PERBEDAAN KEMATANGAN VOKASIONAL DITINJAU DARI TINGKAT EFIKASI DIRI DAN STATUS BEKERJA MAHASISWA Tifani Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Jl. Ahmad Yani no.12 Plaju Palembang E-mail:
[email protected]
Abstract: This study aimed to examine whether there are differences in terms of the level of maturity of vocational self-efficacy and student work status ( working part- time and do not ) . Subjects of this study were students from various departments and universities in Yogyakarta who have not graduated , aged 19-25 years amounted to 80 people . Subject selection technique using incidental sampling method .Methods of data analysis using techniques Univariate Analysis of Variance in SPSS for Windows 12 o'clock . Analysis showed the relationship between self-efficacy and work status of students to vocational maturity , yielding a score of F = 11.189 with p = 0.001 ( p < 0.01 ) effective contribution of 73.9 % of the variables can be seen from the vocational maturity scores RZ 0.739 which means that there is a significant difference in the maturity of vocational students in terms of self-efficacy levels and the status of work. Key word:
vocational maturity, self efficacy, student work status
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan kematangan vokasional ditinjau dari tingkat efikasi diri dan status bekerja mahasiswa (bekerja paruh waktu dan tidak). Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa dari berbagai jurusan dan Universitas di Yogyakarta yang belum diwisuda, berusia 19-25 tahun berjumlah 80 orang. Teknik pemilihan subjek menggunakan metode Incidental sampling. Analisis data menggunakan teknik Univariate Analysis of Variance dalam program SPSS for Windows 12.00. Hasil analisis menunjukkan keterkaitan antara efikasi diri dan status bekerja mahasiswa terhadap kematangan vokasional, menghasilkan skor F=11,189 dengan p=0,001 (p<0,01) sumbangan efektif sebesar 73,9 % terhadap Variabel kematangan vokasional dapat dilihat dari skor R Z 0,739 yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada kematangan vokasional mahasiswa ditinjau dari tingkat efikasi diri dan status bekerjanya. Kata kunci:
1.
kematangan vokasional, efikasi diri, status bekerja mahasiswa
akan merasa sangat susah dan gelisah jika tidak
PENDAHULUAN
memiliki pekerjaan yang jelas, apalagi kalau Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan bekerja maka
manusia
dapat
memperbaiki
taraf
kehidupannya lebih baik dari sebelumnya. Pekerjaan (occupation, vocation, career) merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Betapa orang
sampai menjadi penganggur. Demikian pula banyak orang yang mengalami stres dan frustrasi dalam hidup ini karena masalah pekerjaan. Penelitian
Levinson
(Isaacson,
1985)
menunjukkan bahwa komponen terpenting dari kehidupan manusia dewasa adalah: (1) keluarga, dan (2) pekerjaan. Dua komponen tersebut sangat menentukan kebahagian hidup manusia, sehingga tidak mengherankan jika masalah pekerjaan dan
Perbedaan Kematangan Vokasional Ditinjau Dari Tingkat Efikasi Diri dan…….. (Tifani)
9
keluarga praktis menyita seluruh perhatian,
harapan lingkungan sosial terhadap individu agar
energi, dan waktu orang dewasa.
dapat melalui dan menjalani dunia kerja yang
Namun pada kenyataannya tidak semua orang
dapat
memperoleh
memenuhi
pekerjaan.
kebutuhannya
Jumlah
mereka pilih. Kematangan vokasional juga merupakan
kemampuan
dalam
melakukan
lowongan
eksplorasi terhadap masalah pendidikan dan
pekerjaan saat ini tidak sebanding dengan
pekerjaan, penilaian terhadap kemampuan diri
sumber daya manusia yang ada. Ditambah lagi
yang dikaitkan dengan masalah pekerjaan,
dengan adanya krisis moneter sehingga makin
perencanaan masalah pekerjaan, pengambilan
bertambahnya jumlah pengangguran yang ada.
keputusan dalam pemilihan pekerjaan.
Menurut Herr dan Cramer (dalam
Crites (1971) model khusus untuk remaja
Isaacson, 1985) pekerjaan memiliki peran yang
yang
sangat besar dalam memenuhi kebutuhan hidup
vokasional pada dasarnya dibagi empat dimensi
manusia, terutama kebutuhan ekonomis, sosial,
dan memiliki 18 aspek untuk gambaran tingkat
dan psikologis. Secara ekonomis orang yang
tinggi
bekerja akan memperoleh penghasilan atau uang
seseorang.
yang bisa digunakan untuk membeli barang dan
Dimensi 1
jasa guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-
choice
hari.
Secara
sosial
orang yang
memiliki
mengemukakan
rendahnya
:
bahwa
kematangan
kematangan
Consistency
of
vokasional
vocational
Yang meliputi aspek : sejauh mana
pekerjaan akan lebih dihargai oleh masyarakat
individu
mmepunyai
kemantapan
dalam
daripada orang yang menganggur.
pengambilan keputusan pada waktu yang berbeda
Mahasiswa sebagai salah satu sumber
; mempunyai kemantapan dalam pengambilan
daya yang dipersiapkan untuk memasuki dunia
keputusan yang berhubungan dengan tingkat
kerja juga harus menghadapi fenomena yang
pekerjaan dan mempunyai kemantapan dalam
sama dengan SDM yang lain. Persaingan yang
memilih
tinggi membuat para mahasiswa harus siap
keluarga.
menghadapi keadaan seperti ini.
Dimensi 2
pekerjaan
dan
adanya
pengaruh
: Realism of vocational choice
Berdasar pada uraian di atas maka
Meliputi aspek : sejauh mana individu
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
dapat menyesuaikan antara kemampuan dan
apakah ada hubungan antara vocational maturity
pekerjaan yang dipilih; dapat menyesuaikan
ditinjau dari tingkat efikasi diri dan status
antara keinginan dengan pekerjaan yang dipilih;
bekerja mahasiswa (bekerja paruh waktu dan
dapat mengambil keputusan dalam memilih
tidak).
pekerjaan yang sesuai dengan pribadi dan Kematangan
vokasional
adalah
penggambaran tugas dalam tahap perkembangan
menyesuaikan antara tingkat status sosial dan pekerjaan yang dipilih.
individu, yang mana mereka dihadapkan pada konsekuensi perkembangan sosial-biologis dan
10
Dimensi 3
: Vocational choice competences
Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol.8 No.1 Juli 2014: 09-18
Meliputi aspek : sejauh mana individu
individu dapat dilihat melalui perilakunya yang
punya kemampuan memecahkan permasalahan
berhubungan dengan faktor-faktor:
yang berhubungan dengan pemilihan pekerjaan;
a. “curriculum choice”
mempunyai rencana yang berhubungan dengan
b. “occupational choice”
pemilihan pekerjaan; memiliki pengetahuan
c. “verbalized strengths and weaknesses”
tentang
pekerjaan
mengevaluasi
yang
dipilih;
mampu
d. “evidence of self racing”
diri
dalam
e. “independence of choice”
kemampuan
hubungannya dengan pilihan pekerjaan dan
Berdasarkan penjelasan dari Super dan
mampu menetapkan tujuan pekerjaan mana yang
Thompson (1979) ; Gribbons & Lohnes (dalam
hendak dipilih.
Bachroni,
Dimensi 4
: Vocational choice attitude
Meliputi berpartisipasi
aspek: dalam
individu
proses
1984),
maka
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kematangan vokasional adalah: aktif
a. Faktor Internal (dari dalam diri individu)
pengambilan
kesadaran
dari
kebutuhan
keputusan; bersikap positif terhadap pekerjaan
merencanakan
dan nilai-nilai lain dalam memilih pekerjaan;
pengambilan keputusan, peluang bagi setiap
mendasarkan faktor-faktor tertentu menurut
orang
kepentingannya dalam memilih pekerjaan dan
membentuk karirnya sendiri
mempunyai
ketepatan
konsepsi
dalam
masa
untuk
depan,
untuk
menentukan
ketrampilan
pola
atau
b. Faktor Eksternal
pengambilan keputusan mengenai pekerjaan
pengetahuan dan penggunaan sumber daya
yang dipilih.
informasi,,informasi karier umum, informasi
Dan
dari
kesimpulannya
penjabaran
adalah
bahwa
Crites
maka
aspek
kerja umum,
dan memerinci informasi
dari
tentang posisi-posisi pilihan, ekonomi-sosial,
kematangan vokasional yaitu sikap dalam
mental dan kemampuan-kemampuan secara
pengambilan keputusan, pemahaman terhadap
fisik, karakteristik-karakteristik pribadi.
kondisi realitas antara permintaan pekerjaan
Setiap individu memiliki kelebihan dan
dengan kemampuan yang dimiliki, kemantapan
kelemahan, oleh karena itu tidak perlu khawatir
dalam perencanaan dan kemampuan kerja yang
jika
dimiliki.
Keyakinan diri yang kuat akan membuat pikiran
Gribbons & Lohnes (dalam Bachroni, 1984)
mengemukakan
kematangan
vokasional
menekankan
adanya
merencanakan dikemukakan gambaran
konsep seseorang kesiapan
pekerjaan. bahwa
kematangan
guna
Untuk
kelemahan
individu
dapat
diketahui.
tenang sehingga lebih optimal mengekspresikan
bahwa
potensi
lebih
semakin
untuk
kemampuan dan pengalaman kerja yang dimiliki
itu
yang baik
dimilikinya. ketika
Keyakinan
didukung
diri
dengan
sebelumnya.
memperoleh
vokasional
seorang
Efikasi
diri
merupakan
salah
satu
komponen penting dalam memasuki dunia kerja Perbedaan Kematangan Vokasional Ditinjau Dari Tingkat Efikasi Diri dan…….. (Tifani)
11
yang
akan
mempengaruhi
kematangan
akan kemampuannya untuk menangani tugas
vokasional individu. Mahasiswa yang sudah
secara efektif dan melakukan tindakan yang
pengalaman bekerja memiliki efikasi diri yang
diperlukan. Self efficacy yang tinggi akan
tinggi, keyakinan akan kemampuan diri dan siap
mengarahkan individu pada prestasi yang lebih
ketika harus masuk kedalam dunia kerja yang
baik dalam berbagai bidang karena self efficacy
sesungguhnya.
itu mengaktifkan perubahan psikologis yang mengurangi rasa sakit dan membuat stress dapat
Keyakinan
akan
memberikan
suatu
lebih di toleransi (Baron & Byrne,1991)
kekuatan didalam diri seseorang ketika ia yakin dan percaya terhadap kemampuan yang dimilki.
Pengukuran terhadap efikasi diri individu
Individu merasa yakin saat harus berada dalam
didasarkan
situasi dan lingkungan kerja karena mereka
mempunyai implikasi penting pada perilaku
sudah memilki pengalaman berada pada situasi
Bandura (1977) mengungkapkan aspek-aspek
seperti itu sebelumnya.
efikasi diri, yaitu:
Istilah
efikasi
diri
pertama
kali
a. Tingkat
pada
beberapa
besaran
aspek
(magnitude).
yang
Aspek
diungkapkan oleh Bandura (dalam Hergenhan,
magnitude berkaitan dengan tingkat kesulitan
1982). Dengan definisi sebagai keyakinan
tugas. Jika tugas-tugas diatur menurut tingkat
tentang sejauh mana individu memperkirakan
kesulitannya, maka
kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas
mungkin akan terbatas pada tugas-tugas yang
atau
yang
mudah, sedang atau bahkan meliputi tugas-
hasil
tugas yang paling sulit. Dimensi ini memiliki
tertentu. Bandura lebih jauh menjelaskan bahwa
implikasi terhadap pemilihan tingkah laku
efikasi diri tidak berkaitan dengan kemampuan
yang akan dicoba atau dihindari.
melakukan
diperlakukan
individu
suatu
untuk
tindakan
mencapai
sebenarnya,
suatu
melainkan
dengan
keyakinan yang dimiliki individu.
efikasi diri individu
b. Luas bidang prilaku (generality). Aspek generality
merupakan
aspek
yang
berhubungan dengan luas bidang tugas yang Smith dan Vetter (dalam Bandura,1986) mengatakan bahwa efikasi diri adalah sejumlah efficacy
expectation
yang
dirasakan
oleh
seseorang, sedangkan Betz dan Hackett (1981) mengungkapkan bahwa self-efficacy expectation adalah
keyakinan
seseorang
mengenai
kemampuannya untuk melaksanakan suatu tugas atau tingkah laku tertentu.
dilakukan. Beberapa keyakinan individu terbatas pada bidang tingkah laku yang khusus dan beberapa keyakinan mungkin menyebar meliputi berbagai bidang tingkah laku. c. Tingkat kekuatan (strength). Aspek ini berkaitan dengan tingkat kemantapan dan keyakinan yaitu derajat kemantapan individu
Self efficacy adalah bagian dari self
terhadap keyakinan pengalaman yang tidak
concept yang merupakan keyakinan seseorang
mendukung. Sebaliknya, pengharapan yang
12
Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol.8 No.1 Juli 2014: 09-18
mantap akan mendorong individu untuk
Salim & Salim (1995) bekerja paruh
tetap bertahan dalam usahanya, meskipun
waktu atau bekerja sambilan adalah bekerja
kadang-kadang ada pengalaman yang tidak
sebagai selingan untuk menambah penghasilan di
mendukung.
luar pekerjaan pokok. Menurut Simanjuntak
Jadi dapat disimpulkan bahwa aspek-
(1985)
kerja
paruh waktu
adalah
apabila
aspek dari efikasi diri adalah berkaitan dengan
seseorang bekerja kurang dari 35 jam per
tingkat kesulitan tugas, luas bidang perilaku
minggunya.
yang berkaitan dengan keyakinan individu pada bidang tugas yang ia lakukan, serta kemantapan individu pada tugas yang berkaitan dengan
Wood
(Anoraga,
2005)
mengatakan
bahwa klasifikasi kerja paruh waktu adalah jika kerja kurang dari 37,5 jam/minggu, kerja 15 jam
pengalaman.
atau lebih dalam satu minggu untuk periode yang Pengalaman kerja bagi mahasiswa bisa diperoleh dari bekerja paruh waktu seperti yang
berkelanjutan dalam satu bulan atau lebih, dengan waktu kerja yang pasti dan tetap.
sedang trend dikalangan mahasiswa saat ini. Bahkan banyak perusahaan yang membuka peluang untuk bekerja paruh waktu bagi mahasiswa yang masih aktif dalam kegiatan
Jadi, keaktifan mahasiswa bekerja paruh waktu adalah kegiatan bekerja di luar pekerjaan pokok mahasiswa dalam hal ini kuliah, diengan memperhatikan dari berapa banyak waktu yang
perkuliahan.
mereka habiskan untuk melakukan pekerjaan Part time atau kerja paruh waktu adalah
paruh waktu tersebut dalam seminggu dengan
jenis pekerjaan yang lama bekerjanya setengah
berbagai
hari atau lama bekerjanya setengah dari bagian
klasifikasi kerja paruh waktu adalah apabila jam
jam bekerja para pekerja pada umumnya.
kerja seseorang kurang dari 35 jam atau 37.5 jam
Menurut merupakan
Anoraga
sesuatu
yang
latar
belakang
kebutuhan.
Dan
(2005)
kerja
per minggunya dan lebih dari 15 jam per minggu.
dibutuhkan
oleh
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis
manusia. Kebutuhan itu bisa bermacam-macam,
penelitian ini adalah:
berkembang dan berubah, bahkan seringkali
1. Ada perbedaan kematangan Vokasional
tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja
ditinjau dari tingkat efikasi diri dan status
karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan
bekerja mahasiswa. Mahasiswa yang efikasi
orang berharap bahwa aktivitas kerja yang
dirinya tinggi dan statusnya bekerja paruh
dilakukannya akan membawanya pada suatu
waktu memiliki kematangan vokasional
keadaan
yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak.
yang
lebih
keadaan sebelumnya.
memuaskan
daripada
2. Kematangan vokasional mahasiswa yang bekerja
paruh
waktu
lebih
tinggi
Perbedaan Kematangan Vokasional Ditinjau Dari Tingkat Efikasi Diri dan…….. (Tifani)
13
dibandingkan yang tidak bekerja paruh
diperoleh mahasiswa, bermakna semakin tinggi
waktu.
tingkat
kematangan
vokasional
mahasiswa.
3. Kematangan Vokasional mahasiswa yang
Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor
tingkat efikasinya lebih tinggi mamiliki
yang diperoleh mahasiswa bermakna semakin
kematangan vokasional yang lebih besar
rendah pula kematangan vokasional mahasiswa.
dibandingkan yang tingkat efikasi dirinya
Jumlah aitem yang digunakan adalah 32 butir.
rendah.
Skala tingkat efikasi diri ini disusun berdasarkan Bandura
aspek-aspek
(1977)
yang
yaitu;
diungkapkan
Tingkat
besaran
(magnitude) berkaitan dengan tingkat kesulitan 2.
tugas;
METODE PENELITIAN
Luas
bidang
prilaku
(generality)
berhubungan dengan luas bidang tugas yang Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
dilakukan; Tingkat kekuatan (strength) berkaitan
dari berbagai jurusan dan Universitas di
dengan tingkat kemantapan dan keyakinan yaitu
Yogyakarta yang belum diwisuda, berusia 19-
derajat kemantapan individu terhadap keyakinan
25 tahun, berjenis
pengalaman yang tidak mendukung.
kelamin laki-laki
dan
perempuan berjumlah 80 orang. Pemilihan
Skala
ini
terdiri
dari
pernyataan
subjek dengan alasan bahwa pada rentang usia
favourable yaitu pernyataan yang mendukung
tersebut mahasiswa sudah memiliki kesempatan
atribut yang diukur dan pernyataan unfavorable
bekerja paruh waktu lebih banyak dibandingkan
yaitu pernyataan yang tidak mendukung atribut
mahasiswa baru.
dalam penelitian ini yaitu tingkat efikasi diri
Skala
ini
mahasiswa. Skor bergerak dari angka satu sampai
yang
empat. Semakin besar skor yang diperoleh
diungkapkan Crites (1971) yaitu sikap dalam
mahasiswa, bermakna semakin tinggi tingkat
pengambilan keputusan, pemahaman terhadap
efikasi diri mahasiswa. Begitu pula sebaliknya,
kondisi realitas antara permintaan pekerjaan
semakin rendah skor yang diperoleh mahasiswa
dengan kemampuan yang dimiliki, kemantapan
bermakna semakin rendah pula tingkat efikasi
dalam perencanaan dan kemampuan kerja yang
diri mahasiswa. Jumlah aitem yang digunakan
dimiliki.
adalah 30 butir.
disusun
Kematangan
berdasarkan
Skala
aspek-aspek
pernyataan
Sebelum pengambilan data dilakukan,
favourable yaitu pernyataan yang mendukung
skala kematangan vokasional ini diuji coba
atribut yang diukur dan pernyataan unfavorable
terlebih dahulu. Subjek uji coba skala ini adalah
yaitu pernyataan yang tidak mendukung atribut
mahasiswa yang masih aktif yeng bekerja paruh
dalam
kematangan
waktu (part time) dan tidak bekerja paruh waktu
vokasional mahasiswa. Skor bergerak dari angka
yang sesuai dengan klasifikasi subjek penelitian
satu sampai empat. Semakin besar skor yang
sejumlah 30 orang.
14
ini
vokasional
penelitian
terdiri
ini
dari
yaitu
Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol.8 No.1 Juli 2014: 09-18
dan memberikan sumbangan efektif sebesar 73,9 3.
% terhadap Variabel Vocational Maturity dapat
PEMBAHASAN Sebelum melakukan analisis data untuk
dilihat dari skor R Z 0,739 yang berarti bahwa
hipotesis, maka lebih dulu dilakukan uji asumsi
terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada
yang
vocational maturity mahasiswa ditinjau dari
meliputi
uji
normalitas
dan
uji
homogenitas yang merupakan syarat sebelum
tingkat efikasi diri dan status bekerjanya.
melakukan pengetesan nilai korelasi. Uji asumsi Untuk menguji hipotesis 2 dilakukan
ini dilakukan dengan menggunakan program analisis
SPSS 12.00 for windows. 3.1
samples t-test.
Uji Normalitas Uji normalitas data menunjukkan bahwa
perhitungan Kolmogorov-Smirnov Z terhadap Skala kematangan vokasional menghasilkan p < 0,05 yaitu p = 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi dengan normal. Juga pada Skala Efikasi Diri menghasilkan p < 0,05 yaitu p = 0,001 sehingga dapat disimpulkan
Tabel Levene’s Test of Homogenity of menunjukkan
bahwa
hasil
uji
Vocational Maturity F=30,861 dengan p=0,000 yang berarti bahwa data tidak homogen. Perhitungan uji homogenitas pada skala efikasi diri menghasilkan F = 10,937 dengan p=0,001
penelitian
ini
menggunakan
menguji data teknik
p=0,000 yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan pada Kematangan Vokasional antara mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan tidak bekerja paruh waktu. Dan dapat dilihat dari perbedaan nilai mean mahasiswa yang bekerja paruh
waktu
sebesar
91,8000
sedangkan
mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu nilai
bekerja paruh waktu lebih tinggi dibandingkan yang tidak bekerja paruh waktu. Untuk hipotesis 3 digunakan teknik analysis correlations bivariate karena untuk mengetahui pengaruh dari tingkat efikasi diri terhadap kematangan vokasional, dan diperoleh
positif, yaitu jika semakin tinggi tingkat efikasi
Hasil Uji Hipotesis Untuk
Menghasilkan F=6,816 dengan
hasil F=0.822 yang berarti ada hubungan yang
yang berarti bahwa data tidak homogen. 3.3
independent
bahwa vocational maturity mahasiswa yang
Uji Homogenitas
Variances
menggunakan
meannya sebesar 76,1500, hal ini menunjukkan
bahwa data tidak terdistribusi dengan normal. 3.2
dengan
hipotesis dianalisis analisis
dalam dengan
Univariate
Analysis of Variance untuk menjawab hipotesis nomor 1. Hasil analisis data menunjukkan keterkaitan antara efikasi diri dan status bekerja mahasiswa terhadap Kematangan Vokasional menghasilkan skor F=11,189 dengan p=0,001
dirinya maka semakin tinggi pula kematangan vokasional mahasiswa. Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi selalu menggunakan analisis kognitif ketika menghadapi situasi yang baru seperti dunia kerja, bila individu merasa yakin dapat mengembangkan kemampuannya maka ia akan berusaha
sebaik
mungkin
berdasarkan
Perbedaan Kematangan Vokasional Ditinjau Dari Tingkat Efikasi Diri dan…….. (Tifani)
15
pengalaman
yang
telah
mereka
peroleh
sebelumnya.
yang tidak bekerja paruh waktu yang memiliki kematangan vokasional tinggi.
Dari data kategorisasi diperoleh hasil bahwa tingkat efikasi diri pada mahasiswa yang bekerja
paruh waktu berada
4.
SIMPULAN
dalam 30%
Hasil analisis data dan pembahasan
memiliki tingkat efikasi diri yang sedang, 62,5%
menunjukkan bahwa tingkat efikasi diri dan
memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi, 7,5%
status bekerja
memiliki tingkat efikasi diri yang sangat tinggi.
terhadap
Sedangkan tingkat efikasi diri pada mahasiswa
kematangan vokasional mahasiswa. Pengalaman
yang tidak bekerja paruh waktu berada dalam
bekerja paruh waktu secara langsung akan
kategori yang rendah sebanyak 35%, kategori
memberikan efek semakin tingginya tingkat
sedang sebanyak 42,5%,
efikasi
kategori tinggi
mahasiswa
tinggi
diri
atau
akan
berdampak
rendahnya
mahasiswa
dan
tingkat
akhirnya
sebanyak 20% dan 2,5% memiliki tingkat efikasi
mempengaruhi pula pada tingkat kematangan
diri yang sangat tinggi. Maka dapat disimpulkan
vokasionalnya.
bahwa makin mahasiswa yang bekerja paruh
Pengalaman merupakan guru yang paling
waktu memilki tingkat efikasi diri yang lebih
berharga,
tinggi sehingga juga mempengaruhi tingkat
mengalami suatu situasi tertentu,maka ketika
kematangan vokasionalnya.
mereka menghadapi situasi baru yang tidak
Dalam
penelitian
ini
ketika
individu
sudah
pernah
ditemukan
terlalu jauh berbeda maka individu akan lebih
sumbangan efektif efikasi diri dan status bekerja
mantap dan siap, dengan kata lain individu lebih
sebesar 73,9%. Sisanya 26,1% adalah faktor-
memiliki kematangan ketika memasuki jenjang
faktor lain yang mungkin belum terungkap
karir tertentu.
dalam kaitannya dengan efikasi diri dan
Seperti yang diungkap oleh Batubara
pengalaman bekerja. Faktor yang mungkin
(1988) pengalaman adalah guru yang sejati,
berpengaruh
pengembangan sumber daya manusia, dalam hal
adalah
kurangnya
kesadaran
individu terhadap kelemahan atau kelebihan
ini
pengalaman
yang ada dalam dirinya. Sehingga individu tidak
meningkatkan keterampilan atau kemampuan
mengenali atau menilai potensi yang ada dalam
kerja seseorang melakukan berbagai macam
dirinya.
kegiatan
dalam
bekerja
masyarakat,
adalah
serta
untuk
untuk
Berdasarkan kategorisasi data subjek
meningkatkan kualitas hidupnya. Ini adalah
penelitian bahwa tidak ada mahasiswa yang
proses berlanjut ke arah terciptanya tenaga kerja
bekerja paruh waktu yang memiliki kematangan
yang produktif, disiplin, kreatif, dinamis dengan
vokasional pada kategori sangat rendah dan
kemampuan profesional yang tinggi.
rendah. , sementara 70 % mahasiswa yang
Individu yang bekerja paruh waktu
bekerja paruh waktu memiliki kematangan
memiliki keyakinan diri yang tinggi yang
vokasional tinggi dan hanya 30 % mahasiswa
diperoleh melalui pengalaman yang ia peroleh,
16
Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol.8 No.1 Juli 2014: 09-18
pada akhirnya akan membawa pengaruh besar dalam memilih langkah atau tindakan yang harus diambil. Mengumpulkan
pengalaman
dari
berbagai aktivitas seperti bekerja paruh waktu, akan memberikan informasi yang efektif yang dapat digunakan untuk menghadapi tantangan dari lingkungan yang baru. Penelitian
ini
disadari
jauh
dari
sempurna karena pada hakekatnya tidak ada yang sempurna di muka bumi. Keterbatasan dari penelitian ini adalah terbatasnya indikator perilaku yang digunakan untuk menyusun aitem skala penelitian.
Oleh karena itu diharapkan
pada penelitian serupa di masa yang akan datang dapat dibuat indikator yang lebih lengkap lagi sehingga data yang diperoleh lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. 2005. Psikologi Kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta Bachroni,. M. 1984. Kematangan Vokasional Perbedaan Kematangan Vokasional Ditinjau Dari Tingkat Efikasi Diri dan…….. (Tifani)
17
ditnjau dari Perbedaan Kelas Pada
1988.
Siswa
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya
Sekolah
Pembangunan
Mnengah
Yogyakarta.
Pasca
Sarjana Universitas Gadjah Mada Bandura, A. 1977. Self – Efficacy: The Exercise of Control. New York: W.H Freeman Company
Psikologi
Perkembangan
:
(cetakan ke Lima). Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas. Press Salim, P & Salim, Y. 1995. Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer.
Jakarta:
Modern English Press. Simanjutak. P. J. 1985. Pengantar Ekonomi
Bandura, D. 1986. Social Cognitive Theory. Englewood Cliffs, N.J.:Prentice Hall Inc.
Sumber
Daya
Manusia.
Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta
Baron, R. A & Byrne, D. 1991. Social Psychology: Understanding Human Interaction. 7th ed. Massachusetts: Allyn and Bacon. Batubara, C. 1988. Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia. Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. Betz. N. E and Mackett, G. H. 1981. The Relationship of Career-Related Self Efficacy Expectation to Percieved Career Option In College Women and Men.
Journal
of
Counseling
Psychology, 28, 399-410 Crites, JO. 1971. The Maturity of Vocational Attitudes In Adolescence. American Personal & Guidance Association Inquiry Series Mongrapp No.2 : Washington Hergenhahn, Br. And Olson, M. H. 1993. An Introduction to Theories of Learning. New Jersey. United State of America Isaacson,
Lee.
1985.
Basic
of
Career
Counseling. Boston. London. Sydney. Toronto: Allyn, and Bacon. Monks, F.J. Knoers, A.M.P & Haditono, S.R.
18
Jurnal Ilmiah PSYCHE Vol.8 No.1 Juli 2014: 09-18