PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUWU TAHUN 2014
BAB I PENDAHULUAN Sejak diberlakukannya desentralisasi beberapa peraturan perundang-undangan bidang kesehatan telah dan terus disusun. Peraturan perundangan kesehatan tersebut antara lain : (a) keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang Kebijakan pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, (b) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1202/Menkes/SK//VII/2003 tentang Indikator Indonesia sehat 2010 dan pedoman Penetapan Indikator Provinsi sehat dan Kabupaten Sehat, (c) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan indicator, antara lain indikator Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja dari Standar pelayanan minimal Bidang Kesehatan. Indikator Indonesia Sehat yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan tersebut diatas dapat digolongkan ke dalam: (1) Indikator Derajat Kesehatan sebagai Hasil Akhir, yang terdiri atas indikator-indikator untuk Moralitas, Morbiditas dan status Gizi; (2) Indikator Hasil Antara, yang terdiri atas indicator-indikator untuk keadaan Lingkungan, Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait. Sedangkan Indikator Kinerja standar Pelayanan Minimal Kesehatan di Kabupaten/Kota terdiri atas 38 indikator kinerja dari 26 jenis pelayanan bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota, serta indicator kinerja lainnya yang pelayanannya ada pada kebupaten/kota tertentu. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian Kabupaten/Kota Sehat dan hasil kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan Kabupaten yang dari tahun ke tahun mengalami penyempurnaan baik jumlah table maupun jenis tabelnya. Profil Kesehatan Kebupaten Luwu adalah gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Luwu yang diterbitkan setahun sekali. Dalam setiap penebitan Profil Kesehatan Kabupaten Luwu, selalu dilakukan berbagai upaya perbaikan, baik dari segi materi, analisis maupun bentuk tampilan fisiknya, sesuai masukan dari para pengelola program dilingkup Dinas Kesehatan Kabupaten, Kecamatan dan pemakai pada umumnya. Sejak terbitan data tahun 2001 yang lalu, dilakukan perubahan dimana tabel yang tercantum dalam judul Profil Kesehatan Luwu terdiri dari dua jenis yakni tabel Indikator Indonesia Sehat dan Standar Pelayanan Minimal. Dan Tahun 2008 tabel berjumlah 86 tabel, dan Tahun 2009 profil tersebut disederhanakan menjadi satu jenis saja dengan jumlah 63 tabel, sedangkan tahun 2010 berjumlah 74 tabel disesuaikan dengan isi data dalam Profil Kesehatan yang urgen untuk kepentingan perencanaan dan tahun 2014 menjadi 82 Tabel. Dengan demikian jelas bahwa tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Luwu 2014 ini adalah dalam rangka menyediakan sarana untuk mengevaluasi pencapaian Pembangunan Kesehatan tahun 2014 dengan mengacu kepada Visi Indonesia Sehat 2014. Oleh karena itu, gamabaran yang disajikan dalam 1
Profil Kesehatan Kabupaten 2014 ini disusun secara sistematis mengikuti pengertian dari Visi Indonesia Sehat 2014. Jelasnya sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Luwu ini adalah dalam bentuk narasi, tabel dan gambar. Profil Kesehatan Kabupaten Luwu 2014 ini terdiri dari 6 (enam) bab, yaitu : Bab I : Pendahuluan Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Luwu ini dan sistematika dari penyajiannya. Bab II : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Luwu. Selain uraian tentang letak geografis, administrative dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lain. Misalnya faktor-faktor kependudukan, kondisi ekonomi, perkembangan pendidikan dan lainlain. Bab III: Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator keberhasilan pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2014 yang mencakup Umur Harapan Hidup, Angka kematian, Angka Kesakitan dan Keadaan status Gizi. Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan selama tahun 2014 yang menggambarkan tingkat pencapaian program pembangunan kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan meliputi cakupan pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan, perbaiakan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan. Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sumber Daya yang diperlukan dalam penyelenggarakan upaya kesehatan, khususnya untuk tahun 2014. Gambarkan tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Bab VI : Penutup
2
BAB II GAMBARAN UMUM Kabupaten Luwu yang beribukota di Belopa terletak antara 2o34’ - 2 o30 o Lintang Selatan dan 120o21’ - 12o-121 o . 43’, 11o Bujur Timur yang terbagi dalam dua wilayah yakni wilayah kab. Luwu bagian selatan dan wilayah yang terletak disebelah utara dan kota palopo, sebelah Timur berbatasan Teluk Bone, sebelah selatan kab. Wajo, sebelah barat dengan kabupaten Tana Toraja dan Kab. Enrekang luas wilayah 3000,25 km2 yang secara administrasi pemerintahan terbagi dalam 21 wilayah Kecamatan, 227 desa/kelurahan Data terinci pada lampiran Tabel 1. Secara geografis wilayah kabupaten Luwu bagian timur terbentang pantai yang panjang ± 100 km sarat dengan potensi usaha perikanan/pertambakan; di sebelah barat terbentang pegunungan yang berpotensi untuk pengembangan agrowisata dan beberapa jenis bahan tambang yang terkandung di dalamnya. Dari 21 wilayah kecamatan di Kabupaten Luwu, ada dua kecamatan yang sangat terpencil yakni Kec. Latimojong dan Bastem, sebagian wilayah Kec. Walenrang Barat, Lamasi Timur, Bajo Barat, Suli Barat, Kec.Larompong dan Larompong selatan. Wilayah tersebut nyaris tidak dapat dijangkau saat musim-musim tertentu (musim penghujan).Disamping itu beberapa desa diantaranya rawan banjir dan longsor. A. KEADAAN PENDUDUK Masalah utama kependudukan di kabupaten Luwu pada dasarnya meliputi tiga hal pokok yaitu : jumlah penduduk yang besar, komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proposi penduduk berusia muda masih relatife tinggi, dan persebaran penduduk yang kurang merata. 1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Penduduk Kabupaten Luwu berdasarkan data BPS (Proyeksi penduduk) tahun 2002 berjumlah 317.528 jiwa sebagai awal terjadinya pemekaran Kabupaten Luwu dan Palopo tahun 2001. Jumlah ini terus mengalami perubahan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun akibat terjadinya perpindahan penduduk yang masuk dan keluar, akibatnya pendapatan jumlah penduduk secara akurat mengalami kendala. Terlihat dari naik turunnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun secara tidak rasional, tahun 2007 berdasarkan data BPS kab. (Luwu Dalam angka) 320.205 jiwa dengan laju pertumbuhan 1.99% dan tahun 2008 jumlah penduduk 324.787, tahun 2009 jumlah penduduk, dan pada tahun 2014 jumlah penduduk Kab. Luwu 352.382 jiwa tersebar di 21 kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 21.982 jiwa berada di Kec. Bua Dan wlenrang sebagai daerah industri kayu tripleks yang cukup banyak menyerap tenaga kerja dan merupakan daerah pemukiman transmigrasi local.Kecamatan Belopa sebagai ibukota Kabupaten dan pusat pemerintahan di Kab.Luwu dengan jumlah penduduk 15.086, jiwa yang terendah Kec.Latimojong dengan jumlah penduduk 5.558 jiwa.Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di Kab.Luwu dimungkinkan karena terjadinya arus urbanisasi dari daerah lainnya dari luar Kab.Luwu terutama untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan.Juga pada masa menjelang musimmusim panen arus perpindahan ini terjadi baik dari luar kabupaten Luwu maupun antar desa/kecamatan dalam wilayah Kab.Luwu. 3
Secara keseluruhan,jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin laki-laki,hal ini tercermin dari angka rasio jenis kelamin yang lebih kecil dari 100 (99,5). Hal ini dimungkinkan karena penduduk laki-laki lebih banyak merantau dan melanjutkan pendidikan di luar kabupaten. Data terinci pada lampiran Tabel 2. Laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan pada periode 20092013 mengalami peningkatan sebesar 2.01 persen dengan jumlah penduduk pada tahun sebelumnya sebesar 8.342.Juta jiwa. TABEL 1 JUMLAH DAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KABUPATEN LUWU, TAHUN 2009-2014 Tahun Jumlah Penduduk % Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun 2014 347.096 2013 343.793 2012 338.609 1.53 % 2011 335.828 2010 332.482 2009 328.180 Sumber : BPS,Kab.Luwu 2014
2. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan tinggi/rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk juga mencerminkan angka beban tanggungan yaitu perbandingan antara jumlah penduduk produktif (umur 15-64 tahun) dengan umur tidak produktif (umur 0-14 tahun dan umur 65 tahun keatas). Penduduk Kabupaten Luwu yang berusia 0-14 tahun pada tahun 2009 sebesar 39,89%. Lima tahun kemudian naik menjadi 46,07%. Meningkatnya proporsi penduduk usia muda tersebut merupakan indikator tingkat kelahiran yang cukup berarti dan memperlihatkan peningkatan dari tahun ke tahun secara signifikan. Hal ini berarti pula bahwa tidak ada pergeseran dari struktur umur yang mengarah ke penduduk “tua” sekalipun struktur umur penduduk yang berusia ≥ 65 tahun juga memperlihatkan peningkatan. Meskipun demikian, proporsi tersebut sangat jauh berada diatas rata-rata nasional sebesar 29,83%. 3. Persebaran dan Kepadatan Penduduk Penduduk Kabupaten Luwu pada tahun 2014 tercatat sekitar 347.096 jiwa tersebar di 21 kecamatan namun persebaran tersebut tidak merata. Kecamatan yang sangat menonjol jumlah penduduknya adalah Kecamatan Bua yaitu sekitar 8,14% dari jumlah penduduk Kabupaten Luwu padahal luas wilayah nyahanya meliputi 6,8% dari luas Kabupaten (3000.25 km²). Persentase penduduk menurut kecamatan seperti pada Tabel 2. 4
B. KEADAAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi kabupaten luwu pada kurun waktu 2010-1013 berturutturut sebesar 6,95 persen, 7,49 persen dan 7,78 persen. Pada 2012 pertumbuhan ekonomi kabupaten Luwu 7,78 persen, yaitu dari angka PDRB Sebesar 1.954.090,35 (Juta Rupiah) pada tahun 2012 menjadi 2.106.123,83 (Juta Rupiah) tahun 2013. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu daerah, yang didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam waktu satu tahun diwilayah tersebut. Total PDRB Kabupaten Luwu pada Tahun 2014 atas dasar berlakunya mencapai nilai sebesar 5.784.726,16 (Juta Jiwa), PDRB Kabupaten Luwu terhadap PDRB Sulawesi Selatan pada tahun yang sama mempunyai kontribusi yang relative besar. Pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang berhasil diciptakan pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan . Penggunaan nilai atas dasar harga konstan ini dikarenakan telah dikeluarkannya pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan pertumbuhan ekonomi. C. TINGKAT PENDIDIKAN Uraian tentang keadaan pendidkan berikut ini sebagian besar juga diambil dari buku sul-sel Dalam Angka 2005 dan Luwu dalam Angka 2014 terbitan Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu. 1. Kemampuan Baca Tulis Kemampuan membaca dan menulis atau baca tulis merupakan keterampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk mencapai kesejahteraannya. Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk usia 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Yang dimaksud huruf lainnya misalnya huruf Arab, Bugis, Makassar, Jawa, Cina dan sebagainya. Secara Nasional persentase penduduk yang dapat membaca huruf latin sebanyak 90,07%. Sedangkan mereka yang dapat membaca huruf lainnya sebanyak 0,87% dan buta huruf sebanyak 9,07%. Di perdesaan, penduduk yang buta huruf lebih banyak dibanding di perkotaan (12,16% berbanding 4,91%). Persentase penduduk yang buta huruf pada perempuan, yaitu sebesar 12,28% lebih tinggi dibanding pada laki-laki yang hanya sebesar 5,84%. Provinsi dengan persentase penduduk dengan angka buta huruf lebih tertinggi adalah papua yaitu sebesar 23,39%, menyusul NTB (21,31%) dan jawa timur (15,03%), sedangkan yang terendah adalah provinsi Sulawesi Utara (0,99%), menyusul DKI Jakarta (1,47%) dan Maluku (2,56%). Untuk di Sulawesi Selatan, menurut hasil BPS 2014 menunjukkan bahwa angka melek huruf (AMH) penduduk usia 10 tahun keatas Mengalami peningkatan dari tahun ke tahun 2010 sekitar 86,39 di 2011 sekitar 88.07 % dan di Tahun 2012
5
sekitar 88,73 % Angka tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. TABEL II ANGKA MELEK HURUF PENDUDUK USIA 10 TAHUN KE ATAS DAN JENIS KELAMIN DI KAB.LUWU TAHUN 2008-2014 Kelompok Umur 1 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008
Laki-Laki 2 91,97% 93,17% 64,32 % 58,45 % 55,2 % 87.5 % 84,9 %
Perempuan 3 90,83% 89,02% 64,58 % 58,76 % 52,3 % 68.8 % 31,5 %
Laki-Laki + Perempuan 4 91,36% 91,04% 64,45 % 58,61 % 53,8 % 88,27 % 93,5%
Sumber:Profil puskesmas kab. Luwu thn 2008-2012
Berdasarkan jenis kelamin, selisih angka melek huruf laki-laki dan perempuan masih cukup tinggi. Perbedaan angka melek huruf menurut jenis kelamin mengalami penurunan dari tahun ke tahun dan pada tahun 2001 selisihnya turun menjadi sekitar 5,74 poin dari angka melek huruf laki-laki sekitar 86,55 dan perempuan sekitar 80,81. kemudian pada tahun 2002 selisih angka melek huruf laki-laki dan angka melek huruf perempuan turun lagi menjadi 4,96 poin. Keadaan tersebut, dapat dijadikan sebagai indikasi bahwa semakin meningkat kesadaran akan pentingnya pendidikan tanpa melihat status jenis kelamin, meskipun disadari pula bahwa di beberapa masyarakat masih ada yang memprioritaskan anak laki-laki untuk disekolahkan dari pada anak perempuannya. Di kabupaten Luwu, angka melek huruf tahun 2008 laki-laki 84,9 %, perempuan 31,5 %. Tahun 2009 angka ini tidak mengalami perubahan secara bermakna. Tahun 2013 laki-laki yang melek huruf meningkat menjadi 93,17%, perempuan 89,02%. Tahun 2014 Secara total angka melek huruf di kab luwu mencapai 91,04%. Terjadinya perubahan pada tahun 2006-2007 dimungkinkan karena adanya krisis ekonomi sehingga prioritas pendidikan lebih kepada anak laki-laki dibanding perempuan. Namun demikian dapat dilihat bahwa kesadaran dan kemauan masyarakat dalam hal pendidikan cukup baik bahkan berimbang antara laki-laki dan perempuan. 2. Partisipasi Pendidikan Pada tahun 2013 persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah bersekolah sebesar 29, 67%. Secara nasional, pada tahun 2003 penduduk usia 10 tahun keatas yang masih bersekolah sebesar 19,09% yang meliputi 7,92% bersekolah di SD/MI, 5,97% di SLTP/MTs, 3,79% di SMU/SMK/MA dan 1,41% di Akademi/Universitas. Secara nasional penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah sebagian besar tinggal di perdesaan (11,32%), dan hanya sedikit yang tinggal di perkotaan (4,07%). Menurut jenis kelamin, tidak terlihat perbedaan antara penduduk perempuan yang tidak/belum pernah sekolah dengan penduduk laki-laki yakni 29,7% dan 29,63%.
6
Di Sulawesi Selatan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Di Tahun 2010-2013 Persentase Berturut-turut mengalami peningkatan dari 82,83% , 84,04%, 87,69% dan 89,55% dari APS di atas antara Tahun 2011 sd 2012 mengalami peningkatan yg cukup signifikan sebesar 3,65%. Dibanding dengan tahun sebelumnya. Di Kabupaten Luwu persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah bersekolah tahun 2014 sebesar 18,96%. Sedangkan penduduk berusia 10 tahun keatas yang masih bersekolah sebesar 91,38% meliputi SD/MI 28,24%, SLTP/MTs 20,71%, SLTA/MA 18,61%, AK/DIPLOMA 1,48% dan UNIVERSITAS 4,31%. Apabila angka partisipasi sekolah (APS) dilihat menurut jenis kelamin, terlihat bahwa Laki-laki lebih besar dibanding Perempuan. APS perempuan 90,83% sedangkan laki-laki hanya 48,87%. Secara umum Angka Partisipasi Sekolah (APS) antara perempuan dengan lakilaki terlihat seimbang tidak memperlihatkan perbedaan yang bermakna pada setiap kelompok umur/jenjang pendidikan. Ini berarti animo masyarakat dalam bidang pendidikan amat besar dan tidak menitik beratkan pada jenis kelamin tertentu. APS anak laki-laki pada kelompok umur 7-12 tahun 23,04%, perempuan 23,09%. Pada kelompok umur 13-15 tahun APS laki-laki 20,95%, perempuan 19,37% dan kelompok umur 16-18 tahun APS laki-laki 25,61% sedang perempuan 26,67%. 3. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki penduduk merupakan indicator pokok kualitas pendidikan formal. Semakin tinggi ijazah/STTB yang dimiliki oleh rata-rata penduduk suatu Negara mencerminkan semakin tingginya taraf intelektualitas bangsa dai Negara tersebut. Di Indonesia pada tahun 2013, persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang tidak/belum memiliki ijazah/STTB sebanyak 19,34%. Sedangkan yang sudah memiliki ijazah terdiri dari tamat SD/MI sebanyak 28,20%, tamat SLTP/MTs sebanyak 20,91% tamat SMU/SMK sebanyak 24,77% dan tamat Diploma I sampai dengan Universitas sebesar 6,78%. Di sulawesi selatan pada tahun 2013 persentase penduduk yang 15 Tahun ke atas yg melek huruf menurut provensi sebesar 90,36%. Secara Nasional persentase 2013 sebesar 94,14% lebih tinggi dibanding dengan kondisi tahun 2012 yang sebesar 93,25%. Persentase yang melek huruf tertinggi di DKI Jakarta dan tersendah di Provinsi Papua . Apabila dibandingkan antara daerah perkotaan dan pedesaan dan persentase penduduk yang melek huruf relative lebih tinggi di daerah perkotaan. Di Kabupaten Luwu kurun waktu 2010 sampai 2014, memberi gambaran kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Persentase penduduk yang menamatkan pendidikannya dari perguruan tinggi (AK/Diploma/Universitas) meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2010 sebesar 4,47%, tahun 2011 (4,09%), tahun 2012 (5.50%) tahun 2013 (3,64%) dan tahun 2014 (17,81%) terjadi peningkatan sekitar 14,17%, hal ini menandakan tingkat pendidikan semakin membaik yang tentunya mencerminkan taraf intelektual yang semakin baik pula.
7
TABEL III PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT JENJANG PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DI KAB. LUWU TAHUN 2010 – 2014 Tingkat Pendidikan
2010
2011
2012
2013
1 Tidak/ belum pernah sekolah Tidak tamat SD SD SMTP SMTA/D2 Akademi/D3 Universitas
4
5
6
7
7,12 %
39,3 %
3,70 %
18,7 % 29,29 % 18,20 % 21,54 % 1,07 % 3,40 %
5,37 % 8,68 % 7,21 % 7,90 % 2,57 % 1,52 %
4,45 % 7,48 % 6,91 % 9,07 % 3,62 % 1,88 %
2014 7,68 %
24,19 % 28,85 % 18,97 % 14,46 % 0,69 % 2,95 %
18,96 % 28,24 % 20,71 % 19,24 % 1,48 % 4,31 %
Sumber: BPS Kab. Luwu
D. KEADAAN LINGKUNGAN Kondisi Lingkungan yang kurang baik mempengaruhi tingkat / derajat kesehatan, dan merupakan pendukung utama munculnya penyaklit menular serta menurunkan martabat suatu masyarakat. Kondisi lingkungan dipengaruhi baik jumlah/kepadatan penduduk juga dipengaruhi oleh perilaku/kebiasaan. Salah satu sasaran dari lingkungan sehat adalah tercapainya permukiman dan lingkungan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan di perdesaan dan perkotaan, termasuk penanganan daerah kumuh, serta terpenuhinya persyaratan kesehatan di tempat-tempat umum, termasuk sarana dan cara pengelolaannya. Indikator-indikator tersebut adalah persentase rumah sehat, dan persentase tempat-tempat umum sehat, juga persentase penduduk dengan akses air minum, serta persentase sarana jamban keluarga dan tempat penampungan limbah pada rumah tangga. 1. Rumah Sehat Penilaian rumah sehat diukur dengan sarana kesehatan lingkungan yang dimiliki seperti jamban, tempat sampah, pengelolaan air limbah dan persediaan air bersih. Berdasarkan laporan Subdin P2&PL Dinkes Kab. Luwu tahun 2005 diperoleh data persentase rumah sehat sebesar 61,34%. Sedangkan untuk tahun 2006, persentase rumah sehat menurun menjadi 54,91%, pada tahun 2007 peningkatannya menjadi 8,99%. Tahun 2008 pencapaiannya menurun 56,73%.Dibandingkan tahun sebelumnya, tahun 2009 mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu mencapai 19,62% menjadi 76,35%, Tahun 2010 mengalami penurunan pencapaiannya yaitu 66,41 %, Tahun 2011 67,1%, Tahun 2012 Mengalami Penurunan mencapai 51,2%, tahun 2013 Mengalami Penurunan lagi sampai 47,93% . Tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 65,51 % Dengan demikian upaya-upaya yang telah dilakukan mulai mengalami peningkatan untuk tercapainya rumah sehat yang ada di Kab.Luwu.
8
2. Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan (TUPM) Rata-rata pencapaian tempat-tempat umum yang sehat di Kab.Luwu sejak tahun 2007 terjadi peningkatan 3,29% menjadi 66,56% dan menurun lagi menjadi 50,30% tahun 2008. Tahun 2011 meningkat menjadi 51,72%.Pada tahun 2012 seperti tahun sebelumnya mengalami peningkatan yaitu 52,40%, Tahun 2013 Meningkat Signifikan Menjadi 96,3%. Tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 57,11% Jenis TUPM yang ada di Kab. Luwu yang terbanyak adalah TUPM lainnya sarana Pendidikan, Sarana Kesehatan dan Hotel. Berdasarkan data/cakupan yang di capai nampak bahwa pencapaian ini dipengaruhi pro-aktif petugas dalam melaksanakan inspeksi/pembinaan ke sarana-sarana dan penyuluhan kepada pengelola TUPM. Dengan demikian kinerja petugas di lapangan khususnya sanitarian lebih ditingkatkan lagi guna tercapinya TUPM sehat. Bila dibandingkan rata-rata pencapaian TUPM sehat dikabupaten, dari 21 pencapaian tertinggi Kec. Belopa Utara (96,15%) dan terendah Kec. Larsel 28,57%. Selain itu terdapat satu Kecamatan yang tidak melaporkan jumlah TUPM yang sehat yakni Kec. Suli Barat, Latimojong, Ponrang Selatan, Bastem dan Walenrang Barat. 3. Akses Terhadap Air Minum Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan dalam jumlah yang cukup terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan dari program penyediaan air bersih yang terus menerus diupayakan pemerintah. Oleh karena itu, salah satu indikator penting untuk mengukur derajat kesalahan adalah ketersediaan sumber air minum rumah tangga. Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak terlindung, mata air terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, air hujan dan lainnya. Di Kab. Luwu berdasarkan data dari P2PL, persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap air ledeng 6,31% (thn 2005) ; 3,01% (thn 2006); 5,21%(thn 2007) tahun 2010 mencapai 4,57%, tahun 2011 menurun menjadi 7,07%. Sedangkan tahun 2012 meningkat mencapai 4,03%, Tahun 2013 Meningkat Menjadi 21,51%. Dan di 2014 meningkat lagi menjadi 81.70% . Dari semua jenis sarana sumber air di Kab.Luwu, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih (±80%). Dengan demikian perlu diperhatikan kondisi sumur gali yang digunakan, mencakup konstruksi dan penempatannya harus memenuhi syarat-syarat kesehatan terlebih terhadap sumber pencemaran agar tetap terlindungi dan aman bagi masyarakat yang menggunakannya. 4. Sarana Pembuangan Air Besar dan Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja pada Rumah Tangga Fasilitas rumah tinggal yang lain yang berkaitan dengan kesehatan adalah ketersediaan jamban sendiri dengan tangki septik. Sehubungan dengan itu pemerintah khususnya pemerintah daerah telah melaksanakan program sanitasi lingkungan, diantaranya pengadaan jamban keluarga setiap tahunnya. Dengan harapan, kesadaran masyarakat Luwu terhadap sanitasi lingkungan tersebut semakin meningkat terutama 9
jumlah rumah tangga yang menggunakan tangki septik sebagai penampungan akhir walaupun masih relatif kecil. Disamping itu penyakit berbasis lingkungan yang masih mendominasi pola penyakit di Kabupaten Luwu dapat dieleminir diantaranya penyakit diare yang berpotensi menimbulkan wabah. Menurut hasil Susenas di Sulawesi Selatan tahun 2002, persentase rumah tangga yang menggunakan tangki sebagai penampungan akhir, tercatat sekitar 43,00%, dan sedikit mengalami penurunan pada tahun 2003 menjadi sekitar 42,86%. Di Kabupaten Luwu persentase rumah tangga yang mempunyai/menggunakan jamban yang sehat sejak thn 2009 sebanyak 69,80%. Tahun 2010 persentasenya mencapai 83,15%, tahun 2011 menurun menjadi 83,04% dan tahun 2012 meningkat menjadi 85,04%.. Cakupan tertinggi di Kec.Bua dan Bastem, terendah Kec. Walenrang. E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Komponen perilaku dan lingkungan sehat merupakan garapan utama promosi kesehatan. Promosi kesehatan adalah upaya untuk memampukan atau memberdayakan masyarakat agar dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (WHO). Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan bukanlah pekerjaan yang mudah, karena menyangkut aspek perilaku yang erat kaitannya dengan sikap, kebiasaan, kemampuan, potensi dan faktor budaya pada umumnya. Selanjutnya perilaku kesehatan adalah hal-hal yang dilakukan oleh manusia yang disadari oleh pengetahuan, sikap dan kemampuan yang dapat berdampak positif atau negative terhadap kesehatan. Keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan digambarkan melalui indikator-indikator persentase rumah tangga ber perilaku hidup bersih dan sehat, persentase posyandu purnama dan mandiri. 1. Rumah Tangga ber-PHBS Perilaku yang menunjang kesehatan adalah adanya rumah tangga yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan hasil pengumpulan data yg bersumber dariPusat Promosi Kesehatan, Kemkes RI Pencapaiaan RT ber PHBS 2013 di Sukawesi Selatan sebesar 54,87% dari 1.131.725 RT yang di pantau dan RT yang ber PHBS sebesar 620.999 Rumah Tangga Rumah Tangga ber-PHBS di Kabupaten Luwu Tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 36,76%.Upaya ini dilakukan di 21 Kecamatan yang diambil secara cluster pada beberapa desa. Dan di tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 35,29 % . Bila dibandingkan dengan target pencapaian dari IIS 2010 (65%) maka pencapaian tahun 2014 belum mencapai target. Disamping itu indikator pengukuran PHBS belum mencakup semua aspek kesehatan yang mendasar dan masih diperlukan upaya-upaya yang optimal untuk meningkatkan cakupan tersebut. Data terinci pada lampiran tabel 58.
10
2. Posyandu Purnama dan Mandiri Peran serta masyarakat dibidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata bentuk keperansertaan masyarakat antara lain muncul dan berkembangnya upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), misalnya Posyandu. Sebagai indikator peran aktif masyarakat melalui pengembangan UKBM digunakan persentase desa yang memiliki Posyandu. Posyandu merupakan wahana kesehatan bersumberdaya masyarakat yang memberikan layanan 5 kegiatan utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan P2 Diare) dilakukan dari, oleh untuk dan bersama masyarakat. Di kabupaten Luwu, jumlah posyandu yang tercatat untuk tahun 2010 sebanyak 377 buah, tahun 2011 meningkat menjadi 388 , tahun 2012 jumlahnya 390 buah Sedangkan untuk Tahun 2013 sebanyak 363 buah mengalami penurunan dan di tahun 2014 meningkat lagi menjadi 414 Dengan demikian setiap desa di Kabupaten Luwu telah memiliki minimal satu buah posyandu. Oleh sebab itu, situasi ini tetap perlu mendapat perhatian bila ingin meningkatkan kualitas posyandu menuju posyandu purnama maupun mandiri. Adapun jumlah posyandu purnama dan mandiri di kabupaten Luwu tahun 2010 baru mencapai 25,46%. Sedangkan untuk tahun 2011, jumlahnya menurun menjadi 15.98%, tetapi tahun 2012 terjadi peningkatan bermakna yaitu 23,08% demikian pula ditahun 2013 capaian ini terus meningkat menjadi 28,37%. Dan di tahun 2014 meningkat menjadi 47,34 % Melihat hal ini dimana target IIS 2010 (40%) maka tercapainya target IIS 2010 . Data terinci pada lampiran tabel 70.
11
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Luwu, berikut ini disajikan situasi Mortalitas, Morbiditas dan Status Gizi Masyarakat: A. MORTALITAS (Angka Kematian) Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir dari berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung. Secara umum kejadian kematian pada manusia berhubungan erat dengan permasalahan kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat dari proses interaksi berbagai faktor baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengakibatkan kematian dalam masyarakat. Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini adalah dengan melihat perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun. Besarnya tingkat kematian dan penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir dapat dilihat dari berbagai uraian berikut. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survey, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu sensus penduduk, surkesnas/susenas, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Dalam beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang cukup besar meskipun pada tahun 2001 meningkat kembali sebagai dampak dari berbagai krisis yang melanda Indonesia. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dari tahun 1995 sampai dengan tahun 1999 cenderung menurun yakni 55 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1995 dan terus menurun hingga mencapai 46 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1999, kemudian naik menjadi 47 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Menurut hasil Surkesnas/Susenas, AKB di Indonesia pada tahun 2002 sebesar 45 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB menurut hasil SDKI 2002-2003 terjadi penurunan yang cukup besar, yaitu menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup. Di Sulawesi Selatan, selama 10 tahun angka kematian bayi menunjukkan penurunan, yaitu dari 55 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1996, lalu turun menjadi 52 pada tahun 1998 kemudian pada tahun 2003 menjadi 48 (susenas 2003). Ini berarti rata-rata penurunan AKB selama kurun waktu 1998-2003 sekitar 4 poin. 12
Namun, menurut hasil Surkesnas/Susenas 2002-2003, AKB di Sulawesi Selatan sebesar 47 per 1.000 kelahiran hidup. Di Kabupaten Luwu angka kematian bayi dari tahun 2010 AKB mencapai 5,13 dan Tahun 2011 menjadi 5,3 dan tahun 2012 meningkat menjadi 7,6 per 1000 dan di 2014 10,3 % per 1000 kelahiran hidup. Melihat gambaran AKB di Kabupaten Luwu ini dengan kondisi daerah dan persebaran penduduk yang tidak merata serta masih rendahnya akses masyarakat terhadap petugas dan sarana kesehatan, masih rendahnya cakupan sanitasi lingkungan bahkan penyakit-penyakit berbasis lingkungan dan penyakit infeksi masih mendominasi angka kejadian penyakit sehingga kejadian AKB terlaporkan belum mewakili keadaan yang sebenarnya. Di samping itu banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominant. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksebilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional kenorma kehidupan moderen dalam bidang kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat. 2. Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita (0-4 tahun) adalah jumlah kematian anak umur 0-4 tahun per 1.000 anak. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruhi terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular, dan kecelakaan yang di dukung faktor perilaku dan kebiasaan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial, dalam arti besar dan tingkat kemiskinan penduduk (tingkat ekonomi). Angka Kematian Balita di Indonesia (menurut estimasi SUPAS 1995) dalam beberapa tahun terakhir (kecuali tahun 2001) terlihat mengalami penurunan yang cukup bermakna. Pada tahun 1986 AKABA diperkirakan sebesar 111 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian turun menjadi 81 pada tahun 1993 dan turun lagi menjadi 44,7 pada tahun 2000 sementara untuk Sulawesi Selatan, pada tahun yang sama berada dibawah rata-rata nasional yakni sebesar 42,16 per 1.000 kelahiran hidup. Namun, hasil SDKI 2002-2003 menunjukkan bahwa AKABA di Sulawesi Selatan mencapai 72 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKABA pada tahun 2001 menurut hasil SUSENAS 2001 diperkirakan sebesar 64 per 1.000 kelahiran hidup. Dari gambaran Estimasi SUPAS 1995 dan SUSENAS 2001 pada awalnya dapat dikatakan sama, namun demikian hasil SUSENAS 2001 menunjukkan adanya peningkatan yang perlu mendapat perhatian bila dibandingkan dengan hasil estimasi SUPAS tahun 1995. Perbedaan ini dapat dimaklumi karena hasil estimasi yang didasarkan atas SUPAS 1995 tidak mempertimbangkan berbagai perubahan factor resiko yang terjadi di masyarakat dalam kurun waktu setelah SUPAS, sedangkan pada SUSENAS 2001 merupakan hasil yang dijumpai di lapangan pada saat survey 13
dilaksanakan selama tahun 2001 dengan berbagai perkembangan factor resiko yang terjadi di masyarakat, salah satunya sebagai akibat dari krisis ekonomi. Di Kabupaten Luwu kejadian AKABA berdasarkan laporan puskesmas dan pelaksan program Dinas Kesehatan Kab. Luwu sejak tahun 2010 berjumlah 10,65% per 1000 kelahiran hidup,kemudian menurun di tahun 2011 menjadi 7,0 % di 2012 kembali meningkat sebesar 13,2% dan di taun berikutnya berturut turut terus menurun di 2012 12 % dan 2014 menjadi 11 % per 1000 kelahiran. Gambaran ini menunjukkan konsistensi perbaikan kualitas pelayanan kesehatan karena dari Tahun 2010 sd 2014 terjadi penurunan secara bermakna dan hanya mengalami peningkatan satu kali di tahun 2011 sebesar 3,65 namun Peningkatan ini kemungkinan hanya karena kelemahan pencatatan dan pelaporan. 3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Angka kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilkau hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutam untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Untuk mengantisipasi masalah ini maka diperlukan terobosan-terobosan dengan mengurangi peran dukun dan meningkatkan peran Bidan. Harapan kita agar Bidan di Desa benar-benar sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). Masalah lain yang perlu dicermati adalah belum mampunya masyarakat membayar Bidan dan masyarakat lebih senang melahirkan di rumah dari pada di Rumah Sakit atau tempat lain seperti Pondok Persalinan Desa (Polindes). Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) diperoleh Melalui berbagai survey yang dilakukan secara khusus seperti survey di Rumah Sakit dan beberapa survey di masyarakat dangan cakupan wilayah yang terbatas. Dengan dilaksanakannya Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survey Demografi & Kesehatan Indonesia (SDKI), maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas disbanding surveysurvey sebelumnya. Untuk Melihat kecendrungan AKI di Indonesia secara konsisten, digunakan data hasil SKRT. Menurut SKRT, AKI menurun dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992, kemudian menurun lagi menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995. Pada SKRT 2001 tidak dilakukan survey mengenai AKI. Pada tahun 2002-2003, AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup diperoleh dari hasil SDKI. Hal ini menunjukkan AKI cenderung terus menurun. Tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut dimasa mendatang sulit tercapai. Angka kematian ibu yang berasal dari kegiatan SKRT dan SDKI tersebut hanya menggambarkan angka nasional, tidak dirancang untuk mengukur angka kematian ibu menurut provinsi apalagi Kabupaten/kota karena jumlah kasusnya terlalu kecil. Sebagai gambaran secara absolut maka AKI di Kabupaten Luwu sejak tahun 2007 sebanyak 10 orang, tahun 2008 meningkat menjadi 12 kasus sedang tahun 2009 menurun lagi menjadi 4 kasus dan tahun 2010 sebanyak 8 kasus. Tahun 14
2011 mengalami penurunan yang bermakna menjadi 5 kasus, sedangkan pada tahun 2012 kembali meningkat menjadi 15 kasus, dan tahun 2013 kembali menurun menjadi 7 kasus. Dan di Tahun 2014 menjadi 9 kasus . Dari lokasi kejadiannya nampak bahwa kasus ini terjadi pada daerah-daerah yang wilayahnya yang cukup luas dan sulit dijangkau (terpencil) sehingga dapat diprediksi masih banyak Kasus AKI yang belum terlaporkan melihat masih tingginya cakupan persalinan oleh dukun dan kemitraan antara dukun dan bidan belum berjalan secara optimal. 4. Angka Kematian Kasar (AKK) Angka kematian kasar yang didapat juga merupakan hasil estimasi dari kegiatan sensus penduduk dan survey penduduk antar sensus. Estimasi AKK berdasarkan hasil SUPAS 1996 menunjukkan AKK sebesar turun 7,6 per 1.000 penduduk pada tahun 1996 dan tidak berubah sampai dengan tahun 1998. Kemudian pada tahun 1999, AKK turun menjadi 7,5 per 1.000 penduduk dan turun lagi menjadi 7,4 per 1.000 penduduk pada tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan angka kematian kasar dalam kurun waktu tahun 1996 – 2000 relatif stabil dengan penurunan yang sangat kecil. Perkembangan angka kematian kasar pada tahun 1995 s.d 2000 dapat dilihat pada gambar berikut : GAMBAR I ANGKA KEMATIAN KASAR PER 1.000 PENDUDUK NASIONAL DAN SUL-SEL, TAHUN 1995 – 2000 10 AKK/ 1000 Penduduk
8 6 4 2 0
1996
1997
1998
1999
2000
Nasional
7.6
7.54
7.69
7.51
7.34
Sulsel
6.1
6.1
5.5
5.5
6.23
Tahun Sumber: Indikator Kesejahteraan Anak 2000 (estimasi SUPAS 1995)
Gambar tersebut diatas menunjukkan bahwa angka kematian kasar di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1996-2000 terakhir dapat dikatakan relative stabil dengan penurunan yang sangat kecil, demikian juga di Sulawesi selatan, angka kematian kasar terlihat stabil bahkan cenderung menurun sejak tahun 1996-1999, namun terjadi peningkatan untuk tahun 2000. Tabel berikut ini menyajikan 10 penyebab kematian terbanyak pada penderita rawat inap di rumah sakit pada tahun 2008.
15
TABEL IV 10 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2008 Pasien CFR NO Golongan Sebab Sakit Mati (%) 1 Penyebab Sistem Sirkulasi Darah 23.163 11,06 2 Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu 16.769 2,89 3 Kondisi Tertentu yang Bermula pada Masa Perinatal 9.108 9,74 4 Penyakit Sistem Nafas 8.190 3,99 5 Penyakit Sistem Cerna 6.825 2,91 6 Cedera, Keracunan, dan Akibat Luar Tertentu Lainnya 5.767 2,99 7 Penyakit Endokrin, Nutrisi, dan Metabolik 5.585 6,73 8 Penyakit Sistem Kemih Kelamin 4.542 3,56 9 Neoplasma 4.332 4,70 10 Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik 4.238 2,80 Abnormal YTK Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Kemkes RI, 2009
Berdasarkan informasi pada table di atas, penyakit system sirkulasi darah merupakan penyakit yang menempati urutan teratas sebagai penyakit utama penyabab kematian di Rumah Sakit pada tahun 2008. Penyakit sirkulasi darah pada tahun 2008 meyenbabkan kematian sebanyak 23.163 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 11,06 %. Angka kematian di Kabupaten Luwu tahun 2004 sebesar 0,48, menurun menjadi 0,21 pada tahun 2005 sampai tahun 2006, pada tahun 2007 terjadi peningkatan menjadi 0,33 dan tahun 2008 meningkat 0,1 poin menjadi 0,34 per 1000 penduduk. Penyebab kematian terbanyak akibat kecelakaan lalu lintas dan terendah adalah kematian akibat kejadian luar biasa (KLB). Sementara itu, dari hasil penelitian mendalam terhadap semua kasus kematian yang ditemukan dalam SKRT 1995 dan SURKESNAS 2001 diperoleh gambaran proporsi sebab kematian seperti pada tabel VIII. 5. Life Expactancy Of Birth (Umur Harapan Hidup Waktu Lahir) Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) waktu lahir. Angka Kematian Bayi sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan Umur Harapan Hidup pada waktu lahir. Meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir ini secara tidak langsung juga memberikan gambaran kepada kita tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. TABEL V POLA PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN UMUM DI INDONESIA MENURUT HASIL SKRT 1995 DAN SURKESNAS 2001 SKRT 1995 SURKESNAS 2001 SURKESNAS 2004 No Jenis Penyakit % Jenis Penyakit % . 1 1. 2. 3.
2 Peny.Sis. sirkulasi Peny.Sis. pernafasan TBC
3 18,9 15,7 9,6
4 Peny.Sis. sirkulasi Peny.Sis. pernafasan TBC
16
5 26,4 12,7 9,4
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Inf.&Parasit Lainnya Diare Peny. Sis. Pencernaan Gangguan Perinatal Sebab Lain/kecelakaan Neoplasma Penyakit syaraf
7,9 7,4 6,6 5,2 5,2 5,0 2,5
Inf.&Parasit Lainnya Neoplasma Kecelakaan Perinatal Tifus Diare Endokrin & Metabolik
7,0 6,0 5,6 4,9 4,3 3,8 2,7
Sumber: Badan Litbangkes, Depkes RI, 1995
Dari estimasi hasil penelitian yang dilakukan oleh BPS 2013, Berdasarkan diagram dibawah menunjukkan peningkatan AHH yang terjadi di Indonesia selama Tahun 2008 sd 2012. Di Tahun 2012, Nilai AHH Indonesia mencapai 69,87 Tahun lebih tinggi dibandingkan dengan AHH tahun 2011 yang sebesar 69,65 Tahun. Provinsi dengan nilai AHH paling tinggi terdapat di DKI Jakarta dengan nilai 73,49 dan di Yogjakarta sebesar 73,33. Provinsi dengan Nilai AHH terendah di umur harapan hidup waktu lahir (E0) penduduk Indonesia secara Nasional mengalami peningkatan dari 45,73 tahun pada tahun 1967 menjadi 67,97 tahun pada tahun 2000. Peningkatannya dari tahun 1990 sampai dengan 2000 dapat dilihat pada gambar berikut :
GAMBAR II
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia 2013
Sementara itu, rata-rata angka harapan hidup penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan terus meningkat dari 52 tahun 1980, menjadi 60 tahun 1990 dan turun menjadi 63,64 dan 68 pada tahun 1996, 1998 dan tahun 2001. Sedangkan untuk tahun 2003 , Angka harapan Hidup di Sulsel tetap 68 tahun. Menurut daerah kabupaten/kota Angka harapan Hidup tahun 2003 relatif sama antar kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu berkisar antara 63 – 73 tahun. Di Kabupaten luwu untuk tahun 2008 rata-rata 71 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa taraf hidup masyarakat semakin baik, pola hidup sehat dan status gizi masyarakat memberikan konstribusi terhadap meningkatnya umur harapan hidup tersebut. 17
B. MORBIDITAS (Angka Kesakitan) Angka kesakitan penduduk diperoleh dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kab/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui system pencatatan dan pelaporan. 1. Penyakit Menular Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain : - Penyakit menular langsung : Diare, Infeksi, Saluran Pernafasan Akut (ISPA), typhus, penyakit HIV/AIDS, penyakit TB paru dan Kusta - Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31) - Penyakit bersumber binatang : Demam Berdarah Dengue, Rabies, Filaria, Malaria a. Penyakit Menular Langsung 1) Penyakit Diare Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi, dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatan mengalami penurunan namun penyakit diare ini masih sering menimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan menimbulkan kematian. Di Indonesia, hasil survey yang dilakukan oleh program diperoleh angka kesakitan Diare untuk tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk, angka ini meningkat bila dibandingkan dengan hasil survey yang sama pada tahun 1996 sebesar 280 per 1.000 penduduk. Menurut hasil SKRT dalam beberapa survey, penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita sebagaimana disajikan pada tabel berikut: TABEL VI PROPORSI PERINGKAT PENYAKIT DIARE SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DAN BALITA, TAHUN 1992,1995 DAN 2001 Penyebab Kematian Bayi Penyebab Kematian Balita Tahun survey Proporsi Peringkat Proporsi Peringkat SKRT 1992 11% 2 SKRT 1995 13,9 3 15,3% 3 Surkesnas 2001 9,4% 3 13,2% 2 Pada tahun 2002 jumlah penderita pada KLB diare di Sulawesi Selatan sebanyak 54 penderita tanpa kematian. Jika dibandingkan dengan tahun 2001, situasi ini mengalami peningkatan sebanyak 217 penderita dan jumlag kematian 3 penderita (CFR=1,38% dan AR=2,58%). Sedangkan tahun 2003, jumlah penderita pada KLB diare sebanyak 1.156 penderita dengan 45 kematian. Dan untuk jumlah kejadian, penderita dan kematian akibat diare cenderung menurun pada tahun 2004. Adapun jumlah kejadian luar biasa diare periode Januari-Desember 2004 sebanyak 21 18
kejadian, dengan jumlah penderita sebanyak 1.145 orang dan jumlah kematian sebanyak 25 penderita (CFR=2,18%). Untuk tahun 2005, jumlah kejadian luar biasa diare periode Januari – Desember sebanyak 8 kejadian, dengan jumlah penderita sebanyak 443 orang, dengan kematian sebanyak 9 orang (CFR=2,03%). Sementara di tahun 2006 tercatat jumlah KLB diare sebanyak 14 kejadian, dengan jumlah penderita 465 orang dan CFR sebesar 2,15%. Khusus di kabupaten Luwu, kejadian diare tahun 2005 sebanyak 1779 penderita dengan CFR=0,11% dan tahun 2007 dari 29 penderita hanya terjadi 1 kematian (CFR=3,45%). Distribusi kejadian luar biasa penyakit diare dapat dilihat secara rinci pada lampiran tabel 13. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi atau berhubungan dengan terjadinya penyakit diare adalah belum meningkatnya kualitas kebiasaan hidup bersih dan sehat masyarakat pada umumnya dan khususnya hygiene perorangan, dan penggunaan sarana SAMIJAGA yang memenuhi syarat kesehatan belum membudaya pada masyarakat di pedesaan. Pemerintah daerah telah berupaya dalam menyediakan sarana jamban keluarga secara stimulan pada setiap tahunnya, namun upaya ini belum memberikan hasil secara bermakna. Dari segi jumlah sarana jamban keluarga di Kab. Luwu sudah memadai dengan kepemilikan ±73,86%, tetapi melihat masih banyaknya kasus-kasus yang berbasis lingkungan maka kemungkinan secara kualitas belum dimanfaatkan dengan baik. Diperlukan upaya-upaya penggerakan masyarakat untuk menggunakan sarana tersebut secara bersih dan sehat. 2) HIV/AIDS dan Penyakit Menular Melalui Hubungan Seksual (PMS) Penyakit HIV/AIDS yang merupakan new emerging diseases, dan merupakan pendemi pada semua kawasan, beberapa tahun terakhir ini telah menunjukkan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, semakin mudahnya komunikasi antar wilayah, semakin menyebarnya sentrasentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif Lainnya) melalui suntikan ternyata secara stimulan telah memperbesar tingkat risiko dalam penyebaran terhadap HIV/AIDS. Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai Negara dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi (concentrated level epidemic), yaitu adanya prevalensi lebih dari 5 % pada sub populasi tertentu misalnya pada kelompok penjaja seks dan pada para penyalahguna NAPZA. Tingkat epidemi ini menunjukkan tingkat perilaku berisiko yang cukup aktif menularkan di dalam suatu sub populasi tertentu. Selanjutnya perjalanan epidemi akan ditentukan oleh jumlah dan sifat hubungan antara kelompok berisiko tinggi dengan populasi umum. Penyakit yang kemunculannya seperti fenomena gunung es (iceberg phenomena), yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah penderita yang sebenarnya, ini sudah menyebar di sebagian besar provinsi di Indonesia. Hal ini berarti bahwa jumlah pengidap infeksi HIV/AIDS yang sebenarnya di Indonesia sangat sulit diukur dan belum diketahui secara pasti. Diperkirakan jumlah orang dengan HIV di Indonesia pada akhir tahun 2003 mencapai 90.000 – 130.000 orang. Sementara jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang dilaporkan sampai dengan 31 Desember 2003 sebanyak 4.091 kasus, yang terdiri dari 2.720 kasus infeksi 19
HIV 1.371 kasus AIDS, dan 479 kasus diantaranya telah meninggal dunia. Cara penularan HIV/AIDS yang menonjol adalah melalui hubungan seks (heteroseksual) yakni sebesar 50,62% dan penyalahgunaa NAPZA melalui suntik (IDU=Intervena Drug Use) yakni sebesar 26,26% serta melalui hubungan homoseksual, yaitu sebesar 9,34%. Untuk di sulawesi selatan, kegiatan utama pemberantasan penyakit kelamin dan HIV/AIDS adalah sero survey terhadap kelompok resiko tinggi dan rendah yang disertai dengan penyuluhan langsung kepada kelompok sasaran tersebut. Hasil pemeriksaan sampel sampai dengan Desember 2004, kegiatan sero Survei telah dilaksanakan di seluruh Kab/Kota se Sulawesi Selatan. Dari hasil pemeriksaan sampel tersebut ditemukan positif HIV sebanyka 84 sampel. Secara kumulatif jumlah pengidap HIV dan penderita AIDS hingga Desember 2005 sebanyak 398 kasus HIV+ dan 148 kasus AIDS. Sementara situasi pengidap HIV dan penderita AIDS sampai dengan bulan desember 2006 tercatat 279 penderita AIDS dan 915 pengidap HIV. Berdasarkan hasil Sero survey ditemukan pengidap HIV 151 orang (7,57%) dan sifilis 85 orang (4,26%) dari total sampel (1.995 orang) yang terdiri dari ABK, Napi, dan PSK, Prmupijat, Pramuria, Sopir dan pengunjung. Jumlah terbanyak ditemukan pada jenis kelamin Laki-laki dengan kelompok umur 20-29 tahun dan 3039 tahun. Di kabupaten Luwu jumlah kasus yang terlaporkan mulai tahun 2004 sampai tahun 2006 tidak ada kasus yang terlaporkan. Namun hal ini tidak berarti Kab.Luwu terbebas dari kasus HIV/AIDS, karena sejak tahun 2004 kegiatan sero survey tidak dilaksanakan sehingga tidak ada kasus yang terlacak sampai tahun 2006. tahun 2007 terdapat 1 penderita positif HIV-AIDS yang dilaporkan dari puskesmas Larompong tetapi penderita tersebut adalah hasil rujukan dari RS. Cipto mangunkusumo Jakarta. Tahun 2008 dilaksanakan sero survei dan sebanyak 35 sampel yang diperiksa tetapi sampai saat ini hasilnya belum diterima dari Dinas Kesehatan Provinsi Sul-sel. sebagai pelaksana bekerja sama dengan petugas surveilans kabupaten. Dan pada tahun 2011 dan 2012 tidak ada kasus yang terlaporkan. 3) Penyakit TB Paru Tuberkolosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberculosis. Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan case notification rate (CNR) dan prevelensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberculosis pada suatu titk waktu tertentu) dan mortalitas/kematian (didefenisikan sebagai jumlah kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu). Secara nasional prevalensi TB paru berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 dengan diagnosis 0,7% (D) dan gejala (DG) sebesar 3,3%. Sedangkan untuk Sulawesi Selatan tahun 2010 dengan diagnose (D) 0,6%, dan (DG) 5,2% . untuk tahun 2012 angka insidens TB Paru BTA positif sebesar 9.162 per 100.000 penduduk yaitu 5.367 laki-laki dan 3.795 perempuan, prevalansi TB paru sebesar 107 per 100.000 penduduk yaitu 127 laki-laki dan 87 perempuan dan kematian akibat TB Paru BTA positif Case 20
Detection Rate CDR) sebesar 55.13% sedangkan angka kesuksesan sebesar 89,18% bila dibandingkan pada tahun 2010 mengalami penurunan. WHO memperkirakan pada saat ini, Indonesia merupakan Negara penyumbang Kasus TB terbesar ke-3 dunia yang setiap tahunnya diperkirakan terdapat penderita TB Paru menular sebanyak 262.000 orang (44,9% dari 583.000 penderita baru TB) dan 140.000 orang diperkirakan meninggal karena penyakit TBC. Angka tersebut diyakini sangat memungkinkan, apalagi bila dikaitkan dengan kondisi lingkungan perumahan, social ekonomi masyarakat, serta kecendrungan peningkatan penderita HIV/AIDS di Indonesia saat ini. Di Kabupaten Luwu, jumlah kasus tahun 2005 terdapat 1.469 kasus klinis, 222 diantaranya BTA+. Jumlah penderita klinis mengalami penurunan tahun 2006 menjadi 1.180 penderita dimana 214 diantaranya BTA+ dengan tingkat kesembuhan 100%. Demikian pula halnya di tahun 2007, jumlah penderita klinis mencapai 589 penderita 115 BTA+ dan tingkat kesembuhannya 83,48%. Kasus ini mengalami peningkatan tahun 2008 dan 2009, tahun 2008 sebanyak 729 penderita klinis, 163 BTA+ tetapi yang diobati (BTA+) hanya sekitar 66.26% dengan tingkat kesembuhan hanya 75%, sedangkan tahun 2009 sebanyak 800 penderita klinis, 187 BTA+ dengan tingkat kesembuhan 80%.Tahun 2010 meningkat sebanyak 574 penderita klinis, 220 BAT+, Tahun 2014 menurun 208 Penderita klinis dan tingkat kesembuhan sekitar 79,09% Data terinci pada lampiran Tabel 9. Jika dibandingkan target SPM 2010, dimana persentase kesembuhan penderita BTA+ yang harus dicapai 85%, maka pencapaian kabupaten Luwu masih sangat rendah sehingga diperlukan peningkatan kualitas kerja dan peningkatan jangkauan pelayanan secara komprehensif khususnya pada wilayah yang berisiko tinggi. Dalam hal ini penyakit tersebut komprehensif khususnya pada wilayah yang berisiko tinggi. Dalam hal ini penyakit tersebut berkaitan erat dengan lingkungan perumahan, tingkat social ekonomi masyarakat serta adanya pengaruh dari penyakit infeksi sebagai faktor pemicu terjadinya kasus TB demikian juga dengan kualitas pemberian imunisasi terutama BCG. 4) Penyakit Kusta Jika ditinjau dari situasi global, Indonesia merupakan negara penyumbang jumlah penderita kusta ketiga terbanyak setelah india dan Brazil. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini, sebagian besar penderita dan mantan penderita kusta dikucilkan sehingga tidak mendapat akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan. Dalam kurun waktu 10 tahun (1991-2001), angka prevalensi penyakit kusta secara nasional telah turun dari 4,5 per 10.000 penduduk pada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. Pada tahun 2002 prevalensi sedikit meningkat menjadi 0,95 dan pada tahun 2003 kembali menurun menjadi 0,8 per 10.000 penduduk. Secara nasional, Indonesia sudah dapat mencapai eliminasi kusta pada bulan Juni 2000.
21
Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta pada pertengahan tahun 2000, sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti dari masih tingginya penderita kusta di Indonesia. Pada tahun 2003, jumlah penderita baru yang ditemukan sebanyak 15.549 dengan 76,9% diantaranya merupakan penderita tipe MB yang diketahui merupakan tipe yang menular. Selain itu, dari penderita baru yan ditemukan tersebut 8,0% sudah mengalami kecacatan tingkat 2 yaitu kecacatan yang dapat dilihat dengan mata, dan 10,6% diantaranya adalah anak-anak. Keadaan ini menggambarkan masih berlanjutnya penularan dan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan upaya pencegahan penyakit kusta sehingga ditemukan sudah dalam keadaan cacat. Untuk Sulsel situasi penderita kusta hampir sama dengan pola nasional dimana jumlah penderita dan prevalansi rate per 10.000 penduduk mengalami penurunan yang tidak signifikan dari tahun ke tahun. Sementara untuk tahun 2007 jumlah penderita kusta yang terdaftar sebanyak 1.634 orang dengan RFT sebanyak 862 dengan prevalansi rate sebanyak 2,1 per 10.000 penduduk. Jumlah penderita kusta yang terdaftar Tahun 2010 dibanding tahun sebelumnya mengalami penurunan yaitu penderita kusta PB sebanyak 143 orang, penderita MB sebanyak 539 orang . Berdasarkan pengumpulan data tahun 2011 jumlah penderita kusta sebanyak 1.258 yaitu penderita PB (Pausi Basiler) sebanyak 193 orang, penderita MB Multi Basiler (MB) Sebanyak 1.065 orang. Untuk tahun 2012 kasus baru kusta sebanyak 1.115 orang, 658 laki-laki dan 430 perempuan. Penderita baru kusta baru umur 0-14 tahun sebanyak 19 orang, 11 laki-laki dan 8 perempuan.Penderika kusta PB umur ≥15 tahun sebanyak 152 orang , 84 laki-laki dan 68 perempuan. Total penderita baru kusta PBsebanyak 171 orang, 95 laki-laki dan 76 perempuan . sedangkan penderita baru MB umur 0-14 tahun sebanyak 48 orang, 27 laki-laki dan 21 perempuan. Penderita kusta baru MB ≥15 tahun sebanyak 896 orang, 563 laki-laki dan 333 perempuan. Kondisi kasus penderita kusta di Kabupaten Luwu menggambarkan tingkat kesadaran penderita dalam upaya mencari pengobatan masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari jumlah penderita yang cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2005 13 status RFT (56,52%), terus meningkat menjadi 50 penderita tahun 2006 RFT 23 (46%), tahun 2007 terjadi penurunan 6 kasus menjadi 44 penderita dan terjadi peningkatan persentase RFT yakni 61,4%. Demikian juga tahun 2008 jumlah penderita type PB 12 orang yang tersebar di enam kecamatan dengan RFT 58,33%, pada type MB dari 38 penderita yang tersebar dihampir setengah wilayah kab. Luwu 10 penderita diantaranya RFT (26,31%). Di Sulawesi Selatan Untuk tahun 2009 terjadi penurunan yaitu penderita type PB 10 orang dan type MB terdapat 23 orang.Tahun 2010 kembali meningkat yaitu, penderita type PB 35 orang dan type MB 17 orang, Tahun 2013 Penderita PB 2 orang dan type MB 22 orang. Pencapaian ini sangat jauh di bawah target SPM 2010 dimana RFT rate > 90. Adanya stigma yang begitu kuat di kalangan masyarakat dan perasaan malu bagi penderita dan keluarganya sehingga menghambat upaya penemuan dini dan dan pengobatan penderita yang turut mempengaruhi pencapaian program. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pelaksana program khususnya jajaran kesehatan memberikan pemahaman yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga 22
penatalaksanaan program dapat berjalan dengan baik dan tujuan program mengeliminir bahkan memberantaskasus ini dapat tercapai.
Sumber: Bidang P2PL Dinkes Prov. Sulsel Tahun 2013
Kondisi kasus penderita kusta di Kabupaten Luwu menggambarkan tingkat kesadaran penderita dalam upaya mencari pengobatan masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari jumlah penderita yang cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2005 13 status RFT (56,52%), terus meningkat menjadi 50 penderita tahun 2006 RFT 23 (46%), tahun 2007 terjadi penurunan 6 kasus menjadi 44 penderita dan terjadi peningkatan persentase RFT yakni 61,4%. Demikian juga tahun 2008 jumlah penderita type PB 12 orang yang tersebar di enam kecamatan dengan RFT 58,33%, pada type MB dari 38 penderita yang tersebar dihampir setengah wilayah kab. Luwu 10 penderita diantaranya RFT (26,31%). Untuk data 2014 dapat dilihat pada table 14.
b. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD31) PD31 (penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi) merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. PD31 yang dibahas dalam bab ini mencakup penyakit Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, Pertusis dan Hepatitis B. Sedangkan untuk polio akan diuraikan dalam Bab IV. Gambaran kasus PD31 di Kabupaten Luwu tahun 2014dapat dilihat pada Lampiran Tabel 19.
1) Tetanus Neonatorum Secara Nasional, jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2003 sebanyak 175 kasus dengan angka kematian (CFR) 56%. Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diduga karena meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun secara keseluruhan CFR masih tetap tinggi. Penanganan Tetanus Neonatorum memang tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah usaha pencegahan yaitu pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil. 23
Kasus Tetanus Neonatorum di Sulsel untuk tahun 2010 sebanyak 8 kasus terdiri dari 3 kabupaten yaitu Kabupatn Bantaeng 1 kasus, Gowa 3 kasus dan kabupaten Bone 4 kasus dan CFR (Case Fatality Rate) sebanyak 37,50% sedangkan di tahun 2011 jumlah kasus Neonatorium sebanyak 3 kasus,hal ini mungkin disebabkan sebagian besar penolong persalinan ditolong tenaga kesehatan dan adapun jumlah kasus non neonatorium sebanyak 3 kasus yaitu Kabupaten Bulukumba 1 kasus, Kabupaten Bone 1 Kaus dan Kabupaten Wajo 1 kasus. Untuk tahun 2013 tidak ditemukan kasus Tetanus Neonatorium sehingga Case Fatality Rate sebesar 0,00%. Hal ini memberi gambaran sekalipun kasusnya jarang, tetapi tingkat kefatalan setiap kasus yang dicapai 100% sehingga perlu kewaspadaan dini dan penaganan yang tepat agar kasus kematian dapat diminimalisir. Khususnya Hygiene dan kebersihan serta peralatan yang digunakan betul-betul stril didukung pemberian imunisasi yang lengkap dan vaksin yang tidak kadaluarsa.
2) Campak Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa (KLB). Akan tetapi penyakit campak dapat dicegah dengan melalui program imunisasi. Di Kabupaten Luwu kasus campak terjadi di satu kecamatan sebanyak 17 kasus tahun 2014. Cakupan imunisasi campak di Sulawesi selatan tahun 2010 cakupan imunisasi campak sebanyak 93,08% bila dibandingkan tahun 2009 terjadi peningkatan ini berarti program imunisasi telah mencapai target provinsi adapun kabupaten yang masih ada dibawah target provinsi sebanyak9 kabupaten/kota dan 6 kabupaten/kota yang memenuhi target nasional yaitu kabupaten Bantaeng, Maros, Luwu Timur, Kota Makassar, Kota Pare- pare dan Kabupaten Enrekang. Menurut hasil pengumpulan data profil kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2011 cakupan imunisasi campak sebesar 164.964 (100,50)% bila disbanding dengan tahun 2010 telah melebihi sebesar 26 dari target nasional. Dan adapun jumlah penderita campak sebesar 490 yaitu Laki-laki 223 orang dan perempuan 267 orang. 3) Difteri Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah Kasusnya relatif rendah. Rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Namun KLB difteri masih sering terjadi dan CFR-nya tinggi. Menurut profil Kabupaten/Kota tahun 2013 terdapat 12 Kasus difteri yaitu laki-laki 9 kasus, perempuan 3 kasus dengan kasus kematian sebanyak 1 orangberarti CFR sebanyak 8.33%. dan hanya terjadi di 6 kabupaten/kota yaitu kabupaten Gowa 7 kasus, kabupaten Jenneponto, pangkep, Bone dan Kota Makassar masing-masing terdapat 1 kasus. Sedangkan di Kabupaten Luwu kasus Difteri belum ada ditemukan sejak tahun 2005 sampai tahun 2010 dan sampai tahun 2014. Hal ini dimungkinkan dengan pemberian imunisasi yang memadai sekalipun capaiannya hanya 65,11%.
24
4) Pertusis Pertusi atau batuk rejan atau batuk seratus hari adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh bordetella pertusis. Pertutis merupakan penyakit toxin mediated, toksin yang dihasilkan kuman (melekat pada bulu getar saluran napasatas) akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga gangguan aliran sekitar saluran pernapasan dan berpotensi menyebabkan pneumonia. Dari hasil pengumpulan data Sulawesi Selatan tahun 2009 hanya terjadi di Bulukumba sebesar 111 Kasus. Pada tahun 2010 menurun menjadi 63 kasus yaitu Kabupaten Pangkep 1 kasus, Kabupaten Sidrap 11 kasus dan Kabupaten Toraja Utara 51 kasus, untuk tahun 2011 dan 2012 tidak terdapat kasus pertusis. Sedangkan pada tahun 2013 hanya terjadi di Kabupaten Jeneponto sebanyak 91 kasus yaitu laki-laki 61 kasus dan perempuan 30 kasus. Sedangkan di Kabupaten Luwu, berdasarkan laporan dari P2PL dan data profil puskesmas yang dikumpulkan dari masing-masing bidan/puskesmas, sampai tahun 2010 dan sampe tahun 2014 ini belum ada kasus pertusis yang dilaporkan. Jika diamati secara territorial maka kasus ini kebanyakan terjadi pada daerah dengan tingkat kelembaban yang cukup tinggi seperti Tana Toraja dan Malino. 5) Hepatitis. Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui profil Kesehatan Kab/kota Tahun 2012, tercatat bahwa jumlah kasus hepatitis sebanyak 93 kasus, yang tersebar di 5 kabupaten/kota. Kabupaten Bulukumba 15 kasus, Kabupaten Bantaeng 34 kasus, Kabupaten Jeneponto 21 kasus, Kabupaten Pinrang 4 kasus dan Kabupaten Enrekang 19 kasus. Tidak ada laporan kematian untuk kasus hepatitis sedangkan di taun 2013 kasus hepatitis terdapat 68 kasus yaitu laki-laki 24 kasus dan perempuan 44 kasus yang terdapat di 2 kabupaten kota yaitu Kapaten Bantaeng 63 kasus dan di kabupaten Pinrang 5 kasus. Untuk Tahun 2013 tercatat imunisasi BCG 101,13% , polio4 99,28% DPT1+HB1 103,58%, DPT3+HB3 101,72% dan campak 99,90%. Terdapat 6 Kabupaten yang tidak memenuhi standar provinsi , yaitu Kabupaten Jeneponto, Gowa, Tana Toraja, Sinjai, Barru dan Kota Makassar. Sedangkan di Kabupaten Luwu kurun waktu 2010 sampai 2014 jumlah kasus belum ditemukan kasus hepatitis. c. Penyakit Bersumber Binatang 1) Malaria Di Indonesia diperkirakan setiap tahunnya terdapat 15 juta penderita malaria dan 30.000 orang diantaranya meninggal dunia (Survei Kesehatan Rumah Tangga/SKRT, 1995). Penyakit malaria menyebar cukup merata di seluruh kawasan Indonesia, namun paling banyak dijumpai di luar wilayah Jawa – Bali, bahkan di beberapa tempat dapat dikatakan sebagai daerah endemis malaria. Menurut hasil pemantauan program diperkirakan sebesar 35% penduduk Indonesia tinggal di daerah endemis 25
Malaria. Perkembangan penyakit malaria pada beberapa tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan di semua wilayah. Di Jawa-Bali kenaikan tersebut ditandai dengan meningkatnya API sedangkan diluar Jawa-Bali ditandai dengan peningkatan AMI. Terjadinya peningkatan kasus diakibatkan antara lain adanya perubahan lingkungan seperti penambangan pasir yang memperluas genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk penular malaria, penebangan hutan bakau, mobilitas penduduk dari pulau Jawa keluar Jawa yang sebagian besar masih merupakan daerah endemis malaria dan obat malaria yang resisten yang semakin meluas. Kegiatan penemuan penderita di Sulsel, sifatnya pasif dan dilaksanakan oleh unit-unit pelayanan kesehatan (Pustu, Puskesmas dan Rumah sakit). Hasil Riskesdas tahun 2013 insiden malaria pada penduduk Sulawesi Selatan tahun 2013 adalah 3.1% meningkat disbanding tahun 2007 (1.4%), kecuali di Luwu Timur dan Selayar mengalami sedikit penurunan jumlah penderita malaria. Prevalensi malaria 2013 adalah 8.1 %, di lima Kabupaten/Kota dengan insiden dan prevalensi tinggi adalah Bantaeng (6,8% dan 15,0%) , Sinjai (6,7% dan 15,3%), Tana Toraja (5,5% dan 20,3%), Bulukumba (5,2% dan 12,1%) dan Luwu (5,2% dan 13,2%) dari 24 Kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, 15 Kabupaten/Kota mempunyai prevalensi malaria di atas angka nasional. Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan selama tahun 2013 untuk menekan angka kesakitan tersebut adalah pengendalian vektor di daerah endemis, pencegahan penyakit dengan memakai kelambu berinsektisida, sosialisasi obat malaria ACT, penemuan dan pengobatan penderita (active dan passive) serta pengamatan vektor penyakit. Pengobatan malaria sesuai acuan program pengendalian malaria harus dilakukan secara efektif. Pemberiab jenis obat harus benar, dan cara minumnya juga harus tepat. Pengobatan efektif adalah memberikan ACT pada 24 jam pertama pasien panas dan obat harus diminum habis dalam 3 hari. Penduduk Sulawesi Selatan yang berobat di tenaga kesehatan tahun 2013 yang mendapat obat ACT dari program adalah 29.8% . Dari yang mendapat obat program, hanya 35.8% yang mendapat obat 24 jam pertama. Dari 35.8% penduduk yang mendapat obat dalam 24 jam pertama, 74.1 % diantaranya meminum habis obat selama 3 hari. Dari 29.8% penduduk Sulawesi Selatan yang mendapat obat ACT dari program, hanya 7.91% yang melakukan pengobatan secara efektif. Lima Kabupaten/Kota yang tertinggi dalam mengobatimalaria secara efektif adalah Pangkajene dan kepulauan (46.6%), Luwu Timur 39.8%, Barru 28.9%, Luwu Utara 16.9%, dan Luwu 15.6%. Penduduk Sulawesi Selatan yang mengobati sendiri penyakit malaria yang dideritanyaadalah 0.8%. Lima Kabupaten/Kota tertinggi yang penduduknya mengobati sendiri penyakit malaria adalah Bantaeng (2,4%), Selayar (2,2%), Bulukumba (2,1%), Luwu (1,9%) dan Palopo (1,3%). Perkembangan kasus malaria di kabupaten Luwu sekalipun Kab.Luwu tidak termasuk daerah endemis, tetapi tidak berarti kasus ini sama sekali tidak ada karena adanya tempat perindukan jentik memungkinkan perkembangan vektor penyebab malaria. Berdasarkan data Profil yang dihimpun dari puskesmas dan laporan P2PL, pada tahun 2005 terapat 203 penderita dan tahun 2006 jumlah kasus yang ditemukan 26
hanya 45 penderita. Tahun 2007 jumlah penderita yang tercatat 120 orang, meningkat di tahun 2008 tercatat 138 penderita. Tahun 2009 bertambah 44 orang menjadi 182 penderita, sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan yaitu 68 kasus, tahun 2014 menurun lagi menjadi 57 Kasus. Kasus ini ditemukan secara pasif dimana penderitanya bukan penduduk setempat melainkan penduduk yang berimigrasi dari daerah yang endemis malaria diantaranya eksodus Timor-Timur, Papua dll. Kasus di Kab. Luwu ini akan tetap ada seiring dengan perkembangan dan mobilitas penduduk yang masuk dan keluar wilayah kabupaten, disamping itu Kab. Luwu merupakan daerah jalur trans Sulawesi yang memungkinkan permasalahan terjadi secara complex termasuk maslah kesehatan. 2) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue telah menyebar secara luas ke seluruh kawasan dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit semakin meningkat hingga ke wilayah pedalaman. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB sehingga angka kesakitan dan kematian yang terjadi dianggap merupakan gambaran penyakit dimasyarakat. Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada awalnya pola epidemic terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2-5 tahunan. Sedangkan angka kematian cenderung menurun. Angka kematian (CFR) penyakit DBD di Indonesia tahun 2001 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2000, yaitu 15,75 per 100.000 penduduk pada tahun 2000 dengan CFR 1,4% menjadi 17,1 per 100.000 penduduk dengan CFR sebesar 4,7%. Masih terjadinya peningkatan kasus DBD ini disebabkan antara lain dengan tingginya mobilitas dan kepadatan penduduk, nyamuk penular penyakit (Aedes Aegypti) tersebar diseluruh pelosok tanah air dan masih digunakanya tempat-tempat penampungan air (TPA) tradisional (tempayan, bal, drum, dll). Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan penyakit DBD dapat dilihat dengan masih rendahnya angka bebas jentik(ABJ) yakni rata-rata 82,86% baik di rumah, sekolah maupun tempattempat umum. Pada tahun 2003, jumlah penderita DBD dilaorkan sebanyak 51.516 kasus dengan angka kematian (CFR) sebesar 1,5% dan angka insiden sebesar 23,87% kasus per 100.000 penduduk. Untuk tahun 2004, dilaporkan kejadian penyakit Demam Berdarah sebanyak 2,598 penderita (termasuk data Sulawesi barat) dengan kematian 19 orang (CFR=0,7%). Dari kejadian tersebut telah dilakukan penanggulangan fokus berupa pengasapan, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) termasuk abatisasi. Pola kejadian tersebut berlangsung antara Januari – April, Juni, Oktober dan Desember (memasuki musim penghujan). Untuk tahun 2005, tercatat jumlah penderita DBD sebanyak 2.975 dengan kematian 57 orang (CFR=1,92%). Tahun 2006, kasus DBD dapat ditekan dari 3.164 kasus tahun 2005 menjadi 2.426 kasus (22,6%) pada tahun 2006, demikian pula angka kematian (CFR) dari 1,92% turun menjadi 0,7% dengan kelompok penduduk yang terbanyak terserang adalah kelompok usia anak sekolah (5-14 tahun) sebesar 55%, kemudian kelompok usia produktif (5-44 tahun) sebesar 25%, kelompok usia anak balita (1-4 tahun) sebesar 16% dan usia diatas 45 tahun serta usia dibawah 1
27
tahun masing-masing sebesar 2%. Adapun situasi kasus Demam Berdarah Dangue secara terinci disajikan pada lampiran Tabel 21. Kejadian penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kabupaten Luwu pada umumnya di musim penghujan, dan ditandai dengan meningkatnya jumlah kasus serta terjadinya KLB. Dengan demikian upaya penanggulangan lebih difokuskan sebelum memasuki musim penghujan dan pada saat berkahirnya musim tersebut. Hal ini disebabkan pada masa tersebut terjadi perkembangan vektor akibat bertambahnya tempat perindukan nyamuk baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Jumlah kasus KLB DBD di Kab. Luwu tahun Tahun 2007 dari 21 kecamatan di Kab. Luwu, 15 kecamatan diantaranya terjadi kasus DBD sebanyak 78 penderita, kasus KLB terjadi di Sembilan kecamtan dengan CFR=10,5%. Tidak menentunya di Kab. Luwu sehingga upaya penanganan kasus secara dini sulit dilakukan oleh karena sejak tahun 2006 sampai saat ini tidak terjadi pergantian musim antara musim kemarau dan penghujan. Kondisi ini menyebabkan fluktuasi kasus yang bervariasi dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2008, jumlah kasus tercatat 89 penderita kesemuanya dapat ditangani (100%) terjadi di empat belas kecamatan, kasus tertinggi terjadi di Suli Barat dan Ponrang masing-masing 19 penderita dengan CFR=0% (tidak ada kematian). Jumlah ini meningkat di tahun 2009 yaitu 143 penderita yang semuanya dapat ditangani (100%). Kegiatan penanggulangan yang dilakukan antara lain pengasapan (fogging), pemberantasan sarang nyamuk (PSN), abatisasi dan penyuluhan, sekalipun kegiatan ini dilaksanakan belum melibatkan sector/program terkait. Pola kejadian mulai tahun 2007 sampai 2009 menunjukkan peningkatan, namun peningkatan secara signifikan yakni tahun 2006 sampai tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena peningkatan kasus di daerah endemis, beberapa kecamatan selama ini sporadis terjadi KLB, kemungkinan ada kaitannya dengan pola musiman 3-5 tahunan, kemudian bila dilihat dari hasil PJB, angka bebas jentik (ABJ) masih dibawah 95% tahun 2007 hanya 35,25% angka ini menurun dari tahun sebelumnya, tahun 2008 ABJ menjadi 62,68%, dan tahun 2009 ABJ hanya 58,86%. Pada Tahun 2010 terdapat 118, kasus tertinggi terjadi di kecamatan Bajo yaitu 28 kasus, dan di tahun 2014 terdapat 30 kasus dan yang tertinggi terdapat pada kecamatan Suli Barat dan Bua. Disamping itu luasnya areal perkebunan kakao dan pertanian, menjadi peluang lapangan kerja sehingga memungkinkan terjadinya arus perpindahan penduduk ke Kab.Luwu termasuk penduduk yang tercemar plasmodium. Disamping itu limbah kakao berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk DBD. 3) Penyakit Filariasis Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimination of Lymphatic as a public Health Problem The Year 2020”. Filariasis (penyakit kaki gajah) tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di daerah pedesaan di luar Pulau Jawa, Bali dan NTB. Dampak dari serangan penyakit ini adalah menurunkan derajat kesehatan masyarakat karena menurunnya daya kerja dan produktivitas serta timbulnya cacat anggota tubuh yang menetap. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, beberapa jenis nyamuk 28
diketahui berperan sebagai vektor Filariasis antara lain Mansonia, Anopheles dan Culex. Di Sulawesi Selatan, salah satu kegiatan program pemberantasan penyakit Filaria adalah survei endemisitas Filariasis berupa survei darah jari yang bertujuan untuk mengetahui tingkat endemisitas berdasarkan mikro filarial rate pada lokasi yang ditentukan kasus klinis filariasis. Pada tahun 2001, kegiatan ini dilaksanakan pada 20 lokasi dari 6 yakni 4 lokasi di Sul-sel. Dan 2 lokasi di Sulbar, dari 3.938 specimen yang diperiksa ditemukan specimen yang positif sebanyak 22 specimen (MF Rate=0,66%). Untuk tahun 2003, kegiatan ini dilaksanakan pada 10 lokasi dari 5 Kabupaten dari 223 specimen yang diperiksa ditemukan 12 specimen positif dengan Mikrofilaria Rate 10,10%. Tahun 2004, dilaksanakan survei cepat filariasis di 30 puskesmas pada 15 kab/kota non endemis filariasis. Hingga triwulan IV 2004, jumlah penderita kronis yang ditemukan sebanyak 12 orang. Sedangkan untuk survei evaluasi pengobatan, dilaksanakan di 5 lokasi pada 2 kabupaten endemis filariasis yaitu kabupaten Mamuju dan Kabupaten Luwu Timur. Adapun jumlah specimen yang diperiksa sebanyak 545 dari target 500 spesimen, dan hasil pemeriksaan microfilaria (MF rate=0%). Sementara untuk tahun 2005, survei darah jari dilakukan di 6 lokasi pada 5 kabupaten Di sulsel dan sulbar. Hasil pemeriksaan darah jari yaitu MF Rate 0%. Sedangkan untuk tahun 2006, ditemukan tingkat MF rate di Kab. Sidrap sebesar 1,37%, kab.Enrekang 1,2% dan Kab. Luwu timur 1,4%, hal ini menandakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah endemis filariasis karena MF ratenya berada diatas 1 %. Khusus di Kab Luwu, setelah terjadi pemekaran menjadi Luwu dan Luwu Utara maka yang menjadi daerah endemis adalah Kab. Luwu Utara yang kemudian mekar lagi menjadi Luwu Timur, namun sampai saat ini belum ada kecamatan dalam lingkup Kab. Luwu yang melaporkan adanya kasus filariasis. 2. Penyakit Tidak Menular yang Diamati Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat termasuk dalam pola konsumsi makanan keluarga. Perubahan tersebut tanpa disadari telah member pengaruh terhadap terjadinya transisi epidomologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti penyakit Jantung, Stroke, Dispepsia, Diabetes, Hipertensi, Gangguan jiwa/mental, dan Sebagainya. Berdasarkan laporan dari Rumah Sakit Umum Batara Guru di Kab. Luwu kasus penyakit tidak menular yang terbanyak pada rawat inap adalah Kecelakaan (131 penderita), Dispepsia (606 Penderita). Demikian halnya pada rawat jalan adalah kelompok Diabetes Malitus baik yang tidak bergantung insulin, YDT lainnya maupun YTTsebanyak 85 penderita. Gambaran/pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit tahun 2014 disajikan pada table berikut ini :
29
TABEL VII PROPORSI 10 PENYAKIT TIDAK MENULAR TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT DI KAB. LUWU TAHUN 2014 Jenis Penyakit 1. Kecelakaan Angkutan Darat 2. Dispepsia 3. Hipertensi Esensial (Prmer) 4. Penyakit Jantung Lainnya 5. Sistitis 6. Diabetel Melitus YTT 7. Diabetes Melitua tidak bergantung Insulin 8. Neoplasma yg tidak diketahui Sifatnya 9. Diabetes Melitus YDT Lainnya 10. Strok tak menyebut pendarahan/infrak
Jumlah 77 73 4 35 61 4 41 -
% -
Sumber: Bid. Jaminan & Sarkes Dinkes Luwu, 2008
Sedangkan pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2014 dapat dilihat pada table berikut ini : TABEL VIII PROPORSI DAN CFR 10 PENYAKIT TIDAK MENULAR TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DI KAB. LUWU TAHUN 2014 Jenis Penyakit Jumlah % CFR 1. Kecelakaan Lalulintas 131 0,0 2. Cedera Intraranial 205 2,34 3. Dispepsia 606 0,0 4. Hipertensi Esensial primer 258 0,0 5. Sistitis 51 0,0 6. Strok tak menyebut pendarahan/infark 42 12,9 7. Gastritis & Duodenitis 198 0,0 8. Jantung 141 29,4 9. Diabetes Melitus YDT Lainnya 85 0,0 10. Diabetes Melitus tidak bergantung 18 0,0 Insulin Sumber: Bid. Jaminan & Sarkes Dinkes Luwu, 2009
C. STATUS GIZI Gizi dan permasalahannya sampai saat ini merupakan masalah yang belum terpecahkan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus yang berkaitan dengan status gizi seseorang, disamping masalah gizi merupakan multikausa dan bukan penyebab tunggal terjadinya masalah kesehatan. Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan secara umum, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individual. Bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau ibu menyusui.
30
Berikut ini akan disajikan gambaran mengenai indikator-indikator status gizi masyarakat antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, sttus gizi wanita usia subur Kurang Energi Kronis (KEK), Anemia Gizi Besi (AGB) pada ibu dan pekerja wanita dan gangguan akibat Yodium (GAKY) sebagaimana diuraikan berikut ini: 1. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Masalah pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) terutama pada premature terjadi karena ketidakmatangan system organ pada bayi tersebut. Berat bayi lahir Rendah mempunyai kecendrungan kearah peningkatan terjadinya infeksi dan mudah terjadi komplikasi. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan apada system pernafasan, susuna saraf pusat,kardiovaskular, Hematologi, gastro intestinal ginjal dan termeregulasi. Hasil Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa persentase balita (0-59 bulan) dengan BBLR sebesar 10,2% . Persentase BBLR tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi Tengah (16,8%) dan terendah di Sumatra Utara (7,2%) Menurut profil Sulawesi Selatan tahun 2013 Jumlah Bayi Lahir Hidup sebesar 146.727, Bayi lahir Hidup ditimbang sebesar 145.076 dengan Jumlah BBLR yaitu 4.260 kasus. Dan tertinggi di Kota Makassar sebesar 611 kasus Kab.Wajo 324 kasus, dan Kab. Gowa 286 kasus. Dan kasus terendah di Kab.Bantaeng 60 kasus, Kab. Luwu 70 kasus dan Kab. Tana Toraja 77 kasus Salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal adalah Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram). BBLR dibedakan dalm 2 kategori yaitu BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di Negara berkembang, banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil. Secara nasional, angka BBLR belum tersedia, meskipun demikian proporsi BBLR dapat diketahui berdasarkan hasil estimasi dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Di kabupaten Luwu, Kejadian BBLR bervariasi dari tahun ke tahun. Tahun 2010 terjadi disembilan kecamatan dengan jumlah 24 kasus dan ditangani 28 kasus, tahun 2006 sebanyak 31 kasus dan tahun 2007 sebanyak 34 kasus dan yang ditangani 28 orang.Tahun 2014. Data terinci pada lampiran tabel 21. 2. Status Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi pada Balita adalah dengan anthropometri yang diukur melalui indeks Berat Badan menurut umur (BB/U) atau berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB). Kategori yang digunakan
31
adalah : gizi lebih (z-score>+2 SD); gizi baik (z-score-2 SD sampai +2 SD); gizi kurang (z-score < -2 SD sampai -3SD) dan gizi buruk (z-score< -SD). Sejak tahun 1992 untuk mengukur keadaan gizi anak balita digunakan standar WHO-NCHS untuk indeks berat badan menurut umur. Namun dari beberapa studi/survei yang melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan (BB/TB), pada umumnya, pengukuran BB/TB menunjukkan keadaan gizi kurang yang lebih jelas, dan sensitive/peka dibandingkan prevalensi berdasarkan pengukuran berat badan menurut umur seperti hasil dari pengukuran pravelansi gizi kurang menurut BB/TB(wasting) sesudah tahun 1992 berkisar antara 10-14%. Masalah gizi kurang pada anak balita dikaji kecendrungannya menurut Susenas dan survei atau pemantauan lainnya. Secara nasional, menurut Susenas tahun 1989, prevalensi gizi buruk dan kurang pada balita adalah 37,5% menurun menjadi 24,7% tahun 2000, yang berarti mengalami penurunan sekitar 34%. Dari hasil Susenas 2001 di Indonesia, persentase Balita yang bergizi baik adalah sebesar 64,14% yang bergizi sedang 21,51% dan sisanya 9,35% adalah Balita bergizi kurang/buruk atau yang dikenal dengan istilah Kurang Kalori Protein (KKP). Bila dibandingkan menurut jenis kelamin, persentase balita perempuan bergizi baik relative lebih tinggi daripada balita laki-laki, demikian pula gizi kurang/buruk lebih tinggi pada balita laki-laki dibandingkan balita perempuan. Di Sulawesi Selatan menurut hasil Riskesdas tahun 2013 prevalansi gizi buruk-kurang pada anak balita sebesar 25,6 persen yang berarti masalah gizi burukkurang di Sulawesi Selatan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan prevalansi tinggi. Diantara 24 Kabupaten/Kota, terdapat tiga Kabupaten/Kota termasuk kategori prevalansi sangat tinggi, yaitu Bone, Pangkep & Bantaeng. Di kabupaten Luwu, upaya untuk memperoleh gambaran perubahan status gizi masyarakat guna penanggulangan masalah gizi dilaksanakan melalui Pemantauan Status Gizi (PSG). Hasil Pemantauan Status Gizi tahun 2007, hasilnya menggambarkan 0,76% berstatus gizi lebih, 91,01% status gizi baik, 7,03% anak berstatus gizi kurang dan 1,21% anak berstatus gizi kurang dari 14.276 balita yang diukur. Tahun 2008, dari 10.006 balita yang diukur, 0,38% status gizi lebih, gizi baik 91,37%, gizi kurang 7,65% dan gizi buruk 0,61%. Hasil ini memperlihatkan ada penurunan 0,6% balita gizi buruk tahun 2007 ke tahun 2009. Pada tahun 2010 dari 33.720 balita 1,14% berstatus gizi lebih, 64,35% gizi baik, 0,48 gizi kurang, 0,08 gizi buruk, tahun 2014 jumlah balita Gizi buruk 5 orang.
3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK) Salah satu cara untuk mengetahui status gizi wanita usia subur (WUS) umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Hasil pengukuran ini bias digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasikan seberapa besar seorang wanita mempunyai resiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Indikator Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standar lingkar lengan atas (LILA) < 23,5cm.
32
Di Kabupaten Luwu, data dan informasi mengenai status gizi wanita usia subur (umur 15-49 tahun) yang kurang energy kronik (KEK) sampai saat ini belum diperoleh bahkan ditahun 2010 ini data ibu hamil yang KEK tidak terlaporkan. Hal ini memunculkan dua versi, apakah kasus tersebut benar tidak ada atau sistim pencatatan petugas yang tidak disiplin. 4. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) Salah satu maslaha gizi yang perlu mendapat perhatian adalah masalah gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). GAKY dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik dan keterbelakangan mental. Gangguan pertumbuhan fisik meliputi pembesaran kelenjar tiroid (gondok), kretin (badan kerdil), gangguan motorik (kesulitan berdiri atau berjalan normal), bisu, tuli dan mata juling. Sedangkan keterbelakangan mental termasuk berkurangnya tingkat kecerdasan anak. WHO/UNICEF/ICCID mengkategorikan endemisitaas daerah dalam 4 kategori menurut besar Total Goiter Rate (TGR). TGR digunakan untuk menilai status GAKY masyarakat sekaligus untuk evaluasi dampak program terhadap perbaikan status GAKY. Angka prevalensi gondok atau Total Goitre Rate (TGR) dihitung berdasarkan seluruh stadium pembesaran kelenjar, baik yang teraba (pallable) maupun yang terlihat (visible). Pada tahun 1980, TGR didapatkan dari survei GAKY sebesar 37,2%. Prevalensi ini menurun menjadi 27,7% pada tahun 1990 dan turun drastic menjadi 9,8% pada tahun 1998. Walaupun terjadi penurunan yang cukup berarti, GAKY masih dianggap masalah kesehatan masyarakat, karena secara umum prevalensinya masih diatas 5%. Di Sulawesi Selatan, data dan informasi yang diperoleh tentang kasus GAKY untuk anak sekolah sebesar 10,1%(1998) dan 10,5%(2002), sedangkan untuk status GAKY pada ibu hamil tercatat sebesar 18,62%. Sedangkan GAKY secara keseluruhan untuk tahun 2006 tercatat sebesar 10,1% (Survei Pemetaan GAKY Nasional 2003). Kabupaten Luwu merupakan salah satu daerah bukan endemis gondok sehingga data dan informasinya juga jarang ditemukan. Demikian gambaran singkat mengenai situasi derajat kesehatan di Kabupaten Luwu sampai dengan tahun 2010.
33
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan khususnya kesehatan masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan, jajaran kesehatan di Kab. Luwu telah melakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya untuk tahun 2014. A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Peranan upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu bias berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama kehamilannya, yang mengikuti pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Gambaran kecendrungan cakupan K1 dan K4 tahun 2004 hingga 2013 di Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut.
34
Berdasarkan gambar di atas cakupan K1 selalu mengalami peningkatan kecuali di tahun 2013 dimana angkanya mengalami penurunan 96.84% dan di tahun 2012 menjadi 95.25% pada tahun 2013. Hal itu sedikit berbeda dengan cakupan K4 yang pernah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 80.26% pada 2007 menjadi 86.85% dari 90.18% pada tahun sebelumnya. Gambaran persentase cakupan pelayanan K1 di Kab. Luwu tahun 2008 tercatat 99% sedangkan K4 hanya 82,89%. Bahkan dari 21 puskesmas di Kab. Luwu, 14 (66,7%) diantaranya mencapai target nasional. Data cakupan kunjungan ibu hamil K4 menurut kab/kota disajikan pada lampiran table 25. Sedangkan tahun 2009 untuk pelayanan K1 tercatat 91,76% dan K4 hanya 77,27%. Pada Tahun 2010 untuk pelayanan K1 tercatat 89,78% dan K4 78,07 %, tahun 2013 pelayanan K1 91,5% dan K4 77,8%. Tahun 2014 Pelayanan K1 97,1% dan K4 85,3% b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (professional). Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, termasuk pendampingan, meningkat sekitar 10%, yaitu dari 60,75% pada tahun 1998 menjadi 70,62% pada tahun 2003. Kondisi di Kab. Luwu memperlihatkan hasil yang tidak terlalu berbeda dengan Sulsel. Yakni 77,24% persalinan ditolong tenaga kesehatan tahun 2009 menurun ±10% dibanding persalinan Nakes tahun 2008 (84,83%).Sedangkan pada tahun 2010 persalinan ditolong nakes meningkat yaitu 87,50%, tahun 2013 ditolong oleh nakes 87,9 %. Dan di Tahun 2014 yang ditolong nakes sebesar 91,6 % Bila dibandingkan dengan target SPM Bidang Kesehatan Tahun 2005 (77%) maka capaian Kab. Luwu telah berada sedikit di atas target. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran table 29. c. Kunjungan Neonatus Kesehatan dan pertumbuhan serta perkembangan bayi ditentukan melalui perawatan awal yang diberikan setelah bayi lahir sampai berumur 28 hari. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko 35
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonates (0-28 hari) minimal 2 kali, satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatal (KN) selama periode tahun 2010-2014 di kab. Luwu dan cakupan kunjungan nasional (KN) menurut puskesmas.dapat dilihat pada table 29 2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan pelaksanakan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak prasekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peranserta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil. Di Kab.Luwu, cakupan yang dicapai pada tahun 2006 untuk anak pra sekolah 34,77%, pemeriksaan siswa sekolah dasar 29,01% dan pelayanan kesehatan remaja 23,88%, cakupan ini menurun terus sampai tahun 2009, pada tahun 2010 pemeriksaan siswa sekolah dasar 30,03% dan pelayanan kesehatan remaja 18,15% hal ini menunjukkan adanya cakupan yang terus menurun di setiap tahun sementara tahun 2013 yang mendapat pemeriksaan 70,9%. dapat dilihat pada gambar berikut ini, dan data terinci pada lampiran Tabel 51. Jika dibandingkan dengan hasil pencapaian provinsi, kab.Luwu lebih tinggi pada tahun 2005 namun masih dibawah capaian Nasional. Kondisi ini menggambarkan program deteksi dini tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak sekolah dan remaja kurang berjalan dengan baik ataukah pencatatan dan pelaporan yang kurang baik sehingga tidak terlaporkan secara keseluruhan. 3. Pelayanan Keluarga Berencana Secara nasional, proporsi pasangan usia subur yang sedang menggunakan alat KB pada tahun 2009 sebesar 44,85%. Sedangkan menurut hasil pengumpulan data/inidkator kinerja SPM bidang kesehatan seluruh Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2003 persentase peserta KB aktif sebesar 68,49%. Adapun persentase tertinggi alat/cara KB yang dipakai peserta KB aktif adalah suntikan (51,08%), kemudian pil (25,05%) dan AKDR/IUD (10,69%). Menurut data dari BKKBN, metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan pasangan usia subur (PUS) pada peserta KB baru pada tahun 2003 adalah suntikan (58,16%), pil (29,02%), implant/susuk KB (4,88%). Sementara untuk tempat pelayanan bagi peserta KB baru adalah klinik KB pemerintah (59,45%), bidan praktek swasta (30,77) dan klinik KB swasta (6,98%), serta selebihnya di dokter praktek swasta (2,80%). Untuk di Sulawesi selatan, selama tahun 2001-2006 persentase peserta KB aktif cenderung berfluktuasi karena adanya beberapa kab/kota yang tidak melaporkan datanya. Data terinci pada lampiran table 36. Gambaran peresentase peserta KB aktif
36
di Sulsel selama tahun 2009 dan gambaran peserta KB baru menurut Kab/kota di sulsel dapat dilihat pada tabel 36. Persentase cakupan peserta KB Aktif di Kab.Luwu yang dilaporkan juga berfluktuasi dari tahun ke tahun, disamping itu adanya faham yang berkembang di kalangan masyarakat mengenai dampak buruk penggunaan alat kontrasepsi turut menghambat keberhasilan program ini. Data yang diperoleh melalui Profil Kesehatan tahun 2007 32,08%, tahun 2008 30,92%. Selain itu juga tercatat bahwa persentase penggunaan kontrasepsi bagi peserta KB baru yang terbanyak selama tahun 2008 masing-masing suntikan (57,00%), Pil (35,56%), Implant(1,71%, Kondom (3,44%), IUD(1,60%) MOP/MOW (0,36%).Tahun 2009 suntikan (8,08%),Pil (5,55%),Implant (1,09%), Kondom (1,22%) hal ini menunjukan adanya penurunan cakupan peserta KB aktif. Sedangkan pada tahun 2010 Implant (5%), Suntik 52,47%), Kondom (3,49%), MOP/WOW (1,95%), tahun 2013 Data terinci pada lampiran Tabel 35. 4. Pelayanan Imunisasi Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut juga menggambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat (herd immunity) terhadap penularan PD31. Di Sulsel, pada tahun 2004 pencapaian UCI sebesar 64,04%. Di kabupaten Luwu, gambaran pencapaian UCI sejak tahun 2005 sampai tahun 2009 mengalami peningkatan, tahun 2005 (38,54%), tahun 2006(53,13%), tahun 2007 (72,92%), tahun 2008 (74%) dan tahun 2009 (80,62%), sedangkan pada tahun 2010 pencapaian UCI menurun yaitu (57,52%), tahun 2013 95,2% data terinci pada Lampiran Tabel 41. Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis-B (3 kali) dan Imunisasi Campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Cakupan Imunisasi dasar pada bayi (cakupan imunisasi campak) secara nasional di tahun 2003 sebesar 89,2%, Sulawesi selatan tercatat sebesar 89,63% (tahun 2006), sedangkan di Kabupaten Luwu pada tahun 2010 sebesar 72,86% data terinci pada lampiran Tabel 43. Disamping itu, perkembangan cakupan imunisasi TT ibu hamil secara nasional cenderung menurun. Untuk Sulawesi selatan, cakupan imunisasi TT2 ibu hamil tercatat sebesar 77,68% (tahun 2004) menurun pada tahun 2005 menjadi 65,09%, sedangkan untuk Kab. Luwu pencapaian cakupan imunisasi TT ibu hamil sebesar 85,75% (tahun 2009). Data terinci pada lampiran Tabel 30. 5. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila untuk Sulawesi Selatan pada tahun 2004 mencakup 23,81%, sementara untuk tahun 2005 meningkat menjadi 29,78% dan di tahun 2006 meningkat lagi menjadi 37,03%. Sedangkan pencapaian di Kab.Luwu tahun 2006 sebesar 54,46%, namun tahun 2007 menurun menjadi 46,26% dan tahun 2008 hanya mencapai 2,98%. Suatu penurunan yang amat signifikan sehingga mengindikasikan kurangnya kepedulian petugas dalam memberikan 37
pelayanan kepada pra usila dan usila. Disamping itu kemungkinan terjadinya under reporting dan recording sehingga hasil yang terlaporkan hanya sedikit. Tetapi tahun 2009 mengalami peningkatan yang tinggi yaitu 68,76%.Pada tahun 2010 kembali menurun yaitu 34% Jumlah ini masih jauh untuk mencapai target SPM sebesar 70%.tahun 2013 meningkat menjadi 35,77% Persentase dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 63,12 % cakupan pelayanan kesehatan pria usila dan usila disajikan pada Lampiran table 52. B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG Upaya pelayanan kesehatan rujukan dan penyediaan fasilitas penunjang merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Menurut laporan Subdin Bina Pelayanan Kesehatan dan Farmasi Dinkes Prov. Sulsel tahun 2006, persentase pemanfaatan tempat tidur rumah sakit umum (BOR) sebesar 55,16% (nasional 55,2%). Di kabupaten Luwu sesuai laporan dari RSUD Batar Guru yang baru berjalan beberapa tahun dengan kondisi yang masih dalam taraf pembangunan gedung, penambahan pra sarana dan pembangunan sumber daya manusia, maka persentase penggunaan tempat tidurnya baru mencapai 8,58% (tahun 2005). Cakupan ini menurun menjadi 3,43% (tahun 2006) kemudian tahun 2008 meningkat menjadi 27,2%. Peningkatan cakupan ini dibarengi dengan penambahan tenaga terutama tenaga Dokter ahli. Data terinci pada Lampiran Tabel 63. 2. Pelayanan Ibu Hamil dan Neonatus Risiko Tinggi Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan melalui Profil Kesehatan kab/kota tahun 2006 menunjukkan bahwa persentase ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk dan mendapat pelayanan kesehatan lebih lanjut sebesar 19,30% (target SPM 40%). Pada tahun yang sama, persentase neonates risiko tinggi yang dirujuk dan mendapat pelayanan kesehatan lebih lanjut sebesar 92,90% (target SPM 40%). Persentase ibu hamil dan neonatus risiko tinggi/komplikasi dirujuk yang memiliki akses terhadap ketersediaan darah dilaporkan sebesar 60,18%(nasional 19,87%). Gambaran persentase ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk dan mendapat pelayanan kesehatan di Kabupaten Luwu masih sangat rendah dan jauh di bawah target SPM. Sampai tahun 2008 hanya mencapai 8,36% sedikit meningkat di tahun 2009 yaitu 19,49% (target SPM 80%),sedangkan pada tahun 2010 presentase ibu hamil resiko tinggi yang ditangani mengalami penurunan yaitu 3,36%, lebih jelasnya pada lampiran tabel 33. 3. Pemanfaatan Obat GeneriK Hasil pengumpuln data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan melalui profil Kesehatan kab/kota menunjukkan bahwa pada tahun 2006, ketersediaan obat baik obat esensial maupun obat generic sebesar 62,65%, sementara ketersediaan obat
38
generik berlogo sebesar 98,60%, dan persentase penulisan resep obat generic dilaporkan sebesar 83,34 (target SPM 80%). Kondisi di kabupaten Luwu dalam hal ketersediaan obat baik obat esensial maupun obat generic secara umum untuk 21 puskesmas masih sangat sedikit yang dapat dipenuhi, pencapaiannya di tahun 2009 adalah 7,2%. Kekurangan-kekurangan akibat kurangnya dana dapat diatasi melalui pengadaan buffer stick, sehingga kebutuhan ke 21 puskesmas dapat terpenuhi. Untuk penulisan resep obat generik belum terlaporkan, artinya obat generik masih mencakupi di tingkat kecamatan dan belum ada yang digunakan berasal dari resep dokter. Rincian persentase ketersediaan obat esensial, ketersediaan obat generik berlogo dan penulisan resep obat generic di Kab.luwu tahun 2014 disajikan pada Lampiran Tabel 67. C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilens epidomologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditinjaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Di samping itu pelayanan lain yang diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan persentase masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini: 1. Penyelidikan Epidemologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Upaya penyelidikan epidomolgi dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) merupakan tindak lanjut dari penemuan dini kasus-kasus penyakit berpotensi KLB/wabah yang terjadi pada masyarakat. Upaya penanggulangan yang dilakukan dimaksudkan untuk mencegah penyebaran lebih luas dan mengurangi dampak yang ditimbulkan. Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan menunjukkan bahwa pada tahun 2008, di 11 desa yang terkena KLB, ada 5 desa yang ditangani (45,45%) sedangkan tahun 2009 terdapat 21 desa dan 20 desa yang ditangani (95,24%). Pada tahun 2010 ada 13 desa yang terkena KLB, tahun 2014 ada 2 desa dan semuanya ditangani . Data terinci pada Lampiran Tabel 28. 2. Pemberantasan Penyakit Polio Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya ini juga di tindaklanjuti dengan kegiatan surveilens epidomologi secara aktif terhadap kasus-kasus acute flaccid paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan specimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Berdasarkan kegiatan surveilens AFP pada penduduk < 15 tahun selama tahun 2000 – 2003, baik secara nasional maupun provinsi diperoleh gambaran. Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilens, akan dilakukan pemeriksaan specimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya viru polio liar
39
yang menyerang masyarakat. Gambaran AFP rate dikabupaten Luwu selama tahun 2013 dapat dilihat pada table 18. Penemuan kasus AFP selama tahun 2006 berdasarkan hasil pelacakan ditemukan kasus sebanyak 1 penderita, tahun 2007 ditemukan 6 kasus, tahun 2008 jumlahnya menurun menjadi 1 kasus yang tersebar 5 kecamatan dan menurun tahun berikutnya menjadi 1 kasus dengan AFP rate sebesar 0,67 per 100.000 anak umur < 15 tahun, sedangkan untuk tahun 2009 meningkat lagi menjadi 5 kasus.Sedangkan pada tahun 2010 tidak ada kasus yang dilaporkan, tahun 2014 meningkat sebesar 17 Kasus. 3. Pemberantasan TB Paru Upaya pencegahan dan pemberantasan TB-paru dilakukan dengan pendekatan Directly Observe Treatment Shortcource (DOTS) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan. Dari upaya penemuan kasus TB BTA + maka diperoleh angka Case Detection Rate (CDR) selama tahun 2006 di Kabupaten Luwu sebesar 49 %. Dalam penanganan program, semua penderita TB yang ditemukan ditindaklanjuti dengan paket-paket pengobatan intensif. Melalui paket pengobatan yang diminum secara teratur dan lengkap, diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari penyakit TB yang dideritanya. Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan terjadinya kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau Drop Out (DO), terjadinya resistensi obat atau kegagalan dalam penegakan diagnose diakhir pengobatan, disamping itu masih ada penderita yang merasa malu karena menderita TB. Adapun angka tingkat kesembuhan dari penderita TB BTA + tahun 2007 tercatat sebesar 59 % artinya ada peningkatan ±10% dibandingkan tahun sebelumnya. Demikian pula tahun 2008 tercatat 75%. Tahun 2009 meningkat 5% menjadi 80%.Pada Tahun 2010 tingkat penyembuhan menurun yaitu 68,78%, tahun 2014 tingkat penyembuhan meningkat 93,03% Hasil ini menggambarkan respon masyarakat untuk sembuh tidak menunjukkan peningkatan. 4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS Upaya pelayanan dalam rangka pemberantasan penyakit HIV/AIDS di samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan yang dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor dan upaya pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS). Menurut hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan melalui Profil Kesehatan sejak tahun 2005 sampai tahun 2006, belum ada laporan kasus HIV/AIDS, namun tahun 2007 ditemukan 1 kasus di Kec. Larompong yang positif HIV. Tahun 2008-2010 tidak ada kasus yang ditemukan. Sekalipun kasus ini bukan murni terjadi di Kab. Luwu karena penderitanya berasal dari luar kabupaten, bukan berarti kita harus lengah terhadap kasus ini. Karena kasusnya tidak cepat terdeteksi. 40
5. Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Upaya pemberantasan DBD dititkberatkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperanserta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3M), juru pemantauan jentik (Jumantik) untuk memantau angka bebas jentik (ABJ), serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan menunjukkan bahwa pada tahun 2007 dari 81 kasus yang ada hanya 34,57% ditangani dan di tahun 2008 sekalipun jumlah kasus meningkat yakni 89 kasus namun semuanya dapat ditangani. Tahun 2009 juga mengalami peningkatan sebanyak 54 kasus menjadi 143 tetapi semuanya dapat ditangani (100%). Pada Tahun 2010 jumlah kasusunya menurun yaitu 188 kasus. Jumlah kasus DBD menurut kecamatan di kab. Luwu dapat dilihat pada Lampiran tabel 11. 6. Pemberantasan Penyakit Malaria Hasil pencatatan Subdin P2PL Dinkes Kab. Luwu menunjukkan bahwa pada tahun 2008, jumlah penderita 138, penderita klinis semuanya mendapatkan pengobatan dengan angka kesakitan 0,42% sedangkan tahun 2009 kembali meningkat menjadi 182 penderita dimana semuanya mendapat pengobatan.Pada tahun 2010 jumlah kasus penderita klinis meningkat yaitu 217 penderita. Data jumlah dan persentase penderita malaria yang diobati menurut kecamatan di Kab. Luwu. 7. Pemberantasan Penyakit Kusta Pada penderita kusta yang ditemukan, diberikan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Lampren dan DDS yang diberikan dalam kurun waktu tertentu. Hasil pengumpulan data/indicator kinerja SPM bidang kesehatan menurut Kecamatan di laporkan bahwajumlah penderita kusta pada tahun 2005 sebanyak 23 orang (PB) dan 38 orang (MB) dengan persentase bebas dari pengobatan (RFT) sebesar 56,52%, dengan PR kusta per 10.000 penduduk tercatat sebesar 0,73 gambaran yang dicapai di tahun 2008, jumlah penderita 12 orang dengan persentase bebas dari pengobatan (RFT) 7 orang (58,3% PB) dan 10 orang (26,32%MB) . Tahun 2009 tercatat jumlah penderita 10 orang dengan RFT 9 orang (90%) dan 16 orang (69,56%). Pada Tahun 2010 jumlah penderita 10 orang dengan RFT 8 orang (80%) dan 6 orang MB (35,29%) dapat dilihat pada lampiran Tabel 17. 8. Pemberantasan Penyakit Filariasis Salah satu upaya dalam pemberantasan penyakit Filariasis penemuan penderita secara dini. Namun sampai dengan tahun 2010 belum terlaporkan jumlah penderita filariasis di Kabupaten Luwu. Hal ini dimungkinkan karena Kab. Luwu bukanlah daerah endemis filarial. D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR Untuk memperkecil risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya
41
peningkatan kualitas lingkungan, antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi, surveilens vektor dan pengawasan tempat-tempat umum (TTU). 1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dilakukan terhadap institusi dalam menjaga kualitas lingkungannya yang dilakukan secara berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan dll. Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan menurut kecamatan di Kab. Luwu selama tahun 2009 menunjukkan bahwa dari 1588 institusi yang tercatat terdapat 19,84% yang dibina.Pada Tahun 2010 terdapat 1.834 institusi dan 86,80% yang dibina.Persentase institusi yang dibina kesehatan lingkungannya menurut kecamatan tahun 2010 dapat dilihat pada lampiran Tabel 62. Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan khusus di Kab.Luwu tahun 2008 menunjukkan bahwa dari 64.716 rumah yang ada 12.676 rumah (19,59%) diantaranya yang diperiksa, dari jumlah tersebut 7.945 rumah (62,68%) yang bebas jentik sedangkan tahun 2009, dari 64.223 rumah yang ada 8743 rumah (13,61%) diantaranya yang diperiksa, dari jumlah tersebut 5146 rumah (58,86%) yang bebas jentik.Pada tahun 2010 rumah yang ada 68.551 83,33% diantara yang diperiksa dari jumlah tersebut terdapat 25.656 yang bebas jentik. Persentase rumah/bangunan bebas jentik menurut kec. Di Kab. Luwu tahun 2010 dapat dilihat pada lampiran table 63. 2. Pengawasan tempat-tempat umum dan tempat Pengelolaan Makanan (TUPM) Menurut hasil pengumpulan data/indicator IS 2010 yang diperoleh melalui Profil Kesehatan kab. Luwu selama tahun 2009, tercatat bahwa dari 1572 TUPM/TTU yang diperiksa terdapat 850 TUPM/TTU yang memenuhi syarat (54,07%).Pada tahun 2010 tercatat terdapat 300 TUPM/TTU yang memenuhi syarat 219 (80.22%) . Jumlah dan persentase TUPM sehat menurut kec/puskesmas tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran table 63. E. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium dan anemia gizi besi. 1. Pemantauan Pertumbuhan Balita Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. Menurut hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan tahun 2009 tercatat jumlah balita yang ditimbang sebanyak 17066 jiwa (49,28%) dari 34.629 balita yang ada. Hasil penunjukkan bahwa 69,78% balita dengan berat badan yang naik, 0,80% BGM dan 0,06 balita gizi buruk.Pada Tahun 2010 jumlah balita yang ditimbang 21.651 dari 42
jumlah tersebut terdapat 15.865 balita dengan berat badan naik, 0,55% BGM dan balita gizi buruk 0,08 %. Sementara itu, persentase balita dengan berat badan dibawah garis merah (BGM) sebesar 0,80% tahun 2009 dan bila dibandingkan dengan persentase 2008 (2,43%) maka terjadi penurunan persentase balita BGM. Demikian pula dengan balita status gizi buruk pada tahun 2009 adalah 0,06% menurun jika dibanding tahun 2008 sebesar 0,30% , sedangkan tahun 2010 BGM 0,55 % menurun dibandingkan tahun 2009 yaitu 0,06 %.Rincian hasil penimbangan Balita (0-59 bulan) menurut kecamatan tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran Tabel 22. 2. Pemberian Kapsul Vitamin A Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita pada tahun 2009 dilaporkan mencapai 61,06% dimana kecamatan yang memiliki persentase cakupan tertinggi di kec.Ponrang Selatan (93,87%) sedangkan yang terendah adalah di Kec.Kamanre (7,71%) dan Kec.Bupon (17,89%). Jika dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya (tahun 2008), yakni 36,49% maka terjadi peningkatan sebesar 24,57%.Pada Tahun 2010 pemberian kapsul vitamin A terjadi peningkatan yaitu 68,36% dibandingkan pada tahun 2009 61,06%. Data terinci dapat dilihat pada Lampiran tabel 32. Sementara data KVA menurut Helen Kehler International 1998 tercatat sebesar 17,1%.
3. Pemberian Tablet Besi Tablet Fe mutlak diperlukan bagi setiap ibu hamil selama masa kehamilannya guna memelihara kesehatan dan kehamilan si ibu. Namun demikian belum semua ibu hamil memahami pentingnya tablet Fe karena faktor rasa dari tablet Fe yang kurang disukai, sehingga berimplikasi kepada pencapaian program.Tahun 2007 cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil tercatat sebesar 77% dan Pada tahun 2008, cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil tercatat sebesar 86,63%, dengan cakupan tertinggi terdapat di Kec.Suli Barat (122,71%), Belopa (108,21%) dan cakupan terendah di Kec.Walenrang Timur (57,41%). Tahun 2009, cakupan pemberian tablet Fe sebesar 77,27% menurun dari tahun sebelumnya,tahun 2010 pemberian tablet Fe sebesar 87,63% sementara target SPM yang harus dicapai sampai tahun 2010 (90%). Sedangkan data Anemia Gizi Besi (AGB) menurut Survei Gizi Mikro tahun 2006 tercatat sebesar 28,1%. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil selama tahun 2006-2014 di Kab. Luwu dapat dilihat pada gambar berikut. Data terinci dapat dilihat juga pada Lampiran Tabel 32. 4. Pemberian Kapsul Minyak ber- Yodium Berdasarkan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan yang terkumpul selama tahun 2006, tahun 2007 tercatat bahwa cakupan pemberian kapsul beryodium ini cenderung menurun dari 56,25% (thn.2006) menjadi 54,2% (th 2007) sedangkan untuk tahun 2008 meningkat menjadi 60% masih berada di bawah target SPM (80%). Tahun 2009- 2010 tidak ada data yang dilaporkan.
43
F. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan untuk (1) menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat, (2) mempromosikan bagian obat yang rasional dan obat yang generik, (3) meningkat kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta (4) melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu dan keamanan. 1. Peningkatan Penggunaan Obat Rasional Upaya peningkatan penggunaan obat rasional, diarahkan kepada peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan pembinaan penggunaan obat yang rasional melalui pelaksanaan advokasi secara lebih intensif agar terwujud dukungan masyarakat yang kondusif serta terbangunnya kemtraan dengan unit pelayanan kesehatan formal. Secara nasional, sampai dengan akhir tahun 2003, penggunaan obat rasional baru mencapai 60%. Angka tersebut belum menunjukkan target yang hendak dicapai yang idealnya penggunaan obat yang rasional mencapai 100%. Berkaitan dengan hal tersebut perlu terus diupayakan peningkatan obat esensial nasional di setiap fasilitas kesehatan masyarakat dan melindungi masyarakat dari risiko pengobatan irasional. Adapun situasi peningkatan penggunaan obat rasional untuk Kab. Luwu belum diperoleh data/informasi. 2. Penerapan Penggunaan Obat Esensial Generik Kegiatan ini dimaksudkan agar terjaminnya ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan obat dalam pelayanan kesehatan, yang pelaksanannya mancakup pengadaan buffer stock obat generik esensial, revitalisasi pemasyarakatan konsepsi obat esensial dan penerapan penggunaan obat esensial generik pada fasilitas pelayanan pemerintah maupun swasta. Pada tahun 2006 ketersediaan obat esensial di Kab. Luwu telah mencapai 169,5% (nasional 90%) dan ketersediaan obat generik juga sebesar 169,5%. Sementara untuk tahun 2007 ketersediaan obat esensial dan obat generik mencapai 168,5%. ketersediaan obat sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan dasar tahun 2008 mencapai 70,9%. Sedangkan Tahun 2014 Data terinci pada Lampiran Tabel 67
44
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Upaya pembangunan kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila kebutuhan simber daya kesehatan dapat terpenuhi. Dalam bab ini, gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan ke dalam sajian data dan informasi mengenai sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. A. SARANA KESEHATAN Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan diantaranya Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan. 1. Puskesmas Pada periode tahun 2002 setelah Kab. Luwu dimekarkan menjadi kota palopo dan Kab. Luwu, terjadi pula perubahan pada jumlah puskesmas. Jumlah puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan) sebelum pemekaran sebanyak 16 buah dan setelah pemekaran 4 puskesmas diantaranya menjadi wilayah kota palopo. Seiring dengan perjalanan waktu dimana Kab. Luwu setelah beribukota di Belopa terus membenahi diri termasuk dibidang kesehatan. Sehingga jumlah puskesmaspun turut dikembangkan dan ditingkatkan baik kualitas dan kuantitasnya dan sampai tahun 2009 jumlahnya terus meningkat dari 12 unit pada tahun 2002 menjadi 21 unit pada tahun 2010 dengan rasio puskesmas terhadap penduduk 6,47 per 100.000 penduduk. Di Kabupaten Luwu, distribusi Puskesmas dan Puskesmas pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Pada tahun 2003 jumlah puskesmas sebanyak 12 buah dan puskesmas pembantu (pustu) 60 buah. Dengan demikian rata-rata rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk adalah 0,03. Sedangkan rasio pustu terhadap puskesmas adalah 0,16, artinya setiap puskesmas rata-rata didukung oleh 1 atau 2 Pustu. Tahun 2006 jumlah puskesmas meningkat menjadi 13 buah dan puskesmas pembantu 87 buah. Jumlah ini meningkat menjadi 21 buah puskesmas dan 108 pustu. Bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja puskesmas, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka jumlah puskesmas per 30.000 penduduk pada tahun 2008 rata-rata adalah 10,8 unit. Ini berarti bahwa puskesmas diharapkan sudah dapat menjangkau penduduk sasaran di wilayah kerjanya. 2. Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.
45
Di Kabupaten Luwu setelah mengalami pemekaran pada tahun 2002, rumah sakit sebagai pusat rujukan belum dimiliki oleh kabupaten. Pembangunan rumah sakit dimulai pada tahun 2004. Sehingga kurun waktu tahun 2004-september 2005 belum dapat difungsikan. Mulai bulan oktober 2005 sekalipun masih belum rampung sepenuhnya tetapi sudah dapat difungsikan sebagai tempat pelayanan yang masih sangat terbatas baik tenaga maupun fasilitas pelayanan yang dimiliki diantaranya tempat tidur 40 buah. Dengan demikian belum dapat diharapkan sepenuhnya sebagai pusat rujukan. Pasien yang akan dirujuk dari puskesmas lebih memilih rujukan ke kota palopo maupun kota pare-pare dan Makassar. Namun demikian rumah sakit tetap berupaya meningkatkan pelayanannya melalui penambahan tenaga (Dokter dan Dokter ahli), bangunan dan fasilitas lainnya. Ini terlihat dari indikator pelayanan rumah sakit dengan kemampuan 90 tempat tidur, BOR(27,2%), LOS(3,1%). TOI(8,4%),GDR(7,4%) dan NDR(3,2%). Melihat hasil yang dicapai, sekalipun masih jauh di bawah target namun upaya untuk terus meningkatkan pelayanan terus dilakukan baik melalui peningkatan SDM, sarana dan prasarana serta dana. Disamping itu dengan peningkatan jumlah puskesmas dan jajarannya dapat menjadi barometer perkembangan rumah sakit di masa mendatang jika tetap dikelola dengan baik dan berkualitas. 3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. Namun sampai tahun 2010, selain gudang farmasi yang dikelola pengelola obat di Dinas Kesehatan sarana produksi farmasi di Kabupaten Luwu masih sangat terbatas, sehingga dalam hal pengadaan dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan masih diupayakan dari luar kabupaten Luwu sampai tahun 2014, jumlah sarana distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan yang sama tercatat 23 apotik dan 4 toko obat. Data terinci pada Lampiran Tabel 68. 4. Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Salah satu indikator partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan diukur dari perkembangan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) yang ada. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) di antaranya adalah Posyandu, Polindes (Pondok Bersalin desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga), POD(Pos Obat Desa), Pos UKK (Pos Upaya Kesehatan Kerja) dan sebagainya. Selain Posyandu, situasi dan kondisi upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat lainnya sudah sulit dideteksi/dipantau dan dikembangkan sejak pemberlakuan otonomi daerah dan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat miskin. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan ini perlu mendapat perhatian yang optimal kembali dari masingmasing pengelola program kesehatan. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, posyandu dikelompokkan kedalam 4 strata, yaitu posyandu pratama, posyandu Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri.
46
Pada tahun 2007, jumlah posyandu tercatat 350 dan yang berstatus Purnama dan Mandiri hanya sebesar 24%. Jumlah ini meningkat menjadi 353 tahun 2008 dan 26,63% berstatus Purnama dan Mandiri. Demikian juga pada tahun 2009 jumlah posyandu meningkat menjadi 377 dan 25,20% berstatus Purnama dan Mandiri. Sedangkan pada tahun 2010 tercatat 378 posyandu dan 25,46% berstatus Purnama dan mandiri. Gambaran proporsi posyandu pada tahun 2014 menurut strata atau tingkat perkembangannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini, dan data terinci dapat dilihat pada Lampiran tabel 70. B. TENAGA KESEHATAN Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pengadaan tenaga kesehatan dilaksanakan melalui pendidikan dan pengembangan tenaga kesehatan melalui pelatihan tenaga oleh pemerintah maupun masyarakat. Saat ini, jumlah tenaga kesehatan di Kab.Luwu yang tercatat melalui Profil Kesehatan pada tahun 2014 sebanyak 881 orang pegawai kesehatan diantaranya 77 tenaga non kesehatan dengan jumlah tenaga kesehatan yang terbesar adalah perawat dan bidan yaitu 563 orang, kemudian kesmas sebanyak 61 orang, Teknisi Medis dan Sanitasi masing-masing 40 orang. Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di Kab.Luwu, hingga saat ini telah terdistribusi sejumlah tenaga pada berbagai institusi kesehatan. Tenaga kesehatan yang terdistribusi tersebut terserap paling banyak pada Puskesmas (termasuk Pustu dan Polindes) 73% kemudian RS 21%, lalu Dinkes sebesar 6%. Rincian distribusi tenaga kesehatan dapat dilihat pada Lampiran Tabel 76. Sementara itu, untuk melihat kecukupan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan di antaranya digunakan indicator rasio tenaga perawat Puskesmas per puskesmas dan rasio tempat tidur di rumah sakit terhadap perawat yang bertugas di rumah sakit. Pada tahun 2008, rasio tenaga perawat puskesmas per puskesmas adalah 11. Ini berarti bahwa setiap puskesmas rata-rata mempunyai 11 orang perawat, sedangkan rasio tempat tidur di rumah sakit umum terhadap perawat yang bertugas di rumah sakit adalah 0.75, jadi rata-rata setiap perawat di rumah sakit melayani 1 tempat tidur. 1. Tenaga Medis Yang tergolong ke dalam tenaga medis adalah dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, dan dokter keluarga. Hingga tahun 2014 di Kab.Luwu tercatat jumlah tenaga medis sebanyak 70 orang dengan rasio 9 per 100.000 penduduk. Sedangkan rasio masing-masing tenaga medis per 100.000 penduduk berdasarkan data yang diterima melalui Profil Kesehatan puskesmas tahun 2009 diperoleh bahwa rasio dokter spesialis sebesar 0,6 per 100.000 penduduk, rasio dokter 47
umum 7.08 per 100.000 penduduk dan rasio dokter gigi sebesar 1,54 per 100.000 penduduk, sedangkan untuk rasio dokter keluarga belum dapat disajikan karena belum ada data yang masuk. Bila dibandingkan dengan target pencapaian IIS 2010, nampak bahwa rasio untuk tenaga dokter spesialis belum mencapai target berbeda dengan dokter umum telah mencapai target (dokter spesialis 2 per 100.000 penduduk, dokter umum 6 per 100.000 penduduk), namun rasio dokter gigi belum mencapai target (dokter gigi 11 per 100.000 penduduk). Data terinci pada Lampiran Tabel 73. 2 Tenaga Kefarmasian dan Gizi Untuk tenaga kefarmasian, saat ini telah berjumlah 29 orang dengan rincian : Apoteker 16 orang atau 45,71% dari seluruh tenaga farmasi atau 1,42% . Sedangkan rasio tenaga kefarmasian per 100.000 penduduk masih jauh dari yang diharapkan karena hingga tahun 2009 rasio tenaga kefarmasian baru mencapai 7,08 per 100.000 penduduk (Target IIS 2010 adalah 10 per 100.000 penduduk). Sementara itu, jumlah tenaga gizi hingga tahun 2010 di Kab.Luwu sebanyak 18 orang dengan rasio sebesar 4 per 100.000 penduduk (Target IIS 2010 sebesar 22 per 100.000 penduduk). 2014 Data terinci pada Lampiran Tabel 74. 3. Tenaga Keperawatan Yang tergolong ke dalam tenaga keperawatan adalah Perawat dan Bidan. Rasio tenaga keperawatan di Kab.Luwu hingga tahun 2010 mencapai 145,6 per 100.000 penduduk. Namun bila dirinci menurut jenisnya maka, pada tahun yang sama tercatat jumlah perawat sebanyak 186 orang dengan jumlah lulusan terbanyak berasal dari D-3 keperawatan (183 orang) dan SPK 31 orang, dan sarjana keperawatan sebanyak 27 orang. Rasio perawat per 100.000 penduduk sebesar 100,99 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan dengan target pencapaian IIS 2010 sebesar 117,5 per 100.000 penduduk maka Kabupaten Luwu belum mencapai target. Sedangkan jumlah tenaga bidan sebanyak 126 orang , sementara rasio tenaga bidan per 100.000 penduduk adalah sebesar 46,18 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan dengan target pencapaian IIS 2010, Kabupaten Luwu masih sangat kekurangan tenaga bidan karena target hingga 2010 adalah 100 per 100.000 penduduk. Disamping itu tenaga ini sangat dibutuhkan untuk mendukung program Desa Siaga dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Data terinci pada Lampiran Tabel 75. 4. Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kabupaten Luwu tahun 2007 tidak ada penambahan tenaga kesehatan masyarakat, sedangkan jumlah tenaga sanitasi tercatat sebanyak 31 orang atau 4,23% dari total tenaga kesehatan dengan rasio sebesar 9,66 per 100.000 penduduk. Sementara kondisi di tahun 2008 tercatat jumlah tenaga kesehatan masyarakat menurun menjadi 61 orang dengan rasio sebesar 18,78 per 100.000 penduduk dan untuk tenaga sanitasi tercatat juga menurun menjadi 30 orang dengan rasio sebesar 9,24 per 100.000 penduduk. Di tahun 2009, tenaga kesehatan masyarakat bertambah 3 orang menjadi 64 orang dan untuk tenaga sanitasi menurun
48
menjadi 27 orang. Pada tahun 2010 tenaga kesehatan masyarkat sebanyak 53 orang sedangkan untuk tenaga sanitasi bertambah 3 orang menjadi 30 orang. Bila dibandingkan dengan target pencapaian IIS 2010 maka kedua jenis tenaga tersebut masih sangat dibutuhkan mengingat target yang diharapkan adalah masingmasing 40 per 100.000 penduduk. Data terinci dapat dilihat pada Lampiran Tabel 76. C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Sebuah perkembangan tentu saja menuntut suatu perubahan. Dengan perubahan Visi, Misi dan Strategi Pembangunan Kesehatan, maka beban kerja Departemen Kesehatan cukup berat, luas dan kompleks. Selain itu, kita juga diperhadapkan dengan permasalahan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat, meningkatkan kelembagaan serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, pembiayaan pembangunan kesehatan diarahkan agar dapat mendukung berbagai program antara lain penerapan paradigm sehat, pelaksanaan desentralisasi, mengatasi berbagai kedaruratan dan tuntutan program pemerintah melalui pelayanan kesehatan gratis (Jamkesmas dan Jamkesda) serta peningkatan profesionalisme tenaga kesehatan. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui upaya pelayanan kesehatan dasar yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan penyuluhan kesehatan. Dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan tersebut diperlukan pembiayaan, baik yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat, termasuk swasta. Sejak dilaksanakannya kebijakan desentralisasi pada tahun 2001, biaya untuk pelaksanaan upaya kesehatan dari pemerintah diharapkan sebagian besar berasal dari Pemerintah Daerah. Pada tahun 2000, dalam pertemuan antara Departemen Keuangan dengan seluruh Bupati/Walikota se-Indonesia, disepakati bahwa Pemerintah Daerah akan mengalokasikan 15% dari APBD-nya untuk pembiayaan kesehatsn. Pada tahun itu juga (2000) pola anggaran mengalami perubahan waktu dari tahun fiscal lama yang berlaku 1 April s.d. 31 Maret ke tahun fiskal baru yang berlaku sesuai dengan tahun takwim (kalender) yaitu 1 Januari s.d. 31 Desember Sesuai dengan data yang berhasil dikumpulkan, untuk menggambarkan situasi pembiayaan kesehatan di Kabupaten Luwu, berikut ini akan diuraikan tentang pembiayaan kesehatan oleh pemerintah yaitu mengenai alokasi anggaran pembangunan nasional (APBN) dan alokasi APBD untuk kesehatan, dan juga uraian tentang salah satu wujud pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai jaminan pemeliharaan kesehatan mayarakat. 1. Anggaran Pembangunan Departemen Kesehatan Pada tahun 2008 total anggaran kesehatan sebesar Rp 13.378.893.240 dengan anggaran kesehatan perkapita Rp 1.499,56. Tahun 2009, dana APBD Kabupaten sebesar Rp 162,029,855,000, alokasi anggaran kesehatan sebesar Rp 11.618.402.200 dengan persentase APBD kesehatan terhadap Kab/Kota yaitu 7,20% sedangkan pada tahun 2010 total anggaran untuk kesehatan sebesar 26,475,046,056. Dengan 49
presentase APBD Kab/Kota yaitu, 2,69%. Tahun 2014 sebesar 33,577,699,167 dengan persentase APBD Kab/Kota 34,49%. 2. Anggaran Pembangunan Daerah Anggaran Pembangunan Daerah dalam kurun waktu lima tahun (1996/1997 s.d tahun 200) bergerak tidak beraturan, baik anggaran pemerintah provinsi maupun anggaran pemerintah kabupaten/luwu. Perbedaan ini dikarenakan pemerintah daerah belum menggunakan secara maksimal kemampuan daerahnya (Pendapatan Asli daerah), karena selama ini kekurangan anggaran untuk seluruh kegiatan masih disubsidi oleh pemerintah pusat dengan bedasarkan kepada usulan proyek dan kegiatan (DUP dan DUK). Kemampuan daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk sektor kesehatan dapat terlihat mulai tahun 2000 dimana undang-undang mengenai otonomi daerah telah ditetapkan. Adapun total alokasi dan realisasi anggaran tahun 2005 untuk Kabupaten Luwu yang bersumber dari Dana Alokasi Umum dan Dana daerah adalah Rp. 222.539.736.632, dimana 7,41% (Rp. 16.497.797.662) diantaranya dialokasikan sebagai anggaran kesehatan dengan anggaran kesehatan perkapita sebsar Rp. 52.325.124. tahun, total APBD kabupaten sebesar Rp. 344.341.987.313 dari dana tersebut 5,17% (Rp. 17.789.605.091) dialokasikan sebagai anggaran kesehatan. Tahun 2007 total anggaran dari APBD Kabupaten Rp. 328.636.732.512, yang dialokasikan untuk anggaran kesehatan sebesar 14.563.116.000 (4,43%). Tahun 2008 besarnya alokasi anggaran untuk kesehatan sangat menurun akibat diberlakukannya pelayanan kesehatan gratis dengan sumber biaya dari APBD Propinsi (60%) dan APBD Kabupaten (40%). Besarnya anggaran APBD Kabupaten adalah Rp. 487.043.072.230, dari jumlah tersebut hanya 0,93% (Rp. 4.532.895.000) dialokasikan untuk dana kesehatan dengan anggaran perkapita sebesar Rp. 1.499,56. Besarnya anggaran yang dianggarkan dari tahun ke tahun bergantung sepenuhnya pada peraturan pemerintah yang mengatur tentang pola penganggaran menyangkut belanja langsung dan belanja public. Pada tahun 2005-2006, dasar penganggaran yang digunakan adalah kepmendagri Nomor 29 tahun 2003 yang terdiri dari dua jenis yakni belanja Aparatur (Administrasi dan Operasional) dan belanja Publik (biaya program). Tahun berikutnya (tahun 2007), digunakan permendagri Nomor 13 tahun 2006 dengan jenis panganggaran yakni Belanja Langsung (biaya publik dan operasional) dan Belanja tidak Langsung (Belanja Aparatur), dalam artinya bahwa denominator dari belanja langsung menjadi lebih besar karena inklud/terhitung dengan biaya operasional akibatnya persentase Nampak kecil. Jika dibandingkan target IIS 2010 yakni alokasi anggaran kesehatan minimal 15%, maka dapat dikatakan bahwa kesehatan masih jauh di bawah target. 3. Pembiayaan Kesehatan Oleh Masyarakat Sejak lama sudah dikembang barbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pada saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan kesehatan praupaya, yaitu dana sehat, asuransi kesehatan, asuransi tenaga kerja (Astek)/Jaminan social Tenaga kerja (Jamsostek), jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JKPM) dan asuransi Jiwa lain. Untuk penduduk miskin disediakan Kartu
50
Sehat, sehingga mereka tidak perlu membayar pelayanan kesehatan yang digunakannya (Karena telah dibayar oleh pemerintah). Namun demikian, cakupan atau kepesertaan masyarakat terhadap berbagai jaminan pembiayaan kesehatan ini masih sangat rendah. Menurut data dari profil Kesehatan tahun 2008, masyarakat yang tercakup jaminan pembiayaan kesehatan baru 87,17%, sebagian besar tercakup dalam Askes, kemudian kartu miskin, Jamsostek dan Askes lain, tahun 2009 masyarakat miskin yang mendapat pelayanan baik rawat jalan maupun rawat inap baru mencapai 7,90%.Sedangkan Pada tahun 2010 masyarakat miskin yang mendapat pelayanan rawat jalan maupun rawat inap mencapai 59,42 %. Data terinci dapat dilihat pada Lampiran tabel 46. Demikian gambaran singkat mengenai situasi sumber daya kesehatan di Kabupaten Luwu sampai dengan tahun 2014.
51
BAB VI PENUTUP Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hasil dari pembangunan kesehatan hingga tahun 2014 ini melalui berbagai upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat telah dicapai, sejalan dengan perbaikan pada berbagai kondisi diantaranya kondisi umum, perbaikan keadaan social dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Luwu. Gambaran yang demikian merupakan fakta yang harus dikomunikasikan baik kepada para pimpinan dan pengelola program kesehatan maupun kepada lintas sektor dan masyarakat di daerah yang didiskripsikan melaui data dan informasi. Oleh karena data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data/informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Di bidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan system informasi kesehatan. Salah satu luaran utama dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah Profil Kesehatan, yang sudah dikembangkan sejak tahun 1998. Dalam perkembangannya, profil kesehatan ini menjadi paket sajian data dan informasi yang sangat penting, karena sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan, lintas sektor maupun masyarakat. Namun disadari, sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, apalagi dalam era desentralisasi, pengumpulan data dan informasi dari berbagai kecamatan/puskesmas dan jajarannya maupun lintas sektor serta lintas program menjadi relatife lebih sulit. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan di dalam Profil Kesehatan Kabupaten Luwu yang terbit saat ini belum sesuai dengan harapan. Walaupun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten Luwu ini tetap dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai. Betapapun, Profil Kesehatan Kabupaten Luwu ini belum mendapat apresiasi yang memadai karena belum dapat menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan harapan, namun paket sajian ini merupakan satu-satunya publikasi data dan informasi di jajaran kesehatan yang relative paling lengkap sehingga kehadirannya selalu ditunggu. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Kabupaten Luwu, Dinas Kesehatan senantiasa mencari terobosan-terobosan dalam hal mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat untuk mengisi ketidaktersediaan data dan informasi khususnya yang bersumber dari puskes
52
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik; Indikator Kesejahteraan Rakyat Sulawesi Selatan Tahun 2003, BPS Provinsi Sulawesi Selatan, 2004. Badan Pusat Statistik; Luwu Dalam Angka 2013,BPS Kabupaten Luwu,2014 Badan Pusat Statistik; Luwu Dalam Angka 2006,BPS Kabupaten Luwu,2007 Depkes RI; Petunjuk Teknis: Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2002. Depkes RI; Profil Kesehatan Indonesia 2003, Menuju Indonesia Sehat 2010, Pusat Data dan Informasi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan; Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2004, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, 2005 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan; Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2006, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, 2007 Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Profil Kesehatan Kabupaten Luwu 2003, Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, Belopa, 2004 Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Profil Kesehatan Kabupaten Luwu 2004, Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, Belopa, 2005 Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Profil Kesehatan Kabupaten Luwu 2005, Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, Belopa, 2006 Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Profil Kesehatan Kabupaten Luwu 2006, Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, Belopa, 2007 Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Tahun 2008, Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, 2009 Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup Bidang Kesga Tahun 2008, Dians Kesehatan Kabupaten Luwu, 2009 Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup Bidang Jaminan & Sarana Kesehatan Tahun 2008, Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, 2009 Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup Bidang SDM Tahun 2008, Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, 2009 Kementrian Kesehatn Republik Indonesia, Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Kementrian kesehatan Republik Indonesia Tahun 2014
53
RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 NO A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
B. B.1 10 11 12 13 14 15 16 17 18
INDIKATOR
L
ANGKA/NILAI L+P
P
Satuan
No. Lampiran
GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga Kepadatan Penduduk /Km2 Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi a. SMP/ MTs b. SMA/ SMK/ MA c. Sekolah menengah kejuruan d. Diploma I/Diploma II e. Akademi/Diploma III f. Universitas/Diploma IV g. S2/S3 (Master/Doktor) DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Angka Lahir Mati (dilaporkan) Jumlah Kematian Neonatal Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Kematian Ibu Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
180.801
180.388
91,97
90,83
24.925,00 22.092,00 4.236,00 845,00 847,00 4.613,00 0,00
30.391,00 20.805,00 2.578,00 823,00 1.426,00 6.898,00 0,00
3.284 12 31 9 6 2 39 12
3.131 9 21 7 10 3 33 11 9 140
3.000 227 361.189 4,7 115,7 62,8 100,2 91,38 55.316,00 42.897,00 6.814,00 1.668,00 2.273,00 11.511,00 0,00
6.415 10 52 8 16 2 72 11
Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa Jiwa/Km2 per 100 penduduk produktif
Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1
%
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 3
% % % % % % %
Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3
per 1.000 Kelahiran Hidup neonatal per 1.000 Kelahiran Hidup bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Balita per 1.000 Kelahiran Hidup
Tabel 4 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5
Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Tabel 6 Tabel 6
NO
INDIKATOR
B.2 Angka Kesakitan 19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA+ Proporsi kasus baru TB BTA+ CNR kasus baru BTA+ Jumlah seluruh kasus TB CNR seluruh kasus TB Kasus TB anak 0-14 tahun Persentase BTA+ terhadap suspek Angka kesembuhan BTA+ Angka pengobatan lengkap BTA+ Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ Angka kematian selama pengobatan 20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 21 Jumlah Kasus HIV 22 Jumlah Kasus AIDS 23 Jumlah Kasus Syphilis 24 Jumlah Kematian karena AIDS 25 Donor darah diskrining positif HIV 26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 27 Kusta Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Prevalensi Kusta Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th Jumlah Kasus Difteri Case Fatality Rate Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum
ANGKA/NILAI L+P
L
P
172 62,32 49,55 210 60,50
104 37,68 29,96 137 39,47
35,10 79,39 13,74 93,13 2,02 14,47 8 0 0 0 #DIV/0! 0,00
25,35 80,53 12,39 92,92 0,29 14,43 1 0 0 0 #DIV/0! 0,00
4 1,11
7 1,94
0,22 100,00 60,00
0,19 #DIV/0! 88,89
0
0
0 0
0 0
0
0
Satuan
276 Kasus % 79,52 per 100.000 penduduk 364 Kasus 104,87 per 100.000 penduduk 1,10 % 30,61 % 79,92 % 13,11 % 93,03 % 2,30 per 100.000 penduduk 28,75 % 9 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Jiwa #DIV/0! % 0,00 % 11 3,05 0,00 0,00 0,00 0,42 100,00 73,68 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
No. Lampiran
Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13
Kasus per 100.000 penduduk % % per 100.000 penduduk per 10.000 Penduduk % %
Tabel 14 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 15 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 17
per 100.000 penduduk <15 tahun
Tabel 18 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19
Kasus % Kasus Kasus % Kasus %
NO
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 C. C.1 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
INDIKATOR Jumlah Kasus Campak Case Fatality Rate Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B Incidence Rate DBD Case Fatality Rate DBD Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) Case Fatality Rate Malaria Angka Kesakitan Filariasis Cakupan pengukuran tekanan darah Cakupan pemeriksaan obesitas Cakupan pemeriksaan IVA+ Cakupan pemeriksaan CBE Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Pelayanan Ibu Nifas Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Wanita usia subur dengan imunisasi TT2+ Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Penanganan komplikasi kebidanan Penanganan komplikasi Neonatal Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Bayi baru lahir ditimbang Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Bayi yang diberi ASI Eksklusif Pelayanan kesehatan bayi Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak
L
P 7
10
0 0 5,19 #DIV/0! #DIV/0! 0,00 0 34,67 10,33
0 0 3,46 #DIV/0! #DIV/0! 0,00 0 44,33 9,84 0,00 0,00
25,14
97 85,33 91,59 92,29 92,47 70,29 0,18 85,33 54,06 24,08
100 1,83 100,00 96,32 54,77 98,15
100 1,56 100,00 96,36 57,93 97,24
104,83 3,40
104,36 3,90
ANGKA/NILAI L+P 17 0 0 0 8,64 #DIV/0! #DIV/0! 0,00 0 39,56 10,08
Satuan
Kasus % Kasus Kasus per 100.000 penduduk % per 1.000 penduduk berisiko % per 100.000 penduduk % % % % 66,67 %
25,06 10,32 65,33 96 1,76 100,00 96,34 57,48 99,54 98,68 104,60 3,65
% % % % % % % % % % % % % % % % % % % % %
No. Lampiran Tabel 20 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 26 Tabel 28
Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 33 Tabel 36 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 42
NO 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
INDIKATOR Imunisasi dasar lengkap pada bayi Bayi Mendapat Vitamin A Anak Balita Mendapat Vitamin A Baduta ditimbang Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) Pelayanan kesehatan anak balita Balita ditimbang (D/S) Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
70 71 72 73 74 75
Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap SD/MI yang melakukan sikat gigi massal SD/MI yang mendapat pelayanan gigi Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 76 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 77 Kegiatan promosi kesehatan: a. Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan b. Jumlah kunjungan rumah c. Penyebaran informasi
P 102,76 83,30 81,55 75,80 1,10 30,39 66,14 0,33 100,00 115,73
ANGKA/NILAI L+P 103,53 84,21 81,60 71,12 1,04 32,56 62,54 0,25 100,00 116,85
26,98 49,84
25,25 52,80
0,18 45,88 85,49 25,49 51,26
49,84 58,51
52,80 67,82
51,26 % 63,12 %
L 104,28 85,13 81,64 66,99 0,98 34,63 59,34 0,17 #DIV/0! 117,93
Satuan % % % % % % % % % %
sekolah sekolah % %
5737 7599 1107
No. Lampiran Tabel 43 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 53 Tabel 53 Tabel 53
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase 78 79 80 81 82 83 84 85 86
Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Cakupan Kunjungan Rawat Inap Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS Bed Occupation Rate (BOR) di RS Bed Turn Over (BTO) di RS Turn of Interval (TOI) di RS Average Length of Stay (ALOS) di RS
100,42 35,40 0,55 #DIV/0! #DIV/0!
104,76 50,96 0,86 #DIV/0! #DIV/0!
102,59 51,29 0,91 1,81 1,17 68,47 72,80 1,58 -
% % % per 100.000 pasien keluar per 100.000 pasien keluar % Kali Hari Hari
Tabel 54 Tabel 55 Tabel 55 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 57 Tabel 57 Tabel 57 Tabel 57
NO
INDIKATOR
L
P
ANGKA/NILAI L+P
Satuan
No. Lampiran
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 87 Rumah Tangga ber-PHBS
C.4 88 89 90 91 92 93
Keadaan Lingkungan Persentase rumah sehat Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak Desa STBM Tempat-tempat umum memenuhi syarat TPM memenuhi syarat higiene sanitasi TPM tidak memenuhi syarat dibina TPM memenuhi syarat diuji petik
D. D.1 94 95 119 120
SUMBERDAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Jumlah Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas Rawat Inap Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap Jumlah Puskesmas Keliling Jumlah Puskesmas pembantu Jumlah Apotek RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 Jumlah Posyandu Posyandu Aktif Rasio posyandu per 100 balita UKBM Poskesdes Polindes Posbindu Posmaldes Pos Tb desa Jumlah Desa Siaga Persentase Desa Siaga
121 122 124 125 126 127
128 129
35,29 %
Tabel 58
65,51 81,70 98,31 66,01 34,80 57,11 61,27 100,00 1,06
% % % % % % % % %
Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 Tabel 64 Tabel 65 Tabel 66 Tabel 66
1,00 13,00 8,00 22,00 108,00 23,00 414,00 47,34 1,32
RS RS
% Posyandu % per 100 balita
Tabel 68 Tabel 68 Tabel 68 Tabel 68 Tabel 68 Tabel 68 Tabel 68 Tabel 69 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70
85,00 25,00 227,00 100,00
Poskesdes Polindes Posbindu Posmaldes Pos Tb desa Desa %
Tabel 71 Tabel 71 Tabel 71 Tabel 71 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 72
NO
INDIKATOR
D.2 130 132 133 134 135 136 137 136 138 139 141 142 140
Tenaga Kesehatan Jumlah Dokter Spesialis Jumlah Dokter Umum Rasio Dokter (spesialis+umum) Jumlah Dokter Gigi Jumlah Bidan Rasio Bidan per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Rasio Perawat per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Gigi Jumlah Tenaga Kefarmasian Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan Jumlah Tenaga Sanitasi Jumlah Tenaga Gizi
D.3 145 146 147
Pembiayaan Kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita
L
P
8,00
9,00
4,00
44,00
5,00 160,00 88,70 157,00
2,00 2,00 11,00 3,00
8,00 12,00 27,00 15,00
ANGKA/NILAI L+P
7,00 28,00 9,69 22,00
298,00 82,51 14,00 32,00 61,00 1,00 18,00
Satuan
Orang Orang per 100.000 penduduk Orang Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk Orang Orang Orang Orang Orang
64.733.637.861,00 Rp 7,02 % 186.500,67 Rp
No. Lampiran
Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 76 Tabel 77
Tabel 82 Tabel 82 Tabel 82
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN
LUAS WILAYAH (km 2)
2
3
JUMLAH DESA + KELURAHAN KELURAHAN
DESA 4
5
6
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH RUMAH TANGGA
7
8
RATA-RATA KEPADATAN JIWA/RUMAH PENDUDUK TANGGA per km 2 9
10
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
225,3 131,0 81,8 153,5 59,3 34,7 68,5 66,3 467,8 52,4 100,0 107,1 182,7 204,0 301,0 94,6 63,7 247,1 259,8 42,2 57,7
12 9 12 7 6 7 11 9 12 7 13 8 9 14 24 8 8 6 11 9 9
1 1 1 1 3 1 1 0 0 1 0 2 1 1 0 1 0 0 0 1 0
13 10 13 8 9 8 12 9 12 8 13 10 10 15 24 9 8 6 11 10 9
15.919 19.688 18.700 8.840 16.154 15.777 15.060 9.963 5.513 11.514 24.136 26.633 14.329 33.225 14.892 18.353 15.169 9.209 17.973 20.536 15.513
4.486 3.688 3.907 1.998 3.173 3.264 2.975 2.035 1.523 2.544 4.976 5.629 3.340 6.950 3.566 3.685 3.299 1.757 4.029 4.894 1.667
4,28 4,36 4,82 4,33 4,75 4,54 4,87 4,67 3,65 4,50 4,86 4,72 4,41 4,54 4,03 8,56 4,72 5,16 4,49 4,24 7,43
JUMLAH (KAB/KOTA)
3.000,25
211
16
227
347.096
73.385
4,73
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota - sumber lain…... (sebutkan)
70,67 150,29 228,75 57,59 272,60 454,28 219,79 150,27 11,79 219,57 241,41 248,70 78,44 162,86 49,48 194,01 238,32 37,26 69,19 486,64 269,09 116
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) 1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+
JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+PEREMPUAN
RASIO JENIS KELAMIN
3
4
5
6
15.950 19.624 30.324 18.961 13.902 12.382 12.083 12.198 10.774 8.687 6.650 5.797 4.580 3.219 2.288 3.382
15.447 18.603 19.340 17.732 14.329 17.473 13.670 13.205 11.273 9.135 7.590 6.488 4.969 3.989 2.903 4.242
31.397 38.227 49.664 36.693 28.231 29.855 25.753 25.403 22.047 17.822 14.240 12.285 9.549 7.208 5.191 7.624
103,26 105,49 156,79 106,93 97,02 70,86 88,39 92,37 95,57 95,10 87,62 89,35 92,17 80,70 78,82 79,73
180.801
180.388
361.189
100,23
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota - Sumber lain…... (sebutkan)
63
TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 JUMLAH NO
VARIABEL
1
2
PERSENTASE
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
3
4
5
6
7
8
1
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
129.952
137.143
267.095
2
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
119.517
124.567
244.084
91,97
90,83
91,38
3
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD
26.523
24.110
50.633
20,41
17,58
18,96
b. SD/MI
36.957
38.469
75.426
28,44
28,05
28,24
c. SMP/ MTs
24.925
30.391
55.316
19,18
22,16
20,71
d. SMA/ MA
22.092
20.805
42.897
17,00
15,17
16,06
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
4.236
2.578
6.814
3,26
1,88
2,55
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II
845
823
1.668
0,65
0,60
0,62
g. AKADEMI/DIPLOMA III
847
1.426
2.273
0,65
1,04
0,85
4.613
6.898
11.511 0
3,55 0,00
5,03 0,00
4,31 0,00
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/kota
TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 JUMLAH KELAHIRAN NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
LAKI-LAKI HIDUP
MATI
PEREMPUAN HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
HIDUP + MATI
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Larompong Sel
Larompong Sel
182
6
188
173
1
174
355
7
362
2
Larompong
Larompong
181
2
183
173
2
175
354
4
358
208
6
214
199
4
203
407
10
417
3
Suli
Suli
4
Suli Barat
Suli Barat
89
0
89
84
0
84
173
0
173
Belopa
154
1
155
147
1
148
301
2
303
Belopa utara
Belopa utara
126
2
128
121
3
124
247
5
252
Bajo
Bajo
145
1
146
138
1
139
283
2
285
9
93
81
1
82
165
10
175
58
56
0
56
114
0
114
5
Belopa
6 7 8
Bajo Barat
Bajo Barat
84
9
Latimojong
Latimojong
58
0
10 Kamanre 11 Ponrang Sel
Kamanre
95
1
96
90
5
95
185
6
191
Ponrang Sel
264
3
267
253
2
255
517
5
522
12 Ponrang 13 Bupon
Ponrang
227
0
227
216
0
216
443
0
443
Bupon
123
1
124
117
1
118
240
2
242
14 Bua 15 Bastem
Bua
319
0
319
304
0
304
623
0
623
Bastem
110
4
114
104
3
107
214
7
221
16 Walenrang 17 Walenrang Timur
Walenrang
134
4
138
128
3
131
262
7
269
Walenrang Timur
159
0
159
151
0
151
310
0
310
18 Walenrang Barat 19 Walenrang Utara
Walenrang Barat
112
0
112
107
0
107
219
0
219
Walenrang Utara
157
0
157
149
0
149
306
0
306
Lamasi
218
0
218
208
0
208
426
0
426
Lamasi Timur
139
139
132
0
132
271
0
271
3.324
3.131
27
3.158
6.415
67
6.482
20 Lamasi 21 Lamasi Timur 22 23 JUMLAH (KAB/KOTA)
3.284
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
40 12,0
8,5
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
10,3
TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 JUMLAH KEMATIAN NO
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN
2 Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
LAKI - LAKI
PUSKESMAS
3 Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
NEONATAL
BAYI
4 5
5 1 1 3 1 2 0 1 0 0 1 2 1 1 2 1 4 0 0 1 2 3
31
0 0 0 1 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
6 9
PEREMPUAN
ANAK BALITA 6 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2 2
BALITA
NEONATAL
BAYI
7 6 1 3 1 3 0 1 3 0 1 3 1 1 2 1 4 2 0 1 2 3
8 4 0 1 1 2 0 1 0 0 3 0 1 1 2 2 2 0 0 0 1 0
9 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 2 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0
39 1
21 12
10 7
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
ANAK BALITA 10 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 3
Sumber: ………. (sebutkan) Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
BALITA
NEONATAL
BAYI
11 7 0 2 1 2 1 1 1 0 3 2 2 1 3 2 3 1 0 0 1 0
12 9 1 4 2 4 0 2 0 0 1 2 2 2 4 3 6 0 0 1 3 3
13 3 0 1 0 1 1 0 2 0 0 3 1 0 1 0 1 2 0 0 0 0
33 1
52 11
ANAK BALITA 14 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
16 8
4 2
BALITA 15 13 1 5 2 5 1 2 4 0 4 5 3 2 5 3 7 3 0 1 3 3
72 1
11
TABEL 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 KEMATIAN IBU NO
KECAMATAN
1
2
JUMLAH LAHIR HIDUP 4
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL < 20 20-34 ≥35 tahun JUMLAH tahun tahun 5
6
7
8
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN < 20 20-34 ≥35 tahun JUMLAH tahun tahun 9
10
11
12
JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS < 20 20-34 ≥35 tahun JUMLAH tahun tahun 13
14
15
16
< 20 tahun 17
JUMLAH KEMATIAN IBU 20-34 ≥35 tahun JUMLAH tahun 18
19
20
1
Larompong Sel
355
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
2
Larompong
354
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Suli
407
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Suli Barat
173
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
5
Belopa
301
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
6
Belopa utara
247
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
7
Bajo
283
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
8
Bajo Barat
165
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
Latimojong
114
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
Kamanre
185
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11
Ponrang Sel
517
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
12
Ponrang
443
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
Bupon
241
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
14
Bua
623
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
2
0
0
2
15
Bastem
214
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
Walenrang
262
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17
Walenrang Timur
310
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
Walenrang Barat
219
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19
Walenrang Utara
306
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20
Lamasi
426
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
Lamasi Timur
273
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6.418
0
2
0
2
1
0
0
1
2
3
1
6
3
5
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) Sumber: ………. (sebutkan) Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
9 140
TABEL 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
JUMLAH KASUS BARU BTA+
JUMLAH PENDUDUK
L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
L
L+P 11
JUMLAH SELURUH KASUS TB P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13
14
15
KASUS TB ANAK 0-14 TAHUN L+P 16
JUMLAH
%
17
18
1
Larompong Sel
Larompong Sel
7.826
8.093
15.919
10
66,67
5
33,33
15
1
6,25
6
37,50
16
0
0,00
2
Larompong
Larompong
9.961
9.727
19.688
11
55
9
45,00
20
11
55
9
45,00
20
0
0,00
3
Suli
Suli
8.926
9.774
18.700
10
48
11
52,38
21
12
41
17
58,62
29
0
0,00
4
Suli Barat
Suli Barat
4.517
4.323
8.840
2
67
1
33,33
3
2
40
3
60,00
5
0
0,00
5
Belopa
Belopa
7.774
8.380
16.154
8
89
1
11,11
9
14
88
2
12,50
16
0
0,00
6
Belopa utara
Belopa utara
7.893
7.884
15.777
9
90
1
10,00
10
12
80
3
20,00
15
0
0,00
7
Bajo
Bajo
7.241
7.819
15.060
4
57
3
42,86
7
7
64
4
36,36
11
0
0,00
8
Bajo Barat
Bajo Barat
5.054
4.909
9.963
2
50
2
50,00
4
3
43
4
57,14
7
0
0,00
9
Latimojong
Latimojong
2.839
2.674
5.513
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
10 Kamanre
Kamanre
5.561
5.953
11.514
4
50
4
50,00
8
8
62
5
38,46
13
0
0,00
11 Ponrang Sel
Ponrang Sel
11.671
12.465
24.136
10
56
8
44,44
18
15
58
11
42,31
26
0
0,00
12 Ponrang
Ponrang
13.316
13.317
26.633
16
47
18
52,94
34
24
53
21
46,67
45
1
2,22
13 Bupon
Bupon
14 Bua
Bua
15 Bastem
7.065
7.264
14.329
9
82
2
18,18
11
14
78
4
22,22
18
0
0,00
16.412
16.813
33.225
21
62
13
38,24
34
23
58
17
42,50
40
2
5,00
Bastem
7.826
7.066
14.892
1
25
3
75,00
4
2
40
3
60,00
5
0
0,00
16 Walenrang
Walenrang
9.223
9.130
18.353
9
69
4
30,77
13
10
71
4
28,57
14
1
7,14
17 Walenrang Timur
Walenrang Timur
7.485
7.684
15.169
8
80
2
20,00
10
10
71
4
28,57
14
0
0,00
18 Walenrang Barat
Walenrang Barat
4.866
4.343
9.209
2
67
1
33,33
3
2
67
1
33,33
3
0
0,00
19 Walenrang Utara
Walenrang Utara
9.024
8.949
17.973
7
63
7
50,00
14
7
29
9
37,50
24
0
0,00
20 Lamasi
Lamasi
10.220
10.316
20.536
20
69
9
31,03
29
22
71
9
29,03
31
0
0,00
6.001
9.512
15.513
9
100
0
0,00
9
11
92
1
8,33
12
0
0,00
170.701
176.395
347.096
172
62
104
38
276
210
58
137
38
364
4
1
21 Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
Lamasi Timur
CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK
49,55
29,96
79,52 60,50
39,47
104,87
Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 347096
TABEL 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 TB PARU NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
SUSPEK L
P
L+P
L
P
L+P
L
% BTA (+) TERHADAP SUSPEK P
4
5
6
7
8
9
10
11
BTA (+)
1
Larompong Sel
Larompong Sel
15
34
49
10
2
Larompong
Larompong
51
46
97
3
Suli
Suli
23
20
43
4
Suli Barat
Suli Barat
5
2
5
Belopa
Belopa
17
6
Belopa utara
Belopa utara
5
7
Bajo
Bajo
8
Bajo Barat
Bajo Barat
9
Latimojong
Latimojong
L+P 12
5
15
66,67
14,71
30,61
11
9
20
21,57
19,57
20,62
12
14
26
52,17
70,00
60,47
7
2
1
3
40,00
50,00
42,86
19
36
9
1
10
52,94
5,26
27,78
2
7
9
1
10
180,00
50,00
142,86
14
14
28
4
3
7
28,57
21,43
25,00
0
7
7
3
2
5
#DIV/0!
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
28,57 #DIV/0!
71,43 #DIV/0!
10 Kamanre
Kamanre
20
22
42
10
9
19
50,00
40,91
45,24
11 Ponrang Sel
Ponrang Sel
27
21
48
6
4
10
22,22
19,05
20,83
12 Ponrang
Ponrang
93
66
159
16
18
34
17,20
27,27
21,38
13 Bupon
Bupon
29
17
46
9
2
11
31,03
11,76
23,91
14 Bua
Bua
40
54
94
21
14
35
52,50
25,93
37,23
15 Bastem
Bastem
23
16
39
1
3
4
4,35
18,75
10,26
16 Walenrang
Walenrang
18
13
31
10
4
14
55,56
30,77
45,16
17 Walenrang Timur
Walenrang Timur
16
16
32
8
4
12
50,00
25,00
37,50
18 Walenrang Barat
Walenrang Barat
3
1
4
2
0
2
66,67
0,00
50,00
19 Walenrang Utara
Walenrang Utara
31
22
53
7
7
14
22,58
31,82
26,42
20 Lamasi
Lamasi
80
40
120
20
9
29
25,00
22,50
24,17
21 Lamasi Timur
Lamasi Timur
0
2
2
9
0
9
0,00
450,00
510
434
944
179
110
289
25,35
30,61
JUMLAH (KAB/KOTA)
#DIV/0!
35,10
Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE)
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) BTA (+) DIOBATI NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
PUSKESMAS
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
L
P
L+P
L
P
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR)
L+P
JUMLAH KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN
L
P
L+P
JUMLA H
%
JUMLA H
%
JUMLA H
%
JUMLA H
%
JUMLA H
%
JUMLA H
%
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
6 9 5 3 4 5 8 6 6 13 8 1 21 0 0 12 1 10 1 7 5
5 12 9 5 4 1 3 1 1 18 5 6 22 0 0 6 2 6 2 0 5
11 21 14 8 8 6 11 7 7 31 13 7 43 0 0 18 3 16 3 7 10
JUMLAH (KAB/KOTA) 131 113 244 ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK
4 66,67 8 88,89 5 100,00 1 33,33 3 75,00 5 100,00 3 37,50 5 83,33 4 66,67 12 92,31 5 62,50 1 100,00 21 100,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 11 91,67 0 0,00 6 60,00 1 100,00 5 71,43 4 80,00
104
79,39
5 100,00 12 100,00 8 88,89 3 60,00 4 100,00 1 100,00 0 0,00 1 100,00 1 100,00 16 88,89 2 40,00 6 100,00 19 86,36 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 6 100,00 0 0,00 2 33,33 1 50,00 0 #DIV/0! 4 80,00
91
80,53
9 81,82 20 95,24 13 92,86 4 50,00 7 87,50 6 100,00 3 27,27 6 85,71 5 71,43 28 90,32 7 53,85 7 100,00 40 93,02 0 2,00 0 #DIV/0! 17 94,44 0 0,00 8 50,00 2 66,67 5 71,43 8 80,00
195
79,92
0 0,00 1 11,11 0 0,00 2 66,67 1 25,00 0 0,00 5 62,50 1 16,67 1 16,67 0 0,00 2 25,00 0 0,00 0 0,00 0 1,00 0 #DIV/0! 0 0,00 1 100,00 1 10,00 0 0,00 2 28,57 1 20,00
18
13,74
0 0,00 0 0,00 1 11,11 2 40,00 0 0,00 0 0,00 3 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3 60,00 0 0,00 0 0,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0,00 2 100,00 1 16,67 1 50,00 0 #DIV/0! 1 20,00
14
12,39
0 0,00 66,67 100,00 81,82 1 4,76 100,00 100,00 100,00 1 7,14 100,00 100,00 100,00 4 50,00 100,00 100,00 100,00 1 12,50 100,00 100,00 100,00 0 0,00 100,00 100,00 100,00 8 72,73 100,00 100,00 100,00 1 14,29 100,00 100,00 100,00 1 14,29 83,33 100,00 85,71 0 0,00 92,31 88,89 90,32 5 38,46 87,50 100,00 92,31 0 0,00 100,00 100,00 100,00 0 0,00 100,00 86,36 93,02 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0,00 91,67 100,00 94,44 3 100,00 100,00 100,00 100,00 2 12,50 70,00 50,00 62,50 1 33,33 100,00 100,00 100,00 2 28,57 100,00 #DIV/0! 100,00 2 20,00 100,00 100,00 100,00
32
13,11
Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
93,13
92,92
93,03
L+P 24
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 2 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 2 0 0 0 1 0
7 2,0
1 0,3
8 2,3
TABEL 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH BALITA L
P
L+P
4
5
6
JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L P L+P 7
8
9
PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI L P L+P % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 10
11
12
13
14
15
1
Larompong Sel
Larompong Sel
152
166
318
15
17
32
0
0,0
0
0,0
0
0,0
2
Larompong
Larompong
180
188
368
18
19
37
0
0,0
0
0,0
0
0,0
3
Suli
Suli
193
207
400
19
21
40
0
0,0
0
0,0
0
0,0
4
Suli Barat
Suli Barat
86
92
178
9
9
18
0
0,0
0
0,0
0
0,0
5
Belopa
Belopa
154
158
312
15
16
31
0
0,0
0
0,0
0
0,0
6
Belopa utara
Belopa utara
132
113
245
13
11
25
0
0,0
0
0,0
0
0,0
7
Bajo
Bajo
115
167
282
12
17
28
0
0,0
0
0,0
0
0,0
8
Bajo Barat
Bajo Barat
99
83
182
10
8
18
0
0,0
0
0,0
0
0,0
9
Latimojong
Latimojong
63
54
117
6
5
12
0
0,0
0
0,0
0
0,0
10 Kamanre
Kamanre
114
119
233
11
12
23
23
201,8
18
151,3
41
176,0
11 Ponrang Sel
Ponrang Sel
225
217
442
23
22
44
0
0,0
0
0,0
0
0,0
12 Ponrang
Ponrang
274
219
493
27
22
49
1
3,6
1
4,6
2
4,1
13 Bupon
Bupon
118
115
233
12
12
23
0
0,0
1
8,7
1
4,3
14 Bua
Bua
298
273
571
30
27
57
0
0,0
0
0,0
90
157,6
15 Bastem
Bastem
101
111
212
10
11
21
0
0,0
0
0,0
0
0,0
16 Walenrang
Walenrang
143
139
282
14
14
28
0
0,0
0
0,0
0
0,0
17 Walenrang Timur
Walenrang Timur
160
136
296
16
14
30
6
37,5
1
7,4
7
23,6
18 Walenrang Barat
Walenrang Barat
124
117
241
12
12
24
17
137,1
21
179,5
38
157,7
19 Walenrang Utara
Walenrang Utara
161
153
314
16
15
31
0
0,0
0
0,0
1
3,2
20 Lamasi
Lamasi
232
186
418
23
19
42
0
0,0
3
16,1
3
7,2
Lamasi Timur
124
105
229
12
11
23
0
0,0
0
0,0
0
0,0
3.118
6.366
325
312
637
47
14,5
45
14,4
183
28,7
21 Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
3.248
Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
HIV NO
AIDS
KELOMPOK UMUR
SYPHILIS
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
L
P
L+P
PROPORSI KELOMPOK UMUR
L
P
L+P
PROPORSI KELOMPOK UMUR
L
P
L+P
PROPORSI KELOMPOK UMUR
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
2
1
< 1 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
2
1 - 4 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
3
5 - 14 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
4
15 - 19 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
5
20 - 29 TAHUN
3
0
3
33,33
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
6
30 - 39 TAHUN
3
1
4
44,44
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
7
40 - 49 TAHUN
2
0
2
22,22
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
8
50 - 59 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
9
≥ 60 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
8
1
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
88,89
11,11
JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN
#DIV/0!
#DIV/0!
Sumber: …………….. (sebutkan) Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
TABEL 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 DONOR DARAH NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
JUMLAH PENDONOR L
1
JUMLAH
2
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP HIV L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % %
P
3
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
POSITIF HIV L JUMLAH 12
% 13
P JUMLAH 14
% 15
L+P JUMLAH % 16
17
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0
0
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
TABEL 14 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 KASUS BARU NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering
Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
PB + MB
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
L+P 12
1
Larompong Sel
Larompong Sel
0
1
1
0
0
0
0
1
1
2
Larompong
Larompong
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Suli
Suli
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Suli Barat
Suli Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Belopa
Belopa
0
1
1
1
1
2
1
2
3
6
Belopa utara
Belopa utara
0
0
0
1
0
1
1
0
1
7
Bajo
Bajo
0
0
0
1
0
1
1
0
1
8
Bajo Barat
Bajo Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
Latimojong
Latimojong
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 Kamanre
Kamanre
0
0
0
1
0
1
1
0
1
11 Ponrang Sel
Ponrang Sel
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12 Ponrang
Ponrang
0
0
0
0
2
2
0
2
2
13 Bupon
Bupon
0
0
0
0
2
2
0
2
2
14 Bua
Bua
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15 Bastem
Bastem
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16 Walenrang
Walenrang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17 Walenrang Timur
Walenrang Timur
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18 Walenrang Barat
Walenrang Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19 Walenrang Utara
Walenrang Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20 Lamasi
Lamasi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21 Lamasi Timur
Lamasi Timur
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2
4
5
9
11
0,00
100,00
44,44
55,56
JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK
4
7
36,36
63,64
1,11
1,94
3,05
TABEL 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
DIARE NO
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK
PUSKESMAS
L 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
4
P
DIARE DITANGANI P
L
L+P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
6
10
11
12
13
14
15
7
8
9
8.074 9.697 9.123 4.446 7.172 7.313 6.975 4.763 2.873 5.649 11.897 13.417 7.398 15.471 3.302 8.925 7.845 4.762 9.163 10.490 6.250
8.328 9.825 10.025 4.325 8.174 7.738 7.740 4.874 2.752 5.974 12.641 13.568 7.520 1.654 3.154 9.116 7.962 4.381 9.193 10.561 6.317
16.402 19.522 19.148 8.771 15.346 15.051 14.715 9.637 5.625 11.623 24.538 26.985 14.918 17.125 6.456 18.041 15.807 9.143 18.356 21.051 12.567
173 208 195 95 153 156 149 102 61 121 255 287 158 331 71 191 168 102 196 224 134
178 210 215 93 175 166 166 104 59 128 271 290 161 35 67 195 170 94 197 226 135
351 418 410 188 328 322 315 206 120 249 525 577 319 366 138 386 338 196 393 450 269
43 191 278 340 200 86 77 103 124 208 397 200 232 279 125 178 268 125 140 206 137
25 92 142 357 130 55 52 101 202 172 156 70 147 84 177 93 160 123 71 92 102
53 213 315 355 171 86 88 130 122 198 454 191 232 319 53 191 298 144 219 220 144
30 101 147 384 98 52 53 125 207 155 168 66 144 901 79 98 175 144 111 97 107
96 404 593 695 371 172 165 233 246 406 851 391 464 598 178 369 566 269 359 426 281
27 97 145 370 113 53 52 113 204 163 162 68 145 163 129 96 167 137 91 95 104
165.005
155.822
320.827
3.531
3.335
6.866
3.937
111,5
4.196
125,8
8.133
118,5
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK
5
JUMLAH PERKIRAAAN KASUS
214
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK Sumber: …………….. (sebutkan)
KASUS BARU PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN JUMLAH %
PENDERITA KUSTA L
P
L+P
4
5
6
7
CACAT TINGKAT 2
8
JUMLAH
%
9
10
1 1 1 1 -
1 2 2 2 -
1 3 1 1 1 2 2 -
-
0,00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0,00 0,00 0,00 #DIV/0! #DIV/0! 0,00 #DIV/0! 0,00 0,00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
4
7
11
-
0,00
-
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0
TABEL 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 KASUS TERCATAT NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
Pausi Basiler/Kusta kering L
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber: …………….. (sebutkan)
P
4
Multi Basiler/Kusta Basah
L+P
5
L
6
P
7
JUMLAH
L+P
8
L
9
P
10
L+P
11
12
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 0 0 1 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0
1 2 0 0 2 2 1 0 0 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0
1 2 0 0 1 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0
1 2 0 0 3 2 1 0 0 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0
0
1
1
8
6
14
8 0,2
7 0,2
15 0,4
TABEL 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 KUSTA (PB) NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN
PUSKESMAS
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
PENDERITA PB
KUSTA (MB) RFT PB P
L
PENDERITA MB
L+P
RFT MB P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100 100 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2
0
2
2
100,0
Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan : Penderita kusta PB/MB merupakan penderita pada kohort yang sama X = tahun data.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100 100 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 0 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 3 0 0 0 0 0 0 2
4 1 2 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 3 0 0 0 0 1 0 3
3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
75 #DIV/0! 50 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100 #DIV/0! 100
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 0 0 0 0 0 0 2
#DIV/0! 100 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100 #DIV/0! 100 #DIV/0! 100 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100
3 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 0 0 0 0 1 0 3
75 100 50 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 100 0 100 #DIV/0! 100 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100 #DIV/0! 100
0 #DIV/0!
2
100,0
10
9
19
6
60
8
89
14
74
TABEL 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)
3
4
5
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi
JUMLAH (KAB/KOTA) AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN
0 0 5.901 3.484 0 0 10.685 0 0 3.574 0 0 5.355 0 6.084 6.221 4.345 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
45.649
0 0,00
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar: 119.288
TABEL 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
DIFTERI
PUSKESMAS
JUMLAH KASUS L
1
2
3
P
4
MENINGGAL
L+P
5
PERTUSIS
6
7
L
P
8
JUMLAH KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM) JUMLAH KASUS L+P
9
L
10
P
11
MENINGGAL
L+P
12
TETANUS NEONATORUM
13
14
JUMLAH KASUS L
P
15
MENINGGAL
L+P
16
17
18
1
Larompong Sel
Larompong Sel
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Larompong
Larompong
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Suli
Suli
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Suli Barat
Suli Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Belopa
Belopa
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Belopa utara
Belopa utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
Bajo
Bajo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Bajo Barat
Bajo Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
Latimojong
Latimojong
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 Kamanre
Kamanre
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11 Ponrang Sel
Ponrang Sel
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12 Ponrang
Ponrang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13 Bupon
Bupon
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14 Bua
Bua
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15 Bastem
Bastem
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16 Walenrang
Walenrang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17 Walenrang Timur
Walenrang Timur
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18 Walenrang Barat
Walenrang Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19 Walenrang Utara
Walenrang Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20 Lamasi
Lamasi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: …………….. (sebutkan)
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
TABEL 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 JUMLAH KASUS PD3I NO
KECAMATAN
PUSKESMAS L
1
2
3
CAMPAK JUMLAH KASUS P L+P
4
5
POLIO MENINGGAL
6
7
HEPATITIS B
L
P
L+P
L
P
8
9
10
11
12
L+P 13
1
Larompong Sel
Larompong Sel
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
2
Larompong
Larompong
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Suli
Suli
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Suli Barat
Suli Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Belopa
Belopa
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Belopa utara
Belopa utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
Bajo
Bajo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Bajo Barat
Bajo Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
Latimojong
Latimojong
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 Kamanre
Kamanre
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11 Ponrang Sel
Ponrang Sel
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12 Ponrang
Ponrang
5
5
10
0
0
0
0
0
0
0
13 Bupon
Bupon
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14 Bua
Bua
1
3
4
0
0
0
0
0
0
0
15 Bastem
Bastem
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16 Walenrang
Walenrang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17 Walenrang Timur
Walenrang Timur
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
18 Walenrang Barat
Walenrang Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19 Walenrang Utara
Walenrang Utara
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
20 Lamasi
Lamasi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
10
17
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
0,0
TABEL 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
CFR (%)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
0 0 1 5 0 0 1 0 0 0 0 0 1 5 0 1 3 0 1 0 0
0 0 0 2 1 1 0 0 0 1 1 0 0 2 0 3 1 0 0 0 0
0 0 1 7 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7 0 4 4 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! 0,0 0,0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0,0 0,0 #DIV/0! 0,0 0,0 #DIV/0! 0,0 #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0,0 0,0 0,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0,0 0,0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0 #DIV/0! 33,3 0,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0 0,0 #DIV/0! 0,0 0,0 #DIV/0! 25,0 0,0 #DIV/0! 0,0 #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK
18 5,2
12 3,5
30 8,6
0
1
1
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
Sumber: …………….. (sebutkan) Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
SUSPEK
PUSKESMAS
2
3
MALARIA SEDIAAN DARAH DIPERIKSA POSITIF
L
P
L+P
4
5
6
L
P
L+P
7
8
9
MENINGGAL
L
%
P
%
10
11
12
13
14
#DIV/0!
1
50,00
0
0
0
-
#DIV/0!
1
L+P
CFR
%
L
P
L+P
L
P
15
16
17
18
19
20
#DIV/0!
L+P 21
1
Larompong Sel
Larompong Sel
2
2
0
2
Larompong
Larompong
9
9
4
#DIV/0!
-
#DIV/0!
4
44,44
0
0
0
0,00
#DIV/0!
0,00
0
3
Suli
Suli
4
Suli Barat
Suli Barat
5
Belopa
6
1
1
1
#DIV/0!
-
#DIV/0!
1
100,00
0
0
0
0,00
#DIV/0!
0,00
35
35
8
#DIV/0!
-
#DIV/0!
8
22,86
0
0
0
0,00
#DIV/0!
0,00
Belopa
4
4
1
#DIV/0!
-
#DIV/0!
1
25,00
0
0
0
0,00
#DIV/0!
0,00
Belopa utara
Belopa utara
2
2
1
#DIV/0!
#DIV/0!
2
100,00
0
0
0
0,00
7
Bajo
Bajo
4
4
1
#DIV/0!
-
#DIV/0!
1
25,00
0
0
0
0,00
8
Bajo Barat
Bajo Barat
0
-
#DIV/0!
-
#DIV/0!
-
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
9
Latimojong
Latimojong
0
-
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
-
0,00 #DIV/0!
0,00 0,00
#DIV/0!
-
#DIV/0!
-
#DIV/0!
0
0
0
10 Kamanre
Kamanre
14
14
2
#DIV/0!
-
#DIV/0!
2
14,29
0
0
0
0,00
#DIV/0!
0,00
11 Ponrang Sel
Ponrang Sel
10
10
4
#DIV/0!
-
#DIV/0!
4
40,00
0
0
0
0,00
#DIV/0!
0,00
12 Ponrang
Ponrang
23
23
3
#DIV/0!
-
#DIV/0!
3
13,04
0
0
0
0,00
#DIV/0!
0,00
13 Bupon
Bupon
11
11
4
#DIV/0!
-
#DIV/0!
4
36,36
0
0
0
0,00
#DIV/0!
0,00
14 Bua
Bua
3
3
3
#DIV/0!
-
#DIV/0!
3
100,00
0
0
0
0,00
#DIV/0!
15 Bastem
Bastem
2
2
#DIV/0!
-
-
0
0
0
16 Walenrang
Walenrang
26
26
7
#DIV/0!
#DIV/0!
8
30,77
0
0
0
0,00
17 Walenrang Timur
Walenrang Timur
16
16
2
#DIV/0!
#DIV/0!
2
12,50
0
0
0
0,00
18 Walenrang Barat
Walenrang Barat
18
18
2
#DIV/0!
2
#DIV/0!
4
22,22
0
0
0
0,00
0,00
0,00
19 Walenrang Utara
Walenrang Utara
15
15
1
#DIV/0!
4
#DIV/0!
5
33,33
0
0
0
0,00
0,00
0,00
20 Lamasi
Lamasi
48
48
1
#DIV/0!
#DIV/0!
1
2,08
0
0
0
0,00
21 Lamasi Timur
Lamasi Timur
24
24
2
#DIV/0!
1
#DIV/0!
3
12,50
0
0
0
0,00
0,00
0,00
267
47
#DIV/0!
10
#DIV/0!
57
21,35
0
0
0
0,00
0,00
0,00
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
0
267
-
-
-
1
-
#DIV/0! 1
-
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO
#DIV/0!
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! 0,00 #DIV/0!
#DIV/0!
0,00 #DIV/0! 0,00 0,00
0,00
TABEL 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 PENDERITA FILARIASIS NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Larompong Sel
Larompong Sel
0
0
0
0
0
0
2
Larompong
Larompong
0
0
0
0
0
0
3
Suli
Suli
0
0
0
0
0
0
4
Suli Barat
Suli Barat
0
0
0
0
0
0
5
Belopa
Belopa
0
0
0
0
0
0
6
Belopa utara
Belopa utara
0
0
0
0
0
0
7
Bajo
Bajo
0
0
0
0
0
0
8
Bajo Barat
Bajo Barat
0
0
0
0
0
0
9
Latimojong
Latimojong
0
0
0
0
0
0
10 Kamanre
Kamanre
0
0
0
0
0
0
11 Ponrang Sel
Ponrang Sel
0
0
0
0
0
0
12 Ponrang
Ponrang
0
0
0
0
0
0
13 Bupon
Bupon
0
0
0
0
0
0
14 Bua
Bua
0
0
0
0
0
0
15 Bastem
Bastem
0
0
0
0
0
0
16 Walenrang
Walenrang
0
0
0
0
0
0
17 Walenrang Timur
Walenrang Timur
0
0
0
0
0
0
18 Walenrang Barat
Walenrang Barat
0
0
0
0
0
0
19 Walenrang Utara
Walenrang Utara
0
0
0
0
0
0
20 Lamasi
Lamasi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
KASUS BARU DITEMUKAN
JUMLAH SELURUH KASUS
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan) Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24 CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
JUMLAH PENDUDUK ≥ 15 TAHUN NO
KECAMATAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN 1
LAKI-LAKI
PUSKESMAS
2
3
4
5
PEREMPUAN
L+P
LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
6
7
8
9
10
11
1
Larompong Sel
Larompong Sel
0
0
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
1.424
2
Larompong
Larompong
0
0
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
3
Suli
Suli
6.713
6.908
13.621
313
4,66
421
6,09
734
4
Suli Barat
Suli Barat
3.224
3.320
6.544
1.070
33,19
1.062
31,99
2.132
5
Belopa
Belopa
8.193
5.637
13.830
172
2,10
211
3,74
383
6
Belopa utara
Belopa utara
4.902
5.297
10.199
0
0,00
0
0,00
0
7
Bajo
Bajo
5.390
5.295
10.685
127
2,36
220
4,15
347
8
Bajo Barat
Bajo Barat
1.505
2.469
3.974
1.719
114,22
3.152
127,66
4.871
9
Latimojong
Latimojong
1.496
1.608
3.104
618
41,31
783
48,69
1.401
10 Kamanre
Kamanre
4.324
4.321
8.645
1.581
36,56
2.765
11 Ponrang Sel
Ponrang Sel
0
0
0
12 Ponrang
Ponrang
3.109
3.078
6.187
3.109
100,00
13 Bupon
Bupon
4.755
4.877
9.632
2.476
52,07
14 Bua
Bua
0
0
0
15 Bastem
Bastem
2.494
3.590
6.084
938
37,61
16 Walenrang
Walenrang
0
0
0
0
#DIV/0!
17 Walenrang Timur
Walenrang Timur
0
0
0
18 Walenrang Barat
Walenrang Barat
3.652
4.044
7.696
1.178
32,26
19 Walenrang Utara
Walenrang Utara
7.578
5.735
13.313
3.532
20 Lamasi
Lamasi
7.862
10.675
18.537
21 Lamasi Timur
Lamasi Timur
342
280
65.539
67.134
JUMLAH (KAB/KOTA)
63,99
4.346
#DIV/0!
0
3.078
100,00
6.187
4.376
89,73
6.852
#DIV/0!
0
1.163
32,40
2.101
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
1.274
31,50
2.452
46,61
2.289
39,91
5.821
5.599
71,22
8.729
81,77
14.328
622
290
84,80
239
85,36
529
132.673
22.722
34,67
29.762
44,33
52.484
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
TABEL 25 CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
LAKI-LAKI 1
2
3
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN
4
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
5
6
7
PEREMPUAN %
JUMLAH
8
9
LAKI-LAKI + PEREMPUAN %
JUMLAH 10
%
11
12,00
1
Larompong Sel
Larompong Sel
0
0
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
2
Larompong
Larompong
0
0
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
3
Suli
Suli
6.713
6.908
13.621
0
0,00
0
-
0
-
4
Suli Barat
Suli Barat
3.244
3.320
6.564
0
0,00
0
-
0
-
5
Belopa
Belopa
2.038
2.005
4.043
0
0,00
25
6
Belopa utara
Belopa utara
7
Bajo
Bajo
8
Bajo Barat
Bajo Barat
9
Latimojong
Latimojong
#DIV/0!
1
25
0
0
0
0
0
#DIV/0!
0
2.117
2.480
4.597
0
0,00
0
-
0
168
9
177
150
89,29
255
405
0
0
0
4.346
0
0
0
0
0
3.109
3.078
6.187
3.109
0
0
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
0
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
2.494
3.590
6.084
35
0
-
35
0
0
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
Walenrang Timur
0
0
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
18 Walenrang Barat
Walenrang Barat
3.652
4.044
7.696
0
0,00
0
-
0
-
19 Walenrang Utara
Walenrang Utara
3.532
2.289
5.821
0
0,00
0
-
0
-
20 Lamasi
Lamasi
3.243
3.621
6.864
0
0,00
0
-
0
-
21 Lamasi Timur
Lamasi Timur
0
0
0
0
0
#DIV/0!
0
31.891
34.109
66.000
3.294
11 Ponrang Sel
Ponrang Sel
12 Ponrang
Ponrang
13 Bupon
Bupon
14 Bua
Bua
15 Bastem
Bastem
16 Walenrang
Walenrang
17 Walenrang Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
#DIV/0! 100,00
1,40
#DIV/0!
10,33
#DIV/0!
0
-
0
0
#DIV/0!
0
228,81
2.765
0,00
0
-
0
Kamanre
0
#DIV/0!
1.581
10 Kamanre
#DIV/0!
2.833
0,62
3.078
3.358
100
10
6.187
6.652
#DIV/0! #DIV/0! 100,00
0,58
#DIV/0!
10,08
TABEL 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Larompong Sel
Larompong Sel
2
Larompong
Larompong
3
Suli
Suli
4
Suli Barat
Suli Barat
5
Belopa
Belopa
6
Belopa utara
Belopa utara
7
Bajo
Bajo
8
Bajo Barat
9
Latimojong
PEREMPUAN USIA 30-49 TAHUN 4
PEMERIKSAAN KLINIS PAYUDARA (CBE)
PEMERIKSAAN IVA JUMLAH 5
%
JUMLAH
6
7
0
0
#DIV/0! #DIV/0!
% 8,00
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
0
2502
0
0
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
1972
0
0
0
-
2224
0
0
0
-
Bajo Barat
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
Latimojong
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
1345
0
0
-
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
10 Kamanre
Kamanre
11 Ponrang Sel
Ponrang Sel
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
12 Ponrang
Ponrang
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
13 Bupon
Bupon
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
14 Bua
Bua
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
15 Bastem
Bastem
2510
0
16 Walenrang
Walenrang
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
17 Walenrang Timur
Walenrang Timur
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
18 Walenrang Barat
Walenrang Barat
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
19 Walenrang Utara
Walenrang Utara
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
20 Lamasi
Lamasi
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
21 Lamasi Timur
Lamasi Timur
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan) Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat CBE: Clinical Breast Examination
10553
0
0
0
0
0
0
-
0
0
-
-
TABEL 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
1
2
YANG TERSERANG WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH JUMLAH KEC DESA/KEL DIKETAHUI DITANGGU- AKHIR 3
4
5
LANGI 6
7
1 Rabies
1
1
41.645
41.645
41.645
2 DBD
1
1
41.692
41.692
41.692
3 Keracunan Makanan
1
1
41.881
41.881
41.881
JUMLAH PENDERITA
KELOMPOK UMUR PENDERITA
L
P
L+P
0-7 HARI
8
9
10
11
1 13
1
JUMLAH KEMATIAN
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM
ATTACK RATE (%)
CFR (%)
8-28 HARI
1-11 BLN
1-4 THN
5-9 THN
10-14 THN
15-19 THN
20-44 THN
45-54 THN
55-59 THN
60-69 THN
70+ THN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
1
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
100,00 #DIV/0!
1
1
1
1
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
27
40
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
-
-
TABEL 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
KLB DI DESA/KELURAHAN DITANGANI <24 JAM
JUMLAH 4
5
% 6
0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3
2
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
66,67
TABEL 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 IBU HAMIL NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
K1
JUMLAH 4
357 384 440 204 343 291 311 200 130 257 536 543 244 630 347 364 363 268 392 443 288
7.335
K4
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
407 431 456 192 348 280 315 176 128 210 505 544 227 667 233 304 329 233 347 488 299
7.119
114,0 112,2 103,6 94,1 101,5 96,2 101,3 88,0 98,5 81,7 94,2 100,2 93,0 105,9 67,1 83,5 90,6 86,9 88,5 110,2 103,8
97,1
328 394 432 178 274 250 282 150 127 157 480 523 226 431 171 264 294 220 323 472 283
6.259
91,9 102,6 98,2 87,3 79,9 85,9 90,7 75,0 97,7 61,1 89,6 96,3 92,6 68,4 49,3 72,5 81,0 82,1 82,4 106,5 98,3
85,3
IBU BERSALIN/NIFAS PERSALINAN MENDAPAT JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS JUMLAH % JUMLAH % 9
10
341 367 420 195 327 277 296 191 123 246 511 519 233 601 331 348 347 256 375 423 275
7.002
353 357 411 161 303 247 283 168 117 194 444 516 242 613 206 265 311 212 309 428 273
6.413
11
12
13
103,5 97,3 97,9 82,6 92,7 89,2 95,6 88,0 95,1 78,9 86,9 99,4 103,9 102,0 62,2 76,1 89,6 82,8 82,4 101,2 99,3
357 356 411 171 305 247 284 167 117 195 450 516 242 631 213 266 311 212 309 428 274
104,7 97,0 97,9 87,7 93,3 89,2 95,9 87,4 95,1 79,3 88,1 99,4 103,9 105,0 64,4 76,4 89,6 82,8 82,4 101,2 99,6
91,6
6.462
92,3
IBU NIFAS MENDAPAT VIT A JUMLAH % 14
358 357 416 171 306 247 284 167 122 200 444 516 242 626 212 267 312 216 309 428 275
15
105 97,28 99,05 87,69 93,58 89,17 95,95 87,43 99,19 81,3 86,89 99,42 103,9 104,2 64,05 76,7 89,91 84,38 82,4 101,2 100
6.475 92,47
TABEL 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN 2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL
JUMLAH IBU HAMIL 4
TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
357 384 440 204 343 291 311 200 130 257 536 543 244 630 347 364 363 268 392 443 288
184 81 351 213 207 408 90 151 50 95 319 415 227 208 202 178 302 172 303 402 109
51,5 21,1 79,8 104,4 60,3 140,2 28,9 75,5 38,5 37,0 59,5 76,4 93,0 33,0 58,2 48,9 83,2 64,2 77,3 90,7 37,8
167 63 288 199 238 368 85 99 53 96 300 392 168 150 149 161 272 167 278 312 88
46,8 16,4 65,5 97,5 69,4 126,5 27,3 49,5 40,8 37,4 56,0 72,2 68,9 23,8 42,9 44,2 74,9 62,3 70,9 70,4 30,6
28 34 0 0 0 0 22 19 31 32 49 0 0 0 9 51 4 46 106 0 0
7,8 8,9 7,1 9,5 23,8 12,5 9,1 2,6 14,0 1,1 17,2 27,0 -
18 32 0 0 0 0 28 0 29 11 50 0 0 0 0 25 0 125 0 0 0
5,0 8,3 9,0 22,3 4,3 9,3 6,9 46,6 -
22 12 0 0 0 0 24 9 15 10 0 0 0 0 0 24 15 108 75 0 0
6,2 3,1 7,7 4,5 11,5 3,9 6,6 4,1 40,3 19,1 -
235 141 288 199 238 368 159 127 128 149 399 392 168 150 158 261 291 446 459 312 88
65,8 36,7 65,5 97,5 69,4 126,5 51,1 63,5 98,5 58,0 74,4 72,2 68,9 23,8 45,5 71,7 80,2 166,4 117,1 70,4 30,6
7.335
4.667
63,6
4.093
55,8
431
5,9
318
4,3
314
4,3
5.156
70,3
TABEL 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN 2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
JUMLAH WUS (15-39 TAHUN) 4
TT-1 JUMLAH 5
TT-2 %
JUMLAH
6
7
TT-3 %
JUMLAH
8
9
TT-4 %
JUMLAH
10
11
TT-5 %
JUMLAH
12
13
TT2+ %
JUMLAH
%
14
15
16
2.966 3.846 3.867 1.824 3.026 2.522 2.726 1.799 1.372 2.413 4.862 5.228 2.963 5.578 3.200 3.288 3.655 2.424 4.128 4.432 2.830
27 8 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0
0,9 0,2 0,2 0,5 -
31 8 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1,0 0,2 0,2 -
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-
39 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1,3 -
43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1,4 -
113 8 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3,8 0,2 0,2 -
68.949
59
0,1
45
0,1
0
-
39
0,1
43
0,1
127
0,2
TABEL 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN 2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
3
4
5
6
7
8
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
357 384 440 204 343 291 311 200 130 257 536 543 244 630 347 364 363 268 392 443 288
407 431 456 192 348 280 315 176 128 210 505 544 227 667 233 304 329 233 347 488 299
114,01 17,00 103,64 94,12 101,46 96,22 101,29 88,00 98,46 81,71 95,00 100,18 93,03 105,87 67,15 83,52 90,63 86,94 88,52 110,16 103,82
328 394 432 178 274 250 282 150 127 157 480 523 226 431 171 264 294 220 323 472 283
91,88 102,60 98,18 87,25 79,88 85,91 90,68 75,00 97,69 61,09 89,55 96,32 92,62 68,41 49,28 72,53 80,99 82,09 82,40 106,55 98,26
7335
7.119
97,06
6.259
85,33
TABEL 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 PERKIRAAN BUMIL
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH DENGAN IBU HAMIL KOMPLIKASI 4
PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
JUMLAH LAHIR HIDUP
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI
L
P
L+P
KEBIDANAN
S
%
L
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
357 384 440 204 343 291 311 200 130 257 536 543 244 630 347 364 363 268 392 443 288
71 77 88 41 69 58 62 40 26 51 107 109 49 126 69 73 73 54 78 89 58
72 73 27 5 47 17 60 38 3 38 13 49 15 90 53 16 60 6 17 68 26
100,8 95,1 30,7 12,3 68,5 29,2 96,5 95,0 0,0 73,9 12,1 45,1 30,7 71,4 76,4 22,0 82,6 11,2 21,7 76,7 45,1
182 181 208 89 154 126 145 84 58 95 264 227 123 319 110 134 159 112 157 218 139
173 173 199 84 147 121 138 81 56 90 253 216 117 304 104 128 151 107 149 208 132
355 354 407 173 301 247 283 165 114 185 517 443 240 623 214 262 310 219 306 426 271
27 27 31 13 23 19 22 13 9 14 40 34 18 48 17 20 24 17 24 33 21
26 26 30 13 22 18 21 12 8 14 38 32 18 46 16 19 23 16 22 31 20
7.335
1.467
793
54,1
3.284
3.131
6.415
493
469
53 53 61 26 45 37 42 25 28 78 66 36 94 32 39 47 33 46 64 41
6 3 4 5 10 7 2 9 1 23 7 4 3 3 2 2 7
40,3 33,1 19,2 0,0 26,1 15,9 18,4 39,7 0,0 49,1 5,0 26,5 5,4 47,9 42,4 19,9 12,6 17,9 8,5 6,1 33,6
946
124
25,1
-
11 9 6 -
11 9 5 6 2 3 5 9 6 1 8 1 22 6 4 2 3 2 2 6
8,0 34,7 16,8 0,0 27,3 11,0 14,5 41,2 0,0 44,4 2,6 25,0 5,7 47,8 38,5 20,8 8,7 18,7 9,1 6,4 30,3
113
24,1
-
22 18 11 12 5 7 10 19 13 3 17 2 45 13 8 5 6 4 4 13
41,3 33,9 18,0 0,0 26,7 13,5 16,5 40,4 0,0 46,8 3,8 25,8 5,6 47,9 40,5 20,4 10,7 18,3 8,8 6,3 32,0
237
25,1
-
TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 PESERTA KB AKTIF NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
NON MKJP
MKJP
PUSKESMAS IUD
%
MOP
%
4
5
6
7
MOW
%
8
9
IM PLAN
%
JUMLAH
10
11
12
2 41 25 9 54 86 92 9 0 95 51 88 21 96 2 43 62 6 71 136 6
0,1 2,2 1,0 0,8 2,2 5,6 6,7 0,7 0,0 5,7 1,7 2,3 1,6 2,8 0,2 1,7 2,7 0,3 3,8 4,8 0,4
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
23 19 46 10 59 69 97 30 0 84 107 109 34 90 8 4 64 0 74 42 3
1,0 1,0 1,9 0,9 2,4 4,5 7,1 2,4 0,0 5,1 3,6 2,8 2,6 2,6 0,7 0,2 2,8 0,0 4,0 1,5 0,2
211 163 29 21 30 96 78 40 8 97 90 157 43 600 2 69 234 80 240 292 178
9,4 8,7 1,2 1,8 1,2 6,2 5,7 3,3 1,8 5,8 3,0 4,1 3,3 17,4 0,2 2,8 10,2 4,3 12,9 10,3 12,1
236 223 100 40 144 251 267 79 8 276 248 354 98 786 12 116 360 86 385 470 187
995
2,4
1
0,0
972
2,3 2.758
6,6
4.726
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
%
KON DOM
%
13
14
15
10,5 11,8 4,1 3,4 5,8 16,2 19,5 6,4 1,8 16,6 8,4 9,2 7,4 22,8 1,1 4,7 15,7 4,7 20,6 16,6 12,7
SUNTIK
%
PIL
16
17
18
264 51 261 30 144 146 67 10 0 81 28 684 10 493 11 11 37 22 15 70 27
11,7 2,7 10,8 2,6 5,8 9,4 4,9 0,8 0,0 4,9 0,9 17,8 0,8 14,3 1,0 0,4 1,6 1,2 0,8 2,5 1,8
1.097 1.031 1.272 723 1.454 781 709 862 310 903 2.023 1.834 784 1.686 867 1.809 1.229 1.252 968 1.279 818
11,3 2.462
5,9
23.691
48,7 54,8 52,7 61,5 58,4 50,6 51,7 70,3 70,1 54,4 68,5 47,6 59,3 48,9 79,6 73,2 53,8 67,7 51,9 45,3 55,7
%
OBAT VAGINA
19
20
%
LAIN NYA
%
21
22
23
0 0 0
JUMLAH
%
24
25
655 578 782 382 746 367 329 276 124 400 656 978 429 484 199 537 660 489 498 1.005 437
29,1 30,7 32,4 32,5 30,0 23,8 24,0 22,5 28,1 24,1 22,2 25,4 32,5 14,0 18,3 21,7 28,9 26,4 26,7 35,6 29,7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 20 11 0 0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,9 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,1 0,6 0,0 0,0
56,6 11.011
26,3
0
0,0
44
0,1 37.164
0 0
2.016 1.660 2.315 1.135 2.344 1.294 1.105 1.148 434 1.384 2.707 3.496 1.223 2.663 1.077 2.357 1.926 1.763 1.481 2.354 1.282
89,5 88,2 95,9 96,6 94,2 83,8 80,5 93,6 101,1 83,4 91,6 90,8 92,6 77,2 98,9 95,3 84,3 96,4 80,0 83,4 87,3
MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
26
27
2.252 1.883 2.415 1.175 2.488 1.545 1.372 1.227 442 1.660 2.955 3.850 1.321 3.449 1.089 2.473 2.286 1.849 1.866 2.824 1.469
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 102,9 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 101,1 100,6 100,0 100,0
88,7 41.890
100,0
TABEL 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 PESERTA KB BARU NO
KECAMATAN
MKJP
PUSKESMAS IUD
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
2 Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
3 Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
4
%
0 6 0 2 11 12 2 0 0 0 9 3 0 6 1 11 0 7 0 5 2
5 0,0 2,1 0,0 1,7 3,0 9,3 0,8 0,0 0,0 0,0 2,1 0,8 0,0 1,9 0,4 2,9 0,0 1,1 0,0 1,7 0,6
77
1,1
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
MOP 6
%
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
7 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,6 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
2
0,0
4 2 3 0 15 8 5 10 0 1 20 1 6 14 0 7 3 0 3 4 1
9 0,9 0,7 0,4 0,0 4,0 6,2 2,0 4,5 0,0 0,4 4,8 0,3 1,8 4,4 0,0 1,9 0,9 0,0 1,0 1,3 0,3
IMPLA N 10 42 33 7 7 6 3 19 0 0 8 40 6 3 13 7 53 86 17 44 16 89
107
1,5
499
MOW 8
%
% 11 8,9 11,7 1,0 5,8 1,6 2,3 7,7 0,0 0,0 3,3 9,5 1,6 0,9 4,0 2,7 14,1 27,0 2,8 15,0 5,4 26,8
7,2
JUMLA H 12 46 41 10 9 32 23 26 10 0 9 69 10 9 35 8 71 89 24 47 25 92
685
13 9,8 14,5 1,4 7,5 8,6 17,8 10,5 4,5 0,0 3,7 16,5 2,7 2,7 10,9 3,1 18,9 27,9 3,9 16,0 8,4 27,7
KOND OM 14 3 24 22 13 66 1 5 0 0 3 8 0 0 0 5 11 3 24 2 9 9
9,8
208
%
%
PIL
15 0,6 8,5 3,2 10,8 17,7 0,8 2,0 0,0 0,0 1,2 1,9 0,0 0,0 0,0 1,9 2,9 0,9 3,9 0,7 3,0 2,7
SUNTI K 16 282 124 231 65 182 85 177 148 151 224 257 212 211 240 165 185 169 352 160 152 189
17 60,0 44,0 33,1 54,2 48,9 65,9 71,4 66,4 60,2 91,8 61,3 57,9 62,8 74,8 64,2 49,2 53,0 57,4 54,6 51,0 56,9
18 139 93 98 33 92 20 40 65 87 8 85 144 116 46 79 109 58 213 84 112 42
3,0
3.961
56,9
1.763
%
NON MKJP OBAT VAGIN A 19 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
LAIN NYA 22 0 0 336 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 0,0 0,0 48,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0
0,0
349
5,0
%
%
29,6 33,0 14,1 27,5 24,7 15,5 16,1 29,1 34,7 3,3 20,3 39,3 34,5 14,3 30,7 29,0 18,2 34,7 28,7 37,6 12,7
25,3
%
JUMLA H 24 424 241 687 111 340 106 222 213 251 235 350 356 327 286 249 305 230 589 246 273 240
25 90,2 85,5 98,6 92,5 91,4 82,2 89,5 95,5 100,0 96,3 83,5 97,3 97,3 89,1 96,9 81,1 72,1 96,1 84,0 91,6 72,3
6.281
90,2
%
MKJP % MKJP + + NON NON MKJP MKJP 26 27 470 100,0 282 100,0 697 100,0 120 100,0 372 100,0 129 100,0 248 100,0 223 100,0 251 100,0 244 100,0 419 100,0 366 100,0 336 100,0 321 100,0 257 100,0 376 100,0 319 100,0 613 100,0 293 100,0 298 100,0 332 100,0
6.966
100,0
TABEL 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN 2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
JUMLAH PUS
3
4
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
PESERTA KB AKTIF
PESERTA KB BARU JUMLAH
%
5
6
JUMLAH
%
7
8
3.181 3.419 3.912 1.817 3.054 2.159 2.765 1.781 1.148 2.290 4.767 4.835 2.170 5.604 3.086 3.241 3.233 2.386 3.494 3.943 1.838
470 282 361 120 372 129 248 223 238 244 419 366 336 321 257 376 293 613 319 298 332
14,8 8,2 9,2 6,6 12,2 6,0 9,0 12,5 20,7 10,7 8,8 7,6 15,5 5,7 8,3 11,6 9,1 25,7 9,1 7,6 18,1
2.252 1.883 2.415 1.175 2.488 1.545 1.372 1.227 442 1.660 2.955 3.850 1.321 3.449 1.089 2.473 2.286 1.849 1.866 2.824 1.469
70,8 55,1 61,7 64,7 81,5 71,6 49,6 68,9 38,5 72,5 62,0 79,6 60,9 61,5 35,3 76,3 70,7 77,5 53,4 71,6 79,9
64.123
6.617
10,3
41.890
65,3
TABEL 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
JUMLAH LAHIR HIDUP
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG P L+P
BBLR P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Larompong Sel
Larompong Sel
182
173
355
182
100,0
173
100,0
170
47,9
8
5
2,9
13
7,6
2
Larompong
Larompong
181
173
354
181
100,0
173
100,0
354
100,0
2
4,3956 1,1
2
1,2
4
1,1
3
Suli
Suli
208
199
407
208
100,0
199
100,0
407
100,0
0
0,0
4
2,0
4
1,0
4
Suli Barat
Suli Barat
89
84
173
89
100,0
84
100,0
173
100,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
5
Belopa
Belopa
154
147
301
154
100,0
147
100,0
301
100,0
5
3,2
2
1,4
7
2,3
6
Belopa utara
Belopa utara
126
121
247
126
100,0
121
100,0
247
100,0
3
2,4
0
0,0
3
1,2
7
Bajo
Bajo
145
138
283
145
100,0
138
100,0
251
88,7
0
0,0
1
0,7
1
0,4
8
Bajo Barat
Bajo Barat
84
81
165
84
100,0
81
100,0
165
100,0
3
3,6
3
3,7
6
3,6
9
Latimojong
Latimojong
58
56
114
58
100,0
56
100,0
114
100,0
0
0,0
0,0
0
0,0
10 Kamanre
Kamanre
95
90
185
95
100,0
90
100,0
185
100,0
3
3,2
2
2,2
5
2,7
11 Ponrang Sel
Ponrang Sel
264
253
517
264
100,0
253
100,0
517
100,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
12 Ponrang
Ponrang
227
216
443
227
100,0
216
100,0
443
100,0
0
0,0
1
0,5
1
0,2
13 Bupon
Bupon
123
117
240
123
100,0
117
100,0
240
100,0
3
2,4
0
0,0
3
1,3
14 Bua
Bua
319
304
623
319
100,0
304
100,0
595
95,5
13
4,1
16
5,3
29
4,9
15 Bastem
Bastem
110
104
214
110
100,0
104
100,0
217
101,4
6
5,5
3
2,9
9
4,1
16 Walenrang
Walenrang
134
128
262
134
100,0
128
100,0
262
100,0
1
0,7
0
0,0
1
0,4
17 Walenrang Timur
Walenrang Timur
159
151
310
159
100,0
151
100,0
309
99,7
0
0,0
4
2,6
4
1,3
18 Walenrang Barat
Walenrang Barat
112
107
219
112
100,0
107
100,0
228
104,1
1
0,9
0
0,0
1
0,4
19 Walenrang Utara
Walenrang Utara
157
149
306
157
100,0
149
100,0
307
100,3
2
1,3
1
0,7
3
1,0
20 Lamasi
Lamasi
218
208
426
218
100,0
208
100,0
427
100,2
3
1,4
4
1,9
7
1,6
21 Lamasi Timur
Lamasi Timur
139
132
271
139
100,0
132
100,0
271
100,0
7
5,0
1
0,8
8
3,0
3.284
3.131
6.415
3.284
100,0
3.131
100,0
6.183
96,4
60
1,8
49
1,6
109
1,8
JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) L P L+P
JUMLAH BAYI
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP) L P L+P
L
P
L +P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Larompong Sel
Larompong Sel
182
173
355
182
100,0
173
100,0
355
100,0
164
90,1
156
90,2
320
90,1
2
Larompong
Larompong
181
173
354
181
100,0
173
100,0
354
100,0
166
91,7
159
91,9
325
91,8
3
Suli
Suli
208
199
407
208
100,0
199
100,0
407
100,0
192
92,3
184
92,5
376
92,4
4
Suli Barat
Suli Barat
89
84
173
89
100,0
84
100,0
173
100,0
87
97,8
83
98,8
170
98,3
5
Belopa
Belopa
154
147
301
154
100,0
147
100,0
301
100,0
148
96,1
142
96,6
290
96,3
6
Belopa utara
Belopa utara
126
121
247
126
100,0
121
100,0
247
100,0
126
100,0
120
99,2
246
99,6
7
Bajo
Bajo
145
138
283
145
100,0
138
100,0
283
100,0
142
97,9
136
98,6
278
98,2
8
Bajo Barat
Bajo Barat
84
81
165
84
100,0
81
100,0
165
100,0
76
90,5
73
90,1
149
90,3
9
Latimojong
Latimojong
58
56
114
58
100,0
56
100,0
114
100,0
58
100,0
55
98,2
113
99,1
10 Kamanre
Kamanre
95
90
185
95
100,0
90
100,0
185
100,0
90
94,7
85
94,4
175
94,6
11 Ponrang Sel
Ponrang Sel
264
253
517
264
100,0
253
100,0
517
100,0
272
103,0
259
102,4
531
102,7
12 Ponrang
Ponrang
227
216
443
227
100,0
216
100,0
443
100,0
219
96,5
208
96,3
427
96,4
13 Bupon
Bupon
123
117
240
123
100,0
117
100,0
240
100,0
123
100,0
117
100,0
240
100,0
14 Bua
Bua
319
304
623
319
100,0
304
100,0
623
100,0
303
95,0
289
95,1
592
95,0
15 Bastem
Bastem
110
104
214
110
100,0
104
100,0
214
100,0
102
92,7
97
93,3
199
93,0
16 Walenrang
Walenrang
134
128
262
134
100,0
128
100,0
262
100,0
121
90,3
115
89,8
236
90,1
17 Walenrang Timur
Walenrang Timur
159
151
310
159
100,0
151
100,0
310
100,0
158
99,4
151
100,0
309
99,7
18 Walenrang Barat
Walenrang Barat
112
107
219
112
100,0
107
100,0
219
100,0
102
91,1
98
91,6
200
91,3
19 Walenrang Utara
Walenrang Utara
157
149
306
157
100,0
149
100,0
306
100,0
159
101,3
152
102,0
311
101,6
20 Lamasi
Lamasi
218
208
426
218
100,0
208
100,0
426
100,0
227
104,1
216
103,8
443
104,0
21 Lamasi Timur
Lamasi Timur
139
132
271
139
100,0
132
100,0
271
100,0
128
92,1
122
92,4
250
92,3
3.284
3.131
6.415
3.284
100,0
3.131
100,0
6.415
100,0
3.163
96,3
3.017
96,4
6.180
96,3
JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH BAYI L
P
L+P
4
5
6
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF USIA 0-6 BULAN L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % % 7
8
9
10
11
12
147 112 112 53 94 33 136 90 47 97 162 214 89 190 83 76 172 60 176 198 89
137 119 96 49 79 36 133 76 44 64 157 232 92 201 76 67 153 52 108 172 89
284 231 208 102 173 69 269 166 91 161 319 446 181 391 159 143 325 112 187 370 178
84 61 57 27 51 17 85 51 17 52 87 143 57 125 35 39 106 25 67 101 44
57,1 54,5 50,9 50,9 54,3 51,5 62,5 56,7 36,2 53,6 53,7 66,8 64,0 65,8 42,2 51,3 61,6 41,7 38,1 51,0 49,4
84 72 47 32 42 18 86 46 24 30 80 151 55 135 32 34 90 22 72 94 47
61,3 60,5 49,0 65,3 18,0 86,0 46,0 30,0 54,5 46,9 51,0 65,1 59,8 67,2 42,1 50,7 58,8 42,3 66,7 54,7 52,8
168 133 104 59 93 35 171 97 41 82 167 294 112 260 67 73 196 47 139 195 91
59,2 57,6 50,0 57,8 53,8 50,7 63,6 58,4 45,1 50,9 52,4 65,9 61,9 66,5 42,1 51,0 60,3 42,0 74,3 52,7 51,1
2.430
2.232
4.565
1.331
54,8
1.293
57,9
2.624
57,5
TABEL 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO 1
2
1
Larompong Sel
2
Larompong
3
Suli
4
Suli Barat
5 6
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
JUMLAH BAYI
KECAMATAN
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
152 180
166 188
318
186
122,4
177
106,6
363
114,2
368
197
109,4
188
100,0
385
104,6
193
207
400
180
93,3
172
83,1
352
88,0
86
92
178
86
100,0
81
88,0
167
93,8
Belopa
154
158
195
166
107,8
158
100,0
324
166,2
Belopa utara
132
113
245
126
95,5
120
106,2
246
100,4
7
Bajo
115
167
282
122
106,1
116
69,5
238
84,4
8
Bajo Barat
99
83
182
79
79,8
75
90,4
154
84,6
9
Latimojong
63
54
117
71
112,7
67
124,1
138
117,9
10 Kamanre
114
119
233
80
70,2
76
63,9
156
67,0
11 Ponrang Sel
225
217
442
250
111,1
238
109,7
488
110,4
12 Ponrang
274
219
493
231
84,3
219
100,0
450
91,3
13 Bupon
118
115
233
133
112,7
127
110,4
260
111,6
14 Bua
298
273
571
323
108,4
307
112,5
630
110,3
15 Bastem
101
111
212
73
72,3
70
63,1
143
67,5
16 Walenrang
143
139
282
159
111,2
151
108,6
310
109,9
17 Walenrang Timur
160
136
296
163
101,9
154
113,2
317
107,1
18 Walenrang Barat
124
117
241
113
91,1
108
92,3
221
91,7
19 Walenrang Utara
161
153
314
144
89,4
136
88,9
280
89,2
20 Lamasi
232
186
418
190
81,9
181
97,3
371
88,8
21 Lamasi Timur
124
105
229
116
93,5
111
105,7
227
99,1
3.248
3.118
6.249
3.188
98,2
3.032
97
6.220
99,5
JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KELURAHAN
DESA/KEL UCI
% DESA/KEL UCI
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
13 10 13 8 9 8 12 9 12 8 13 10 10 15 24 9 8 6 11 10 9
13 10 13 7 8 8 12 9 12 8 13 10 10 15 24 9 7 6 11 10 9
100,0 100,0 100,0 87,5 88,9 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 87,5 100,0 100,0 100,0 100,0
227
224
98,7
TABEL 42 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH BAYI
PUSKESMAS
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
DPT1+HB1 P
L
L+P
BAYI DIIMUNISASI DPT3+HB3 P
L
L+P
DO RATE (%)
CAMPAK P
L
L+P
L
P
L+P
25
26
27
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16,0
17
18
19
20
21
22
23
24
152 180 193 86 154 132 115 99 63 114 225 274 118 298 101 143 160 124 161 232 124
166 188 207 92 158 113 167 83 54 119 217 219 115 273 111 139 136 117 153 186 105
318 368 400 178 312 245 282 182 117 233 442 493 233 571 212 282 296 241 314 418 229
197 205 187 78 177 155 141 119 66 146 274 270 101 332 108 159 167 146 160 206 131
129,6 113,9 96,9 90,7 114,9 117,4 122,6 120,2 104,8 128,1 121,8 98,5 85,6 111,4 106,9 111,2 104,4 117,7 99,4 88,8 105,6
173 209 219 84 140 139 134 107 68 116 239 256 120 349 116 141 155 147 155 209 110
104,2 111,2 105,8 91,3 88,6 123,0 80,2 128,9 125,9 97,5 110,1 116,9 104,3 127,8 104,5 101,4 114,0 125,6 101,3 112,4 104,8
370 414 406 162 317 294 275 226 134 262 513 526 221 681 224 300 322 293 315 415 241
116,4 112,5 101,5 91,0 101,6 120,0 97,5 124,2 114,5 112,4 116,1 106,7 94,8 119,3 105,7 106,4 108,8 121,6 100,3 99,3 105,2
190 214 185 65 176 159 132 98 57 119 262 298 100 321 102 162 171 161 163 209 145
125,0 118,9 95,9 75,6 114,3 120,5 114,8 99,0 90,5 104,4 116,4 108,8 84,7 107,7 101,0 113,3 106,9 129,8 101,2 90,1 116,9
192 198 203 64 139 135 127 105 73 124 288 298 115 279 110 132 148 147 152 194 118
115,7 105,3 98,1 69,6 88,0 119,5 76,0 126,5 135,2 104,2 132,7 136,1 100,0 102,2 99,1 95,0 108,8 125,6 99,3 104,3 112,4
382 412 388 129 315 294 259 203 130 243 550 596 215 600 212 294 319 308 315 403 263
120,1 112,0 97,0 72,5 101,0 120,0 91,8 111,5 111,1 104,3 124,4 120,9 92,3 105,1 100,0 104,3 107,8 127,8 100,3 96,4 114,8
182 209 195 79 173 131 132 97 59 127 234 286 130 311 121 138 197 116 157 182 149
119,7 116,1 101,0 91,9 112,3 99,2 114,8 94,0 93,7 111,4 104,0 104,4 110,2 104,4 119,8 96,5 123,1 93,5 97,5 78,4 120,2
171 207 236 81 155 120 116 94 65 125 238 283 132 292 135 137 133 132 158 154 90
103,0 110,1 114,0 88,0 98,1 106,2 69,5 113,3 120,4 105,0 109,7 129,2 114,8 107,0 121,6 98,6 97,8 112,8 103,3 82,8 85,7
353 416 431 160 328 251 248 191 124 252 472 569 262 603 256 275 330 248 315 336 239
111,0 113,0 107,8 89,9 105,1 102,4 87,9 104,9 106,0 108,2 106,8 115,4 112,4 105,6 120,8 97,5 111,5 102,9 100,3 80,4 104,4
7,61 -1,95 -4,28 -1,28 2,26 15,48 6,38 18,49 10,61 13,01 14,60 -5,93 -28,71 6,33 -12,04 13,21 -17,96 20,55 1,88 11,65 -13,74
1,16 0,96 -7,76 3,57 -10,71 13,67 13,43 12,15 4,41 -7,76 0,42 -10,55 -10,00 16,33 -16,38 2,84 14,19 10,20 -1,94 26,32 18,18
4,59 -0,48 -6,16 1,23 -3,47 14,63 9,82 15,49 7,46 3,82 7,99 -8,17 -18,55 11,45 -14,29 8,33 -2,48 15,36 0,00 19,04 0,83
3.248
3.118
6.366
3.525
108,5
3.386
108,6
6.911
108,6
3.489
107,4
3.341
107,2
6.830
107,3
3.405
104,8
3.254
104,4
6.659
104,6
3,40
3,90
3,65
TABEL 43 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH BAYI
PUSKESMAS
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
BCG P
L
L+P
BAYI DIIMUNISASI POLIO4 P
L
L+P
IMUNISASI DASAR LENGKAP P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
152 180 193 86 154 132 115 99 63 114 225 274 118 298 101 143 160 124 161 232 124
166 188 207 92 158 113 167 83 54 119 217 219 115 273 111 139 136 117 153 186 105
318 368 400 178 312 245 282 182 117 233 442 493 233 571 212 282 296 241 314 418 229
184 189 194 88 182 164 144 115 44 134 259 246 101 306 111 153 173 137 164 251 142
121 105 101 102 117 124 125 116 70 118 115 90 86 103 110 107 108 110 102 108 115
172 199 235 92 137 140 129 94 53 104 208 233 119 300 115 142 140 139 148 255 107
104 106 114 100 87 124 77 113 98 87 96 106 103 110 104 102 103 119 97 137 102
356 388 429 180 319 304 273 209 97 238 467 479 220 606 226 295 313 276 312 506 249
112 105 107 101 102 124 97 115 83 102 106 97 94 106 107 105 106 115 99 121 109
186 207 185 68 176 159 131 98 57 124 239 293 103 321 102 160 173 157 172 213 145
122,3684 115 95,85492 79,06977 114,2857 120,4545 647 98,9899 90,47619 108,7719 106,2222 106,9343 87,28814 107,7181 100,9901 111,8881 148 126,6129 106,8323 91,81034 116,9355
184 203 203 66 140 134 126 106 73 120 261 287 117 289 110 144 143 154 156 178 118
110,8434 107,9787 98,06763 71,73913 88,60759 118,5841 75,4491 127,7108 135,1852 100,8403 120,2765 131,0502 101,7391 105,8608 99,0991 103,5971 105,1471 131,6239 101,9608 95,69892 112,381
370 410 388 134 316 293 257 204 130 244 500 580 220 610 212 304 316 311 328 391 263
116,3522 111,413 97 75,2809 101,2821 119,5918 91,13475 112,0879 111,1111 104,721 113,1222 117,6471 94,4206 106,8301 100 107,8014 106,7568 129,0456 104,4586 93,54067 114,8472
158 209 195 78 173 131 132 97 57 164 234 286 115 325 101 138 197 111 154 183 149
103,9474 116,1111 101,0363 90,69767 112,3377 99,24242 114,7826 97,9798 90,47619 143,8596 104 104,3796 97,45763 109,0604 100 96,5035 123,125 89,51613 95,65217 78,87931 120,1613
155 207 236 80 155 120 116 94 65 124 238 283 117 300 112 137 133 131 158 153 90
93,37349 110,1064 114,0097 86,95652 98,10127 106,1947 69,46108 113,253 120,3704 104,2017 109,6774 129,2237 101,7391 109,8901 100,9009 98,56115 97,79412 111,9658 103,268 82,25806 85,71429
313 416 431 158 328 251 248 191 122 288 472 569 232 625 213 275 330 242 312 336 239
98,42767 113,0435 107,75 88,76404 105,1282 102,449 87,94326 104,9451 104,2735 123,6052 106,7873 115,4158 99,57082 109,4571 100,4717 97,51773 111,4865 100,4149 99,36306 80,38278 104,3668
3.248
3.118
6.366
3.481
107
3.261
105
6.742
106
3.469
106,8042
3.312
106,2219
6.781
106,519
3.387
104,2796
3.204
102,7582
6.591
103,5344
TABEL 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN
2 Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
3 Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH BAYI L 4 125 141 218 107 151 79 107 55 59 99 154 183 106 237 89 120 140 119 123 166 78
P 5 123 150 210 102 152 91 106 46 44 65 151 190 117 230 84 158 179 109 127 158 84
L+P 6 248 291 428 209 303 170 213 101 103 164 305 373 223 467 173 278 319 228 250 324 162
2.656
2.676
5.332
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A L P L+P % % % SƷ S S 7 8 9 10 11 12 114 91,20 113 91,87 227 91,53 129 91,49 126 84,00 255 87,63 145 66,51 135 64,29 280 65,42 48 44,86 60 58,82 108 51,67 132 87,42 138 90,79 270 89,11 55 69,62 66 72,53 121 71,18 103 96,26 112 105,66 215 100,94 53 96,36 43 93,48 96 95,05 55 93,22 38 86,36 93 90,29 89 89,90 60 92,31 149 90,85 122 79,22 119 78,81 241 79,02 167 91,26 177 93,16 344 92,23 91 85,85 95 81,20 186 83,41 212 89,45 208 90,43 420 89,94 85 95,51 77 91,67 162 93,64 75 62,50 81 51,27 156 56,12 96 68,57 122 68,16 218 68,34 102 85,71 91 83,49 193 84,65 139 113,01 135 106,30 274 109,60 162 97,59 153 96,84 315 97,22 87 111,54 80 95,24 167 103,09
2.261
85,13
2.229
83,30
4.490
84,21
L 13 1.039 1.036 1.314 794 816 353 496 381 419 701 1.385 1.592 693 1.541 638 711 886 780 1.127 1.115 624
P 14 1.061 1.081 1.305 747 865 394 481 401 378 665 1.312 1.629 720 1.326 641 803 1.114 794 1.191 1.039 608
ANAK BALITA (12-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P L+P % % S S 15 16 17 18 19 2.100 1.032 99,33 1.044 98,40 2.117 922 89,00 978 90,47 2.619 1.221 92,92 1.172 89,81 1.541 530 66,75 461 61,71 1.681 620 75,98 814 94,10 747 251 71,10 277 70,30 977 603 121,57 614 127,65 782 359 94,23 330 82,29 797 349 83,29 313 82,80 1.366 583 83,17 543 81,65 2.697 872 62,96 923 70,35 3.221 1.242 78,02 1.271 78,02 1.413 525 75,76 548 76,11 2.867 1.294 83,97 1.149 86,65 1.279 627 98,28 621 96,88 1.514 420 59,07 429 53,42 2.000 632 71,33 775 69,57 1.574 628 80,51 611 76,95 2.318 797 70,72 825 69,27 2.154 1.028 92,20 950 91,43 1.232 520 83,33 484 79,61
18.441
18.555
36.996
JUMLAH
15.055
81,64
15.132
81,55
L+P % S 20 21 2.076 98,86 1.900 89,75 2.393 91,37 991 64,31 1.434 85,31 528 70,68 1.217 124,56 689 88,11 662 83,06 1.126 82,43 1.795 66,56 2.513 78,02 1.073 75,94 2.443 85,21 1.248 97,58 849 56,08 1.407 70,35 1.239 78,72 1.622 69,97 1.978 91,83 1.004 81,49
L 22 1.164 1.177 1.532 901 967 432 603 436 478 800 1.539 1.775 799 1.778 727 831 1.026 899 1.250 1.281 702
P 23 1.184 1.231 1.515 849 1.017 485 587 447 422 730 1.463 1.819 837 1.556 725 961 1.293 903 1.318 1.197 692
30.187
21.097
21.231
81,60
L+P 24 2.348 2.408 3.047 1.750 1.984 917 1.190 883 900 1.530 3.002 3.594 1.636 3.334 1.452 1.792 2.319 1.802 2.568 2.478 1.394
BALITA (6-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P % % S S 25 26 27 28 1.146 98,45 1.157 97,72 1.051 89,29 1.104 89,68 1.366 89,16 1.307 86,27 578 64,15 521 61,37 752 77,77 952 93,61 306 70,83 343 70,72 706 117,08 726 123,68 412 94,50 373 83,45 404 84,52 351 83,18 672 84,00 603 82,60 994 64,59 1.042 71,22 1.409 79,38 1.448 79,60 616 77,10 643 76,82 1.506 84,70 1.357 87,21 712 97,94 698 96,28 495 59,57 510 53,07 728 70,96 897 69,37 730 81,20 702 77,74 936 74,88 960 72,84 1.190 92,90 1.103 92,15 607 86,47 564 81,50
L+P % S 29 30 2.303 98,08 2.155 89,49 2.673 87,73 1.099 62,80 1.704 85,89 649 70,77 1.432 120,34 785 88,90 755 83,89 1.275 83,33 2.036 67,82 2.857 79,49 1.259 76,96 2.863 85,87 1.410 97,11 1.005 56,08 1.625 70,07 1.432 79,47 1.896 73,83 2.293 92,53 1.171 84,00
42.328
17.316
34.677
JUMLAH
82,08
17.361
81,77
81,92
TABEL 45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
ANAK 0-23 BULAN (BADUTA) DITIMBANG JUMLAH (D) % (D/S)
JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S)
BGM P
L
JUMLA H
JUMLA H
L+P JUMLA H
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
390 436 631 356 337 272 277 159 147 319 417 637 330 875 271 88 388 384 461 670 217
397 417 617 315 342 257 273 150 125 204 392 642 355 460 248 101 421 327 474 376 202
787 853 1.248 671 679 529 550 309 272 523 809 1.279 685 1.335 519 189 809 711 935 1.046 419
388 352 426 189 281 162 227 118 182 118 223 255 421 374 444 88 285 167 285 229 187
395 338 434 181 405 179 217 107 152 101 204 235 425 351 383 102 294 167 311 217 180
783 690 860 370 686 341 444 225 334 219 427 490 846 725 827 190 579 334 596 446 367
99,5 80,7 67,5 53,1 83,4 59,6 81,9 74,2 123,8 37,0 53,5 40,0 127,6 42,7 163,8 100,0 73,5 43,5 61,8 34,2 86,2
99,5 81 70 57 118 70 79 71 122 50 52 37 120 76 154 101 70 51 66 58 89
99,5 80,9 68,9 55,1 101,0 64,5 80,7 72,8 122,8 41,9 52,8 38,3 123,5 54,3 159,3 100,5 71,6 47,0 63,7 42,6 87,6
1 2 1 0 2 7 0 5 6 0 0 4 1 7 0 0 0 2 8 7
0,0 0,3 0,5 0,5 0,0 1,2 3,1 0,0 2,7 5,1 0,0 0,0 1,0 0,3 1,6 0,0 0,0 0,0 0,7 3,5 3,7
2 8 2 3 2 10 0 4 3 0 0 1 5 5 1 1 0 4 4 4
0,0 0,6 1,8 1,1 0,7 1,1 4,6 0,0 2,6 3,0 0,0 0,0 0,2 1,4 1,3 1,0 0,3 0,0 1,3 1,8 2,2
0 3 10 3 3 4 17 0 9 9 0 0 5 6 12 1 1 0 6 12 11
0,0 0,4 1,2 0,8 0,4 1,2 3,8 0,0 2,7 4,1 0,0 0,0 0,6 0,8 1,5 0,5 0,2 0,0 1,0 2,7 3,0
8.062
7.095
15.157
5.401
5.378
10.779
67,0
76
71,1
53
1,0
59
1,1
112
1,0
13
% 14
15
% 16
17
% 18
TABEL 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
772 776 888 413 694 587 628 405 261 520 1.098 1.082 519 1.273 701 736 793 542 734 896 583
647 750 858 398 669 567 606 390 251 502 1.060 1.045 450 1.228 676 710 766 523 709 864 562
1.419 1.526 1.746 811 1.363 1.154 1.234 795 512 1.022 2.158 2.127 969 2.501 1.377 1.446 1.559 1.065 1.443 1.760 1.145
299 251 314 98 439 60 284 149 136 65 394 316 160 276 325 149 344 262 140 290 409
38,7 32,3 35,4 23,7 63,3 10,2 45,2 36,8 52,1 12,5 35,9 29,2 30,8 21,7 46,4 20,2 43,4 48,3 19,1 32,4 70,2
250 211 263 82 368 51 238 124 114 54 330 265 135 231 272 125 289 220 117 244 342
38,6 28,1 30,7 20,6 55,0 9,0 39,3 31,8 45,4 10,8 31,1 25,4 30,0 18,8 40,2 17,6 37,7 42,1 16,5 28,2 60,9
549 462 577 180 807 111 522 273 250 119 724 581 295 507 597 274 633 482 257 534 751
38,7 30,3 33,0 22,2 59,2 9,6 42,3 34,3 48,8 11,6 33,5 27,3 30,4 20,3 43,4 18,9 40,6 45,3 17,8 30,3 65,6
14.901
14.231
29.132
5.160
34,6
4.325
30,4
9.485
32,6
TABEL 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 BALITA NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH BALITA DILAPORKAN (S)
PUSKESMAS
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
DITIMBANG JUMLAH (D) P L+P L
L
P
L+P
L
4
5
6
7
8
9
10
% (D/S) P
L+P
11
12
BGM P
L JUMLA H 13
% 14
JUMLA H 15
L+P % 16
JUMLA H 17
% 18
704 1.070 1.079 673 613 410 392 286 349 646 1.124 1.272 589 1.719 559 497 751 673 884 1.207 1.011
720 787 1.059 613 654 416 396 265 308 488 1.057 1.276 585 1.191 522 474 872 644 946 894 507
1.424 1.857 2.138 1.286 1.267 826 788 551 657 1.134 2.181 2.548 1.174 2.910 1.081 971 1.623 1.317 1.830 2.101 1.518
716 624 748 344 440 232 324 235 249 411 602 834 413 647 453 445 576 331 528 314 330
720 600 725 328 654 265 322 216 220 351 573 840 364 619 417 402 613 324 540 304 308
1.436 1.224 1.473 672 1.094 497 646 451 469 762 1.175 1.674 777 1.266 870 847 1.189 655 1.068 618 638
101,7 58,3 69,3 51,1 71,8 56,6 82,7 82,2 71,3 63,6 53,6 65,6 70,1 37,6 81,0 89,5 76,7 49,2 59,7 26,0 32,6
100 76 68 54 100 64 81 82 71 72 54 66 62 52 80 85 70 50 57 34 61
101 65,9 68,9 52,3 86,3 60,2 82,0 81,9 71,4 67,2 53,9 65,7 66,2 43,5 80,5 87,2 73,3 49,7 58,4 29,4 42,0
2 1 5 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 2 0 0 0 0 0 0 0
0,3 0,2 0,7 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,8 0,0 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
3 1 8 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 8 0 0 0 0 0 0 0
0,4 0,2 1,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,4 0,0 1,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
5 2 13 0 0 0 0 0 0 0 0 19 0 10 0 0 0 0 0 0 0
0,3 0,2 0,9 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,1 0,0 0,8 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
16.508
14.674
31.182
9.796
9.705
19.501
59,3
66
62,5
17
0,2
32
0,3
49
0,3
TABEL 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
KASUS BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN L P
JUMLAH DITEMUKAN
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
-
-
-
1
-
1 -
1 -
1 -
2 -
2 -
1 -
1 -
5
5
-
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
-
#DIV/0!
1 1 2 1 -
5
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,0 #DIV/0! 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
100,0
1 1 2 1 -
5
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,0 #DIV/0! 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
100,0
TABEL 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT NO
KECAMATAN
JUMLAH
PUSKESMAS L
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
P
4
5
L
P
L+P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
6
7
8
9
10
11
12
105 294 244 156 214 155 173 192 67 187 283 259 187 311 212 189 189 189 220 261 0
109 371 211 122 165 131 172 191 78 191 258 281 166 327 181 177 204 217 194 221 0
214 665 455 278 379 286 345 383 145 378 541 540 353 638 393 366 393 406 414 482 0
120 1.438 240 57 249 137 156 96 69 182 275 256 162 329
4.087
3.967
8.054
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT
SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
137 1.303 208 75 239 125 157 110 69 181 307 277 138 283
173 194 169 162 230 126
114,3 489,1 98,4 36,5 116,4 88,4 90,2 50,0 103,0 97,3 97,2 98,8 86,6 105,8 0,0 91,5 102,6 89,4 73,6 88,1 #DIV/0!
4.820
117,9 117,9
MENDAPAT PELAYANAN JUMLAH KESEHATAN (PENJARINGAN) 13
14
% 15
151 171 196 161 187 116
125,7 351,2 98,6 61,5 144,8 95,4 91,3 57,6 88,5 94,8 119,0 98,6 83,1 86,5 0,0 85,3 83,8 90,3 83,0 84,6 #DIV/0!
257 2.741 448 132 488 262 313 206 138 363 582 533 300 612 0 324 365 365 323 417 242
120,1 412,2 98,5 47,5 128,8 91,6 90,7 53,8 95,2 96,0 107,6 98,7 85,0 95,9 0,0 88,5 92,9 89,9 78,0 86,5 #DIV/0!
16 22 22 14 11 0 0 12 11 14 20 18 19 22 0 0 11 7 6 14 9
16 22 22 14 11 0 0 12 11 14 20 18 19 22 0 0 11 7 6 14 9
100 100 100 100 100 #DIV/0! #DIV/0! 100 100 100 100 100 100 100 #DIV/0! #DIV/0! 100 100 100 100 100
4.591
115,7
9.411
116,8
248
248
#DIV/0!
115,7
116,8
TABEL 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/ KOTA)
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/ TUMPATAN GIGI TETAP TETAP PENCABUTAN 4
5
6
63 62 85 152 76 74 4 21 39 57 -
874 147 33 30 85 24 296 34 307 192 679 640 28 123 47 -
633
3.539
0,0 0,4 1,9 0,0 0,0 3,5 0,0 4,5 #DIV/0! 0,2 0,0 #DIV/0! 0,0 0,0 1,4 #DIV/0! #DIV/0! 0,5 #DIV/0! 0,0 #DIV/0!
0,2
TABEL 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH
JUMLAH SD/MI DGN SD/MI SIKAT GIGI
%
MASSAL 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/ KOTA)
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
4
5 16 22 22 14 11 7 12 11 14 21 17 19 22
16 14 6 21 17 22
11 7 15 14
7 14
-
-
255
117
6 100,0 0,0 0,0 100,0 0,0 85,7 0,0 #DIV/0! 0,0 0,0 100,0 100,0 0,0 100,0 #DIV/0! 0,0 #DIV/0! 100,0 0,0 100,0 #DIV/0!
45,9
JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI 7 16 22 14 11 6 11 14 21 17 19 22 24 7 14 -
218
MURID SD/MI DIPERIKSA
JUMLAH MURID SD/MI
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
16 206 845 220 379 262 131 970 440 1.111 688 300 612 351 331 406 365 165 -
17 96,3 90,1 #DIV/0! 100,0 15,4 100,0 6,9 #DIV/0! 100,0 30,9 94,8 17,4 13,7 15,3 5,3 90,4 #DIV/0! 100,0 88,2 5,4 #DIV/0!
18 92 288 -
19 161 320 -
172 108
130 95
1 93
2 92
370 135 329
318 122 283
-
-
217 171 80 -
15 97,2 93,9 #DIV/0! 100,0 13,4 100,0 17,3 #DIV/0! 100,0 31,5 93,7 16,4 13,0 14,7 3,9 89,3 #DIV/0! 100,0 88,1 5,4 #DIV/0!
19 176 91
13 157 42
3.964
25,2
7.782
25,5
1.874
1.735
8 100,0 100,0 0,0 100,0 100,0 85,7 0,0 #DIV/0! 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 #DIV/0! 0,0 #DIV/0! 100,0 0,0 100,0 #DIV/0!
9 105 464 98 1.232 137 1.000 467 695 534 2.003 1.122 2.067 2.750 189 189 220 1.554 -
10 109 474 122 1.234 125 896 503 728 638 1.940 1.062 1.927 3.878 177 217 194 1.478 -
11 214 938 220 2.466 262 1.896 970 1.423 1.172 3.943 2.184 3.994 6.628 366 406 414 3.032 -
12 100 400 98 214 137 158 467 211 513 370 162 329 200 173 189 194 85 -
13 95,2 86,2 #DIV/0! 100,0 17,4 100,0 15,8 #DIV/0! 100,0 30,4 96,1 18,5 14,4 15,9 7,3 91,5 #DIV/0! 100,0 88,2 5,5 #DIV/0!
14 106 445 122 165 125 155 503 229 598 318 138 283 151 158
85,5
14.826
15.702
30.528
4.000
27,0
L+P
L
%
20 253 608 302 203 3 185 688 257 612 32 333 133 -
21 42 204 -
3.609
934
17 52
1 93 93 329 19 84
P
%
L+P
%
22 45,7 70,8 #DIV/0! #DIV/0! 9,9 48,1 #DIV/0! #DIV/0! 100,0 100,0 #DIV/0! 25,1 0,0 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,0 0,0 92,3 #DIV/0!
23 51 242 17 49 2 92 133 283 13 34
24 31,7 75,6 #DIV/0! #DIV/0! 13,1 51,6 #DIV/0! #DIV/0! 100,0 100,0 #DIV/0! 41,8 0,0 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,0 0,0 81,0 #DIV/0!
25 93 446 34 101 3 185 226 612 32 118 -
26 36,8 73,4 #DIV/0! #DIV/0! 11,3 49,8 #DIV/0! #DIV/0! 100,0 100,0 #DIV/0! 32,8 0,0 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,0 0,0 88,7 #DIV/0!
49,8
916
52,8
1.850
51,3
TABEL 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 USILA (60TAHUN+) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
569 1.559 883 455 2.223 637 577 416 175 444 789 884 388 1.141 552 1.111 527 226 1.678 1.187 640
692 1.607 1.017 345 718 822 638 394 150 456 838 895 319 1.229 446 1.598 430 249 2.027 1.234 638
1.261 3.166 1.900 800 2.941 1.459 1.215 810 325 900 1.627 1.779 707 2.370 998 2.709 957 475 3.705 2.421 1.278
237 676 822 411 358 217 496 416 167 382 453 500 388 1.004 184 1.111 266 112 452 855 475
41,65 43,36 93,09 90,33 16,10 34,07 85,96 100,00 95,43 86,04 57,41 56,56 100,00 87,99 33,33 100,00 50,47 49,56 26,94 72,03 74,22
371 660 971 303 316 265 508 394 135 357 565 564 319 1.229 185 1.598 364 94 528 1.032 596
53,61 41,07 95,48 87,83 44,01 32,24 79,62 100,00 90,00 78,29 67,42 63,02 100,00 100,00 41,48 100,00 84,65 37,75 26,05 83,63 93,42
608 1.336 1.793 714 674 482 1.004 810 302 739 1.018 1.064 707 2.233 369 2.709 630 206 980 1.887 1.071
48,22 42,20 94,37 89,25 22,92 33,04 82,63 100,00 92,92 82,11 62,57 59,81 100,00 94,22 36,97 100,00 65,83 43,37 26,45 77,94 83,80
17.061
16.742
33.803
9.982
58,51
11.354
67,82
21.336
63,12
TABEL 53 JUMLAH KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN RUMAH
PENYEBARAN INFORMASI
3
4
5
6
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
SUB JUMLAH I 1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 2 Rumah Sakit JUMLAH (KAB/KOTA)
564 208 264 248 396 144 396 152 102 148 468 180 255 468 144 188 266 148 408 285 305
305 323 342 144 261 210 236 132 96 158 379 408 170 500 175 2487 175 260 248 366 224
48 48 48 48 96 96 96 44 30 48 48 48 33 48 12 48 48 10 30 90 90
5737
7599
1107
5737
7599
1107
TABEL 54 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN JUMLAH % P L+P L P
JENIS JAMINAN KESEHATAN L
1
2
3
4
5
6
L+P
7
8
1 JAMKESMAS
86.611
83.015
169.626
47,90
46,02
46,96
2 ASKES PNS
10.227
10.737
20.964
5,66
5,95
5,80
0
0
0
0,00
0,00
0,00
4.211
4.383
8.594
2,33
2,43
2,38
5 ASURANSI PERUSAHAAN
3.168
2.924
6.092
1,75
1,62
1,69
6 ASURANSI SWASTA
2.169
2.474
4.643
1,20
1,37
1,29
7 JAMKESDA
75.174
85.439
160.613
41,58
47,36
44,47
JUMLAH (KAB/KOTA)
181.560
188.972
370.532
100,42
104,76
102,59
3 JPK JAMSOSTEK 4
TNI/POLRI/PNS/ KEMHAN/PNS POLRI
TABEL 55 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 JUMLAH KUNJUNGAN NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
RAWAT JALAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN 2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
SUB JUMLAH I 1 RS …. 2 RS …. 3 RS …. 4 RS …. SUB JUMLAH II 1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) SUB JUMLAH III JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT INAP
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
9.370 7.637 12.610 10.154 8.437 3.995 12.237 5.259 634 10.086 18.108 8.402 10.421 11.964 5.735 13.656 10.336 0 6.259 19.942 10.643
57 48 11 12 0 0 0 12 0 0 0 339 102 267 0 151 0 0 0 0 40
96 223 37 16 0 0 0 23 0 0 0 339 202 422 0 196 0 0 0 0 62
153 271 48 28 0 0 0 35 0 0 0 678 304 689 0 347 0 0 0 721 102
999
1.554
0
0
0 999
0 1.554
3.274 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3.274
3.287 4.996 4.124 3.408 1.669 4.800 2.190 293 4.160 6.864 3.751 4.429 4.541 2.640 5.940 4.288 0 2.624 0 4.398
4.350 7.614 6.030 5.029 2.326 7.437 3.069 341 5.926 11.244 4.651 5.992 7.423 3.095 7.716 6.048 0 3.635 0 6.245
64.004
91.926
0
0
0 64.004
0 91.926
185.242 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 185.242
180.801
180.388
361.189
180.801
180.388
361.189
35,4
51,0
51,3
0,6
0,9
0,9
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0
0 0
0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TABEL 56 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
NAMA RUMAH a SAKIT
JUMLAH TEMPAT TIDUR
1
2
3
1 RSUD Batara Guru 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 KABUPATEN/KOTA
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT
GDR
NDR
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
171
-
-
12.448 -
-
-
225 -
-
-
146 -
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
18,1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
11,7 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
171
-
-
12.448
-
-
225
-
-
146
#DIV/0!
#DIV/0!
1,8
#DIV/0!
#DIV/0!
1,2
Sumber: ……………… (sebutkan) a Keterangan: termasuk rumah sakit swasta
TABEL 57 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
NAMA RUMAH SAKITa
JUMLAH TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
JUMLAH HARI PERAWATAN
JUMLAH LAMA DIRAWAT
BOR (%)
1
2
3
4
5
6
7
1 RSUD Batara Guru 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0 10 0 11 0 12 0 13 0 14 0 15 0 16 0 17 0 18 0 19 0 20 0 KABUPATEN/KOTA
171 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 171
Sumber: ……………… (sebutkan) Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
12.448 12448
42.736
42.736
38.600
BTO (KALI)
TOI (HARI)
8,00
9,00
68,5 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
72,80 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
1,58 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
68,5
72,80
1,58
ALOS (HARI) 10
3,1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0,0
TABEL 58 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 RUMAH TANGGA NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN 2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH
JUMLAH DIPANTAU
% DIPANTAU
JUMLAH BER- PHBS
% BER- PHBS
4
5
6
7
8
4.242 3.811 4.028 2.234 3.626 3.108 2.761 2.277 3.826 2.660 4.947 5.583 3.130 7.692 3.783 4.054 3.728 1.951 4.611 5.350 3.014
2.049 2.034 2.550 1.617 1.709 1.680 2.236 1.814 3.370 1.657 2.708 2.100 1.791 4.100 3.221 1.890 1.716 1.258 2.284 2.100 1.749
48,3 53,4 63,3 72,4 47,1 54,1 81,0 79,7 88,1 62,3 54,7 37,6 57,2 53,3 85,1 46,6 46,0 64,5 49,5 39,3 58,0
1.564 905 834 461 739 529 838 857 432 1.016 1.400 832 412 1.291 604 732 93 323 541 846 856
76,3 44,5 32,7 28,5 43,2 31,5 37,5 47,2 12,8 61,3 51,7 39,6 23,0 31,5 18,8 38,7 5,4 25,7 23,7 40,3 48,9
80.416
45.633
56,7
16.105
35,3
TABEL 59 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 10 9 12 14 13 15 11 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Kamanre Latimojong Ponrang Bua Bupon Bastem Ponrang Sel Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH SELURUH RUMAH 4
-1 JUMLAH RUMAH MEMENUHI SYARAT RUMAH YANG (RUMAH SEHAT) BELUM MEMENUHI JUMLAH % SYARAT 5
3780 3626 4028 2324 3269 3161 2923 2410 1517 2492 5071 5211 3363 6334 3627 3602 3748 2011 3635 4863 2687
73.682
6
7
2.916 3.144 2.946 1.353 2.352 2.273 2.023 1.496 987 2.231 3.739 3.540 1.566 2.264 100 2.045 2.656 384 1.897 3.124 1.379
77,14 86,71 73,14 58,22 71,95 71,91 69,21 62,07 65,06 89,53 73,73 67,93 46,57 35,74 2,76 56,77 70,86 19,09 52,19 64,24 51,32
864,00 482,00 1082,00 971,00 917,00 888,00 900,00 914,00 530,00 261,00 1332,00 1671,00 1797,00 4070,00 3527,00 1557,00 1092,00 1627,00 1738,00 1739,00 1308,00
44.415
60,28
29.267
0 RUMAH DIBINA MEMENUHI SYARAT
RUMAH DIBINA JUMLAH
%
8
9
216 121 271 243 229 222 225 229 133 65 333 418 449 1018 882 389 273 407 435 435 327
7.317
25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00
25,00
RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT)
JUMLAH
%
JUMLAH
%
10
11
12
13
46 97 403 175 247 69 73 121 42 64 74 81 387 564 135 153 87 49 374 244 370
21,30 80,50 148,98 72,09 107,74 31,08 32,44 52,95 31,70 98,08 22,22 19,39 86,14 55,43 15,31 39,31 31,87 12,05 86,08 56,12 113,15
2.962 3.241 3.349 1.528 2.599 2.342 2.096 1.617 1.029 2.295 3.813 3.621 1.953 2.828 235 2.198 2.743 433 2.271 3.368 1.749
78,36 89,38 83,14 65,75 79,50 74,09 71,71 67,10 67,83 92,09 75,19 69,49 58,07 44,65 6,48 61,02 73,19 21,53 62,48 69,26 65,09
3855
52,69
48.270
65,51
TABEL 60 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
1
1 2 3 4 5 6 7 8 10 9 12 14 13 15 11 16 17 18 19 20 21
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
4
5
6
10
11
9
13
14
-
-
521 2.763 2.876 653 437 213 497 1.221 872 1.165 2.853 1.231 1.452 685 1.987 1.056 768 2.446 2.879 1.453
2.605 14.321 14.380 1.959 2.185 1.065 2.485 4.884 4.121 6.990 8.559 6.155 4.356 2.055 9.935 5.342 3.840 9.784 8.453 7.265
-
-
873 768 321 231 1.567 1.432 1.344 77 452 182 1.241 764 1.341 2.671 879 1.029 29 365 1.324 567
3.492 3.840 1.926 1.386
347.096
-
-
28.028
120.739
-
-
17.457
16
17
18
7.160 6.720 385 1.356 1.092 7.446 2.292 5.364 8.013 4.395 5.145 145 1.460 6.620 2.835
-
696 19 500 15 676 870 651 3.021 876 546 54 357 241 86 -
3.480 95 2.500 75 3.380 4.350 1.953 15.105 4.380 2.730 270 1.785 1.205 516 -
20
-
-
-
78.907
-
-
8.608
41.824
-
-
-
21
22
23
24
26
-
-
622 454 106 242 65 40 122 110 5 1.154 105 450 588 487 342 -
3.732 2.724 636 1.452 390
-
-
-
4.892
27
28
29
30
732 660 30 6.924 630 2.700 4.116 1.461 2.052 -
-
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-
28.239
-
-
0
-
31
32
%
JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
25
-
PENDUDUK YANG MEMILIKI AKSES AIR MINUM
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM) PENAMPUNGAN AIR HUJAN
MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA 19
MATA AIR TERLINDUNG
MEMENUHI SYARAT
-
7.835
15
TERMINAL AIR
MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
8
15.919 19.688 18.700 8.840 16.154 15.777 15.060 9.963 11.514 5.513 26.633 33.225 14.329 14.892 24.136 18.353 15.169 9.209 17.973 20.536 15.513
JUMLAH SARANA
SUMUR BOR DENGAN POMPA
MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
SUMUR GALI DENGAN POMPA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
PENDUDU K
JUMLAH SARANA
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
NO
JUMLAH SARANA
SUMUR GALI TERLINDUNG
33
34
35
36,00
2.884 4.864 724 4.208 1.188 -
13.309 18.161 16.401 6.069 13.219 14.284 12.525 8.672 8.583 5.213 22.095 25.325 11.837 10.020 16.992 14.960 14.972 8.101 15.098 17.641 10.100
83,60 92,24 87,71 68,65 81,83 90,54 83,17 87,04 74,54 94,56 82,96 76,22 82,61 67,28 70,40 81,51 98,70 87,97 84,00 85,90 65,11
13.868
283.577
81,70
-
-
-
-
721 1.216 181 1.052 297 -
-
-
3.467
TABEL 61 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH PENYELENGGARA AIR MINUM
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 14 13 15 10 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Ponrang Sel Ponrang Bua Bupon Bastem Kamanre Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA
MEMENUHI SYARAT (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7
% 8,00
9 7 9 2 11 15 8 1 0 13 7 4 5 0 4 4 5 0 3 4 4
5 3 4 1 9 9 4 1 0 2 3 2 2 0 2 2 3 0 3 2 2
55,56 42,86 44,44 50,00 81,82 60,00 50,00 100,00 #DIV/0! 15,38 42,86 50,00 40,00 #DIV/0! 50,00 50,00 60,00 #DIV/0! 100,00 50,00 50,00
5 3 4 1 9 9 4 1 0 2 3 2 2 0 2 2 3 0 2 2 2
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 #DIV/0! 100,00 100,00 100,00 100,00 #DIV/0! 100,00 100,00 100,00 #DIV/0! 66,67 100,00 100,00
115
59
51,30
58
98,31
TABEL 62 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 JENIS SARANA JAMBAN
1 903 -
3 140 115 4.515 -
928
4.872
10 -
1 793 -
64 115 3.425 -
812
3.706
76,0673
3
-
3 -
8 -
2.303 876 2.749 2.352 2.493 1.467 249 3.476 3.007 3.695 1.544 793 2.701 2.596 241 499 1.699 3.037
38.506
12 2.674 2.055 3.080 988 2.387 2.127 2.496 1.507 356 3.359 2.632 3.562 1.544 793 1.395 1.600 2.124 499 1.679 2.231 1.330
13 10.696 12.330 15.400 4.940 11.935 10.635 11.527 6.028 1.780 16.795 15.792 21.374 9.137 3.425 8.370 9.600 12.744 2.495 10.074 13.386 7.980
14,00 78,39 83,28 79,94 55,04 86,83 90,43 51,31 82,18 29,72 96,63 105,03 158,62 118,35 86,38 61,98 73,96 97,13 80,23 58,76 88,15 77,63
260.885
40.418
216.443
82,96
o
o
o
735 -
3.675 -
735 -
1.894
7.848
1.556
19,00 8,78 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 96,09 #DIV/0! 100,00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! o #VALUE! 3.675 100,00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4.228
53,87
20 340 3 470 23 14 246 427 -
21 2.784 34 2.559 114 67 1.280 2.138 -
22 340 388 8 6 246 286 -
23 2.784 2.206 8 28 1.280 1.430 -
24,00 #DIV/0! #DIV/0! 100,00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 86,21 7,02 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 41,79 100,00 #DIV/0! 66,88 #DIV/0! #DIV/0!
1.523
8.976
1.274
7.736
86,19
% PENDUDUK PENGGUNA
18 144 295 114 -
JUMLAH SARANA
17 44 704 50 23 -
% PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
16 1.640 2.112 307 114 -
15 380 704 52 23 -
MEMENUHI SYARAT JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
3 -
-
11 13.645 14.805 19.265 8.975 13.745 11.760 22.465 7.335 5.990 17.380 15.035 13.475 7.720 3.965 13.505 12.980 13.120 3.110 17.145 15.185 10.280
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
-
10 2.729
JUMLAH SARANA
-
100 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100 #DIV/0! 45,7143 #DIV/0! #DIV/0! 100 #DIV/0! 24,02 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
% PENDUDUK PENGGUNA
9 99
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
8 7
JUMLAH SARANA
7 99
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
6 11
JUMLAH SARANA
% PENDUDUK PENGGUNA
5
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
351.626
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
4
17102 20560 19522 8664 16417 13786 14867 8908 6152 24260 26328 31393 14987 13153 12324 17863 17383 11354 18555 24605 13443
MEMENUHI SYARAT
CEMPLUNG
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Ponrang Sel Ponrang Bua Bupon Bastem Kamanre Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH SARANA
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
MEMENUHI SYARAT
PLENGSENGAN
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 14 13 15 10 16 17 18 19 20 21
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
1
KECAMATAN
LEHER ANGSA
JUMLAH SARANA
NO
JUMLAH PENDUDUK
KOMUNAL
PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK
JUMLAH
25 10939 12330 18184 4940 11935 10635 11530 6028 1844 19001 16095 21489 9251 6850 8370 9628 14024 6170 11504 13386 7980
232.113
%
26,00 63,96 59,97 93,15 57,02 72,70 77,14 77,55 67,67 29,97 78,32 61,13 68,45 61,73 52,08 67,92 53,90 80,68 54,34 62,00 54,40 59,36
66,01
TABEL 63 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN 2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
3
4
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DESA MELAKSANAKAN JUMLAH % 5
13 10 13 8 9 8 12 9 12 8 13 10 10 15 24 9 8 6 11 10 9
227
DESA STOP BABS JUMLAH %
DESA STBM JUMLAH %
6,00
7
8,00
9 3 4 7 3 2 11 9
1 1
53,85 30,00 15,38 25,00 33,33 25,00 91,67 100,00 12,50 31,00 30,00 70,00 26,67 4,17 44,44 12,50 10,00 11,11
1 1 1 1 2 1
69,23 30,00 30,77 87,50 33,33 25,00 91,67 100,00 12,50 53,85 40,00 70,00 33,33 11,11 12,50 16,67 9,09 20,00 11,11
66
29,07
79
34,80
7 3 2 2 3 2 11 9 1 4 3 7 4 1 4 1 -
1 7 4 7 5 -
9
10,00
9 3 4 7 3 2 11 9
1 1 1 1 2 1
69,23 30,00 30,77 87,50 33,33 25,00 91,67 100,00 12,50 53,85 40,00 70,00 33,33 11,11 12,50 16,67 9,09 20,00 11,11
79
34,80
1 7 4 7 5 -
TABEL 64 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
TEMPAT-TEMPAT UMUM YANG ADA
Sumber: …………………….. (sebutkan)
20
1
0
8
478
89
31,3
105
91,3
JUMLAH
16
%
JUMLAH
15
8 100,0 4 50,0 3 50,0 9 100,0 3 75,0 4 100,0 2 50,0 8 114,3 5 100,0 9 450,0 4 40,0 5 125,0 9 90,0 7 87,5 3 300,0 4 100,0 4 100,0 3 50,0 - #DIV/0! 7 175,0 4 57,1
17
18
3 100,0 3 300,0 2 50,0 2 100,0 4 133,3 3 100,0 4 80,0 1 50,0 2 100,0 3 300,0 4 133,3 2 66,7 4 133,3 1 50,0 1 #DIV/0! 5 100,0 1 #DIV/0! - #DIV/0! 4 133,3 2 50,0
51
102,0
19
20
21
22
-
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 #DIV/0! 100,0 100,0
19
95,0
1 1 1 1 1 1
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
1
100,0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
%
50
14
JUMLAH
115
13
3 18,8 3 13,6 9 40,9 5 35,7 6 54,5 2 33,3 2 16,7 4 36,4 4 33,3 3 30,0 10 47,6 7 41,2 6 31,6 7 33,3 7 50,0 4 36,4 4 33,3 - #DIV/0! 3 37,5 -
%
284
12
JUMLAH
28 34 33 26 19 21 22 21 20 14 35 25 43 32 16 21 16 20 0 16 26
NON BINTANG
TEMPAT-TEMPAT UMUM
%
2 6 -
BINTANG JUMLAH
-
PUSKESMAS
RUMAH SAKIT UMUM
%
1 -
SLTA
%
11
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
JUMLAH
10
3 1 4 2 3 3 5 2 2 1 3 3 3 2 5 1 3 4
%
9
NON BINTANG
8
8 8 6 9 4 4 4 7 5 2 10 4 10 8 1 4 4 6 4 7
JUMLAH
7
BINTANG
6
PUSKESMAS
5
16 22 22 14 11 6 12 11 12 10 21 17 19 21 14 11 11 12 8 14
SLTP
HOTEL
JUMLAH
JUMLAH (KAB/KOTA)
4
RUMAH SAKIT UMUM
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
SLTA
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
SD
SARANA KESEHATAN
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 14 13 15 10 16 17 18 19 20 21
HOTEL
PUSKESMAS
SLTP
1
KECAMATAN
SD
NO
SARANA PENDIDIKAN
SARANA KESEHATAN
JUMLAH TTU
SARANA PENDIDIKAN
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
23
24
25
26
27
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
-
0 #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2 #DIV/0! 6 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8
100,0
15 11 15 17 16 17 8 14 12 14 19 15 20 16 12 14 6 7 1 15 7
53,6 32,4 45,5 65,4 84,2 81,0 36,4 66,7 60,0 100,0 54,3 60,0 46,5 50,0 75,0 66,7 37,5 35,0 #DIV/0! 93,8 26,9
273
57,1
TABEL 65 TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 14 13 15 10 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN 2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
JUMLAH TPM
3
4
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
RUMAH DEPOT AIR JASA BOGA MAKAN/ MINUM RESTORAN (DAM) 5
6
7
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
8
9
TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI %
JASA BOGA 10,00
11
RUMAH DEPOT AIR MAKAN/ MINUM RESTORAN (DAM) 12
13
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
%
14
15
16
55 20 10 8 69 48 29 13 7 14 38 20 7 24 0 20 23 17 24 27 15
2 4 0 0 0 0 0 0 2 0 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 1 0 7 15 0 0 0 0 1 5 2 0 0 3 2 3 0 3 0
5 3 4 1 9 11 5 2 0 2 2 3 2 2 0 2 2 2 0 2 2
30 8 0 6 22 13 8 10 5 10 0 4 0 0 0 11 13 4 0 8 7
41 16 5 7 38 39 13 12 7 12 27 12 4 2 0 16 17 9 0 13 9
74,55 80,00 50,00 87,50 55,07 81,25 44,83 92,31 100,00 85,71 71,05 60,00 57,14 8,33 #DIV/0! 80,00 73,91 52,94 48,15 60,00
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 3 0 2 3 1 0 2 0
4 4 5 1 5 4 3 1 0 2 11 4 3 2 0 2 3 1 0 4 2
10 0 0 0 21 0 13 0 0 0 0 4 0 17 0 0
488
32
47
61
159
299
61,27
0
21
61
107
6 24 8 4
14 25,45 4 20,00 5 50,00 1 12,50 31 44,93 9 18,75 16 55,17 1 7,69 0 0,00 2 14,29 11 28,95 8 40,00 3 42,86 22 91,67 0 #DIV/0! 4 20,00 6 26,09 8 47,06 24 100,00 14 51,85 6 40,00
189
38,73
TABEL 66
JUMLAH (KAB/KOTA)
5
6
4 4 5 1 5 4 3 1 0 2 11 4 3 2 0 2 3 1 0 4 2
10 0 0 0 21 0 13 0 0 0 0 4 0 17 0 0
189
0
21
61
107
6 24 8 4
189
100,00
12
13
14
PERSENTASE TPM DIUJI PETIK
TOTAL
11
MAKANAN JAJANAN
10
14 100,00 4 100,00 5 100,00 1 100,00 31 100,00 9 100,00 16 100,00 1 100,00 0 #DIV/0! 2 100,00 11 100,00 8 100,00 3 100,00 22 100,00 0 #DIV/0! 4 100,00 6 100,00 8 100,00 24 100,00 14 100,00 6 100,00
DEPOT AIR MINUM (DAM)
9
0 0 0 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 3 0 2 3 1 0 2 0
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
8
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH TPM DIUJI PETIK JASA BOGA
7
14 4 5 1 31 9 16 1 0 2 11 8 3 22 0 4 6 8 24 14 6
JUMLAH TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
4
PERSENTASE TPM DIBINA
3
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
TOTAL
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
MAKANAN JAJANAN
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
DEPOT AIR MINUM (DAM)
1
PUSKESMAS
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
KECAMATAN
JUMLAH TPM DIBINA JASA BOGA
NO
JUMLAH TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
15
16
17
14 4 5 1 31 9 16 1 0 2 11 8 3 22 0 4 6 8 24 14 6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 12,50 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
189
0
0
2
0
2
1,06
TABEL 67 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO 1
NAMA OBAT 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Alopurinol tablet 100 mg Aminofilin tablet 200 mg Aminofilin injeksi 24 mg/ml Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) Amoksisilin kapsul 250 mg Amoksisilin kaplet 500 mg Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg Metampiron tablet 500 mg Metampiron injeksi 250 mg Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
11
Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin 10.000 IU/g Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen 250 mg
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa 250 mg Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) Atropin sulfat tablet 0,5 mg Atropin tetes mata 0,5% Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) Betametason krim 0,1 % Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml Deksametason tablet 0,5 mg Dekstran 70-larutan infus 6% steril Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) Diazepam Injeksi 5mg/ml Diazepam tablet 2 mg Diazepam tablet 5 mg Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) Diagoksin tablet 0,25 mg Efedrin tablet 25 mg (HCL) Ekstrks belladona tablet 10 mg Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) Etakridin larutan 0,1% Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml Fenobarbital tablet 30 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg Fenol Gliserol tetes telinga 10% Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg Furosemid tablet 40 mg Gameksan lotion 1 % Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g Gentian Violet Larutan 1 % Glibenklamida tablet 5 mg Gliseril Gualakolat tablet 100 mg Gliserin Glukosa larutan infus 5% Glukosa larutan infus 10% Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) Griseofulvin tablet 125 mg, micronized Haloperidol tablet 0,5 mg Haloperidol tablet 1,5 mg Haloperidol tablet 5 mg Hidroklorotiazida tablet 25 mg Hidrkortison krim 2,5% Ibuprofen tablet 200 mg Ibuprofen tablet 400 mg Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg Kaptopril tablet 12,5 mg Kaptopril tablet 25 mg Karbamazepim tablet 200 mg Ketamin Injeksi 10 mg/ml
SATUAN TERKECIL 3
tablet tablet tablet tablet kapsul kaplet botol tablet ampul tablet
KEBUTUHAN 4
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 5
6
7
105.000
62.200
143.600
2.000 350.000 1.250.000 30.000
2.200 186.060 735.700 19.530
5.800 153.700
500.000
248.500
tube
2.600
supp pot
8
1.245 363.500
205.800 8.000 339.760 735.700 72.462 1.245 612.000
196,00 #DIV/0! #DIV/0! 400,00 97,07 58,86 241,54 #DIV/0! #DIV/0! 122,40
1.550
3.925
5.475
210,58
1.900
364
-
364
19,16
2.200
757
3.399
4.156
188,91
tablet tablet
11.000 -
11.100
900
12.000 -
109,09 #DIV/0!
vial tablet tablet tablet tablet botol ampul krim ampul tablet botol botol tablet ampul tablet tablet ampul tablet tablet tablet ampul botol ampul ampul tablet tablet tablet botol ampul tablet tablet botol sach
1.050.000 13.500 5.700 1.000.000 6.000 126.000 1.080 162.000 36.000 1.450 215.000 144.000 650 500 40.000 430 17.000 21.000 8.000
517.000
395.000
6.743 4.000 536.500 5 1.883 63.000 27.000 1.140 1.250 76.400 200 279 600 20.000 696 9.920 12.300 12.800 28.300
6.791 5.582 1.390.300 24 731 142.000 6.000 1.430 123.600 660 334 600 20.000 312 1.230 13.500 20.400 53.800
912.000 13.534 9.582 1.926.800 29 2.614 205.000 33.000 2.570 1.250 200.000 860 613 1.200 40.000 1.008 11.150 25.800 33.200 82.100
#DIV/0! 86,86 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,25 168,11 192,68 #DIV/0!
242,04 126,54 91,67 177,24 #DIV/0! 0,58 138,89 132,31 122,60 #DIV/0! #DIV/0! 100,00 #DIV/0! #DIV/0! 234,42 #DIV/0! 151,76 158,10 #DIV/0! 1026,25
botol tablet tablet botol botol botol ampul tablet tablet tablet tablet tablet tube tablet tablet tablet tablet tablet tablet tablet vial
56.000 612.000 1.500 120 106.000 10.000 4.000 45.000 9.000 260.000 400.000 172.000 27.000 300.000 8.000 -
34.500 359.000 802 96 50.300 9.700 8.900 29.000 5.465 175.200 213.500 74.000 38.300 161.700 6.700 -
34.400 575.000 1.573 75 120.700 6.400 14.100 27.000 2.861 241.500 349.000 112.000 3.300 -
68.900 934.000 2.375 171 171.000 16.100 23.000 56.000 8.326 175.200 455.000 423.000 38.300 273.700 10.000 -
#DIV/0! 123,04 152,61 #DIV/0! 158,33 142,50 #DIV/0! 161,32 #DIV/0! 161,00 575,00 124,44 92,51 67,38 113,75 #DIV/0! 245,93 141,85 91,23 125 #DIV/0!
52.932
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
NAMA OBAT
1
2
70 71 72 73 74 75 76 77 78
Klofazimin kapsul 100 mg microzine Kloramfenikol kapsul 250 mg Kloramfenikol tetes telinga 3 % Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mg 79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml 80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg 81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg 82 Kuinin (kina) tablet 200 mg 83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml 84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml 85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml 86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml 87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram 88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml 89 Mebendazol tablet 100 mg 90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg 91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml 92 Metronidazol tablet 250 mg 93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg 94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % 95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % 96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % 97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g 98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g 99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) 100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % 101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml 102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml 103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml 104 Paracetamol tablet 100 mg 105 Paracetamol tablet 500 mg 106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) 107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg 108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) 109 Povidon Iodida larutan 10 % 110 Povidon Iodida larutan 10 % 111 Prednison tablet 5 mg 112 Primakuin tablet 15 mg 113 Propillitiourasil tablet 100 mg 114 Propanol tablet 40 mg (HCL) 115 Reserpin tablet 0,10 mg 116 Reserpin tablet 0,25 mg 117 Ringer Laktat larutan infus 118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% 119 Salisil bedak 2% 120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) 121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) 122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) 123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) 124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) 125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg 126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % 127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% 128 Tetrasiklin kapsul 250 mg 129 Tetrasiklin kapsul 500 mg 130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml 131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) 132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp 133 Triheksifenidil tablet 2 mg 134 Vaksin Rabies Vero 135 Vitamin B Kompleks tablet VAKSIN 136 BCG 137 T T 138 D T 139 CAMPAK 10 Dosis 140 POLIO 10 Dosis 141 DPT-HB 142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS 143 POLIO 20 Dosis 144 CAMPAK 20 Dosis
SATUAN TERKECIL
KEBUTUHAN
3
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN
4
5
kapsul kapsul botol tablet ampul ampul tablet tablet tablet
200.000 3.300 945.000 10.000 10.000 -
62.250 2.184 561.400 1.000 7.520 -
3.616 208.600 9.000 2.480 -
62.250 5.800 770.000 10.000 10.000 -
#DIV/0! 31,13 175,76 81,48 #DIV/0! #DIV/0! 100,00 100,00 #DIV/0!
botol
25.000
10.635
38.173
48.808
195,23
tablet
300.000
172.100
383.490
555.590
185,20
tablet
51.500
14.500
-
14.500
28,16
tablet ampul vial vial vial sach botol tablet tablet
20.000 200 43.000
10.613 232 32.400
26.368 10.000
36.981 232 42.400
#DIV/0! #DIV/0! 184,91 #DIV/0! 116,00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 98,60
ampul tablet tablet botol botol ampul tablet tablet botol tube vial ampul botol tablet tablet botol tablet tablet botol botol tablet tablet tablet tablet tablet tablet botol tube
4.800 66.000 2.720 4.000 3.000 8.000 4.300 4.500 33.000 1.100.000 6.000 450.000 1.000 640 530.000 13.000 1.000 17.500 5.000
4.570 31.000 1.713 3.900 3.556 9.636 410 597.800 7.300 189.000 551 411 304.000 3.450 7.400 12.622 2.353
1.770 47.500 1.100 3.662 1.001 6.280 583.400 12.100 35.000 284 310 48.000 2.250 14.700 8.179 2.055
6.340 78.500 1.713 5.000 7.218 10.637 6.690 1.181.200 19.400 224.000 835 721 352.000 5.700 22.100 20.801 4.408
132,08 118,94 #DIV/0! #DIV/0! 62,98 #DIV/0! 125,00
kotak vial vial vial ampul vial ampul botol botol kapsul kapsul ampul tablet ampul tablet vial tablet
11.000 7.000 4.300 108.000 164.000 900 500.000 13.000 700 860.000
4.236 4.830 4.032 62.300 37.700 2.520 359.000 12.000 589 482.000
10.349 690 2.088 78.700 418.000 4.100 508 172.984
132,59 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 78,86 142,33 #DIV/0! 130,56 22,99 280,00 155,40 #DIV/0! 123,85 156,71 76,16
239 140 585 880 817 -
-
14.585 5.520 6.120 141.000 37.700 2.520 777.000 16.100 1.097 654.984 239 140 585 880 817 -
vial vial vial vial vial vial vial vial vial
6
7
8
90,23 247,37 #DIV/0! 148,67 #DIV/0! 107,38 #DIV/0! 323,33 49,78 83,50 112,66 66,42 #DIV/0! 170,00 #DIV/0! #DIV/0! 118,86 88,16
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
TABEL 68 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 PEMILIKAN/PENGELOLA NO 1
FASILITAS KESEHATAN KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
2
RUMAH SAKIT 1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT KHUSUS PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 1 PUSKESMAS RAWAT INAP - JUMLAH TEMPAT TIDUR 2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 3 PUSKESMAS KELILING 4 PUSKESMAS PEMBANTU SARANA PELAYANAN LAIN 1 RUMAH BERSALIN 2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 7 UNIT TRANSFUSI DARAH SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 1 INDUSTRI FARMASI 2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 5 PEDAGANG BESAR FARMASI 6 APOTEK 7 TOKO OBAT 8 PENYALUR ALAT KESEHATAN
1
1 -
13
13 8 22 108
8 22 108
-
23 4
23 4 -
TABEL 69 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
1
2
3
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
1 RUMAH SAKIT UMUM
1
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
1
JUMLAH
%
4
5
#DIV/0!
0
-
TABEL 70 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
PRATAMA JUMLAH % 4
5
MADYA JUMLAH % 6
STRATA POSYANDU PURNAMA JUMLAH %
7
8
9
MANDIRI JUMLAH % 10
11
POSYANDU AKTIF JUMLAH 12
JUMLAH
%
14
15
0 7 0 4 0 1 0 1 18 0 5 5 4 0 14 2 8 0 0 7 1
0,00 30,43 0,00 28,57 0,00 11,11 0,00 5,56 66,67 0,00 18,52 18,52 14,81 0,00 51,85 7,41 29,63 0,00 0,00 25,93 3,70
10 10 5 5 1 2 3 7 2 2 9 10 8 13 10 5 3 10 10 10 6
38,46 43,48 26,32 35,71 7,69 22,22 20,00 38,89 7,41 10,53 33,33 37,04 29,63 48,15 37,04 18,52 11,11 37,04 37,04 37,04 22,22
15 6 14 5 11 6 12 10 2 17 7 7 10 18 2 17 5 3 7 7 7
57,69 26,09 73,68 35,71 84,62 66,67 80,00 55,56 7,41 89,47 25,93 25,93 37,04 66,67 7,41 62,96 18,52 11,11 25,93 25,93 25,93
1 0 0 0 1 0 0 0 5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
3,85 0,00 0,00 0,00 7,69 0,00 0,00 0,00 18,52 0,00 0,00 0,00 0,00 3,70 0,00 0,00 0,00 0,00 6,00 0,00 0,00
26 23 19 14 13 9 15 18 27 19 21 22 22 32 26 24 16 13 17 24 14
16 6 14 5 12 6 12 10 7 17 7 7 10 19 2 17 5 3 7 7 7
61,54 26,09 73,68 35,71 92,31 66,67 80,00 55,56 25,93 89,47 33,33 31,82 45,45 59,38 7,69 70,83 31,25 23,08 41,18 29,17 50,00
77
18,60
141
34,06
188
45,41
8
1,93
414 1
196
47,34
TABEL 71 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KECAMATAN 2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
DESA/ KELURAHAN
3
6
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) POSKESDES POLINDES POSBINDU POSMALDES POS TB DESA 7
8
13 10 13 8 9 8 12 9 12 8 13 10 10 15 24 9 8 6 11 10 9
4 6 10 3 2 1 5 4 5 2 6 3 7 3 2 2 2 3 2 7 6
227
85
1 1 1 2 3 3 1 2 2 2 3 1 3 -
25
9
10,00
-
-
0
-
11
-
TABEL 72 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
JUMLAH (KAB/KOTA)
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
DESA/KELURAHAN SIAGA PRATAMA
MADYA
5
13 10 13 8 9 8 12 9 12 8 13 10 10 15 24 9 8 6 11 10 9
227
6
-
-
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
7
8
9
3 3 2
3 2 4 2 3 4 2 4 2 2 3 4 2 7 3 4 4 3 3 1
10 10 11 4 7 5 7 5 1 3 11 7 6 13 4 6 3 2 5 4 6
35
62
130
1 2 7 3 13 1 -
-
0
% 10,00
10 13 13 8 9 8 12 9 12 8 13 10 10 15 24 9 8 6 11 10 9
76,92 130,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
227
100,00
TABEL 73 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
DR SPESIALIS a
UNIT KERJA 2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Batara Guru
DOKTER GIGI
DOKTER SPESIALIS GIGI L P L+P
L
TOTAL
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 2 1
1 1 1 1 1
2 2 -
-
-
1 -
1
1 1 1 2
8
9
-
17 11
-
2 1
2 2 -
1
2 1 1 2
1
1
-
1 1
-
-
1 1 1 1 2
1
-
2 8
-
-
-
-
-
-
-
11
1 1
1 -
1
1
1 1
1 -
1 1 1 2
-
-
1
1 -
17 18
-
-
1 -
-
4
1 1 -
9
-
7
1 1 1 1
1 -
-
1 1 1 1 2
7
-
-
-
1
1 1
2 1 1 2
1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
TOTAL
DOKTER UMUM
5
9 13 -
18
-
-
13
-
-
1 -
1 1
1 -
1
1 -
1 1
1 -
1 1 1 2
-
-
1
1 -
-
4
1 1 -
5
9 13
13
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
Keterangan :
a
termasuk S3
-
-
7 1,938
8
9
28 7,7522
8
-
9
35 9,6902
4
5
22 6,091
-
-
4
0
5
22 6,091
TABEL 74 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 NO
UNIT KERJA
BIDAN
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1,00 RS Batara Guru
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
L
PERAWATa P
4
5
PERAWAT GIGI L+P 6
6 5 3 3 7 5 5 5 3 5 11 6 7 13 5 10 7 3 15 8 9
2 2 0 1 0 1 1 3 4 4 0 2 2 6 5 0 2 3 3 1 2
6 10 8 4 13 5 5 0 2 10 11 6 6 18 8 10 4 2 9 13 7
8 12 8 5 13 6 6 3 6 14 11 8 8 24 13 10 6 5 12 14 9
141 19
44
157
19
0
0
201 97 97
L
P
7
8
L+P 9
1 1
1 1 1 1 1 1 1
1
0
2
8
0
0
1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00 0,00 1,00 0,00 1,00 1,00 0,00 2,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,00 4,00 0,00 0,00 0,00 4,00
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
0,00
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
0,00
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
160 88,70
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
44
157
0,00
298 83
2
8
14,00 3,88
TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 TENAGA KEFARMASIAN NO
UNIT KERJA
1
2
TENAGA TEKNIS KEFARMASIANa L P L+P
L
P
L+P
L
P
3
6
7
8
12
13
4
TOTAL
APOTEKER
5
L+P 14
1 Larompong Sel
-
-
-
1
1
-
1
1
2 Larompong
-
-
-
1
1
-
1
1
3 Suli
-
2
4 Suli Barat
-
-
5 Belopa
-
-
6 Belopa utara
-
7 Bajo
-
-
-
8 Bajo Barat
-
-
-
9 Latimojong
-
-
-
2
2 -
-
-
-
-
1 1
-
11 Ponrang Sel
-
-
1 -
12 Ponrang
-
-
-
13 Bupon
-
-
-
14 Bua
-
-
-
15 Bastem
-
-
-
1
-
1
10 Kamanre
16 Walenrang
-
1
1
1
1
1
-
1
1
1
1
-
-
-
-
1
1
1
1 -
-
1 -
1 -
-
1 -
1
-
-
1
-
-
2
1
-
1 -
2 -
-
1
1
1
1 -
-
1
1 -
1
2
17 Walenrang Timur
-
-
-
-
-
-
-
18 Walenrang Barat
-
-
-
-
-
-
-
19 Walenrang Utara
-
-
-
-
-
-
-
20 Lamasi
-
-
-
21 Lamasi Timur
-
-
-
1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1
5
1
7
-
1 -
8
7
11
2
1 -
12
-
-
14 18
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
6
1 RS Batara Guru
1 -
-
7
-
-
11
18
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
1
5
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
13
1
7
19
2
12
32 8,859628
TABEL 76 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 NO
UNIT KERJA
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
L
KESEHATAN MASYARAKAT P L+P
3
4
L
5
1
6
2 2 2
-
3 2 2 -
1 1 1 1
1 1 1 1 2 3 1 2 2
1 -
1 2 2 2 1 2 3 1 2 3
-
1
3
-
4 -
2 -
2 2 3 1
2 1 1
2 -
KESEHATAN LINGKUNGAN P L+P 7
8
-
-
-
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Batara Guru
11
27
38 23
1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
-
23
-
-
1
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
11
27
61 16,88866494
-
-
1 0,27686336
TABEL 77 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
1
2
NUTRISIONIS
TOTAL
DIETISIEN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
1 Larompong Sel
1
-
1
-
-
-
1
L+P 11
-
1
2 Larompong
-
2
2
-
-
-
-
2
3 Suli
-
2
2
-
-
-
-
2
4 Suli Barat
-
-
-
-
-
5 Belopa
1
-
-
2 -
1
2
-
-
-
1
2
6 Belopa utara
-
1
1
-
-
-
-
1
1
7 Bajo
-
2
2
-
-
-
-
2
2
8 Bajo Barat
-
1
1
-
-
-
-
1
1
9 Latimojong
-
1
1
-
-
-
-
1
1
1
2
-
-
-
-
-
-
-
10 Kamanre
1 -
-
1
2
1
1
-
12 Ponrang
-
-
-
-
-
13 Bupon
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14 Bua
-
-
-
-
-
-
-
-
-
15 Bastem
-
-
-
-
-
-
-
-
16 Walenrang
-
-
-
-
-
17 Walenrang Timur
-
-
-
-
-
18 Walenrang Barat
-
1
1
-
-
-
-
1
19 Walenrang Utara
-
1
1
-
-
-
-
1
20 Lamasi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
21 Lamasi Timur
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1 -
1 -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
3
15
1 RS …………
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
18
-
-
-
-
2
11 Ponrang Sel
1
1
1
-
3
1 1 1
15
18
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
3
15
18 4,983540473
-
-
6
1,661180158
3
15
18 4,983540473
TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
FISIOTERAPI L P L+P
TENAGA TEKNISI MEDIS TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA L P L+P L P L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
NO
UNIT KERJA
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Batara Guru
8 -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
8 -
-
-
-
8 2,2149
-
-
-
-
0
-
TOTAL
AKUPUNKTUR L P L+P
-
0
-
0
0
TABEL 79 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 TENAGA TEKNISI MEDIS NO
UNIT KERJA
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
2
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Batara Guru
RADIOTERAPIS
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6 -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
6
-
-
-
1 1 -
TEKNISI GIGI
1 1 -
2
2 -
-
ANALISIS KESEHATAN
-
-
REFRAKSIONIS OPTISIEN
REKAM MEDIS DAN TEKNISI TRANSFUSI INFORMASI DARAH KESEHATAN L P L+P L P L+P
RADIOGRAFER
TEKNISI ELEKTROMEDIS
1
-
1 -
2 1 1 1 -
2 1 1 1 -
1 1 -
1 1 -
1
1 -
-
1
1 1 -
9
10 8 -
-
-
8
-
-
ORTETIK PROSTETIK
-
-
P
L+P
L
P
29
30
31
32
33
34
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
-
6
-
JUMLAH
L
-
TEKNISI KARDIOVASKULER
-
-
-
L+P 35
1
-
1 -
1 1 2 1 1 1 -
1 1 2 1 1 1 -
1 1 -
1 1 -
1
1 -
-
1
1 1 -
11
12 20
20
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
Keterangan: *yang memiliki klinik/pelayanan kesehatan
-
6
-
-
-
-
2
2
-
-
-
1
9
18
-
-
-
-
-
-
-
-
6
-
-
-
-
-
-
1
11
32 8,86
TABEL 80 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Batara Guru
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
TENAGA KESEHATAN LAINNYA PENGELOLA PROGRAM TENAGA KESEHATAN LAINNYA KESEHATAN
TOTAL
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3 -
-
3
L+P 11
-
-
-
-
-
3 3
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
-
-
-
3
-
-
3
TABEL 81 JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014 TENAGA NON KESEHATAN NO
UNIT KERJA
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Larompong Sel Larompong Suli Suli Barat Belopa Belopa utara Bajo Bajo Barat Latimojong Kamanre Ponrang Sel Ponrang Bupon Bua Bastem Walenrang Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Utara Lamasi Lamasi Timur
PEJABAT STRUKTURAL
STAF PENUNJANG ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG PERENCANAAN
TENAGA PENDIDIK
TENAGA KEPENDIDIKAN
TOTAL
JURU
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
38 13
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2
1 1 1 1 1 1 2 1 1
-
1 1
-
2 2
-
1 1 2
-
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS Batara Guru
2
16
22
23
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
STAF PENUNJANG TEKNOLOGI
-
-
13
-
-
23
-
-
2 -
-
2
-
-
-
-
1 1 1 1 1 -
-
-
2 1 1
-
1 1
-
2 2
-
-
2
16
1
2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2
1 1 2
-
-
26
2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2
1
1
L+P
22
38 39
-
-
39
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
16
22
51
-
-
23
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
1
16
22
77
TABEL 82 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA LUWU TAHUN 2014
NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah
%
3
4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA
59.714.051.561
a. Belanja Langsung
31.327.229.400
b. Belanja Tidak Langsung
28.386.822.161
2 APBD PROVINSI
92,25
0,00
3 APBN :
5.019.586.300
- Dana Dekonsentrasi
7,75 0,00
- Dana Alokasi Khusus (DAK) - ASKESKIN
5.009.586.300
7,74
10.000.000
0,02
- Lain-lain (sebutkan)
0,00
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
0,00
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
0,00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
64.733.637.861
TOTAL APBD KAB/KOTA
850.341.365.700
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
100,0
7,02
186.500,67