No. 53/11/31/Th.XVI, 5 November 2014
PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2014 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III/2014 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,86 persen dibandingkan nilai triwulan II/2014 (q to q). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut didorong oleh hampir semua sektor ekonomi kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Pertumbuhan terbesar dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi (3,24 persen). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut disebabkan oleh naiknya konsumsi pemerintah (7,74 persen) dan konsumsi rumah tangga (2,17 persen). Sementara PDRB triwulan III/2014 dibandingkan dengan PDRB triwulan III/2013 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,02 persen. Dari sisi lapangan usaha hampir semua sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor pertanian dan sektor pertambanganpenggalian. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yakni 11,42 persen, kemudian disusul oleh sektor jasa-jasa sebesar 7,29 persen dan sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 5,48 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh konsumsi rumah tangga (5,82 persen) diikuti komponen konsumsi pemerintah (3,91 persen). Secara kumulatif, PDRB DKI Jakarta sampai denganr triwulan III/2014 tumbuh sebesar 6,03 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013. Besaran PDRB DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada triwulan III/2014 mencapai Rp 362,83 triliun, sedangkan
atas
dasar
harga konstan 2000 mencapai Rp 127,85
triliun. Dari sisi lapangan usaha, peranan tiga sektor utama yakni sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap struktur perekonomian DKI Jakarta sekitar 64,11 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, sebagian besar PDRB Provinsi DKI Jakarta digunakan untuk konsumsi rumahtangga sebesar 58,27 persen, ekspor sebesar 52,28 persen,
dan pembentukan
modal tetap bruto sebesar 37,00 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 53/11/31/Th.XVI, 5 November 2014
1
I. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III Tahun 2014 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III/2014 mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan kondisi triwulan II/2014 (q to q). Sektor listrik-gas-air bersih, sektor perdaganganhotel-restoran, dan sektor konstruksi mengalami perlambatan yang cukup signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Ditinjau dari sisi pengeluaran perlambatan pertumbuhan disebabkan oleh
melambatnya konsumsi pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto. Meskipun ada momen lebaran dan puasa serta liburan sekolah pada triwulan ini namun belum bisa membuat pertumbuhan DKI Jakarta lebih cepat dibandingkan triwulan II/2014.
Grafik 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha (persen)
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta
Pada triwulan III/2014 perekonomian DKI Jakarta tumbuh 1,86 persen bila dibandingkan dengan triwulan II/2014. Hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 3,24 persen. Setelah itu diikuti oleh sektor jasa-jasa dengan pertumbuhan sebesar 2,28 persen, sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan sebesar 1,84 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran 1,51 persen, sektor industri pengolahan sebesar 1,25 persen, sektor konstruksi sebesar 1,19 persen, sektor listrik-gas-air bersih sebesar 0,15 persen dan sektor pertanian 0,17 persen. Sementara sektor pertambangan-penggalian tumbuh dibawah nol persen yaitu minus 0,44.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 53/11/31/Th.XVI, 5 November 2014
2
PDRB triwulan III/2014 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y on y) mencerminkan perubahan kapasitas produksi tanpa dipengaruhi oleh faktor musim. PDRB DKI Jakarta secara total tumbuh 6,02 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi, yakni sebesar 11,42 persen, kemudian diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 7,29 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 5,48 persen, sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan sebesar 5,17 persen, sektor konstruksi sebesar 5,09 persen, sektor industri pengolahan sebesar 3,03 persen dan sektor listrik-gas-air bersih sebesar 2,43 persen. Sementara sektor pertanian dan sektor pertambanganpenggalian tumbuh di bawah nol persen, masing-masing sebesar minus 1,24 persen dan minus 1,64 persen. Tabel 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha (persen) Triw III/2014 thd triw III/2013
Triw I-III/2014 thd Triw I-III/2013
Sumber Pertumbuhan y on y Triw III/ 2014
No
Lapangan Usaha
Triw III/2014 thd Triw II/2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Pertanian
0.17
-1.24
0.37
0.00
2
Pertambangan-Penggalian
-0.44
-1.64
-1.59
0.00
3
Industri Pengolahan
1.25
3.03
3.44
0.41
4
Listrik-gas-air bersih
0.15
2.43
2.36
0.01
5
Konstruksi
1.19
5.09
5.51
0.53
6
Perdagangan-hotel-restoran
1.51
5.48
5.62
1.21
7
Pengangkutan-komunikasi
3.24
11.42
11.07
1.58
8
Keuangan-real estat-jasa perusahaan
1.84
5.17
4.79
1.40
9
Jasa-jasa
2.28
7.29
7.57
0.87
PDRB DKI Jakarta
1.86
6.02
6.03
6.02
PDRB Tanpa Migas
1.87
6.04
6.04
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta
Secara kumulatif, PDRB DKI Jakarta sampai dengan triwulan III/2014 tumbuh 6,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Sektor pengangkutan dan komunikasi masih menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 11,07 persen. Setelah itu diikuti oleh sektor jasajasa dan sektor perdagangan-hotel-restoran, yang masing-masing tumbuh 7,57 persen dan 5,62 persen. Informasi lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta selama periode tertentu. Sektor-sektor
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 53/11/31/Th.XVI, 5 November 2014
3
ekonomi dengan nilai nominal besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi meskipun pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil. Begitu pula sebaliknya. Pada triwulan III/2014, sumber pertumbuhan terbesar yang dicapai oleh PDRB DKI Jakarta berasal dari sektor pengangkutan-komunikasi dan
sektor keuangan-real estate-jasa perusahaan.
Selanjutnya diikuti oleh sektor perdagangan-hotel-restoran, sektor jasa-jasa, sektor konstruksi, dan sektor industri pengolahan.
II. Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan I - III Tahun 2014 PDRB DKI Jakarta mencerminkan kemampuan produksi dari sektor-sektor ekonomi yang ada di Jakarta tanpa memperhitungkan dari mana asal faktor produksi yang digunakan dalam proses produksinya. Nilai tambah yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi kemudian diperhitungkan menurut harga tahun dasar untuk dapat melihat pertumbuhan produksi secara riil. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan pengaruh harga pada besaran yang tercipta. PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta pada triwulan II/2014 adalah sebesar Rp 349,46 triliun, sedangkan pada triwulan III/2014 sebesar Rp 362,83 triliun, atau terjadi peningkatan sebesar Rp 13,37 triliun. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan 2000, PDRB triwulan II/2014 mencapai Rp 125,51 triliun dan triwulan III/2014 adalah Rp 127,85 triliun. Selama triwulan III/2014, berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto terbesar adalah sektor keuangan-real estat- jasa perusahaan sebesar Rp. 99,64 triliun, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar Rp. 78,25 triliun, dan sektor industri pengolahan sebesar Rp 54,74 triliun. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan 2000, ketiganya masing-masing menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 34,39 triliun untuk sektor keuanganreal estat-jasa perusahaan, Rp 28,17 triliun untuk sektor perdagangan-hotel-restoran, dan Rp 16,96 triliun untuk sektor industri pengolahan.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 53/11/31/Th.XVI, 5 November 2014
4
Tabel 2. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Dan Konstan 2000 (Miliar Rupiah) Berlaku No
Lapangan Usaha
(1)
(2)
Konstan 2000
Triw I/2014
Triw II/2014
Triw III/2014
Triw I/2014
Triw II/2014
Triw III/2014
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
268.18
269.10
273.69
78.84
78.44
78.58
1
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian
1,382.29
1,405.80
1,447.90
241.07
240.11
239.06
3
Industri Pengolahan
51,558.63
52,889.49
54,738.01
16,541.38
16,754.68
16,964.24
4
Listrik Gas Dan Air Bersih
2,890.35
2,990.61
3,083.01
722.39
735.52
736.59
5
Konstruksi
36,863.36
38,082.10
39,136.43
12,656.85
13,054.93
13,210.29
71,731.75
74,392.01
78,246.98
26,863.24
27,745.24
28,165.51
36,379.42
37,551.00
38,919.81
17,573.09
17,996.30
18,579.04
93,720.55
96,159.90
99,639.71
33,335.73
33,768.41
34,391.23
44,040.40
45,720.32
47,346.24
14,839.01
15,137.89
15,482.81
PDRB
338,834.93
349,460.33
362,831.79
122,851.59
125,511.54
127,847.35
PDRB Tanpa Migas
337,452.64
348,054.52
361,383.88
122,610.51
125,271.42
127,608.29
6 7 8 9
Perdagangan-hotelrestoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan-Real estatJasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta
III. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 dan Triwulan I - III Tahun 2014 Selama tahun 2013 perekonomian DKI Jakarta didominasi oleh sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor industri pengolahan. Ketiganya memberi kontribusi sebesar 64,10 persen. Secara umum, peranan ketiganya adalah 27,75 persen untuk sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, kemudian 21,11 persen untuk sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sekitar 15,23 persen untuk sektor industri pengolahan. Seperti halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, perekonomian DKI Jakarta selama triwulan I sampai III tahun 2014 juga masih didominasi oleh sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor industri pengolahan. Pada triwulan III tahun 2014 Sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan memberi kontribusi rata-rata sebesar 27,46 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran rata-rata sebesar 21,57 persen dan sektor industri pengolahan rata-rata sebesar 15,09 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 53/11/31/Th.XVI, 5 November 2014
5
Grafik 3. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen)
Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta
IV. PDRB menurut Pengeluaran Triwulan III Tahun 2014 Peningkatan komponen PDRB pengeluaran terbesar selama triwulan III/2014 adalah pada komponen konsumsi rumah tangga, yakni mengalami kenaikan sebesar 8,50 triliun dari Rp 202,91 triliun menjadi Rp 211,42 tirliun. Peningkatan ini disebabkan adanya momen puasa, lebaran dan tahun ajaran baru. Kenaikan terbesar kedua dicapai komponen konsumsi pembentukan modal bruto, yakni sebesar 4,61 triliun dari 129,64 triliun menjadi Rp 134,25 triliun. Setelah itu disusul oleh komponen konsumsi pemerintah yang meningkat sebesar 4,48 triliun rupiah dari Rp 32,72 triliun menjadi Rp 37,19 triliun. Sementara sebagai pengurang, komponen impor justru mengalami kenaikan sebesar 7,85 triliun, yakni dari Rp 201,88 triliun menjadi Rp 209,73 triliun.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 53/11/31/Th.XVI, 5 November 2014
6
Tabel 3. PDRB Menurut Komponen Pengeluaran (Miliar Rupiah) Berlaku
Komponen Pengeluaran
No (1)
(2)
1
Konsumsi RT
2
Konsumsi Pemerintah
3
Konstan 2000
Triw I/2014
Triw II/2014
Triw III/2014
Triw I/2014
Triw II/2014
Triw III/2014
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
198,125.80
202,913.17
211,415.40
64,705.61
65,858.36
67,289.26
28,740.08
32,715.44
37,193.29
4,778.60
5,487.26
5,911.98
PMTB
122,394.42
129,637.79
134,249.99
43,588.33
45,720.13
46,226.52
4
Ekspor
185,084.88
186,075.02
189,705.26
82,318.19
82,680.13
83,907.47
5
Minus Impor
195,510.25
201,881.10
209,732.16
72,539.14
74,234.34
75,487.86
338,834.93
349,460.33
362,831.79
122,851.59
125,511.54
127,847.35
PDRB
Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta
Struktur PDRB menurut pengeluaran Provinsi DKI Jakarta selama triwulan III/2014 terbesar pada komponen konsumsi rumah tangga yang mencapai 58,27 persen, terbesar kedua adalah komponen ekspor mencapai 52,28 persen, PMTB mencapai 37,00 persen dan yang terkecil adalah komponen konsumsi pemerintah sebesar 10,25 persen. Sementara impor sebagai komponen pengurang memiliki struktur yang besar yaitu sebesar 57,80 persen. Tabel 4. Distribusi PDRB Menurut Komponen Pengeluaran (persen) 2014 No
Komponen Pengeluaran
(1)
(2)
2013 Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Konsumsi RT
57.56
58.47
58.06
58.27
2
Konsumsi Pemerintah
9.79
8.48
9.36
10.25
3
PMTB
37.81
36.12
37.10
37.00
4
Ekspor
54.57
54.62
53.25
52.28
5
Minus Impor
59.74
57.70
57.77
57.80
100.00
100.00
100.00
100.00
PDRB Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta
Perubahan terbesar struktur PDRB menurut pengeluaran dari triwulan II ke triwulan IIItahun 2014 dicapai komponen konsumsi rumah tangga dari 58,06 persen menjadi 58,27 persen, terbesar kedua adalah komponen konsumsi pemerintah dari 9,36 persen menjadi 10,25 persen. Sedangkan komponen pembentukan modal bruto (PMTB) dan ekspor mengalami penurunan kontribusi masing-
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 53/11/31/Th.XVI, 5 November 2014
7
masing sebesar 0,10 persen (dari 37,10 persen menjadi 37 persen) dan 0,96 persen (dari 53,25 persen menjadi 52,28 persen). Laju pertumbuhan PDRB menurut pengeluaran triwulan III/2014 terhadap triwulan II/2014 (q to q) adalah sebesar 1,86 persen. Dilihat secara komponen, laju pertumbuhan terbesar pada komponen konsumsi pemerintah sebesar 7,74 persen, komponen konsumsi rumah tangga menempati urutan selanjutnya dengan besaran 2,17 persen. Komponen ekspor sebesar 1,48 persen dan komponen PMTB sebesar 1,11 persen, sedangkan komponen impor tumbuh sebesar 1,69 persen. Secara tahunan (y on y) pertumbuhan PDRB yang sebesar 6,02 persen didorong oleh pertumbuhan komponen konsumsi rumahtangga sebesar 5,82 persen, konsumsi pemerintah sebesar 3,91 persen, ekspor sebesar 2,82 persen, PMTB sebesar 2,06 persen dan impor yang sebesar minus 0,14 persen. Secara kumulatif (triwulan I-III tahun 2014) semua komponen mengalami pertumbuhan positif dengan konsumsi rumah tangga sebagai komponen dengan pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 6,01 persen. Tabel 5. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran (persen)
Triw III/2014 thd triw III/2013
Triw I-III/2014 thd Triw I-III/2013
Sumber Pertumbuhan y on y Triw III/ 2014
No
Komponen Penggunaan
Triw III/2014 thd Triw II/2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Konsumsi Rumahtangga
2.17
5.82
6.01
3.07
2
Konsumsi Pemerintah
7.74
3.91
4.76
0.18
3
PMTB
1.11
2.06
3.93
0.77
4
Ekspor
1.48
2.82
1.39
1.91
5
Minus Impor
1.69
-0.14
-0.39
-0.09
1.86
6.02
6.03
6.02
PDRB DKI Jakarta Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta
Bila dilihat dari sumber pertumbuhannya komponen yang memberi sumbangan terbesar dalam pertumbuhan adalah konsumsi rumah tangga (3,07 poin), diikuti komponen ekspor (1,91 poin) dan komponen PMTB (0,77 poin), serta komponen konsumsi pemerintah (0,18 poin). Sedangkan komponen impor mengurangi pertumbuhan sebesar 0,09 poin.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 53/11/31/Th.XVI, 5 November 2014
8
BPS PROVINSI DKI JAKARTA
Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Dwi Paramita Dewi, ME Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik
Telepon Fax e-mail Homepage
: : : :
021-31928493 021-3152004
[email protected] http://bps.jakarta.go.id/
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 53/11/31/Th.XVI, 5 November 2014
9