Prokrastinasi Pada Mahasiswa Dalam Penyelesaian Skripsi Priska Devy Anggraeni Pembimbing : Dra. M.M. Nilam Widyarini, Msi
ABSTRAKSI Di lingkungan Perguruan Tinggi, selalu dapat ditemukan adanya mahasiswa yang mengalami prikrastinasi (penundaan) dalam penyelesaian skripsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengangkat fenomena yang terjadi pada mahasiswa yang mengalami penundaan (prokrastinasi) dalam penyelesaian skripsinya, baik yang masih melakukan penundaan, maupun yang sudah bisa mengatasi perilaku prokrastinasinya tersebut. Pertanyaan penelitian ini adalah : bagaimana gambaran prokrastinasi pada mahasiswa dalam penyelesaian skripsi, mengapa prokrastinasi terjadi pada mahasiswa dalam masa penyelesaian skripsi, dan bagaimana mengatasi prokrastinasi pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan bagaiman upaya pemecahan yang harus dilakukan serta tujuan penelitian, karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir yang dalam masa penyelesaian skripsinya yang tidak tepat wakti, dan mahasiswa tingkat akhir yang telah dapat mengatasi prokrastinasinya dalam pembuatan skripsi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode atau pendekatan kulitatif. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan diarahkan pada pengalaman atau peristiwa yang terjadi di masa kini dan di masa lalu dalam kehidupannya menyangkut penundaan skripsi yang dilakukan. Fokus perhatian yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menekankan pada metode-metode tertentu yang penting dalam perjalanan hidupnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga subjek melakukan prokrastinasi pada tugas skripsinya. Pada subjek satu dan subjek dua masih melakukan penundaan pada penyelesaian skripsinya sampai saat ini, sedangkan subjek tiga pernah melakukan penundaan pada penyelesaian skripsinya beberapa waktu yang lalu tetapi saat ini sudah dapat mengatasinya. Kata kunci : Penundaan / prokrastinasi, skripsi, mahasiswa.
PENDAHULUAN
mengakibatkan
Latar belakang Masalah
kesempatan dan peluang yang datang (Rizvi,
Dalam setiap tahunnya di setiap Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta, selalu
seseorang
kehilangan
2007). Hasil
penelitian
Yosh
(2007)
meluluskan beribu-ribu
menunjukan bahwa prokrastinasi merupakan
mahasiswa dari beragam fakultas dari
salah satu masalah yang menimpa sebagian
berbagai jurusan yang tersedia di Perguruan
besar anggota masyarakat luas, dan pelajar
Tinggi tersebut. Banyak mahasiswa yang
pada lingkungan yang lebih kecil. Sekitar
masih harus menempuh kuliah melebihi
25% sampai dengan 75% dari pelajar atau
batas waktu normal sehingga penyusunan
mahasiswa melaporkan bahwa prokrastinasi
skripsi akhirnya juga tertunda. Akibatnya
merupakan suatu masalah dalam lingkup
banyak mahasiswa yang belum bisa bahkan
akademis mereka.
tidak mampu untuk menyelesaikan skripsi
Penyelesaian skripsi yang tertunda,
dalam rentang waktu normal untuk lulus
tentunya dikarenakan berbagai macam faktor
kuliah.
yang ada di lingkungan sekitar. Prokrastinasi
Dalam bahasa psikologi, terdapat istilah
prokrastinasi
yang
pada mahasiswa dapat disebabkan oleh
menunjukkan
faktor-faktor internal seperti kemampuan
suatu perilaku yang kurang disiplin dalam
inteligensi, kesehatan fisik dan psikis,
penggunaan
Penundaan
motivasi, dan sebagainya. Orang dengan
(procrastination) berasal dari kata berbahasa
motivasi rendah cenderung akan melakukan
latin yang artinya “tentang hari esok” (Jerry
prokrastinasi dibandingkan dengan orang
& Newcombe, 2005).
yang motivasinya tinggi. Prokrastinasi pada
waktu.
Prokrastinasi
suatu
mahasiswa juga dapat disebabkan oleh
dalam
faktor-faktor eksternal seperti faktor SES
memulai maupun menyelesaikan kinerja
(status ekonomi sosial), keluarga atau pola
secara
melakukan
asuh orang tua, peer group, sibuk bekerja,
aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga
sarana dan prasarana untuk penyelesaian
kinerja menjadi terhambat, tidak pernah
skripsi tersebut, kurangnya informasi yang
menyelesaikan tugas tepat waktu, serta
diperoleh,
kurang
atau
tidak
sering
dukungan
moral
dan
spiritual
kecenderungan
adalah
untuk
keseluruhan
terlambat
menunda
untuk
dalam
menghadiri
pertemuan-pertemuan (Tuckman, 2007). Prokrastinasi berakibat
negatif.
akademik Karena
adanya dari
Significant Others, dan sebagainya (Ferrari
banyak melakukan
& Ollivete, 2007). Menurut Lindgren (Dalam Jerry &
penundaan, banyak waktu terbuang dengan
Newcombe,
sia-sia. Tugas menjadi terbengkalai, bahkan
kognitif
bila diselesaikan hasilnya menjadi tidak
seseorang ditentukan oleh persepsi dan
maksimal.
pengalaman mereka terhadap situasi yang
Penundaan
juga
bisa
2005)
menyatakan
dalam bahwa
pendekatan perilaku
dikaitkan dengan tujuan. Perilaku individu
seseorang, antara lain gaya pengasuhan
dapat
orang tua: yang menemukan bahwa kondisi
diprediksi
apabila
diketahui
bagaimana individu mempersepsikan situasi
lingkungan
dan apa yang diharapkan. Ditegaskan bahwa
membuat prokrastinasi akademik juga lebih
perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi
banyak dilakukan daripada lingkungan yang
mengenai diri mereka dan lingkungan
penuh pengawasan (Millgram dalam Yosh,
sekitarnya, sehingga apa yang dilakukan
2007).
yang
rendah
pengawasan
lingkungan
Ahli efisiensi Ivy Lee (Dalam Jerry &
sekitarnya, dan persepsi merupakan salah
Newcombe, 2005) berpendapat bahwa hal-
satu prediktor perilaku individu. Lebih lanjut
hal yang harus dilakukan sebagai salah satu
Hurlock
langkah
merupakan
cerminan
(Dalam
dari
Tuckman,
2007)
dalam
mengatasi
prokrastinasi
menambahkan bahwa persepsi individu
antara lain merencanakan untuk hari ini
dapat memotivasi perilakunya lebih lanjut.
yaitu dengan memikirkan apa yang akan
Objek
tidak
dilakukan dalam rangka menyelesaikan
menyenangkan, maka perilakunya negatif,
skripsi, dan menentukan prioritas dan tujuan.
seperti halnya mahasiswa yang menganggap
Prioritas adalah nilai-nilai yang tertanam
mengumpulkan data untuk dapat menyusun
dengan dalam tentang apa yang penting
skripsi adalah hal yang sulit dan tidak
dalam kehidupan. Tujuan adalah hal-hal
menyenangkan, maka mahasiswa tersebut
yang ingin dicapai atau lihat untuk terjadi.
cenderung melakukan prokrastinasi dalam
Tujuan sebaiknya ditetapkan sesuai dengan
menyelesaikan tugas skripsinya. Namun,
prioritas.
persepsi
yang
dinilai
individu yang mempersepsikan suatu objek
Dengan demikian, dapat dikatakan
secara positif akan mengkondisikan individu
bahwa prokrastinasi sudah ada sejak dahulu.
secara psikologis sebagai motivasi bagi
Banyak
individu untuk berperilaku positif.
menyelesaikan kuliah karena penyelesaian
Dikatakan prokrastinasi
juga
akademik
bahwa
tingkat
seseorang
akan
mahasiswa
skripsinya
tertunda.
baru
lamanya studi seseorang. Jika pada masa
terdahulu,
remaja
melakukan
sudah
melakukan
belum
Namun
juga
sangat
disayangkan bahwa beberapa mahasiswa
semakin meningkat seiring dengan makin
seseorang
yang
kurang
belajar
dari
sehingga mereka prokrastinasi
pengalaman tetap
dalam
saja
bidang
prokrastinasi akademik, diasumsikan pada
akademiknya. Padahal banyak contoh yang
saat
tingkat
dapat diambil dari para seniornya akibat
semakin
perilaku prokrastinasi, seperti kehilangan
menjadi
prokrastinasi
mahasiswa akademiknya
meningkat (Tuckman, 2007). Berbagai
hasil
penelitian
banyak juga
peluang
yang
datang,
harus
menempuh kuliah lebih lama dari yang
menemukan bahwa faktor eksternal yang
seharusnya
juga mempengaruhi prokrastinasi akademik
menyelesaikan skripsi. Selain itu, banyak
karena
belum
juga
dapat
waktu terbuang sia-sia yang seharusnya
lanjut oleh peneliti lain. 2. Manfaat Praktis.
lebih bisa dimanfaatkan untuk keberhasilan.
Berawal
Maka
bisa
diharapkan penelitian ini dapat memberikan
perilaku
gambaran bagi para pengajar (dosen),
diperlukan
mengurangi prokrastinasi
dan
cara
untuk
mengatasi
agar
mahasiswa
dapat
dari
mahasiswa,
masalah
orangtua,
tersebut
perguruan
diatas,
tinggi,
menyelesaikan skripsi sebagai syarat untuk
maupun masyarakat secara umum tentang
lulus tepat pada waktunya.
prokrastinasi
Manfaat Penelitian
penyelesaian skripsi. Juga dapat mengetahui
Penelitian ini diharapkan memiliki dua
sebab-sebab
manfaat, yaitu : 1. Manfaat Teoritis.
akademik
Diharapkan dapat menambah pengetahuan
menyelesaikan skripsi. Dengan demikian,
dalam bidang psikologi pendidikan dan
sebab-sebab prokrastinasi tersebut dapat
psikologi
dihindari sehingga penyelesaian skripsi oleh
klinis,
khususnya
prokrastinasi
pada
penyelesaian
skripsi.
tentang
mahasiswa Selain
itu
dalam
pada
mahasiswa
terjadinya pada
dalam
prokrastinasi
mahasiswa
dalam
mahasiswa dapat lebih lancar.
juga
penelitian ini dapat dikembangkan lebih
yang penting untuk nafkah hidup, seperti
TINJAUAN PUSTAKA Istilah
prokrastinasi
berasal
dari
mengerjakan ladang ketika waktu menanam
bahasa latin yaitu procrastination dengan
sudah tiba. Jadi pada abad lalu prokrastinasi
awalan “pro” yang berarti mendorong maju
bermakna positif bila penunda sebagai upaya
atau bergerak maju dan akhiran “crastinus”
konstruktif untuk menghindari keputusan
yang berarti keputusan hari esok atau jika
impulsif dan tanpa pemikiran yang matang,
digabungkan menjadi menangguhkan atau
dan bermakna negatif bila dilakukan karena
menunda sampai hari berikutnya (Carleton,
malas atau tanpa tujuan yang pasti (Carleton,
2007).
2007). Penundaan atau penghindaran tugas
Prokrastinasi dapat dikatakan sebagai
yang kemudian disebut prokrastinasi tidak
salah satu perilaku yang tidak efisien dalam
selalu diartikan sama dalam perspektif
menggunakan
budaya dan bahasa manusia. Misalnya pada
kecenderungan untuk tidak segera memulai
bangsa
mengartikan
suatu pekerjaan ketika menghadapi suatu
arti,
tugas.
Mesir
prokrastinasi
kuno
dengan
dua
yaitu
waktu,
Sehingga
dan
seseorang
adanya
mempunyai
menunjukkan suatu kebiasaan yang berguna
kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai
untuk menghindari kerja yang penting dan
dengan batas waktu yang telah ditentukan,
usaha yang impulsif, juga menunjukkan
sering
suatu arti kebiasaan yang berbahaya akibat
mempersiapkan
kemalasan dalam menyelesaikan suatu tugas
berlebihan,
mengalami sesuatu maupun
keterlambatan, dengan
sangat
gagal
dalam
menyelesaikan tugas sesuai batas waktu
mempunyai
yang telah ditentukan, dikatakan sebagai
kesulitan dalam membuat keputusan.
seorang yang melakukan prokrastinasi (Jerry & Newcombe, 2005).
sifat
Dengan
ketergantungan
demikian,
dari
dan
berbagai
pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan
Prokrastinasi dapat dipandang dari
bahwa prokrastinasi adalah perilaku yang
berbagai segi. Prokrastinasi bisa dikatakan
tidak efisien dalam menggunakan waktu dan
hanya
atau
cenderung untuk tidak segera memulai suatu
memulai
pekerjaan. Prokrastinasi juga bisa dikatakan
suatu pekerjaan. Namun prokrastinasi juga
sebagai penghindaran tugas dan cenderung
bisa dikatakan penghindaran tugas, yang
untuk menunda-nunda penyelesaian suatu
diakibatkan perasaan yang tidak senang
tugas atau pekerjaan.
terhadap tugas dan ketakutan untuk gagal
Jenis-jenis Tugas pada Prokrastinasi
sebagai
kecenderungan
suatu
penundaan
menunda-nunda
dalam mengerjakan tugas. Prokrastinasi juga
Prokrastinasi dapat dilakukan pada
bisa sebagai suatu trait atau kebiasaan
beberapa jenis pekerjaan. Peterson (Dalam
seseorang
Jerry & Newcombe, 2005) mengatakan
terhadap
respon
dalam
mengerjakan tugas (Carleton, 2007). Pada
kalangan
ilmuwan
bahwa
seseorang
dapat
melakukan
istilah
prokrastinasi hanya pada hal-hal tertentu
prokrastinasi untuk menunjukan pada suatu
saja atau pada semua hal, sedangkan jenis-
kecenderungan
menunda-nunda
jenis tugas yang sering ditunda oleh
penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan.
prokrastinator yaitu pada tugas pembuatan
Seseorang yang mempunyai kecenderungan
keputusan,
untuk menunda atau tidak segera memulai
aktivitas akademik, pekerjaan kantor dan
suatu kerja, ketika menghadapi suatu kerja
lainnya.
seorang
yang
melakukan
rumah
tangga,
Peterson (Dalam Jerry & Newcombe,
atau ketika menghadapi suatu tugas disebut sebagai
tugas-tugas
2005) menambahkan bahwa prokrastinasi akademik dan non-akademik sering menjadi
prokrastinasi. Menurut Glenn (Dalam Rizvi, 2007)
istilah yang digunakan oleh para ahli untuk
prokrastinasi berhubungan dengan berbagai
membagi jenis-jenis tugas di atas menjadi :
sindrom-sindrom psikiatri. Prokrastinator
a. Prokrastinasi akademik adalah jenis
biasanya mempunyai pola tidur yang tidak
penundaan yang dilakukan pada jenis tugas
sehat, mempunyai depresi yang kronis,
formal yang berhubungan dengan tugas
menjadi penyebab
akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas
stres,
dan
berbagai
penyebab penyimpangan psikologis lainnya. Menurut Watson (Dalam Rizvi, 2007)
kursus,
b
.Prokrastinasi
non-akademik
adalah penundaan yang dilakukan pada jenis
penyebab prokrastinasi berkaitan dengan
tugas
takut gagal, tidak suka pada tugas yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari,
diberikan, menentang dan melawan kontrol,
non-formal
atau
tugas
yang
misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial,
kegagalan
tugas kantor dan lain sebagainya.
menimbulkan konflik dalam diri individu,
Menurut Green (Dalam Tuckman,
tugas,
yang
kemudian
sehingga Ia menunda untuk memutuskan
2007) jenis tugas yang menjadi objek
masalah.
prokrastinasi akademik adalah tugas yang
berhubungan
berhubungan
kegagalan proses kognitif. 2). Avoidance
dengan
Perilaku-perilaku
kinerja yang
akademik. mencirikan
decisional
procrastination
dengan
procrastination
kelupaan
atau
dan
behavioral
penundaan dalam tugas akademik dipilah
procrastination adalah suatu penundaan
dari perilaku lainnya dan dikelompokkan
dalam
menjadi
dilakukan
unsur
prokrastinasi
akademik.
perilaku
tampak.
Penundaan
sebagai
suatu
cara
untuk
tugas
yang
dirasa
tidak
Solomon dan Rothblum (Dalam Tuckman,
menghindari
2007) menyebutkan 6 area akademik untuk
menyenangkan dan sulit untuk dilakukan.
melihat
jenis-jenis
sering
Dalam
diprokrastinasi oleh pelajar, yaitu tugas
prokrastinasi
mengarang,
ujian,
prokrastinasi akademik, adalah penundaan
membaca, kinerja administratif, menghadiri
yang dilakukan pada jenis tugas formal yang
pertemuan, dan kinerja akademik secara
berhubungan dengan tugas akademik yaitu
keseluruhan.
penundaan dalam penyelesaian skripsi.
belajar
tugas
yang
menghadapi
penelitian yang
Ferrari (Dalam Rizvi, 2007) membagi
Faktor-faktor
prokrastinasi menjadi dua : a. Functional
Prokrastinasi
procrastination, yaitu penundaan pengerjaan
diteliti
yang
Faktor-faktor
ini,
yang
jenis adalah
Mempengaruhi
mempengaruhi
tugas yang bertujuan untuk memperoleh
prokrastinasi dapat dikategorikan menjadi
informasi yang lebih lengkap dan akurat, b.
dua macam (Ferrari & Olivete, 2007), yaitu
Disfunctional procrastination, penundaan
faktor internal dan faktor eksternal. A.
yang tidak bertujuan, berakibat jelek dan
Faktor internal adalah faktor-faktor yang
menimbulkan masalah. Ada dua bentuk
terdapat
disfunctional
1).
mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor
Penundaan dalam mengambil keputusan
tersebut meliputi kondisi fisik dan kondisi
(Decisional
merupakan
psikologis dari individu. Orang dengan
sebuah antaseden kognitif dalam menunda
motivasi rendah cenderung akan melakukan
untuk memulai melakukan suatu kerja dalam
prokrastinasi dibandingkan dengan orang
menghadapi
yang motivasinya tinggi. Berbagai hasil
penuh
procrastination
procrastination),
situasi
stress.
yang
:
dipersepsikan
Prokrastinasi
dalam
diri
individu
yang
dilakukan
penelitian juga menemukan aspek lain pada
sebagai bentuk coping yang digunakan
diri individu yang turut mempengaruhi
untuk menyesuaikan diri dalam pembuatan
seseorang
keputusan yang dipersepsikan penuh stress.
kecenderungan perilaku prokrastinasi yaitu
Jenis
rendahnya kontrol diri. B. Faktor eksternal
prokrastinasi
ini
terjadi
akibat
untuk
mempunyai
suatu
adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri
menunda
individu yang mempengaruhi prokrastinasi.
dipersepsikan akan mendatangkan perasaan
Faktor-faktor tersebut berupa faktor SES
seperti masa lalu. b. Behavioristik. Penganut
(Status Ekonomi Sosial), keluarga atau pola
psikologi behavioristik beranggapan bahwa
asuh orang tua, peer group, sibuk bekerja,
perilaku prokrastinasi akademik muncul
sarana dan prasarana untuk penyelesaian
akibat
skripsi tersebut, kurangnya informasi yang
melakukan prokrastinasi akademik karena
diperoleh,
kurang
atau
tidak
adanya
dia pernah mendapatkan reinforcement atas
dukungan
moral
dan
spiritual
dari
perilaku tersebut. Seseorang yang pernah
Significant Others, dan sebagainya. Dalam
merasakan sukses dalam melakukan tugas
pola asuh, tingkat pengasuhan otoriter ayah
kuliahnya dengan melakukan penundaan,
menyebabkan munculnya kecenderungan
cenderung
perilaku prokrastinasi yang kronis pada
perbuatannya.
subjek penelitian anak wanita. Dan ibu yang
rasakan
memiliki
melakukan
mengulangi perilaku yang sama dimasa yang
procrastination menghasilkan anak wanita
akan datang. c. Kondisi lingkungan. Perilaku
yang
untuk
prokrastinasi akademik juga bisa muncul
melakukan prokrastinasi pula (Ferrari &
pada kondisi lingkungan tertentu. Kondisi
Ollivete, 2007).
yang menimbulkan stimulus tertentu bisa
kecenderungan
memiliki
kecenderungan
Ferrari dan Ollivete (2007) juga menambahkan
faktor-faktor
yang
mengerjakan
proses
menjadi
pembelajaran.
akan
akan
tugasnya,
yang
Seseorang
melakukan
Sukses
yang
dijadikan
reinforcement
pernah
reward
bagi
lagi ia
untuk
munculnya
perilaku prokrastinasi. Kondisi yang rendah
mempengaruhi prokrastinasi dilihat dari
dalam
teori perkembangan prokrastinasi adalah
seseorang untuk melakukan prokrastinasi
sebagai berikut : a. Psikodinamik. Penganut
akademik, karena tidak adanya pengawasan
psikodinamik
beranggapan
akan
pengalaman
masa
mempengaruhi
perkembangan
bahwa
kanak-kanak
pengawasan
mendorong
akan
mendorong
seseorang
untuk
berperilaku tidak tepat waktu. d. Cognitive
proses
behavioral. Prokrastinasi akademik terjadi
kognitif seseorang ketika dewasa, terutama
karena adanya keyakinan irrasional yang
trauma. Seseorang yang pernah mengalami
dimiliki
trauma akan suatu tugas tertentu, misalnya
irrasional tersebut dapat disebabkan oleh
gagal menyelesaikan tugas sekolahnya, akan
suatu kesalahan dalam mempersepsikan
cenderung melakukan prokrastinasi ketika
tugas skripsi, seseorang memandang tugas
seseorang tersebut dihadapkan lagi pada
tersebut sebagai sesuatu yang berat dan tidak
suatu tugas yang sama. Seseorang tersebut
menyenangkan (aversiveness of the task and
akan teringat kepada pengalaman kegagalan
fear of failure). Oleh karena itu seseorang
maupun perasaan tidak menyenangkan yang
merasa tidak mampu untuk menyelesaikan
pernah dialami dimasa lalu, sehingga ia
tugasnya
oleh
seseorang.
secara
memadai,
Keyakinan
sehingga
seseorang
menunda-nunda
dalam
terjerat
kebiasaan
buruk
ini.
Untuk
menyelesaikan tugas tersebut. Fear of
mengetahuinya, ada 10 informasi penting
failure adalah ketakutan yang berlebihan
yang
untuk gagal. Seseorang menunda-nunda
prokrastinasi, yaitu : a. Sekitar 20 persen
mengerjakan tugas skripsinya karena takut
masyarakat
jika gagal menyelesaikannya sehingga akan
sebagai pengidap kronis prokrastinasi. Bagi
mendatangkan penilaian yang negatif akan
mereka, prokrastinasi adalah gaya hidup
kemampuannya.
seseorang
meskipun bukan berarti kegagalan dalam
menunda-nunda mengerjakan tugas yang
beradaptasi. b. Prokrastinasi bukanlah hal
dihadapinya.
sepele, meskipun sebagai budaya kita tidak
Dalam
Akibatnya
penelitian
ini,
untuk
perlu
diketahui
tentang
ciri-ciri
mengidentifikasikan
menganggap
hal
ini
sebagai
dirinya
masalah.
mengetahui mengapa terjadi prokrastinasi
Kebiasaan
pada mahasiswa, dilakukan pengumpulan
problem
data berdasarkan faktor-faktor penyebab
Prokrastinasi
prokrastinasi yang meliputi faktor internal,
manjemen waktu atau perencanaan. Para
faktor
pengidap prokrastinasi tidaklah berbeda
eksternal,
dan
faktor-faktor
berdasarkan teori-teori perkembangan. Ferrari
dan
merupakan
serius
dalam
hal
wujud
pengendalian
bukanlah
dari
diri.
masalah
memperhitungkan
c.
dalam
waktu,
(2007)
meskipun mereka lebih optimis ketimbang
mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku
yang lain. “Menyuruh seseorang yang sering
penundaan, prokrastinasi akademik pada
menunda-nunda untuk
mahasiswa dapat termanifestasikan dalam
mingguan
seperti
halnya
menyarankan
indikator tertentu yang dapat diukur dan
penderita
depresi
kronis
untuk
diamati
a.
tersenyum,” ujar Dr. Ferrari. d. Sifat
maupun
prokrastinasi terbentuk dari lingkungan dan
dengan
Penundaan
dihadapi.
ciri-ciri
untuk
menyelesaikan b.
Ollivete
ini
kerja
berupa
memulai pada
tugas
Keterlambatan
:
yang dalam
membeli agenda
tetap
bukan akibat faktor keturunan. Kebiasaan ini tumbuh
tidak
secara
langsung
dalam
mengerjakan tugas. c. Kesenjangan waktu
keluarga dan merupakan respon terhadap
antara rencana dan kinerja actual. d.
gaya otoriter yang diterapkan oangtua.
Melakukan
lebih
Kekejaman serta dominasi sang ayah dapat
menyenangkan daripada melakukan tugas
menghambat perkembangan anak untuk
yang harus dikerjakan.
dapat
aktivitas
Menurut
dua
lain
ahli
yang
mengatur
dirinya
sendiri,
prokrastinasi.
menginternalisasi perhatiannya sendiri dan
Joseph Ferrari, Ph.D., professor psikologi
kemudian belajar untuk bertindak terhadap
dari De Paul University di Chicago, dan
mereka. Prokrastinasi bahkan bisa menjadi
Timothy Pychyl, Ph.D., professor psikologi
salah
dari Carleton University Ottawa (2008),
Prokrastinasi
banyak penyebab yang membuat orang
tingginya konsumsi alkohol diantara mereka
satu
untuk dapat
pembebasan.
e.
memprediksikan
yang minum minuman keras. Para pengidap
salah
prokrastinasi
cenderung
lebih
akademis, mahasiswa pengidap prokrastinasi
banyak
yang
sebagai
cenderung bermasalah dengan kekebalan
dalam
tubuh, lebih sering terserang flu dan batuk,
pengidap
masalah pencernaan serta imsonia. Selain
prokrastinasi kerap membohongi dirinya
itu, prokrastinasi merugikan diri sendiri dan
sendiri, misalnya mengatakan “Saya merasa
orang lain dengan cara mengalihkan beban
lebih suka melakukannya esok hari” atau
tanggung jawab pada orang lain yang lalu
“Saya biasa bekerja dalam tekanan”. Namun
menjadi menyesal. Prokrastinasi merusak
faktanya, mereka tidak bergegas keesokan
kekompakan tim di temapat kerja dan
harinya untuk bekerja atau melakukan yang
hubungan pribadi. j. Pengidap prokrastinasi
terbaik disaat berada dalam tekanan. Selain
sebenarnya
itu, mereka melindungi perasaan dirinya
mereka, namun membutuhkan banyak sekali
dengan mengatakan “Ini tidaklah penting”.
konsumsi energi fisik. Hal itu berarti
Kebohongan besar yang biasa dilakukan
seseorang merasa telah terbunah secara
prokrastinator adalah bahwa tekanan waktu
internal. Pemulihannya dapat dilakukan
akan membuat mereka menjadi lebih kreatif.
dengan cara terapi perilaku yang terstruktur.
dari
manifestasi
minum
diinginkan
generalisasi
pengendalian
diri.
masalah
f.
Para
Buktinya, mereka tidak berubah untuk
satunya.
Bila
dapat
Dalam
dikaitkan
mengubah
penelitian
dengan
perilaku
ini,
untuk
hanya
mendapatkan gambaran mengapa terjadi
merasanya. Mereka justru memboroskan
prokrastinasi pada mahasiswa, dilakukan
modal
pengumpulan
menjadi
lebih
kreatif,
mereka
mereka
sendiri.
g.
Pengidap
data
berdasarkan
ciri-ciri
mencari-cari
prokrastinasi dan jenis-jenis tugas pada
kekacauan atau kebingungan, khususnya
prokrastinasi menurut Ferrari dan Ollivete
seseorang yang tidak memiliki komitmen
(2007).
prokrastinasi
secara
aktif
serius. h. Secara garis besar, ada tiga tipe pengidap
prokrastinasi
didasarkan
atas
Semakin lama seorang mahasiswa menunda untuk menyelesaikan tugas skripsi
alasan yang berbeda. Tipe Arousal atau
hingga
pencari ketegangan, yang menunggu hingga
ditentukan,
menit-menit
Tipe
kemungkinan ia mengerjakan tugas tersebut
Avoidance atau penghindar, yang mungkin
secara tidak optimal atau bahkan tidak
menindari atau bahkan takut sukses. Tipe
selesai sama sekali (Tribun-Batam, 2007).
Decisional,
yang
membuat
Dalam hal ini, penyelesaian dari masalah
keputusan.
Dengan
membuat
prokrastinasi terletak pada diri sendiri. Yang
keputusan, mereka menjadi terbatas dari
harus dilakukan antara lain : a. Membenahi
tanggung jawab akan hasil dari sebuah
diri, dengan mengetahui secara pasti apa
kejadian. i. Ada begitu besar kerugian yang
yang menjadi penyebab seseorang gemar
disebabkan prokrastinasi. Kesehatan adalah
menunda-nunda
akhir
untuk
tidak
panik.
bisa tidak
mendekati
batas
semakin
untuk
waktu besar
yang pula
menyelesaikan
skripsi. b. Dengan berpikir bahwa tidak akan
pikiran negatif bahwa apa yang dilakukan
ada yang membantu menyelesaikan tugas,
prokrastinator adalah hal yang terbaik untuk
maka
melengkapi
harus
mengerjakan
sendiri.
c.
tugas
atau
pekerjaannya,
Membuat penilaian tentang diri sendiri dan
Memberi
perhatikan apakah itu semua cocok dengan
prokrastinasi
cara yang selama ini digunakan dalam
terbuangnya
menyelesaikan
menurunkan kesenangan dalam melakukan
skripsi.
d.
Mengetahui
pengertian
bagaimana
dapat waktu
mempengaruhi
secara
sia-sia
dan
apakah lebih banyak keuntungan daripada
berbagai
kerugiannya. e. Mengenali sasaran yang
mengutamakan apa yang ingin kita kerjakan
ingin di capai dan membuat keputusan yang
sekarang atau hari ini. b. Dampak Negatif
realistis tentang cara melakukan tugas
prokrastinasi : Prokrastinasi sebagai faktor
tersebut dan membuat skala prioritas. f.
munculnya stress karena apa yang terjadi
Membangkitkan
tidak
motivasi
diri,
dengan
hal/pekerjaan,
sesuai
Prokrastinasi
dengan
harapan
dan
membuat daftar kelebihan-kelebihan yang
keinginan/gagal dalam pencapaian target
dimiliki serta tugas-tugas yang disukai dan
yang
sudah berhasil diselesaikan. g. Kecemasan
penghambat
tentang kualitas hasil pekerjaan hanya akan
mempengaruhi kesehatan dan produktivitas,
menghambat
Prokrastinasi
sebagai
kebahagiaan,
bisa
penyelesaian
tugas
Hal-hal
keuntungan
yang
prokrastinasi adalah keterlambatan yang
didapatkan bila menyelesaikan skripsi tepat
diikuti kecemasan dan rasa panik saat usaha
pada waktunya. h. Mengucapkan kata-kata
yang dilakukannya gagal atau hasil kurang
setiap kali keinginan menunda pekerjaan
memuaskan,
datang seperti: “Tak ada orang yang
kelelahan karena tidak ada waktu yang
sempurna.
sempurna
efektif dalam mengerjakan tugas, sulitnya
hanyalah ilusi yang membuat saya justru
pencapaian keinginan/hasil yang diinginkan,
enggan melakukan apa-apa”. Atau “Jauh
dan
lebih mudah bila saya mengerjakannya
mengerjakan tugas. Prokrastinasi bukan
sekarang daripada mengerjakannya pada
hanya akibat dari kelelahan tapi juga
menit-menit terakhir dan memperburuk
penyebab kelelahan, Prokrastinasi dapat
segalanya” (Tribun-Batam, 2007).
menyebabkan seseorang membuang waktu
tersebut.
dalam
diinginkan,
Mengingat
Mencoba
untuk
Menurut Letham (2007), dampak
yang
terjadi
karena
Prokrastinasi
kondisi
tubuh
adanya
menimbulkan
yang
lemah
saat
dengan sia-sia, kehilangan harga diri, tidak
perilaku prokrastinasi dapat dibagi menjadi
kompetitif,
dua yaitu dampak positif dan dampak
menipu diri sendiri, dan merasa dirinya tidak
negatif. a. Dampak Positif Prokrastinasi :
sempurna, Proktastinasi membuat seseorang
Untuk
sulit untuk mengatur waktu dengan baik
mengubah
perilaku
agar
tidak
tidak
menunda-nunda pekerjaan atau tugas agar
dalam
selesai tepat waktu, Untuk menghilangkan
Prokrastinasi
percaya
mengerjakan membuat
diri,
suatu
cemas,
tugas, seseorang
memandang suatu tugas adalah suatu hal
Prokrastinator
sebenarnya
sadar
yang paling sulit, paling membosankan dan
bahwa dirinya menghadapi tugas-tugas yang
paling tidak menyenangkan.
penting
Menurut
penulis,
dampak
dan
bermanfaat
bagi
dirinya
pada
(Sebagai tugas primer), akan tetapi dengan
prokrastinasi lebih bersifat negatif. Karena
sengaja menunda-nunda secara berulang-
sebuah penundaan akan mengakibatkan
ulang (kompulsif), hingga muncul perasaan
banyak waktu yang terbuang sia-sia dan
tidak nyaman, cemas dan merasa bersalah
dapat menghilangkan kesempatan yang ada.
dalam dirinya. Mahasiswa
Prokrastinasi pada Mahasiswa dalam
mengumpulkan
Penyelesaian Skripsi Penundaan yang dilakukan dengan sengaja
dan
melakukan
berulang-ulang,
aktivitas
lain
yang
dengan tidak
yang
menganggap
informasi
untuk
dapat
menyusun skripsi adalah hal yang sulit dan tidak
menyenangkan,
maka
mahasiswa
tersebut cenderung melakukan prokrastinasi
diperlukan dalam pengerjaan tugas disebut
dalam
dengan prokrastinasi (Peterson dalam Jerry
Namun, mahasiswa yang mempersepsikan
& Newcombe, 2005).
suatu tugas skripsi secara positif maka hanya
Banyak mahasiswa yang menunda untuk mengerjakan tugas-tugas dari dosen,
menyelesaikan
kemungkinan
kecil
tugas
skripsinya.
mahasiswa
tersebut
melakukan prokrastinasi.
maupun menunda belajar untuk menghadapi
Penyelesaian skripsi merupakan salah
ujian, dengan melakukan aktivitas lain yang
satu syarat untuk lulus di Perguruan Tinggi.
tidak penting bagi mereka, mempunyai
Dengan melakukan prokrastinasi pada tugas
kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai
skripsinya, mahasiswa yang bersangkutan
batas
masih harus menempuh kuliah lebih dari
waktu
yang
ditentukan,
sering
mengalami keterlambatan, mempersiapkan
yang seharusnya dijadwalkan.
sesuatu dengan sangat berlebihan, maupun
Untuk itu diperlukan cara mengatasi
gagal dalam menyelesaikan tugas sesuai
prokrastinasi agar penundaan pada tugas
batas waktu yang telah ditentukan, dikatakan
skripsinya dapat teratasi. Adapun langkah
sebagai
melakukan
yang dapat dilakukan dalam mengatasi
prokrastinasi, disebut seorang prokrastinator.
prokrastinasi anatara lain merencanakan
Dengan begitu, dapat pula dikatakan
untuk hari ini yaitu dengan memikirkan apa
seorang
yang
bahwa istilah yang ada dalam dunia
yang
mahasiswa tentang SKS, yang dibelokkan
menyelesaikan skripsi, dan menentukan
kepanjangannya menjadi “Sistem Kebut
prioritas dan tujuan. Prioritas adalah nilai-
Semalam”. Dengan demikian, prokrastinasi
nilai yang tertanam dengan dalam tentang
akademik pada mereka dapat dikatakan
apa yang penting dalam kehidupan. Tujuan
sebagai suatu masalah.
adalah hal-hal yang ingin dicapai atau lihat
akan
dilakukan
dalam
rangka
untuk terjadi. Tujuan sebaiknya ditetapkan
dalam
sesuai dengan prioritas.
waktu.
Dengan
demikian
menyelesaikan
skripsinya
tepat
diharapkan
penelitian ini dapat membantu mahasiswa
merupakan sesuatu hal yang penting yang
METODE PENELITIAN Penelitian
in
bertujuan
untuk
perlu
dilakukan
berkenaan
mengetahui gambaran prokrastinasi pada
pengontrolan
mahasiswa dalam penyelesaian skripsi, juga
penelitian
untuk mengetahui mengapa prokrastinasi
Poerwandari, 1998).
terjadi
pada
mahasiswa
dalam
masa
mendapatkan
mengetahui
prokrastinasi
mengatasi
(Banister,
Penelitian
penyelesaian skripsi. Selain itu juga untuk bagaimana
keabsahan
ini
dan
keajegan
dkk.
dalam
bermaksud
gambaran pada
dengan
untuk
mengenai
mahasiswa
dalam
dapat
penyelesaian skripsi. Untuk itu peneliti
menyelesaikan skripsinya tepat waktu sesuai
menetapkan karakteristik subjek yang akan
dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh
menjadi sampel penelitian
sebab itu pendekatan yang tepat adalah
berikut : Subjek mahasiswa tingkat akhir
pendekatan kualitatif.
yang dalam masa penyelesaian skripsinya
prokrastinasi
agar
mahasiswa
Menurut Basuki (2006) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan
yang tidak tepat waktu, Subjek telah dapat mengatasi prokrastinasinya.
yang
Menurut Patton (Dalam Poerwandari,
masalah-masalah
1998), tidak ada aturan yang baku mengenai
manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan
jumlah subjek yang harus diambil dalam
bagian
realitas
penelitian kualitatif. Jumlah subjek sangat
sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif
tergantung pada apa yang ingin diketahui
dengan
Peneliti
peneliti, tujuan penelitian, konteks saat itu,
subjek
apa yang dianggap bermanfaat dan dapat
lingkungan
dilakukan dengan waktu dan sumber daya
sekeliling, dan bagaimana makna tersebut
yang tersedia. Dengan fokus penelitian
mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian
kualitatif pada kedalaman dan proses, maka
dilakukan dalam latar (Setting) yang alamiah
penelitian kualitatif cenderung dilakukan
(Naturalistic)
dengan jumlah subjek sedikit.
mendalam
pemahaman
ini sebagai
tentang
permukaan
dari
positivismenya.
menginterpretasikan memperoleh
suatu
makna
bukan
bagaimana dari
hasil
perlakuan
(Treatment) atau manipulasi variabel yang
Dalam
penelitian
berencana
Subjek Penelitian
sebanyak 3 orang. Subjek yang menjadi
pemberian
penelitian batasan
pada
mengambil
peneliti
dilibatkan.
Dalam
untuk
ini,
subjek
kualitatif,
responden dalam penelitian ini adalah
partisipan
mahasiswa yang telah menyelesaikan teori
perkuliahan, yang melakukan prokrastinasi
dapat berubah atau berkembang sesuai
akademik sehingga penyelesaian skripsinya
dengan respon atau jawaban responden akan
tertunda, dan subjek yang telah dapat
tetapi tetap diarahkan sesuai topik penelitian.
mengatasi prokrastinasi pada skripsinya.
Adapun
Teknik Pengumpulan Data
wawancara
Metode
yang
digunakan
penulis
peneliti
menggunakan
tersebut
untuk
bentuk
memperoleh
banyak data dari subjek untuk memberikan
dalam pengumpulan data adalah metode
gambaran
wawancara dan observasi.
mendalam sesuai dengan topik penelitian.
Metode Wawancara
Metode Observasi
Menurut
Kartono
(Dalam
Heru
selengkap-lengkapnya
Selain
menggunakan
dan
metode
Basuki, 2006) interview atau wawancara
wawancara, dalam penelitian ini juga akan
adalah suatu percakapan yang diarahkan
digunakan metode observasi sebagai metode
pada suatu masalah tertentu, ini merupakan
penunjang. Menurut Kartono (Dalam Heru
proses tanya jawab lisan, dimana dua orang
Basuki, 2006) pengertian observasi diberi
atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.
batasan sebagai berikut : “studi yang
Jenis-jenis wawancara dapat di bagi menjadi
disengaja dan sistematis tentang fenomena
: Menurut Sasaran Perorangan; Wawancara
sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan
Perorangan,
pengamatan dan pencatatan”. Selanjutnya
Wawancara
Kelompok.
Menurut Prosedurnya ; Wawancara Bebas,
dikemukakan
Wawancara
mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi
Terstuktur,
Wawancara
Kombinasi
ada
observasi
adalah
dari inter relasinya elemen-elemen tingkah
Menurut Patton (Dalam Poerwandari, 1998)
tujuan
tiga
pendekatan
dalam
laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kulturil tertentu.
memperoleh data melalui wawancara yaitu
Observasi Participant
wawancara informal, wawancara dengan
Pengamat melakukan penelitian dengan
pedoman umum, dan wawancara dengan
mengamati secara langsung subjek yang
terstandar yang terbuka.
diteliti dengan atau tanpa sepengetahuan
Dalam wawancara ini digunakan
responden.
pedoman wawancara kombinasi. Pedoman
Observasi Non Participant
wawancara digunakan untuk mengingatkan
Pada kondisi ini peneliti dapat melakukan
penulis mengenai aspek-aspek apa saja yang
pengambilan data dari responden walaupun
harus dibahas atau ditanyakan, sekaligus
mereka
menjadi daftar pengecek apakah aspek-aspek
ditengah-tengah responden. Observasi tidak
relevan
langsung ini semakin banyak dilakukan
tersebut
telah
dibahas
atau
tidak
hadir
dengan
secara
ditanyakan. Dalam pedoman wawancara ini
sesuai
terdiri dari sejumlah daftar pertanyaan yang
komunikasi
sifatnya terbuka. Pertanyaan-pertanyaan itu
penggunaan telepon, televisi jarak jauh, dan
yang
kemajuan
langsung
canggih,
teknologi seperti
jasa
satelit
komunikasi
yang
dapat
digunakan dalam dunia penelitian. Dalam
penelitian
menggunakan
metode
Untuk
menjamin
keabsahan
dari
penelitian ini, maka digunakan triangulasi
ini,
peneliti non
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
participant dengan mengamati secara tidak
yang lain dari luar data yang diperoleh.
langsung
Teknik triangulasi yang paling banyak
subjek
memperoleh
data.
observasi
data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
penelitian Observasi
untuk dilakukan
hanya pada saat wawancara dengan subjek, karena peneliti tidak mengikuti kegiatan-
digunakan
adalah
pemeriksaan
melalui
sumber lainnya. Patton (dalam Poerwandari, 1998)
kegiatan subjek untuk melihat prokrastinasi.
melihat konsep triangulasi dalam kerangka
Alat Bantu Penelitian
yang luas. Triangulasi dapat dibedakan
Panduan wawancara yang dibuat peneliti
dalam 4 macam, yaitu :a. Triangulasi data.
berupa pertanyaan dasar pada wawancara
Menggunakan berbagai sumber data seperti
yang mencakup hal-hal yang relevan untuk
dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil
menjawab
yaitu
observasi atau juga dengan mewawancarai
bagaimana gambaran prokrastinasi pada
lebih dari satu subjek yang dianggap
mahasiswa
skripsi,
memiliki sudut pandang yang berbeda.
pada
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
mahasiswa dalam masa penyelesaian skripsi,
sumber data dari hasil wawancara subjek
dan bagaimana mengatasi prokrastinasi pada
penelitian dan orang-orang terdekat subjek,
mahasiswa dalam menyelesailan skripsinya.
selain itu juga ditunjang dengan observasi.
Setelah
panduan
Namun dalam penelitian ini observasi hanya
wawancara, peneliti juga menyiapkan alat-
dilakukan pada saat wawancara berlangsung,
alat dan tabel yang digunakan dalam
karena peneliti menggunakan observasi non
observasi. Observasi hanya dilakukan pada
participant
saat wawancara berlangsung, karena peneliti
kegiatan-kegiatan
subjek
menggunakan observasi non participant
prokrastinasi.
Triangulasi
dengan tidak mengikuti kegiatan-kegiatan
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut
subjek untuk melihat prokrastinasi. Peneliti
memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam
menyiapkan alat tulis untuk mencatat hasil
penelitian ini, dosen pembimbing bertindak
dari wawancara yang harus dicatat secara
sebagai pengamat (expert judgement) yang
manual dengan menggunakan pulpen dan
memberikan
Alat
yang
pengumpulan data. c. Triangulasi teori.
berfungsi untuk merekam proses wawancara
Yaitu penggunaan berbagai teori yang
yang berlangsung.
berlainan untuk memastikan bahwa data
Keabsahan dan Keajegan Penelitian
yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat.
mengapa
pertanyaan
dlam
penyelesaian
prokrastinasi
peneliti
Perekam
penelitian
terjadi
membuat
(Tape
recorder)
dengan
b.
masukan
tidak
mengikuti
untuk
melihat
pengamat.
terhadap
hasil
Pada penelitian ini, berbagai teori telah
dijelaskan dalam bab 2 untuk digunakan
memberikan arti yang signifikan terhadap
dalam mengumpulkan data tersebut. d.
analisis,
Triangulasi metodologis, Yaitu penggunaan
hubungan antara dimensi-dimensi uraian.
berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti
metode
wawancara,
metode
menjelaskan
pola
uraian
dan
Menurut Poerwandari (1998) langkah yang
harus
dilakukan
adalah
observasi, atau metode kuantitatif. Dalam
mengorganisasikan datanya dengan rapih,
penelitian ini, peneliti menggunakan metode
sistematis dan selengkap mungkin, setelah
wawancara dan observasi. Namun observasi
itu langkah yang harus dilakukan adalah
yang dilakukan sangat terbatas, yaitu hanya
koding (pengkodean). Pada proses koding
pada saat wawancara berlangsung.
ini dimulai dengan menyusun transkip
Konstruk lain yang diusulkan Lincoln
verbatim (kata demi kata) dari data hasil
dan Guba (dalam Poerwandari, 1998) adalah
wawancara, lalu memberikan kode-kode
dependability,
atau penomoran disebelah kanan atau kiri
reliabilitas
menggantikan
dalam
penelitian
istilah kuantitatif.
transkip.
Pemberian
kode-kode
atau
Melalui konstruk dependability peneliti
penomoran dapat dilakukan secara urut dari
memperhitungkan
perubahan-perubahan
satu baris ke baris lain atau dilakukan pada
yang mungkin terjadi menyangkut fenomena
tiap-tiap paragraf baru, selanjutnya peneliti
yang diteliti, juga perubahan dalam desain
memberikan nama untuk masing-masing
sebagai hasil dari pemahaman yang lebih
berkas dengan kode tertentu. Kode yang
mendalam tentang setting yang diteliti. Yang
dipilih haruslah kode yang mudah diingat
dapat
adalah
dan dianggap paling tepat mewakili berkas
mengkonsentrasikan diri pada pencatatan
tersebut dan tidak lupa selalu mencantumkan
rinci fenomena yang diteliti, termasuk
tanggal disetiap berkas. Dalam penelitian ini
interelasi aspek-aspek yang terkait.
dilakukan koding dengan menyusun transkip
Teknik Analisis Data
verbatim (kata demi kata) dari data hasil
dilakukannya
Analisis data menurut Patton (dalam Moleong, 1999) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan variasi dasar. Ia membedakan dengan penafsiran yaitu
wawancara,
dan
selalu
tanggal disetiap berkas.
mencantumkan
HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Perilaku Prokrastinasi Subjek 1, Subjek 2, dan Subjek 3 Pertanyaan Penelitian
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Kesimpulan
Gambaran prokrastinasi pada mahasiswa dalam penyelesaian skripsi 1. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi
Subjek melakukan penundaan untuk memulai maupun menyelesikan kerja pada tugas yang dihadapi.
Subjek melakukan penundaan untuk memulai maupun menyelesikan kerja pada tugas yang dihadapi.
Subjek melakukan penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi.
Subjek 1, 2 dan 3 melakukan penundaan pada tugas skripsinya. Tapi sampai saat ini yang melakukan penundaan hanya subjek 1 dan 2, sedangkan subjek 3 saat ini sudah dapat mengatasi penundaannya.
2. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas
Subjek tidak mengalami keterlambatan dalam mengerjakan tugas-tugasnya untuk urusan sekolah.
Subjek melakukan keterlambatan dalam mengerjakan tugas skripsinya. Subjek mengerjakan tugas tersebut jika waktunya sudah dekat.
Subjek melakukan keterlambatan dalam pembuatan tugas skripsinya. Subjek selalu terlambat mengumpulkan tugas-tugasnya di kampus.
Subjek 1 tidak menglami keterlambatan dalam pembuatan tugasnya, namun subjek 2 dan 3 mengalami keterlambatan dalam pembutan tugasnya.
3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual
Subjek mengalami kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Namun significant others tidak mengetahui tentang hal ini.
Ada kesenjangan waktu yang dilakukan subjek antara rencana dan kinerja aktual. Rencana yang telah dipersiapkan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut tergantung dari kondisi perasaan subjek saat itu.
Ada kesenjangan waktu yang dilakukan subjek antara rencana dan kinerja aktual. seringkali tidak sesuai dengan yang sudah direncanakannya tersebut.
Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 mengalmi kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual
Pertanyaan Penelitian
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Kesimpulan
4. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan
Subjek melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan seperti jalan-jalan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Namun significant others tidak mengetahui mengenai hal ini.
Subjek melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan skripsinya. Hal tersebut diungkapkan significant others seperti melakukan hobinya yaitu bermain futsal. Namun subjek sendiri tidak mengakuinya.
Subjek tidak melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada ia harus membuat skripsinya.
Subjek 1 dan 2 melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan skripsinya, sedangkan subjek 3 tidak melakukannya.
Menurut subjek, subjek memiliki ciri-ciri jenis prokrastinasi yang lebih menonjol pada functional procrastination. Subjek dalam mengerjakan skripsi biasanya mencari informasi yang lebih lengkap dan akurat. Namun menurut significant others, subjek memiliki ciri-ciri jenis prokrastinasi yang lebih menonjol pada jenis Disfunctional Procrastination bentuk decisional procrastination. subjek menunda untuk membuat skripsinya dalam kondisi lelah dan stress setelah bekerja.
Menurut subjek, subjek memiliki ciri-ciri jenis prokrastinasi yang lebih menonjol pada Disfunctional Procrastination bentuk decisional procrastination. subjek menunda untuk membuat skripsinya dalam kondisi stress tuntutan dari dosen pembimbing. Namun menurut significant others, subjek memiliki ciri-ciri jenis prokrastinasi yang lebih menonjol pada jenis functional procrastination. Subjek dalam mengerjakan skripsi biasanya mencari informasi yang lebih lengkap dan akurat.
Subjek memiliki ciri-ciri jenis prokrastinasi yang lebih menonjol pada jenis functional procrastination. Dalam mengerjakan skripsinya, ubjek biasanya mencari informasi yang lebih lengkap dan akurat terlebih dahulu sebelum I menemui dosen pembimbingnya.
Subjek 1, dan subjek 3 memiliki ciriciri jenis prokrsatinasi functional procrastination, sedangkan subjek 2 memiliki ciri-ciri dysfunctional procrastination bentuk decitional procrastination.
5. Jenis-jenis prokrastinasi o Functional procrastination o Disfunctional procrastination -Decisional procrastination -Avoidance procrastination
Pertanyaan Penelitian
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Kesimpulan
Mengapa prokrastinasi terjadi pada mahasiswa dalam penyelesaian skripsi 1. Faktor Internal • Motivasi • Kondisi fisik • Kondisi Psikologis
Subjek melakukan penundaan pada skripsinya karena rasa malas dan lelah setelah bekerja di kantor. Namun significant others tidak mengetahui hal ini.
Faktor internal dalam diri subjek mempengaruhi perilaku prokrastinasi subjek. Subjek tidak suka motivasi yang terlalu berlebihan, dan jika subjek kurang enak badan biasanya perasaan subjek menjadi tidak baik dan akhirnya subjek malas untuk mengerjakan sesuatu termasuk malas mengerjakan skripsinya.
Motivasi subjek menurun karena rasa malas untuk melanjutkan setelah masa liburan semerteran.
Ada faktor internal yang membuat subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 melakukan penundaan dalam pembuatan skripsinya, seperti rasa malas karena setelah bekerja di kantor dan masa liburan, perasaan yang tiba-tiba berubah.
2. Faktor status ekonomi
Subjek tidak mengalami kendala dalam faktor ekonomi untuk membiayi kuliahnya, dikarenakan subjek memiliki penghasilan sendiri dan pihak kantor membantu untuk membiayai kulih subjek.
Subjek tidak mengalami kendala dalam faktor ekonomi untuk membiayi kuliahnya, dikarenakan orangtua subjek yang cukup berada dan mampu untuk memenuhi kebutuhan subjek.
Faktor ekonomi tidak mempengaruhi perilaku penundaan subjek dalam pembuatn skripsinya.
Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 tidak mengalami kendala dalam faktor ekonomi untuk pembuatan skripsinya.
3. Keluarga / Pola asuh
Pola asuh yang diterapkan orangtua pada subjek adalah rendah pengawasan, sehingga mempengaruhi perilaku prokrastinasi subjek
Keluarga kurang mendukung tentang pembuatan skripsi subjek. subjek menganggap bahwa itu bukan urusan mereka karena subjek yang menjalaninya. Dan pola asuh yang diterapkan orangtua di rumah pada subjek tergolong permisif, yaitu orangtua membiarkan subjek melakukan apa yang diinginkan.
Pola asuh yang diterapkan orangtua pada subjek terbilang longgar karena sejak kecil subjek diberi kebebasan untuk mengambil keputusan.
Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 berasal dari keluarga yang pola asuhnya adalah rendah pengawasan dari orangtua mereka.
Pertanyaan Penelitian
Subjek 1
4. Peer group / Teman sebaya
Subjek terpengaruh oleh teman-temannya yang juga belum menyelesaikan skripsinya. Namun significant others kurang faham mengenai hal ini. Penyusunan skripsi subjek yang tertunda dikarenakan kesibukannya dengan pekerjaan di kantor.
Subjek terpengaruh oleh temannya yang juga menyelesaikan skripsinya.
6. Sarana dan prasarana
7. Dukungan
5. Kesibukan
Subjek 2
Subjek 3
Kesimpulan
temanbelum
Subjek mendapat dukungan dari teman-temannya dalam pembuatan skripsinya.
Subjek 1 dan subjek 2 terpengaruh oleh teman-temanya dalam melakukan penundaan, sedangkan subjek 3 tidak terpengaruh
Penyusunan skripsi subjek yang tertunda dikarenakan kesibukannya mengikuti pengulangan kelas dan ujian mandiri untuk memperbaiki nilai-nilainya yang dirasa kurang.
Penundaan yang terjadi pada subjek dikrenakan kesibukannya dengan pekerjaan kantor
Subjek 1, dan subjek 3mengalami kesibukan dengan pekerjaannya di kantor sehingga menunda skripsinya, sedangkan subjek 2 sibuk memperbaiki nilai-nilainya
Subjek tidak memiliki kendala dengan sarana dan prasarana dalam penyusunan skripsinya.
Subjek tidak memiliki kendala dengan sarana dan prasarana dalam penyusunan skripsinya.
Subjek tidak memiliki kendala dengan sarana dan prasarana dalam penyusunan skripsinya.
subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 tidak memiliki kendala dengan sarana dan prasarana dalam penyusunan skripsinya.
Subjek mendapat dukungan yang baik dari orangtua dan dosen pembimbingnya.
Dalam pembuatan skripinya, subjek tidak mendapat dukungan yang baik dari orangtua maupun dari dosen pembimbingnya sendiri. subjek menganggap bahwa subjek yang menjalaninya jadi subjek merasa orangtua tidak perlu banyak ikut campur.
Subjek mendapat dukungan dari keluarga, teman-teman dan dosen pembimbingnya.
Subjek 1, dan subjek 3 mendapat dukungan yang berasal dari orangorang disekitar mereka. Sedangkan subjek 2 kurang mendapat dukungan.
Pertanyaan Penelitian
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Kesimpulan
8. Faktor berdasarkan teori perkembangan - Psikodinamik - Behavioristik - Kondisi lingkungan - Cognitive Behavioral
faktor yang lebih mempengaruhi perilaku prokrastinasi subjek adalah faktor kondisi lingkungan. Dikarenakan pola asuh yang rendah pengawaasan dari orangtua subjek sendiri.
Banyak faktor mempengaruhi perilaku prokrastinasi subjek, diantaranya karena subjek mempersepsikan pembuatan skripsi adalah hal yang berat dan tidak menyenangkan. Selain itu, dari pengalaman masa kanak-kanak subjek dan kondisi yang rendah pengawasan dari orangtua juga mempengaruhi perilaku penundaannya.
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku prokrastinasi subjek, diantaranya karena subjek sudah melakukan kebiasaan penundaannya sejak ia kecil. Selain itu juga adanya perasaan subjek takut akan kegagalan untuk hasil yang telah ia kerjakan
Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 melakukan penundaan dikarenakan berbagai macam faktor salah satunya faktor berdasarkan teori perkembangan.
Bagaimana mengatasi prokrastinasi pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya 1. Membenahi diri
Subjek mencoba untuk membenahi diri dengan cara ingin menghilangkan sifat malas dari diri subjek. Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini.
Subjek mencoba mengatasi perilaku prokrastinasinya dengan cara membenahi diri dengan berpikiran positif dan berusaha membedakan antara kegiatan di rumah dengan kegiatan di kampusnya.
Yang dilakukan subjek untuk mengatasi perilaku penundannya pada pembuatan skripsinya adalah dengan cara mengetahui secara pasti apa penyebab dari perilaku penundaan yang ia lakukan selama ini.
Subjek 1 dan subjek 2 mencoba membenahi diri untuk mengatasi penundaannya namun belum berhasil. Tetapi subjek 3 melakukan pembenahan diri dan berhasil mengatasi penundaannya.
2. Harus sendiri
Subjek tidak harus mengerjakan skripsinya sendiri. Ia berharap bantun dari orang lain untuk membuat skripsinya. Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini.
Dalam menyusun skripsinya subjek tidak mengerjakan sendiri karena dia dibantu oleh temannya. Namun, significant others tidak mengetahui tentang hal tersebut.
Dalam pembuatan skripsinya, subjek selalu mengerjakannya sendiri tanpa meminta bantuan dari orang lain.
Subjek 1 dan subjek 2 tidak sendiri dalam mengerjakan skripsinya, tetapi subjek 3 mengerjakannya sendiri.
mengerjakan
Pertanyaan Penelitian
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Kesimpulan
3. Membuat penilaian tentang diri sendiri
Penilaian subjek tentang dirinya adalah subjek tidk bisa menghilangkan rasa malasnya. Namun significant others tidak memberi keterangan lengkap tentang hal ini. Krena subjek jarang sekali bercerita untuk masalah sekolah.
Subjek menilai dirinya bahwa jika dia berusaha maka dia bisa. Namun subjek bukan orang yang memaksakan kehendak.
subjek menilai dirinya sendiri merasa dapat menyelesaikan skripsinya sampai ia lulus nanti.
Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 membuat penilaian tentang dirinya sendiri namun hanya berhasil pada subjek 3 karena ia sudah tidak melakukan penundaan lagi pada skripsinya.
4. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari kebiasaan menunda
Subjek mengetahui keuntungan dan kerugian dari kebiasaan menundanya. Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini.
Subjek mengetahui keuntungan dan kerugian akibat penundaannya tersebut. Namun, significant others tidak mengetahui hal tersebut.
Subjek mengetahui lebih bnyak kerugian dari kebiasaan menundanya daripada keuntungan yang ia dapatkan.
Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 mengetahui lebih banyak kerugian dari kebiasaan menundanya daripada keuntungan yang ia dapatkan.
5. Kenali sasaran yang ingin dicapai dan buat keputusan
Sasaran yang ingin dicapai subjek adalah ingin menyelesaikan skripsinya sekarang (dalam tahun ini). Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini.
Sasaran yang ingin dicapai subjek adalah ingin menyelesaikan skripsinya di tahun 2009. Namun significant others tidak mengetahui hal tersebut.
Yang menjadi prioritas subjek saat ini adalah memiliki niat dan keinginan untuk bisa menyelesaikan skripsinya sehingga subjek dapat lulus kuliah tahun ini.
Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 membuat targetnya masing-masing untuk dapat menyelesaikan skripsinya.
Pertanyaan Penelitian
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Kesimpulan
motivasi
Subjek memotivasi dirinya dengan mengucapkan katakata yang membuat subjek semangat dalam hatinya. Namun ada saja masalah yang membuat motivasi subjek menurun lagi. Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini.
Subjek memotivasi dirinya dengan mengucapkan kata-kata yang membuat subjek semangat dalam hatinya. Namun significant others tidak mengetahui hal tersebut.
Cara subjek membangkitkan motivasinya untuk dapat melanjutkan kembali dalam pembuatan skripsinya dengan membuat daftar kelebihankelebihan yang dimilikinya
Subjek 1 dan subjek 2 membangkitkan motivasi dengan berkata-kata dalam hati, namun subjek 3 melakukannya dengan membuat daftar kelebihan-kelebihan yang dimilikinya
7. Hindari kecemasan tentang kualitas hasil pekerjaan
Subjek tidak mencoba untuk menghindari kecemasan tentang kualitas hasil pekerjaannya.
Subjek tidak merasa cemas dalam mengerjakan skripsinya. Namun, subjek merasa perasaannya menjadi jelek jika hasil skripsinya banyak yang dicoret-coret oleh dosen pembimbing.
Subjek saat ini selalu menghindari kecemasan tentang kualitas hasil pekerjaannya karena dirasa hanya akan menghambat subjek dalam membuat skripsi.
Subjek 1 dan subjek 2 tidak mecoba untuk menghindari kecemasan tentang kualitas hasil pekerjaannya, namun subjek 3 menghindari kecemasan tentang kualitas hasil pekerjaannya
8. Mengingat keuntungan jika menyelesaikan tugas tepat waktu
Subjek tidak mengingat keuntungan jika menyelesaikan tugas tepat waktu. Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini.
Subjek tidak mengingat keuntungan jika ia menyelesaikan skripsinya tepat pada waktunya. Namun significant others tidak mengetahui hal tersebut.
Dengan mengingat beberapa keuntungan jika ia dapat menyelesaikan tugasnya lebih cepat, dapat membuat subjek mengatasi penundaanya.
Subjek 1 dan subjek 2 tidak mengingat keuntungan jika ia menyelesaikan skripsinya tepat pada waktunya., namun subjek 3 mengingat beberapa keuntungan jika ia dapat menyelesaikan tugasnya lebih cepat, karena dapat membuat subjek mengatasi penundaanya.
9. Ucapkan kata-kata yang membuat tidak jadi menunda
Subjek mengucapkan kata-kata yang membuatnya tidak jadi menunda. Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini.
Subjek mengucapkan kata-kata yang membuatnya tidak jadi menunda. Namun significant others tidak memberi keterangan tentang hal ini.
biasanya subjek mengucapkan kata-kata dalam hatinya untuk membuatnya tidak jadi menunda
Subjek 1, subjek 2, dan subjek 3 biasanya mengucapkan kata-kata dalam hatinya untuk membuatnya tidak jadi menunda.
6. Bangkitkan diri
prokrastinasi yang berupa keterlambatan
Pembahasan Seperti telah dijelaskan di muka, subjek
mahasiswa
ini
oleh subjek dua dan subjek tiga, sedangkan
bidang
subjek satu tidak memiliki cirri tersebut.
akademiknya, dalam hal ini adalah perilaku
Dan untuk ciri prokrastinasi yang berupa
penundaan dalam penyelesaian skripsinya.
melakukan
Ciri-ciri
yang
menyenangkan daripada melakukan tugas
dilakukan subjek berupa penundaan untuk
yang harus dikerjakan hanya dilakukan oleh
memulai maupun menyelesaikan kerja pada
subjek satu dan subjek dua, sedangkan
tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam
subjek tiga tidak memiliki ciri tersebut.
melakukan
pada
prokrastinasi
perilaku
mengerjakan antara
penelitian
dalam mengerjakan tugas hanya dilakukan
prokrastinasi
tugas,
rencana
melakukan
dalam
kesenjangan
dan
aktivitas
kinerja lain
yang
aktivitas
lain
yang
lebih
waktu
Dari jenis-jenis prokrastinasi menurut
aktual,
Ferrari (dalam Rizvi, 2007), subjek satu dan
lebih
subjek
tiga
memiliki
ciri-ciri
jenis
menyenangkan daripada melakukan tugas
prokrastinasi yang lebih menonjol pada jenis
yang harus dikerjakan, penundaan yang
functional procrastination dimana subjek
bertujuan
dalam
memperoleh
informasi
lebih
pengerjaan
skripsinya
biasanya
(Functional
mencari informasi yang lebih lengkap dan
procrastination), penundaan yang tidak
akurat terlebih dahulu. Sedangkan pada
bertujuan
subjek
lengkap
dan
akurat
dan
menyebabkan
berakibat masalah
jelek
serta
(Disfunctional
dua,
memiliki
ciri-ciri
jenis
prokrastinasi yang lebih menonjol pada jenis
procrastination) dengan bentuk Decisional
disfunctional
procrastination
keputusan
decisional procrastination dimana subjek
dipersepsikan penuh stress, akibat
menunda untuk membuat skripsinya dalam
yang
kegagalan
(pengambilan
tugas,
sehinga
menimbulkan
kondisi
stress
procrastination
akibat
kegagalan
bentuk
tugas
konflik dalam diri individu) dan Avoidance
sehingga menimbulkan konflik dalam diri
procrastination (penundaan dalam perilaku
subjek.
tampak, sebagai cara menhindari tugas yang dirasa
tidak
menyenankan
dan
sulit
faktor-faktor
yang
mempengaruhi prokrastinasi menurut Ferrari & Ollivete (2007), ada dua macam yaitu
dilakukan). Dari
Berdasarkan
bermacam-macam
ciri
faktor internal adalah faktor yang terdapat di
prokrastinasi menurut Ferrari & Ollivete
dalam diri individu yang mempengaruhi
(2007), subjek satu, subjek dua, dan subjek
prokrastinasi dan faktor eksternal adalah
tiga sama-sama melakukan prokrastinasi
faktor yang terdapt di luar diri individu yang
berupa penundaan untuk memulai maupun
mempengaruhi prokrastinasi, serta
menyelesaikan
berdasarkan teori-teori perkembangan yang
kerja
pada
tugas
yang
dihadapi dan kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Untuk ciri
mempengaruhi prokrastinasi subjek.
faktor
Beberapa faktor yang mempengaruhi
Sedangkan
beberapa
faktor
yang
perilaku prokrastinasi yang dilakukan oleh
mempengaruhi perilaku prokrastinasi yang
subjek satu antara lain faktor internal seperti
dilakukan oleh subjek tiga antara kain faktor
rendahnya motivasi yang dimiliki oleh
internal
subjek dan rasa malas yang begitu besar
menurun
sehingga
melakukan
melanjutkan mengerjakan skripsi setelah
penundaan. Selain itu, ada juga faktor
masa liburan semesteran, pola asuh yang
eksternal yang mempengaruhi antara lain
diterapkan
dari pola asuh yang rendah pengawasan dari
longgar,
orangtua, pengaruh dari teman-teman subjek
dengan pekerjaan kantor, juga karena faktor
yang juga belum menyelesaikan skripsinya,
berdasarkan teori perkembangan yaitu faktor
kesibukan subjek dengan pekerjaan di kantor
psikodinamik dimana pengalaman sunjek
tempat ia bekerja, kurangnya dukungan dari
tentang
orang-orang
dilakukannya
membuat
subjek
terdekat,
dan
kondisi
karena
motivasi
akibat
rasa
orangtua penundaan
subjek malas
subjek karena
kebiasaan
untuk
terbilang kesibukan
menunda
ketika
yang
yang
kanak-kanak
lingkungan yang juga kurang mendukung
mempengaruhi perilaku penundaan yang
dari faktor berdasarkan teori perkembangan.
dilakukan pada tugas skripsinya sekarang.
Pada subjek dua, beberapa faktor
Serta faktor cognitive behavioral yang
yang mempengaruhi perilaku prokrastinasi
menyebabkan subjek merasa takut akan
yang dilakukannya antara lain faktor internal
kegagalan untuk hasil yang telah ia kerjakan.
seperti motivasi yang menurun jika subjek
Dari beberapa faktor diatas, ada
merasa kurang enak badan. Selain itu faktor
beberapa
eksternal yang juga mempengaruhi adalah
mempengaruhi perilaku prokrastinasi subjek
pola asuh yang terolong permisif dari
yaitu faktor status ekonomi san sarana dan
orangtua
prasarana pada ketiga subjek, serta faktor
karena
membiarkan
subjek
faktor
eksternal
yang
tidak
melakukan apa yang diinginkan tanpa
peer
mempedulikan subjek, pengaruh dari teman-
dukungan pada subjek tiga saja. Dengan
teman yang juga belum menyelesaikan
demikian,
skripsinya,
penundaan disebabkan oleh beberapa faktor
kesibukan
subjek
karena
mengikutu pengulangan kelas dan ujian
group/teman
setiap
sebaya
subjek
dan
faktor
melakukan
yang berbeda.
mandiri untuk memperbaiki nilai-nilainya
Mengenai solusi yang efektif untuk
yang dirasa kurang, kurangnya dukungan
mengatasi prokrastinasi pada mahasiswa
dari orang-orang disekitar subjek, juga
dalam penyelesaian skripsi, menurut Tribun-
karena subjek mempersepsikan pembuatan
Batam (2007), ada beberapa cara yang harus
skripsi adalah hal yang berat dan tidak
dilakukan antara lain membenahi diri, harus
menyenangkan
cognitive
mengerjakan sendiri, membuat penilaian
behavioral berdasarkan teori perkembangan.
tentang diri sendiri, mengetahui keuntungan
atau
faktor
dan kerugian dari kebiasaan menunda, kenali
sasaran
yang
ingin
dicapai
dan
buat
mahasiswa dalam penyelesaian skripsinya,
keputusan, bangkitkan motivasi diri, hindari
dan cara mengatasi prokrastinasi itu sendiri.
kecemasan tentang kualitas hasil pekerjaan,
Gambaran perilaku prokrastinasi pada
mengingat keuntungan jika menyelesaikan
mahasiswa dalam penyelesaian skripsi Secara
tugas tepat waktu, dan ucapkan kata-kata
umum
ketiga
subjek
mengalami penundaan dalam penyelesaian
yang membuat tidak jadi menunda. Pada subjek satu dan subjek dua,
skripsinya. Hanya pada subjek satu dan
belum dapat mengatasi prokrastinasinya
subjek dua, masih melakukan penundaan
dengan baik karena hanya
sampai dengan saat penelitian ini dilakukan,
melakukan
beberapa cara dari sembilan cara yang
sedangkan
disarankan oleh Tribun-Batam antara lain
mengatasi perilaku penundaanya. Gambaran
membenahi diri, membuat penilaian tentang
perilaku
diri sendiri, mengetahui keuntungan dan
dalam penyelesaian skripsi ini dapat dilihat
kerugian dari kebiasaan menunda, kenali
dari ciri-ciri prokrastinasi pada hasiswa yaitu
sasaran
penundaan
yang
ingin
dicapai
dan
buat
subjek
tiga
prokrastinasi
untuk
sudah
pada
dapat
mahasiswa
memulai
maupun
keputusan, dan ucapkan kata-kata yang
menyelesaikan
membuat tidak jadi menunda.
dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan
kerja
pada
tugas
yang
Sedangkan pada subjek tiga, ia pernah
tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan
melakukan penundaan pada tugas skripsinya
kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain
beberapa waktu lalu, tetapi saat ini sudah
yang
dapt mengatasi prokrastinasi tersebut dengan
melakukan tugas yang harus dikerjakan.
baik. Subjek melakukan cara-cara sesuai
Selain itu dapat pula dilihat dari jenis jenis
dengan yang disarankan Tribun-Batam.
prokrastinasi
Yang terpenting untuk mengatasi masalah
procrastination yang bertujuan memperoleh
prokrastinasi ini terletak pada diri sendiri,
informasi lebih lengkap dan akurat, dan
dan subjek tiga sudah melakukannya dengan
disfunctional
cukup baik sehingga ia dapat mengatasi
prnundaan yang tidak bertujuan, berakibat
perilaku
jelek,
penundaannya
dan
dapat
lebih
menyenangkan
yaitu
daripada
Functional
procrastination
menyebabkan
masalah
yaitu
dengan
melanjutkan kembali penyusunan skripsinya
bentuknya yaitu decisional procrastination
yang sebelumnya pernah tertunda.
:adalah
Simpulan
dipersepsikan penuh stress, akibat kegagalan
penganbilan
keputusan
yang
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat
tugas, sehinga menimbulkan konflik dalam
disimpulkan mengenai gambaran perilaku
diri individu, dan avoidance procrastination
prokrastinasi pada mahasiswa dalam masa
yaitu penundaan dalam perilaku tampak,
penyelesaian
sebagai cara menghindari tugas yang dirasa
mengapa
skripsi. prokrastinasi
Juga
kesimpulan
terjadi
pada
tidak menyenangkan dan sulit dilakukan.
Mengapa
prokrastinasi
mahasiswa
dalam
masa
terjadi
pada
Saran Berikut ini adalah beberapa saran
penyelesaian
yang dapat diterapkan bagi mahasiswa yang
skripsi Terjadinya prokrastinasi pada ketiga
sedang
menyusun
skripsi
khususnya
subjek dalam masa penyelesaian skripsi nya,
mahasiswa
dikrenakan lebih menonjol pada faktor
prokrastinasi
internal seperti motivasi yang rendah, rasa
skripsinya,
dan
malas, dan perasaan subjek yang mudah
selanjutnya
:
berubah dalam waktu cepat. Faktor lain yang
diharapkan dapat memperbaiki beberapa hal
menyebabkan penundaan subjek adalah
mengenai pikiran-pikiran irrasional mereka
karena
lebih
bahwa lebih banyak kerugian daripada
didahulukan seperti pekerjaannya di kantor
keuntungan yang didapat dari perilaku
tempat subjek bekerja pada subjek satu dan
kebiasaan menunda yang mereka lakukan,
subjek tiga, dan kesibukan menghadapi ujian
dan mengetahui secara pasti penyebab dari
untuk memperbaiki nilai yang dirasa kurang
penundaannya tersebut kemudian carilah
pada subjek dua.
cara
Solusi
kesibukan
untuk
lain
mengatsi
yang
perilaku
prokrastinasi dalam penyelesaian skripsi Umumnya subjek satu dan subjek dua
yang
melakukan
dalam
efektif
masa
perilaku
penyelesaian
bagi
para
peneliti
Kepada
para
subjek,
untuk
membangkitkan
memotivasi
semangat
dalam
penyelesaian skripsinya. Untuk penelitian selanjutnya, dari segi pemilihan subjek,
belum dapat mengatasi masalah penundaan
peneliti
menyarankan
pada skripsinya sampai dengan penelitian ini
meneliti
kelompok
mahasiswa
berlangsung.
seperti
penundaan
yang
Mereka
masih
melakukan
diri
untuk
mencoba lainnya, dilakukan
penundaan pada tugas skripsinya dan kurang
mahasiswa
ada motivasi untuk mengatasi penundaannya
hasilnya dapat dibandingkan dengan hasil
tersebut. Tetapi pada subjek tiga, ia pernah
penelitian
melakukan penundaan pada tugas skripsinya
selanjutnya diharapkan dapat menggunakan
beberapa waktu lalu. Namun saat penelitian
triangulasi
ini dilakukan, subjek tiga sudah dapat
partisipasi sehingga diperoleh pemahaman
mengatasi perilaku penundaan pada tugas
yang lebih komprehensif mengenai perilaku
skripsinya dengan beberapa cara yang cukup
prokrastinasi
efektif untuk membangkitkan semangat dan
penyelesaian skripsi.
berdasarkan
ini,
selain
metode
pada
gender,
itu
agar
penelitian
dengan
observasi
mahasiswa
dalam
motivasinya dalam melanjutkan kembali pembuatan skripsinya yang pernah tertunda beberapa waktu lalu. DAFTAR PUSTAKA Basuki, H.A.M. (2006). Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Kemanusiaan dan
Budaya. Jakarta Gunadarma.
:
Universitas
Carleton. (2007). Pengertian Prokrastinasi. http://www.Carleton.ca/tpychl/histo ry. html. Tanggal akses 10 Maret 2007. Ferrari,
J & Ollivete, G. (2007). Procrastination. http://www.Yosh.acil/syllabus/ behave/academic.doc. Tanggal akses 10 Maret 2007.
Ferrari, J & Pychyl, T. (2008). Bisnisman Awas Terjerat Prokrastinasi. Jakarta: Tribun Indonesia. Tanggal akses 27 Maret 2008. Jerry, N
& Newcombe, K. (2005). Saya akan melakukannya…besok!. Jakarta : Metanoia.
Letham,
S.J. (2007). http://www. The Procrastination Problem. Successconciousness : guest_article procrastination. Tanggal akses 09 Mei 2007.
Moleong, L.J. (1999). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Nazir,
M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Poerwandari, E.K. (1998). Kualitatif Untuk Perilaku Manusia. Fakultas Psikologi Indonesia.
Pendekatan Penelitian LPSP3 : Universitas
Rizvi.
(2007). Prokrastinasi. http://www.mwsc.edu/psychology/r esearch/psy302/ fall96/Stephanie_page.html. Tanggal akses 15 Maret 2007.
Sukardi.
(2003). Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara.
Tribun-Batam. (2007). Cara Membasmi Prokrastinasi. http://www.TribunBatam.com/index.php?module=det ail&nonberita=12725. Tanggal akses 24 Maret 2007. Tuckman. (2007). Prokrastinator. Http://all.successcenter-ohiostate.edu/reference/ procrastinator_APA_paper.htm. Tanggal akses 09 Maret 2007. Yosh.
(2007). Procrastination. Http://www.Yosh.acil/syllabus/beh ave/academic.doc. Tanggal akses 09 Maret 2007.