PERSPEKTIF JIHAD DA ALAM PE ENDIDIK KAN MENURU UT PROF F. DR. HA AMKA psi Skrip Diajukan Kep pada Faku ultas Tarrbiyah dan n Keguru uan Untuk k Memeenuhi Syaarat Menccapai Gelar Sarjan na Pendid dikan Islam
h: Oleh Mohamad Subhan 00149 10801100
JURU USAN PEN NDIDIKA AN AGAM MA ISLA AM FAKULTA AS ILMU U TARBIY YAH DAN N KEGUR RUAN UIN SYARIF HIDAYATUL LLAH JAKAR RTA 1436 H/ 20 015 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul "PERSPEKTIF JIHAD DALAM PENDIDIKAN MENURUT
HAMJ(A"
yang disusun oleh Abdul Ghofur, diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya I1miah dan berhak di ujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan fakultas.
Jakarta, 13 Juli 2015 Yang Mengesahkan Dosen Pembimbing
Heny Narendrany. H, M.Pd
NIP. 19710512 1996032002
PERSPEKTIF JIHAD DALAM PENDIDIKAN
MENURUT HAMKA
Skripsi
Diajukan kepada Fakutas I1mu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.1)
Oleh
MOHAMAD SUBHAN
N~:
108011000149
Di Bawah Bimbingan
-
Heny Narendrani Hidayati, M.Pd
NIP. 19710512 1990633002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H /2015 M
/\
~
KEMENTERIAN AGAMA UINJAKARTA FITK
FORM(FR)
No. Dokumen
FITK-FR-AKD-Q89
Tgl. Terbit
1 Maret 2010 01
No. Revisi: Hal
Jl. 1r. H .!>Janda No 95 CipuuJI 15412 Iruiausia
1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Mohamd Subhan
Tempat/Tgl.Lahir
: Jakarta, 14 Mei 1988
NIM
: 108011000149
jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skrips!
. Perspektif Jihad Dalam Pendidikan Menurut Hamka
Dosen Pembimbing
: 1. Heny Narendrani Hidayati M Pd
2.
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 13 Juli 2015 Mahasiswa Ybs.
LEMBARAN PENGESAHAN UJIAN lVIUNAQASAH
Skripsi berjudu1: "Perspektif JihlHI Dalam Pendidikan 'Ienurut Prof. DR. Hllmkll" __ ~._
.... 1 ... 1_
UI:lU:lUIJ
UIC;U
..J';~.
.,., ..... r't.TT .. ' ........ T'\ If.lVn~l''.L'''''.lJ
C"l'Tn1"1" ...
~T
~l.JDn.""",
').,T .... ~ __ ... _
T __
J'lUlIJUl
IIJUUI'I.
..J~.lp
'I'f,...L-._;
.~
lYlalla::>l:lW(1
lAO{\11{\{)A1A{\
IVOL'11VVV1'"t7,
diajukan kepada Fakultas limo Tarbiyah dan Keguruan (FlTK) UIN Syarif Hidayatu]Jah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujlan Munaqasah pada tanggal 27 Juli2015 di hadapan dewan penguji. Karenaitu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S I (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 30 Juli 20 I 5
Panitia lijian Munaqasah Tanggal
Ketua Panitia( Ketua JUnisan/Prodi)
Tanda Tangan
Dr.H. Abdul Madjid Khon, M.Ag NIP. 19580707 198703 I 005
SekretarisJurusan
Marhamah Saleh, Le., MA NIP. 19720313 20080120 I a
Penguji
r
~/J -~'
%-Z
Drs. H. Aehmad Gholib, M.Ag
·········1· . ·.. ·
NIP. 19541015 197902 1 001
Penguji II
Siti Khadijah, ;\I.A NIP 19700717 199703.2 OU.f
\
Mengetahui:
.....
Dekan Fakulta~mu,Tarbi .,
\'
\
Prof. Dr.
.
.\hm\>thib~Rava, 'JA \,
.
:\ I P.1955042,}{;'8203 1 007
'\
'" .
ABSTRAK
Nama NIM
: Mohamad Subhan : 108011000 149 . .
Judul
I;'~I ... I+~~
~·al\.UJLa;:,
T1_ •• U111U
'r~~t..;.. ~t..
~alulya11
...I~_ v~~.~.~_m~_...I;...I;I,~_
ua11
A
~~_~
T~I~_
~""\"ooWUalJJ~ \"o11UIUll\.a11 ~oa111a ~;:'la111
: Perspektif Jihad Dalam Pendidikan Menurut Prof DR. Hamka
Adanya anggapan yang keliru mengenai makna jihad di sebagian kalangan lliJ1at Islam serta pandangan yang sinis terhadap kata jihad yang identik dengaii. terror, pembunuhan, pengeboman, serta berbagai macam tindak kekerasan lainnya membuat agama Islam menjadi agama yang ditakuti. Puncaknya serangan yang dilakukan sekelompok orang yang mengatas namakan Islam yang melakukan •• .. l,J .. fl"I1'rr'\ 11 ,.,f\f\1 ;:'IJI all a11 LlJ111aUap OIJUU11 YY UI lU 1 I uut:: Lt::/llt::1 "VV L} paua 1 1 ;:'IJPIJLIJ1l1UIJI ,,-VV 1 _~~~_~~_
+~~1..~...1~_
o
~~...I
_~
0
UT~
7"'_~,J~
r'~._.~
~
_~...I~
~~_~+~_t..~~
silam. Wajah umat Islam yang cinta damai harus tertutupi oleh perilaku segelintir pemeluknya yang menyimpang, bahkan bertentangan dengan pesan moral Islam. Di Indonesia sendiri wajah dunia pendidikan Islam ya.ig dikenal sebagai Pondok Pesantren pun sempat tercoreng oelh berbagai tindakan kekeresan, seperti peledakan born yang terjadi berulang kali dan yang paling dahsyat yaitu adalah tragedi born bali 12 oktober 2002 yang menewaskan lebih dari 200 jiwa. Akibat keganasan ini tidak saja na.J1a santri yang dikaitkan pada tragedi itu, citra bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya emeluk agama Islam pun semakin buram. Penelitian ini mengunakan pendekatan deskriptifkualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif ya.ig bempa kata-kata tertulis dan bukan angka. Dengandemikian, laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan penyajian laporan tersebut. Kutipan-kutipan data dalam penelitian ini disajikkan dalam bentuk lampiran yang diperoleh dari pemahaman makna yang terdapat pada setiap kata, kalimat, paragraph, teks, ,maupllii tokoh Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode dokumentasi.Sedangkan untuk analisisnya, peneliti menggunakan analisisisi (Content Analysis). Prof DR. Hamka walaupun tidak pemah membahas khusus tentang masalah ;_; ~1.~_ +~+~_; t..~I;~•• _~_~~t..~ _~_ •• ~_~1.~_ ~~...I;I.;+ ~~~~~~ __ •• ~ ~1.~ _ _ ~1._~ j111au l1ll al\.a11 LIJLapl UIJ11aU 1111J11\"ouua I11IJ11Ua11 0 l\.all ;:,IJUIl\.IL oao a;:,alll1ya al\.a11 111a1\.11a ;;1..~...1
jihad yang hakiki, hal ini dapat kita lihat dan kita telaah pada karya tafsimya yang menjelaskan bahwa jihad bukan saja tentang bagaimana mengangkat pedang di medan pertempuran, akan tetapi beliau menyebur dunia pendidikan adalah salah ~~ ..... ~~_~l. ;;1..~...1 ;:,aLU 1 a11a11 Jl11au
Penelitian pustaka ini dilakukan untuk mengkaji beberepa buku ProfDR. Hamka khususnya "Tafsir AI-Azhar" disini jihad akan dilihat dalam konteks _~_...I;...I;I.~_ l.~l. ••• ~ ;;1..~...1 _~_;1;1,; ~~; •• ~_~ ~~_~~+ 1•• ~~ PIJ11UIUIl\.a11, uall vva j111au 1111J1111111\.1 al L1 ya11 0 ;:,a11 o aL lUa;:"
_~_~~...:
;1_ •• ; •• ~~ t..~~~_ J uoa uao la11
ll11J11\"oall l1111U
daripada jihad. Karena kebutuhan yang berbeda maka jihad pada masa modern ini bukanlah lagi jihad dengan mengangkat senjata, akan tetapi jihad dalam mengembangkan potensi umat Islam yang makin terpuruk. Hal demikian itu
dimaksudkan untuk menghasilkan ilmuan-ilmuan Islam yang kelak akan _~
•• _.: •• ,Jl. __
••• ~.~ .•
T~l~_ ~~1...~~~: ~~~_~ "n~/_
lJJ\;; vv UJ UUJ\.alJ J::>1aJlJ ;:)\;;LJaeaJ aealJJa
1;/
~ '/~_.;._"
1 \UflfflUIUfI III U
11
IUffllfl
.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan limpahan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Sk.-ipsi sebagai syarat untuk menempuh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri (DIN) SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Abdul Madjid Khon, MA selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. 4. fuu Marhamah Saleh, Lc, MA selaku Sekjur Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. fuu Heny Narendrany.H M.Pd, selaku dosen pembimbing skrispsi, yang telah banyak membantu untuk meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran sampai selesainya penulisan skripsi ini. 6. Bapak Tanenji, M.Ag., Selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA), yang selalu memberikan banyak kata-kata motivasi. 7. Bapak dan fuu Dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu namun tidak sedikitpun mengurangi rasa hormat dan ta'zim penulis, yang telah membimbing penulis selama kuliah di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas I1mu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 8. Kedua orang tuaku tercinta dan tersayang, H.Hasan dan Hj. Fauziah beserta keluarga besar, yang menjadi sumber motivasi serta semangat didalam
III
memahami kehidupan Int, yang telah banyak berjasa dalam kehidupan penulis. 9. Sahabat-sahabat kelas "E" PAl angkatan 2008 dan juga temen kostan, khususnya Ruly, Awe, Farhan, Fawzul, Asep, Gofur, Taufik, Hemal yang sudah memberikan banyak ceramah dan motivasi. 10. Ternan-ternan Pendidikan Agama Islam angkatan 2008 yang telah memberikan dukungannya dalam melaksanakan skripsi ini. 11. Serta kepada semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis menyadari bahwasanya tiada yang sempurna didunia ini, termasuk skripsi yang penulis buat ini. Tuk itu penulis sangat berharap akan adanya kritikan dan saran dari setiap pembaca, untuk menutupi kekurangan skripsi ini. Akhimya, mudah-mudahan penulisan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. Aamiin
Jakarta, 7 Juli 2015
Mohamad Subhan
IV
DAFTAR lSI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
LEBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH
ABSTRAK
..
KAT A PENGANTAR......................................................................................... DAFTAR lSI
iii
v
BABIPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
.
B.
Pembatasan danPerumusanMasalah.....................................................
8
C.
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Masalah
9
BAB II KAJIAN TEORETIK
A. DefinisiJihad
II
I. Pengertian Jihad MenurutBahasa Arab...
11
2. Pengertian Jihad MenurutTokoh-tokohIslam..
12
13
B. DasarHukum Jihad... 1. DaliI-daIildalam AI-Qur'an..
13
2. Dalil-dalildalam As-Sunnah...
16
C. Macam-Macarn Jihad..
18
D. Jihad Pendidikan Dan Pengajaran..
19
E.
29
HasilPenelitian Yang Relevan..
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu..
31
B. Rancangan Penelitian..
31
C.
32
Sumber Data...
D. Tekhnik Pengumpulan Data.................................................................
33
E.
33
Instrumen Penelitian.............................................................................
v
F.
Tekhnik Analisis Data..........................................................................
G. Tekhnik Pengumpulan Pengabsahan Data
34
34
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Biografi Hamka.....
36
B. Karya Hamka........................................................................................
43
C. Hamka Wafat........................................................................................
45
D. Perspektif Jihad dalam Pendidikan Menurut Hamka...
46
E.
69
Relevansi Pemikiran Hamka Dengan Pendidikan Masa Sekarang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..
63
B. Saran.....................................................................................................
64
DAFTAR PUST AKA..........................................................................................
66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
VI
BABI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Citra islam begitu sangat sangat menakutkan di mata masyarakat dunia
khususnya barat. Anggapan bawa islam adalah agama yang tidak toleran dan
dengan tragedi serangan terhadap gedung trade word center atau yang lebih dikenal dengan WTC 11 september 2001 Pada hakekatnya, menurut Karen Amstrong, kekerasan dan intoleransi yang ada dalam tubuh umat islam tidak bersumber dari ajaran islam yaitu AI-Qur'an dan As-sUlulah. Islam adalah agama yang mencintai kedamaian dan islam sendiri memproklamirkan dirinya sebagai agama yang rahmatan lil alamin, bukan hanya terhadap umat islam itu sendiri tetapi untuk semua manusia, termasuk kepada alam. l Namun akibat kekurangan pemahaman sebagian orang maka perang
sehingga menimbulkan kegelisahan dan ketakutan terutama di kalangan umat non Muslim. Oleh karenanya, ada banyak salah penerapan ketika jihad diartikan dan
I
A Syafi'I ma'arif Mell1rt1skan malmajihad, (Jakarta GvlM 2005) cet ke I. hal. 3
1
2
dipahami dalam satu makna. yaitu sebuah pena\\"aran alternatif hidup mulia atau mati syahid Wajah umat islam yang cinta damai harus tertutupi oleh perilaku segelintir penganutnya yang menyimpang. bahkan bel1entangan dengan pesan moral islam. Oi Indonesia sendiri wajah dunia pendidikan islam yang dikenal sebagai pondok pesantren pun sempat tercoreng oleh berbagai tindakan kekerasan, seperti peledakan born yang teljadi berulang kali dan yang paling dahsyat yaitu adalah tragedy born bali 12 oktober 2002 yang menewaskan lebih dari 200 jiwa. Akibat keganasan ini tidak saja nama santri yang dikaitkan pada tragedi itu, citra bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya memeluk agama islam pun semakin buram. Seolah-olah kaum santri secm·a keseluruhan menjadi tertuduh, suatu tuduhan yang tidak dapat diterima. 2 Diantara kata yang sering ditakuti, dibenci, disalahpahami, dan dibonsaikan maknanya adalah kata jihad. Oalam literatur Barat umumnya, kata jihad diterjemahkan dengan holy war (perang suci), padahal perang hanyalah salah satu dari bentuk jihad. 3 Jika kita Mengacu pada konstitusi dan peraturan perundang-undangan, indicator suatu aliran dan gerakan keagamaan dianggap bennasalah apabila: I. Membahayakan ketertiban publik, seperti penafsiran dan penyebaran
ajaran agama yang nyata-nyata menyimpang, menyesatkan, menyulut masalah
dan
mendorong
kekacauan
atau
kerusuhan
di
tengah
masyarakat. 2. Membahayakan keselamatan jiwa, seperti mengajarkan kepada para
pengikutnya untuk melukai diri sendiri dan atau orang lain. 3. Mengganggu akhlak publik, seperti ajaran yang memperbolehkan seks
bebas dan perzinaan. 4. Membahayakan kesehatan publik, seperti ajaran yang memperbolehkan
menggunakan obat-obatan terlarang. 2.
IIJid., hal. 3
'. Ibid, hal. \73
5. Melanggar hak-hak
dasar orang lain, seperti pengkonsepsian dan
penafsiran ajaran agama yang dalam penyebarannya memaksaan pencucian otak orang lain baik secara langsung maupun tak langsung (brain washing); memobilisasi pendanaan seCaI'a manipulatif dari
masyarakat. 6. Menyebarkan kebencian dan permusuhan di tengah masyarakat, sepel1i syiar-syiar baik secara lisan maupun tertulis yang menghalalkan darah orang lain bahkan orang tua kandung, atau mendorong orang lain melakukan kekerasan tisik dan teror. 7. Menganjurkan dan mengajarkan makar terhadap pemerintahan yang sah
serta tidak Indonesia.
mengakui
Pancasila dan
Negara Kesatuan
Republik
4
Walaupun menjadi salah satu kata yang peling terdengar di dunia saat ini masih ada tidak kesepakatan dalam pengartian "terorisme". Hal ini di sebabkan ada pihak yang mengatakan bahwa terror ini di anggap sebagai pejuang kebenaran aka tetapi di lain pihak di anggap sebagai kelompok yang meneber kekerasan karena banyak orang yang tidak bersalah menjadi sasaran. 5 Perang dalam perjalanan sejarah umat manusia memiliki latar belakang yang sangat panjang. Ia dapat disebut sebagai kembaran kehidupan
sosial umat
manusia dan pasangan yang senantiasa mendampinginya. 6 Bilamana membuka lembaran sejarah umat manusia pada dimensi
yang
berbeda, kita tidak menemukan satu masa pun yang tidak terdapat satu perang di dalamnya. Kita menemukan berbagai peperangan yang berkecamuk sepanjang sej arah perj alanan umat manusia. 7 Namun akibat kekurangan pemahaman sebagian orang maka perang dianggap/diartikan sebagai satu- satunya makna dari jihad, akibatnya perkataan 4 Kementrian Agama RI, Pedoman Penanganan Aliran dan Gerakan Keagamaan bermasalah di Indonesia. (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2014). hal. 18 5 Harun Yahya. Terorisme Ritual Setan. (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003) hal. 59 6 M. T. Misbah Yazdi. Perlukah Jihad? Melurllskan Salah Paham tentang Jihad dan Terorisme. terj. Akmal Karnil, (Jakarta: AI-Huda. 2006), eel. Pertama, hal. 7 7 Ibid., hal. 7
4
jihad senng diidentikkan dengan aksi-aksi terorisme seperti pengeboman, pembunuhan, penculikan, bentrokan dan lain-lain sehingga menimbulkan kegelisahan dan ketakutan terutama di kalangan umat non-Muslim. Oleh karenanya, ada banyak salah penerapan ketikajihad diartikan dan dipahami dalam satu makna, yaitu sebuah penawaran altematif hidup mulia atau mati syahid Pemahaman inilah yang tentunya banyak melahirkan keadaan dimana Jlwa
yang merugikan baik diri maupun agamanya sendiri. Keadaan ini akan terus berlangsung semakin parah ketika seseorang ataupun kelompok menjadikan jihad sebagai bentuk perjuangan senjata, sedangkan dimensi lainnya misalnya hujjah tidak dihitung sebagai jihad. Inilah yang menjadikan orientalis Barat memandang bahwa jihad dalam Islam menjadi stereotip dimana jihad seringkali diartikan sebagai perang suci (holy war) untuk menyebarkan agama Islam. M Sekalipun demikian, menurut akhlak AI-Qur'an tidak ada ruang amarah dalam din manusia. Allah telah memerintahkan kepada kim untuk selalu memiliki
tenggang rasa, damai, dan rasa persaudaraan.
9
Padahal Nabi Muhammad telah mengajarkan/mencontohkan kepada kita selaku umatnya bagaimana sebenamya cara berjihad di jalan Allah. Salah satunya dengan memacu semangat persatuan, tolong menolong dan persaudaraan sesama muslim. Sesungguhnya golongan orang-orang kafir dan murka bila mereka melihat orang mukmin komitmen antusias untuk merealisasikan tuntutan Allah, semakin memuncak bila mereka melihat kaum
munafik benar-benar kepada agamanya dan
sebagaimana marah mereka Muslimin bersatu padu,
bersaudara, saling menyayangi, saling mencintai dan tolong-menolong dalam bidang amal saleh dan takwa. Inilah fenomena kaum Muslimin yang dapat membangkitkan rasa amarah golongan orang-orang kafir dan munafik
Istilah holy war berasal dari sejarah Eropa yang bermakna perang karena alasan-alasan keagamaan. Ahmadi Sofyan, Islam 011 Jihad, (Jakarta Lintas Pustaka, 2005), hal 6 9 M T Misbah Yazdi Op. cit., hal 62 8
5
Distorsi makna jihad sebagai kegiatan yang lebih cenderung bennakna fisik yang amat partikular, pada urutannya bukan saja terns menodai citra
agama
(Islam) sebagai pembawa rahmat bagi semesta, melainkan juga terns menghantui umat sebagai kekuatan laten yang destruktif dan traumatik, justru dari dalam psikologis umat sendiri. Alhasil, implikasi negatif itu tak lain hanyalah sebuah beban psikologis-historis umat yang malah menambah persoalan, bukan solusi itu sendiri yang cenderung digembor-gemborkan,
padahal peIjuangan yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh, tekun, tabah, dan tidak kenaI putus asa dapat disebut sebagai jihad. Dalam terjemahan perjuangan.
bahasa Indonesia disebut sebagai
1O
Konsepsi islam jihad dengan maknanya yang luas lagi itu berwujud segala rnpa peIjuangan yang sangat banyak kandungannya dan sangat besar gelanggang usahanya meiiputi segaia macam pergerakan dan segenap usaha yang dikerjakan karena Allah, dilaksanakan atas kehendaknya dan untuk mencari keridhaaNya semata-mata Para ulama telah mencoba mengorek cakupan pengertian jihad itu dengan bennacam-macam istilah qital dan harb dengan batasan-batasannya
masmg
1. Jihad dalam makna yang umum dan 2. Jihad dengan makna yang khusus. II Al Qurthuby menjelaskan pengertian jihad ialah semua perbuatan
yang
menunjukkan kepada usaha mengeIjakan sesuatu yang diperintahkan Allah dan meninggaikan diri untuk mentaati AHah serta menoiak ajakan hawa nafsu. Dan berperang melawan syetan dengan menolak atas segala godaannya
sekaligus
ajakannya untuk berbuat zalim dan kufur.
ibid.. haL 7 Widodol Amin,fiqh siasah da/am hllbllngan i111emasiona/ (Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya, 1994) hal. 7 10
ii
6
Senada dengan itu Hamka juga mengartikan salah satu jihad yaitu melawan hawa nafsu, ia mengingatkan agar manusia berhati-hati kadang manusia merasa percaya akan kempuannya sendiri, padahal dirinya telah mengikuti setan dan hawa nafsu. Apa yang di ikutinya bukan perintah tuhan melainkan hawa nafsunya.
12
Prof. DR. Hamka juga menitik beratkan jihad dalam menuntut ilmu ataupun mengembangan pendidikan, bukii kontribursi nyata Prof. DR. Hamka di dunia pendidikan, gagasan-gagasan pendidikannya saat itu diterapkan di Masjid Agung AI-Azhar.
Buya menjadikan masjid tersebut sebagai pusat dakwah dan
pendidikan, mulai dari kuliah subuh, kajian tasawuf malam selasa, pengajian ibu ibu, dan membangun sarana pendidikan berupa sekolah diniyah untuk keluarga tidak mampu. Tempatnya di bawah tangga masjid sebelah utara Demikian multi dimensinya cakupan pengertian jihad secara populer dalam ajaran islam. Allah SWT berfinnan dalam surat At-Taubah 122.
Artinya: "Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka hnhnS'l.rr .... "
""S'I.rrVllrr ",unf",l,
Ul."U,-,", fAYW
VI
U/"6
U/UUf\,.
'II'V'Inrvt .... n ... ,.J/'rl.rr~
"
........ "
1"(.,/ ,""UC.\AII"
..
.... nV7rrnfnz,,"'n'll1
YL'"6L!.U/U.4.U'''
....,..,n ... nl,n I I U.... /
rrrrn'll'V'l.rr (,..-f\,.U ..fn"Vtf/'r'VIrr (.,/U\.4'''6 WctA""""
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Qs.At Taubah: 122)\3 Ayat di atas jelas menunjukkan kepada kita tidak seharusnya untuk semuanya berjihad ke (medan perang) tapi kita juga diharuskan untuk berjihad dalam pengajaran dan pendidikan, hal ini mengingatkan betapa pendidikan dan pengajaran diniyah. Kata nafar dalam ayat diatas jelas menuju kepada pendidikan dan pengajaran yang biasa di gunakan untuk berjihad.
12 1.1
2002), h.
Hamka Tasffil'1~fModem, (Jakarta Pustaka Panjimas, 2003), hal. 122 Departemen Agama RI, Mushaf AI-QuI' 'an Terjemah, (Jakarta Pena Pundi Aksara,
in
7
Hamka juga menggaris bawahi dan mengemukakan bahwa pada pokoknya perang itu tidak disukai. Memang pada umumnya apabila mempersoalkan perang, orang tidak suka. Berperang adalah merubah kebiasaan hidup yang tenteram, berperang adalah membunuh atau dibunuh. Sedangkan orang ingin kalau dapat biarlah mati secara wajar-wajar saja. Berperang meminta perbelanjaan besar, sedang manusia ia adalah bakhil dan terlalu pelit. 14 jihad pula secara umum adalah suatu usaha yang bersungguh-sungguh untuk melakukan sesuatu keIja, Ibnu Abbas mendefinisikan jihad sebagai penumpuan seluruh usaha dan tenaga untuk sesuatu perkara. 15 Para ulama dan intelektual Islam mempunyai beberapa pendapat dalam mengartikan jihad, di antaranya : a. Imam mazhab yang empat berpendapat, jihad adalah berperang
menggunakan senjata dan membantu orang-orang yang be1llerang. 16 b. Ibnu Rusyd berpendapat, sesungguhnya kata jihad fi sabilillah apabila disebut secara mut!ak maka maksudnya ada!ah memerangi orang-orang kafir dengan pedang sampai mereka masuk Islam atau membayar jizyah (pajak) dengan patuh, sedang mereka dalam keadaan tunduk. 17 c. Ibnu Taimiyah menulis, jihad itu hakikatnya ialah berusaha bersungguh sungguh untuk menghasilkan sesuatu yang diridhai Allah daripada keimanan, amai shaieh dan menoiak sesuatu yamg dimurkai Aiiah dari kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan. 18
Sejatinya, kesalehan sejati
membawa pada keberagamaan yang toleran, moderat, solider, beradab, dan tidak membelenggu. Dengan
demikian, tujuan teologis agama
adalah memanusiakan manusia melalui pembebasan yang fitrah secara universal tanpa kecuali. Di situlah makna jihad mesti diletakkan. Yang 14 15 16
Hamka, Tafsir al-Azhar, juz. 11 (Cet. III; Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994), hal. 180 Thnu Qayyim, Zaad al-Ma 'ad, (Beirut, al-Risalah Publisher, 1998), eet.3, jilid 3, hal.8 Abdullah Azzam, Tarbiyah Jihadiyah, (Solo:Pustaka al-' Alaq, 2003), Jilid 9, eet I,
haLI52 i7
IR
Ibnu Rusyd, Mllqaddimah, (Beirut Dar al-Fiqr, tt), Jilid I, hal. 369 Ibnu Taimiyah, Majmll' al-Fatawa, (Beirut: Dar Fiqh.), haL 10
8
menarik di sini adalah, hasil penelitian tentang makna jihad, penulis mendapati Ulama salaf mendefinisikan jihad kepada peperangan bahkan sebagian mereka mengartikan jihad itu sebagai qital. Namun menurut bahkan sebagian mereka mengartikanjihad itu sebagai qital. Prof. DR. Hamka memperluaskan skop jihad kepada segala usaha yang dilakukan untuk meletakkan kalimah Allah pada tempatnya dalam segala bidang kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, politik dan lain sebagainya.
Penulis
melihat perbedaan ini teIjadi karena pendekatan yang diambil
oleh ulama
mengikuti perubahan zaman. Ulama salaf hidup dalam dunia
Islam yang
dipimpin oleh umat Islam dan mereka tidak menghadapi serangan daripada orang bukan Islam, kecuali serangan itu hanya dalam bentuk militer saja, manakala ulama terkemudian
orang bukan Islam atau orang Islam yang telah terpengaruh
dengan doktrin dan pemikiran barat pasca runtuhnya khilafah pada tahun 1924, mereka menghadapi serangan musuh-musuh Islam dari berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, politik dan lain sebagainya. Dari sini penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang jihad dalam skripsi yang berjudul "Konsep Jihad Dalam Pendidikan Menurut Hamka
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.
Identifikasi Masalah Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan dapat
diidentifikasikan sebagai berikut: a. Banyaknya pemahan yang keliru tentang makna jihad b. pandangan umat lain tentang agama Islam mengajarkan kekerasan
2.
Pembatasan Masalah Perkataan jihad sering diidentikkan dengan aksi-aksi terorisme
pengeboman, pembunuhan, penculikan, bentrokan dan lain-lain
seperti sehingga
9
menimbulkan kegelisahan dan ketakutan terutama di kalangan umat non-Muslim. Oleh karenanya, ada banyak salah penerapan ketika jihad diartikan dan dipahami dalam satu makna, yaitu sebuah penawaran altematif hidup mulia atau mati syahid.
Tertarik dengan hal ini, penulis ingin mencoba mengkaji lebih jauh
mengenai pemahaman tentang jihad, namun agar tidak terlalu meluas, di sini penulis membatasi permasalahan ini dengan memfokuskan pada konsep jihad dalam persepektif pendjdikan dan melihat bagaimana jihad menurut Prof DR. Hamka dalam pendidikan yang terkandung dalam surat At-Taubah ayat 122 dan sebagai bahan perbandingan penulis juga akan sedikit mengulas jihad klasik. 3.
Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaiman perspektf
jihad dalam pendidlkan menurut Hamka dalam karyanya Tafsir AI-Azhar pada _ ....... 4.
UYi:1L
A40 'T' ...... L ..... L
rU-1 UUUUll
............. 1 ...........
UYUl
1"'-"'-.
C.
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.
Penelitian iill dilakukan dalam rangka : a. Untuk mendapatkan sebuah pemahaman baru dalam kajian tentang konsep jihad yang sebenamya menurut Islam, seiring dengan kesalahan tentang pemahaman dan perealisasian jihad yang baru-baru ini semakin mencuat ke permukaan. b. Untuk
mengetahui
bagaimana
konsepsi
Jihad
menurut
Ulama
kontemporer khususnya Prof DR Hamka. 2.
Penelitian iill juga bermanfaat; a. Untuk menambah wawasan keilmuan mengenai makna jihad. b. Bagi pengembangan disiplin Ilmu, penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dan bahan masukan pada pengembangan disiplin ilmu.
10
3.
Metode Penulisan Secara tekhnis penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku
Pedoman Akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN syarif
BABII
TINJAUAN UMUM TENTANG JIHAD
A.
Definisi Jihad
1.
Pengertian Jihad Menurut Bahasa Arab Dalam hal ini, Syaikh Zhafir al-Qasimy menulis: Tidak diragukan lagi,
sesungguhnya kata jihad adalah kata/istilah Islami yang khusus digunakan setelah kedatangan Islam dan belum dikenal pada masajahiliyah. Perkataan ini tidak terdapat dalam syair-syair jahiliyah (Arab kuno), baik yang lampau maupun baru, baik yang semakna maupun yag menyerupainya. Dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwasanya kata jihad adalah kata yang berhubungan dengan urusan deen (agama); datang bersamaan dengan datangnya Islam, sebagaimana kata shalat, zakat dan lain-Iainnya yang tidak terdapat dalam perkataan jahiliyah. Jadi, hanya dikhususkan untuk peristilahan dalam Islam dengan makna/pengertian yang khusus pula, tidak serupa dengan makna kalimat lainnya. I Jika ditelaah akar katanya dalam bahasa Arab, kata jihad berasal dari akar kata jahada - yajhadu - jahdanljuhdan, yang diartikan sebagai ath-thaqah, al-masyaqah
dan mubaiaqah ::kekuatan::, ::kesuiitan:: dan ::usaha::.
I
SYilikh 7hilfir ill-Qil.:;imi. aI-Jihad wa al-HlIq/lq ad-na/lli.vah a/'-A1II1IIah fi aI-Islam (R~inJt·
Dar al-Ilm Ii al-Malayin, 1986), haL 13
11
12
Adapun jihad berkedudukan sebagai masdar "kata benda" daripada jahada, yaitu bab faa'ala daripada jahada di atas dan diartikan sebagai: berusaha menghabiskan segala daya kekuatan, baik berupa perkataan maupun perbuatan. 2 Secara bahasa, secara garis besamya, jihad dapat pula diartikan sebagai: penyeruan (ad-dakwah), menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah kemungkaran (arnar rna'ruf nahi rnunkar),
penyerangan (ghazwah), pembunuhan (qital),
peperangan (harb), penaklukan (siyar), menahan hawa nafsu (jihad an-nafs) dan lain yang semakna dengannya ataupun mendekati. Berdasarkan pengertian tersebut, jihad adalah kata Islami yang mengandung pengertian luas, dapat diartikan sebagai peiang, dakwah dan sejenisnya dan tidak tepat
jika hanya
diartikan
dengan
salah satu
pengertian
saja.
Dalam
bahasa
Indonesialmelayu, perkataan yang hampir menyamai perkataan jihad adalah kata perjuangan karena sifatnya yang umum dan mengandung pengertian luas, seluas
pengertian dan keumuman maknajihad. 3 2.
Pengertian Jihad Menurut Pendapat Para Tokoh-Tokoh Islam AI-Hafidz Ibn Hajar, berkata: "Keutamaan tidak bisa didekati dengan qiyas,
Jihad adalah seutama-utama amal perbuatan secara mutlak".4 Moenawar Khalil merumuskan pengertian jihad ini sebagai berikut "kata-kata jihad itu diambil dari bahasa arab, dari asal kata ''jahd'' yang artinya usaha atau juhd" yang artinya kekuatan. Dan arti menurut aslinya yaitu "bersungguh-sungguh mencurahkan segenap tenaga untuk melawan musuh.,,5 Taufiq Ali Wahbah mengajukan pengertian itu adalah sebagai berikut "jihad adalah pengemhan segala kemfulipuan
mm potensi dalam mememngi musuh. Jihad
diwajibkan atas kaum muslimin demi membela agama Allah, dan jihad baru
2 Thnll MllnZllr, T.isan al-Arah, (Qllherllh· Ilet-Dar al-Mishriyyah Ii IlI-Ta'lifi wa Ill- Ta~llmah. U.), jilid 3, hal. 109 3 Hilmi Bakar AI-Mascaty, Panduan Jihad untuk Aktivis Gerakanlslam, (Jakarta: Gema Insani Press, 200 I), cet.l, hal. 4 -I AI-Hafidz Thnu Hajar, Fath AI-Bariy, juz 6. hal. 5 5
AL ..L_l A_..J:_T": __ l __ :
Ilmu Jaya) cetpertama hal 3
J ~ .. __ . __ .. ~_ .. ,,_. ._ ... _ /r_T.. _.f1r'f' n_..J _ .)UUIIII,UII UUII IU"'UIl~UII-'UIIIUIIOU'"IJ·U. (JU~U' IU. L • . rC;UVlJlalJ
: : I . _ J r __ L:l:11_L
1"'\.UUUl \....ldUIi UJi1CldIH, JIIIUU }
13
dilakukan setelah timbulnya gangguan-gangguan yang dilakukan musuh terhadap kaum muslimin. ,,0 Dr. Mohammad Khair AI-Haekal, di dalam AI-Jihad Wa AI-Qitaal, berpendapat
bahwa "Jihad adalah amaI yang paling utama dibandingkan amaI-amaI yang lain". Sebab, Nash-nash Qath'i jelas melebihkan jihad diatas amal perbuatan yang lain. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jihad dengan artinya yang khusus yaitu pengerahan segala kemampuan dalam memerangi musuh ketika mendapat gangguan- gangguan yang dilakukan musuh terhadap kaum muslimin. Dan hukum jihad ini adalah fardhu kifayah artinya apabila sebagian kaum muslim telah melaksanakan kewajiban ini, maka gugurlah bagi yang lain. Dan sebelum dilaksanakan oleh sebagian kaum muslim, hukumnya adalah fardhu a'in atas seluruh mukallaf
B.
Dasar Hukum Jihad
1.
Dalil-dalil dari AI-Qur'an Katajihad, dalam bentuk fi'il maupun isim, disebutkan 41 kali dalam AI-Qur'an,
tersebar dalam 19 surat. Ayat-ayat jihad dalam konteks perjuangan ditemukan
scbanyak 28 ay·at, tCilctak dalam SUiat-suiat scbagai bcrikut: AI-Baqaiah: 218, Ali 'Imran: 142, An-Nisa: 95, AI-Maidah: 35 dan 54, AI-Anfal: 72, 74 dan 75, At-Taubah:
16, 19,20,24,41,44,73,81,86 dan 88, An-Nahl:IlO, AI-Furqan: 52, AI-Ankabut: 6 dan 69, Muhammad: 31, AI-Hujurat: 15, AI-Mumtahanah: 1, Ash-Shaf: 11 dan At Tahnm: 9.
7
Kata jihad dalam AI-Qur'an mengandung beberapa pengertian menurut urutan turunnya ayat. Ada yang berarti penyeruan (dakwah), pemaksaan, peperangan dan lainnya. Di antaranya ada yang menggunakan fi sabilillah dan ada yang tidak. Untuk lebih memperjelas pengertiannya, berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh:
6 7 .
T~lJfin Ali W~hh~h nliih{]{ffil i,lnnl (S~lJrli' rl~r ~lI~w~) h~l 21
Muh~mmad Chirzi~l. Jihad menuru~ Sayyid Quthub daiam Tafsir Fi Zhilal AI-Qur'an,( Solo: J
Era !mermedia. 2001). eel. 1. hal. 66
14
a.
Smah al-Furqan: 52
Artinya: Maka janganlah kall1u lI1engiku/i orang-orang kaf;r. Dan heljihadlah /erhadap mereka dengan AI-Qur'an denganjihadyang hesar. (QS. AI-Furqan: 52)8
JelasJah bahwa arti jihad pada ayat ini adalah menyampaikan hujjah kepada orang-orang yang ingkar atauplln berdiskusi dengannya menggllnakan dalil-dalil pasti yang akan membuat mereka yakin terhadap kebenaran Islam. Jihad dalam pengel1ian ini semakna dengan perkataan dakwah atall seruan ke jalan Islam b.
Surah al-'Ankabut: 69
Al1inya: Dan orang-orang yang beljihad un/uk (lI1encari keridhaan) Kami, benar benar akan Kami /unjukan kepada merekajalan:ia1an Kami.(QS. AI- Ankabut: 69)9 Kata jihad pada ayat tersebut mengandung pengertian bersungguh-sungguh melaksanakannya dengan penuh ketabahan dan kesabaran untuk mendapatkan ridha Allah di jalan-Nya. c. Surah al-'Ankabut: 8
Artinya: "Dan jika keduanya berjihad (memaksamu) untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. "(QS. AI-Ankabut: 8)10
8
Departemen Agama RI, MushafAI-Qur 'an Te/jemah. (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2002), hal.
365 9 . 10.
ibid., hal. 405 Ihid., hal. 398
15
Kata jihad pada ayat tersebllt mengandllng pengertian memaksa dengan penllh kesllnggllhan lIntlik mengiklltinya atallplln memerintahkan dengan paksa yang slInggllh-slingglih. d. Surah al-'Ankabllt: 6
Artinya: Dan bw"ang siapa yang berjihad, maka seslinggllhnya jihadnya illl ada/ah un/uk dirinya sendiri. (AI-Ankabllt: 6)11 Kata jihad pada ayat tersebllt mengandllng pengertian bekerja keras mengeluarkan seluruh kemampuan yang ada lIntlik mendapatkan apa yang diinginkan. e. Surah at-Taubah: 41
Artinya: Berangkatlah kamu, baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yan~ demikian itu adalah lebih baik bagimujika kamu mengelahui. (QS. At-Taubah: 41) 2 Kata jihad dalam ayat tersebut mengandung pengertian peperangan, yaitu memerangi orang-orang ingkar dengan menggunakan senjata agar mereka takluk di bawah kekuasaan Islam. Arti jihad seperti pada ayat inilah yang selalu diartikan kebanyakan orang untuk katajihad. Berdasarkan beberapa ayat tersebut, jeJaslah bahwa di daJam AI- Qur'an, jihad tidak hanya digunakan untuk satu pengertian saja, namun digunakan untuk beberapa pengertian yang mengandung makna sebagai tabligh, dakwah, pamaksaan, kesungguhan ataupun peperangan.
II. Ie.
Ibid., hal. 397
Ihid.. hal. 195
16
Selain itu, ada pula ulama yang berpendapaL "Jika kata jihad diiringi kalimatfi sabilillah sesudahnya, kata itu tidak mengandung penngertian lain kecuali berperang
menggunakan senjata. Akan tetapi. jika tidak diiringi kaJimat.fl sabilillah setelahnya dapat diartikan selain dari berperang, baik sebagai dakwah maupun menahan hawa nafsu." 2.
Dalil-dalil dari As-Sunnah Rasulullah
SAW
dalam
hadis-hadisnya. juga
menggunakan
beberapa
pengertian terhadap jihad, diantaranya sebagai berikut: a. Hadis yang diriwayatkan oJeh Muslim dari Abdullah bin Mas'ud RA,
"~6.o.-.
~
-.o'-o"Ut.:.a-.oJ:"~-.-
. lJA.9 ,U.. l.JA ~
-.oL~~Ut.:.a-.o10.0-u·1':·
U~.J ,U~
Uy ~
~o.
~ ~- . ~
~\-.~I
~<
Artinya: Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah SA W pernah bersabda: Tiada seorang Nabi pun yang diutus Allah pada umat sebelumku kecuali ada pada mereka di antara umatnya orang-orang hawari (pengikut setia) dan sahabat- sahabat yang mengambil sunnahnya dan berpegang teguh pada perintahnya, kemudian datanglah sesudah mereka beberapa generasi yang mengatakan apa yang mereka tidak lakukan dan melakukan apa yang mereka tidak perintahkan. Barang siapa yang be,:jihad atas mereka dengan tangannya, ia adalah orang mukmin dan barang siapa yang be/:iihad atas mereka dengan lisannya, ia adalah orang 111ukmin dan barang siapa yang be/jihad atas mereka dengan hatinya, ia adalah orang mukmin. Tidak ada selain itu daripada iman sebesar biji sawi pun. (HR. Muslim)'3 Jihad menggunakan tangan adalah peperangan menggunakan senjata, jihad menggunakan lisan adalah seruan dan peringatan (dakwah), sedangkan hati adalah berdiam diri karena tidak mampu mengubahnya.
I~ Imam Muslim. l'vfukhtashar Shahih Muslim. (Amman: AI-i'vlaktab al-Islami, 2000) cet.l, hal.
386
17
b.
Hadis yang diriwayatkan Muslim dari Ibnu Abbas RA.
Artinya: Diriwayalkan dari lhnll Ahhas RA hahwa RaslI/lIllah SAW hersahda: Tidak ada kewajiban hijrah selelah pembllkaan kola L'vlekah. Yang ada adalah kewajiban jihad dan nial. Jika kamll diserll lInlllk kelllar ke medan jihad, maka berangkallah. (HR. Muslim) c. Hadis yang diriwayatkan at-Tarmidzi dari Abu Sa'id al-Khudri RA,
t'· u, ". 1 ..JIj ~ -- r.J
~ ..), -. -'1 .1:.:" - - '+?'-' ~ ~
.(JC.:&\ -~
r -"'-F .~'1". t ~ ~\ U ,,"?J
~
~ ,~-
~
t LF '. - J
(,"?~,ji11 oIJ.J) y~ 0~ ~ J~ Artinya: Diriwayatkan dari Abi Sa'id al-Khlldri RA berkata, bah.jla Nabi SA Wpernah bersabda: sesungguhnya di anlara jihad yang paling utama adalah mengatakan keadilan (perkataan yang bel1aJ) di hadapan penguasa yang zalim. (HR at-Tirmidzi) Jihad dalam hadis ini mengandung pengertian seruan dan peringatan dengan ajaran Islam agar mereka kembali kepada Islam dan meninggalkan kemungkaran. d. Hadis yang diriwayatkan al-Bukhari dari Abdullah bin 'Amr RA,
Artinya: Diriwayatkan dari Abdullah bin 'Amr RA berkata: Telah datang seorang pemuda kepada Rasulullah SAW untuk meminta izin agar diperbolehkan ikut berjihad. Rasulullah bertanya kepadanya. ''Apakah kedua orang tuamu masih hidup?", Pemuda tadi menjawab, "/ya!", Maka Rasulullah SAW bersabda, "Tetaplah kamu kepada keduanya dan berjihadlah pada mereka. (HR. al-Bukhari)
e. Hadis yang diriwayatkan al-Bukhari dari Jabir RA,
r.-
'. ~-., - h ~~,l\ J '-. .JIj ~ .(JC.:&1 t" -" .~l\"' ~~f~. ~J-~ ~~u
g
t .uc. :&1 ~.J~.ueJ - . - , 6.'. -
o\J~ ) ~j ~ AJ~99 ~\ ~\j ~ ;~J ;ylg ?~1 ~1 ~yl ~Ij ~ {.lrh:11
*
(,-,j~~\
18
Artinya: Dirill'ayatkan dari Jabir RA bahwa Nabi SA W pernah bersabda: Sebaik-baik orang yang mati .syahid ialah Hamzah bin Abdul Muthalib dan laki-Iaki yang herdiri di hadapan pel17il17pin yang zalim, ia memerintahnya (herhllat yang lI7a 'rz~f) dan melarangnya (berbllat yang JJlztngkarj karena Allah, kemlldian pemill7pin yang zalim itll membunuhnya. (HR. al-Bukhari)14 Jihad di sini diartikan sebagai amar ma'rufnahi munkar, yaitu menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Beberapa hadis tersebutjelas menunjukan bahwa jihad tidak selamanya tepat diartikan sebatas satu pengertian seperti peperangan bersenjata saJa. namun meliputi segala bentuk kebajikan yang diridhaiAIJah SWT.
C.
Macam-Macam Jihad
Jihad-jihad
yang disebutkan
dalam
KitabuJlah
dan
As-Sunnah
dapat
digolongkan menjadi limajihad,yaitu:
1. jihad dengan lisan (jihad billisan) 2.
jihad dengan pengajaran dan pendidikan (jihad at- ta'lim)
3.
jihad dengan kekuatan tangan/kekuasaan (jihad bilyad)
4.
jihad politik (jihad as-siyasah) dan
5.
jihad harta (jihad bil-maal
Adanya kelimajenisjihad diatas adalah berdasarkan pada nash AI-qur'an Allah SWT berfirman
Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (lee medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan I~ Imam Bukhari. ,\1ukhlasar Shahih Bukhari. (Damsyiq, Dar al-'Ulum, 1999), hal. 406
19
kepada kawl1nya apabila mereka Telah kelllbali kepadanya, slipaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (At-Taubah: 122) 15
Pembagian tugas,: dalam ayat ini dijelaskan ., dan tidaklah holeh orang-orang yang beriman itu tllmt seJJ1l1anya. .. ( pangkal ayat 122). Dalam hal in i pada ayat 113
dan 120 berbunyi pangkal ayat yang sarna yaitu orang beriman sejatinya tidakJah semuanya ikut dalam pertempuran berjihad dengan senjata ke medan perang, akan tetepi alangkah baiknya dari golongan orang yang berperang itu ada sekeJompok dari mereka yang memperdalam pengertian tentang agama. 16
D.
Jihad Pendidikan Dan Pengajaran
I.
Lapangan Jihad a.
Berjihad Mencari Ilmu Setiap orang memiliki hak atas pendidikan. IImu pengetahuan wajib
diusahakan pemerataannya untuk didapat secara mudah oleh semua orang tanpa kecuali. Bakat, fikiran dan perasaan seseorang tidak akan berkembang, kecuaJi dipupuk oleh ilmu pengetahuan. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu. Perintah ini dikumandangkan sejak awal kehadiran islam. Buktinya ayat yang pertama sekali turun berisi perintah untuk membaca. Hal ini menunjukkan bahwa islam telah menjadikan membaca sebagai ajaran yang sangat penting. Karena dengan membaca manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Dan dengan ilmu pengetahuan hidup manusia akan berkembang dan maju. Yang dimaksud dengan "membaca dengan nama Allah yang telah mneciptakan" adalah membaca ayat-ayat Allah. Ayat-ayat Allah itu ada dua macam. Pertama, ayat yang tertuJis berupa wahyu Allah yang tercantum dalam AI- Qur'an. Kedua ayat-ayat kauniyah, yaitu tanda-tanda kebesaran Allah yang diciptakan di alam semesta berikut hukum universal yang mengatumya yang disebut dengan hukum
15. II>
Departemen Agama RI. Opcit,. Hal 207
.Hamka, Tarsir al-A::har, juz. " (Jakarta: Pustaka Panjimas, 199-n eel. III hal.
20
alam (sunnatullah). Manusia dapat menciptakan kemajuan tekologi yang canggih seperti sekarang ini dikarenakan kepandaian manusia untuk membaca. Kita sebagai umat islam harus rajin membacakarena membaca selain banyak manfaatnya untuk menambah ilmu juga termasuk ibadah karena merupakan perintah Allah SWT. Berkaitan dengan dahl yang menujukkan menuntut ilmu, jihad dapat ..J:l.:L. .....
..J~1
.£': __ ...... _
A 11 ... L.
...J .... .-.
Ullllli:1l Ui:11i:111 I 111111i:111 rtlli:111 Ui:1U
L. ....
...J: ..... _ .... L:
lli:1U1~l
T-.- ..... __
Ui:1UL U11CU11
: ..J .... l .... __ l_; ..... L_w~ .... 111i:1Ui:11i:11U Ui:11i:1111 1\.lli:1UllYi:1
rrL. .... L .....
Al-Kabir, meriwayatkan dari Bakir bin Ma'ruf dari AI'qamah, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda : Bagaimana halnya dengan kaum-kaum yang tidak memberi pelajran kepada tetangga-tetangga mereka, tidak menasehati mereka, tidak menyuruh
halnya dengan kaum-kaum yang tidak belajar dari tetangga-tetangga mereka, tidak mengambil pelajaran, dan tidak mnegambil nasehat. Demi Allah, Allah berfirman:
Aninya: Tidak sepalUmya bagi mukminin ilU pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari Nap-Nap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Js.At-Taubah: 122 r _
_
_
~
_ . _
.
_
_
_
. __ . 1"1
Dalam ayat 122 surat At-Taubah diatas terdapat dua perintah Allah kepada orang-orang yang beriman. Pertama perintah untuk pergi ke medan perang(berperang) melawan musuh kafir. Kedua perintah untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Keduanya, baik pergi ke medan perang maupun menuntut ilmu itu merupakan wajib.
21
Ayat diatas diawali "tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu
pergi semuanya (ke medan perang) "ayat ini menuntut adanya pembagian tugas. Pembagian tugas ini harus didasari oleh kesanggupan dan kemampuan. Ada yang sanggup hanya pergi medan perang dan ada yang sanggup hanya pergi ke medan ilmu agama.
III
kedua tugas itu wajib dan penting serta saling
melengkapi. Berdasarkan pembagian tugas itu maka tidak wajib bagi semua orang beriman berangkat ke medan perang, bersenjata melawan musuh sampai mati syahid sedangkan tidak ada yang memperdalam ilmu dan agama. Juga tidak wajib semua orang beriman berangkat memperdalam ilmu agama sedangkan tidak ada yang berperang melawan musuh. Pembagian tugas ini sangat diperlukan. Kewajiban ke medan perang diharapkan akan muncul pahlawan-pahlawan islam yang menjadikan umat islam hidup aman dan berwibawa. Sedangkan kewajiban menuntut ilmu diharapkan akan muncul ulama dan cendekiawan muslimm yang bisa mengangkat umat dari kebodohan dan keterbelakangan. Adanya pembagian tugas ini didasari oleh kondisi, kemampuan, dan kesempatan yang berbeda. Namun alangkah mulianya jika ada orang beriman yang memiliki kemampuan keduanya sekaligus. Yaitu ia sebagai pahlawan di medan perang juga sebagai ahli ilmu. Dalam sebuah hadistnya rasul memuji dua kelompok diatas yaitu orang yang berjihad ke medan perang dan menuntut ilmu.
Artinya: Manusia yang paling dekat dengan derajat kenabian adalah orang
berilmu dan orang yang be'perang membela agama Allah. Orang berilmu
18
Hamka Op. cit.. h 87
22
mengajarkan kepada manusia tentang segala sesuatu yang didatangkan oleh rasul. Sedangkan orang yang berperang membela agama Allah mereka berperang menyelematkan apa yang dibawa oleh rasul. (HR. Abu Naim)19 Dalam hadist yang lain dijelaskan bahwa orang yang pergi dari rumahnya,mengembara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ke tempat lain maka orang tersebut dihitung sebagai orang yang berjuangOihad) di jalan Allah swt. Hal ini dijelaskan dalam hadist nabi yang diriwayatkan oleh Imam Tunnudzi:
Artinya: Orang yang keluar dalam mencari ilmu maka dia adalah berada di
jalan Allah sampai ia kembali. (HR. Bukhari) Kalau kita perhatikan sejarah para sahabat nabi yang empat(Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali), selain mereka memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam tentang agama mereka juga memimpin Negara dan memimpin peperangan. Sahabat rasul yang lain seperti Thnu Abbas, Thnu Mas'ud, Thnu Vmar selain mereka orang yang mendalam ilmu agamanya juga mereka ahli dalam peperangan. Lanjutan ayat diatas berbunyi" Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya
'~
Ayat ini secara tegas menunjukkan bahwa kewajian memperdalam ilmu agama itu bukan untuk semua ummat islam, tapi sebagiannya saja. Pada zaman nabi masih hidup keadaan selalu dalai"n keadaan perang. Oleh karerm itu, diperlukan kader-kader yang siap untuk terjun ke medan perang. Saat ini
23
kitapun hams tetap waspada terhadap musuh-musuh islam yang akan menyerang. Seandainya keadaan mendesak kitapun wajib ambil bagian pergi ke medan perang. Namun yang paling mendesak saat ini adalahjihad dengan ilmu yakni menghapuskan masyarakat dari kobodohan dan keterbelakangan. Masih banyak umat islam yang tidak mengerti agamanya sendiri. Sehingga ia tidak tahu kewajiban agama yang hams dilakukan. Oleh karena itu, masyarakat temtama pemerintah berkewajiban untuk memfasilitasi masyarakat agar mereka bisa menuntut ilmu. Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu pengetahuan baik
sampia liang kubur. Tempatnya bias disekolah, dimajelis perpustakaan, mesjid, dan lain sebagainya. Kewajiban menuntut ilmu itu ditegaskan oleh hadist nabi: o
CJ
~ "
~
",.
,.,
~
J
,
.... ~
, . , . " ,.
JoJ" J\.i :J\.i ~~ .° ° '\ ~" .. " 0! ~ i f
L.l1~" J" W. ~\ ~ 1"- ,,~J Ail \ "\ , ,,~
"
"
(
.\.A ('I.I ol'-J) ~ I:::::
J
,.,..
;'
:}5'" (~ ~) -
-
,.
Artinya: Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap umat islam, (HR. Ibnu Majah/o Orang yang menuntut ilmu lalu mengamalkannya akan memperoleh derajat yang mulia di sisi Allah swt. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam AI Qur'an:
Artinya: "Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman .-J;~
••• ~ •• ~_ ••.
.-J~
••
~_~
•• _
~
•• ~ •• _
•• ~ •• _
.-J;l..~
•• ; ;,_•••
UIUfltUf UfflU UUfI Uf Ufll5·Uf Ufll5 yUfll5 U1UCf I
_~
•• _~.~,••• ~._
__
l..~l..~_~
.-J~
•• ~;~.
UfflU j/Cfll5C/UflUUf/ UCUCf Uj/U UCf UjUt.
Dan Allah MahaMengetahui apayang kamu keljakan".(Qs.AI-Mujadilah: 11)
20 Thnll rniljilh,
SI/I/17I1
ihlllJ mnjnh no 229 h 209 jll7 1
24
Berkaitan dengan kewajiban menuntut ilmu. Para ulama membaginya menjadi dua. Pertama wajib ain yaitu mesti dilaksanakan oleh setiap orang islam . dalam hal ini adalah menuntut ilmu tentang dasar-dasar agama yang prinsip yang mesti ia ketahui secara pasti. Yang meliputi ilmu tentang keimanan kepada Allah, malaikat, rasul, kitab dan sebagainya., ilmu tentang kewajiban beragama seperti sholat, puasa, zakat, haji dan sebagainya dan kewajiban yang berhubungan dengan sesam manusia. Pengetahuan yang tennasuk wajib ain jumlahnya tidak banyak dan bias dipelajari oleh semua umat islam tapi sangat penting. Oleh karena itu hukumnya wajib ain. Kedua wajib kifayah yaitu kewajiban yang cukup ditunaikan oleh sebagian umat islam dalam hal inin adalah menuntut ilmu yang sifatnya memperdalam (spesialisasi). Orang islam yang sudah berhasil memperdalam ilmu agama dengan susah payah. mereka yang belajar di perguruan tinggi baik dalam negeri ataupun luar negeri seperti, Mesir, Arab Saudi, Amerika, Inggris, dan sebagainya dan mendapatkan gelar akademik mereka tidak boleh beridiam diri. Ilmunya tidak boleh digunakan untuk dirinya sajatapi ia harus sebarluaskan kepada orang lain. Maka jika mereka telah kembali ke kampung halaman wajib mengajrkan ilmunya kepada masyarakat, menasehati danmember peringatan kepada mereka agar masyarakat memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. b.
Ilmu Dan Ulama Islam adalah agama yang mengintegrasikan ilmu dengan agama. Lebih
dari itu, islam menyeru umatnya untuk mencari ilmu tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Sejarah mencatat, diluar agama islam hubungan antara ilmu dan agama pernah mengalami konfrontasi yang hebat diman masing- masing memiliki pendirian yang tidak dapat dipertemukan. Dan sampai saat ini konfrontasi tersebut masih teIjadi. Di dunia Barat, tercatat dalam sejarah bahwa dalam zaman pertengahan terdapat doktrin yang mengatakan bahwa "tiap-tiap
keterangan ilmu yang tidak sesuai denganfaham gereja harus dibatalkan oleh kepala gereJa". Sebagai contoh adalah teori Copernicus (1507). Teori ini
25
mengatakan bahwa bukan matahari yang mengelilingi bumu melainkan bumi yang berputar mengelilingi matahari. Galilei yang membela teori Copernicus diatas diancam dengan hukum bakar. Akhirnya Galilei membatalkan sikapnya itu yang diyakini benar secara ilmiah. Peristiwa tersebut menimbulkan tuduhan bahwa agama menjadi penghalang bagi kemerdekaan berpikir dan kemajuan ilmu. I1mu memiliki
peran penting dalam kehidupan manUSla.
Islam
memposisikan sebagai perkara yang dapat mengangkat martabat kemanusiaan. Hal ini dapat kita lihat dalam al-qur'an surat al-mujadillah ayat 11
Artinya: Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah MahaMengetahui apa yang kamu kerjakan. .(Qs.AI-Mujadilah: 11 )21 Daiam iafsir Ai-Azhar karangan buya hamka ayai diaias diiafsirkan sebagai berikut: "Ada orang yang diangkat Allah derajathya kebih tinggi daripada orang kebanyakan, pertama karena imannya, kedua karena ilmunya. Setiap hari pun dapat kita melihat pada raut muka, pada wajah, pada sinar mata orang yang beriman dan berilmu. Ada saja tanda yang dapat dibaca oleh orang yang arifbijaksana bahwa si fulan ini beriman, si fulan ini orang berilmu. Iman member cahaya pada jiwa, disebut juga pada moral. Sedang ilmu pengetahuan member sinar pada mata. !man dan ilmu membuat orang jadi mantap, membuat orang jadi agung, walaupun tidak ada pangkat jabatan yang disandangnya. Sebab cahaya itu datang dari dalam dirinya bukan disepuhkan dari luar. Pokok hidup utama adalah iman dan pokok pengiringnya adalah ilmu. Iman tidak disertai ilmu dapat membawa dirinya terperosok mengeIjakan pekeIjaan yang disangka menyembah Allah, padahal mendurhakai Allah. Sebaliknya orang yang berilmu saja tidak diserta atau yang tidak membawanya kepada iman,
26
maka ilmunya dapat membahyakan bagi dirinya sendiri ataupun bagi sesame manusia. Ilmu manusia tentang tenaga atom msalnya, alangkah penting ilmu itu, itu kalau disertai iman. Karena ia akan membawa faedah bagi seluruh perikemanusiaan. Tetapi ilmu itu pun dapat dipergunakan orang untuk memusnahkan sesamanya manusia, karena jiwanya tidak di control oleh iman kepada Allah. 22 Hal yang dipandang masih relevan dalam pembahasan peranan ilmu ini adalah ulama. Kata ulama merupakan bentuk jama' dari kata 'aliim yaitu orang yang tahu atau yang memiliki pengetahuan agama dan alam raya di mana pengetahuannya itu menimbulkan rasa takut atau tunduk kepada Allah swt. Hal ini sejalan dengan finnan Allah swt:
Artinya: Sesungguhnya yang wku[ kepada Ai/ah di amara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Per/rosa lagi Maha Pengampun. (QS. AI-Fathir: 28)23 Hamka menaf"irkan ayat diatas sehagai herikut: ''Dalam ayat ini hertemu kata ulama, yang berarti orang-orang yang berilmu. Dan jelaspula bahwa ilmu itu adalah luas sekali. Alam disekeliling kita, sejak dari air hujan yang turon dari langimenghidupkan bumi yang telah mati,sampai kepada gunung-gunung menjulang langit wama-wami pada gunung sampai yang lain-lain yang disebutkan manusia, binatang melata, binatang temak dan berbagai wama, sungguh-sungguh menkajubkan dan meyakinkan tentang kekuasaan Allah. Tentang ulama atau orang-orang yang berpengetahuan, Ibnu Katsir telah menafsirkan "tidak lain orang yang merasa takut kepada Allah itu hanyalah ulama yang telah mencapai makrifat, yaitu mengenal tuhan menilik. Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, yang mempunyai sekalian sifat
22 23 .
Hilmb On .r:it.
hill 11
Departe~en Agama RI, Op.eit., ha1.438
27
kesempurnaan dan yang empunya asmaul husna. Apabila ma'rifat bertambah sempurna dan ilmu terhadap Nya bertambah matang, ketakutan kepada Nyapun bertambah besar dan bertambah banyak apabila direnungkan ayat 28 ini jelaslah jangkauan ulama itu amatlah luas. Nampaklah bahwa guru bukanlah semata-mata kitab saja.ada juga pepatah "alam terbentang jadikan guru. Alam itu sendiri adalah kitab yang setelah bergurn kepada alam terbukalah hijab dan jelaslah tuhan dengan serba-serbi kebesaran dan keagungan-Nya, Dari penafsiran ayat diatas dapat disimpulkan bahwa ulama adalah orang yang memiliki pengetahuan yang luas. Ulama bukanlah orang yang hanya mengetahui hukum-hukuill agama secaia teibatas atau mengaji kitab fiqh dan bukan pula orang yang memakai serban yang melintang besar. Ulama adalah orang yang benar-benar mengetahui apa yang tertulis (kitab) dan yang tidak tertulis (alam). Dengan menguasai keduanya maka ulama mampu menyingkap tabir kebesaran Allah dan merasa lemah dihadapan-Nya. Sering timbul pertanyaan tentang perbedaan antarajihad dengan lisan dan jihad pendidikan. Jawabnya adalah jihad dengan lisan itu sungguh- sungguh mencegah,
menentang,
menghentikan
penyelewengan
secara
lisan
agar-orang-orang yang bersangkutan kembali lagi kepada islam.sedangkan jihad taklim adalah sungguh-sungguh mengajarkan, menyampaikan ilmu, dan mendidik orang-orang yang ingin menghayati islam. Memang diantara keduanya mengandung banyak persamaan, akan tetapi tetap saja berbeda. Jihad taklim itu menyangkut taklim dan tarbiyah. Jadi tidak hanya sebatas transfer ilmu, akan tetapi harns mendidik. Dan selain memberi ciri intelek, jihad
Artinya: Sebagaimana (kami Ielah menyempurnakan nikmal Kami kepadamu) v~
... ,
l\'U/f11
.~1~1.
/(;IUf/
_.~ ••
_ •.••. ~
ff/(;f/bUI Uc'
1.~_~A~.....
f\(;PUUUff/l4
/)~~ ••
1
l\U.'U/
A'~ ••• ~ •• ~
lHUfllUf U
1.~
••••.•.
f\U/fIU
~ •• ~
YUf/
b
•••
~ .•• 1.~~~1.~._
/f1(;ffIUUl-Uf\Uf/
ayat-ayal Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengaJarkan
28
kepadamu Al kitab dan AI-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang /.. ~ I • ._. I.~_••. I.~,_I••. ;
fr\C'
vt:.t Ulft f\,UlftU f\,t:.tuttUt. \
'<'-'.
A1
D~ ~~~~ 1... 1 <: 1 \24
/""1.1- ua\.{a1(lH.
1 J I}
Ayat tersebut dengan jelas menyatakan asas-asas pengajaran (taklim) dalam islam, yaitu taklim kitab dan taklim sunnah. Dan dengan kedua asas tersebut taraf atau kedudukan Rabbaniyyin akan tercapai sebagaimana firman Allah SWT: ~
....
J....
J....
J J
J
'
J
'J
"J
J~ J
J
J;
, .... LJJ... J~ ~I JlI ~~ 01 ;':... ~l -- .,~ o~119 -" - ~119 \ _..... --; .... .",-"
~
..
015' L: -
Artinya: Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al v,,~/..
1'>.. UUV,
U;I_._I.
A~ ••
I.~ •• ~/..;_••
11 tf\,lftUft UUft f\,t:.ftUVtUft,
I~/•.
tUt U
T"\;~
/..~_I-r.'_
lJtU Vt:.1 f\,UtU
I.~_~A~
f\,t:.j/UUU
•••
~ •••• ~;~.
IftUftU~tU.
"U~ •• A~/./~/.
11 t:.ftUUf\,tUII
kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah. " akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya (QS. A I; T_ _ ~_. "7()\25 r\.H HIHall. f 7 )
Jadi jelas bahwa di dalam suatu lingkungan umat islam itu harns ada sekelompok orang islam yang mengajarkan ilmu dan sekelompok lagi yang haus atau butuh mempelajari ilmu. Tanpa ini semua islam tidak akan bisa tegak. Tentang betapa penting semangat keiImuan dan keutamaannya adalah sudah diketahui bersama. Betapa tingginya kedudukan orang-orang yang berilmu. Rasul ullah bersabda :
Artinya: Keutamaan ilmu adalah lebih baik daripada keutamaan ibadah, dan •. ~ •• _
YUft
o
,~_/.._;I.
A~/~ •••
A;~ ••
_ ••.
~A~/~/•
... ~ •• ~
tt:.l VUtf\, UUtUlft UIt:.ftlftU UUUtUtt YVUI U.
AI-Bazar)
24
ihi. hill 24
25
Ibid. haL 6]
fTTD
\.lU'-.
A 1 A •• _~ ..1.. ..l~_ 1 HaUlalll ualalll r\.l-r\.U;)aUI uaH
'T'I..~I.._~_; ..l~I~_
29
Namun dalam kenyataan, meskipun ilmu itu pentinguntuk disampaikan kadang-kadang hams berhadapan dengan penguasa yang zalim atau kaum kuffar yang tidak senang mendengar ayat (ilmu) itu. Lalu karena adanya rintangan ini hamskah ayat (ilmu) itu disembunyikan? perhatikanlah jawaban Allah SWT dalam ayat berikut :
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang lelah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati. . - . - _ .,,, ((2s. AJ-Haqarah: 15Yf .
.
v
Rasulullah SA W bersabda:
I\rt~n'TI"l'
1. U UJ.J.JU-'
"Qrr'JArr.....,,,.. LllAl WHO
~;nY\n ..""....,. ...... n- rlitrrvnln
~"lAf/W
ULU"
O
WHUUfW
fn'VIfrr'VIrr ..
""'UWHl5
;1.....".."
"""U"
,\Invtrr
'yLA/"O
-..,n,""nVJrT
r!;rr
IH(.,lfI,WH15
wnA
lrnfrrJ"..,,;
f\,'-'UAIU4. ..
tetapi enggan memberi tahu (menyembunyikan) maka mulutnya akan di kekang dengan kendali api. (HR. Turmuzi dan Abu Daud) Namun demikian, bukanlah berarti kita hams memberikan semua ilmu yang kita miliki di mana saja dan kapan saja.tanpa disertai perhitungan. Sebab bertindak hati-hati, waspada, tidak ceroboh, penuh perhitungan, serta terprogram juga mempakan sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW.
E.
Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Skripsi yang berjudul "Pemikiran Hamka Tentang Pendidikan Islam" oleh Ajeng Pramiswari, S.Pd.I diajukan kepada Jurusan Pendidikan Agama Islam,
26
Ibid, hal 25
30
menyimpulkan berdasarkan hasil penelitiannya bahwa agar menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam adalah pentingnya menanamkan nilai-nilai tauhid dan iman terhadap peserta didik tersebut. Dengan tertanamnya nilai iman dan tauhid dalam jiwa peserta didik akan mewujudkan pribadi yang luhur serta bisa membawa manfaat bagi orang banyak. Persamaan penelitian Ajeng Pramiswari sarna-sarna membahas tentang pendidikan menurut Hamka, adapun perbedaannya Ajeng langsung kepada inti daripada pendidikan itu sendiri akan tetapi penilitian yang saya lakukan lebih mengulas pada makna jihad dalam pendidikan menurut Hamka 2. Skripsi denganjudul "Pemikiran Hamka tentang Pendidik dalam Pendidikan Islam" karya Siti Lestari, S.Pd.I, diajukan untuk Jurusan PAl Fakultas "" __1.-;_._1...
T A n..T
nT_I;
1 C11UIYC111
lrtll'l
VVC111
C'____ C'________
1\ /(
uUll!:)U
IVICllUlUl
uCIUC11C1U!:).
4
TT
1__
l""lC111UI..C1,
1... __ .J
l. __
UCIUC1~C11l\.C1U
penelitian Siti Lestari bahwa sikap yang paling utama yang harus dimiliki seorang pendidik yang baik adalah yang berakhlak mulia serta memberikan teladan yang baik kepada anak didiknya. Yang tak kalah pentingnya adalah dia bisa memahami kebutuhan peserta didik serta menjadi pembibing dan fasilitator yang baik Persamaan yang ada dalam skripsi saudara Siti Lestari membahas tentang tokoh yang sarna dan nilai pendidikan yang disampaikannya, adapun perbedaannya penulis lebih membahas kepada nilai pendidikan dalfuli konsep jihad
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat diadakannya penelitian ini peneliti lebih banyak menghabiskannya di perpustakaan, karena penelitian ini bersifat library research oleh karenanya data yang yang di perlukan kebanyakan di ambil dari perpustakaan Adapun waktu dari penelitian ini dilakukan dari tanggal 17 juni 2015 hingga 10 juli 2015.
B.
Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang berupa data-data tertulis. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Kutipan-kutipan data yang disajikan dalam penelitian ini ditegaskan dalam bentuk lampiran tabel pemaparan data yang diperoleh dan pemahaman makna yang terdapat pada setiap kata, kalimat, paragraf, teks dan juga, tokoh, Karakteristik penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif memiliki beberapa ciri. menurut Lincoln dan Guba yang dikutip oleh Lexi 1. Moleong dalam bukunya Motodologi Penelitian Kualitatt{ ada sepuluh buah ciri penelitian kualitatif, yaitu: latar ilmiah, manusia sebagai alat (instrument), metode kualitatif,
31
32
analisa data secm'a indllktif teori dari dasar (grounded theOl)!). deskriptif Lebih mementingkan proses daripada hasil, adanya batas yang ditentllkan oleh fokllS, adanya kriteria khllslls lIntllk keabsahan data dan desain yang bersifat sementara. I Dalam penelitian ini. peneliti menggllnkan dlla ciri, yaitll: manllsia sebagai alat atall instrumen. makslldnya peneliti sendiri atall dengan bantllan orang lain merllpakan alat pengllmplli data lItama dan ciri kedlla. deskriptif, yakni data yang dikllmpllikan berupa kata-kata. Berdasarkan kedua ciri terse but analisis perspektif jihad dalam pendidikan menurut Hamka dilakukan pembacaan dan telaah secara mendalam tentang makna dari ayat tentang jihad. Peneliti terlibat secara penuh dan aktif dalam mengapresiasi isi dalam Tafsir AI-Azhar pada surat At-Tall bah ayar 122 dan menemukan data-data utama yang menunjukkan pada permasalahan sesuai dengan rumusan masalah ..
C. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengllmpul data. 2 Data primer merupakan literatur yang membahas secara langsung objek permasalahan pada penelitian ini yaitu Tafsir AI-Azhar karya Hamka 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. 3 Data sekunder merupakan sumber penunjang yang dijadikan alat untuk membantu penelitian, yaitu berupa buku-buku atau sumber-sumber dan lLexy 1. Moleong, MelodologiPenelitiKualitatif, (Sandung: RemajaKarya. 20 J 2). Cet. ke-30. h.8-13. 'Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Sandung: Alfabeta. 2009), h. 308 'Ibid.. h. 308
33
penulis lain yang berbicara tentang pendidikan islam, diantara buku yang mengulas tentang ceramah Hamka yang berjudul ayah, lemaga budi, Kumpulan Khutbah Idul Fitri, dan yang lainnya D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah telaah dokumen. 4 atau biasa disebut dengan studi dokumentasi, yaitu suatu cara pencarian data mengenai hal-hal atau variahel herupa catatan, transkip, huku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. 5 Peneliti menghimpun, memeriksa, mencatat dokumen-dokumen yang menjadi sumber data penelitian. Dokumentasi berasal dari kata "dokumen". Menurut Lincoln dan Guba yang dikutip oleh Lexi 1. Moleong dalam bukunya Metodologi Ppnp!itinn K7Jnlitntif mpmnJmv~i h~h~n tprtllli<: ~t~ll film 6 n~l~m _ _ :1' "nolcllmpn" _ __ _ _ r - ..J - ~rti _ _ _ _ _ _ - ._ _ ...
-
_~
melaksanakan studi dokumentasi ini, peneliti memilih karya-karya Hamka khususnya Tafsir AI-Azhar sebagai bahan dalam pengumpulan data.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data
atau
infonnasi
yang
bennanfaat
untuk
merijawab
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai instrument. Artinya dalam penelitian ini, peneliti sendiri yang melakukan penafsiran nilai nilai pendidikan Islam tersebut. Peneliti juga merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil
2006), Cet. ke-I, h. 134-135.3 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneli/ian: Sua/II Pendeka/an Prak/ik, (Jakarta Rineka Cipta, 2006), Cet. ke-13, h. 231 ~Moleong, op. cit., h 216
'ibid., h.121.
34
Kegiatan yang dilakukan peneliti sehubung dengan pengambilan data yaitu, kegiatan membaea tafsir AI-Azhar dan karya lainnya dengan itu peneliti bertindak sebagai pembaea yang aktif membaea, mengenali, mengidentifikasi yang didalamnya terdapat gagasan-gagasan dan pokok pikiran, sehingga menjadi sebuah keutuhan makna.
Teknik Analisis Data
F.
1. Metode Analisis lsi (Content Analysis) Yaitu sebuah analisis yang digunakan untuk mengungkap, memahami, dan
dimaksud adalah pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui karya tafsimya. Analisis isi didasarkan pada asumsi bahwa karya yang bermutu adalah karya yang mampu meneerminkan pesan positif kepada para pembaeanya. 2. Metode Deskriptif Yaitu suatu earn yang digunakan untuk membahas objek penelitian seeara apa adanya berdasarkan data-data yang diperoleh. adapun teknik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. 8 Dengan analisis kualitatif akan diperoleh gambaran sistematik mengenai isi suatu dokurnen. Dokumen tersebut diteliti isinya kemudian diklasifikasikan menurut kriteria atau nol::1 tf':rtf':ntll hf':nti::lk tiir.::In::li ini ::Iti::ll::1h nokok r------.----.-. Y::Inp - ----0 ----------------r··- ti::ll::1m - ..------ ::In::lli"i" ._--..----- --.. -------- mf':nif':I::1"bn ------J----------- r-----
pokok penting dalam sebuah manuskrip atau dokumen.
G. Teknik Pemeriksaan Pengabsahan Data Bermaeam-maeam eara pengujian kredebilitas data atau kepereayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan
8
S Margono, Melodologi Penelilian Pendidikan, (Jakarta PT Rineka Cipta, 2004), Cet ke
4, h. 36
35
teman sejawat, analisis kasus negatif, dan pengecekan anggota 9 Yaitu maksudnya dengan mengecek teman sejawat yang bias dimanfaatkan untuk memberikan padangan atau reaksi terhadap data yang telah diorganisasikan oleh peneliti Pacia penehtian skripsi ini daiam mengabsahkan data peneiiti menggunakan teknik ketekunan dalam penelitian. Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Peneliti secara tekun memusatkan diri pada latar penelitian untuk menemukan ciri-ciri dari unsur yang relevan dengan persoalan yang diteliti. Peneliti mengamati secara mendalam pada tafsir AI-Azhar agar data yang di temukan dapat dikelompokkan sesuai dengan kategori yang telah dibuat dengan tepat.
IU
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas, sehingga dapat digunakan memeriksa data itu benar atau dapat dipercaya atau tidak.
9Moleong, op. cit., h 327 'Uibid, h 330
BABIV
PERSPEKTIF JIHAD DALAM PENDIDIKAN MENURUT HAMKA
A.
Biografi Hamka
1.
Konteks Internal
a.
Aspek Genealogis l
panggilan Buya Hamka, Hamka Terkenal sebagai seorang otodidak atau belajar sendiri sehinggal menjadi tokoh terkenal. 2 Beliau lahir di sebuah desa bemama Tanah Sirah, dalam Nagari Sungai Batang, di tepi danau Maninjau, Sumatera Barat, pada 13 Muharram 1362 H, bertepatan dengan 16 Februari 1908. 3
Maninjau bemama Abdullah Saleh murid dari Tuanku Pariaman Panglima Perang Tuanku Imam Bonjo1. Ayah Hamka bemama Syekh Haji Abdul Karim Amrullah yang lebih dikenal dengan panggilan Haji Rasul yang terlahir pada 10 Februari 1879 M di Kepala Kebun, Betung Panjang, Nagari Sungai Batang, Maninjau, Minangkabau. Ayah Hamka adalah pelopor gerakan pembaharuan Islam di Minangkabau. Saat berusia 17 tahun, dia dibawa ke Makkah untuk memperdalam pengetahuannya 1 Trfan Hamb Avah. (Jakarta' 2011 Renllhlika Penerhit) h 2R9 2Bibit Suprap~o,-£n~iklopediaUlam~ Nl;santara (Jakart~: 2009, Gelegar Media) h 333
3 Yunan Yusuf, Corak Pemikiran Tajsir AI-Azhar, Sebuah Telaah atas Pemikiran Hamka 7&Ilam Pendidikanlslam, (Jakarta: 2013, Penamadani) h. 39
36
37
pada ulama-ulama di tanah suc!. Pada tahun 1941 ayahnya ditangkap dan diasingkan oleh pihak Belanda ke Sukabumi karena fatwa-fatwa yang dikeluarkannya dianggap mengganggu keamanan dan keselamatan umum pada masa itu. b.
Aspek Pendidikan
i}
r
Lembaga Pendidikan yang Pemah Dimasuki Hamka mengikuti pendidikan formal hanya sampai kelas 2 Sekolah
Dasar. Setelah kelas 2 Sekolah Dasar, dia tidak pemah bersekolah formal lagi. Hamka lebih suka belajar sendiri. Dalam usia 6 tahun (1914) dia dibawa ayahnya ke Padang Panjang. Dari ayahnya, Hamka mendapat pendidikan agama, seperti nahwu, sharaf, hadis, dan fikih sehingga beliau lebih cepat pandai daripada kawan sebayanya. 4 Sewaktu berusia 7 tahun ia dimasukkan ke sekolah desa dan malamnya belajar mengaji al-Qur'an dengan ayahnya sendiri hingga khatam. Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah belajar agama pada sekolah-sekolah Diniyah School dan Sumatera Thawalib di Padang Panjang dan di Parabek
l
Guru yang Pemah Mengajamya Pada tahun 1916 sampai tahun 1923 Hamka bersekolah di Diniyah
School dan Sumatera Thawalib, guru-gurunya waktu itu ialah Syekh Ibrahim
Musa Parabek, Engku Mudo Abdul Hamid dan Zainuddin Labay. Padang Panjang waktu itu ramai dengan penuntut ilmu agama Islam, di bawah pimpinan ayahnya sendiri. Pada tahun 1924, Hamka berkunjung ke tanah Jawa selama kurang lebih satu tahun, yang menurut Hamka sendiri telah mampu memberikan semangat baru baginya untuk mempelajari Islam. Perantauan mencari ilmu dari tanah Jawa ia mulai dari kota Yogyakarta. Dalam kesempatan ini Hamka bertemu dengan Ki Bagus Hadi Kusumo, di mana Hamka mendapatkan pelajaran tafsir al-Qur'an darinya.
Ia juga bertemu dengan HO.S
38
Tjokroaminoto dan mendengar ceramahnya tentang Islam dan sosialisme. Hamka juga mendapat kesempatan untuk bertukar pikiran dengan beberapa tokoh penting lainnya, seperti Haji Fakhruddin dan Syamsul Rijal, tokoh Jong
lslamieten Bond, suatu organisasi yang bertujuan mempelajari Islam dan mengajarkan agar ajaran-ajarannya dilaksanakan, serta mengembangkan rasa simpatik kepada Islam dan pengikutnya, di samping juga menunjukkan rasa toleran terhadap pemeluk agama lain. s
~ ~::::::::;:~7:::;:~::r:e~~:n~::~~:h;:~~"~:::e~::~ tahun 1929 M, ia juga menekuni profesi guru agama di Padang Panjang. 6
Sekembalinya dari Makasar, Hamka mendirikan Kulliyatul Mubalighin di Padang Panjang dan aktif sebagai mubaligh. Kemudian pada tahun 1936 Hamka pindah ke Medan, di kota ini Hamka bersama Dr. Yunan Nasution menerbitkan majalah "Pedoman Masyarakat." Majalah yang menurut Yunan Nasution memberikan pengaruh besar bagi hasil karyanya di masa depan. 7 Di saat Hamka menjadi pejabat tinggi dan penasehat Departemen Agama, kedudukan tersebut memberikan peluang baginya untuk mengikuti konferensi di luar negeri. Pada tahun 1952, pemerintah Amerika Serikat mengundangnya untuk menetap selama empat bulan. Selama kunjungan tersebut, Hamka mempunyai pandangan yang lebih terbuka terhadap negara-negara non-Islam. Sekembalinya dari Amerika Serikat, secara berturut-turut Hamka menjadi anggota misi kebudayaan di Muangthai (1953), mewakili Departemen Agama untuk menghadiri peringatan mangkatnya Budha di Birma (1954), menghadiri Konferensi Islam di Lahore (1958) dan
5
Ahmlln Hllkim nlln M
Thlllhllh, Palitik Rp.rmaml Agamn'
Taf<:ir Palitik Hamkil,
(Yogyakarta UII Press, 2005), hal. 26 6 Saiful Amin Ghofur, Profil Para Mujasir al-Quran, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), hal. 209 7 Ibid, hal. 26
39
menghadiri undangan Universitas Al- Azhar Kairo untuk memberikan ceramah tentang pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia. 8 Hamka merupakan salah seorang tokoh yang sangat beIjasa dalam dunia keilmuan, beliau dikaruniai gelar kehormatan (Doktor Honoris Causa) dari Universitas al-Azhar pada tahun 1958 M. Karena karir intelektualnya yang cemerlang, pada tahun 1957 M-1958 M, ia dilantik sebagai dosen Universitas Muhammadiyah Padang Panjang. Jabatan prestisius sebagai rektor juga pemah dipegangnya pada Perguruan Tinggi Islam Jakarta. Pada tahun 1960 beliau terpilih menjadi imam besar masjid AI-Azhar.
9
Sebagai orang yang telah memperoleh anugerah Doctor Honoris Causa bergelar "DR" dari Universitas AI-Azhar Kairo pada tahun 1955. Di forum itu beliau menyampaikan pidato pengukuhannya sebagai guru besar luar biasa dengan topic bahasan mengenai Pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia. 10
Gelar Datuk Indono dan Pangeran Wiroguno juga diterimanya dari
pemerintah Indonesia. l l Pada tahun 1975, Hamka dipercaya menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tak mengherankan karena Hamka dikenal alim, pemberani, teguh dalam pendirian,juga ikhlas dalam mempeIjuangkan Islam. Dua bulan sebelum wafatnya, Hamka yang sejak tahun 1975 menjadi ketua MUI mengundurkan diri dari jabatan tersebut. Hal ini disebabkan oleh masalah perayaan Natal yang dilakukan bersama dengan penganut agama lainnya, termasuk umat Islam. MUI yang diketuai Hamka telah mengeluarkan fatwa bahwa haram hukumnya bagi seorang Muslim untuk mengikuti perayaan Natal, di mana fatwa tersebut mendapat kecaman dari Menteri Agama Alamsyah Ratu Prawira Negara dan meminta untuk mencabutnya. 12
Hllkim nlln M Thlllhllh nnr.it h 27 Saiful Amin Ghofur, Opcit., hal 2'10.. 10 Hery Sucipto. Tajdid Muhammadiyah, (Jakarta: Grafindo 2005), haL 146 II Ibid. haL 212 12 Ahmad Hakim dan M. Thalhah, Op. cit. , hal 28
& Ahmlln 9
40
2.
Konteks Ekternal a.
Aspek Sosial Politik
Pada awal abad ke-19, Tanah Minangkabau sebagai tanah kelahiran Hamka, telah disorot sebagai suatu gerakan kebangkitan Islam yang disebut dengan
Gerakan Paderi, gerakan yang belum terorganisir dengan baik serta didukung dengan militerisme yang tinggi. Kebangkitan ini dipelopori oleh empat tokoh, yakni Syeikh Taher Djamaluddin, Syeikh Muhammad Djamil Djambek, Dr. Haji Abdul Karim Amrullah (ayah Hamka) dan Haji Abdullah Ahmad. Walaupun Syeikh Taher Djamaluddin berrnukim di Singapura, namun beliau berpengaruh besar terhadap ketiga tokoh terakhir yang merupakan muridnya. Pengaruh tersebut tersalur melalui majalah aI-Imam (1906-1909) yang membuat artikel-artikel masalah keagamaaan, peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di dunia Islam, serta pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh dan juga melalui sekolah aI-Iqbal al-Islamiyah. Langkah-Iangkah pembaharuan yang dilakukan oleh tiga serangkai, Syeikh Muhammad Djamil Djambek melalui organisasi Samaratul Ikhwan, Syeikh Abdul Karim Amrullah melalui bukunya Qati 'u Razbi al-Mulhidun, dan haji Abdullah Ahmab melalui majalah al-Munir. mendapat reaksi yang cukup keras, terutama dari kalangan Ulama Kaum Tua. Tindakan mereka dalam memberantas paham bid'ah, takhayul dan khurafat, dipandang oleh Ulama Tua mendesak posisi mereka ke kawasan pinggiran. Kenyataan ini mengindikasikan betapa tingginya intensitas perdebatan masalah-masalah keagamaan di Minangkabau pada awal abad ke-20, yang menurut Taufik Abdullah hal ini telah menciptakan polarisasi sosial. Kondisi tersebut bertambah keras ketika para Ulama Kaum Muda memunculkan lembaga-Iembaga pendidikan dan juga melahirkan sebuah organisasi politik yang dikenal dengan PERMI (Persatuan Muslimin Indonesia) sebagai proses lanjutan kaderisasi Sumatera Thawalib. 13 Ketegangan sosial dalam bentuk polarisasi Kaum Tua dan Kaum Muda, serta diiambah dengan kunllik Kaum Adai dan pemeriniah kuiuniai Bdanda, idah memunculkan sikap kritis yang begitu tajam dalam pemikiran Kaum Agama di
13
{hid. hill 2q
41
Minangkabau,
dan
menimbulkan
sikap
kultural
yang
mengidentikkan
Minangkabau dengan Islam. Di tengah latar belakang sosial demikianlah Hamka lahir dan dibesarkan oleh orang tua dan kakek-neneknya. Pada tahun 1959, tidak lama setelah berfungsinya masjid AI-Azhar, suasana politik yang digambarkan terdahulu mulai muncul. Agitasi pihak PKI dalam mendiskreditkan orang-orang yang tidak sejalan dengan kebijaksanaan mereka bertambah mengikat, masjid AI-Azhar pun tidak luput dari kondisi tersebut. Masjid ini dituduh menjadi pusat "Neo Masyumi" dan "Hamkaisme". Tanpa diduga sebelumnya, pada hari senin 12 Ramadhan 1382 yang bertepatan dengan 27 Januari 1964, sesaat setelah Hamka memberikan pengajian di hadapan kurang lebih dari seratus orang Kaum Ibu di masjid AI-Azhar, ia ditangkap oleh penguasa Orde lama, lalu dijebloskan ke dalam tahanan. Sebagai tahanan politik, Hamka di tempatkan di beberapa rumah peristirahatan di kawasan puncak, yakni Bungalow Herlina, Harjuna, Bungalow Brimob Mega Mendung dan kamar tahanan polisi Cimacan. Di rumah tahanan inilah Hamka mempunyai kesempatan yang cukup untuk menulis
Tafsir al-Azhar. Karya inilah yang menjadi karya terbesar yang pemah lahir dari tangan beliau. 14 Akhimya setelah Orde lama jatuh, kemudian Orde baru bangkit di bawah •
•
,-".,
"
•
T"\TTT
•
1
1
'"
TT
1
,",
1
1
l'
plmpman ;:)unanu uan Kt:Kuatan rru pun tt:Ian uuampas, namKa UIOt:oaSKan uan
tuduhan. Kesempatan ini dipergunakan Hamka untuk memperbaiki serta menyempumakan Tafsir al-Azhar yang pemah ia tulis di beberapa rumah tahanan sebelumnya. 15
b.
Aspek Sosial Keagamaan
Setelah peristiwa 1965 dan berdirinya pemerintahan Orde Baru, Hamka secara total berperan sebagai ulama. Ia meninggalkan dunia politik dan sastra. Tulisan-tulisannya di Panji Masyarakat sudah merefleksikannya sebagai seorang ulama, dan ini bisa dibaca pada rubrik Dari Hati Ke Hati yang sangat bagus 14
Ibnu Sutowo, "Buya Seorang Agamawan", dalam, Nasir Tamara, dick HAMKA di Mata
U"l"'; 1"-""'''-&.'', Tmo']+ ,fT"lV"lrt"l' <;;:;n"lrU"r"n"ln h.,! ");1"') ...... u. \.4.& " 11 P"! .. , 10211\ ..,.'\J 'j, . & " - & . 1 . " ' _ 15
Ahmad Hakim dan M Thalhah, Opei/.. hal 31.
42
penuturannya. Keulamaan Hamka lebih menonjol lagi ketika dia menjadi ketua MUI pertama tahun 1975. Hamka dikenal sebagai seorang moderat. Tidak pernah beliau mengeluarkan kata-kata keras, apalagi kasar dalam komunikasinya. Beliau lebih suka memilih menulis roman atau cerpen dalam menyampaikan pesan- pesan moral Islam.
c.
Apek Kultural
Hamka merupakan sosok intelektual yang unik. Keunikannya terletak pada latar belakang lembaga pendidikannya yang tradisional, namun ia mempunyai wawasan generalistik dan modern. Keberadaan Hamka merupakan sebuah kontiniuitas intelektual Melayu yang sudah tidak ada lagi di zaman modern ini.
Kemampuannya berkomunikasi sesuai dengan kemelayuan baik melalui bahasa lisan maupun tulisan telah menempatkan dirinya pada kedudukan khusus dalam sejarah intelektual Islam di kawasan rumpun Melayu. Bukan hanya karena beliau banyak menulis buku-buku sejarah, khususnya sejarah Islam di nusantara termasuk biografi, melainkan pemikiran Hamka telah dapat mengisi kekosongan khazanah peradaban Islam di nusantara. Kemasyhuran pemikiran dan intelektualitasnya melampaui batas tanah air bahkan menyebar sampai ke negeri-negeri Islam baik di kawasan kelompok Melayu maupun Timur Tengah. Dalam konteks ini Hamka dapat dikatakan sebagai Jaringan intelektual Hamka bukan hanya terbatas di Indonesia saja akan tetapi juga merambah ke kawasan negara-negara rumpun Melayu khususnya Malaysia dan Singapura bahkan sampai ke Timur Tengah. Di Malaysia, buku- buku karya Hamka beredar secara luas dan mendapat tempat di kalangan masyarakat Melayu. Bahkan beberapa di antaranya dijadikan sebagai rujukan dan buku teks pada beberapa lembaga pendidikan. Beberapa karya tersebut telah dicetak ulang di Kuala Lumpur. Bagi orang-orang Melayu, Hamka adalah putra besar alam Melayu yang tampi I pada saat umat mengalami ketegangan dalam menangani berbagai persoalan berat yang diakibatkan oleh penjajah
43
B.
Karya-Karyanya
1.
Buku dalam Bidang Sastra a.
Si Sabariyah, (1928).
b. Laila Majnun (1932) di terbitkan oleh Balai Pustaka. c. Mati mengandung malu (Salinan AI-Manfaluthi), (1934). d. Di Bawah Lindungan Ka'bah, Haji Agus Hakim, Alumni Kulliyyatul Muballighin, yang didirikan Hamka di Padang Panjang, menceritakan bahwa naskah buku di atas telah ditulis pada tahun 1935 di Medan, akan tetapi oleh Balai Pustaka diterbitkan pada tahun 1937. Tentang seorang anak muda yang mencintai seorang wanita cantik, namun pemuda itu banyak mengalami banyak penderitaan, ia mencari tempat untuk berlindung lalu di bawah ka'bah lah ia menemukan ketentraman jiwa hingga ia meninggal.
16
e. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, buku ini menurut pengalaman s~bab
Hamka, uikarang
inspirasi
k~tika
bdiau
m~njaui
mubaiiigh PB.
Muhammadiyah di Makasar. Buku ini diterbitkan pada tahun 1940.
17
f. Merantau ke Deli, cerita roman ini dikarang berdasar inspirasi yang beliau
tangkap ketika beliau menjadi guru agama di perkebunan Bajalingge. Buku ini diterbitkan pada tahun 1938 di Medan. g. Didalam Lembah Kehidupan. Dalam buku ini banyak disinggung tentang kemudharatan pernikahan poligami yang kurang perhitungan. Buku ini diterbitkan pada tahun 1939 oleh Balai Pustaka. 2.
Buku dalam Bidang Politik a. Negara Islam diterbitkan pada tahun 1935 di Padang Panjang, Sumatera Barat. b. Islam dan Demokrasi diterbitkan pada tahun 1935 di Padang Panjang, Sumatera Barat. A Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam (JakartaAMZAH ,2011) , cet ke- I, hal. 105
16 17 T Of"\n A fTllC'tr) I); ~J,11i,· .......... v . . . . .o\,..ol..,I. . . . , i - / ........ , •• ,
Pon'Jnn1rrrrHl ...
..... "
..... ,
(Jakarta Sinar Harapan, 1984), hal. 84
• • ~ .......... '
••
,'rrJUT
J)rr,.,~ntlllrT• Tr)"""'r)rr) ...................... ,.H t,.-
T"'."f:, .......... ".jJ •••• b
\,..ol
l-Jrr,.,.,L-rY . . ._
.1.1. ..... "
n;
T-Jrrf; T !,.,.,,.,t,...,t
L./ ............ ,
.. _', • • "
....... ,
44
c.
Revolusi Fikiran diterbitkan pada tahun 1935 di Padang Panjang, Sumatera Barat.
d. Revolusi Agama diterbitkan pada tahun 1935 di Padang Panjang, Sumatera Barat. e. Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi diterbitkan pada tahun 1935 di Padang Panjang, Sumatera Barat. f. Dari Lembah Ota-Gita diterbitkan pada tahun 1935 di Padang Panjang,
Sumatera Barat. g. Sesudah Naskah Renville diterbitkan di Sumatera Barat 3.
Buku dibidang keagamaan Islam, yaitu:
4.
a.
Khathibul Ummah (1925) di Padang Panjang.
b.
Agama dan Perempuan (1929).
c.
Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq), (1929).
d.
Ringkasan Tarikh Ummat Islam (1929).
e.
Adat Minangkabau dan Agama Islam (1929).
f.
Kepentingan Tabligh (1929).
g.
Ayat-ayat Mi'ra} (1929).
h.
ArkanulIslam (1932) di Makassar.
1.
Pedoman Mubaligh Islam,Cetakan I 1937; Cetakan ke 2 tahun 1950.
j.
l'UI.)UjUfll1IUUP (17JO) UIIVl\;Ui:1U.
k.
Lembaga Hidup (1938) di Medan
1.
PedomanMuballigh Islam (1938) di Medan
m.
TasaufModeren (1938) di Medan
n.
Lembaga Budi (1938) di Medan
1"":'_I __ r_l.
",-1..._ /1 {)'lO\
.3; l. 11"_.3 __
Tafsir AI-Qur'an
Tafsir AI-A=l1Gr diterbitkan sebanyak tiga puluh juz oleh Penerbit Pustaka Panjimas, Jakarta pada tahun 1984, yaitu sekitar tiga tahun setelah wafatnya TT .... __
'~
.....
11alllr-a,
T~_f~~_.
1 Uj.",
AT A_T_~_. ;_; _ ..... _~._ ..... 1_ ..... _ 1 ...... _ ........ ~ .... _ ..... ..J .................... _L ..... ,... .... _ TT .... __ 1_ ..... ....J; ..... _ ...... _ .... /l1-/l_fIU' 1111 111\;1 ulJar-all r-alya ULallla uall L\;1 U\;::lal l1all1r-a Ul alltala
45
lebih dari seratus lima belas karyanya pada bidang sastra, politik dan budaya, keagamaan Islam. Tafsir Al-Azhar di dalamnya terdapat penyajian tafsir yang dibarengi dengan peristiwa-peristiwa kontemporer, dan tetap beIjalan pada kehati-hatian dalam penyusunannya dari cerita-cerita Isra'iliyyat.
Hal ini
menjadikan Tafsir Al-Azhar lebih menonjol dan mempunyai ciri khas tersendiri dari tafsir-tafsir lain semasanya.
C.
Hamka Wafat. Beberapa hari setelah Hamka menyatakan mundur dari jabatan ketua umum
MUI, beliau sakit dan harus dilarikan ke rusah sakit. Dokter yang menangani Hamka yaitu Dokter Karen Bratawaijaya mengatakan bahwa Hamka harus diopname, ini terjadi pada awal bulan Ramadhan tahun 1981 bertepatan dengan tanggal 18 juli 1981. 18 Paua maiam k~~mpal b~iiau tii ruman sakil Kt:st:hatan Hamka lambah
menurun, dokter Karen Bratawaijaya yang menangani Hamka mengatakan bahwa beliau mengalami koma. 19 Pada akhimya pada tanggal 24 juli 1981 Hamka yang lebih akrab disapa dengan Buya Hamka meninggal dunia pada pukul 10 lewat 37 menit di Jakarta tpn~tn,,~ o::~kit rn"o::~t nprt~min~ o::pfpbh n~rl~ h~ri- Ji"m~t o::p"o::~i -- r--"J - rli _ ••nlm~h _ ••._ .• -_•••• ---- r -' _ _, --_._.. rlio::~IMk~n ---_._-.._.- r - - ..- ••• _- - ---
melaksanakan solat jumat yang di pimpin oleh KH. Abdullah Syafii, jenazah di bawa ke TPU Taman Kusir untuk di makamkan diiringin oleh ribuan orang yang ingin menyaksikan untuk terakhir kalinya sosok panutan bangsa ini. 20
18
TITlIn HlImb ()nr.it. hlll 274
19
Ibid, haL 278' , Ibid. haL 281
20
'
46
D.
Perspektif Jihad Dalam Pendidikan Menurut Prof. DR. HAMKA Dalam surat At-Taubah ayat 122 telah jelas dinyatakan bahwa kewajiban
menuntut ilmu sarna besarnya dengan berperang di medan perang, sangat jeIas
agama islam di bumi ini. Pada ayat tersebut menerangkan bahwa janganlah semua dari orang yang beriman pergi semua ke medan perang akan tetapi haruslah sebagian dari mereka ada yang memperdalam ilmu agama untuk kelak menyampaikan kepada kaumnya apa yang telah disampaikan oleh Rasul kepada mereka. Jika pada zaman itu saja yang situasinya yang banyak teIjadi peperangan dimana-mana Allah melarang untuk semuanya turun ke medan perang, bagaimana dengan zama yang ada pada kita sekarang yang dipenuhi dengan ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan itulah yang dapat memajukan suatu umat atau bangsa. Pada zaman ini bangsa dan umat Islam memiliki kebutuhan terhadap sosok ilmuan yang kelak dapat memncarkan cahaya islam dari timur sampai ke barat hal
dalam koridor masing-masing dengan satu tuj uan untuk meninggikan kalimat Allah SWT Dalam hadisnya Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: Dilimbang di hari kiamal linta-linla orang alim dengan darah syuhada (HR Thnu Abdil Bar dari Abu Darda)
47
Dari hadits di atas meskipun sanadnya lemah, tetapi telah di salin oleh Imam Ghazali ke dalam Ihya Ulumuddin yang memberikan penjelasan begitu jelas tentang keutamaan orang yang menuntut ilmu Rasulullah SAW tidak hanya memerintahkan umatnya untuk maju ke depan garis benteng peperangan tetepijuga memerintahkan untuk menjaga garis belakang, yaitu garis benteng ilmu pengetahuan. 21 Walaupun telah menjadi kebiasaan orang-orang barat, mengungkapkan kata "jihad" dengan "perang suci"( holy war) Jika mereka menerjemahkannya ke bahasa mereka. Masalahnya telah menjadi sedemikian jauh sehingga kata "jihad" menurut mereka telah menjadi suatu ungkapan yang memberikan kesan keganasan karakter dan akhlak, kebiadaban, dan pertumpahan darah. Diantara dari kepiawaian mereka dan distorsi yang mereka buat mengenai segi-segi fakta yang jelas adalah bahwa setiap kali mendengar kata jihad di mata mereka akan terbayang sebuah gambaran kefanatikan dan kemarahan, pembunuhan, dan perampasan di barengi dengan suara
''Allahu Akbar" , merambah ke depan dimana nila ia melihat orang kafir, ia memegang leher orang itu dan memberikan dua pilihan :mengucap "La ilaha illallah" sehingga dirinya akan selamat atau lehemya dipenggal sampai mengalir darah di kepalanya. 22 Hamka mengatakan bahwa kata "jihad" lebih luas pengertiannya daripada kata "perang". Setiap muslim wajib menjadi mujahid pejuang perang. Karena sudah menjadi watak dasar manusia tidak menyukai peperangan, Hamka mengemukakan bahwa pada pokoknya perang itu tidak disukai.
"Allahuakbar... berjihad./ Bekerja keras, membanting tulang, bermandi keringat, malah kadang-kadang berurai air mata untuk mencapai satu tujuan, apa ' •. : .. _._ :,•. ') 7'•. "_._ .• :,•. _A_I_I• ••• ~ •• :.__ ~:1._._ 1._1:.•• _, ,111_1•• ,111_1_ •• ,11.1.._ •• , UJ UUfI tt U: 1 UJ UUfI tI U UUU1·UfI ff'f:.fllf'l5,l5,,1\.Uf' 1\.UllfflUI nHUfI. nttUflU n1\.UUf
"1
TT_. __ L_
'T' __ f_: __
.. 1
J_,._ .•.
~
TT
/T_L __ ..... _
n. __ ,,-_L. n_ ..
~:.
1 1"\("\ A\
r"'_ ..
,,23
TTT 1-_1
•. C'l'UIHI.a., lUj"/{ Ul-/1;';ffUf, JUL. 11 \JdA<11L<1. TU:>ldA, 177"}, \...-Cl. 111 11<11
]] Al-Maududi, dkk, Jihad Bukan Konjrontasi; melurllskan malma jihad islam dalmn realitas dalam kehidupaTl masyarakat modern (Jakarta cendekia sentra muslim) 200 1. hal 23·24 23 Hamka, Kumpulan Khutbah Jdul Fitri (Jakarta Panji Masyarakat), Hal. 56
48
Memang pada umumnya apabila mempersoalkan perang, orang tidak suka. Berperang adalah merubah kebiasaan hidup yang tenteram, berperang adalah membunuh atau dibunuh. Sedangkan orang ingin kalau dapat biarlah mati secara wajar-wajar saja. Berperang meminta perbelanjaan besar, sedang manusia ia adalah bakhil dan terlalu pelit. 14 Allah Swt berfirman dalam QS. AI-Baqarah ayat: 195
Artinya: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu A:•• :_••.
••• ~ •• :~ ••. 1.1.~ ••
Ifll;;rlJUI Uflfl,Ufl
Ulf IlflU
~~ ••
A: •• :
.)l;;flUlf I
1.~
fl,1;;
A_l_ •••
UUIUffl
1.~1..:•• _~_~••
fl,I;;UlfIU.)UUfl,
A_ ••
UUfl
l..~ ••
1..~:1.1_1.
l.. •• _.
ul;;r UUUt
1.~ •• ~ ••
UUlfl,lUfl,
_
fl,ur I;;flU
SesunfSguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. AI-Furqon: 195)2 Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka jihad pun memiliki arti luas, sebagaimana firman Allah SWT: ?"....
, .,
..
J,,/
"J
~ ~ I~~ '-~ ~~~.?j ~..r..-!jlf-rlrl (~~ ~ /
Artinya: Makajanganlah kamu mengikuti orang-orang kajir, dan berjihadlah fo>,hn~nn »>o>'o!rn ~o..,nn.., 11/ n,,>'n.., ~o..,nn.., T;hn~ 1)n..,n ],o<,n>,
.. "", '''\..+\..4'''''''1:'
I I ....... '
"","' .....
""" ......
'.6\Aol.
J..LI-
~ ....... ,
\,AI.
""" ......
'.6\Aol.
U
.. , . " " " _
.)'\Ao'''6
(()<;:
1./ ...... ..., . . . , . \
Ii. LP"rnnn'
'<."-J . .L"'" ... ""'... '1"".1 ....
52).26 Sayid Qutub menjelaskan bahwa sesungguhnya AI-Qur'an mengandung
menggerakkan hati umat muslim untuk berjihad oleh sebabnya api jihad akan sulit dipadamkan oleh siapapun. 27 Jihad ini tetap abadi hingga hari kiamat. Sarana-sarana dewasa ini sangat banyak melalui siaran-siaran televisi, radio, jaringan internet dan lain- lain. Kini L.-l ..
..... _ ..... 1 _ ... ~ .
UCIUll1
111Ull~Ul
24. 25
.... _ ....
.. .: .... L:..J
~_
.... __ ... :...3 .... 1_ ..... ---' .... __
...3:_---= .... l .... L
-:L ...... _
.... _ .... __ ._ ... __
;:'i1lU Uli111l:5 lllUJi1111U yi111l:5 llUi1l\. lClli111Ullll:51 UICll llUUi111 Uli111l:5 yi111l:5
Hamka, lafsir al-Azhar, juz. lI(Cet. III; Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994), hal. 180 no.nl')rlQrno.n Ant'lrr\"J DI A.JIIC"~rrf Al nus·'rrn r,., .. i/JrHrr~ ITI')l.rl')rl,,· Do.nt'll u..lr,,"~; Al.r(","Jrt'll ,l.1l,,5uJ.J.u... .AJ .L""J ....
. L.'""p .......
Lwl1J.""J.l
.1.'\.....1.,
J1'.Lu..J, . .
JJ.'-~I.'
\,AI,
'''IAI.,
\ .... U.1..... U! LU . . . .
""1.1U
L
I,AI"'UJ
I
U .... JU1U,
2002), hal. 31 26 . ibid, hal. 365 17 Muhamad Chirzin, Jihad memmil Sayyid QIJ1IJb dalam hI/sir Zhilal (Solo: Era Interrnedia, 2001) Hal. 156
49
konsisten dalam bidang dakwah ini. Tidak hanya cukup dengan perintah beIjihad, tetapi perintah berjihad dengan jihad yang sebenar-benarnya, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, ruku 'lah kamu, sUjudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebaikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya". ( OS. AI-Hajj 77_78)28 Kemudian AI-Qur'an tidak hanya menyebut jihad secara mutlak, tetapi memberi stressing "Berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang
sebenar-benarnya. '! Sebenar-benar jihad yaitu manakala seseorang teIah mengerahkan seluruh potensinya yang paling maksimal demi menolong kebenaran, melawan kebatilan, menyebar kebaikan dan mengusir kejahatan. Tindak kekerasan dengan menggunakan kekuatan material oleh pihak tertentu yang tidak pada tempatnya, dan tanpa batasan-batasan moral, syariat, atau hukum. Maksud "tidak pada tempamya" yakni, penggunaannya pada tempat yang memungkinkan digunakannya cara persuasif atau argumentasi dengan kata-kata, dakwah, dialog dengan cara yang terbaik, dan dalam pemakaiannya itu tidak mempedulikan siapa orang- orang yang dibunuh, dan siapa saja yang boleh dibunuh? Pelakunya memberikan justifikasi kepada dirinya dengan menghimpun kekuasaan berfatwa, mengadili dan menghukum dalam genggamannya sendiri. Termasuk tindakan ini juga peristiwa yang terjadi di Pulau Bali Indonesia, tidak ada problema langsung yang terjadi antara pelaku dengan para turis itu,
permusuhan terhadap politik Amerika dan Inggris. Selain lemahnya pandangan tentang agama, ada pula kelemahan pandangan tentang hidup, sejarah, kenyataan dan sunnah-sunnah Allah SWT. pada 2&
Departemen Agama RI, Opcil. hal 342
50
makhluk-Nya. Ia tidak mampu memahami suatu kejadian sesuai dengan hakikatnya, selalu menafsirkannya sesuai dengan perkiraan-perkiraan keliru yang telah tertanam dalam benaknya, dan yang sarna sekali tidak memiliki suatu dasar dari sunnah-sunnah Allah SWT. pada makhluk-Nya, tidak pula dari hukum-hukum dalam
syariat-Nya.
Ia
hendak
mengubah
masyarakat
secara
total;
pikiran-pikirannya, perasaan- perasaannya, tradisi-tradisinya, akhlaknya, dan sistem-sistemnya;
baik
sosial,
politik,
maupun
ekonominya,
dengan
pranata-pranata dan cara-cara khayali. Diiringi keberanimatian yang tidak menghiraukan besamya pengorbanan, betapapun mahalnya, tidak memedulikan maut yang akan menimpanya, ataupun ia sendiri meneIjangnya, tidak juga kesudahan apa yang akan terjadi, Selama
niatnya
demi
Allah
dan
tujuannya
meninggikan
beberapa tindakan dan perbuatan yang dinamakan oleh sebagian orang sebagai tindakan "bunuh diri". Ini oleh orang-orang yang lain lagi dianggap sebagai suatu "kegilaan" yang mengakibatkan jatuhnya beberapa orang dari mereka sebagai korban, sedangkan mereka sendiri tidak memedulikan sesuatu tentang itu. Sekiranya mereka mau memperhatikan sejarah Nabi SAW niscaya mereka akan mendapati bahwa Rasulullah SAW selama tiga belas tahun berdakwah dan mendidik, sementara kemusyrikan merajalela di kiri-kanan beliau. Ketika itu keadaan selalu dalam keadaan peperangan cara sekarangnya ialah seJaJu bervolusi. 2 ,) Pemah beliau menyaksikan Ammar bin Yasir dan kedua orangtuanya sedang
mereka: "Bersabarlah wahai keluarga Yasir karena sesungguhnya balasan kallian adalah surga." Keadaannya tetap demikian sampai Allah SWT. memberikan izin kepada kaum Mukmin untuk berperang, demi membela diri mereka serta kebebasan dakwah mereka:
51
Artinya: Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, Karena Sesungguhnya mereka Telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar- benar AArrz",rr
k"urre>rf
.I.~"'W"'W
.J,V.l.W'J-W
ntJn"YJn!,....VlrY 1I"'....
,I-'"'I-v'''6
'fI'Vtn .. nlrrr
IIn.o"/ ...... ,"-'4
it?,
.... "',
I.. ,n;t",l
IYW .... ")
n ..rr""rJ' ,...... rr'lo'Jrr .,'rt''YIn VI
4,.&'''6-\./' ......' ..6.)'\..4/1-6
Tnlrrz", r/i",C"i ..
.I. ........
w, ..
""'''"",,",1-/
rln .. ; WW/"
kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali Karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah. (QS. AI-Hajj: 39_40)30 Kita jangan sampai lupa bahwa kita sekarang berada di abad XV Hijriyah bukan pada abad X Hijriyah atau sebelumnya. Kita memiliki kebutuhan dan menghadapi problema-problema yang belum pernah dihadapi oleh ulama sebelum kita baik ulama salaf atau khalaf Kita dituntut untuk berijtihad buat masalah-masalah kita, bukanlah yang harus berijtihad itu mereka yang telah meninggal beberapa abad sebelum kita, dan seandainya mereka hidup di zaman kita sekarang ini dan mereka marasakan apa yang kita hadapi, tentunya mereka akan meninjau kembali pendapat-pendapat mereka dan merubah kebanyakan hasil ijtihad mereka karena pendapat-pendapat tersebut dilontarkan sesuai dengan zaman mereka bukan untuk zaman kita. Nah, bagaimana lagi dengan abad kita sekarang ini, segalanya telah berubah ............ 1~t.. ::>1;;~I:;Iall
__ .............. _ ..... _ ...... 1~~ .... ,; :_.J...... 4-_= __ ........... 1_ ..... __ -.;~ .... _ llla::>a 1I;;VUIU::>1 1l1UU::>U 1 llla::>a l\.1;;111aJ uall
........ 1__ .... 1 ..... -..: ~1;;l\.llUIU!51,
_
..........
_ ..... _ .... __
11la::>a 1!1;;1 all!5
t...: ......
_
U111~all!5,
komputer dan masa revolusi ilmu biologi yang hampir- hampir merubah masa depan manusia! Allah SWT. berfirman dalam Surat AI-Furqan yang turun di Makkah:
52
Artinya: Makajanganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan beIjihadlah ..."' ....1-.,..,.1,.._ -... .............. 1.... ,.. ,.1 __ ,......... _ ~,",IUaUap IU,",I,",n.a
A1
n,,'1......... _
,.1 ..... _,......... _
T;l.. ..... rI .. ' ..... _rr
...... "'".........
U,",115all r u ,
/AC"-. ~\,('~.
"1 T:'.
Cl\31
.
ru-I'UlljVll. JI)
Jihad dengan mengemban beban cobaan dan ujian dalam rangka dakwah serta tabah menjalaninya adalah salah satu urutan-urutan ini. Yang disebutkan dalam surah AI-'Ankabut, yang turun di Makkah:
Artinya: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sp.sunppuhnva lr.ami Tp.!ah mp.npuii nranp-nranp vanp sp.hP.1um mp.rp.ka. Malr.a -
00
OJ
0/
<.:)
OJ
<.:)
,
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang- orang yang dusta. Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput (dari azab) Kami? Amatlah buruk nnn mprp!rn fpfnn!rnn ..... if1J Rnrnna<:innn mpnahnrnn nprfpm1Jnn flPnann r - /lJnna - " 0 ... _. _._- '---r"-" -"o-'-r- /lJnna - " 0 " ' - " 0 " - ' -r r-' ._....._ .. · ' - " 0 - " ~_.
Allah, Maka Sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. dan dialah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. C'nC"1'Vlrrrr.,,1't1l'u,n u ...... LJU'''66"'.., ..J .......
If l'nl... hnVlrr,," 1,/71'1/1'" Atf"."hrr Y """"1'1 (7lrr/rrlr
~J. .......... , ..
u""",,,'-4'
- V ..... 'UAI
.1."..1.'.411-'.4 2
J.~L4.rL4
'..L
10'.......... ,,,
»II/H'Yf/H.. !."I,rr1l1 "
.. """""'-"
""..f\r\,.4,"
C'rnc'''"rrf",) LJ ..... LJU'-4 ..
u/
An.-;..
....... 1..41
semesta alamo (QS. Al-'Ankabut: 2-6i
Jihad terhadap orang-orang zhalim dan pendurhaka adalah dengan amar
orang yang hidup berfoya-foya dan melakukan kerusakan di muka bumi adalah salah satu dari urutan ini. Jihad terhadap penguasa yang zhalim dengan tangan, yakni dengan kekuatan senjata adalah hanya bagi yang mampu. Bagi orang yang tidak memiliki kekuatan ini maka kewajibannya kembali pada jihad dengan lisan. I3erjihad fisabilillah juga
3J 32
Ibid. hal. 365 ;],;,1
. • v ...... ,
h~1
I ........
107 oJ./
I
53
dapat dikatan memerangi pemimpin yang zalim, berapa banyak manusia yang tidak berani memebuka mulut untuk menyebukan suatu kebenaran dan mengeIjakan ibadat dengan terang-terangan karena yang berkuasa adalah orang-orang zalim.
33
Dalam pembahasan mengenai perang atau beIjihad fisabilillah ini hendaklah berhati-hati dalam pemakaian kata jihad fisabilillah, karena kata-kata thaghut yang berarti syaitan kadang terpecah menjadi thaghiyah, yaitu penguasa
yang tamak dan serta mengikuti hawa nafsu serta ambisi kekuasaan dan telah keluar jauh dari perintah Allah SWT,34 Jika itu pun tidak mampu maka berpindah pada kewajibanjihad dengan hati,
Oleh sebab itu, menurut Hamka kita mesti memberikan perhatian terhadap persoalan yang hakiki ini dari segi pemikiran dan tindakan. Kita harns membuat rencana pengembangan dan rancangan yang sesuai untuk mempersiapkan "Pendidikan Islam yang sempuma dan Modem"
yang terns mengikuti
perkembangan anak-anak muslim sejak dari buaian, hingga mereka keluar dari universitas, dengan menggunakan metode yang sesuai, sistem yang menarik, sarana audio visual, teknologi canggih, yang dapat mewujudkan pentingnya agama bagi kehidupan, dan menegaskan kesempumaan Islam, keadilan hukum-hukumnya, kemujizatan kitab sucinya, keagungan Rasul, keseimbangan peradaban dan kekekalan umatnya. 35 Di samping itu kita juga mesti membuat penelitian dan pengembangan dalam bidang lainnya, misalnya dalam bidang informasi dan kebudayaan, yang memiliki pengarnh dan kesan yang luar biasa terhadap kehidupan individu dan masyarakat. Perangkat informasi yang membentuk pemikiran, ecendrnngan, perasaan, trend pemikiran dan jiwa manusia. Pada tahun-tahun terakhir ini saya telah menyaksikan beberapa orang seniman dan artis yang bertobat, dan para bintang film wanita. Akan tetapi
33
Hamka. Ta/sri Alzharjllz v, hal. 161
~4 [hid.
~5
h
Ibid, hal180
54
kebanyakan meraka telah menjauhkan diri dari seni dan para semman, untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Mereka lari membawa agamanya. Bagaimanapun, semua institusi yang ada di dalam urnat (masjid dan
yang baik, sehingga tidak ada satu institusi yang naik sementara institusi yang lainnya tenggelam, atau ada satu perangkat yang dibangun dan pada saat yang sarna perangkat lainnya dihancurkan. Pernyataan di atas dibenarkan oleh ucapan penyair terdahulu yang artinya "Apabila engkau membangunnya, dan orang lain menghancurkannya; Dapatkah sebuah bangunan diselesaikan?". Kita di abad modern ini tidak bertujuan mendirikan masyarakat yang demikian ini besar, tetapi kita hendak mendirikan masyarakat yang sarna atau ....... ': __ 1- ... __ ..J .... _: ........ ..-: 1_•• .......... _: .... 1 __ .... __ .... 1\ ..J ..... __ .... ............... _ .... 1_ ............ 1_ .... .-- ..J .... _ ;:'l;;llllUi:1Ilt; Ui:111 ;:'I;;t;l J\.UlLUl llli:1LI;;11i:11IlYi:1 \l1l1l1l11li:11) Ul;;llt;i:111 llli:1;:'Yi:11i:1l\i:1L ;:'1;;J\.i:11i:111t;, Ui:111 1.~.
~
/~_:_;
pada saat itu pula masyarakat tersebut memiliki jiwa, arah dan hakekat masyarakat Islam yang pertama yang lahir atas dasar ajaran Allah, di mana masyarakat Islam pertama dianggap sebagai puncak tertinggi dalam perihal jiwa, arah hakikat keimanannya dan konsepsinya tentang kehidupan, tentang tujuan diciptakannya manusia dan kedudukannya di alam ini dan keistimewaannya, hak-haknya serta kewaj ibannya. Catatan pertama dan paling penting ialah: bahwa masyarakat di mana kita
Rasulullah SAW, saat-saat turnbuhnya dakwah Islam pertama. Sebab masyarakat Makkah waktu itu adalah masyarakatjahiliyah murni yaitu masyarakat penyembah berhala yang kafir, yang tidak percaya kepada Tauhid "La ilaha ilia Allah' (Tiada Tuhan selain Allah) dan tidak percaya bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, Satu hal yang sangat diperlukan oleh urnat kita pada abad ini ialah teknologi canggih, sehingga urnat dapat memasuki abad ini dengan senjata ilmu _ ..... _ _ ............. 1.. ...... __ ......
..J .... _
.... .:..J .... l~
1_ ........ .:
~1;;1lt;I;;Li:111Ui:11Ulyi:1
UClll
UUi:1l\
l\I;;Llllt;t;i:1Hlll
... 1 .... _ _ ... __....... _
LClI lli:11 1.
TT __ ........... .:..J ... 1_
.... 1_ ..... _
..J .... _ ........
UlllClL
i:1l\i:111
Ui:1IJi:1L
LlUCll\
membangkitkan misi Islamnya yang sangat dihonnati oleh Allah SWT. dan diberi kenikmatan yang sempurna sehingga mereka dapat mengajak seluruh dunia
55
kepadanya, kalau umat ini kalah dengan yang lainnya dalam peralatan dan senjata yang canggih. Jika dulu beban persiapan kekutan militer dan persenjataan dipikul secara individual, maka sesudah didiiikannya baitul maal beban dana itu ditanggung oleh kas Negara (baitul maal), dan bukan dibebankan pada zakat. Infak untuk tentara, persenjataan, dan biaya perang diambil dari harta fa'I, jizyah, dan sebagainya. Adapun dari uang zakat itu hanya sekedar dipakai sebagai penggenap beberapa hal saja, seperti untuk nafkah para sukarelawan (jundullah) atau sejenisnya. Jelas akan sangat keeil, barIkan jauh dan meneukupi jika pembiayaan persiapan jundullah dan persenjataan tersebut dibebankan pada zakat. Oleh karena itu , sabilillah masa kini lebih sesuai untuk jihad diidang kebudayaan, pendidikan, media massa, dengan syarat bahwa jihad-jihad itu hamslah sebenar-benamya jihad (di sisi Allah), sejalan dengan ajaran islam yang baik, tidak dicampuri oleh unsur-unsur ashabiyah (kesukuan atau nasionalisme), dan tidak pula oleh paham-paham Barat maupun Timur (dalam arti tidak membela islam) atau dan idiologi negara, aturan, system, perundang-undangan, Negara, kedudukan, atau pribadi-pribadi islam yangtidak Islamis.. Dengan demikian aktivitas-aktivitas yang dapat dimasukkan dalam kategori jihad fi sabilillah untuk masa sekarang ini antara lain: 1. Mendirikan pusat-pusat kegiatan Islam yang representatif sebagai pusat
ajaran islam secara shahih dan benar, membentengi akidah dari bahaya kemusyrikan dan kekufuran, memeihara kemumian pola pikir Islami agar tidak tergelincir, serta mempersiapkan diri untuk membela Islam dan menghalau musuh-musuhnya. 2. Mendirikan pusat kegiatan bagi kepentingan penyiaran dakwah islam ke luar di semua benua, terutama yang sedang berkecamuk dalam berbagai pergoalakan pemikiran dan idiologi.
56
3. Mendirikan unit usaha di bidang percetakan, baik yang bernpa surat kabar, majalah, tabloid, maupun brosur-brosur untuk menagkis berita-berita dari luar yang mernsak dan memutar-balikkan fakta kebenaran islam,membuka tabir kebohongan musuh-musuh islam, serta menjelaskan islam yang sebenamya. 4. Termasuk kedalamnya adalah penyebaaran buku-buku Islam dari penulis penulis Islam yang bersih, yang mampu menyebarkan ide/fikrah Islam dan membagkitkan semangat Islam, yang mampu mengungkap mutiara- mutiara Islam yang selama ini tertutupi oleh deranya buku-buku islam karya orientalis,Ismolog-ismolog Barat dan Timur yang kafir. 36 Oleh sebab itu. Metodologi dan sistem pendidikan harns ditingkatkan untuk mencapai tujuan tersebut dan mengembalikan lagi kedudukan Islam yang terhomiat di mata dunia. Ketika itu Islam mempunyai peradaban yang sangat maju, dengan akar yang mendalam, cabang yang sangat luas, serta siap menyongsong masa depan. Metodologi dan sistem pendidikan itu harns melihat kepada hal-hal yang sangat diperlukan oleh Islam dan umat Islam, serta perkembangan dunia ilmu pengetahuan yang dipadukan dengan akidah, sistem dan peradaban Islam. Sesungguhnya penguasaan teknoJogi canggih dan ilmu-ilmu yang menjadi perantara ke arah itu mernpakan satu kewajiban sekaligus kepentingan. Kewajiban
kaum Muslimin. Itulah prioritas yang harns didahulukan oleh umat kita sekarang Inl.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpuJan bahwa, Dengan berkembangnya IPTEK maka jihad pun terbuka luas, yaitu melalui audio visual, melalui media elek.lronik, salman satelit dan jaringan internet, ser..a media-media Jainnya. Untuk itu semua diperlukan tenaga-tenaga tangguh, berdedikasi, jujur, amanat, penuh ideaelis, dan penuh cita-cita, beriltizam pada manhaj islam,bekeIja penuh perhitungan, dan ikhlas karena Allah semata.
57
E.
Relevansi Pemikiran Hamka Dengan Pendidikan Masa Sekarang 1.
Relevansi Pemikiran Hamka dengan Pendidikan Islam Masa Sekarang Keberhasilan pelaksanaan pendidikan Islam di Indonesia masih jauh dari yang
diharapkan. Selain masalah-masalah baru yang bermunculan, terdapat juga berbagai problematika lama yang belurn tuntas diselesaikan dan dicarikan penyelesaian, sehingga pekerjaan rumah bagi pemerintah dan stakeholder pendidikan semakin menurnpuk. Menurut Arif Rachrnan, seorang pakar pendidikan, berpendapat bahwa beberapa titik lemah pendidikan Islam di Indonesia yang menghambat kemajuannya adalah: a. Keberhasilan pendidikan hanya diukur dari keunggulan ranah kognitif dan nyaris tidak mengurus ranah efektif dan psikomotorik. b. Peserta didik menjadi obyek didik dan bukan pelaku aktif c. Proses pendidikan berubah menjadi proses pengajaran. Sehingga materi pelajaran menjadi yang tidak relevan dengan kenyataan. Hal ini terbukti dengan terjadinya kesenjangan
d. Titel dan gelar pendidikan menjadi target pendidikan yang tidak disertai dengan tanggung jawab ilmiah yang murnpuni sehingga terjadi "pengejaran titel" yang tidak sehat. e. Profesi guru terkesan menjadi profesi ilmiah saja dan kurang disertai dengan bobot profesi kemanusiaan sehingga hubungan guru dan murid terkesan sebagai hubungan produsen dan
pada profesi papan bawah f Manajemen pendidikan yang menekankan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan kepada pemerintah dan bukan kepada seluruh stake holder pendidikan seperti masyarakat, ortu, guru dan siswa itu sendiri. 37 Menurut penulis, rumusan masalah mengenai pendidikan di Indonesia yang telah disebutkan oleh ArifRachrnan di atas telah sejak lama menjadi kendala pendidikan nasional yang 37
Arif Rachman, Mengurai Benang Kusul Pendidikan Gagasan Para Pakar Pendidikan, (Yogyakarta:
D11{"-'I")1-,,, Dalt");t")T'" .I.
UJLU-L'l."
.I.
....
1"'J"'"1
rI,," Tr'lrH"f"rH-""'r}C"; T Tl\iT '1()()1\ hl,......,
'"')()()
OW"ll
. . VV
... I U I I " ' ' ' ' V I 1 1 1 " J I
......... "'''',
...,vv-' j,
IJIlll,
58
menggelisahkan pikiran dan hati masyarakat Indonesia, terutama seorang pemikir bernama Hamka. Hal ini terbukti dari hasil Pemikiran dan perenungannya yang secara tersirat terdapat di karya-karya tulisnya. Jika ArifRachman mengatakan bahwa proses pendidikan berubah menjadi proses pengajaran sehingga
berpendapat bahwa pada masa ini, banyak terdapat sekolah-sekolah yang mengajarkan agama, tetapi tidak mendidikan agama. Maka keluar pulalah anak-anak muda yang bahasa Arabnya seperti air yang mengalir, tetapi budinya rendah. Sarna sajalah harganya sekolah-sekolah semacam ini dengan sekolah yang tidak mengajarkan dan mendidikan agama. 38 Pernyataan di atas mengandung arti bahwa pengajaran semata tanpa diiringi dengan upaya mendidik hanya akan mengasilkan peserta didik yang cerdas tapi kurang berbudi. Hal ini tentu akan menyalahi rumusan tujuan pendidikan Indonesia sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Pasal 1 UU RI No. 20 tho 2003). Proses pendidikan harus dimulai sejak dini, bahkan semenjak anak lahir ke dunia. Pendidikan pertama yang harus dilakukan ketika anak lahir oleh orang tua sebagai pendidik adalah derrgarr merrgazarrkarr darr merrgiqomahkarrrrya.
Lebih jelasnya, pemikiran Hamka yang menghendaki keseimbangan antara peran orang tua, guru, dan masyarakat dalam proses pendidikan dan pengajaran anak adalah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut; 1.
Perawatan bayi yang baru lahir Begitu anak dilahirkan, dimulailah saat awal dari kehidupan bayi. Inilah yang
ditunjukan Islam dalam pendidikan anak, yang berbeda dari seluruh metode pendidikan yang pernah ada di dunia. Orang tua ditugasi untuk menancapkan tiang pendidikan guna membangun masa depan anak. Tiang itu adalah adab Islami, sunnah Nabi dan metode Rabbani. Adapun tiga adab terpenting, diantaranya adalah: Adab pertama, dikumandangkan adzan dan iqomah di kedua telinga bayi sebagaimana
sedikit disinggung di atas. ltu dilakukan agar hal pertama yang didengarnya dalam wujudnya adalah ketauhidan Allah yang telah menciptakan dan mengadakan dirinya dari nutfah, lalu
38
Hrrmka. Fill<;ilfilh Hirlllp. (Tilbrtil RppIlhlib,201 ") hIm 2W;-2ntl
59
'alaqoh,
kemudian mudhgoh dalam tiga bulan pertama di kandungan. Kemudian
mewujudkannya menjadi khalifah Allah di muka bumi. Adzan dan iqomah mengikat kehidupan dalam kesenangan maupun kesedihan, dengan akidah dan agama, agar anggota keluarga berada dalam kegembiraan karena hubungannya dengan Allah swt dan selalu mengingat Allah.
Adab kedua, memilihkan nama yang baik untuk anak. Pemilihan nama yang baik adalah pertanda yangjelas dalam pendidikan secara tidak langsung. Karena, dalam nama setiap .... _ ..... __
......... _...J .... __ ....
_ ..... _.._ ...... _..-.
VH111~
ll;;l U<1jJ<1l
jJl;;l
......
UlllUll~<11Uly<1.
T:l_ ....
J 1l\.<1
_ ..... __ .... __ ...... 11<1111<111Y<1
1.- .....
~
••
U<1~U;',
..... 1_ .... 111<1l\.<1
.....
__ .1 ....
_.-_._ .... __ ....
U<1~U;'
jJUlC1
jJl;;l UlllUll~<11U1y<1.
L ....
~
.....
Ditambah lagi masalah kejiwaan, seperti yang diutarakan oleh para pakar pendidikan, yaitu tentang panggilan yang baik atau buruk dan pengaruhnya terhadap jiwa anak. Juga pengaruhnya terhadap hubungannya dengan teman-temannya dan individu masyarakat.
Adab ketiga, memuliakan anak dengan pelaksanaan aqiqah untuk memberitakan kebahagiaan dan kesenangan atas kelahirarulya. Aqiqah juga merupakan ungkapan syukur kepada Allah swt. Ketiga adab tersebut merupakan satu kesatuan yang dibebankan kepada orang tua sebagai pendidik pertama dan utama. Selain sebagai konsekuensi atas kewajibannya memenuhi syariat Islam, ketiganya dilakukan juga sebagai langkah awal untuk pendidikan
2.
Perawatan anak dari kecil Yakni dalam menyediakan makanan, mmuman dan pakaiannya, juga menJaga
kesehatan fisiknya. Semua itu agar anak sehat akalnya, kuat jasmaninya dan sehat pula inderanya. Hal ini dikarenakan kehidupan manusia tidak terpisah-pisah, dimana apabila kehidupannya kuat pada waktu ia kecil, maka pada waktu ia dewasa hal itu akan berlanjut. Dan akal yang sehat berada dalam badan yang sehat pula. Kesehatan dan kekuatan berasal dari makanan yang bersih dan terbebas dari segala hal yang haram. Begitu juga dengan ibu hamil dan menyusui, selayaknya mengkonsumsi hanya makanan yang halal. Sebab, air susu atau makanan yang dihasilkan dari makanan yang haram tidak ada berkah di dalamnya dan menirnbulkan keburukan dan kerusakan. Orang tua juga harus rnemberikan pengetahuan tentang halal dan haram kepada anak, serta membiasakan anak-anak pergi ke masjid, melatih rnereka melaksanakan puasa dan infaq, dan berakhlak baik kepada orang yang lebih tua dengan
60
menghormatinya. Metode pendidikan yang harus dilakukan oleh orang tua adalah dengan menyertai mereka dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan syariat dan menugasi mereka melakukan perbuatan baik. Misalnya meminta anaknya untuk memberi sedekah kepada fakir miskin, lalu menjelaskan kepada mereka maksud perbuatan baik tersebut menurut kacamata Islam. Pengalaman rohani semacam ini akan berkesan di hati anak sepanjang masa. Ini mengisyaratkan bahwa pengetahuan teori keagamaan agaknya harus diikuti dengan praktek agar menjadi perilaku bahkan karakter yang sinergi dengan teori ilmu pengetahuan agama. 3.
Membangun hubungan kemasyarakatan yang kuat Diantara unsur-unsur pendidikan Islam adalah agar orang tua memberikan petunjuk
kepada anak untuk memilih ternan yang baik. Jika tidak, mereka akan memilih ternan sekolah sekehendak hati rnereka, sedangkan ternan bel pengaruh besar terhadap perkernbangan pribadi
anak, baik yang merusak atau memperbaiki. Anak pada pertumbuhan pertamanya mendapat semuanya dari orang tuanya, kemudian ia tumbuh besar. Tetapi ketika ia keluar dari rumahnya, ia masuk kedalam masyarakat dan bercampur dengan orang lain di sekolah, di halaman, di tempat bermain. Metode pendidikan untuk mengarahkan anak-anak dalam memilih ternan yang baik adalah orang tua menemani anak-anak mereka ketika mereka berkunjung ke rumah ternan-ternan orang tuanya, agar anak mengenal ternan sebayanya dan orang tua saling mengenal sehingga terjalin hubungan yang baik dalam mengawasi anak-anaknya. 39 Upaya-upaya di atas adalah refleksi pemikiran Hamka yang mengutip perkataan Hukama bahwa adab-sopan anak-anak itu dibentuk sejak dari kecilnya. Karena ketika keciinya masih mudah membentuk dan mengasuhnya, beium dirusakkan oieh adat kebiasaan yang sukar meninggalkan. Tiap-tiap manusia apabila telah terbiasa mengerjakan dan mentabiatkan suatu pekerti sejak kecilnya, yang baik atau yang buruk, sukarlah membelokkannya kepada yang lain, apabila dia telah besar. 4U Selain itu menurut Hamka, didikan di sekolah bertali dengan didikan di rumah.
39
Muhammad Zuhaili, Penlingnya Pendidikan Islam Sejak Dini. (Jakarta: A H Ba'adillah Press, 2002), hIm.
40
Hamka.falsafah Hidup Opeil., , hIm. 226
56·67.
61
datang mendatangi, ziarah menziarahi, selidik menyelidiki tentang tabiat anak yang dalam didikan itu. Tentu saja di dalam didikan secara Islam akan mudah melakukan ini. Sebab kalau rumah guru berdekatan dengan rumah orang tua murid, sekurangnya sekali sehari, diantara Maghrib dan Isya, guru dan orang tua murid itu akan bertemu di surau. Dan kalau rumahnya beIjauhan, akan bertemu di hari Jum'at. Kesempumaan didikan anak itu dapat dibicarakan dengan baik. Pemikiran Hamka mengenai hal tersebut sangat baik jika marnpu dipahami, disadari dan diterapkan oleh para pendidik dalam mengoptimalkan proses pendidikan Islam. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa fenomena tawuran, narkoba, pergaulan bebas, kecurangan dalam belajar, dan berbagai perilaku menyimpang dan negatif marak terjadi, sehingga para pendidik yang terdiri dari orang tua, guru dan masyarakat diharuskan merapatkan barisan untuk perbaikan mutu akademis dan moral anak didiknya. Di zaman modem seperti ini, pertemuan dan keIja sarna para pendidik tersebut dapat ditempuh dengan banyak media, beberapa diantara bentuk perlibatan diri atau partisipasi orang tua dan masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai bentuk organisasi, seperti parent teacher organization, komite akuntabilitas perbaikakan sekolah, komite penasehat sekolah, dan sebagainya.
Selain itu dapat pula ditempuh dengan surat menyurat, kunjung
mengunjungi, bahkan dengan menggunakan media elektronik seperti telepon, telegram, dan facebook ataujejaring sosiallainnya. Demikianlah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjalin keIja sarna antara pendidik orang tua dan guru di zaman sekarang. Semua bentuk kerja sarna tersebut sangat
membantu dan kerja sarna ini tidak akan beIjalan sempuma kecuali dengan adanya dua syarat pokok berikut: Pertama, hendaknya antara pengarahan orang tua dan guru tidak bertentangan. Kedua, hendaknya saling membantu dan keIja sarna itu bertujuan untuk menegakkan penyempumaan dan keseimbangan dalam upaya membina pribadi yang Islami. Jika keIja sarna ini memenuhi persyaratan tersebut, kemungkinan besar ruhani, jasmani, dan fisik anak
41
HashlJllah, Dasar-Dasar lImu Pelldidikall: {fmwn dOll Agama Islam, (Jakarta' PT RajaGrafinoo Persaoa
2005). hIm 90-94
62
akan menjadi sempuma; di samping akan menjadi insan yang berkeseimbangan, juga akan mengundang kekaguman banyak orang. 42 Kerja sarna di atas merupakan salah satu bentuk ikhtiyar untuk melahirkan generasi-generasi yang tangguh dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup, sehingga pribadi yang berdaya guna dan bermutu tak lagi menjadi pemandangan ganjii di negeri berkembang seperti Indonesia. Kesadaran atas pentingnya mengintegrasikan peran orang tua, guru dan masyarakat merupakan bentuk tanggung jawab yang dibebankan kepada seluruh aspek stakeholder pendidikan Islam. Hal ini agar proses pendidikan dapat teIjadi secara optimal dan berkesinambungan, sehingga peserta didik selalu terkontrol dari masa ke masa perkembangannya dan menjadi lebih baik dan meningkat dalam hal akademisi maupun karaktemya. Dengan mengimplementasikan pendekatan semacam ini, maka tercapainya tujuan pendidikan tidak hanya akan menjadi angan-angan kosong.
42 Ahollllilh Nilshih TJIWiln, Pendidikan Anak MenlJrut {,lam, (Rilnollng' PT Remiljil Rosoilkaryil, 1992), ret 1, hIm. 361-362
63
BABV
PENUTUP A.
Kesimpulan Dari hasil penelitian skripsi ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan di bawah ini bahwa :
I. Ayat Al-Qur'an pada surat At-Taubah ayat 122 jelas menunjukkan wajibnya kepada kita untuk berjihad di jalan Allah melalui pendidikan yakni mengentaskan kebodohan dan memperbaiki akWak.
Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari Nap-Nap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabiia mereka l'eiah kembaii kepadanya, supaya mereka itu dapa! menjaga dirinya. (Qs.At-Taubah:122) Ayat di atas jelas menunjukkan kepada kita tidak seharusnya untuk semuanya berjihad ke (medan perang) tapi kitajuga diharuskan untuk berjihad daiam pengajaran dan pendidikan, hal ini mengingatkan betapa pentingnya pendidikan dan pengajaran diniyah. Kata na/ar dalam ayat diatas jelas menuju kepada pendidikan dan pengajaran yang biasa di gunakan untuk berjihad. 2. Menurut Hamka Jihad ini terbuka luas, umat islam di tuntut harus memiliki kemampuan di
64 pesatnya perkembangan tekbnologi yang seharnsnya dapat dikuasai oleh setiap tenaga kependidikan dan peserta didik. Ini yang selalu penulis katakan, jihad modem. Oleh sebab itu, kita mesti memberikan perhatian terhadap persoalan yang hakiki ini dari segi pemikiran dan tindakan. Kita harns membuat rencana pengembangan dan rancangan yang sesuai untuk mempersiapkan "Pendidikan Islam yang sempuma dan Modem" yang terns mengikuti perkembangan anak-anak muslim sejak dari buaian, hingga mereka keluar dari universitas, dengan menggunakan metode yang sesuai, sistem yang menarik, sarana audio visual, teknologi canggih, yang dapat mewujudkan pentingnya agama bagi kehidupan, dan menegaskan kesempurnaan Islam, keadilan hukum-hukurnnya, kemuJizatan kitab sucinya, keagungan Rasul, keseimbangan peradaban dan kekekalan umatnya. 3. Untuk melaksanakan pendidikan yang sempuma dan modem sebagai bagian daripada makna jihad dalam kategori jihad dalam pendidikan dan pengajaran hendaknya dalam pengajaran di sekolah menggunakan metode- metode yang sesuai dengan perkembangannya. 4. Menuntut ilmu adalah jihad. Orang yang menuntut ilmu sarna pahala nya dengan orang yang berjihad (berperang di jalan Allah). Karena orang yang menuntut ilmu memerlukan perjuangan, kesungguhan, ketekunan dan memerangi segala bentuk godaan dan cobaan. Jihad melalui jalur ilmu ini untuk saat ini sangat mendesak agar umat islam dapat maju dan berkembang dalam segala bidang.
B.
Saran Berkenaan dengan skripsi ini, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Para ulama dan ahli hukum Islam hendaknya harns selalu memberikan penjelasan dan pengertian kepada Vmat musiim pada umurnnya bahwa kata ;jihad;; tidak selamanya tepat diartikan sebatas satu pengertian seperti peperangan bersenjata saja, namun meliputi segala bentuk kebajikan yang diridhai Allah SWT. 2. Kepada semua komponen masyarakat hendaknya mewaspadai gerakan- gerakan yang mengarah kepada kekerasan (gerakan radikal) yang mengatasnamakan ajaran islam. Karena n~rl::l r--"'" h~lcplc~tnv~ .. .. ..... _._~
_-~.J
i"bm ......... - . ....
_a . . -.. . -_..
~rl::lbh ~a~m~ v~na "p"l1~i rlpna~n Ic()n"pnn,,~ ------- 0 - " & - .J - · 0 rl::lm~i _ _ .... - - - " 0 - - ......... -- ..... -1 .. ·.; -
rnhmntnn .... - ..... .. _iiI ..
.~
_~
65
'alamin dan sarna sekali islam tidak mengajarkan kekerasan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 3. Agar umat Islam mampu bangkit dari keterpurukan dan ketertinggalan dalam berbagai bidang kehidupan, terutama di Indonesia yang merupakan mayoritas muslim di dunia, maka sangatlah clinerhlbn IIntllk - ..- .. .. _..
menQ"emh~nQ"bn - v _ .. v .-
notensi .1-
-
. -
-
IIm~t .. . . v~itll clenQ"~n v' J
..
..
-
-
ilmll..
(mel~llIi nenclinik~n) n~n \. _ .. .1- ._ •• ~
iman, dan inilah yang menurut penulis hakikat jihad yang sebenarnya, yakni mengembangkan potensi umat. Guru berjihad dengan ilmu dan pendidikannya dengan baik, orang kaya dengan hartanya, karyawan dengan pekerjaannya yang baik, seniman dengan hasilnya yang baik, dan seterusnya. Masing-masing orang beIjihad dengan kadar kemampuannya. 4. Hendaknya bagi para pendidik (guru) mengajarkan kepada anak didik dengan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sebaiknya bagi para pendidik memanfaatkan perkembangan Ilmu Teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas dalarn kegiatan pembelajaran. 5. Bagi para umat islam hendaknya apabila ingin memahami ayat-ayat jihad dipaharni dengan penuh kehati-hatian, maka pahamilah ayat-ayat tersebut dengan keilmuan, jangan memahami
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet. ke-13 Azzam, Abdullah, Tarbiyah Jihadiyah, Solo:Pustaka al-' Alaq, 2003 Jilid 9, eet 1. Agusta, Leon, Di Akhir Pementasan yang Rampung, Tamara dkk. Hamka Di Hati
Ummat, Jakarta: Sinar Harapan, 1984. Al-Kumayi, Sulaiman, Kearifan Spiritual dari Hamka ke Aa Gym, Semarang: Pustaka Nuun, 2004. Al-Maskati, Hilmi Bakar, Panduan Jihad untuk Aktivis Gerakan Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, eet.I. Arif, Armai, pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam, Jakarta; eiputat pers, 2UU2 eet. 1. Al-Qasimi, Syaikh Zhafir, ai-Jihad wa al-Huquq ad-Dauliyah al'-Ammah ji al
Islam ,Beirut: Dar aI-Ilm Ii al-MaIayin, 1986. Al-Maududi, Jihad Bukan Konfrontasi; meluruskan malmajihad islam dalam
realitas dalam kehidupan masyarakat modern, Jakarta: eendekia sentra muslim 2001. Bukhari, Imam, Mukhtasar Shahih Bukhari, Damsyiq, Dar al-'Ulurn, 1999 Al-Qudamah, Ibnu, AI-Mughniy juz 10. Chirzin, Muhammad, Jihad menurut Sayyid Quthub dalam Tafsir Fi Zhilal AI
Qur'an, Solo: Era Intermedia, 2001, eet.l. Departemen Agama RI, MushafAI-Qur 'an Terjemah, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2002. 66
67
Djaelani,
Abdul
Qadir, jihad
.fi
sabilillah dan
tantangan-tantangannya,
Jakarta:CV. Pedoman Ilmu Jaya cel.pertama. Ghofur, Saiful Amin, Profil Para Mufasir al-Quran, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008. Daud, Abu, Sunan Abu Daud , Damsyiq, Dar al-'Ulum, 1999 No. 40. Juz I Hamka. TasawufModern, Jakarta: PustakaPanjimas, 2003.
----------, Tafsir al-Azhar, juz. II, Cel. III; Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994. ----------, Tafsir al-Azhar, juz. V,Cel. III; Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994. ----------, Kumpulan Khutbah Idul Fitri (Jakarta: Panji Masyarakat), ----------, Lembaga Budi, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983. Hasbullah, Dasar-Dasar llmu Pendidikan; Umum dan Agama Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005. Hamka, Irfan, Ayah, Jakarta: 2013, Republika Penerbil. Hakim, Ahmad, Politik Bermoral Agama: Tafsir Politik Hamka, Yogyakarta: UII Press, 2005. Hajat, AJ-Hafidz Ibnu, Fath AI-Bariy, juz 6. Kementrian Agama RI, Pedoman Penanganan Aliran dan Gerakan Keagamaan
bermasalah di Indonesia. Jakarta: PusIitbang Kehidupan Keagamaan, 2014. Moleong, Lexy J, Metodologi Peneliti Kualitatif, Bandung: Remaja Karya, 2012. Cel. ke-30, Manzur, Ibnu, Lisan ai-Arab, Qaherah: ad-Dar al-Mishriyyah Ii al-Ta'Iifi wa al Tarjamah, l.l. jilid 3.
68
Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Vakarta: PI. Rineka Cipta, 2004, Cet. ke-4 Muslim, Imam, Mukhtashar Shahih Muslim, Amman: AI-Maktab al-Islami, 2000 cet.I. Muslim, Imam, shahih muslim, Amman: Al-Maktab al-Islami, 2000 no 793. juz 1.
------------, shahih muslim (Amman: AI-Maktab al-Islami, 2000) cet.1. nO.6807 . .juz 8
----------, shahih muslim (Amman: Al-Maktab al-Islami, 2000) No 2564. juz 4 Nata, Abudin, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004 Pramuko, Yudi, Hamka Pujangga Besar,Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Ramayulis, metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1990. Rusyd, Ibnu, Muqaddimah, (Beirut: Dar al-Fiqr, 1.1). Rahman, Arif, Mengurai Benang Kusut Pendidikan Gagasan Para Pakar
Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Transformasi UNJ, 2003. Salam, Hamsyir & Aripin, Jaenal, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, Cet. ke-I Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2009. Suprapto, Bibit, Ensiklopedia Ulama Nusantara (Jakarta: Gelegar Media), 2009 Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam Jakarta:AMZAH ,20011 , cet ke- 1. Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam Bandung: Alfabeta, 2011 Syafi'Ima'arif Meluruskan maknajihad, Jakarta: CMM 2005 cet. Pertama. Taimiyah, ibnu, Majmu ' al-FatCN.1a, Beirut: Dar Fiqh.
69
Ulwan, Abdullah Nashih, Pendidikan Anak Menurut Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992, Cet- 1. Qayyim, Ibnu, Zaad al-Ma 'ad, Beirut, al-Risalah Publisher, 1998, cet.3,jilid 3. Taufiq Ali Wahbah, aljihadfil islam, (Saudi: dar aJlawa). hal 21 Yusuf, Yunan, Corak Pemikiran Tafsir Al-Azhar, Sebuah Telaah atas Pemikiran Hamka dolam Pendidikan Islam, Jakarta: 2013, Penamadani. Yahya, Harun. Terorisme Ritual Setan. Jakarta: SenayanAbadi Publishing, 2003. Zuhaili, Muhammad, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta: A. H Ba'adillah Press, 2002.
UJI REFERENSI
No. 1
Nama
: Mohamad Subhan
NIM
: 108011000149
Fak/Jurusan
: Fakultas I1mu Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam
Judul
: Perspektif Jihad Dalam Pendidikan Menurut Hamka
Bab
Footnote
Referensi
Hal.
I
1,2,3
A. Syafi'Ima'arif. Meluruskanmakna jihad, (Jakarta: CMM 2005) cet ke 1. Kementrian Agama RI, Pedoman Penanganan Aliran dan Gerakan Keagamaan bermasalah di Indonesia. (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan,20I4). HarunYahya. Terorisme Ritual Setan. (Jakarta: SenayanAbadi Publishing, 2003) M. T. Misbah Yazdi. Perlukah Jihad? Meluruskan Salah Paham tentang Jihad dan Terorisme. terj. Akmal Kamil, (Jakarta: AI-Huda, 2006), eel. Pertama Ahmadi Sofyan, Islam On Jihad, (Jakarta: Lintas Pustaka, 2005),
1,2
f---
2
4
~
5
f-
4
6,7,9,10
f----
5
8
6
II
7
12 13
8
14
9
15
10
16
II
17
12
18
Widodo.1 Aminjiqh siasah dalam hubungan internasional (Yogyakarta:Tiara Waeana Yogya, 1994) Hamka. Tasawuf Modern, (Jakarta: PustakaPanjimas, 2003 Departemen Agama Rl, Mushaf Al-Qur 'an Terjemah, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2002), Hamka, Tafsir al-Azhar, juz. II (Jakarta : Pustaka Panj imas, 1994), eel. III IbnuQayyim, Zaad al-Ma 'ad, (Beirut, alRisalah Publisher, 1998), eet.3, jilid 3 Tarbiyahfihadiyah, Abdullah Azzam, (Solo:Pustaka al-'Alaq, 2003), Jilid 9, eet 1 IbnuRusyd, Muqaddimah, (Beirut: Dar alFiqr, tt), Jilid I IbnuTaimiyah, Majmu' al-Fatawa, (Beirut: Dar Fiqh
3
Paraf Dosen
~
{ 3
~
3,4,5
~
4
~
5
6 6
7 7 7 7 7
1 ~ r
~
A A ~
:t {
13
II
I
Syaikh Zhafir al-Qasimi, ai-Jihad wa al-
.
31
2
~
Suprapto, Ensiklopedia Ulama Bibit Nusantara (Jakarta: 2009, Gelegar Media)
3
Yunan Yusuf, Corak Pemikiran Tafsir AlAzhar, Sebuah Telaah atas Pemikiran Hamka dalam Pendidikan Islam, (Jakarta : 2013, Penamadani) tentang Zikir & Do 'a, (Ciputat: Lentera Hati, 2006), Cet. ke-2. Yudi Pramuko, Hamka Pujangga Besar, (Bandung: Remaia Rosdakarya, 200 I) Ahmad Hakim dan M. Thalhah, Polilik Bermoral Agama: Tafsir Politik Hamka, (Yogyakarta: un Press, 2005) Ibnu Sutowo, "Buya Seorang Agamawan", dalam, Nasir Tamara, dkk HAMKA di Mata Hati Umat, (Jakarta: Sinar Harapan, 1984), Hery Sucipto. Tajdid Muhammadiyah, ( Jakarta: Grafindo 2005),. A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam (Jakarta:AMZAH ,2011) , cet ke- 1,) Leon Agusta, Di Akhir Pementasan yang Rampung, Tamara dkk. Hamka Di Hati Ummat, (Jakarta: Sinar Harapan, 1984), AI-Maududi, dkk,Jihad Bukan Kan/rontasi;
-
33
-~
~
4 5,8,12,13,15
14
I-
36
10,11
r--y;
16
-
38
f---
39
17
21
meluruskan makna jihad islam dalam realitas dalam kehidupan masyarakat modern (Jakarta: cendekia sentra muslim) I-
40
22
41
23,28,32,33, 34,35,36 24,25,27,29 ,30,31,45,47,52
42
43
26
44
37
45
38
46
39,41,42,44,46
47
40
48
43
2001) Hamka, Kumpulan Khutbah (Jakarta: Panji Masyarakat),
Idul
Fitri
Hamka, Tafsir al-Azhar, juz. V (Cet. Ill; Jakarta : Pustaka Panj imas, 1994) Departemen Agama RI, MushafAl-Qur 'an Teljemah, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2002), Muhamad Chirzin, Jihad menurut Sayyid Qutub dalam Ta/sir Zhilal (Solo: Era Intermedia, 2001) H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004) Armai Arief, Pengantar ilmu dan metodologi Pendidikan islam (Jakarta; ciputat pers, 2002) cet. 1 Abu Daud, Sunan Abu Daud (Damsyiq, Dar al-'Ulum, 1999.) Imam Muslim, shahih muslim(Amman: AI-
A
~ ~
~
I
,
~
~
X
~
~ ~ ~
,
I--P ~ X -P'
i;
X, ""
~-PI
'(
~
2
-
3
15
r-
16 f- 17
4 5
r-
18
6
f---
19
-
7
21
8,9,10,11, 12,15,17,21 ,23,24,25,26 13
22
14
20
i
f---
23
16,18,19,22
r-
24
20
Huquq ad-Dauliyah al'-Ammah ji ai-Islam (Beirut: Dar ai-lim Ii al-Malayin, 1986), Ibnu Manzur, Lisan ai-Arab, (Qaherah: adDar al-Mishriyyah Ii al-Ta'lifi wa alTarjamah, t.t.), jilid 3, Hilmi Bakar AI-Mascaty, Panduan Jihad untuk Aktivis Gerakan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), cet.l) AI-Hafidz Ibnu Hajar, Fath AI-Bariy, juz 6. Abdul Qadir Djaelani, jihadf sabilillah dan tantangan-tantangannya, (Jakarta:Cv. Pedoman IImu Jaya) cet.pertam Taufiq Ali Wahbah, aljihadjil islam, (Saudi: dar allawa) Muhammad Chirzin, Jihad menurut Sayyid Quthub dalam Tafsir Fi Zhilal AI-Qur'an,( Solo: Era Intermedia, 2001), eet 1. Departemen Agama RI, MushafAI-Qur 'an Terjemah, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2002 Imam Muslim, Mukhtashar Shahih Muslim, (Amman: AI-Maktab al-Islami, 2000) cet.l Imam Bukhari, Mukhtasar Shahih Bukhari, (Damsyiq, Dar al-'Dlum, 1999) Hamka, Tafsir al-Azhar, juz. II (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1994), Cet. III Ibnu majah, sunan ibnu majah nO.229 h 269 juz 1
A ~ ~ ~
/{ ,
~
~
I
~
-f
A
I
~
y
25
III
f-
-
36
2,3
27
4
f-
-
I, 6, 7, 9, 10,
28
5
29
8
30
IV
1,18,19.20
Lexy J. Moleong, Metodologi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya, 2012), Cet. ke-30. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009) Jaenal Aripin, Hamsyir Salam & Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: DIN Jakarta Press, 2006), Cet. ke-l. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik., (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. ke-13. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cel. ke-4. Irfan Hamka, Ayah, (Jakarta: 2013, Republika Penerbit»
~ /:
~ ~ ~ ~ (
,
f---
-
14
2
15
3
L--
4 5
16 I--- 17 -
18
6
f---
19
7
-
21
8,9,10,11, 12,15,17,21 ,23,24,25,26 13
22
14
20 f---
f---
23
16,18,19,22
24
20
III
25
I, 6, 7, 9, 10,
I
f---
36
2,3
f---
27
4
'28
5
L--
29
30
8
IV
1,18,19.20
Huquq ad-Dauliyah al'-Ammah ji aI-Islam (Beirut: Dar ai-lim Ii al-Malayin, 1986), Ibnu Manzur, Lisan aI-Arab, (Qaherah: adDar al-Mishriyyah Ii al-Ta'lifi wa alTarjamah, t.t.), jilid 3, Hilmi Bakar AI-Mascaty, Panduan Jihad untuk Aktivis Gerakan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), cet.1) AI-Hafidz Ibnu Hajar, Fath AI-Barty, juz 6. Abdul Qadir Djaelani, jihadf sabilillah dan tantangan-tantangannya, (Jakarta:Cv. Pedoman IImu Jaya) cet.pertam Taufiq Ali Wahbah, aljihadjil islam, (Saudi: dar allawa) Muhammad Chirzin, Jihad menurut Sayyid Quthub dalam Tafsir Fi Zhilal AI-Qur'an,{ Solo: Era Intermedia, 2001), eet 1. Departemen Agama RI, MushafAl-Qur 'an Terjemah, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2002 Muslim, Mukhtashar Shahih Imam Muslim, (Amman: AI-Maktab al-Islami, 2000) cet.1 Imam Bukhari, Mukhtasar Shahih Bukhari, (Damsyiq, Dar aJ-'Ulum, 1999) Hamka, Tafsir al-Azhar, juz. II (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1994), Cet. III Ibnu majah, sunan ibnu majah no.229 h 269 juz 1
Lexy 1. Moleong, Metodologi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya, 2012), Cet. ke-30. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009) Hamsyir Salam & Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. ke-I. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka C ipta, 2006), Cet. ke-13. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. ke-4. Irfan Hamka, Ayah, (Jakarta: 2013, Republika Penerbit»
A ~ A
A:
,
~
~
,
-r ~ A ,
~ ~
~ ~
4 vf: ~ ~ (
,
49
48
50
49,50,51,53
51
54
maktab al-islami Soleha dan Rada, I/mu Pendidikan Islam. (Bandung: Alfabeta, 2011) Ramayulis, metodologi Pengajaran Agama Islam. ( Jakarta: Kalam Mulia, 1990) Arif Rachman, Mengurai Benang Kusut
55,57
Pakar Pendidikan Gagasan Para Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Transformasi UNJ, 2003) Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta:
52 53
56
Republika,2015 Muhammad
ZUhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, (Jakarta: A. H Ba'adillah Press, 2002),
-i /{ '-
~ ~
.~ L
I