PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERBEDAAN TINGKAT SOCIAL INTEREST PADA REMAJA AKHIR DITINJAU DARI GENDER
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh: Marcella Claudya Yune Senduk 109114088
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama – lamanya !” -Roma 11:36-
“In God I move and breath and have my being” - Oprah Winfrey-
“Motivation is what gets you started. Habit is what keeps you going” - Jim Rohn -
“Sometimes you have to fight a battle more than once to win it” - Margaret Thatcher –
“I never dreamed about success, I worked for it” - Estee Lander -
“ I didn’t always know what I wanted to do, But I knew the kind of woman I wanted to be” - Diane Von Furstenberg -
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
For my Lord Jesus Christ !!!
Keluarga saya yang terkasih yang selalu mendukung saya, mama, papa, kedua adik saya (Gaby & Deon). Dan kepada yang terkasih, Roni Tampubolon. Terima kasih untuk setiap doa, kesabaran dan dukungan kalian.
Kepada kedua dosen pembimbing saya, Bu Nimas dan Bu Ratri. Terima kasih untuk kesabaran dalam membimbing saya menyelesaikan karya ini.
Serta kepada semua orang yang telah mendukung terwujudnya karya ini. Ini untuk kalian
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Penulis,
Marcella Claudya Yune Senduk
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERBEDAAN TINGKAT SOCIAL INTEREST PADA REMAJA AKHIR DITINJAU DARI GENDER Marcella Claudya Yune Senduk ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat social interest pada remaja akhir ditinjau dari gender yaitu laki – laki dan perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif yang melibatkan 200 subjek. Subjek dalam penelitian ini merupakan 100 remaja akhir laki – laki dan 100 remaja akhir perempuan yang berada pada rentang usia 18 hingga 21 tahun. Untuk pengambilan data, peneliti menggunakan Skala Social Interest yang disusun oleh peneliti sendiri. Skala ini terdiri dari 28 aitem yang disusun berdasarkan 3 aspek dari social interest. Data kemudian dianalisis dengan uji nonparametrik Mann Whitney. Hasil analisis statistik menunjukkan ada perbedaan tingkat social interest (U = 3626, Z = -3.361, p < 0,05) antara remaja akhir laki – laki dan perempuan. Kata kunci : tingkat social interest, remaja akhir, laki – laki, perempuan
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DIFFERENT LEVELS OF SOCIAL INTEREST ON LATELY ADOLESCENCE BASED ON GENDER GROUPS Marcella Claudya Yune Senduk ABSTRACT This research aims to knew different levels of social interest on lately adolescence based on gender that boy and girl. This research was a quantitative comparative research that involved 200 subjects. The subjects were 100 boys and 100 girls in range of age 18-21 years old. The researcher used Social Interest Scale made by researcher. This scale consist of 28 items and was designed based on 3 aspects of social interest. Data were analyzed using nonparametric Mann Whitney test. According to the result of statistic analysis, there are different levels of social interest and behavior (U = 3626, Z = -3.361, p < 0,05) on lately adolescence based on gender. Keywords : levels of social interest, lately adolescence, boy, girl.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama
:
Marcella Claudya Yune Senduk
Nomor Mahasiswa
:
109114088
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERBEDAAN TINGKAT SOCIAL INTEREST PADA REMAJA AKHIR DITINJAU DARI GENDER Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpusatakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama saya tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 31 Agustus 2015
Yang menyatakan,
(Marcella Claudya Yune Senduk)
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas setiap penyertaan-Nya sehingga skripsi dengan judul “Perbedaan Tingkat Social Interest pada Remaja Akhir Ditinjau dari Gender” ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pemilihan topik social interest didasarkan kepada keprihatinan saya akan kondisi remaja di Indonesia saat ini. Berbagai macam kasus yang menampilkan perilaku buruk remaja tidak pernah berhenti menghiasi berbagai media di Indonesia setiap harinya. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi jalan keluar dalam mengatasi perilaku buruk dari remaja. Penulisan skripsi ini tentunya dapat selesai berkat dukungan dan doa dari banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bpk. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan juga dosen pembimbing akademik. Terima kasih atas bimbingannya sehingga saya dapat menyelesaikan studi saya. 2. Ibu Ratri Sunar Asusti, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Pembimbing Skripsi saya yang kedua. Terima kasih atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran hingga terselesainya skripsi saya. 3. Ibu MM. Nimas Eki Suprawati, Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi pertama saya, terima kasih untuk setiap bimbingannya dan pelajaran yang telah diberikan selama saya menyusun skripsi saya.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Segenap Bapak / Ibu staf pengajar dan karyawan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih untuk setiap ilmu, pelajaran dan bantuan yang telah di berikan 5. dr. Alboin Carlo Senduk dan Marlina Riane Ranti. Dua nama yang tanpa hentinya memberikan doa dan semangat dan tanpa menuntut lebih dari yang saya mampu lakukan. 6. Roni tampubolon. Terima kasih untuk semua yang telah dilakukan dalam setiap masa kehidupan saya. 7. Kepada sahabat – sahabat saya : Caecilia, Celly, Yohana, Lorensia, dan yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih untuk setiap dukungan dengan cara yang berbeda – beda yang selalu kalian berikan. Terima kasih untuk setiap cerita, suka dan duka yang mengiringi perjalanan studi saya di Yogyakarta. 8. Kepada teman – teman pemuda di Filadelfia Youth Fellowship Yogyakarta. Terima kasih untuk setiap doa penuh kasih yang selalu kalian berikan bagi saya. 9.
Kepada Ka Ester, Ka Ayni dan Igres. Terima kasih menjadi tempat saya bercerita banyak hal dan selalu mengingatkan saya untuk semakin dekat dan bertumbuh dalam Tuhan Yesus Kristus.
10. Kepada Angel dan Tania, dua adik KP saya. Terima kasih untuk doa dan dukungan yang diberikan.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Kepada adik – adik saya yang terkasih Ary, Anton, Rio, Rizky, Angel, Ila dan Tania. Terima kasih telah membantu saya dalam membagikan skala penelitian saya. 12. Kepada teman – teman dari Universitas Sanata Dharma dan Pemuda di Gereja Kristen Filadelfia Yogyakarta. Terima kasih telah membantu saya dalam mengisi skala penelitian saya. 13. Untuk Hilda, Fili dan teman – teman bimbingan saya. Terima kasih untuk kesediaannya bertukar ilmu dan informasi berkaitan dengan penyelesaian skripsi ini. 14. Kepada Engger, terima kasih atas bantuannya dalam pengerjaan analisis SPSS penelitian saya. 15. Kepada Ibu Ni Komang Darmiati selaku Director of HR di Eastparc Hotel Yogyakarta, tempat saya bekerja. Terima kasih untuk kepercayaan dan posisi yang diberikan. Terima kasih untuk dukungannya dalam memberikan saya waktu yang fleksibel untuk menyelesaikan tugas akhir saya. 16. Kepada semua staff Eastparc Hotel Yogyakarta, Mba Shela dan terutama bagian Finance : Pak Agus, Mba Ratih, Mba Eka, Mba Wulan, Mba Fani, Mas Wahyu dan Mas Ryan. Terima kasih untuk setiap dukungan dan bimbingan yang diberikan dalam masa saya bekerja di Eastparc Hotel 17. Terima kasih kepada teman – teman dari Pusat Studi Jerman UGM, Velia, Raina dan Donny. Terima kasih untuk setiap dukungan kalian dan dalam usaha kita menuju Deutschland.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18. Untuk keluarga Santiago Olmos dan Isabela Weiss, Jacob dan Johan. Terima kasih mau menerima saya dalam masa studi saya di Jerman nanti. 19. Seluruh teman-teman angkatan 2010 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, terima kasih untuk kebersamaannya. 20. Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi saya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih. Tuhan beserta kalian.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membuat skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan menjadi masukan bagi kalangan remaja akhir.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Penulis,
(Marcella Claudya Yune Senduk)
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..................................ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi ABSTRAK ..........................................................................................................vii ABSTRACT ........................................................................................................viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ...........................................................................................xviii DAFTAR SKEMA ............................................................................................ xix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xx BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9 1. Manfaat Teoritis .................................................................... 9 2. Manfaat Praktis ...................................................................... 9
BAB II
LANDASAN TEORI.................................................................. 10
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Social Interest.......................................................................... 10 1. Definisi Social Interest ........................................................ 10 2. Aspek – aspek Social Interest.............................................. 12 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Social Interest ............ 13 a. Faktor Personal ................................................................ 13 b. Faktor Demografis .......................................................... 15 c. Faktor Relasi ................................................................... 18 B. Remaja dan Gender ................................................................. 22 1. Remaja ................................................................................. 22 a. Definisi Remaja………...................................................22 b. Definisi Remaja Akhir………........................................23 2. Gender…………………………………..............................26 a. Laki – laki……………………......................................27 b. Perempuan……………………......................................29 C. Perbedaan Tingkat Social Interest pada Remaja Akhir ditinjau dari Gender ............................... 31 D. Skema Penelitian ..................................................................... 35 E. Hipotesis Penelitian ................................................................. 36 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 37 A. Jenis Penelitian ........................................................................ 37 B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................... 37 1. Variabel Dependen .............................................................. 37 2. Variabel Independen ............................................................ 37
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................ 37 1. Social Interest ...................................................................... 37 2. Gender ................................................................................. 38 D. Karakteristik Subjek Penelitian ............................................... 38 E. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 39 F. Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 41 1. Validitas ............................................................................... 41 2. Seleksi Aitem....................................................................... 42 3. Reliabilitas ........................................................................... 44 G. Metode Analisis Data .............................................................. 44 1. Uji Asumsi ........................................................................... 44 a. Uji Normalitas ................................................................. 44 b. Uji Homogenitas ............................................................. 45 2. Uji Hipotesis ........................................................................ 46 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 47 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 47 B. Deskripsi Subjek Penelitian..................................................... 48 C. Hasil Penelitian........................................................................ 48 1. Deskripsi Data Penelitian .................................................... 48 2. Uji Hipotesis ........................................................................ 50 D. Pembahasan ............................................................................. 52
BAB V
PENUTUP ................................................................................... 55 A. Kesimpulan ............................................................................. 55
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Saran ........................................................................................ 55 1. Bagi Orangtua ...................................................................... 55 2. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................. 55 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 57 LAMPIRAN ........................................................................................................ 61
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1. Skor Penilaian Skala Social Interest ..................................................... .40 Tabel 2. Blueprint Skala Social Interest .............................................................. 40 Tabel 2a. Blueprint sebelum seleksi aitem .......................................... 40 Tabel 2b. Blueprint setelah seleksi aitem ............................................ 43 Tabel 2c. Blueprint Final ..................................................................... 43 Tabel 3. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................................... 48 Tabel 3a. Deskripsi Kelompok Subjek ................................................ 48 Tabel 3b. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................. 49 Tabel 4. Hasil Uji Asumsi dan Hipotesis ............................................................. 50 Tabel 4a. Hasil Uji Normalitas Skala Social Interest .......................... 50 Tabel 4b. Hasil Uji Homogenitas Skala Social Interest ...................... 51 Tabel 4c. Hasil Uji Mann-Whitney Skala Social Interest ................... 51
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SKEMA Skema 1
Dinamika Tingkat Social Interest pada Remaja Akhir Laki – Laki dan Perempuan ...........................................................35
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Skala Social Interest .................................................................... 63
Lampiran 2
Hasil Uji Reliabilitas dan Kualitas Item Skala Social Interest .............................................................................. 81
Lampiran 3
Hasil Analisis Data ...................................................................... 85
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu tahapan penting dalam perkembangan hidup manusia. Selain karena pada tahapan ini remaja mengalami perubahan yang signifikan dalam aspek biologis, psikologis dan sosial-emosi, masa remaja juga merupakan suatu titik yang akan menentukan seperti apa kepribadian individu di masa yang akan datang (Eccles & Wigfield, 2000). Pada kenyataannya, belakangan ini perilaku buruk remaja menjadi sebuah fenomena yang terus menerus terjadi dan menjadi perhatian masyarakat. Studi yang dilakukan oleh Makrenoglou (2008) dari Monash University Australia menyebutkan bahwa saat ini remaja sedang terjebak dalam dunia kekerasan, kriminalitas, dan penggunaan obat – obatan terlarang. Penelitian lainnya yang mengambil subjek remaja di Amerika Serikat menyebutkan hal yang serupa, dimana 15% hingga 30% remaja mengalami drop out dari sekolah yang kemudian diikuti dengan perilaku negatif lainnya seperti tindak kriminalitas, pengkonsumsian alkohol dan penggunaan obat – obatan terlarang (Office of Educational Research and Improvement Eccless & Wigfield, 2000).
1
dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Fenomena tersebut tidak hanya dialami oleh remaja dari negara – negara maju seperti Australia maupun Amerika Serikat. Faktanya remaja Indonesia juga mengalami hal yang serupa. Remaja di Indonesia saat ini berada dalam suatu kondisi yang sangat memprihatinkan. Setiap harinya pemberitaan di berbagai media baik itu media elektronik, cetak maupun media sosial tidak pernah terlepas membahas tentang perilaku buruk remaja saat ini. Global Youth Tobacco Survey menyebutkan bahwa data perokok remaja di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dari beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2006 remaja Indonesia yang merupakan perokok aktif ada sebanyak 12,6% yang kemudian meningkat hampir 2 kali lipat pada tahun 2009 menjadi 20,3%
(http://www.litbang.depkes.go.id/berita-data-
rokok). Data tersebut sejalan dengan penemuan yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Centers of Disease Control and Prevention yang memperkirakan ada sekitar 5 juta remaja meninggal setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit yang muncul dari perilaku merokok (dalam Eccles & Wigfield, 2000). Data lain mengenai perilaku buruk remaja yang cukup mengejutkan adalah tingginya hubungan seksual pra – nikah yang diikuti dengan tingginya tingkat aborsi yang dilakukan oleh remaja. Pada tahun 2010 BKKBN menemukan sekitar 51% remaja di Jabodetabek yang telah melakukan hubungan seks
pra-nikah. Sedangkan hasil penelitian pada remaja di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Yogyakarta dari 1.160 mahasiswa ada sebanyak 37% remaja yang mengalami kehamilan
sebelum
menikah
(https://dwinovitaernaningsih.wordpress.com/2011/07/02/pengaruh-seksbebas-terhadap-kesehatan-reproduksi-remaja/).
Data
sebelumnya
juga
menyebutkan bahwa 26,35% dari 846 pernikahan remaja di Yogyakarta telah melakukan hubungan seks sebelum menikah dan 50% dari kasus tersebut menyebabkan kehamilan di luar nikah. Saat ini diperkirakan ada sekitar 100 remaja yang melakukan aborsi karena kehamilan yang tidak diinginkan sehingga jika dihitung setiap tahunnya ada 36 ribu kasus aborsi yang dilakukan oleh remaja
(http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-
anak/overview-adolescent-health-problems-and-services.html).
Menurut
Adler (dalam Olson & Hergenhan, 2007), kasus – kasus yang dijabarkan tersebut, baik itu kriminalitas, perilaku bunuh diri, penggunaan obat - obatan terlarang dan pelanggaran seksual merupakan dampak paling nyata dari kurangnya social interest pada diri remaja, dimana seharusnya masa remaja menjadi periode berkembangnya social interest (Stoykova, 2013). Social interest adalah sebuah kapasitas dalam diri individu untuk hidup selaras dan kooperatif dengan menempatkan nilai – nilai dalam masyarakat sebagai yang terutama, memiliki rasa empati dan berkonsentrasi untuk kesejahteraan orang lain demi cita - cita terbentuknya masyarakat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
ideal. Social interest tersusun dari 3 aspek yakni hidup selaras, empati dan berfokus terhadap kesejahteraan orang lain. Social interest yang tinggi pada diri seseorang berkontribusi dalam mendorong individu untuk memiliki rasa mencintai terhadap seluruh aspek dalam kehidupannya. Nilai tersebut kemudian akan mendorong individu untuk menghindari perilaku – perilaku yang bersifat negatif seperti kriminalitas, perilaku bunuh diri, penggunaan obat – obatan terlarang dan pelanggaran seksual (Schwartz, 2003). Stoykova, Zh. (2013) mengemukakan bahwa perwujudan dari social interest merupakan kriteria yang penting untuk mengukur kesehatan psikologis seseorang. Social interest dianggap sebagai sebuah “barometer of normality” yang dapat diartikan sebagai sebuah alat ukur untuk menilai kualitas hidup seseorang (Stoykova, Zh. 2013). Selain itu, sama seperti yang telah disebutkan oleh
Stoykova, Zh (2013), Schwartz
(2003) juga berpendapat bahwa social interest dapat dilihat sebagai sebuah prediktor dari status kesehatan psikologis seseorang dan juga dapat dijadikan sebagai sebuah penyeimbang dari stres. Beberapa penelitian mengenai social interest telah dilakukan untuk melihat keterkaitan antara variabel social interest dengan variabel yang lainnya. Barlow, Tobin dan Schmidt (2009) melakukan penelitian dengan melihat keterkaitan antara social interest dan psikologi positif (harapan dan optimisme). Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa social interest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
berkorelasi siginifikan dengan harapan dan optimisme. Mozdzierz dan Semyck (1981) juga mengemukakan bahwa self-significance, self-acceptance dan self-actualization memiliki hubungan positif dengan social interest. Sedangkan dalam variabel relasi, pengalaman relasi anak dengan ibu (Cloniger, S., 2004), relasi antar anggota keluarga (Stoykova, 2013; Johnson, Smith & Nelson, 2003) dan relasi dalam lingkungan sekolah (Otrovsky, M., Parr, G. & Gradel, A., 1992) memiliki pengaruh terhadap tingginya social interest pada anak. Selain itu, social interest juga diyakini memiliki keterkaitan dengan variabel demografis, seperti usia dimana semakin dewasa usia seseorang akan memiliki social interest yang semakin tinggi (Schwarz dkk, 2003), beberapa agama memiliki nilai – nilai yang sejalan dengan social interest sehingga agama diyakini memiliki pengaruh terhadap social interest dalam diri individu (Leak, Gardner & Pounds, 1992; Watts, 1992). Dua aspek lainnya yakni gender (Saunders & Roy, 2000) dan latar belakang budaya yakni individualis maupun kolektivis (Saunders & Roy, 2000). Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa social interest memiliki keterkaitan dengan gender (Saunders & Roy, 2005). Penelitian tersebut dilakukan di Australia dengan subjek laki – laki yang berusia 18 hingga 60 tahun dan subjek perempuan yang berusia 17 hingga 51 tahun. Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa perempuan memiliki social interest yang lebih tinggi dibandingkan laki – laki. Hasil tersebut sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Kaplan (1991) yang menemukan bahwa
perempuan
menunjukkan
social
interest
yang
lebih
tinggi
dibandingkan laki – laki. (dalam Saunders, S. A., & Roy, Chery., 2000). Namun pada kenyataannya, perilaku buruk remaja tidak hanya dilakukan oleh remaja laki – laki saja. Kasus pembunuhan Ade Sarah yang sempat
menghebohkan
masyarakat
Indonesia
tahun
2014,
dimana
pembunuhnya adalah mantan kekasihnya dan sahabat perempuannya sendiri http://megapolitan.kompas.com/read/2014/12/10/19241281/Api.Cemburu.Me ngantar.Sejoli.Itu.Mendekam.di.Balik.Jeruji. Kasus lainnya, yang dikenal dengan kasus “Hello Kitty”, terjadi di Yogyakarta. Sekelompok geng perempuan menganiaya seorang perempuan lainnya hanya karena memiliki tato
yang
sama
http://jogja.tribunnews.com/2015/02/16/sadis-siswi-ini-
disekap-disiksa-dan-kemaluannya-dimasuki-botol-bir. Kriminalitas merupakan salah satu bentuk nyata dari kurangnya social interest pada diri remaja. Social interest dipahami sebagai sebuah minat akan kesejahteraan orang lain dan lingkungan, sehingga ketika social interest kurang terbentuk dalam diri remaja menyebabkan remaja tidak mampu memahami dan terlibat secara efektif dalam perkembangan lingkungan sosialnya. Hal ini kemudian menyebabkan remaja cenderung berperilaku antisosial yang membawa remaja mulai terlibat dalam tindak - tindak kriminalitas (Makrenoglou, 2008). Dalam penelitiannya Makrenoglou (20080
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
menyimpulkan bahwa remaja dengan social interest yang rendah memiliki kecenderungan yang tinggi untuk terlibat dalam dunia kriminalitas. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Daugherty, Murphy dan Paugh (2001) yang menemukan bahwa rendahnya social interest memiliki keterkaitan dengan tingginya kecenderungan perilaku kriminal pada diri remaja. Dalam penelitiannya Saunders dan Roy (2000) mengemukakan adanya keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan. Social interest yang didefinisikan sebagai keinginan untuk bekerjasama dengan orang lain demi mencapai tujuan bersama dibandingkan tujuan pribadi, diduga memiliki keterkaitan dengan latar belakang budaya kolektivis ataupun individualis. Budaya individualis mengedepankan perkembangan diri pribadi dibandingkan keterkaitan individu dengan orang lain. Gagasan ini bertolak belakang dengan fokus utama social interest yang menitikberatkan pada hubungan antara individu dan lingkungan. Sebaliknya, budaya kolektivis memiliki pemahaman yang sejalan bahwa relasi dengan orang lain merupakan hal yang paling penting dalam hidup bermasyarakat (Triandis, Bontempo & Villareal, 1988). Dari gagasan tersebut Saunders dan Roy (2000) memberikan saran penelitian selanjutnya untuk melihat hubungan social interest dari konteks budaya yang berbeda, dalam hal ini budaya kolektivis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Kedua masalah diatas kemudian mendorong peneliti untuk melihat kembali perbedaan social interest ditinjau dari gender dimana diyakini bahwa perempuan dengan empati yang tinggi akan cenderung memiliki social interest yang lebih tinggi juga dibandingkan laki – laki (Cloniger, 2004). Penelitian ini sekaligus untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dengan melihat social interest pada laki – laki dan perempuan yang memiliki latar belakang budaya kolektivis dalam hal ini Indonesia sebagai salah satu negara yang diyakini menganut budaya kolektivis (Widiastuti, 2012). Saunders dan Roy (2000) dalam penelitiannya tidak mengontrol usia dari subjek, padahal usia diyakini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tinggi atau rendahnya social interest dalam diri seseorang (Schwarz dkk, 2003). Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Adler (Stoykova, 2013) bahwa masa remaja merupakan periode penting berkembangnya social interest, sehingga peneliti ingin membatasi subjek pada lingkup remaja akhir yakni yang berusia 18 hingga 21 tahun. Hal ini dikarenakan pada remaja akhir individu mulai menyadari posisinya sebagai bagian dari suatu lingkungan dan berusaha untuk terlibat dalam kegiatan – kegiatan sosial (Stang & Story, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan tingkat social interest pada remaja akhir ditinjau dari gender?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat perbedaan tingkat social interest pada remaja akhir ditinjau dari gender.
D. Manfaat Penelitian 1. Teoretis Menjadi sumbangan pengetahuan mengenai social interest pada bidang psikologi sosial, psikologi perkembangan, psikologi remaja terutama kaitannya dengan gender.
2. Praktis Menjadi referensi bagi orang tua untuk mengembangkan social interest pada diri remaja sejak dini agar terhindar dari perilaku – perilaku negatif dan agar tidak terjadi kesenjangan antara remaja akhir perempuan dan remaja akhir laki – laki dalam masyarakat bersosialisasi dalam masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Social Interest 1. Definisi Social Interest Adler (1956) meyakini bahwa manusia memiliki keterkaitan dengan susunan kelompok yang lebih luas, berawal dari keluarga, komunitas hingga masyarakat secara umum. Manusia diyakini akan selalu melekat pada lingkungan sosial dan tidak dapat dipandang secara terpisah. Sebagai bagian dari suatu susunan yang utuh, manusia dan lingkungan tentu memiliki hubungan yang saling melengkapi dan saling mendukung, sehingga dituntut adanya kerjasama yang baik antara keduanya (dalam Stoykova, Zh. 2013). Konsep ini yang kemudian melahirkan teori social interest. Social interest merupakan kata terjemahan yang diambil dari bahasa Jerman “gemeinschaftsgefuhl”. Adler (1956) menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan suatu “rasa bersosial” berkomunitas”
yang
ada
pada
diri
seorang
atau “rasa
individu.
Istilah
“gemeinschaftsgefuhl” juga sempat diartikan ke dalam beberapa istilah dalam bahasa inggris seperti “social feeling”, “community feeling” dan “feeling of community” (dalam Cloniger, 2004). Istilah “a feeling of community” digunakan untuk menggambarkan social interest yang diartikan sebagai sebuah orientasi untuk hidup 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
kooperatif dengan orang lain. Individu dengan social interest menjadikan nilai yang diyakini dalam masyarakat sebagai yang terutama (Guzick, Dorman, Groff, Altermatt, & Forsyth, 2004; p.362). Social interest adalah kebutuhan dasar setiap orang untuk hidup selaras dan bersahabat dengan orang lain. Selain itu, social interest juga adalah sebuah keinginan dalam diri individu yang berkonsentrasi pada tujuan untuk membentuk dan mengembangkan masyarakat yang ideal dimana sebagai bagian dari lingkungan, individu dan lingkungannya merupakan kesatuan yang utuh, yang saling melengkapi, memiliki relasi yang baik dan bersikap kooperatif untuk mengembangkan lingkungan ke arah yang lebih baik (Olson & Hergenham 2007; Stoykova, 2013). Social interest juga adalah sebuah minat dalam diri individu akan kesejahteraan orang lain, sehingga individu dengan social interest akan memiliki pemahaman dan rasa empati yang baik terhadap orang lain (Ansbacher & Ansbacher, dalam Johnson & Smith 2011). Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa social interest adalah sebuah kapasitas dalam diri individu untuk hidup selaras dan kooperatif dengan menempatkan nilai – nilai dalam masyarakat sebagai yang terutama, memiliki rasa empati dan berkonsentrasi untuk kesejahteraan orang lain demi cita - cita terbentuknya masyarakat yang ideal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
2. Aspek – aspek Social Interest a. Hidup selaras Individu dan lingkungan merupakan kesatuan yang utuh, sehingga dituntut terciptanya kehidupan yang seimbang antara keduanya. Lingkungan dalam hal ini melingkupi 2 hal yakni, konteks sosial-budaya yang hidup dalam masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, individu dengan social interest memiliki pemahaman yang baik akan nilai – nilai yang hidup dalam masyarakat dimana individu tinggal (Stoykova, 2013). Selain itu, individu dengan social interest juga memiliki kebutuhan untuk hidup dalam relasi yang baik dengan orang – orang yang ada di sekitarnya (Olson &Hergenhahn, 2007).
b. Empati Empati menjadi salah satu wujud dari social interest. Dalam hal ini, individu dengan social interest turut merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain ketika mereka berada dalam suatu situasi yang sulit. Selain itu, individu juga memiliki kesiapan untuk memberikan bantuannya terhadap orang lain sebagai wujud perhatiannya akan masalah yang sedang dihadapi orang lain (Stoykova, Zh. 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
c. Berfokus terhadap kesejahteraan orang lain Kesejahteraan orang lain menjadi fokus utama individu dengan social interest. Individu akan menempatkan kepentingan orang lain diatas kepentingannya sendiri, meskipun terkadang harus mengorbankan kepentingan pribadinya (Cloniger, S. 2004). Selain itu individu juga akan berusaha untuk bersikap kooperatif dan terus berkontribusi dalam perkembangan kesejahteraan lingkungannya (Makrenoglou, 2005).
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi social interest a. Personal Beberapa penelitian untuk melihat faktor – faktor personal yang mempengaruhi social interest dalam diri individu pernah dilakukan sebelumnya, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Barlow, Tobin dan Schmidt (2009) mengkaji hubungan antara social interest dan psikologi positif. Barlow dkk mencoba menghubungkan antara social interest dengan dua konstruk utama dari psikologi positif yakni optimisme dan harapan. Hasil dari penelitian tersebut mengungkapkan bahwa social interest berkorelasi positif dengan faktor – faktor kepribadian pada psikologi positif yakni, optimistme dan harapan. Individu yang memiliki optimisme dan harapan yang tinggi akan diikuti dengan social interest yang tinggi juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Disimpulkan bahwa konstruk dari psikologi positif dapat memprediksi social interest dalam diri individu. Johnson dan Smith (2011) mengkaji keterkaitan antara social interest dengan fusion dan emotional cutoff. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa fusion memiliki hubungan positif dengan social interest.
Fusion
diartikan
sebagai
kelekatan
individu
dalam
hubungannya dengan orang lain. Individu dengan tingkat fusion yang tinggi merasa nyaman dengan kebersamaan dan sebaliknya merasa tidak nyaman dengan perpisahan, sehingga individu dengan fusion yang tinggi akan cenderung melekat pada lingkungan yang kemudian menghasilkan tingginya social interest dalam diri invidu. Dalam penelitian yang sama, Johnson dan Smith (2011) menemukan hubungan negatif antara emotional cutoff dan social interest. Emotional cutoff berkaitan dengan emosi yang terpendam dalam diri individu terhadap orang lain. Emosi negatif ini berdampak pada kurangnya minat individu untuk terlibat dalam suatu relasi yang menyebabkan
individu
cenderung
menjaga
jarak
dengan
lingkungannya, oleh karena itu hasil penelitian ini menemukan bahwa individu dengan emotioal cutoff yang tinggi memiliki social interest yang rendah. Beberapa penelitian lain juga pernah dilakukan antara lain; Mozdzierz
dan
Semyck
(dalam
Watkins
Jr,
C.
E.,
1994)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
menngemukakan bahwa faktor – faktor personal seperti selfsignificance,
self-acceptance
dan
self-actualization
merupakan
beberapa faktor yang memiliki pengaruh pada tingginya social interest dalam diri individu.
b. Demografis 1) Usia Perilaku memberikan bantuan yang merupakan salah satu aspek dalam social interest memiliki hubungan dengan konsep generativity pada teori Erikson. Hasil penelitian menyebutkan orang yang lebih tua memiliki kecenderungan untuk memberikan bantuan. Temuan ini seirama dengan tahap perkembangan dari Erikson. Semakin tua usia individu, individu akan semakin dekat dengan tahapan generativity dimana individu akan memiliki perilaku yang mengarah pada hubungannya dengan orang lain. Individu akan berkontribusi lebih maksimal pada keluarga, lingkungan, berbagi dengan orang lain dan menuntun orang lain (Schwartz dkk, 2003). 2) Agama Beberapa studi juga coba mengaitkan hubungan antara social interest dengan agama. Leak, Gardner dan Pounds (1992) mengkaji hubungan antara social interest dengan ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
dari dua agama yakni Kristen dan Budha.
Agama Kristen
mewakili budaya Barat, sedangkan agama Budha mewakili budaya Timur. Kristen
diyakini
memiliki
pengaruh
dalam
perkembangan social interest dalam diri seseorang karena ajaran yang diajarkan oleh Yesus sendiri. Yesus mengajarkan setiap orang untuk mengasihi Allah dan sesama manusia. Ajaran untuk mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri menjadi dasar berkembangnya social interest dalam diri individu. Individu akan berusaha membangun relasi yang baik, berkontribusi terhadap komunitasnya sebagai bentuk kasihnya terhadap orang lain (Leak, Gardner & Pounds, 1992). Frager dan Fadiman (1984) Bagi agama Budha setiap manusia tidak lagi hidup berdasarkan ego dirinya sendiri melainkan memusatkan hidupnya untuk membantu orang lain dan mengorbankan dirinya sebelum memasuki nirwana. Budha meyakini empati sebagai fondasi dari pengorbanan yang dilakukan dimana empati merupakan salah satu aspek dalam social interest. Oleh karena itu agama Budha memiliki pengaruh positif dalam perkembangan social interest dalam diri individu (dalam Leak, Gardner & Pounds, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
3) Gender Beberapa
penelitian
yang
pernah
dilakukan
menunjukkan bahwa ada perbedaan social interest pada laki – laki dan perempuan. Dari hasilnya ditemukan bahwa social interest pada perempuan lebih tinggi dibandingkan pada laki – laki (Joubert, 1989b; Kaplan, 1991). Penemuan tersebut konsisten
dengan
tingginya
empati
pada
perempuan
dibandingkan dengan laki – laki, dimana empati juga merupakan salah satu aspek dari social interest (Zahn-Waxler, Radke-Yarrow, Wagner & Chapman, 1992). Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Saunders dan Roy (2000) yang menemukan bahwa perempuan memiliki skor social interest yang lebih tinggi dibandingkan laki – laki.
4) Budaya Penelitian yang pernah dilakukan oleh Saunders dan Roy (2000) menghubungkan antara depresi dan social interest, menyimpulkan bahwa social interest berkorelasi negatif dengan
depresi.
Dalam
pembahasannya
peneliti
mengemukakan konsep dasar social interest sebagai keinginan untuk bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dibanding tujuan pribadi. Gagasan ini bertolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
belakang dengan negara – negara yang memiliki budaya individualistik. Oleh karena itu Saunders menduga adanya pengaruh budaya pada social interest dalam diri individu. Gagasan tersebut didukung oleh Johnson dan Smith (2011)
yang
mengemukakan
budaya
Barat
memiliki
pemahaman yang berbeda mengenai kebersamaan. Budaya Barat lebih mengedepankan perkembangan diri dibandingkan hubungan diri dengan orang lain. Sebaliknya, budaya Timur memiliki pemahaman yang lebih mengedepankan hubungan interpersonal dibandingkan kepentingan diri sendiri yang merupakan gagasan dari social interest. Perbedaan pemahaman nilai dan visi yang saling bertolak belakang antara kedua budaya memunculkan dugaan adanya perbedaan antara social interest pada budaya Barat (individualistik) dan social interest pada budaya timur (kolektivis). Oleh karena itu, penelitian social interest pada budaya yang berbeda sangat dianjurkan.
c. Relasi 1) Relasi anak dengan ibu Menurut Adler (1956) faktor yang paling penting dalam social interest yakni relasi awal anak dengan ibu. Relasi anakibu merupakan relasi pertama yang harus di hadapai oleh anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Bagi anak, ibu dipandang sebagai jembatan dalam mengenal dunia sosial. Ibu yang menunjukkan sikap dapat dipercaya dan mencintai akan membantu anak memiliki pemahaman yang baik akan kehidupan sosial. Selain itu, sosok ibu yang mengajarkan perilaku kooperatf pada anak sejak dini akan membantu anak memiliki interaksi yang baik dengan lingkungan di masa yang akan datang (dalam Cloniger, S., 2004). Ibu menjadi model yang menggambarkan relasi sosial dikemudian hari. Ibu dengan sikap – sikap yang positif seperti yang telah disebutkan sebelumnya akan menuntun anak pada perkembangan social interest yang baik. Namun sebaliknya, jika ibu menampilkan sikap yang negatif misalnya dengan cara mengeksklusifkan anak dengan dirinya sendiri maka anak akan belajar untuk menolak kehadiran orang lain di masa yang akan datang yang kemudian menyebabkan rendahnya social interest dalam diri anak ketika ia dewasa (Olson, M. H. &Hergehnhahn B. R., 2007).
2) Relasi keluarga Menurut Adler (1956) hubungan antara anak, orangtua dan keluarga merupakan faktor penting dalam perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
social interest (dalam Johnson & Smith, 2011). Gagasan tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Stoykova (2013) yang mengungkapkan bahwa terbentuknya social interest ketika masa kanak – kanak tidak terlepas dari pengaruh relasi dalam keluarga. Selain itu, beberapa penelitian yang pernah dilakukan juga menyimpulkan temuan yang serupa, antara lain Johnson, Smith & Nelson (dalam Johnson, P. & Smith, A. J., 2011) menemukan bahwa kohesivitas yang tinggi dalam keluarga akan diikuti dengan social interest yang tinggi juga. Suasana keluarga yang saling membantu, saling mendukung dan tidak menunjukkan konflik akan berdampak pada perkembangan social interest yang baik pada seluruh anggota keluarga.
3) Lingkungan sekolah Menurut Adler, ruangan kelas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi berkembangnya social interest dalam diri anak. Proses diskusi dalam proses belajar mengajar yang membentuk suasana demokrasi, memberikan pemahaman pada anak bahwa setiap perilaku yang mereka lakukan memiliki konsekuensi. Situasi tersebut kemudian yang menurut Dreikurs dkk (1982) akan membentuk sikap dan perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
social interest seperti menghargai orang lain dan mau bekerjasama (dalam Ostrovsky, M., Parr, G. & Gradel, A., 1992). Penelitian oleh Ostrovsky, M., Parr, G. & Gradel, A., (1992) kemudian menyimpulkan bahwa berawal dari sikap – sikap yang positif dalam kelas akan membawa anak berkembang dari relasi dalam lingkungan sekolah hingga ke dalam komunitas yang lebih luas.
Dari 3 faktor utama yang telah dijabarkan diatas, yaitu faktor personal, demografis dan relasi, peneliti membatasi penelitian ini dengan melihat social interest yang dimiliki individu berdasarkan faktor gender dan budaya. Kedua faktor ini dipilih peneliti untuk mengkaji kembali penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Saunders & Roy (2000). Penelitian tersebut dilakukan dengan latar belakang negara berbudaya individualistik, sehingga menimbulkan keterbatasan dalam menggeneralisasi pada budaya yang berlawanan, yaitu budaya kolektivis. Oleh karena itu, keterbatasan penelitian tersebut yang berkaitan dengan faktor budaya akan digunakan oleh peneliti sebagai landasan untuk meneliti kembali social interest ditinjau dari segi gender namun dengan latar belakang yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
B. Remaja dan Gender 1.
Remaja a. Definisi Remaja Remaja dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah adolescence yang diambil dari bahasa latin adolecere yang berarti tumbuh kearah kematangan (Muss, 1968 : hlm 4). Kematangan tidak hanya berkaitan dengan kematangan dari segi fisik melainkan yang terutama adalah kematangan dari segi kognitif, emosional dan sosial (dalam Sarwono, 2010). Rogers (1985) mendefinisikan remaja sebagai sebuah proses untuk mencapai sikap dan keyakinan yang dibutuhkan individu untuk berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat. Sedangkan Peterson (1988) menekankan definisi remaja pada sebuah tahapan perubahan yang diawali oleh perubahan dalam segi biologis dan berkahir pada perubahan dalam relasinya dengan masyarakat (dalam Sarwono, 2010). Loevinger (1976) menjabarkan remaja adalah suatu tahapan dalam rentang periode perkembangan manusia di mana individu untuk pertama kalinya belajar mendedikasikan diri mereka untuk sebuah sistem dalam lingkungan yang lebih luas. Dari beberapa definisi yang telah dijabarkan di atas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah salah satu tahap terpenting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
dalam perkembangan masa hidup seseorang. Pada masa ini individu akan beralih dari dunia kanak – kanak menuju dunia orang dewasa. Oleh karena itu pada tahap ini individu akan mengalami mengalami perkembangan yang sempurna dalam 3 aspek utama kehidupan manusia, yaitu biologis, psikologis dan sosial kognitif.
b. Definisi Remaja Akhir Terdapat beberapa ahli yang memberikan penjabaran mengenai proses perkembangan remaja, baik dari segi sosial maupun dari segi psikologisnya. Csikszentimihalyi dan Larson menyebutkan bahwa puncak dari perkembangan jiwa pada remaja ditandai dengan adanya proses perubahan kondisi entropy ke kondisi
negentropy.
Entropy
merupakan
keadaan
dimana
kesadaran manusia belum tersusun dengan rapi. Sedangkan kondisi negentropy adalah keadaan dimana keseluruhan isi kesadaran sudah tersusun dengan rapi. Masa remaja awal diasumsikan sebagai masa berlangsungnya kondisi entropy dan remaja akhir diasumsikan sebagai masa terbentuknya kondisi negentropy. Usia berlangsungnya proses ini berkisar antara usia 11 tahun hingga 19 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Dalam Sarwono (2012), seorang filsuf Yunani J.J. Rousseau menyatakan bahwa aspek terpenting dari perkembangan individu
adalah
perasaan.
Perkembangan
remaja
menurut
Rousseau terjadi pada kisaran usia 15 hingga 20 tahun. Di usia ini remaja mengalami perkembangan yang sempurna dan menjadi puncak dari pembentukkan emosinya dan yang terpenting menurut Rousseau adalah pada tahap ini terjadi perubahan yang awalnya individu hanya mementingkan diri sendiri kemudian beralih kepada perhatian akan kepentingan orang lain. G. S. Hall (dalam Sarwono 2012) berpendapat bahwa rentang usia remaja terjadi antara usia 12 hingga 25 tahun. Menurut Hall pada usia ini remaja mengalai masa topan – badai yang merupakan sebuah cerminan dari kebudayaan yang penuh gejolak akibat pertentangan nilai – nilai yang ada dalam masyarakat. Robert Havighurst (dalam Sarwono 2012) mengemukakan sebuah teori yang disebut tugas perkembangan. Pada setiap tahapan usia, individu diyakini memiliki suatu tujuan yang harus dicapai. Tujuan tersebut dapat berasal dari peningkatan fungsi diri maupun pemenuhan tuntutan dari lingkungan. Memahami sistem nilai dan etika yang berlaku di masyarakat sebagai pedoman untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
bertingkah laku merupakan salah satu tujuan peningkatan fungsi diri menurut Havighurst. Sullivan (dalam Feist & Feist, 2008) menjabarkan 3 tahapan perkembangan pada remaja, yaitu ; Pra-remaja, remaja awal dan remaja akhir. Secara singkat Sullivan menyimpulkan bahwa remaja akhir merupakan masa yang penting bagi tahapan perkembangan manusia dimana remaja telah menemukan identitas diri dan mulai melangkah ke tahap berikutnya yaitu mengenal dunia di luar dirinya. Sullivan berpendapat remaja akhir terjadi pada kisaran usia 15 hingga 18 tahun, saat remaja berada pada masa sekolah menengah atas. Sedangkan menurut, Monks dan Knoers (2002) masa remaja berlangsung antara usia 12 dan 21 tahun dengan pembagian usia 12-15 tahun tergolong masa remaja awal, usia 15-18 tahun tergolong remaja tengah, dan usia 18-21 tahun tergolong dalam remaja akhir. Dari keseluruhan tahapan perkembangan yang dialami oleh remaja, tahapan remaja akhir menjadi titik dimana remaja memahami tanggung jawabnya sebagai bagian dari lingkungan. Selain itu, pada tahapan remaja akhir individu juga mulai memiliki keyakinan diri yang lebih sempurna yang membuat individu mampu membentuk hubungannya dengan orang lain dan menghargai kepercayaan dan nilai – nilai yang ada dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
masyarakat seperti ia menghargai dirinya sendiri
(Eccless &
Wigfield, 2000). Dilihat dari teori – teori remaja yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa masa remaja akhir merupakan sebuah periode akhir dari perkembangan remaja yang memperkenalkan individu untuk pertama kalinya sebagai bagian dari setting lingkungan sosial. Sehingga usia remaja akhir disimpulkan berada pada kisaran usia 18 hingga 21 tahun.
2.
Gender Gender merupakan dimensi sosio-budaya dan psikologis mengenai keberadaan individu sebagai seorang laki – laki atau perempuan. Pada mulanya, beberapa ahli seperti Sigmund Freud dan Erik Erikson (dalam Santrock, 2007) mengemukakan bahwa satu – satunya aspek yang mempengaruhi gender adalah anatomi individu. Anatomi laki – laki menyebabkan laki – laki memiliki sifat yang lebih aktif dan agresif, sedangkan perempuan sebaliknya memiliki sifat yang inklusif dan pasif. Freud dan Erikson meyakini bahwa gender telah diciptakan secara lahiriah, bersifat takdir dan tidak dapat dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Pada perkembangannya, teori yang dikemukakan oleh Freud dan Erikson menemui banyak kritikan. Oleh karena itu, dalam Santrock
(2007),
disebutkan
ada
beberapa
hal
yang
dapat
mempengaruhi terbentuknya gender, antara lain ; pengaruh biologis, lingkungan sosial (orang tua, saudara kandung, teman sebaya, sekolah dan guru), media masa dan perkembangan kognitif. Selain itu, dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh William Ickes (1993) disebutkan 4 model yang mempengaruhi gender seseorang, yaitu : gender role socialization
model,
situation
model,
oppression
model
dan
individuation model. Dalam pembahasan selanjutnya peneliti akan menjabarkan mengenai perbedaan remaja akhir laki – laki dan remaja akhir perempuan dilihat dari 3 sudut pandang berikut, yakni dari segi eskpresi emosi, cara berelasi, dan peran sosial dalam masyarakat. a.
Laki – laki Dalam hal ekspresi emosi, laki – laki memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam hal emosi baik itu dalam hal mengekspresikan maupun merasakan emosi dari orang lain. Hal tersebut tampak dari kurang pekanya laki – laki untuk terlibat dalam situasi yang bersifat emosional (Santrock, 2007). Sedangkan dalam hal berelasi, Tannen mengungkapkan bahwa laki – laki memiliki kecenderungan minat yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
rendah terhadap relasi dibandingkan perempuan. Laki – laki dan perempuan tumbuh dalam dunia yang berbeda. Sejak kecil laki – laki lebih suka berkumpul dengan teman sebayanya dalam kelompok besar. Mereka akan berusaha mengalahkan satu sama lain agar salah satunya dapat menjadi pemenang dan dipandang sebagai seorang pemimpin yang paling berkuasa dalam kelompok. Ketika laki – laki menjadi dewasa, laki – laki akan terus memiliki cara pikir yang serupa bahwa jika ia bukan pemimpin maka ia adalah bawahannya dan karena bawahan dianggap posisi yang lemah, laki - laki menjadi senang untuk mengejar kekuasaan. Perilaku agresif juga biasanya akan muncul dengan sendirinya sebagai pembuktian kekuatannya. Otomatis relasi bukanlah hal yang penting bagi laki – laki, sehingga laki – laki akan cenderung acuh tak acuh dalam hal membangun relasi yang baik dengan lingkungan (Santrock, 2007). Dilihat dari peran sosialnya, laki – laki dianggap memiliki status yang lebih tinggi daripada perempuan (Wood, 2001 dalam Santrock, 2007). Masyarakat juga memiliki harapan bahwa laki laki dapat lebih berpendidikan dan memiliki prestasi yang baik. Selain itu laki – laki juga diharapkan memiliki sifat yang mandiri dan tegas. Hal tersebut kemudian berdampak pada keterlibatan laki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
– laki pada perilaku pro-sosial dalam masyarakat yang nyatanya lebih rendah dibandingkan perempuan ( Santrock, 2007).
b.
Perempuan Dalam hal ekspresi emosi perempuan lebih mampu mengekspresikan maupun merasakn emosi orang lain. Hal tersebut tampak dari kepekaan wanita dalam menghadapi situasi – situasi emosional yang dialami maupun kepekaan dalam memahami situasi sulit yang sedang dialami orang lain (Santrock, 2007). Dalam hal berelasi, perempuan cenderung berpusat terhadap terjalinnya sebuah relasi yang baik ( Santrock, 2007). Perempuan senang berkumpul dengan teman sebayanya dan hanya membincangkan hal – hal yang menurut mereka menarik tanpa memperebutkan siapa yang terbaik diantara mereka. Sedangkan dalam peran sosialnya, menurut Egly (dalam Santrock 2007), ketika perempuan yang tidak memiliki kekuasaan dan berstatus lebih rendah mencoba beradaptasi dalam masyarakat, perempuan akan cenderung menampilkan perilaku yang lebih kooperatif dan tidak dominan agar adanya keseimbangan peran sosial antara perempuan dan laki – laki dalam masyarakat. Perempuan dipandang sebagai
sosok yang hangat
dalam
masyarakat. Secara luas masyarakat juga berpendapat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
perempuan adalah sosok senang mengasuh, gemar berkumpul, dan senang membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan. (Santrock, 2007). Hal tersebut diperkuat dengan temuan dari berbagai penelitian yang menyebutkan bahwa jika dibandingkan laki – laki perempuan terbukti lebih sering terlibat dalam perilaku pro-sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
C. Perbedaan social interest pada remaja akhir ditinjau dari gender Menurut Sullivan (dalam Feist & Feist, 2008) remaja akhir merupakan masa yang penting bagi tahapan perkembangan manusia, dimana remaja telah menemukan identitas diri dan mulai melangkah ke tahap berikutnya yaitu mengenal dunia di luar dirinya. Loevinger (1976) menambahkan remaja adalah suatu tahapan dalam rentang periode perkembangan manusia di mana individu untuk pertama kalinya belajar mendedikasikan diri mereka untuk sebuah sistem dalam lingkungan yang lebih luas (Damon, Menon & Bronk, 2003). Pemahaman akan masa remaja akhir sesuai dengan konsep social interest, dimana remaja mulai mengenal lingkungan sosialnya dan berusaha mendekasikan diri untuk lingkungan. Oleh karena itu, remaja akhir yakni dalam rentangan usia 18 hingga 21 tahun diyakini merupakan sebuah masa berkembangnya social interest dalam diri individu (Stoykova, 2013). Social interest adalah sebuah kapasitas dalam diri individu untuk hidup selaras dan kooperatif dengan menempatkan nilai – nilai dalam masyarakat sebagai yang terutama, memiliki rasa empati dan berkonsentrasi untuk kesejahteraan orang lain demi cita - cita terbentuknya masyarakat yang ideal. Individu dengan social interest memiliki beberapa karakteristik seperti kebutuhan untuk hidup selaras (Olson, M. H. & Hergenham, B. R., 2007), memiliki rasa empati dan berfokus pada kesejahteraan orang lain (Ansbacher & Ansbacher , 1956). Jika dibandingkan antara laki – laki dan perempuan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
perempuan memiliki karakteristik yang lebih sesuai dengan social interest dibandingkan laki – laki. Hidup selaras, remaja akhir dituntut untuk memiliki relasi yang baik dengan orang lain (Olson, M. H. & Hergenham, B. R., 2007) dan sejalan dengan itu remaja akhir juga diharapkan memiliki pemahaman yang baik akan lingkungannya (Stoykova, Zh., 2013). Dalam hal ini laki – laki memiliki konsep yang berbeda. Laki – laki sejak kecil memiliki minat yang tinggi terhadap persaingan, laki – laki memiliki kecenderungan untuk saling menunjukkan kekuatan dan menentukan siapa yang paling hebat diantara kelompoknya. Hal ini yang kemudian menuntun laki – laki cenderung mengabaikan relasi dan berfokus terhadap persaingan antar individu. Selain itu, dilihat dari peran sosialnya lelaki dipandang sebagai sosok yang tegas mandiri dan penuh tanggungjawab. Hal ini kemudian mendorong laki – laki untuk bersikap acuh tak acuh terhadap situasi yang terjadi di lingkungan tempat ia tinggal. Sedangkan pada perempuan, perempuan memiliki kebutuhan untuk membangun relasi yang baik dengan orang lain (Santrock, 2007). Empati, remaja akhir dengan social interest dapat merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain ketika orang lain sedang menghadapi situasi yang sulit. Selain itu, remaja akhir juga memiliki kesiapan untuk membantu sebagai bentuk perhatiannya akan masalah yang sedang dialami orang lain (Stoykova, Zh. 2013). Pada laki – laki, hal ini cukup sulit dilakukan karena kurangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
kepakaan pada laki - laki dalam menghadapi situasi – situasi yang bersifat emosional. Namun di sisi lain, perempuan memiliki kecenderungan yang sebaliknya. Perempuan memiliki kepekaan yang tinggi ketika menghadapi situasi – situasi yang bersifat emosional. Perempuan mampu merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain sehingga dalam masyarakat perempuan dipandang sebagai sosok yang hangat dan senang membantu (Santrock, 2007). Berfokus pada kesejahteraan orang lain terbagi dalam 3 indikator yakni mengutamakan kepentingan orang lain, bersikap kooperatif dan berkontribusi dalam perkembangan kesejahteran lingkungannya. Ketiga indikator ini tampak sejalan dengan konsep pada perempuan. Demi terjalinnya hubungan yang baik dengan orang lain perempuan cenderung menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri. Dalam membangun relasi perempuan juga memiliki sikap yang kooperatif agar terjalinnya hubungan yang seimbang dan saling menguntungkan. Sejalan dengan itu, dalam kehidupan sehari – hari perempuan juga memiliki minat yang besar terhadap perkembangan lingkungannya, hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa perempuan terbukti aktif terlibat dalam perilaku – perilaku pro-sosial dibandingkan laki - laki. Sebaliknya, laki – laki memiliki minat yang tinggi terhadap persaingan, sehingga laki – laki akan cenderung memandang bahwa kepentingannya adalah yang terutama. Oleh karena itu, laki – laki mengalami kesulitan untuk bersikap
kooperatif. Laki
– laki akan cenderung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
mempertahankan egonya untuk membuktikan dia yang terbaik. Dalam masyarakat laki – laki dipandang sebagai sosok yang berpendidikan dan memiliki prestasi yang baik. Hal tersebut menyebabkan laki – laki lebih berfokus pada pencapaian pribadinya dibandingkan mengambil bagian untuk berkontribusi dalam perkembangan lingkungannya. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat social interest pada remaja akhir laki – laki lebih rendah dibandingkan tingkat social interest pada remaja akhir perempuan. Hal ini karena laki – laki memiliki kepekaan yang rendah dalam memahami emosi orang lain. Laki – laki juga mengedepankan persaingan antar inividu sehingga cenderung mengabaikan relasi dengan lingkungan. Sebaliknya, perempuan memiliki kepakaan yang tinggi dalam memahami situasi yang sedang di alami orang lain. Dalam masyarakat, perempuan dipandang sebagai sosok yang hangat dan senang membantu. Perempuan juga memiliki kebutuhan untuk menjalin relasi yang baik dengan orang lain meskipun terkadang harus mengorbankan kepentingannya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
D. Skema Penelitian Skema 1. Dinamika tingkat perbedaan social interest pada remaja akhir laki – laki dan perempuan
REMAJA AKHIR
Laki – laki Kurang peka untuk terlibat dalam situasi yang bersifat emosional Mengutamakan persaingan dan mengabaikan relasi Kurang terlibat dalam masyarakat
Perempuan Memiliki kepekaan dalam memahami situasi orang lain Mengutamakan terciptanya relasi yang baik dengan orang lain Mampu beradaptasi dengan baik dalam lingkungan
Tingkat Social Interest
Tingkat Social Interest
RENDAH
TINGGI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
E. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat social interest, pada remaja akhir ditinjau dari gender. Remaja akhir perempuan memiliki tingkat social interest yang lebih tinggi dibandingkan remaja akhir laki – laki. Sebaliknya, remaja akhir laki - laki memiliki tingkat social interest yang lebih rendah dibandingkan remaja akhir perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian komparatif. Penelitian komparatif merupakan penelitian yang bersifat membandingkan satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat social interest pada remaja akhir laki – laki dan perempuan (Sugiyono, 2013).
B. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu ; 1. Variabel dependen
: Social interest
2. Variabel independen
: Gender
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Social Interest Tingkat social interest pada remaja akhir dilihat dari 3 aspek berikut : a. Hidup selaras Remaja akhir mengenal lingkungannya dan memahami nilai – nilai yang hidup dalam masyarakat dimana remaja akhir 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
tinggal, selain itu remaja akhir juga memiliki kebutuhan untuk hidup dalam relasi yang baik dengan orang lain. b. Empati Remaja akhir merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain dan membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan. c. Berfokus terhadap kesejahteraan orang lain Remaja akhir mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingannya sendiri, bersikap kooperatif dan berkontribusi bagi lingkungannya.
2. Gender Gender merupakan dimensi sosio-budaya dan psikologis mengenai keberadaan remaja akhir sebagai seorang laki – laki atau perempuan. Dalam penelitian ini gender dibagi kedalam dua kelompok jenis kelamin yaitu laki – laki dan perempuan. Untuk mengetahui jenis kelamin subjek, peneliti mengelompokkan skala sesuai dengan jenis kelamin yang telah ditulis oleh subjek dalam skala penelitian.
D. Karakteristik Subjek Penelitian Pada penelitian ini subjek dipilih dengan menggunakan metode pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). Menurut Hadi (2004), purposive sampling didasarkan pada pemilihan sekelompok subjek yang memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dan dipandang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Purposive sampling dianggap tepat diterapkan karena peneliti telah mengetahui kriteria subjek yang akan dipilih dalam penelitian ini. Subjek merupakan remaja akhir remaja akhir, laki – laki dan perempuan yang memiliki latar belakang budaya kolektivis dalam hal ini Indonesia dan berada pada rentangan usia 18 hingga 21 tahun.
E. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan penyebaran alat ukur yakni angket demografi dan skala social interest. Angket demografi terdiri dari 2 aspek yakni usia dan jenis kelamin, sedangkan skala social interest terdiri dari 28 aitem yang disusun oleh peneliti. Skala ini disusun berdasarkan 3 aspek yang terkandung dalam social interest, yakni hidup selaras, empati dan berfokus pada kesejahteraan orang lain. Dalam mengukur setiap aitemnya, peneliti menggunakan skala Likert dimana subjek akan diminta untuk menentukan kesetujuan atau ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum yang terdiri dari 4 respon, yaitu “Sangat Tidak Setuju”, “Tidak Setuju”, “Setuju” dan “Sangat Setuju”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 4 jumlah opsi jawaban, peneliti tidak memasukkan pilihan “Netral” untuk mendorong subjek memilih antara pernyataan yang bersifat
favorable atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
unfavorable, hal ini bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan subjek dalam menjawabab netral (Anderson dalam Supratiknya, 2014). Aitem dalam setiap aspek akan dibagi dalam 2 jenis pernyataan, yakni pernyataan yang bersifat favorable dan pernyataan yang bersifat unfavorable. Pernyataan yang bersifat favorable adalah pernyataan yang jika disetujui akan mendukung atribut yang diukur. Sebaliknya pernyataan yang bersifat unfavorable adalah pernyataan yang jika disetujui akan mencerminkan sikap negatif atau tidak mendukung atribut yang diukur (Supratiknya, 2014). Tabel 1. Skor Penilaian Skala Social Interest Respon Jawaban Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
Favorable 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4
Jumlah skor yang diperoleh dari skala ini akan mengindikasikan tingkat social interest pada subjek. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi social interest pada subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah tingkat social interest pada subjek. Tabel 2. Blueprint Skala Social Interest Tabel 2a. Blueprint sebelum seleksi aitem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
No. 1.
2.
3.
Aspek
Nomor Aitem Jumlah Bobot Favorable Unfavorable Hidup selaras 12, 14, 15, 13, 16, 28, 16 28,6 % 26, 27, 37, 36, 48, 50, 39, 43 53, 55 Empati 8, 10, 11, 9, 23, 25, 34, 16 28,6% 22, 24, 40, 35, 41, 51, 49, 54 56 Berfokus pada 1, 4, 6, 7, 2, 3, 5, 18, 24 42,8% kesejahteraan 17, 19, 21, 20, 29, 32, orang lain 30, 31, 38, 33, 40, 44, 42, 47 45, 52 Total 56 100%
F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan bahwa alat ukur tersebut benar – benar mengukur apa yang hendak diukur (Noor, 2011). Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity). Validitas isi memastikan sejauh mana isi dari skala tersebut mencakup data yang komprehensif dan relevan dengan tujuan penelitian. Salah satu cara yang dapat mendukung validitas isi adalah dengan menyajikan blue print (Azwar, 2012). Dalam mengembangkan isi dari sebuah skala, pada uji validitas dilakukan juga analisis rasional melalui professional judgement (Azwar, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Seleksi aitem Seleksi aitem dilakukan untuk menguji kualitas sebuah skala psikologi yang dilihat dari setiap aitem untuk mendukung validitas sebuah skala (Azwar,2012). Batasan rix ≥ 0,30 digunakan sebagai kriteria pemilihan aitem. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan sedangkan rix ≤ 30 dianggap sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah (Azwar, 2012). Peneliti melakukan uji coba skala social interest pada 40 remaja akhir yang berusia 18 hingga 21 tahun. Pada 40 subjek terdapat 20 subjek yang berjenis kelamin laki – laki dan 20 subjek berjenis kelamin perempuan. Skala yang terkumpul kemudian diproses dan diseleksi dengan menggunakan batas kriteria indeks daya beda aitem sebesar 0,30. Hasil dari seleksi aitem yang telah dilakukan menunjukkan dari 56 aitem skala social interest terdapat 42 aitem yang tergolong baik dan 14 aitem yang tergolong tidak baik. Aitem yang tergolong tidak baik adalah aitem – aitem yang memiliki nilai daya beda aitem dibawah 0,30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 2b. Blueprint setelah seleksi aitem No. 1.
2.
3.
Aspek
Nomor Aitem Jumlah Bobot Favorable Unfavorable Hidup selaras 12, 14, 15, 13, 16, 28, 11 26,2% 26, 27, 37, 36, 48, 50, 39, 43 53, 55 Empati 8, 10, 11, 9, 23, 25, 34, 13 31% 22, 24, 40, 35, 41, 51, 49, 54 56 Berfokus pada 1, 4, 6, 7, 2, 3, 5, 18, 18 42,8% kesejahteraan 17, 19, 21, 20, 29, 32, orang lain 30, 31, 38, 33, 40, 44, 42, 47 45, 52 Total 42 100%
Dari 42 aitem yang lolos seleksi aitem, peneliti memutuskan untuk menyaring kembali menjadi 28 aitem dengan memilih 4 aitem dalam satu indikator dari masing – masing aspek. Sistem penyaringan aitem dilakukan dengan memilih 4 aitem dengan skor daya beda aitem yang paling tinggi. Penyaringan ini bertujuan utuk efisiensi waktu, tenaga dan pikiran subjek dalam mengisi skala. Tabel 2c. Blueprint Penelitian No.
Aspek
Nomor Aitem Jumlah Bobot Favorable Unfavorable 4, 5, 9, 11 1, 15, 21, 28 8 28.57
1.
Hidup selaras
2.
Empati
17,19, 22, 3, 10, 20, 24 26
8
28.57
3.
Berfokus pada 8, 12, 13, 2, 6, 7, 14, kesejahteraan orang 16, 23, 27 18, 25, lain Total
12
42.86
28
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3. Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dikatakan konsisten dengan melakukan pengukuran sebanyak dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama (Noor, 2011). Koefisien reliabilitas memiliki rentang angka dari 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya, yaitu semakin mendekati angka 1,00, berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitasnya, yaitu semakin mendekati angka 0, maka semakin rendah juga reliabilitasnya (Azwar, 2003). Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang bertujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam tes (Azwar,2003). Penelitian ini menggunakan rumus Alpha (α) Cronbach untuk mencari estimasi reliabilitas konsistensi internal. Hasilnya skala social interest pada penelitian ini memiliki koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.919. Hal ini menunjukkan bahwa Skala Social Interest reliable (Clark Carter, 2004).
G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Uji normalitas merupakan perhitungan statistik yang dilakukan untuk memeriksa apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso, 2010). Uji ini diperlukan karena analisis statistik baru dapat dilakukan apabila data penelitian diasumsikan berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso, 2010). Untuk menguji normalitas pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov. Apabila nilai p dari hasil uji normalitas lebih besar dari 0,1 maka data penelitian dapat dikatakan normal (Santoso, 2010).
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas merupakan perhitungan statistik yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan varian antar populasi (Santoso, 2010). Uji ini penting dilakukan agar kesimpulan yang dihasilkan tidak keliru dan lebih akurat. Selain itu, penelitian ini membandingkan dua sampel sehingga uji homogenitas perlu dilakukan sebelum melakukan independent sample t-test (Santoso, 2010). Apabila nilai p dari hasil uji homogenitas lebih besar dari 0,05 maka data penelitian dianggap homogen atau tidak memiliki perbedaan varian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Uji Hipotesis Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat social interest pada remaja akhir ditinjau dari gender. Oleh karena itu, hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan independent sample t-test yaitu perhitungan statistik yang membandingkan perbedaan rerata
dari
dua
kelompok
sampel
(Santoso,
2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksaan Penelitian Pengambilan data pada penelitian ini berlangsung selama 3 minggu sejak tanggal 8 Mei hingga tanggal 29 Mei 2015 dengan menggunakan Skala Social Interest yang disusun oleh peneliti. Secara umum peneliti mengambil data pada dua kelompok, yang pertama adalah kelompok remaja akhir yang berkuliah di Universitas Sanata Dharma dan yang kedua kelompok remaja akhir di luar Universitas Sanata Dharma. Dalam kelompok ini peneliti mengambil data di komunitas Gereja Kristen Nazarene Filadelfia, Yogyakarta. Secara umum proses pengambilan data dilakukan secara langsung oleh peneliti, namun dalam beberapa kesempatan peneliti juga meminta bantuan orang lain untuk membagikan skalanya. Pada kelompok remaja akhir di Universitas Sanata Dharma peneliti meminta ijin secara langsung pada dosen yang bersangkutan dengan meminta waktu beberapa menit sebelum atau sesudah proses perkuliahan untuk mengambil data. Sedangkan pada kelompok remaja akhir di luar Universitas Sanata Dharma yakni pemuda remaja Gereja Kristen Nazarene Filadelfia Yogyakarta peneliti mengambil data sesaat setelah ibadah atau persekutuan pemuda selesai.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
B. Deskripsi subjek penelitian Penelitian ini melibatkan 200 subjek yang terbagi dalam dua kelompok yakni 100 subjek berjenis kelamin laki – laki dan 100 subjek berjenis kelamin perempuan.
Tabel 3. Deskripsi Subjek Penelitian Tabel 3a. Deskripsi Kelompok Subjek Jenis Kelamin
Univ. Sanata Dharma 50 50
Laki – laki Perempuan
Setelah
seluruh
data
terkumpul,
GKN Filadelfia 50 50
peneliti
kemudian
mengelompokkan subjek sesuai dengan jenis kelaminnya. Kelompok laki – laki berjumlah 100 subjek dan kelompok perempuan berjumlah sama yaitu 100 subjek. Secara keseluruhan subjek berada pada rentangan usia 18 hingga 21 tahun. Setiap tingkatan usia diwakili oleh minimal satu subjek dalam setiap kelompok.
C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi data penelitian Deskripsi data penelitian bertujuan untuk memberi informasi mengenai jumlah subjek dalam tiap kelompok sampel, nilai minimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
dan maksimum yang diperoleh subjek, nilai rerata, serta nilai standar deviasi. Deskripsi data dalam penelitian ini telah dikelompokkan sesuai dengan gender yang dibedakan dari laki – laki atau perempuan sesuai yang dituliskan subjek pada skala. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data penelitian diuraikan dalam tabel berikut.
Tabel 3b. Deskripsi Subjek Penelitian Deskripsi N Minimum Maksimum Rerata Standar Deviasi
Laki - laki 100 63 104 86 (Empirik) 70 (Teoritik) 7.302
Perempuan 100 64 108 89.53 (Empirik) 70 (Teoritik) 7.457
Berdasarkan tabel sebelumnya, dapat dilihat bahwa subjek laki – laki memiliki nilai minimum maupun nilai maksimum yang lebih rendah (Min. = 63, Max. = 104) dibandingkan subjek perempuan (Min. = 64, Max. = 108). Untuk rerata, jika dibandingkan antara rerata empirik dengan rerata teoritik, baik subjek perempuan (M.Empiric = 89.53 > 70) maupun subjek laki – laki (M.Empiric = 86 > 70) memiliki tingkat social interest yang sama – sama tinggi. Namun jika rerata dibandingkan antar kelompok penelitian, subjek laki laki (M = 86, SD = 7.302) memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan subjek perempuan (M = 89.53, SD = 7.457).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
2. Uji Hipotesis Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan uji asumsi untuk melihat normalitas dan homogenitas data penelitian. Hal ini penting dilakukan agar peneliti dapat menentukan analisis yang tepat untuk uji hipotesis dan tidak meleset dalam pengambilan kesimpulan (Santoso, 2010). Untuk
menguji
normalitas
data
penelitian.
Peneliti
menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software statistik SPSS 16.00. Data penelitian dikatakan normal apabila nilai p lebih besar dari 0,1 (Santoso, 2010).
Tabel 4. Hasil Uji Asumsi dan Hipotesis Tabel 4a. Hasil Uji Normalitas Skala Social Interest
N Statistic Sig.
Laki - laki 100 0.076 0.173
Perempuan 100 0.092 0.037
Hasil pada tabel di atas menunjukan nilai signifikansi (. Sig.) laki – laki sebesar 0.173 dan perempuan 0.037.
Data tersebut
menunjukkan bahwa data penelitian Skala Social Interest pada subjek perempuan tergolong tidak normal ( Z < 0.05, p < 0.1). Tabel selanjutnya menjelaskan hasil uji homogenitas Levene terhadap data penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Tabel 4b. Hasil Uji Homogenitas Skala Social Interest
Varian Diasumsikan Setara
F .020
Sig. .888
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data penelitian Skala Social Interest tergolong homogen karena memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (F = 0.020, p > 0.05). Berdasarkan hasil uji asumsi tersebut, peneliti tidak dapat menggunakan independent sample t-test. Hal ini terjadi karena data penelitian tidak memenuhi salah satu asumsi analisis parametrik yaitu sebaran data yang tidak normal. Oleh karena itu, peneliti menggunakan analisis nonparametrik sebagai alternatif. Analisis nonparametrik yang digunakan peneliti adalah uji Mann-Whitney yang fungsinya sama seperti independent sample t-test (Priyatno, 2012).
Tabel 4c. Hasil Uji Mann Whitney
Tingkat Social Interest Mann-Whitney U Z Asymp. Sig. (2-tailed)
3626 -3.361 .001
Menurut Priyatno (2012), pengambilan keputusan terhadap uji hipotesis didasarkan pada nilai signifikansi (Asymp. Sig.). Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka tidak ada perbedaan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney dengan bantuan software statistik SPSS 16.0 yang diuraikan dalam tabel di atas, data penelitian memiliki nilai signifikansi 0,001. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat social interest pada remaja akhir ditinjau dari gender (U = 3626, Z = -3.361, p ˂ 0,05).
D. Pembahasan Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat perbedaan tingkat social interest pada remaja akhir ditinjau dari gender (U = 3626, Z = 3.361, p < 0,05). Remaja akhir laki – laki (M=86) memiliki tingkat social interest yang lebih rendah dibandingkan remaja akhir perempuan (M=89,53). Hal ini berkaitan dengan beberapa aspek yang ada pada remaja akhir laki – laki dan remaja akhir perempuan. Remaja akhir laki – laki kurang peka untuk terlibat dalam situasi – situasi yang bersifat emosional. Remaja akhir laki – laki cenderung berpusat pada persaingan dan mengedapankan kekuatan dan kekuasaan sebagai yang terutama. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Huma (2010), dimana remaja akhir laki – laki terbukti memiliki koofesien power yang tinggi dibandingkan perempuan. Laki – laki juga memiliki kecenderungan untuk mempengaruhi kelompok dibandingkan dipengaruhi (Carli, 2001). Hal ini diperkuat dengan persepsi masyarakat yang memandang remaja akhir laki - laki memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan perempuan sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
dianggap wajar ketika laki – laki kurang terlibat dalam perilaku prososial karena laki – laki harus berkonsentrasi menjadi sosok yang sukses demi memenuhi tuntutan dalam masyarakat. Hal tersebut menyebabkan laki – laki cenderung mengabaikan relasi, lingkungannya demi mengejar kepentingan personalnya (Eagly & Johannesen dalam Carli, 2001). Remaja akhir perempuan sebaliknya, perempuan cenderung lebih peka dan mampu memahami situasi – situasi sulit yang sedang dialami oleh orang lain, lebih dari itu perempuan bahkan mampu menempatkan dirinya pada posisi orang lain dan turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang – orang di sekitarnya, (Huma, B., 2010). Remaja akhir perempuan juga lebih senang menghabiskan waktu bersama dan membahas hal – hal yang sama – sama disenangi. Perempuan tidak gemar bersaing untuk mencari yang terhebat, sebaliknya dalam beberapa kasus perempuan akan memilih untuk mengorbankan kepentingan pribadinya untuk kepentingan sahabatnya (Santrock, 2007). Dalam penelitiannya, Huma (2010) juga menjelaskan bahwa remaja akhir perempuan cenderung lebih berjiwa sosial dibandingkan remaja akhir laki – laki, remaja akhir perempuan memiliki kepribadian yang hangat, bersahabat dan lebih menyenangkan. Dalam masyarakat, perempuan memiliki status yang lebih rendah daripada laki – laki, oleh karena itu perempuan selalu berusaha untuk menampilkan perilaku yang lebih kooperatif dan tidak dominan. Perempuan lebih sering terlibat dalam perilaku – perilaku pro – sosial dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
memiliki kesadaran akan situasi lingkungan tempat ia tinggal. Dalam kesehariannya perempuan juga memiliki minat yang besar dalam usaha untuk mengembangkan lingkungan ataupun komunitasnya ke tahapan yang lebih baik. Di mata masyarakat remaja akhir perempuan juga dipandang sebagai sosok yang ramah, lembut dan senang membantu orang lain sehingga remaja akhir perempuan cenderung lebih
memiliki
kelakatan pada lingkungan sosialnya dibandingkan remaja akhir laki - laki (Eagly & Johannesen dalam Carli, 2001). Beberapa aspek tersebut kemudian menyebabkan rendahnya tingkat social interest pada remaja akhir laki –laki dibandingkan tingkat social interest pada remaja akhir perempuan. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Saunders & Roy (2000) bahwa perempuan memiliki social interest yang lebih tinggi dibandingkan laki – laki. Namun dengan mengambil subjek pada remaja akhir yang berbudaya kolektivis dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai tingkat social interest pada budaya kolektivis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan tingkat social interest pada remaja akhir laki – laki dan perempuan (U = 3626, Z = 3.361, p < 0,05). Remaja akhir laki – laki (M=86) memiliki tingkat social interest yang lebih rendah dibandingkan remaja akhir perempuan (M=89,53). B. Saran 1. Bagi Orangtua Hasil penelitian ini telah memberikan gambaran bagaimana perbedaan tingkat social interest antara laki – laki dan perempuan. Sebelumnya juga telah dijabarkan dampak – dampak yang bisa muncul jika seseorang kekurangan social interest. Bagi orangtua, fakta dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi orangtua untuk mendukung pengembangan social interest pada remaja akhir sejak dini, terutama pada remaja akhir laki – laki.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya Dalam penelitian ini peneliti menyadari adanya kelemahan, yaitu : penelitian ini menggunakan metode sampling yang bersifat non-
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
probability sampling, yaitu dengan purposive sampling. Peneliti menyebarkan skala pada suatu kelompok subjek yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya, sehingga tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Hal ini kemudian berdampak pada ketidaknormalan sebaran populasi pada peneltian ini, sehingga hasil dari penelitian tidak bisa digeneralisasikan secara luas pada seluruh populasi remaja akhir. Peneliti menyarankan 2 langkah untuk penelitian selanjutnya. Pertama, peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode sampling yang bersifat probability sampling agar setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Kedua, jika probabilty sampling sulit dilakukan peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah subjek penelitian dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan jumlah populasi remaja akhir sesungguhnya. Keterbatasan lainnya dalam penelitian ini adalah dalam hal skala. Peneliti tidak menjabarkan aspek gender dan budaya dalam aitem yang disusun oleh peneliti sendiri sehingga aitem kurang dapat menggambarkan keadaan gender dan budaya sesungguhnya dalam diri subjek.
Disarankan
bagi
penelitian
selanjutnya
untuk
mempertimbangkan aspek gender dan budaya dalam penyusunan aitem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Adler, A. (1964) Social Interest : A Challenge to Mankind. New York : Capricorn Ansbacher, A & Ansbacher, R. (1956) The Individual Psychology of Alfred Adler. New York : Harper & Row Ariyanti, S. (2015) Breaking News : Sadis! Sepuluh orang Siksa Gadis di kamar kosnya.
Diakses
21
Februari
2015
dari
http://jogja.tribunnews.com/2015/02/16/sadis-siswi-ini-disekap-disiksa-dankemaluannya-dimasuki-botol-bir. Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan Validitas Edisi 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Barlow, P. J., Tobin, D. J., & Schmidt, M. M. (2009) Social Interest and Positive Psychology : Positvely Aligned. The Journal of Individual Psychology, Vol.6, No.3 Carli, L. L. (2001) Gender and Social Influence. Journal for the Psychological Study of Social Issues, Vol. 57, No.4, Carver, C. S. (1988) Perspective on Personality. Boston : Allyn & Bacon Clark-Carter, D., (2004). Quantitative Psychological Research: A Student Handbook. East Sussex : Psychology Press Cloninger, S. (2004) Theories of Personality Understanding Persons. New Jersey : Person Education
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Crandall, J. E. (1991) A scale for Social Interest. Journal of Individual Psychology, Vol 47, No. 1, Damon, W., Menon, J., & Bronk, K., C., (2003) The Development of Purpose During Adolescence. Journal of Applied Developmental Science,Vol. 7, No. 3, 119128 Daugherty, D. A., Murphy, M. J. & Paugh, J. (2001) An examination of the Adlerian construct of social interest with criminal offenders. Jounal of Counseling and Development, 79, 465-71. Dettmer, P. (2006) New Blooms in Established Fields : Four Domains of Learning and Doing. Roeper Review; ProQuest Education Journal Eccles, J. S., Wigfield, A. (2000) Adolescence : Social Pattern, Achievements and Problems. In A. E. Kadzin (Ed.), Encyclopedia of Psychology (Vol.1,pp. 4652). Washinton DC: American Psychological Association. Edwards, D. & Kern, R. (1995) The Implication of Teachers Social Interest in Classroom Behavior. Journal of Individual Psychology, Vol. 51 Gilani, N. (2010) Identity Development and Psychological Well-Being of Male and Female Adolescents Belonging to Individualistic andd Collectivistic Cultural Backgrounds. National Institute os Psychology Guzick, D. T., Dorman, W. J., Groff, T. S., Altermatt, E. R., & Forsyth, G. A. (2004). Fostering social interest in schools for long-term and short-term outcomes. The Journal of Individual Psychology. 60(4), 361-366. Hadi, S. (2004). Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta : Penerbit Andi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Hanna, F. J. (1996) Community Feeling, Empathy and Intersubjectivity : A Phenomenological Framework. Journal of Individual Psychology, Vol.52 Huma, B. (2010) Gender differences in impression formation. Journal of Comparative Research in Anthropology and Sociology, Vol 1 (1): 57-72 Ickes, W. (1993) Traditional Gender Roles : Do They Make, and Then Break, our Relationnships ? Journal of Social Issues, Vol. 49, No. 3, 1993, pp. 71-85 IDAI
(10
September
2013).
Diakses
pada
10
November
2014
dari
http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/overview-adolescenthealth-problems-and-services.html Johnson, P. & Smith, A. J. (2011) Social Interest and Differentiation of Self. Proffesional
Issues
in
Counseling
diunduh
pada
15
Oktober
dari
http://www.shsu.edu/piic/SocialInterestandDifferentiationofSelf.htm Leak, G. K. (2011) Confirmatory Factor Analysis of the Social Interest Index. SAGE Open Leak G. K., Gardner, L. E., Pounds, B. (1992) A Comparison of Eastern Religion, Christianity and Social Interest. Journal of Individual Psychology, Vol. 48 No.1 Makrenoglou, A. (2008) The Significance of Social Interest in Juvenile Crime. Mönks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (1999). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Olson M. H & Hergenhahn, B. R. (2007) An Introduction to Theories of Personality. New Jersey : Person Education Inc. Ostrovsky, M., Parr, G. & Gradel, A. (1992) Promoting Moral Development through Social Interest in Children and Adolescents. Journal of Individual Psychology. Vol. 48. No.2 Priyatno, D. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik dengan SPSS & Prediksi Pertanyaan Pendadaran Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Penerbit Gava Media Purnamasari, D. D. (10 Desember 2014) Api Cemburu Mengantar Sejoli Itu Mendekam
di
Balik
Jeruji.
Diakses
pada
21
Februari
2015
dari
http://megapolitan.kompas.com/read/2014/12/10/19241281/Api.Cemburu.Men gantar.Sejoli.Itu.Mendekam.di.Balik.Jeruji. Rifai, M. S. S. (1984) Psikologi Perkembangan Remaja : Dari Segi Kehidupan Sosial. Jakarta : Bina Aksara Saunders, S. A., Roy, C. (2000) Relationship between depression, satisfaction with life and Social Interest. South Pacific Journal of Psychology, 11 (1). Sangadji, Etta Mamang., Sopiah (2010) Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta : Penerbit Andi Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup jilid 2 ed. 5. Jakarta: Penerbit Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Santrock, J. W. (2007) Remaja 11 Jilid 1. Jakarta : Erlangga Sarwono, S. W. (2010) Psikologi Remaja. Jakarta : RajaGrafindo Persada Schneider, B., H., & Valdiva, A. (2012) Adolescent Friendship Bonds in Cultures of Connectedness. Thousand Oaks, CA : Sage Schwartz, C. (2003) Altruistic Social Interest Behaviors are Associated with better Mental Health. Journal of Psychosomatic Medicine 65:778-785 Stang, J. & Story, M. (2005) Adolescent Growth and Development. Guidlines for Adolescent Nutrition Services. Stander, V. & Jensen, L. (1993) The relationship of value orientation to moral cognition : Gender and cultural differences in the US and China explored. Journal of Cross-Cultural Psychology. Vol 24. No. 1 Stoykova, Zh. (2013) Social Interest and Motivation. Trakia Journal of Science. Vol 11. No.3 Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta Supratiknya, A. (2014) Pengukuran Psikologis. Yogyakarta : Penerbit Universitas Sanata Dharma Triandis, H. C., Bontempo, R., & Villareal, M. J. (1988) Individualism and Collectivism : Cross-Cultural Perspectives on Self-Ingroup Relationship. Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 54, No. 2, 323-338 Voronov, M., &Singer, J. A. 2002. The Myth of individualism-collectivism : A critical review. The Journal of Social Psychology, 142. 461 - 480
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Watkins Jr. C. E., (1994) Measuring Social Interest. Journal of Individual Psychology. Vol.50 Widiastuti, T. (2012) Analisis Framing Sebuah Konflik Antarbudaya di Media. Journal Communication Spectrum, Vol. 1, No.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1 SKALA SOCIAL INTEREST
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
A. SKALA SEBELUM TRY OUT
SKALA PENELITIAN
disusun oleh : Marcella Claudya Yune Senduk (109114088)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Salam sejahtera, Saya, Marcella Claudya Yune Senduk, adalah mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir saya. Saya memohon kesediaan Anda untuk membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini. Sebelum mengisi skala penelitian, Anda akan diminta untuk mengisi beberapa data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda diharapkan mengisi skala penelitian sesuai dengan apa yang Anda alami, rasakan, maupun pikirkan. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Selain itu, jawaban Anda akan dirahasiakan sehingga saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas asli Anda. Saya sangat menghargai apabila Anda bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya. Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silakan memberikan tanda tangan atau paraf Anda di lembar pernyataan pada halaman selanjutnya. Terima kasih atas perhatian dan kesediaan Anda.
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian tanpa paksaan dari pihak manapun. Untuk menjaga kerahasiaan identitas asli saya, saya tidak mencantumkan nama. Seluruh jawaban yang saya berikan sungguhsungguh sesuai dengan apa yang saya alami, rasakan, dan pikirkan tanggal……….…......… 2015
(paraf tanpa nama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Silakan mengisi data diri berikut. :………….. tahun
Usia
Jenis kelamin :
Dalam mengisi skala ini, Anda akan diminta untuk memberikan respon yang sesuai dengan diri Anda, berikut 4 respon secara berurutan yang dimulai dari bagian paling kiri, Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Silakan menjawab dengan memberi tanda silang (X) pada kotak yang tersedia.
Contoh : Respon No.
Pernyataan STS
1.
Saya merasa kurang
TS
S
X
percaya diri.
Respon tersebut mengindikasikan bahwa anda TIDAK SETUJU dengan pernyataan “Saya merasa kurang percaya diri”
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Silakan mengerjakan mulai dari sini. Respon
No.
Pernyataan
1
2
3
4
(Sangat
(Tidak
(Setuju)
(Sangat
Tidak
Setuju)
Setuju 1. 1Meskipun sudah hampir . terlambat, saya akan mengantar adik saya dulu baru berangkat ke kampus 2. 2Saya kesulitan mengalah pada . orang lain 3. 3Saya cuek terhadap kegiatan . kegiatan pemberdayaan masyarakat 4. 4Saya meminta pendapat teman . sekerja saya dalam mengerjakan tugas bersama kami 5. 5Saya kesulitan ketika harus . berdiskusi dengan teman saya 6. 6Saya berdiskusi ketika . mengerjakan tugas kelompok bersama 7. 7Saya aktif menyumbangkan ide . maupun tenga saya dalam kegiatan kampus 8. 8Saya sedih ketika menonton . tayangan tv yang menampilkan kehidupan orang orang yang kurang beruntung
Setuju)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
9. 9Menurut saya orang yang menangis saat menceritakan masalahnya terlalu melebih lebihkan 10. 2Saya akan meminjamkan catatan . saya kepada teman saya yang tidak masuk kuliah 11. 3Saya akan meminjamkan uang . pada teman saya yang belum mendapat kiriman dari orangtuanya 12. 4Saya paham akan adat istiadat . yang hidup di masyarakat 13. 5Saya tidak mengenal tetangga. tetangga saya 14. 6Saya senang memiliki banyak . orang yang mengasihi saya 15. 7Saya merasa sedih ketika sedang . bermasalah dengan teman saya 16. 8Saya tidak merasa sedih . walaupun teman-teman saya dengan jelas mulai menjauhi saya 17. Saya akan membiarkan teman saya membawa kendaraan saya terlebih dulu meskipun saya juga ingin menggunakannya 18. Ketika teman saya sedang kesulitan mengerjakan tugas, saya akan tetap berfokus pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
pekerjaan saya tanpa memperdulikannya 19. Saya mampu bekerja maksimal dengan rekan satu kelompok saya 20. Saya tidak tertarik untuk terlibat dalam kegiatan kegiatan kampus 21. Suatu saat saya ingin membangun bangunan sosial seperti perpusatakaan mini atau lainnya yang dapat berguna bagi masyarakat 22. Saya turut merasakan betapa sulitnya hidup ini ketika melihat pengemis-pengemis dijalanan 23. Saya sulit merasakan apa yang dirasakan teman saya meskipun dia sudah menceritakan masalahnya 24. Saya akan membantu mencarikan barang teman saya yang hilang 25. Saya mencari alasan agar tidak membantu teman saya untuk belajar bersama 26. Saya tahu alat musik tradisional dari daerah tempat tinggal saya 27. Saya mengenal orang-orang yang tinggal disekitar tempat tinggal saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
28. Saya merasa lebih baik setelah memarahi teman saya karena telah terlambat mengembalikan buku saya 29. Saya akan memilih untuk tidur dibandingkan mengantar teman saya ke dokter 30. Saya akan menarik tabungan yang sudah lama saya simpan dan meminjamkannya pada teman saya yang sedang membutuhkan 31. Saya ingin mendorong teman teman untuk selalu menyadari pentingnya sikap saling menghargai 32. Dalam kerja kelompok, saya fokus pada tugas saya sendiri dan tidak memperdulikan bagian teman yang lain 33. Saya tidak tertarik untuk bergabung dalam organisasi organisasi yang ada dikampus 34. Saya merasa biasa saja ketika melihat teman saya yang sedang menangis 35. Saya menolak ketika ada teman saya yang meminta pendapat saya mengenai hasil laporannya 36. Saya akan tetap melakukan hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
yang saya senangi meskipun saya tahu itu melanggar norma dalam masyarakat 37. Saya senang menghabiskan wkatu akhir pekan bersama teman teman saya 38. Dalam kendaraan umum, saat melihat orang tua yang tidak mendapatkan tempat duduk saya akan memberikan tempat duduk saya 39. Saya memahami aturan yang berlaku di lingkungan tempat tinggal saya 40. Saya tidak tertarik untuk menjadi sukarelawan dalam kegiatan kegiatan sosial 41. Saya kesulitan merasakan bagaimana sulitnya berada pada posisi orang lain 42. Saya aktif dalam kegiatan sosial dengan harapan dapat ikut serta membangun komunitas maupun masyarakat ketahapan yang lebih baik 43. Saya merasa tidak baik ketika sedang bermasalah dengan teman saya 44. Saya berpura pura tidak tahu ketika ada orang tua yang masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dalam angkutan umum dan membutuhkan tempat duduk saya 45. Saya membagi tugas kelompok tanpa berdiskusi dulu dengan teman sekelompok saya 46. Saya merasa sedih ketika melihat anak - anak terlantar dijalanan 47. Saya menghargai jika ada yang berbeda pendapat dengan saya 48. Saya tidak memahami nilai yang bisa didapat dari kegiatan gotong royong 49. Sebelum mengkritik orang lain saya akan mencoba menempatkan diri saya pada posisi mereka 50. Saya merasa baik-baik saja meskipun beberapa teman saya berkata - kata hal buruk tentang saya 51. Saya cuek ketika melihat orang lanjut usia yang kesulitan menyeberang 52. Saya akan memilih untuk tidak berkerja dalam tim dibandingkan harus berbagi ide dengan teman - teman sekelompok 53. Saya acuh tak acuh terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
norma yang hidup dalam masyarakat 54. Saya akan mengantarkan teman saya yang tidak memiliki kendaraan ke mini market 55. Saya merasa baik-baik saja walaupun baru saja menyakiti perasaan teman saya 56. Saya membiarkan teman saya yang sedang kesulitan membawa buku terlalu banyak Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
TERIMA KASIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
B. SKALA FINAL
SKALA PENELITIAN
disusun oleh : Marcella Claudya Yune Senduk (109114088)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Salam sejahtera, Saya, Marcella Claudya Yune Senduk, adalah mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir saya. Saya memohon kesediaan Anda untuk membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini. Sebelum mengisi skala penelitian, Anda akan diminta untuk mengisi beberapa data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda diharapkan mengisi skala penelitian sesuai dengan apa yang Anda alami, rasakan, maupun pikirkan. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Selain itu, jawaban Anda akan dirahasiakan sehingga saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas asli Anda. Saya sangat menghargai apabila Anda bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya. Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silakan memberikan tanda tangan atau paraf Anda di lembar pernyataan pada halaman selanjutnya. Terima kasih atas perhatian dan kesediaan Anda
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Untuk menjaga kerahasiaan identitas asli saya, saya tidak mencantumkan nama. Seluruh jawaban yang saya berikan sungguh-sungguh sesuai dengan apa yang saya alami, rasakan, dan pikirkan tanggal……….…......… 2015
(paraf tanpa nama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Silakan mengisi data diri berikut. :………….. tahun
Usia
Jenis kelamin : Laki – laki / Perempuan
Dalam mengisi skala ini, Anda akan diminta untuk memberikan respon yang sesuai dengan diri Anda, berikut 4 respon secara berurutan yang dimulai dari bagian paling kiri, Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Silakan menjawab dengan memberi tanda silang (X) pada kotak yang tersedia.
Contoh : Respon No.
Pernyataan STS
1.
Saya merasa kurang
TS
S
X
percaya diri.
Respon tersebut mengindikasikan bahwa anda TIDAK SETUJU dengan pernyataan “Saya merasa kurang percaya diri”
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Silakan mengerjakan mulai dari sini. Respon
No.
Pernyataan
1
2
3
4
(Sangat
(Tidak
(Setuju)
(Sangat
Tidak
Setuju)
Setuju 1. 3Saya tidak merasa sedih . walaupun teman-teman saya dengan jelas mulai menjauhi saya 2. 8Dalam kerja kelompok, saya . fokus pada tugas saya sendiri dan tidak memperdulikan bagian teman yang lain 3. 2Saya sulit merasakan apa yang . dirasakan teman saya meskipun dia sudah menceritakan masalahnya 4. 6Saya senang memiliki banyak . orang yang mengasihi saya 5. 7Saya merasa sedih ketika sedang . bermasalah dengan teman saya 6.
Saya tidak tertarik untuk terlibat dalam kegiatan - kegiatan kampus
7.
Ketika teman saya sedang kesulitan mengerjakan tugas, saya akan tetap berfokus pada pekerjaan saya tanpa memperdulikannya
Setuju)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
8.
Saya akan membiarkan teman saya membawa kendaraan saya terlebih dulu meskipun saya juga ingin menggunakannya
9.
Saya memahami aturan yang berlaku di lingkungan tempat tinggal saya
10. Saya mencari alasan agar tidak membantu teman saya untuk belajar bersama 11. Saya mengenal orang-orang yang tinggal disekitar tempat tinggal saya 12. Saya ingin mendorong teman teman untuk selalu menyadari pentingnya sikap saling menghargai 13. Saya menghargai jika ada yang berbeda pendapat dengan saya
14. Saya berpura pura tidak tahu ketika ada orang tua yang masuk dalam angkutan umum dan membutuhkan tempat duduk saya 15. Saya akan tetap melakukan hal yang saya senangi meskipun saya tahu itu melanggar norma dalam masyarakat 16. Saya akan menarik tabungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
yang sudah lama saya simpan dan meminjamkannya pada teman saya yang sedang membutuhkan 17. Saya akan membantu mencarikan barang teman saya yang hilang 18. Saya tidak tertarik untuk menjadi sukarelawan dalam kegiatan kegiatan sosial 19. Saya akan mengantarkan teman saya yang tidak memiliki kendaraan ke mini market
20. Saya merasa biasa saja ketika melihat teman saya yang sedang menangis 21. Saya acuh tak acuh terhadap norma yang hidup dalam masyarakat 22. Saya sedih ketika menonton tayangan tv yang menampilkan kehidupan orang - orang yang kurang beruntung 23. Saya berdiskusi ketika mengerjakan tugas kelompok bersama 24. Saya cuek ketika melihat orang lanjut usia yang kesulitan menyeberang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
25. Saya akan memilih untuk tidak berkerja dalam tim dibandingkan harus berbagi ide dengan teman - teman sekelompok 26. Saya merasa sedih ketika melihat anak - anak terlantar dijalanan 27. Saya aktif dalam kegiatan sosial dengan harapan dapat ikut serta membangun komunitas maupun masyarakat ketahapan yang lebih baik 28. Saya merasa baik-baik saja walaupun baru saja menyakiti perasaan teman saya Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
TERIMA KASIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
LAMPIRAN 2 HASIL UJI RELIABILITAS DAN KUALITAS ITEM SKALA SOCIAL INTEREST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
A. Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.919
56
B. Hasil Uji Kualitas Item
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
1
171.5500
241.126
.131
.921
2
171.0000
236.205
.392
.918
3
171.2500
235.679
.430
.918
4
170.7000
238.779
.248
.919
5
170.9000
237.785
.434
.918
6
170.7250
239.538
.265
.919
7
171.1500
241.362
.183
.919
8
171.0250
236.384
.423
.918
9
170.8750
234.266
.505
.917
10
171.0250
236.333
.458
.917
11
170.9000
233.528
.471
.917
12
170.8750
245.394
-.035
.921
13
170.9000
233.887
.455
.917
14
170.4000
238.092
.337
.918
15
170.6000
236.656
.450
.917
16
170.9250
233.661
.399
.918
17
171.7000
234.985
.395
.918
18
170.8000
236.421
.456
.917
19
170.8750
241.138
.241
.919
20
170.8500
234.233
.527
.917
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
21
170.9500
238.715
.292
.919
22
171.0250
235.974
.338
.919
23
171.0500
233.228
.571
.916
24
170.7000
237.754
.512
.917
25
170.6000
232.041
.776
.915
26
170.8250
240.302
.199
.920
27
170.6000
238.810
.304
.919
28
170.8500
238.592
.356
.918
29
170.5250
236.512
.448
.917
30
171.1000
234.913
.377
.918
31
170.5750
239.738
.300
.919
32
170.8250
231.328
.591
.916
33
170.8500
231.208
.508
.917
34
170.7750
231.820
.651
.916
35
170.7000
237.241
.443
.918
36
170.7750
231.204
.643
.916
37
170.8500
241.515
.157
.920
38
170.5500
236.203
.509
.917
39
170.8250
239.328
.371
.918
40
170.9500
233.587
.517
.917
41
171.0750
240.174
.250
.919
42
171.1000
237.272
.371
.918
43
170.9000
241.067
.165
.920
44
170.5750
233.225
.639
.916
45
170.8000
237.036
.459
.917
46
170.9750
237.358
.400
.918
47
170.7500
239.474
.416
.918
48
170.8000
235.036
.495
.917
49
170.8250
239.276
.283
.919
50
171.4250
242.046
.107
.921
51
170.6750
233.763
.590
.916
52
170.6500
232.695
.692
.916
53
170.7000
235.241
.562
.917
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
54
170.8500
235.054
.485
.917
55
170.5750
237.840
.380
.918
56
171.0250
237.307
.284
.919
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
LAMPIRAN 3 HASIL ANALISIS DATA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Kelompok Laki – laki Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov Statistic SI
a
df
.076
Shapiro-Wilk Sig.
100
Statistic .173
df
.980
Sig. 100
.144
a. Lilliefors Significance Correction
2. Uji Normalitas Kelompok Perempuan Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic SI
df
.092
a. Lilliefors Significance Correction
Shapiro-Wilk Sig.
100
Statistic .037
.977
df
Sig. 100
.082
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
B. Uji Homogenitas Levene's Test for Equality of Variances F Social Interest
Equal variances assumed
.020
C. Uji Hipotesis Mann Whitney
Test Statisticsa SI Mann-Whitney U
3.626E3
Wilcoxon W
8.676E3
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: klmpk
Sig.
-3.361 .001
.888