PERSEPSI SISWA TENTANG PERILAKU SOSIAL DALAM PACARAN (Studi Kasus Siswa SMA Al Islam 1 Surakarta) Oleh : Raafi’ Hikma Wiyanti Prodi Pendidikan Sosiologi FKIP UNS ABSTRACT This research aimed to find out and to find out the students of SMA Al Islam 1 Surakarta’s perception on social behavior in dating. The method employed in this research was descriptive qualitative with Case Study approach. The data source collected of primary data including interview with informant, and secondary data including observation and documentation study. The sampling technique used was Purposive Sampling. Technique of collecting data used was in-depth interview with 12 informants consisting of students who have never had dating and those who were having dating, teachers and dormitory management. The data validation was carried out using data triangulation and method. Technique of analyzing data used was an interactive model of analysis encompassing data collection, data reduction, data interpretation, and conclusion drawing. The result of research showed that the regulation concerning the prohibition of making dating in SMA Al Islam 1 Surakarta had been applied tightly by the school. Nevertheless, many students of SMA Al Islam 1 Surakarta still made dating beyond the school’s knowledge. From here, a different perception emerged concerning dating between the students who had never made dating and those who were making dating. The conclusions of research were 1) perceiving the social behavior in dating, the students of SMA Al Islam 1 Surakarta who were having dating had positive perception that dating is used as the media of entertainment, spending spare time, as sharing friend and the means of attracting more attention from someone rather than parents, while those who had never made dating perceive that dating is negative because it approaches to zina (any sexual act outside of marriage), distracts learning focus and wastes time, 2) the perceived social behaviors were role behavior tendency, behavior tendency in social relation, and behavior tendency in social relation, 3) the factors affecting the perception of SMA Al Islam Surakarta students on social behavior in dating that environment in which there were prohibition of dating and knowledge, namely religion. Keywords: Students’ perception, dating social behavior
1
2
adalah makhluk sosial yang membutuhkan
PENDAHULUAN Saat
ini,
masyarakat
banyak
mengalami perubahan sosial yang cepat dari
masyarakat
A.H. Maslow mengungkapkan bahwa
menuju
manusia memiliki kebutuhan diantaranya
telah
kebutuhan fisiologis seperti makan, minum,
merubah nilai-nilai, norma-norma dan gaya
tempat tinggal termasuk kebutuhan untuk
hidup mereka. Remaja yang dahulu terjaga
mencintai serta memberi dan menerima
kuat oleh sistem keluarga dan budaya serta
perhatian (Al-Adawiyah, 2004:74). Dari
nilai-nilai
telah
kebutuhan tersebut, manusia membutuhkan
mengalami pengikisan nilai budaya. Unsur
orang lain untuk membantu memenuhinya
budaya barat yang memiliki kecenderungan
apalagi remaja.
masyarakat
tradisional
orang lain.
modern
yang
tradisional
yang
juga
ada
kebebasan dalam pergaulan pada remaja dengan
lawan
jenisnya
kini
mulai
Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, remaja
mengembangkan
merambah masuk dan melebur ke dalam
sosialnya
budaya timur yang memiliki batasan-
terkecuali dengan lawan jenisnya. Remaja
batasan dalam pergaulan dengan lawan
membentuk suatu hubungan baru dan lebih
jenisnya.
matang dengan lawan jenis sebagai bentuk
Remaja merupakan sosok individu
dengan
hubungan
perkembangan
minat
lingkungan
terhadap
tidak
lawan
yang berada pada masa transisi antara masa
jenisnya yang lebih dikenal dengan istilah
kanak-kanak menuju dewasa. Remaja dapat
pacaran
dikatakan matang secara seksual namun
pacaran dimulai dari rasa saling tertarik dan
secara emosional belum stabil dan dapat
sayang antara dua manusia (Ma’shum &
dengan mudah terombang-ambing oleh
Wahyurini, 2004:15). Dari ketertarikan
berbagai macam hal mulai dari mencari jati
tersebut,
diri dan bersosialisasi (Willopo, 2009:18).
untuk mengikatkan rasa secara resmi
Remaja mengalami suatu perubahan dalam
(persetujuan
perkembangan
kekasih) diantara pasangan tersebut atas
sosialnya,
hubungan
dengan
orang
berteman,
bersahabat,
menjalin lain,
pacaran,
seperti
dalam
masyarakat.
kemudian
untuk
diambil
mejadi
Biasanya
keputusan
pasangan
nama pacaran.
yang
Pada dasawarsa terakhir ini, Hampir
merupakan perwujudan bahwa manusia
dari sebagian besar remaja telah memiliki pacar dan kebanyakan dari mereka telah
3
memiliki pengalaman pacaran sejak masih
KAJIAN TEORI
berusia
Tentang Persepsi
dini.
BKKBN
dalam
Survei
Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRR)
Dalam
ilmu
psikologi,
pada tahun 2012, dari seluruh usia yang di
merupakan
survei yakni dari usia 10-24 tahun sebanyak
penginterpretasian terhadap stimulus yang
1.000 remaja, 85% diantaranya mengaku
diterima oleh organisme atau individu
sudah pernah berpacaran dan sisanya
sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan
mengaku belum pernah pacaran sama
merupakan aktivitas yang integrated dalam
sekali. Dalam survei tersebut, terungkap
diri individu (Bimo Walgito, 2010: 70).
bahwa umur berpacaran untuk pertama kali
Respon sebagai akibat dari persepsi dapat
adalah 15-17 tahun. Penelitian yang sejenis
diambil oleh individu dengan berbagai
juga telah dilakukan oleh Taufik (2005) di
macam. Persepsi yang dihasilkan oleh
10
individu
SMA
di
Surakarta
Dari
hasil
proses
persepsi
sangat
pengorganisasian,
subjektif
karena
penelitiannya didapatkan bahwa dari 650
dipengaruhi oleh perasaan, nilai-nilai dan
subjek penelitian, hampir 90% sudah
kepercayaan yang dimiliki oleh individu.
pernah berpacaran dan usia pertama kali
Dalam persepsi, stimulus individu
pacaran sebagian besar adalah 15-17 tahun
adalah sama, tetapi karena pengalamannya
(http://ibnhasbie.
tidak sama, kemampuan berpikir tidak
wordpress.com/2010/
06/27/sex-atas-namacintaperilakuseksual-
sama, kemampuan berpikir tidak sama,
remaja-smu-di-surakarta/).
kerangka
Dari
penjelasan
tidak
sama,
adanya
peneliti
kemungkinan hasil persepsi antara individu
tertarik untuk mengetahui persepsi siswa
satu dengan individu lain tidak sama
khususnya siswa SMA Al Islam 1 Surakarta
(Davidoff dalam Bimo Walgito, 2010:46).
tentang perilaku sosial yang ada dalam
Persepsi
hubungan
pengalaman, kemampuan maupun daya
pacaran.
diatas,
acuan
Adapun
rumusan
masalahnya ialah “Bagaimana persepsi
seseorang
berkaitan
dengan
persepsi yang diterimanya.
siswa SMA Al Islam 1 Surakata tentang perilaku sosial yang ada dalam relasi pacaran?”
Tentang Perilaku Sosial Perilaku sosial merupakan perilaku yang tumbuh dari orang-orang yang ada pada masa kecilnya mendapatkan cukup
4
kepuasan
akan
kebutuhan
(Sarlito,
2000:25).
inklusinya
perilaku
sosial
kekurangan pasangannya. Kebutuhan itu meliputi
empati,
saling mengerti
merupakan suatu hal yang digunakan untuk
menghargai
menjelaskan tingkah laku kebiasaan yang
saling percaya dan setia dalam rangka
ditunjukkan
memilih
indivu
dalam
masyarakat
antarpribadi,
pasangan
berbagi
dan
hidup
(
rasa,
Widianti,
(m.wisegeek.or/what-is-social-behavior.ht).
2006:88 ). Pacaran menjadi suatu relasi
Ada empat kategori utama yang dapat
heteroseksual dimana kedua belah pihak
membentuk perilaku sosial seseorang yaitu,
yang menjalin hubungan tersebut memiliki
perilaku dan karakteristik orang lain, proses
ketergantungan satu sama lain.
kognitif, faktor lingkungan dan latar budaya (Baron
dan
Byrne,
2004:23).
Dalam
sebuah
relasi
pacaran,
Empat
diperlukan adanya komponen yang harus
kategori tersebut yang menciptakan bentuk
diterapkan untuk menjaga kelanggengan
perilaku sosial individu.
hubungan
Perilaku sosial dapat dilihat melalui
saling
yaitu
komunikasi
perilaku
peran,
Empat
komponen
tersebut menurut Karsner (2001) yaitu,
sifat-sifat dan pola respon antar pribadi, kecenderungan
tersebut.
percaya
(trust
each
(communicate
other),
your
self),
kecenderungan perilaku dalam hubungan
keintiman (keep the romance alive), dan
sosial,
meningkatkan
ekspresif.
dan
kecenderungan
Berbagai
bentuk
perilaku dan
jenis
komitmen
(increase
commitment) (Purba & Rodiatul, 2006: 50).
perilaku sosial seseorang pada dasarnya
Komponen
merupakan karakter atau ciri kepribadian
mempengaruhi kualitas hubungan pacaran
yang dapat teramati ketika seseorang
yang dijalani.
berinteraksi dengan orang lain.
mendasari Robert
dalam
pacaran
ini
Ada banyak alasan yang sebenarnya
Tentang Pacaran Menurut
dalam
individu
untuk
berpacaran.
Adapun alasan remaja berpacaran antara J
Havighurst,
pacaran adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang diwarnai dengan keintiman dimana keduanya terlibat dalam perasaan cinta dan saling mengakui sebagai pacar serta dapat memenuhi kebutuhan dari
lain
untuk
bersantai-santai,
bersenang-
senang (having fun) dan menikmati diri mereka (Degenova & Rice, 2005:146), proses sosialisasi (socialisation process), untuk menjalin keakraban dengan lawan jenis dan eksperimen serta penggalian hal-
5
hal seksual, berpacaran dapat menjadi alat
terjadi perubahan-perubahan penting baik
untuk memilih dan menyeleksi pasangan
fisik maupun psikis. Masa ini menuntut
(Santrock, 2003: 239). Disisi lain, tekanan
kesabaran dan pengertian yang luar biasa
sosial dan penghindaran dari kritik sosial
dari orang tua (Sarwono, 2011:23). Masa
juga menjadi alasan orang berpacaran.
remaja adalah suatu perkembangan yang
Dari uraian diatas terkait pacaran
ditandai
adanya
proses
perubahan
(dating), dapat dilihat bahwa inti pokok dari
kesadaran individu (Chasiyah, 2009:11).
pacaran (dating) ialah suatu keadaan yang
Kondisi fisik dan psikis remaja yang
telah direncanakan dan meliputi berbagai
demikian,
aktivitas
sangat labil.
bersama
antara
dua
orang
(biasanya dilakukan oleh kaum muda yang belum
menikah
dan
berlainan
jenis).
menjadikan
keadaan
remaja
Masa remaja dapat bermula pada usia sekitar 10 tahun (Rusmini,
Aktivitas yang terjadi diantara keduanya
Sedangkan
tidak terlepas dari proses sosial yang
mengatakan bahwa batasan usia remaja
mengharuskan seseorang terlibat dalam
tidak ditentukan dengan jelas, tapi kira-kira
suatu interaksi sosial. Serangkaian aktivitas
berawal dari usia 12 sampai akhir usia
bersama tersebut juga diwarnai keintiman
belasan, saat pertumbuhan fisik hampir
(seperti adanya
lengkap (Soetjiningsih,
rasa kepemilikan dan
menurut
2004:11). lain
2004:20). Dalam
keterbukaan diri) serta adanya keterikatan
buku
emosi antara pria dan wanita yang belum
dijelaskan
menikah
remaja antara lain, perkembangan fisik
dengan
tujuan
untuk
saling
Perkembangan
pendapat
bahwa
Peserta
Didik
perkembangan
mengenal dan melihat kesesuaian antara
remaja,
satu
perkembangan emosi dan perkembangan
sama
lain
sebagai
pertimbangan
sebelum menikah.
remaja
kognitif,
sosial. Dalam proses perkembangan remaja
Tentang Remaja Masa
perkembangan
pada
merupakan
masa
peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi konflik pada diri seseorang. Pada masa ini
tersebut, remaja mengalami keterlibatan interaksi
dengan
banyak
orang
dan
lingkungan serta dengan lawan jenisnya. Dari interaksi inilah, biasanya remaja muncul rasa ketertarikan dengan lawan jenisnya.
Kemudian
rasa
ketertarikan
6
tersebut
dimunculkan
dalam
sebuah
hubungan yang disebut dengan pacaran.
mendalam (in dept interviewing) yaitu peneliti menggali secara mendalam tentang fokus masalah yang diteliti sehingga dapat menyajikan konstruksi saat sekarang dalam
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
suatu konteks mengenai pribadi, peristiwa,
pendekatan kualitatif yang didefinisikan
aktivitas,
sebagai penelitian yang bermaksud untuk
motivasi, persepsi dan sebagainya (Basuki
memahami fenomena tentang apa yang
Haryono, 2008: 47). Wawancara menjadi
dialami oleh subjek penelitian (Moleong,
metode utama dalam penelitian kualitatif
2011:6).
karena sebagian besar data diperoleh dari
para
peneliti
studi
kualitatif
mencoba untuk memahami tau menafsirkan fenomena dari segi makna orang yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel penelitian yaitu beberapa siswa dan siswi SMA Al Islam 1 Surakarta yang berasal dari jurusan kelas yang berbeda serta siswa-siswi yang saat ini sedang menjalani hubungan berpacaran dan yang belum pernah berpacaran sama sekali yang diambil dari populasi keseluruhan siswa kelas X-XII jurusan IPA dan IPS baik yang berjenis
kelamin
laki-laki
maupun
perempuan. Penelitian dilakukan di sekitar lingkungan SMA Al Islam 1 Surakarta pada waktu istirahat sekolah dan di luar jam sekolah yaitu pada jam pulang sekolah atau di luar lingkungan sekolah. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara
kelompok/organisasi,
minat,
wawancara. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan memiliki persepsi yang berbedabeda
mengenai
memandang adapula
pacaran.
pacaran
yang
dari
memandang
Ada
yang
sisi
positif
dari
sisi
negatifnya. Keseluruhan informan memang menyatakan bahwa pacaran merupakan hubungan yang terjalin antara lawan jenis yang didasari oleh perasaan saling suka dan memiliki tujuan untuk saling mengenal. Namun,
pengalaman
berpengaruh
terhadap
berpacaran persepsi
juga
mereka
mengenai pacaran. Persepsi siswa SMA Al Islam 1 Surakarta yang tidak pernah memiliki pengalaman berpacaran yakni memandang pacaran dari sisi negatif, seperti pacaran dianggap mendekati zina, merusak fokus belajar dan membuang-
7
buang waktu, namun adapula siswa yang
menginginkan adanya pengertian dan
memandang pacaran dari sisi positifnya
saling memahami tanpa ada yang
yakni siswa yang memiliki pengalaman
mendominasi.
berpacaran mempunyai persepsi bahwa
2. Kecenderungan
perilaku
pacaran dapat digunakan sebagai media
hubungan
hiburan, pengisi waktu luang, sebagai
berpacaran
teman sharing atau curhat dan ajang
siswa dengan orangtua, guru dan teman-
mendapatkan perhatian yang lebih selain
temannya.
dari orang tua. Sementara dari pihak
yakni menyembunyikan hubungannya
sekolah yang memiliki tugas mengurus dan
dari orang tua dan pihak sekolah dengan
menangani siswa-siswanya, juga memiliki
alasan
persepsi negatif mengenai pacaran yakni,
sementara dengan teman-teman mereka
mereka berpendapat bahwa pacaran saat ini
yakni mereka diharapkan tetap peduli
cenderung mengarah ke aktivitas sex dan
dengan lingkungan khususnya teman-
mereka juga menganggap usia SMA belum
teman
karena
cukup matang untuk berpacaran karena
mereka
akan
tujuan pacaran adalah untuk melangkah ke
temannya.
pernikahan.
sosial berupa
hubungan
yang sosial
adanya
larangan
pada
berpacaran,
akhirnya
membutuhkan
perilaku
nanti teman-
ekspresif
penelitian
berupa saling memberikan perhatian
menunjukkan bahwa perilaku sosial yang
antar pasangan, saling memotivasi dan
terbentuk dalam relasi pacaran yang dijalani
memberikan
oleh siswa SMA Al Islam 1 Surakarta,
persaingan
yakni :
ketidaksejalanan
1.
Kecenderungan perilaku peran berupa
ekspresikan melalui perdebatan dan
dominasi peran dalam pacaran, dimana
percekcokan.
antara
siswa
hasil
siswa
Adapun perilaku mereka
3. Kecenderungan
Berdasarkan
pada
dalam
dan
siswi
memiliki
Ada
semangat meraih
prestasi, yang
beberapa
hal
melalui serta mereka
yang
mindset yang berbeda yakni, siswa
mempengaruhi persepsi siswa SMA Al
yang berjenis kelamin laki-laki lebih
Islam 1 Surakarta mengenai perilaku sosial
setuju ketika hubungan didominasi dan
dalam pacaran, yakni lingkungan dan
dikuasai oleh laki-laki sementara siswi
pengetahuan. Adapun lingkungan siswa
yang
SMA
berjenis
kelamin
perempuan
Al
Islam
1
Surakarta
yakni
8
lingkungan sekolah dan keluarga yang
menjelaskan bahwa kepribadian manusia
menerapkan
terkait
tersusun secara struktural terdiri dari Id,
pembatasan pergaulan dengan lawan jenis
Ego dan Superego dan teori psikoseksual
dan larangan berpacaran dan lingkungan
yang menjelaskan bahwa produk dari
peer group yang mendorong mereka ingin
hormon
berpacaran. Sementara pengetahuan yang
perkembangan
dimaksud ialah pengetahuan agama di
dorongan dari libido seks yang kuat
sekolah dengan adanya mata pelajaran
sehingga energi dalam Id individu ditujukan
Akidah yang mempelajari tata pergaulan
untuk mencapai kebutuhan biologisnya.
tata
tertib
ketat
seksual
tersebut
menstimulasi
heteroseksual
serta
dalam islam dan ilmu agama mereka yang
Pacaran yang terjadi pada remaja
banyak karena pada dasarnya mereka gemar
khususnya siswa SMA Al Islam 1 Surakarta
belajar agama.
merupakan
bagian
dari
proses
perkembangan remaja, baik perkembangan psikis, biologis maupun sosial. Dan dalam
PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diatas, dapat
masa proses perkembangan remaja tersebut,
dikaji menggunakan menggunakan kajian
Id, Ego dan Superego serta dorongan libido
teori sosial dan psikologi. Beberapa teori
seks sangat berpengaruh terhadap perilaku
tersebut yakni fenomena pacaran yang ada
sosial
pada remaja sebagai proses perkembangan
Ketertarikan yang muncul atas perasaan
digunakan
saling suka yang menyebabkan remaja
teori
psikoanalisis
Sigmud
remaja
berpacaran
ada
teori
dorongan dari libido seks yang memang
struktural fungsional Talcott Parsons dan
bersumber dari naluri alamiah individu
yang terakhir mengenai persepsi digunakan
untuk tertarik serta timbul perasaan cinta
teori
yang
pacaran
persepsi
menganalisis
dalam respon
digunakan
psikologi individu
untuk
terhadap
fenomena sosial.
lain
berpacaran.
Freud, sementara untuk perilaku sosial yang dalam
tidak
dalam
mengakibatkan
adalah
adanya
ketergantungan.
Ketiga struktur kepribadian tersebut juga mendorong
individu
untuk
Teori Psikoanalisis Sigmud Freud
mengekspresikan perilaku-perilaku dalam
mengkaji pacaran dari sudut pandang
pacaran khususnya dalam konteks ini ialah
perkembangan kepribadian remaja dan
perilaku sosialnya. Dalam sebuah hubungan
psikoseksual. Dalam psikoanalisis Freud
pacaran, perilaku sosial yang terjadi akibat
9
dari dorongan ketiga struktur kepribadian
pemeliharaan hubungan sosialnya. Namun
tersebut
tidak semuanya dapat berjalan dengan
yakni
adanya
kecenderungan
hubungan sosial siswa yang berpacaran
seimbang
dengan lingkungannya yang ditunjukkan
keteraturan. Hal tersebut terbukti dengan
melalui
masih banyaknya siswa yang tidak mampu
kehati-hatian
mereka
dalam
melakukan aktivitas berpacaran karena
menjaga
adanya
peraturan
larangan
berpacaran
pada
sehingga
belum
perilakunya yang
sesuai
berlaku,
tercipta
dengan sehingga
lingkungannya dan disini Ego telah mampu
mendapatkan sanksi berupa panggilan dari
mengendalikan Id bila
pihak
mereka
selalu
berhati-hati. Sementara Superego berperan
sekolah
untuk
mendapatkan
bimbingan karena ketahuan berpacaran.
dalam mempertahankan keputusan remaja
Adapun
teori
persepsi
dalam
berpacaran yang dianggap benar meskipun
psikologi digunakan untuk mengkaji cara
itu
pandang atau persepsi terkait dengan
belum
tentu
benar
menurut
lingkungannya.
perilaku sosial dalam pacaran dari siswa
Selanjutnya
struktural
SMA Al Islam 1 Surakarta. Persepsi dalam
untuk
Psikologi diartikan sebagai hasil kerja otak
menganalisis perilaku sosial dalam relasi
dalam memahami atau menilai suatu hal
pacaran yang merupakan suatu bentuk
yang
refleksi dari teori struktural fungsional ini.
merupakan cara pandang individu dalam
Teori
merespon suatu objek yang dilihat oleh
fungsional
teori
Talcott
structural
dispesifikasikan paradigma
Parson
fungsional dengan
lebih
menggunakan
AGIL(adaptation,
panca
terjadi
di
inderanya.
sekitarnya.
Persepsi
Persepsi
seseorang
goal
khususnya remaja tentang perilaku sosial
attainment, integration, latency) untuk
dalam pacaran adalah bermacam-macam.
mencapai suatu keteraturan. Dari teori
Dari bermacam-macam persepsi remaja
tersebut dapat dilihat bahwa perilaku sosial
tentang pacaran tersebut tentunya setiap
dalam pacaran merupakan suatu refleksi
orang mempunyai pandangannya masing-
dari teori struktural fungsional dimana
masing dimana pandangannya bisa berbeda-
dalam relasi pacaran yang dijalani oleh
beda. Persepsi remaja mengenai perilaku
siswa SMA Al Islam 1 Surakarta terdapat
sosial dalam pacaran diantaranya adalah
adaptasi dengan lingkungan, pencapaian
ada siswa yang memadang pacaran dari sisi
tujuan,
positif dan ada pula yang memandang dari
pengaturan
hubungan,
dan
10
sisi negatif. Persepsi yang muncul tersebut
DAFTAR PUSTAKA
berkaitan dengan pengalaman, kemampuan
______ (2014). wiseGEEK: What Is Social Behavior?. Social Behaviour, 3, Artikel 001a. Diperoleh pada tanggal 18 Februari 2014 dari (m.wisegeek.org/what-is-socialbehavior.htm)
maupun daya persepsi yang diterimanya.
KESIMPULAN Simpulan dari penelitian adalah
perilaku sosial dalam pacaran, siswa SMA
Baron, R. A & Byrne. D. (2004). Psikologi Sosial. edisi ke-10 jilid1. Jakarta: Erlangga
Al Islam 1 Surakarta yang berpacaran
Basuki
Pertama, persepsi yang muncul mengenai
memiliki persepsi positif yakni pacaran dapat digunakan sebagai media hiburan, pengisi waktu luang, sebagai teman sharing atau
curhat
dan
ajang
mendapatkan
perhatian yang lebih selain dari orang tua, sementara
siswa
yang
belum
pernah
berpacaran memiliki persepsi negatif seperti pacaran dianggap mendekati zina, merusak fokus belajar dan membuang-buang waktu. Kedua, adapun perilaku sosial dalam pacaran
yang
kecenderungan
dipersepsikan perilaku
ialah peran,
kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial, dan kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial, dan yang terakhir hal yang mempengaruhi persepsi siswa SMA Al Islam 1 Surakarta mengenai perilaku sosial dalam pacaran, yakni lingkungan dan pengetahuan.
Haryono. (2008). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS.
Bimo Walgito. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset Chasiyah, dkk. (2009). Perkembangan Peserta Didik.. Surakarta: Yuma Pustaka & Learing Resources Center FKIP-UNS. DeGenova, Mary.K., & Rice, Philip.F. (2005). Intimate Relationships, Marriages, and Families (6th ed.). England Phsycology Research Journal. Diperoleh pada tanggal 12 Januari 2014 dari eprints.uny.ac.id/.../bab%202%20%20NIM.%200810. Dian Widianti. (2006). Ensiklopedi Cinta. Bandung: Mizan Media Utama Hasbi Ibnu. (2010). Sex Atas Nama Cinta (Perilaku Seksual Remaja SMU di Surakarta). Diperoleh pada tanggal 12 Januari 2014 dari (http://ibnhasbie.wordpress.com/2010 /06/27/sex-atas-namacintaperilaku seksual-remaja-smu-di-surakarta/) Lexy J. Moelong. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
11
Ma’shum, Y & Wahyurini C, (2004). Pacaran itu Apa sih. KOMPAS. Diperoleh pada tanggal 12 Januari 2014 dari http://kompas.com /kompascetak/0404/02/muda/947804. htm Ramaida H. Purba & Rodiatul H. Siregar. Gambaran Stres Pada Mahasiswa yang Menjalin Pacaran Jarak Jauh. Jurnal Psikologi, 2 (2), 47-55. Diperoleh pada tanggal 12 Januari 2014 dari jurnal.psikologia.com /index.php/jdk/article/ Rob’iah Al Adawiyah. (2004). Kenapa Harus Pacaran. Bandung: Mizan Rusmini S. (2004). Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT. Rineka Cipta Santrock, John W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Sarlito Wirawan Sarwono. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto