Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
PENGARUH LAYANAN INFORMASI TATA TERTIB LALU LINTAS TERHADAP SIKAP BERLALULINTAS SISWA KELAS XII IPS (Studi di SMA Negeri 1 Palu ) Fitria1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran
ABSTRAK Kata Kunci : Tata tertib lalu lintas, Sikap berlalulintas Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah sikap berlalulintas siswa sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas dibandingkan sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas lebih positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sikap berlalulintas siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas serta untuk menjelaskan pengaruh pemberian layanan informasi tata tertib lalu lintas terhadap sikap berlalulintas siswa. Subjek penelitian ini berjumlah 25 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah angket sikap berlalulintas. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yaitu uji t (satu ekor) pada taraf signifikan 95%. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sikap berlalulintas siswa sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas, antara lain: 12 % siswa memiliki sikap sangat negatif berlalulintas, 48% siswa yang memiliki sikap negatif berlalulintas, dan 40% siswa memiliki sikap positif berlalulintas. Sedangkan sesudah diberikan layanan inforrmasi tata tertib lalu lintas, maka terjadi peningkatan sikap berlalulintas siswa, antara lain: 24% siswa memiliki sikap sangat positif berlalulintas, 52% siswa memiliki sikap positif berlalulintas, 24% siswa memiliki sikap negatif berlalulintas, dan 0% atau tidak ada lagi siswa memiliki sikap sangat negatif berlalulintas. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa ada pengaruh positif layanan informasi tata tertib lalu lintas terhadap sikap berlalulintas siswa.
1
Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus FKIP Untad Bumi Tadulako Tondo
20
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
PENDAHULUAN Pendidkan merupakan hal yang penting dalam kehidupan, dimana pendidikan dapat menyiapkan
manusia yang mampu mempertahankan dan mempertinggi kualitas
kehidupannya, sehingga dapat meningkatkan pembangunan manusia seutuhnya. Pendidikan memiliki fungsi untuk membimbing manusia supaya benar-benar menjadi manusiawi dan fungsional sesuai dengan kodratnya, dengan tujuan agar pada diri manusia terjadi perubahan tingkah laku yang komperhensif. Program Bimbingan dan Konseling dalam suatu lembaga pendidikan memiliki tujuan dalam perkembangan siswa. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dialaminya dan dapat bertindak secara kreatif dan dinamis dalam membuat rencana-rencana dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung jawab atas rencana dan keputusan yang dibuatnya. Siswa dalam perkembangannya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang timbul berawal dari sikap dan perilaku siswa di lingkungan sekolah, di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Masalah yang timbul khususnya ditinjau dari lingkungan masyarakat yaitu sering kali terjadi pada diri siswa seperti pelanggaran-pelanggaran tata tertib berlalu lintas. Banyak terjadi dikalangan siswa sebagai pengguna jalan yang tidak mematuhi peraturan berlalulintas dengan baik. Kebiasaan dan etika dalam berlalulintas sangat buruk dan memprihatinkan. Sikap dan perilaku siswa sekarang ini belum memahami etika dalam berlalulintas dengan baik. Dengan faktor psikologis yang kurang stabil sangat mempengaruhi etika remaja dalam berkendara. Jumlah siswa
yang mengendarai sepeda motor sangatlah banyak. Mereka
beranggapan bahwa mengendarai sepeda motor ke sekolah sangat efisien, tidak terlambat, lebih irit dan memudahkan dalam transportasi. Bahkan orang tua mereka pun bangga apabila anak mereka lebih dulu memiliki motor ketimbang SIM. Namun, yang disayangkan adalah pemahaman mereka yang kurang pada tata tertib berlalulintas di jalan, yang mereka pikirkan adalah cepat sampai ke sekolah sehingga terkadang kurang mematuhi peraturan lalu lintas dan seenaknya sendiri di jalan tanpa menghormati hak orang lain dalam berkendara. Dengan mempertimbangkan efisiensi transportasi ke sekolah apabila menggunakan sepeda motor maka banyak orang tua yang tidak memberikan kontrol pada anaknya akan bahaya berkendara yang tidak sesuai aturan karena usia dibawah tahun atau perlengkapan berkendara yang tidak sesuai, hal tersebut sangat disayangkan mengingat
21
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
keluarga adalah tempat penanaman nilai moral pertama kali pada perkembangan diri anak dan psikologisnya. Pelanggaran yang pernah dilakukan oleh siswa diantaranya adalah mengemudi lebih dari dua orang tanpa menggunakan helm, kecepatan berkendara yang tidak terkontrol, mengemudi tanpa SIM, mengemudi dengan jarak yang terlalu dekat dengan kendaraan lain, menggunakan knalpot racing, menerobos lampu merah dan ugal-ugalan. Perilaku tidak taat berlalulintas yang dilakukan secara sengaja cenderung meningkatkan resiko tabrakan dan dimotivasi oleh ketidaksabaran, kekesalan, permusuhan, dan upaya untuk menghemat waktu. Pelanggaran yang dilakukan siswa tersebut menyebabkan angka kecelakaan semakin meningkat tiap tahunnya yang akan menimbulkan banyak sekali gangguan keamanan dan ketertiban lalu lintas. Sehingga untuk mengatasinya maka siswa/remaja dituntut untuk mengetahui dan memahami pengetahuan tata tertib berlalulintas. Berasarkan latar belakang di atas, dianggap perlu diadakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa dalam bentuk kerjasama antara pihak sekolah dan pihak kepolisian guna meningkatkan keamanan dan ketertiban lalu lintas. Semua hal tersebut tentu saja diupayakan untuk meningkatkan kesadaran pelajar dalam
menaati tata tertib
berlalulintas. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk meneliti tentang pengaruh pemberian layanan informasi tata tertib lalu lintas terhadap sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS SMAN 1 Palu. Layanan informasi tata tertib lalu lintas adalah suatu layanan pemberian informasi mengenai tata tertib lalu lintas agar setiap individu tidak mengabaikan dan melanggar tata tertib lalu lintas yang dilakukan oleh pengguna jalan raya yang dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Winkel & Hastuti,S (2006: 316-317) mengatakan bahwa ”layanan informasi adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadisosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri”.
Menurut Indrakusumah (1973: 140),
mengartikan bahwa “tata tertib sebagai sederetan peraturan yang harus ditaati dalam suatu situasi atau dalam tata kehidupan tertentu sesuai dengan urutan-urutan yang telah dibuat”. Sedangkan pengertian lalu lintas dikemukakan beberapa pendapat atau sumber yang berbeda, berikut dikutip menurut pasal 1 angka 2 undang-undang No.14 Tahun 1992 yang berbunyi ”Gerak kendaraan dan orang diruang lalu lintas jalan”.
22
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
Sikap berlalulintas adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh pengendara pada saat berlalu lintas di jalan. menurut Likert, L (1932) mengemukakan bahwa “sikap merupakan suatu bentuk evaluasi
atau reaksi perasaan”, sedangkan menurut Eagly &
Chaiken (1993) juga mengemukakakan bahwa “sikap adalah sebuah hasil evaluasi terhadap objek yang diekpresikan kedalam proses-proses kognitif ,efektif, dan perilaku”.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment research). Penelitian ini di buat seolah-olah ada kelas yang lain sebagai pembanding karena tidak semua indikator tentang berlalu lintas siswa di sekolah mampu dikontrol sehingga jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian di laksanakan di SMA Negeri 1 Palu Jln. Gatot Subroto no 70 Palu, Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS 1 yang berjumlah 25 siswa. pengambilan data dan pelaksanaan penelitian adalah pada bulan November tahun 2015. Teknik pengumpulan data ini adalah angket. Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden (subjek penelitian) atau dikumpulkan peneliti dalam berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dalam penelitian ini adalah observasi langsung kegiatan subjek peneliti serta wawancara langsung dengan guru BK. Analisis data dilakukan dengan mengacu pada analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis data deskriptif menggunakan rumus presentase (Thalib, M. 2009) dengan menggunakan pedoman klasifikasi (Thalib, M. 2007). Sedangkan analisis inferensial menggunakan rumus korelasi product moment. Untuk menentukan apakah hipotesis nol ditolak atau tidak maka hitung
dikonsultasikan dengan harga kritik
tabel
dengan taraf signitif 95 %. (α = 0,05) Jika
hitung > tabel maka H0 ( hipotisis nol) ditolak, jika
hitung
≤ tabel maka H0 diterima.
HASIL Hasil Analisis Deskriptif Deskripsi data sikap berlalulintas Untuk Melihat frekuensi sikap berlalulintas siswa SMA Negeri 1 Palu sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas, maka dibuat klasifikasi sikap berlalulintas siswa seperti pada tabel 1 dan 2:
23
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
Klasifikasi dan Persentase Sikap Berlalulintas Siswa Informasi Tata Tertib Lalu Lintas No 1 2 3 4
Klasifikasi Sikap Berlalulintas Siswa Sangat positif Positif Negatif Sangat negatif Jumlah
Sebelum diberikan Layanan
F
%
0 10 12 3 25
0 40 48 12 100
Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dilihat dari 25 orang siswa yang menjadi subjek peneliti, tidak ada atau 0% siswa yang memiliki sikap sangat positif berlalulintas, 10 atau 40% siswa memiliki sikap positif berlalulintas,12 atau 48% siswa yang memiliki sikap negatif dalam berlalulintas, dan ada 3 atau 12% siswa memiliki sikap yang sangat negatif berlalulintas. Klasifikasi dan Persentase Sikap Berlalulintas Siswa Informasi Tata Tertib Lalu Lintas
Sebelum diberikan Layanan
No
Klasifikasi Sikap Berlalulintas Siswa
F
%
1 2 3 4
Sangat positif Positif Negatif Sangat negatif
6 13 6 0 25
24 52 24 0 100
Jumlah
Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat dari 25 orang siswa yang menjadi subjek peneliti, 6 atau 24 % siswa memiliki sikap sangat positif berlalulintas, ada 13 atau 52% siswa memiliki sikap positif berlalulintas, ada 6 atau 24% masih memiliki sikap negatif berlalulintas dan tidak ada atau 0% siswa yang memiliki sikap sangat negatif berlalulintas.
Deskripsi Peningkatan Sikap Berlalulintas Siswa Sebelum Dan Sesudah diberikan Layanan Informasi Tata tertib Lalu Lintas Berdasarkan klasifikasi tentang sikap berlalulintas siswa, maka dapat dilihat peningkatan sikap berlalulintas siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan tata tertib lalu lintas pada tabel 3.
24
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
Tabel 3. Deskripsi Peningkatan Sikap Berlalulintas Siswa Sebelum Dan Sesudah diberikan Layanan Informasi Tata tertib Lalu Lintas N o 1
Klasifika si SBL Sangat Positif Positif
2 Negatif 3
Sebelum Diberikan Layanan (ITL)
Sesudah Diberikan Layanan (ITL)
Peningk atan SBL
0
3,6,7,9,11,14
6
3,6,7,9,11,14 ,15,17,18,19
1,4,8,10,12,1 6,20,21,22,,1 5,17,18,19
9
36
1,4,8,10,12,1 6,20,21,22,2 3,24,25
2, 5,13, 23,24,25
3
12
0
0
18
72
Sangat 2,5,13 Negatif Jumlah 25 Ket: SBL (sikap berlalulintas) ITL (Informasi tata tertib lalu lintas) 4
25
% 24
Berdasarkan tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa peningkatan sikap berlalulintas siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas adalah 6 atau 24% siswa memiliki sikap sangat positif berlalulintas yaitu siswa nomor 3, 6, 7, 9, 11 dan 14. Ada 9 atau 36% siswa memiliki sikap positif berlalulintas yaitu siswa nomor 1, 4, 8, 10, 12, 16, 20, 21, dan 22, terdapat 3 atau 12% siswa memiliki sikap berlalulintas negatif yaitu siswa nomor 2,5 dan 13 Sehingga siswa yang mengalami peningkatan sikap berlalulintas sebanyak 72%. Hal ini menunjukkan bahwa layanan informasi Informasi tata tertib lalu lintas di kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Palu berpengaruh pada peningkatan sikap berlalulintas siswa. Analisis Inferensial Untuk menguji apakah hipotesis nol (H0) ditolak atau diterima, maka hasil perhitungan (t hitung) dikonsultasikan pada tabel t (satu ekor), dengan taraf kepercayaan 95 % (ɑ = 0,05) pada derajat bebas (db) = (n – 1) = (25– 1) = 24. Pada tabel distribusi diperoleh nilai t tabel sebesar 1,71. Hal ini berarti nilai t hitung> nilai t tabel atau 12,5 > 1,71. Dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak. Artinya hipotesis nol (H0) yang berbunyi sikap berlalulintas siswa sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas berpengaruh positif jika dibandingkan dengan sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas.
25
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Palu, sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas dari 25 orang siswa yang menjadi subjek penelitian, tidak ada siswa yang memiliki sikap sangat positif berlalulintas, ada 10 atau 40% siswa memiliki sikap positif berlalulintas, 12 atau 48 % siswa yang memiliki sikap negatif dalam berlalulintas, dan ada 3 atau 12% siswa memiliki sikap sangat negatif berlalulintas. Hal ini menunjukkan bahwa sikap berlalulintas siswa masih ada yang negatif dan sangat negatif. Misalnya masih ada siswa yang kurang mendapat informasi tentang tata tertib lalu lintas sehingga memicu terjadinya pelanggaran dalam berlalulintas. Pemberian layanan informasi tata tertib lalu lintas diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada siswa mengenai aturan-aturan yang harus dipatuhi dan menghindari siswa dari bahaya akibat melanggar tata tertib lalu lintas . Peningkatan sikap berlalulintas siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas adalah 72%. Peningkatan tersebut terjadi karena materi layanan informasi tata tertib lalu lintas yang diberikan oleh polisi yang berkerja sama dengan peneliti sangatlah tepat yakni pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga diberikan materi tentang rambu-rambu lalu lintas, jenis-jenis pelanggaraan dan sanksinya dan tata cara berlalulintas yang baik dan benar. Hasil analisis inferensial memberikan gambaran yang jelas mengenai peningkatan sikap berlalulintas siswa di sekolah sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan rata-rata skor sikap berlalulintas siswa sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas yaitu 46,32 sedangkan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas rata-rata skor sikap berlalulintas siswa berubah menjadi 57,32. Berarti selisih rata-rata
siswa sebelum dan sesudah diberikan
layanan informasi tata tertib lalu lintas yaitu 10,72 Peningkatan sikap berlalulintas siswa antara lain ialah siswa akan mengendarai sepeda motor harus menggunakan helm, siswa tidak akan menggunakan jalaan raya sebagai tempat balapan, siswa tidak akan mengabaikan tata tertib lalu lintas meskipun dalam keadaan terburu-buru, siswa tidak akan mengendarai dengan menggunakan handphone, siswa tidak ugal-ugalan di jalan raya, spion sepeda motor yang hendak digunakan harus ukuran standar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap berlalulintas siswa mengalami peningkatan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas karena 26
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas sebagian siswa kurangnya pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai tata tertib lalu lintas . Peningkatan sikap berlalulintas siswa terjadi karena materi layanan informasi tentang tata tertib lalu lintas yang dilaksanakan peneliti dengan mengundang narasumber adalah tepat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau merubah sikap berlalulintas siswa adalah dengan pemberian layanan informasi tata tertib lalu lintas. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Cristina Damayanti pada
tahun 2014
yang berjudul meningkatkan perilaku disiplin berlalulintas dengan
menggunakan layanan konseling kelompok yang menunjukan bahwa perilaku disiplin berlalulintas siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan konseling kelompok Sehingga dapat disimpulkan dengan pemberian layanan bimbingan dan konseling baik berupa layanan informasi maupun layanan konseling kelompok maka dapat meningkatkan sikap berlalulintas siswa. Layanan bimbingan dan konseling memiliki peran yang penting dalam meningkatkan sikap berlalulintas siswa dapat dilihat dari perubahan dan peningkatan sikap berlalulintas, masalah sikap berlalulintas siswa yang kuraang baik dapat ditangani dan diselesaikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa peran bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan dalam menangani sikap berlalulintas siswa yang kurang baik bahkan dapat meningkatkan kualitas sikap berlalulintas siswa semakin baik pula. Walaupun masalah sikap berlalulintas yang lebih mengarah pada bidang hukum namun ternyata peran pendidikan khususnya program bimbingan dan konseling yaitu dengan memberikan layanan informasi akan sangat menunjang dan membantu dalam memahami dan mengatasi masalah siswa.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Palu sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas terdiri dari 40% siswa memiliki sikap positif berlalulintas, 48% siswa memiliki sikap yang negatif dalam berlalulintas dan 12% siswa yang memiliki sikap yang sangat negatif dalam berlalulintas. 2) Sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Palu sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas terdiri dari 24% siswa memiliki sikap sangat positif 27
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
berlalulintas, 52% siswa memiliki sikap positif berlalulintas dan 24% siswa yang memiliki sikap negatif berlalulintas. 3) Ada pengaruh positif layanan informasi tata tertib lalu lintas terhadap sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Palu. Saran Sehubungan dengan kesimpulan yang dikemukakan, maka saran yang dapat diberikan ialah: 1) Bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah agar menindak lanjuti siswa nomor 2, 5, dan 13 karena sikap berlalulintas ketiga siswa tersebut masih dalam klasifikasi negatif.
Diharapkan agar ketiga siswa tersebut mendapat pengarahan dan
bimbingan dari pembimbing. 2) Bagi siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Palu yang telah memiliki sikap berlalulintas yang sangat positif agar terus mempertahankannya dan berbagi informasi kepada teman-teman lainnya yang belum mengetahui dan memahami. 3) kepala sekolah agar lebih memperhatikan usaha peningkatan sikap berlalulintas siswa melalui pelakasanaan layanan informasi tata tertib lalu lintas. 4) Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa, hendaknya lebih mengembangkan layanan informasi tata tertib lalu lintas.
DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin.(1995).Sikap Manusia:Pustaka Pelajar. Damayanti, C. (2014). Meningkatkan Perilaku Disiplin Berlalulintas dengan Menggunakan Layanan Konseling Kelompok. [Online] tersedia: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/ALIB/article/viewFile/2745/1886 [ 20 Juli 2015 ] Dewi,Wawan.(2010).Teori & Pengukuran Pengetahuan,Sikap,dan Perilaku Manusia.Muha Medika. Menteri Perhubungan Republik Indonesia, No PM 13 Tahun 2014 Tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas [ Online ] tersedia: file:///C:/Users/ariel/Downloads/pm13tahun2014fix.pdf [ 02 Agustus 2015] Prayitno dan Anti. E, (1999). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sudijono. S, (2003). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Sukardi. D. K. dan Kusmawati.N, (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi.D.K, (2000). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya: PT. Rineka Suryabrata. S, (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo. 28
Jurnal Konseling & Psikoedukasi Juni 2016, Vol. 1, No. 1 ISSN: 2502 - 4000
Thalib. M, (2009). Statistik Pendidikan. Palu: Tadulako University Presss Usman. H. dan Akbar. S. P. R, (1995). Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Sekretariat Negara, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta:Sekretariat Negara Lelangayaq.Y.L.P, (2013). Hubungan antara Polisi lalu lintas dengan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan remaja di kota Malang (Online ) Tersedia:http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikelD77306A114D843632897A F8F7D3B348F.pdf [03 Agustus 2015].
29