), Cet. 7, h. 26
9
yang terpenting adalah bahwa kepala sekolah dengan guru sama-sama memahami gagasan tersebut, sehingga diharapkan agar guru melakukan kegiatan seperti apa yang kepala sekolah kehendaki. Dan dengan komunikasi diharapkan agar segala ketidakpastian menjadi pasti dan orang melakukan kegiatan tanpa keragu-raguan.
2. Jenis-jenis Komunikasi Sesungguhnya komunikasi bukan hanya multi makna dan multi definisi, tetapi cara pembagiannya juga ternyata bermacam-macam. Menurut Joseph A. Devito seorang profesor komunikasi di City University of
New York dalam bukunya Communicology yang dikutip oleh Hafied
Cangara dalam bukunya pengantar ilmu komunikasi membagi komunikasi menjadi empat macam, yakni “komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok kecil, dan komunikasi publik. 10
a. Komunikasi Antarpribadi Komunikasi merupakan hal yang terpenting dalam pembentukan pengembangan pribadi dan kontak sosial. Melalui komunikasi kita menemukan pribadi kita dan orang lain, kita bergaul, bersahabat, menemukan kasih sayang, bermusuhan, membenci orang lain, dan sebagainya dengan kita melakukan komunikasi antarpribadi.
Sebagaimana dijelaskan oleh Bungin bahwa: Didalam kehidupan masyarakat sehari-hari, hubungan antarpribadi memainkan peran penting dalam membentuk kehidupan masyarakat, terutama ketika hubungan antarpribadi itu mampu mendorong kepada orang tertentu yang berhubungan dengan perasaan, pemahaman informasi, dukungan, dan berbagai bentuk komunikasi yang mempengaruhi citra diri orang serta membantu orang untuk memahami harapan-harapan orang lain. 11
10
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi…, h. 29 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 3, h. 262 11
10
Komunikasi antarpribadi yang dimaksud disini adalah “proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka”. 12 Sebagaimana dijelaskan oleh Roudhonah bahwa: Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan (action) yang berlangsung terus menerus. Komunikasi antar pribadi juga merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal-balik. Sedangkan makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman di antara orangorang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses berkomunikasi. 13 Tiap individu mempunyai watak dan kepribadian yang berbeda dengan orang lain. Apabila dua individu yang melakukan komunikasi bisa saling mengerti dan memahami kepribadian dan watak masing-masing dari hasil komunikasi yang terjadi, maka pengiriman pesan-pesan dari seseorang dapat diterima sehingga orang lain dapat menerima umpan balik dari hasil komunikasi tersebut. Adapun fungsi komunikasi antarpribadi adalah ”berusaha meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari dan mengatasi konflikkonflik
pribadi,
mengurangi
ketidakpastian
sesuatu,
serta
berbagai
pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain”. 14 Menurut Supratiknya bahwa ”keefektifan kita dalam hubungan antarpribadi ditentukan oleh kemampuan kita untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin kita sampaikan, menciptakan kesan yang kita inginkan, atau mempengaruhi orang lain sesuai kehendak kita”. 15 Sebagaimana dijelaskan oleh Miftah Thoha dalam bukunya Perilaku Organisasi bahwa suatu komunikasi antar pribadi bisa efektif bisa dilihat dengan lima hal berikut yaitu:
12
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi…, h. 32 Roudhonah, Ilmu Komunikasi..., h. 106 14 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi..., h. 60-61. 15 A. Supratiknya, Komunikasi Antarpribadi..., h. 24. 13
11
1) Keterbukaan Untuk menunjukan kualitas keterbukaan dari komunikasi antar pribadi ini paling sedikit ada dua aspek, yakni: aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap ornag yang berinteraksi dengan orang lain. Dan dengan keinginan untuk trrbuka ini dimaksudkan agar diri masing-masing tidak tertutup di dalam menerima informasi dari dirinya bahkan juga informasi mengenai dirinya kalau dipandang relevan dalam rangka pembicaraan antar pribadi dengan lawan bicaranya. 2) Empathy Dengan emphaty dimaksudkan untuk merasakan sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain suatu perasaan bersama perasaan orang lain yakni, mencoba merasakan dengan cara yang sama dengan perasaan orang lain. 3) Dukungan Dengan dukungan ini akan tercapai komunikasi antar pribadi yang efektif. Dukungan adakalanya terucap dan adakalanya tidak terucap. Dukungan yang tidak terucapkan tidaklah mempunyai nilai yang negatif, melainkan dapat merupakan aspek positif dari komunikasi. 4) Kepositifan Dalam komunikasi antar pribadi kwalitas ini paling sedikit, terdapat tiga aspek perbedaan. Pertama, komunikasi antar pribadi akan berhasil jika terdapat perhatian yang positif terhadap diri seseorang. Kedua, komunikasi antar pribadi akan terpelihara baik, jika perasaan positif terhadap orang lain itu dikomunikasikan. Ketiga, suatu perasaan positif dalam dalam situasi komunikasi umum, amat bermanfaat untuk mengefektifkan kerjasama. 5) Kesamaan Ini merupakan karakteristik yang teristimewa, karena kenyataannya manusia ini tidak ada yang sama, maka orang kembarpun didapatkan adanya perbedaan-perbedaan. Komunikasi antar pribadi akan lebih bisa efektif jika orang-orang yang berkomunikasi itu dalam suasana kesamaan. 16 Dengan kita melakukan komunikasi antar pribadi maka sangat bermanfaat bagi tiap individu atau seorang dalam suatu oganisasi, karena komunikasi antar pribadi dapat menghindari seseorang dari konflik atau permasalahan yang terpendam secara perseorangan serta komunikasi antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita sehingga kita merasa peduli terhadap
16
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1993), Cet. 6, h. 187-189.
12
rekan kerja secara perseorangan dan dapat pula menambah wawasan atau pengetahuan dengan kita melakukan komunikasi antar pribadi.
b. Komunikasi Kelompok Kecil Menurut Tillman yang dikutip oleh Arni Muhammad bahwa ”kelompok adalah bagian integral dari semua oganisasi”. 17 Sedangkan menurut Bungin ”kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari dua atau tiga orang bahkan lebih”. Di dalam organisasi juga sering ditemui adanya komunikasi dalam kelompok-kelompok kecil, seperti: dalam rapat-rapat, konferensi dan komunikasi dalam kelompok kerja. 18 Roudhonah mengatakan bahwa komunikasi kelompok kecil, yang kadangkadang disebut Micro group adalah ”kelompok komunikasi yang dalam situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal atau dalam komunikasi kelompok kumunikator dapat melakukan komunikasi antarpribadi dengan diskusi, kelompok belajar, seminar dan lain-lain”. 19 Adapun menurut Robet F. Bales yang dikutip oleh Onong dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek menjelaskan bahwa: Komunikasi kelompok kecil adalah sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat berhadapan wajah (face to face meeting), dimana setiap anggota mendapatkan kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup kentara, sehingga dia baik pada saat timbul pertanyaan maupun sesudahnya dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perorangan. 20 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi kelompok kecil merupakan proses pertukaran informasi antara sejumlah orang yang terdiri dari dua atau tiga orang bahkan lebih dimana suatu komunikasi tersebut dilakukan secara tatap muka dan setiap individu saling memberiakan tanggapan secaraverbal kepada masing-masing perorangan.
17
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 181-182. M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi..., h. 266. 19 Roudhonah, Ilmu Komunikasi..., h.128. 20 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi..., h. 126-127 18
13
Menurut Shaw yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam bukunya komunikasi organisasi, ada enam cara untuk mengidentifikasikan suatu kelompok. Berdasarkan hal tersebut menurut Arni Muhammad komunikasi kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk memperoleh tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka. 21
Adapun masih menurut Arni Muhammad, menyebutkan tujuan dari adanya komunikasi kelompok kecil yaitu: 1) Tujuan Personal Alasan orang mengikuti kelompok dapat dibedakan atas empat katagori utama yaitu untuk berhubungan social, penyaluran, kelompok terapi dan belajar. a) Hubungan social Bila kita berkumpul dengan kelompok kecil untuk tujuan hubungan social, tujuan kita adalah memperkuat hubungan interpersonal dan menaikan kesejahteraan kita. b) Penyaluran Kemunikasi kelompok kecil memberikan kemungkinan untuk menyalurkan perasaan kita, termasuk perasaan kecewa, perasaan takut, keluhan, maupun harapan dan keinginan kita. c) Kelompok terapi Komunikasi kelompok kecil juga dapat bersifat terapi. Biasanya digunakan untuk membantu orang menghilangkan sikap-sikap mereka, atau tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan mereka. d) Belajar Alasan untuk mengikuti kelompok kecil adalah belajar dari orang lain. Belajar terjadi dalam bermacam-macam cara dan paling biasa dalam kelas. 2) Tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan Komunikasi kelompok kecil sering digunakan untuk menyelesaikan dua tugas umum yaitu pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. a) Pembuatan keputusan Orang berkumpul bersama-sama dalam kelompok untuk membuat keputusan mengenai sesuatu. Dengan mendiskusikan alternative dengan orang lain membantu orang memutuskan 21
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 182.
14
mana pilihan yang terbaik untuk kelompok. Bila orang berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, mereka lebih suka menerima hasil kerjanya dan membantu dalam melakukannya. b) Pemecahan masalah Kelompok kecil adalah cara yang terbaik dalam pemecahan masalah. Orang membentuk kelompok pemecahan masalah dalam bermacam-macam konteks seperti di tempat kerja, di pemerintahan, di sekolah dan di rumah. 22 Dengan mengetahui tujuan dari adanya komunikasi kelompok kecil menurut pendapat Arni Muhammad, maka dapat disimpulkan bahwa dalam kelompok kecil perlu adanya hubungan sosial, penyaluran, kelompok terapi dan belajar dimana berfungsi memperkuat hubungan interpersonal dan menaikan kesejahteraan kita, untuk menyalurkan perasaan kita, termasuk perasaan kecewa, perasaan takut, keluhan, maupun harapan dan keinginan kita, untuk membantu orang menghilangkan sikap-sikap mereka, atua tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Dan kita juga bisa belajar dari orang lain. Sedangkan tujuan yang berhubungan dengan pekerjaaan dapat disimpulkan bahwa tujuan yang berhungan dengan pekerjaan digunakan dalam kelompok kecil untuk pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. Dengan mendiskusikan alternative dengan orang lain membantu orang memutuskan mana pilihan yang terbaik untuk kelompok, dan orang dapat memecahkan masalah dengan cara yang diinginkan.
c. Komunikasi Publik Sebagaimana Hafid Cangara mengatakan bahwa: Komunikasi public biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, public speaking dan komunikasi khalayak (audience communication). Komunikasi public memiliki ciri komunikasi interpersonal (pribadi), karena berlangsung secara tatap muka, tetapi terdapat beberapa perbedaan yang cukup mendasar sehingga memiliki ciri masing-masing. Ciri lain yang dimiliki komunikasi public bahwa
22
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 182-184.
15
pesan yang disampaikan itu tidak berlangsung secara spontanitas, tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal. 23 Komunikasi public adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam organisasi atau diluar organisasi, secara tatap muka atau melalui media. Tetapi dalam hal ini yang akan di bicarakan hanyalah kontak tatap muka di antara organisasi dan lingkungan eksternalnya dan diantara satu orang anggota organisasi dan sejumlah besar anggota organisasi yang sama, komunikasi ini disampaikan secara terencana dan disiapkan sebelumnya. Menurut Arni Muhammad dalam bukunya komunikasi organisasi menjelaskan bahwa: Tujuan umum dari komunikasi public terutama sekali adalah untuk memberikan informasi kepada sejumlah besar orang mengenai organisasinya misalnya mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi. Selain dari itu komunikasi public juga berujuan untuk menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat diluar organisasi seperti pemakai jasa organisasi, pemakai jasa organisasi, dan masyarakat pada umumnya. 24 Jadi
tujuan dari komunikasi publik yaitu sebagai sarana untuk
menyampaikan sejumlah informasi kepada sejumlah besar orang dalam suatu organisasi maupun di luar organisasi seperti masyarakat yaitu mengenai aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi tersebut. Sebagai contoh dalam suatu organisasi sekolah, komunikasi publik bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada seluruh guru&staf serta masyarakat dalam hal ini orang tua murid yang dilakukan secara tatap muka baik dilakukan dengan cara kepala sekolah berpidato dalam acara rapat sekolah mengenai prestasi siswa maupun ujian sekolah.
23 24
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi…, h. 34-35. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 197-198.
16
3. Jaringan Komunikasi Organisasi Organisasi tidak akan efektif apabila interaksi diantara orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tidak pernah ada komunikasi. Komunikasi menjadi sangat penting karena merupakan aktivitas tempat pimpinan mencurahkan waktunya untuk menginformasikan sesuatu dengan cara tertentu kepada seseorang atau kelompok orang. Dengan komunikasi, maka fungsi manajerial yang berawal dari fungsi perencanaan, implementasi dan pengawasan dapat dicapai. Organisasi adalah “komposisi sejumlah orang-orang yang meduduki posisi atau peranan tertentu. Diantara orang-orang yang saling terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentuyang dinamakan jaringan komunikasi”. 25
Menurut R. Turman Sirait, dalam bukunya komunikasi yang efektif bahwa: Sebagai perorangan, kita masing-masing mempunyai kelemahankelemahan dan keterbatasan. Tapi dengan bersatu dan berkumpul melalui usaha-usaha kerja sama, kita menjadi jauh lebih efektif dari usaha-usaha kita sacara perorangan. Untuk mencapai tujuan-tujuan kerja seperti itu memerlukan komunikasi, sehingga dapatlah kita katakan bahwa tanpa komunikasi, suatu organisasi tidaklah akan ada atau tidak berfungsi, dan tidak akan ada kemajuan yang nyata yang dapat dilakukan. 26 Adapun jaringan komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu saluran komunikasi formal dan informal. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Saluran Komunikasi formal Apabila pesan mengalir melalui jalan resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan komunikasi formal. Pesan ini biasanya mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atau secara horizontal dan diagonal.
25 26
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h..102. R. Turman Sirait, Komunikasi Yang Efektif..., h. 237.
17
Aliran komunikasi formal terdiri atas: 1) Komunikasi ke bawah Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi guru. Kepala sekolah harus menyampaikan informasi-informasi yang berhubungan dengan tugas-tugas di sekolah kepada guru, untuk itu perlu adanya komunikasi ke bawah yaitu antara kepala sekolah dengan guru. Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pemimpin kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas atau pemeliharaan. Pesan tersebut biasa berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum. 27 Arus komunikasi daripada atasan kepada bawahan tidaklah selalu berjalan lancar, untuk itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi ke bawah yaitu: a) Keterbukaan Kurangnya sifat terbuka di antara pimpinan dan karyawan akan menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan atau gangguan dalam pesan. Umumnya para pemimpin tidak mau memperhatikan arus komunikasi ke bawah. Pimpinan mau memberikan informasi ke bawah bila mereka merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. b) Kepercayaan pada pesan tulisan Kebanyakan para pemimpin lebih percaya pada pesan tulisan dan metode difusi yang menggunakan alat-alat elektronik daripada pesan yang disampaikan secara lisan dengan tatap muka. Komunikasi tatap muka lebih disenangi oleh karyawan daripada media cetak. Meskipun hasil penelitian memperhatikan hasil yang agak bertentangan dengan kepercayaan pimpinan tersebut namun kepercayaan tersebut masih ada. c) Pesan yang berlebihan Karena banyaknya pesan-pesan dikirimkan secara tertulis maka karyawan dibebani dengan memo-memo, buletin, surat-surat pengumuman, majalah dan pernyataan kebijaksanaan, sehingga 27
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h..108
18
banyak sekali pesan-pesan yang harus dibaca oleh karyawan. Reaksi karyawan terhadap pesan tersebut biasanya cenderung untuk tidak membacanya. Banyak karyawan hanya membaca pesan-pesan tertentu yang dianggap penting bagi dirinya dan yang lain dibiarkan saja tidak dibaca. d) Timing Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi komunikasi ke bawah. Pimpinan hendaklah mempertimbangkan saat yang tepat bagi pengiriman pesan dan dampak yang potensial kepada tingkah laku karyawan. Pesan seharusnya dikirimkan ke bawah pada saat saling menguntungkan kepada kedua belah pihak yaitu pimpinan dan karyawan. Tetapi bila pesan yang dikirimkan tersebut tidak pada saat dibutuhkan oleh kayawan maka mungkin akan mempengaruhi kepada efektivitasnya. e) Penyaringan. Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan tidaklah semuanya diterima mereka. Tetapi mereka sering mana yang mereka perlukan. Penyaringan pesan ini dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor diantaranya perbedaan persepsi di antara karyawan, jumlah mata rantai dalam jaringan komunikasi dan perasaan kurang percaya kepada seorang supervisor mungkin memblok pesan supervisor. 28
Kesukaran terbesar dari kebanyakan jenis-jenis pesan-pesan yang menuju ke bawah, ialah sifatnya ynag berbentuk satu arah. Beberapa manager juga melihat komunikasi sebagai suatu jalan satu jurusan, yang hanya mereka sendiri yang menentukan dan menguasai arah atau jurusan itu. 29 Komunikasi ke bawah dalam suatu organisasi berarti “informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi dari kepada mereka yang berotoritas lebih rendah”. 30 Untuk metode penyampaian dalam komunikasi ke bawah, Level mensurvei para penyelia dan meminta mereka untuk menilai keefektifan, kombinasikombinasi yang berbeda dari metode-metode untuk berbagai jenis situasi komunikasi yang berlainan (Tabel 1). Menurut Level yang dikutip oleh Deddy Mulyana, dkk. dalam bukunya komunikasi organisasi, ada empat metode yaitu tulisan saja, lisan saja, tulisan diikuti tulisan, dan lisan diikuti tulisan yaitu: 28
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 110-112. R. Turman Sirait, Komunikasi Yang Efektif..., h. 239. 30 Deddy Mulyana, dkk., Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), Cet. 1, h. 184. 29
19
Tabel 1 Metode paling efektif VS paling tidak efektif untuk berkomunikasi dengan para pegawai dalam sepuluh situasi yang berbeda. 31 No
Situasi
a)
b)
c) d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
Penyampaian informasi yang memerlukan tindakan segera pegawai Informasi yang memerlukan tindakan pegawai Penyampaian informasi yang bersifat umum Penyampaian arahan atau perintah perusahaan Penyampaian informasi mengenai perubahan kebijakan perusahaan yang penting Penyampaian kemajuan kerja kepada penyelia langsung anda Promosi kampanye keamanan Pemberian pujian kepada pegawai atas prestasi kerjanya Pemberian teguran kepada pegawai atas kelalaian kerjanya Penyelesaian perselisihan diantara para pegawai mengenai masalah kerja.
Paling efektif Lisan diikuti tulisan Tulisan saja
Paling tidak efektif Tulisan saja Lisan saja
Tulisan saja Lisan diikuti tulisan Lisan diikuti tulisan
Lisan saja Lisan saja
Lisan diikuti tulisan Lisan diikuti tulisan Lisan diikuti tulisan Lisan saja
Lisan saja
Lisan saja
Tulisan saja.
Lisan saja
Lisan saja Tulisan saja Tulisan saja
Metode lisan diikuti tulisan, dinilai paling efektif dalam enam dari sepuluh situasi dan tidak pernah dinilai tidak sesuai untuk situasi apapun. Situasi yang memerlukan tindakan segera tetapi kemudian diikuti oleh tindak lanjutnya 31
Deddy Mulyana, dkk.,. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan..., h. 186-187.
20
yang bersifat umum dan memerlukan pendomentasian, dan yang meliputi hubungan-hubungan antar personel yang positif, tampaknya paling baik ditangani oleh metode lisan diikuti tulisan. Metode lisan saja dinilai paling efektif dalam situasi ynag mencakup teguran dan mendamaikan perselisihan. Tapi paling tidak efektif dalam enam situasi lainnya, meskipun empat dari enam situasi juga dinilai paling efektif untuk kombinasi metode lisan diikuti tulisan. Hal ini menunjukan bahwa metode lisan diinginkan tapi tidak hanya lisan saja. Metode tulisan saja dinilai paling efektif bila diperlukan informasi untuk tindakan yang akan datang, bila informasinya umum, dan bila tidak diperlukan komunikasi untuk pribadi. Metode tulisan diikuti lisan dinilai paling efektif atau paling tidak efektif bagi setiap situasi.
2) Komunikasi kepada Atasan. Sebelum membahas tentang komunikasi kepada atasan, pasti kita dapat membayangkan bahwa komunikasi kepada atasan terkadang dianggap menakutkan oleh beberapa bawahan karena tidak sedikit karyawan yang canggung membeberkan masalah serta keluhan-keluhan dan kritik dan saran kepada atasan. Untuk itu disini akan dibahas tentang alasan pentingnya komunikasi dari bawah ke pimpinan, beberapa fungsi komunikasi ke atas, dan beberapa kesulitan dalam mendapatkan informasi ke atas.
Sebagaimana Hadari Nawawi dan Martin Hadari menjelaskan bahwa: Komunikasi ke atas merupakan komunikasi yang berlangsung antar personel yang unit/satuan kerjanya lebih rendah kepada personel yang unit/satuan kerjanya lebih tinggi kedudukannya. Komunikasi ini antara lain berbentuk penyampaian laporan, pendapat, saran-saran, gagasan (idea), kreativitas, inisiatif, bahkan kadang-kadang juga berupa kritikkritik dan keluhan. 32
32
Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Ilmu Administrasi, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 1994), h. 129
21
Komunikasi ke atas menurut Arni Muhammad dalam bukunya komunikasi organisasi adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam suatu organisasi kecuali yang berada pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu. Menurut Pace yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam bukunya komunikasi organisasi fungsinya adalah sebagai berikut: a) Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka menerima apa yang disampaikan karyawan. b) Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan keputusan. c) Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi. d) Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus muncul dan membiarkan supervisor muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya. e) Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus informasi yang ke bawah f) Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalahmasalah pekerjaan mereka dan memperkuat keerlibatan mereka dalam tugas-tugasnya dan organisasi. 33 Bisanya pimpinan dalam melakukan komunikasi ke atas ingin mengetahui apa yang dilakukan bawahan, baik itu yang berhubungan dengan pekerjannya, hasil yang dicapainya, kemajuan mereka dan rencana masa yang akan datang. Dan menjelaskan masalah-masalah pekerjaan yang tidak dipecahkan yang mungkin memerlukan bantuan tertentu.
33
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 117.
22
Adapun ada beberapa kesulitan dalam mendapatkan informasi ke atas seperti yang di kemukakan oleh Sharma yang dikutip langsung oleh Arni Muhammad dalam bukunya komunikasi organisasi, bahwa kesulitan itu mungkin disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut: a) Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan pikirannya. Hasil studi memperlihatkan bahwa karyawan merasa bahwa mereka akan mendapatkan kesukaran bila menyampaikan apa yang sebenarnya menurut pikiran mereka. b) Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik kepada masalah mereka. Karyawan seing melaporkan bahwa pimpinan mereka tidak prihatin terhadap masalah-masalah mereka. c) Kurangnya reward atau penghargaan terhadap karyawan yang berkomunikasi ke atas. Sering kali supervisor dan pimpinan tidak memberikan penghargaan yang nyata kepada karyawan untuk memelihara keterbukaan komunikasi ke atas. d) Perasaan karyawan bahwa supervisor dan pimpinan tidak dapat menerima dan berespons terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan. Supervisor terlalu sibuk untuk mendegarkan atau karyawan susah untuk menemuinya. 34 Dalam sistem sekolah komunikasi ke atas berjalan dari guru ke kepala sekolah. Komunikasi ke atas membantu administrator untuk mengetahui apakah
pikiran-pikiran
yang
disalurkan
ke
bawah
dapat
diterima,
menggalakan para anggota untuk menyumbangkan ide-ide berharga. Selain itu komunikasi ke atas memunginkan para karyawan untuk lebih dapat menyesuaikan diri dengan tujuan sekolah. Walaupun ada beberapa kesulitan dalam mendapatkan informasi ke atas seperti yang di kemukakan oleh Sharma.
3) Komunikasi Horizontal. Apabila terjadi komunikasi diantara anggota kelompok kerja yang sama, diantara kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara manajer pada tingkat yang sama atau antara bagian atau departemen pada tingkat yang sama, atau antara pegawai-pegawai apa saja yang secara horizontal
34
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 118-119.
23
sama
dalam
hierarki
organisasi,
maka
komunikasi
tersebut
adalah
komunikasi horizontal. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu komunikasi menyebutkan bahwa: Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya. Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat, sedang rekreasi, atau pada saat pulang kerja.dalam situasi komunikasi seperti ini, desas-desus cepat sekali menyebar dan menjalar. Dan yang didesas-desuskan sering kali mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka. 35 Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan orientasinya di dalam organisasi. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaiaan konflik dan saling memberikan informasi. Sementara Hadari Nawawi dan Martin Hadari menjelaskan bahwa: “Komunikasi horizontal berupa penyampaian atau penerimaan pesan (informasi) yang berlangsung antar personal dari unit/satuan kerja yang sama tingkatan/jenjangnya di lingkungan suatu organisasi. Komunikasi ini antara lain diwujudkan melalui kegiatan rapat-rapat/pertemuan, diskusi-diskusi, pemberian penjelasan/keterangan, konsultasi dan lain-lain” 36 .
Sebagaimana dijelaskan oleh Onong bahwa tujuan dari komunikasi horizontal adalah: a) Mengkordinasikan tugas-tugas. Kepala-kepala bagian dalam suatu organisasi kadang-kadang perlu mengadakan rapat atau peetemuan, untuk mendiskusikan bagaimana tiap-tiap bagian memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi. b) Saling membagi informasi untuk perencanaan dan akitivitasaktivitas. Ide dari banyak orang biasanya akan lebih baik dari pada
35
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek..., h. 124. Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Ilmu Administrasi…, h. 129
36
24
c)
d)
e)
f)
ide satu orang. Oleh karena itu komunikasi horizontal sangatlah diperlukan untuk mencari ide yang lebih baik. Memecahkan masalah yang timbul di antara orang-orang yang berada dalam tingkatan yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam pemecahan masalah akan menambah kepercayaan dan moral dari karyawan. Menyelesaikan konflik di antara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan juga diantara bagian dengan bagian lannya. Penyelesaian konflik ini penting bagi perkembangan sosial dan emosional dari anggota dan juga dapat menciptakan iklim organisasi yang baik. Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit-unit organisasi atau anggota unit organisai tentang perubahan itu. Untuk itu mungkin suatu unit dengan unit lainnya mengadakan rapat untuk mencari kesepakatan terhadap perubahan tersebut. Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. Hal ini akan memperkuat hubungan di antara sesama karyawan dan akan membantu kekompakan dalam kerja kelompok. 37
Oleh karena itu komunikasi yang baik antar berbagai personel tersebut harus dikembangkan sedemikian rupa untuk mencapai hasil optimal. Kurangnya komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang diwujudkan, bahkan kegagalan pencapaian tujuan. Kepala sekolah mempunyai
kewajiban
untuk
membina
komunikasi
dengan
sebaik-
baiknya agar para guru dan karyawan lainya mampu bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.
4) Komunikasi Diagonal Komunikasi diagonal menurut T. Hani Handoko merupakan ”komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi”. 38 Menurut Hadari Nawawi dan Martin Hadari menjelaskan bahwa: “Komunikasi diagonal berupa penyampaian informasi antarpersonel dari unit/satuan kerja yang lebih tinggi atau lebih rendah kedudukannya kepada
37 38
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 121-122. T. Hani Handoko, Manajemen..., h. 282
25
personel yang unit/satuan kerjanya lebih rendah atau lebih tinggi kedudukannya pada garis lini atau garis komando yang tidak sama di lingkungan suatu organisasi”. 39 Hubungan kerja diagonal, adalah ”hubungan kerja antara pejabat-pejabat atau
unit-unit
yang berbeda
tingkatannya
(levelnya)
dan
berlainan
kewenangannya, tetapi secara fungsional ada hubungannya”. 40 Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi diagonal pada dasarnya adalah dua pihak yang mempunyai level yang berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain. Bentuk komunikasi ini sering disebut komunikasi silang yang berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda pada jalur struktur yang lain.
b. Saluran Komunikasi informal Menurut Arni Muhammad bahwa ”jaringan komunikasi informal lebih dikenal dengan desas-desus (grapevine) atau kabar angin. Informasi yang mengalir dalam jaringan grapevine ini, kelihatannya berubah-ubah dan tersembunyi”. 41 Komunikasi ini cenderung berisi laporan rahasia, yang mana mengenai orang-orang dalam suatu organisasi tersebut yang berjalan secara tidak resmi. Dengan didengar secara desas-desus dari orang ke orang maka komunikasi ini bukan diumumkan oleh orang yang berkuasa seperti kepala sekolah.
1) Saluran Komunikasi Verbal Menurut Roudhonah dalam bukunya ilmu komunikasi mengemukakan bahwa “Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan lambang bahasa, ini mencakup komunikasi dengan bahasa lisan maupun bahasa tulisan”. 42 Arni Muhammad mendefinisikan komunikasi verbal adalah “komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara 39
Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Ilmu Administrasi…, h.130 Suwarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen..., h. 99 41 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 124-125. 42 Roudhonah, Ilmu Komunikasi..., h. 92 40
26
oral atau lisan maupun secara tulisan. Komunikasi verbal merupakan “karakteristik khusus dari manusia. Tidak ada makhluk lain yang dapat menyampaikan bermacam-macam arti melalui kata-kata. Kata dapat dimanipulasi untuk menyampaikan secara eksplisit sejumlah arti”. 43 Dari definisi komunikasi verbal diatas dapat dsimpulkan bahwa komunikasi verbal ialah: komunikasi yang menggunakan lambang bahasa baik itu mencakup bahasa lisan maupun tulisan. Namun walaupun menggunakan lambang bahasa berupa kata-kata, bukan berarti kata-kata tersebut tidak memerlukan penjelasan lagi. Maka dari itu komunikasi verbal ini diperlukan penjelasan kembali dengan komunikasi selanjutnya baik melalui bahasa lisan maupun tulisan. Dalam melakukan komunikasi secara verbal maka akan terjadi umpan balik antara penerima pesan dan pengirim pesan. Umpan balik secara verbal adalah ”tanggapan komunikasi yang dinyatakan dengan kata-kata baik secara singkat maupun secara panjang lebar”. 44 Sebagai contoh seorang kepala sekolah menyampaikan berbagai keputusan kepada bawahannya dengan kata-kata yang diucapkan langsung kepada guru, kemudian guru mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh kepala sekolah kemudian guru merespon terhadap keputusan kepala sekolah tersebut.
Sebagaimana dijelaskan oleh Arni Muhammad bahwa komunikasi tulisan yaitu: Apabila keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan itu disandikan dalam simbol-simbol yang dituliskan pada kertas atau pada tempat lain yang bisa dibaca, kemudian dikirimkan pada karyawan yang dimaksudkan. Komuniksai tertulis ini dapat berupa sutar, memo, buku petunjuk, gambar, laporan. Sedangkan komunikasi lisan dapat dalam bentuk percakapan interpersonal secara tatap muka, atau melalui telepon, radio, televisi dan lain-lain. 45
43
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 95. Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek..., h. 14. 45 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 95-96 44
27
2) Saluran Komunikasi Non Verbal Komunikasi non verbal menurut Arni Muhammad dalam bukunya komunikasi organisasi adalah “penciptaan atau pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan”. 46 Dari hasil penelitian Ramland yang dikutip oleh Arni Muhammad menunjukan bahwa ”bila atasan dan bawahan berkomunikasi tatap muka, hakikat hubungan yang tidak sama akan kelihatan dari tanda-tanda non verbal yang mereka perlihatkan dalam cara-cara berkomunikasi”. 47 Misalnya orang yang mempunyai status lebih tinggi seperti halnya kepala sekolah dalam melakukan komunikasi non verbal akan kelihatan lebih rileks dan mempunyai perhatian yang rendah dibanding karyawannya. Seorang atasan terkadang dalam berkomunikasi seperti ini jarang menghadapkan pandangannya kepada karyawan tetapi hanya mendengarkan pembicaraan bawahannya. Pesan non verbal dengan dilukiskan dengan perilaku mata, mempunyai beberapa perbedaan makna dengan berkomunikasi dengan
gerakan tubuh
seseorang. Hal ini menunjukan bahwa pesan non vebal merupakan penciptaan atau pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan seperti yang telah diungkapkan oleh Arni Muhammad diatas.
46 47
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 130 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h.151
28
B. Kepala Sekolah 1. Pengertian Kepala Sekolah Kepala
Sekolah
adalah
pimpinan
tertinggi
di
sekolah.
Pola
kepemimpinananya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan
sekolah.
kepemimpinan
kepala
Oleh
karena
sekolah
itu
dalam
merupakan
pendidikan
jabatan
modern
strategis
dalam
mencapai tujuan pendidikan. Bagaimana kepala sekolah untuk membuat orang lain bekerja untuk mencapai tujuan sekolah. Berkembangnya semangat kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan
pendidikan,
suasana
kerja
yang
menyenangkan
dan
perkembangan mutu profesional diantaranya para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.
Sebagaimana Wahjosumidjo menjelaskan bahwa: Kepala sekolah merupakan dua gabungan kata yang dijadikan satu sehingga mempunyai makna tersendiri, kedua kata tersebut adalah ”kepala” dan “sekolah” kata “sekolah” dapat diartikan “pemimpin” dalam suatu organisasi atau suatu lembaga, sedangkan “sekolah” adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat untuk menerima pelajaran. Secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan ”sebagai tenaga fungsional guru yang diberikan tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakannya proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dengan murid yang menerima pelajaran”. 48 Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggung jawab atas terciptanya tujuan pendidikan melalui komunikasi yang efektif. Dengan adanya komunikasi, kepala sekolah senantiasa mengetahui berbagai keluhan baik dalam hal positif atau negatif dari seorang guru selama proses belajarmengajar di sekolah, dengan hal itu akan tercipta iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksananya proses pendidikan secara efektif dan efesien. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah merupakan seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin pendidikan sekaligus guru yang 48
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan..., h. 83.
29
mempunyai tugas dalam memimpin, membina, membimbing, memberi bantuan dan memotivasi kepada guru dan staf sekolah dalam usaha perbaikan pengajaran yang dilakukan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
2. Peran Kepala sekolah Kepala sekolah mempunyai peran yang tidak sedikit dalam rangka menjalankan fungsi kepemimpinannya di sekolah karena keterbatasan bahasa, berikut ini beberapa peran yang utama yang harus dilakukan kepala sekolah, yakni: a. Kepala sekolah sebagai administrator. Sebelum penulis membahas peran kepala sekolah sebagai administrator, menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya Administrasi dan Supervisi Pendidikan mengartikan bahwa “administrasi adalah suatu kegiatan atau usaha untuk membantu melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan dalam pencapaian suatu tujuan”. 49 Sedangkan yang dimaksud dengan administrator adalah seseorang yang melaksanakan tugas administrasi dalam pencapaian suatu tujuan. Kepala sekolah sebagai administrator yang bertanggung jawab terhadap kelancaran pendidikan dan pengajaran disekolah, oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai adaministrator pendidikan.
b. Kepala sekolah sebagai Supervisor Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya administrasi dan supervisi pendidikan, supervisi adalah “aktivitas-aktivitas untuk menentukan kondisi-
49
Ngalim Poerwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Rosda, 2004), Cet. 13, h. 1-2.
30
kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuantujuan pendidikan”. 50 Melihat definisi di atas, maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa hendaknya kepala sekolah pandai meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai, ia harus dapat meneliti dan menentukan syarat-syarat mana yang telah ada dan mencukupi, mana yang belum ada atau kurang mencukupi yang perlu diusahakan dan perlu dipenuhi. Supervisi dilakukan secara rutin, agar proses belajar mengajar dapat terpantau dengan baik, serta kekurangan-kekurangan yang ada dapat segera diperbaiki. Sehingga keseluruhan dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan di sekolah dapat berjalan sebagaimana mestinya.
c. Kepala sekolah Sebagai Motivator Kepala sekolah selaku pemimpin yang secara langsung merupakan contoh nyata dalam aktivitas kerja bawahannya teutama dalam organisasi sekolah.. Kepala sekolah yang rajin, cermat, peduli terhadap bawahan akan berbeda dengan gaya kepemimpinan yang acuh tak acuh, kurang komunikasi terhadap bawahannya. Beban kepala sekolah tidaklah ringan, untuk itu kepala sekolah dituntut
sebagai
motivator
bagi
bawahannya
terutama
guru
dalam
menjalankan segala tugas yang ada di sekolah. Sedangkan menurut M. Alisuf Sabri motivasi adalah “sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan”. 51 Motivasi mendorong manusia melakukan sesuatu dan juga sebagai penyeleksi dalam menentukan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan. Sesuai dengan fungsinya sebagai motivator kepala sekolah harus mampu untuk mendorong dan menggerakan semangat para guru dalam mencapai 50
Ngalim Poerwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan..., h. 20 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992), Cet. 1, h. 24. 51
31
tujuan. Dan juga harus mampu menciptakan suasana yang merangsang guru untuk tetap bersemangat melakukan pekerjaannya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan peran sekolah sebagai motivator adalah tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin yang punya pengaruh besar dalam pengembangan mutu pendidikan di sekolah, karena berkembangnya minat terhadap perkembangan pendidikan suasana kerja yang menyenangkan di antara para guru ditentukan oleh kualitas kepala sekolah itu sendiri.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala sekolah Kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam mengelola pendidikan di sekolah. Sebagai pimpinan tentunya dituntut memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Tidak hanya memiliki wawasan/pengetahuan yang luas, tetapi juga memiliki sikap yang baik dan pemikiran yang cerdas. Karena maju dan mundurnya sekolah salah satunya tergantung dari bentuk kepemimpinan kepala sekolah mengelola organisasi satuan pendidikan. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebenarnya sangat berat, walaupun telah membagi-bagikan tugas dan tanggung jawabnya kepada para staf dalam suatu organisasi ia akan menjadi orang pertama dalam memikul tanggung jawab untuk menyelamatkan anak didiknya sampai pada tujuan. Menurut Danim tugas-tugas kepala sekolah bersifat ganda yang satu sama lain dan memiliki kaitan yang erat, baik langsung maupun tidak langsung. Tugas-tugas tersebut adalah mengkoordinasi, mengarahkan dan mendukung hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokoknya yang sangat komplek yaitu: a. b. c. d. e.
Merumuskan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran sekolah; Mengevaluasi kinerja guru; Mengevaluasi kinerja staf sekolah; Menata dan menyediakan sumber-sumber organisasi sekolah; Membangun dan menciptakan iklim psikologisyang baik antara komunitas sekolah; f. Menjalin hubungan dan ketersentuhan kepedulian terhadap masyarakat; g. Membuat perencanaan bersama-sama staf dan komunitas sekolah;
32
h. i. j. k. l. m.
Menyusun penjadwalan kerja; Mengatur masalah-masalah pembukuan; Melaksanakan negoisasi dengan pihak internal; Melaksanakan hubungan kerja kontraktual; Memotivasi guru dan karyawan untuk tampil optimal; Memecahkan konflik antar guru dan antar pihak para komunitas sekolah; n. Melakukan supervise pembelajaran atau pembinaan professional; o. Melaksanakan kegiatan lain yang mendukung operasi sekolah. 52 Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut maka jalinan komunikasi antara kepala sekolah dengan guru memang harus dioptimalkan, karena dengan adanya komunikasi maka pimpinan akan mengetahui berbagai keluhan, masalah yang dihadapi bawahan sehingga dalam memberikan tugastugas yang telah dipaparkan di atas sesuai dengan sasaran dan tujuan yang diharapkan.
C. Guru 1. Pengertian Guru Guru menduduki kedudukan yang terhormat dimasyarakat, kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka di pundak guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat, sebab tanggung jawab tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Hal ini mau tidak mau menuntut guru agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didiknya, tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi di luar sekolah sekali pun.
Sebagaimana Uzer mengatakan bahwa: Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum tentu dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat52
Sudarwan Danim, Menjadi Komunitas Pembelajar: Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. 1, h. 197.
33
syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan. 53 Sebagaimana Kunandar mengatakan bahwa: Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spiritual. Dengan demikian akan dihasilkan generasi masa depan yang siap hidup dengan tantangan zamannya. 54 Berdasarkan definisi guru diatas, maka jelaslah bahwa guru bukanlah semata-mata jabatan atau profesi, tetapi juga memiliki kedudukan yang mulia di tengah-tengah masyarakat. guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Selain itu guru juga memiliki peran penting dalam menentukan mutu pendidikan di suatu sekolah khususnya bagi peserta didiknya.
Kunandar menjelaskan bahwa: Dalam menjalankan tugasnya seorang guru seditaknya harus memiliki kemampuan dan sikap sebagai berikut: pertama, menguasai kurikulum. Guru harus tahu batas-batas materi yang harus disajikan dalam kegiatan belajar mengajar, baik keluasan materi, konsep, maupun tingkat kesulitannya sesuai dengan yang digariskan dengan kurikulum. Kedua, menguasai substansi materi yang diajarkan. Guru tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan bahan pelajaran yang telah ditetapkan, tetapi guru juga harus menguasai dan menghayati secara mendalam semua materi yang akan diajarkan. Ketiga, menguasai metode dan evaluasi belajar. Keempat, tanggung jawab terhadap tugas. Kelima, disiplin dalam arti luas. 55
53
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), Cet. 9, h. 5. 54 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 40. 55 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..., h. 60.
34
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru adalah suatu jabatan atau profesi yang memiliki keahlian khusus untuk memberikan pendidikan kepada murid baik di sekolah maupun di luar sekolah, sehingga menghasilkan anak didik yang berkualitas baik secara akademis maupun dalam skill (keahlian), dengan bekal keahlian khusus guru harus memiliki kemampuan menguasai kurikulum, menguasi materi yang akan di ajarkan, menguasai metode dan evaluasi belajar, serta bertanggung jawab terhadap tugas serta mempunyai disiplin dalam arti luas seperti yang dijelaskan oleh Kunandar di atas.
2. Peran dan Fungsi Guru Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Diantara peran dan fungsi guru menurt E. Mulyasa, dalam bukunya Standar Kompetensi Sertifikasi Guru adalah sebagai berikut: a. Sebagai pendidik dan pengajar. Bahwa setiap guru harus memiliki kestabilan emosi, ingin memajukan peserta didik, bersikap realitas, jujur dan terbuka, serta peka terhadap perkembangan terutama inovasi pendidikan. Untuk mencapai semua itu, guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasi berbagai jenis bahan pengajaran, menguasai teori dan praktek pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran. b. Sebagai anggota masyarakat Bahwa setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Untuk itu, harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki keterampilan membina kelompok, dan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok. c. Sebagai pemimpin Bahwa setiap guru adalah pemimpin, yang harus memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip hubungan antar manusia, teknik komunikasi, serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi sekolah. d. Sebagai administrator. Bahwa setiap guru akan dihadapkan pada berbagai tugas administrasi yang harus dikerjakan di sekolah, sehingga harus memiliki pribadi yang jujur, teliti, rajin, serta memahami strategi dan manajemen pendidikan.
35
e. Sebagai pengelola pembelajaran Bahwa setiap guru harus mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar-mengajar di dalam maupun di luar kelas. 56
Berdasarkan beberapa peran dan fungsi guru di atas dapat disimpulkan bahwa Untuk mencapai pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasi berbagai jenis bahan pengajaran, menguasai teori dan praktek pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran, Untuk itu sebagai anggota masyarakat, guru harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki keterampilan membina kelompok, dan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok. yang harus memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip hubungan antar manusia, teknik komunikasi, serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi sekolah. Dan berbagai tugas administrasi yang harus dikerjakan di sekolah, sehingga harus memiliki pribadi yang jujur, teliti, rajin, Serta memahami strategi dan manajemen pendidikan. harus mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar-mengajar di dalam maupun di luar kelas. Dari kajian teori di atas peneliti lebih meneliti tentang jaringan komunikasi yaitu jaringan komunikasi formal dan informal. Adapun macam-macam jaringan komunikasi formal adalah: komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horisontal dan komunikasi diagonal. Sedangkan dalam jaringan komunikasi formal adalah: komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
56
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 1, h. 19.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Bagaimana proses komunikasi kepala sekolah dengan guru di SMPN 48 (SSN) Jakarta”. Dari tujuan tersebut djelaskan bahwa dengan melakukan penelitian di SMPN 48 Jakarta bertujuan untuk mengetahui proses komunikasi yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru di SMPN 48 (SSN) Jakarta.
B. Lokasi dan Waktu Tempat yang penulis jadikan objek penelitian adalah SMPN 48 Jakarta yang berlokasi di Jalan Kebayoran Lama No.192 Jakarta Selatan. Adapun waktu yang penulis gunakan untuk penelitian yaitu pada tanggal 01 Desember 2009 sampai dengan 12 Februari 2010.
C. Populasi dan Sampel Sebagaimana biasanya setiap penelitian memerlukan populasi. Adapun yang dimaksud populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. 1 Sebagai 1
populasi
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), h. 130
36
37
dalam penelitian ini adalah guru di SMPN 48 Jakarta Tahun pelajaran 2008 – 2009. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. 2 Adapun yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah staf di SMPN 48 Jakarta (SSN) dalam hal ini yang dimaksud staf adalah guru SMPN 48 Jakarta Tahun Pelajaran 20082009, dengan jumlah guru sebanyak 48 orang dengan diambil sampel 100%.
D. Metode Penelitian Untuk memudahkan penulis dalam pengumpulan data, fakta dan informasi dalam penelitian tentang proses komunikasi kepala sekolah dengan guru di SMPN 48 (SSN) Jakarta, maka penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu proses penelitian yang dijelaskan melalui data-data yang bersifat kualitatif, dan dalam bentuk deskriptif atau kalimat-kalimat yang akan menjelaskan tentang datadata yang diperoleh.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini dikumpulkan sesuai dengan sumber, metode, dan instrumen yang telah dilaksanakan. Adapun teknik pengumpulan data tersebut ditempuh dengan beberapa instrumen, antara lain: 1. Penelitian Lapangan (field research) Penelitian lapangan dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang otentik dari lapangan yang memiliki kaitan dengan masalah yang akan diteliti. Untuk memperoleh data-data dari lapangan, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya: a. Observasi Observasi merupakan alat pengumpulan data penelitian dalam hal ini peneliti mengamati keadaan, situasi, dan kondisi serta aktivitas responden.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Prakiik..., h. 131
38
b. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. 3 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang proses komunikasi kepala sekolah dengan guru yaitu yang menjaadi sasaran untuk memperoleh data yaitu guru di SMPN 48 Jakarta. c. Metode Dokumentasi Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.
Didalam
menyelidiki
melaksanakan
benda-benda
tertulis
metode
dokumentasi,
peneliti
buku-buku,
majalah,
seperti
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. 4 Jadi jelas bahwa metode ini digunakan untuk mencari data yang telah tersedia yaitu mengenai keadaan sekolah yang berupa latar belakang sekolah, keadaan guru, siswa serta karyawan serta sarana prasarana yang ada di SMPN 48 Jakarta.
F. Definisi Operasional dan Kisi-kisi Instrumen. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berbentuk angket (kuesioner). 1. Definisi Operasional a. Definisi Komunikasi Yang dimaksud dengan komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dalam hal ini kepala sekolah dengan guru dan guru dengan guru serta guru dengan siswa, dan komunikasi akan timbul karena seseorang ingin menyampaikan pesan kepada orang lain, sehingga antara komunikator dan komunikan saling mengirim dan menerima pesan sehingga pesan yang di kirim dapat mengubah tingkah laku dan dapat dipahami dengan jelas.
3 4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik..., h. 151 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik..., h. 158
39
b. Kisi-kisi Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi dengan proses komunikasi kepala sekolah dengan guru di SMPN 48 Jakarta. Adapun jumlah butir soal dalam instrumen ini adalah 30 butir. Dengan rincian seperti tertera pada tabel berikut: Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Proses komunikasi kepala sekolah dengan guru
No
1
2
3
Aspek
Jenis
Indikator
a. Komunikasi antara kepala 1, 2, 3, 4
Komunikasi
sekolah
Ke bawah
guru
Jenis
guru
Ke atas
sekolah
Komunikasi
dengan
dengan
Jumlah 4
para
b. Komunikasi antara para 5, 6, 7, 8
Komunikasi
Jenis
No. Item
4
kepala
c. Komunikasi antara rekan 9, 10, 11
3
kerja
Horizontal
4
5
Jenis
d. Komunikasi yang berbeda 12, 13, 14
Komunikasi
tingkatan dan berlainan
Diagonal
kewenangannya a. Cara
penyampaian
15,16,17,18,19,
informasi kepala sekolah
20, 21, 22, 23,
secara lisan dan tulisan
24, 25, 26, 27
3
9
40
6
b. Cara informasi
penyampaian 28, 29, 30 dari
3
kepala
sekolah melalui gerakan tubuh
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Setelah data dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap berikutnya adalah tahap analisis. Pada tahap ini, data dikerjakan dan dimanfaatkan sehingga dapat menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan penelitian. Data yang terkumpul melalui angket akan diolah terlebih dahulu melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Editing yakni memeriksa jawaban daftar pertanyaan yang diserahkan oleh responden dengan tujuan untuk menentukan validitas jawaban responden. 2. Tabulasi yaitu angket yang valid diolah ke dalam tabel distribusi frekuansi dan ditentukan presentasinya 3. Skoring setelah penulis mengolah data ke dalam tabel distribusi frekuensi selanjutnya diinterpretasikan. pedoman yang digunakan untuk mengolah data adalah:
Keterangan F
= Frekuensi yang sedang dicari peresentasenya
N
= Number of Cases ( jumlah frekuensi/banyaknya individu).
P
= Angka Presentase. 5
5
h. 43
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006),
41
Tabel 3 Tafsiran Presentase No.
Persentase
Penafsiran
1
100
Seluruhnya
2
90-99
Hampir seluruhnya
3
60-89
Sebagian besar
4
51-59
Lebih dari setengah
5
50
Setengahnya
6
40-49
Hampir setengahnya
7
10-39
Sebagian kecil
8
1-9
Sedikit sekali
9
0
Tidak sama sekali
H. Interpretasi Data Dari sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi/gambaran masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden. Untuk memberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi yaitu, sebagai berikut : 1.
Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100%
2.
Cukup baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75%
3.
Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55%
4.
Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40%. 6
6
Mega Silvia Sari, “Pelaksanaan Pengelolaan Kelas”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama Jakarta, 2007), h. 71
42
Untuk menentukan presentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai dapat diketahui dengan mengembalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi 2. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian 3. Menentukan kategorinya, yaitu dengan mengguanakan rumus
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMPN 48 Jakarta SMP Negeri 48 Jakarta, bermula dari SMPN 19 paralel yang pada tahun 1965 berlokasi di “Balai Bintang” jalan Ciputat Raya Kebayoran Lama dan Rawa Kemiri Kebayoran Lama. Pada tahun 1966 SMP 48 Jakarta, menempati gedung sekolah baru di jalan Raya Kebayoran Lama No.42 Jakarta Selatan, bersama SMA 6 Filial sampai dengan tahun 1969. Pada tahun 1970 SMA 6 Filial berdiri sendiri menjadi SMA 29 yang beralamat di jalan Kramat Kebayoran Lama sampai saat ini. Sejak tahun 1966, sampai sekarang SMPN 48 Jakarta adalah Asset Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Adapun perkembangan SMPN 48 Jakarta pada tahun pelajaran 1999/2000 gedung SMPN 48 Jakarta di rehabilitasi total menjadi gedung yang megah berlantai III dengan letak yang strategis. Dan selanjutnya, pada setiap periode/masa kepemimpinan kepala sekolah yang berkompenten dan professional dalam segala bidang pendidikan maupun dalam bidang non pendidikan, sehingga SMPN 48 Jakarta menjadi salah satu sekolah yang terunggul dari beberapa sekolah yang ada di Jakarta.
43
44
2. Visi dan Misi SMPN 48 Jakarta a. Visi Sekolah Menjadikan SMP Negeri 48 unggul dalam IPTEK maupun IMTAQ, adapun indikator-indikator visi: 1) Unggul dalam perolehan nilai UAN. 2) Unggul dalam Keimanan dan Ketaqwaan 3) Berprestasi dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler 4) Unggul dalam Kebersihan dan Keindahan Sekolah.
b. Misi Sekolah. 1) Meningkatkan kualitas belajar mengajar secara intensif. 2) Membentuk siswa yang berakhlak mulia dan memperkuat Iman dan Taqwa 3) Meningkatkan latihan-latihan kegiatan Ekstra Kurikuler 4) Menciptakan Kebersihan dan Keindahan di Lingkungan Sekolah.
3. Keadaan Sarana dan Prasarana. Dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, maka sekolah perlu mempersiapkan sarana dan prasarana yang memadai. Sehingga mampu menunjang dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Karena dengan menyediakan sarana dan prasarana dalam pendidikan, maka akan tersedia fasilitas-fasilitas pendidikan yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar dan akan dapat memberikan pengaruh yang baik pada peningkatan mutu serta kualitas pendidikan di sekolah tersebut sehingga dapat menunjang kepuasan kerja guru serta karyawan.
4. Keadaan Pendidik, Karyawan dan Siswa. a. Pendidik Pendidik atau bahasa sehari-hari lebih akrab disebut dengan guru, merupakan salah satu bagian yang integral atau keseluruhan proses belajar mengajar. Pendidik adalah orang yang mendidik. Sedang mendidik diartikan
45
memberikan latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan dapat diartikan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran dan latihan. Pada umumnya guru-guru yang mengajar di SMPN 48 Jakarta rata-rata lulusan S1, ada juga beberapa dari guru yang lulusan S2 dan sebagian lagi lulusan SLTA yang sebagian masih menyandang status mahasiswa dibernbagai Perguruan Tinggi. Guru yang ada di SMPN 48 Jakarta sudah cukup memadai dengan jumlah guru sebanyak 48 guru dan dengan jumlah rombongan kelas dari kelas VII sampai kelas IX dengan jumlah total 863 siswa. Dan dari data diatas, bahwa guru yang mengajar di SMPN 48 Jakarta mengajar sesuai dengan jurusannya atau sesuai bidangnya hal ini ditunjukan dengan status SMPN 48 Jakarta sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN).
b. Keadaan Karyawan Kelancaran dan keberhasilan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta karyawan. Kelancaran pendidikan di sekolah tidak terlepas dari administrasi yang baik, teratur dan terencana. Yang dimaksud pegawai pada unit pelaksanaan teknis SMPN 48 Jakarta adalah keseluruh karyawan sekolah diantaranya Staff Tata Usaha, Staf Kebersihan dan Satpam. Jumlah karyawan di SMPN 48 Jakarta sudah mencukupi
pelayanan
terhadap kebutuhan siswa, dengan keadaan karyawan Staf TU di SMPN 48 Jakarta sebanyak 16 orang, pembantu TU sebanyak 3 orang dan 2 orang satpam maka pelayanan terhadap siswa sudah tercukupi dengan total jumlah karyawan sebanyak 21 orang.
46
5) Keadaan Siswa Data terakhir jumlah siswa SMPN 48 Jakarta pada tahun 2008-2009 tercatat sebanyak 863 siswa yaitu berikut rinciannya:
Tabel 4 Keadaan Siswa SMPN 48 Jakarta Th. 2009/2010 1 No
Kelas
L
P
JUMLAH
1
I
140
172
312
2
II
123
150
273
3
II
133
145
278
Jumlah keseluruhan
863
Keberadaan SMPN 48 Jakarta banyak diminati masyarakat, dapat dilihat pada table diatas yang menyebutkan bahwa jumlah keseluruhan siswa di SMPN 48 Jakarta keseluruhannya adalah 863 siswa. Kenyataan ini karena selain letak gedung sekolah yang strategis dan mudah dijangkau dengan kendaraan umum serta keadaan sarana dan prasarana yang memadai dan dengan berstatus Sekolah Standar Nasional (SSN) sehingga masyarakat tertarik untuk menyekolahkan anaknya ke SMPN 48 Jakarta.
B. Deskripsi dan Analisa Data 1. Deskripsi Hasil Penelitian
Penyebaran angket dilakukan kepada guru SMPN 48 Jakarta dengan berdasarkan dimensi dan indikator dari dimensi penelitian yang telah ditentukan, angket terdiri dari 30 butir pernyataan, mengenai proses komunikasi kepala sekolah dengan guru. Angket disebarkan kepada seluruh jajaran guru SMPN 48 Jakarta yang berjumlah 48 orang.
1
Dokumentasi SMPN 48 Jakarta
47
Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan observasi dan angket, angket disebarkan kepada responden, kemudian data yang diperoleh diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi dengan prosentase, dengan menggunakan rumus:
Keterangan: F = Frekuensi yang sedang dicari peresentasenya N = Number of Case ( jumlah frekuensi/banyaknya individu ) P = Angka Persentase. 2 Hasil angket kemudian dimasukkan ke dalam tabulasi, yang merupakan proses data-data instrument pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka dalam presentase yang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut: a. Komunikasi ke bawah Indikator komunikasi ke bawah ditunjukkan pada angket item 1 sampai dengan item 8 yaitu yang mencakup kepala sekolah dengan guru mendiskusikan satuan pelajaran, kepala sekolah menyampaikan seluruh informasi mengenai sekolah kepada guru, dewan guru mengadakan rapat atau pertemuan untuk mendiskusikan setiap permasalah di sekolah, kepala sekolah memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap guru secara lisan, kepala sekolah menyampaikan informasi yang bersifat umum secara lisan, dalam menyampaikan arahan dan perintah
kepala sekolah menyampaikan secara lisan dan tulisan,
kepala sekolah menyampaikan informasi mengenai perubahan kebijakan sekolah secara lisan dan tulisan, kepala sekolah menyampaikan kemajuan kerja kepada guru secara lisan dan tulisan., yang ditampilkan pada tabel-tabel berikut:
2
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan…, h. 43
48
Tabel 4.1 Kepala sekolah dengan guru mendiskusikan satuan pelajaran No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 42 4 1 1 48
% 87,5% 8,3% 2,1% 2,1% 100%
Berdasarkan data yang telah didapatkan dari penelitian, 87,5% atau sebagian besar responden menjawab kepala sekolah dengan guru selalu mendiskusikan satuan pelajaran. Dan 2,1% atau sebagian kecil responden menjawab kepala sekolah dengan guru kadang-kadang mendiskusikan satuan pelajaran dengan jawaban sebanyak 2,1% atau sedikit sekali jawaban kepala sekolah tidak pernah menyampaikan informasi tentang penyusunan dan perbaikan kurikulum kepada guru. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat sebagian besar jumlah responden yang ada mengatakan bahwa kepala sekolah dengan guru selalu mendiskusikan satuan pelajaran. yaitu dengan responden menjawab 87,5%. Ini menandakan bahwa kepala sekolah berupaya mendiskusikan satuan pelajaran kepada guru agar guru diberikan wewenang langsung oleh kepala sekolah mengenai satuan pelajaran yang diterapkan di sekolah.
Tabel 4.2 Kepala sekolah menyampaikan seluruh informasi mengenai sekolah kepada guru No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 46 2 0 0 48
% 95,8% 4,2% 0 0 100%
49
Dari hasil penelitian yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa 95,8% atau hampir seluruhnya dari responden yang ada mengatakan bahwa kepala sekolah selalu menyampaikan seluruh informasi mengenai sekolah kepada guru. Dan 4,2% atau hampir setengahnya responden mengatakan bahwa kepala sekolah sering menyampaikan seluruh informasi mengenai sekolah kepada guru. Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya responden menjawab kepala sekolah selalu menyampaikan seluruh informasi kepada guru yaitu dengan responden menjawab sebanyak 95,8%. Ini berarti bahwa kepala sekolah bersikap terbuka terhadap guru sehingga informasi yang ada disampaikan secara jelas kepada guru.
Tabel 4. 3 Dewan guru mengadakan rapat atau pertemuan untuk mendiskusikan setiap permasalah di sekolah No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 29 19 0 0 48
% 60,4% 39,6% 0 0 100%
Dari hasil penelitian dikatakan bahwa 60,4% atau sebagain besar responden mengatakan bahwa dewan guru selalu mengadakan rapat atau pertemuan untuk mendiskusikan setiap permasalah di sekolah. Dan 39,6% atau sebagian kecil responden berpendapat bahwa dewan guru sering mengadakan rapat atau pertemuan untuk mendiskusikan setiap permasalah di sekolah. Sehingga berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa guru selalu mengadakan rapat atau pertemuan untuk mendiskusikan setiap permasalahan sekolah dengan jawaban sebagian besar responden sebanyak 60,4%. Ini menandakan bahwa ini akan menjamin pehaman yang sama antar rekan kerja, dimana di dalam sebuah rapat atau pertemuan maka perlu adanya pemahaman yang sama antara perorangan demi menghasilkan suatu keputusan atau pemecahan masalah yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
50
Tabel 4. 4 Kepala sekolah memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap guru secara lisan No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 37 8 3 0 48
% 77,1% 16,6% 6,3% 0 100%
Dari hasil penelitian dikatakan bahwa 77,1% atau sebagain besar responden mengatakan bahwa kepala sekolah selalu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru secara lisan. Dan 2,1% atau sedikit sekali responden berpendapat bahwa kepala sekolah kadang-kadang memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru secara lisan.Sehingga berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa dengan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru secara lisan, guru dapat menyatakan bagaiman pikiran dan perasaannya mengenai pekerjaannya serta masalah-masalah pekerjaan yang tidak dapat dipecahkan yang mungkin memerlukan bantuan kepala sekolah.
Tabel 4. 5 Kepala sekolah menyampaikan informasi yang bersifat umum secara lisan No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 32 15 1 0 48
% 66,6% 31,3% 2,1% 0 100%
Dari hasil penelitian dikatakan bahwa 66,6% atau sebagain besar responden mengatakan bahwa kepala sekolah selalu menyampaikan informasi yang bersifat umum secara lisan. Dan 2,1% atau sedikit sekali responden berpendapat bahwa kepala sekolah selalu menyampaikan informasi yang bersifat umum secara lisan.
51
Sehingga berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa dengan menyampaikan informasi yang bersifat umum secara lisan kepada guru, dalam penyampaiannya dapat disampaikan secara tatap muka sehingga guru dapat memberikan tanggapan dan menanyakan secara langsung tentang segala sesuatu yang belum dimengerti. Dan penyampaian yang bersifat umum dapat disampaiakn pada saat diadakan rapat atau pertemuan.
Tabel 4. 6 Dalam menyampaikan arahan dan perintah kepala sekolah menyampaikan secara lisan dan tulisan No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 38 9 1 0 48
% 79,2% 18,7% 2,1% 0 100%
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 79,2% atau sebagian besar guru mengatakan bahwa dalam penyampaian arahan dan perintah kepala sekolah selalu menyampaikan secara lisan dan tulisan. Dan 2,1% atau sedikit sekali responden menjawab bahwa penyampaian arahan atau perintah yang dilakukan kepala sekolah kadang-kadang disampaikan secara lisan dan tulisan. Ini menunjukan bahwa kepala sekolah SMPN 48 Jakarta sudah efektif dari hasil perbandingan yang menjawan selalu 79,2% dan menjawab kadangkadang 2,1%, dalam penyampaian arahan dan perintah karena dengan menggunakan metode lisan dan tulisan memudahkan kepala sekolah agar tidak menjelaskan tugas-tugas atau perintah secara terus menerus. Karena dapat dilihat dengan metode tulisan yang diberikan kepala sekolah.
52
Tabel 4. 7 Kepala sekolah menyampaikan informasi mengenai perubahan kebijakan sekolah secara lisan dan tulisan No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 40 6 2 0 48
% 83,3% 12,5% 4,2% 0 100%
Dari hasil penelitian diatas, bahwa 83,3% sebagian besar guru mengatakan bahwa kepala sekolah selalu menyampaikan informasi mengenai perubahan kebijakan sekolah secara lisan dan tulisan. Dan 4,2% atau sedikit sekali responden menjawab bahwa kepala sekolah kadang-kadang penyampaian informasi mengenai perubahan kebijakan sekolah secara lisan dan tulisan. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menyampaiakn perubahan kebijakan sekolah secaa lisan dan tulisan. Dengan cara kepala sekolah mengadakan pertemuan kepada seluruh guru dan menyampaikan adanya perubahan kebijakan maka metode lisan dan tulisanlah yang dianggap efektif karena guru dapat menawarkan saran dan ide-ide bagi penyempurnaan kebijakan yang telah ditetapkan.
Tabel 4. 8 Kepala sekolah menyampaikan kemajuan kerja guru secara lisan dan tulisan No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 42 5 1 0 48
% 87,5% 10,4% 2,1% 0 100%
Dari hasil penelitian dikatakan bahwa 87,5% responden menjawab kepala sekolah selalu menyampaikan kemajuan kerja guru secara lisan dan tulisan. Dan sedikt sekali responden menjawab kepala sekolah kadang-kadang menyampaikan kemajuan kerja guru secara lisan dan tulisan dengan jumlah
53
sebanyak 2,1%. Hal ini menandakan bahwa kemajuan kerja guru selalu disampaikan oleh kepala sekolah melalui metode lisan dan tulisan. Dengan adanya penyampaian tentang kemajuan kerja guru, maka dapat meningkatkan kualitas dan semangat kerja antar personel yang ada bahkan antar guru dapat saling bersaing dalam meningkatkan kinerja.
b. Komunikasi ke atas Indikator komunikasi ke atas ditunjukkan pada angket item 9 sampai dengan item 13 yaitu mencakup guru mengungkapkan keluhan dan saran kepada kepala sekolah mengenai kebijakan yang telah ditetapkan, guru memberikan informasi kepada kepala sekolah mengenai prestasi siswa dan kemajuan yang diperoleh oleh siswa, guru memberikan kritik dan saran kepada kepala sekolah dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, guru memberikan informasi yang beharga dalam pembuatan keputusan, serta kepala sekolah menerima kritik dan saran dari guru yang berkaitan dengan masalah guru di sekolah, yang ditampilkan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.9 Guru mengungkapkan keluhan dan saran kepada kepala sekolah mengenai kebijakan yang telah ditetapkan No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 32 12 4 0 48
% 66,7% 25% 8,3% 0 100%
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa 66,7% responden menjawab selalu, hal ini menunjukan bahwa guru selalu mengungkapkan keluhan dan saran kepada kepala sekolah mengenai kebijakan yang telah ditetapkan. Dan 8,3% responden menjawab guru kadang-kadang mengungkapkan keluhan dan saran kepada kepala sekolah mengenai kebijakan yang telah ditetapkan.
54
Sehingga berdasarkan data diatas, penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar guru mengatakan bahwa 66,7% guru menjawab bahwa guru selalu mengungkapkan keluhan dan saran kepada kepala sekolah mengenai kebijakan yang telah ditetapkan. Ini menandakan bahwa guru tidak menyembunyikan perasaan dan pikirannya, dengan adanya megungkapkan keluhan dan saran yang membangun kepada kepala sekolah akan memberikan informasi yang berharga dalam pembuatan keputusan dan memperkuat keterlibatan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya di sekolah.
Tabel 4.10 Guru memberikan informasi kepada kepala sekolah mengenai prestasi siswa dan kemajuan yang diperoleh oleh siswa No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 38 7 3 0 48
% 79,2% 14,6% 6,2% 0 100%
Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa 79,2% responden menjawab guru selalu memberikan informasi kepada kepala sekolah mengenai prestasi siswa dan kemajuan yang diperoleh oleh siswa. Dan 6,2% dari responden yang ada mengatakan bahwa guru kadang-kadang memberikan informasi kepada kepala sekolah mengenai prestasi siswa dan kemajuan yang diperoleh oleh siswa. Dari data diatas, menandakan bahwa sebagian besar guru berpendapat bahwa guru selalu memberikan informasi kepada kepala sekolah mengenai prestasi siswa dan kemajuan yang diperoleh oleh siswa. Ini dapat dilihat dari jawaban responden sebanyak 79,2%. Ini menunjukan bahwa dengan berkomunikasi dengan atasan akan memperkuat loyalitas guru terhadap sekolah
dengan
jalan
memberikan
kesempatan
kepada
guru
untuk
menginformasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan siswa kepada pimpinan atau kepala sekolah.
55
Tabel 4.11 Guru memberikan kritik dan saran kepada kepala sekolah dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 35 4 8 1 48
% 73% 8,3% 16,6% 2,1% 100%
Dari data di atas, sebagian besar guru menjawab sebanyak 73% guru selalu memberikan kritik dan saran kepada kepala sekolah dalam upaya peningkatan mutu pembeajaran disekolah. Dan sedikit sekali responden menjawab sebanyak 2,1% guru tidak pernah memberikan kritik dan saran kepada kepala sekolah dalam upaya peningkatan mutu pembeajaran disekolah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dari 48 responden yang ada 73% atau sebagian besar guru selalu memberikan kritik dan saran kepada kepala sekolah dalam upaya peningkatan mutu pembeajaran disekolah. Berarti komunikasi antara bawahan kepada atasan sudah berjalan dengan baik disbanding dengan 2,1% responden yang mengatakan bahwa guru tidak pernah memberikan kritik dan saran kepada kepala sekolah dalam upaya peningkatan mutu pembeajaran disekolah.
Tabel 4.12 Guru memberikan informasi yang berharga dalam pembuatan keputusan No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 32 8 7 1 48
% 66,7% 16,6% 14,6% 2,1% 100%
Dari hasil penelitian dikatakan bahwa 66,7% atau sebagain besar responden mengatakan bahwa guru selalu memberikan informasi yang berharga dalam pembuatan keputusan. Dan 2,1% atau sedikit sekali responden
56
berpendapat bahwa guru tidak pernah memberikan informasi yang berharga dalam pembuatan keputusan. Sehingga berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa sebagain besar responden mengatakan bahwa guru selalu memberikan informasi yang berharga dalam pembuatan keputusan. hal ini sesuai dengan jawaban responden sebanyak 66,7%. Hal ini menunjukan bahwa guru selama ini ikut serta dalam pembuatan keputusan sehingga dalam pembuatan keputusan SMPN 48 Jakarta melibatkan sejumlah guru.
Tabel 4.13 Kepala sekolah menerima saran dan kritik dari guru No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 38 7 3 0 48
% 79,2% 14,6% 6,2% 0 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 79,2% atau sebagian besar responden menjawab kepala sekolah selalu menerima kritik dan saran dari guru. Dan 6,2% atau sedikit sekali responden mengatakan bahwa kadangkadang kepala sekolah menerima kritik dan saran dari guru. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa, sebagian besar responden yang ada mengatakan bahwa kepala sekolah selalu menerima kritik dan saran dari hal ini sesuai dengan jawaban responden sebanyak 79,2%. Ini menandakan bahwa kepala sekolah selalu berusaha menerima kritik dan saran dari guru baik yang positif maupun negatif yang berguna dalam pembuatan keputusan.
57
c. Komunikasi Horizontal Indikator komunikasi horizontal ditunjukkan pada angket item 9-11 yaitu mencakup para guru melakukan sharing dengan rekan kerja dalam upaya memperbaiki mutu pembelajaran, dewan guru saling membagi informasi untuk merancang suatu program pendidikan, dewan guru mengadakan rapat atau pertemuan untuk mendiskusikan setiap permasalah di sekolah yang ditampilkan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.14 Para guru melakukan sharing dengan rekan kerja dalam upaya memperbaiki mutu pembelajaran No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 43 3 1 0 48
% 89,6% 8,3% 2,1% 0 100%
Berdasarkan data yang telah didapatkan dari penelitian, 89,6% atau sebagian besar responden menjawab para guru selalu melakukan sharing dengan rekan kerja dalam upaya memperbaiki mutu pembelajaran. Dan 2,1% atau sedikit sekali responden menjawab kadang-kadang para guru melakukan sharing dengan rekan kerja dalam upaya memperbaiki mutu pembelajaran. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat sebagian besar jumlah responden yang ada mengatakan bahwa para guru selalu melakukan sharing dengan rekan kerja dalam upaya memperbaiki mutu pembelajaran, hal ini sesuai dengan responden menjawab sebanyak 89,6%. Ini menandakan bahwa guru di SMPN 48 Jakarta saling membagi informasi untuk perencanaan dari aktivitas-aktivitas yang ada. Ide dari banyak orang khususnya rekan kerja akan lebih baik dari pada pikiran atau ide sendiri.
58
Tabel 4. 15 Dewan guru saling membagi informasi untuk merancang suatu program pendidikan No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 43 5 0 0 48
% 89,6% 10,4% 0 0 100%
Dari hasil penelitian dikatakan bahwa 89,6% atau sebagian besar responden mengatakan bahwa dewan guru selalu membagi informasi untuk merancang suatu program pendidikan. Dan 10,4% atau sebagian kecil responden berpendapat bahwa guru sering membagi informasi untuk merancang suatu program pendidikan. Ini menandakan bahwa di SMPN 48 setiap guru saling membagi informasi kepada rekan kerjanya guna mengembangkan hubungan antar pribadi sehingga akan membantu dalam kerja kelompok dan seluruh guru mengetahui informasi-informasi yang terbaru di sekolah. Jadi bukan hanya guru tertentu yang mengetahui informasi-informasi yang ada di dalam suatu organisasi sekolah.
d. Komunikasi Diagonal Indikator komunikasi diagonal ditunjukkan pada angket item 16 sampi dengan 18 yaitu yang mencakup guru memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap siswa yang berprestasi rendah, guru menyampaikan informasi mengenai kenakalan siswa kepada guru BP, dan guru menyampaikan perubahan prestasi siswa kepada guru BP yang ditampilkan pada tabel-tabel berikut:
59
Tabel 4. 16 Guru memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap siswa yang berprestasi rendah No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 37 10 1 0 48
% 77,1% 20,8% 2,1% 0 100%
Dari hasil penelitian dikatakan bahwa 77,1% atau sebagian besar responden mengatakan bahwa guru selalu memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap siswa yang berprestasi rendah. Dan 2,1% atau sedikit sekali responden berpendapat bahwa guru kadang-kadang memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap siswa yang berprestasi rendah.
Ini
menunjukan bahwa di SMPN 48 setiap guru selalu memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap siswa yang berprestasi rendah dapat dilihat dari sebagian besar responden menjawab 77,1% untuk hal tersebut. Dapat dilihat dari perbandingannya antara 77,1% guru yang menjawab selalu dan 2,1% guru yag menjawab kadang-kadang. Ini berarti guru di SMPN 48 sudah menjalankan peran dan tanggung jawabnya kepada siswa baik itu dalam jam pelajaran ataupun diluar jam pelajaran guna memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap siswa yang berprestasi rendah.
Tabel 4. 17 Guru menyampaikan informasi mengenai kenakalan siswa kepada guru BP No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 41 6 1 0 48
% 85,4% 12,5% 2,1% 0 100%
60
Dari table diatas dikatakan bahwa 85,4% atau sebagian besar responden mengatakan bahwa guru selalu menyampaikan informasi mengenai kenakaln siswa kepada guru BP. Dan 2,1% atau sedikit sekali responden berpendapat bahwa guru kadang-kadang menyampaikan informasi mengenai kenakalan siswa kepada guru BP. Ini menandakan bahwa di SMPN 48 antara guru mata pelajaran saling membagi informasi tentang kenakalan siswa kepada guru BP hal ini bermanfaat agar dengan adanya keterlibatan dalam pemecahan masalah mengenai siswa akan menambah kepercayaan dan moral bagi guru.
Tabel 4. 18 Guru menyampaikan perubahan prestasi siswa kepada guru BP No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 42 5 1 0 48
% 87,5% 10,4% 2,1% 0 100%
Dari hasil penelitian dikatakan bahwa 87,5% atau sebagain besar responden mengatakan bahwa guru selalu menyampaikan perubahan prestasi siswa kepada guru BP. Dan 2,1% atau sedikit sekali responden berpendapat bahwa guru kadang-kadang menyampaikan perubahan prestasi siswa kepada guru BP. Sehingga berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa perbandingan antara jawaban responden yang menjawab selalu dan kadang-kadang adalah 87,5% menjawab selalu dan kadang-kadang adalah 2,1%. Ini menandakan bahwa penyampaian tentang prestasi siswa kepada guru BP dianggap penting karena guru BP dapat dijadikan teman bertukar pikiran mengenai prestasi siswa sehingga dengan adanya saling tukar pikiran antara guru pelajaran dan guru BP dapat memecahkan tentang perubahan prestasi siswa.
61
e. Komunikasi Verbal Indikator komunikasi verbal ditunjukkan pada angket item 19 sampai dengan item 25 yaitu yang mencakup kepala sekolah menyampaikan informasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar disampaikan secara lisan dan tulisan, kepala sekolah memberikan teguran atas kelalaian kerja guru secara lisan, kepala sekolah menjelaskan keamanan sekolah kepada seluruh warga sekolah secara lisan dan tulisan, kepala sekolah memberikan pujian kepada pegawai atas prestasi kerjanya secara lisan dan tulisan, kepala sekolah menyelesaikan perselisihan diantara pegawai secara lisan, serta kepala sekolah memberikan informasi sebagai feed back kepada guru agar melaksanakan tindakan segera terhadap informasi yang disampaikan, serta Kepala sekolah memberikan informasi secara tulisan kepada guru untuk ditindak lanjuti, yang ditampilkan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4. 19 Kepala sekolah menyampaikan informasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar disampaikan secara lisan dan tulisan No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 41 6 1 0 48
% 85,4% 12,5% 2,1% 0 100%
Dari hasil penelitian dikatakan bahwa 85,4% atau sebagain besar responden mengatakan bahwa kepala sekolah menyampaikan informasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar selalu disampaikan secara lisan dan tulisan. Dan 2,1% atau sedikit sekali responden berpendapat bahwa kepala sekolah menyampaikan informasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar kadang-kadang disampaikan secara lisan dan tulisan Sehingga berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa kepala sekolah menyampaikan informasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar selalu disampaikan secara lisan dan tulisan dengan jawaban sebagian besar
62
responden sebanyak 85,4%. Ini menandakan bahwa di SMPN 48 cara penyampaian informasi yang berkenaan dengan proses
belajar mengajar
disampaikan secara lisan dan tulisan.
Tabel 4. 20 Kepala sekolah memberikan teguran atas kelalaian kerja guru secara lisan No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 34 3 11 0 48
% 70,8% 6,3% 22,9% 0 100%
Dari table diatas dikatakan bahwa 70,8% atau sebagian besar responden mengatakan bahwa kepala sekolah selalu memberikan teguran atas kelalaian kerja guru secara lisan. Dan 6,3% atau sedikit sekali responden menajawab kepala sekolah sering memberikan teguran atas kelalaian kerja guru secara lisan dan 22,9% atau sebagian kecil responden mengatakan bahwa kepala sekolah kadang-kadang memberikan teguran atas kelalaian kerja guru secara lisan. Hal ini menunjukan bahwa di SMPN 48 Jakarta dalam pemberian teguran kepada sejumlah guru atas kelalaian kerjanya lebih efektif digunakan secara lisan karena dengan memberikan teguran secara lisan akan lebih diingat dan diperhatiakn oleh guru atas kesalahannya sehingga dapat diperbaiki.
Tabel 4. 21 Kepala sekolah menjelaskan masalah keamanan sekolah kepada seluruh warga sekolah secara lisan dan tulisan No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 33 14 1 0 48
% 68,7% 29,2% 2,1% 0 100%
63
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa 68,7% atau sebagian besar guru mengatakan bahwa kepala sekolah selalu menjelaskan masalah keamanaan sekolah kepada seluruh waga sekolah secara lisan dan tulisan. Dan 2,1 % atau sedikit sekali responden mengatakan bahwa kepala sekolah kadang-kadang menjelaskan masalah keamanan sekolah kepada seluruh warga sekolah secara lisan dan tulisan. Jadi dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwa adanya penjelasan tentang keamanan di sekolah dianggap penting oleh sejumlah guru melalui metode lisan dan tulisan, karena dengan keamanaan sekolah dalam kegiatan proses belajar mengajar warga sekolah merasa nyaman dan aman.
Tabel 4. 22 Kepala sekolah memberikan pujian kepada pegawai atas prestasi kerjanya secara lisan dan tulisan No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 36 9 3 0 48
% 75% 18,8% 6,2% 0 100%
Dari hasil penelitain dapat diketahui bahwa 75% sebagian besar responden mengatakan bahwa kepala sekolah selalu memberikan pujian kepala pegawai atas prestasi kerjanya secara lisan dan tulisan dan 6,2% atau sedikit sekali responden mengatakan bahwa kepala sekolah kadang-kadang memberikan pujian pada pegawai atas prestasi kerjanya secara lisan dan tulisan. Hal ini menandakan bahwa kepala sekolah di SMPN 48 Jakarta sangat menghargai adanya kinerja guru yang berprestasi sehingga guru bisa lebih meningkatkan kinerjanya melalui suatu pujian dan penghargaan dapat dilihat dari jawaban responden di atas.
64
Tabel 4. 23 Kepala sekolah menyelesaikan perselisihan diantara pegawai secara lisan No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 33 7 7 1 48
% 68,7% 24,6% 14,6% 2,1% 100%
Dari tabel di atas bahwa 68,7% atau sebagian besar responden mengatakan bahwa kepala sekolah selalu menyelesaikan perselisihan diantara pegawai secara lisan. Dan 2,1% atau sedikit sekelai responden yang mengatakan bahwa kepala sekolah tidak pernah menyelesaikan perselisihan diantara pegawai secara lisan. Hal ini menandakan bahwa di SMPN 48 Jakarta kepala sekolah selalu menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi dintara para pegawainya, ini membuktikan bahwa dengan menyelesaikan konflik yang terjadi pada pegawai akan sangat penting bagi perkembangan sosial daan juga dapat menciptakan iklim organisasi yang baik.
Tabel 4.24 Kepala sekolah memberikan informasi sebagai feed back kepada guru agar melaksanakan tindakan segera terhadap informasi yang disampaikan. No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 35 10 3 0 48
% 73% 20,8% 6,2 % 0 100%
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa 73% atau sebagian besar responden mengatakan bahwa kepala sekolah selalu memberikan informasi sebagai feed back kepada guru secara lisan dan tulisan agar guru segera menyelesaikan tugas yang diberikan kepala sekolah. Dan 6,2% atau sedikit sekali responden berpendapat bahwa kepala sekolah kadang-kadang
65
memberikan informasi sebagai feed back kepada guru secara lisan dan tulisan agar guru segera menyelesaikan tugas yang diberikan kepala sekolah. Ini menandakan bahwa dalam memberikan informasi sebagai feed back kepada guru, guru segera melaksanakan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah. Sehingga sangat efektif menggunakan metode lisan dan tulisan karena dengan menyampaikan secara lisan dan tulisan guru merasa lebih mudah mengerti akan tugas yang diberikan kepala sekolah.
Tabel 4. 25 Kepala sekolah memberikan informasi secara tulisan kepada guru untuk ditindak lanjuti. No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 12 27 8 1 48
% 25% 56,2% 16,7% 2,1% 100%
Dari hasil penelitian dikatakan bahwa dari hasil yang ada bahwa 56,2% atau lebih dari setengah responden mengatakan bahwa kepala sekolah selalu memberikan informasi secara tulisan kepada guru untuk ditindak lanjuti. Dan 2,1% atau sedikit sekali responden yang menjawab kepala sekolah tidak pernah memberikan informasi secara tulisan kepada guru untuk ditindak lanjuti. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan informasi kepala sekolah menggunakan metode lisan kepada pegawai yang memerlukan tindakan segera, atau ada tindak lanjuti dari guru terhadap tugas yang diberikan oleh kepala sekolah. Ini berarti menunjukan bahwa metode tulisan lebih efektif dari pada lisan, pegawai lebih jelas dan mudah diingat terhadap pesan atau informasi yang diberikan oleh guru.
66
f. Komunikasi Non Verbal Indikator komunikasi non verbal ditunjukkan pada angket item 26 sampai dengan 30 yaitu yang mencakup kepala sekolah dalam memberikan informasi kepada guru dalam suasana akrab, kepala sekolah memberikan teguran kepada guru atas kelalaian kerjanya dengan cara menyentuh, kepala sekolah menunjukan kekecewaannya kepada guru melalui ekspresi muka, dan kepala sekolah menggunakan gerakan tubuh dalam berinteraksi dengan guru, serta kepala sekolah bersikap terbuka kepada guru dalam memberikan informasi yang berhbungan dengan sekolah, yang ditampilkan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4. 26 Kepala sekolah dalam memberikan informasi kepada dalam suasana akrab. No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 8 6 14 20 48
% 16,7% 12,5% 29,2% 41,6% 100%
Dari hasil penelitian yang ada dapat dilihat bahwa 41,6% atau hampir setengahnya responden mengatakan bahwa kepala sekolah tidak pernah memberikan informasi kepada guru dalam suasana akrab. Dan 12,5% atau sebagian kecil responden mengatakan bahwa kepala sekolah sering memberikan informasi kepada guru dalam suasana akrab. Hal ini berarti bahwa kepala sekolah hendaknya dalam penyampaian informasi kepada guru dilakukan secara akrab karena sebagian besar guru lebih menyukai penyampaian informasi dengan dalam suasana akrab sehingga tercipta keterbukaan antara kepala sekolah dengan guru sehingga guru dapat dijadikan teman diskusi bagi kepala sekolah.
67
Tabel 4.27 Kepala sekolah memberikan teguran kepada guru atas kelalaian kerjanya dengan cara menyentuh No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 3 4 13 28 48
% 6,2% 8,3% 27,1% 58,3% 100%
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa 58,3% atau lebih dari setengah responden mengatakan bahwa kepala sekolah tidak pernah memberikan teguran kepada guru atas kelalaian kerjanya dengan cara menyentuh. Dan 6,2% aatau sedikit sekali responden menjawab kepala sekolah selalu memberikan teguran kepada guru atas kelalaian kerjanya dengan cara menyentuh. Hal ini berarti bahwa kepala sekolah menjaga perasaan guru dalam memberikan teguran.
Tabel 4. 28 Kepala sekolah menunjukan kekecewaannya kepada guru melalui ekspresi muka No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 1 3 20 24 48
% 2,1% 6,3% 41,6% 50 100%
Berdasarkan table di atas dapat disimpulkan bahwa 50% stengahnya responden mengatakan bahwa kepala sekolah kadang-kadang menunjukan kekecewaannya kepada guru melalui ekspresi muka. Dan 2,1% atau sedikit sekali responden mengatakan bahwa kepala sekolah selalu menunjukan kekecewaanya kepada guru melalui ekspresi muka.
68
Hal ini menandakan bahwa kepala sekolah di SMPN 48 Jakarta tidak menunjukan kekecewaannya secara langsung kepada guru hal ini ditunjukan dengan hasil dari jawaban responden sebanyak 50% menjawab tidak pernah.
Tabel 4. 29 Kepala sekolah menggunakan gerakan tubuh dalam berinteraksi dengan guru No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 7 3 20 18 48
% 14,65% 6,3% 41,6% 37,5% 100%
Dari hasil penelitian dikatakan bahwa hampir setengahnya dari responden mengatakan bahwa sekolah tidak pernah menggunakan gerakan tubuh dalam berinteraksi dengan guru dapat dilihat dari hampir setengahnya responden menjawab 41,6%. Hal ini menunjukan bahwa kepala sekolah SMPN 48 Jakarta dalam menyampaikan informasinya tidak disertai dengan menggunakan gerakan tubuh.
Tabel 4. 30 Kepala sekolah bersikap terbuka dalam memberikan seluruh informasi No. 1 2 3 4
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 44 3 1 0 48
% 91,7% 6,2% 2,1% 0 100%
Dari hasil penelitian dikatakan bahwa 91,7% atau hampir seluruhnya responden mengatakan bahwa kepala sekolah selalu bersikap terbuka dalam memberikan seluruh informasi. Dan 2,1% atau sedikit sekali responden berpendapat bahwa kepala sekolah kadang-kadang bersikap terbuka dalam memberikan seluruh informasi.
69
Sehingga berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa hampir seluruhnya responden menjawab kepala sekolah selalu bersikap terbuka dalam memberikan seluruh informasi hal ini sesuai dengan jawaban responden sebanyak 91,7%. Hal ini menunjukan bahwa kepala sekolah bersikap akrab dan terbuka kepada guru sehingga dengan hal ini penyampaian informasi akan terarah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.
B. INTERPRETASI DATA HASIL PENELITIAN Dari sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden. Dalam memberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi yaitu: 1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100%. 2. Cukup baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75%. 3. Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55%. 4. Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40%. 3 Untuk menentukan presentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengembalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi. b. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. c. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus: P = NS x 100%. NH
3
Mega Silvia, ”Pelaksanaan Pengelolaan Kelas”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 60
70
Berikut sajian data hasil penyebaran angket terhadap 48 responden. Dari hasil penyebaran angket tersebut diperoleh data tentang proses komunikasi kepala sekolah dengan guru di SMPN Jakarta yang terdiri dari 6 aspek, yaitu: aspek Komunikasi Ke bawah terdiri atas 8 item pernyataan dengan skor 1413, aspek Komunikasi Ke atas terdiri atas 5 item pernyataan dengan skor 839, aspek Komunikasi Horizontal terdiri atas 2 item pernyataan dengan skor 363, aspek Komunikasi Diagonal terdiri atas 3 item pernyataan dengan skor 538, aspek Komunikasi Verbal terdiri atas 7 item pertanyaan dengan skor 1177, dan aspek Komunikasi Non Verbal terdiri atas 5 item pertanyaan dengan skor 517. Selanjutnya data tersebut lebih jelas dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini:
Tabel 5 Nilai Rata-Rata Skor Penelitian N
Aspek
o
Penelitian
1
2
3
4
5
6
Komunikasi Ke bawah Komunikasi Ke atas Komunikasi Horizontal Komunikasi Diagonal Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal
Nilai Skor
Harapan
Kategori
Nilai Skor (NS)
Nilai
(NH) 1413
8x 4 =32
1413 : 48 =29,43
839
5 x 4 =20
839 : 48 = 17,47
363
2 x 4 =8
363 : 48 = 7,56
538
3 x 4 =12
538 : 48 = 11,21
1177
7x 4= 28
1177: 48 = 24,52
517
5 x 4 =20
517: 48 = 11,89
29,43 x 100% = 91,9% 32 17,47 x 100% = 87,3% 20 7,56 x 100% = 94,5% 8 11,21 x 100% = 93,4% 12 24,52 x 100% = 87,5%
Baik
Baik
Baik
Baik Baik
28 11,89x 100% = 59,45% 20
Cukup Baik
71
Rata-rata
85,66%
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata skor di atas, maka dapat dilihat dengan jelas sebagian besar responden atau guru menjawab 85,66% atau dinilai baik. Ini menunjukan bahwa dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada aspek komunikasi ke bawah (komunikasi dari kepala sekolah kepada guru), aspek komunikasi ke atas (komunikasi dari guru kepada kepala sekolah), aspek komunikasi horizontal (komunikasi dari guru kepada guru), aspek komunikasi diagonal (komunikasi silang yang tidak mempunyai wewenang langsung) dan aspek komunikasi komunikasi verbal (komunikasi melalui lisan dan tulisan), sudah terlaksana dengan baik namun pada komunikasi non verbal dirasakan kurang baik dimana sekitar 59,45% atau lebih dari setengahnya guru mengatakan komunikasi non verbal (komunikasi yang menggunakan garakan tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak, dan sentuhan), belum terlaksana dengan baik yaitu yang meliputi kepala sekolah dalam memberikan informasi kepada guru dalam suasana akrab, kepala sekolah memberikan teguran kepada guru atas kelalaian kerjanya dengan cara menyentuh, kepala sekolah menunjukan kekecewaannya kepada guru melalui ekspresi muka, dan kepala sekolah menggunakan gerakan tubuh dalam berinteraksi dengan guru, serta kepala sekolah bersikap terbuka kepada guru dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan sekolah. Ini menandakan bahwa kepala sekolah SMPN 48 Jakarta dalam penyampaian informasi secara non verbal kepada guru kurang terlaksana baik, akan tetapi kepala sekolah dalam menegur guru dilakukan secara lisan tidak disertai sentuhan. Dan kepala sekolah dalam menunjukakan kekecewaannya tidak disertai dengan ekspresi muka tetapi lebih dikomunikasikan secara langsung agar guru lebih mengerti apa yang disampaikan kepala sekolah.
Baik
72
Berdasarkan perhitungan statistik sederhana di atas, maka Proses Komunikasi Kepala sekolah dengan Guru di SMPN 48 (SSN) Jakarta dapat diketahui melalui interpretasi aspek-aspek berikut ini:
1. Aliran Komunikasi Ke bawah Dalam aliran komunikasi ke bawah dapat dilihat dari jawaban responden pada item no. 1 sampai dengan 8. Pada no. 1 sebanyak 87,5% responden menjawab kepala sekolah dengan guru selalu mendiskusikan satuan pelajaran. Pada soal no. 2 sebanyak 95,8% responden menjawab kepala sekolah selalu menyampaikan seluruh informasi kepada guru. Pada soal no. 3 sebanyak 60,4% responden menjawab selalu mengadakan rapat atau pertemuan dengan guru, staf dan karyawan untuk mendiskusikan setiap permasalahan,
Pada soal no. 4
sebanyak 77,1% responden menjawab kepala sekolah selalu memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap guru dalam proses belajar mengajar secara lisan. Pada soal no. 5 sebanyak 66,6% responden menjawab kepala sekolah sellau menyampaikan informasi yang bersifat umum kepada guru secra lisan .Pada soal 6 sebanyak 79,2% responden menjawab kepala sekolah selalu menyampaikan arahan atau perintah yang berkenaan dengan sekolah kepada guru secara lisan dan tulisan. Pada soal no. 7 sebanyak 83,3% responden menjawab kepala sekolah selalu menyampiakan informasi mengenai perubahan kebijakan sekolah yang penting kepada guru secara lisan dan tulisan. Pada soal no. 8 sebanyak 87,5% responden menjawab kepala seklah sellau menyampaikan kemajuan kerja kepada guru secara lisan dan tulisan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam komunikasi ke bawah yaitu komunikasi antara kepala sekolah dengan guru adalah baik. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 91,9% dengan katagori baik. Hal ini berarti bahwa kepala sekolah di SMPN 48 Jakarta sudah mendiskusikan satuan pelajaran dengan guru, menyampaikan seluruh informasi kepada guru, mengadakan rapat dan pertemuan dengan guru, memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru, menyampaiakan informasi yang bersifat umum secara lisan kepada guru, menyampaiakan arahan dan perintah
73
kepada guru, menyampaikan informasi mengenai perubhan kebijakan kepada guru, serta menyampaikan kemajuan kerja secara lisan dan tulisan kepada guru.
2. Aliran Komunikasi Ke atas Dalam aliran komunikasi ke atas dapat dilihat dari jawaban responden pada item no: 9 sampai dengan 13. pada no. 9 sebanyak 66,7% responden menjawab guru selalu mengungkapkan keluhan dan saran terhadap kebijakan yang telah ditetapkan kepada kepala sekolah, pada no.10 sebanyak 79,2% responden menjawab guru selalu memberikan informasi kepada kepala sekolah mengenai prestasi siswa. Pada soal no. 11 sebanyak 73% responden menjawab guru selalu memberikan kritik dan saran kepada kepala sekolah. Pada no. 12 sebanyak 66,7% responden menjawab guru selalu memberikan informasi yang berharga dalam pembuatan keputusan. Dan pada no. 13 sebanyak 79,2% responden menjawab kepala sekolah selalu menerima kritik dan saran dari guru. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam komunikasi ke atas yaitu komunikasi antara guru dengan kepala sekolah adalah Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 87,35% dengan katagori baik. Hal ini berarti bahwa guru di SMPN 48 Jakarta mengungkapkan keluhan dan saran kepada kepala sekolah, guru memberikan informasi kepada kepala sekolah tentang prestasi siswa, guru memberikan kritik dan saran kepada kepala sekolah, guru memberikan informasi yang berharga dalam pembuatan keputusan, kepala sekolah menerima kritik dan saran dari guru.
3. Aliran Komunikasi Horizontal Dalam aliran komunikasi horizontal dapat dilihat dari jawaban responden pada item no: 13 dan 14. Pada no.13 sebanyak 89,6%responden menjawab para guru selalu melakukan sharing terhadap rekan kerja. Pada no.10. sebanyak 89,6% responden menjawab dewan guru selalu saling membagi informasi untuk merancang suatu program pendidikan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam komunikasi horizontal yaitu komunikasi antara guru dengan guru atau rekan kerja adalah baik atau
74
sudah efektif. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 94,5% dengan katagori baik. Hal ini berarti bahwa antara dewan guru di SMPN 48 Jakarta saling membagi infomasi untuk merancang suatu program pendidikan. Dengan saling membagi informasi kepada rekan kerja dengan hal ini sesama guru maka akan menjamin pemahaman yang sama jadi seluruh guru mengetahui informasi-informasi yang terbaru. Dan dengan adanya komunikasi antara guru dengan guru dapat bermanfaat memecahkan masalah yang timbul di antara orang-orang yang berada dalam tingkaan yang sama, sehingga dapat memciptakan iklim komunikasi yang baik.
4. Aliran Komunikasi Diagonal Dalam aliran komunikasi diagonal dapat dilihat dari jawaban responden pada item no: 16 sampai dengan 18. Pada no. 16 sebanyak 77,1% responden menjawab selalu memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap siswa yang berprestasi rendah. Pada no.17 sebanyak 85,4% responden menjawab selalu menyampaikan informasi mengenai kenakalan siswa kepada BP . Pada no. 18 sebanyak 87,5% responden menjawab selalu menyampaikan perubahan prestasi kepada BP. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam komunikasi diagonal yaitu komunikasi antara dua pihak yang saling menyilang dan tidak ada wewenang adalah baik atau sudah efektif. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 93,4% dengan katagori baik. Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya komunikasi diagonal di SMPN 48 Jakarta antara guru dengan siswa atau antara guru mata pelajaran dengan guru BP saling menyampaikan informasi-informasi yang berharga mengenai prestasi siswa atau kenakalan siswa sehingga dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang ada dengan cara mendiskusikan setiap permasalahan.
75
5. Aliran Komunikasi Verbal Dalam aliran komunikasi verbal dapat dilihat dari jawaban responden pada item no: 19 sampai dengan 25. Pada no. 19 sebanyak 85,4%
responden
menjawab selalu informasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar di sampaikan dengan metode lisan dan tulisan. Pada no. 20 sebanyak 70,8% responden menjawab selalu kepala sekolah memberikan teguran kepada guru atas kelalaian kerjanya secara lisan. Pada no. 21 sebanyak 68,7% responden menjawab kepala sekolah sellau menjelaskan masalah keamanan sekolah kepada seluruh warga sekolah secara lisan dan tulisan. Pada no. 22 sebanyak 75% responden menjawab kepala sekolah selalu memberikan pujian kepada pegawai atas prestasi kerjanya secara lisan dan tulisan. Pada no. 23 sebanyak 68,7% responden menjawab kepala sekolah selalu menyelesaikan perselisihan diantara pegawai mengenai masalah kerja secara lisan. pada no. 24 sebanyak 73% responden menjawab kepala sekolah memberikan informasi sebagai feed back kepada guru agar guru melaksanakan tindakan segera terhadap informasi yang disampaikan. Pada soal no. 25 sebanyak 56,2% kepala sekolah sering memberikan informasi secara tulisan untuk para guru untuk ditindak lanjuti. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam komunikasi verbal yaitu komunikasi antara kepala sekolah dengan guru secara lisan dan tulisan adalah baik. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 87,5% dengan katagori baik. Hal inimenunjukan bahwa dengan adanya proses penyampaian informasi secara lisan dan tulisan, maka kepala sekolah dapat mengetahui mana yang lebih efektif atau baik digunakan apakah secara tulisan saja atau lisan saja atau lisan diikuti tulisan sesuai dengan situasi penyampaian informasi.
6. Aliran Komunikasi Non Verbal Dalam aliran komunikasi non verbal dapat dilihat dari jawaban responden pada item no: 26 sampai dengan 30. Pada no. 26 sebanyak 41,6% responden menjawab tidak pernah memberikan informasi kepada guru dalam suasana akrab. Pada no. 27 sebanyak 58,3% responden menjawab tidak pernah
76
memberikan teguran kepada guru dengan cara menyentuh. Pada no. 28 sebanyak
50%
responden
menjawab
tidak
pernah
menunjukan
rasa
kekecewaannya terhadap guru melalui ekspresi muka. Dan pada no. 29 sebanyak 37,5% responden menjawab tidak pernah menggunakan bahasa isyarat atau gerakan tubuh dalam berinteraksi dengan guru. Dan pada no. 30 sebanyak 91,7% responden menjawab kepala sekolah selalu bersikap terbuka kepada guru dalam memberikan seluruh informasi yang berhubungan dengan sekolah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam komunikasi non verbal antara kepala sekolah dengan guru melalui kedekatan jarak, ekspresi muka, dan menyentuh. Dalam hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 59,4% dengan katagori cukup baik. Adapun ada beberapa kesulitan dalam mendapatkan informasi ke atas mungkin disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan pikirannya. Hasil studi memperlihatkan bahwa karyawan merasa bahwa mereka akan mendapatkan kesukaran bila menyampaikan apa yang sebenarnya menurut pikiran mereka. 2. Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik kepada masalah mereka. Karyawan seing melaporkan bahwa pimpinan mereka tidak prihatin terhadap masalah-masalah mereka. 3. Kurangnya
reward
atau
penghargaan
terhadap
karyawan
yang
berkomunikasi ke atas. Sering kali supervisor dan pimpinan tidak memberikan
penghargaan
yang
nyata
kepada
karyawan
untuk
memelihara keterbukaan komunikasi ke atas.
Secara keseluruhan, ke enam aspek yang merupakan aspek-aspek dalam proses komunikasi kepala sekolah dengan guru di atas; dapat dikatakan baik atau sudah baik kecuali aspek komunikasi non verbal dengan hasil pada interval 59,4% dengan katagori cukup baik. Sesuai dengan rata-rata yang peneliti hitung berdasarkan rumus katagori di atas yaitu:
77
{91,9%+87,35%+94,5%+93,4%+87,5%+ 59,4} 6
= 85,66% (BAIK)
Sesuai dengan nilai skor rata-rata yaitu sebagian besar guru di SMPN 48 Jakarta bahwa 85,66% sebagian besar guru mengatakan bahwa komunikasi antara kepala sekolah dengan guru sudah baik. Hal ini sesuai dengan lima aspek yang ada yaitu komunikasi ke bawah. Komunikasi ke atas, komunikasi horizontal, komunikasi diagonal dan komunikasi verbal. Namun dalam komunikasi non verbal menurut hasil penelitian di SMPN 48 Jakarta dirasakan kurang baik dimana sekitar 59,4% atau lebih dari setengahnya mengatakan bahwa dalam komunikai non verbal dinilai cukup baik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di SMPN 48 (SSN) Jakarta, penulis dapat menarik kesimpulan: 1. Komunikasi Ke Bawah Berdasarkan perhitungan statistik sederhana dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi ke bawah yaitu komunikasi dari kepala sekolah dengan guru adalah baik. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 91,9% dengan katagori baik. 2. Komunikasi Ke Atas Berdasarkan perhitungan statistik sederhana dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi ke Atas yaitu komunikasi dari guru dengan kepala sekolah adalah baik. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 87,3% dengan katagori baik. 3. Komunikasi Horizontal Berdasarkan perhitungan statistik sederhana dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi horizontal yaitu komunikasi antara guru dengan guru atau rekan kerja adalah baik Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 94,5% dengan katagori baik.
78
79
4. Komunikasi Diagonal Berdasarkan perhitungan statistik sederhana dapat disimpulkan bahwa komunikasi diagonal yaitu komunikasi antara dua pihak yang saling menyilang dan tidak ada wewenang adalah baik Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 93,4% dengan katagori baik. 5. Komunikasi Verbal Berdasarkan perhitungan statistik sederhana dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi verbal yaitu komunikasi antara kepala sekolah dengan guru secara lisan dan tulisan adalah baik Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 87,5% dengan katagori baik. 6. Komunikasi Non Verbal. Berdasarkan perhitungan statistik sederhana dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi non verbal antara kepala sekolah dengan guru melalui kedekatan jarak, ekspresi muka, dan menyentuh. Dalam hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 59,45% dengan katagori cukup baik. Dari ke enam aspek yang diteliti hanya pada komunikasi non verbal yang dikatakan dengan katagori cukup baik, akan tetapi dapat disimpulkan bahwa Proses Komunikasi Kepala sekolah dengan Guru di SMPN 48 (SSN) Jakarta sudah dikatakan baik hal ini sesuai dengan rata-rata yang peneliti hitung berdasarkan rumus katagori di atas yaitu 85,66% dengan katagori baik.
80
B. SARAN Berdasarkan dari hasil temuan dari penelitian, ada beberapa saransaran dan masukan yang penulis pandang sebagai hal positif, saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagi
kepala sekolah, yaitu lebih mengontrol para guru dalam
penyampaian KBM, apakah guru sudah efektif dalam penyampaian KBM atau menemui kendala. 2. Bagi kepala sekolah, yaitu hendaknya lebih menjalin komunikasi dengan guru terutama dalam penyampaian informasi tentang programprogram pengajaran yang sesuai dengan kurikulum yang ada, serta mencari dan menyampaikan seluruh informasi kepada guru yang berhubungan dengan proses belajar mengajar di sekolah. 3. Bagi guru, yaitu hendaknya guru mengungkapkan keluhan dan saransaran baik dalam proses belajar mengajar di sekolah maupun mengenai kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah, agar komunikasi antara guru dengan kepala sekolah menjadi lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA Anwar, Arifin, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet. 7, 2006 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006 Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana, Cet. 3, 2008 Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007 Danim,
Sudarwan,
Menjadi
Komunitas
Pembelajar:
Kepemimpinan
Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajar, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 1, 2003 Deddy,
dkk.,
Komunikasi
Organisasi:
Strategi
Meningkatkan
Kinerja
Perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 1, 1998 Effendi, Onong U, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000, Cet. 13 Handayaningrat, Suwarno, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta: PT. Indayu Press dan Yayasan Masagung, 1990 Handoko, Hani T, Manajemen Edisi ke Dua, Yogyakarta: BPFE , Cet. 11, 1999 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007 Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 6, 2004 Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 2, 2001 Mulyasa E, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 4, 2003 , Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 1, 2007 Nawawi, Hadari dan Hadari, Martin, Ilmu Komunikasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994.
84
85
Poerwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Rosda, Cet. 13, 2004 Rahmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1986 Raksohadiprodjo, Sukanto dan Handoko, Hani T, Organisasi Perusahaan, Yogyakarta: BPFE, Cet. 1, 1986 Rivai,
Veithzal,
Kepemimpinan
dan
Perilaku
Organisasi,
Jakarta:
PT
RajaGrafindo Persada, 2008 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, Cet. 1, 2007 Sabri, Alisuf M,
Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, Cet.1, 1992 Sirait, Turman R, Komunikasi Yang Efektif, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, Cet. 3, 1986 Supratiknya, Komunikasi Antarpribadi, Yogyakarta, Kanisius, 1995 Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: RajaGrafindo Persada, Cet. 6, 1993 Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 9, 1998 Wahjosumidjo,
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah
Tinjauan
Permasalahannya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007
Teoretik
dan
86
KEADAAN SARANA PRASARANA DI SMPN 48 JAKARTA
Sarana dan Prasana - Jumlah Ruang Belajar
: 24
- Ruang Guru
- Ruang Kepala Sekolah
:1
- Ruang Laboratorium : 3
- Ruang Perpustakaan
:1
- Ruang UKS
:1
- Ruang BK
:1
- Ruang Osis
:1
- Ruang Ibadah (Musholla) : 1
- Ruang Tata Usaha
:1
- Ruang masak / Dapur
:1
- Ruang Security
:1
- Ruang Piket Guru
:1
- Ruang Koperasi
:1
- Toilet Guru
:3
- Toilet siswa-siswi
:4
- Lapangan Parkir
:1
- Lapangan Olga & Upcara : 2 - Kantin Sekolah
:1
:8
Fasilitas Penunjang - Meja
= 1152 buah
- Kursi
= 1152 buah
- Meja Guru/TU
= 56 buah
- Kursi Guru/TU
= 91 buah
- Mesin Ketik
= 3
buah
- Mesin Stensil
= 3buah
- Mesin Risograf
= 1
buah
- Brankas
= 1 buah
- Filling Kabinet
= 8
buah
- Rak Buku
= 7buah
- Lemari
= 55 buah
- Printer
= 7buah
- Komputer
= 20 buah
- Mesin pompa air = 2 buah
- Sound System
= 1
buah
- White Board
= 29 buah
- Radio Tip
= 7
buah
- Pesawat TV
= 7 buah
- OHP
= 6
buah
- NOTE BOOK
= 2 buah
- LCD Projector
= 2
buah
- DVD
= 4 buah
1. LABORATORIUM KOMPUTER Laboratorium yang dirancang representatif dengan kapasitas 25 komputer menggunakan komputer Intel Pentium III/2,4 GHz dan Intel Celeron IV / 1.8 GHz Yang rencananya akan Terkoneksi dengan jaringan Internet yang dapat di Access dengan mudah dan menjadi sarana yang membantu siswa belajar berbagai ilmu pengetahuan yang disajikan oleh berbagai website, baik lokal maupun dunia. Ruangan ber-AC, nyaman dan bersih. Rencana koneksitas Internet Sekolah akan terhubung dengan Ruang Kepala Sekolah, Tata Usaha, Pengolahan data, Ruang Guru dan Ruang Laboratorium Bahasa. 2. LABORATORIUM BAHASA Salah satu sarana penunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang lain di SMP Negeri 48 Jakarta adalah Laboratorium Bahasa. Keberadaan Laboratorium ini merupakan sumbangan dari pemerintah dana SCHOOL GRANT sebagai bagian dari KBM. Laboratorium bahasa ini dilengkapi dengan sarana pembelajaran lengkap dan canggih, TV Colour monitor (untuk siswa 21 inches), Komputer, Video, Tape Recorder, Room Speaker, serta alat perekam untuk masing-masing siswa. Selain itu, untuk memberikan kenyamanan bagi siswa , ruangan ini juga sudah dilengkapi dengan AC dan tempat duduk yang nyaman Dengan sarana yang sudah sangat menunjang tersebut diharapkan kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Dengan demikian usaha untuk dapat lebih meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, dalam hal ini peserta didik di SMP Negeri 48 Jakarta, akan dapat menjadi lebih mudah diusahakan. 3. LABORATORIUM IPA Salah satu tempat mengembangkan ilmu di bidang Sains SMP 48 juga mempunyai Laboratorium IPA (Biologi dan Fisika) tempat yang luas dan bersih, serta peralatan IPA yang cukup memadai mendorong siswa untuk semangat belajar dalam bidang IPA, walaupun ruangan tidak ber AC tetapi banyaknya pohon dan tanaman di sekitarnya membuat suasana menjadi sejuk dan nyaman.
4. PERPUSTAKAAN Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas yang ikut berperan penting di SMP Negeri 48 Jakarta . Perpustakaan berguna membantu menambah wawasan pengetahuan di bidang agama, social, ilmu pengetahuan bagi siswa, guru dan karyawan. Ruang perpustakaan yang cukup luas dilengkapi dengan tape recorder, meja baca, AC dan berbagi koleksi buku baik itu buku paket, buku pegangan guru, buku penunjang maupun buku buku lain seperti, bacaan fiksi, ensiklopedi, buku agama, majalah, surat kabar dan lain sebagainya. Perpustakaan melayani peminjaman buku paket (teks siswa) secara kelompok (per kelas) dan buku bukan paket. Perpustakaan buka setiap hari dari jam 06.30 – 13.30. Jumlah koleksi buku yang berupa bacaan fiksi sebanyak 2380 judul, sedangkan karya non fiksi sejumlah judul 1000 judul. Sebelum buku dipinjamkan terlebih dahulu diadakan pencatatan, penomeran, pelabelan, pemberian sampul, cap stempel. Selain mendapat kiriman buku dari pemerintah, pengelola perpustakaan juga menambah koleksi buku perpustakaan. Penambahan koleksi buku meliputi jenis buku cerita fiksi, ilmu pengetahuan dan lain-lain setiap tahun.
DATA GURU SMPN 48 JAKARTA
Data Tenaga Kependidikan No 1 1 2 3 4
5
6
7
8 9 10
11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
23
24 25 26 27 28 29
Nama Guru 2 Hj. KEMISAH.W. S.Pd NIP. 130540621 DIDI JUHAEDI. S.Pd NIP.130678362 H. AMRIZAL, S.Ag NIP.130615043 FEBRIDAYANI. S.Pd NIP.130678697 Drs. H. SYAMWILDAN,M.Pd NIP.1307796025 SUMARTINAH, S.Pd NIP.131286990 ERISA SIMANJUNTAK, S.Pd NIP.130522945 FAIZAL, A.Md.Pd NIP.130680034 Drs. SUS MULYADI NIP.130921060 TUKARNA DIANA NIP.130674128 Hj.RACHMADIASTANTI.S H NIP.131387848 Dra. DWI HARDININGSIH NIP.1319505220 Dra. NURUL HUDA NIP.131402943 ROSITA MANURUNG NIP.130541034 ISMAIDA,S.Pd NIP.130795495 IRENE. L. SIREGAR,S.Pd NIP.130540978 RUSKANDAR NIP.130782997 BACHTIAR. S.Pd NIP.130929317 Cy. Sumardowo. S.Pd, MM NIP.131287937 KAMIRAH, S.Pd NIP.131393303 IDA BASA SIMAMORA NIP.130782994 Y. FATMAWINARSIH,SE NIP.131108322 Hj. ROBIAMAWATI,A.Md.Pd NIP.131263440 RISNAWATI NIP.1301264873 Dra. SUSIATI M.Pd NIP.132137907 MAMINGSIH.P.SAMI, S.Pd NIP.131802780 SRI SUNARYATI. S.Pd NIP.131636085 Hj. SRI WIDAYATI. S.Pd NIP.132168010 WIDODO. S.Pd NIP.132168027
5
Status Pegawai 6
7
8
Tk 10
Islam
PNS
IV/a
1/6/19 77
D3
Kurikulum
S1
BK
Akta IV
Islam
PNS
IV/a
1/7/19 79
D3
IPA
S1
IPS PDU
Akta IV
IPA
Islam
PNS
IV/a
1/3/19 78
D2
Tarbiyah
S1
Tarbiyah
Akta IV
PAI
Islam
PNS
IV/a
1/6/19 79
Sarmu d
Matematika
S1
Matematik a
Akta IV
Matematik a
Islam
PNS
IV/a
1/5/19 80
S1
Bhs. Ing
S1
PEP
Akta IV
Bhs. Ing
Islam
PNS
IV/a
1/3/19 83
SPG
Kpg
S1
Bhs &Sastra
Akta IV
Bhs.Indo T.Busana
Islam
PNS
IV/a
1/4/19 76
D3
Geografi
S1
Geografi
Akta IV
IPS
Islam
PNS
IV/a
1/8/19 79
D2
Ket. Jasa
S1
Ekonomi
Islam
PNS
IV/a
1/5/19 82
D1
Olahraga
S1
Tata Perk
D1
IPA
Agama
Gol
PNS
Ijazah 1 Jurusan 11
Islam
PNS
IV/a
1/3/19 81
Islam
PNS
IV/a
1/17/1 980
D1
PMP Hukum
Islam
PNS
IV/a
1/11/1 985
S1
Biologi
D2
Bhs.Indo
Tk 13
Ijazah 2 Jurusan 14
A/IV 17
mengajar Matpel 18 PLKJ BK
IPS Akta IV
Penjaskes IPA
S1
Hukum
Bhs &Sastra
Islam
PNS
IV/a
1/7/19 92
Kristen
PNS
III/c
1/7/19 77
PGSL P
Seni Musik
Islam
PNS
III/d
1/3/19 79
D3
Bhs &Sastra
S1
Bhs &Sastra
Kristen
PNS
IV/a
1/6/19 77
Ekonomi
S1
Ekonomi
Islam
PNS
III/c
Islam
PNS
S1
Akta IV
Pkn
Akta IV
IPA
Akta IV
Bhs.Indo KTK Bhs.Indo
1/11/1 980
PGSL P PGSL P
Menggamba r
III/c
1/5/19 82
D1
Bhs. Ing
S1
IPS PDU
Akta IV
IPS
S1
IPS PDU
S2
Mnajemen
Akta IV
KTK
D1
PKK
S1
BK
Akta IV
T.Busana BK
Katolik
PNS
III/d
1/2/19 85
Islam
PNS
III/c
1/7/19 87
Kristen
PNS
III/c
1/11/1 980
Islam
PNS
III/c
1/9/19 83
PGSL P PGSL P
Islam
PNS
III/c
1/2/19 85
Islam
PNS
III/c
Islam
PNS
Islam
PNS
Akta IV
IPS Matematik a
Bhs. Ing
Bhs. Ing
T.Busana
S1
Ekonomi
D1
Matematika
D 3
Matematik a
31/1/1 985
D1
Geografi
III/d
1/0919 97
S2
PEP
III/c
1/5/19 90
D3
Fisika
SMKI
Seni Tari
Akta IV
T.Busana Matematik a IPS
Akta IV
S1
Fisika
Bhs.Indo
Akta IV
IPA
Akta IV
T.Busana BK
Kristen
PNS
III/c
1/1/19 88
Islam
PNS
III/c
1/9/19 99
S1
Bhs &Sastra
Akta IV
Bhs.Indo
Islam
PNS
III/c
1/11/1 999
S1
PMP & KN
Akta IV
PPKN
S1
BK
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
41
42 43 44
45
46
47
48
TUTI ALAWIYAH. S.Pd NIP. 132199883 RIA AGUSTIKA.S.Pd NIP.13220344 DEDIYONO, S.Pd NIP.132210945 SRI RAHAYU. S.Pd NIP.132226792 KARTINI, A.Md.Pd NIP.132137254 Hj. SITI ASIYAH. BA NIP.150152427 SUYAMTO, S.Pd NIP. 132048014 Drs. ROHMANI NIP. 150397479 YUSRON A.M NIP.131438533 LELA AMRIYANI, S.Pd NIP.991084001 SYAFA’AH S.Ag NIP. 991084002 YUNI PRAPTININGSIH, S.Pd NIP. 991084003 HASANAH, S.Pd NIP.991084005 SRI WAHYUNI,S.Pd NIP.991084006 AHMAD MUFTI, S.Kom NIP.991084007 DWI RETNO PALUPI,S.Pd.Si NIP. 991084008 CHAERUNISSA, S.Pd NIP.991084009 ANTONIUS NUGRAHA,S.Th NIP.991084020 ZAENAL MA’ARIF, S.pd
Matematik a Matematik a
Islam
PNS
III/c
1/10/1 999
S1
Matematika
Akta IV
Islam
PNS
III/b
1/3/19 99
S1
Matematika
Akta IV
Islam
PNS
III/c
1/3/20 00
S1
Bhs. Ing
Akta IV
Bhs. Ing
Islam
PNS
III/b
1/4/20 00
S1
Bhs. Ing
Akta IV
Bhs. Ing
Islam
PNS
III/a
1/5/19 97
S1
Bhs &Sastra
Bhs.Indo
Islam
PNS Depag
IV/a
1/7/19 71
D3
Ushuludin
PAI
III/b
1/3/19 93
Sarmu d PGSL P
Olahraga
Penjaskes
SG0
Olahraga
Islam
PNS
Islam
PNS Depag
III/a
1/1/20 07
Islam
GTT.PNS
III/c
1/4/19 85
Islam
HONDA/PT T
Non PNS
S1
Matematika
Akta IV
Matematik a
Islam
HONDA/PT T
Non PNS
S1
Bhs &Sastra
Akta IV
Bhs.Indo
Islam
HONDA/PT T
Non PNS
S1
Ekonomi
Akta IV
Bhs. Ing
Islam
GTT
Non PNS
S1
Bhs. Ing
Akta IV
PLKJ
Islam
GTT
Non PNS
S1
Biologi
Akta IV
IPA
Islam
GTT
Non PNS
S1
T.Informatik
Islam
GTT
Non PNS
S1
Biologi
Islam
GTT
Non PNS
S1
Sejarah
Kristen
GTT
Non PNS
S1
Teologi
PA. Kristen
Islam
PNS
TIK
TIK
S1
Bhs.Arab
Akta IV
D 2
Penjaskes
S2
PAI Penjaskes
TIK
PEP
Akta IV
IPA
Akta IV
TIK KTK
DATA KARYAWAN SMPN 48 JAKARTA 1
ZAENAL MA’ARIF, S.Pd
TIK
Komp. Griya Kalisuren Blok. C 09 No.005, Bojong Gede BOGOR
2
MARISI D. SARIBU
KA. UR TU
Komp. Reni jaya
3
KAMINAH
Staff TU
Jl.Kedondong Rt.002/03 Sudimara Jaya Tlp.734421424
4
TITI DJULIAH
Staff TU
Komp.Kostrad Rt.002/07 Kebayoran Lama Tlp. 7234359
5
RUMANTO, S.Pd
Staff TU
6
SIHOL MANURUNG
Staff TU
7
HAWWA
Staff TU
8
EMILIYA DES
Staff TU
9
RUBIRAN
Pemb. TU
Pura bojong Blok.F4 No.4 Bojong Gede- Bogor 0251.531991 Jl.H.Gedad Rt.002/02 Peninggilan
10
MUNASEH
Pemb. TU
Komp.SMPN.48 Jakarta Tlp. 7396648
11
KARMAWAN
Pemb. TU
Taman Adiyasa Blok.L.14 No.11 Cisoka Tlp. 59751083
12
SALIMAN
Pemb. TU
Jl.Kebun Duren Rt.05/13 No.29
13
NUNUNG SETIAWATI
Staff TU
Jl. Dewi Sartika Rt. 03/03 No. 29 Ciputat
14
NUR AZIZAH
Staff TU
Jl. Penghulu Kebayoran Lama
15
NOVI WIDIASTUTI, A.Md
Staff TU
Jl.H.Syaip Rt.003/03 No.27 Gand.Selt Tlp. 75913283
16
ISMAWATI
Staff TU
Asrama DEN INTEL Eks. ZIPUR 7 Srengseng Sawah
17
MULYANAH
Pemb. TU
Jl.R.M.Kahfi II Gg.Jambu Rt.001/08 No. 38 Tlp.7271283 Sr.Sawah
18
SUBROTO
Pemb. TU
Komp.SMPN.48 Jakarta Tlp. 7396648
19
SLAMET
Pemb. TU
Komp.SMPN.48 Jakarta Tlp. 7396648
20
SYAFRUDDIN
SATPAM
Kemandoran VIII Rt. 05/11 No.73 Grogol Utara
21
ALAMSYAH
SATPAM
Kemandoran Pulo Rt. 03/16 No. 24 Jakarta
Jl.Palad Rt.004/01 No.45 Pulogadung Tlp. 4752573 Jl.Swadarma Raya Rt.07/03 No.40 Jl.Mawar II Rt.006/13 No.20 Bintaro Tlp. 7379451
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: UMI SAIDAH
NIM
: 105018200700
Jurusan/Program Studi
: KI- MANAJEMEN PENDIDIKAN
Judul Skripsi
:“EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU DI SMPN 48 (SSN) JAKARTA”.
No
No.
Halaman
Footnot
Skripsi
Halaman Referensi
Paraf’Pembimbing I
BAB I 1
1
1
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 150.
2
2
4
R. Turman Sirait, Komunikasi yang Efektif, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1986), Cet. 3, h. 1
BAB II 1
9
Suwarno
Handayaningrat,
Pengantar
Studi
Ilmu
Administrasi dan Manajemen, (Jakarta: PT. Indayu Press dan Yayasan Masagung, 1990), h. 16.
II
2
9
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi ke Dua, (Yogyakarta:
3
BPFE, 1999), Cet. 11, h. 7.
3
10
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan
Perilaku
(Jakarta:
PT
Organisasi, RajaGrafindo
Persada, 2008), hal. 357.
4
4
10
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya, 2000), Cet, 13, h. 9 5 5
11
Supratiknya,
Komunikasi
Antarpribadi,
(Yogyakarta,
Kanisius, 1995) h. 30
6
6
11
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi,
(Jakarta:
Bumi
Aksara, 2004), Cet. 6, h. 4-5
7
11
7
R. Turman Sirait, Komunikasi Yang Efektif..., h. 1
8
11
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi..., h.
8
9
375-376
9
12
Jalaluddin Komunikasi,
Rahmat,
Psikologi
(Bandung:
PT.
Remaja Rosdakarya, 1986), h. 3 10
10
12
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta:
Lembaga
Penelitian
UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2007), Cet. 1, h. 21
11
11
12
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi,
(Jakarta:PT.
RajaGrafindo Persada, 2007), h. 20 12 12
12
Arifin Anwar, Ilmu Komunikasi Sebuah
Pengantar
(Jakarta:
PT
Ringkas,
RajaGrafindo
Persada, 2006), Cet. 7, h. 26 13 13
13
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi…, h. 29
14
13
14
Burhan
Bungin,
Sosiologi
Komunikasi: Teori, Paradigma, dan
Diskursus
Komunikasi
di
Teknologi Masyarakat,
(Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 3, h. 262 15 15
14
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi…, h. 32
16
16
14
Roudhonah, Ilmu Komunikasi..., h. 106
17
14
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu
Komunikasi..., h. 60-61. 17
18
14
A. Supratiknya,
Komunikasi
Antarpribadi..., h. 24. 18 19
15
Miftah
Thoha,
Perilaku
Organisasi: Konsep Dasar dan 19
Aplikasinya,
(Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 1993), Cet. 6, h. 187-189.
20
20
16
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 181-182.
21
21
16
M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi..., h. 266.
22
16
Roudhonah, Ilmu Komunikasi..., h.128.
22
23
16
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi..., h. 126-127.
23 23
17
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 182.
24
25
17
25
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 182-184.
26
18
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu
Komunikasi…, h. 34-35. 26 27
19
Arni Muhammad,
Komunikasi
Organisasi...,h. 197-19
27
28
19
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h..102.
28
29
19
R. Turman Sirait, Komunikasi Yang Efektif..., h. 237.
29
30
20
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 110-112.
30
31
22
R. Turman Sirait, Komunikasi Yang Efektif..., h. 239.
31
32
22
Deddy
Mulyana,
dkk.,
Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan 32
Kinerja
Perusahaan, (Bandung:
PT
Remaja Rosdakarya, 1998), Cet. 1, h. 184. 33 33
22
Deddy
Mulyana,
dkk.,.
Komunikasi Organisasi: Strategi 34
Meningkatkan
Kinerja
Perusahaan..., h. 186-187.
34
23
Hadari Nawawi dan Martini Hadari, (Jakarta,
Ilmu Ghalia
1994), h. 129
Administrasi, Indonesia,
35
35
25
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 117.
36
36
26
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 118-119.
37
27
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek..., h. 124.
37 38
28
Hadari Nawawi dan Martini hadari, Ilmu Administrasi…, h.
38
129
39
28
39
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 121-122.
40
29
T. Hani Handoko, Manajemen..., h. 282
40 41
29
Hadari Nawawi dan Martini Hadari,
Ilmu
Administrasi…,
h.130 41 42
30
42
Suwarno
Handayaningrat,
Pengantar
Studi
Ilmu
Administrasi dan Manajemen..., h. 99
43
43
30
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 124-125.
44
30
44
Roudhonah, Ilmu Komunikasi..., h. 92
45
31
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 95.
45
46
31
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek..., h. 14.
46 47
31
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 95-96
47
48
31
48
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 131
49
32
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h.151
49 50
32
Wahjosumidjo,
Kepemimpinan
Kepala Sekolah Tinjauan ..., h. 83. 50 51
32
Wahjosumidjo,
Kepemimpinan
Kepala Sekolah Tinjauan..., h. 51
83. 52
34
Ngalim Poerwanto, Administrasi dan
52
Supervisi
Pendidikan,
(Bandung: Rosda, 2004), Cet. 13, h. 1-2.
53
34
53
Ngalim Poerwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan..., h. 20
54
54
35
M. Alisuf
Sabri, Pengantar
Psikologi
Umum
Perkembangan,
dan (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1992), Cet. 1, h. 24. 55 55
36
Sudarwan
Danim,
Komunitas
Menjadi
Pembelajar:
Kepemimpinan 56
Transformasional
dalam
Komunitas
Organisasi
Pembelajar,
(Jakarta:
Bumi
Aksara, 2003), Cet. 1, h. 197
56
37
57
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), Cet. 9, h. 5.
57
39
Kunandar,
Guru
Profesional
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan 58
Pendidikan
(Jakarta:
PT
(KTSP),
RajaGrafindo
Persada, 2007), h. 40.
58
41
Kunandar,
Guru
Profesional
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..., h. 60.
59 59
42
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 1, h. 19.
60
60
42
Sukanto Raksohadiprodjo dan T. Hani
handoko,
Perusahaan,
Organisasi (Yogyakarta:
BPFE, 1986), Cet. 1, h. 194-195. 61
62
BAB III 63
1
47
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), h. 130
64
2
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Prakiik..., h. 131
65
3
49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik..., h. 151
66
4
49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik..., h. 158
67
51
5
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h. 43
68
6
52
Mega Silvia Sari, “Pelaksanaan Pengelolaan
Kelas”,
Skripsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama Jakarta, 2007), h. 71
BAB IV
69
1
56
Anas
Sudijono,
Pengantar
Statistik Pendidikan…, h. 43
70
2
75
Mega
Silvia,
Pengelolaan
”Pelaksanaan
Kelas”,
Skripsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 60
Jakarta, 25 Februari 2010
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D
Dra. Nurdelima W, M.Pd
NIP: 195910201986032001
NIP: 150318723
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “ Efektivitas Komunikasi Kepala sekolah dengan Guru di SMPN 48 (SSN) Jakarta” yang disusun oleh Umi Saidah NIM:105018200700 Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah di uji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi tentang Efektivitas Komunikasi Kepala sekolah dengan Guru di SMPN (SSN) Jakarta.
Jakarta, 25 Februari 2010
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D.
Dra. Nurdelima W, M.Pd.
NIP: 195910201986032001
NIP: 150318723
KUISIONER “PROSES KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU DI SMPN 48 JAKARTA”
1. Komunikasi Kebawah Alternatif Jawaban No
Pernyataan SL
1
Kepala
sekolah
mendiskusikan
dengan satuan
guru
pelajaran
(SATPEL) 2
Kepala
sekolah
menyampaikan
seluruh informasi kepada guru baik mengenai
permasalahan
sekolah
ataupun permasalahan prestasi siswa 3
Kepala sekolah mengadakan rapat atau pertemuan dengan guru, staf dan karyawan untuk mendikusikan setiap permasalahan
4.
Kepala
sekolah
memberikan
bimbingan dan pengarahan terhadap guru dalam proses belajar mengajar secara lisan 5
Kepala informasi
sekolah yang
menyampaikan bersifat
umum
kepada guru secara tulisan 6
Kepala
sekolah
menyampaikan
80
SR
KD
TP
81
arahan atau perintah yang berkenaan dengan sekolah kepada guru secara lisan dan tulisan 7
Kepala
sekolah
informasi
menyampaikan
mengenai
kebijakan
sekolah
perubahan
yang
penting
kepada guru secara lisan dan tulisan 8
Kepala
sekolah
menyampaikan
kemajuan kerja kepada guru secara lisan dan tulisan
2. Komunikasi Keatas Alternatif Jawaban No
Pernyataan SL
9
Guru mengungkapkan keluhan atau mengajukan saran-saran
kepada
kepala sekolah mengenai kebijakan yang telah di tetapkan. 10
Guru memberikan informasi kepada kepala sekolah mengenai prestasi dan kemajuan yang dicapai oleh siswa.
11
Guru memberikan kritik dan saran kepada kepala sekolah dalam upaya peningkatan
mutu
pembelajaran
disekolah 12
Guru memberikan informasi yang berharga
dalam
keputusan
di
pembuatan
sekolah
seperti
kenakalan dan kedisiplinan siswa
81
SR
KD
TP
82
13
Kepala sekolah menerima kritik dan saran dari guru yang berkaitan dengan masalah guru di sekolah
3. Komunikasi Horizontal Alternatif Jawaban No
Pernyataan SL
14
SR
KD
TP
Melakukan sharing terhadap sesama guru atau rekan kerja dalam upaya memperbaiki mutu pembelajaran
15
Dewan
guru
saling
membagi
informasi untuk merancang suatu program pendidikan latihan
4. Komunikasi Diagonal Alternatif Jawaban No
Pernyataan SL
16
Guru memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap siswa yang berprestasi rendah
17
Guru
menyampaikan
informasi
mengenai kenakalan siswa kepada guru BP 18
Guru
menyampaikan
perubahan
prestasi siswa kepada guru BP
82
SR
KD
TP
83
5. Kuesioner Mengenai Penyampaian Informasi Verbal dan Non Verbal Alternatif Jawaban No
Pernyataan SL
19
Kepala
sekolah
menyampaikan
informasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar di sekolah, disampaikan melalui metode lisan dan tulisan 20
Kepala sekolah memberian teguran kepada guru atas kelalaian kerjanya, secara lisan
21
Kepala sekolah menjelaskan masalah keamanan
kepada
seluruh
warga
sekolah secara lisan dan tulisan 22
Kepala sekolah memberikan pujian kepada guru atas prestasi kerjanya secara lisan dan tulisan
23
Kepala
sekolah
perselisihan
dintara
menyelesaikan para
pegawai
mengenai masalah kerja secara lisan 24
Kepala sekolah memberikan informasi sebagai feed back kepada guru agar guru melaksanakan tindakan segera terhadap informasi yang disampaikan
25
Kepala sekolah memberikan informasi secara tulisan untuk para guru untuk ditindak lanjuti
83
SR
KD
TP
84
26
Kepala sekolah dalam memberikan informasi kepada guru dalam suasana akrab
27
Kepala sekolah memberikan teguran kepada guru dengan cara menyentuh
28
Kepala
sekolah
menunjukan
rasa
kekecewaannya terhadap guru melalui ekspresi muka 29
Kepala sekolah menggunakan bahasa isyarat atau gerakan dalam berinteraksi dengan guru
30
Kepala
sekolha
kepada
guru
bersikap dalam
terbuka
memberikan
seluruh informasi yang berhubungan dengan sekolah.
84
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: UMI SAIDAH
NIM
: 105018200700
Jurusan/Program Studi
: KI- MANAJEMEN PENDIDIKAN
Judul Skripsi
:“EFEKTIVITAS
KOMUNIKASI
KEPALA
SEKOLAH DENGAN GURU DI SMPN 48 (SSN) JAKARTA”.
No,
No. Footnot
Halaman
Halaman Referensi
Paraf Pembimbing
Skripsi I
BAB I 1
1
1
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 150.
2
2
4
R. Turman Sirait, Komunikasi yang Efektif, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1986), Cet. 3, h. 1
BAB II 1
9
Suwarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta: PT. Indayu Press dan Yayasan Masagung, 1990), h. 16.
4
2
9
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi ke Dua, (Yogyakarta: BPFE, 1999), Cet. 11, h. 7.
5
3
10
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 357.
3
II
6
4
10
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), Cet, 13, h. 9
7
5
11
Supratiknya, Komunikasi Antarpribadi, (Yogyakarta, Kanisius, 1995) h. 30
8
6
11
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. 6, h. 4-5
9
7
11
R. Turman Sirait, Komunikasi Yang Efektif..., h. 1
10
8
11
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi..., h. 375-376
11
9
12
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1986), h. 3
12
10
12
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2007), Cet. 1, h. 21
13
11
12
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 20
14
12
12
Arifin Anwar, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), Cet. 7, h. 26
15
13
13
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi…, h. 29
16
14
13
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 3, h. 262
17
15
14
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi…, h. 32
18
16
14
Roudhonah, Ilmu Komunikasi..., h. 106
19
17
14
Hafied Cangara, Pengantar IlmuKomunikasi..., h. 60-61.
20
18
14
A. Supratiknya, Komunikasi Antarpribadi..., h. 24.
21
19
15
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1993), Cet. 6, h. 187-189.
22
20
16
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 181-182.
23
21
16
M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi..., h. 266.
24
22
16
Roudhonah, Ilmu Komunikasi..., h.128.
25
23
16
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi..., h. 126-127.
26
24
17
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 182.
27
25
18
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 182-184.
28
26
19
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi…, h. 34-35.
29
27
19
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi...,h. 197-198
30
28
19
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h..102.
31
29
20
R. Turman Sirait, Komunikasi Yang Efektif..., h. 237.
32
30
22
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 110-112.
33
31
22
R. Turman Sirait, Komunikasi Yang Efektif..., h. 239.
34
32
22
Deddy Mulyana, dkk., Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), Cet. 1, h. 184.
35
33
23
Deddy Mulyana, dkk.,. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan..., h. 186-187.
36
34
25
Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Ilmu Administrasi, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 1994), h. 129
37
35
26
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 117. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 118-119.
38
36
27
39
37
28
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek..., h. 124.
40
38
28
Hadari Nawawi dan Martini hadari, Ilmu Administrasi…, h. 129
41
39
29
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 121-122.
42
40
29
T. Hani Handoko, Manajemen..., h. 282
43
41
30
Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Ilmu Administrasi…, h.130
44
42
30
Suwarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen..., h. 99
45
43
30
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 124-125.
46
44
31
Roudhonah, Ilmu Komunikasi..., h.92
47
45
31
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 95.
48
46
31
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek..., h. 14.
49
47
32
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 95-96
50
48
32
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h. 131
51
49
32
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi..., h.151
52
50
33
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan ..., h. 83.
53
51
34
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan..., h. 83.
54
52
35
Ngalim Poerwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Rosda, 2004), Cet. 13, h. 1-2.
55
53
36
Ngalim Poerwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan..., h. 20
56
54
37
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992), Cet. 1, h. 24.
57
55
39
Sudarwan Danim, Menjadi Komunitas Pembelajar: Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. 1, h. 197
58
56
41
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), Cet. 9, h. 5.
59
57
42
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 40.
60
58
42
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..., h. 60.
61
59
43
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 1, h. 19.
62
60
44
Sukanto Raksohadiprodjo dan T. Hani handoko, Organisasi Perusahaan, (Yogyakarta: BPFE, 1986), Cet. 1, h. 194-195
63
61
46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), h. 130
64
62
47
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Prakiik..., h. 131
65
63
48
BAB III
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik..., h. 151
66
64
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik..., h. 158
67
65
50
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h. 43
68
66
51
Mega Silvia Sari, “Pelaksanaan Pengelolaan Kelas”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama Jakarta, 2007), h. 71
69
1
56
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan…, h. 43
70
2
75
BAB IV
Mega Silvia, ”Pelaksanaan Pengelolaan Kelas”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 60
Jakarta, 25 Februari 2010
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D
Dra. Nurdelima W, M.Pd
NIP: 195910201986032001
NIP: 150318723