Perilaku Pencarian Informasi Siswa Kelas XII: Studi Kasus Di SMA PSKD 1 Jakarta Ezra Juliana, Utami Budi Rahayu Hariyadi Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Skripsi ini membahas mengenai perilaku pencarian informasi siswa kelas XII SMA PSKD 1 Jakarta dalam persiapannya menghadapi Ujian Nasional. Permasalahan penelitian ini adalah perilaku pencarian informasi siswa kelas XII SMA PSKD 1 Jakarta yang menggunakan iPad dan internet dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka. Penulis juga meneliti bagaimana peran perpustakaan dan pustakawan di saat siswa telah menggunakan iPad dan internet dalam pencarian informasi mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode studi kasus. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pencarian informasi yang dilakukan oleh siswa lebih kepada pencarian melalui internet dengan menggunakan iPad dikarenakan juga didukung oleh sistem pembelajaran yang diterapkan oleh pihak sekolah. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa peran perpustakaan serta pustakawan dalam memenuhi kebutuhan informasi siswa kelas XII SMA PSKD 1 Jakarta masih belum maksimal. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa siswa kelas XII SMA PSKD I Jakarta lebih banyak mencari informasi dari internet dengan menggunakan iPad daripada mencari informasi dari perpustakaan.
Information Seeking Behavior of Year XII Students: a Case Study in PSKD 1 Jakarta Senior High School Abstract This undergraduate thesis discusses about the information seeking behavior of Year XII students of PSKD 1 Jakarta High School, in their preparation for the National Examination. The research problem of this undergraduate thesis is the information seeking behavior of Year XII students of PSKD 1 Jakarta High School who use the iPad and the internet to fulfill their information needs. The author also examines the function and the role of libraries and librarians during the period of time students who use the iPad and the internet are in the process of their information seeking. This research used a qualitative approach, and the case study method. The results of this study concluded that the seeking for information by students through the internet search with the iPad is also supported by the learning system that is implemented by the school. The result also showed that students search information from internet more than searching the information from the library. Keyword: Information Behavior; Information Seeking Behavior of Students; Internet; iPad
Pendahuluan Sekarang ini informasi menjadi salah satu kebutuhan utama bagi semua orang, dan bahkan sudah menjadi kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan guna mendukung seluruh aktivitasnya masing-masing. Berbicara mengenai informasi, pasti erat kaitannya dengan
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
teknologi. Ramirez, Walther, Burgoon, dan Sunnafrank (2002) dalam artikelnya yang berjudul Information Seeking Strategy, Uncertainty, and Computer-Mediated Communication Toward a Conceptual Model, menyatakan bahwa gejala dan kebiasaan menggunakan komputer untuk berkomunikasi dan mencari informasi biasa disebut CMC atau computer mediated communication yang artinya komunikasi yang diperantarai oleh komputer. Menurut pengamatan penulis, kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi sangat ditunjang oleh teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Perangkat TIK yang biasa digunakan adalah komputer, telepon genggam, dan bahkan sekarang kita mengenal istilah gadget maupun PC Tablet. Komputer dan perangkat TIK seperti PC Tablet yang mudah dibawa kemana-mana tersebut akan sangat membantu mobilitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan pencarian informasi. T.D. Wilson (2000) dalam artikelnya yang berjudul Human Information Behavior, perilaku informasi (information behavior) merupakan keseluruhan perilaku manusia berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, termasuk perilaku pencarian dan penggunaan informasi baik secara aktif maupun secara pasif. Perilaku pencarian informasi tentunya tak dapat dilepaskan dari peran perpustakaan, karena perpustakaan memiliki peran untuk dapat memenuhi segala kebutuhan informasi seseorang yang terus meningkat. Seperti yang terdapat dalam Pedoman Perpustakaan Sekolah oleh IFLA/UNESCO (2002) yang menyatakan bahwa perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan. Perpustakaan sekolah juga diharapkan menjadi sarana bagi para siswa agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir mereka agar dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Pada kenyataannya terdapat beberapa sekolah yang mengalihkan peran perpustakaannya kepada internet dan perangkat digital seperti PC Tablet tersebut. Bahkan ada salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta yaitu SMA PSKD 1 Jakarta, yang mewajibkan siswanya untuk menggunakan iPad dalam memenuhi kegiatan belajar-mengajar di sekolah, sehingga siswa SMA tersebut mencari segala informasi yang dibutuhkannya hanya melalui iPadnya. Mereka menganggap dengan penggunaan iPad maka segala keterbatasan siswa akan kebutuhan informasi akan semakin berkurang. Dan berdasarkan permasalahan tersebut, penulis akan mengangkat masalah sehubungan dengan perilaku pencarian informasi siswa kelas XII SMA PSKD 1 Jakarta yang menggunakan iPad nya masing-masing dalam
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
memenuhi kebutuhan informasinya terkait dalam persiapan mereka menghadapi Ujian Nasional, dan peran perpustakaan SMA PSKD 1 Jakarta setelah siswa sekolah mereka, khususnya kelas XII SMA yang akan menghadapi Ujian Nasional, menggunakan iPad dalam memenuhi kebutuhan informasinya.
Tinjauan Teoritis Donald O Case (2007) dalam bukunya yang berjudul Looking for Information A Survey of Research on Information Seeking, Needs, and Behavior, bahwa informasi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Istilah informasi digunakan dalam berbagai disiplin untuk merefleksikan berbagai hal seperti rangsangan sensori, representasi mental, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, aspek dari permintaan dan pembelajaran manusia, proses komunikasi, penilaian tentang relevansi informasi untuk kebutuhan informasi. Kuhlthau (2004) juga menyatakan dalam bukunya yang berjudul Seeking Meaning: A Process Approach to Library and Information Services, dipengaruhi oleh lingkungan, seperti pengalaman, pengetahuan, minat, ketersediaan informasi, masalah dan waktu, sebagaimana juga adanya keterkaitan isi dari temu kembali informasi.
Gambar 1. Tahapan Perilaku Informasi Menurut Wilson
Di gambar ini terlihat Wilson menanggapi perilaku informasi merupakan proses melingkar yang langsung berkaitan dengan pengolahan dan pemanfaatan informasi dalam konteks
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
kehidupan seseorang. Terlihat pula bahwa kebutuhan akan informasi tidak langsung berubah menjadi perilaku mencari informasi, melainkan harus dipicu terlebih dahulu oleh pemahaman seseorang tentang tekanan dan persoalan dalam hidupnya. Wilson menggambarkan tahapan-tahapan perilaku informasi seseorang, pada awalnya dipicu dari konteks kebutuhan informasi, yaitu dimana seseorang sudah mulai memiliki pemikiran mengenai informasi apa yang sebenarnya dibutuhkan, atau dapat dikatakan sudah memiliki gambaran mengenai informasi apa yang harus dicarinya. Kemudian seseorang mulai berfikir tentang bagaimana caranya mendapatkan suatu informasi dalam pemecahan suatu persoalan dengan didorong motivasi yang kuat. Selanjutnya kebutuhan informasi berubah menjadi aktivitas mencari informasi, dan disini Wilson memberikan beberapa hal yang mempengaruhi perilaku tersebut, yaitu kondisi psikologis seseorang, demografis, peran seseorang di masyarakat, lingkungan, dan karakter sumber informasi. Kemudian perilaku pencarian informasi seseorang akan berlanjut terhadap bagaimana pandangannya terhadap resiko dan imbalan yang akan diperoleh jika ia benarbenar melakukan pencarian informasi. Resiko yang dimaksudkan yaitu hambatan yang dihadapi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, diantaranya biaya, kemudahan akses, dan waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Selanjutnya dalam model Wilson, diungkapkan 4 perilaku pencarian informasi. Dalam hal ini, penulis hanya akan membahas masalah perilaku pencarian informasi yang telah diungkapkan oleh Wilson tersebut, yaitu: 1. Perhatian pasif (passive attention) Dimana perilaku ini tidak bermaksud untuk mencari informasi, misalnya seperti seseorang sedang mendengarkan radio atau menonton program televisi. 2. Pencarian pasif (passive search) Merupakan suatu perilaku pencarian informasi yang kebetulan relevan dengan kebutuhan individu. 3. Pencarian aktif (active search) Merupakan jenis pencarian dimana seorang individu secara aktif mencari informasi. 4. Pencarian berlanjut (ongoing search) Penemuan terus-menerus merupakan pencarian informasi yang dilakukan individu secara berkelanjutan ketika kebutuhannya belum terpenuhi.
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
Sebenarnya pencarian aktif dengan pencarian berlanjut sangat berkaitan dan memiliki pengertian dan pemahaman yang sama, namun pencarian berlanjut pasti pencarian yang aktif, sedangkan pencarian aktif belum tentu pencarian yang berlanjut. Pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa setiap sekolah wajib memiliki perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan. Kewajiban tersebut juga tertulis di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan yang terdapat pada pasal 23. Badan Standardisasi Nasional Indonesia (2009) juga telah menerbitkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berjudul Perpustakaan Sekolah pun menyediakan acuan tentang manajemen perpustakaan yang berlaku pada perpustakaan sekolah baik negri maupun swasta yang meliputi pendidikan dasar dan menengah. IFLA/UNESCO (2002) menyatakan dalam Pedoman Perpustakaan Sekolah, bahwa salah satu sarana dalam menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah adalah perpustakaan. Dikatakan juga oleh IFLA/UNESCO, perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi siswa, tetapi juga merupakan bagian yang integral dari setiap kegiatan pembelajaran. Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di sekolah.
Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dan metode yang digunakan adalah studi kasus. Menurut Creswell (2010) dalam bukunya yang berjudul Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, penelitian kualitatif merupakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Studi kasus juga menurut Creswell adalah strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok individu. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Wawancara yaitu melakukan tanya jawab kepada informan yang terlibat langsung dengan pencarian informasi. Observasi yaitu yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dan analisis dokumen merupakan suatu kajian atas bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitian sebagai pendukung dalam penelitian ini. Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang berarti pemilihan informan berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu, dalam penelitian ini adalah guru, staf SMA PSKD 1 Jakarta, serta siswa kelas XII SMA PSKD 1 Jakarta.
Sistem Pembelajaran SMA PSKD 1 Jakarta SMA PSKD 1 Jakarta yang terletak di Jalan Diponegoro Nomor 80 Salemba, Jakarta Pusat, dibagi ke dalam 3 jurusan, yaitu jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), dan jurusan IPB (Ilmu Pengetahuan Bahasa). Jumlah siswanya sendiri ada 116 orang, jumlah guru ada 20 orang, dan jumlah karyawan ada 5 orang. Kelas X berjumlah 43 siswa, kelas XII berjumlah 34, sedangkan untuk kelas XII sendiri yang akan diteliti oleh penulis berjumlah 42 siswa. Dan dari 42 siswa, jurusan IPA terdiri dari 21 siswa, jurusan IPS terdiri dari 19 siswa, dan jurusan IPB terdiri dari 2 siswa.
Gambar 2. Siswa Kelas XII IPB (Erick) sedang mencari informasi menggunakan iPadnya
SMA PSKD 1 Jakarta memanfaatkan jaringan tekonologi komputer yang mempermudah akses para siswa SMA PSKD 1 Jakarta kepada informasi mengenai nilai, tugas, update
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
absensi, dan berbagai macam informasi internal lainnya. Bahkan mulai dengan tahun ajaran 2011/2012, setiap siswa SMA PSKD 1 Jakarta menggunakan iPad sebagai alat atau sumber informasi bagi pembelajaran mereka. Bukan hanya siswa yang memiliki iPadnya masingmasing, namun para guru dan staf pun diwajibkan untuk memiliki dan menggunakan iPad sebagai alat atau sarana sumber informasi mereka.
Peran Informasi Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Anes yaitu sebagai salah satu pengajar di SMA PSKD 1 Jakarta merasa apabila tanpa informasi, seseorang tidak akan mengetahui banyak hal. Dan bahkan menurutnya informasi memiliki peran yang tak kalah penting dengan kebutuhan pokok manusia. Sama halnya dengan Sri, yaitu staf SMA PSKD 1 Jakarta yang membantu mengelola di perpustakaan. Awalnya ia tidak begitu menyadari pentingnya informasi dalam kehidupan seseorang, namun semenjak ia bekerja di SMA PSKD 1 Jakarta, ia memiliki pandangan bahwa informasi sangat penting bagi semua orang tak terkecuali para siswa. Hal ini mendukung pernyataan Donald O Case (2007) dalam bukunya yang berjudul Looking for Information A Survey of Research on Information Seeking, Needs, and Behavior, bahwa informasi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Siswa banyak membutuhkan informasi tentang mata pelajaran yang tertuang dalam kurikulum sekolah. Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Bahasa dan sebagainya, adalah paket informasi kurikulum yang perlu dikuasai setiap siswa sesuai dengan jenjang waktu yang telah ditetapkan, misalnya satu semester, dua semester, tiga semester, dan seterusnya sesuai dengan bobot mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan kata lain, siswa tersebut sangat membutuhkan informasi yang berhubungan dengan kurikulum sekolah. Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya. Seperti halnya Case (2007) yang menjelaskan bahwa karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah tersebut. Salah satu cara adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan seperti majalah, koran, buku pelajaran, dan bahkan internet.
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
Kebutuhan Informasi Siswa Kelas XII Dalam Persiapan Ujian Nasional Ujian Nasional biasa disingkat UN/UNAS adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional. Dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional, maka dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Ada begitu banyak kebutuhan informasi siswa kelas XII dalam mempersiapkan Ujian Nasional. Materi pelajaran yang diujikan pun dari awal kelas X sampai XII, sehingga dapat dibayangkan dari 6 mata pelajaran tentu ada begitu banyak informasi yang harus dimiliki siswa dalam mengerjakan soal-soal nanti. Dari ketiga siswa kelas XII yang menjadi informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa persiapan Ujian Nasional berdampak bagi kebutuhan informasi mereka yang sangat meningkat. Hal ini sesuai dengan Batley (2007) dalam bukunya yang berjudul Information Architecture for Information Professionals, yaitu kebutuhan akan informasi muncul ketika seseorang menyadari bahwa mereka tidak memiliki atau kekurangan pengetahuan atau pemahaman untuk mencapai tujuan, menjawab pertanyaan dan sebagainya. Kebutuhan informasi muncul akibat kesenjangan pengetahuan yang ada dalam diri seseorang, sehingga untuk mengatasi kesenjangan tersebut seseorang akan berusaha mencari informasi yang dibutuhkannya agar segera terpenuhi. Kemudian didukung juga kebutuhan informasi menurut Kuhlthau (2004) dalam bukunya yang berjudul Seeking Meaning: A Process Approach to Library and Information Services, dipengaruhi oleh lingkungan, seperti pengalaman, pengetahuan, minat, ketersediaan informasi, masalah dan waktu, sebagaimana juga adanya keterkaitan isi dari temu kembali informasi. Dalam hal ini tentunya ada banyak siswa kelas XII yang sudah lupa dengan materi pelajaran kelas X maupun kelas XI, sehingga membuat mereka harus mencari kembali banyak informasi dan mempelajarinya kembali. Kuhlthau kemudian menambahkan bahwa timbulnya kesenjangan dalam diri manusia akhirnya mendorong manusia untuk mencari informasi guna mengetahui permasalahan yang dialaminya. Kebutuhan informasi ini mendorong terjadinya perilaku pencarian informasi.
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
Donald O Case (2007) menyatakan bahwa kebutuhan informasi muncul ketika seseorang merasa ada sebuah situasi bermasalah atau kejanggalan informasi, dimana pengetahuan, keyakinan, dan teladan di lingkungannya gagal memberikan jalan menuju kepuasan dalam mencapai tujuan. Sehingga dalam hal ini untuk dapat mencapai tujuannya siswa melakukan kegiatan pencarian informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Ketiga siswa yang menjadi informan dalam penelitian ini telah menunjukkan betapa pentingnya informasi, dan betapa banyaknya informasi yang mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing dalam mempersiapkan Ujian Nasional. Terlihat jelas persiapan kelas XII dalam menghadapi Ujian Nasional selama kurang lebih empat bulan cukup membuat siswa harus lebih giat lagi belajar dan mencari informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran yang diuji. Siswa dan guru sama-sama giat mencari informasi yang mereka butuhkan, dikarenakan Ujian Nasional merupakan penentu kelulusan mereka di tingkat SMA.
Sumber Informasi Siswa Kelas XII Dalam Persiapan Ujian Nasional Adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah tersebut. Salah satu cara adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang tersedia di perpustakaan, atau dengan menggunakan sumber-sumber internet yang justru sekarang ini lebih banyak digunakan ketimbang perpustakaan. Dalam hal ini sama seperti siswa kelas XII, mereka harus mengetahui sumber-sumber informasi apa saja yang digunakan dan berkaitan dengan Ujian Nasional. Salah satu fasilitas di SMA PSKD 1 Jakarta adalah dengan penggunaan iPad dan tersedianya jaringan internet wifi. Dan hal ini berdampak terhadap sumber-sumber informasi yang digunakan siswa kelas XII dalam mencari informasi yang dibutuhkan dan berkaitan dengan persiapan mereka menghadapi Ujian Nasional. Christine L Borgman (2000) dalam bukunya yang berjudul From Gutenberg to the Global Information Infrastructure: Access to Information in the Networked World, mengatakan bahwa kecanggihan teknologi memungkinkan berbagai informasi yang terdapat dalam media elektronik dan bukan elektronik, diubah ke dalam media digital dengan tidak mengubah isi dari informasi yang terdapat di dalamnya.
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
Informasi digital juga disimpulkan oleh Borgman sebagai bentuk informasi yang lebih mudah diakses ketimbang informasi analog, namun informasi digital juga menurut Borgman lebih mudah untuk dimanipulasi kebenarannya akan isi dari informasi tersebut. Hal inilah yang paling sering membuat para pengguna informasi, khususnya para pelajar sekolah, kewalahan dalam menentukan informasi mana yang akan digunakan.
Operator Boole (AND, OR, NOT) Hasil pengamatan penulis di SMA PSKD 1 Jakarta, dan jawaban-jawaban dari informan, menunjukkan bahwa internet merupakan sumber informasi yang paling sering digunakan dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka, karena hal ini juga didukung oleh program sistem pembelajaran SMA PSKD 1 Jakarta yang menggunakan iPad sebagai sarana belajar siswa. Borgman telah menjelaskan bahwa salah satu kerugian dari internet adalah lebih mudah untuk dimanipulasi kebenarannya akan isi dari informasi tersebut. Menurut pengamatan penulis pencarian di internet yang dilakukan siswa selalu dimulai dengan search engine. Online Dictionary of Library Information Science (2014) mengartikan search engine sebagai sebuah katalog secara online yang dapat dicari dengan menggunakan kata kunci. Contoh search engine yang cukup sering digunakan adalah, Google, Yahoo, dan lain-lain. Dari hasil wawancara dengan Lius, bahwa salah satu kerugian sumber informasi dari internet adalah kebenaran akan isi informasi tersebut. Hal inilah yang telah disiasati oleh Google, dengan memberikan pilihan untuk memformulasikan kata kunci dan memilih Operator Boole yang sesuai agar informasi yang tersaring lebih sedikit dan mengarah kepada yang dibutuhkan pengguna. Operator Boole merupakan istilah-istilah komputer yang dapat membatasi atau memperluas pencarian informasi ketika menggunakan search engine di situs dan katalog elektronik. Pada kenyataannya dari hasil pengamatan penulis dan jawaban para informan adalah, bahwa mereka tidak begitu paham mengenai Operator Boole, dan bahkan tak sedikit dari mereka yang mengetahui apa itu Operator Boole. Padahal dengan menggunakan Operator Boole, informasi yang dicari dapat dibatasi, atau siswa juga dapat memperluas pencarian informasi ketika menggunakan search engine di situs dan katalog elektronik.
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
Penggunaan Internet dan iPad Berdasarkan pengamatan penulis, penggunaan internet dan iPad terlihat cukup membantu siswa dalam mencari informasi. Kemudian iPad dan internet dinilai lebih banyak memberikan keuntungan dalam mengakses informasi, sehingga membuat siswa lebih nyaman menggunakan iPad dan internet. Walaupun iPad dan internet memiliki kelemahan, penulis mengamati bahwa siswa lebih memilih untuk mencari informasi lewat iPad dan internet. Internet sendiri menurut Online Dictionary of Library Information Science (2014) memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi melalui e-mail, mencari informasi di World Wide Web, dan mengakses pengendalian sistem komputer dengan katalog secara online dan database elektronik secara efisien. Bradley (1997) menyatakan bahwa keuntungan dari internet yaitu sangat mudah digunakan, murah, dapat diakses, sangat fleksibel, dan isi informasinya sangat mutakhir. Sedangkan untuk kekurangan internet menurut Bradley, adalah koneksinya yang amat bergantung pada kecepatan akses, tidak ada validasi data, tidak terstruktur, sulit untuk melokasikan data yang dicari dan kurang terkendali. Online Dictionary of Library Information Science (2014) mengartikan multimedia yaitu sebuah kombinasi dari dua atau lebih media digital, seperti teks, grafik, bunyi, video, dan lainlain, yang digunakan dalam aplikasi komputer, seperti eksiklopedia secara online, permainan komputer, atau situs internet. Dalam hal ini, iPad merupakan salah satu media digital yang digunakan oleh siswa kelas XII dalam mencari informasi yang mereka butuhkan. Siswa merasakan bahwa penggunaan iPad cukup membantu mereka dalam pencarian informasi, karena bentuknya yang cukup ringan untuk dibawa kemana-mana. Kemudian siswa merasa iPad juga dapat menjadi hiburan disaat mereka merasa jenuh dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah, sekalipun hal tersebut juga membuat mereka lebih sering bermain games dan terkadang malah lupa akan pelajaran. Menurut pengamatan penulis, ada beberapa siswa yang merasa penggunaan iPad harus lebih berhati-hati, karena iPad juga cukup mahal harganya membuat siswa khawatir untuk selalu membawanya setiap saat.
Model Pencarian Informasi Dari beberapa pembahasan sebelumnya, terlihat jelas bahwa siswa kelas XII lebih sering menggunakan internet dan iPad dalam mencari informasi yang mereka butuhkan dalam
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
persiapannya menghadapi Ujian nasional. Kemudian disini penulis mengacu kepada model pencarian informasi oleh Wilson (2000) yang dibagi menjadi empat tahapan, yaitu: 1. Perhatian pasif (passive attention) Dimana perilaku ini tidak bermaksud untuk mencari informasi seperti mendengarkan radio atau menonton program televisi. Misalnya secara tidak sengaja siswa kelas XII menonton televisi yang memberikan informasi mengenai kegiatan akademis maupun Ujian Nasional, atau dapat juga saat browsing di internet, siswa kelas XII tidak sengaja menemukan informasi yang berhubungan dengan Ujian Nasional. 2. Pencarian pasif (passive search) Merupakan suatu perilaku pencarian informasi yang kebetulan relevan dengan kebutuhan individu. Misalnya guru atau pihak akademik memberikan informasi relevan mengenai Ujian Nasional dan dengan informasi tersebut tanpa sengaja telah memenuhi kebutuhan informasi siswa kelas XII. 3. Pencarian aktif (active search) Merupakan jenis pencarian yang dimana seorang individu secara aktif mencari informasi. Misalnya siswa kelas XII mencari informasi akademis dan Ujian Nasional dengan berkonsultasi dengan wali kelas atau pihak akademik secara langsung di sekolah. 4. Pencarian berlanjut (ongoing search) Penemuan terus menerus merupakan pencarian informasi yang dilakukan individu secara berkelanjutan ketika kebutuhannya belum terpenuhi. Dan pencarian aktif menjadi kerangka dasar gagasan, keyakinan, nilai, dan sejenisnya dalam menemukan informasi serta memperbarui atau memperluas kerangka kerja seseorang. Misalnya siswa kelas XII mencari informasi tentang Ujian Nasional selain pada guru atau pihak akademis tetapi pada teman, browsing di internet, membaca buku ketika informasi yang dicari belum terpenuhi. Dari keempat perilaku pencarian yang dijelaskan oleh Wilson ini, ketiga siswa yang menjadi informan dalam penelitian ini lebih mengarah kepada tahap pencarian berlanjut (ongoing search). Alasan peneliti memutuskan untuk menyatakan bahwa perilaku pencarian informasi siswa kelas XII SMA PSKD 1 Jakarta lebih cenderung ke pencarian berlanjut dikarenakan, selain sistem pembelajaran mereka yang mengarah kepada diskusi kelompok dan seminar sehingga membuat siswa harus terus-terusan mencari informasi, tidak hanya yang berasal dari guru ataupun materi yang diberikan sekolah, namun siswa harus mencari informasi di luar
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
materi yang diberikan sekolah. Misalnya dengan bertanya kepada orang tua, atau tidak hanya membuka situs yang diarahkan guru kepada siswa, tetapi bisa melihat kepada artikel-artikel di situs lainnya. Ketiga siswa yang menjadi informan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa hal yang pertama kali dilakukan dalam mencari informasi adalah dengan browsing di search engine. Ketika mereka sudah tahu apa yang akan mereka cari, mereka tinggal mengetik kata kunci di search engine, yaitu Google. Setelah itu mereka melakukan pemilihan situs-situs yang berisi artikel yang mengarah kepada kata kunci yang diketik tadi. Dan apabila siswa merasa cocok dan sesuai dengan apa yang dibutuhkannya, maka ia akan menggunakan informasi tersebut. Namun apabila dirasa kurang cocok dan sesuai, maka siswa akan mencari lagi artikel yang lebih sesuai dengan apa yang dibutuhkannya saat itu.
Peran Perpustakaan dan Pustakawan Sekolah Bicara tentang informasi tentunya erat kaitannya dengan perpustakaan. Saat melihat kondisi perpustakaan SMA PSKD 1 Jakarta, penulis tidak menemukan koleksi buku-buku yang mengarah kepada materi Ujian Nasional. Karena seperti yang dijelaskan oleh Sri, bahwa buku-buku yang berhubungan dengan materi pelajaran siswa diletakkan di rak setiap kelas masing-masing.
Gambar 3. Beberapa siswa kelas XII sedang mengerjakan soal dan berdiskusi di perpustakaan dengan menggunakan iPadnya masing-masing
Sehingga koleksi perpustakaan SMA PSKD 1 Jakarta hanya berupa ensiklopedia, novel, komik, majalah, dan koran. Padahal jelas sekali dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
Tentang Perpustakaan pasal 23 ayat 2, bahwa perpustakaan sekolah wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik. Standar Nasional Indonesia Perpustakaan Sekolah (2009) juga menambahkan bahwa seharusnya perpustakaan sekolah menyediakan buku pelajaran pelengkap yang sifatnya membantu atau merupakan tambahan buku pelajaran pokok yang dipakai oleh siswa dan guru. Terlihat bahwa sistem yang dibuat oleh SMA PSKD 1 Jakarta tidak mengarah kepada pemanfaatan perpustakaan dan pustakawan. Setelah dari koleksinya yang tidak ada buku pelajaran pelengkap, kemudian pustakawan yang tidak berlatar belakang ilmu perpustakaan, dan sama sekali kurang mengetahui ilmu perpustakaan. Dari pengamatan penulis di SMA PSKD 1 Jakarta dan didukung oleh jawaban dari ketiga siswa yang menjadi informan dalam penelitian ini, terlihat bahwa kurangnya peran perpustakaan dan pustakawan bagi pencarian informasi mereka. Mulai dari koleksinya yang sama sekali tidak ada buku pelajaran yang sifatnya sebagai pelengkap, kemudian tenaga pustakawan yang sama sekali bahkan tidak mengerti apa itu ilmu perpustakaan. Padahal keberadaan perpustakaan dan pustakawan sangat penting bagi proses belajar mengajar di sekolah.
Kesimpulan Pencarian informasi yang dilakukan oleh siswa kelas XII SMA PSKD 1 Jakarta dalam memenuhi kebutuhan informasinya akan Ujian Nasional dilakukan lewat pencarian informasi dengan iPad mereka masing-masing melalui jaringan internet. Dari keempat perilaku pencarian yang dijelaskan Wilson (2000), ketiga siswa yang menjadi informan dalam penelitian ini, lebih mengarah kepada tahap pencarian berlanjut (ongoing search), dikarenakan sistem pembelajaran mereka yang mengarah kepada diskusi kelompok dan seminar, membuat siswa harus terus-terusan mencari informasi, tidak hanya yang berasal dari guru ataupun materi yang diberikan sekolah, namun siswa harus mencari informasi di luar materi yang diberikan sekolah. Sumber informasi yang biasa digunakan oleh siswa kelas XII SMA PSKD 1 Jakarta dalam memenuhi kebutuhan informasinya tentang materi pelajaran yang akan diuji saat Ujian Nasional nanti adalah internet lewat penggunaan iPad. Namun dari ketiga siswa, dan bahkan
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
guru serta staf saat ditanya mengenai Operator Boole, mereka sama sekali tidak mengetahui cara pencarian informasi dengan strategi tersebut. Peran perpustakaan dan pustakawan di SMA PSKD 1 Jakarta mengenai perilaku pencarian informasi siswa kelas XII dalam persiapannya menghadapi Ujian Nasional, terlihat sekali belum ada. Hal ini bisa jadi dikarenakan sistem yang dibuat oleh sekolah dengan menggunakan iPad dan internet wifi tidak mengarah kepada pemanfaatan perpustakaan dan pustakawan. Kemudian koleksi perpustakaan SMA PSKD 1 Jakarta yang hanya berupa ensiklopedia, novel, komik, majalah, dan koran, tentunya membuat peran perpustakaan bagi pencarian informasi siswa belum ada. Karena seperti yang dijelaskan oleh informan bahwa buku-buku yang berhubungan dengan materi pelajaran siswa diletakkan di rak setiap kelas masing-masing. Padahal jelas sekali dalam Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Perpustakaan pasal 23 ayat 2, bahwa perpustakaan sekolah wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik. Standar Nasional Indonesia Perpustakaan Sekolah (2009) juga menambahkan bahwa seharusnya perpustakaan sekolah menyediakan buku pelajaran pelengkap yang sifatnya membantu atau merupakan tambahan buku pelajaran pokok yang dipakai oleh siswa dan guru. Bahkan IFLA/UNESCO (2002) juga sudah menyatakan bahwa perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari proses pendidikan. Kemudian staf perpustakaan yang tidak berlatar belakang ilmu perpustakaan, dan bahkan sama sekali kurang mengetahui tentang ilmu perpustakaan juga amat berdampak terhadap pencarian informasi siswa.
Saran Mengadakan pendidikan pelatihan literasi informasi yang bisa dimulai dengan pelatihan pencarian informasi dengan internet secara rutin, misalnya sebulan sekali. Materi pelatihan meliputi pembelajaran dasar pencarian informasi di internet berupa penggunaan Operator Boole, baik bagi siswa, guru, maupun staf sekolah, dikarenakan sistem sekolah yang mengarah kepada pencarian informasi lewat internet, sehingga dengan literasi informasi diharapkan dapat mempermudah siswa dalam mencari informasi lewat internet. Memanfaatkan secara maksimal peran perpustakaan sekolah, karena perpustakaan sekolah tidak boleh kehilangan perannya dalam memenuhi kebutuhan informasi siswa. Salah satu
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
upaya untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sekolah adalah dengan mengadakan koleksi buku pelajaran di perpustakaan, sehingga koleksi perpustakaan SMA PSKD 1 Jakarta tidak hanya berupa ensiklopedia, novel, komik, majalah, dan koran. Kemudian dapat juga mengubah media informasi dari buku menjadi informasi digital, atau lewat video dan sebagainya, sehingga siswa akan lebih tertarik untuk menggunakan perpustakaan sekolah. Pendidikan pustakawan pun harus ditingkatkan agar dapat berperan aktif dalam kegiatan pencarian informasi siswa. Misalnya dengan pihak sekolah mengikutsertakan tenaga perpustakaan dalam pelatihan-pelatihan kepustakawanan, sehingga pustakawan menjadi semakin memahami apa itu ilmu perpustakaan. Mempromosikan perpustakaan dengan cara mengadakan kunjungan perpustakaan seminggu sekali, lalu mewajibkan siswa untuk meminjam koleksi buku di perpustakaan, karena ada begitu banyak hal yang dapat diperoleh dari siswa terlebih yang kaitannya dengan kegiatan akademik dan moral di dalam sebuah perpustakaan. Dan tentunya kepala sekolah, guru, staf, dan pustakawan harus meningkatkan minat baca siswa agar semakin lebih baik lagi dalam memilih dan menggunakan informasi.
Daftar Referensi Badan Standardisasi Nasional Indonesia. (2009). Perpustakaan Sekolah. Bafadal, Ibrahim. (2004). Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Batley, Sue. (2007). Information Architecture for Information Professionals. England: Chandos Publishing. Borgman, Christine L. (2000). From Gutenberg to the Global Information Infrastructure: Access to Information in the Networked World. Cambridge: MIT Press. Bradley, Phil. (1997). Going Online, CD-ROM and the Internet. Ed 10. London: ASLIB. Cambridge University Press. (2014). Cambridge Dictionaries Online. Diakses pada tanggal 12 Mei 2014 dari http://dictionary.cambridge.org/. Case, Daniel O. (2007). Looking for Information: A Survey of Research in Information Seeking, Needs and Behavior. (2nd ed.). California: Academic Press.
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
Creswell, John W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Siswa. Fourie, Ina. (2006). How LIS Professionals Can Use Alerting Services. Oxford: Chandos Publishing. Diakses pada tanggal 12 Mei 2014 dari http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/00049670.2007.10722407. Indonesia. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. International Federation of Library Associations and Institutions. (2002). Pedoman Perpustakaan Sekolah. Diakses pada tanggal 12 Mei 2014 dari http://archive.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm. Kuhlthau, Carol C. (1991). Inside The Search Process: Information Seeking From The User’s Perspective. Journal of The American Society for Information Science, 42 (5), 361-37. Diakses pada tanggal 20 November 2013 dari http://www.scils.rutgers.edu/-belkin/61205/kuhlthau-jasist-91.pdf. ----------------------. (2004). Seeking Meaning: A Process Approach to Library and Information Services. Norwood, N.J.: Ablex Publishing Corp. Moh. Nazir. Ph. D. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia. Prytherch, Ray. (2005). Harrod's Librarians' Glossary and Reference Book. Ed. 10. Vermont: Gower. Diakses pada tanggal 12 Mei 2014 dari http://203.128.31.71/articles/HarrodLibrariansGlossary.pdf. Ramirez, A., Walther, J., Burgoon, J., & Sunnafrank, M. (2002). Information Seeking Strategy, Uncertainty, and Computer-Mediated Communication Toward a Conceptual Model. Journal of Human Communication Research, vol 28 no. 2, hal. 213-228. Reitz, Joan M. (2002). ODLIS: Online Dictionary of Library and Information Science. Diakses pada tanggal 1 Mei 2014 dari http://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_A.aspx. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Tahir, Muhammad., Mahmood, Khalid., & Shafique, Farzana. (2008). Information Needs and Information-Seeking Behavior of Arts and Humanities Teachers: A Survey of the University of
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014
the Punjab, Lahore, Pakistan. Library Philosophy and Practice 2008. Diakses pada tanggal 12 Mei 2014 dari http://www.webpages.uidaho.edu/~mbolin/tahir-mahmood-shafique.pdf. Trna, Josef., Trnova, Eva. (2004). Cognitive Motivation in Science Teacher Training. Science and Technology Education for a Divers Word – dilemmas, needs and partnership. 11th IOSTE Symposium for Central and East European Countries, 223-224. Diakses pada tanggal 12 Mei 2014 dari http://www.hsci.info/HSCI2008/hsci2008/Cognitene%20motivational%20teaching%20techni ques-Trna.pdf. Vercellis, Carlo. (2009). Business Intelligence: Data Mining and Optimization For Decision Making. Chichester: John Wiley & Sons. Diakses pada tanggal 12 Mei 2014 dari http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/9780470753866.fmatter/pdf. Wilson, T.D. (2000). Human Information Behavior. Journal Documentation, 3 (2), 49-55. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2013 dari http://inform.nu/Articles/Vol3/v3n2p49-56.pdf. ----------------. (2000). Recent Trends in User Studies: Action Research and Qualitative Methods. Information Research, 5 (3). Diakses pada tanggal 1 Mei 2014 http://informationr.net/ir/5-3/paper76.html.
Perilaku pencarian informasi..., Ezra Juliana, FIB UI, 2014