Jurnal Psikologi Agustus 2011, Vol. 1, No.12, hal 18-23
PERBEDAAN TINGKAT AKTUALISASI DIRI ANGGOTA PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA DITINJAU DARI PANGKAT SUAMI DI BATALYON INFANTERI 512 KOMPI C MALANG
Siti Chotimah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan Syaiful Hadi Dosen Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan
Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat aktualisasi diri anggota Persit Kartika Chandra Kirana ditinjau dari pangkat suami di Batalyon Infanteri 512 Kompi C Malang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Persit Kartika Chandra Kirana yang ada di Batalyon Infanteri 512 Kompi C Malang dengan jumlah 75 orang yaitu 5 orang istri Perwira, 25 orang istri Bintara, 49 Istri Tamtama. Untuk pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik stratified sampel. Pengumpulan data menggunakan skala aktualisasi diri dengan koefisien korelasi product moment antara 0,5378-0,5823 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,9994. Dari hasil analisa data yang menggunakan teknik anava 1 jalur menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat aktualisasi diri anggota Persit Kartika Chandra Kirana ditinjau dari pangkat suami diterima pada taraf sangat signifikan dimana FoA sebesar 8,31911018 lebih besar dari f tabel 1% = 4.61 dan f tabel 5%.Dengan demikian ada perbedaan dimana istri Perwira memiliki aktualisasi diri lebih tinggi dibanding istri Bintara dan Tamtama. Kata Kunci: Aktualisasi diri, pangkat suami
seperti yang telah dijelaskan diatas,
Pendahuluan
ibu-ibu Persit Karika Chandra Kirana
Kebutuhan untuk mengungkap-
dapat mengembangkan dirinya, krea-
kan diri atau aktualisasi diri meru-
tif, bersosialisasi, bertindak secara
pakan kebutuhan manusia yang pa-
konseptual, dan bertanggung jawab.
ling tinggi dalam teori Maslow. Ke-
Maslow (dalam Koswara, 1991)
butuhan ini muncul apabila kebu-
menyebutkan bahwa aktualisasi diri
tuhan-kebutuan yang ada di bawah-
sebagai hasrat dari individu untuk
nya (psikologis, rasa aman, sosial-
menyempurnakan
isasi serta harga diri) telah terpuas-
dirinya
melalui
pengungkapan segenap potensi yang
kan dengan baik.
dimilikinya. Aktualisasi diri sangat-
Aktualisasi diri bagi seorang
lah penting bagi ibu-ibu Persit karena
istri prajurit dapat diperoleh dalam
dengan mereka mengaktualisasikan
organisasi Persit Chandra Kirana,
diri mereka dapat lebih memberi
karena dalam organisasi tersebut 18
nilai positif bagi dirinya sendiri bagi
sempatan yang lebih besar daripada
karier suami mapun bagi organisasi
istri seorang Prajurit atau Bintara.
dan masyarakat. Diharapkan dari
Hal ini disebabkan istri seorang Per-
mengaktualisasi diri, ibu-ibu Persit
wira
tidak hanya berperan sebagai ibu ru-
kegiatan-kegiatan di Persit dan lebih
mah tangga yang selalu mendam-
berpengaruh di organisasinya. Hal ini
pingi suami, tetapi juga ibu-ibu Per-
memungkinkan adanya perbedaan
sit dapat mengembangkan potensi-
antara anggota dengan ketua dalam
potensi yang dimilikinya, menya-
mengaktualisasikan diri dalam kegia-
lurkan hobinya, kreativitasnya serta
tan Persit Kartika Chandra Kirana.
menambah wawasan, pengetahuan
Padahal belum tentu istri Tamtama
dan
ataupun Bintara yang aktif dalam
ketrampilannya
dalam
or-
ganisasi Persit. Dalam
lebih
banyak
melakukan
organisasi yang selalu memberikan
fenomena
yang
ada,
ide-idenya dan mampu melaksana-
pangkat suami dalam TNI AD
kan tugasnya dengan baik.
menentukan pula jabatan istri dalam
Maslow (dalam Goble, 1987)
keanggotaan Persit. Yang artinya bila
menyebutkan bahwa kodratnya sen-
suami
pangkatnya
tinggi
secara
diri manusia memperlihatkan desa-
jabatan
istrinya
dalam
kan kearah makhluk yang makin
kegiatan Persit juga tinggi, seperti
penuh, desakan kearah aktualisasi
contoh: Istri komandan Bataliyon
diri yang bahwa paling tidak hampir
secara otomatis adalah menjadi ketua
setiap individu lebih membawa ke-
Persit. Dan apabila istri prajurit yang
mampuan serta kebutuhan untuk
mempunyai suami berpangkat rendah
berkembang secara psikologis. Dari
maka jabatannya dalam Persit juga
pernyataan tersebut dapat disimpul-
rendah. Disamping itu juga seorang
kan bahwa aktualisasi diri yang
istri prajurit tahu bagaimana menem-
makin sempurna atas kemanusia-
patkan diri sesuai dengan pangkat
annya. Karenanya maslow yakin
dan jabatan suami (Kartika Kencana,
bahwa paling tidak hampir setiap in-
edisi 63/2001 TH XVII).
dividu lebih membawa kemampuan
otomatis
Dalam kegiatan yang dilakukan dalam
organisasi
Persit
serta kebutuhan untuk berkembang
Kartika
secara psikologis. Dari pernyataan
Chandra Kirana, istri seorang Per-
tersebut dapat disimpulkan bahwa
wira mempunyai kesibukan dan ke-
aktualisasi bagi seseorang tidaklah 19
ada batasan-batasannya, orang tua,
Batayon Infanteri 512 Kompi C
mahasiswa, dosen, buruh, dan ibu
Malang yang berjumlah 75 orang.
rumah tanggapun bisa mengaktuali-
Untuk mengetahui tingkat aktu-
sasikan dirinya yakni dengan jalan
alisasi diri digunakan skala tingkat
membuat yang terbaik atau bekerja
aktualisasi diri yang disusun berda-
sebaik-baiknya sesuai dengan jalan
sarkan ciri-ciri aktualisasi diri yaitu:
membuat yang terbaik atau bekerja
pengamatan realita, penerimaan diri
sebaik-baiknya sesuai dengan bi-
dan orang lain, minat sosial, keman-
dangnya masing masing.
dirian, dan kreatifitas.
Metode Penelitian
Analisa Data Hasil data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan Anava-1
Definisi Operasional Aktualisasi diri adalah dorongan
jalur. Fungsinya untuk memisahkan
individu untuk mengembangkan po-
antara
data
dalam
kelompok-
tensi diri yang dimilikinya ditandai
kelompok yang dibandingkan.
dengan ciri mengamati realita serta dapat
menerima
maupun
orang
dirinya lain,
sendiri
Hasil Penelitian
mempunyai
minat sosial, mandiri, serta memiliki
Hasil analisa data yang diguna-
kreativitas.
kan teknik Anava 1 jalur diperoleh
Pangkat TNI yaitu pangkat dinas
FoA = 8,3191 lebih besar dari F tabel
prajurit yang saat ini disandangnya
1% = 5,61, menunjukkan bahwa ada
mulai dari pangkat Tamtama yang
perbedaan tingkat aktualisasi diri
merupakan jenjang terendah, kemu-
anggota Persit ditinjau dari pangkat
dian Bintara dan selanjutnya yang
suami diterima pada taraf sangat sig-
merupakan pangkat tertinggi yaitu
nifikan.
Perwira.
Hasil perhitungan uji-t pasca ujif menunjukkan bahwa perbedaan
Subjek Penelitian dan Instrumen
tingkat aktualisasi diri yaitu:
Penelitian
1.
Istri perwira dengan istri Bintara
Subyek penelitian dalam peneli-
= 1,873988 (Non Signifikan),
tian ini adalah istri para anggota
menunjukkan bahwa tidak ada
Persit Kartika Chandra Kirana di
perbedaan tingkat aktualisasi an20
tara istri perwira dengan istri Bintara. Table 1. Ringkasan Hasil Perhitungan Anava-1 jalur Sumber Variasi
db
F F Tabel Tabel 1% 5% 1501,0489 750,52444 8,3191108 4,61 3,00 JK
MK
FoA
Perlakuan (A)
2
Dalam (d)
72
6495,6178 90,216914
Total (T)
74
7996,6667
2.
3.
Ket.
Sangat Signifikan
Istri perwira dengan istri Tam-
Artinya istri Perwira memiliki ting-
tama = 4,477522 (sangat Signi-
kat aktualisasi diri lebih tinggi
fikan), menunjukkan bahwa ada
dibanding istri Bintara, dan istri Bin-
perbedaan yang sangat signi-
tara memiliki tingkat aktualisasi diri
fikan antara istri perwira dengan
lebih tinggi dibanding istri Tamtama.
istri Tamtama.
Sehingga hipotesis yang diajukan
Istri Bintara dengan istri Tam-
dalam penelitian ini diterima.
tama = 2,3692819 (sangat Sig-
Hasil tersebut sejalan dengan te-
nifikan), menunjukkan bahwa
ori yang dikemukakan oleh Maslow
ada perbedaan yang sangat sig-
dalam Koswara (1991) yang menya-
nifikan
takan bahwa bentuk kebutuhan akan
antara
istri
Bintara
dengan istri Tamtama.
aktualisasi diri pada setiap orang berbeda-beda. Di samping itu dalam pencapaian aktualisasi diri banyak
Pembahasan
sekali
Berdasarkan hasil analisa data
hambatannya.
Hambatan-
hambatan itu bisa berasal dari dalam
diperoleh hasil FoA = 8.3191 lebih
individu yaitu berupa ketidaktahuan,
besar dari pada F tabel 1% = 4,61
keraguan, dan bahkan juga rasa takut
yang menunjukkan bahwa ada per-
dari ibu Persit untuk mengungkapkan
bedaan tingkat aktualisasi diri ang-
potensi-potensi
gota Persit yang sangat signifikan
yang
dimilikinya.
Hambatan yang berasal dari luar in-
antara istri Perwira, Bintara dan
dividu berupa kesempatan untuk
Tamtama.
mengikuti kegiatan diluar lebih banyak dan lebih padat dilakukan oleh 21
istri Perwira dan Bintara dibanding
hasil kegiatannya ke anggota yang
istri Tamtama.
lain. 2.
Bagi Organisasi Persit Bagi organisasi Persit, hendak-
Kesimpulan dan Saran
nya mengadakan kegiatan-kegiatan yang lebih bervariasi, untuk lebih
Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
menggali potensi-potensi diri ang-
yang menggunakan teknik Anava 1
gotanya, sehingga anggota Persit ti-
jalur diperoleh FoA = 8,3191 lebih
dak merasa bosan dan menemukan
besar dari F tabel 1% = 5.61, menun-
hal-hal yang baru dalam kegiatannya,
jukkan bahwa ada perbedaan tingkat
serta demi kemajuan organisasi Per-
aktualisasi diri anggota Persit ditin-
sit dan para anggotanya.
jau dari pangkat suami diterima pada
3.
taraf sangat signifikan.
Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya di-
harapkan dapat menggali lebih dalam Saran
aspek-aspek yang terkait dengan ak-
1.
Bagi Anggota Persit
tualisasi diri, lebih spesifik dalam
Dalam hal ini diharapkan ibu-
mengungkapkan potensi-potensi diri
ibu Persit (Anggota Persit), yang
individu, sehingga dapat mengung-
suaminya berpangkat Tamtama lebih
kap aktualisasi diri yang lebih baik
aktif dalam kegiatan-kegiatan orga-
lagi.
nisasi Persit serta dapat lebih menggali potensi-potensi yang dimiliki
Daftar Pustaka
dengan cara menyalurkan potensi-
Azwar, Saifuddin. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
potensinya dalam organsasi tersebut yang nantinya akan lebih berguna
_________. 2005. Dasar-dasar Psikometri. Jogyakarta: Pustaka Pelajar
bagi masyarakat. Dan bagi istri Perwira dan Bintara diharapkan dapat mempertahankan
_________. 2006. Reliabilitas Dan Validitas. Jogyakarta: Pustaka Pelajar
potensi-potensi
yang dimiliki dengan tetap aktif dalam mengikuti organisasi Persit. Ibu
Boeree,G. 2004. Personality Teories. Bandung: Prisma Sophie
Persit yang telah mengikuti kegiatan
Goble,F. 1987. Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Kanisius
diluar diharapkan dapat menerapkan 22
Hadi, S. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada
Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Hall.Calvin S, Lindzey G. 1995. Teori-Teori Holistik (Organismik Fenomenologis). Yogyakarta: Kanisius
Pengurus Pusat.1999. AD-ART Persit Kartika Chandra Kirana.
Kerlinger. 2000. Asas Penelitian Behavioral. UGM Press
Poerwanti, Endang. 1994. DasarDasar Metodelogi Penelitian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Kisni, Daya. 2003. Psikologi Lintas Budaya. Malang: Universitas Gajah Mada
Santoso, Ananda. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika
Koswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Eresco
Turman, S. 1990. Teori Kepribadian. Jakarta: Restu Agung
Majalah Kartika Kencana Edisi 63. 2001
Undang-Undang RI Tentang TNI. (2004). DPR. RI
Majalah Kartika Kencana Edisi 70. 2003
Winarsunu, T. 1996. Statistik Teori dan Aplikasinya dalam Penelitian. Malang: UMM Press
Maslow, Abraham H. 1993. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo
23