SIKAP TOKOH UTAMA DALAM MENGHADAPI MASALAH KELUARGA PADA CERPEN “TETSUZO” KARYA KODA ROHAN (melalui pendekatan psikoanalisis)
Karya Ilmiah DITA RAHMA UTAMI NPM 180610060018
UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA JEPANG JATINANGOR AGUSTUS 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI ABSTRAK………………………………………....……………………………...i ABTRACT…………………………………………....…………………………..ii BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1 BAB II ISI..............................................................................................................2 BAB III SIMPULAN.............................................................................................5 DAFTAR SUMBER
SIKAP TOKOH UTAMA DALAM MENGHADAPI MASALAH KELUARGA PADA CERPEN “TETSUZO” KARYA KODA ROHAN (melalui pendekatan psikoanalisis)
ABSTRAK
Dita Rahma Utami 180610060018
Dalam penulisan skripsi ini penulis akan mencoba membahas tentang konflik yang dialami oleh Tetsuzo, anak berumur 12 tahun yang terpaksa putus sekolah dan menjadi pengemis untuk bisa menghidupi keluarganya. Analisis akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan teori psikoanalisa Sigmund Freud, dengan ini nantinya akan diketahui berbagai konflik dalam kehidupan Tetsuzo, penyebab masalah, sikap Tetsuzo dalam menghadapi masalah dan perubahan sikap Tetssuzo setelah menyelesaikan masalah keluarganya. Kata Kunci : Konflik, Psikoanalisa, Tetsuzo
THE ATTITUDES OF THE MAIN CHARACTER THAT SOLVES FAMILY’S PROBLEM IN THE SHORT STORY “TETSUZOU” BY KODA ROHAN (a Psychoanalysis approach) ABSTRACT Dita Rahma Utami 180610060018
In this paper the author will try to discuss about a conflict that happens to Tetsuzo, a 12 year old boy who forced to drop out of his school and was made to be a beggar by his parents in order to fund the family needs. The analysis will be done by using the approach of Sigmund Freud’s psychoanalysis theory, which later will be found the causes of the problems, how Tetsuzo handle this situation, and also in what way these problems effect his own life. Keywords: Conflict, Psychoanalysis, Tetsuzo
SIKAP TOKOH UTAMA DALAM MENGHADAPI MASALAH KELUARGA PADA CERPEN “TETSUZO” KARYA KODA ROHAN (melalui pendekatan psikoanalisis)
I . PENDAHULUAN Sastra adalah hasil dari buah pikiran yang dituangkan melalui media tulisan. Pengarang menuangkan ide, pandangan, kegiatan mental manusia, pemikiran dan perasaan dengan gaya bahasanya sendiri yang mempunyai arti dan keindahan tertentu melalui ekspresi dan perasaan. Karya sastra secara tidak langsung melalui para tokohnya dapat memberikan pemahaman terhadap masyarakat. Misalnya masyarakat dapat memahami perubahan, kontradiksi, dan penyimpangan lain yang terjadi, khususnya yang berkaitan dengan kejiwaan. Disinilah teori psikologi sastra berperan, ada tiga cara untuk memahami hubungan antara psikologi dengan sastra, yaitu pertama memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai penulis, kedua memahami unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional dalam karya sastra, dan ketiga memahami unsur-unsur kejiwaan pembaca. Umumnya psikologi sastra memberikan perhatian khusus pada masalah yang kedua, yaitu memahami unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional dalam karya sastra. Seperti pada cerpen “Tetsuzo” karya Koda Rohan yang sangat menarik untuk dibaca karena pada cerita ini mengandung ajaran moral yang sangat baik dan cerita ini juga bertemakan kehidupan keluarga sehari-hari. Sebagian besar cerpen ini bercerita tentang Tetsuzo, seorang anak berumur 12 tahun yang terpaksa putus sekolah untuk menghidupi keluarganya karena sang ayah sebagai kepala keluarga sudah tidak sanggup bekerja karena sakit. Tetsuzo harus membanting tulang untuk mendapatkan sesuap nasi untuk keluarganya. Tetsuzo menjual semua perabot rumah tangga yang tidak seberapa dan menahan malu dari teman-temannya karena ia terpaksa menjadi pengemis. Hal inilah yang kemudian membuat penulis tertarik melakukan penelitian lebih dalam. Pendekatan Psikoanalisis juga dianggap tepat untuk menganalisis sikap tokoh Tetsuzo dalam menghadapi masalah keluarganya. Dengan demikian, penelitian ini penulis memberi judul “Sikap Tokoh Utama dalam Menghadapi Masalah Keluarga pada Cerpen Tetsuzo Karya Koda Rohan (melalui pendekatan Psikoanalisis)”.
II. ISI 1. Tokoh dan Penokohan Tokoh Utama -
Tetsuzo
Tokoh Tambahan -
Ayah Tetsuzo
-
Sang Penjual Beras
-
Murai
-
Sang Sarjana
2. Latar Cerita -
Latar Tempat, Kota Yanaka. Rumah Tetsuzo, Komplek Makam dan Kuil Tenoji
-
Latar Waktu, Akhir Tahun di Bulan Desember
3. Alur -
Maju
4. Tema dan Amanat -
Tema dalam sebuah cerpen “Tetsuzo” adalah lika-liku tokoh utama dalam menghadapi masalah yang dihadapinya.
-
Amanat yang terkandung dalam cerpen imi adalah jangan lari dari masalah hidup, hadapi dan syukuri karena akan ada hikmah dibalik setiap masalah.
5. Analisis せがれ
1.
てつぞう
,忰の
この
はる
,鉄造、十二の なかま
しが、今は子供
そしり
,此
,仲間の
つう
がっこう
,春までは わ
,学校にも おや
,譏をも ,忘れて
きょ
,通ひ
かわ
,親に
,居
はたら
,代って
,労働
い
かんと ,云ひ出でしが、 Segare no tetsuzou, juuni no kono haru made wa gakkou nimo tsuui kyoushi ga, ima wa kodomo nakama no soshiri wo mo wasurete oya ni kawatte hatarakan to ii dadeshiga.
(Tetsuzo : 90) “Sang anak, Tetsuzo yang sampai pada musim semi ini berumur 12 tahun masih pergi ke sekolah dan bertekad untuk menggantikan ayahnya bekerja.” Cuplikan di atas menerangkan bahwa Tetsuzo terpaksa putus sekolah di usia yang relatif muda yaitu 12 tahun. Ia harus menggantikan ayahnya bekerja untuk mencari nafkah agar dapat membeli obat dan makan mereka. Disini ego dan super ego Tetsuzo sangat berperan, walaupun naluri Id Tetsuzo menginginkan ia bersekolah seperti anak-anak seusianya, ego Tetsuzo memaksanya untuk bekerja agar dapat membeli obat dan makanan untuk ayahnya. Super ego Tetsuzo mendukung ego nya untuk menggantikan ayahnya bekerja meskipun ia tidak tahu bisa melakukannya atau tidak. Tulang – tulang Tetsuzo belum sepenuhnya kokoh, pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa dalam sehari baru bisa ia kerjakan dalam 3 hari, sampai–sampai majikannya memarahinya karena hal itu. Sebenarnya Tetsuzo tidak siap dengan keadaan seperti ini, akan tetapi apa boleh buat, super ego mendorongnya untuk berbakti kepada orang tuanya dengan menggantikan ayahnya yang sedang sakit untuk mencari uang. こころつか
2.
み
いのち
,心疲れたる ,身の こども
おとここう
,命かけての
さすが
,男哮び、
,流石に
たけお
,子供ながら
,丈夫なりけり。
Kokoro tsukareta rumi no inochi kakete no otoko koubi, sasuga ni kodomo nagara takeo narikeri. (Tetsuzo : 100) “Kini tubuh dan jiwanya telah lelah, namun Tetsuzo yang masih kanak-kanak itu pun telah bersikap sebagai seorang lelaki dewasa.”
Pada cuplikan nomor (23) tampak perubahan sikap Tetsuzo dari Tetsuzo yang masih berjiwa kanak-kanak hingga saat ini sudah menjadi seorang lelaki dewasa. Pelajaran hidup membuatnya lebih bisa bersikap lebih dewasa. Ego dalam diri Tetsuzo juga mendorongnya untuk lebih bersikap realistis. Proses perubahan sikap Tetsuzo terjadi karena telah menyadari bahwa dorongan Id untuk mendapatkan uang secara instan dengan cara mengemis di kuil Tenoji tidak berbuah manis, yang didapat
hanya rasa malu dari orang lain. Kini Tetsuzo mendapatkan gambaran bahwa dengan giat bekerja ia akan mendapatkan uang secara terhormat. Pada saat ia berteriak-teriak di jalan dengan perasaan yang begitu bersemangat untuk bekerja, seorang Sarjana berusia 50 tahun secara tidak sengaja mendengar teriakan Tetsuzo saat ia hendak melihat keluar dari lantai dua rumahnya. Lalu sang Sarjana memanggil Tetsuzo, karena menurutnya teriakan Tetsuzo aneh, “aku bukan pengemis, pekerjakan aku”. Saat itu Tetsuzo pun bertanya pada sang sarjana, apa yang harus ia kerjakan. Sang sarjana menatap wajah Tetsuzo dalam-dalam, kemudian menanyakan mengapa ia melakukan hal tersebut. Tanpa menutup-nutupi, Tetsuzo menceritakan kehidupan keluarganya saat ini. Begitu mendengar penjelasan Tetsuzo, sang sarjana memuji tindakan Tetsuzo.
III. SIMPULAN 1.
Sikap Tetsuzo dalam menghadapi masalah keluarganya dapat dijelaskan kedalam beberapa point sebagai berikut. a.
Penyebab terjadinya masalah dalam keluarga Tetsuzo adalah keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan dan musibah yang dialami sang ayah. Sang ayah sebagai tulang punggung keluarga jatuh sakit sehingga tidak dapat menafkahi keluarganya.
b.
Tetsuzo terpaksa putus sekolah untuk menggantikan sang ayah bekerja mencari nafkah dan membeli obat sang ayah. Dimulai dari menjadi buruh harian, menjual perabot rumah tangga hingga menjadi pengemis. Terjadi ketidak harmonisan antara id, ego dan super ego dalam diri Tetsuzo menimbulkan suatu konflik bathin dan kecemasan realistis.
2.
Perubahan sikap Tetsuzo setelah menyelesaikan masalah keluarga dapat dijelaskan pula kedalam beberapa point sebagai berikut. a.
Perubahan sikap Tetsuzo menjadi pribadi yang kuat dan dewasa berawal dari ejekan teman sekolahnya bernama Murai. Kepribadian Tetsuzo berkembang melalui pendistribusian dari sistem kepribadian ego. Ego menggunakan energi psikis untuk meningkatkan aspek-aspek psikologis seperti belajar, mempersepsi,
mengingat, menilai, mengkomparasi, menganalisis, menggeneralisasi dan memecahkan
masalah
dengan
tujuan
terciptanya
keharmonisan
dalam
kepribadian sehingga dapat melakukan transaksi dengan lingkungan secara efektif. b.
Pujian dan nasehat dari sang sarjana pun mempengaruhi perubahan sikap Tetsuzo sehingga rasa percaya dirinya yang sempat hilang kini tumbuh kembali.
DAFTAR SUMBER Wellek, Rene. 1995. Teori Kesusastraan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum Sudjanto, Agus. 1997. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Bumi Aksara Hall, Calvin, S. 1959. Suatu Pengantar Ke Dalam Ilmu Jiwa Sigmund Freud. Jakarta : PT. Pembangunan Purnomo, Antonius. 2010. Antologi Kesusastraan Jepang. Surabaya : Eramedia Publisher