PERFORMANS JANGKRIK YANG DIBERI PAKAN KOMBINASI DAUN KANGKUNG DAN DAUN PEPAYA
SKRIPSI
Oleh: SULNA. S NIM. L1A1 10 115
JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
PERFORMANS JANGKRIK YANG DIBERI PAKAN KOMBINASI DAUN KANGKUNG DAN DAUN PEPAYA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Peternakan
Oleh
SULNA. S NIM. L1A1 10 115
JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DI AJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. APA BILA DI KEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA SKRIPSI INI HASIL JIPLAKAN, MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU.
Kendari,
April 2016
SULNA. S NIM. L1A1 10 115
ii
Judul
: Performans Jangkrik yang Diberi Pakan Kombinasi Daun Kangkung dan Daun Pepaya
Nama
: Sulna. S
Nim
: L1A1 10 115
Jurusan/Fakultas : Peternakan/Peternakan
Menyetujui,
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. Ir. La Ode Nafiu, M.Si. NIP. 1961231 199103 1021
Syam Rahadi, S. Pt, M.P. NIP. 19761205 20080 1 00
Mengetahui,
Dekan Fakultas Peternakan
Ketua Jurusan Peternakan,
Prof. Dr. Ir. Takdir Saili, M.Si NIP: 19690212 199403 1 003
La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc. NIP. 19731231 199903 1 005
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN
Judul
: Performans Jangkrik yang Diberi Pakan Kombinasi Daun Kangkung dan Daun Pepaya
Nama
: Sulna. S
Nim
: L1A1 10 115
Jurusan/Fakultas : Peternakan/Peternakan
Telah diujikan di depan Tim Penguji Skripsi dan telah diperbaiki sesuai saransaran saat ujian.
Kendari,
April 2016
Tim Penguji Ketua
: Prof. Dr. Ir. Takdir Saili.,M.Si.
................................
Sekretaris
: Achmad Selamet Aku, S.Pt, M.Si.
................................
Anggota
: La Malesi, S.Pt.,M.Si.
................................
Anggota
: Dr. Ir. La Ode Nafiu, M.Si.
...............................
Anggota
: Syam Rahadi, S.Pt, M.P.
...............................
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Atas berkah Allah SWT penulis dilahirkan dengan nama SULNA. S pada tanggal 11 April 1989 di Tondo, Kecamatan Poleang Timur, Kabupaten Bombana. Penulis adalah anak pertama dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak M. SUYUTI dan Ibu SITI HASNAH. Atas kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan, maka penulis mulai disekolahkan di Sekolah Dasar Negeri 2 Rompu-Rompu dan lulus pada tahun 2002, pendidikan Sekolah Menengah Pertama diselesaikan di SMP Negeri 01 Poleang Timur pada tahun 2005, dan pendidikan Sekolah Menengah Atas diselesaikan di SMA Negeri 01 Poleang Timur Kabupaten Bombana pada tahun 2008, Pada tahun 2010 penulis diterima di Universitas Halu Oleo melalui jalur SNMPTN di Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi anggota panitia pembinaan karakter Fakultas Peternakan 2012.
v
ABSTRACT
SULNA. S (L1A1 10 115). Performance Crickets (Gryllidae) Marked Feed combination leaf kale and Papaya Leaf. Taught by LA ODE NAFIU and SYAM RAHADI. This study was aimed to determine the effect of combination kale and papaya leaf as feed on weight gain, feed intake, feed conversion, body length and mortality of crickets (Gryllidae). The reseanch design was a Completely Randomized Design (CRD) with kale and papaya leaf combination (R0: green papaya fruit 100% (control diet), R1: leaf papaya 100%, R2: leaf kale 75% of papaya leaves 25%, R3: leaf spinach 50% papaya leaves 50%, R4: leaf kale 25% papaya 75 %, R5: leaf kale 100%) as feed treadment and each treadments has three replications with 100 heads crikets. The result showed that kale and papaya leaf feed combination have significant effect on body weight gain, feed intake, feed conversion, body length and mortality of crickets, and the treatment of papaya100% gives the best performance of crickets.
Keywords: cricket, leaf kale, leaf papaya.
vi
ABSTRAK
SULNA. S (L1A1 10 115). Performans Jangkrik (Gryllidae) yang Diberi Pakan Kombinasi Daun Kangkung dan Daun Pepaya. Dibimbing oleh LA ODE NAFIU dan SYAM RAHADI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pakan kombinasi daun kangkung dan daun pepaya terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, panjang badan dan mortalitas jangkrik (Gryllidae). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan adalah pemberian (R0: buah pepaya 100% sebagai pakan kontrol, R1: daun pepaya 100%, R2: daun kangkung 75% + daun pepaya 25%, R3: daun kangkung 50% + daun pepaya 50%, R4: daun kangkung 25% + daun pepaya 75%, R5: daun kangkung 100%). Tiap perlakuan dilakukan tiga kali ulangan dengan masing-masing kandang berisi 100 ekor jangkrik. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pakan kombinasi daun kangkung dan daun pepaya memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, panjang badan dan mortalitas jangkrik. Perlakuan pemberian pakan daun pepaya 100% memberikan performans jangkrik yang terbaik. Kata kunci: jangkrik, daun kangkung, daun pepaya.
vii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahimannirrahim Alhamdullaih, dengan pertolongan Allah dan Rahmat-Nya jualah maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Performans Jangkrik yang Diberi Pakan Kombinasi Daun Kangkung dan Daun Pepaya” ini dengan baik yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo. Kendari. Seiring dengan selesainya skripsi ini, penulis haturkan, „Syukron, Jazaa Kallahu Kharin Katsiran’ kepada Bapak Dr. Ir. La Ode Nafiu, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Bapak Syam Rahadi, S.Pt., M.P selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan maupun dorongan moril sangat berarti sejak persiapan penulisan hingga selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih dengan penuh rasa hormat, cinta dan kasih penulis persembahkan kepada Ayahanda tercinta M. Suyuti dan Ibunda tercinta Siti Hasnah atas segala cinta, kasih sayang, perhatian, do‟a dan pengorbanan baik secara moril dan materil yang tiada terukur yang dicurahkan kepada penulis selama menempuh pendidikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.Si selaku Rektor Universitas Halu Oleo.
2.
Bapak Dr. Ir. Takdir Saili, M.Si selaku Dekan Fakultas Peternakan. viii
3.
Bapak La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc selaku Ketua Jurusan Peternakan dan Bapak Rahim Aka, S.Pt., M.P selaku Sekertaris Jurusan Peternakan.
4.
Bapak Amiluddin Indi, S.Pt., M.Si selaku Penasehat Akademik yang banyak membantu penulis selama menjalani pendidikan dan telah memberikan kesempatan untukmengikuti pendidikandi Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo Kendari.
5.
Bapak Prof. Dr. Ir. Takdir Saili., M.Si, Bapak Achmad Selamet Aku, S.Pt, M.Si, dan Bapak La Malesi, S.Pt., M.Si selaku dosen penguji atas kesediannya menguji, memberikan saran dan koreksinya kepada penulis demi kesempurnaan skripsi.
6.
Bapak dan Ibu dosen Fakultas Peternakan yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis serta seluruh staf yang telah memberi fasilitas dan memudahkan dalam pengurusan administrasi selama masa kuliah penulis.
7.
Keluarga tercinta Om Sabrin, Om Nusi, Om Baharuddin, Tante Onartin, Tante Riniati, Nenek Waone, serta seseorang yang spesial Ahmad Nurhadi. S.Kom Ucapan terimakasih yang tak terhingga atas segala dorongan dan bantuan baik secara moril dan materi selama penulis mengikuti pendidikan,
8.
Saudara terkasih Adik Sahran, Safitri, Sahrir, Sakriani, Suhaemi dan Sukri serta sepupu-sepuku Ucl, Adi, Ema, Epi, Ewin, Mira, Ela dan BalQis dengan ucapan terima kasih atas segala cinta, kasih sayang, dukungan, perhatian, dan doa.
ix
9.
Teman-tamanku seperjuangan Icha, Wa Icha, Adi, Gerson, Mansyur, Yusdiman, Said dan teman-teman lain yang tidak sempat tertulis terima kasih atas kebersamaan dan suka duka selama ini.
10. Junior-juniorku angkatan 2012, 2013, terima kasih atas kerjasama selama ini, terus semangat menempuh kuliah di Fakultas Peternakan tercinta. 11. Teman-teman asramaku Wiwik, Risma, Lia, Ikha, Nining, Iman, Ipin, Dahwa, Agri, Sumiati, Suni, Hadra, Nila, Nunu, Jamir terima kasih atas kebersamaan, canda tawa, dukungan serta perhatian kalian yang sungguh berharga. Begitu indah kebersamaan kita suka duka telah kita lalui dan semoga kebersamaan ini tak berujung Syukron. Jazakallah khairan katsira. 12. Rekan-rekan seperjuangan di lokasi KKN Teman-teman KKN Desa Lamunde Syukron. Jazakallah khairan katsira. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan, demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga penyususnan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.
Kendari,
Penulis
x
April 2016
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL ...............................................................................
i
PERNYATAAN .........................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN ................................
iv
RIWAYAT HIDUP .................................................................................
v
ABSTRACT .............................................................................................
vi
ABSTRAK ..............................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..........................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xv
I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................
3
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ..................................................................................
4
1. Jangkrik .......................................................................................
4
2. Morfologi Jangkrik.....................................................................
6
3. Penyebaran dan Habitat...............................................................
7
4. Pertambahan dan perkembangan.................................................
8
5. Pengaruh Genotip Lingkungan...................................................... 9 6. Kepadatan................................................................................... xi
10
7. Pakan Jangkrik ..........................................................................
10
a. Potensi Daun Pepaya Sebagai Pakan Jangkrik .................
11
b. Potensi Daun Kangkung Sebagai Pakan Jangkrik .............
12
B. Kerangka Pikir ...............................................................................
13
C. Hipotesis ........................................................................................
14
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................
15
B. Alat dan Bahan ................................................................................
15
C. Prosedur Penelitian.........................................................................
16
D. Variabel Penelitian.........................................................................
17
E. Rancangan Penelitian ......................................................................
19
F. Analisis Data......................................................................................
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Konsumsi Pakan ................................................................................
21
B. Pertambahan Bobot Badan.................................................................
22
C. Konversi Pakan .................................................................................
23
D. Parameter Ukuran Tubuh .................................................................... 24 E. Mortalitas Jangkrik .............................................................................. 25 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................... 27 B. Saran ................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Komposisi Nutrisi Daun Pepaya...............................................................
12
2. Komposisi Nutrisi Daun Kangkung..........................................................
13
3. Rata-Rata Konsumsi Pakan Jangkrik ......................................................
21
4. Rara-Rata Pertambahan Bobot Badan Jangkrik ......................................
22
5. Rara-Rata Konversi Pakan Jangkrik .......................................................
23
6. Rata-Rata Panjang Tubuh Jangkrik ........................................................
24
7. Rata-Rata Mortalitas Jangkrik .................................................................
25
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1.
Gambar Jangkrik.......................................... .........................................
6
2.
Gambar Kerangka Pikir Penelitian........................................................
16
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Nilai Data Hasil Penelitian........................................................
30
2.
Jumlah Rata-rata Hasil Peneletian.............................................
50
3.
Dokumentasi Penelitian.............................................................
55
xv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keanekaragaman fauna di Indonesia merupakan salah satu potensi yang patut untuk dipertahankan dan kembangkan, termasuk di antaranya yang berasal dari kelas serangga. Jangkrik merupakan salah satu serangga dibudidayakan
untuk
yang telah
digunakan masyarakat sebagai pakan satwa piaraan,
khususnya untuk burung berkicau dan ikan hias. (Panjaitan, 2012). Mengatakan bahwa Jangkrik memiliki siklus hidup yang pendek, mudah dalam pemeliharaan, dan mudah beradaptasi dengan pakan yang diberikan, serta modal cukup murah. Pengembangan
peternakan
tidak
hanya
pada
ternak
konfensional tetapi
masyarakat mulai mengembangkan ternak non konfensional (satwa harapan). Jangkrik sebagai ternak non konfesioanal berpotensi sebagai bahan pakan ternak sumber protein karena memiliki kadar 60%. Pemanfaatan jangkrik telah mengalam kemajuan menyebabkan permintaan di pasar saat ini terus meningkat pula. Sebagian besar kebutuhan jangkrik selama ini dipenuhi dari hasil tangkapan di alam bebas. Upaya memenuhi permintaan konsumen perlu dilakukan budidaya jangkrik secara intensif. Budidaya jangkrik secara intensif ini diharapkan dapat mensuplai kebutuhan pasar secara kontinyu dalam jumlah yang cukup (Rosyadi, 2001). Waktu yang dibutuhkan untuk produksi jangkrik sebagai pakan burung maupun ikan hias hanya memerlukan waktu singkat sampai umur panen, yang dikarenakan
siklus hidup jangkrik
2
kurang lebih 3 bulan. Dalam siklus hidupnya jangkrik betina mampu memproduksi telur hingga lebih dari 500 butir (Janwar, 2001). Pakan menyediakan protein dan energi bagi kelangsungan berbagai proses dalam tubuh, menyediakan bahan-bahan untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh yang telah rusak atau terpakai dan mengatur kelestarian dan kondisi lingkungan dalam tubuh. Jangkrik muda memerlurkan pakan untuk pertumbuhan sedangkan jangkrik dewasa makan agar mendapatkan energi untuk kawin dan berkembang biak. (Intania, 2006) mengatakan bahwa pakan dapat mempengaruhi reproduksi, pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku dan sifatsifat morfologis lainnya seperti ukuran dan warna pada jangkrik. Peternak jangkrik banyak yang menggunakan buah pepaya sebagai pakan utama namun buah pepaya harganya relatif lebih mahal, sehingga dalam penelitian ini menggunakan bahan pakan lain seperti kangkung dan daun pepaya yang harganya lebih murah tetapi nilai proteinnya tetap tinggi. Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan penelitian dengan judul performans jangkrik yang diberi pakan kombinasi daun kangkung dan daun pepaya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan masalah sebagai berikut: bagaimana performans jangkrik yang diberi pakan kombinasi daun kangkung dan daun pepaya.
3
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performans jangkrik yang diberi pakan kombinasi daun kangkung dan daun pepaya. Manfaat yang diharapakan dapat memberikan informasi alternatif dalam pengembangan usaha budidaya jangkrik lebih intensif dan efisien.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Jangkrik Jangkrik (Gryllidae) adalah serangga yang berkerabat dengan belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang. Serangga ini berukuran kecil sampai besar dan tergolong bangsa orthoptera. Jangkrik mempunyai tubuh yang lebar dan pipih sehingga memudahkannya untuk merayap di tempat yang sempit. Ukuran dan warna jangkrik dewasa sangat bervariasi, tapi struktur tubuh sama. Menurut Sudewi (2001) taksonomi jangkrik dapat dikelompokan dalam penggolongan sebagai berikut: Kingdom
: Animali
Fillum
: Arthropoda
Subfillum
: Mandibulata
Kelas
: Insecta
Subkelas
: Pterygota
Ordo
: Orthoptera
Famili
: Gryllidae
Subfamilly
: Gryllinae
Genus
: Gryllus
Species
: Grylluss bimacullatus Gryllus testaceus Gryllus mitratus
5
Jangkrik merupakan serangga pemakan daun yang biasa hidup di alam bebas. Jangkrik tergolong serangga yang dalam kehidupannya mengalami metamorfosis tidak sempurna, kehidupanannya dimulai dari fase telur, kemudian menjadi nimfa (serangga muda), melewati beberapa kali stadium instar dahulu sebelum menjadi imago (serangga dewasa) yang ditandai dengan adanya dua pasang sayap, jangkrik umumnya hidup baik di daerah yang bersuhu antara 20-30 o
C dengan kelembaban 65-80%, jangkrik belum banyak dibudidayakan sehingga
perlu dipelajari manajemen pemeliharaan terutama pakan yang digunakan terhadap pertumbuhan jangkrik, jangkrik lokal memiliki ukuran lebih besar sehingga produksinya relatif lambat dibanding jangkrik jerman (Indriyana, 2004). Pada umumnya tubuh jangkrik terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, toraks (dada), dan abdomen (perut). Pada bagian kepala terdapat dua mulut yang dipakai untuk menggigit dan mengunyah makanan dua pasang kumis yang disebut palpi berfungsi untuk alat pencari makanan dan untuk mengetahui kemungkinan makanan itu dapat di makan atau tidak (Mansy, 2002) Jangkrik merupakan serangga pemakan daun yang biasa hidup di alam bebas, umumnya pakan hijauan yang digunakan adalah sayuran, preferensi pakan bagi serangga selain dari kandungan nutrisi di dalamnya, didasari juga oleh morfologi pakan seperti tekstur, kandungan dan teksturnya yang lembut serta memiliki kandungan air yang tinggi. Waktu pemeliharaan jangkrik umur tujuh hari pakan jangkrik mempunyai komposisi 30% protein, 37% karbihidrat dan 5% lemak berat rata-rata untuk jantan sekitar 300-509 mg dan untuk betina sekitar 402-816 mg dan jangkrik yang
6
diberi pakan ikan dan pakan ayam yang tidak diberi obat-obatan memberikan pertumbuhan yang memuaskan, sedangkan jangkrik yang diberi pakan kelinci meskipun menghasilkan individu yang paling besar namun pertumbuhannya sangat lambat (Maharani, 2004). Selain pemberian pakan yang teratur, keadaan lingkungan meliputi suhu dan lingkungan penting juga untuk diperhatikan karena merupakan salah satu faktor yang berengaruh terhadap produktifitas dan pertumbuhan jangkrik terhambat yang secara tidak langsung akan mempengaruhi performans jangkrik. 2. Morfologi Jangkrik Jangkrik memiliki ciri-ciri morfologis yang terdiri dari tiga bagian yaitu, kepala (bagian interior), toraks (bagian dada), dan abdomen (bagian perut atau bagian posterior). Kepala terdiri dari mata majemuk yang tersusun dalam satu segitga tumpul, sepasang antena, satu mulut dan dua pasang kumis. Toraks merupakan tempat melekatnya enam tangkai dan empat sayap, abdomen pada bagian posterir terdiri dari ruas-ruas mempunyai sepasang cerci yang menjulur pada bagian belakang abdomen yang berfungsi sebagai indera peraba atau perasa (Janwar, 2001).
Gambar 1. Jangkrik Jantan dan Betina
7
Jangkrik jantan dewasa memiliki organ stridulasi dibagian depan sayap luar yang berfungsi untuk mengeluarkan bunyi kerikan sehingga sayap jantan terlihat lebih kasar dari pada sayap jangkrik betina. Baik jantan maupun betina memiliki sepasang organ pendengar (tympanum) yang terletak dekat pangkal tibia tungkai depan (Napitupulu, 2003). Ukuran dan warna jangkrik dewasa sangat bervariasi, tetapi mereka mempunyai dasar struktur tubuh yang sama pada umumnya tubuh jangkrik terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, toraks (dada), dan abdomen (perut) Pada bagian kepala terdapat mulut yang dipakai untuk mengambil, menggigit, dan mengunyah makanan Fitriyani (2005) mengatakan bahwa di dekat mulut terdapat dua pasang kumis yang disebut palpi berfungsi sebagai alat untuk mencari makanan dan untuk mengetahui kemungkinan makanan itu dapat dimakan atau tidak. Jangkrik mempunyai sepasang antenna yang ramping dan mempunyai ukurang lebih panjang dari badanya. 3. Penyebaran dan Habitat Iklim dan cuaca sangat mempengaruhi jumlah populasi serangga. Jumlah paling banyak dapat ditemui di Negara-negara tropis, jangkrik dapat ditemui dalam jumlah yang banyak (Lumowo, 2001). Banyaknya spesies jangkrik pada suatu tempat tergantung pada kondisi lingkunganya. Setiap subfamily dari famili gryllidae selain menunjukan perbedaan morfologi juga menunjukan habitat dimana mereka biasanya berada. Di Indonesia, jangkrik umumnya hidup baik di
8
daerah yang bersuhu antara 20-32C dengan kelembaban sekitar 65-80% (Pusparini, 2001). Spesies jangkrik pada suatu tempat tergantung dimana mereka biasanya berada. Jangkrik lokal jenis G.bimaculatus dapat ditemukan di kebun tembakau, kacang, mentimun, di tanah kemerahan yang berpasir, pada siang hari bersembunyi dibawah batu-batuan, reruntuhan pohon atau dalam tanah (Panjaitan, 2001). 4. Pertumbuhan dan Perkembangan Menurut Suasanto (2005), jangkrik termasuk serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna karena melalui tahapan larva dan pupa seperti pada serangga yang mengalami metamorphosis sempurna. Siklus hidupnya dimulai dari telur kemudian menjadi jangkrik muda (nimfa) dan melewati beberapa kali stadium instar terlebih dahulu sebelum menjadi jangkrik dewasa (imago), yang ditandai dengan terbentuknya dua pasang sayap. Jangkrik hanya mengalami sedikit perubahan dalam bentuk, yaitu jangkrik muda dan dewasa sangat mirip kecuali dalam ukuran tubuh (Intania, 2006). Serangga memiliki suatu rangka luar memberikan suatu masalah sepanjang pertumbuhanya. Untuk dapat berfungsi sebagai rangka luar, dinding tubuh serangga secara relatif harus segar atau kaku akan tetapi apabila kaku tubuh serangga tidak dapat berkembang (Rahayu, 2000). Bila serangga tumbuh dan meningkat ukurannya, rangka luar harus secara periodik dikelupaskan dan diganti dengan yang lebih besar. Hal ini dibutuhkan untuk mencapai stadium nimfa berikutnya. Proses pencernaan bagian-bagian kutikula lama dan pembentukan
9
kutikula yang baru disebut pergantian kulit (molting) yang mencapai puncakanya dengan mengelupaskan kutikula lama (ecdysis). Serangga yang pertama kali muncul dari kulitnya yang lama akan berwarna pucat dan kulitnya lunak. Dalam waktu satu atau dua jam eksokutikula akan berubah, mulai mengeras dan akan menjadi lebih gelap. Selama periode yang singkat ini serangga akan membesarkan diri sampai ukuran instar tersebut. Masa ini disebut masa kritis karena jangkrik sangat lemah dan lamban sehingga tidak dapat membela diri jika ada bahaya. Menurut Pusparini (2001) lama proses pergantian kulit tergantung pada besarnya serangga. Pergantian kulit pertama, saat serangga masih kecil, lebih cepat dari pada pergantian kulit yang terakhir. Pergantian kulit pada jangkrik mempunyai frekuensi yang berbeda-beda, tergantung spesies dan kondisi lingkunganya. (Widiyaningrum, 2001) menyatakan bahwa pergantian kulit dari anak jangkrik sampai jangkrik dewasa terjadi tujuh sampai delapan kali. Pertumbuhan serangga juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni ketersediaan dan kualitas pakan, jenis kelamin, temperature serta kelembaban.
5. Pengaruh genotip dan lingkungan Menurut Rahayu (2000) seberapa besarnya pengaruh interaksi dalam bidang peternakan akan bervariasi tergantung kepada genotip dan lingkungan yang terlibat di dalamnya.
Perbedaan genotip misalnya famili, galur, strain,
bangsa, genus dan jenis, sedangkan perbedaan lingkungan misalnya iklim, manajemen pemeliharaan, kandungan nutrisi pakan, tipe perkandangan atau bahkan antara jenis kelamin. Interaksi dikatakan ada jika ternak-ternak yang
10
dipelihara pada lingkungan tertentu akan berubah tingkat produksinya saat dipelihara pada lingkungan yang berbeda. Intania (2006) menyatakan bahwa performa suatu ternak dipengaruhi oleh ekspresi genotip, lingkungan sebagai kesempatan yang dialami dan genotip sebagai
kemampuan.
Jadi
penampilan
suatu
individu
ditentukan
oleh
kemampuanya dan kesempatan yang ada.
6. Kepadatan Widiayaningrum (2001) mengatakan kandang yang terlalu padat sebaiknya dihindari karena hal ini akan meningkatkan terjadinya kanibal yang dapat mengurangi jumlah instar. Di dalam kondisi yang padat jangkrik akan mudah menggigit dan melukai jangkrik lainya. Kepadatan juga mempegaruhi pertumbuhan dan perkembangan jangkrik. 7. Pakan Jangkrik Pakan yang cukup dibutuhkan untuk pertumbuhan perkembang biakan dalam budidaya jangkrik, pemberian pakan pada jangkrik dilakukan sebanyak dua kali sehari. Cara pemberian pakan yang teratur dapat mengurangi kanibalisme, pakan yang diberikan terdiri atas hijauan dan sayuran yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum secara langsung. Kebutuhan air jangkrik diperoleh dari sayuran segar yang diberikan tergantung dari umur jangkrik (Rosyadi, 2001). Anak jangkrik yang baru menetas akan memakan sisa cairan telurnya dan mulai diberikan pakan sayuran pada umur dua hari pakan yang
11
diberikan adalah kosentrat sampai pada umur satu minggu, seterusnya akan diberikan hijauan berupa sayuran sampai dewasa atau panen. a. Potensi Daun Pepaya Sebagai Pakan Jangkrik Pepaya (Carica papaya Linn) merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan basah. Pepaya menyerupai palma, bunganya berwarna putih dan buahnya yang masak berwarna kuning kemerahan, rasanya seperti buah melon. Tanaman pepaya terutama daun pepaya banyak digunakan sebagai obat penyakit malaria. Rasanya yang pahit disebabkan karena adanya kandungan alkolid karpain (C14H25NO2).
Daun pepaya juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai
macam penyakit. Menurut Sudjatinah (2002), tanaman pepaya memiliki banyak manfaat mulai dari bagian akar, batang, daun, bunga, dan buahnya, yaitu sebagai sumber vitamin, mineral dan senyawa lainnya untuk kebugaran tubuh dan berkhasiat obat dalam kesehatan. Daun pepaya mengandung enzim papain, alkolid karpaina, tochopenol, pseudo-karpaina, glikosid, sapanon, sakarosa, dektrosa, levulosa, dan flavolid. Dari sekian banxak senyawa dan zat aktif pada daun pepaya bersifat larut dalam etanol 70% dan air yaitu alkaloid. Komposisi gizi yang terdapat pada daun pepaya cukup lengkap. Hasil analisis yang di lakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (Widiyaningrum, 2000) di saikan pada Tabel 1.
12
Tabel 1. Komposisi Nutrisi Daun Pepaya Daun Pepaya Bahan kering (BK) Phosfor (Ph) Lemak (L) Serat kasar (SK) Kalsium (Ca) Protein (P) Beta Caroten(BETN) Gross Energi (kkal/kg) Sumber: Widyaningrum (2000).
Komposisi Nutrisi 87,37 (%) 16,77 (%) 8,55 (%) 16,28 (%) 4,57 (%) 0,38 (%) 33,77 (%) 4102 (%)
b. Potensi Daun Kangkung sebagai Pakan Jangkrik Kangkung mengandung banyak air, mengandung vitamin, gizi yang akan membantu pertumbuhan jangkrik lebih cepat dari sebelumnya. Kangkung bisa kita temukan. seratnya. Kangkung biasanya tumbuh di area yang mengandung banyak air. di rawa-rawa, sungai, selokan atau di atas tanah dengan kandungan air yang cukup banyak, kangkung akan tumbuh dengan subur. Kangkung bisa anda peroleh secara gratis dimana saja dan kapan saja. Kangkung merupakan salah satu famili Convolvulaceae. Tanaman kangkung dapat digolongkan sebagai tanaman sayur. Kangkung terdiri dari beberapa jenis, diantaranya kangkung air (Ipomoea aquatic a forsk), kangkung darat (Ipomoea reptans poir), dan kangkung hutan (Ipomoea c rassiculatus rob) (Naa, 2011). Jenis kangkung terdiri dari kangkung darat dan kangkung air, kedua jenis kangkung ini lebih menyukai tanah dengan bahan organik yang banyak menjadi habitat yang baik. Kangkung memiliki kandungan gizi yang lengkap, diantaranya protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat besi, kalium, vitamin A, B,
13
C, dan karoten. Selain itu, tanaman kangkung berfungsi sebagai tanaman obat untuk menyembuhkan penyakit dan dapat menenangkan syaraf (Margono, 2009). Komposisi nutrisi yang terdapat pada kangkung dapat di lihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi Nutrisi Daun Kangkung Nutrisi Kalori (C) Protein (Ph) Serat (S) Kalsium (Ca) Phosfor (Ph) Besi (Be) Beta Caroten(BETN) Sumber: Margono (2009).
Kangkung 30 − 40 (%) 2,7−3,6 (%) 1,1−1,9 (%) 60 − 180 (%) 42 (%) 5,4 (%) 2865 (%)
B. Kerangka Pikir
Permintaan akan jangkrik semakin meningkat karena bermanfaat sebagai pakan burung dan ikan hias, selain itu tepung jangkrik dapat di manfaatkan sebagai pakan unggas. Untuk memenuhi permintaan tersebut perlu dikembangkan usaha budidaya jangkrik, bibit, manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jangkrik, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh kombinasi pakan terhadap bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, dan parameter tubuh.
14
Gambaran tentang kerangka pikir dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 2. Jangkrik Pa Budidaya
Pa
Pemeliharaan
Pakan
Pertumbuhan
Konsumsi Pakan
Bobot Badan
Konversi Pakan
Panjang Badan
Mortalitas
Gambar 2. Keranga pikir penelitian.
C. Hipotesis Pemberian kombinasi pakan kangkung dan daun pepaya memberikan pengaruh yang nyata terhadap perfomans jangrik dalam masa pertumbuhan.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitianini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2015 di Kandang Unit Satwa Harapan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara. B. Alat dan Bahan 1. Jangkrik Jangkrik yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 1800 ekor. Jangkrik tersebut masih merupakan anakan umur tujuh hari dan tidak dibedakan jantan dan betina yang didapat dari peternak budidaya jangkrik yang beralamat di Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konsel, Sulawesi Tenggara. 2. Pakan Jenis pakan yang di gunakan dalam penelitian ini berupa daunan atau hijauan dari pertanian yang terdiri dari daun pepaya dan kangkung yang di berikan kepada jangkrik. 3. Kandang Kandang yang digunakan berbentuk kotak berukuran panjang 20 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 25 cm yang bahannya terbuat dari kayu kotak yang digunakan sebanyak 18 kotak dan setiap kotak berisi 100 ekor. dan tutup kandang terbuat dari tripleks.
16
4. Media Kandang Media kandang yang digunakan dalam penelitian yaitu tripleks dan rak telur yang jumlahnya masing-masing sesuai dengan jumlah kotak. C. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Kandang Persiapan kandang dilakukan dengan pengumpulan bahan seperti kalang, tripleks,dan bahan bahan lain yang dibutuhkan untuk pembuatan kandang, kandang dibuat berbentuk kotak persegi sebanyak 18 unit sesuai perlakuan dalam penelitian. Kandang disiapkan untuk anakan jangkrik yang baru menetas untuk dilakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap ternak jangkrik sampai pada umur panen. 2
2. Penyiapan Bibit Jangkrik Bibit jangkrik diperoleh dari peternak jangkrik di Kec Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Tahapan persiapan dengan menyiapkan bibit jangkrik dengan meletakan didalam kandang pembesaran. Umur jangkrik yang digunakan dalam perlakukan di usahakan seragam dengan variasi perbedaan umur tiga hari. 3. Pemindahan Bibit ke Dalam Kandang Pemindahan atau pemasukan bibit kedalam kandang dilakukan pada jangkrik yang sudah menetas dan berumur satu minggu dipindahkan ke kandang pembesaran sesuai perlakuan.
17
4. Penyiapan Pakan Pakan yang digunakan dalam penelitian berasal dari tanaman pertanian berupa hijauan atau sayuran daun pepaya dan kangkung yang di peroleh dari perkebunan. Pengambilan hijauan atau sayuran dilakukan pada saat akan diberikan karena pemberian pakan jangkrik dalam keadaan hijauan masih segar. 5. Pemberian Pakan Pemberian pakan pada penelitian ini di lakukan dua kali sehari yaitu pada pagi hari jam 7 dan pada sore hari jam 6, dengan jumlah pakan sesuai kebutuhan dan kepadatan kandang, pemberian pakan di lakukan secara teratur untuk menghindari kanibalisme. D. Variabel Penelitian
2
1. Konsumsi Pakan Konsumsi pakan perhari dihitung berdasarakan bahan kering yaitu jumlah pakan yang diberikan dikurangi jumlah pakan yang tersisa dibagi selang waktu pengukuran dan dikali presentase bahan kering.
Konsumsi (gr ekor/hari) =
Jumlah pemberian pakan mg − Jumlah sisa mg Lama pemeliharaan (hari)
x % BK
18
2. Pertambahan Bobot Badan Pertambahan bobot badan dapat dihitung dengan mengurangi berat badan akhir dengan bobot badan awal kemudian dibagi dengan lama pemeliharaan. Rumus pertambahan bobot badan (PBB).
PBB (gr ekor/hari) =
Bobot badan akhir − bobot badan awal Lama pemeliharaan (hari )
3. Konversi Pakan Konversi pakan pada jangkrik adalah unit yang diperlukan untuk meningkatkan berat hidup dan nilai konversi pakan. Konversi pakan dihitung berdasarkan perbandingan antara ransum yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan, dengan rumus: 2
Konversi pakan =
𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚 (𝑚𝑔 ) 𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎 ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚𝑔 )
4. Panjang Badan Ukuran tubuh yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu panjang badan dengan rumus: mm =
𝑃𝑎 − 𝑃𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑃𝑎 − ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑥 100%
Keterangan : x
: Persentase pertambahan panjang badan
Pa
: Ukuran badan hari ke (30)
Pa-hari : Ukuran badan pada pengukuran sebelumnya.
19
E. Rancangan Penelitian
Penelitian ini di lakukan dengan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan kombinasi kangkung dan daun pepaya dengan masing-masing 6 kali perlakuan dan tiga kali ulangan. R0 : Kontrol (100% Buah pepaya muda), R1 : Kangkung 0% + Daun pepaya 100% R2 : Kangkung 25% + Daun pepaya 75%, R3 : Kangkung 50% + Daun pepaya 50% R4 : Kangkung 75% + Daun pepaya 25%, R5 : Kangkung 100% + Daun pepaya 0% dimana masing-masing perlakuan dilakukan tiga kali ulangan. 2
Model matematik yang mendasari desain ini yaitu:
Yij = µ + αi + ∑ij Dimana Yij µ αi ∑ij i j
= Nilai penelitian pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j = Nilai rataan umum = Pengaruh pakan ke-i = Galat timbul karena kombinasi pakan ke-i dan ulangan ke-j = Perlakuan ke-i = Ulangan ke-j (Gasperz, 1991).
20
H. Analisis Data Data penelitian diamati menggunkan analisis ragam, jika terdapat perbedaan antara perlakuan maka dilanjutkan dengan uji BNJ.
2
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Konsumsi Pakan Konsumsi pakan jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung memiliki rataan yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-Rata Total Konsumsi Pakan Total Jangkrik yang Diberi Pakan Daun Pepaya dan Daun Kangkung Selama 30 Hari (mg) Perlakuan
Ulangan
R0
R1
R2
R3
R4
R5
1
2584,54
3848,40
3739,97
3912,89
3900,73
3776,53
2 3
2995,91
3630,86
3556,17
4125,63
3751,94
3822,25
2988,91
3704,47
4176,88
3481,30
3950,24
4298,01
Rata-rata
2856,46a
3727,91b
3824,35b
3839,94b
3867,64b
3965,60b
Keterangan: Superkrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukan perbedaan yang nyata (p<0,01).
Hasil analisis ragam menunjukan bahwa konsumsi pakan total jangkrik selama 30 hari yang diberi kombinasi pakan daun pepaya dan daun kangkung memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) pada konsumsi pakan. Uji lanjut BNJ memperlihatkan perlakuan R5 memberikan pengaruh konsumsi tertinggi tetapi tidak berbeda dengan perlakuan R1, R2, R3, dan R4. Tingkat konsumsi kombinasi pakan daun kangkung dan daun pepaya memberikan pengaruh yang lebih baik dibanding pakan kontrol (R0). Hal ini dikarenakan ternak jangkrik lebih menyukai pakan yang mengandung air dari pada pakan yang mengandung sedikit air karena jangkrik tidak minum melainkan air minum diperoleh dari pakan yang dikonsumsi, serta kandungan
22
nutrisi daun pepaya dan daun kangkung lebih tinggi dibanding buah pepaya muda. Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun, sebaliknya konsumsi pakan akan meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah (Mansy, 2002).
B. Pertambahan Bobot Badan Rata-rata bobot badan jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung pada umur 30 hari dapat disajikan pada Tabel 3. Tabel 4. Rata-Rata Pertambahan Bobot Badan Jangkrik yang Diberi Daun Pepaya 2 dan Daun Kangkung Selama 30 Hari (mg). Ulangan 1 2 3 Rata-rata
Perlakuan R0 120 190 160 156,67a
R1 170 270 210 216,67b
R2 130 150 150 143,33a
R3 140 200 130 156,67a
R4 150 140 130 140,00a
R5 200 260 140 200,00b
Keterangan: Superkrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukan perbedaan yang nyata (p<0,05).
Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan kombinasi daun kangkung dan daun pepaya meberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan jangkrik umur 30 hari. Uji lanjut BNJ menujukan bahwa perlakuan R1 (100% daun pepaya) dan R5 (100% daun kangkung) memberikan pengaruh terbaik terhadap bobot badan dibandingkan perlakuan R0, R2, R3, dan R4. Hal
23
ini dikarenakan pengaruh protein yang terkandung pada daun pepaya 8,0% dan daun kangkung 2,7-3,6% lebih tinggi dibanding protein pada buah pepaya muda 2,1% (Janwar, 2001). Fungsi protein sebagai zat pembangun dalam tubuh, mengatur metabolisme tubuh, membantu proses pertumbuhan karena sel-sel tubuh mendapat cukup asupan zat pembangun. C. Konversi Pakan Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi untuk meningkat kan pertambahan bobot badan. Semakin rendah nilai konversi pakan berarti semakin sedikit pakan yang dibutuhkan untuk meningkatkan bobot badan atau semakin efisien penggunaan pakannya. Tabel 5. Rata-Rata Total Konversi Pakan Jangkrik yang Diberi Pakan Daun 2 Pepaya dan Daun Kangkung Selama 30 Hari (mg) Ulangan 1 2 3 Rata-rata
R0 21,54 15,76 18,68 18,23a
R1 22,63 13,44 27,84 17,21a
Perlakuan R2 R3 28,76 27,95 23.70 20,63 27,84 26,78 b 26,68 24,51b
R4 26,01 26,8 30,38 27,63b
R5 18,89 14.70 30.70 19,83a
Keterangan: Superkrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukan perbedaan yang nyata (p<0,05). Hasil analisis ragam menunjukan bahwa konversi pakan jangkrik yang diberi kombinasi pakan daun kangkung dan daun pepaya memperlihatkan pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap konversi pakan jangkrik umur 30 hari. Uji lanjut BNJ menunjukan bahwa konversi pakan terendah terdapat pada perlakuan R0 tetapi tidak berbeda dengan R1, R0, dan R5.
24
Konversi pakan adalah jumlah ransum yang dikonsumsi dalam waktu tertentu untuk membentuk daging atau berat badan. Faktor yang mempengaruhi tingkat
konversi
pakan
antara
lain
strain,
kualitas
pakan,
keadaan
kandang dan jenis kelamin, genetik, temperatur, lingkungan, konsumsi pakan, berat badan (Janwar, 2001). D. Panjang Badan (mm) Rata-rata panjang badan jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung umur 30 hari disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Rata-Rata Panjang Badan Jangkrik yang Diberi Pakan Daun Pepaya dan Daun Kangkung Selama Umur 30 Hari (mm) Ulangan
R0
R1
Perlakuan R2 R3
R4
R5 2
20,23 1 35,30 30,20 30,36 30,13 20,96 20,30 2 34,30 30,20 30,30 30,13 20,96 20,60 3 30,03 30,36 30,20 3,33 30,36 a b c c c 13,51 23,20 30,25 30,29 30,20 23,99bc Rata-rata Keterangan: Superkrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukan perbedaan yang nyata (p<0,01). Hasil analisis ragam menunjukan bahwa panjang tubuh jangkrik yang diberi pakan daun kangkung dan daun pepaya berpengaruh nyata (p<0,01) terhadap ukuran tubuh jangkrik umur 30 hari. Uji lanjut BNJ menunjukan bahwa panjang badan terbaik terdapat pada perlakuan R3 (daun pepaya 50% + daun kangkung 50%) tetapi tidak berbeda dengan R2, dan R4. Hal ini menunjukan bahwa pakan yang dikonsumsi bukan untuk pertambahan bobot badan melainkan untuk menambah parameter tubuh.
25
Panjang tubuh jangkrik betina lebih cepat dan lebih tinggi dibanding pertambahan ukuran panjang tubuh jantan. Jangkrik betina dewasa memiliki panjang tubuh antara 25,00-26,16 mm, sedangkan jangkrik jantan dewasa mempunyai panjang tubuh antara 23,96-24,82 mm (Rahayu, 2000). E. Mortalilas Jangkrik Rata-rata mortalitas jangkrik pada pemberian jenis pakan daun pepaya dan daun kangkung selama penelitian dapat disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-Rata Mortalitas Jangkrik yang Diberi Pakan Daun Pepaya dan Daun Kangkung Selama Umur 30 Hari (%) Ulangan 1 2 3 Rataan
Perlakuan R0 37 46 43 42,00a
R1 50 40 36 42,00a
R2 38 45 46 43,00a
R3 49 55 37 47,00b
R4 48 40 40 42,67a
R5 51 50 53 51,33b
2
Keterangan: Superkrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukan perbedaan yang nyata (p<0,01). Hasil Analisis ragam menunjukan bahwa pemberian pakan berpengaruh nyata (p<0,01) terhadap mortalitas jangkrik. Uji lanjut BNJ menunjukan tingkat mortalitas jangkrik yang terbaik terdapat pada perlakuan R0 dan R1, tetapi tidak berbeda dengan R2 dan R4. Mortalitas pada jangkrik meningkat pada jangkrik yang diberi pakan daun kangkung kemungkinan disebabkan oleh hal-hal yang tidak diduga selama penelitian misalnya kandungan air yang terlalu tinggi sehingga mengakibatkan jangkrik terserang penyakit, tubuhnya lebih lunak dan mudah mati, perut meletus, dimakan pemangsa dan terjadi kanibalisme atau kabur. Mortalitas pada jangkrik
26
jantan sering terjadi akibat tingkat agresifitas jangkrik jantan lebih tinggi. Hal ini disebabkan jangkrik jantan lebih sering menyerang dan berkelahi dibandingkan jangkrik betina (Sudewi, 2001).
2
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan 1. Perlakuan kombinasi daun kangkung dan daun pepaya berpengaruh nyata pada pertambahan bobot badan dan konversi pakan, serta berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan, panjang badan dan mortalitas jangkrik. 2. Perlakuan pakan 100% daun pepaya memberikan performans jangkrik yang terbaik. B. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan pemberian pakan tambahan kosentrat untuk melihat mortalitas jangkrik dengan pakan yang sama yang ditambahkan kosentrat.
DAFTAR PUSTAKA
Fitriyani, J. 2005. Performa Jangkrik Kalung (Gryllus Bimacullatus) pada Kandang dengan atau TanpaPengolesan Lumpur,dan dengan atau Tanpa Penyekatan. Skripsi Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Indriyana, A. 2004. Penampilan Jangkrik Jerman yang Diberi Pakan Kosentrat dengan Daun Singkong atau Daun Pepaya. Skripsi Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Intania, A. 2006. Subtitusi Tepung Kunyit (Curcuma domestica Val) dalam Pakan Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) pada Periode Bertelur. Skripsi Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Janwar, F.D. 2001. Pertumbuhan dan mortalitas jangkrik Cliring pada masa pembesaran dengan kepadatan dan jenis pakan tmbahan yang berbeda. Skripsi Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lumowo, A. T. 2001. Pertumbuhan tiga jenis jangkrik lokal dengan pakan yang berbeda. Skiripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mansy. 2002. Performa Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) yang diberi Kombinasi Kosentrat dengan Daun Sawi dan Daun Singkong Selama Masa Pertumbuhan, Skiripsi, Program Sarjana. Institut Pertanania Bogor, Bogor. Margono, R.R. 2009. Analisis Kadar Kalsium dan Besi pada Kangkung (Ipomoea reptans) Menggunakan Destruksi Asam Pekat. Skiripsi Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Napitupulu, D.I. 2003. Komposisi asam amino tepung jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) pada berbagai tingkat umur. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Maharani, S. E. 2004. Performa Jangrik Cliring (Grilluss metratus) yang Mendapat Kosentrat dan Daun Singkong atau Daun Pepaya. Skripsi Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
29
Naa,O. 2011. Pertumbuhan danHasil Kangkung Darat(Ipomoea retans Poir) Akibat Pemberian Berbagai Jenis Pupuk Organik Cair. Skripsi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian Universitas Negeri Papua. Monokwari. Panjaitan, I. 2012. Suplemntasi Tepung Jangkrik Sebagai Sumber Protein PengaruhnyaTerhadap Kinerja Burung Puyuh. Skiripsi Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Lampung. Lampung. Pusparini, Pani. 2001. Pengaruh Jenis Jangkrik dan Media Tetas Terhadap Daya Reproduksi. Skripsi. Fakultas Peternakan. IPB. Bogor. Rahayu, D. H. 2000. Pengaruh Bangsa dan Pakan Terhadap Pertumbuhan Jangkrik. Skripsi Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor . Rosyadi, A. 2001. Pengaruh Nisbah Kelamin dan Jenis Pakan Terhadap Reproduksi dan Konsumsi Jangkrik (Gryllus testaceus). Skripsi Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sudewi, L. E. 2001. Pengaruh Alas Kandang Terhadap Pertumbuhan Jangkrik Lokal dan Jangkrik Jerman. Skripsi Jurusan Ilmu Produksi Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sudjatinah. 2002. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Terhadap Tampilan Produksi Ayam Broiler. Fakultas Teknologi Pertanian dan Peternakan. 2 Universitas Semarang. Semarang. Susanto, A. 2005. Peningkatan Kualitas Pakan Jangrik dengan Sistim Ekstrusi.PKL Faklutas Peternakan Unversitas Muhamadiyah Malang. Malang. Widiyaningrum, P. 2000. Pengaruh padat penebaran dan Jenis Pakan terhadap Produktivitas Tiga Spesies Jangrik Lokal yang Dibudidayakan Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
30
Lampiran 1. Nilai hasil penelitian konsumsi pakan jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama masa pertumbuhan HARI. 1 K. PAKAN (mg) JLH. JANGKRIK (Ekor) RATA-RATA KONSUMSI
HARI. 2 K. PAKAN (mg) JLH. JANGKRIK (Ekor) RATA-RATA KONSUMSI
HARI. 3 K. PAKAN (mg) JLH. JANGKRIK (Ekor) RATA-RATA KONSUMSI
PERLAKUAN R23 R31 R32
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
6000
6000
7000
10000
9000
9000
10000
9000
10000
10000
9000
9000
9000
10000
10000
10000
10000
9000
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
60
60
70
100
90
90
100
90
100
100
90
90
90
100
100
100
100
90
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
6000
6000
7000
9000
8000
9000
8000
9000
10000
8000
7000
10000
8000
8000
10000
8000
9000
8000
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
60
60
70
90
80
90
80
90
100
80
70
100
80
80
100
80
90
80
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31 R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
6000
7000
6000
9000
7000
9000
8000
9000
8000
8000
7000
7000
8000
7000
8000
8000
8000
8000
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
60
70
60
90
70
90
80
90
80
80
70
70
80
70
80
80
80
80
PERLAKUAN R23 R31 R32
2
HARI. 4 K. PAKAN (mg) JLH. JANGKRIK (Ekor) RATA-RATA KONSUMSI
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31 R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
6000
7000
6000
8000
9000
8000
10000
7000
9000
8000
9000
8000
8000
8000
8000
8000
8000
7000
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
60
70
60
80
90
80
100
70
90
80
90
80
80
80
80
80
80
70
31
Lanjutan lampiran 1. Nilai hasil penelitian konsumsi pakan jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama masa pertumbuhan
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
K. PAKAN (mg)
6000
6000
6000
8000
8000
9000
8000
8000
9000
7000
8000
8000
9000
7000
9000
8000
8000
8000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
100 60
100 60
100 60
100 80
99 80,81
100 90
100 80
98 81,63
99 90,91
98 71,43
100 80
100 80
100 90
96 72,92
97 92,78
100 80
100 80
96 83,33
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
K. PAKAN (mg)
6000
6000
6000
8000
8000
9000
8000
9000
9000
7000
8000
8000
8000
7000
9000
8000
10000
8000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
100 60
99 60,61
100 60
100 80
98 81,63
100 90
100 80
98 91,84
97 92,78
95 73,68
97 82,47
100 80
100 80
96 72,92
96 93,75
100 80
100 100
94 85,11
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
K. PAKAN (mg)
5000
6000
6000
9000
10000
9000
9000
10000
10000
8000
10000
8000
10000
8000
8000
10000
10000
8000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
100 50
97 61,86
100 60
100 90
98 102
100 90
100 90
97 103,1
96 104,2
93 86,02
92 108,7
100 80
100 100
96 83,33
92 86,96
100 100
100 100
87 91,95
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
HARI. 5
RATA-RATA KONSUMSI
HARI. 6
RATA-RATA KONSUMSI
HARI. 7
RATA-RATA KONSUMSI
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
K. PAKAN (mg)
6000
6000
6000
9000
8000
10000
10000
8000
9000
8000
10000
10000
10000
10000
10000
9000
8000
10000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
99 60,61
97 61,86
90 66,67
93 96,77
97 82,47
100 100
93 107,5
97 82,47
93 96,77
93 86,02
92 108,7
98 102
98 102
91 109,9
90 111,1
97 92,78
98 81,63
87 114,9
HARI. 8
RATA-RATA KONSUMSI
2
32
Lanjuatan Lampiran 1. Nilai hasil penelitian konsumsi pakan jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama masa pertumbuhan
HARI. 9
PERLAKUAN R23 R31
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
K. PAKAN (mg)
6000
6000
6000
10000
9000
9000
9000
9000
10000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
97 61,86
93 64,52
87 68,97
93 107,5
97 92,78
100 90
93 96,77
95 94,74
87 114,9
RATA-RATA KONSUMSI
HARI. 10
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
11000
10000
9000
8000
10000
8000
9000
8000
9000
90 122,2
90 111,1
95 94,74
97 82,47
89 112,4
88 90,91
96 93,75
98 81,63
82 109,8
PERLAKUAN R23 R31
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
K. PAKAN (mg)
6000
7000
6000
11000
10000
11000
10000
10000
11000
11000
8000
11000
9000
10000
9000
8000
10000
9000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
93 64,52
90 77,78
87 68,97
89 123,6
97 103,1
100 110
93 107,5
93 107,5
86 127,9
90 122,2
90 88,89
95 115,8
97 92,78
89 112,4
85 105,9
96 83,33
96 104,2
80 112,5
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
RATA-RATA KONSUMSI
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
K. PAKAN (mg)
6000
7000
6000
11000
10000
11000
10000
10000
11000
11000
9000
11000
9000
9000
9000
8000
10000
10000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
92 65,22
87 80,46
87 68,97
89 123,6
93 107,5
98 112,2
90 111,1
93 107,5
86 127,9
86 127,9
89 101,1
95 115,8
93 96,77
86 104,7
85 105,9
89 89,89
95 105,3
80 125
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
K. PAKAN (mg)
6000
8000
7000
10000
10000
10000
10000
11000
10000
10000
10000
10000
9000
10000
10000
10000
10000
9000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
92 65,22
83 96,39
87 80,46
87 114,9
91 109,9
98 102
90 111,1
93 118,3
86 116,3
86 116,3
89 112,4
95 105,3
90 100
82 122
84 119
87 114,9
95 105,3
79 113,9
HARI. 11
RATA-RATA KONSUMSI
HARI. 12
RATA-RATA KONSUMSI
2
33
Lanjuatan Lampiran 1. Nilai hasil penelitian konsumsi pakan jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama masa pertumbuhan
HARI. 13
PERLAKUAN R23 R31
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
K. PAKAN (mg)
8000
6000
8000
10000
9000
10000
10000
10000
10000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
90 88,89
83 72,29
86 93,02
87 114,9
90 100
90 111,1
87 114,9
93 107,5
83 120,5
RATA-RATA KONSUMSI
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
10000
10000
9000
10000
10000
10000
10000
10000
9000
85 117,6
87 114,9
90 100
86 116,3
82 122
84 119
87 114,9
93 107,5
76 118,4
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
K. PAKAN (mg)
8000
6000
8000
10000
9000
10000
10000
9000
9000
10000
10000
9000
9000
9000
9000
10000
10000
10000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
90 88,89
80 75
85 94,12
84 119
87 103,4
90 111,1
85 117,6
93 96,77
80 112,5
85 117,6
82 122
90 100
80 112,5
82 109,8
82 109,8
82 122
90 111,1
76 131,6
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
K. PAKAN (mg)
6000
8000
7000
10000
10000
7000
11000
10000
10000
11000
10000
9000
9000
10000
9000
9000
10000
10000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
87 68,97
78 102,6
83 84,34
82 122
84 119
87 80,46
84 131
90 111,1
80 125
83 132,5
80 125
90 100
78 115,4
82 122
82 109,8
81 111,1
87 114,9
75 133,3
HARI. 14
RATA-RATA KONSUMSI
HARI. 15
RATA-RATA KONSUMSI
2
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31 R32
K. PAKAN (mg)
8000
8000
8000
10000
11000
11000
11000
11000
11000
11000
11000
11000
11000
11000
11000
11000
10000
11000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
86 93,02
76 105,3
80 100
82 122
84 131
86 127,9
82 134,1
90 122,2
76 144,7
80 137,5
78 141
89 123,6
78 141
82 134,1
80 137,5
80 137,5
87 114,9
72 152,8
HARI. 16
RATA-RATA KONSUMSI
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
34
Lanjutan Lampiran 1. Nilai hasil penelitian konsumsi pakan jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama masa pertumbuhan
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31 R32
K. PAKAN (mg)
7000
8000
8000
10000
11000
11000
10000
11000
10000
10000
10000
11000
10000
10000
11000
10000
10000
10000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
86 81,4
75 106,7
80 100
82 122
81 135,8
86 127,9
82 122
89 123,6
75 133,3
80 125
78 128,2
87 126,4
78 128,2
82 122
78 141
80 125
87 114,9
72 138,9
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31 R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
8000
8000
8000
10000
11000
11000
11000
11000
11000
11000
11000
11000
11000
11000
11000
11000
10000
11000
86 93,02
75 106,7
76 105,3
82 122
81 135,8
82 134,1
80 137,5
89 123,6
75 146,7
80 137,5
73 150,7
87 126,4
72 152,8
80 137,5
72 152,8
79 139,2
83 120,5
72 152,8
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
HARI. 17
RATA-RATA KONSUMSI
HARI. 18 K. PAKAN (PER Mg) JLH. JANGKRIK (PER Ekor) JLH. RATA-RATA
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31 R32
K. PAKAN (mg)
7000
8000
8000
10000
11000
11000
10000
11000
10000
10000
10000
11000
10000
10000
11000
10000
10000
10000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
86 81,4
75 106,7
76 105,3
80 125
81 135,8
80 137,5
80 125
87 126,4
73 137
79 126,6
70 142,9
84 131
70 142,9
80 125
72 152,8
78 128,2
81 123,5
68 147,1
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31 R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
K. PAKAN (mg)
8000
8000
7000
10000
11000
10000
11000
11000
11000
10000
10000
11000
10000
11000
10000
10000
11000
11000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
86 93,02
72 111,1
72 97,22
80 125
81 135,8
76 131,6
77 142,9
87 126,4
72 152,8
78 128,2
70 142,9
84 131
70 142,9
80 137,5
70 142,9
78 128,2
80 137,5
68 161,8
HARI. 19
RATA-RATA KONSUMSI
HARI. 20
RATA-RATA KONSUMSI
35
Lanjutan lampiran 1 . Nilai hasil penelitian konsumsi pakan jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama masa pertumbuhan
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
K. PAKAN (mg)
7000
8000
7000
11000
11000
10000
10000
10000
10000
11000
10000
10000
11000
11000
10000
10000
10000
11000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
83 84,34
70 114,3
70 100
80 137,5
80 137,5
75 133,3
77 129,9
87 114,9
72 138,9
73 150,7
70 142,9
84 119
70 157,1
76 144,7
69 144,9
73 137
80 125
62 177,4
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
8000
8000
8000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
11000
10000
11000
10000
11000
10000
11000
11000
80 100
67 119,4
69 115,9
80 125
78 128,2
75 133,3
77 129,9
82 122
70 142,9
70 142,9
68 161,8
81 123,5
68 161,8
72 138,9
67 164,2
73 137
76 144,7
60 183,3
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
HARI. 21
RATA-RATA KONSUMSI
HARI. 22 K. PAKAN (PER Mg) JLH. JANGKRIK (PER Ekor) JLH. RATA-RATA
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
K. PAKAN (mg)
8000
8000
8000
10000
10000
11000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
11000
10000
10000
11000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
80 100
65 123,1
66 121,2
74 135,1
76 131,6
73 150,7
75 133,3
82 122
65 153,8
69 144,9
64 156,3
81 123,5
65 153,8
72 138,9
67 164,2
70 142,9
76 131,6
60 183,3
R01 8000
R02 8000
R03 8000
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
10000
11000
10000
10000
11000
11000
10000
10000
10000
11000
11000
10000
10000
11000
10000
76 105,3
63 127
64 125
74 135,1
76 144,7
73 137
72 138,9
80 137,5
63 174,6
66 151,5
61 163,9
76 131,6
65 169,2
70 157,1
64 156,3
66 151,5
72 152,8
57 175,4
HARI. 23
RATA-RATA KONSUMSI
HARI. 24 K. PAKAN (mg) JLH. JANGKRIK (Ekor) RATA-RATA KONSUMSI
36
Lanjutan lampiran 1 . Nilai hasil penelitian konsumsi pakan jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama masa pertumbuhan
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
K. PAKAN (mg)
9000
8000
8000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
10000
11000
11000
10000
10000
10000
JLH. JANGKRIK (Ekor)
73 123,3
63 127
64 125
70 142,9
72 138,9
70 142,9
70 142,9
76 131,6
60 166,7
64 156,3
58 172,4
73 137
63 158,7
68 161,8
63 174,6
63 158,7
70 142,9
55 181,8
HARI. 25
RATA-RATA KONSUMSI
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
K. PAKAN (mg)
9000
8000
9000
11000
10000
11000
11000
10000
11000
10000
11000
10000
11000
10000
11000
10000
11000
10000
JLH. JANGKRIK (Ekor) RATA-RATA KONSUMSI
73
63
63
70
70
68
69
73
60
60
56
73
61
68
63
62
68
55
123,3
127
142,9
157,1
142,9
161,8
159,4
137
183,3
166,7
196,4
137
180,3
147,1
174,6
161,3
161,8
181,8
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
K. PAKAN (mg)
9000
9000
12000
11000
11000
11000
12000
10000
12000
11000
12000
11000
11000
10000
11000
10000
12000
11000
JLH. JANGKRIK (Ekor) RATA-RATA KONSUMSI
70
61
62
64
70
68
69
70
57
60
54
72
61
63
63
57
65
55
128,6
147,5
193,5
171,9
157,1
161,8
173,9
142,9
210,5
183,3
222,2
152,8
180,3
158,7
174,6
175,4
184,6
200
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
K. PAKAN (mg)
9000
9000
9000
12000
11000
12000
12000
11000
12000
11000
12000
11000
11000
11000
11000
10000
12000
12000
JLH. JANGKRIK (Ekor) RATA-RATA KONSUMSI
70
57
60
59
68
65
65
64
57
58
54
72
58
63
63
57
52
53
128,6
157,9
150
203,4
161,8
184,6
184,6
171,9
210,5
189,7
222,2
152,8
189,7
174,6
174,6
175,4
230,8
226,4
HARI. 26
HARI. 27
HARI. 28
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
37
Lanjutan lampiran 1 . Nilai hasil penelitian konsumsi pakan jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama masa pertumbuhan
HARI. 29
PERLAKUAN R23 R31
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
K. PAKAN (mg)
9000
9000
10000
13000
12000
13000
12000
12000
13000
JLH. JANGKRIK (Ekor) RATA-RATA KONSUMSI
68
57
60
56
65
65
65
62
132,4
157,9
166,7
232,1
184,6
200
184,6
R01
R02
R03
R11
R12
R13
K. PAKAN (mg)
9000
10000
10000
13000
13000
JLH. JANGKRIK (Ekor) RATA-RATA KONSUMSI
63
54
57
50
142,9
185,2
175,4
260
HARI. 30
Total konsumsi
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
11000
12000
11000
11000
11000
12000
11000
12000
12000
54
54
50
68
57
60
63
52
51
50
193,5
240,7
203,7
240
161,8
193
183,3
190,5
211,5
235,3
240
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
13000
12000
12000
13000
13000
12000
12000
12000
13000
12000
12000
13000
12000
60
64
62
55
54
51
45
63
52
60
60
49
50
47
216,7
203,1
193,5
218,2
240,7
254,9
266,7
190,5
230,8
216,7
200
244,9
260
255,3
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
3481
3901
3752
3950
3777
3822
4298
R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
PERLAKUAN R23 R31 R32
2585
2996
2989
3848
3631
3704
3740
3556
4177
3913
4126
38
Lampiran 2. Nilai hasil penelitian pertambahan bobot badan jangrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama masa pertumbuhan. No
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
R01 R02 R03 R11 R12 R13 R21 R22 R23 R31 R32 R33 R41 R42 R43 R51 R52 R53
Minggu I Bobot Badan 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor 1 Gram/100 Ekor
Minggu II Bobot Badan 4 Gram/100 Ekor 6 Gram/97 Ekor 4 Gram/100 Ekor 6 Gram/100 Ekor 5 Gram/100 Ekor 6 Gram/100 Ekor 5 Gram/100 Ekor 4 Gram/97 Ekor 5 Gram/96 Ekor 4 Gram/93 Ekor 4 Gram/92 Ekor 5 Gram/100 Ekor 4 Gram/100 Ekor 5 Gram/100 Ekor 4 Gram/92 Ekor 5 Gram/100 Ekor 5 Gram/100 Ekor 3 Gram/87 Ekor
Minggu III Bobot Badan 8 Gram/98 Ekor 7 Gram/67 Ekor 11 Gram/100 Ekor 12 Gram/94 Ekor 8 Gram/63 Ekor 9 Gram/69 Ekor 9 Gram/97 Ekor 8 Gram/97 Ekor 7 Gram/54 Ekor 11 Gram/93 Ekor 7 Gram/73 Ekor 9 Gram/100 Ekor 7 Gram/82 Ekor 11 Gram/100 Ekor 7 Gram/90 Ekor 8 Gram/73 Ekor 9 Gram/93 Ekor 6 Gram/72 Ekor
Minggu IV Bobot Badan 11 Gram/91 Ekor 12 Gram/64 Ekor 16 Gram/97 Ekor 16 Gram/94 Ekor 16 Gram/60 Ekor 14 Gram/68 Ekor 12 Gram/92 Ekor 14 Gram/95 Ekor 14 Gram/92 Ekor 12 Gram/86 Ekor 14 Gram/70 Ekor 12 Gram/93 Ekor 12 Gram/80 Ekor 12 Gram/87 Ekor 12 Gram/90 Ekor 14 Gram/69 Ekor 14 Gram/54 Ekor 10 Gram/71 Ekor
39
Lampiran 3. Nilai Hasil Penelitian Konversi Pakan Jangkrik Yang Diberi Pakan Daun Pepaya Dan Daun Kangkung Selama Masa Pertumbuhan. Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 R5
Rata-Rata Konsumsi Pakan (mg) 2856,46 3727,91 3824,35 3839,94 3867,64 3965.60
Rata-Rata Pertambahan BB (mg) 156,67 216,67 143,33 156,67 140.00 200.00
Jumlah Konversi Pakan (mg) 18,23 17,21 26,68 24,51 27,63 19,83
40
Lampiran 4. Nilai hasil penelitian parameter tubuh jangrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama masa pertumbuhan. Perlakuan R01 Jumlah Perlakuan R02 Jumlah
Perlakuan R03 Jumlah
Perlakuan R11 Jumlah
Perlakuan R12 Jumlah
Perlakuan R13 Jumlah
Minggu I 0,4 0,4 0,5 0,43
Minggu II 1,2 1,1 1,1 1,13
Minggu III 1,7 1,7 1,5 1,63
Minggu IV 2,3 2,3 2,1 2,23
Minggu I 0,3 0,2 0,2 0,23
Minggu II 1,2 1,1 1,1 1,13
Minggu III 1,7 1,5 1,5 1,57
Minggu IV 2,3 2.3 2.3 2,30
Minggu I 0,4 0,3 0,3 0,33
Minggu II 1,3 1,2 1,2 1,23
Minggu III 1,8 1,6 1,5 1,63
Minggu IV 2,7 2,7 2,4 2,60
Minggu I 0,5 0,3 0,3 0,37
Minggu II 1,9 1,6 1,7 1,73
Minggu III 2,7 2,6 2,6 2,63
Minggu IV 3,6 3,5 3,5 3,53
Minggu I 0,4 0,2 0,4 0,33
Minggu II 1,7 1,6 1,7 1,67
Minggu III 2,6 2,5 2,4 2,50
Minggu IV 3,4 3,5 3,4 3,43
Minggu I 0,3 0,4 0,4 0,37
Minggu II 1,7 1,6 1,8 1,70
Minggu III 2,4 2,2 2,6 2,40
Minggu IV 3.0 3,0 3,1 3,03
41
Lanjutan lampiran 4. Nilai hasil penelitian parameter tubuh jangrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama masa pertumbuhan. Perlakuan R21 Jumlah Perlakuan R22 Jumlah
Perlakuan R23 Jumlah
Perlakuan R31 Jumlah
Perlakuan R32 Jumlah
Perlakuan R33 Jumlah
Minggu I 0,3 0,4 0,3 0,33
Minggu II 1,2 1,1 1,4 1,23
Minggu III 2,9 2,4 2,5 2,60
Minggu IV 3,2 3.2 3.2 3,20
Minggu I 0,4 0,4 0,3 0,37
Minggu II 1,6 1,5 1,7 1,60
Minggu III 2,8 2,8 2,7 2,77
Minggu IV 3.1 3.3 2,0 3,20
Minggu I 0,3 0,4 0,4 0,37
Minggu II 1,6 1,5 1,6 1,57
Minggu III 3,1 3.0 3.0 3,10
Minggu IV 3,4 3,4 3,3 3,36
Minggu I 0,4 0,4 0,4 0,40
Minggu II 1,5 1,4 1,4 1,43
Minggu III 2,6 2,4 2,5 2,50
Minggu IV 3,4 3,4 3,3 3,36
Minggu I 0,4 0,5 0,5 0,47
Minggu II 1,7 1,7 1,8 1,73
Minggu III 2,4 2,2 2,2 2,27
Minggu IV 3,4 3.3 3.2 3,30
Minggu I 0,3 0,2 0,4 0,30
Minggu II 1,7 1,6 1,5 1,60
Minggu III 2,5 2,3 2,3 2,37
Minggu IV 3.0 3,3 3,3 3,20
42
Lanjutan lampiran 4. Nilai hasil penelitian parameter tubuh jangrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama masa pertumbuhan. Perlakuan
Minggu I 0,3 0,2 0,4 0,30
Minggu II 1,2 1,3 1,3 1,27
Minggu III 1,8 1,8 1,7 1,77
Minggu IV 3,0 3.2 3,2 3,13
Minggu I 0,3 0,3 0,4 0,33
Minggu II 1,5 1,4 1,4 1,43
Minggu III 2,1 2.0 2,2 2,15
Minggu IV 3,1 3,2 3,1 3,13
Jumlah
Minggu I 0,4 0,4 0,4 0,40
Minggu II 1,6 1,9 1,6 1,70
Minggu III 2,1 2,4 2.0 2,25
Minggu IV 3,3 3,4 3,3 3,33
Perlakuan
Minggu I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
0,4
1,3
1,7
2,9
0,3 0,3 0,33
1,3 1,2 1,27
1,6 1,6 1,63
3,0 3,0 2,96
Minggu I 0,3 0,5 0,5 0,43
Minggu II 1,2 1,3 1,3 1,27
Minggu III 1,9 1,9 1,7 1,83
Minggu IV 3,0 3,0 3,2 2,96
Minggu I 0,3 0,3 0,4 0,33
Minggu II 1,4 1,4 1,6 1,47
Minggu III 1,8 1,7 1,9 1,80
Minggu IV 3,0 3,0 3,2 3,06
R41 Jumlah
Perlakuan R42 Jumlah
Perlakuan R43
R51 Jumlah
Perlakuan R52 Jumlah Perlakuan R53 Jumlah
43
Lampiran 5. Nilai hasil penelitian mortalitas jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama masa pertumbuhan. Hari
Perlakuan R01
R02
R03
R11
R12
R13
R21
R22
R23
R31
R32
R33
R41
R42
R43
R51
R52
R53
1
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
2
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
3
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
4
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
5
100
100
100
100
99
100
100
98
99
98
100
100
100
96
97
100
100
96
6
100
99
100
100
98
100
100
98
97
95
97
100
100
96
96
100
100
94
7
100
97
100
100
98
100
100
97
96
93
92
100
100
96
92
100
100
87
8
99
97
90
93
97
100
93
97
93
93
92
98
98
91
90
97
98
87
9
97
93
87
93
97
100
93
95
87
90
90
95
97
89
88
96
98
82
10
93
90
87
89
97
100
93
93
86
90
90
95
97
89
85
96
96
80
11
92
87
87
89
93
98
90
93
86
86
89
95
93
86
85
89
95
80
12
92
83
87
87
91
98
90
93
86
86
89
95
90
82
84
87
95
79
13
90
83
86
87
90
90
87
93
83
85
87
90
86
82
84
87
93
76
14
90
80
85
84
87
90
85
93
80
85
82
90
80
82
82
82
90
76
15
87
78
83
82
84
87
84
90
80
83
80
90
78
82
82
81
87
75
16
86
76
80
82
84
86
82
90
76
80
78
89
78
82
80
80
87
72
17
86
75
80
82
81
86
82
89
75
80
78
87
78
82
78
80
87
72
18
86
75
76
82
81
82
80
89
75
80
73
87
72
80
72
79
83
72
19
86
75
76
80
81
80
80
87
73
79
70
84
70
80
72
78
81
68
20
86
72
72
80
81
76
77
87
72
78
70
84
70
80
70
78
80
68
21
83
70
70
80
80
75
77
87
72
73
70
84
70
76
69
73
80
62
22
80
67
69
80
78
75
77
82
70
70
68
81
68
72
67
73
76
60
23
80
65
66
74
76
73
75
82
65
69
64
81
65
72
67
70
76
60
24
76
63
64
74
76
73
72
80
63
66
61
76
65
70
64
66
72
57
25
73
63
64
70
72
70
70
76
60
64
58
73
63
68
63
63
70
55
44
Lanjutan lampiran 5. Nilai hasil penelitian mortalitas jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama masa pertumbuhan 26
73
63
63
70
70
68
69
73
60
60
56
73
61
68
63
62
68
55
27
70
61
62
64
70
68
69
70
57
60
54
72
61
63
63
57
65
55
28
70
57
60
59
68
65
65
64
57
58
54
72
58
63
63
57
52
53
29
68
57
60
56
65
65
65
62
54
54
50
68
57
60
63
52
51
50
30
63
54
57
50
60
64
62
55
54
51
45
63
52
60
60
49
50
47
45
Lampiran 6. Nilai hasil penelitian konsumsi pakan jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama pertumbuhan.
No
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
R01 R02 R03 R11 R12 R13 R21 R22 R23 R31 R32 R33 R41 R42 R43 R51 R52 R53
Rata-Rata Konsumsi Pakan (mg) 2585 2996 2989 3848 3631 3704 3740 3556 4177 3913 4126 3481 3901 3752 3950 3777 3822 4298
Keterangan : R1 : Daun Pepaya 100% R2 : Daun Pepaya 75% + Daun Kangkung 25% R3 : Daun Pepaya 50% + Daun Kangkung 50% R4 : Daun Pepaya 25% + Daun Kangkung 75% R5 : Daun Kangkung 100%
46
Lampiran 7. Nilai hasil penelitian bobot badan jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama pertumbuhan. No
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
R01 R02 R03 R11 R12 R13 R21 R22 R23 R31 R32 R33 R41 R42 R43 R51 R52 R53
Rata-Rata Total Bobot Badan (mg) 120 190 160 170 270 210 130 150 150 140 200 130 150 140 130 200 260 140
Keterangan : R1 : Daun Pepaya 100% R2 : Daun Pepaya 75% + Daun Kangkung 25% R3 : Daun Pepaya 50% + Daun Kangkung 50% R4 : Daun Pepaya 25% + Daun Kangkung 75% R5 : Daun Kangkung 100%
47
Lampiran 8. Nilai hasil penelitian konversi pakan jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama pertumbuhan. No
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
R01 R02 R03 R11 R12 R13 R21 R22 R23 R31 R32 R33 R41 R42 R43 R51 R52 R53
Rata-Rata Konversi Pakan (mg) 21,54 15,76 18,68 22,63 13,44 27,84 28,76 23,70 27,84 27,95 20,63 26,76 26,01 26,8 30,38 18,89 14,70 30,70
Keterangan : R1 : Daun Pepaya 100% R2 : Daun Pepaya 75% + Daun Kangkung 25% R3 : Daun Pepaya 50% + Daun Kangkung 50% R4 : Daun Pepaya 25% + Daun Kangkung 75% R5 : Daun Kangkung 100%
48
Lampiran 9. Nilai hasil penelitian panjang badan jangkrik yang diberi pakan kombinasi daun kangkung dan daun pepaya selama pertumbuhan.
No
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
R01 R02 R03 R11 R12 R13 R21 R22 R23 R31 R32 R33 R41 R42 R43 R51 R52 R53
Rata-Rata Parameter Tubuh (mm) 2,23 2,30 2,60 3,53 3,43 3,03 3,20 3,20 3,36 3,36 3,30 3,20 3,13 3,13 3,33 2,96 2,96 3,06
Keterangan : R1 : Daun Pepaya 100% R2 : Daun Pepaya 75% + Daun Kangkung 25% R3 : Daun Pepaya 50% + Daun Kangkung 50% R4 : Daun Pepaya 25% + Daun Kangkung 75% R5 : Daun Kangkung 100%
49
Lampiran 10. Nilai hasil penelitian mortalitas jangkrik yang diberi pakan daun pepaya dan daun kangkung selama pertumbuhan. No
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
R01 R02 R03 R11 R12 R13 R21 R22 R23 R31 R32 R33 R41 R42 R43 R51 R52 R53
Rata-Rata Mortalitas Jangkrik (%) 37 46 43 50 40 36 38 45 46 49 55 37 48 40 40 51 50 53
Keterangan : R1 : Daun Pepaya 100% R2 : Daun Pepaya 75% + Daun Kangkung 25% R3 : Daun Pepaya 50% + Daun Kangkung 50% R4 : Daun Pepaya 25% + Daun Kangkung 75% R5 : Daun Kangkung 100%
50
Lampiran 11. Hasil Analisis Ragam Konsumsi Pakan Jangkrik Selama 30 hari (mg). Ulangan
R0 2584,54 2995,91 2988,91 8569,38 2856,46
1 2 3 Jumlah Rataan 𝑭𝑲 =
66345 ,72 2 18
Perlakuan R2 R3 3739,97 3912,89 3556,17 4125,63 4176,88 3481,30 11473,04 11519,83 3824,35 3839,94
R1 3848,40 3630,86 3704,47 11183,74 3727,91
Jumlah R4 3900,73 3751,94 3950,24 11602,93 3867,64
R5 3776,53 3822,25 4298,01 11896,80 3965,60
21763,09 21882,80 22599,83 66245,72
=243805298,21
𝑱𝑲𝑻 = 2584,542 + … … + 4298,012 − FK = 247078816,79 - 243805298,21 = 3273518,59 𝑱𝑲𝑷 =
8569,38 2 + …….+ 11896 ,80 2 3
− FK = 246336427,6 − 243805298,21 = 2531129,35
𝑱𝑲𝑮 = 243805298,21 − 2531129,35 = 752389,23 Tabel. Analisis Ragam Anova SK DB JK KT Perlakuan 5 3273522,59 654704,517 Galat 12 742389,23 61865,769 Total 17 4015911,82 Ket: ** Berbeda sangat nyata
F hit 10,583 **
F 0,05 3,03
F 0,01 4,86
Lampiran . Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) konsumsi pakan jangkrik selama pertumbuhan. BNJ (0,05) = Qα (P, DB G) 𝑥 = 4,51 𝑥
KTG P
61865 ,769 5
= 501,67 BNJ (0,01)
=
Qα (P, db g) 𝑥
= (5,84) 𝑥
KTG
n 61865 ,769 5
= 649,61 Lampiran Pemberian Notasi Perlakuan
R0 R1 R2 R3 R4 R5 2856,46a 3727,91b 3824,35b 3839,94b 3867,64b 3965,60b - supership yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata (p<0,01)
51
Lampiran 12. Hasil Analisis Ragam Bobot Badan Jangkrik umur 30 hari (mg) Ulangan 1 2 3 Jumlah Rataan 𝑭𝑲 =
R0 120 190 160 470,00 156,67
3040 ,00 2 18
R1 170 270 210 650,00 216,67
Perlakuan R2 R3 130 140 150 200 150 130 430,00 470,00 143,33 156,67
R4 150 140 130 420,00 140,00
Jumlah
R5 200 260 140 600,00 200,00
910,00 1210,00 920,00 3040,00
=513422,22
𝑱𝑲𝑻 = 1202 + … … + 1402 − FK = 546600,00 - 513422,22 = 33177,78 𝑱𝑲𝑷 =
470,00 2 + …….+ 600,00 2 3
− FK = 528533,3333 − 513422,22 = 15111,11
𝑱𝑲𝑮 = 546600,00 − 15111,11 = 18066,67 Tabel. Analisis Ragam Anova SK DB Perlakuan 5 Galat 12 Total 17 Ket: * Berbeda nyata
JK 33177,78 18066,67 51244,44
KT 6635,556 1505,556
F hit 4,407 *
F 0,05 3,03
F 0,01 4,86
Lampiran . Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) Pada pertambahan bobot badan jangkrik selama pertumbuhan. KTG
BNJ (0,05) = Qα (P, DB G) 𝑥 = 4,51 𝑥
P
1505 ,556 5
= 78,26 BNJ (0,01)
=
Qα (P, db g) 𝑥
= (5,84) 𝑥
KTG
n 1505 ,556 5
= 101,34 Lampiran Pemberian Notasi Perlakuan
R4 R2 R0 R3 R5 R1 140,78a 143,33a 156,67a 156,67a 200,00b 216,67b - supership yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata (p<0,01)
52
Lampiran 13. Hasil Analisis Ragam Konversi Pakan Jangkrik Umur 30 Hari (mg) Ulangan
R0 21,54 15,76 18,68 55,98 18,66
1 2 3 Jumlah Rataan
𝑭𝑲 =
353,932 18
Perlakuan R2 R3 28,76 27,95 23.70 20,63 27,84 26,78 56,60 75,36 28,30 25,12
R1 22,63 13,44 27,84 63,91 21,30
R4 26,01 26,8 30,38 83,19 27,73
R5 18,89 14.70 30.70 64,29 21,43
Jumlah 145,78 76,63 131,52 353,93
=6959,25
𝑱𝑲𝑻 = 21,542 + … … + 30.702 − FK = 10450,09 - 6959,25 = 3490,84 𝑱𝑲𝑷 =
55,982 + …….+ 18,892
− FK = 7792,7821 − 6959,25 = 3490,84
3
𝑱𝑲𝑮 = 3490,84 − 3490,84 = 2657,30 Tabel. Analisis Ragam Anova SK db Perlakuan 5 Galat 12 Total 17 Ket: * Berbeda nyata
JK KT 3490,84 698,168 2657,30 221,442 6148,14
F hit 3,153*
F 0,05 3,03
F 0,01 4.86
Lampiran . Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) konversi pakan jangkrik umur 30 hari. KTG
BNJ (0,05) = Qα (P, DB G) 𝑥 = 4,51 𝑥
P
221,442 5
= 38,75 BNJ (0,01)
=
Qα (P, db g) 𝑥
= (5,84) 𝑥
KTG n
221,442 5
= 50,17 Lampiran Pemberian Notasi Perlakuan
R0 R1 R5 R3 R4 R2 a a a a b 18,66 21,30 21,43 25,12 27,73 28,30b - supership yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata (p<0,05)
53
Lampiran 14. Hasil Analisis Data Parameter Tubuh Jangkrik Selama Penelitian Ulangan
R0 20,30 20,30 20,60 40,53 13,51
1 2 3 Jumlah Rataan 𝑭𝑲 =
454,32 2 18
Perlakuan R2 R3 30,20 30,36 30,20 30,30 30,36 30,20 90,76 90,86 30,25 30,29
R1 35,30 34,30 30,03 69,60 23,20
R4 30,13 30,13 30,33 90,59 30,20
R5 20,96 20,96 30,06 71,98 23,99
Jumlah 136,98 85,39 90,75 454,32
= 11467,04
𝑱𝑲𝑻 = 20,302 + … … + 30,062 − 𝐹𝐾 = 12790,27 - 11467,04 = 1323,23 𝑱𝑲𝑷 =
40,53 2 + …….+ 71,982 3
− 𝐹𝐾 = 12122,48 − 11467,04 = 655,44
𝑱𝑲𝑮 = 1323,23 − 655,44 = 667,79 Tabel. Analisis Ragam Anova SK db JK Perlakuan 5 1323,23 Galat 12 667,79 Total 17 1991,03 Ket: * Berbeda nyata
KT 264,646 55,649
F hit 4,756 *
F 0,05 3,03
F 0,01 4.86
Lampiran . Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) mortalitas jangkrik selama pertumbuhan. KTG
BNJ (0,05) = Qα (P, DB G) 𝑥 = 4,51 𝑥
P
55,649 5
= 5,09 BNJ (0,01)
=
Qα (P, db g) 𝑥
= (5,84) 𝑥
KTG n
55,649 5
= 6,59 Lampiran Pemberian Notasi Perlakuan
R0 R1 R5 R4 R2 R3 13,51a 23,20b 23,99bc 30,20c 30,25c 30,29c - supership yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata (p<0,01)
54
Lampiran 15. Hasil Analisis Ragam Mortalitas Jangkrik Umur 30 Hari (%) Ulangan
R0 37 46 43 126,00 42,00
1 2 3 Jumlah Rataan 𝑭𝑲 =
714,002 18
R1 50 40 36 36,00 12,00
Perlakuan R2 R3 38 49 45 55 46 37 129,00 141,00 43,00 47,00
R4 48 40 40 128,00 42,67
R5 51 50 53 154,00 51,33
= 28322,00
𝑱𝑲𝑻 = 372 + … … + 532 − FK = 36524,00 - 28322,00= 8202,00 𝑱𝑲𝑷 =
126,002 + …….+ 154,002
− FK = 31264,66667 − 28322,00 = 2942,67
3
JKG = 8202,00 − 2942,67 = 5259,33 Tabel. Analisis Ragam Anova SK db Perlakuan 5 Galat 12 Total 17 Ket: * Berbeda nyata
JK 8202,00 5259,33 13461,33
KT 1640,400 438,278
F hit 3,743*
F 0,05 3,03
F 0,01 4.86
Lampiran . Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) mortalitas jangkrik selama pertumbuhan. KTG
BNJ (0,05) = Qα (P, DB G) x = 4,51 𝑥
P
438,278 5
= 42,22 BNJ (0,01)
=
Qα (P, db g) 𝑥
= (5,84) 𝑥
KTG n
438,278 5
= 61,13 Lampiran Pemberian Notasi Perlakuan
R1 R0 R4 R2 R3 R5 a b b b b 12,00 42,00 42,67 43,00 47,00 51,33b - supership yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata (p<0,01)
Jumlah 223,00 236,00 255,00 714,00
55
Gambar 1. Penyiapan Kandang
Gambar 2. Penyiapan Bibit Jangkrik
Gambar 3. Penyiapan Pakan
56
Gambar 4. Pemasangan Lakban disekeliling Pinggiran Kandang
Gambar 5. Pemasukan Rak Telur sebagai Media Persembunyian
Gambar 6. Proses Penghitungan Jangkrik
57
Gambar 7. Proses Penimbangan Jangkrik
Gambar 8. Proses Pemasukan Bibit Jangkrik Dalam Kandang
Gambar 9. Penimbangan Pakan
58
Gambar 10. Pemberian Pakan
Gambar 11. Jangkrik Jantan dan Betina
Gambar 12. Jangkrik Umur 30 Hari