PENGARUH PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PADA TATA LAKSANA KIPI SEDERHANA AKIBAT REAKSI SUNTIKAN LANGSUNG DI PUSKESMAS KUSUMA BANGSA KOTA PEKALONGAN
Manucsript
Oleh Maghfiroh G2A209068
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2011
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Manuscript dengan judul
Pengaruh Pelatihan Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Pada Tata Laksana KIPI Sederhana Akibat Reaksi Suntikan Langsung Di Puskesmas Kusuma Bangsa Kota Pekalongan
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Semarang, April 2011
Pembimbing I
Ns.MF.Mubin,M.Kep,Sp.Jiwa
Pembimbing II
Amin Samiasih,S.Kp,Msi,Med
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PADA TATA LAKSANA KIPI SEDERHANA AKIBAT REAKSI SUNTIKAN LANGSUNG DI PUSKESMAS KUSUMA BANGSA KOTA PEKALONGAN. Maghfiroh1, Ns.MF.Mubin,M.Kep,Sp.Jiwa2, Amin Samiasih,S.Kp,Msi,Med3
Abstrak
Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misalnya rasa sakit, bengkak, kemerahan pada tempat suntikan, sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai sinkope. KIPI biasanya muncul pada saat ibu berada di rumah atau terjadi pada hari berikutnya. Para ibu kebingungan bagaimana cara menangani kejadian tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu pada tata laksana KIPI sederhana akibat reaksi suntikan langsung di Puskesmas Kusuma Bangsa Kota Pekalongan. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan Non-randomized control group pretes-posttest design. Penelitian dilakukan pada 30 responden yang diberikan pelatihan tata laksana KIPI sederhana akibat reaksi suntikan langsung sebagai kelompok perlakuan dan 30 responden yang diberi leaflet sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian yaitu sebelum diberikan pelatihan, tingkat pengetahuan ibu dengan kategori pengetahuan kurang sebanyak 3,3 %, pengetahuan sedang sebanyak 93,3%, dan pengetahuan baik sebanyak 3,3 % dan skor sikap ibu dengan kategori sikap kurang sebanyak 3,3%, sikap sedang sebanyak 36,7 %, dan sikap baik sebanyak 60 %. Sesudah diberikan pelatihan, tingkat pengetahuan ibu dengan kategori pengetahuan sedang sebanyak 26,7 %, dan pengetahuan baik sebanyak 73,3 % dan skor sikap ibu dengan kategori sikap sedang sebanyak 23,3 % dan sikap baik sebanyak 76,7 %. Hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon dengan taraf signifikansi p < 0,05. Jadi disimpulkan
ada pengaruh yang bermakna pada pengetahuan dan sikap ibu tentang tata laksana KIPI sederhana akibat reaksi suntikan langsung sebelum dan setelah diberikan pelatihan. Berdasarkan hasil tersebut pendidikan kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat yang dilakukan dengan menggunakan media atau praktek akan lebih bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap yang selanjutnya diharapkan akan mengubah perilaku menjadi lebih baik.
Kata kunci: KIPI, sikap, pengetahuan ibu
Abstract All the clinical symptoms caused by needle puncture trauma, either directly or indirectly, should be recorded as a reaction KIPI. Reaction injection directly eg pain, swelling, redness at the injection site, while the indirect injection reactions such as fear, dizziness, nausea, until syncope. KIPI usually arises when the mother was at home or going on the next day. The mother's confusion about how to handle the incident. The purpose of this study was to determine the effect of training on the level of knowledge and attitude of mothers on governance KIPI simple direct injection due to reaction at the Puskesmas Kusuma Nations Pekalongan. The design of this study was quasi experimental design with nonrandomized control group pretest-posttest design. The study was conducted on 30 respondents who provided a simple KIPI governance training due to reaction direct injection as the treatment group and 30 respondents who were given leaflets as a control group. The results are given training before, the level of knowledge of mothers with less knowledge category by 3.3%, knowledge was as much as 93.3%, and a good knowledge score by 3.3% and the attitude of mothers with less attitude category by 3.3%, attitude is as much as 36.7%, and good attitude as much as 60%. After the training provided, level of knowledge of mothers with a category of knowledge is as much as 26.7%, and 73.3% as much good knowledge and attitude scores by category of maternal attitude was as much as 23.3% and
good attitude as much as 76.7%. Statistical test using Wilcoxon test with significance level p <0.05. So concluded there is a significant influence on knowledge and attitude of mothers about simple KIPI governance due to reaction injection directly before and after being given training. Based on these results will be given health education to the people who carried out using the media or the practice would be more beneficial in improving knowledge and attitudes which in turn is expected to change behavior for the better. Keywords: KIPI, attitudes, mothers’ knowledge
KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah imuniasi dan diduga karena imunisasi (Depkes RI, 2009). Kasus KIPI polio berat dapat terjadi pada 1/2,4 juta dosis vaksin (CDC Vaccine InformationStatement 1/1/2000), sedangkan kasus KIPI hepatitis B pada anak dapat berupa demam ringan sampai sedang terjadi 1/14 dosis vaksin, dan pada dewasa 1/100 dosis (CDC Vaccine Information Statement 8/23/2000) (KN PP-KIPI, 2005: hal 12). Kasus KIPI campak berupa demam terjadi 1/6 dosis yang terjadi pada 20% anak, ruam kulit ringan 1/20 dosis yang terjadi pada 24% anak, kejang yang disebabkan demam 1/3000 dosis, reaksi alergi serius 1/1.000.000 dosis, dan efek samping berat berupa ensefalopati terjadi pada 1 diantara 2 juta dosis vaksin campak (KN PP-KIPI, 2005: hal 12).
WHO Western Pasific memilah KIPI menjadi lima kelompok penyebab yaitu kesalahan program, reaksi suntikan, reaksi vaksin, koinsiden, dan sebab tidak diketahui. Klasifikasi lapangan ini dapat dipakai untuk pencatatan dan pelaporan KIPI (Depkes, 2005). Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misalnya rasa sakit, bengkak, kemerahan pada tempat suntikan, sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai sinkope (Depkes, 2005).
Peran perawat sebagai edukator adalah bagaimana cara memberikan edukasi tentang KIPI kepada ibu dan cara penanganan yang tepat apabila terjadi KIPI ringan di rumah. Pemberian edukasi yang tepat dapat meminimalkan ketidaktahuan ibu tentang KIPI dan penanganannya akibat reaksi suntikan langsung sehingga diharapkan ibu dapat melaksanakannya secara mandiri di rumah dan menyebarluaskan pengetahuannya kepada para ibu yang lain.
Edukasi kesehatan melalui pelatihan kepada para ibu diharapkan membawa keberhasilan berupa adanya peningkatan pengetahuan dan sikap ibu terhadap kejadian ikutan pasca imunisasi yang disertai adanya perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik. Hal ini membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pelatihan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu pada tata laksana KIPI sederhana akibat reaksi suntikan langsung di Puskesmas Kusuma Bangsa Kota Pekalongan. Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pengetahuan dan sikap ibu tentang tata laksana KIPI sederhana akibat reaksi suntikan langsung sebelum dan setelah diberikan pelatihan.
METODOLOGI Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Non-randomized control group pretes-posttest design, dengan intervensi berupa pelatihan tentang tata laksana KIPI sederhana akibat reaksi suntikan langsung pada kelompok eksperimen dan pemberian leaflet tentang tata laksana KIPI sederhana akibat reaksi suntikan langsung pada kelompok kontrol. Sampel adalah ibu yang memiliki bayi berusia 0-11 bulan yang ada di wilayah Puskesmas Kusuma Bangsa sebanyak 30 sampel pada kelompok eksperimen dan 30 sampel pada kelompok kontrol dengan teknik simple random sampling. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kusuma Bangsa Kota Pekalongan. Alat pengumpul data dengan kuesioner yang telah dilakukan uji coba sebelumnya oleh dokter, dokter spesialis anak, dan responden. Proses penelitian berlangsung dari minggu ketiga bulan Januari sampai minggu keempat bulan Februari 2011. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (uji Wilcoxon).
HASIL Hasil penelitian diperoleh rata-rata umur responden pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol hamper sama masing-masing 30.07 tahun dan 29.10 tahun. Mayoritas pendidikan responden adalah SD masing-masing 40% pada kelompok perlakuan dan 56,7% pada kelompok kontrol. Sebagian besar pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga. Pengetahuan dan sikap ibu sebelum intervensi pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol menunjukkan hasil yang hampir sama, tetapi setelah diberikan intervensi pengetahuan dan sikap ibu pada
kelompok perlakuan memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan sesudah diberikan pelatihan maupun pemberian leaflet yang terlihat pada tabel 1. Pada tabel 2 terlihat adanya perbedaan pengetahuan dan sikap ibu antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Tabel 1 Analisis Perbedaan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pada Tata Laksana KIPI Sederhana Akibat Reaksi Suntikan Langsung Sebelum dan Sesudah Diberikan Pelatihan dan Leaflet Di Puskesmas Kusuma Bangsa Kota Pekalongan Variabel Intervensi Rata-rata SD Nilai p Pelatihan - Sebelum 2.00 0.263 0.000 - Sesudah 2.73 0.450 Pengetahuan Leaflet - Sebelum 2.57 0.568 0.000 - Sesudah 2.77 0.430 Pelatihan - Sebelum 2.03 0.183 0.000 - Sesudah 2.33 0.479 Sikap Leaflet - Sebelum 2.60 0.498 0.001 - Sesudah 2.73 0.450
Tabel 2 Analisis Perbedaan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pada Tata Laksana KIPI Sederhana Akibat Reaksi Suntikan Langsung Antara Kelompok Perlakuan Dan Kelompok Kontrol Di Puskesmas Kusuma Bangsa Kota Pekalongan Variabel Intervensi Rata-rata SD Nilai p - Perlakuan 2.73 0.450 0.000 Pengetahuan - Kontrol 2.77 0.430 0.000 - Perlakuan 2.33 0.479 0.000 Sikap - Kontrol 2.73 0.450 0.001
PEMBAHASAN Pada penelitian ini hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna pendidikan kesehatan yang diberikan kepada ibu melalui pelatihan. Hal ini dibuktikan dengan nilai siginifikansi dari nilai pengetahuan pre dan posttes dengan hasil p-value 0,000 yang berarti ada perbedaan nilai pengetahuan ibu pre
dan posttes. Selain itu skor pengetahuan ibu yang diberikan melalui pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan lebih banyak pada ibu daripada melalui leaflet.
Dalam Notoatmojo (2003) dijelaskan bahwa pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang memperlihatkan adanya peningkatan pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan berupa penyuluhan, pelatihan dan pemberian leaflet.
Pelatihan merupakan cara pembelajaran orang dewasa, karena menurut Depkes (2007), pelatihan merupakan prinsip pembelajaran orang dewasa dan proses pembelajaran sambil berbuat sehingga peserta yang dilatih berkesempatan melakukan eksperimen. Para ibu merupakan sosok orang dewasa yang memerlukan metode pembelajaran yang cocok dalam penyampaian pendidikan kesehatan yang akan berdampak pada perubahan sikap dan perilakunya. Jadi pendidikan kesehatan yang diberikan kepada para ibu melalui pelatihan sudah sesuai.
Hasil perbandingan kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol terlihat bahwa penyuluhan ataupun pendidikan kesehatan dengan metode pelatihan atau praktik akan meningkatkan skor pengetahuan lebih tinggi dibandingkan hanya dengan pemberian leaflet saja atau tanpa praktik. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Aswita Amir (2008) yang menyatakan bahwa penyuluhan dengan model pendampingan oleh tenaga gizi pendamping dapat meningkatkan skor pengetahuan ibu tentang tingkat kecukupan energi. Demikian pula penelitian yang dilakukan Edy Sukiarko (2007) menyatakan bahwa pelatihan terhadap kader gizi dengan metode belajar berdasarkan masalah juga lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional serta penelitian yang dilakukan Kiki Yuliana (2009) menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada masyarakat kelurahan Palebon sebelum dan setelah dilakukan pelatihan survey jentik nyamuk DBD.
Hasil uji statistik baik pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok kontrol terdapat peningkatan skor sikap. Hasil statistik menunjukkan bahwa sikap ibu sebelum diberikan pelatihan dengan kategori sikap baik sebanyak 18 orang atau 60 %. Pada data tersebut terlihat bahwa sebelum dilakukan pelatihan, sebagian ibu sudah memiliki sikap yang baik. Setelah dilakukan posttes didapatkan hasil bahwa sikap ibu sesudah diberikan pelatihan dengan kategori sikap baik sebanyak 23 orang atau 76,7 %. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan perubahan sikap ke arah yang lebih baik yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor.
Menurut Sunaryo (2004) sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut. Menurut Baron & Byrne (1991) yang dikutip oleh Niven (2002) mengatakan bahwa sikap yang didapat dari pengalaman langsung akan lebih kuat dan sulit untuk dilupakan dibanding sikap yang dibentuk dari pengalaman orang lain. Teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian bahwa skor sikap ibu yang didapatkan dengan melalui pelatihan dan dialami langsung oleh ibu lebih tinggi dibandingkan hanya dengan pemberian leaflet. Hal ini terlihat pada posttes dengan metode pelatihan didapatkan hasil sikap ibu dengan kategori baik sebanyak 76,7 %, sedangkan posttes sikap ibu dengan pemberian leaflet dengan kategori baik sebanyak 73,3 %.
Keterbatasan penelitian yang ada dalam penelitian ini meliputi adanya kemungkinan responden sebelumnya sudah mendapatkan informasi dari sumber lain seperti media massa dan lain-lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap ibu, teknik pengambilan sampling belum secara acak dilakukan, dan teknik pengukuran hanya dilakukan satu kali yaitu segera setelah pelatihan, seharusnya hasil pengukuran diulangi kembali dalam jangka waktu tertentu sehingga hasil yang didapatkan akan lebih bermakna
PENUTUP Hasil penelitian diperoleh rata-rata umur responden pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol hamper sama masing-masing 30.07 tahun dan 29.10 tahun. Mayoritas pendidikan responden adalah SD masing-masing 40% pada kelompok perlakuan dan 56,7% pada kelompok kontrol. Gambaran pengetahuan dan sikap antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol hampir sama, namun setelah intervensi hasilnya relatif lebih tinggi pada kelompok perlakuan. Analisis perbedaan diperoleh hasil adanya perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan sesudah diberikan pelatihan, demikian juga terjadi perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan sesudah diberikan leaflet.
Mengingat hasil penelitian ini bermakna terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ke arah yang lebih baik, maka peneliti menyarankan dinas kesehatan agar dapat menambah jumlah dan macam materi yang bisa disampaikan melalui leaflet ataupun lembar balik sebagai media promotif untuk memberi penjelasan kepada masyarakat serta puskesmas diharapkan dapat menerapkan metode
pembelajaran
dengan
pelatihan
khususnya
materi-materi
yang
membutuhkan ketrampilan kepada para kader atau masyarakat melalui pertemuan kader maupun pertemuan lintas sektoral. Demikian juga bagi para pemegang program imunisasi diharapkan dapat lebih aktif memberikan pendidikan kesehatan baik melalui penyuluhan, posyandu maupun pada kegiatan imunisasi lainnya sehingga dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat yang selanjutnya dapat mengubah perilaku ke arah yang lebih baik. 1
Maghfiroh: Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang. 2 Ns.MF.Mubin,M.Kep,Sp.Jiwa : Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. 3 Amin Samiasih,S.Kp,Msi,Med : Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
KEPUSTAKAAN Achmadi, U.F. (2006). Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta: Buku Kompas Amir, A. (2008). Pengaruh Penyuluhan Model Pendampingan Terhadap Perubahan Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan. Semarang: Universitas Diponegoro Bastable, S.B. (2002). Nurse as Educator: Principles of Teaching and Learning (Perawat sebagai Pendidik Prinsip-Prinsip pengajarn & Pembelajaran). Alih bahasa Gerda Wulandari & Gianto Widiyanto. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Dahlan, M.S. (2006). Besar Sampel Dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Arkans __________________. (2009). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan edisi 4. Jakarta: Salemba Medika Depkes RI. (2005a). Pelatihan Safe Injection. Jakarta: Ditjen P2PL Depkes _________. (2005b). Pedoman Teknis Imunisasi tingkat Puskesmas. Jakarta: Ditjen P2PL Depkes _________. (2005c). Keputusan Menteri Kesehatan RI Pedoman Pemantauan dan Penanggulangan KIPI. Jakarta: Depkes RI _________. (2005). Pedoman Tata Laksana Medik KIPI bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: KNPP KIPI Depkes _________. (2006). Modul Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi Puskesmas. Jakarta: Ditjen P2PL & Pusdiklat SDM Kesehatan _________. (2007). Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga. Jakarta: Depkes RI _________. (2009). Buku Acuan On The Job Training Imunisasi Dasar bagi Pelaksana Imunisasi/ Bidan. Jakarta: Depkes RI Dinkes Provinsi Jawa Tengah. (2009). Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009. http://dinkesprovjateng.go.id. Diunduh 6 Agustus 2010 Graeff, J.A., Elder, J.P., & Booth, E.M. (1996). Communication for Health and Behavior Change (Komunikasi untuk Kesehatan dan Perubahan
Perilaku). Alih bahasa Mubasyir Hasan basri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Hastono, S.P. (2001). Analisis Data. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Heriyanto, B. (2000). Evaluasi Program Bulan Imunisasi Campak Anak Sekolah di DKI Jakrta dan Jawa Barat. Jakarta: Universitas Komputer Indonesia Hidayat, A.A. (2003). Riset keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika _______. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika _______. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Surabaya: Salemba Medika Johnson, J.Y, Temple, J.S, & Carr, P. (2005). Nurses’ Guide to Home Health Procedure (Prosedur perawatan di rumah: pedoman untuk perawat). Alih bahasa Monica Ester. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Meadow, R., & Newell, S. (2002). Lectures Notes Pediatrik. Jakarta: Erlangga Machfoedz, I., Zein, A.Y., Suryani, E., Suherni., & Sujiyatini. (2005). Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan. Jakarta: Fitramaya Machfoedz, I., Suryani, E., Sutrisno., & Santosa, S. (2005). Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan. Jakarta: Fitramaya Mardalis. (2007). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara Niven, N. (2002). Health Psychology: An Introduction for Nurses And Other Health care Professionals (Psikologi Kesehatan: Pengantar untuk Perawat Profesional Kesehatan lain). Alih bahasa Agung Waluyo. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Notoatmodjo, S. (2003). Prinsip-Prinsip Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta ___________________. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta
___________________. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Prijanto, M. (2001). Studi Imunogenitas dan Reaktogenitas Vaksin Hepatitis B DNA Rekombinan (Uniject) Buatan Biofarma di Kabupaten Bogor. Jakarta: Universitas Komputer Indonesia Pulungan, R. (2007). Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia. Medan: USU Repository Riwidikdo, H. (2006). Statistik Kesehatan. Jakarta: Mitra Cendekia Riyadi, S, & S. (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta: Graha ilmu Sari, M.M. (2009). Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Manajemen Laktasi di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen. Medan: USU Repository Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Setiawan, E.H. (2007). Memperkuat Daya Tahan Tubuh Balita. Surabaya: Bone Pustaka Sub Direktorat Surveilance Epidemiologi Depkes RI. (2010). Data & Analisis Surveilans PD3I dan Imunisasi Juni 2010. http://surveilans.org/data. Diunduh 6 Agustus 2010 Sugiarto, S. (2005). Pelatihan Kader Kesehatan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sibela Kota Surakarta. Media Informasi Kesehatan vol.1 no.9 November 2005. (ISSN 0216-633X), 7 Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sukiarko, E. (2007). Pengaruh Penelitian Dengan Metode Belajar Berdasarkan Masalah Terhadap Pengetahuan Dan Ketrampilan Kader Gizi Dalam Kegiatan Posyandu. Semarang: Universitas Diponegoro Suliha, U., Herawani., S., & Resnayati, Y. (2002). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Wijaya, T. (2009). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta Wong, D.L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Yuliana, K. (2009). Perbedaan Kemampuan Masyarakat Dalam Survey Jentik Nyamuk DBD Sebelum dan Setelah Dilakukan Pelatihan Di Kecamatan Pedurungan. Semarang: Digilib Unimus