Pertemuan 5 Anggaran Tenaga Kerja Objektif: 1. Mahasiswa dapat mengerti,mengetahui beberapa metode estimasi standart/jumlah jam kerja langsung. 2. Mahasiswa dapat mengerti, mengetahui beberapa metode pendekatan untuk menentukan jam kerja langsung. 3. Mahasiswa mengetahui cara yang dapat dipergunakan untuk perencanaan tarif upah. 4. Mahasiswa mampu menjelaskan kaitan anggaran biaya tenaga kerja langsung dan pengendalian biaya tenaga kerja langsung.
P1.1. Teori Anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam jangka waktu satu tahun, yang ddinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran ini sering disebut sebagai perencanaan. Tenaga kerja (karyawan) menurut manajemen sumber daya manusia adalah asset perusahaan yang harus dilindungi dan disejahterakan hidupnya karena mereka telah mengabdikan dirinya kepada perusahaan. Tenaga kerja yang bekerja dipabrik dikelompokkan menjadi dua yakni:
Tenaga kerja langsung dan
Tenaga kerja tidak langsung.
a. Tenaga kerja langsung adalah setiap jenis pekerjaan yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau jasa. Biasanya di pabrik operasi manufaktur setiap karyawan yang melaksanakan tugas-tugas bahwa bertalian dengan perakitan atau ciptaan yang nyata dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja langsung: 1. Rencana produksi
2. Bagian/departemen yang digunakan untuk melakukan proses produksi 3. Standar penyelesaian produk, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit produk 4. System upah yang digunakan (menurut waktu per jam, hasil per unit, atau dengan insentif interval) Sifat-sifat tenaga kerja langsung yaitu: 1. Besar kacilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi. 2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel. 3. Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalam penentuan harga pokok).
b. Tenaga kerja tidak langsung disebut juga sebagai tenaga kerja penunjang karena sumbangan nya kepada proses produksi itu tidak termasuk benar-benar menghasilkan produk-produk hanya terkurung konsistensi operasi serta kontribusinya pada prosa-prosa produksi tidak termasuk benar-benar menghasilkan produk serta biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik. Sifat-sifat tenaga kerja tidak langsung yaitu: 1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi. 2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya yang semi fixed atau semi variable. Artinya biaya-biaya yang mengalami perubahan tetapi tidak secara sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan produksi. 3. Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu di dalam pabrik, tetapi dapat diluar pabrik.
Anggaran tenaga kerja seperti halnya anggaran bahan mentah yaitu hanya merencanakan unsur tenaga kerja langsung dan harus disusun sebelumnya seperti halnya anggaran produksi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja antara lain: 1. Kebutuhan tenaga kerja 2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja 3. Latihan bagi tenaga kerja baru 4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja 5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja 6. Pengawasan tenaga kerja
Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan mendapatkan tenaga kerja yang baik dan terampil, yang cocok untuk bidang pekerjaannya. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik pada salah satu bidnag khusus, seperti tenaga teknis dan manajerial harus diperoleh khusus pula. Untuk mereka perusahaan tidak segan-segan menyediakan perangsang berupa gaji yang besar dan fasilitas yang lengkap ada juga yang melalui kadernisasi seperti dengan penawaran beasiswa yang terikat. Karena itu biaya tenaga kerja sebetulnya tidak hanya timbul pada saat tenaga kerja itu digunakan, akan tetapi sudah ada sebelum tenaga itu siap.
Seleksi tenaga kerja baru dilakukan dengan berbagai cara seperti ujian tertulis atau lisan, psychotest. Semuanya ini bukan bertujuan untuk mencari orang-orang yang berpengalaman, melainkan mencari orang-orang yang cocok dan mempunyai potensi untuk berkembang. Tenaga kerja yang berpengalaman selain mahal juga ada kemungkinan bahwa pengalaman yang dimiliki justru tidak sesuai dengan kebuuhan yang ada. Kesalahan para pemimpin dalam hal tenaga kerja akan mengakibatkan pengaruh terhadap harga barang yang dihasilkan, sehingga berpengaruh terhadap posisi perusahaan dalam persaingan.
Hubungan manajemen dengan Anggaran Tenaga Kerja Dengan membuat anggaran seorang manajer dapat membuat perencanaan dan dapat melakukan pengendalian kegiatan dengan demikian anggaran berhubungan erat dengan manajemen, karena di dalam proses manajemen berkaitan dengan unsure-unsur lain seperti perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penataan (staffing), menciptakan kerjasama dan koordinasi antar bagian (leading), pengendalian (controlling).
Langkah-langkah dalam Menyusun Anggaran Tenaga Kerja Proses penyusunan anggaran membutuhkan koordinasi semua level manajer yang terorganisir dalam komite anggaran yang memiliki tugas antara lain: Menyusun pedoman penyusunan anggaran Menerima dan menganalisis setiap anggaran yang diajukan oleh setiap seksi, bagian atau divisi. Member rekomendasi penyempurnaan Menyetujui anggaran.
Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih dahulu dasar satuan utama yang digunakan untuk menghitungnya. Manning table, merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan: Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan. Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat kegiatan. Bagian-bagian yang membutuhkannya.
Sering kali ditemui dalam praktik yakni satuan hitung atas dasar jam buruh langsung (Direct Labor Hour/DHL) dan biaya buruh langsung (Direct Labor Cost). Dalam persiapan penyusunan anggaran ini terlebih dahulu membuat manning table. Manning table disusun sebagai hasil perkiraan langsung masing-masing kepala bagian perkiraan ini dapat dilakukan dengan berdasarkan judgment saja, tetapi dapat pula dengan berdasarkan pengalaman-pengalaman pada waktu-waktu yang lalu, dengan berpedoman pada tingkat kegiatan perusahaan. Setelah itu lalu dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang yang dihasilkan atau masingmasing bagian tempat mereka bekerja. Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai
cara, diantaranya dengan analisa gerak dan waktu.
Analisis gerak yaitu pengamatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan dalam rangka proses produksi satu jenis barang tertentu. Sedangkan analisa waktu yaitu perhitungan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan yang dilakukan dalam rangka proses produksi. Sebagai hasil dilakukannya analisa gerak dan waktu ini akan diperoleh waktu standart yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit barang tertentu, yang dinyatakan dengan DLH /Direct Labor Hour.
Setelah dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang, kemudian dibuat perkiraan tentang tingkat upah rata-rata (average wage rate) untuk tahun anggaran yang bersangkutan. Cara yang termudah untuk mencari tingkat rata-rata per orang per jam buruh langsung adalah dengan membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan.
Perhitungan Standar Tenaga Kerja Secara stuktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan stuktur rencana tahunan. Oleh karena itu anggaran ini harus menunjukan biaya dan jam kerja langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu dan produk. Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung. Banyak perusahaan mengembangkan standar-standar kerja yang realistis untuk banyak aktivitas laporan ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari. Laporan ini pada dasarnya menunjukkan: 1. Jam yang dikerjakan sebenarnya 2. Jam standar untuk produksi sebenarnya 3. Selisih waktu
Laporan pelaksanaan kerja langsung dapat berupa: Laporan-laporan tersendiri Dimasukkan dalam laporan departemen
Perhitungan Standar Kerja Langsung Pada dasarnya budget tenaga kerja berhubungan erat dengan rencana laba tahunan, karena merupakan biaya yang paling besar jika dibanding dengan biaya lainnya. Anggaran tenaga kerja harus dikembangkan menurut jam kerja dan biaya langsung dan juga harus dikembangkan menurut tanggung jawab dan menurut periode antara hal ini penting untuk penaksiran biaya produksi tiap produk.
Beberapa sistem upah Upah dibedakan menjadi dua macam, yaitu upah menurut waktu dan upah menurut kesatuan hasil. Upah menurut waktu yaitu upah yang diberikan kepada pekerja menurut waktu kapasitas kerjanya, pembayaran upah tersebut dilakukan secara harian, mingguan maupun bulanan. Sedangkan upah menurut kesatuan hasil yaitu upah yang diberikan kepada para pekerja menurut prestasi yang dihasilkan oleh para pekerja tersebut, antara lain:
Sistem upah harian
Sistem upah perpotong
Sistem upah bonus
Sistem Upah Harian Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi jumlah untuk satu hari kerja. Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri hari standard dan oleh karena sistem upah harian sama dengan sistem upah per jam. Cara menentukan Jam Kerja Tenaga Langsung (JKTL): 1. Menghitung rata-rata jam kerja yang digunakan dalam pelaksanaan, pekerjaan berdasarkan data tahun lalu. 2. Mencoba jalan operasi di bawah keadaan normal yang diharapkan. 3. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu. 4. Mengadakan taksiran yang wajar. 5. Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang tidak dapat dihindari dan factor kelelahan.
Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara, diantaranya dengan analisa gerak dan waktu yang sudah dijelaskan di atas.
Contoh: Dalam sebuah perusahaan, tenaga kerja langsung pada pabrik digolongkan menjadi 3 tingkatan yakni golongan I, II dan III.
Upah par jam buruh langsung masing-masing golongan adalah : Golongan I = Rp 150,00/orang/DLH II = Rp 200,00/orang/DLH III = Rp 250,00/orang/DLH
Jumlah masing-masing golongan adalah: Golongan I = 50 orang II = 20 orang III = 5 orang + Jumlah = 75 orang
Setelah dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang, kemudian dibuat perkiraan tentang tingkat upah rata-rata (average wage rate) untuk tahun anggaran yang bersangkutan. Cara yang termudah untuk mencari tingkat rata-rata per orang per jam buruh langsung adalah dengan membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan. Tingkat upah rata-rata tenaga kerja langsung perusahaan tersebut (per orang per DLH) dapat dihitung sebagai berikut: Tingkat upah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Golongan
per jam (Rp)
(orang)
(DLH)
(Rp)
I
150,00
50
100
750.000,00
II
200,00
20
400.000,00
III
250,00
5
125.000,00
75
100
1.275.000,00
Gambar 2.5.1.1 perhitungan tenaga kerja langsung per jam
Tingkat upah rata-rata = total upah / (total pekerja*DLH) = 1.275.000 / (75*100) = Rp170,00/DLH.
Catatan: Perlu diperhatikan bahwa tingkat upah rata-rata dapat berubah apabila terjadi perubahan ratio dalam penggunaan tenaga kerja, seperti:
Ratio kuantitas masing-masing golongan tenaga kerja.
Ratio tingkat upah masing-masing golongan tenaga kerja.
Misalnya : Data historis (tahun 2003) menunjukkan: Golongan
Jumlah
Tingkat upah
Jumlah Jam
Jumlah
(orang)
per jam (Rp)
I
300
200,00
100
6.000.000,00
II
200
300,00
100
6.000.000,00
100
12.000.000,00
500
Gambar 2.5.1.2 perhitungan upah rata-rata
Tingkat upah rata-rata
= total upah / (banyaknya pekerja*DLH) = 12.000.000/ (500*100) = 12.000.000/50.000 = Rp240,00
Pada tahun 2004, akan diadakan kenaikan pangkat 50 orang golongan I ke golongan II. Sehingga pada tahun 2004 terjadi perubahan ratio kuantitas masing-masing golongan yakni: 2003
2004
Golongan I
300
250
Golongan II
200
250
500
500
Gambar 2.5.2.3 perhitungan upah rata-rata
Akibatnya tahun 2004 akan terjadi perubahan tingkat upah, menjadi Rp250,00 per orang per DLH. Perhitungannya sebagai berikut: Golongan
Jumlah
Tingkat upah
Jumlah Jam
Jumlah
(orang)
per jam (Rp)
I
250
200,00
100
5.000.000,00
II
250
300,00
100
7.500.000,00
100
12.500.000,00
500
Gambar 2.5.2.4 perhitungan upah rata-rata
Tingkat upah rata-rata
= total upah / (banyaknya pekerja*DLH) = 12.000.000/ (500*100) = 12.000.000/50.000 = Rp240,00
Sistem Upah Perpotong (Per Unit) Berdasarkan jumlah upah dari pada jumlah barang produksi yang diproduksi karena menurut teori karyawan harus dibayar menurut hasil kerja nyata. Upah yang besarnya berdasarkan unit yang diselesaikan dikalikan dengan tariff upahnya. Contoh: PT La Tour d’Eviand mempunyai 3 bagian produksi, yakni bagian I, II dan III. Ada dua macam barang yang di produsir, yakni X dan Y. Barang X diprodusir melalui ketiga bagian, sedangkan barang Y hanya melalui bagian I dan II saja.
Rencana jam buruh per unit barang adalah:
Gambar 2.5.2.1 Rencana Jam Buruh per Unit
Rencana tingkat upah rata-rata adalah:
Gambar 2.5.2.1 Rencana Jam Buruh Rata-Rata
Sedangkan rencana tingkat produksi tahun 2003 adalah sebagai berikut:
Gambar 2.5.2.3 rencana tingkat produksi PT La Tour d’Eviand menyusun 2 sub anggaran tenaga kerja, yakni :
Anggaran yang khusus merencanakan biaya tenaga kerja langsung.
Anggaran yang merencanakan jam buruh langsung (DLH) saja.
Anggaran biaya tenaga kerja langsung: a. Jumlah barang yang diproduksi, yang dilihat dari anggaran produksi. b. Jam buruh langsung (DLH) yang diperlukan untuk mengerjakan 1 unit barang. c. Tingkat upah rata-rata per jam buruh langsung. d. Jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan. e. Waktu produksi barang (bulan atau kuartal).
Sehingga anggaran biaya tenaga kerja bagi PT La Tour d’Eviand untuk tahun 2003 adalah:
Gambar 2.5.2.4 anggaran biaya tenaga kerja bagi PT La Tour d’Eviand
Sistem Upah Bonus Dalam sistem upah bonus setiap karyawan dibayar secara harian didalam memproduksi sejumlah minimum tertentu, dan untuk jumlah diatas minimum karyawan menerima tambahan kompensasi. Biaya kerja langsung hanya menyangkut pekalian satuan dengan yang lainnya. Suatu pendekatan yang kurang cermat terhadap suatu penentuan rasio historis antara upah yang dibayarkan dengan jam kerja langsung yang dikerjakan di departemen produksi. Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang telah berubah atau memang diharapakan berubah. Perlu dipahami, bahwa upah rata-rata yang didasarkan pada pada historis hanya berguna untuk perencanaan waktu yang akan datang apabila terdapat konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan jam-jam yang dikerjakan ditetapkan dengan tarif yang berbeda.
Fungsi Pengawasan dan Perencanaan dari Anggaran Tenaga Kerja Pengawasan biaya tenaga kerja dapat dibantu dengan adanya pendekatan yang baik terhadap para buruh, sehingga mereka dapat bekerja secara stabil sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Penyusunan secara baik dari Anggaran Tenaga Kerja dapat mendatangkan beberapa manfaat bagi perusahaan, seperti: 1. Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien karena rencana yang matang. 2. Pengeluaran/biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih efisien. 3. Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat. 4. Dipakai sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja.
Fungsi atau keuntungan lain dari perencanaan anggaran: Hasil analisis internal data historis perusahaan yang menjelaskan kekuatan dan kelemahan kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja di masa mendatang. Analisis eksternal yang menjelaskan peluang bisnis dan kendala yang dihadapinya, kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja di masa mendatang. Sebagai alat pedoman kerja dan pengendalian kegiatan operasional dan keuangan. Sebagai sarana koordinasi anatar seksi, divisi detain suatu perusahaan.
Beberapa kelemahan dari perencanaan anggaran: Prediksi kegiatan bisnis di masa mendatang belum tentu tepat atau belum tentu mendekati kenyataan. Perubahan kondisi politik, social, ekonomi, bisnis di masa datang sulit diprediksi sehingga bering tidka terjangkau dalam pemikiran pembuatan anggaran. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran maupun dalam pelaksanaan.
2.1
Contoh Kasus
Pabrik Rokok “Kencana Surakarta” (Perencanaan tenaga kerja langsung) Bagian produksi / pengelohan, merupakan tempat bekerjanya tenaga kerja langsung yang terdiri atas: 1. Tukang linting dengan tangan
854 orang
2. Tukang potong / gunting dengan tangan
671 orang
3. Tuang linting dan gunting dengan mesin
10 orang
4. Tukang longsong bungkus rokok
151 orang
5. Tukang mengepak rokok
442 orang Jumlah
2.128 orang
Pada pabrik rokok kencana, tenaga kerja dipilih sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan diutamakan yang sudah berpengalaman. Lebih dari 90% para tenaga kerja berasal dari luar kota Surakarta, seperti Kalioso, Sawahan dan Wonogiri. Bagi buruh haraian diperhitumngkan jam kerja sebanyak 7 jam per hari atau 40 jam per minggu.
Pengupahan Sistem pegupahan pada pabrik rokok Kencana disesuaikan dengan perjanjian anatara SBRI/FBSI dengan PUSPI dan OPS Rokok Kretek ( antara wakil dari pihak buruh dengan Persatuan Pengusaha Rokok Kretek) yakni seagai berikut: 60% sebagai upah harian 20% sebagai upah makan 20% upah hadir.
Bagi tukang linting dan gunting yang mengguanakan mesin dipakai sistem upah harian, yakni rata-rata Rp. 500,00 / hari. Bagi tukang .lainnya dalah cara borongan, yakni sebagai berikut: 1. Tukang linting dengan tangan: Upah sebesar Rp. 115,00 per 1.000 batang rokok, dengan maksimum 3.000 batang. Bila mencapai lebih dari 3.000 batang ditambah uapah lembur sebesar 50% untuk setiap 1.000 batang dari tarif upah tersebut. 2. Tukang gunting dengan tangan: Cara pengupahan dan besarnya sama dengan tukang linring 3. Tukang longsong: Upah sebesar Rp. 60,00 setiap 1.000 longsong dengan maksimum 3.000 longsong. Bila mencapai lebah dari 3.000 ditambah upah lembur sebesar 50% untuk tiap 1.000 longsong dengan tarif upah tersebut. 4. Tukang pak: Upahnya sebesar Rp. 74,00 untuk setiap bal, dengan maksimum 3 bal. bila mencapai lebih dari 3 bal, ditambahn upah lembur 50% dari tarif upah tersebut. Jenis Tenaga
Upah Borongan Jumlah Minimum
Maksimum
Kerja Tukang
Upah Lembur Upah
1.000 bt.
3.000 bt.
115,00
1.000 bt.
3.000 bt.
115,00
Pak
50
lebih dari 3.000
50
per 1.000 1.000 lgs.
3.000 lgs.
60,00
lebih dari 3.000
50
per 1.000
Longsong Tukang
lebih dari 3.000 per 1.000
Gunting Tukang
Persentase
(Rp)
Linting Tukang
Keterangan
1 bal
3 bal
74,00
lebih dari 3 per 1 bal
50
Selain upah tersebut masih diberi insentif lain yang diberi secra insidentil, berapa “upah sangon rokok” sebesar (per hari, berdasar daftar hadir): - Untuk tukang linting
Rp. 25,00
- Untuk tukang gunting
Rp. 20,00
- Untuk tuiang longsong
Rp. 20,00
- Untuk tukang pak
Rp. 25,00
Disamping itu setiap tahun masih pula menerima tunjangan hari raya. Pada tahun 1983 dibuat pula Anggaran Biaya Tenaga Kerja yang dibuat, tentu saja berdasarkan pada anggaran produksi yang telah dibuat sebelumnya yakni: Pabrik Rokok Kencana Anggaran produksi 2000 Penjualan
Persediaan
Jumlah
Persediaan
(bal)
Akhir
(bal)
awal (bal)
Produksi
(bal) isi 12 batang kuartal I 4,457
317
4,774
353
4,425
5,686
281
5,967
371
5,650
6,237
245
6,482
281
6,201
5,542
209
5,751
245
5,506
21,922
209
22,974
353
21,782
68,335
4,859
73,194
5,409
67,785
87,192
4,310
91,502
4,859
86,643
95,629
3,759
99,288
4,310
95,078
kuartal II
kuartal III
kuartal Iv
jumlah
isi 10 batang kuartal I
kuartal II
kuartal III
kuartal IV 84,947
3,210
88,184
3,759
84,425
336,103
3,210
352,168
5,409
333,931
1,485
106
1,591
117
1,474
1,896
94
1,990
106
1,884
2,079
82
2,116
94
2,067
1,847
70
1,917
82
1,835
7,307
70
7,614
117
7,260
jumlah
isi 3 batang kuartal I
kuartal II
kuartal III
kuartal IV
jumlah
Dalam pembuatan Anggaran tenaga Kerja, perlu diestimasi standar waktu dan tingkat upah per jam untuk masing-masing kegiatan/bagian dengan sebaik-baiknya. Karena Anggaran Tenaga kerja bukanlah hanya merupakan ikhtisar, akan tetapi hsilya adalah untuk dijadikan rencana operasioanal dan alat pengawasan terhadap efisiensi kerja dari pada Tenaga Kerja.
Dalam penentuan standar tenaga kerja, digunakan cara perkiraan langsung, karena ukuran unit untuk pengupahan kepada tenaga kerja langsung diperusahaan rokok KENCANA bermacammacam bentuknya, yaitu menurut banyaknya batang rokok yang dihsilkan, upah harian, menurut banyaknya langsung dan bal. oleh karena itu perhitungan standar tenaga kerja akan dilakukan satu per satu yakni: Standar Tenaga Kerja Tukang Linting dengan Tangan. Karena unit pengepakan untuk tukang linting dengan tangan adalah batangan, maka perlu jumlah produksi yang ukurannya bal dijadikan batangan.
jenis Rokok
Jumlah Produksi untuk 1 tahun Bal
Batang
Jumlah
21778 x 10 x20 x12
Rokok @ 12 21,778.00
batang
52,267,200.00 333931 x 10 x 20 x 10
Rokok @ 10
667,862,000.00
333,931.00
batang
7261 x10 x 20 x 3
Rokok @ 3 batang 7,261.00
4,356,000.00
Jumlah
724,485,200.00
Berdasarkan anggapan bahwa dalam satu tahun ada 52 minggu maka dalam satu tahun terdapat 2.080 jam kerja (52 x 40 jam). Jumlah tukang linting dengan tanagan adalah 854 orang. Hasil lintingan per jam =
724.485.200 x 1 batang 2.080 jam
= 384.300 batang (dibulatkan)
Hasil lintingan rokok per jam dan per orang =
348.300bt x 1 batang 854orang
= 408 batang (dibulatkan)
Dari perhitungan di atas dapat ditentukan standar waktunya menurut masing-masing jenis rokok, sebgai berikut (untuk 1 bal): - Isi 12 batang =
2.400bt x 1 jam 408bt
= 5,88 jam / bal.
- Isi 10 batang =
2.000bt x 1 jam 408bt
= 4,90 jam / bal
- Isi 3 batang =
600bt x 1 jam 408bt
= 1,47 jam / bal
Setiap 1.000 batang rokok upahnya adalah Rp. 115,00 sehingga dapat ditentukan tingkat per jam (1 DLH) yaitu:
408 x Rp. 115,00 = Rp. 46,92 per DLH 1000
Perhitungan Standar Tenaga Kerja Tukang Gunting Perhitungan dengan Tangan. Jumlah tukang gunting adalah 671 orang. Hasil rokok yang digunting per jam dan per orang adalah:
348.300bt x 1 batang = 519 batang ( dibulatkan) 671orang
Standar waktu yang ditentukan sebgai berikut: Rokok @ 12 batang
=
2.400bt x 1 jam 519bt
= 4,62 jam per bal
Rokok @ 10 batang
=
2.000bt x 1 jam 519bt
= 3,85 jam per bal
Rokok @ 3 batang
=
600bt x 1 jam 519bt
= 1,15 jam per bal
Besarnya upah tukang gunting = Rp. 115,00 per 1.000 batang rokok, maka dapat ditentukan tingkat upah per jam (1 DLH) yaitu:
520 x Rp. 115,00 = Rp. 59,80 / DLH. 1000
Perhitungan Standar Tenaga Kerja Tukang Linting dan Gunting Dengan mengguanakan mesin yang jumlah produksinya 10% dari jumlah produksi rokok @ 10 batang. Jumlah produksi 1 tahun = 10% x 33.931 bal = 33.939 bal Jumlah tenaga kerja 10 orang. Hasil rokok yang dilinting dan digunitng dengan mengguanakn mesin @ 10 batang/filter per jam nya yaitu:
33.393bal x bal = 16 bal 2.080 jam
Hasil per jam dan per orang =
16bal x 1 bal = 1,60 bal 10orang
Standar waktu utnuk mengahsilkan 11 bal rokok filter @ 10 batang adalah
1 x 1 jam = 0,625 jam per bal 1,60
Upah per hari = Rp. 500,00 jam kerja 1 hari = 7 jam, maka besarnya upah per jam (1 DLH) tukang linting dan gunting dengan mengguanakan mesin adalah sebesar: 500 x Rp. 1,00 = Rp. 71, 43 per DLH. 7
Perhitungan Standar Tenaga Kerja Tukang Longsong. Karena ukuran untuk pengupahan adalah banyak longsong, maka jumlah produksi dalam bal perlu dijadikan bentuk longsong, yaitu sebagai berikut: Jenis Rokok
Bal
Longsong 21778 x 10 x 10 = 4.355.600
Rokok @ 12 21,778
batang
333931 x 10 x 20 =
10 batang 333,931
66.786.200 7261 x 10 x 20 = 1.452.200
3 batang 7,261 Jumlah
Jumlah tukang longsong = 151 orang Hasil longsongan bungkus rokok per jam
72.594.000 x l longsong = 34.900 longsong 2.080 jam
Hasil longsongan per jam per orang
34.900 x 1 longsong = 213 longsong 151orang
72.594.000
Standar waktu untuk mengahsilkan 1 bal longsong adalah sebgai berikut: - Isi 12 batang =
200 x 1 jam = 0,87 jam per bal 231
- Isi 10 batang =
200 x 1 jam = 0,87 jam per bal 231
- Isi 3 batang =
200 x 1 jam = 0,87 jam per bal 231
Besarnya upah tukang longsong = Rp. 60,00 per 1.000 longsong, maka dapat ditentukan tingkat upah per jam yaitu:
231 x Rp. 60,00 = Rp. 13,86 1.000
Perhitungan Standar Tenaga Terja Tukang Pak: Jenis Rokok
Jumlah Produksi
Rokok @ 12 batang
21.778 bal
Rokok @ 10 batang
333.931 bal 7.261 bal
Rokok @ 3 batang Jumlah
362.970 bal
Jumlah tukang pak = 442 Hasil pengepakan per jam =
362.970bal x 1 bal = 175 bal (dibulatkan) 2.080 jam
Hasil pengepakan per jam dan per orang = Standar waktu pengepakan 1 bal adalah:
175 x 1 bal = 0,40 442
1 x 1 jam = 2,5 jam per bal 0,40
Besarnya upah tukang pak sebsar Rp. 74,00 per bal, maka dapat ditentukan tingkat upah per jamnya yaitu:
0,40 x Rp. 74,00 = Rp. 29,60. 1
Setelah diperhitungkan standar tenaga kerja, yaitu standar jam (standar DLH) dan tingkat upah per jam (wage rate hour/standard cost) masing-masing bagian atau kegiatan, maka dapatlah disusun Anggaran Tenaga Kerja untuk tahun 2000 secara sempurna.
P1.2. Contoh Kasus PT.ABC memproduksi 2 jenis kendaraan yaitu mobil dan motor. Rencana poduksi untuk tahun 2010: Q1 = 11.375 / unit Q2 = 12.875 / unit Q3 = 14.250 / unit Q4 = 15.625 / unit
Sedangkan untuk tahun 2010, manajemen perusahaan menginginkan produk diproses melalui 2 departemen. Dept 1 = 2 DLH / unit, Dept 2 = 1,5 DLH / unit, tingkat upah kerja untuk masingmasing departemen adalah Dept 1 = 3000/jam, Dept 2 = 2700/jam.
Dari data di atas hitunglah buatlah anggaran jam tenaga kerja dan upah tenaga kerja langsung.
Jawab :
Langkah pengerjaan untuk mendapatkan jumlah biaya yang di cari, adalah sebagai berikut : 1. Langkah pertama buat tabel Anggaran Tenaga Kerja PT.ABC tahun 2010. 2. Buatlah form dalam tabel berisi “skala”,”Departemen”,”Unit Produksi”,”Jam Kerja”,”Total Jam Kerja”,”Upah Langsung”,dan “Total Upah”. 3. Masukkan unit produksi untuk masing-masing departemen pada tiap quartal (Q). (lihat pada soal) 4. Masukkan jam kerja untuk masing-masing departemen tiap quartal(Q). (lihat pada soal) 5. Untuk “Total Jam Kerja” didapat dari perkalian (“Unit Produksi” x “Jam Kerja”) 6. Masukkan upah langsung untuk masing-masing departemen (lihat pada soal). 7. “Total Upah” didapat dari perhitungan (”Total Jam Kerja” x ”Upah Langsung”) 8. Dari keseluruhan “Total Upah” untuk masing-masing departemen dan tiap quartal (Q) akan didapat “Total Biaya Tenaga Kerja”
P1.3. Contoh Kasus Dalam sebuah perusahaan, tenaga kerja langsung pada pabrik digolongkan menjadi 3 tingkatan yakni golongan I, II dan III.
Upah per jam buruh langsung masing-masing golongan adalah : Golongan I = Rp 150,00/orang/DLH II = Rp 200,00/orang/DLH III = Rp 250,00/orang/DLH
Jumlah masing-masing golongan adalah: Golongan I = 50 orang II = 20 orang III = 5 orang + Jumlah = 75 orang
Hitunglah Tingkat upah rata-rata dari perusahaan tersebut!
Jawab:
Tingkat Upah rata-rata = total upah / (banyaknya pekerja*DLH) = 1.275.000 / (75*100) = 170 DLH
Langkah pengerjaan untuk mendapatkan jumlah biaya yang di cari, adalah sebagai berikut : 1. Buatlah form dalam tabel berisi “Golongan”, ”Tingkat upah per jam”, ”Jumlah(orang)”, ”Jumlah DLH”, ”Jumlah (Rp). 2. Masukkan tingkat upah per jam untuk masing-masing golongan. (lihat pada soal) 3. Masukkan banyaknya pekerja untuk masing-masing golongan. (lihat pada soal) 4. Masukkan jumlah DLH. (lihat pada soal) 5. Jumlah (Rp) diperoleh dari (”Tingkat upah per jam”x”Jumlah orang”x”jumlah DLH”) 6. Tingkat upah rata-rata diperoleh dari total jumlah Rp dibagi (total jumlah orang x jumlah DLH)
P 1.3. Latihan
1. PT.FIFA memproduksi 2 jenis produk yaitu bola sepak dan bola futsal. Rencana poduksi untuk tahun 2010: Q1 = 10.000 / unit Q2 = 15.000 / unit Q3 = 20.000 / unit Q4 = 25.000 / unit Sedangkan untuk tahun 2010, manajemen perusahaan menginginkan produk diproses melalui 2 departemen. Dept 1 = 3 DLH / unit, Dept 2 = 2 DLH / unit, tingkat upah kerja untuk masing-masing departemen adalah Dept 1 = 10000/jam, Dept 2 = 12000/jam.
Dari data di atas hitunglah berapa total biaya tenaga kerjanya? Jawaban : total biaya tenaga kerja = Rp1,008,000,000
2. Dalam sebuah perusahaan mainan, tenaga kerja langsung pada pabrik digolongkan menjadi 3 tingkatan yakni golongan A, B dan C. Upah par jam buruh langsung masing-masing golongan adalah : Golongan I = Rp 250,00/orang/DLH II = Rp 300,00/orang/DLH III = Rp 350,00/orang/DLH
Jumlah masing-masing golongan adalah: Golongan I = 50 orang II = 30 orang III = 10 orang + Jumlah = 90 orang
Hitunglah Tingkat upah rata-rata dari perusahaan tersebut! Jawaban : Tingkat upah rata-rata = 2.050.000/9000 = Rp227.8/DLH
DAFTAR PUSTAKA http://ekonomi-online.blogspot.com/2010/07/anggaran-tenaga-kerja.html, tanggal 3 November 2011