PENGARUH IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP SIKAP DISIPLIN SISWA (Studi Kasus SD Sidorejo Lor 02 Salatiga)
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
AMANATUN NIM. 11408005 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
NOTA PEMBIMBING Lamp Hal
: 3 Eks : Naskah Skripsi Saudara Amanatun Kepada Yth: Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
ASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Amanatun NIM : 11408005 Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP SIKAP DISIPLIN SISWA (Studi Kasus SD Sidorejo Lor 02 Salatiga) Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. WASSALAMU’ALAIKUM, WR.WB
Pembimbing
Drs. Badwan, M.Ag NIP 19561202 198003 1 005
ii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudara : AMANATUN dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408005 yang berjudul: PENGARUH IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP SIKAP DISIPLIN SISWA (Studi Kasus SD Sidorejo Lor 02 Salatiga) Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. 28 Agustus 2010 M Salatiga, 18 Ramadhan 1431 H Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Dra. Hj. Woro Retnaningsih, M.Pd NIP. 19681017 199303 2 002
Abdul Aziz N.P, S.Ag, MM NIP. 19701028 200003 1 001
Pembimbing
Drs. Badwan, M.Ag NIP. 19561202 198003 1 005
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: AMANATUN
NIM
: 11408005
Judul Skripsi
: PENGARUH
IMPLEMENTASI
TATA
TERTIB
SEKOLAH TERHADAP SIKAP DISIPLIN SISWA (Studi Kasus SD Sidorejo Lor 02 Salatiga) Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Salatiga, 28 Agustus 2010 Yang Menyatakan
AMANATUN
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. (Qs Al Baqarah: 197)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1.
Suami
dan
anak-anak
tersayang,
yang
selalu
membimbing,
mendo'akan dan memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi kelancaran studiku, semoga Allah mengabulkan harapannya.
2.
Rekan-rekan guru di Dinas Pendidikan Kota Salatiga, yang senantiasa memberi motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan studi
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan guna meraih gelar Strata Satu (S-1) dalam Program Ilmu Tarbiyah. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis tidak akan mampu berbuat banyak dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Badwan, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang dengan keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini. 3. Ibu Puji Lestari, S.Pd, selaku Kepala SD N Sidorejo Lor 02 Salatiga yang telah memberi kesempatan kepada penulis menyelesaikan studi. 4. Rekan-rekan Ekstensi yang telah memberikan motivasi sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas kekompakannya. 5. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin. Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa
vi
senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya. Amin – amin yarobbal ‘alamin
Salatiga,
Agustus 2010 Penulis
Amanatun
vii
ABSTRAK
Amanatun. 2010. Pengaruh Implementasi Tata Tertib Sekolah terhadap Sikap Disiplin Siswa (Studi Kasus SD Sidorejo Lor 02 Salatiga). Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Drs. Badwan, M.Ag Kata Kunci : Tata Tertib dan Disiplin
Sehubungan dengan terjadinya erosi disiplin dalam pendidikan telah mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan, maka timbul pula pertanyaan lain, yaitu: Bagaimana mengatasi erosi disiplin? Jawabannya adalah kepatuhan, ketaatan, dan kesetiaan bangsa Indonesia untuk melaksanakan proses pendidikan harus dapat lebih diefektifkan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah variasi tatatertib sekolah di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga? Bagaimanakah variasi sikap disiplin siswa SD Sidorejo Lor 02 Salatiga? Bagaimanakah implementasi tatatertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga? Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui variasi tata tertib sekolah di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga, untuk mengetahui variasi sikap disiplin siswa di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga, dan untuk mengetahui sejauh mana implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sampel sebanyak 19 orang anak di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas, yaitu implementasi tata tertib dan variabel terikat berupa disiplin. Pengumpulan data menggunakan angket. Sedangkan analisisnya menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat implementasi tata tertib sekolah siswa SD N Sidorejo Lor 02 tahun 2010 yang berada pada kategori baik sekali mencapai 10,5%, kategori baik 73,8% dan kategori cukup 15,7%, sikap disiplin siswa SD N Sidorejo Lor 02 tahun 2010 yang berada pada kategori baik sekali mencapai 73,7%, kategori baik 21% dan kategori cukup 5,3%, dan sikap disiplin siswa dipengaruhi oleh implementasi tata tertib sekolah dengan kategori cukup kuat yaitu nilai r yang diperoleh adalah sebesar 0,613 berada pada batas signifikan 1% dan 5%
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
NOTA PEMBIMBING .............................................................................
ii
PENGESAHAN ........................................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................
v
KATA PENGANTAR...............................................................................
vi
ABSTRAK................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Penegasan Istilah ..................................................................
3
C. Rumusan Masalah ................................................................
6
D. Tujuan Penelitian..................................................................
6
E. Hipotesis Penelitian ..............................................................
6
F. Metode Penelitian .................................................................
7
G. Sistematika Penulisan Skripsi ...............................................
9
BAB II LANDASAN TEORI A. Tata Tertib ...........................................................................
12
B. Disiplin.................................................................................
22
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A.
Keadaan Umum SD N Sidorejo Lor 02 ..............................
35
B.
Keadaan Responden ...........................................................
39
ix
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data Pertama ..........................................................
43
B. Analisis Pengolahan Data .....................................................
52
C. Analisis Uji Hipotesis ...........................................................
55
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
57
B. Saran ....................................................................................
57
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
59
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
TABEL I
Daftar Guru SD N Sidorejo Lor 02
TABEL II
Jumlah siswa SDN Sidorejo Lor 02
TABEL III
Daftar Nama Responden
TABEL IV
Hasil Angket Tata Tertib
TABEL V
Hasil Angket Disiplin
TABEL VI
Nilai Angket Tata Tertib
TABEL VII
Interval Tata Tertib
TABEL VIII
Nilai Nominasi Tata Tertib
TABEL IX
Komparasi Nilai Tata Tertib
TABEL X
Nilai Angket Disiplin
TABEL XI
Interval Disiplin
TABEL XII
Nilai Nominasi Disiplin
TABEL XIII
Komparasi Nilai Disiplin
TABEL XIV
Tabel Korelasi
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Angket
2.
Surat Ijin Penelitian
3.
Surat Keterangan Penelitian
4.
Daftar Riwayat Hidup
5.
r tabel
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Orang tua selalu memikirkan cara yang tepat untuk menerapkan sikap disiplin bagi anaknya sejak mereka kanak-kanak sampai usia sekolah. Anakanak diarahkan untuk belajar mengenai hal-hal yang baik, yang mana merupakan persiapan bagi masa depannya, diharapkan, sikap disiplin yang tertanam pada anak akan membuat mereka lebih berkonsentrasi belajar, sehingga mereka berhasil di dalam sekolah. Sikap disiplin tumbuh bukan merupakan peristiwa mendadak yang terjadi seketika. Sikap disiplin tumbuh secara bertahap, sedikit demi sedikit. Berhubungan dengan ini Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa sikap disiplin yang dibawa dari rumah akan sangat menentukan warna disiplin siswa di sekolah1. Rasa senang melihat keberhasilan anak dan kekecewaan melihat sikap anak yang buruk merupakan alat yang paling efektif dalam menerapkan disiplin pada anak. Di lingkungan sekolah penerapan sikap disiplin dilakukan dengan adanya pemberlakuan tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah berlaku bagi semua siswa di sekolah itu. Guru merupakan orang tua di sekolah bagi siswa-siswinya. Oleh karena guru sangat berperan sekali dalam keberhasilan membentuk perilaku 1
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran secara Manusiawi, Jakarta, Rineka Cipta, 1980, hlm. 155
1
1
siswa siswinya. Melalui tata tertib guru sebisa mungkin mampu menerapkan sikap disiplin pada setiap anak didiknya. Guru yang realistis, menyadari ada kalanya membuat konsekuensi bagi pelanggar tata-tertib sekolah. Tidak semua tata tertib akan diikuti dengan baik apabila tidak ada kemauan dengan pihak siswa untuk mematuhinya. Kesediaan siswa untuk mematuhi ataupun mengingkari tata tertib tersebut sangat dipengaruhi oleh konsekuensi atau akibatnya, baik positif maupun negatif. Di dalam proses pendidikan, hadiah dan hukuman merupakan akibat dari pematuhan dan pengingkaran terhadap tata tertib dan keduanya itu dikategorikan sebagai alat-alat pendidikan2. Allah
dalam
Surat
Ash-shaff
ayat
keempat
mengisyaratkan
kedisiplinan sebagai barisan yang kokoh.
Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Untuk itu, guru memerlukan pemahaman tentang landasan ilmu kependidikan dan keguruan, sebab dewasa ini terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin dalam proses
2
Ibid, hlm. 157
2
pendidikan, baik yang dilakukan oleh peserta didik maupun oleh para pendidik3. Sehubungan dengan terjadinya erosi disiplin dalam pendidikan telah mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan, maka timbul pula pertanyaan lain, yaitu: Bagaimana mengatasi erosi disiplin? Jawabannya adalah kepatuhan, ketaatan, dan kesetiaan bangsa Indonesia untuk melaksanakan proses pendidikan harus dapat lebih diefektifkan4. Dari uraian di atas, penulis terdorong untuk meneliti dengan konsep judul: Pengaruh Implementasi Tata Tertib Sekolah terhadap Sikap Disiplin Siswa (Studi Kasus di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga Tahun 2010).
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami pengertian yang sebenarnya dari judul skripsi ini, penulis jelaskan pengertian istilahistilah yang ada di dalamnya hingga membentuk suatu pengertian yang utuh sebagai berikut : 1. Tata Tertib Tata adalah aturan, kaidah dan susunan. Tertib adalah tertata dan terlaksana dengan rapi teratur. Jadi tata tertib adalah peraturan-peraturan yang harus dituruti atau dilaksanakan5. 2. Implementasi
3
Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1983, hlm. 17 4 Ibid, hlm. 18 5 EM Zulfri, Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta, Difa Publizer, 2008, hlm. 812
3
Implementasi artinya pelaksanaan,
penerapan sesuatu yang
memberikan dampak atau efek6. Implementasi merupakan suatu proses penerapan Ide, Konsep, Kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan, pengetahuan, ketrampilan maupun nilai dan sikap. Adapun variabel dari tata tertib adalah : 1. Hal masuk sekolah 2. Kewajiban murid 3. Larangan murid 4. Hal pakaian murid dll. 5. hak-hak murid. 3. Sikap Sikap
dalam
kamus
psikologi
disebut
"attitude"
berarti
kecenderungan untuk memberi respon, baik berupa positif atau negatif, terhadap orang, benda-benda atau situasi tertentu7. Sikap dapat diartikan juga dengan kesiapan pada seseorang untuk bertindak tertentu terhadap hal-hal tertentu. 4. Disiplin Menurut W.J.S Poerwadarminta, diartikan sebagai latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib8.
6
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke-2, Jakarta, Balai Pustaka, hlm 374 7 Kartini Kartono, Kamus Psikologi,Bandung, Pionir Jaya, 1987, hlm. 35 8 WJS Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1982, hlm. 254
4
Disiplin menurut Rudolf dan Pear Cassel adalah "bibit yang menghasilkan kebebasan9. Orang yang boleh dikatakan sungguh-sungguh bebas adalah yang telah mempelajari dan memiliki ketrampilanketrampilan yang luas, baik yang bersifat akademis, yang berhubungan dengan kesenian, kecekatan tubuh, maupun hubungan sosial. Sebagian besar ketrampilan-ketrampilan ini diperoleh di sekolah. Sikap disiplin adalah sikap taat dan patuh pada peraturan. Peraturan disini yang dimaksud adalah tata tertib sekolah. Sikap disiplin anak dapat terwujud melalui keberhasilan anak dalam mematuhi tata tertib sekolah. Adapun indikator dari sikap disiplin adalah melaksanakan tata tertib dengan baik, bagi guru maupun bagi siswa10. Diantaranya bagi siswa adalah sebagai berikut: 1. Tidak terlambat datang ke sekolah 2. Menghormati dan saling menghargai sesama murid 3. Menjaga nama baik sekolah, guru dan pelajardi dalam maupun di luar sekolah 4. Bertanggung jawab atas keberhasilan, keamanan dan ketertiban kelas 5. Tidak meninggalkan kelas saat jam pelajaran berlangsung 6. Berpakaian rapi
9
Rudolf Dreikur & Peral Cassed, Disiplin Tanpa Hukuman, Penerjemah: Lina Jusuf, Bandung, Remaja Karya, 1986, hlm. 7 10 Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Op. Cit, hlm. 18
5
C. Rumusan Masalah Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat implementasi tata-tertib sekolah di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga? 2. Bagaimanakah kategori sikap disiplin siswa SD Sidorejo Lor 02 Salatiga? 3. Bagaimanakah implementasi tata-tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga?.
D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat implementasi tata tertib sekolah di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga. 2. Untuk mengetahui kategori sikap disiplin siswa di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga. 3. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga.
E. Hipotesis Hipotesa berasal dari kata "Hypo" yang berarti dibawah dan "thesa" yang artinya kebenaran. Dari duakata tersebut hipotesa dapat di artikan
6
sebagai anggapan dasar yang menjadi teori sementara dan masih bisa di uji kebenarannya11. Dapat disimpulkan bahwa hipotesa adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah. Adapun hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah "bahwa implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa SD Sidorejo Lor 02 Salatiga sudah baik dan tata tertib sekolah memiliki pengaruh terhadap sikap disiplin siswa.
F. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Subyek a. Populasi dan sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan dari individu yang hendak diselidiki12. Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa SD Sidorejo Lor 02 Salatiga yang berjumlah 125 siswa. b. Sampel Yang dimaksud sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi untuk mewakilinya13. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas V sebanyak 19 orang. Penentuan sampel yang digunakan kelas V karena kelas VI sudah lulus sedangkan kelas lain masih belum dapat memahami angket yang diberikan. 2. Metode Pengumpulan Data (Angket)
11
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta, Raja Grafindo Persada,, 1983, hlm, 69 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I, Yogyakarta, Andi Offset, 1981, hlm 70 13 Ibid, hlm. 71
12
7
Angket adalah alat pengumpulan data secara tertulis yang berisi daftar pertanyaan (question) atau pernyataan (statement) yang disusun secara khusus dan digunakan untuk menggali dan menghimpun keterangan dan/ atau informasi sebagaimana dibutuhkan dan cocok untuk dianalisis14. Metode angket diberikan kepada siswa dan digunakan untuk mengumpulkan data yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana implementasi tata tertib sekolah terhadap disiplin siswa di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga.
3. Metode Analisa Data Untuk menganalisa data yang telah terkumpul digunakan analisa statistik dengan rumus sebagai berikut: a. Rumusan Prosentase P= P
F x100% N
: Angka prosentase yang diberi
F : Frekuensi dari jawaban N : Jumlah Responden Rumus ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa SD Sidorejo Lor 02 Salatiga. b. Rumus korelasi Product Moment 14
Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001, hlm. 177
8
Dalam mengolah data, penulis menggunakan analisa data kualitatif
rxy
X Y
XY X 2 X N
2
N
2 Y 2 Y N
Keterangan:
G.
rxy
: koefisien korelasi antara x dan y
x
: skor variabel x
y
: skor variabel y
N
: Jumlah responden
X
: hasil kuadrat variabel x
Y
: Hasil kuadrat variabel Y
XY
: Produk dari X kali Y
: Sigma (jumlah)
Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika dalam penulisan skripsi ini dipakai sebagai aturan yang saling terkait dan saling melengkapi, adapun sistematika penulisan sebagai berikut: Bab
I
Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah B. Penjelasan Istilah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Hipotesa dan Anggapan Dasar F. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Subyek
9
2. Metode Pengumpulan Data 3. Metode Analisa Data G. Sistematika Penulisan Bab
II
Landasan Teori A. Tinjauan tentang Tata tertib meliputi: pengertian tata tertib, hal-hal
yang
ada
di
dalam
tatatertib,
klasifikasi
pelanggaran dan sanksi tata tertib B. Tinjauan tentang sikap disiplin meliputi: pengertian sikap, unsur sikap, ciri-ciri sikap, fungsi sikap, pembentukan sikap, perubahan sikap,
pengertian disiplin,
disiplin
negatif, disiplin positif, disiplin kelas. Bab
III
Laporan Penelitian Bab III berisi tentang: Gambaran umum tentang sejarah berdirinya SD Sidorejo Lor 02 Salatiga, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa dan fasilitas sekolah, penyjian data. Data tentang implementasi tata tertib sekolah dan sikap disiplin siswa di sekolah.
Bab
IV
Analisis Data A. Analisis Data 1. Analisis Data tentang Implementasi Tata tertib sekolah 2. Analisis data tentang sikap disiplin B. Analisis Pengolahan Data C. Analisis Uji Hipotesis
Bab
V
Penutup Dalam bab ini akan disampaikan tentang: A. Kesimpulan
10
B. Saran Diakhiri dengan daftar pustaka, serta lampiran-lampiran yang dapat mendukung laporan penelitian ini.
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan tentang Tata Tertib 1. Pengertian Tata Tertib Tata tertib adalah aturan, kaidah dan susunan tertib adalah peraturan-peraturan yang harus dituruti atau dilaksanakan.
18
Sedangkan menurut Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 1 Mei 1974, No. 14/U/1974, tata tertib sekolah adalah ketentuanketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sanksi terhadap pelanggarnya. Dalam prakteknya, aturan tata tertib yang bersumber dari Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut perlu dijabarkan atau diperinci sejelas-jelasnya dan disesuaikan dengan kondisi sekolqah agar mudah dipahami oleh murid.
2. Hal-hal yang Ada dalam Tata Tertib Sekolah Setiap lembaga pendidikan tentu saja memiliki tata tertib sendiri. Namun pada dasarnya tata tertib sekolah yang diperlukan bagi setiap murid adalah sebagai berikut:
18
EM. Zulfri & Ratu Aprilia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta, Difa Publizer, 2008, hal.812
12
13
a. Hal Masuk Sekolah 1). Semua murid harus datang ke sekolah selambat-lambatnya 5 menit sebelum pelajaran dimulai. 2). Murid yang datang terlambat tidak diperkenankan
masuk kelas
melainkan harus lapor terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah. 3). a. Murid absen hanya karena sungguh-sungguh sakit atau ada keperluan yang sangat penting. b. Urusan keluarga harus dikerjakan di luar sekolah atau waktu libur sehingga tidak mengganggu hari sekolah. c. Murid yang absen pada waktu masuk kembali harus melapor pada kepala Sekolah dengan membawa surat-suratnya yang diperlukan (surat dokter, orang tua/ walinya) d. Murid tidak boleh meninggalkan sekolah selama jam pelajaran berlangsung. e. Murid yang sudah merasa sakit saat berada di rumah, lebih baik tidak masuk sekolah.
b. Kewajiban Murid 1) Taat kepada guru-guru dan kepala sekolah. 2) Ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan dan ketertiban kelas dari sekolah pada umumnya. 3) Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halaman, perabot dan peralatan sekolah.
14
4) Membantu kelancaran pelajaran, baik di kelasnya maupun di sekolah pada umumnya. 5) Ikut menjaga nama baik sekolah, guru, dan pelajar pada umumnya baik di dalam maupun di luar sekolah. 6) Menghormati guru dan saling harga menghargai antar sesama murid. 7) Melengkapi diri dengan keperluan sekolah. 8) Murid yang membawa kendaraan agar menempatkannya di tempat yangtelah ditentukan dalam keadaan terkunci. 9) Ikut membantu agar tata tertib sekolah dapat berjalan dan ditaati.
c. Larangan Murid 1) Meninggalkan sekolah selama jam pelajaran berlangsung, kecuali dengan ijin guru kelas, guru piket. 2) Membeli makanan dan minuman diluar sekolah. 3) Menerima surat-surat dan tamu di sekolah. 4) Memakai perhiasan yang berlebihan serta berdandan yang tidak sesuai dengan etika di sekolah. 5) Merokok di dalam atau diluar sekolah. 6) Meminjam uang dan alat-alat pelajaran antara sesama murid 7) Mengganggu jalannya pelajaran antara sesama murid. 8) Berada di dalam kelas selama waktu istirahat. 9) Berkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan antar teman.
15
10) Menjadi anggota perkumpulan anak-anak nakal dan gang-gang terlarang.
d. Hal Pakaian 1)
Setiap murid wajib memakai seragam sekolah lengkap sesuai dengan ketentuan sekolah.
2)
Murid-murid putri terlarang memelihara kuku panjang dan memakai alat-alat kecantikan kosmetik yang digunakan oleh orang-orang dewasa.
3)
Rambut dipotong rapi, bersih dan terpelihara.
4)
Pakaian olah raga sesuai dengan ketentuan sekolah.
e. Hak-hak Murid. 1). Murid-murid berhak mengikuti pelajaran selama tidak melanggar tata tertib 2). Murid dapat meminjam buku-buku dari perpustakaan sekolah dengan mentaati peraturan perpustakaan yang berlaku. 3). Murid-murid berhak mendapat perlakukan yang sama dengan murid-murid yang lain sepanjang tidak melangggar peraturan tata tertib.
16
f.
Lain-lain 1) Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan tata tertib ini akan diatur oleh sekolah 2) Peraturan tata tertib sekolah ini berlaku sejak di umumkan
Catatan: orang tua/ wali murid dimohon secara sadar dan positif membantu agar peralatan tata tertib sekolah dapat ditaati.
3.
Klasifikasi Pelanggaran dan Sanksi Siswa a. Klasifikasi Pelanggaran Siswa 1) Datang terlambat masuk sekolah 2) Keluar kelas tanpa ijin 3) Piket kelas tidak melaksanakan tugasnya 4) Berpakaian seragam tidak lengkap 5) Makan dalam kelas (waktu pelajaran ) 6) Membeli makanan pada waktu pelajaran 7) Membuang sampah tidak pada tempatnya 8) Bermain di tempat parkir 9) Berhias berlebihan. 10) Memakai gelang, kalung, anting, bagi pria 11) Memakai perhiasan berlebihan bagi wanita 12) Tidak memperhatikan panggilan 13) Rambut gondrong tidak rapi. 14) Berada di kantin pada waktu pergantian pelajaran.
17
b. Sanksi Pelanggaran Sesuai Klasifikasi I A 1) Melakukan pelanggaran a1 tidak diijinkan mengikuti pelajaran sampai pergantian jam. 2) Melakukan pelanggaran 3x diperingatkan dan harus membuat pernyataan yang harus diketahui orang tua, wali murid dan kepala sekolah. 3) Melakukan pelanggaran 4x
di peringatkan dan membuat
pernyataan yang harus diketahui orang tua, wali murid, dan kepala sekolah. 4) Melakukan pelanggaran 5X orang tua di undang. 5) Melakukan pelanggaran 7X, diserahkan orang tua selama satu hari, dapat masuk kembali bersama orang tua selama satu minggu,dapat masuk kembali bersama orang tua. 6) Melakukan pelangggaran 9 X, diserahkan orang tua selama satu minggu, dapat masuk kembali bersama orang tua. 7) Melakukan pelanggaran lebih dari 9 X, dikembalikan ke orang tua/ pindah sekolah.
c.
Klasifikasi Pelanggaran Siswa 1). Membuat ijin palsu 2). Membolos/keluar meninggalkan sekolah tanpa ijin 3). Membawa buku/gambar porno
18
4). Melindungi teman yang salah 5). Melompat pagar 6). Tidak mengikuti upacara 7). Mengganggu/mengacu kelas lain 8). Bersikap tidak sopan/menentang guru/karyawan. 9). Mencoret-coret
tembok,
pintu,
meja,
kursi
yang
tidak
semestinya.
d.
Sanksi Pelanggaran Sesuai Klasifikasi I B 1) Melakukan pelanggaran satu kali di peringatkan 2) Melakukan pelanggaran 2X diperingatkan dan membuat pernyataan yang harus diketahui orang tua, wali kelas dan kepala sekolah. 3) Melakukan pelanggaran 3 X, orang tua dipanggil kesekolah. 4) Melakukan pelanggaran 5 X, diserahkan ke orang tua selama satu hari baru boleh masuk kembali bersama orang tua. 5) Melakukan pelanggran 7 X, diserahkan ke orangtua selama 1 minggu baru boleh masuk kembali bersama orang tua. 6) Melakukan pelanggaran lebih dari 7 X, dikembalikan pada orang tua dan dipersilahkan mengajukan permohonan keluar sekolah.
19
e.
Klasifikasi pelanggaran Siswa 1). Memalsu tandatangan wali/kepala sekolah 2). Membawa minuman keras 3). Berkelahi/ main hakin sendiri 4). Merusak sarana dan prasarana sekolah 5). mengambil milik orang lain 6). Membawa/menyebarkan
selebaran
yang
menimbulkan
keresahan 7). Berurusan dengan yang wajib karena melakukan kejahatan 8). Membawa senjata tajam tanpa sepengetahuan sekolah. 9). Merubah/memalsu raport 10). Mengikuti organisasi terlarang 11). Terlibat dalam penyalah gunaan narkoba/zat adiktif lainnya 12). Nikah/kawin selama dalam pendidikan sekolah
f.
Sanksi pelanggaran sesuai klasifikasi I C Dikembalikan kepada orang tua dan dipersilakan mengajukan permohonan keluar sekolah.
g.
Lain-lain 1). Apabila orang tua tidak memenuhi undangan sekolah maka siswa yang
bersangkutan
(kasus)
tidak
diperkenankan
mengikuti
pelajaran sampai orang tua wali murid datang ke sekolah.
20
2). Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan kemudian. 3). Peraturan ini berlaku sejak tanggal penetapan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan di tinjau dan ditetapkan kembali. Peraturan sekolah yang berupa tata tertib sekolah merupakan kumpulan aturan–aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat di lingkungan sekolah19. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tata tertib sekolah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain sebagai aturan yang berlaku di sekolah agar proses pendidikan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Jadi, yang harus menaati tata tertib sekolah adalah semua warga sekolah yaitu guru, karyawan dan murid. Secara umum dibuatnya tata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui apa tugas, hak dan kewajiban serta melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Prinsip tata tertib sekolah adalah diharuskan, dianjurkan dan ada yang tidak boleh dilakukan dalam pergaulan di lingkungan sekolah. Tata tertib sekolah harus ada sanksi atau hukuman bagi yang melanggarnya. Menjatuhkan hukuman sebagai jalan keluar terakhir, harus dipertimbangkan perkembangan siswa. Sehingga perkembangan jiwa siswa
19
Moh Shocib, Pola Asuh Orangtua, Jakarta, Rineka Cipta, 1998, hlm. 14
21
tidak dan jangan sampai dirugikan. Tata tertib sekolah dibuat dengan tujuan sebagai berikut20: 1. Agar siswa mengetahui tugas, hak dan kewajibannya. 2. Agar siswa mengetahui hal–hal yang diperbolehkan dan kreatifitas meningkat
serta
terhindar
dari
masalah–masalah
yang
dapat
menyulitkan dirinya. 3. Agar siswa mengetahui dan melaksanakan dengan baik dan sungguh– sungguh seluruh kegiatan yang telah diprogramkan oleh sekolah baik intrakurikuler maupun ektrakurikuler. Tata tertib sekolah bukan hanya sekedar kelengkapan dari sekolah, tetapi merupakan kebutuhan yang harus mendapat perhatian dari semua pihak yang terkait, terutama dari pelajar atau siswa itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut, maka sekolah pada umumnya menyusun pedoman tata tertib sekolah bagi semua pihak yang terkait baik Guru, tenaga administrasi maupun siswa. Isi tata tertib sekolah secara garis besar adalah berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Dengan penerapan tata tertib yang ditaati semua pihak maka seluruh proses yang ada didalamnya akan berjalan dengan lancar, itulah tujuan adanya tata tertib.
20
Ibid, hlm. 16
22
B.
Tinjauan tentang Sikap Disiplin 1. Pengertian Sikap a. Thurstone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afektif, baik bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan obyek-obyek psikologis, seperti: simbul, prase, slogan, orang, lembaga, cita-cita dan gagasan. b. Howard
Kendler
mengemukakan,
bahwa
sikap
merupakan
kecenderungan (tendency) untuk mendekati (approach) atau menjauhi (avoid), atau melakukan sesuatu, baik secara positif maupun negatif terhadap sesuatu lembaga, peristiwa, gagasan atau konsep. c. Paul Massen, dkk, dan David
Krech, dkk berpendapat sikap itu
merupakan suatu sistem dari tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu kognisi (pengenalan), feeling (perasaan) dan action tendency (kecenderungan untuk bertindak ). d. Sarlito Wirawan Sarwono mengemukakan, bahwa sikap adalah kesiapan seseorang bertindak terhadap hal-hal tertentu. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kondisi mentalnya yang relatif menetap untuk merespon suatu obyek atau perangsang tertentu yang mempunyai arti, baik bersifat positif, netral, atau negatif, menyanggkut aspek-aspek kognisi,afeksi dan kecenderungan bertindak.21
21
Syamsu Yusuf dan A Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, hlm 169
23
Pengertian diatas dapat dijelaskan dengan ilustrasi berikut: seorang mahasiswa muslim setelah mengetahui bahwa memakai jilbab/ busana muslim itu hukumnya wajib (aspek kognisi), timbul dalam hatinya perasaan senang atau setuju untuk memakai jilbab itu (aspek afeksi), kemudian perasaan tersebut mendorong dirinya untuk memakai jilbab (aspek action tendency). Sedangkan menurut Prof Dr. Bimo Walgito, sikap dapat dipandang sebagai organisasi-organisasi keyakinan, pendapat seseorang mengenai objek yang sedikit banyak bersifat konstan, yang disertai perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu sesuai dengan yang dipilihnya22.
2. Unsur (Komponen) Sikap a. Bimo Walgito menuliskan bahwa sikap itu mengandung 3 komponen, yaitu: 1) Komponen kognitif atau komponen perseptual, yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana orang mempersepsi objek sikap. 2) Komponen afektif atau komponen emosional, yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan
22
Bimo Walgito. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: Andi Offset, 2005, hlm 205
24
rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif atau negatif. 3) Komponen konatif atau komponen perilaku atau action component, yaitu komponen yang berkaitan dengan kecenderungan untuk berperilaku terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Komponen-komponen tersebut di atas merupakan komponen yang membentuk struktur sikap seperti telah dipaparkan di depan upaya melihat komponen-komponen yang membentuk sikap disebut analisis komponen atau analisis struktur. b. Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan juga menuliskan unsur sikap ada 3 yaitu: 1) Unsur Kognisi (Cognition) Unsur ini terdiri atas keyakinan atau pemahaman individu terhadap objek-objek tertentu, misalnya sikap kita terhadap perjudian, minuman keras, dan sebagainya. Kita memahami dan meyakini bahwa perjudian dan minuman keras itu hukumnya haram. 2) Unsur Afeksi (Feeling/ perasaan) Unsur ini menunjukkan perasaan yang menyertai sikap individu terhadap suatu objek. Unsur ini bisa bersifat positif (menyenangi, menyetujui, bersahabat) dan negatif (tidak menyenangi, menyetujui,
25
sikap bermusuhan). Kita sebagai orang Islam tidak menyenangi perjudian atau minuman keras, karena kita tahu hukumnya haram. 3) Unsur kecenderungan bertindak (action tendency) Unsur ini meliputi seluruh kesediaan individu untuk bertindak/ mereaksi terhadap objek tertentu. Bentuk dari kecenderungan bertindak ini sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur sebelumnya, misalnya seorang muslim yang sudah meyakini bahwa judi itu hukumnya haram, dia akan membenci judi tersebut, dan dia cenderung akan menjauhi dan berusaha akan menghilangkannya.
3. Ciri-ciri Sikap Untuk membedakan sikap dengan aspek-aspek psikis lain seperti motif, kebiasaan, pengetahuan dan lainnya, Sarlito mengemukakan ciriciri sikap sebagai berikut: a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan antara subjek-objek Tidak ada sikap yang tanpa objek-objek sikap itu bisa berupa benda, orang,
nilai-nilai,
pandangan
hidup,
agama,
hukum,
lembaga
masyarakat dan sebagainya. b. Sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman-pengalaman karena sikap dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan. Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan.
26
4. Fungsi Sikap Sikap itu mempunyai beberapa macam fungsi (Katz dalam Secord dan Backman, 1964) yaitu: a. Sikap sebagai instrumen atau alat untuk mencapai sesuatu tujuan (instrumental function) Seseorang mengambil sikap tertentu terhadap objek atas dasar pemikiran sampai sejauhmana objek sikap tersebut dapat digunakan sebagai alat atau instrumen untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Kalau objek itu mendukung dalam pencapaian tujuan, maka orang akan
mempunyai
sikap
yang
positif
terhadap
objek
yang
bersangkutan, demikian pula sebaliknya. Fungsi ini juga sering disebut sebagai fungsi manfaat (utility) atau juga disebut sebagai fungsi penyesuaian (adjustment) karena dengan mengambil sikap tertentu seseorang
akan
dapat
menyesuaikan
diri
dengan
keadaan
lingkungannya. b. Sikap sebagai pertahanan ego Kadang-kadang orang mengambil sikap tertentu terhadap suatu objek karena hanya untuk mempertahankan ego atau akunya. Apabila seseorang merasa egonya terancam maka ia akan mengambil sikap tertentu terhadap objek sikap demi pertahanan egonya. Misalnya orang tua mengambil sikap begitu keras (walaupun sikap itu sebetulnya tidak benar), hal tersebut mungkin karena dengan sikap tersebut keadaan ego atau aku-nya dapat dipertahankan.
27
c. Sikap sebagai ekspresi nilai Yang dimaksud ialah bahwa sikap seseorang menunjukkan bagaimana nilai-nilai yang ada pada orang itu, misalnya berbagai macam sikap tentang iklan di TV, ada yang setuju, tetapi juga ada yang tidak setuju. Sikap yang Diambil oleh seseorang mencerminkan sistem nilai yang ada pada diri orang tersebut. d. Sikap sebagai Fungsi Pengetahuan Ini berarti bahwa bagaimana sikap seseorang terhadap sesuatu objek akan mencerminkan keadaan pengetahuan dari orang tersebut. Apabila pengetahuan seseorang mengenai sesuatu belum konsisten maka hal itu akan berpengaruh pada sikap orang itu terhadap objek tersebut.
5. Pembentukan Sikap Sikap bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Sikap itu dibentuk
dan
dipelajari
melalui
interaksi
dengan
lingkungannya,
khususnya lingkungan social termasuk lingkungan keluarga. Sikap yang ada pada seseorang terbentuk melalui persepsi. Yang dimaksud persepsi adalah proses pengorganisasian dan penginterpresian stimulus yang diterima oleh individu yang berlangsung secara integrated dalam diri individu, sehingga stimulus tersebut mempunyai arti (Walgito, 1990). Objek sikap akan dipersepsikan oleh individu, dan hasil persepsi akan dicerminkan dalam sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. Dalam seseorang mempersepsi objek sikap, orang dipengaruhi oleh
28
pengetahuannya, pengalamannya, keyakinannya, proses belajarnya. Hasil proses persepsi akan merupakan pendapat atau keyakinan individu mengenai objek sikap, dan ini terkait dengan segi kognisi. Afeksi akan menggiring hasil kognisi terhadap objek sikap sebagai aspek evaluatif, yang dapat bersifat positif atau negative. Hasil evaluasi dari segi afeksi akan mengait segi kognisi, merupakan kesiapan untuk memberikan respon terhadap objek sikap. Salah satu media untuk pembentukan sikap adalah melalui komunikasi. Dapat dikemukakan bahwa sikap yang ada pada seseorang akan dipengaruhi oleh factor internal, yaitu segi fisiologis dan psikologis, serta factor-faktor eksternal. Factor eksternal dapat berupa situasi yang dihadapi oleh individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, dan hambatanhambatan serta pendorong-pendorong yang ada dalam lingkungan atau masyarakat. Semua ini akan berpengaruh terhadap sikap yang ada pada diri seseorang. Reaksi-reaksi yang dapat diberikan individu terhadap objek sikap dapat bersifat positif, tetapi juga dapat bersifat negative. Sedangkan menurut Sartain dkk ada 4 faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap yaitu: a. Faktor Pengalaman Khusus (Specific Experience) Hal ini berarti bahwa sikap terhadap suatu objek itu terbentuk melalui pengalaman khusus, misalnya para mahasiswa yang mendapat perlakuan baik dari dosennya, baik pada waktu belajar maupun diluar jam pelajaran, maka akan terbentuk pada dirinya sikap yang positif
29
terhadap dosen tersebut. Sebaliknya apabila sikap perlakuan dosen sering marah-marah, menghukum, atau kurang simpati dalam penampilannya, maka pada diri mahasiswa akan terbentuk sikap negative terhadap dosen tersebut. b. Faktor Komunikasi dengan orang lain (Communication with other people) Banyak sikap individu yang terbentuk disebabkan oleh adanya komunikasi dengan orang lain. Komunikasi itu baik langsung (face to face) maupun tidak langsung, yaitu melalui media massa seperti: TV, radio, film, Koran, dan majalah. c. Faktor Model Banyak sikap terbentuk terhadap sesuatu itu dengan melalui jalan mengimitasi (meniru) suatu tingkah laku yang memadai model dirinya seperti perilaku orang tua, guru, pemimpin, bintang film, biduan dan sebagainya. Seorang anak merasa senang membaca Koran, karena melihat ayahnya suka membaca Koran. d. Faktor Lembaga-lembaga Sosial (Institutional) Suatu lembaga dapat juga menjadi sumber yang mempengaruhi terbentuknya
sikap
seperti:
lembaga
keagamaan,
kemasyarakatan, partai politik dan sebagainya.
organisasi
30
6. Perubahan Sikap Karena sikap merupakan aspek psikis yang dipelajari, maka sikap itu dapat berubah. Perubahan ini tidak terjadi dengan sendirinya, akan tetapi dipengaruhi oleh factor-faktor tertentu. Mc Guire mengemukakan tentang teorinya mengenai perubahan sikap itu sebagai berikut: a. Learning Theory Approach (Pendekatan Teori Persepsi) Pendekatan ini beranggapan bahwa sikap itu berubah disebabkan oleh proses belajar atau materi yang dipelajari. b. Perceptual Theory Approach (Pendekatan Teori Persepsi) Pendekatan teori ini beranggapan bahwa sikap seseorang itu berubah bila persepsinya tentang objek itu berubah. c. Consistency Theory Approach (Pendekatan teori Konsistensi) Dasar pemikiran dari pendekatan ini adalah bahwa setiap orang akan berusaha untuk memelihara harmoni internasional, yaitu keserasian atau
keseimbangan
(kenyamanan)
dalam
dirinya.
Apabila
keserasiannya terganggu, maka ia akan menyesuaikan sikap dan perilakunya demi kelestarian harmonisnya itu. d. Functional Theory Approach (Pendekatan Teori Fungsi) Menurut pendekatan teori ini, bahwa sikap seseorang itu akan berubah atau tidak, sangat tergantung pada hubungan fungsional (kemanfaatan) objek bagi dirinya atau pemenuhan kebutuhan dirinya.
31
7. Pengertian Disiplin Pengertian disiplin mengandung banyak arti. Good's dictionary of Education menjelaskan disiplin sebagai berikut: a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan atau kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif. b. Pencarian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif, dan diarahkan sendiri, sekalipun menghadapi rintangan c. Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui hukuman dan/ atau hadiah d. Pengekangan dorongan, sering melalui cara yang tidak enak menyakitkan. Sedang "disiplin sekolah" didefinisikan sebagai kadar karakteristik dan jenis keadaan serba teratur pada suatu sekolah tertentu atau cara-cara dengan mana keadaan teratur itu diperoleh; pemeliharaan kondisi yang membantu kepada pencapaian fungsi-fungsi sekolah23. Juga Webster's New World Dictionary memberikan sejumlah definisi kepada kata "disiplin" itu, empat yang pokok diantaranya adalah sebagai berikut: 1). Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, karakter atau keadaan serba teratur dan efisiensi. 2). Hasil latihan serupa itu; pengendalian diri, perilaku yang tertib;
23
Oteng Sutrisno, Administrasi Pendidikan. Bandung, Offset Angkasa, 1987, hlm 97
32
3). Penerimaan atau kepatuhan terhadap kekuasaan dan control; 4). Perlakuan yang menghukum atau menyiksa24. Definisi-definisi tersebut di atas menyarankan adanya dua pengertian pokok tentang disiplin. Pengertian pertama adalah proses atau hasil pengembangan karakter, pengendalian diri, keadaan teratur dan efisiensi. Ini adalah jenis disiplin yang sering disebut "disiplin positif" atau disiplin konstruktif. Pengertian yang kedua meliputi penggunaan hukuman atau ancaman hukuman untuk membuat orang-orang mematuhi perintah dan mengikuti peraturan dan hukum. Jenis disiplin ini telah diberi macam-macam nama "disiplin negative" "disiplin otoriter" disiplin menghukum atau "menguasai melalui rasa takut. 1). Disiplin Negatif Pendekatan negative terhadap disiplin menggunakan kekuasaan dan kekuatan. Hukuman diberikan kepada pelanggar peraturan untuk menjerakan dan untuk menakutkan orang-orang lain sehingga mereka tidak akan berbuat kesalahan yang sama. Singkatnya, pendekatan disiplin jenis ini menekankan pada penghindaran hukuman, tidak pada kerjasama yang bergairah, yaitu tulus ikhlas. 2). Disiplin Positif Pendekatan positif terhadap disiplin melibat penciptaan suatu sikap dan iklim organisasi dimana para anggotanya mematahui peraturanperaturan yang perlu dari organisasi atau kemauan sendiri. Mereka, baik
24
Ibid, hlm 98
33
selaku perseorangan maupun kelompok, patuh kepada tata tertib organisasi karena mereka memahami, meyakini, dan mendukungnya. Mereka berbuat begitu karena mereka menghendakinya bukan karena takut akan akibat-akibat dari kepatuhannya. 3). Disiplin Kelas Disiplin merupakan bagian yang penting dalam dinamika kelas. Disiplin kelas diartikan sebagai usaha mencegah terjadinya pelanggaranpelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang telah disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan sekolah, agar pemberian hukuma pada seseorang atau sekelompok orang (guru atau murid) dapat dihindari. Dengan demikian disiplin yang berdaya guna untuk menumbuhkan dinamika kelas bukanlah disiplin yang kaku dan statis. Disiplin kelas bukanlah sekedar pemberian hukuman atau paksaan agar guru dan murid melaksanakan tata tertib kelas yang ditetapkan oleh wali/ guru kelas. Disiplin dalam hal ini dimaksudkan adalah usaha untuk membina secara terus menerus kesadaran dalam bekerja dan belajar dengan baik dalam arti setiap orang menjalankan fungsinya secara efektif. Hukuman hanya patut dipergunakan sebagai cara terakhir, yakni apabila sudah tidak diketemukan cara lain untuk menumbuhkan kesadaran terhadap tata tertib kelas yang disusun bersama. Sejalan dengan uraian di atas maka disiplin kelas dapat diartikan juga sebagai suasana tertib dan teratur akan tetapi penuh dinamika dalam melaksanakan program kelas terutama dalam mewujudkan proses
34
belajar mengajar. Suasana seperti itu hanya terwujud bilamana setiap personal mengetahui posisi dan fungsinya di kelas dalam rangka melaksanakan berbagai kegiatan25. Disiplin adalah sesuatu yang terletak di dalam hati dan di dalam jiwa orang, yang memberikan dorongan bagi orang-orang yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu sebagaimana ditetapkan norma dan peraturan yang berlaku. Dalam pendidikan umumnya yang dimaksudkan dengan disiplin ialah keadaan tenang atau keteraturan sikap atau keteraturan tindakan. Disiplin merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan26.
25
Hadari Nawawi. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas sebagai Lembaga Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1985, hlm 140 26 Engkoswara, Administrasi Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2009, hlm 12
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A.
Keadaan Umum SD N Sidorejo Lor 02 Kecamatan Sidorejo 1. Identitas Sekolah a. Nama Sekolah
: SD N Sidorejo Lor 02
b. Alamat sekolah
: Jalan Imam Bonjol 117 Kec. Sidorejo Kota Salatiga
c. Dibuka tahun
: 1930
d. Status Sekolah
: Negeri
e. Luas tanah
: 1537 m2
f.
: 697 m2
Luas bangunan
g. Jenjang akreditasi
: B pada tahun 2004
2. Sejarah Singkat Berdirinya SD N Sidorejo Lor 02 SD N Sidorejo Lor 02 terdiri dari 9 unit gedung berdiri pada tahun 1930 di atas tanah negara yang dilimpahkan pada SD N Sidorejo Lor 02. Pada tahun 1990 mendapat rehab berat 3 ruang kelas dan tahun 1996 mendapat rehab ringan ruang kantor. SD N Sidorejo Lor 02 merupakan salah satu sekolah dasar unggulan bagi masyarakat yang ada di wilayah Jalan Imam Bonjol Salatiga, sehingga jumlah siswanya juga cukup banyak.
35
36
3. Letak Geografis SD N Sidorejo Lor 02 terletak di Jalan Imam Bonjol 117 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Sekarang ini telah mempunyai gedung yang permanen. Adapun secara geografis area tanahnya berbatasan dengan a. sebelah utara
: Jalan gang
b. sebelah timur
: jalan setapak
c. sebelah selatan
: jalan gang
d. sebelah barat
: jalan raya
Dilihat dari letak geografis sangatlah strategis karena berada di dekat jalan raya. Hal ini memungkinkan terciptanya suasana yang tenang karena jauh dari keramaian sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik.
4. Keadaan Guru Guru merupakan alat pendidikan, yakni sebagai tenaga pendidik, guru yang berpotensi sangat mempengaruhi keberhasilan dari kegiatan pembelajaran. Jumlah guru di SD N Sidorejo Lor 02 adalah 12 orang, 1 orang sebagai kepala sekolah dan yang lainnya sebagai guru kelas dan guru mapel. Dari keseluruhan guru ada 3 orang guru wiyata bhakti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut:
37
TABEL 1 DAFTAR GURU SD N SIDOREJO LOR 02 No
Nama
Status
Keterangan
1
Puji Lestari, S.Pd
PNS
Kepala sekolah
2
Siti Roikhatun
PNS
Guru Kelas
3
Amanatun
PNS
Guru Agama
4
Dra. Tatik R.
PNS
Guru Kelas
5
Bambang Sarjito
PNS
Guru Penjas
6
Suyitno
PNS
Guru Kelas
7
Surtini
PNS
Guru Kelas
8
Trias Adi Wibowo
PNS
Guru Kelas
9
Intan Devita
PNS
Guru Mapel
10
Sri Wulan Fitriani
PNS
Guru Kelas
11
M. Nuh Abidin
Guru Mapel
12
Umi Nur Hikmah
Guru Mapel
13
Dedi Tri Widodo
PTT
5. Keadaan Siswa dan Fasilitas Sekolah a. Keadaan Siswa Menurut pengamatan penulis dalam penelitian ini yang dilakukan melalui pengumpulan data, persentase antara siswa lakilaki dan perempuan mempunyai selisih yang tidak terlalu besar, dimana jumlah siswa laki-laki lebih banyak dari siswa perempuan. Dengan teknik dokumentasi dapat dilihat keadaan siswa pada tabel berikut:
38
TABEL II DAFTAR JUMLAH SISWA SD N SIDOREJO LOR 02 No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
I
10
6
16
2
II
13
5
18
3
III
13
8
21
4
IV
19
13
32
5
V
13
6
19
6
VI
14
5
16
82
43
125
Jumlah b. Fasilitas Sekolah
SD N Sidorejo Lor 02 menempati tanah seluas 1537 m2 dengan bangunan 697 m2. Fasilitas pendidikan yang memenuhi syarat sangat menentukan kelancaran proses belajar mengajar. Adapun fasilitas gedung/ ruang yang tersedia di SD N Sidorejo Lor 02 adalah sebagai berikut: 1) Ruang kepala sekolah
: 1 buah
2) Ruang guru
: 1 buah
3) Ruang kelas
: 9 buah
4) Ruang perpustakaan
: 1 buah
5) Ruang UKS
: 1 buah
6) Kamar mandi/ WC guru
: 2 buah
7) Kamar mandi/ WC murid
: 3 buah
8) Dapur
: 1 buah
9) Gudang
: 1 buah
39
Sedangkan fasilitas perlengkapan sekolah antara lain sebagai berikut:
B.
1) Komputer
: 10 buah
2) Mesin ketik
: 4 buah
3) Almari
: 8 buah
4) Rak buku
: 2 buah
5) Papan tulis
: 8 buah
6) Kursi guru
: 12 buah
7) Meja guru
: 12 buah
8) Kursi siswa
: 133 buah
9) Meja siswa
: 134 buah
Keadaan Responden 1. Daftar Nama Responden Jumlah seluruh siswa SD N Sidorejo Lor 02 adalah 125 anak. Dari penulis mengambil sampel kelas V sebanyak 19 anak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut: TABEL III DAFTAR NAMA RESPONDEN No
Responden
Jenis Kelamin
Kelas
1
Respati Bayu C
L
V
2
Dwi Andi Hantoro
L
V
3
Anggit Agnesia
P
V
4
Ali Tsabit A
L
V
5
Ari Indra
L
V
40
6
Dio Vani Bukit
L
V
7
Erika Agustina
P
V
8
Fauzia Exti
P
V
9
Guntur Martha
P
V
10
Haydar Adhiguna
L
V
11
Ichwan Aziz
L
V
12
Yulia Putri
P
V
13
Khoirul Jepri
L
V
14
Muhamad Khairul
L
V
15
Vitara Diva
P
V
16
Rosalia Isnaeni
P
V
17
Rizal Fahadian
L
V
18
Refa Taufiqul
L
V
19
M. Faris Ilmi
L
V
2. Daftar tentang Jawaban Angket Implementasi Tata Tertib Sekolah Adapun hasil penyebaran angket dapat dilihat dari tabel sebagai berikut: TABEL IV Daftar Jawaban Angket Implementasi Tata Tertib Sekolah No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8
1 B A C C C C A C
2 C A A A A A B C
3 A A A B A A A A
4 A A A A A B B A
Nomor Item 5 6 C B A B C A C B C B C C C C C B
7 B B C C B B C B
8 B C C A C B C A
9 A A A A A B A A
10 C C C C C C A C
41
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
C C C C A C C B A A A
A B B C B A B B C A A
A A A A A B A A A A A
A A A A B B A B B S S
C C C C C A B B C C C
B C C C C B B A C C C
B C B B A B C B A B A
C A B B B B C B C C C
A B A A C C A C A B A
C C C C C C C C C C C
3. Daftar tentang Jawaban Angket Sikap Disiplin Adapun hasil penyebaran angket dapat dilihat dari tabel sebagai berikut: TABEL V DAFTAR JAWABAN ANGKET SIKAP DISIPLIN No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 A A A A A B A A B A A C A A A
2 C C A A C A C A C C A C A C C
3 C C C C C B C C C C C C C C C
4 A C A A A C C C C C B C C C A
Nomor Item 5 6 A A A A A A A A A A C C A A A A A A A A C B C A A A A A A A
7 C C C C C C B A A C C C B A C
8 A A B C A A A C A A C B B B B
9 C C C C C C C C C C A C C C C
10 A A B B B C C A B B B B C B B
42
16 17 18 19
A B A B
C A C A
C C C C
A C C B
A A A A
A A A A
C B B B
A C A B
C C C C
B C B C
43
BAB IV ANALISIS DATA
A.
Analisis Data Pertama Untuk mengetahui seberapa jauh implementasi tata tertib sekolah dengan sikap disiplin siswa, maka dapat diperoleh dengan analisis statistik. Karena data yang terkumpul berjumlah banyak dan bersifat kualitatif, adapun dalam menganalisis data tersebut menggunakan teknik analisis statistik korelasi product moment dengan rumus:
rxy
X Y
XY
N
X 2 X N
2
2 Y 2 Y N
Keterangan: rxy
: koefisien korelasi antara x dan y
x
: skor variabel x
y
: skor variabel y
N
: Jumlah responden
X
: hasil kuadrat variabel x
Y
: Hasil kuadrat variabel Y
XY
: Produk dari X kali Y
: Sigma (jumlah) Selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai implementasi tata tertib
sekolah. Nilai sikap disiplin siswa dan tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel implementasi tata tertib sekolah dan sikap disiplin. 43
44
1. Analisis Data tentang Implementasi Tata Tertib Sekolah Data implementasi tata tertib sekolah diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a. alternatif jawaban A, memiliki nilai 3 b. alternatif jawaban B, memiliki nilai 2 c. alternatif jawaban C, memiliki nilai 1
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 2 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2 3 3 3
TABEL VI NILAI ANGKET TATA TERTIB SEKOLAH Nomor Item 2 3 4 5 6 7 8 9 1 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 1 3 1 1 3 3 2 3 1 2 1 3 3 3 3 3 1 2 2 1 3 3 3 2 1 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 3 1 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 1 2 2 1 3 2 3 3 1 1 1 3 2 2 3 3 1 1 2 2 3 1 3 3 1 1 2 2 2 2 3 2 1 1 3 2 1 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 1 1 3 2 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 1 1 3 1 3 3 3 S 1 1 2 1 2 3 3 S 1 1 3 1 3
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:
10 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jml 20 22 20 20 20 18 20 20 20 18 19 17 19 19 19 20 19 20 22
45
a. Untuk implementasi tata tertib sekolah dengan jumlah 10 item diketahui nilai tertinggi 22 dan terendah 17 maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut: i
xt xr 1 ki
Keterangan: i
= interval ideal
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval
i
=
22 17 1 3
5 1 3
=2 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang dipengaruhi oleh tata tertib sekolah dengan criteria baik sekali, baik dan cukup
46
TABEL VII INTERVAL IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH Nilai
Jumlah siswa
Nilai nominasi
21-22
2
A
19-20
14
B
17-18
3
C
Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk pengaruh tata tertib sekolah yang mempunyai kriteria baik sekali, mendapat nilai antara 21-22 sebanyak 2 siswa b. Untuk pengaruh tata tertib sekolah yang mempunyai criteria baik mendapat nilai antara 19-20 sebanyak 14 siswa c. Untuk pengaruh tata tertib sekolah yang mempunyai criteria cukup mendapat nilai antara 17-18 sebanyak 3 siswa Kemudian dibuat tabel nominasi A (baik sekali), B (baik), C (cukup) untuk mengetahui pengaruh tata tertib sekolah dengan kriteria baik sekali, baik, cukup TABEL VIII NILAI NOMINASI IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH No Responden 1 2 3 4 5
Skor 20 22 20 20 20
Nominasi B A B B B
47
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
18 20 20 20 18 19 17 19 19 19 20 19 20 22
C B B B C B C B B B B B B A
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang dipengaruhi tata tertib sekolah dengan kriteria baik sekali, baik, dan cukup kemudian dipresentasikan masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut: P= -
F x100% N
Untuk pengaruh tata tertib sekolah yang mendapat kriteria baik sekali dengan nilai A sebanyak 2 siswa P=
-
2 x100% = 10,5% 19
Untuk pengaruh tata tertib sekolah yang mendapat kriteria baik dengan nilai B sebanyak 14 siswa P=
14 x100% =73,8% 19
48
-
Untuk pengaruh tata tertib sekolah yang termasuk dalam kriteria cukup mendapat nilai C sebanyak 3 siswa P=
3 x100% = 15,7% 19
TABEL IX KLASIFIKASI IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH Nilai No
Implementasi tata
Interval
Frekuensi
Persentase
tertib sekolah 1
Baik sekali (A)
21-22
2
10.5%
2
Baik (B)
19-20
14
73,8%
3
Cukup (C)
17-18
3
15,7%
2. Analisis data tentang Sikap Disiplin Siswa di SD N Sidorejo Lor 02 Data sikap disiplin diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a. alternatif jawaban A, memiliki nilai 3 b. alternatif jawaban B, memiliki nilai 2 c. alternatif jawaban C, memiliki nilai 1 TABEL X NILAI ANGKET SIKAP DISIPLIN SISWA No Resp 1 2
1 3 3
2 1 1
3 1 1
Nomor Item 4 5 6 7 3 3 3 1 1 3 3 1
8 3 3
9 1 1
10 2 3
Jml 21 20
49
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2
3 3 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 1 1 3 1 3
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 3 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 1 2
3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 2 3 1 1 2 2 2
2 1 3 3 3 1 3 3 1 2 2 2 2 3 1 3 2
1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2
2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1
22 21 21 17 19 22 20 19 19 14 20 20 20 21 18 20 21
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: Untuk sikap disiplin dengan jumlah 10 item diketahui nilai tertinggi 22 dan terendah 14 maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut: i
xt xr 1 ki
Keterangan: i
= interval ideal
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval
i
=
22 14 1 3
8 1 3
50
=3 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mempunyai sikap disiplin dengan criteria baik sekali, baik dan cukup TABEL XI INTERVAL SIKAP DISIPLIN SISWA Nilai
Jumlah siswa
Nilai nominasi
20-22
14
A
17-19
4
B
14-16
1
C
Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk sikap disiplin siswa yang baik sekali mendapat nilai antara 20-22 sebanyak 14 siswa b. Untuk sikap disiplin siswa yang baik mendapat nilai antara 1719 sebanyak 4 siswa c. Untuk sikap disiplin siswa yang cukup mendapat nilai antara 1416 sebanyak 1 siswa Kemudian dibuat tabel nominasi A (baik sekali), B (baik), C (cukup) untuk mengetahui sikap disiplin siswa dengan kriteria baik sekali, baik, cukup TABEL XII NILAI NOMINASI IMPLEMENTASI SIKAP DISIPLIN SISWA No Responden 1 2 3
Skor 21 20 22
Nominasi A A A
51
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
21 21 17 19 22 20 19 19 14 20 20 20 21 18 20 21
A A B B A A B B C A A A A B A A
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang mempunyai sikap disiplin baik sekali, baik, dan cukup kurang kemudian dipresentasikan masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut: P=
F x100% N
a. Untuk sikap disiplin yang baik sekali mendapat nilai A sebanyak 14 siswa P=
14 x100% = 73,7% 19
b. Untuk sikap disiplin yang baik mendapat nilai B sebanyak 4 siswa P=
4 x100% = 21% 19
52
c. Untuk sikap disiplin yang cukup mendapat nilai C sebanyak 1 siswa P=
1 x100% = 5,3% 19
TABEL XIII KLASIFIKASI SIKAP DISIPLIN SISWA Nilai disiplin No
Interval
Frekuensi
Persentase
siswa
B.
1
Baik sekali (A)
20-22
14
73,7%
2
Baik (B)
17-19
4
21,%
3
Cukup (C)
14-16
1
5,3%
Analisis Pengolahan Data Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai variabel tata tertib sekolah dan sikap disiplin siswa untuk mencari korelasi dengan menggunakan rumus product moment dengan angka kasar sebagai berikut:
rxy
X Y
XY X 2 X N
2
N
2 Y 2 Y N
Analisis ini untuk mengetahui seberapa jauh implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa.
53
Nilai dari kedua variabel tersebut selanjutnya untuk variabel implementasi tata tertib sekolah diberni nama variabel X dan sikap disiplin siswa diberi nama variabel Y. Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam koefisien dari perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product moment dengan skor angka kasar. Untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan dalam tabel berikut: TABEL XIV TABEL KERJA UNTUK MENCARI KOEFISIENSI ANTARA IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH (X) DAN SIKAP DISIPLIN SISWA (Y) No Resp
X
Y
X2
Y2
XY
21 20 22 21 21 17 19 22 20 19 19 14 20 20 20 21 18 20 21
400
441
420
484
400
440
400
484
440
400
441
420
400
441
420
324
289
306
400
361
380
400
484
440
400
400
400
324
361
342
361
361
361
324
196
252
361
400
380
361
400
380
361
400
380
400
441
420
361
324
342
400
400
400
19
20 22 20 20 20 18 20 20 20 18 19 18 19 19 19 20 19 20 22
484
441
462
Jumlah
373
375
7345
7465
7385
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
54
Sehingga diketahui: X = 373 Y = 375 X2 = 7345 Y2 = 7645 XY = 7385 Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut:
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
XY
X Y N
X 2 2 Y 2 2 X Y N N
373x375 19 2 2 373 375 7465 7345 19 19 7385
139875 19 139129 140625 7465 7345 19 19 7385
7385 7361,84
7345 7322,577465 7401,32 23,16
22,4363,68 23,16 1428 ,34
55
rxy = 0,613
C.
Analisis Uji Hipotesis Setelah hasil perhitungan dengan rumus korelasi product moment diketahui hasilnya, langkah selanjutnya adalah dilakukan pembuktian analisis yaitu dengan cara mengkonsultasikan nilai r yang ada pada tabel. Dalam perhitungan dengan rumus korelasi product moment di atas, diketahui bahwa nilai r yang diperoleh itu akan dikonsultasikan dengan nilai r (pada tabel) apakah terjadi signifikansi atau tidak, atas taraf signifikansi 5% maupun 1%. Pada tabel lain product moment (r hitung) dengan jumlah responden = 19, kolom N (membacanya ke kanan) dalam kolom signifikansi 5% dalam tabel diperoleh 0,456 dan taraf signifikansi 1% diperoleh bilangan 0,575, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: 1. pada taraf signifikansi 5% r tabel = 0,456 dan r hitung = 0,613 sehingga r tabel < r hitung dan 2. pada taraf signifikansi 1% r tabel = 0,575 dan r hitung = 0,613 sehingga r tabel < r hitung dan Oleh karena nilai r yang diperoleh yaitu 0,613 berada pada batas signifikan, yaitu pada taraf signifikan 1% sebesar 0,575 atas dasar pernyataan ini maka nilai r yang telah diperoleh dapat dikatakan signifikan. Dengan demikian penulis menerima hipotesis yang berbunyi:
56
Implementasi tata tertib sekolah berpengaruh terhadap sikap disiplin siswa, bahwa semakin baik implementasi tata tertib sekolah, semakin baik pula sikap disiplin siswa di SD N Sidorejo Lor 02. Untuk menentukan keeratan hubungan/ korelasi antar variabel tersebut, berikut ini diberikan nilai-nilai dari koefisien korelasi sebagai patokan1. TABEL XV INTERVAL NILAI KOEFISIEN KORELASI (KK) DAN KEKUATAN HUBUNGAN No
Interval Nilai
Kekuatan Hubungan
1
KK = 0,00
Tidak
2
0,00 < KK ≤ 0,20
Sangat rendah atau lemah sekali
3
0,20 < KK ≤ 0,40
Rendah atau lemah tapi pasti
4
0,40 < KK ≤ 0,70
Cukup berarti atau sedang
5
0,70 < KK ≤ 0,90
Tinggi atau kuat
6
0,90 < KK < 1,00
Sangat tinggi atau kuat sekali, dapat diandalkan
7
1
KK = 1,00
Sempurna
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta, 2004, hlm. 44
57
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Dari
hasil
penelitian
yang
dilakukan
oleh
penulis
dan
pemahamannya, serta beberapa analisis data maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat implementasi tata tertib sekolah siswa SD N Sidorejo Lor 02 tahun 2010 yang berada pada kategori baik sekali mencapai 10,5%, kategori baik 73,8% dan kategori cukup 15,7% 2. Sikap disiplin siswa SD N Sidorejo Lor 02 tahun 2010 yang berada pada kategori baik sekali mencapai 73,7%, kategori baik 21% dan kategori cukup 5,3% 3. Dari data kuantitatif di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa sikap disiplin siswa dipengaruhi oleh implementasi tata tertib sekolah dengan kategori cukup kuat yaitu nilai r yang diperoleh adalah sebesar 0,613 berada pada batas signifikan 1% dan 5%.
B.
Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan tentang hasil tersebut maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
57
58
1. Sikap disiplin siswa yang sudah baik perlu dipertahankan dan perlu ditingkatkan
melalui
bimbingan,
terutama
saat
mata
pelajaran
pengembangan diri. 2. Perlunya penerapan sanksi yang tegas terhadap siswa yang berulangulang melanggar tata tertib, sehingga tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar di sekolah. 3. Para siswa atau peserta didik hendaknya selalu meningkatkan sikap disiplin secara maksimal.
59
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.1980. Manajemen Yogyakarta : Rineka Cipta
Pengajaran
Secara
manusiawi,
Arikunto Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Bahreisy, Hussen. 1980. Himpunan Hadits Pilihan Hadits Shahih Bukhari. Surabaya: Al Ikhlas Dreikurs, Rudolf & Cassed, Pearl. 1986 Disiplin Tanpa Hukuman, Penerjemah : Lina Jusuf. Bandung : Remaja Karya Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia : Balai Pustaka Hadi, Drs. Sutrisno, MA.1980 Metodologi Researgh, Yogyakarta: Andi Offert Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Yogya : fakultas Psikologi UGM Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara Kartono, Kartini. 1987. Kamus Psikologi, Jakarta : Balai Pustaka Nawawi, Hadari. 1985, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan kelas sebagai lembaga Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung. Poerwadarminta, W.J.S, 1982 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka Sudjana, Prof. Djudju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya Sutrisno, Oteng. 1987, Administrasi Pendidikan, Bandung : Offesert Angkasa Walgito, Boimo. 2005. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir), Yogyakarta : Andi Offset. Wijaya, Cece dan Rusyan, A. Tabrani. 1983. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
59
60
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika.2008. Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: Remaja Rosdakarya. Zulfri, EM & Aprilia Senja, Ratu. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Difa Publisher.