Pertentangan antara Paulus dan Yakobus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
PERTENTANGAN ANTARA PAULUS DAN YAKOBUS (Eksposisi Yakobus 2:14-26)
Pdt. Budi Asali, M.Div.
I) Pertentangan antara Yakobus dengan Paulus. Kalau kita sudah pernah membaca surat-surat Paulus, maka kita akan melihat bahwa kelihatannya bagian surat Yakobus ini bertentangan dengan banyak bagian surat-surat Paulus. Contoh: • Ro 3:28 kelihatannya bertentangan dengan Yak 2:24. • Ro 4:1-4 dan Gal 3:6 kelihatannya bertentangan dengan Yak 2:21.
Bagian surat Yakobus ini menyebabkan adanya tokoh-tokoh Kristen yang merendahkan surat Yakobus ini. ♦ Martin Luther berkata tentang surat Yakobus sebagai berikut: “a right strawy epistle, for it has no true evangelical character” [= surat jerami (= kosong / tak berharga), karena surat ini tidak mempunyai sifat injili yang benar].
1
Pertentangan antara Paulus dan Yakobus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
♦ Philip Melanchton berkata: “‘faith justifies’ and ‘faith does not justify’ are plain contradiction. Whoever can reconcile them, on him I will put my cap, and allow him to call me a fool” (= ‘iman membenarkan’ dan ‘iman tidak mem-benarkan’ adalah kontradiksi yang nyata. Siapapun dapat memperdamaikan mereka, padanya aku akan memakaikan topi, dan mengijinkannya menyebutku orang tolol).
Ada beberapa hal yang perlu dimengerti untuk bisa memperdamaikan / mengharmoniskan Paulus dan Yakobus: 1) Adanya perbedaan tujuan. Paulus menuliskan suratnya untuk orang-orang yang terpengaruh oleh ajaran Yahudi yang menekankan keselamatan karena perbuatan baik (bdk. Kis 15:1-2). Karena itu Paulus justru menekankan habis-habisan bahwa hanya imanlah yang menyebabkan kita diselamatkan (Gal 2:16,21 Ef 2:8-9). Tetapi Yakobus menulis kepada orang-orang yang sekalipun mengaku sebagai orang kristen, tetapi hidupnya sama sekali tidak mirip hidup Kristen. Karena itu ia justru menekankan perbuatan baik.
2) Adanya perbedaan penggunaan istilah. a) Istilah ‘pekerjaan / perbuatan baik’. Kalau Paulus menggunakan istilah ini maka ia memaksudkannya sebagai sesuatu yang digunakan untuk menyelamatkan diri kita. Karena itu maka ia berkata bahwa perbuatan baik tidak diperlukan (yang menyebabkan kita selamat hanyalah iman!).
2
Pertentangan antara Paulus dan Yakobus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Tetapi kalau Yakobus menggunakan istilah ini, ia memaksudkannya sebagai akibat / hasil dari keselamatan. Karena itu ia mengatakan bahwa perbuatan baik harus ada dalam diri orang kristen. b) Istilah ‘iman / percaya’. Kalau Paulus menggunakan istilah ini, maka ia menunjuk pada iman kepada Yesus Kristus. Tetapi kalau Yakobus menggunakan istilah ini, maka ia memaksudkan ‘pengakuan percaya dengan mulut’ (bdk. ay 14 - ‘seorang mengatakan bahwa ia mempunyai iman’). c) Istilah ‘dibenarkan’. Kalau Paulus menggunakan istilah ini, maka artinya adalah ‘orangnya dibenarkan oleh Allah’. Tetapi kalau Yakobus memakai istilah ini, maka maksudnya adalah ‘pengakuan orang itu yang dibenarkan’ (artinya: pengakuannya benar / tidak dusta).
Catatan: • kita harus membedakan arti dari istilah-istilah ini, karena kalau tidak, maka kita akan betul-betul mendapatkan kontradiksi yang tidak terhamoniskan antara Yakobus dan Paulus. • Kalau saudara mau mengerti Yak 2:14-26 ini dengan benar, maka adalah sesuatu yang mutlak penting bagi saudara untuk mengingat dengan baik cara Yakobus menggunakan istilah-istilah di atas!
Kesimpulan: Dalam Yak 2:14-26 ini Yakobus punya satu tujuan pengajaran: pengakuan percaya tidak boleh / tidak bisa dipisahkan dari 3
Pertentangan antara Paulus dan Yakobus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
perbuatan baik. Sebaliknya pengakuan percaya harus dibuktikan kebenarannya melalui perbuatan baik. Mungkin ia menuliskan bagian ini untuk memberi keseimbangan terhadap doktrin salvation by faith (= keselamatan oleh iman) yang diajarkan oleh Paulus. Kemungkinan yang lain adalah: ia menuliskan ini untuk memberi keseimbangan terhadap tulisannya sendiri tentang ‘hukum yang memerdekakan’ (Yak 1:25 2:12). Dengan demikian secara keseluruhan ia mengajarkan bah-wa sekalipun orang kristen sudah dimerdekakan dari dosa oleh iman kepada Kristus, itu tidak boleh diartikan bahwa orang kristen lalu merdeka untuk berbuat dosa!
II) Iman / pengakuan tanpa perbuatan. 1) Yakobus berkata bahwa ‘iman / pengakuan percaya tanpa perbuatan’ tidak menyelamatkan (ay 14). Untuk ini ia memberikan suatu illustrasi dalam ay 15-16: a) Ay 15: kata-kata ‘seorang saudara atau saudari tidak mempunyai ...’ jelas menunjuk pada orang kristen yang miskin. Ini menunjukkan bah-wa Yakobus percaya bahwa orang kristen bisa saja menjadi miskin. Dan ini lagi-lagi menunjukkan bahwa ajaran Theologia Kemakmuran tidak sesuai dengan Kitab Suci! d) Ay 16: ini menunjukkan orang yang hanya ngomong tok tetapi tidak melakukan apa-apa. Ini sama sekali tidak ada gunanya. Demikian juga dengan orang yang cuma mengaku percaya (ngomong tok), tetapi tidak mempunyai perbuatan baik. 4
Pertentangan antara Paulus dan Yakobus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
2) Yakobus juga berkata bahwa iman seperti itu adalah mati / kosong (ay 17,20,26). Ini tidak berarti bahwa mula-mula imannya ada / hidup, lalu menjadi mati. Artinya adalah bahwa pengakuan orang itu adalah pengakuan yang kosong, dan ini jelas menunjukkan bahwa orang itu sebetulnya sama sekali tidak mempunyai iman! Karena itu imannya tidak bisa ditunjukkan (ay 18).
Dalam ay 18 Yakobus membandingkan 2 orang: a) Orang yang pertama (yaitu Yakobus sendiri) mempunyai iman dan perbuatan. Kata-kata ‘padaku ada perbuatan’ (ay 18a) tidak boleh diartikan seakan-akan ia hanya mempunyai perbuatan tetapi tidak mempunyai iman, karena ini adalah suatu keadaan yang tidak mungkin terjadi, dan juga ini bertentangan dengan ay 18b yang mengatakan ‘aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatanperbuatanku’. Dari kata-kata dalam ay 18b itu juga jelas bahwa orang ini bisa me-nunjukkan imannya!
b) Orang yang kedua hanya mempunyai iman / pengakuan. Orang ini tidak bisa menunjukkan imannya, karena memang tidak ada!
3) Yakobus menyamakan iman seperti itu dengan ‘imannya setan’ (ay 19)! 5
Pertentangan antara Paulus dan Yakobus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Kepercayaan terhadap adanya satu Allah adalah kepercayaan yang benar. Tetapi bagi setan, kepercayaannya akan adanya satu Allah itu sama sekali tidak menghasilkan hidup yang benar! (Catatan: kepercaya-an itu hanya menyebabkan ia gemetar! Ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang benar tentang Allah, kalau tidak disertai dengan penebusan, hanya menghasilkan rasa takut!). Jadi jelas bahwa orang yang mengaku beriman, tetapi tidak membuktikan imannya dengan perbuatan baik, tidak berbeda dengan setan!
Kesimpulan dari 3 hal di atas: Kalau seseorang mengaku percaya, tetapi tidak ada perbuatan baik dalam hidupnya, maka ia sebetulnya bukan orang kristen! Perhatikan cara Yakobus menyebut orang itu! Ia tidak pernah menyebutnya sebagai ‘saudara’, tetapi ia menyebutnya ‘seorang’ (ay 14), atau ‘orang’ (ay 18), atau ‘manusia’ (ay 20). Penerapan: Apakah ada perubahan hidup ke arah yang positif dalam diri saudara? Apakah saudara berusaha untuk bisa hidup lebih suci? Apakah saudara membenci dosa dan berusaha membuangnya dari hidup saudara? John Owen: “I do not understand how a man can be a true believer unto whom sin is not the greatest burden, sorrow and trouble” (= Saya tidak mengerti bagaimana seseorang bisa merupakan orang kristen yang sejati, kalau bagi dia dosa bukanlah beban, kesedihan dan kesukaran yang terbesar).
6
Pertentangan antara Paulus dan Yakobus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
III) Orang yang membuktikan iman dengan perbuatan baik. 1) Abraham (ay 21-24). a) Ay 21: ini tidak boleh diartikan seakan-akan Abraham dibenarkan karena perbuatannya yaitu pada waktu ia mempersembahkan Ishak.
Alasannya: • Abraham dibenarkan karena imannya (ay 23 bdk. Kej 15:6) dan ini terjadi lebih kurang 30 tahun sebelum ia mempersembahkan Ishak (Kej 22). • Persembahan itu dikatakan merupakan bukti iman Abraham (Ibr 11:17-19). Ini jelas menunjukkan bahwa imannya ada lebih dulu dan baru setelah itu ia mempersembahkan Ishak. Jadi, arti ayat ini adalah: persembahan Abraham itu adalah perbuatan baik yang membuktikan iman Abraham / membenarkan pengakuan Abraham bahwa ia adalah orang beriman. b) Ay 22: Iman / pengakuan saja tidaklah cukup. Pengakuan + perbuatan baik barulah sempurna, artinya: ini adalah iman yang sempurna / sungguh-sungguh. c) Ay 23: ‘genaplah nas yang mengatakan’. Artinya: dengan adanya persembahan Ishak itu kelihatanlah bahwa Kej 15:6 adalah benar. e) Ay 24: ‘manusia dibenarkan’. Artinya: dibenarkan pengakuannya, atau tidak dianggap munafik.
7
Pertentangan antara Paulus dan Yakobus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
2) Rahab (ay 25). Sekarang Yakobus mengambil orang yang sangat kontras dengan Abraham. Kalau Abraham adalah seorang laki-laki, maka Rahab adalah seorang perempuan. Kalau Abraham adalah nenek moyang bangsa Israel, maka Rahab adalah orang kafir. Kalau Abraham adalah orang yang terhormat, maka Rahab adalah seorang pelacur! Mengapa Yakobus mengambil contoh orang seperti Rahab? Karena kalau contohnya hanya orang seperti Abraham maka mungkin orang akan berkata: ‘Itu kan Abraham, dia orang luar biasa. Saya tidak bisa seperti dia’. Supaya orang tidak bisa berkata seperti ini, Yakobus mengambil contoh Rahab. Rahab adalah orang kafir, dan terlebih lagi dia adalah seorang pelacur! Tetapi setelah bertobat, ia termasuk orang yang membuktikan imannya dengan perbuatan baik (bdk. Yos 2:17).
Memang perbuatan baik Rahab tidak sempurna, karena mengandung dusta / dosa. Tetapi harus diingat hal-hal ini: • Ia adalah orang kafir, yang sama sekali tidak mempunyai pengertian Firman Tuhan. • Ia adalah seorang pelacur. • Ia adalah seorang petobat baru, sehingga sukar diharapkan bisa me-lakukan perbuatan baik yang sempurna. • Perbuatan baiknya saat itu, dimana ia menyembunyikan mata-mata Israel terhadap tentara Yerikho, mempunyai resiko tinggi.
Jadi, sekalipun perbuatan baiknya mengandung dusta / dosa, itu tetap dianggap sebagai perbuatan baik yang membuktikan imannya!
8
Pertentangan antara Paulus dan Yakobus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Dengan adanya contoh Rahab ini terlihat dengan jelas, bahwa siapapun orang yang beriman itu, kalau ia memang betul-betul beriman, ia pasti melakukan perbuatan-perbuatan baik sebagai buah / bukti imannya.
Penutup. Apakah iman saudara sudah terbukti dengan adanya perbuatanperbuatan baik? Kalau sudah, puji Tuhan, saudara adalah orang kristen sejati. Teruslah berusaha untuk menyucikan diri saudara. Kalau belum, sadarilah bahwa saudara sebetulnya bukan orang kristen, dan saudara belum diselamatkan. Karena itu datanglah kepada Kristus dan bertobatlah!
-AMINPengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformedfaith/artikel/iman_perbuatan.html
9