NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
PERMASALAHAN PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI I TORUE Oleh Suyuti (E-mail :
[email protected])1 Niluh Widarti (E-mail :
[email protected])2
ABSTRAK Ada tiga hal pokok yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1) Masalah apa saja yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri I Torue? 2) Bagaimana dampak yang disebabkan oleh adanya permasalahan tersebut? 3) Bagaimana cara mengatasi permasalahan dalam pembelajaran sejarah? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menjelaskan permasalahan pembelajaran sejarah yang ada di SMA Negeri I Torue 2) Mendeskripsikan dampak yang diakibatkan oleh permasalahan pembelajaran sejarah di SMA Negeri I Torue 3) Mengidentifikasikan cara mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran sejarah. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian yang tidak menggunakan statistik atau hasil penelitian yang dimaksud lebih dominan kata-kata atau gambar daripada angka. Sedangkan metode penelitian ini memiliki beberapa tahap. Tahap tersebut yaitu tahap observasi, wawancara dan penyebaran angket.Selain itu, dalam penelitian ini peneliti juga melakukan analisis data. Dalam analisis data tersebut peneliti melakukan beberapa langkah analisis yaitu mencatat hasil penelitian, mengklasifikasikan, berpikir guna menemukan pola dan membuat temuan-temuan. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dalam pembelajaran sejarah yang ada di SMA Negeri I Torue masih mengalami masalahmasalah yang dihadapi. Dimana masalah tersebut berhubungan dengan sarana dan kinerja guru sejarah itu sendiri. Dampak yang ditimbulkan adanya permasalahan tersebut yaitu kurangnya minat belajar siswa yang dipengaruhi oleh kinerja guru di sekolah tersebut. Dari penelitian yang telah dilakukan peneliti dapat mengidentifikasikan cara mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut dengan menerapkan model-model pembelajaran sejarah seperti model garis besar kronologi, model tematik, model garis perkembangan khusus, dan model regresif. Kata Kunci: Permasalahan, Pembelajaran Sejarah
1 2
Dosen Tetap pada Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Untad Guru Tetap Pada SMA Negeri I Torue
86
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015 ABSTRACT There are three main problems in this research: 1) What kinds of problem are faced in learning history at SMA Negeri 1 Torue? 2) What are the effects caused by those problems? 3) How to solve the problems in learning history?The aims of this researchare: 1) Explaining the problems in learning history at SMA Negeri 1 Torue. 2) Describing the effects caused by the problems in learning history at SMA Negeri 1 Torue. 3) Identifying the problem solving to solve the problems in learning history.This research used descriptive qualitative approach that is one of the kinds of approach used to describe the result of the research, not in form of statistic but majority in form of words or picture than number. The research method has several steps. Those steps include observation, interview, and questioner. Besides, in this research, the researcher also applied data analysis. In this step the researcher applied some steps in data analysis, such as jot down the result of the research, classify the result, and think about the innovations. The result of the research showed that there were still the problems faced in learning History at SMA Negeri 1 Torue. Those problems were related to the facilities and the methods used by the History teacher itself. The effect that arose from those problems was the lacking interest from the students caused by the less method of the teacher in that school. In this research, the researcher can identify the problem solving to solve the problem by applied the new models in learning history, such as, main point chronology model, thematic model, special development model, and regressive model. Key Word: Problem, Learning History
87
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan. 3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau. 4) Menumbuhkan pemahaman peseta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang. 5) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional. Tujuan yang dikemukakan oleh
Pendahuluan Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap penting dalam
dunia
pendidikan.
Sejarah
dijadikan mata pelajaran yang sangat diperlukan sebagai dasar pembentukan rasa
nasionalisme
kesadaran
(nasionalism),
sejarah
(historical
consciousness) dan kecakapan akademik (academic
skill)
bagi
didik.Pembelajaran
para
sejarah
peserta ditujukan
untuk membentuk karakter bangsa yang cinta tanah air dan memiliki semangat berbangsa.Hal tersebut merupakan tujuan pembelajaran sejarah yang menjadi dasar bagi para guru dalam mengajarkan mata pelajaran sejarah.Pembelajaran sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam
membangun
bangsa
yang
menghormati sejarah bangsanya sendiri. Selain itu, tujuan pembelajaran sejarah juga
meliputi
hal-hal
berikut
yang
dikemukakan oleh Aman (2011:58): 1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dan masa lampau, masa kini dan masa depan. 2) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan
Aman tersebut merupakan tujuan yang mesti dicapai dalam pembelajaran sejarah yang berlangsung dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran
sejarah
diharapkan dapat menambah pemahaman peserta didik dalam mempelajari sejarah bangsa
ini
agar
dapat
membangun
Indonesia yang lebih baik lagi dengan berkaca pada sejarah masa lampau negara ini. Tujuan yang ingin dicapai pada dasarnya harus didukung dengan fasilitas dan sistem pembelajaran yang telah
88
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
disusun
secara
untuk
Selain permasalahan itu, masih
pendidikan
ada lagi permasalahan yang dihadapi
khususnya dalam pembelajaran sejarah.
dalam pembelajaran sejarah di SMA
Dengan meningkatkan mutu pendidikan
Negeri I Torue. Hal itu adalah guru
sejarah, maka tujuan yang mulia tersebut
sejarah tidak memahami kurikulum yang
dapat dicapai sehingga kesadaran sejarah
berlaku, karakteristik siswa, fasilitas, dan
dan rasa nasionalisme itu tercipta di
sumber daya yang ada. Salah satu contoh
dalam diri masing-masing peserta didik.
masalah tersebut adalah guru masih
Namun
menggunakan metode mengajar yang
meningkatkan
pada
sistematis mutu
kenyataannya,
banyak
peserta didik yang mengetahui bahwa
monoton
sejarah itu hanya sebatas peninggalan
menjadi pelajaran yang kurang dipahami
masa lampau atau kejadian pada masa
oleh siswa. Masalah tersebut merupakan
lampau. Banyak peserta didik tidak
masalah yang sangat serius dalam proses
paham
belajar mengajar sejarah. Masalah itu
apa
yang
dimaksud
dengan
sehingga
sejarah dan apa makna yang terkandung
menjadi
didalamnya.
berpengaruh
pelajaran
masalah
yang
terhadap
sejarah
cukup
pembelajaran
Masalah tersebut merupakan salah
sejarah yang ada di sekolah ini. Hal
satu masalah yang ada di SMA Negeri I
tersebut merupakan masalah yang besar
Torue, dimana masih banyak siswa yang
dalam
tidak paham apa itu sejarah. Bahkan
khususnya pendidikan sejarah. Selain itu,
banyak di antara mereka menganggap
komponen yang cukup meresahkan dalam
bahwa sejarah itu hanyalah tumpukan
pembelajaran adalah sarana dan prasarana
kejadian di masa lalu. Ketidakpahaman
yang
peserta didik terhadap sejarah yang
pembelajaran sejarah. Misalnya media-
sangat mengiris hati itu menjadi cambuk
media penunjang pembelajaran seperti
yang menyakitkan bagi setiap guru yang
infocus yang dapat mempermudah siswa
mengajar sejarah. Hal itu dikarenakan
untuk memahami pelajaran juga masih
banyak pandangan bahwa kegagalan
tidak termanfaatkannya dengan baik di
peserta didik dalam memahami pelajaran
sekolah.
yang diberikan adalah kegagalan guru dalam mengajarkan pelajaran tersebut.
pendidikan
di
sekolah
mendukung
Pada
ini
komponen
kenyataannya,
di
SMA
Negeri I Torue tidak terdapat infocus sehingga
menyulitkan
siswa
dalam
87
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
menerima
materi
menumbuhkan
sekaligus
motivasi
belajar.
Hal
“Permasalahan Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri I Torue”.
tersebut juga merupakan masalah dalam
Berdasarkan
belakang,
pembelajaran sejarah di sekolah ini.
penulis
Berdasarkan hasil observasi awal yang
sebagai berikut:
dilakukan tersebut, hanya pelajaran TIK
1) Permasalahan apa saja yang dihadapi
saja yang menggunakan infocus. Tetapi
dalam pembelajaran sejarah di SMA
infocus yang digunakan adalah infocus
Negeri I Torue?
milik pribadi guru yang mengajar mata pelajaran tersebut. Itu artinya mata
dapat
latar
merumuskan
masalah
2) Bagaimana mengatasi permasalahan dalam pembelajaran sejarah?
pelajaran TIK juga masih mengalami
3) Bagaimana dampak permasalahan
masalah pada sarana pembelajarannya.
pembelajaran sejarah di SMA Negeri
Apalagi
I Torue?
pada
pembelajaran
sejarah,
infocus tidak dijadikan media dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, penulis merasa perlu melakukan penelitian
lebih
lanjut
mengenai
pembelajaran sejarah yang ada di sekolah
Berdasarkan
rumusan
masalah
tersebut, maka dapat ditetapkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menjelaskan
permasalahan
pembelajaran sejarah apa saja yang ada di SMA Negeri I Torue.
ini. Hal itu dilakukan untuk mengetahui
2) Mendeskripsikan
kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami
diakibatkan
guru dan siswa sebagai permasalahan
pembelajaran sejarah di SMA Negeri
yang muncul. Hasilnya diharapkan dapat
I Torue.
membantu
pihak
memperbaiki
sekolah
untuk
masalah-masalah
pembelajaran yang terjadi. Oleh karena
dampak
oleh
3) Mengidentifikasi
yang
permasalahan
cara
mengatasi
permasalahan-permasalahan
dalam
pembelajaran sejarah.
itu, penulis merencanakan penelitian yang
lebih
intensif
permasalahan-permasalahan
mengenai
Metode Penelitian
yang
Jenis
penelitian
ini
adalah
terdapat dalam pembelajaran sejarah
penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
dengan
ini dilakukan di SMA Negeri I Torue
memberi
judul
penelitian
karena
berdasarkan
observasi
awal
88
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
penulis menilai bahwa di sekolah ini
subjeknya kurang dari 100, lebih baik
masih
diambil semua sehingga penelitiannya
terdapat
permasalahan
permasalahan-
dalam
pembelajaran
merupakan
penelitian
populasi.
sejarah sehingga penulis memutuskan
Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar
untuk memilih sekolah ini menjadi lokasi
dapat diambil antara 10-15% atau 20-
penelitian.Waktu penelitian berawal dari
25% atau lebih”.Berdasarkan pendapat
observasi awal hingga penelitian ini
itu, maka peneliti mengambil sampel
selesai yang bermula pada tanggal 10
sebesar 10%.Dalam
Oktober 2013 hingga 21 Agustus 2014.
peneliti
Dalam
menggunakan tehnik stratified sampling
penelitian
menggunakan
ini,
objek
peneliti
penelitian
mengambil
penelitian ini, sampel
dengan
yang
atau pengambilan sampel secara berstrata
dikenal dengan populasi.Adapun populasi
atau bertingkat. Hal ini dikarenakan
yang
populasinya
dimaksud
adalah
jumlah
bersifat
heterogen
dan
keseluruhan siswa dan guru sejarah yang
memiliki tingkatan. Untuk itu, peneliti
ada di SMA Negeri I Torue.Jumlah
mengambil sampel seperti berikut ini:
seluruh siswa yang dijadikan populasi di
Tabel 1. Sampel Penelitian
sekolah ini adalah 849 orang dan guru sejarah
sejumlah
2
orang.Namun,
populasi siswa di sekolah ini bersifat heterogen.
Hal
tersebut
dikarenakan
populasi siswa yang ada memiliki strata atau tingkatan yang terbagi sebagai berikut:
KELAS
JUMLAH SAMPEL X 29 orang XI 31 orang XII 25 orang Jumlah 85 orang Sumber : Hasil analisis data siswa Berdasarkan
jenis
penelitian,
maka diketahui bahwa jenis data yang
a) Strata I (kelas X) berjumlah 291 orang.
bersifat deskriptif kualitatif. Adapun
b) Strata II (kelas XI) berjumlah 310 orang. c) Strata
III
diperoleh juga merupakan data yang
sumber data dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer yaitu data yang
(kelas
XII)
berjumlah 248 orang.
diambil langsung dari objek penelitian melalui observasi,
wawancara dan
Menurut Arikunto dalam Misfar
penyebaran angket dan data sekunder
(2006:17) mengatakan bahwa: “untuk
yaitu data pelengkap yang diperoleh
sekedar
melalui studi pustaka seperti beberapa
ancer-ancer
maka
apabila
89
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
buku yang terkait dengan permasalahan
N = Jumlah Sampel
yang diteliti.Dalam pengumpulan data,
Hasil
penulis telah menggunakan beberapa
dijabarkan
teknik yang dapat mempermudah dalam
penelitian berupa skripsi yang dapat
mengumpulkan
disampaikan kepada orang lain.
data.Teknik
tersebut
analisis
tersebut
menjadi
kemudian
sebuah
laporan
observasi, wawancara dan angket.Dalam pengumpulan
data
yang
diperlukan,
peneliti
menggunakan
instrumen
penelitian
berupa
observasi,
lembar
Hasil Dan Pembahasan Hasil Berdasarkan
penelitian
yang
pedoman wawancara, dan instrumen
dilakukan, diperoleh hasil bahwa di SMA
angket.Untuk menganalisis data yang
Negeri I Torue masih terdapat masalah
diperoleh,
pembelajaran
peneliti
berpatokan
pada
sejarah.
Permasalahan
pendapat Bogdan dan Biklen dalam Lexy
tersebut meliputi masalah kinerja guru
J.
yang mengajar menggunakan metode
Moleong
(2012:248)
menjelaskan
bahwa:
yang
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Sedangkan untuk menganalisis data yang
menggunakan
diperoleh dari hasil angket, peneliti menggunakan rumus yang disebutkan oleh Saifudin Anwar dalam Sukanadi
monoton
dan media
tidak
pernah
pembelajaran
(infocus, gambar, peta) sehingga minat belajar siswa masih rendah. Masalah tersebut berawal dari fasilitas atau sarana pembelajaran sejarah yang tidak memadai sehingga guru hanya menggunakan buku pelajaran sebagai media pembelajaran. Fasilitas
yang
tidak
memadai
ini
memaksa guru untuk mengajar apa adanya sehingga berdampak terhadap minat belajar siswa.
(2002:103) yang menyebutkan bahwa: F
Pembahasan
N
Gambaran Umum SMA Negeri I
P = X 100% Keterangan:
Torue
P = Persentase
SMA Negeri I Torue merupakan
F = Frekuensi
sekolah terbesar yang ada di wilayah
90
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi
ini memiliki visi dan misi sebagai
Moutong. Sekolah ini didirikan pada
berikut:
tahun 1987. Sekolah ini merupakan salah
1) Visi
satu
di
Mewujudkan SMA Negeri 1 Torue
bangunan
terdepan di Bidang Akademik dan Non
sekolah ini sekitar ±27.000 m2. Sekolah
Akademik yang mampu bersaing secara
ini berbasis Sekolah Standar Nasional
global di Provinsi Sulawesi Tengah.
(SSN). Yang pertama sebagai Kepala
2) Misi
sekolah
Kecamatan
favorit
yang
Torue.
Luas
ada
Sekolah pertama adalah Drs. Damsyik
(1) Melaksanakan pendidikan sesuai
Syair menjabat pada tahun 1988-1990
perkembangan
kemudian beliau dimutasikan ke SMA
IPTEK dilandasi budi pekerti
Negeri 1 Palu yang menggantikan beliau
luhur.
sebagai Kepala Sekolah adalah Drs. I Gede Negara Widhiasa dari tahun 19901998, lalu beliau
diangkat menjadi
dan berkepribadian tangguh. (3) Meningkatkan pengembangan diri di
Makmur Salatung pada tahun 1998-2008.
Ekstrakurikuler.
digantikan
kembali
oleh
dan
(2) Menghasilkan lulusan berprestasi
Pengawas dan digantikan oleh Drs.
Kemudian
IMTAK
Bidang
Intrakurikuler
(4) Mewujudkan
dan
pendidikan
Ramli, S.S,M.Pd dari tahun 2008-2014.
berwawasan wiyata mandala dan
Beliau kemudian digantikan oleh Drs.
cinta lingkungan.
Mustafa yang baru menjabat beberapa bulan.
Permasalahan Pembelajaran Sejarah Sekolah
ini
juga
mengalami
beberapa kali pergantian nama. Pada awal
di SMA Negeri I Torue Setiap sekolah pasti memiliki
berdirinya sekolah ini bernama SMA
kegiatan
pembelajaran
Negeri 2 Parigi sampai tahun 2007.
dilaksanakan,
Kemudian pada tahun 2008 berganti
merupakan suatu sistem yang melengkapi
nama menjadi SMA Negeri 1 Sausu.
komponen
Karena terjadi pemekaran di daerah
pembelajaran
tersebut maka tahun 2010 berganti nama
sorotan karena sering terjadi masalah-
menjadi SMA Negeri 1 Torue. Sekolah
masalah
dimana
pendidikan.
kecil
mempengaruhi
yang
sering
kegiatan
Akan sekali
maupun
tetapi menjadi
besar
pembelajaran
yang
tersebut,
91
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
baik secara langsung maupun tidak
infocus. Selama mereka mengajar hanya
langsung. Begitu pula yang terjadi di
menggunakan buku paket dan buku
SMA Negeri I Torue. Sekolah ini
penunjang. Berdasarkan hasil wawancara
merupakan
mereka
sekolah
yang
besar
di
mengakui
adanya
kesulitan
Kecamatan Torue. Akan tetapi sekolah
disebabkan masalah tersebut. Dimana
ini
permasalahan
mereka merasa sulit untuk menumbuhkan
pembelajaran, khususnya pembelajaran
minat belajar siswa yang cenderung
sejarah. Berdasarkan penelitian yang
kurang
telah dilakukan, diketahui bahwa dalam
pelajaran sejarah. Masalah tidak adanya
kegiatan
ada
sarana tersebut diperkuat lagi dengan
beberapa hal yang menjadi masalah bagi
hasil angket yang disebarkan kepada
pembelajaran
masih
menghadapi
pembelajaran
sejarah
sejarah
Masalah-masalah
antusias
dalam
menerima
itu
sendiri.
siswa. Hasil angket tersebut diketahui
tersebut
dapat
bahwa memang benar di sekolah ini tidak
dijelaskan sebagai berikut:
terdapat
Masalah Sarana Pembelajaran
seperti itu karena menurut sebagian besar
Sarana pembelajaran merupakan
kedua
sarana
pembelajaran
siswa guru yang mengajar sejarah tidak
hal penting dalam kegiatan pembelajaran
pernah
sejarah.
pembelajaran saat mengajar. Ada juga
Sarana
mempengaruhi
pembelajaran kegiatan
sangat
pembelajaran
menggunakan
beberapa
yang
menyebutkan
guru
sejarah secara langsung maupun tidak
menggunakan
langsung. Berdasarkan hasil penelitian
Namun setelah diperjelas ternyata media
yang dilakukan dapat diketahui bahwa
yang dimaksud adalah buku pelajaran
sarana
yang biasa digunakan oleh guru.
pembelajaran
sejarah
masih
kurang karena peta dan infocus yang
Kinerja
seharusnya ada malahan tidak ada.
Mengajar
Padahal
kedua
sarana
pembelajaran
media
media
Guru
pembelajaran.
Sejarah
dalam
Kinerja seorang guru adalah hal
tersebut merupakan sarana yang penting
utama
dalam
bagi kelangsungan pembelajaran sejarah
memiliki
yang ada di SMA Negeri I Torue.
membimbing dan mengarahkan siswanya.
Masalah tersebut diakui oleh guru sejarah
Guru harus bertanggungjawab atas tugas
yang mengatakan bahwa di sekolah ini
yang diembannya yaitu mengajar dan
memang tidak terdapat gambar, peta dan
mendidik siswa agar menjadi lebih baik
tugas
pembelajaran. yang
berat
Guru untuk
92
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
dari sebelumnya, dari yang salah menjadi
SMA Negeri I Torue menuntut guru
benar, dari yang tidak tahu menjadi tahu.
untuk ekstra berusaha meminimalisir
Tugas berat itu juga dilakukan oleh guru
masalah tersebut agar tidak berdampak
sejarah
fatal
di
Berdasarkan
SMA
Negeri
hasil
dilakukan,
guru
cenderung
bosan
I
Torue.
wawancara mengatakan dengan
terhadap
pembelajaran
sejarah
yang
secara terus menerus.Masalah-masalah
siswa
yang dihadapi pada pembelajaran sejarah
pelajaran
di
sekolah
ini,
guru
sejarah
yang
sejarah. Mereka juga mengeluhkan tidak
mengajar berusaha meningkatkan minat
adanya infocus yang dapat membantu
belajar
mereka dalam mengajar. Hal tersebut
pelajaran sejarah adalah pelajaran yang
diperkuat dengan hasil angket yang
membosankan.Hal yang dilakukan oleh
disebarkan kepada siswa bahwa guru
para guru sejarah di sekolah ini adalah
sejarah
sesekali mengubah suasana pembelajaran
di
sekolah
ini
sering
siswa
sedikit
dan
mengubah
citra
menggunakan metode yang monoton
agar
menyenangkan.Biasanya
yaitu metode ceramah dan tanya jawab.
siswa juga diberikan tugas yang bisa
Mereka mengakui bahwa mereka merasa
dicari di internet.Hal itu dapat menambah
bosan dan tidak senang belajar sejarah
pengetahuan siswa.Sejauh ini mereka
karena kinerja guru yang menurut mereka
hanya
kurang baik. Mereka juga mengatakan
kecil
bahwa guru yang mengajar mereka selalu
menumbuhkan kembali minat belajar
menciptakan suasana yang menegangkan
sejarah
sehingga mereka merasa jenuh dengan
siswa.Disamping itu guru sejarah di
keadaan tersebut. Kurangnya penggunaan
sekolah ini juga mulai turun tangan untuk
media pembelajaran juga ditunjukkan
meminta sarana pembelajaran yang masih
oleh hasil observasi kinerja guru yang
kurang
telah dilakukan.
kepada Kepala Sekolah SMA Negeri I
menggunakan kepada
nasehat-nasehat
siswanya
yang
hilang
dalam
agar
dari
pembelajaran
dapat
para
sejarah
Torue. Bahkan seorang guru sejarah Cara
Mengatasi
Permasalahan
mengatakan
apabila
keinginannya
Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri
tersebut tidak dipenuhi oleh Kepala
I Torue
Sekolah,
beliau
akan
mengusahakan
Adanya dampak yang disebabkan
untuk mengadakan media infocus itu
oleh masalah pembelajaran sejarah di
secara pribadi. Walaupun permasalahan
93
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
pembelajaran sejarah di sekolah ini
menarik
belum terselesaikan, akan tetapi guru-
kronologi, model tematik, model garis
guru sejarah yang ada memiliki niat yang
besar perkembangan khusus, dan model
besar
regresif.Keempat
untuk
mengubah
kualitas
yaitu
model
garis
model
besar
pembelajaran
pembelajaran sejarah di SMA Negeri I
tersebut dapat diterapkan dalam kegiatan
Torue.Diketahui bahwa guru sejarah di
pembelajaran sejarah agar dapat menarik
SMA Negeri I Torue belum mampu
perhatian siswa dan meningkatkan minat
mengatasi masalah pembelajaran sejarah
belajar mereka terhadap pembelajaran
yang ada di sekolah ini.Bukan hanya dari
sejarah.Dengan demikian asumsi bahwa
segi materi saja yang harus diperhatikan
pelajaran sejarah yang membosankan
melainkan juga dari model pembelajaran
dapat diubah menjadi pelajaran yang
yang
menyenangkan.
dibawakan
oleh
guru
saat
Bukan
hanya
model
mengajar.Seperti yang dikatakan oleh
pembelajarannya saja yang diperbaiki
Leo Agung (2013:65) yang mengatakan
tetapi juga sarana pembelajaran sejarah
bahwa:
yang masih Untuk meminimalisasi permasalahan yang ada, baik pembelajaran sejarah maupun guru sejarah, perlu adanya langkah yang jelas agar proses pembelajaran sejarah lebih menarik dan bermakna. Salah satu upayanya, dalam penyusunan model pembelajaran sejarah, dengan model yang ditampilkan diharapkan agar pembelajaran menarik dan menyenangkan di samping siswa lebih mudah menyerap materi yang disampaikan guru. Model pembelajaran adalah kesatuan yang utuh antara pendekatan, strategi, metode, teknik, dan bahkan taktik pembelajaran terangkai menjadi satu kesatuan. Adapun model pembelajaran yang
dapat
digunakan
menyajikan
oleh
pelajaran
guru
dalam
sejarah
yang
kurang memadai
dilengkapi
sehingga
perlu
pembelajaran
sejarah menjadi pembelajaran yang lebih baik lagi. Dampak
Masalah
Pembelajaran
Sejarah di SMA Negeri I Torue Berbicara masalah dampak, sudah pasti segala sesuatu yang terjadi memiliki dampak tersendiri. Begitu pula pada pembelajaran
sejarah
yang
masih
memiliki masalah. Seperti pembelajaran di SMA Negeri I Torue yang masih memiliki masalah-masalah yang telah dijelaskan
di
atas.
Dampak
yang
disebabkan oleh adanya masalah-masalah tersebut terbagi menjadi yaitu dampak positif
dan
negatif.
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan diketahui
94
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
bahwa adanya dampak yang disebabkan oleh masalah tersebut
yaitu seperti
berikut:
tidak adanya media pembelajaran seperti peta dan infocus. (3) Dalam
1) Dampak Positif Adapun disebabkan
dampak
oleh
positif
adanya
yang
masalah
pembelajaran sejarah yaitu: (1) Guru
(2) Guru mengajar apa adanya karena
jadi
lebih
mengajar
guru
hanya
mengandalkan buku pelajaran. (4) Guru menggunakan metode yang monoton saat mengajar.
paham
akan
(5) Siswa merasa bosan dengan kinerja
keinginan siswa dalam menerima
guru yang menurut mereka tidak
pelajaran.
menyenangkan.
(2) Guru lebih paham bahwa dalam
(6) Karena
tidak
adanya
mengajar diperlukan adanya media
pembelajaran
yang
kinerja guru sejarah di SMA Negeri I
dapat
membantu
guru
menyajikan materi-materi yang akan diajarkan seperti media infocus.
yang
media
dibutuhkan
Torue menjadi kurang baik. (7) Siswa menganggap pelajaran sejarah
(3) Guru lebih dekat dengan siswa karena adanya masalah tersebut. Hal
adalah mata pelajaran yang sulit dipahami dan membosankan.
itu dikarenakan guru mulai mengajak siswa bercanda sekali-sekali saat
Kesimpulan
kegiatan pembelajaran berlangsung.
Dari
pembahasan
yang
telah
(4) Guru termotivasi untuk memecahkan
dipaparkan pada bab sebelumnya dapat
permasalahan sarana pembelajaran
disimpulkan bahwa dalam pembelajaran
yang kurang memadai.
sejarah sarana pembelajaran dan kinerja
(Sumber hasil analisis wawancara yang
guru adalah komponen yang sangat
dilakukan dengan I Wayan Windu, S.Pd
penting
dan Yulius Anton P, S.Pd)
pembelajaran sejarah yang ada. Sarana
2) Dampak negatif
pembelajaran yang kurang baik akan
Adapun dampak negatif yang disebabkan
karena
adanya
masalah
tersebut yaitu: (1) Kurangnya
terhadap
kelangsungan
berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Kurangnya sarana pembelajaran menjadikan guru mengajar secara apa
minat
belajar
terhadap pembelajaran sejarah.
siswa
adanya hanya mengandalkan buku dan metode
yang
diketahuinya.
Dengan
95
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
demikian kinerja guru sejarah menjadi
Maka
kurang baik pula dan hal ini sangat
meminimalisasikan
berpengaruh terhadap minat belajar siswa
pembelajaran
untuk menerima pelajaran sejarah di
khususnya minat belajar siswa guru harus
sekolah.Hal tersebut telah terjadi di SMA
menggunakan model-model pembelajaran
Negeri I Torue yang memiliki masalah
seperti model garis besar kronologis,
seperti
model
itu
sehingga
minat
belajar
dari
untuk
permasalahan
sejarah
tematik,
itu
yang
model
dihadapi
garis
besar
siswanya rendah seperti yang telah
perkembangan khusus dan model regresif
dijelaskan
siswa
guna meningkatkan minat belajar siswa.
merasa bosan dengan pelajaran sejarah
Hal tersebut juga dapat meningkatkan
sehingga ada siswa yang tidur pada saat
penilaian siswa terhadap kinerja guru
kegiatan
yang mengajarkannya.
sebelumnya
bahwa
pembelajaran
sejarah
berlangsung. Dalam mengatasi permasalahan pembelajaran sejarah yang dihadapi guru harus lebih aktif dan kreatif dalam menyusun
model-model
Daftar Pustaka Aman,
pembelajaran
sejarah yang akan ditampilkan kepada
(2011). Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Ombak. Yogyakarta.
sekolah ini.Mereka masih menggunakan
I Ketut Sukanadi, (2012). Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XII di SMA Negeri I Dolo. Skripsi pada Fakultas Program Studi FKIP Universitas Tadulako: tidak diterbitkan. Palu
metode yang biasanya digunakan.Hanya
Leo
siswa
agar
pelajaran
sejarah
lebih
menarik dan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Akan tetapi hal tersebut belum dilakukan oleh para guru sejarah di
saja guru sejarah di sekolah ini lebih mencoba
untuk
pembelajaran
membuat sejarah
suasana sedikit
Agung, (2013). Perencanaan Pembelajaran Sejarah. Ombak. Yogyakarta. Lexy J. Moleong, (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
menyenangkan dengan memberi gurauan kepada
siswa
dan
mencoba
untuk
mengadakan sarana pembelajaran yang masih kurang.
Misfar Hasan, (2006). Apersepsi Guru untuk Meningkatkan Perhatian Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri I Bungku Tengah.Skripsi pada Fakultas
96
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Program Studi FKIP Universitas Tadulako: tidak diterbitkan. Palu
97