BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVIII, 5 Februari 2016
PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015 TUMBUH 4,9 PERSEN SEDIKIT MELAMBAT DIBANDING TAHUN 2014 (5,2 PERSEN)
Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2015 mencapai Rp. 101,4 trilyun, sehingga PDRB perkapita tercatat sebesar Rp.27,56 juta. Perekonomian DIY tahun 2015 (c-to-c) tumbuh 4,94 persen dan sedikit melambat dibandingkan dengan tahun 2014 yang tumbuh 5,2 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh peningkatan nilai tambah pada semua lapangan usaha selain listrik, gas. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan komponen konsumsi rumah tangga, pengeluaran lembaga nirlaba nonprofit, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan inventori, ekspor dan impor luar negeri.
Perekonomian DIY Triwulan IV- 2015 mengalami kontraksi sebesar 0,2 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi, penurunan ini disebabkan oleh efek musiman pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan terutama sub kategori tanaman pangan yang tumbuh negatif 34 persen. Pertumbuhan minus tersebut juga disebabkan oleh pertumbuhan negatif yang besar pada lapangan usaha yang mempunyai kontribusi besar dalam PDRB, yaitu perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil, serta penyediaan akomodasi dan makan minum.
A. PDRB DIY MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015 (c-to-c) Kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2015 yang diukur dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2010 mencapai 4,9 persen. Pertumbuhan ini terjadi hampir di semua lapangan usaha, kecuali pengadaan listrik dan gas yang mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif sebesar 1,3 persen. Lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi adalah jasa keuangan dengan pertumbuhan sebesar sebesar 8,3 persen diikuti oleh jasa lainnya sebesar 8,0 persen, jasa perusahaan dan jasa pendidikan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 7,3 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 10/02/34/Th.XVIII, 5 Februari 2016
1
Grafik 1. Pertumbuhan dan Pangsa Distribusi Beberapa Lapangan Usaha 2015
Pertumbuhan (%)
8,27 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
8,00
7,31
Pangsa Distribusi (%)
8,48 7,28
8,23
7,15
6,45
7,05
6,19
3,97 2,55
2,52 1,03
Jasa Keuangan
Jasa lainnya
Jasa Perusahaan
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Real Estate
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Struktur perekonomian DIY tahun 2015 yang diukur dari distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan tidak ada lapangan usaha yang secara mencolok mendominasi perekonomian. Kontribusi masing-masing lapangan usaha terhadap PDRB DIY tahun 2015 berada di bawah 14 persen. Tiga lapangan usaha yang memiliki kontribusi terbesar adalah industri pengolahan (13,05 persen); pertanian, kehutanan dan perikanan (10,70 persen); dan penyediaan akomodasi dan makan minum (10,24 persen). Sementara, tiga lapangan usaha yang memiliki kontribusi terendah adalah pengadaan listrik dan gas (0,09 persen), pengadaan air (0,11 persen); serta pertambangan dan penggalian (0,57 persen). Semua lapangan usaha memberikan andil yang bervariasi terhadap level pertumbuhan ekonomi DIY 2015. Lapangan usaha yang memberi andil terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi 2015 adalah keuangan, dan asuransi dengan andil 0,62 persen. Berikutnya secara Grafik 2. Sumber Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha, 2013-2015 berturut-turut adalah lapangan usaha administrasi pemerintaha serta lapangan 1,40 1,25 usaha industri pengolahan dengan andil 1,20 0,92 masing-masing 0,61 persen dan 0,58 persen. 1,00 0,80
0,57
0,60 0,40
0,27
0,76 0,64
0,63 0,45
0,83
0,61 0,57
0,36
0,35
0,39
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2015 Terhadap Triwulan IV-2014 (y-on-y)
0,53 0,42 0,41 0,24 0,25
Perekonomian DIY selama Triwulan IV-2015 mengalami pertumbuhan sebesar 0,00 5,5 persen jika dibandingkan dengan Pendidikan Akom & Makan Konstruksi Pertanian -0,20 -0,11 Minum triwulan IV-2014 (y-on-y). Laju -0,21 -0,40 pertumbuhan tertinggi triwulan IV-2015 2013 2014 2015 secara y-on-y terjadi pada lapangan usaha konstruksi yang tumbuh sebesar 9,2 persen. Pertumbuhan tertinggi berikutnya secara berturut-turut dicapai oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan serta lapangan usaha jasa lainnya masing-masing sebesar 8,97 persen dan 8,28 persen. Lapangan usaha yang mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif adalah pengadaan listrik yaitu sebesar -2,42 persen. 0,20
2
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 10/02/34/Th.XVIII, 5 Februari 2016
Tiga lapangan usaha yang menjadi sumber utama pertumbuhan y-on-y triwulan IV-2015 adalah penyedian akomodasi dan makan minum sebesar 0,77 persen, kemudian diikuti oleh jasa pendidikan, informasi dan komunikasi masing-masing sebesar 0,63 persen dan 0,59 persen. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2015 Terhadap Triwulan III-2015 (q-to-q) Perekonomian DIY pada Triwulan IV-2015 mengalami kontraksi sebesar 0,22 persen jika dibandingkan dengan Triwulan III-2015. Kontraksi atau pertumbuhan negatif ini didorong oleh pertumbuhan negatif beberapa lapangan usaha, yakni pertanian, kehutanan dan perikanan; pertambangan dan penggalian; perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil; dan penyediaan akomodasi dan makan minum. Kontraksi tertinggi terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yaitu sebesar -33,96 persen. Kontraksi yang cukup tinggi lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan disebabkan antara lain oleh pengaruh siklus musim pada kelompok komoditas tanaman pangan, hortikultura tahunan dan lainnya, perkebunan tahunan, peternakan, dan jasa pertanian dan perburuan. Produksi beberapa komoditas tanaman pangan dan hortikultura selama triwulan IV (Oktober-Desember) mencapai level terendah dalam setahun akibat pengaruh musim dan juga adanya anomali cuaca. Dampak El Nino yang memicu terjadinya kekeringan akibat musim kemarau yang lebih panjang menjadi indikasi berpotensinya penurunan hasil panen. Faktor lain adalah adaanya penyusutan luas tanam padi pada periode April-September 2015 mencapai 1.400 ha. Oleh karena mundurnya musim hujan mayoritas petani baru masuk masa tanam atau memulai mengusahakan tanaman mereka, sehingga produksi selama triwulan ini menjadi jauh menurun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Selain itu, serangan hama yang terjadi pada lahan pertanian bawang dan cabai sebagai dampak perubahan cuaca juga mempengaruhi penurunan yang tajam produksi hortikultura triwulan ini. Kontraksi pertumbuhan juga terjadi pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang tumbuh sebesar -1,59 persen. Kontraksi ini berhubungan dengan penurunan produksi usaha penggalian akibat stok bahan galian yang semakin menipis dan pengaruh cuaca yang kurang mendukung dalam penggalian pasir dan batu. Pengaruh yang paling besar menurunnya pertumbuhan lapangan usaha pertambangan dan penggalian adalah diberlakukannya Perda tentang penggalian pasir di sungai sehingga banyak yang kehilangan pekerjaan karena sebagian besar mereka tidak memiliki ijin penggalian. Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil mengalami pertumbuhan minus yaitu sebesar -2,01 persen. Lesunya aktivitas perdagangan mempunyai dampak keterkaitan dengan transaksi perdagangan di pasar baik produk primer pertanian maupun barang-barang hasil olahan pertanian. Pelemahan permintaan domestik dan perlambatan ekonomi nasional berdampak pada kunjungan wisatawan dan belanja wisatawan mengingat karakteristik wisatawan DIY yang didominasi oleh wisatawan domestik. Oleh karenanya lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum juga tumbuh -2,23 persen. Lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi secara q-to-q pada triwulan IV-2015 adalah konstruksi yaitu sebesar 11,26 persen, kemudian diikuti oleh jasa pendidikan yang tumbuh sebesar 10,37 persen. Konstruksi tumbuh melejit berkait erat dengan realisasi pembangunan fisik yang bersumber dari dana APBN maupun APBD yang biasanya terjadi di triwulan IV. Pertumbuhan yang tinggi berikutnya adalah lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang tumbuh sebesar 9,35 persen. Pertumbuhan jasa pendidikan lebih didorong oleh jadwalnya pembayaran semester ganjil di tahun ajaran baru,baik untuk siswa di pendidikan dasar dan menengah maupun mahasiswa di perguruan tinggi.
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 10/02/34/Th.XVIII, 5 Februari 2016
3
Grafik 3. Pertumbuhan PDRB q-to-q menurut Lapangan Usaha 80,0 Pertanian
PDRB
Pendidikan
60,0 40,0 20,0 0,0 -20,0 -40,0 -60,0 I-2012
II-2012
III-2012
IV-2012
I-2013
II-2013
III-2013
IV-2013
I-2014
II-2014
III-2014
IV-2014
B. PDRB DIY MENURUT PENGELUARAN Pertumbuhan Kumulatif Triwulan IV Tahun 2015 (c-to-c) Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi DIY sebesar 4,9 persen di tahun 2015 didorong oleh pertumbuhan semua komponen permintaan akhir, kecuali net ekspor antardaerah dan net ekspor luar negeri. Komponen net ekspor antardaerah mengalami kontraksi sebesar 4,4 persen. Sementara, pertumbuhan impor luar negeri yang masih tinggi (15,5 persen) belum mampu dikompensasi oleh ekspor luar negeri yang hanya mampu tumbuh sebesar 3,2 persen. Hal inilah yang memengaruhi pertumbuhan komponen net ekspor luar negeri sehingga mengalami kontraksi. Sementara itu pertumbuhan tertinggi dalam komponen permintaan akhir terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang tumbuh sebesar 5,3 persen dan diikuti oleh komponen konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,9 persen. Grafik 4. Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa Komponen Pengeluaran 2015 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 -10,0 -20,0 -30,0
67,66
Pertumbuhan (%)
Pangsa Distribusi (%)
30,51 16,71 4,87
2,90 3,13
5,32
15,46 4,34
4,73
1,16
3,15 6,17
5,00
-4,45
Konsumsi Rumah Tangga
LNPRT
Konsumsi Pembentukan Perubahan Pemerintah Modal Tetap Inventori Bruto
Ekspor Luar Negeri
-20,36 Impor Luar Net Ekspor Negeri Antar Daerah
Struktur permintaan akhir dalam perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2015 masih didominasi oleh komponen konsumsi rumah tangga pangsa distribusi sebesar 67,7 persen. Komponen terbesar berikutnya dalam struktur perekonomian DIY 2014 adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 30,5 persen dan diikuti oleh konsumsi pemerintah sebesar 16,7 persen. Pada tahun 2015 komponen konsumsi pemerintah mampu tumbuh sebesar 5,3 persen, tertinggi kedua setelah komponen impor luar negeri yang tumbuh 15,5 persen. Komponen ekspor antardaerah memiliki pangsa yang cukup besar, tetapi karena nilai impor antardaerah lebih besar 4
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 10/02/34/Th.XVIII, 5 Februari 2016
dari ekspor antardaerah maka pangsa dari komponen net ekspor antardaerah menjadi pengurang (bertanda negatif). Hal yang sama juga terjadi pada komponen impor luar negeri yang menjadi pengurang. Sumber pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2015 (4,9 persen) dari sisi permintaan disumbang oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar dengan andil pertumbuhan sebesar 2,9 persen. Andil pertumbuhan terbesar berikutnya disumbang oleh komponen PMTB dengan andil 1,2 persen dan komponen pengeluaran pemerintah dengan andil 0,8 persen. Grafik 5. Sumber Pertumbuhan PDRB menurut Komponen Pengeluaran 2013 – 2015
4,0
3,31
3,12
2,94
3,0 2,0
1,41
1,33
0,81
1,0
0,15
1,17 0,81
0,74 0,26 0,11
0,15
0,26 0,05
0,63 0,34 0,17 0,06
0,08
0,0 -0,13 -0,43
-1,0 2013 KRT
LNPRT
Pemerintah
-0,17 -0,30
2014 PMTB
Inventor i
2015 Ekspor LN
Impor LN
Net Ekspor AD
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2015 Terhadap Triwulan IV-2014 (y-on-y) Secara y-o-y, perekonomian DIY triwulan IV-2015 tumbuh 5,5 persen dibandingkan dengan triwulan IV-2014. Laju pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen perubahan inventori sebesar 61,5 persen, diikuti oleh komponen impor luar negeri sebesar 41,6 persen. Struktur perekonomian dari sisi permintaan pada triwulan IV-2015 tidak berbeda jauh dengan struktur perekonomian tahunan. Komponen yang memiliki kontribusi terbesar dalam struktur perekonomian triwulan IV-2015 adalah komponen konsumsi rumah tangga sebesar 67,8 persen. Kontribusi terbesar berikutnya adalah komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 35,7 persen. Sementara, kontribusi terendah terhadap perekonomian DIY adalah komponen net ekspor antardaerah sebesar minus 27,3 persen. Komponen permintaan akhir yang menjadi sumber utama pertumbuhan DIY y-on-y triwulan IV-2015 adalah komponen konsumsi rumah tangga dengan andil sebesar 3,1 persen. Berikutnya adalah komponen PMTB dengan andil sebesar 3,0 persen, serta komponen konsumsi pemerintah dengan andil sebesar 1,9 persen. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2015 Terhadap Triwulan III-2015 (q-to-q) Secara q-to-q, perekonomian DIY triwulan IV-2015 mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif sebesar 0,2 persen dibandingkan dengan triwulan III-2015. Dari sisi permintaan akhir, kontraksi ini disebabkan terjadinya penurunan yang cukup besar pada komponen konsumsi rumah tangga sebesar 1 persen dan ekspor antardaerah di satu sisi dan di sisi lain impor antardaerah meningkat sehingga net ekspor semakin minus. Pertumbuhan minus komponen konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar Dolar AS yang berarti melemahnya nilai rupiah mendorong tingginya harga barang-barang impor seperti elektronik. Pelemahan ekonomi domestik nasional mempengaruhi sektor rumah tangga sehingga cenderung menahan konsumsi barang tahan
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 10/02/34/Th.XVIII, 5 Februari 2016
5
lama. Penurunan produksi domestik dan kenaikan konsumsi dan investasi menyebabkan defisit neraca perdagangan DIY semakin besar. Grafik 6. Pertumbuhan PDRB DIY q-to-q menurut Pengeluaran, 2013-2015 25,0 20,0
15,0 10,0 5,0 0,0 -5,0
I-2013
II-2013
III-2013 IV-2013
I-2014
II-2014
III-2014 IV-2014
I-2015
II-2015
III-2015 IV-2015
-10,0
-15,0 -20,0 -25,0 KRT
PDR B
PMTB
Tabel 1. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010 Tahun 2015 (Persen) Harga Berlaku
Harga Konstan 2010
(Juta Rupiah)
(Juta Rupiah)
Lapangan Usaha
-1 A. Pertanian, Kehutanan, Perikanan B. Pertambangan dan Penggalian C. Industri Pengolahan D. Pengadaan Listrik dan Gas E. Pengadaan Air, Pengeloolaan Sampah, Limbah F. Konstruksi G. Perdag. Besar&Eceran, Reparasi Mobil&Spd.Motor H. Transportasi dan Pergudangan I. Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Jasa Keuangan dan Asuransi L. Real Estate M,N. Jasa Perusahaan O. Adm. Pemerintahan, Pertahanan,Jaminan Sosial P. Jasa Pendidikan Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial R,S,T,U. Jasa Lainnya PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
6
2014
2015
2014
2015
-2 9.769.112 537.599 12.614.921
-3 10.848.369 573.133 13.236.292
-4 7.508.980 470.735 10.469.637
-5 7.703.978 471.323 10.652.525
2015 Laju Pertubuhan -6 2,60 0,13 1,75
Distribusi
SoG
-7 10,70 0,57 13,05
-8 0,25 0,00 0,41
89.669
92.610
121.268
119.663
(1,32)
0,09
0,00
102.670
109.697
82.855
85.260
2,90
0,11
0,00
8.722.682
9.499.917
7.508.543
7.826.701
4,24
9,37
0,83
7.681.035
8.342.646
6.540.108
6.944.903
6,19
8,23
0,33
5.313.233 9.323.242 7.897.507
5.755.748 10.383.391 8.244.242
4.377.850 7.414.021 8.458.713
4.541.309 7.842.132 8.891.145
3,73 5,77 5,11
5,68 10,24 8,13
0,22 0,36 0,45
3.602.561 6.497.271 956.391
4.028.358 7.143.655 1.048.359
2.826.934 5.735.457 924.042
3.060.733 6.105.126 991.564
8,27 6,45 7,31
3,97 7,05 1,03
0,25 0,35 0,08
7.492.246
8.348.234
5.971.986
6.281.580
5,18
8,23
0,63
7.600.855
8.598.744
6.938.845
7.444.277
7,28
8,48
0,57
2.276.361 2.351.975 92.829.330
2.553.551 2.589.171 101.396.117
2.062.979 2.119.326 79.532.277
2.210.406 2.288.950 83.461.574
7,15 8,00 4,94
2,52 2,55 100,00
0,16 0,21 4,94
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 10/02/34/Th.XVIII, 5 Februari 2016
Tabel 2. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 Tahun 2015 (Persen) Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
Jenis Pengeluaran
-1 1. Konsumsi Rumah Tangga
Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Juta Rupiah)
2015
2014
2015
2014
2015
Laju Pertumbuhan
Distribusi
SoG
-2
-3
-5
-6
-7
-8
-9
62.805.013
68.608.884
47.991.757
50.329.799
4,87
67,66
2,94
2.948.427
3.171.193
2.317.123
2.384.374
2,90
3,13
0,08
3. Konsumsi Pemerintah
15.347.428
16.947.017
12.056.063
12.697.848
5,32
16,71
0,81
4. Pembentukan Modal tetap Bruto
27.744.794
30.935.037
21.358.622
22.286.615
4,34
30,51
1,17
980.197
1.180.158
930.599
974.645
4,73
1,16
0,06
6. Ekspor Luar Negeri
5.465.423
6.259.714
4.278.248
4.413.223
3,15
6,17
0,17
7. Impor Luar Negeri
4.085.245
5.066.145
3.228.540
3.727.716
15,46
5,00
0,63
-18.376.708
-20.639.740
-6.171.595
-5.897.213
-4,45
-20,36
0,34
92.829.330
101.396.117
79.532.277
83.461.574
4,94
100,00
4,94
2. Konsumsi LNPRT
5. Inventori
8. Net Ekspor Antar Daerah PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
Tabel 3. PDRB dan PDRB Perkapita D.I. Yogyakarta Tahun Dasar 2010 Tahun 2013 – 2015
Uraian
2013
2014
2015
(1)
(2)
(3)
(4)
PDRB -
Berlaku (Juta rupiah)
84.924.543
92.829.330
101.396.117
-
Konstan (Juta rupiah)
75.627.450
79.532.277
83.461.574
23.624
25.523
27.559
PDRB Per kapita Atas Dasar Harga Berlaku -
Nilai (Juta rupiah)
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 10/02/34/Th.XVIII, 5 Februari 2016
7
Tabel 4. Ringkasan PDRB Provinsi-Provinsi 2015 PROPINSI
(1)
ADHB
ADHK
Pertbh y-on-y
Pertbh c-to-c
(2)
(3)
(4)
(5)
Kontribusi Thd Pulau (6)
Thd 33 Prov (7)
Sumatera 01. Aceh 02. Sumatra Utara 03. Sumatra Barat 04. Riau 05. Jambi 06. Sumatra Selatan 07. Bengkulu 08. Lampung 09. Kep. Bangka Belitung 10. Kepulauan Riau
2.587.734.117,02 129.200.559,72 571.722.008,76 178.810.456,68 652.386.422,52 155.110.347,65 332.726.575,53 50.341.717,69 253.162.538,32 60.992.088,32 203.281.401,84
1.960.872.638,00 112.672.440,90 440.955.852,47 140.529.151,11 448.936.595,38 125.038.712,63 254.022.862,43 38.067.501,98 199.525.419,79 45.961.462,46 155.162.638,85
3,54 -0,72 5,10 5,41 0,22 4,21 4,50 5,14 5,13 4,08 6,02
3,54 -0,72 5,10 5,41 0,22 4,21 4,50 5,14 5,13 4,08 6,02
100,00
22,21
4,99 22,09 6,91 25,21 5,99 12,86 1,95 9,78 2,36 7,86
1,11 4,91 1,53 5,60 1,33 2,86 0,43 2,17 0,52 1,74
Jawa 11. DKI Jakarta 12. Jawa Barat 13. Jawa Tengah 14. DI Yogyakarta 15. Jawa Timur 16. Banten
6.791.858.932,12 1.983.420.526,26 1.525.149.162,72 1.014.074.206,45 101.396.117,27 1.689.882.400,67 477.936.518,75
5.250.551.649,84 1.454.102.107,17 1.207.001.487,11 806.609.023,50 83.461.574,49 1.331.418.241,92 367.959.215,65
5,45 5,88 5,03 5,44 4,94 5,44 5,37
5,45 5,88 5,03 5,44 4,94 5,44 5,37
100,00 29,20 22,46 14,93 1,49 24,88 7,04
58,29 17,02 13,09 8,70 0,87 14,50 4,10
Bali dan Nusa Tenggara 17. Bali 18. Nusa Tenggara Barat 19. Nusa Tenggara Timur
356.397.048,16 177.173.015,67 102.791.555,14 76.432.477,35
274.824.756,90 129.137.912,34 88.866.746,56 56.820.098,00
10,29 6,04 21,24 5,02
10,29 6,04 21,24 5,02
100,00 49,71 28,84 21,45
3,06 1,52 0,88 0,66
Kalimantan 20. Kalimantan Barat 21. Kalimantan Tengah 22. Kalimantan Selatan 23. Kalimantan Timur
949.238.837,63 146.885.970,63 100.148.195,33 137.518.033,24 564.686.638,43
790.946.656,03 112.261.168,31 78.889.998,35 110.890.731,42 488.904.757,95
1,31 4,81 7,01 3,84 -0,85
1,31 4,81 7,01 3,84 -0,85
100,00 15,47 10,55 14,49 59,49
8,15 1,26 0,86 1,18 4,85
Sulawesi 24. Sulawesi Utara 25. Sulawesi Tengah 26. Sulawesi Selatan 27. Sulawesi Tenggara 28. Gorontalo 29. Sulawesi Barat
689.912.300,10 91.275.262,44 107.596.437,68 341.745.270,34 87.740.818,55 28.538.479,86 33.016.031,22
525.019.726,09 70.418.811,20 82.829.231,00 250.729.557,17 72.988.298,96 22.070.445,91 25.983.381,85
8,18 6,12 15,56 7,15 6,88 6,23 7,37
8,18 6,12 15,56 7,15 6,88 6,23 7,37
100,00 13,23 15,60 49,53 12,72 4,14 4,79
5,92 0,78 0,92 2,93 0,75 0,24 0,28
275.984.347,73 34.344.586,61 26.631.781,78 62.882.024,41 152.125.954,94
228.839.421,33 24.843.650,18 20.377.474,21 52.347.420,68 131.270.876,27
6,62 5,44 6,10 4,10 7,97
6,62 5,44 6,10 4,10 7,97
100,00 12,44 9,65 22,78 55,12
2,37 0,29 0,23 0,54 1,31
Maluku dan Papua 30. Maluku 31. Maluku Utara 32. Papua Barat 33. Papua
8
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 10/02/34/Th.XVIII, 5 Februari 2016
PENJELASAN TEKNIS Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah : a. Jumlah nilai tambah atas produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu daerah; b. Jumlah pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga, lembaga swasta nirlaba, dan pemerintah, serta untuk pembentukan modal tetap, perubahan inventori / stok dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor) suatu daerah; c. Jumlah pendapatan (balas jasa) yang diterima oleh faktor produksi (tenaga kerja, tanah, modal & kewiraswastaan/entrepreneurship) plus penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tidak langsung dikurangi subsidi) yang dimiliki oleh penduduk suatu daerah; dalam jangka waktu tertentu (satu triwulan/semester/tahun). Metode penghitungan PDRB berdasarkan 3 (tiga) pendekatan: a. Produksi (Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha) Supply side b. Penggunaan (Pengeluaran) Demand side c. Pendapatan Income side Penyajian PDRB: a. Atas dasar harga berlaku harga komoditas barang dan jasa berdasarkan tahun berjalan. b. Atas dasar harga konstan harga komoditas barang dan jasa pada tahun dasar referensi 2000. Peranan (Share) suatu sektor/komponen penggunaan terhadap perekonomian wilayah dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku untuk melihat struktur ekonomi. Pertumbuhan (Growth) suatu sektor/komponen penggunaan terhadap perekonomian wilayah dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan untuk melihat perubahan volume (kuantum) produksi. Pertumbuhan ekonomi q-to-q : PDRB harga konstan pada suatu triwulan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya secara berantai pada tahun yang sama ataupun berlainan ( quarter to quarter economic growth). Pertumbuhan ekonomi y-on-y : PDRB harga konstan pada suatu triwulan/tahun dibandingkan dengan triwulan/tahun yang sama pada tahun sebelumnya (year on year economic growth). Pertumbuhan ekonomi c-to-c : PDRB harga konstan kumulatif sampai dengan suatu triwulan dibandingkan dengan kumulatif sampai dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (cumulative to cumulative economic growth). Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup semua pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa, dikurangi dengan penjualan neto barang bekas dan sisa yang dilakukan oleh rumah tangga (termasuk lembaga swasta nirlaba yang melayani rumah tangga) selama periode tertentu (triwulan/semester/tahun). Pengeluaran konsumsi pemerintah mencakup pengeluaran untuk belanja pegawai, penyusutan dan belanja barang (termasuk biaya perjalanan, pemeliharaan dan pengeluaran lain yang bersifat rutin) baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah selama periode tertentu (triwulan/ semester/tahun), tidak termasuk penerimaan dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh pemerintah, yang bukan dikonsumsi oleh pemerintah tetapi dikonsumsi oleh masyarakat.
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 10/02/34/Th.XVIII, 5 Februari 2016
9
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) adalah investasi fisik yang dilakukan oleh rumah tangga, pemerintah dan swasta dalam hal pengadaan, pembuatan/perbaikan besar maupun pembelian barang modal baru produksi domestik ataupun barang modal baru/bekas dari luar negeri (impor) dikurangi dengan penjualan barang modal bekas pada suatu periode tertentu (triwulan/semester/tahun). Investasi fisik dimaksud berupa: bangunan (tempat tinggal maupun usaha), infrastruktur, mesin dan perlengkapan, alat angkutan, serta barang modal lainnya.
10
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 10/02/34/Th.XVIII, 5 Februari 2016