PERANCANGAN INTERIOR STASIUN KERETA API MADIUN Lintang Laili Rohmah
[email protected] Drs. Ismael Setiawan, M.M , Yayu Rubiyanti, S.Sn,. M.Sn
[email protected] Abstract As the central of Operational Region 7 of Madiun and is a large station serving train routes, the interior design of the station that promotes a fast, responsive, comfortable, and safe service is an improvement of service and supporting facilities therein. This matter is the background underlying the interior design of Madiun Railway Station. The data of the visitors’ comfort is gathered from the analysis of space based on the required activities of the space users. Circulation, layout, sign system, and the use of the materials are considered as a way to obtain the desired image. The conclusion of this interior design is that circulation partition which in accordance with the needs of the space, layout setting which ease the space users in doing their activities, and the application of vertical garden and nature design are ways to create a new building image without having to change the existing structure to make the space users can do the activities according to their needs. Keywords: train stastion, modern, green design, Madiun Abstrak Sebagai pusat Daerah Operasi VII Madiun dan stasiun terbesar yang melayani perjalanan, perancangan interior stasiun yang mengutamakan pelayanan yang cepat, tanggap, nyaman dan aman, merupakan peningkatan pelayanan serta fasilitas pendukung didalamnya. Hal ini yang melatar belakangi perancangan interior stasiun kereta api Madiun. Kenyamanan pengunjung atau pengguna stasiun diperoleh dari analisa fungsi ruang yang didasarkan pada aktifitas yang dibutuhkan oleh pengguna ruang. Sirkulasi, penataan layout, sign system, dan penggunaan material adalah salah satu cara untuk mencapai image yang diinginkan. Kesimpulan yang didapat dari perancangan karya desain ini adalah bahwa agar semua pengguna ruang dapat beraktifitas sesuai kebutuhannya, maka diperlukannya pembagian sirkulasi sesuai dengan kebutuhan ruang, penataan layout yang memudahkan pengguna ruang melakukan aktifitasnya, serta penerapan vertical garden dan nature design merupakan salah satu cara untuk menciptakan image baru bangunan tanpa harus merubah struktur bangunan yang ada.
Seminar Genap 15/16
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
1
Kata kunci: stasiun kereta, modern, green design, Madiun PENDAHULUAN Seiring berkembangnya kawasan, peningkatan aktivitas dan pembangunan, sistem transportasi sangat dibutuhkan agar orang mampu berpindah dengan mudah dari satu tempat ke tempat lainnya. Salah satu transportasi yang menjadi favorit adalah kereta api. Transportasi ini dipilih karena faktor kecepatan, biaya, kenyamanan serta menghindari kemacetan lalu lintas. Stasiun merupakan tempat pemberhentian kereta api dan naik turunnya penumpang serta sebagai tempat menunggu penumpang saat kereta datang. Aktivitas menunggu akan terasa membosankan jika terjadi keterlambatan kereta. Akibatnya penumpang akan merasa jenuh dan bosan menunggu karena harus berada di stasiun lebih lama lagi. Interior pada stasiun-pun bisa mempengaruhi perasaan para calon penumpang. Penumpang kereta api sebagai konsumen pengguna jasa kereta api berhak mendapatkan pelayanan yang baik serta fasilitas yang memadai dari stasiun. Keberadaan stasiun kereta api Madiun merupakan stasiun terbesar yang berada dalam pengelolaan Daerah Operasi VII Madiun. Merupakan stasiun besar yang melayani perjalanan kereta api ke baik jalur Utara maupun jalur Selatan ke berbagai kota tujuan Seminar Genap 15/16
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
seperti Surabaya, Malang, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta dengan kereta kelas ekonomi, bisnis, maupun eksekutif. Stasiun Madiun berupa stasiun satu sisi dengan bangunan utama yang terletak sejajar dengan rel dan emplasemen. Perannya sebagai stasiun besar dalam pengelolaan Daerah Operasi VII Madiun mendukung adanya perubahan wajah baru pada desain interior stasiun Madiun. Untuk mewujudkan ide tersebut, maka perlu dilakukannya redesain pada stasiun. Selain itu redesain bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan kapasistas. Sistem ticketing di stasiun menggunakan sistem check-in, sehingga hanya calon penumpang yang memiliki tiket saja yang boleh memasuki ruang tunggu (boarding) dan platform. Dengan potensi alam yang dimiliki Madiun, dapat menjadi ide untuk mewujudkan wajah baru stasiun, serta penataan layout, zoning, sirkulasi berpengaruh terhadap pencapaian desain. Untuk itu perancangan interior stasiun Madiun ini bertujuan untuk merancangan sebuah interior stasiun kereta yang dapat berperan penting dalam kualitas pelayanan dan jasa. Mengaplikasikan tema yang diambil sehingga menghasilkan desain yang menarik dari segi fungsi dan bentuk, 2
serta dapat memecahkan masalah perancangan. Landasan teori beberapa definisi secara umum stasiun kereta api mempunyai 2 pengertian, yaitu : a. Menurut undang-undang nomor 23 tahun 2007 tentang perkerata apian, definisi dari stasiun adalah tempat dimana para penumpang naik-turun dalam memakai sarana transportasi kereta api. b. Sedangkan menurut Warpani, stasiun adalah tempat berkumpulnya penumpang dan barang yang menggunakan moda angkutan kereta api. Selain itu, stasiun juga berfungsi sebagai tempat pengendali dan pengatur lalu lintas kereta api, serta sebagai depo kereta api. Stasiun yang besar juga sering menjadi tempat perawatan kereta api dan lokomotf. Stasiun adalah terminal akhir dan awal perjalanan kereta api namun bukan merupakan tujuan atau awal perjalanan sebenarnya (Warpani, 1990) METODE
Gambar 1. Pola Pikir Perancangan
1) Analisis Analisis adalah langkah pertama yang dilakukan dalam perancangan
Seminar Genap 15/16
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
interior stasiun kereta api Madiun. Analisis bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan datadata fisik maupun non fisik, seperti : denah proyek, lokasi proyek, arsitektur bangunan, foto proyek, dan keinginan klien. Informasi – informasi ini kemudian dipelajari untuk menemukan permasalahan penting untuk dipecahkan agar tercapai tujuan dari perancangan yang sesuai dengan keinginan klien. Pada tahap analisis. Studi literature dilakukan untuk membantu mendapatkan solusi dari permasalahan yang diteukan. Daftar kebutuhan furniture dapat dirinci dengan pertimbangan kebutuhan setiap ruang. 2) Sintetis Setelah semua data, informasi, serta permasalahan yang telah dikumpulkan, mulailah tahap sintesis. Pada tahap sintesis iden dan konsep dilahirkan dan dikembangkan untuk membentuk solusi bagi permasalahan perancangan. Pengembangan ide dan konsep diterapkan dalam pemilihan zoning, sirkulasi, layout, pemilihan material, pemilihan penerangan, tampilan elemen pembentuk ruang, skema bahan dan skema warna serta alternative furniture. Semua alternatif akan dievaluasi hingga mendapatkan satu alternatif terpilih. 3) Evaluasi Evaluasi merupakan tahap penalaran terhadap kelebihan dan kekurangan suatu alternatif desain. Pada tahap evaluasi, alternatif3
alternatif dan elemen interior yang muncul dari ide dan konsep pada tahap sintesis dikonfigurasikan dan dinilai. Penilaian ini menyangkut beberapa hal, seperti : fungsi, ketahanan, manfaat, estetika, bentuk. Alternatif terpilih dari hasil evalusi akan dilanjutkan untuk diporses ke gambar kerja.
2. Bagaimana merancang interior stasiun dengan meghadirkan atmosfer alam kedalam rancangan desain sehingga mampu mewujudkan citra baru untuk bangunan stasiun itu sendiri.
HASIL Permasaahan Desain
Konsep perancangan mengacu pada citra ruang disesuaikan dengan tema desain yang telah ditentukan dan dijadikan sebagai dasar yang akan mempengaruhi keseluruhan desain. Dalam perancangan desain akan menggunakan tema “When Nature Meets Style”.
Stasiun sebagai tempat berkumpulnya pengunjung untuk mencari informasi, membeli tiket, menunggu kereta dan turun dari kereta, maka bangunan tersebut memiliki standar-standar tertentu yang menjadi pertimbangan dalam proses desainnya. Dalam menggabungkan ide green design ke dalam ruang interior stasiun kereta utnuk memberikan citra baru tentunya memiliki beberapa kendala yang ditimbulkan. Kendala tersebut muncul dari penggabungan ide konsep green design dengan bangunan stasiun yang merupakan jenis bangunan yang mengutamakan pelayanan dan jasa. Alur sirkulasi, penataan layout dan estetika ruangan menjadi perhatian lebih dalam perancangan ini. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang interior stasiun kereta api dengan wajah baru sebagai stasiun kereta api yang memiliki desain yang sesuai standarisasi stasiun Indonesia dengan alur sirkulasi yang tepat dan dapat memudahkan pergerakan pengunjung didalamnya.
Seminar Genap 15/16
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Konsep Desain
Dalam penerapan pada Stasiun Kereta Api Madiun akan menggunakan bentuk dan pola yang merupakan visualisasi dari potensi alam dan sejarah yang dimiliki Madiun pada ruang yang digunakan sebagai elemen estetis.
Gambar 2. Brainstorming Ide dan Konsep Desain 4
warna yang sesuai dengan ciri khas warna alam untuk menguatkan unsur alam yang akan ditampilkan.
Konsep fungsi pada
Gambar 3. Tema & gaya perancangan
Perencanaan dan perancangan interior stasiun kereta api Madiun ini tentunya mengacu pada sistem pelayanan dan jasa terhadap konsumen atau pengunjung secara maksimal. Konsep ini diterapkan pada pengaturan sirkulasi dan layout yang dapat memudahkan pengunjung mengakses segala kebutuhannya didalam ruang stasiun. Konsep visual yang akan diterapkan pada perencanaan dan perancangan interior stasiun Madiun dengan menghadirkan green desain agar terciptanya suasana yang natural dengan cara mengaplikasikan potensi alam Madiun dalam bentuk vertical garden.
Gambar 4. Referensi tema Vertical Garden
Pengaplikasian unsur alam ini bertujuan untuk menghadirkan desain baru pada ruang stasiun yang belum ada sebelumnya pada desain interior stasiun lainnya di Indonesia. Selain itu unsur alam sangat dekat dengan kaitannya emosi seseorang. Ditengah-tengah penatnya aktifitas didalam stasiun, seperti halnya menunggu kereta akan lebih menyenangkan bila ruangan menghadirkan nuansa alam. Karena nuansa alam sangat kental dengan ciri khas suasana yang fresh dan menenangkan.
Elemen-elemen ruang akan diolah mengikuti pola dan bentuk serta
Seminar Genap 15/16
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
5
Karakter, Gaya dan Suasana Ruang Karakter yang ditampilkan pada interor stasiun kereta api Madiun ini adalah terciptanya karakter yang memberikan pelayanan dan jasa bagi pengunjung dengan menerapkan konsep stasiun yang memiliki nuansa alam. Hal tersebut diterapkan dalam tema when nature meets style dengan menggunakan gaya modern sebagai identitas style interior bangunan. Gaya modern sangat cocok diterapkan dalam perancangan interior ini, karena stasiun kereta api sebagai bangunan publik transportasi sangat memerluka desain yag simple dan stylist demi tercapainya kemudahan dan efisien waktu bagi pengunjung dan staff dalam berkatifitas.
Gambar 5. Warna coklat sebagai warna dominan
Warna yang dominan dalam peracangan ini adalah warna-warna alam, seperti hijau, coklat, abu-abu, dan biru. Selain itu sentuhan warna orange juga diterapkan pada beberapa bagian, karena warna orange dan biru adalah identitas dari PT KAI itu sendiri selaku pemilik bangunan stasiun kereta api Madiun.
Gambar 6. Warna hijau sebagai warna dominan
Material yang akan digunakan pada perancangan interior stasiun Madiun ini akan didominasi dengan marmer pada bagian lantai. Karena kelebihan marmer, plywood, pvc, balok kayu, tumbuh-tumbuhan. Elemen Interior Lantai Lantai merupakan salah satu unsur yang dapat menunjang sign system. Motif dan warna lantai menerapkan warna bedasar konsep,
Seminar Genap 15/16
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
6
yaitu hitam dan putih. Material lantai menggunakan marmer dan kramik. Lantai didesain dengan pola yang dapat membantu pengunjung saat menuju ruang lainnya. Secara tidak langsung dengan memberikan motif pola lantai, dapat mengarahkan perjalanan seseorang. Dinding Dinding sangat kuat kaitannya dengan pembagi ruang. Material dinding didominasi dengan batu bata. Karena memang bangunan stasiun kereta api Madiun ini adalah bangunan kolonial Belanda. Oleh sebab itu, tidak banyak merubah struktur dinding, hanya saja menambahi estetika dinding dengan pewarna dengan cat. Palfon Material yang digunakan untuk plafon adalah gypsumboard. Material ini akan banyak diterapkan pada ruangan-ruangan yang terkesan indoor, seperti ruang boarding dan reservasi loket tiket. Sedangkan pada ruang tunggu dan peron menggunakan material atap galvalum. Pada plafon ruang tunggu akan menggunakan dropceiling. Ditengahtengah plafon diberi elemen gantung yang terbuat dari lumut yang dikemas dalem kaleng kaca seperti terrarium. Dengan LED indirect lighting yang terdapat pada plafon akan memantulkan cahaya pada kaleng kaca
Seminar Genap 15/16
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
yang berisi lumut sebagai estetika pada ruangan.
Gambar 7. Referensi palfon
Sedangkan pada plafon ruang reservasi dan tiket menggunakan material gypsumboard dan pvc bermotif kayu. PVC bermotif kayu ini dipilih karena sesuai dengan konsep perancangan yang mengacu pada nature. Kelebihan dari PVC plafon itu sendiri adalah mudah dipasang, tahan air tidak mudah bocor, memberikan kesan modern pada ruangan. Plafon pada bagian ruang tunggu dan peron menggunakan galvalum. Material ini gunakan karena kedua ruangan lebih memiliki sifat outdoor, banyak terdapat bukaan disekitarnya. Namun tanpa mengurangi nilai estetika pada plafon, dilangit-langit ruangan diberi lampu gantung yang dapat digunakan sebagai nilai estetis.
7
Furniture Furniture yang digunakan menyesuaikan kebutuhan ruang dan juga pengguna. Furniture yang digunakan juga harus mempertimbangkan keamanan, material, estetis dan juga kenyamanan. Furnitur banyak menggunakan material yang dapat mendukung terciptanya suasana alam. Beberapa furnitur didesain susai dengan filosofi pecel yang terkesan sederhana. Namun demi terciptanya kesesuaian dengan gaya modern, bentuk dan material furniture akan disesuaikan.
Gambar 8. Referensi kursi tunggu
Sistem Pengahwaan Sistem pengahwaan pada ruangan reservasi dan loket tiket menggunakan AC. Sedangkan untuk ruang waiting room, boarding, dan peron menggunakna penghawaan alami, karena banyaknya bukaan. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan pada waiting room, boarding, dan peron menggunakan cahaya alami pada siang hari dan menggunakan lampu pada malam hari. Sedangkan pada reservasi dan loket tiket menggunakan pencahayaan buatan, lampu. Jenis-jenis lampu yang digunakan adalah LED, general lamp, dan downlight. Sistem Keamanan Selain rasa nyaman, perngunjung juga sangat perlu merasa aman saat berada di stasiun. Oleh sebab itu sistem keamana yang digunakan di stasiun kereta api Madiun ini selain keamanan dari polisi stasiun, tetapi juga menggunakan beberapa CCTV. Dengan menggunakan CCTV, kegiatan yang tidak terpantai oleh individu akan terpantau jelas dengan CCTV ini. Selain itu adanya smoke detector dan sprinkle dipasang pada langit-langit ruang boarding sebagai antisipasi. PEMBAHASAN
Gambar 9. Referensi kursi tunggu boarding
Seminar Genap 15/16
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Hall dan Waiting Room
8
dinding menggunakan batu bata, dan disisi selatan diterapkan vertical garden. Ruangan ini didominasi dengan warna hijau dan coklat. Plafon menggunakan galvalume dan lampu gantung dengan aksen kayu pada frame.
Gambar 10. Eksisting hall (1)
`
Gambar 12. Waiting room
Boarding
Gambar 11. Eksisting hall (2)
Hall adalah ruang dimana tempat para pengunjung berkumpul. Entah itu mengatar calon penumpang kereta, mencari informasi perjalanan kereta, ataupun mnjemput penumpang kereta. Pada ruang hall ini focus terhadap desain pola lantai dan plafon. Lantai dibuat pola melingkar sebagai sarana tempat berkumpul pengunjung. Lantai menggunakan material marmer Waiting room adalah tempat dimana para pengunjung menunggu kereta. Ruangan ini termasuk ruang publik yang dapat digunakan untuk siapa saja. Waiting room yang letaknya segaris dengan hall, memiliki desain yang tak jauh berbeda. Material lantai menggunakan marmer. Sedangkan Seminar Genap 15/16
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Boarding ini difungsikan sebagai ruang tunggu bagi pengunjung atau calon penumpang yang sudah memiliki tiket. Material lantai menggunakan marmer berukuran 60 x 60cm. Dinding dominan dengan warna putih. Pada ruangan ini menggunakan penghawaan alami karena banyaknya bukaan.
Gambar 13. Boarding
9
Gambar 16. Eksisting reservasi lama (1) Gambar 14. moodboard
Reservasi dan Loket Tiket Ruang reservasi dan loket tiket ini menggunakan material marmer berwarna putih. Sedangkan pada dinging menggunakan cat. Pada lantai didepan meja pemesanan menggunakan marmer berwarna hitam dengan ukuran 60x30cm yang difungsikan sebagai tanda baris mengantri saat memesan tiket. Pada ruangan ini diberi sentuhan warna orange dan biru pada furniture sebagai identitas logo PT KAI.
Gambar 17. Eksisting reservasi lama (2)
Gambar 17. Final Desain Reservasi
Peron Peron tergolong zona 1 dalam sistem sirkulasi stasiun. Ruangan ini dikhususkan bagi pengunjung yang memiliki tiket kereta dan siap untuk naik ke kereta. Gambar 15. Eksisting loket lama
Seminar Genap 15/16
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
10
Pada ruang ini didominasi warna hitam dan putih. Lantai menggunakan marmer sebagai material yang kuat terhadap getaran. Karena letak peron yang menjadi satu dengan rel kereta. Pada plafon terdapat lampu gantung sebagai estetika ruangan.
Gambar 19. Peron
KESIMPULAN Dari perancangan stasiun kereta api Madiun, maka dapat diambil beberapa kesimpulan :
Gambar 18. Eksisting peron (1)
Gambar 19. Eksisting peron (2)
Seminar Genap 15/16
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
1. Konsep dasar perancangan interior mengangkat tema “when nature meets style” dengan menghadirkan suasana dari tipologi alam disekitar Madiun, sehingga tercipta suasana yang nyaman dengan wajah baru stasiun. 2. Bentuk plafon yang linier menggambarkan sebuah stasiun identik dengan pelayanan yang cepat. Pemilihan material yang dapat mendukung tema perancangan. 3. Dengan desain interior stasiun yang modern dapat memberikan image baru pada stasiun, sehingga para calon penumpang tidak bosan saat menunggu kedatangan kereta.
11
DAFTAR PUSTAKA 1. Pedoman Standarisasi Pembangunan Stasiun Kereta Api Madiun (2012) 2. Mangunwijaya, Y.B (1995). Wastu Citra. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama 3. Ching, Francis D.K. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Jakarta: Erlangga 4. Sumartono. Arsitektur Modern dan Pasca Modern. Yogyakarta; FSR ISI Yogyakarta
Seminar Genap 15/16
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
12