PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan Profil Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 merupakan salah satu produk merupakan system Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan sarana penyedia indikator-indikator yang menunjukan tercapai tidaknya visi pembangunan kesehatan Kabupaten Pidie Jaya ”PIDIE JAYA SEHAT YANG ISLAMI, MANDIRI, BERKEADILAN DAN SEJAHTERA” atau sebagai penyedia data dan informasi dalam rangka mengevaluasi tahunan kegiatan-kegiatan dan pemantauan pencapaian kinerja kesehatan dengan tujuan akhir untuk mencapai tingkat yang optimal dari indeks pembangunan manusia (Human Development Index) dari masyarakat Kabupaten yang terdiri dari tiga komponen indikator yaitu derajat kesehatan, tingkat pendidikan dan kemampuan ekonomi. Tujuan diterbitkannya profil kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 ini adalah dalam rangka menyediakan sarana informasi untuk mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 dengan mengacu pada visi yang telah ditetapkan.
1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1
Luas Wilayah Curah hujan rata-rata setiap tahun berkisar 3,0 sampai 245,9 mm, temperatur rata-rata 25˚c pada kelembapan rata-rata 85% dengan luas wilayah darat 952,0 km2, luas wilayah pengelolaan laut 210,84 km2, luas total darat dan laut 1.162,9 km2. 2.2
Jumlah Kecamatan Kabupaten Pidie Jaya sebagai ibu kota kabupaten terdiri dari 8 kecamatan. 2.3
Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Thn 2005 desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenagan untuk mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara kesatuan Republik Indonesia. Adapun jumlah desa/kelurahan sebanyak 222 desa. Batas wilayah Kabupaten Pidie Jaya adalah :
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pidie Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bireun sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pidie Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
2.4
Jumlah penduduk menurut Jenis kelamin dan Kelompok Umur Jumlah Penduduk Kabupaten Pidie Jaya berdasarkan Data Biro Pusat Statistik Kabupaten Pidie Jaya tahun 2014 adalah 145.548 Jiwa. Jumlah penduduk laki-laki 70.883 dan perempuan 74.701. Jumlah Penduduk dengan Umur 0-4 tahun ;15.369, Umur 5 – 14 tahun ; 29.704, Umur 15 – 59 ; 88.202, Umur 60 – 75+ tahun ; 27.523 dapat dilihat pada grafik berikut ini:
2 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 2.1 Kelompok Umur
88.202
15.369
0-4
29.704 27.523
5-14
15-59
60-75+
Sumber : Dinas Kesehatan 2.5
Jumlah Rumah Tangga dan Kepala Keluarga Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Pidie Jaya adalah 36.194. 2.6 Kepadatan Penduduk Tingkat kepadatan penduduk Tahun 2014 di Kabupaten Pidie Jaya adalah 125/km2,. Bila kepadatan penduduk dilihat untuk setiap Kecamatan maka Jangka Buya merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu 321,90/km2, Sedangkan yang paling jarang adalah Meurah Dua 37,81/km2. Kepadatan penduduk Kabupaten Pidie Jaya menurut kecamatan pada Tahun 2014 dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
125 4,92
Rata - Rata per Rumah Tangga
Kepadatan Penduduk Per KM
Sumber : -Kantor Statistik Kabupaten/Kota -Dinas Kesehatan
3 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
2.7
Ratio Beban Tanggungan Ratio beban tanggungan adalah perbandingan jumlah penduduk usia non produktif dengan usia produktif, Adapun yang dimaksud dengan usia non produktif kelompok usia anakanak (0-14 Thn) dan penduduk dengan usia lanjut (> 65 Thn ) sedangakan usia produktif penduduk pada kelompok usia (15-64 Thn). Ratio beban tanggungan Kabupaten Pidie Jaya adalah 46,14. Ratio beban tanggungan Kabupaten Pidie Jaya dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 2.3 Ratio Beban Tanggungan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
95
46,14
Ratio Beban Tanggungan ratio Jenis Kelamin
Sumber : -Kantor Statistik Kabupaten/Kota -Dinas Kesehatan
2.8
Ratio Jenis Kelamin Penduduk laki-laki Kabupaten Pidie Jaya pada tahun 2014 Sebanyak 70.883 Jiwa dan perempuan 74.701 Jiwa. Seks Ratio adalah 95% berarti terdapat 95 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.
4 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Mortalitas adalah angka yang menunjukkan jumlah orang orang yang meninggal dalam 1 tahun dari setiap 1000 penduduk. Pada pembahasan ini dapat kita lihat gambaran kejadian kematian di Kabupaten Pidie Jaya pada Tahun 2014. 3.1.1 Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate adalah jumlah kematian penduduk yang berumur kurang dari 1tahun yang dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama (Budiarto dan Anggraeni, 2003). Jumlah angka kematian Bayi tahun 2014 Kabupaten Pidie Jaya adalah sebanyak 37 orang. Dapat kita lihat pada grafik 3.1 dibawah ini: Grafik 3.1 Jumlah Lahir Hidup dan Jumlah Lahir Mati Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
2853 2890
37 Lahir Hidup Lahir Mati Hidup dan Mati
(Sumber : Dinas Kesehatan)
5 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Berdasarkan data bisa kita simpulkan di kecamatan Trienggadeng dan Meurah Dua paling banyak terdapat angka kematia bayi sebanyak 6 orang. Dapat kita lihat pada grafik 3.2 di bawah ini : Grafik 3.2 Jumlah Lahir Hidup dan Jumlah Lahir Mati Per Kecamatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 6
6
5 4
4
4 3
2
2 1 0
(Sumber : Dinas Kesehatan) 3.1.2 Angka Kematian Balita (AKABA) Kematian Bayi adalah angka kematian pada anak yang usianya kurang dari satu tahun (Syafrudin dan Hamidah, 2009). Kematian Anak balita adalah yang terjadi pada anak umur 1-4 tahun. Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama (Dudiarto dan Anggareni, 2003). Jumlah AKABA Kabupaten Pidie Jaya 2013 adalah 37. Jumlah angka kematian balita dapat dilihat pada grafik 3.3 dibawah ini.
6 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 3.3 Jumlah Kematian Bayi, Anak Balita dan Balita Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
37
37
31
Neonatal
Bayi
Balita
(Sumber : Dinas Kesehatan)
Berdasarkan data menunjukkan bahwa Kecamatan Trienggadeng dan Meurah Dua paling banyak terdapat angka kematian balita sebanyak 6 orang. Dapat dilihat pada grafik 3.4 dibawah ini: Grafik 3.4 Jumlah Kematian Bayi, Anak Balita dan Balita Per Kecamatan Pidie Jaya Tahun 2014 6
6
5 4
4
4 3
2
2 1 0
(Sumber : Dinas Kesehatan)
7 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
3.1.3 Jumlah Angka Kematian Ibu. Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian Ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas yang dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama (Dudiarto dan Anggareni, 2003). Jumlah angka kematian ibu meliputi kematian yang terkait dengan kematian masa kehamilan, persalinan dan nifas. Jumlah angka kematian ibu kabupaten Pidie Jaya tahun 2014 adalah 4 yang meliputi kematian ibu nifas 1, kematian ibu bersalin 3,
Grafik 3.5 Jumlah Kematian Ibu Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
3
1
Ibu Bersalin
Ibu Nifas
(Sumber : Dinas Kesehatan)
Berdasarkan data menujukkan bahwa di Kecamatan Bandar Baru, Trienggadeng, Meureudu dan Meurah Dua, masing-masing terdapat angkat kematian ibu sebanyak 1 orang. Dapat dilihat di grafik 3.6 di bawah ini: Grafik 3.6 Jumlah Kematian Ibu Per Kecamatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
(Sumber : Dinas Kesehatan)
8 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
0
3.2 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) Angka Morbiditas atau angka indikator status kesehatan. Ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi dan Prevalensi (Timmreck, 2004). Berikut akan dijelaskan angka kesakitan kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014. 3.2.1 Prevalensi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit paru menular yang disebabkan oleh Basil tuberkel dan menyebar saat droplet aerosol yang mengandung bakteri aktif terhirup oleh individu yang rentan (Marelli, 2008). Jumlah Kasus baru TB BTA+ sebanyak 201 orang. Jumlah Kasus baru TB BTA+ di Kabupaten Pidie Jaya. Dapat Dilihat pada grafik 3.7 dibawah ini; Grafik 3.7 Jumlah Kasus TB BTA+ dan Jumlah Seluruh Kasus TB Di Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013
193 164
1 Kasus Baru Tb BTA+
Seluruh Kasus TB
Kasus TB Anak
(Sumber : Dinas Kesehatan) Berdasarkan data menunjukkan bahwa di kecamatan Bandar Baru paling banyak jumlah kasus TB BTA+ yaitu sebanyak 61 orang. Dapat dilihat di grafik 3.8 dibawah ini:
9 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 3.8 Jumlah Kasus TB BTA+ dan Jumlah Seluruh Kasus TB Per Kecamatan Pidie Jaya Tahun 2014
61
24 14
25
20
16
14
6
4
0
9
(Sumber : Dinas Kesehatan) 3.2.2 Jumlah Kasus dan Persentese BTA+ Terhadap SUSPEK Di Kabupaten Pidie Jaya tahun 2014 jumlah SUSPEK kasus TB paru berjumlah 1.908.Jumlah kasus TB BTA+ berjumlah 182 orang dan persentese BTA+ terhadap SUSPEK adalah 9.54%. Dapat Dilihat Pada grafik 3.9 Grafik 3.9 Jumlah Kasus dan Persentese BTA+ Terhadap SUSPEK Di Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
1.908
182
Suspek
BTA+
9,54
% BTA + Terhadap Suspek
(Sumber : Dinas Kesehatan) 10 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Berdasarkan data yang di peroleh menunjukkan bahwa di Kecamatan Bandar Baru paling banyak jumlah kasus SUSPEK berjumlah 700 orang dan kasus TB BTA+ berjumlah 58 orang. Dapat dilihat pada grafik 3.10 dibawah ini: Grafik 3.10 Jumlah Kasus dan Persentese BTA+ Terhadap SUSPEK Per Kecamatan Tahun 2014 700
Suspek
297
260 178
90
58 00
57 7
9
20
BTA +
158 5
25 34
75 4
14
59 6
25
(Sumber : Dinas Kesehatan 3.2.3 Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ Kesembuhan Penderita TB Paru adalah penderita TB Paru yang setelah menerima pengobatan anti TB Paru yang dinyatakan sembuh (hasil pemeriksaan dahaknya menunjukkan 2 kali negatif). Pengobatan Lengkap adalah pasien baru TB BTA+ yang telah menjalani pengobatan dengan obat anti Tuberkulosis (OAT) secara lengkap tanpa didukung pemeriksaan ulang dahak. Dari Grafik 4.0 dapat dilihat bahwa angka kesembuhan penderita TB paru BTA+ sebesar (98.01%) . Dari semua penderita TB paru yang mendapat pengobatan lengkap berjumlah 20 (0.50 %). Angka keberhasilan pengobatan atau Success Rate (SR) sudah mencapai 98.51%.
11 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 3.11 Angka Kesembuhan Penderita Tuberkulosis BTA Positif Di Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
98,51
98,01
1 Kesembuhan (CR)
Pengobatan Lengkap ( Complete Rate )
Keberhasilan Pengobatan (SR)
(Sumber : Dinas Kesehatan) Dari grafik 3.12 dibawah ini bisa dilihat bahwa angka keberhasilan pengebotan TB paru BTA+ di beberapa Kecamatan sudah mencapai angka 100%. Grafik 3.12 Angka Kesembuhan Penderita Tuberkulosis BTA Positif Per Kecamatan Tahun 2014 100
100
100
100
100
100
100
80 66,67
0
(Sumber : Dinas Kesehatan) 12 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
100
1. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani Berdasarkan data PMK Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya berjumlah 110 atau (11,14%) 2. Jumlah Kasus HIV,AIDS dan Syphilis Dari Grafik 4.2 dapat dilihat jumlah kasus HIV tidak ditemuka dan jumlah kasus AIDS tidak di temukan orang sedangkan jumlah kasus shypilis tidak ditemukan. 3. Cakupan Skrining terhadap HIV Berdasarkan data PMK Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 tidak ada data Cakupan Skrinning Terhadap HIV. 4. Cakupan Penanganan Kasus Diare Dari grafik 3.14 menunjukkan 3.115 jumlah perkiraan kasus diare dan jumlah penderita diare yang ditangani 3.736.
Grafik 3.14 Cakupan Penanganan Kasus Diare Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
3.736
3.115
Target Penemuan
Diare ditangani
(Sumber : Dinas Kesehatan)
13 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa di Kecamatan Jangka buya paling tinggi jumlah penanganan kasus diare sebanyak 484 dan Kecamatan Cubo paling rendah jumlah penanganan kasus sebanyak 229. Dapat dilihat grafik 3.15 dibawah ini: Grafik 3.15 Cakupan Penanganan Kasus Diare Per Kecamatan Tahun 2014 484
463 352
333 299 229
389
376 269
262
280
(Sumber : Dinas Kesehatan) 5. Prevalensi Penyakit Kusta Kusta adalah Lepra atau Hansen adalah Infeksi Kronis yang sulit disembuhkan pada kulit, membran mukosa dan saraf oleh kuman micobacterium leprae (Weller, 2005). Kusta terbagi 2 yaitu kusta Pausibasilar (PB) dan Multibasilar (MB) Prevalensi kusta adalah jumlah keseluruhan penderita kusta yang menimpa penduduk pada periode waktu tertentu. Pada grafik 11,67 menunjukkan prevalensi kusta di Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 berjumlah: Kusta PB 5 orang dan Kusta MB 12 orang.
14 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 3.16 Jumlah Kasus Baru Kusta Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
12 5
PB (Kusta Kering)
MB (Kusta basah)
(Sumber : Dinas Kesehatan) Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan prevalensi kusta PB di Kecamatan Bandar Baru paling tinggi berjumlah 4 orang dan kusta MB 4 orang, sedangkan di Kecamatan Ulim paling rendah berjumlah: kusta PB 0 orang dan kusta MB 1 . dapat di lihat grafik 3.17 dibawah ini: Grafik 3.17 Jumlah Kasus Baru Kusta Per Kecamatan Pidie Jaya Tahun 2014 44 4
2
PB
1 00
0
1 0
0
00
0
MB
1 00
00
(Sumber : Dinas Kesehatan) 15 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
0
00
Cacat tingkat dua yaitu kecacatan yang terjadi pada telapak tangan dan kaki. Pada grafik dibawah ini menunjukkan kasus baru kusta yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun berjumlah 2 (11’76%) dan kasus baru cacat tingkat 2 yaitu 1 (5,88%). Grafik 3.18 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Persentase Kasus Baru Kusta Cacat Tingkat 2 Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
2 1
Penderita Kusta 0-14 Tahun
Cacat Tingkat 2
Sumber : Dinas Kesehatan) Angka Prevalensi adalah per 10.000 penduduk penderita kusta. Adapun prevalensi penderita kusta di Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 adalah 1,24/10.000 penduduk. Dapat dilihat di grafik 3.19 dibawah ini: Grafik 3.19 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
13 5 PB
1,24 MB
Prevalensi
(Sumber : Dinas Kesehatan) 16 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
6. Jumlah Pengobatan Penderita Kusta Dari grafik 3.20 dibawah ini dapat dilihat penderita yang selesai berobat adalah RFT PB 8 orang, sementara RFT MB 34 orang. Grafik 3.20 Jumlah Penderita Kusta Yang Di Obati Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
34 8 RFT PB
RFT MB
(Sumber : Dinas Kesehatan) Berdasarkan data menunjukkan bahwa di Kecamatan Trienggadeng, Bandar Baru dan Bandar Dua jumlah angka pendarita kusta mencapai 97%. Dapat dilihat di grafik 3.21 dibawah ini: Grafik 3.21 Jumlah Penderita Kusta Yang Di Obati Per Kecamatan Tahun 2014 100 100
100
100
100
100
88
RFT PB 00
0
0
00
00
0
00
00
(Sumber : Dinas Kesehatan) 17 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
RFT MB 00
Angka Penemuan dan Penanggulangan Penderita penyakit ”Acute Flaccid Paralisis” (AFP). Acute Flaccid Paralisis (AFP) atau Lumpu layu mendadak adalah semua kelumpuhan mendadak yang terjadi pada anak berusia dibawah 15 tahun (Dewanto dkk, 2009). Berdasarkan data Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya tahun 2014 jumlah kasus AFP adalah 1 orang di Kabupaten Pidie Jaya. 7. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ ditekan jumlah dan penyebarannya dengan pelaksanaan program imunisasi. Dari grafik dibawah ini dapat dilihat Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah yaitu Difteri 0, Pertusis 0, Tetanus Non Neonatorum 0, Tetanus Neonatorum 0, Campak 34, Polio 0, Hapatitis B 0. Grafik 3.22 Jumlah Kasus Penderita Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 34
0
0
0
0
0
0
(Sumber : Dinas Kesehatan) Berdasarkan data menunjukkan bahwa di Kecamatan Meureudu, Trienggadeng, Meurah Dua dan Bandar Baru jumlah angka pendarita yang dapat dicegah dengan imunisasi. Dapat dilihat di grafik 3.23 dibawah ini:
18 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 3.23 Jumlah Kasus Penderita Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Per Kecamatan Tahun 2014 14 11 TT Campak Polio 4 000
000
000
0 0
0 0
000
0 0
000
1
0 0
2
2
0 0
0 0
(Sumber : Dinas Kesehatan) 8. Angka Kesakitan Demam Berdarah Jumlah Kasus DBD Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 adalah 79 Jiwa, dengan kematian berjumlah 0 orang. Dari grafik dibawah ini menunjukkan IR (Insidens Rate) kasus DBD di Kabupaten Pidie Jaya pada Tahun 2014 pada laki-laki (IR= 60,7/100.000) dan sementara pada wanita( IR= 48,2/100.000) Grafik 3.24 Jumlah Kasus DBD Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
43 36
Laki - Laki
Perempuan
(Sumber : Dinas Kesehatan)
19 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Berdasarkan data menunjukkan bahwa di Kecamatan Mereudu, Trienggadeng dan Meurah Dua adanya kasus DBD . Dapat dilihat di grafik 3.25 dibawah ini:
Grafik 3.25 Jumlah Kasus DBD Per Kecamatan Tahun 2014
35
16 13 5
4
3
3
0
0
0
0
(Sumber : Dinas Kesehatan) 9. Angka Kesakitan Malaria Jumlah Angka Kesakitan Malaria di Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 dengan tanpa pemeriksaan Sediaan Darah 0 dengan Suspek 1.577 . Grafik 3.26 Jumlah Angka Kesakitan Akibat Malaria Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
1.577
0 Suspek
Kasus Malaria
(Sumber : Dinas Kesehatan) 20 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Berdasarkan data menunjukkan bahwa tidak ada kasus yang positif malaria pada tahun 2014. 10. Angka Kematian Malaria Kematian akibat malaria atau case fatality rate (CFR) semantara pada tahun 2014 tidak ditemukan. 11. Cakupan Penanganan Filariasis Jumlah Penderita Filariasis Dikabuapaten Pidie Jaya pada Tahun 2014 berjumlah 0 orang akan tetapi hanya ada catatan jumlah pasien yang Hypertensi yaitu 1.705. 12. Cakupan Pengukuran Tekanan Darah Jumlah yang dilakukan pengukuran tekanan darah pada saat profil disusun data tidak tersedia. 13. Cakupan Pemeriksaan Obesitas Jumlah yang dilakukan pemeriksaan obesitas pada saat profil disusun data tidak tersedia. 14. Cakupan Pemeriksaan IV/A+ Jumlah yang dilakukan pemeriksaan dengan metode IV/A +pada saat profil disusun data tidak tersedia. 15. Cakupan Pemeriksaan CBE Jumlah yang dilakukan pmeriksaan klinis payudara (CBE) pada saat profil disusun data tidak tersedia. 16. Desa Terkena KLB < 24 jam Desa/ Kelurahan Terkena KLB yang ditangani < 24 Jam dikabupaten Pidie Jaya pada tahun 2014 terdapat 109 desa kelurahan yang terkena KLB dan ditangani oleh tenaga kesehatan.
21 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
Untuk Dapat mencapai tujuan Pembangunan Kesehatan Dalam Rangka meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya kesehatan masyarakat. Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi. 4.1
PELAYANAN KESEHATAN Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan Kesehatan oleh tenaga Kesehatan Profesional (Dokter spesialis kandungan dan kebidanan, Dokter Umum, Bidan dan Perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya. Hasil pelayanan Antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan (sekali pada trisemester pertama, sekali pada trisemester kedua, dan dua kali pada trisemester ketiga). 1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K-1) Jumlah Kunjungan Ibu Hamil (K-1) diKabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 dapat dilihat pada Grafik 4.1 sebesar 3.308 orang yaitu 95.1%. Pada grafik dibawah ini menunjukkan adanya peningkatan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dibandingkan tahun 2013.
22 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K-1) Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 dan 2014
95,1
92,7
2013
2014
(Sumber : Dinas Kesehatan) Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa Kecamatan Trienggadeng, Pante Raja dan Kuta Krueng merupakan daerah yang memiliki cakupan kunjungan ibu hamil (K-1) paling tinggi sebanyak 103,6 % dari Kecamatan lain. Dapat dilihat dari grafik dibawah ini: Grafik 4.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K-1) Per Kecamatan Tahun 2014 103 99
98 96
94
93
93
92
93
88
(Sumber : Dinas Kesehatan) 23 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
93
2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K-4) Jumlah Kunjungan Ibu Hamil (K-4 ) diKabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 dapat dilihat pada Grafik 4.2 sebesar 3.103 orang yaitu 89.2%. Pada grafik dibawah ini menunjukkan adanya peningkatan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dibandingkan tahun 2013. Grafik 4.3 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K-4) Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 dan 2014
89,2
87,6
2013
2014
(Sumber : Dinas Kesehatan) Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa Kecamatan Bandar dua merupakan daerah yang memiliki cakupan kunjungan ibu hamil (K-4) paling tinggi sebanyak 95.8 % dari Kecamatan lain. Dapat dilihat dari Grafik dibawah ini:
24 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 4.4 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K-4) Per Kecamatan Tahun 2014
93,6
85,5
84,8
95,8
93,9
93,1 86,5
88,3
88,9
89,2
86,4
(Sumber : Dinas Kesehatan) 3. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Cakupan pertolongan persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 sebesar 100%. Grafik 4.5 Cakupan persalinan yang ditolong oleh Tenaga Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 dan 2014
100
2013
100
2014
(Sumber : Dinas Kesehatan)
25 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bawah semua Kecematan mendapatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 100%. Dapat dilihat di Grafik dibawah ini: Grafik 4.5 Cakupan Persalinan Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Per Kecamatan Tahun 2014 100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
(Sumber : Dinas Kesehatan) 4. Cakupan Pelayanan Nifas Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas diKabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 dapat dilihat pada Grafik 4.6 sebesar 2.879 orang yaitu 99.9%. Grafik 4.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 dan 2014
2.879 2.811
2013
2014
(Sumber : Dinas Kesehatan) 26 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa Kecamatan Bandar Baru, Trienggadeng Meureudu dan Meurah Dua merupakan daerah yang memiliki cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas paling rendah sebanyak 99 % dari Kecamatan lain. Dapat dilihat dari grafik dibawah ini: Grafik 4.7 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Per Kecamatan Tahun 2014
100
99,8
100
100
100
100
100
100
99,8 99,7 99,6
(Sumber : Dinas Kesehatan) Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa Kecamatan Bandar Baru, Trienggadeng Meureudu dan Meurah Dua merupakan daerah yang memiliki cakupan ibu nifas yang mendapat vitamin A paling rendah sebanyak 99 % dari Kecamatan lain. Dapat dilihat dari grafik dibawah ini:
27 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 4.8 Cakupan Ibu Nifas Yang Mendapat Vitamin A Per Kecamatan Tahun 2014 100
100
99,81
100
100
100
100
100
99,78 99,74 99,57
(Sumber : Dinas Kesehatan) 5. Peresentase Cakupan Imunisasi TT Ibu hamil. Cakupan pemberian imunisasi TT Pada Ibu Hamil Dikabupaten Pidie Jaya tahun 2014 dapat dilihat pada grafik 4.9 yaitu TT-1 24.3 %, TT-2 17.2%, TT-3 13.1%, TT-4 11.8%, TT-5 14.1%, TT2+ 56.1%. Grafik 4.9 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil dan WUS Kabupaten Pidie Jaya 2014 56,1
24,3
17,2 3,1
TT-1
13,1 2,1
TT-2
TT-3
14,1
11,8 1,6
1,3 TT-4
1,6 TT-5
TT2+
(Sumber : Dinas Kesehatan) Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa masih rendahnya imunisasi TT pada WUS masih memelukan perhatian serius dari pengelola imunisasi hal ini dapat memberikan manfaat bagi suatu persalinan. Dapat dilihat grafik dibawah ini: 28 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
6. Cakupan Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Besi (Tablet Fe) Persentase Ibu Hamil yang mendapat tablet Fe1 Sejumlah 30 Tablet Fe selama periode kehamilan sebesar 94.91% dan yang mendapat Fe3 sejumlah 90 Tablet Fe sebesar 89.17% pada Tahun 2014. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 4.10 Cakupan Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 dan 2014 95,05
90,1 89,17 86,5
2013
2014
FE 1
FE 3
(Sumber : Dinas Kesehatan) Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa presentase ibu hamil yang mendapat tablet FE1 dan tablet FE3 di beberapa Kecamatan sudah mencapai angka diatas 90, bisa kita lihat dari grafik dibawah ini:
29 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 4.11 Cakupan Ibu Hamil yang mendapat Tablet Fe Per Kecamatan Tahun 2014
120
FE 1 FE 2
100 80 60 40 20 0
(Sumber : Dinas Kesehatan) 7. Cakupan Komplikasi Ibu Hamil dan Neonatal Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan didesa dan Puskesmas kepada ibu hamil dan neonatal, beberapa ibu hamil diantaranya tergolong dalam kasus resiko tinggi yang memerlukan pelayanan kesehatan rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai. Dikabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 perkiraan Bumil dengan komplikasi kebidanan berjumlah 696 sedangkan cakupan penanganan komplikasi kebidanan 543 atau 78.02% dan jumlah Perkiraan neonatal komplikasi 430 sedangkan cakupan penanganan komplikasi neonatal 342 atau 79.5%. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
30 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 4.12 Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Dan Komplikasi Neonatal Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
79,5 78,02 Penanganan Komplikasi Kebidanan
Penanganan Komplikasi Neonatal
(Sumber : Dinas Kesehatan) 8. Persentase Peserta KB aktif menurut Jenis Kontrasepsi Peserta KB Aktif adalah Aseptor yang pada saat ini mengunakan alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. Di Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2114 Bila dilihat pada grafik dibawah ini Peserta KB masih dominan menggunakan jenis alat Kontrasepsi Non MKPJ yaitu 98.5 % sedangkan yang MKPJ hanya berkisar 1.5 % Grafik 4.13 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 98,5
1,5
MKPJ
Non MKPJ
(Sumber : Dinas Kesehatan) 31 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
9. Cakupan Peserta KB Baru Menurut jenis Kontrasepsi Peseta KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi. Dikabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 Persentase peserta KB baru menurut jenis Kontrasepsi Yaitu yang termasuk metode kontrasepsi jangka panjang ( MKJP) adalah 4.6 % sedangkan Yang termasuk Metode kontrasepsi bukan jangka panjang (NON MKJP) yaitu95.4 %. Dapat Dilihat pada grafik dibawah ini peserta KB baru yang menggunakan metode suntik dan pil sebagai alat alat kontrasepsi pilihan terbanyak.
Grafik 4.16 Cakupan peserta KB baru Menurut Jenis Kontrasepsi KabupatenPidie Jaya Tahun 2014 56,3
26
13,1 1,3 IUD
0 MOP
2,8
0,6 MOW
Implan
0 Kondom
Suntik
Pil
Obat Vagina
(Sumber : Dinas Kesehatan) 10. Cakupan Peserta KB Baru dan Aktif Cakupan Peserta KB baru dan aktif dikabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 yaitu peserta KB baru 2.1% dan Peserta KB aktif 20.2 %. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
32 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 4.17 Persentase Peserta KB Baru dan Aktif Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
20,2
2,1
Peserta KB baru
Peserta KB Aktif
(Sumber : Dinas Kesehatan) 11. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Kabupaten Pidie Jaya tahun 2014 jumlah lahir hidup 2.868 orang, sementara data bayi baru lahir ditimbang berjumlah 2.868 dan Tidak ada yang lahir dengan BBLR. 12. Cakupan Kunjungan Neonatal ( KN) Bayi hingga kurang dari satu bulan (0-28 hari) merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan kesehatan yang dilakukan pada Neonatus dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali pada (6-24 setelah lahir) pada umur 3-7 hari dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari setelah lahir. Cakupan Kunjungan Neonatal (KN 1) Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 Sebesar 103.8% dan kunjungan Neonatal yang ke 3 kali (KN Lengkap) 99.2 %.
33 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 4.18 Cakupan Kunjungan Neonatal Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
103,8
99,2
KN 1
KN Lengkap
(Sumber : Dinas Kesehatan) 13. Cakupan Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif Bayi yang mendapat Asi Eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI sejak lahir sampi umur 6 bulan. Pemberian ASI Eksklusif harus diberikan selama 6 bulan. Persentase Bayi yang diberi ASI Eksklusif pada tahun 2014 dikabupaten Pidie Jaya adalah 46.4%. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
34 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 4.19 Cakupan Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 dan 2014
46,4 26,2
2013
2014
(Sumber : Dinas Kesehatan) 14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Cakupan kunjungan bayi di kabupaten Pidie Jaya pada tahun 2014 sebesar 96.5%. 15. Cakupan Desa/ Kelurahan UCI Desa UCI (Universal Child immunization) Adalah desa dimana 80% jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudaho mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Cakupan desa UCI di Kabupaten Pidie Jaya tahun 2014 sebesar 58.1%, hal ini memperlihatkan adanya Penurunan cakupan desa UCI apabila dibandingkan dengan cakupan desa UCI tahun 2013 sebesar 66.92%. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
35 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 4.20 Cakupan Desa/ Kelurahan UCI Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 dan 2014
66,93 58,1
2013
2014
(Sumber : Dinas Kesehatan) 16. Cakupan Imunisasi Bayi Program Imunisasi pada bayi dikelompokkan menjadi beberapa jenis imunisasi yaitu HB<7 hari, BCG, DPT+HB1, Campak dan Imunisasi dasar Lengkap. Pada Grafik 4.14 dibawah ini menunjukkan cakupan imunisasi HB<7 hari, BCG, DPT+HB1, Campak dan Imunisasi dasar Lengkap di kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014. Grafik 4.21 Cakupan Imunisasi DPT+HB1, DPT3+HB3, Campak, BCG, POLIO3 Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014. 85,04
80,96 69
HB>7
BCG
DPT HB3
69,14
Polio 4
73,25
Campak
70,32
Imunisasi Dasar lengkap
(Sumber : Dinas Kesehatan) 36 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
17. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Balita Cakupan bayi mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis 100 µ A 1 kali pertahun disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.cakupan bayi mendapat kapsul vitamin A pada tahun 2014 sebesar 61.99 %. Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 Kali/pertahun adalah cakupan anak balita umur 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 200 µ A 2 kali pertahun disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian vitamin A dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus. Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 Kali/pertahun pada tahun 2014 sebesar 80.35%. 18. Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Baduta yang ada adalah anak usia 0-23 bulan yang berasal dari seluruh posyandu yang melapor disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.Jumlah baduta yang ada pada tahun 2014 yaitu 6.429. Baduta ditimbang adalah baduta yang ditimbang berat badannya disarana pelayanan kesehatan termasuk diposyandu dan tempat penimbangan lainnya. Jumlah baduta yang ditimbang pada tahun 2014 yaitu 5.702. Bawah Garis Merah (BGM) adalah baduta yang hasil penimbangan berat badannya berada di bawah garis merah pada kartu menuju sehat (KMS).
37 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Tabel 4.22 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
6.743 5.702
547
Baduta Yang Ada
Baduta Ditimbang
BGM
(Sumber : Dinas Kesehatan) 19. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan. Balita Gizi buruk adalah balita dengan status gizi menurut berat badan dan umur dengan score Z-Score <3 SD atau dengan tanda -tanda klinis ( marasmus, kwashiorkor dan marasmuskwashiorkor ). Balita gizi buruk yang mendapat peratawatan adalah balita yang ditangani oleh pelayanan kesehatan dalam kurun waktu tertentu disuatu wilayah kerja. Gizi Buruk dan Gizi Kurang disebabkan oleh : a) Intake makanan yang tidak sesuai kebutuhan anak, b) Penyakit infeksi, c) Asuhan gizi yang terkait dengan pola asuh, d) Sulit membujuk anak makan. Gizi Buruk dan Gizi Kurang dalam kurun waktu yang lama akan mengancam generasi penerus masyarakat Kabupaten Pidie Jaya, karena para balita sudah kehilangan 38 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Periode Emas (Golden Periode), dan mengalami periode kritis. Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan per Puskesmas Kabupaten Pidie Jaya tahun 2014 yaitu 100.0%. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini. 20. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Berdasarkan data Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya tahun 2014 Sebesar 100 %. 21. Cakupan Pelayanan kesehatan Siswa SD dan Setingkat Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Berdasarkan data Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya tahun 2014 sebesar 100%. 22. Rasio Tumpatan/Pencabutan gigi Rasio Tumpatan/Pencabutan gigi berdasarkan data Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya tahun 2014 sebesar 0%. 23. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada anak SD dan Setingkat Berdasarkan data Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya tahun 2014 pada saat profil disusun data belum tersedia. 24. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Cakupan Pelayanan kesehatan usila Berdasarkan data Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya tahun 2014 sebesar 67.59%, hal ini memperlihatkan adanya sedikit peningkatan cakupan pelayanan kesehatan usila tahun 2013 sebesar 66.93%,. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
39 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Grafik 4.24 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 dan 2014
67,59
66,93
2013
2014
(Sumber : Dinas Kesehatan) 25. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan 1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Salah satu upaya dalam menjalankan pembangunan bidang kesehatan adalah Jaminan Kesehatan Pra – Bayar, seluruh masyarakat Pidie Jaya mendapatkan Jaminan Kesehatan. 2. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan. Penduduk ata Sasaran Program dimana 100 % penduduk Pidie Jaya Terlindungi oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan mendapat subsidi pemerintah dalam kurun waktu tertentu. Kunjungan Rawat Jalan adalah : Kunjungan masyarakat ke pelayanan kesehatan dengan perawatan yang tidak menginap di sarana kesehatan tahun 2014 jumlah kunjungan rawat jalan 111,6 % dan kunjungan rawat inap berkisar 3.6 %.
40 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
3. Jumlah Kunjungan gangguan Jiwa Kunjungan Gangguan Jiwa adalah Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, pola pikir dan perilaku yang menimbulkan penderita mengalami gangguan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya, Jumlah penderita gangguan jiwa di Kabupaten Pidie Jaya 651 Jiwa. 4. Angka Kematian Pasien rumah sakit Gross death rate (GDR) adalah angka kematian umum di Rumah Sakit adalah 0.4 % sedangkan NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat di rumah sakit dengan angka 0.4 %. 5. Indikator Kinerja pelayanan Rumah Sakit. Kinerja layanan rumah menjadi isu utama untuk mengukur mutu pelayanan. Pidie Jaya meskipun dengan Rumah Sakit Umum Daerah belum memiliki Type namun pelayanan terus di laksanakan. Di Pidie Jaya indikator Bed Occupancy Rate (BOR) yaitu persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu 61,1 %. Turn Over Interval (TOI) Rata – rata hari tempat tidur dari saat terisi ke saat terisi berikutnya 2,2 %. PERILAKU HIDUP SEHAT 1. Persentase Pumah Tangga Ber- PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang di lakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat. Rumah Tangga ber PHBS adalah Rumah Tangga yang seluruh anggota keluarganya berperilaku hidup bersih dan Sehat. Di pidie Jaya tahun 2014 jumlah rumah tangga yang di pantau adalah 1.282 (3,6%) dan Rumah tangga yang ber PHBS 206 (16.1%)
41 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
C.4. KEADAAN LINGKUNGAN 1. Persentase Rumah Sehat Rumah Sehat adalah Bangunan Rumah Tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, ventilasi yang baik, kepadatan hunian yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Pidie Jaya tahun 2014 jumlah seruh rumah 32.843 unit, rumah yang mendapat pembinaan 11.171 unit (48.97%) sedangkan yang memenuhi syarat 5.084 (45.51) dan yang masuk katagori rumah sehat 15.113 (46.02%). 2. Jumlah Penduduk yang memiliki Akses Air Minum yang Layak. Air Minum adalah air yang di gunakan untuk konsumsi manusia. Menurut Kementerian Kesehatan RI, syarat air minum sehat adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikro organisme yang berbahaya dan tidak mengandung logam berat. Pidie Jaya tahun 2014 sumur gali terlindungi 114.435 jiwa, sumur bor dengan pompa 335 jiwa, mata air terlindungi 200 jiwa, Perpipaan 16.972 jiwa. 3. Persentase TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan. Tempat – Tempat Umum (TTU) merupaka Suatu sarana yang banyak di kunjungi banyak ornag dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit, di Kabupaten Pidie Jaya tahun 2014 TTU yang memenuhi syarat kesehatan adalah 46 (27,21%). Sedangkan TPM merupakan tempat pengelolaan makanan dari 586 TPM yang ada hanya 75 (12,80 % )TPM yang memenuhi syarat Higiene sanitasi. 4. Tempat Pengelolaan Makanan di Bina dan Diuji Petik Jumlah dan Persentase tempat Pengelolaan Makanan yang di bina adalah 112 (76.19%) sedangkan yang di uji petik 39 (52%). Tempat Pengelolaan makanan yang di bina dan di uji petik antara lain Jasa Boga, Rumah Makan atau Restoran, Depot Air Minum dan Makanan Jajanan.
42 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
4.2
AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
1. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jaminan pemeliharaan kesehatan baik keanggotaannya secara sukarela maupun wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu. Jumlah peserta jaminan pemeliharaan kesehatan pada tahun 2014 adalah 145.584. 2. Jumlah Kunjungan Rawat jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan. Kunjungan rawat jalan adalah pelayanan keperawatan kesehtan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal diruang rawat inap pada saran kesehatan. Jumlah kunjungan rawat jalan pada tahun 2014 adalah 248.986 (111,6 %) Cakupan rawat inap adalah cakupan kunjungan rawat inap baru disarana pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.cakupan kunjungan rawat inap pada tahun 2014 yaitu 3,6 %, Kunjungan gangguan jiwa adalah kunjungan pasien yang mengalami gangguan jiwa, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya. Jumlah kunjungan gangguan jiwa pada tahun 2014 adalah 647. 3. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Gross Death Rate (GDR) adalah angka kematian umum dirumah sakit untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar sedangkan NDR Net Death Rate adalah angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat dirawat diRumah Sakit untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Persentase GDR dan NDR dikabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 yaitu NDR 0.4 % sedangkan GDR 0.4 %.
43 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
4. Indikator Kinerja Pelayanan Dirumah Sakit. Indikator Kinerja yang diukur pelayanan diRumah Sakit Yaitu BOR (bed occupancy rate) yaitu persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. ALOS (Average Length Of Stay) adalah Rata-rata lama rawatan seorang pasien sedang TOI ( Turn Over Interval) adalah rata-rata tempat tidut tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 yaitu BOR, ALOS, TOI. Adapun jumlah BOR yaitu 61.1%, ALOS yaitu 3.4 hari dan TOI yaitu 2.2 hari.
4.3
PERILAKU HIDUP SEHAT
1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Perilaku hidup bersih dan sehat mencakup perilaku individu & keluarga dalam rangka meningkatkan kesehatannya serta perilaku kelompok dan masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Rumah Tangga Ber PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggota keluarganya berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,Bayi diberi ASI eksklusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik seminggu sekali, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok didalam rumah. Persentase rumah tangga Ber-PHBS diKabupaten Pidie Jaya Pada Tahun 2014 adalah 16.1%. 4.4
KEADAAN LINGKUNGAN
1. Persentase Rumah Sehat Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembangunan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
44 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Persentase rumah sehat di kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 yaitu rumah dibina memenuhi syarat sehat yaitu 45.51% dan rumah sehat 46,02 % . 2. Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak Air minum yang berkualitas (Layak) adalah air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan ( PAH) atau mata aiar dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa yang jaraknya minimal 10 meter dari penampungan kotoran, penampungan limbah dan pembunagn sampah. Tidaak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. Persentase penduduk yang memiliki akses berkelanjutan terhadap air minum yang berkualitas pada tahun 2014 sebesar 71 %. 3. Penyelenggara Air Minum Memenuhi Syarat Kesehatan Kualitas air minum yang memenuhi syarat adalah Kualitas air minum yang memenuhi syarat secara fisik, kimia, mikrobiologi. Penyelenggara air minum adalah badan usaha milik Negara (BUMN), Koperasi, badan usaha, swasta, usaha perseorangan, kelompok masyarakat dan atau individual yang melakukan penyelenggara penyedia air minum,tidak termasuk air kemasan, depot air minum isi ulang, penjual air keliling dan penelola tanki air. Jumlah penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan tahun 2014 sebesar 64.96 %. 4. Penduduk Yang Memiliki Akses Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) adalah fasilitas pembungan tinja (jamban) yang digunakan sendiri atau bersama, yang efektif untuk memutus matarantai penularan penyakit, dilengkapi dengan, takni septic (septic tank) system pengolahan limbah (SPAL) dengan kloset leher angsa atau tidak leher angsa yang tertutup dan pembuangan akhir tidak mencemari sumber air/tanah. Persentase penduduk dengan akses sanitasi yang layak pada tahun 2014 adalah 35 %.
45 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
5. Desa STBM Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam system perundangan nasional dan berada didaerah kabupaten/kota. STBM( Sanitasi total berbasis masyarakat) adalah pendekatan untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mngelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan Desa STBM dalah desa yang telah mencapai 100% penduduk melaksanakan 5 pilar STBM. Jumlah desa yang melaksanakan STBM berjumlah 13 Desa Dari total desa 222 desa dan Persentase desa yang melaksanakan STBM sebesar 5.9 %. 6. Tempat-tempat umum memenuhi syarat Tempat-tempat umum(TTU) adalah tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunkan untuk kegiatan bagi masayarakatyang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI,SLTP/MTS, SLTA/MA) dab hotel (bintang dan non bitang) TTU sehat adalah TTU yang memenuhi standar berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Persentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan sebesar .27,21% 7. Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Menurut Status Hygiene Sanitasi. Tempat pengolahan makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga atau catering, rumah makan san restoran, depot air minum, kantin dan makanan jajanan. TPM memenuhi sayarat hygiene sanitasi adalah TPM yang memenuhi persyaratan hygiene sanitasi dengan bukti dikeluarkannya sertifikat hygiene sanitasi. Peresentase TPM memenuhi hygiene sanitasi berjumlah12.80 % sedangkan
46 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
persentase TPM yang tidak memenuhi syarat hygiene sanitasai berjumlah 25.09 %. 8. TPM dibina dan diuji petik TPM dibina adalah TPM yang tidak memenuhi persyaratan hygiene sanitasi yang dibina disuatu daerah dalam kurun waktu tertentu. TPM iuji petik adalah TPM yang memenuhi persyaratan hygiene sanitasi yang diuji petik disuatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Jumlah TPM dibina berjumlah 112 dan jumlah TPM diuji petik berjumlah 39.
47 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Keberhasilan pembangunan di suatu wilayah sangat ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia di wilayah tersebut termasuk sumber daya di Bidang Kesehatan. Dalam upaya peningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dibutuhkan tenaga kesehatan baik jumlah maupun mutunya. Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, Tenaga Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan yang dapat dilihat pada bab ini uraian sebagai berikut; 5.1
SARANA KESEHATAN 1. Ketesediaan Obat Menurut Jenis Obat Ketersediaan dan pengadaan obat yang sesuai dengan kebutuhan obat untuk penduduk merupakan prasyarat terlaksananya penggunaan obat yang rasional dimana pada gilirannya akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
48 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
2. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/ Pengelola Tabel 5.1 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kabupaten Pidie Jaya 2014 PEMILIKAN/PENGELOLA NO
FASILITAS KESEHATAN
1
2
KEMEN KES
PEM. PROV
PEM.KAB/ KOTA
TNI/ POLRI
BUMN
SWASTA
JUM LAH
3
4
5
6
7
8
9
RUMAH SAKIT 1
RUMAH SAKIT UMUM
2
RUMAH SAKIT KHUSUS
1
1 -
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 1
PUSKESMAS RAWAT INAP
5
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 2
PUSKESMAS NON RAWAT INAP
3
PUSKESMAS KELILING
4
PUSKESMAS PEMBANTU
6
6
19
19
SARANA PELAYANAN LAIN 1
RUMAH BERSALIN
0
0
0
2
BALAI PENGOBATAN/KLINIK
0
7
7
3
PRAKTIK DOKTER BERSAMA
0
0
0
4
PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
0
62
62
5
PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL
0
1
1
6
BANK DARAH RUMAH SAKIT
0
0
-
7
UNIT TRANSFUSI DARAH
0
0
0
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 1
INDUSTRI FARMASI
0
-
2
INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
0
-
3
USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL
0
-
4
PRODUKSI ALAT KESEHATAN
0
5
PEDAGANG BESAR FARMASI
0
6
APOTEK
0
4
4
7
TOKO OBAT
0
31
31
8
PENYALUR ALAT KESEHATAN
0
49 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
1
1 -
-
3. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level 1 adalah gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum on site (berada ditempat) dengan kulaitas GELS dan atau ATLS +ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 pada tahun 2014 di kabupaten Pidie Jaya sebanyak 1 sarana kesehatan yang mempunyai kemampuan pelayanan gawat darurat pada level 1 yaitu Rumah Sakit Umum. 4. Posyandu Menurut Strata Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan mayarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan tehnis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Persentase Posyandu di kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 yaitu posyandu pratama 100%, dari semua Persentase Posyansu aktif adalah 100 %. 5. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Poskesdes adalah Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar buka setiap hari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk diwilayah tersebut. Poskesdes dikelola oleh 1 orang bidang minimal 2 orang kader. Jumlah poskesdes dikabupaten Pidie Jaya tahun 2014 yaitu 99. Polindes adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB didesa. Jumlah polindes di kabupaten Pidie Jaya tahun 2014 yaitu 0 Posbindu adalah kegiatan yang diselenggarakan secara integrasi oleh kelompok aktif masyarakat dalam upaya preventif dan promotif (monitoring dan peningkatan pengetahuan pencegahan dan pengendalian faktor resiko) penyakit tidak menular. Jumlah posbindu dikabupaten Pidie Jaya tahun 2014 yaitu 27.
50 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
6. Jumlah Desa Siaga Aktif Meneurut Kecamatan Cakupan Desa Siaga Aktif Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 yaitu 11,71 %. 5.2
TENAGA KESEHATAN
1. Jumlah dan Ratio Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan Ratio Dokter per 100.000 Penduduk adalah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan disuatu wilayah (Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana Pelayanan kesehatan Lain) Ratio Tenaga Medis Difasilitas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 yaitu Dokter Spesialis 2,0607 per 100.000 penduduk , Dokter Umum 21,294 per 100.000 penduduk , Dokter Gigi 5,4951 per 100.000 penduduk dapat dilihat pada table dibawah ini. Grafik 5.2 Rasio Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014
31
8 3
dr Sp
dr Umum
drg
(Sumber : Dinas Kesehatan)
51 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan, Perawat) diFasilitas Kesehatan Ratio Tenaga Keperawatan (bidan, perawat) per 100.000 Penduduk adalah Tenaga Keperawatan (bidan, perawat ) yang memberikan pelayanan kesehatan disuatu wilayah (Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana Pelayanan kesehatan Lain) Ratio Tenaga Keperawatan (bidan, perawat ) Difasilitas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 yaitu Bidan 969,20 per 100.000 penduduk Perawat 458,15 per 100.000 penduduk dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik 5.3 Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (bidan, perawat) di fasilitas Kesehatan di Kabupaten Pidie Jaya tahun 2014
724
667
Perawat
Bidan
(Sumber : Dinas Kesehatan) 3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di fasilitas Kesehatan Ratio Tenaga Kefarmasian per 100.000 Penduduk adalah Tenaga Kefarmasian yang memberikan pelayanan Kefarmasian disuatu wilayah (Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana Pelayanan kesehatan Lain). Ratio Tenaga Kefarmasian Difasilitas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 yaitu Tenaga Kefarmasian 35.03 per 100.000 penduduk. 52 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
4. Jumlah dan Ratio Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan Ratio Tenaga Gizi per 100.000 Penduduk adalah Tenaga Gizi yang memberikan pelayanan dibidang Gizi disuatu wilayah (Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana Pelayanan kesehatan Lain) Ratio Tenaga Gizi Difasilitas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 yaitu Tenaga Gizi 26,10 per 100.000 penduduk. 5. Jumlah dan Ratio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Tenaga Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Kesehatan. Ratio Tenaga Kesehatan Masyarakat per 100.000 Penduduk adalah Tenaga Kesehatan Masyarakat yang memberikan pelayanan dibidang Kesehatan masyarakat disuatu wilayah (Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana Pelayanan kesehatan Lain). Ratio Tenaga kesehatan lingkungan per 100.000 Penduduk adalah yang bertugas dibidang kesehatan masyarakat (di puskesmas, Rumah sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain) disuatu wilayah per 100.000 penduduk. Ratio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan tenaga kesehatan lingkungan DiFasilitas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 yaitu Tenaga Kesehatan Masyarakat 54,95 per 100.000 penduduk dan Tenaga Kesehatan Lingkungan yaitu 96,16 per 100.000 penduduk. 6. Jumlah Tenaga keterapian Fisik di Falitas Kesehatan Tenaga Keterapia Fisik meliputi Fisioterapi, Terapi Okupasi, Terapi Wicara, Akupuntur, Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan tenaga Fisioterapi Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 yaitu Tenaga Keterapian Fisik berjumlah 9 orang. 7. Jumlah Tenaga ketehnisan medis di Falitas Kesehatan. Tenaga Ketehnisan Medis meliputi Radiogafer, Radioterapis, Teknisi elektromedis, Teknisi gigi, Aanalisis Kesehatan, Refraksionis optisien (Kesehatan mata), Ortetik Prostetik, Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan, Teknisi Transfusi darah, teknisis kardoovaskuler. Fisioterapi Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 Tenaga Teknis Medis berjumlah 48 orang 5.3
PEMBIAYAAN KESEHATAN Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten adalah Dana yang disediakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang dialokasikan melalui APBD Kabupaten. 53 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
Tabel 5.2 Anggaran Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah 3
% 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1
APBD KAB/KOTA a. Belanja Langsung b. Belanja Tidak Langsung
2
APBD PROVINSI Dana Tugas Perbantuan Provinsi
3
APBN :
69.596.307.009
83,91
30.068.551.845 39.527.755.164 0,00
13.345.130.503
16,09
- Dana Dekonsentrasi - Dana Alokasi Khusus (DAK) - Dana Alokasi Umum (DAU) -Dna Dekonseterasi - Dana tugas perbantuan (BOK) -JKN
2.157.140.003
215.714.000 1.002.250.000 9.970.026.500
2,60
0,26
1,21 12,02
4
PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) (sebutkan project dan sumber dananya)
0.00
5
SUMBER PEMERINTAH LAIN
0.00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN TOTAL APBD KABUPATEN PIDIE JAYA
82.941.437.512 679.728.853.542
10,24
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
569.715,34
54 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
BAB VI PENUTUP Demikian Penyajian Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 kami harapkan dapat memberikan penjelasan mengenai situasi dikabupaten Pidie Jaya. Secara menyeluruh dapat disampaikan bahwa upaya kesehatan sudah lebih baik, tetapi masih perlu dilakukan upayaupaya peningkatan partisipasi masyarakat baik Preventif, Promotif, Kuratif dan Rehabilitative. Untuk kedepan diharapkan data yang akurat dari puskesmas, subtansi penyajian, adanya sinkronisasi antara data yang ada di program Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya dengan yang data yang ada di provinsi Aceh dan waktu terbit sangat dibutuhkan adanya komitmen bersama. Demikian Kami sampaikan Atas Segala bantuan semua pihak yang telah memberikan kontribusi kami ucapkan banyak Terima kasih sehingga Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014 Dapat Terselesaikan.
Terima kasih
Wassalam
55 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
LUAS WILAYAH (km 2)
1
2
3
1 Bandar Baru
JUMLAH DESA + KELURAHAN KELURAHAN
DESA 4
5
6
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH RUMAH TANGGA
7
8
RATA-RATA KEPADATAN JIWA/RUMAH PENDUDUK TANGGA per km 2 9
10
281,24
43
43
34.314
8.390
4,09
122,01
40,04
10
10
8.249
1.950
4,23
206,02
3 Trienggadeng
128,00
27
27
21.793
5.757
3,79
170,26
4 Meureudu
156,74
30
30
20.134
5.266
3,82
128,45
5 Meurah Dua
292,20
19
19
11.048
2.954
3,74
37,81
6 Ulim
60,73
30
30
14.604
3.630
4,02
240,47
7 Jangka Buya
29,64
18
18
9.541
2.369
4,03
321,90
8 Bandar Dua
174,26
45
45
25.901
5.878
4,41
148,63
1.162,9
222
222
145.584
36.194
4,02
2 Pante Raja
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten Pidie Jaya
0
125