PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRISBISNIS CABAI MERAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada Pola Pangan Harapan. Komoditas hortikultura khususnya sayuran dan buahbuahan memegang bagian terpenting dari keseimbangan pangan yang dikonsumsi, sehingga harus tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup, mutu yang baik, aman konsumsi, harga yang terjangkau, serta dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Cabai merah merupakan salah satu sayuran unggulan yang mempunyai ;potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman cabai merah tidak memerlukan persyaratan hidup yang khusus sehingga dapat dibudidayakan di berbagai daerah, namun pada umumnya mengusahakan tanaman tersebut secara konvensional tanpa memperhatikan kaidahkaidah cara bercocok tanam yang baik. Dengan demikian, maka cabai merah yang dihasilkan umumnya belum memenuhi spesifikasi mutu
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
1
yang diminta konsumen. Selain itu elastisitas permintaan akan produk perishabel ini sangat gampang berubah mengikuti preferensi pasar yang juga mudah berubah. Permintaan akan produk cabai merah meski relatif stabil tetapi sering kali belum dapat diikuti dengan penyediaan yang tepat di Sub System on-farm. Upaya memproduksi sayuran unggulan terutama cabai merah dan untuk memenuhi permintaan pasar khusus dan ekspor perlu terus digalakan. Hal ini disebabkan permintaan akan cabai merah terus meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sementara di lain pihak sumberdaya manusia yang kompeten dari petani dalam upaya peningkatan produktivitas dan kuantitas komoditas cabai merah, masih sangat kurang terutama dalam hal penguasaan teknologi tepat guna dan modern, serta pemahaman GAP dan SOP budidaya tanaman cabai merah. Pelatihan Teknis Agribisnis Cabai Merah bagi petani adalah suatu langkah strategis dan mutlak dilaksanakan untuk pengembangan dan ketersediaan sumberdaya manusia pertanian yang menguasai teknologi tepat guna dan modern serta cara budidaya cabai merah yang baik dan benar, sehingga dapat memberikan informasi penting bagi para petani di wilayah kerjanya yang pada gilirannya akan mampu JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
2
meningkatkan produktivitas dan kualitas cabai merah seperti yang diharapkan.
B. TUJUAN, SASARAN DAN KELUARAN 1. TUJUAN Tujuan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Agribsinis Cabai Merah adalah untuk memberikan acuan bagi penyelenggaraan pelatihan 2. SASARAN Sasaran Petunjuk Teknis Pelaksanaan Agribsinis Cabai Merah adalah Bidang Penyelenggaraan Pelatihan pada Balai /Besar Pelatihan. 3. KELUARAN Keluaran Petunjuk Teknis ini adalah terselenggaranya pelatihan Agribsinis Cabai Merah yang berkualitas untuk peningkatan kapasitas kompetensi. C. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS;
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
3
3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 15/Permentan/OT.140/2/2007, tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja BBPP Lembang; 5. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010 – 2014; 6. Peraturan Menteri Pertanian nomor: 49/Permentan/OT.140/10/2011 tentang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur dan Non Aparatur. 7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Permentan/OT.140/10/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Lanjutan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian dan Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Pasca Pendidikan dan Pelatihan Pertanian. 8. Surat Keputusan Kepala Badan SDM Pertanian Nomor: 20/Kpts/OT.130/3/2010, Tanggal 3 Maret 2010 tentang Pembagian Wilayah Unit Kerja UPT Pelatihan BPSDMP; 9. Surat Pengesahan Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Tahun Anggaran 2012 Nomor : 0427/018-10.2.01/12/2011 tanggal 9 Desember 2011.
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
4
D. PENGERTIAN Dalam petunjuk pelaksanaan pelatihan teknis agribinis ini, yang dimaksud dengan: 1.
Pelatihan adalah diklat yang diselenggarakan dalam proses belajarmengajar untuk meningkatkan kemampuan peserta pelatihan;
2.
Pelatihan Teknis adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas peserta pelatihan;
3.
Pelatihan Teknis Agribisnis adalah diklat untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis bidang agribisnis komoditas tertentu, yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pelaksanaan tugas Penyuluh Pertanian dan petugas pertanian lainnya;
4.
Widyaiswaraadalah PNS yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS pada lembaga diklat pemerintah;
5.
Narasumber adalah pejabat atau seseorang yang karena kemampuan, keahlian atau
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
5
kedudukannya dapat meningkatkan pencapaian tujuan pelatihan; 6.
Praktisi adalah seseorang yang mengabdikan dirinya di bidang usaha/kegiatan tertentu sesuai dengan keahliannya dalam membantu pencapaian tujuan pelatihan;
7.
Agribisnis adalah rangkaian usaha pertanian yang terdiri dari empat subsistem pertanian yaitu a) sub-sistem hulu, yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi (input) pertanian; b) sub-sistem pertanian primer, yaitu kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan sub-sistem hulu; c) sub-sistem agribinis hilir, yaitu yang mengolah dan memasarkan komoditas pertanian; dan d) sub-sistem penunjang, yaitu kegiatan yang menyediakan jasa penunjang antara lain: permodalan, teknologi, dll;
8.
Materi Pelatihan adalah bahan ajar yang akan disampaikan widyaiswara/narasumber kepada peserta diklat dalam bentuk modul dan naskah yang berkaitan dengan tujuan pelatihan.
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
6
9.
Mata Pelatihan adalah kumpulan dari materi-materi pelatihan yang berasal dari satu rumpun kompetensi kerja;
10. Penyuluh Pertanian adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan penyuluhan . 11. Penyuluh Pertanian PNS adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian untuk melakukan kegiatan penyuluhan pertanian; 12. Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) selanjutnya disebut THL Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian adalah Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian yang direkrut oleh Kementerian Pertanian selama kurun waktu tertentu dan melaksanakan tugas dan fungsinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian; 13. Monitoring adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memastikan ketepatan pendayagunaan sumberdaya pelatihan serta pelaksanaan kegiatan pelatihan pertanian sesuai dengan jadwal kerja dan hasil yang akan dicapai (target) serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan bila terjadi
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
7
penyimpangan dalam proses pelaksanaan pelatihan yang sedang berjalan; 14. Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menilai efisiensi, efektivitas dan dampak dari suatu kegiatan pelatihan pertanian sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Evaluasi dilakukan secara sistematik dan objektif dengan menggunakan instrumen dan alat ukur yang tepat dan jelas untuk menilai, merumuskan perbaikan dalam rangka pengembangan program pelatihan, baik sebelum, sedang, dan sesudah pelatihan pertanian berlangsung; 15. Evaluasi Pasca pelatihan adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat manfaat pelatihan dan perubahan kinerja purnawidya dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya; 16. Praktik Lapangan adalah kegiatan nyata di lapangan yang dilaksanakan oleh peserta pelatihan tentang teknonologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi dan kelestarian lingkungan yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan pelatihan;
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
8
BAB II PENYELENGGARAAN DIKLAT
A. PERSIAPAN Untuk menjamin kualitas pelatihan, maka penyelenggaraan melakukan persiapan pelatihan yang meliputi : 1. Panduan Penyelenggaraan (dilengkapi dengan pola, RPD/GBPP/SAP); 2. Penetapan pengelola diklat, fasilitator dan peserta; 3. Penyusunan bahan ajar; 4. Penetapan jadwal pelatihan; 5. Penetapan system evaluasi; 6. Penyiapan blanko STTPP. Pelatihan Teknis Agribsinis Cabai Merah dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang B. PELAKSANAAN 1. WAKTU DAN TEMPAT Pelatihan Teknis Agribisnis Cabai Merah akan dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari, atau 56 Jam Pelatihan @ 45 menit.
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
9
2. MATERI, METODE DAN POLA A. MATERI DIKLAT Mata Pelatihan terdiri dari kelompok dasar, kelompok inti dan kelompok penunjang No. A. 1. 2. B. 1 2 b. c. d. 3 a. b. c. d. e. f. 4. 5. a. 6. a. b. c. d. 7.
MATERI KELOMPOK DASAR Kebijakan Program Pengembangan Tanaman Sayuran Budaya Kerja KELOMPOK INTI Perbenihan TeknologiBudidaya Pengolahan Tanah Pemupukan dan Pengairan Pengendalian Hama, Penyakit, dan Gulma Pemangkasan Panen WaktuPanen Cara Panen Grading Penyimpanan Pengemasan Pengeringan Pengolahan Hasil Book Keeping ManajemenLapangan Pemasaran Analisis Preferensi Pasar Market Intelligent Teknikdan Manajemen Promosi Transportasi Analisa Usahatani
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
10
JP 2 2 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
a. b. c. 8. a. b. C 1. 2.
Perhitungan Input dan Output Perhitungan B/C Ratio Analisa Break Event Point Permodalan dan Investasi Penyusunan Proposal Usaha Akses Pembiayaan&Permodalan KELOMPOK PENUNJUANG Kewirausahaan Rencana Implementasi
2 2 2 2 2 2 2 56
3. METODE dan POLA PELATIHAN a. Metode Pelatihan dilaksanakan dengan pendekatan pendidikan orang dewasa (andragogi), semua proses berlatih melatih dilakukan secara partisipatif dengan menggabungkan berbagai metode, antara lain: -
Ceramah Diskusi Tanya jawab Pemaparan Penugasan Studi kasus Simulasi Observasi lapangan
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
11
b. Pola Pola Pelaksanaan pelatihan adalah sebagai berikut :
HARI KE 0
1-2
Registrasi Pembukaan Peserta Klasikal
3
4-5
Kunjungan Klasikal Lapang
6
Pemantap RTL an Penutupan
C.PERSYARATAN
A. FASILITATOR 1. Fasilitator kegiatan pelatihan terdiri dari fasilitator utama, yaitu widyaiswara dan fasilitator lainnya, seperti: pakar, praktisi dan narasumber; 2. Penetapan fasilitator didasarkan pada: a. Pengalaman dan penguasaan materi pelatihan; b. Kemampuan menyusun dan menggunakan bahan ajar; c. Penguasaan metodologi yang relevan dengan materi yang akan dilatihkan; d. Fasilitator utama diwajibkan menyusun Garis Besar Pelaksanaan Pelatihan (GBPP/SAP/RPP); e. Fasilitator lainnya diwajibkan menyiapkan materi pembelajaran dan
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
7
12
membuat satuan acara pembelajaran (SAP); f. Kemampuan menilai hasil berlatih peserta; g. Memiliki rasa pengabdian dan tanggung jawab B. PESERTA a. ASAL Peserta Pelatihan Agribsinis Cabai Merah berasal dari Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Banten, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. b. PERSYARATAN Persyaratan untuk Diklat Teknis Agribsinis Cabai Merah adalah sebagai berikut : Persyaratan Peserta untuk Aparatur, adalah : a. Peserta Penyuluh Pertanian yang membina petani cabai merah di daerah sentra pengembangan cabai merah. b. Belum pernah mengikuti pelatihan yang sejenis dalam kurun waktu 5 tahun terakhir; c. Membawa pas photo terbaru berlatar belakang merah, ukuran 4 X 6 cm serta 3 X 4 cm masing-masing 1 lembar
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
13
d. Ditugaskan/diusulkan oleh pimpinan Dinas/Badan Intansi lingkup Pertanian dan membawa surat tugas dari atasan langsung/pejabat yang berwenang; e. Sehat jasmani dan rohani; f. Mentaati seluruh ketentuan yang berlaku sesuai dengan Tata Tertib yang berlaku; g. Sanggup mengikuti diklat dari awal hingga akhir. Persyaratan Peserta untuk Non Aparatur, adalah : a. Petani cabai merah di daerah sentra pengembangan cabai merah; b. Belum pernah mengikuti diklat sejenis; c. Diusulkan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian/Dinas Pertanian dengan membawa surat tugas dari atasan langsung/pejabat yang berwenang; d. Sanggup mengikuti Diklat dari awal hingga akhir ; e. Sehat jasmani dan rohani (membawa surat keterangan sehat dari dokter), untuk peserta wanita tidak dalam keadaan hamil tua; f. Selama kegiatan berlangsung peserta diwajibkan menggunakan pakaian JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
14
rapih dan menggunakan pakaian batik pada acara pembukaan dan penutupan diklat. g. Membawa pas photo terbaru berlatar belakang merah, ukuran 4 x 6 cm serta 3 x 4 cm masing-masing 1 lembar; h. Peserta sudah hadir tepat pada waktunya; i. Mentaati seluruh ketentuan yang berlaku sesuai dengan tata tertib yang berlaku;
D.PEMBINAAN Pembinaan terhadap penyelenggaraan Diklat Teknis Agribisnis Cabai Merah secara fungsional dilakukan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, c.q Pusat Pelatihan Pertanian. Pembinaan dilakukan sebelum dan selama pelaksanaan diklat. E. PEMBIAYAAN Biaya penyelenggaraan Diklat Teknis Agribisnis Cabai Merah, dibebankan kepada DIPA BBPP Lembang TA. 2011.
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
15
BAB III MONOTORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. MONITORING Kegiatan monitoring pelatihan dilaksanakan secara periodic dari persiapan sampai dengan berakhirnya pelaksanaan pelatihan oleh Balai Besar Pelatihan (BBPP) Lembang. 1. Daily Mood Evaluasi Daily Mood dilaksanakan setiap hari, dimana setiap peserta wajib memasukan satu koin kedalam kotak daily mood yang telah disediakan sesuai dengan suasana hati sebelum proses pembelajaran (Gembira/Biasa/Sedih). 2. KesesuaianTempatPraktek Monitoring kesesuaian tempat praktek lapang dilaksanakan setelah kegiatan praktek lapang berlangsung, setiap peserta mengisi blanko yang telah disediakan.
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
16
B. EVALUASI PESERTA 1. Penguasaan Materi Aspek pengetahuan dan keterampilan peserta mempunyai bobot 60% terdiri dari : a. Pemahaman teoritis; b. Unjuk kerja; c. Daya analisa dan sintesa; d. Pemecahan masalah; e. Pengambilan keputusan; f. Bahan serahan/hand out (pembuktian). Evaluasi ini dilaksanakan sebelum dan sesudah materi pembelajaran disampaikan, yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi setiap peserta sebelum dan sesudah mengikuti Diklat. 2. Sikap dan Perilaku Setiap fasilitator yang memberikan materi pembelajaran, akan menilai sikap dan perilaku peserta melalui beberapa aspek, antara lain; a. Displin, b. Motivasi, c. Kepemimpinan, d. Kerjasama dan e. Prakarsa. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi sejauhmana peserta dapat
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
17
mengaplikasikan materi pembelajaran yang telah disampaikan baik secara klasikal maupun praktek lapangan. Dalam pelaksanaannya, fasilitator akan memberikan nilai secara objektif terhadap setiap peserta sesuai skala yang telah ditentukan dan tercantum pada lembar evaluasi.
C. EVALUASI FASILITATOR Aspek yang dievaluasi adalah: a. Penguasaan Materi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap); b. Penguasaan Metode (Kemampuan Menyajikan dan menjawab, komunikasi, nada dan suara, kerjasama); c. Kemampuan menggunakan alat bantu (penggunaan sarana pembelajaran); d. Penegakan disiplin (kehadiran, kerapihan berpakaian, sikap dan prilaku); e. Pencapaian tujuan pembelajaran (relevansi materi dengan tujuan pembelajaran) Hasil penilaian disampaikan kepada setiap fasilitator sebagai masukan bagi yang bersangkutan untuk peningkatan kualitas masing-masing fasilitator. Lampiran 3.
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
18
D. EVALUASI PENYELENGGARAAN Pelayanan prima merupakan syarat mutlak bagi kesuksesan penyelenggaraan Diklat yang tergambar melalui tungkat kepuasan peserta Diklat terhadap berbagai fasilitasi yang diberikan pihak panitia penyelenggara. Oleh karena itu, berbagai saran dan masukan dari peserta menjadi hal yang mutlak diperoleh panitia dalam upaya peningkatan pelayanan bagi setiap peserta Diklat, melalui penilaian secara objektif terhadap berbahgai aspek, antara lain; kepanitiaan, saran prasarana, kualitas pengajaran, akomodasi dan konsumsi dengan memberikan nilai pada kolom yang telah disediakan sesuai skala penilaian yang telah ditentukan. E. PELAPORAN Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang selaku penyelenggara wajib mengirimkan laporan pelaksanaan pelatihan kepada Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian c.q. Pusat Pelatihan Pertanian selambatlambatnya 2 (dua) minggu setelah pelatihan berakhir.
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
19
F. SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peserta yang telah mengikuti Pelatihan Teknis Agribisnis Cabai Merah serta telah menyelesaikan keseluruhan proses belajar mengajar dengan baik, kepada Penyuluh Pertanian PNS dan Petani diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP). a. MEKANISME Satu minggu sebelum pelatihan berakhir, penyelenggara menyampaikan rekapitulasi biodata kepada Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian c.q. Kepala Pusat Pelatihan Pertanian untuk memperoleh STTPP. Sehari sebelum pelatihan berakhir bagian penyelenggaraan pelatihan membuat STTPP untuk peserta Non Aparatur (petani). b. PENANDATANGANAN Penandatanganan STTPP Teknis Agribisnis Cabai Merah, ditandatangani oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertaniana. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian selaku penanggungjawab
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
20
program dan oleh Kepala BBPP Lembang selaku penanggung jawab pelatihan. Penandatanganan STTPP Agribisnis Cabai Merah bagi Non Aparatur ditandatangani oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
21
JuknisDiklatTeknisAgribsinisCabaiMerah
22