PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D UNTUK INTRO GAME “ THE LEGEND OF PAJANG KINGDOM” MENGGUNAKAN AUTODESK MAYA
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Tendy Triyudi Zein 12.11.6441
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2016
PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D UNTUK INTRO GAME “THE LEGEND OF PAJANG KINGDOM” MENGGUNAKAN AUTODESK MAYA Tendy Triyudi Zein1), Agus Purwanto2), 1,2)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 2)
Email :
[email protected]),
[email protected])
Dalam media yang penulis buat akan menvisualisasikan cerita yang ada di dalam game “The Legend of Pajang Kingdom” karena cerita yang disajikan banyak memiliki unsur imajinatif maka dibuatlah animasi 3D sebagai media untuk intro game, menceritakan tentang seorang pemuda bernama Kiba berlari dari desanya menuju suatu kerajaan untuk menemui ayahnya, dia menemukan hambatan dalam perjalanannya menuju kerajaan itu. Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka penulis mengangkat judul “Perancangan Film Animasi 3D Untuk Intro Game “The Legend Of Pajang Kingdom” Menggunakan Autodesk Maya” supaya game yang akan diproduksi lebih menarik dan menghibur ketika dirilis.
Abstract - Development the game currently more growing, where each game studios offer different types of games, platforms that are used even the character shape of the game. With the development of Industry making the games, so more new softwares and hardwares that contributed in making the game. Development of the gaming Industry in Indonesia has given so rapidly progress. It is marked by the many game competition from android platforms created by local gaming studios. And introduce their games to make a 3D animation as intro game. In Indonesia few studios make short animation for intro at the game created, on that basis i would make create 3D animation for intro game “The Legend of Pajang Kingdom” using Autodesk Maya. It is expected that design of these video can generate many 3D artist and game developer in Indonesia.
1.2 Tinjauan Pustaka Bonar Muchzahri (STMIK AMIKOM Yogyakarta) dalam naskah skripsinya yang berjudul “Perancangan Film Kartun 3 Dimensi “Jejak Sang Saka” Dengan Teknik Realistic Rendering Untuk Memberikan Efek Nyata Pada Animasi”, pada penelitian tersebut secara keseluruhan mmbahas tentang seorang anak yang mempunyai semangat nasionalisme. [1] Febriyanto Saputro, dkk (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Perancangan Karakter dan Animasi Bertarung Pada Film Animasi 3D “KHAMP””. Penelitian itu membahas tentang rancang bangun karakter modeling berbasis highpoly, dan penganimasiannya memakai beberapa software Autodesk agar menghasilkan gerakan yang lebih mulus.[2] Wahyu Agrnes Wijaya (2015) melakukan penelitian yang berjudul “Pembuatan Film Animasi 3D Pewayangan Punakawan”. Penelitian itu membahas tentang rancang bangun karakter modeling berbasis highpoly, dan menganimasikannya dengan beberapa software animasi 3D serta menggunakan aplikasi desktop sendiri sebagai pemutar video animasinya.[3]
Keywords - animation, 3D, game industry, Autodesk Maya, Indonesia, studio. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya di bidang multimedia saat ini telah berkembang dengan pesat. Salah satunya yaitu penggunaan teknologi multimedia pada pembuatan animasi. Animasi sendiri mempunyai banyak jenis salah satunya animasi 3D. Animasi 3D adalah animasi yang berbentuk nyata tetapi tidak nyata, yaitu bukan sebuah objek 3D yang bisa disentuh dan dirasakan wujud fisiknya. Saat ini perindustrian dibidang animasi 3D sekarang sedang berkembang adalah film kartun dan video game. Developer game di Indonesia semakin berkembang dengan adanya sumber daya manusia yang semakin hari semakin menunjukkan bakat serta kreatifitas dalam dunia animasi 3 dimensi. Di Indonesia sudah banyak developer game memproduksi game dalam bentuk 3 dimensi salah satunya start up Rexaise Game Studio yang sedang mengembangkan game “The Legend of Pajang Kingdom”. Dimana game yang sedang dikembangkan bergenre Role Playing Game (RPG) adalah salah satu jenis game dengan memasukan unsur – unsur penceritaan yang kompleks serta seni peran yang membuat seseorang merasa menjadi tokoh yang diperankan.
1.3 Dasar Teori 1.3.1 Animasi Animasi adalah rangkaian gambar yang disusun secara berurutan. Ketika rangkaian gambar tersebut ditampilkan dengan kecepatan yang memadai, rangkaian gambar tersebut akan terlihat bergerak.[4] 1
adeganadegan dari hasil render, sound dan effect hingga di jadikan file movie dan tahap pembuatan film selesai.[7] 2. Pembahasan 2.1 Analisis Kebutuhan 2.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) Kebutuhan perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan film animasi 3D untuk intro game ini merupakan PC dengan spesifikasi seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Spesifikasi Hardware Hardware Spesifikasi Processor Intel(R) Core( TM ) i3-3220 2.40GHz RAM RAM DDR 3 PC 12800 DIMM 4 GB Harddisk Seagate SATA 500 GB VGA HIS PCIE HD 5570 1 GB DDR3 128bit Monitor LG LED Wide E16EN33S-B 16” Mouse Speaker
1. Animasi 3 Dimensi Animasi 3D adalah animasi yang berwujud 3 dimensi. Bentuk nyata tetapi tidak nyata, yaitu bukan sebuah objek 3D yang bisa disentuh dan dirasakan wujud fisiknya, namun dalam wujud 3D yang berbentuk layar kaca 2D (media layar TV, komputer, proyektor dan lainlain). Tidak seperti animasi 2D yang hanya memiliki dimensi panjang (X) dan lebar(Y), animasi 3D justru memiliki kedua dimensi tersebut dan juga memiliki dimensi kedalaman(Z). Animasi 2D bersifat datar (Flat), sedangkan animasi 3D memiliki kedalaman bentuk sehingga animasi 3D dapat didefisinikan sebagai animasi yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (point of view). Tahapan animasi 3D secara keseluruhan dikerjakan dengan media komputer, mulai dari tahap modelling, texturing, lighting dan rendering. Keunggulan dari animasi 3D adalah visualisasi objeck yang tampak lebih nyata dan mendekati bentuk aslinya serta kemampuan untuk membuat dan mewujudkan visualisasi adegan yang sulit, yang tidak mungkin atau bahkan yang tampak mustahil.[5] 2. Prinsip Dasar Animasi Terdapat 12 jenis prinsip dasar animasi.[6] Diantaranya sebagai berikut: a. Squach and Strecth b. Anticipation c. Staging d. Straight Ahead Action and Pose to Pose e. Follow Through and Overlaping Action f. Slow In and Slow Out g. Archs h. Secondary Action i. Timing j. Exaggeration k. Appeal l. Solid Drawing
2.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) Merupakan kebutuhan perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan film animasi 3D untuk intro game. Perangkat lunak yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kebutuhan Software No Software 1 Microsoft Windows 8.1, 64 bit 2 Autodek Maya 2014 3 Adobe Creative Suite CS6 Master Collection: a. Adobe Premiere Pro b. Adobe After Effect 4 Celtx (software penulisan naskah) 2.2 Produksi 2.2.1 Modeling Membuat model karakter dan asset lainnya penulis menggunakan Primitive Modeling. Primitive modeling, adalah modeling yang dibuat dari objek primitive yang sudah tersedia atau modeling yang sudah menjadi suatu bangun ruang. Model dengan cara primitive bisa dilakukan dengan vertex, edge, spline, polygon. Objek primitive tersebut seperti plane, cube, circle dan lainlain. Dalam modeling desain karakter dibuat sesuai dengan konsep dan desain awal masing-masing karakter. Teknik modeling yang digunakan untuk modeling ada bermacam- macam seperti manipulation object, modeling 3D object from 2D object, dan duplication object. Dalam pembuatan karakter Kiba dalam bentuk 3D adalah menggunakan teknik memanipulasi dari beberapa primitive object. Hasil dari modeling kiba pada Gambar 1.
1.3.2 Pembuatan Film Animasi 3D Proses produksi sebuah film animasi 3D umumnya melalui berbagai macam tahapan yang harus dilalui agar animasi 3D tersebut dapat maksimal dalam pengerjaannya, yaitu: 1. Pra Produksi Pada tahap ini segala kebutuhan yang di perlukan untuk proses produksi film animasi mulai disiapkan. Mulai dari memikirkan ide cerita sampai dengan membuat storyboard.[7] 2. Produksi Dalam tahap ini pembuatan film animasi dikerjakan, mulai dari pembuatan karakter dan objek lainnya, pemberian warna atau texturing, pemberian tulang pada karakter hingga tahap render.[7] 3. Pasca Produksi Disini dilakukan tahap editing dan compositing sebagai tahap akhir pembuatan film animasi . Editing dan composing dilakukan untuk menyaukan 2
Gambar 4. Skinning pada Serigala 2.2.5 Animating Setelah proses rigging dan skinning selesai, langkah selanjutnya adalah menganimasikan karakter. Pada tahap pembuatan animasi penulis menggunakan gerakan manual per-keyframe. Dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.
Gambar 1. Modeling Kiba 2.2.2 Texturing Pemberian material atau texturing dimaksudkan agar objek baik itu objek property maupun karakter terlihat seperti objek yang nyata. Seleksi objek yang akan diberi material, kemudian masuk menu rendering dan pilih jenis material yang mau di pasangkan pada karakter. 2.2.3 Layout and Background Setelah pemberian material semua asset ditata sesuai dengan storyboard yang sudah ada. Penataan letak asset di dalam satu file maya agar penganimasiannya lebih mudah dan juga saat rendering. Hasil penataan letak atau layout dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 5. gerakan berlari pada serigala
Gambar 6. Gerakan Berpedang Kiba Pada pergerakan looping seperti berlari penulis menggunakan dope sheet untuk menduplikasi keyframe yang telah dibuat agar pergerakan tiap bone sesuai alur gerakannya. Setelah itu mengunakan graph editor untuk memperhalus gerakan dan menyesuaikan timing gerakan sesuai dengan storyboard yang ada. Dapat dilihat pada Gambar 7 dan Gambar 8.
Gambar 2. Layout Hutan 2.2.4 Rigging Rigging adalah proses untuk membuat sebuah pengontrol kerangka untuk karakter yang dimaksudkan untuk animasi. Dalam melakukan proses rigging pada karakter, penulis menggunakan joint, inverse kinematics dan juga constraint. Setelah pembuatan kerangka serta inverse kinematics dilanjutkan dengan penyatuan objek dengan kerangka atau skinning. Dapat dilhat pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Gambar 7. Dope Sheet Karakter
Gambar 3. Inverse Kinematics Karakter
Gambar 8. Graph Editor Karakter 2.2.6 Lighting Setelah proses penganimasian selesai semua objek yang telah dianimasikan diletakkan pada layout yang telah 3
dibuat sebelumnya. Di-import satu persatu asset yang ada lalu diberi cahaya atau lighting agar semua objek yang ada terlihat jelas ketika di-render. Pada tahap ini penulis memberikan tiga jenis lighting seperti: directional lighting, spot lighting dan ambient lighting. 2.2.7 Rendering Setelah semua bagian pada proses produksi selesai, maka langkah selanjutnya adalah proses rendering. Proses rendering merupakan proses untuk menghasilkan sebuah output baik itu berupa gambar atau video. Namun pada rendering kali ini output yang dihasilkan berupa gambar 9.
2.3.3 Final Rendering Final Rendering merupakan proses mengubah file project menjadi file video yang siap untuk dijalankan pada pemutar video. File di-export ke dalam file extensi .avi dengan resolusi HDV/HDTV 720 25fps. Format avi memiliki kelebihan yaitu menghasilkan video dengan kualitas paling bagus diantara format video lain. 3. Penutup 3.1 Kesimpulan Pada produksi film animasi 3D untuk intro game “The Legend of Pajang Kingdom” ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Pada proses produksi dilakukan dengan 7 langkah. Yang pertama modeling, texturing, penentuan layout dan background, rigging karakter, pembuatan animasi, penentuan lighting, dan melakukan rendering dan pada proses pasca produksi dalam pembuatan animasi 3D ini dilakukan dengan pemenuhan 4 tahap yaitu dubbing, compositing, editing, dan final rendering. 2. Dalam pembuatan animasi 3D ini menerapkan prinsip animasi, diantaranya Anticipation, Staging, Timing, Appeal, Follow-Through and Overlaping Action, Straight and Ahead Action and Pose To Pose, Solid Drawing, Slow In – Slow Out, Arcs, Secondary Action. 3. Dalam pembahasan penelitian ini pengujian film animasi 3D oleh salah satu developer Rexaise Studio dengan 3 aspek yaitu aspek animasi, audio dan storytelling. Hasil yang didapat dari pengujian ini adalah aspek animasi dan aspek audio dinilai baik sedangkan aspek storytelling cukup dipahami.
Gambar 9. Rendering Pada Autodesk Maya 2.3 Pasca Produksi Pada tahap ini merupakan proses setelah tahap proses produksi sudah selesai. Tahap akhir dalam pembuatan sebuah film animasi 3D. 2.3.1 Dubbing Proses dubbing adalah proses perekaman suara agar film yang akan diproduksi memiliki suara, baik itu suara dari karakter maupun suara environment-nya. Pada proses ini dilakukan diruangan tertutup rapat agar noise pada rekaman lebih sedikit. 2.3.2 Compositing dan Editing Pada proses compositing akan dilakukan dengan menggunakan software Adobe After Effect. Pada proses ini beberapa bagian animasiii yang telah selesai dibuat dengan menggunakan Autodesk Maya 2014 dan juga proses perekaman suara dengan menggunakan Adobe Audition CS6 akan disatukan menjadi satu kesatuan bagian animasi yang utuh. Pada scene ini juga dilakukan pengecekan antara animasi yang sudah jadi dengan storyboard yang telah dibuat. Sebelumnya juga diberi effect pada After Effect. Hasil compositing dapat dilihat pada Gambar 10.
3.2 Saran Film animasi yang dibuat masih memiliki beberapa kekurangan, sehingga sebagai acuan untuk pengembangan berikutnya yang ingin membuat film animasi yang serupa terdapat beberapa saran sebagai berikut: 1. Untuk membuat film animasi yang baik dan efektif sebaiknya dikerjakan dalam bentuk team (kelompok). Sehingga dalam penggejaannya dapat dibagi oleh masing – masing anggota kelompok berdasarkan kemampuan dan keahliannya. 2. Terdapat beberapa transisi pada scene dalam animasi ini yang kurang menyatu antar scene lainnya. 3. Dalam pembuatan animasi dibutuhkan imajinasi dan kreativitas, management waktu, serta kerjasama team yang solid agar menghasilkan film animasi yang bagus. 4. Ada gerakan karakter dalam berlari yang masih kaku dan tidak pas, sehingga harus lebih memperdalam anatomi terhadap objek karakter.
Gambar 10. Compositing Scene Bertarung
4
Daftar Pustaka [1] Skripsi mahasiswa STMIK Amikom Yogyakarta. Bonar Muhzachri, Perancangan Film Kartun 3 Dimensi “Jejak Sang Saka” dengan Teknik Realistic Rendering Untuk Memberikan Efek Nyata Pada Animasi. [2] Febrianto S, Amir FS. Jurnal Dasi: Perancangan Karakter dan Animasi Berarung pada Film Animasi 3D “KHAMP”. 2012 [3] Wahyu AW. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Surabaya Vol. 4 No. 2 “Pembuatan Film Animasi 3D Pewayangan Punakawan”. 2015 [4] Suriman B. Zeembery. Membuat Animasi Kartu Ucapan dengan Flash 8. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2007 [5] Aditya. Trik Dahsyat Menjadi Animator 3D Andal. Yogyakarta: Penerbit ANDI. 2009 [6] Suyanto M & A Yuniawan. Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta: ANDI hal 67-73. 2006 [7] Djalle G. Zaharuddin. 3D Animation Movie Using 3D Studio Max. Bandung: Informatika Bandung. hal 77.2007 Biodata Penulis Tendy Triyudi Zein, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2016. Agus Purwanto, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2006. Memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2013. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
5