Fitriah Hayati, Profil Keluarga Bercerai... PROFIL KELUARGA BERCERAI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK
Fitriah Hayati1
Abstrak
Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung ingin hidup bersama manusia lainnya dalam suatu bentuk kelompok kecil sekalipun. Perkawinan merupakan contoh kecil bahwa antara manusia yang satu membutuhkan manusia yang lain. Salah satu tujuan dalam perkawinan bukan hanya sekedar memperoleh anak, tetapi berusaha mencari dan membentuk generasi yang berkualitas. Namun tujuan tersebut tidak akan terlaksana dengan baik apabila dalam keluarga kehilangan salah satu anggotanya karena perceraian. Fenomena menunjukkan sejak tahun 2007 sampai sekarang angka perceraian semakin meningkat diberbagai daerah di Aceh. Topik penelitian ini yaitu “profil keluarga bercerai dan pengaruhnya terhadap perkembangan sosial emosional anak usia 4-5 tahun”. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kehidupan pasangan bercerai dan pengaruh yang ditimbulkan terhadap perkembangan anak khususnya sosial emosional. Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif dengan subjek 10 orang pasangan bercerai dan 10 anak dari pasangan bercerai. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan semua responden mengalami berbagai ganguan setelah bercerai baik itu gangguan dari segi psikologis seperti menarik diri dari lingkungan, gangguan sosial ekonomi seperti kesulitan dalam menafkahi hidup dan kesulitan dalam pengasuhan anak. Selain itu, perceraian juga memberikan dampak negatif terhadap perkembangan sosial emosional anak. Sebagian besar anak mengalami kesulitan dalam pengembangan konsep diri, kesulitan dalam mengendalikan emosi, tidak mampu membangun hubungan yang baik dalam lingkungan dan dengan teman sebaya. Kata Kunci :Keluarga Bercerai, Sosial Emosional.
1
Fitriah Hayati, dosen PG-PAUD STKIP Bina Bangsa Getsempena. Email:
[email protected]
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016 |1
Fitriah Hayati, Profil Keluarga Bercerai... Aceh,
PENDAHULUAN
adalah
mengatakan
jumlah
ini
meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun
1. Latar Belakang Manusia
Nurdin,
yang
2013 terhitung Januari-Desember ada 6.385
cenderung ingin hidup bersama manusia
kasus perceraian, artinya lebih sedikit dari
lainnya dalam suatu bentuk kelompok kecil
2014. (Atjehpost.co). Penyebab tingginya
sekalipun. Membentuk keluarga merupakan
angka perceraian ini terjadi karena banyak
sebuah
saling
faktor seperti krisis moral, tidak ada tanggung
membutuhkan. Perkawinan merupakan salah
jawab, penganiayaan, kekejaman mental, cacat
satu contoh kecil bahwa antara manusia yang
biologis dan poligami tidak sehat. Faktor
satu membutuhkan manusia yang lain.
lainnya
bukti
makhluk
bahwa
sosial
manusia
Perkawinan untuk membentuk dan
seperti
cemburu,
kawin
permasalahan ekonomi, kawin tidak
adanya
bawah
membangun rumah tangga yang bahagia pasti
umur
didambakan oleh setiap pasangan suami isteri.
dalam rumah tangga. Bahkan faktor politik
Tujuan yang sama harus benar-benar diresapi
dan adanya pihak ketiga juga menjadi faktor
oleh masing-masing
pasangan
dan
di
paksa,
keharmonisan
dan
harus
dalam hal ini. Namun yang paling sering
disadari bahwa tujuan itu hanya
dapat
terjadi akibat tidak adanya keharmonisan dan
dicapai secara bersama-sama, bukan hanya oleh isteri atau suami saja. Perlu bahwa
tidak adanya tanggung jawab dalam keluarga.
disadari
Bagi pasangan yang telah bercerai
perkawinan berlaku untuk seumur
tentu saja menghadapi berbagai persoalan
hidup, karena itu diharapkan agar pemutusan
seperti
ikatan suami-isteri itu tidak terjadi kecuali
mengalami rasa cemas, tertekan, luka batin,
karena kematian, sedangkan pemutusan lain
trauma, menarik diri
diberikan kemungkinan yang sangat ketat.
bahkan
Pemutusan ikatan antara suami-isteri dalam
tentunya
bentuk perceraian hanyalah merupakan jalan
psikologis
yang
lain
salah satu diantara mereka tidak memiliki
dapat
kesiapan maka akan berpengaruh terhadap
terakhir,
memang
setelah
benar-benar
usaha-usaha telah
tidak
kesepian,
sering
ketidakstabilan
dari
marah-marah.
sangat
emosi,
lingkungan, Hal
ini
mempengaruhi keadaan
pasangan
yang bercerai. Jika
memberikan pemecahan.
penyesuaian diri dan sosialnya. Misalnya,
Namun fenomena yang terjadi di Indonesia
menjadi orang tua tunggal (single perent),
bahkan di Aceh, angka perceraian semakin
hal ini tentu saja tidak mudah, terlebih bagi
meningkat
seorang
tahun
dari
2014
tahun
Mahkamah
ketahun. Syar'iyah
Selama
istri,
paling
tidak
dibutuhkan
Aceh
perjuangan paling berat untuk membesarkan
menerima sebanyak 7.196 laporan perkara
anak, termasuk memenuhi kebutuhan hidup
perceraian. Dari jumlah ini yang telah diusut
keluarga. Sedangkan dampak bagi anggota
sebanyak 6.166 perkara,
keluarga
sedangkan
1.040
lainnya,
khususnya
anak
akan
perkara lainnya menjadi sisa akhir tahun.
mengalami gangguan perkembangan baik
Staf
pribadi maupun sosialnya. Rozumah dkk
bagian
ISSN 2355-102X
hukum Mahkamah Syar'iyah
Volume III Nomor 2 Oktober 2016 |2
Fitriah Hayati, Profil Keluarga Bercerai... (2003)
menyatakan
bahwa
keluarga
3. Ruang Lingkup Penelitian
merupakan lingkungan pertama dan utama
Ruang lingkup penelitian merupakan
bagi setiap anak. Proses interaksi dan transaksi
hal yang sangat penting dalam penelitian guna
yang wujud dalam lingkungan keluarga dapat
memberikan
mempengaruhi kualitas perkembangan anak.
penelitian.
Anak yang yang tidak mendapat asuhan dan
lingkup dalam penelitian ini adalah profil
perhatian dari orang tua cenderung memiliki
keluarga bercerai
kemampuan
psikologis serta mengkaji
akademis
menurun
dan
batas
kajian
Adapun
yang
dalam
suatu
menjadi
ruang
yang meliputi kondisi
perkembangan anak menjadi tidak sempurna
dampak
terutama perkembangan sosial emosional.
perkembangan
Anak yang belum siap menghadapi rasa
Penelitian ini dilakukan pada pasangan yang
kehilangan salah satu orang tuanya akan
telah bercerai (suami/istri) serta melihat
terpukul, dan kemungkinan besar berubah
langsung perkembangan sosial
tingkah lakunya. Ada yang suka melamun,
anak
mudah tersinggung atau suka menyendiri.
mengobservasi langsung ke beberapa PAUD
Tidak
yang ada dalam kawasan kota Banda Aceh.
diragukan
lagi
bahwa
keadaan
keluarga berperan sangat penting dalam perkembangan anak secara langsung.
perceraian
ada tidaknya
dari
tersebut
sosial
terhadap
emosional
pasangan
tersebut
anak.
emosional dengan
LANDASAN TEORI 1. Pengertian Keluarga
Berdasarkan fakta yang ada, maka
Keluarga
berasal
dari
bahasa
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Sangsekerta : kula dan warga “kulawarga”
lebih lanjut tentang kehidupan orang-orang
yang berarti “anggota”, “kelompok kerabat”.
yang kehilangan pasangan hidupnya karena
Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa
bercerai
orang yang masih memiliki hubungan darah
dan pengaruh yang diberikan
terhadap perkembangan sosial emosional anak
bersatu.
dengan mengambil judul Profil Keluarga
kepahaman sebagai unit sosial terkecil dalam
Bercerai
masyarakat, atau suatu organisasi bio-psiko-
dan
Pengaruhnya
Terhadap
Perkembangan Sosial Emosional Anak. 2. Rumusan Masalah
Kata
sosio-spiritual
keluarga
dimana
dapat
anggota
diambil
keluarga
terkait dalam suatu ikatan khusus untuk
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
hidup bersama dalam ikatan perkawinan
yang menjadi rumusan masalah dalam
dan bukan ikatan yang sifatnya statis dan
penelitian ini adalah:
membelenggu
1. Bagaimanakah gambaran kehidupan (profil) keluarga yang bercerai? 2. Bagaimana pengaruh perceraian
dengan
saling
menjaga
keharmonisan hubungan satu dengan yang lain. Menurut Ibrahim Amini, ( 2006)
terhadap perkembangan sosial
bahwa keluarga adalah orang-orang yang
emosional anak?
secara terus menerus atau sering tinggal bersama si anak, seperti ayah, ibu, kakek,
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016 |3
Fitriah Hayati, Profil Keluarga Bercerai... nenek,
saudara
laki-laki
dan
saudara
berhubungan dengan orang lain di luar
perempuan dan bahkan pembantu rumah tangga,
diantara
mereka
disebabkan
rumah. 3. Fungsi
reproduksi;
yaitu
untuk
generasi
dan
mempunyai tanggung jawab menjaga dan
mempertahankan
memelihara si anak dan yang menyebabkan si
menjaga kelangsungan keluarga.
anak terlahir ke dunia, mempunyai peranan
4. Fungsi
ekonomi;
yaitu
yang sangat penting dan kewajiban yang lebih
memenuhi
besar bagi pendidikan si anak. Menjadi ayah
secara ekonomi dan tempat untuk
dan ibu tidak hanya cukup dengan melahirkan
mengembangkan kemampuan individu
anak, kedua orang tua dikatakan memiliki
dalam
kelayakan menjadi ayah dan ibu manakala
dalam rangka memenuhi kebutuhan
mereka bersungguh- sungguh dalam mendidik
keluarga.
anak mereka.
meningkatkan
5. Fungsi
Dari
penjelasan
diatas
dapat
kebutuhan
untuk
penghasilan
pemeliharaan
yaitu
untuk
keluarga
kesehatan;
mempertahankan
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
keadaan kesehatan anggota keluarga
keluarga adalah kesatuan unsur terkecil yang
agar tetap memiliki produktivitas yang
terdiri dari bapak, ibu dan beberapa anak.
tinggi.
Masing-masing unsur tersebut mempunyai
Dari berbagai fungsi keluarga yang
peranan
penting
dalam
membina
dan
telah
diuraikan
di
penulis
menyimpulkan
unsur tersebut hilang maka keluarga tersebut
mempunyai tanggung jawab yang besar di
akan guncang atau kurang seimbang. Keluarga
dalam menjalankan tugasnya dalam keluarga
mempunyai
peranan
dalam
karena sangat berpengaruh terhadap anak,
pendidikan,
baik
lingkungan
apabila ia tidak menjalankan tugasnya dengan
dalam
masyarakat Islam maupun non-Islam.
Friedmen
(2010)
fungsi
3.
Pengertian Pernikahan Pernikahan atau nikah artinya dalah
untuk
terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain
mengajarkan segala sesuatu untuk
juga dapat berarti Ijab Qabul (akad nikah)
mempersiapkan anggota keluarganya
yang
dalam berhubungan dengan orang lain.
sepasang manusia yang diucapkan oleh kata-
2. Fungsi
afektif;
tua
anak juga tidak akan berkembang dengan baik.
keluarga sebagai berikut : 1. Fungsi
orang
baik maka pertumbuhan dan perkembangan
2. Fungsi Keluarga Menurut
setiap
dapat
menegakkan keluarga, sehingga bila salah satu
penting
bahwa
atas,
yaitu
sosialisasi;
yaitu
kata
mengharuskan
yang
ditujukan
mengembangkan an sebagai tempat
kepernikahan
melatih anak untuk kehidupan sosial
diwajibkan.
sebelum meninggalkan rumah untuk
ISSN 2355-102X
untuk
sesuai
Menurut perkawinan
perhubungan
pasal
Nomor
melanjutkan
peraturan
1 1
antara
yang
Undang-undang Tahun
1974,
Volume III Nomor 2 Oktober 2016 |4
Fitriah Hayati, Profil Keluarga Bercerai... menjelaskan bahwa Perkawinan adalah ikatan
apa yang disebut dengan kekacauan keluarga
lahir batin antara seorang pria dan seorang
(disorganisasi keluarga).
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga
yang
bahagia
Goode, (2007:35)
mendefinisikan
dan
kekacauan keluarga sebagai berikut: (1)
sejahtera berdasarkan ke Tuhanan Yang Maha
Ketidaksahan, (2) pembatalan, perpisahan,
Esa.
perceraian
dan
meninggalkan.
Putusnya
Pernikahan (perkawinan) merupakan
keluarga disini dikarenakan salah satu atau
bagian hidup dan kehidupan yang dilalui serta
kedua pasangan itu memutuskan untuk saling
dianggap penting oleh baik itu individu
berpisah, dengan demikian mereka berhenti
maupun oleh masyarakat. Dengan pernikahan,
melaksanakan kewajibannya baik sebagai
individu akan dapat hidup bersama lawan
suami atau isteri. Namun anggota-anggota
jenisnya, membentuk rumah tangga dan
keluarga tetap tinggal bersama tetapi tidak
melahirkan
anak-anak untuk
melanjutkan
saling menyapa atau bekerja sama dan
keturunan.
Sementara
masyarakat,
terutama kegagalan dalam saling memberikan
pernikahan merupakan suatu lembaga dimana
dukungan emosional. (3) Ketiadaan seorang
individu akan memperoleh status dan peran
dari
yang baru, pengakuan serta penghargaan dari
diinginkan.
bagi
masyarakat atas status dan peranan barunya
pasangan
karena
5. Dampak
tersebut.
hal
yang
tidak
Perceraian
Terhadap
bukanlah
merupakan
Keluarga Perceraian
4. Pengertian Perceraian Perceraian adalah putusnya ikatan perkawinan
antara
suami
istri
dengan
sebuah kata ancaman yang terucap saat marah dan
emosi,
tetapi
perceraian
memiliki
keputuan pengadilan dan ada cukup alas an
pengaruh
bahwa diantara suami istri tidak akan dapat
suami istri serta anak-anak yang benar-benar
hidup
dianggap
rukun
lagi
sebagai
suami
istri
(Soemiyati, 2003)
perkawinan secara sah
sebagai
korban
pertama
menerima dampak kejiwaan,
Jadi perceraian adalah pemutusan hubungan
yang besar dan penting bagi
yang
sosial dan
materi karena perceraian, dan mereka akan
sesuai
hidup dalam kesulitan setelah kehilangan
dengan hukum agama dan hukum negara.
kehangatan keluarga, kasih sayang kedua
Apabila pergaulan kedua suami istri tidak
orang tua serta kehilangan suasana keluarga.
dapat mencapai tujuan- tujuan pernikahan
Memang ada pandangan psikologi mutakhir
maka akan mengakibatkan berpisahnya dua
yang menyatakan orang bisa hidup lebih
keluarga. Masalah yang timbul dalam suatu
bahagia setelah bercerai, bahwa perceraian
perkawinan dapat menyebabkan terjadinya
bukan akhir kehidupan suami istri. Namun,
perselisihan, pertengkaran atau ketegangan
orangtua
dalam rumah tangga sehingga memunculkan
memikirkan
ISSN 2355-102X
yang
bercerai
bagaimana
harus
membantu
tetap anak
Volume III Nomor 2 Oktober 2016 |5
Fitriah Hayati, Profil Keluarga Bercerai... mengatasi penderitaan akibat ayah ibunya
keluarga
berpisah.
kesempatan untuk mendapatkan penghargaan
6. Perkembangan
Sosial
Emosional
dan
yang
harmonis
mempunyai
sosial
sering
diberi
emosional
yang
baik. Keadaan sebaliknya akan terjadi apabila
Anak Perkembangan merupakan
sosial
kemampuan
emosional
anak
dalam keluarga yang tidak harmonis. Melalui
untuk
didikan yang sempurna dan kasih-sayang
berinteraksi serta memberikan respon terhadap
yang diberikan oleh orang tua, anak dapat
sesuatu dan bertingkah laku mengikuti norma-
menjadi individu yang bertanggung jawab
norma
kepada diri, keluarga, masyarakat dan negara.
yang berlaku dalam
Perkembangan
ini
dapat
masyarakat.
dilihat
tingkah laku positif seperti
melalui
sifat berbagi,
METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
mandiri, dan mengikuti peraturan atau tingkah
Dalam penelitian ini menggunakan
laku negatif seperti berkelahi, menyendiri dan
pendekatan
kurang rasa percaya diri.
penelitian yang berdasarkan pada metodologi
Perkembangan
sosial
emosional
kualitatif
yaitu suatu
proses
yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
adalah salah satu domain perkembangan yang
masalah
sangat penting bagi anak-anak. Menurut
mengemukakan bahwa metodologi kualitatif
Goleman (1999) kecerdasan emosi adalah
merupakan
prasyarat
kecerdasan
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
intelektual, ini bermakna bahwa kecerdasan
tertulis maupun lisan dari orang-orang dan
intelektual tidak dapat berfungsi dengan baik
perilaku yang diamati. Suatu pendekatan yang
jika bahagian otak rusak akibat kecacatan
menelaah atau menggambarkan suatu situasi
emosi. Mohd Azhar Abd Hamid (2005)
apa adanya di lapangan dengan maksud untuk
mengaitkan
mengetahui bagaimana profil keluarga yang
untuk
memperoleh
unsur-unsur
yang
berkaitan
dengan kecerdasan emosi dengan kecerdasan sosial anak. Emosi yang stabil menjadikan anak lebih yakin dan percaya diri interaksi sosial.
Oleh
karena
anak
Moleong
prosedur
(2008)
penelitian
yang
bercerai dan faktor-faktor penyebabnya. 2. Subjek Penelitian
dalam
itu,
manusia.
Adapun
yang
menjadi
responden
dalam penelitian ini adalah pasangan yang
memerlukan perkembangan emosi yang baik
telah
sebagai persiapan untuk belajar (Barbarin,
dilakukan
dengan
2002 & Klein, 2002) karana perkembangan
Purposive
Sampling
emosi dan sosial mengiringi perkembangan
dimana ukuran sampel ditentukkan oleh
kognitif
peneliti
kanak-kanak
(Boyd,
Barnett,
Bondrova, Leong, & Gomby 2005).
bercerai.
Pengambilan
responden
menggunakan (sampel
berdasarkan
teknik
bertujuan)
pertimbangan-
pertimbangan tertentu serta dengan cara
Salah satu faktor yang mempengaruhi
menentukan sampel kunci (key informan).
perkembangan sosial emosional anak-anak
Dalam penelitian ini menggunakan wawancara
yaitu keluarga. Anak yang hidup dalam
mendalam
ISSN 2355-102X
(studi
kasus),
maka
peneliti
Volume III Nomor 2 Oktober 2016 |6
Fitriah Hayati, Profil Keluarga Bercerai... mengambil responden sebanyak 10 orang
tidak terlalu fokus dengan penyelesaian yang
(pasangan yang telah bercerai) serta 10
logis dan rasional.
orang anak usia 5-6 tahun dari pasangan
Berdasarkan hasil penelitian yang
tersebut. Secara keseluruhan responden dalam
dilakukn pada 10 orang responden yang ada di
penelitian ini adalah 20 orang. Penelitian
Kabupaten Pidie, mereka mengatakan merasa
dilakukan dibeberapa PAUD dalam wilayah
kecewa, malu dengan statusnya sebagai duda
kabupaten Pidie.
ataupun janda, merasa kesepian, hilangnya kepercayaan pada diri sendiri, cemas, merasa
3. Teknik Pengumpulan Data Dikarenakan penelitian ini merupakan
gagal dalam hidup, terjadinya kekacauan
penelitian Deskriptif Kualitatif maka untuk
emosi
memperoleh sejumlah informasi apa adanya
prasangka yang negatif, bersikap pasrah dan
dan dapat dipercaya keakuratannya, maka
bahkan ada yang menyalahkan diri sendiri.
dalam penelitian ini peneliti menggunakan
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu
metode wawancara dan observasi.
responden yaitu JM“ Saya merasa bersalah
4. Teknik Pengolahan dan Analisa
sehingga
terciptanya
prasangka-
karena telah menceraikan istri saya tapi saya
Data
melakukan ini karena saya dan keluarga saya
Penelitian ini merupakan penelitian
menginginkan hadirnya seorang anak dalam
menggunakan
kehidupan saya”. Berbeda dengan responden
analisis naratif, yaitu menekankan penjelasan
lain yang mengatakan “saya merasa sangat
serta penguraian data melalui cerita tentang
malu dan kecewa dengan perceraian yang
peristiwa yang diteliti.
menimpa saya, saya harus menjadi janda di
HASIL PENELITIAN DAN
usia yang masih muda”. Hal yang sama juga
PEMBAHASAN
dirasakan oleh SY. ia mengatakan “saya malu
Deskriptif
Kualitatif
yang
Perceraian bukanlah hal yang terbaik
menjadi duda, apalagi mengingat saya yang
karena ada dampak-dampak buruk yang harus
berprofesi sebagai seorang guru tapi saya
di hadapi. Walaupun perkawinan tampak
tidak mampu membina rumah tangga dengan
hampir
untuk
baik.” Seperti yang diunggapkan oleh Hamida
menghancurkannya dengan bercerai. Dari hasil
bahwa wanita lebih banyak menggunakan
penelitian diketahui bahwa semua responden
emotional focused coping bukan problem
mengalami berbagai ganguan setelah bercerai
focused coping. “Perempuan lebih banyak
baik itu gangguan dari segi Psikologis, Sosial
menghayati,
ekonomi dan Pengasuhan anak.
perasaanya
hancur,
tidaklah
baik
orang
bertindak
merenungi mencari
mengalami
Nursan Junita MA psikologi klinis
trauma paska perceraian. Namun perempuan
pada Psikodista Konsultan Banda Aceh.
lebih merasakan penderitaan akibat perceraian,
mengatakan bahwa trauma yang terjadi pada
sebab secara emosi perempuan lebih labil dan
wanita paska perceraian bisa saja terjadi pada
ISSN 2355-102X
semua
ketimbang
dan
solusi yang tepat.
1. Gangguan Psikologis Hampir
merasakan,
Volume III Nomor 2 Oktober 2016 |7
Fitriah Hayati, Profil Keluarga Bercerai... setiap individu namun tergantung bagaimana
dirasakan oleh IS dan MA sebagai seorang
individu itu bisa menyingkapinya. Jadi trauma
duda.
itu bisa terjadi dan itu terngantung pada
3. Pengasuhan Anak
masing-masing individu. Jika wanita itu bisa
Sebagian besar responden merasa
mengelola stress atau emosinya dengan baik
kesulitan dan kewalahan dalam mengasuh
maka traumanya itu tidak akan membekas
anak khususnya bagi perempuan, dapat dilihat
lama.
usai
fenomena bahwa kebanyakan hak pengasuhan
perceraian pada kaum hawa di antaranya
anak jatuh ketangan perempuan. Mereka harus
merasa
merasa
menjadi single parent, selain menjadi ibu
kehilangan yang mendalam, merasa kurang
mereka juga harus menjadi ayah untuk anak
percaya diri, merasa tidak mampu atau tidak
mereka dan ini bukanlah suatu hal yang
mandiri, pemurung, dan juga kadang-kadang
mudah.
menghindar
dari
atau
Sangat sulit untuk menemukan cara agar anak
menghindar
bersosialisasi
orang
meras terbantu dalam menghadapi masa-masa
Trauma
yang
sedih
ditimbulkan
berkepanjangan,
kehidupan
sosial
dengan
banyak.
sulit karena perceraian orangtuanya. Sekalipun ayah atau ibu berusaha memberikan yang
2. Gangguan Sosial dan Ekonomi Berdasarkan penelitian yang dilakukan
terbaik yang mereka bisa, segala yang baik
pada 10 orang responden di Kabupaten Pidie,
tersebut tetap tidak dapat menghilangkan
sebagian besar mereka mengatakan mengalami
kegundahan hati anak-anaknya.
gangguan pada komunikasi seperti sulit untuk
Beberapa psikolog menyatakan bahwa
diajak berbicara, menghindari kontak sosial
bantuan
serta menarik diri dari lingkungan / isolatif
dapat diberikan oleh orang tua yang bercerai
karena menghindari berbagai pertanyaan dari
adalah mencoba menenteramkan hati dan
masyarakat
sekitar
dengan
meyakinkan
perceraian
yang
Namun
bersalah. Yakinkan bahwa mereka tidak perlu
sebagian kecil ada yang bersikap biasa saja
merasa harus ikut bertanggung jawab atas
dan mampu berinteraksi dengan baik dalam
perceraian orangtuanya.Hal lain yang perlu
lingkungannya
dilakukan oleh orangtua yang akan bercerai
berhubungan menimpanya.
karena
dipengaruhi
oleh
yang
paling
anak
mereka
tidak
adala
Sebagian besar dari responden mengalami
menyesuaikan diri dengan tetap menjalankan
kesulitan dalam segi ekonomi, terlebih bagi
kegiatan-kegiatan rutin di rumah. Jangan
janda yang tidak memiliki skill dan tidak
memaksa anak-anak untuk memihak salah satu
memiliki
pihak yang sedang cekcok sertajangansekali-
tetap,
pendapatannya
berkurang setengah dari biasanya dan bahkan
sekali
melibatkan
selalu tidak seimbang antara pendapatan
perceraian tersebut.
anak-anak
yang
berbagai hal salah satunya adalah ekonomi.
pekerjaan
hmembantu
bahwa
penting
mereka
dalam
untuk
proses
dengan pengeluaran hal inilah yang dirasakan oleh ZH, NR, JL , YS, SW, hal serupa juga ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016 |8
Fitriah Hayati, Profil Keluarga Bercerai... 4. Perkembangan
negatif
Sosial
Emosional
dan menarik diri dari lingkungan / isolatif
Anak
karena menghindari berbagai pertanyaan dari
Perceraian juga memberikan dampak
masyarakat
terhadap
perkembangan
sosial
sekitar
perceraian
yang
berhubungan
menimpanya.
dengan
Gangguan
emosional anak. Berdasarkan hasil observasi
ekonomi : pasangan yang telah bercerai pada
yang dilakukan terhadap anak dari pasangan
umumnya mengalami kesulitan dalam segi
yang bercerai terlihat bahwa sebagian besar
ekonomi, terlebih bagi janda yang tidak
anak
dalam
memiliki skill dan tidak memiliki pekerjaan
pengembangan konsep diri. Anak kurang
tetap. Pengasuhan anak : sebagian besar
percaya
dengan
responden merasa kesulitan dan kewalahan
kemampuannya yang dimiliki. Selain itu anak
dalam mengasuh anak khususnya bagi janda,
juga kesulitan dalam mengendalikan emosi,
hal ini karena fenomena yang terjadi bahwa
hal ini terlihat dari perilaku anak yang
kebanyakan
terkadang marah tidak menentu atau bahkan
ketangan perempuan. Mereka harus menjadi
sebaliknya diam tanpa alasan yang jelas. Hasil
single parent, selain menjadi ibu mereka juga
observasi juga terlihat bahawa anak dari
harus menjadi ayah untuk anak mereka dan ini
korban perceraian tidak mampu membangun
bukanlah suatu hal yang mudah. Selain
hubungan yang baik dalam lingkungan dan
dampak
dengan teman sebaya, anak kesulitan dalam
memberikan
menyesuaikan
perkembangan anak khususnya perkembangan
mengalami
diri,
kesulitan
tidak
diri
yakin
dengan
lingkungan
terutama orang yang baru dikenalnya. Selain
hak
bagi
pengasuhan
pasangan, dampak
anak jatuh
perceraian negatif
juga
terhadap
sosial emosional anak.
itu anak juga memiliki rasa kekhawatiran yang berlebihan. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, kondisi ini tentunya akan memberikan dampak
berkepanjangan
terhadap
perkembangannya anak. PENUTUP Kesimpulan dan Saran Pada umumnya pasangan yang telah bercerai mengalami berbagai gangguan dalam menjalani kehidupannya, seperti Gangguan psikologis : secara psikologis, mereka merasa kecewa, malu dengan statusnya sebagai duda ataupun janda, merasa kesepian, hilangnya kepercayaan pada diri sendiri. Gangguan dalam segi sosial : menghindari kontak sosial ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016 |9
Fitriah Hayati, Profil Keluarga Bercerai... DAFTAR PUSTAKA
Burhan bungin (2005). Analisis data penelitian kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Friedmen (2010). Konsep Keluarga.Wahyudianto-eko.blogspot.com/2014/03/konsepkeluarga_html (diakses 25 Maret 2015). Goleman, D. (1999). Working with Emotional Intelligence. New York : Bantam Books. Goode (2007). Sosiologi keluarga. Jakarta : Bumi Aksara. Ibrahim Amini (2006). Agar tidak salah mendidik anak. Jakarta : Al Huda. Kamus besar Bahasa Indonesia (1991). Pengertian Profil. Klein, L. (2002). Set for Success: Building a Strong Foundation for School Readiness Based on the Social Emotional Development of Young Children. The Kaufmann Early Education Exchange 1: 1-5. Mohd Azhar Abd Hamid. (2005). Panduan Meningkatkan Kecerdasan Emosi. Cetakan kedua. Kuala Lumpur: PTS Profesional Sdn Bhd. Moleong (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta. Nurdin (2015). Selama 2014 Ada 7.196 Perkara Perceraian di Aceh. atjehpost.co (diakses 25 Maret 2015). Rozumah dkk. (2003). Keluarga dan Penyesuaian Tingkah Laku Kanak-kanak. Serdang: Penerbit Universiti Putra Malaysia. Soemiyati (2003). Hokum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan. Yokyakarta : Liberty. Wiersma, W. (2000). Reaserch Method in Education: an Introduction (7th ed). Boston, MA: Allyn and Bacon.
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016 |10