PROSES ARUS KESADARAN DAN RELIGIUSITAS TOKOH UTAMA DALAM KUMPULAN CERPEN DILARANG MENCINTAI BUNGA-BUNGA KARYA KUNTOWIJOYO
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
oleh Mutiara Arum Kirana Suci NIM 09210141030
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
i
ii
PROSES ARUS KESADARAN DAN RELIGIUSITAS TOKOH UTAMA DALAM KUMPULAN CERPEN DILARANG MENCINTAI BUNGA-BUNGA KARYA KUNTOWIJOYO Oleh Mutiara Arum Kirana Suci NIM 09210141030
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud religiusitas tokoh utama dan proses arus kesadaran tokoh utama dalam kumpulan cerpen Dilarang Mencintai Bunga-Bunga dilihat melalui dinamika kepribadian tokoh utamanya. Sumber data penelitian ini adalah kumpulan cerpen Dilarang Mencintai BungaBunga karya Kuntowijoyo, dengan cerpen “Dilarang Mencintai Bunga-Bunga”, “Sepotong Kayu untuk Tuhan”, dan “Burung Kecil Bersarang di Pohon” sebagai fokusnya. Objek penelitiannya, yaitu religiusitas dan proses kesadaran tokoh utama yang dianalisis dengan menggunakan teori psikoanalisis Carl G. Jung. Data diperoleh dengan metode simak dengan teknik catat dan teknik riset kepustakan, kemudian data yang diperoleh diidentifikasi dan diklasifikasi sesuai kategori yang telah ditentukan kemudian dilakukan dengan validitas dan reliabilitas kemudian mendiskusikan hasil pengamatan kepada pakar yang memiliki kemampuan sastra yang baik dan menggunakan validitas dari expert-judgement. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, wujud religiusitas tokoh utama yang muncul dalam kumpulan cerpen Dilarang Mencintai Bunga-Bunga berdasarkan hubungannya dibagi menjadi tiga hubungan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. a) Hubungan manusia dengan Tuhan yang muncul, yaitu beribadah (mengaji dan shalat, berdoa, menimba ilmu agama, haji), mencintai kebersihan dan menjaga kebersihan, mencari kebenaran, mencari ridho Tuhan, pasrah dan ikhlas, mengingat Tuhan, mengabdi kepada Tuhan, menghindari sifat malas, memohon ampun atau bertaubat, b) hubungan manusia dengan manusia yang muncul, yaitu mematuhi orang tua, toleransi, memberi sedekah, menghindari sifat riya, membahagiakan dan menuruti istri, peduli sesama dan tolong menolong, mengakui kesalahan dan meminta maaf, pluralisme, berbaik sangka dan menjalin silaturahim, c) hubungan manusia dengan alam yang muncul, yaitu mencintai tumbuhan serta menghayati alam dan memanfaatkan alam di jalan Tuhan. Kedua, proses arus kesadaran tokoh utama dalam kumpulan cerpen Dilarang Mencintai BungaBunga dapat dilihat melalui dinamika kepribadian tokoh utamanya, yaitu pada cerpen “Dilarang Mencintai Bunga-Bunga” terdapat proses regresi-progresi, pada cerpen “Sepotong Kayu untuk Tuhan” terdapat proses individuasi, dan pada cerpen “Burung Kecil Bersarang di Pohon” terdapat proses regresi-progresi. KATA KUNCI: Religiusitas, Arus Kesadaran, Cerita Pendek
THE PROCESS OF CONSCIOUSNESS FLOW AND RELIGIOUSITY OF THE MAIN CHARACTER IN COLLECTION OF SHORT STORIES DILARANG MENCINTAI BUNGA-BUNGA THE WORKS OF KUNTOWIJOYO By Mutiara Arum Kirana Suci NIM 09210141030
[email protected] ABSTRACT This study aims to describe the religious form and the consciousness flow of the character in the collection of short stories Dilarang Mencintai BungaBunga, which is seen through the personal dynamics of the main character. The data source of the study is the collection of short stories Dilarang Mencintai Bunga-Bunga as the works of Kuntowijoyo, with his short stories “Dilarang Mencintai Bunga-Bunga”, “Sepotong Kayu untuk Tuhan”, and “Burung Kecil Bersarang di Pohon” as the focusing points. The objects of the study are the religiousity and process of the main character’s consciousness analyzed by using psychoanalitic theory of Carl G. Jung. The data is collected by using observational method, recording technique and bibliographical research. Then, the data is identified and classified in accordance with the determined category. After gaining the validity and reliability, the result of observation is discussed with experts who are good at literature using expert-judgement validity. The results of the study are as follow: First, the religious form of the main character in the collection of short stories Dilarang Mencintai Bunga-Bunga based on its relationship is divided into three. They are the relationship between human and God, human and human, and, human and nature. a) The relationship between human and God reflects in act of devotion (offering a pray and praying five times a day, studying religion, and making the pilgrimage to Mecca), loving and keeping the cleanliness, looking for truth, looking for God’s favor, submissive and sincere, remembering God, serving God, avoiding laziness, asking for mercy or repenting and forswearing, b) The relationship between human and human reflects in obeying the parents, tolerance, giving alms, avoiding show off behaviour, making his wife happy and granting his wife’s request, caring for others and helping each other, admitting mistakes and apologizing, pluralism, positive thinking and maintaining relationship, c) The relationship between human and nature reflects in loving the plants, understanding the nature and making use of the nature in God’s way. Second, the process of consciousness flow of the main character in the collection of short stories Dilarang Mencintai Bunga-Bunga can be seen through the personal dynamic of the main character, in short story “Dilarang Mencintai Bunga-Bunga” there is a process of regression-progression, in short story “Sepotong Kayu untuk Tuhan” there is a process of individualization, and in short story “Burung Kecil Bersarang di Pohon” there is a process of regression-progression. KEY WORDS: Religiousity, Consciousness Flow, Short Story iv
tokoh, dan gerak, bahasanya tajam, serta
A. PENDAHULUAN Menurut karya
sastra
Sayuti
(2009:
menurut
1.3),
menarik perhatian.
ragamnya Sebagai sebuah karya imajiner,
dibedakan menjadi tiga, yaitu prosa, cerpen mengandung berbagai persoalan puisi, dan drama. Novel, cerpen, manusia
dan
kehidupan.
Peristiwa-
novelet, cerita bersambung (cerbung) peristiwa yang terjadi dalam batin merupakan bagian dari prosa. seseorang dapat dijadikan sebagai bahan Cerpen
merupakan
karangan
untuk karya sastra karena peristiwa batin
fiktif yang berisi sebagian kehidupan
adalah
seseorang atau kehidupan yang berfokus
pengalaman
pada suatu tokoh. Ciri-ciri cerpen antara
sastrawan
lain; singkat, padu, memiliki unsur
(masyarakat).
utama berupa adegan, tokoh, dan gerak,
cerita menempati posisi strategis sebagai
bahasanya
menarik
pembawa dan penyampai pesan, amanat,
perhatian. Cerpen menurut Poe (dalam
tindakan, perilaku, akal budi, moral, atau
Sayuti, 2000: 9) merupakan karya prosa
sesuatu
fiksi yang dapat selesai dibaca dalam
Sedangkan penokohan merupakan salah
sekali
satu unsur yang membangun sebuah
tajam,
duduk.
serta
Cerpen
merupakan
karangan fiktif yang berisi sebagian
suatu
bentuk
refleksi
kehidupan dengan
yang
sehari-hari
orang
Tokoh
dari
lain
dalam
sifatnya
atau
sebuah
implisit.
cerpen.
kehidupan seseorang atau kehidupan Ilmu psikologi dapat digunakan yang berfokus pada suatu tokoh. Ciri-ciri sebagai cerpen
antara
lain
singkat,
sarana
untuk
memperjelas
padu, pemahaman
seseorang
terhadap
memiliki unsur utama berupa adegan, kesusastraan melalui penelitian tentang 1
proses kejiwaan manusia. Ilmu Psikologi
dirasa cocok dengan latar belakang
memperkuat realitas dalam suatu karya
penelitian ini.
sastra dan mempertajam pengamatan Dalam
kumpulan
cerpen
tentang fakta yang terjadi. Dilarang Mencintai Bunga-Bunga karya Dalam penelitian ini, hal yang
Kuntowijoyo terdapat tiga cerpen yang
akan dibahas adalah realita tentang
di dalamnya terdapat peristiwa kejiwaan
kondisi psikologis yang dihadapi oleh
yang
manusia mengenai bagaimana proses
perkembangan
arus kesadaran yang dialami oleh tokoh
melibatkan
utama sebagai individu di tengah-tengah
kepribadian tokoh. Terdapat sebuah
kenyataan
proses
terjadi
sebuah
proses
kepribadian
yang
seluruh
yang
mendesak
dalam mencapai sebuah keseimbangan
keberadaan tokoh tersebut. Karya-karya
dan pemenuhan atas kebenaran sejati.
Kuntowijoyo dapat ditemukan gejala-
Cerpen-cerpen yng akan diteliti, yaitu
gejala kejiwaan yang terjadi pada tokoh
“Dilarang
utamanya. Karya yang akan diteliti,
“Sepotong Kayu untuk Tuhan”, dam
yaitu beberapa cerpen dalam kumpulan
“Burung Kecil Bersarang di Pohon”.
cerpen
Dilarang
Mencintai
kepribadian
struktur
berbagai
persoalan
dinamika
aspek
dengan
macam
hidup
mana
Mencintai
tokoh
Bunga-Bunga”,
BungaB. METODE PENELITIAN
Bunga karya Kuntowijoyo sebab tema1. Jenis Penelitian tema karya Kuntowijoyo yang banyak Analisis
data penelitian ini
menyoroti eksistensi diri, kesadaran menggunakan pendekatan deskriptif sosial umat Islam di tengah-tengah kualitatif. Prosedur penelitian jenis ini modernisasi, dan spiritualitas seseorang menghasilkan data deskriptif berupa 2
kata-kata tertulis atau lisan dari tokoh
menggunakan
atau perilaku yang dapat diamati.
penelitian berupa kartu data untuk
Sebab sumber data penelitian ini
mencatat sejumlah informasi penting
merupakan teks tertulis (kumpulan
yang akan dianalisis baik berasal dari
cerpen), maka data yang ada berupa
teks sastra maupun di luar teks sastra
kata-kata tertulis, serta deskriptif dalam
yang berhubungan dengan persoalan
penelitian ini dimaksudkan sebagai
yang sedang diteliti.
kegiatan pendeskripsian data.
adalah
tiga
kumpulan Mencintai Dilarang
data cerita
cerita
penelitian pendek
pendek
Bunga-Bunga, Mencintai
ini
dipergunakan
dalam
dalam
penelitian
ini
adalah observasi dengan teknik baca,
Dilarang
teknik
yaitu
catat,
dan
teknik
riset
kepustakaan.
Bunga-Bunga”,
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan rumusan masalah
“Burung Kecil Bersarang di Pohon”.
dan tujuan penelitian pada bab ini akan disajikan
3. Instrumen Penelitian penelitian
bantu
Teknik pengumpulan data yang
“Sepotong Kayu untuk Tuhan”, dan
Instrumen
alat
4. Teknik Pengumpulan Data
2. Data dan Sumber Data Penelitian Sumber
suatu
dalam
hasil
penelitian
dan
pembahasan terhadap beberapa cerpen
penelitian ini adalah peneliti sendiri,
yang
artinya penelitilah yang melakukan
Dilarang Mencintai Bunga-Bunga karya
seluruh kegiatan mulai perencanaan
Kuntowijoyo
sampai
psikoanalisis
melaporkan
hasilnya.
Pengumpulan data dilakukan dengan
ada
dalam
kumpulan
dengan Carl
Gustav
cerpen
tinjauan Jung.
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil:
3
(1) proses arus kesadaran religiusitas
sementara proses progresi dialami oleh
dilihat melalui dinamika kepribadian
tokoh utama dalam cerpen “Dilarang
tokoh utama dalam kumpulan cerpen
Mencintai Bunga-Bunga” dan “Burung
Dilarang Mencintai Bunga-Bunga, (2)
Kecil Bersarang di Pohon”, dan proses
wujud religiusitas tokoh utama dalam
individuasi dialami oleh tokoh utama
kumpulan cerpen Dilarang Mencintai
dalam cerpen “Sepotong Kayu untuk
Bunga-Bunga.
Tuhan”.
1) Proses
Arus
Religiusitas Dinamika
Proses regresi pada tokoh utama
Kesadaran
Dilihat
Melalui
Kepribadian
Tokoh
dalam
cerpen
Bunga-Bunga”
“Dilarang dan
Mencintai
“Burung
Kecil
Utama dalam Kumpulan Cerpen
Bersarang di Pohon”
menunjukkan
Dilarang Mencintai Bunga-Bunga
bagaimana
ego
utama
berbentur
dengan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
tokoh
realitas
akan
diketahui bahwa wujud arus kesadaran
menghasilkan
tokoh utama dalam aktualisasi diri untuk
kepribadian, yaitu berupa sikap introvert
mencapai kebijaksanaan bersikap dalam
pada cerpen “Dilarang Mencintai Bunga-
ketiga cerpen tersebut dapat diketahui
Bunga” dan kemarahan serta amarah
melalui dinamika kepribadian tokoh,
pada cerpen “Burung Kecil Bersarang di
yaitu terdapat proses regresi, progresi,
Pohon”.
dan individuasi. Proses regresi dialami
kemunduran
yang
dalam
Proses individuasi pada tokoh
cerpen
utama dalam cerpen “Sepotong Kayu
“Dilarang Mencintai Bunga-Bunga” dan
untuk Tuhan” menunjukkan bagaimana
“Burung Kecil Bersarang di Pohon”,
struktur
oleh
tokoh
utama
dalam
4
kepribadian
tokoh
utama
mengalami
perkembangan
dalam
sikap, yaitu sebuah kebijaksanaan di
mencapai ikhlas, selain itu dengan
mana
Buyung
menyadari
bahwa
adanya konflik yang muncul membuat
bagaimanapun juga dia adalah anak ayah
tokoh utama tersebut pada akhirnya
dan ibunya, selain itu dia akhirnya juga
menemukan apa itu ikhlas terlepas dari
menyadari bahwa kehidupan ini tidak
egonya.
mungkin dapat berjalan tanpa adanya
Regresi-Progresi
kerja keras dan tanggung jawab. Buyung
Pada cerpen “Dilarang Mencintai
menyadari bahwa ketenangan ndapat
Bunga-Bunga” tokoh utama Buyung
ditemukan dalam hidup yang bermakna,
menginginkan ketenangan jiwa yang
dan makna hidup di temukan dalam
diperolehnya
kerja dan tanggung jawab sebagai
Akibat
melalui
bunga-bunga.
keinginan-keinginan
Buyung
manusia. Pada
tidak dapat terpenuhi serta mengalami
cerpen
“Burung
Kecil
penekanan dari luar diri (ayah dan
Bersarang di Pohon” Ego tokoh utama
ibunya)
libidonya
Lelaki Tua berbentur dengan realitas di
dalam
luar dirinya sehingga terjadi proses
ketidaksadaran dan menyalurkan dirinya
regresi. Lelaki Tua itu bagaikan kodok
dalam
Namun
dalam tempurung, selama ini berlindung
setelah terjadi perkembangan dalam
dalam agama dan kesempurnaan. Setelah
struktur kepribadiannya dengan melihat,
melihat dunia luar, egonya
mendengar, dan berpikir tentang egonya,
dengan realitas di luar dirinya kemudian
realitas, dan perenungan-perenungan lain
di situlah terjadi proses regresi. Regresi
akhirnya Buyung menemukan sebuah
yang terjadi adalah sebuah keadaan di
kemudian
mengadakan
regresi
nilai-nilai
ke
introvert.
5
berbentur
mana ego sadarnya akan konsep benar-
pergerakan maju (progresi),
salah yang selama ini dia peroleh
terlihat pada saat Lelaki Tua berdamai
melalui
dengan dirinya dan hal-hal di luar
ajaran-ajaran
diperolehnya
di
agama
yang
pondok
dan
dirinya.
Akhirnya
dia
yaitu
menyadari
keyakinannya tidak dapat menyesuaikan
kesalahan serta kekhilafannya setelah dia
diri
sadar bahwa kejadian hari itu yang
secara
memuaskan
tuntutan-tuntutan
terhadap
lingkungan
luar
menimpanya merupakan peringatan dari
maupun kebutuhan-kebutuhan bawah
Tuhan agar dia lebih membuka mata dan
sadarnya sehingga menjadi hambatan
terjaga.
untuk berkembang menuju kepenuhan
Individuasi
dan
Tokoh utama Lelaki Tua adalah
kebijaksanaan.
mengalami
Namun
proses
mental
setelah yang
seorang
muslim
yang
saleh.
Dia
melibatkan seluruh indera dan sistem
dihadapkan pada sebuah konflik batin
kepribadian
dengan
mengamati,
antara dirinya dan pikiran-pikirannya
mengalami,
mendengar,
berpikir,
dalam menggapai ikhlas ketika dia
adanya
hendak beramal di jalan Tuhan. Pada
singkronisasi dalam diri Lelaki Tua itu.
saat itulah Lelaki Tua mengalami proses
Sinkronisasi dapat terjadi ketika ego
dinamika kepribadian. Proses individuasi
menemukan
dan
yang terjadi pada tokoh Lelaki Tua
kebijaksanaan (seperti ilmu agama dan
dalam cerpen “Sepotong Kayu untuk
kenangan kebijakan masa lampau) di
Tuhan” ini menunjukkan bagaimana
dalam ketidaksadarannya yang muncul
struktur
merasa,
kemudian
terjadi
pengetahuan
kepermukaan sadar kembali membuat
6
kepribadian
seseorang
berkembang ke arah kesatuan yang stabil
Berdasarkan
dan terwujud dalam realisasi diri.
diketahui
Lelaki Tua dalam cerpen ini mengalami
perkembangan
hasil
bahwa
penelitian
religiusitas
yang
muncul pada tokoh utama pada beberapa
dalam
cerpen dalam kumpulan cerpen Dilarang
struktur kepribadiannya sebegitu rupa
Mencintai Bunga-Bunga dibagi menjadi
dalam proses ibadahnya untuk mencapai
tiga hubungan, yaitu hubungan manusia
ikhlas, yaitu melalui kepasrahan. Setelah
dengan Tuhan, manusia dengan manusia,
terlena dan sejenak tenggelam dalam ego
dan manusia dengan alam.
sadarnya yang menginginkan pengakuan
Wujud religiusitas manusia dengan
dan pujian dari istrinya, dia dihadapkan
Tuhan yang muncul dalam kumpulan
oleh realitas di luar dirinya tidak berjalan
cerpen
sesuai dengan egonya, yaitu ketika kayu
Bunga, yaitu beribadah (mengaji dan
yang hendak disumbangkan ke surau
shalat, berdoa, menimba ilmu agama,
hilang
haji, dan beramal di jalan Tuhan),
terbawa
banjir
di
sungai.
Dilarang
Mencintai
Kemudian dia mengalami pergolakan
mencintai
kesadaran untuk menemukan kembali
kebersihan, mencari kebenaran, mencari
pengetahuan
ridho
dan
kebijakan
yang
kebersihan
Tuhan,
pasrah
dan
Bunga-
dan
menjaga
ikhlas,
terpendam di dalam ketidaksadarannya
mengingat Tuhan, menghindari sifat
lalu terjadilah pasrah.
malas, memohon ampun atau bertaubat. Wujud religiusitas manusia dengan manusia yang muncul dalam kumpulan
2) Wujud Religiusitas Tokoh Utama dalam
Kumpulan
cerpen
Cerpen
Dilarang
Mencintai
Bunga-
Bunga yaitu, mematuhi orang tua,
Dilarang Mencintai Bunga-Bunga
7
toleransi,
memberi
sedekah,
terdapat proses regresi, progresi, dan
menghindari sifat riya, membahagiakan
individuasi
dan menuruti istri, peduli sesama dan
utamanya. 1) Proses regresi dialami
tolong menolong, mengakui kesalahan
oleh tokoh utama dalam cerpen
dan meminta maaf, pluralisme, berbaik
“Dilarang Mencintai Bunga-Bunga”
sangka dan menjalin silaturahim.
dan “Burung Kecil Bersarang di Pohon”,
Wujud religiusitas manusia dengan
yang
yaitu
dialami
terjadi
tokoh
sebuah
alam yang muncul dalam kumpulan
kemunduran kepribadian ketika ego
cerpen
Bunga-
berbentur dengan realitas. 2) Proses
Bunga, yaitu mencintai tumbuhan serta
progresi dialami oleh tokoh utama
menghayati alam dan memanfaatkan
dalam cerpen “Dilarang Mencintai
alam di jalan Tuhan.
Bunga-Bunga” dan “Burung Kecil
Dilarang
Mencintai
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Bersarang di Pohon”, yaitu sebuah
1. Kesimpulan
pergerakan maju dalam kepribadian
Berdasarkan hasil dan pembahasan
setelah tokoh utamanya mengalami
penelitian yang telah dipaparkan di atas
perkembangan
kepribadian.
maka didapat kesimpulan penelitian ini
Proses individuasi dialami oleh
sebagai berikut:
tokoh
utama
dalam
3)
cerpen
“Sepotong Kayu untuk Tuhan”, 1) Proses arus kesadaran tokoh utama yaitu
di
mana
tokoh
utama
dalam kumpulan cerpen Dilarang mengalami Mencintai
Bunga-Bunga
dilihat
melalui
perkembangan
dapat kepribadian dalam proses ibadahnya
dinamika untuk mencapai ikhlas.
kepribadian tokoh utamanya, yaitu 8
Berdasarkan
hasil
penelitian
religiusitas
yang
ketujuh,
yaitu
ditemukan adanya nilai-nilai religius
memohon ampun atau bertaubat, h)
pada
wujud religiusitas yang kedelapan,
tokoh-tokoh
utama
dalam
cerpen “Dilarang Mencintai Bunga-
yaitu
Bunga”, “Sepotong Kayu untuk
Hubungan dengan manusia (Hablum
Tuhan”,
Kecil
minannas): a) mematuhi orang tua,
Bersarang di Pohon”. Religiusitas
b) memberi sedekah, c) menghindari
yang muncul dibagi menjadi tiga
sifat riya, d) membahagiakan dan
hubungan, yaitu hubungan dengan
menuruti istri, e) peduli sesama dan
Allah
tolong
dan
(Hablum
“Burung
minallah):
a)
menghindari
menolong,
sifat
f)
malas.
mengakui
beribadah (mengaji, shalat, berdoa,
kesalahan dan meminta maaf, g)
menimba ilmu agama, haji, dan
pluralisme, h) berbaik sangka, i)
beramal di jalan Tuhan), b) wujud
menjalin
religiusitas
yaitu
toleransi. Hubungan dengan alam
mencintai kebersihan dan menjaga
sekitar (Hablum minal’alam): a)
kebersihan, c) wujud religiusitas
mencintai
yang
menghayati alam, b) memanfaatkan
yang
ketiga,
kedua,
yaitu
mencari
silaturahim,
tumbuhan
kebenaran, d) wujud religiusitas
alam di jalan Tuhan.
yang keempat, yaitu mencari ridho
2. Saran
dan
j)
serta
Tuhan, e) wujud religiusitas yang
Saran yang dapat dikemukakan
kelima, yaitu ikhlas dan pasrah, f)
pada penelitian ini adalah sebagai
wujud religiusitas yang keenam,
berikut:
yaitu mengingat Tuhan, g) wujud
9
Penelitian
ini
diharapkan
menjadi
tolok
ukur
dapat peneliti
selanjutnya yang berminat untuk meneliti beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. Selain
itu,
penelitian
ini
juga
diharapkan dapat menjadi tolok ukur untuk meneliti peran religiusitas dalam proses dinamika kepribadian tokoh.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sayuti A, Suminto. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media. Sayuti A, Suminto. 2009. Cerita Rekaan. Jakarta: Universitas Terbuka.
11