PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IBM) PADA KELOMPOK TANI SEKAR ARUM DAN UKM KITA Eksa Rusdiyana1, Rina Febrinova2, Sri Yunawati3 1, 2 3
Program studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Univ. Pasir Pengaraian Program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Univ. Pasir Pengaraian
[email protected]
Alamat kampus: Jl.Tuanku Tambusai Km 10, Kumu, Rambah, Rambah Hilir, Rokan Hulu, Riau
ABSTRACT Kelompok petani karet Sekar Arum di Kecamatan Bangun Purba membudidayakan tanaman karet hanya untuk diambil getahnya saja. Padahal selain menghasilkan getah, tanaman karet juga menghasilkan biji karet. Anggota kelompok tani Sekar Arum belum mengetahui cara memanfaatkan biji karet sebagai bahan pangan maupun kerajinan sehingga biji karet selama ini hanya dibiarkan terbuang di alam. Sementara itu, UKM Kita di Pasir Putih Kabupaten Rokan Hulu telah mampu memanfaatkan biji karet sebagai stik biji karet “bika” oleh-oleh khas Rokan Hulu. Biji karet cukup sulit diperoleh oleh UKM Kita karena dilakukan dengan cara mengumpulkan sendiri dari kebun-kebun karet petani terdekat. Selain itu UKM Kita dalam mengolah biji karet masih dilakukan secara manual sehingga kapasitas produksinya masih sangat terbatas (5 kg/produksi). Melalui program IbM diharapkan adanya luaran peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani karet Sekar Arum dalam mengolah biji karet sebagai bahan baku stik Bika (untuk UKM Kita) maupun kerajinan yang bernilai ekonomis. Sedangkan luaran pada UKM Kita adalah adanya peningkatan kapasistas produksi (25 kg/produksi), pengemasan yang marketable serta legalitas usaha. Keterkaitan kedua mitra IbM tersebut adalah kelompok tani Sekar Arum berperan sebagai penyedia bahan baku biji karet bagi UKM Kita. Metode pelaksanaan program dilakukan dengan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan serta pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan mitra, serta introduksi teknologi untuk peningkatan kapasitas usaha kedua mitra. Evaluasi program IbM pada mitra kelompok tani Sekar Arum maupun UKM Kita berjalan dengan baik dan disambut peserta dengan antusias, bahkan peserta mampu mengembangkan kreatifitas dari apa yang diberikan oleh tim IbM. Berdasarkan evaluasi dari kegiatan penyuluhan maupun pelatihan IbM, terdapat peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mitra dalam memanfaatkan biji karet sebagai bahan pangan dan kerajinan serta peningkatan kapasitas produksi dan legalitas usaha. Kata kunci : Biji Karet, Kelompok Tani Sekar Arum, Stik Bika, UKM Kita 56
Jurnal Sungkai Vol.4 No.2, Edisi Agustus 2016 Hal :56-72
1. PENDAHULUAN
beraktifitas nderes karet mulai dari
1.1. Latar Belakang
pukul 07.00 WIB dan selesai pukul
Kabupaten
Rokan
Hulu
12.00 WIB. Selepas pukul 12.00 WIB
perkebunan
karet
kebanyakan petani akan menganggur
seluas 56.039 hektar dengan produksi
di rumah. Alasan utama petani enggan
karet mencapai 54.394 ton (BPS
memanfaatkan biji karet dikarenakan
Rokan
petani
memiliki
lahan
Hulu,
2014).
Selain
tidak
tahu
bagaimana
menghasilkan produk utama berupa
memanfaatkan atau mengolah biji
getah,
karet tersebut, terutama karena biji
tanaman
karet
juga
menghasilkan biji buah karet. Menurut
karet
Jatiningsih (2012) tanaman karet akan
(HCN) yang bersifat racun. Padahal
menghasilkan sekitar 5.000 butir biji
biji karet bisa dimanfaatkan sebagai
per hektar per tahun. Berdasarkan
bahan pangan maupun kerajinan yang
perhitungan
bernilai ekonomis tinggi yang bisa
tersebut
maka
dapat
mengandung
diperkirakan Kabupaten Rokan Hulu
meningkatkan
dengan
Berdasarkan
luas
lahan
karet
asam
sianida
pendapatan kondisi
riil
petani. tersebut,
56.039hektarmenghasilkan biji karet
permasalahan pokok kelompok tani
sebanyak 280.000.000 butir biji karet
Sekar Arum belum memanfaatkan biji
per tahun.
karet
Kelompok petani karet Sekar Arum di Bangun Purba merupakan
dikarenakan
minimnya
pengetahuan terkait pengolahan biji karet.
kelompok tani yang usaha utamanya
Berdasarkan hasil penelitian
adalah budidaya tanaman karet. Petani
dari Rusdiyana dan Febrinova (2014)
selama ini memanfaatkan tanaman
perlakuan
karet hanya untuk diambil getahnya
perendaman
saja, sedangkan biji karetnya dibiarkan
perlakuan tertentu bisa menghilangkan
saja terbuang di alam. Aktifitas nderes
kandungan asam sianida tersebut. Hal
(penyadapan)
ini bahkan telah diperkuat oleh hasil
dilakukan
setiap
karet
hari
biji
pencucian karet
atau
dengan
dalam
uji di Laboratorium Teknologi Pangan
seminggu, satu hari sisanya digunakan
UGM. Salah satu UKM yang telah
untuk
memanfaatkan biji karet sebagai bahan
istirahat.
6
umumnya
dalam
Petani
mulai
57
Program Ipteks Bagi Masyarakat ……
pangan adalah UKM Kita yang berada
yang dihadapi oleh mitra 1 (kelompok
di
Kita
tani Sekar Arum) adalah : (a) Petani
menjadi
belum mengetahui cara memanfaatkan
produk stik biji karet (stik Bika) yang
biji karet untuk diolah menjadi produk
menjadi
khas
pangan maupun kerajinan, dan (b)
Setiap
Petani belum memiliki ketrampilan
minggu, UKM Kita memanfaatkan biji
untuk mengolah biji karet menjadi
karet sebanyak 5 kg untuk diolah
produk pangan maupun kerajinan.
menjadi stik bika dan dipasarkan di
Sedangkan permasalahan pada mitra 2
toko-toko oleh-oleh maupun warung
(UKM Kita) adalah : (a) Proses
sekitar. Jumlah tersebut sangat kecil
produksi stik biji karet “Stik Bika”
jika dibandingkan dengan potensi biji
dilakukan
karet yang ada di Rokan Hulu yang
sehingga kapasitas produksinya sangat
belum termanfaatkan. Kendala utama
terbatas.
yang dihadapi oleh UKM Kita dalam
kesulitan memperoleh supply biji karet
pengolahan biji karet adalah sistem
sebagai bahan baku produksi, (b)
pengolahan yang dilakukan secara
UKM Kita belum memiliki Surat Izin
manual. Proses penggilingan untuk
Usaha
melembutkan biji karet dilakukan
sebagai UKM di Dinas Koperasi,
dengan menggunakan ulekan tangan
Perindustrian
sehingga
Kabupaten Rokan Hulu, (c) Desain
Pasir
Putih.
memanfaatkan
biji
brand
Kabupaten
berlangsung
UKM karet
oleh-oleh
Rokan
Hulu.
proses
produksinya dan
Selain
cara
itu
Perdagangan
dan
manual
UKM
dan
Kita
terdaftar
Perdagangan
hasilnya
kemasan yang masih memerlukan
terbatas. Berdasarkan analisis tersebut,
perbaikan guna memenuhi standar
pokok permasalahan yang dihadapi
kemasan
oleh UKM Kita adalah ketiadaan
dinas terkait.
teknologi
lama
dengan
untuk
meningkatkan
produktifitas usahanya.
identifikasi
permasalahan tersebut, maka dapat permasalahan
sebagai
berikut:
1.2. Rumusan Masalah analisis
direkomendasikan
Berdasarkan
dirumuskan
Berdasarkan
yang
situasi
tersebut, maka permasalahan utama
1. Bagaimanakah cara meningkatkan pengetahuan
dan
ketrampilan 58
Jurnal Sungkai Vol.4 No.2, Edisi Agustus 2016 Hal :56-72
kelompok tani Sekar Arum agar
kapasitas produksi Stik Bika dan
mampu memanfaatkan biji karet
legalitas usaha UKM Kita?
menjadi bahan makanan (Stik Bika) maupun kerajinan? 2. Upaya
apa
dilakukan
saja
yang
untuk
perlu
meningkatkan
(a)
(b)
Gambar 1. Identifikasi Permasalahan UKM Kita; (a) Produksi Manual, (b) Desain Kemasan
akan
1.3. Solusi yang Ditawarkan Hasil identifikasi di lapangan menunjukkan
bahwa
kebutuhan
diterapkan
dalam
beberapa
program berikut: a Penyuluhan
untuk
memberikan
prioritas kelompok tani Sekar Arum
pengetahuan pengolahan biji karet
adalah pengetahuan dan ketrampilan
menjadi bahan baku Stik Bika dan
untuk mengolah biji karet menjadi
kerajinan
bahan
maupun
kelompok tani karet Sekar Arum
kebutuhan
sehingga biji karet yang melimpah
baku
kerajinan.
Stik
Bika
Sedangkan
prioritas UKM Kita adalah aspek produksi
khususnya
di
bidang
(handycraft)
kepada
bisa bernilai ekonomis b Pelatihan ketrampilan
mengolah
teknologi, desain kemasan produk,
biji karet sebagai bahan baku Stik
serta legalitas usaha. Dari kebutuhan
Bika dan kerajinan pada kelompok
yang berhasil diindetifikasi tersebut
tani
selanjutnya dirancang solusi yang
menghasilkan
Sekar
Arum
agar
produk
bisa yang 59
Program Ipteks Bagi Masyarakat ……
memiliki
nilai
jual
untuk
menambah penghasilan petani
2. TARGET DAN LUARAN
c Pentingnya memberikan introduksi teknologi
khususnya
mesin
penepung biji karet pada UKM Kita agar
mampu
meningkatkan
produksi stik biji karet
Target
luaran
nyata
yang
dihasilkan dari kegiatan ini adalah: 1. Peningkatan
pengetahuan
dan
ketrampilan kelompok tani Sekar Arum tentang cara pemanfaatan
d Perlunya pendampingan pada UKM
biji karet sebagai bahan baku Stik
dalam mengurus legalitas UKM
Bika
agar terdaftar di Dinas Koperasi
memiliki nilai jual
dan UMKM Kabupaten Rokan Hulu
maupun
kerajinanyang
2. Terjalinnya kemitraan usaha antara kelompok petani karet Sekar Arum
e Penyuluhan
dan
pendampingan
dengan
UKM
Kita,
dalam perbaikan sistem packaging
kelompok
(kemasan)
menjadi supplier biji karet bagi
serta
manajemen
pemasaran. Dalam
tani
Sekar
dimana Arum
UKM Kita kegiatan
IbM
ini,
3. Stik Bika yang dihasilkan oleh
kelompok tani karet Sekar Arum
UKM Kita memiliki kemasan yang
berpartisipasi aktif sebagai petani
menarik dan marketable
produsen biji karet dan pengrajin
4. UKM Kita terdaftar di Dinas
handycraft berbahan baku biji karet,
Koperasi,
sedangkan UKM Kita berpartisipasi
Perdagangan
aktif sebagai pengusaha kuliner yang
Hulu
memanfaatkan sebagai
bahan
biji
karet
baku
Perindustrian Kabupaten
dan Rokan
tersebut usahanya.
Keterkaitan kedua mitra IbM tersebut
3. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan
program
IPTEK
adalah kelompok tani Sekar Arum
bagi masyarakat (IbM) Kelompok
berperan sebagai penyedia bahan baku
Tani Sekar Arum dan UKM Kita
biji karet bagi UKM Kita.
dilaksanakan mulai bulan Maret – Agustus program
2016,
dan
diteruskan
selanjutnya melalui 60
Jurnal Sungkai Vol.4 No.2, Edisi Agustus 2016 Hal :56-72
pendampingan pasca kegiatan. Tempat
Detail penyuluhan dan pelatihan
pelaksanaan kegiatan dilakukan di DK
yang diberikan menyesuaikan dengan
2 SKPC, Kecamatan Bagun Purba
kebutuhan
(Kelompok Tani Sekar Arum), serta di
IbM.Permasalahan prioritas pada mitra
Fakultas Pertanian UPP dan rumah Ibu
kelompok tani Sekar Arum adalah
Irma Cahyani untuk UKM Kita. Untuk
pada
meningkatkan pengetahuan peserta,
ketrampilan
digunakan metode penyuluhan dengan
karet.
memberikan
diskusi
prioritas pada mitra UKM Kita adalah
terbuka antara tim IbM dengan peserta
aspek produksi khususnya pada sisi
IbM.
teknologi, kemasan dan manajemen
Materi
materi
dan
ditampilkan
dengan
dari
aspek
peserta
pengetahuan
dalam
dan
mengolah
Sedangkan
permasalahan
power point disertai dengan hand out
pasar.
materi dalam bentuk tulisan ringkas
permasalahan prioritas pada mitra
yang mudah dipahami oleh peserta.
pertama tersebut, rancangan metode
Sedangkan
pelaksanaan
untuk
meningkatkan
Untuk
biji
menyelesaikan
program
IbM
pada
ketrampilan peserta dilakukan dengan
kelompok tani Sekar Arum antara lain
memberikan pelatihan dengan cara
dilakukan dengan metode berikut:
mempraktekkan materi yang telah
1. Koordinasi tim IbM
diberikan
pada
pertemuan
dengan
kelompok tani Sekar Arum guna
sebelumnya. Peserta pelatihan pada
mempersiapkan
kelompok tani Sekar Arum yang
program.
pelaksanaan
ditetapkan adalah kelompok wanita
2. Penyuluhan tentang pemanfaatan
taninya. Alasan pemilihan wanita tani
biji karet sebagai bahan baku Stik
dikarenakan waktu wanita tani untuk
Bika dan kerajinan.Output dari
mengikuti kegiatan lebih fleksibel,
kegiatan penyuluhan ini antara lain
fokus, dan memiliki waktu luang yang
untuk meningkatkan pengetahuan
bisa diisi dengan kegiatan pelatihan.
petani tentang manfaat biji karet
Waktu luang inilah yang menjadi
dan potensi biji karet sebagai
salah satu jaminan bahwa kegiatan
bahan baku Stik Bika maupun
pengabdian
kerajinan.
yang
diberikan
bisa
berlanjut. 61
Program Ipteks Bagi Masyarakat ……
3. Pelatihan dan praktek pengolahan
Bika UKM Kita, sedangkan pasar
biji karet menjadi bahan baku Stik
produk kerajinan biji karet adalah
Bika
toko-toko
4. Pelatihan dan praktek pemanfaatan biji
karet
Dalam
menjadi
pelatihan ini
penjual
souvenir
Kabupaten Rokan Hulu maupun di
kerajinan.
Pekanbaru. Selain itu pemasaran
sekaligus
juga akan dilakukan secara online
diintroduksikan peralatan untuk
untuk
pembuatan kerajinan
penjualan produk hasil.
5. Pengenalan
dan
di
meningkatkan
volume
manajemen
jaringan pasar. Pasar untuk biji
Alur metode pelaksanaan program IbM
karet kelompok tani Sekar Arum
pada kelompok tani Sekar Arum
adalah sebagai bahan baku Stik
tampak dalam Gambar 2. berikut.
1.Koordinasi
2. Penyuluhan manfaat biji karet
3. Pelatihan &Praktek Pengolahan Biji Karet sebagai bahan baku Stik Bika
Bahan baku Stik Bika (untuk UKM Kita)
Bahan baku yang marketable
4. Pelatihan &Praktek Pengolahan Biji Karet sebagai kerajinan
Introduksi peralatan kerajinan
kerajinan yang marketable
5.Pemasaran
Introduksi jaringan pasar & pasar online
Keberlanjutan pasar
6.Pendampingan pasca kegiatan
Gambar 2. Alur Metode Pelaksanaan Progam IbM pada Mitra 1 (Kelompok Tani Sekar Arum)
62
Jurnal Sungkai Vol.4 No.2, Edisi Agustus 2016 Hal :56-72
Sedangkanntuk
menyelesaikan
tambahan pangan, pelabelan dan
permasalahan prioritas pada mitra
iklan pangan, label halal, serta
kedua
standar pelayanan minimal bidang
(UKM
Kita),
antara
lain
dilakukan dengan metode berikut:
perindustrian. Output dari perijinan
1. Koordinasi tim IbM dengan UKM
ke
Kita
guna
mempersiapkan
pelaksanaan program. 2. Penyuluhan
Dinas
Kesehatan
adalah
sertifikat
P.IRT.
diperolehnya
Sedangkan out put perijinan ke
Produksi
dan
Dinas
Perindustrian
dan
Introduksi mesin penepung untuk
Perdagangan
meningkatkan produksi Stik Bika.
sertifikat
Berdasarkan survei awal, introduksi
Industri) serta sertifikat halal dari
mesin yang akan dikenalkan ke
MUI.
UKM
Kita
adalah
penepungyang menjadikan menjadi
mesin berfungsi
biji tepung
karet
mentah
yang
adalah diperolehnya
TDI
(Tanda
Daftar
4. Introduksi manajemen pemasaran Introduksi manajemen pemasaran akan
lebih
berkaitan
dengan
siap
bagaimana jaringan UKM Kita
digunakan untuk membuat Stik
dikembangkan guna mendukung
Bika.
perluasan pemasaran produk Stik
3. Pendampingan perizinan. Perijinan
Bika (termasuk pasar online).
ke Dinas Kesehatan biasanya akan satu
paket
pembinaan
dengan
kegiatan
berkaitan
dengan
pelatihan keamanan pangan, cara
Alur
metode
pelaksanaan
program pada UKM Kita tampak dalam gambar 3. berikut.
produksi pangan yang baik, bahan
Program Ipteks Bagi Masyarakat ……
63
1.Koordinasi
2. Penyuluhan aspek Produksi
3.Legalitas UKM
Peningkatan Produksi
Introduksi mesin penepung
Perijinan ke Dinas Kesehatan Rokan Hulu, Halal MUI: Pelatihan keamanan pangan
PIRT, TDI & Halal MUI
Perijinan ke Dinas Perindusrtian dan Perdagangan Rokan Hulu
4.Kemasan Produk
Introduksi teknik pengemasan dan mesin pengemas
Kemasan yang marketable
5.Pemasaran
Introduksi jaringan pasar (langsung &online)
Perluasan pasar
Gambar 3. Alur Metode Pelaksanaan Progam pada Mitra 2 (UKM Kita)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Capaian Kegiatan Pengabdian
Kegiatan pemanfaatan
biji
penyuluhan karet
menjadi
Pada Mitra 1 (Kelompok Tani
kerajinan dan bahan baku stik bika
Sekar Arum)
dilaksanakan pada hari Rabu, 10
4.1.1. Penyuluhan Pemanfaatan Biji
Agustus 2016 mulai pukul 16.00-18.00
Karet sebagai Bahan Kerajinan
WIB bertempat di Rumah Ibu Yulianto
dan Bahan Baku Stik Bika
(anggota kelompok tani Sekar Arum). Dalam penyuluhan ini dibagi menjadi 3 64
Jurnal Sungkai Vol.4 No.2, Edisi Agustus 2016 Hal :56-72
sesi yang terdiri atas penyuluhan
sebanyak 25 orang ibu-ibu kelompok
manfaat
bahan
tani Sekar Arum. Antusiasme peserta
kerajinan, penyuluhan manfaat biji
dalam penyuluhan juga sangat baik
karet sebagai bahan baku stik bika,
yang ditandai dengan ; (1) keseriusan
serta pemanfaatan biji karet menjadi
peserta dalam memperhatikan materi
aneka olahan produk pangan lainnya.
yang
Materi
disampaikan
pertanyaan yang diberikan oleh peserta
power
point
biji
karet
oleh
sebagai
dalam tim
bentuk
IbM
dan
diberikan,
antar
peserta.
disampaikan
tani
untuk hadir pada pertemuan
pertama ini sangat baik dimana jumlah
banyaknya
kepada tim IbM, (3) ramainya diskusi
dilanjutkan dengan tanya jawab oleh
Antusiasme anggota kelompok
(2)
peserta
keinginan
terkait
materi
oleh tim peserta
yang
IbM, serta
untuk
segera
mencoba mempraktekkan materi yang disampaikan.
peserta yang hadir pada penyuluhan ini
Gambar 4. Penyuluhan Pemanfaatan Biji Karet Sebagai Bahan Baku Stik Bika dan Kerajinan 4.1.2. Praktek Pemanfaatan Biji Karet
masing-masing peserta datang dengan
sebagai Bahan Kerajinan dan Bahan
membawa biji karet. Dari sosialisasi
Baku Stik Bika
materi
Berdasarkan pelatihan pertama, agenda
pada
hari
mengalami
diberikan,
perbaikan
peserta
pengetahuan
adalah
sehingga sejak saat itu biji karet yang
mempraktekkan materi pada pelatihan
ada di lahan tidak dibiarkan begitu saja,
hari
namun
sebelumnya
kedua
yang
yaitu
praktek
dikumpulkan
untuk
membuat olahan dan kerajinan dari biji
dimanfaatkan. Pada sesi praktek ini,
karet. Peserta sangat antusias dimana
jumlah peserta yang hadir menjadi 30 65
Program Ipteks Bagi Masyarakat ……
orang, bertambah 5 orang dari hari
dilombakan. Dikarenakan keterbatasan
sebelumnya yang tidak bisa hadir.
waktu praktek, peserta mengusulkan
Setelah mempraktekkan pengolahan
agar masing-masing tim
biji karet menjadi bahan baku stik bika,
waktu satu pekan untuk berkresasi
peserta
sesuai dengan jenis kerajinan yang
dikelompokkan
menjadi
5
kelompok sesuai dengan jenis kerajinan
telah
yang
peserta.
selanjutnya, masing-masing tim sudah
Kelompok tersebut antara lain: bros biji
harus membawa hasil kreasinya. Selain
karet, aneka kerajinan bunga, hiasan
mempresentasiakan
dinding, gantungan kunci, serta pensil
pertemuan
kreatif.
untuk
akan
dibuat
Untuk
oleh
meningkatkan
antusiasme peserta, kegiatan tersebut
ditentukan.
Pada
diberikan
pertemuan
hasil
selanjutnya
pemberian
kreasinya, diagendakan
materi
tentang
pemasaran produk.
Gambar 5. Praktek Pemanfaatan Biji Karet Untuk Bahan Baku Kerajinan
4.1.3. Penyuluhan Tentang Pemasaran
peserta mampu mengembangkan ide
Produk
pokok Berdasarkan
kreasi-kreasi
yang
telah
kesepakatan
diberikan oleh tim IbM. Beberapa
dengan peserta pelatihan, sesi ketiga
peserta justru bisa ikut memanfaatkan
masing-masing tim membawa hasil
potensi limbah rumah tangga dan
praktek
limbah alam untuk mendukung kreasi
membuat
kerajinan
yang
ternyata sangat menarik, hal ini bisa dilihat
dari
kreasi
yang
bermacam-macamnya dihasilkan
oleh
kerajinan berbasis biji karet tersebut. Pada pelatihan pemasaran dan
para
jaringan, kegiatan ini bermitra dengan
peserta. Justru pada akhirnya para
pemerintah desa, bahkan secara khusus 66
Jurnal Sungkai Vol.4 No.2, Edisi Agustus 2016 Hal :56-72
BPD
juga
menjalurkan
kreatifitas
Bahkan kelompok tani telah memiliki
kelompok tani ini untuk bermitra
rumah
dengan Dewan Kerajinan Nasional
Yulianto,
Daerah
sekretariat pusat kerajinan karet SKPC.
Rokan
(Dekranasda) Hulu.
Salah
Kabupaten satu
produksi yang
yaitu
di
sekaligus
rumah sebagai
bentuk
Saat ini secara online, kelompok tani
pemasaran produk kerajinan yang telah
sudah berusaha mempromosikan hasil
dihasilkan
melalui
kerajinannya meskipun masih sebatas
showroom Dekranasda yang berada di
menggunakan media Whatts App dan
kios Pasar Modern Pasir Pengaraian.
facebook.
dilakukan
(a)
(b)
Gambar 6. (a) Penyampaian Materi Pemasaran dan (b) Pemanfaatan Media Untuk Pemasaran Produk Kerajinan
Gambar 7. Hasil Kreasi Kerajinan Berbasis Biji Karet Kelompok Tani Sekar Arum 67
Program Ipteks Bagi Masyarakat ……
4.1.4.
Pendampingan
dan
kerajinan biji karet kelompok tani
Keberlanjutan Kegiatan
Sekar Arum sebagai salah satu dari
Meskipun kegiatan inti telah
tiga usaha kreatif masyarakat. Support
selesai
dilaksanakan,
keberlanjutan
dana pemerintah desa sebesar Rp
usaha ini diharapkan masih terus
10.000.000,00
berjalan dengan pendampingan dari
tambahan modal bagi kelompok tani
tim
Sekar Arum untuk meningkatkan skala
IbM.
Bahkan secara khusus
kegiatan ini telah difasilitasi oleh Bapak
Muhammad
untuk
bermitra
(Ketua
sebagai
usaha kerajinan berbasis biji karet.
BPD)
Struktur unit usaha kerajinan
Dewan
berbasis biji karet saat ini
Daerah
oleh Ibu Dian dan Ibu Sunarni (Ibu
(Dekranasda) Kabupaten Rokan Hulu
Kepala Desa) serta didampingi oleh
dalam pengembangan kegiatan lebih
Bapak Muhammad
lanjut. Selain itu, keberlanjutan dari
Sembari terus melanjutkan unit usaha
usaha kelompok tani Sekar Arum juga
yang
didukung
oleh
pemerintah
desa
sekretariat
dan
show
room
setempat
yang
pada
ini
kelompok
tani
Sekar
Arum
menempati
rumah Bapak Yulianto.
Kerajinan
dengan
digunakan
Nasional
tahun
menganggarkan dan memasukkan unit
telah
diketuai
(Unsur BPD).
terbentuk,
saat
ini
Gambar 8. Diskusi Pengembangan Unit Usaha Kerajinan Biji Karet Kelompok Tani Sekar Arum Bersama MUSPIKA Bangun Purba
68
Jurnal Sungkai Vol.4 No.2, Edisi Agustus 2016 Hal :56-72
ditingkatkan dengan menggunakan
4.2 Capaian Kegiatan Pengabdian
(introduksi)
Pada Mitra 2 4.2.1. Eksplorasi
Permasalahan
mesin
penepung
sederhana yaitu blender kering.
Pokok UKM
Namun dalam uji coba introduksi
Diskusi lanjutan dengan Ibu
alat
tersebut,
ternyata
proses
Irma Cahyani selaku pemilik UKM
penepungan biji karet mengubah
Kita yang dilaksanakan pada Senin, 8
tekstur biji karet yang diinginkan.
Juni
Secara tekstur, biji karet dalam
2016
mengplorasi
beberapa
permasalahan pokok UKM antara lain:
bentuk
1
dengan biji karet yang dihaluskan
Dinamika kegiatan UKM
tepung
sangat
berbeda
Dinamika UKM antara lain
secara manual. Hal ini sangat
adalah adanya perubahan struktur
berpengaruh pada tekstur adonan
UKM yang awalnya dilakukan oleh
maupun
3 orang menjadi mandiri yaitu Ibu
dihasilkan. Selain itu Ibu Irma
Irma Cahyani. Sedangkan 2 orang
Cahyani
lainnya fokus pada kegiatan snack /
adanya tekstur kulit ari biji karet
jajanan pasar. Hal ini sebagaimana
sebagai ciri khas stik bika tersebut
yang sering dialami oleh UKM
(mempertahankan ciri khas produk
pada
yang
umumnya
yaitu
karena
rasa
stik
masih
selama
ini
bika
yang
menghendaki
sudah
ada).
permasalahan fluktuasi pendapatan
Kondisi riil di lapangan ini pula
(produksi)
dari
yang menjadi sebuah PR agar
UKM
introduksi mesin penepung yang
untuk mengelola UKM itu sendiri.
direncanakan cenderung diubah ke
Pada akhirnya Ibu Irma Cahyani
introduksi mesin penggilas biji
yang
karet
maupun
masing-masing
tetap
fokus
pengelola
fokus
untuk
tetap
mengembangkan stik bika
sehingga
tetap
mempertahankan keberadaan kulit ari maupun kemurnian rasa biji
2
Kapasitas produksi Teknologi
pengolahan
karetnya. biji
3
Desain kemasan
karet yang masih menggunakan tenaga
manual
direncanakan 69
Program Ipteks Bagi Masyarakat ……
Evaluasi dari kemasan yang
UKM
belum
selama ini sudah dimiliki oleh
belum
teregistrasi
UKM Kita antara lain meliputi:
Perizinan
a.
Terpadu Rokan Hulu
Secara umum kemasan stik bika sudah informatif untuk menjelaskan
identitas
produk
stik bika secara umum. b.
c.
terdaftar
dan
di
Badan
Pelayanan
Gambar Gerbang Kompleks Bina Praja akan diganti dengan Tugu Ratieh Togak
Izin Dinas Kesehatan dan
atau
sebagai
identitas khas Rokan Hulu.
PIRT belum dicantumkan karena
Jurnal Sungkai Vol.4 No.2, Edisi Agustus 2016 Hal :56-72
Gambar 8. Kemasan Stik Bika Saat Ini
d.
Kemasan selama ini masih
Salah satu permasalahan UKM
berupa stiker atau kertas print
dalam mengurus izin usaha antara lain
yang
kurangnya
ditempelkan
di
dalam
informasi
terkait
pengurusan
legalitas.
plastik kemasan. Pasca kegiatan
mekanisme
pengabdian tulisan dan identitas
Informasi yang tidak lengkap dan
produk akan disatukan dalam
tepat seringkali menjadikan UKM
plastik cetak.
salah dalam memperoleh informasi. Hal ini pula yang dialami oleh UKM
4.2.2. Pendampingan Pengurusan Izin Dan Legalitas UKM
Kita dimana untuk pengurusan izin legalitas usaha dibanderol dengan biaya Rp 2.000.000,00 (dua juta 70
rupiah).
Melalui
pendampingan
legalitas usaha, program pengabdian
5. Penyuluhan
tentang
manajemen
pemasaran
ini mendampingi untuk pengurusan
Setelah perizinan selesai, tim
izin ke Badan Perizinan dan Pelayanan
pengabdian beserta UKM Kita telah
Terpadu
mendiskusikan beberapa hal yang
dan
dibanderol
ternyata
dengan
biaya
hanya Rp
menjadi
strategi
untuk
proses
500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
pengakuan maupun legalitas stik bika
Adapun formulir pendaftaran legalitas
sebagai oleh-oleh khas Riau antara
usaha
lain
telah
diajukan
dan
masih
dilakukan
dengan
kegiatan:
menunggu proses kunjungan dinas.
relaunching produk dengan kemitraan
Pasca turunnya surat legalitas usaha,
media massa, peningkatan kapasitas
harapannya
produksi
UKM
Kita
bisa
agar
semakin
luas
melanjutkan ke legalitas produknya
pendistribusiannya,
penyempurnaan
sebagai oleh-oleh khas Riau ala Rokan
kemasan serta penguatan kapasitas
Hulu.
manajemen pengelolaan UKM.
(a) (b)
Gambar 8. (a) Pendampingan Legalitas Usaha dan (b) Introduksi Mesin Penepung
71
Program Ipteks Bagi Masyarakat ……
agar
5. Evaluasi Program IbM Evaluasi dalam pelaksanaan program
IbM
yang
telah
dilaksanakan ini antara lain: awal
dengan
terdaftar
di
Dinas
Koperasi dan UKM Kabupaten Rokan Hulu. Selain itu, penguatan pada aspek jaringan pemasaran agar
a Pentingnya peningkatan koordinasi dari
bisa
produksi
yang
dilakukan
oleh
Dekranasda,
peserta bisa terus berkelanjutan.
Pemerintah Desa serta Kecamatan
MoU dengan Dekranasda agar
agar kegiatan yang dilaksanakan
produk
bisa
dengan
diikutkan dalam pameran-pameran
Dalam
menjadi
berjalan
program
sinergis
pemerintah.
kegiatan
IbM
dengan
pejabat
ini
sinergisitas
hal
diharapkan
tani
strategis bisa
bisa yang
tercapai.
sudah
Sedangkan pada mitra 2 (UKM
dilaksanakan namun masih perlu
Kita) masih akan terus melanjutkan
ditingkatkan sampai dengan pelaku
proses perijinan UKM Ke Dinas
teknis di lapangan.
Koperasi dan UKM, DINKES,
b Apresiasi
dan
diberikan
terkait
kelompok
dukungan
oleh
yang
Halal, yang jika sudah beres akan
pemerintah
dilanjutkan pada aspek perbaikan
khususnya pemerintah desa perlu
kemasan.
pembinaan yang lebih intens dari
mesin
tim
menjadi
IbM,
dan
kemungkinan
tidak
menutup
pengembangan
Selain
itu
introduksi
penepung/penggilas program
lanjutan
akan dari
kegiatan pengabdian ini.
program akan menjadikan DK2 SKPC sebagai sentra kerajinan
DAFTAR PUSTAKA
berbasis olahan biji karet.
BPS Rokan Hulu. 2014. Rokan Hulu dalam Angka. BPS Rokan Hulu. Rokan Hulu
c Perlunya
menitikberatkan
kelanjutan pendampingan terutama pada aspek: (1) pada mitra 1 (kelompok
tani)
adalah
pembentukan struktur unit usaha yang akan menaungi kelompok wanita tani Sekar Arum dan ini akan
dilanjutkan
dengan
pembentukan UKM Kareta Craft
Jatiningsih, Ida. 2012. Buku Panduan Cerdas Mengolah Biji Karet. UGM. Tidak dipublikasikan Rusdiyana, Eksa dan Febrinova, Rina. 2014. Uji Karakteristik Biskuit dari Biji Karet. Laporan Hasil Penelitian Mandiri tidak dipublikasikan. 72