Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara PERBANDINGAN EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya) 100% DAN GENTAMISIN KRIM 0,1% TERHADAP KETEBALAN EPITEL PADA LUKA SAYAT TIKUS WISTAR (Rattus Norvegicus) The Effectiveness Comparison of 100% Papaya Leaf Extract (Carica papaya) and 0.1% Cream of Gentamicin to Epithelial Thickness on Cut Injury of Wistar Rat (Rattus Norvegicus) Alya Amanda M Nasution1, Dian Erisyawanty Batubara2 1 Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera utara 2 Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Abstrak Latar Belakang. Luka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh. Selama ini penanganan standar pada luka adalah dengan pemberian antiseptik, antibiotik, dan anti radang. Salah satu tanaman yang bisa dijadikan tumbuhan obat adalah daun pepaya. Tanaman pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman yang mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi, banyak dijumpai di Indonesia sebagai tanaman kaya manfaat. Para ilmuwan telah meneliti manfaat daun pepaya dalam bidang ilmu kedokteran modern, terutama dalam mempercepat penyembuhan luka karena mengandung enzim papain dan saponin. Tujuan. Membuktikan efektifitas pemberian ekstrak daun pepaya terhadap ketebalan epitel yang terbentuk pada luka sayat dibandingkan dengan gentamisin 0,1% pada tikus wistar selama proses penyembuhan luka. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni laboratorium untuk membandingkan efektifitas pemberian ekstrak daun pepaya terhadap ketebalan epitel yang terbentuk pada luka sayat dibandingkan dengan gentamisin 0,1% pada tikus wistar selama proses penyembuhan luka. Hasil. Rata-rata ketebalan epitel luka sayat yang terbentuk dengan pemberian ekstrak daun pepaya 100% adalah 355,18 µm sedangkan rata-rata ketebalan epitel luka sayat yang terbentuk dengan pemberian gentamisin 0,1% adalah 265,12 µm. Kesimpulan. Ekstrak daun pepaya 100% dapat dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif untuk mempercepat pembentukan epitel luka sayat dari pada gentamisin 0,1%. Kata Kunci : Luka sayat, Ekstrak daun pepaya 100%, Gentamisin 0,1%, Ketebalan epitel. Abstract Background. Injuries are damaged or lost one of the body’s tissues all this time. Standard treatment of epidermal injury in medical ways were given antiseptic, antibiotic and anti-inflammatory. One of plant that can be medicinal plants is papaya leaf. Papaya plants (Carica papaya) is a plant that can growth easily in low land or high land, familiar in Indonesia as a plants with many beneficial. The
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017)
1
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara scientist had research the benefits of papaya plants in medical science modern scope, especially in accelerating injuries healing process because it contains enzyme papain and saponin. Objective. To prove the effect of papaya leaf extract 100% againts epithelial thickness which formed by cut injury compared with gentamicin cream 0.1% on wistar mice during healing injuries process. Methods. This research is an experimental laboratorium study to compare the effects of papaya leaf extract 100% against epithelial thickness which formed by cut injury compared with gentamicin cream 0.1% on wistar mice during healing injuries process. Results. The mean of epithelial thickness with cut injuries was formed by given papaya leaf extract 100% is 355.18 (micrometer) the mean of epithelial thickness with cut injuries was formed by gentamicin cream 0.1% is 265.12 (micrometer). Conclusion. Papaya leaf extract 100% can be considered as one of an alternative to accelerate the healing injuries process of cut injuries rather than gentamicin cream 0.1%. Keywords: cut injuries, papaya leaf extract 100%, gentamicin cream 0.1%, epithelial thickness. Selama
PENDAHULUAN Luka
adalah
hilang
ini
penanganan
atau
standar pada luka di kulit yang di
rusaknya sebagian jaringan tubuh.
lakukan dalam dunia medis adalah
Keadaan ini dapat disebabkan oleh
dengan
trauma benda tajam atau tumpul,
antibiotik,
perubahan suhu, zat kimia, ledakan,
Mempertemukan tepi luka dapat
sengatan listrik, atau gigitan hewan. 1
dilakukan dengan dijahit, namun
Luka itu sendiri di definisikan sebagai
untuk luka kecil atau sedang hal ini
hilangnya integritas epitelial dari
dinilai
kulit. Kulit berperan sangat penting
meskipun tanpa dijahit luka dapat
dalam kehidupan manusia, antara lain
sembuh dengan sendirinya apabila
perlindungan, regulasi suhu, persepsi
tidak ada infeksi yang menyertainya.
sensorik, ekskresi, dan pembentukan
Untuk menekan infeksi ini diperlukan
vitamin D.2
obat – obatan antibiotika, contoh
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017)
pemberian dan
kurang
antiseptik,
anti
ekonomis
radang.
karena
2
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara antibiotik topikal yang digunakan
pencegahan infeksi pada pemasangan
untuk
kateter intravena.5
manajemen
luka
yaitu
basitrasin, asam fusidat, mupirosin dan gentamisin.3,4 Proses sendiri
dijadikan tumbuhan obat adalah daun
penyembuhan
merupakan
kompleks,
Salah satu tanaman yang bisa
luka
pepaya. Tanaman pepaya (Carica
yang
papaya) merupakan tanaman yang
memerlukan
mudah tumbuh di dataran rendah
proses
selain
antimikroba, dan antiinflamasi, juga
maupun
memerlukan mekanisme antioksidatif
dijumpai
di
dan
tanaman
kaya
proliferasi sel dalam sintesis protein
banyak
mengandung
dan kolagen. Gentamisin merupakan
penting untuk tubuh, diantaranya
suatu aminoglikosida yang diisolasi
protein, vitamin A, vitamin C, serat,
dari
purpurea.
mineral, alkaloid, enzim Papain
Gentamisin sulfat dengan kadar 2-10
berguna dalam mengurangi infeksi
mcg/mL menghambat banyak galur
bakteri, mengurangi eksudat dan
stafilokokus, koliform, dan bakteri
meningkatkan pembentukan jaringan
gram negative lainnya in vitro. Krim,
granulasi, saponin yang berguna
salep, atau larutan yang mengandung
untuk memacu pembentukan kolagen,
0,1-0,3% gentamisin sulfat digunakan
flavonoid dan polifenol mempunyai
pada luka bakar, luka, atau lesi kulit
aktivitas sebagai antiseptik. Dan beta
yang
karoten
penukung
regenerasi
Micromonospora
terinfeksi
dan
serta
sebagai
dataran
yang
tinggi,
banyak
Indonesia
sebagai
manfaat.
Pepaya
berfungsi
substansi
sebagai
antioksidan yang dapat menangkal
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017)
3
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara radikal
bebas
hasil
fagositosis
Utara. Penelitian ini akan dilakukan
neutrofil terhadap bakteri pada proses
pada
penyembuhan luka.6,7
November tahun 2016.
METODE
Populasi dan Sampel
Penelitian
ini
penelitianp
merupakan
bulan
September
Populasi
penelitian
sampai
adalah
eksperimental
tikus wistar (Rattus norvegicus).
laboratorium menggunakan hewan
Jumlah sampel pada penelitian ini di
coba dengan metode pretest posttest
hitung
with
group8
control
membandingkan pemberian
untuk efektifitas
ekstrak
Berdasarkan
rumus
Federer
perhitungan
tersebut
diperoleh masing-masing kelompok
pepaya
sampel mempergunakan 4 ekor tikus
dan
jantan. Jadi jumlah keseluruhan tikus
gentamisin 0,1% terhadap ketebalan
yang dipergunakan dalam penelitian
epitel pada luka sayat tikus wistar.
ini adalah 24 ekor tikus jantan.
Waktu dan Tempat Penelitian
Kemudian
(Carica
daun
dengan
Papaya)
Penelitian
100%
lakukan
siapkan
tikus
di
tambahan untuk menjaga agar jumlah
Laboratorium
Farmakologi,
sampel tidak kurang apabila di dalam
Laboratorium
Biokimia,
Laboratorium
di
kita
tikus
tiba-tiba
mati,
Anatomi
penambahan sebanyak 1 ekor tikus
Universitas
untuk masing – masing kelompok
Muhammadiyah Sumatera Utara dan
sampel. Jadi total tikus sebanyak 30
di Laboratorium Terpadu Fakultas
ekor
Fakultas
Patologi
penelitian
Kedokteran
Kedokteran
Universitas
tikus.
Ini
artinya
setiap
Sumatera
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017)
4
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara perlakuan terdiri dari 4 ekor sampel
dicuci bersih daun Carica Papaya
dan 1 ekor sebagai cadangan.
tersebut kemudian ditimbang. Pada
Kriteria sampel
penelitian ini digunakan daun pepaya
a.
sebanyak 1 kg. lalu daun pepaya
Kriteria inklusi
1. Tikus wistar (Rattus Norvegicus) jantan
tersebut dikeringkan dibawah sinar matahari selama ± 3 hari. Bahan
2. Usia tikus 4 – 8 minggu
kering dari daun pepaya selanjutnya
3. Kondisi sehat fisik
dihancurkan dengan blender tanpa
4. Berat badan tikus ± 200 – 250
campuran air hingga menjadi serbuk.
b.
gram
Serbuk yang telah jadi kemudian
Kriteria esklusi
ditimbang kembali.
Sampel di anggap drop out apabila
Proses selanjutnya dilakukan
selama penelitian tikus wistar jantan
perendaman serbuk daun pepaya
mati.
dalam etanol 70% sebanyak 3 L aduk
Pembuatan ekstrak
hingga homogen segera di tutup dan
Daun Papaya)
yang
pepaya
(Carica
digunakan
pada
disimpan
dalam
ruangan
yang
terhindar dari sinar matahari selama 5
penelitian ini banyak terdapat di
hari
sekitar tempat tinggal kita. Bagian
dilakukan evaporasi pada ekstrak
yang digunakan adalah daunnya.
sampai di dapat ekstrak kental.10
Daun dipisahkan dari batangnya,
Tehnik pengumpulan data
kemudian dibersihkan dari kotoran yang menempel. Setelah disortir dan
lalu
Dalam
disaring.
Kemudian
penelitian
ini
digunakan 30 ekor tikus jantan yang
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017)
5
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara di bagi ke dalam tiga kelompok
dan di buat sediaan histologi lalu di
kontrol dan tiga kelompok perlakuan
amati di bawah mikroskop, setelah itu
masing masing kelompok terdiri dari
pada kelompok K2 dan K3 diberi
5 ekor tikus. Masing – masing
gentamisin 0,1% dan pada kelompok
kelompok tikus dikandangkan dalam
P2 dan P3 diberi ekstrak daun pepaya
1 kandang. Semua tikus diberi makan
dilakukan perlakuan 2 kali sehari
dan minum. Pada bagian dasar
yaitu pagi dan sore. Perlakuan
kandang diberi sekam untuk menjaga
dilakukan
suhu tetap optimal.
cotton bud kemudian dioleskan pada
Sebelum penelitian dimulai,
dengaan
menggunakan
permukaan luka dengan sekali oles.
tikus dikarantina selama 3 hari.
Pada
Kemudian di buat luka iris pada
pengambilan jaringan pada kelompok
punggung
dengan
K2 dan P2 lalu di buat sediaan
menggunakan scalpel. Luka iris di
histologinya dan di amati di bawah
buat dengan panjang 1,5 cm, lebar 2
mikroskop. Pada hari ke-7 dilakukan
mm dan kedalaman 3-4 mm. sebelum
pengambilan jaringan pada kelompok
pembuatan
sekitar
K3 dan P3 lalu di buat sediaan
punggung dicukur hingga bersih
histologinya dan di amati di bawah
kemudian diusap dengan alkohol 70%
mikroskop.
untuk
epitel pada sediaan histologi yang di
tiap
luka,
tikus
rambut
membersihkan
kulit
yang
hari
ke-3
Perubahan
dilakukan
ketebalan
kotor.
amati di dengan mikroskop yang
Selanjutnya dilakukan pengambilan
muncul
jaringan pada kelompok K1 dan P1
didokumentasikan.
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017)
dicatat
dan
6
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Cara pemeriksaan ketebalan epitel
Pada tabel 1 hasil analisis
Sediaan histologi di amati dan
diperoleh nilai rata-rata kelompok
di bandingkan ketebalan epitel antara
kontrol hari ke-1 adalah 112,80
kelompok kontrol dan kelompok
sedangkan nilai minimum adalah
perlakuan
73,24 dan nilai maksimum adalah
dengan
menggunakan
mikroskop AxioCam ERc 5s.
162,58. Pada kelompok perlakuan
Analisis data
hari ke-1 diperoleh rata-rata 136,07
Data
yang
diperoleh
sedangkan nilai minimum adalah
tabulasi.
Kemudian
129,08 dan nilai maksimum adalah
dilakukan uji untuk normalitas dan uji
139,11. Pada kelompok kontrol hari
homogenitas varians dengan P>0,05.
ke-3
Jika data yang di peroleh homogen
sedangkan nilai minimum adalah
dan terdistribusi
normal, maka
129,08 dan nilai maksimum adalah
dilanjutkan uji parametrik anova satu
139,11. Pada kelompok perlakuan
arah dengan tingkat kepercayaan 95%
hari ke-3 diperoleh rata-rata 164,58
(α<0,05). Tetapi jika data yang
sedangkan nilai minimum adalah
diperoleh tidak homogen dan tidak
159,72 dan nilai maksimum adalah
terdistribusi
174,49. Pada kelompok kontrol hari
dilakukan
dilanjutkan kruskall
normal, uji
wallis
non
maka parametrik
dengan
tingkat
ke-7
diperoleh
diperoleh
rata-rata
rata-rata
136,07
265,12
sedangkan nilai minimum adalah
kepercayaan 95%.8
245,93 dan nilai maksimum adalah
HASIL
309,69. Pada kelompok perlakuan hari ke-7 diperoleh rata-rata 355,18
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017)
7
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sedangkan nilai minimum adalah
hari ke-1 sampai hari ke-7 sebesar
219,72 dan nilai maksimum adalah
219,11
501,93.
pertambahan epitel tertinggi pada
µm.
didapatkan
hasil
Hasil uji Kruskal – Wallis
kelompok perlakuan dari hari ke-1
diperoleh sig. 0,001 (p<0,05) yang
sampai hari ke-7 yaitu sebesar 219,11
membuktikan bahwa tiap perlakuan
µm.
yang diujikan memiliki perbedaan ketebalan epitel secara
signifikan
bahwa kelompok gentamisin 0,1%
statistik antara kelompok
pada hari ke-1 dibandingkan dengan
gentamisin
0,1%
yang
Pada tabel 3 menunjukkan
dan
kelompok
ekstrak daun pepaya 100%. Pada
tabel
2
didapatkan
kelompok ekstrak daun pepaya 100% pada hari ke-1 diperoleh p>0,05 yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
pertambahan epitel pada kelompok
yang
kontrol hari ke-1 sampai hari ke-3
ketebalan epitel antara kelompok
sebesar 23,27 µm, pada hari ke-3
gentamisin 0,1% dengan kelompok
sampai hari ke-7 sebesar 129,05 µm,
ekstrak daun pepaya 100%.
sedangkan pada hari ke-1 sampai hari ke-7 sebesar
signifikan
secara
statistik
Pada tabel 4 menunjukkan
152,32
µm. Pada
bahwa kelompok gentamisin 0,1%
perlakuan
didapatkan
pada hari ke-3 dibandingkan dengan
pertambahan epitel pada hari ke-1
kelompok ekstrak daun pepaya 100%
sampai hari ke-3 sebesar 28,51 µm,
pada hari ke-3 diperoleh p<0,05 yang
pada hari ke-3 sampai hari ke-7
menunjukkan adanya perbedaan yang
sebesar 190,6 µm, sedangkan pada
signifikan secara statistik ketebalan
kelompok
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017)
8
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara epitel antara kelompok gentamisin
PEMBAHASAN
0,1% dengan kelompok ekstrak daun pepaya 100%.
Berdasarkan
hasil
pengamatan dan data yang diperoleh
Pada tabel 5 menunjukkan
pada penelitian ini tampak terjadi
bahwa kelompok gentamisin 0,1%
proses epitelisasi atau pembentukan
pada hari ke-7 dibandingkan dengan
epitel mulai muncul pada hari ke-3
kelompok ekstrak daun pepaya 100%
dan penambahan epitel terus terjadi
pada hari ke-7 diperoleh p>0,05 yang
pada hari ke-7 dengan perbedaan
menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang bermakna. Hal ini dikarenakan
yang
statistik
proses epitelisasi pada luka sayat
ketebalan epitel antara kelompok
mulai terjadi pada 48 jam pertama
gentamisin 0,1% dengan kelompok
setelah
ekstrak daun pepaya 100%.
kelompok perlakuan terbentuk epitel
signifikan
Pada
Pada
menunjukkan bahwa pertambahan
kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
epitel pada hari ke hari kelompok
pemberian ekstrak daun pepaya 100%
gentamisin
lebih efektif dibandingkan dengan
kelompok
dan
luka.
yang lebih tebal dari kelompok
0,1%
6,7
pembuatan
8
dengan
tabel
secara
dibandingkan ekstrak
daun
gentamisin 0,1% dalam kecepatan
pepaya 100% diperoleh p>0,05 yang
pembentukan epitel pada luka sayat
menunjukkan tidak adanya perbedaan
hewan coba.
yang signifikan secara statistik antara
Hasil
pengamatan
secara
kelompok gentamisin 0,1% dengan
histologi, data yang didapatkan rata-
kelompok ekstrak daun pepaya 100%.
rata ketebalan epitel yang terbentuk
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017)
9
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara pada kelompok K1 adalah 112,80 µm
ekstrak daun pepaya. Pemanfaatan
dan P1 adalah 136,07
daun
µm yang
pepaya
dalam
pengobatan
diukur sebelum pemberian perlakuan.
penyembuhan
Pada hari ke-3 didapatkan rata-rata
mengandung beberapa zat seperti
ketebalan epitel yang terbentuk pada
saponin yang merupakan salah satu
kelompok K2 adalah 136,07 µm
senyawa yang memacu pembentukan
sedangkan
P2
kolagen dalam proses penyembuhan
terbentuk
luka, daun pepaya juga mengandung
adalah 164,58 µm. Pada hari ke-7
vitamin C,E, dan betakaroten yang
didapatkan rata-rata ketebalan epitel
berfungsi sebagai antioksidan yang
yang terbentuk pada kelompok K3
dapat menetralkan radikal bebas hasil
adalah 265,12 µm sedangkan pada
fagositosis neutrofil terhadap debris
kelompok P3 ketebalan epitel yang
dan
terbentuk adalah 355,18 µm dari data
penyembuhan luka, selain itu daun
ini sudah dapat di artikan bahwa
pepaya juga mengandung enzim
ekstrak daun pepaya 100% lebih
papain membantu mempercepat kerja
berpengaruh
proses
makrofag dengan cara meningkatkan
sayat
produksi interleukin yang sangat
gentamisin
berguna untuk proses penyembuhan
ketebalan
pada epitel
epitelisasi
kelompok yang
terhadap pada
dibandingkan
luka
dengan
0,1%.
luka
bakteri
dalam
karena
proses
luka serta menghambat terjadinya Berbagai
literatur
infeksi yang luas.10
menyebutkan bahwa banyak sekali kandungan yang bermanfaaat dalam
Pada
penelitian
Januarsih
menunjukkan bahwa Aqueous leaf
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017) 10
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara extract of Carica Papaya 10% dalam
Penelitian
oleh
eka
vaselin memiliki efekyang lebih baik
mengatakan ekstrak etanol daun
dalam
pepaya 100% efektif mempercepat
proses
mempercepat
regenerasi
epidermis
dan
penyembuhan luka pada mukosa
angiogenesis
dibandingkan
gel
mulut mencit.10
solcoseryl yang telah dipakai oleh
Pada
penelitian
Nayak,
masyarakat luas untuk mempercepat
mengamati pada ekstrak air daun
penyembuhan luka. Hal tersebut
pepaya
disebabkan karena kandungan enzim
diberikan secara topikal kepada tikus
papain, vitamin C dan E, serta beta
jantan Sprague Dawley dan tikus
karoten dalam daun pepaya sangat
yang
menguntungkan
menggunakan
untuk
proses
penyembuhan luka.11 Penelitian
dalam
Vaseline
diinduksi
yang
diabetes
streptozocin.
Pada
tikus yang diinduksi diabetes setelah
yang
dilakukan
diberikan
ekstrak
daun
pepaya
oleh Tiwari ekstrak getah akar
ditemukan kadar hidroksiprolin yang
pepaya dinyatakan memiliki aktivitas
meningkat
penyembuhan luka pada dosis 200
cepatnya akumulasi dan pergantian
mg/kg pada model luka eksisi dan
kolagen
insisi pada tikus albino, pengurangan
meningkatnya laju kontraksi luka
area luka lebih tinggi 9,2% dan waktu
karena
epitelisasi
penanda
lebih
cepat
apabila
yang mengindikasikan
yang
menjelaskan
hidroksiprolin spesifik
merupakan
kolagen
dan
dibandingkan dengan control yaitu
merupakan komponen penting dalam
krim framycetin sulfat 1%.12
matriks
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017) 11
jaringan
granulasi
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ekstraseluler. Selain adanya vitamin
mempengaruhi
C yang berperan dalam perubahan
penyembuhan
prolin
reepitelisasinya.
menjadi
kandungan
hidroksiprolin,
enzim
papain
dan
chymopapain sangat berperan dalam
kecepatan luka
dan
DAFTAR PUSTAKA 1.
Hasibuan L Y, Soedjana H,
penyembuhan luka karena merupakan
Bisono.
enzim
Sjamsuhidajat, de jong, Editor.
proteolitik
dan
memiliki
aktivitas antimikrobial.13 Penelitian oleh
pemberian dalam
ekstrak etanol
dalam
:
Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3.
yang
Nirwansyah
Luka
dilakukan mengatakan
daun 70%
Jakarta : EGC ; 2010. 2.
pepaya
diFiore
dapat
Dengan
Korelasi
Fungsional. Edisi 11. Jakarta :
meningkatkan jumlah makrofag dan jaringan kolagen yang terbentuk pada
Eroschenko VP. Atlas Histologi
EGC ; 2010. 3.
penyembuhan luka insisi.14
Gorda
IW,
Soma
IG,
Dharmayudha
AAGO.
The
Penelitian
yang
dilakukan
Influence
Telgenhoff
juga
mengenai
Incision Wound Recovery in
penyembuhan luka yang hasilnya
Mice (Mus Musculus). Faculty of
reepitelisasi
Veterinary Medicine Udayana
oleh
meningkat
pada
kelompok papain.15 Berdasarkan
of Honey in the
University ; 2011. beberapa
4.
penelitian di atas ekstrak daun pepaya pada luka sayat tikus wistar dapat Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017) 12
Lipsky BA, Hoey C. Topical Antimicrobial
Therapy
for
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Treating Chronic Wounds. Clin
5.
Experimental
Chambers, H.F. Aminoglikosida
New York ; Mac Millan; 1963
Spektinomisin.
Dalam
10. Ruswanti OE, Cholil S, Bayu I.
Farmakologi Dasar & Klinik.
Efektivitas Ekstrak Etanol Daun
Jakarta: EGC ; 2010.
Pepaya (Carica Papaya) 100%
Yahya M. Pepaya. Dalam :
Terhadap Waktu Penyembuhan
Novieta N, Editor. Khasiat Daun
Luka : Jurnal Kedokteran Gigi.
Pepaya Untuk Penderita Kanker.
Vol 2. No 2 ; 2014. 11. Januarsih
Septiningsih
Erna.
Efek
Penyembuhan
Luka
Bakar
Pemberian
I.
Perbandingan
Topikal
Aqueous
Lead Extract of Carica Papaya
Ektrak Etanol 70% Daun Pepaya
(ALEC)
(Carica
Papaya
L.)
dalam
Terhadap
Sediaan
Gel
pada
Kulit
Penyembuhan Luka Sayat Pada
Punggung Kelinci New Zealand.
Kulit Mencit (Mus Musculus).
Fakultas
Maj Kedokt : 2010
Farmasi
Muhammadiyah
Universitas Surakarta
;
12. Tiwari
Notoatmodjo
dan
P,dkk.
Madu
Khaula
Percepatan
Evaluation
of
Aquoeus Extract of Roots of Carica
2008. 8.
WY.
Design, Theory, and Application.
Jakarta : Dunia Sehat ; 2012. 7.
Federer,
Infect Dis. 2009; 49: 1541-9.
&
6.
9.
S.
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ; 2012
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017) 13
papaya on Wound Healing Activity in Albino Rats. J. Chem. Pharm : 2011
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 13. Nayak BS, Lexley PP, and Dale
Chlorophyllin on Wound Matrix
M. Wound Healing Activity of
Remodelling. Wound Repair and
Carica
Regeneration ; 2007
papaya
L.
in
Experimentally Induced Diabetic Rats.
Indian
Journal
of
Experimental Biology Vol. 45 pp. 739-743: 2007 14. Parampasi Pengaruh
N,
Soemarno
Pemberian
T.
Ekstrak
Daun Pepaya dalam Etanol 70% pada Proses Penyembuhan Luka Insisi.
Departemen
Patologi
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya; 2013 15. Telgenhoff D, dkk. Influence of Papain
Urea
Copper
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017) 14
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tabel 1. Hasil analisis Kruskall-wallis disertai dengan nilai rata-rata dan nilai manimum maximum.
Kelompok Kontrol hari ke-1 Perlakuan hari ke-1 Kontrol hari ke-3 Perlakuan hari ke-3 Kontrol hari ke-7 Perlakuan hari ke-7
n 4 4 4 4 4 4
Rata-rata ± min - max 112,80 ± 73,24 - 162,58 136,07 ± 129,08 – 139,11 136,07 ± 129,08 – 139,11 164,58 ± 159,72 – 174,49 265,12 ± 245,93 – 309,69 355,18 ± 219,72 – 501,93
P
0,001
Tabel 2. Hasil pertambahan rata rata epitel dari hari ke hari pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan Kelompok
Hari
Pertambahan epitel
Kontrol
1-3
23,27 µm
Kontrol
3-7
129,05 µm
Kontrol
1-7
152,32 µm
Perlakuan
1-3
28,51 µm
Perlakuan
3-7
190,6 µm
Perlakuan
1-7
219,11 µm
Tabel 3. Hasil uji Mann-Whitney antara kelompok gentamisin 0,1% dengan ekstrak daun pepaya 100% pada hari ke-1. n P Keterangan 4 Gentamisin 0,1% 0,248 Tidak Signifikan 4 Ekstrak Daun Pepaya 100% Tabel 4. Hasil uji Mann-Whitney antara kelompok gentamisin 0,1% dengan ekstrak daun pepaya 100% pada hari ke-3. n P Keterangan 4 Gentamisin 0,1% 0,021 Signifikan 4 Ekstrak Daun Pepaya 100%
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017) 15
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tabel 5. Hasil uji Mann-Whitney antara kelompok gentamisin 0,1% dengan ekstrak daun pepaya 100% pada hari ke-7. n P Keterangan 4 Gentamisin 0,1% 0,248 Tidak Signifikan 4 Ekstrak Daun Pepaya 100%
Tabel 6. Hasil uji Mann-Whitney pertambahan epitel antara kelompok gentamisin 0,1% dengan ekstrak daun pepaya 100% pada hari ke-1 sampai ke-3 n P Keterangan 1 Gentamisin 0,1% 0,317 Tidak Signifikan 1 Ekstrak Daun Pepaya 100% Tabel 7. Hasil uji Mann-Whitney pertambahan epitel antara kelompok gentamisin 0,1% dengan ekstrak daun pepaya 100% pada hari ke-3 sampai ke-7 n P Keterangan 1 Gentamisin 0,1% 0,317 Tidak Signifikan 1 Ekstrak Daun Pepaya 100% Tabel 8. Hasil uji Mann-Whitney pertambahan epitel antara kelompok gentamisin 0,1% dengan ekstrak daun pepaya 100% pada hari ke-1 sampai ke-7 n P Keterangan 1 Gentamisin 0,1% 0,317 Tidak Signifikan 1 Ekstrak Daun Pepaya 100%
Ibnu Sina Biomedika Volume 1, No.1 (2017) 16